laporan revisi sidang baru

Upload: ghoe-wio

Post on 07-Jul-2018

254 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru

    1/60

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Hidrosefalus merupakan suatu kedaan di mana terdapat timbunan

    likor serebros-spinalis yang berlebihan dalam ventrikel-ventrikel yang

    disertai dengan kenaikan tekanan intrakranial. Hidrosefalus dapat timbul

    sebagai kelainan kongenital atau kelainan postnatal (Rukiyah & Yulianti,

    200!. Hidrosefalus adalah kelainan patologis otak yang mengakibatkan

     bertambahnya "airan serebrospinal dengan atau pernah dengan tekanan

    intra"ranial yang meninggi, sehingga terdapat pelebaran ventrikel (Hassan,

    #$%! dalam (aryunani & 'urhayati, 200#!.Hidrosefalus teradi akibat dari prodeksi likuar yang berlebihan,

     peningkatan resistensi aliran likuar, dan peningkatan tekanan sinus venosa.

    )ebagai konsekuensi dari tiga mekanisme tersebut adalah peningkatan

    tekakanan intra"ranial sebagai upaya mempertahankan keseimbangan

    sekresi dan absorsi. *roduksi likuor yang berlebihan akan menyebabkan

    tekanan intrakranial. +angguan aliran likuor merupakan aal dari

    kebanyakan kasus hidrosefalus ()atyanegara, 200!. )e"ara umum geala

    yang paling umum teradi pada pasien-pasien hidrosefalus dibaah usia 2

    tahun adalah pembesaran abnormal yang progresif dari ukuran kepala

    (Rukiyah & Yulianti, 200!.

    *rognosis hidrosefalus tergantung banyak faktor, tindakan upaya

     pen"egahan, faktor resiko, komplikasi, progresifilitas,penyakit dan

    tindakan pembedahan yang dikerakan (aryunani & 'urhayati, 200#!.

    *rognosis pada anak- anak dengan hidrosefalus yang telah ditangani

     bergantung terutama pada ke"epatan perkembangan hidrosefalus.*enanganan hidrosefalus se"ara pembedahan yang dilanutkan dengan

     penatalaksanaan bedah saraf dan medis memiliki angka keberhasilan hidup

    sekitar $0, dengan insiden mortalitas tertinggi teradi pada periode satu

    tahun pertama setelah penanganan. i antara anak-anak yang berhasil

    hidup, sekitar sepertiga diantaranya memiliki fungsi intelektual dan

    neurologi yang normal dan separuhnya mengalami disabilitas neurologik 

    (/ong, 200$!.

    1

  • 8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru

    2/60

    )alah satu penatalaksanaan pasien dengan hidrosefalus adalah

    dengan perasi pemasangan 1pintas (shunting! bertuuan untuk membuat

    aliran lokuor dengan kavitas drainase (seperti3 peritoneum, atrium kanan,

     pleura!. *ada anak-anak lokasi kavitas yang terpilih adalah rongga

     peritoneum. )elain shunting "ara terbaik untuk melakukan perforasi dasar 

    ventrikel 444 adalah dengan teknik bedah endoskopik (*utra, 202!.

    5erdasarkan data yang diperoleh pada laporan registrasi pasien di

    Ruang *erina 6tas R)7 8abupaten 9angerang pada tanggal 02 aret

    20:, pada periode dua bulan terakhir (;anuari 20:-

  • 8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru

    3/60

    >. ahasisa dapat melakukan evaluasi keperaatan pada 5y. < dengan

    hidrosefalus di Ruang *erina 6tas R)7 8abupaten 9angerang 9ahun

    20:.

    1.. Man!aat

    1..1. Bag" #lmu Pengetahuan

    *enulis berharap laporan ini dapat digunakan sebagai a"uan dalam

     perkembangan ilmu keperaatan pada kasus hidrosefalus terutama yang

    dialami pada bayi.

    1..2. Bag" Pr$!es" Ke%era&atan

    ?aporan ini diharapkan menadi suatu dasar pen"apaian asuhan

    keperaatan yang menyeluruh terhadap pemberian pelayanan pada kasus

    hidrosefalus baik di rumah sakit maupun fasilitas kesehatan lainnya.

    1..3. Bag" #nst"tus"'Lahan Praktek 

    ?aporan ini diharapkan dapat diadikan sebagai a"uan untuk tenaga

    kesehatan khususnya peraat di R)7 8abupaten 9angerang dalam

     pemberian asuhan keperaatan komprehensif pada bayi dengan

    hidrosefalus.

    1... Bag" #nst"tus" Pen("("kan

    ?aporan ini diharapkan dapat menadi a"uan laporan-laporan selanutnya

    untuk pengembangan lebih lanut asuhan keperaatan pada kasus bayi

    dengan hidrosefalus.

    5

  • 8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru

    4/60

    BAB 2

    T#N)AUAN TE*R#T#+

    2.1. De!"n"s" H"(r$se!alus

    Hidrosefalus merupakan suatu keadaan dimana terdapat timbunan

    "airan serebrospinalis yang berlebihan dalam ventrikel-ventrikel yang

    disertai dengan kenaikan tekanan intra"ranial ()arono,##2! dalam

    (aryunani & 'urhayati, 200#!. Hidrosefalus merupakan keadaan yang

    disebabkan gangguan keseimbangan antara produksi dan absorpsi "airan

    serebrospinal dalam sistem ventrikel otak. ;ika produksi @)) lebih besar 

    daripada absorpsi, @)) akan terakumulasi dalam sistem ventrikel, dan

     biasanya peningkatan tekanan akan menghasilkan dilatasi asi ventrikel

    (/ong, 200$!.Hidrosefalus adalah kelainan patologis otak yang mengakibatkan

     bertambahnya "airan serebrospinal dengan atau pernah dengan tekanan

    intra"ranial yang meninggi, sehingga terdapat pelebaran ventrikel.

    *elebaran ventrikuler ini akibat ketidakseimbangan antara produksi dan

    absorsi "airan serebrospinal. Hidrosefalus selalu bersifat sekunder, sebagai

    akibat penyakit atau kerusakan otak. 6danya kelainan-kelainan tersebut

    menyebabkan kepala menadi besar serta teradi pelebaran sutura-sutura

    dan ubun-ubun (*utra, 202!.

    2.2. Klas"!"kas" H"(r$se!alus

    6da beberapa istilah dalam klasifikasi hidrosefalus maupun

    sebutan diagnosis kasus yaituA

    . Hidrosefalus internaA menunukkan adanya dilatasi ventrikel.

    2. Hidrosefalus eksternalA "enderung menunukkan adanya pelebaran

    rongga subara"hnoid di atas permukaan korteks.

    %. Hidrosefalus komunikans adalah keadaan hidrosefalus dimana ada

    hubungan antara sistem ventrikel dengan rongga subara"hnoid otak 

    dan spinal.

    =. Hidrosefalus nonkomunikans bila ada blok di dalam sistem ventrikel

    atau salurannya ke rongga subara"hnoid ()atyanegara, 200!.

    2.3. Et"$l$g"

    7

  • 8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru

    5/60

    Hidrosefalus teradi apabila terdapat penyumbatan aliran "airan

    serebrospinal pada salah satu tempat antara tempat pembentukan "airan

    serebrospinal dalam system ventrikel dan tempat absorsi dalam ruang

    subaraknoid. *ada bayi penyebab penyumbatan aliran "airan serebrospinal

    yang sering teradi adalahA

    ! 8elainan kongenitalA adanya stenosis akuaduktus sylvii (merupaka

     penyebab terbanyak pada hedrosefalus bayi!, spina bifida dan "ranium

     bivida, sindrom dandy alker, kista araknoid dan anomaly pembuluh

    darah.

    2! 4nfeksiA timbul pada pas"a meningiitis, 9R@H.

    %! 'eoplasmaA hidrosefalus teradi karena obstruksi mekanis yang dapat

    teradi pada setiap aliran "airan serebrospinal, antara lain tumor 

    ventrikel 444, tumor fossa posterior, limfoma dan lain-lain.

    =! *erdarahanA perdarahan sebelum dan sesudah lahir dalam otak dapat

    menyebabkan fibrosis yang akan menimbulkan penyumbatan

    (aryunani & 'urhayati, 200#!.

    2.. Pat$!"s"$l$g"

    ua mekanisme pembentukan @)) adalah sekresi oleh pleksus

    koroid dan rabas menyerupai "airan limfatik yang berasal dari "airan

    ekstraselular otak. @airan serebrospinal bersirkulasi melalui seluruh sistem

    ventrikel, kemudian diabsorpsi dalam rongga subaraknoid dengan

    mekanisme yang tidak sepenuhnya dipahami. iagnosis pranatal elas

    memberikan dampak terhadap prevalensi kelahiran hidrosefalus pada saatini. 8emauan teknologi dalam pemeriksaan R4 dan @9 )"an telah

    menghasilkan informasi yang sangat berharga tentang patofisiologi

     berbagi penyakit. Hidrosefalus disebabkan oleh berbagai keadaan3

    hidrosefalus dapat merupakan penyakit kongenital (gangguan

     perkembangan anin dalam uterus atau infeksi intrauteri!, atau didapat

    (neoplasma, perdarahan, atau infeksi! (/ong, 200$!.

    Hidrosefalus merupakan geala kelainan otak mendasar yang dapat

    mengakibatkan gangguan absorsi @)) dalam ruang subaraknoid (masih

    9

  • 8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru

    6/60

    ada hubungan antar ventrikel3 hidrosefalus komunikans!, atau obstruksi

    aliran @)) dalam ventrikulus (tidak ada hubungan antar ventrikel3

    hidrosefalus nonkomunikans!. )etiap gangguan keseimbangan antara

     produksi dan absorsi @)) menyebabkan peningkatan akumulasi @))

    dalam ventrikel yang kemudian mengalami dilatasi dan menekan substansi

    otak ke tulang kranial, peristia ini akan menimbulkan pembesaran

    tengkorak selain dilatasi ventrikel (/ong, 200$!.

    11

  • 8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru

    7/60

    2.,. Path&a-

    13

    Hydrocephalus8elainan 8ongenital

    Nyeri

    akut

    Penuruna

    n

    SakitKesadaran

    Saraf pusat

    Kebutuhan

    nutrisi kurang

     

    BB menurun

    Mual

    Resik 

    o

    ceder

    Kejang

    Perfusi

     jaringan tidak 

    liran

    !em"uluh darah

    Hipotalamus semakinKoping keluargatidak efektif 

    !enurunana kesadaran#tak semakin

    Desist perawatan

    Kerusakan fungsi

    kognitif dansikomotor

    Hipertermi

    $espon

    in%amsi

    Resiko

    danya port de

    entry dan "enda

    asing masuk

     &erpasang

    shunt

    Gangguan

    persepsi

    'isfungsi

    persepsi (isuals asial

    !apiledema

    'epresi saraf

    kardio(askulardan pernafasan

    Kompresi

    "atang otak

    !enekanan

    saraf optikus

    Herniasi falksere"ri

    !eningkatan

     &)K 

    Kerusaka

    n

    mobilitas

    Gangguan

    integritaskulit

    !enekanan

    total

    Kesulitan "ergerak

    !em"esaran

    kepala &indakan

    em"edahan

    Hydrocephalus*eningkatan umlah "airan

    serebrospinal

    #"struksi*penyerapan +,S#"struksi salah satutempat pem"entukan

  • 8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru

    8/60

    2.. Man"!estas" Kl"n"s

    9anda aal dan geala hidrosefalus tergantung pada aitan dan

    deraat ketidakseimbangan kapasitas produksi dan resorbsi @)). +eal-geala yang menonol merupakan refleksi adanya hipertensi intrakranial

    (*utra, 202!. anifestasi klinis dari hidrosefalus dikelompokkan menadiA

    a. asa bayi, tahap aal

    . *ertumbuhan kepala "epat dan abnormal

    2. . 9anda a"een (bunyi perkusiA seperti pot retak!

    :. *enipisan tulang tengkorak (/ong, 200$!.

     b. asa bayi, tahap lanut

    . *embesaran frontal, atau penonolan dahi

    2. ata yang masuk ke dalam

    %. 9anda )etting sun B sklera terlihat di atas iris

    =. Refleks pupil lamban, respons terhadap "ahaya tidak sama (/ong,

    200$!.

    ". asa bayi, umum

    . 4ritabilitas (reel!

    2. ?etargi

    %. 5ayi menangis ketika digendong atau ditimang dan diam ketika

    dibiarkan berbaring tenang

    =. Refleks infantil aal mungkin masih ada

    >. Respons yang normalnya teradi tidak mun"ul

    :. apat memperlihatkanAa. *erubahan tingkat kesadaran

     b. pistotonos (sering berlebihan!

    ". )pastisitas ekstremitas baah

    d. untah

    C. 8asus lanutA

    a. 8esulitan menghisap dan minum susu

     b. 9angisan yang melengking, singkat dan bernada tinggi

    ". +angguan kardiopulmonal (/ong, 200$!

    d. asa kanak-kanak 

    15

  • 8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru

    9/60

    . )akit kepala pada saat bangun tidur, perbaikan teradi setelah

    muntah atau dalam posisi tegak 

    2. *apiledema

    %. )trabismus

    =. 9anda-tanda traktus ekstrapiramidal (mis, ataksia!

    >. 4ritabilitas (reel!

    :. ?etargi

    C. 6patis

    $. 8onfusi (bingung!

    #. 4nkoherensi

    0. untah (/ong, 200$!.

    2./. K$m%l"kas"

    8omplikasi terbesar pada D* shunt  adalah infeksi dan malfungsi.

    alfungsi lebih sering disebabkan oleh obstruksi mekanik atau

     perpindahan di dalam ventrikel dari bahan-bahan khusus atau uung distal

    dari thrombosis sebagai akibat dari pertumbuhan. 6nak dengan obstruksi

    shunt sering menunukkan kegaatan dengan manifestasi klinik 

     peningkatan 948 yang lebih sering disertai dengan status neurologis yang

     buruk (uttaEin, 200$!. 8omplikasi dari Shunt   adalah bstruksi  shunt,

    infeksi, dan drainase yang berlebih (*ople, 2002!.

    2.0. Pemer"ksaan Penunjang

    iagnosis dapat dilakukan dengan beberapa "ara berikutA

    ! *emeriksaan fisik, meliputi dua hal. *ertama, pengukuran lingkar 

    kepala se"ara berkala. *engukuran ini penting untuk melihat

     pembesaran kapala yang progresif atau lebih dari normal. 8edua

    adalah dengan transimulasi.2! *emeriksaan darah, dalam hal ini tidak ada pemeriksaan darah khusus

    untuk hidrosefalus.

    %! *emeriksaan "airan serebrospinal. 6nalisis "airan serebrospinal pada

    hidrosefalus akibat perdarahan atau meningitis untuk mengetahui kadar 

     protein dan menyingkirkan kemungkinan ada infeksi sisa.

    =! *emeriksaan radiologi meiputi tiga hal. *ertama F-foto kepala3 tampak 

    "ranium yang membesar atau sutura yang melebar. 8edua, 7)+

    kepala3 dilakukan bila ubun-ubun besar belum menutup. 8etiga, @9-

    17

  • 8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru

    10/60

    )"an kepala3 bertuuan untuk mengetahui adanya pelebaran ventrikel

    sekaligus mengevaluasi struktur-struktur intraserepral lainya.

    iagnosis banding uga perlu ditegakkan dalam pemeriksaan

    hidrosefalus. *emebesaran kepala dapat teradi pada hidrosefalus,

    makrosefalik, tumor otak, abses otak, granuoma intra"ranial, dan

     bematoma subdural perinatal hidranensefali (*utra, 202!.

    2.. Penatalaksanaan Me("s

    6dapun penatalaksanaan bayi yang mengalami hidrosefalus

    sebagai berikutA

    ! *eraatan bayi umum ditambah pen"egahan dekubitus karena bayi

    akan lebih banyak teentang.

    2! *emberian diamok (aseta Golami! untuk mengurangi "airan

    serebrospinal >0-C0 mgkg55hari.

    %! *emasangan pirau ventrikulo peritoneal.

    =! *enyuluhan pada orang tua tentang kesiapan menghadapi kenyataan

    dan pen"egahan komplikasi dekubitus (Rukiyah & Yulianti, 200!.

    )edangkan tiga prinsip dalam pengobatan hidrosefalus dengan

    kedokteran, yaitu3

    1. engurangi produksi @)) dengan merusak sebagian pleksusu

    koroidalis, dengan tindakan reseksi (pembedahan! atau koagulasi,

    akan tetapi hasilnya tidak memuaskan.

    2. empengaruhi hubungan antara tempat produksi @)) dengan tempat

    absorpsi yakni menghubungkan ventrikel dengan ruang subara"hnoid.

    isalnya, ventrikulosisternostomi pada stenosis akuaduktus silvius.

    *ada anak hasilnya kurang memuaskan, karena sudah ada insufisiensi

    fungsi absorpsi.

    3. *engeluaran likuar (@))! ke dalam organ ekstrakranial (Rukiyah &

    Yulianti, 200!.

    *enanganan hidrosefalus uga dapat dibagi menaadiA

    a. *enanganan sementara

    ! 9erapi konservatif medikamentosa3 dituukan untuk membatasi

    evolusi hidrosefalus melalui upaya mengurangi sekresi "airan dan

     pleksus "horoid (asetaGolamid 00 mgkg55hari3 furosemid ,2

    mgkg55hari! atau upaya meningkatkan resorpsinya (isorbid!.

    19

  • 8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru

    11/60

    9erapi di atas hanya bersifat sementara sebelum dilakukan terapi

    defenitif diterapkan atau bila ada harapan kemungkianan pulihnya

    gangguan hemodinamik tersebut3 sebaliknya terapi ini tidak efektif 

    untuk pengobatan angka panang mengingat adanya resiko

    teradinya gangguan metabolik (Rukiyah & Yulianti, 200!

    2! rainase liEouor eksternal3 dilakukan dengan memasang kateter 

    ventrikuler yang kemudian dihubungkan dengan suatu kantong

    drain eksternal. 8eadaan ini dilakukan untuk penederita yang

     berpotensi menadi hidrosefalus (hidrosefalus transisi! atau yang

    sedang mengalami infeksi. 8eterbatasan tindakan ini adalah

    adanya an"aman kontaminasi liEour dan penderita harus selalu

    dipantau se"ara ketat. @ara lain yang mirip dengan metode ini

    adalah puksi ventrikel yang dilakukan berulang kali untuk 

    mengatasi pembesaran ventrikel yang teradi (Rukiyah & Yulianti,

    200!. 

     b. *enanganan 6lternatif 

    9indakan alternatif selain operasi pintas (shunting! diterapkan

    khususnya bagi kasus-kasus yang mengalami sumbatan di dalam

    sistem ventrikel termasuk uga saluran keluar ventrikel 4D (misal3

    stenosis akuaduktus, tumor fossa posterior, kista arakhnoid!. alam hal

    ini maka tindakan terapeutik sema"am ini perlu dipertimbangkan

    terlebih dahulu, alaupun kadang lebih rumit daripada memasang

    shunt, mengingat restorasi aliran liEour menuu keadaan atau

    mendeteksi normal selalu lebih baik daripada suatu drainase yang

    artifisial. *enanganan yang dapat dilakukan antara lainA! 9erapi etiologik3 *enanganan terhadap etiologi hidrosefalus

    merupakan strategi terbaik3 seperti antara lain pengomtrolan kasus

    yang mengalami intoksikasi vitamin ), reseksi radikal lesi massa

    yang mengganggu aliran liEour, pembersihan sisa darah dalam

    liEour atau perbaikan suatu malformasi. *ada beberapa kasus

    diharuskan untuk melakukan terapi sementara terlebih dahulu

    sebelum diketahui se"ara pasti lesi penyebab atau masih

    -1

  • 8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru

    12/60

    memerlukan tindakan operasi shunting karena kasusu yang

    mempunyai etiologi multifa"tor atau mengalami gangguan aliran

    liEour sekunder (Rukiyah & Yulianti, 200!.

    2! *enetrasi membrane3 *enetrasi dasar ventrikel 444 merupakan suatu

    tindakan membuat alan alternatif melalui rongga subara"hnoid bagi

    kasus-kasus stenosis akuaduktus atau gangguan aliran pada fossa

     posterior (termasuk tumor fossa posterio!. )elain memulihkan

    fungsi sirkulasi liEour se"ara pseudofisiologi, ventrikulostomi 444

    dapat meb"iptakan tekanan hidrostatik yang uniform pada seluruh

    sistem saraf pusat sehingga men"egah teradinya perbedaan tekanan

     pada struktur-struktur garis tengah yang rentan (Rukiyah &

    Yulianti, 200!.

    ". perasi pemasangan 1pintas (shunting!

    )ebagian besar pasien hidrosefalus memerlukan tindakan

    operasi pintas (hunting! bertuuan membuat saluran baru aliran likuor 

    (ventrikel atau lumbar! dengan kavitas drainase (seperti3 peritoneum,

    atrium kanan, pleura!. *ada anak-anak lokasi kavitas yang terpilih

    adalah rongga peritoneum, mengingat mampu menampung kateter 

    yang "ukup panang sehingga dapat menyesuaikan pertumbuhan anak 

    serta resiko teradinya infeksi relatif lebih ke"il dibanding rongga

     antung. 5iasanya "airan ?@) didrainasi dari ventrikel, namun

    terkadang pada hidrosefalus komunikans ada yang didrain ke rongga

    subara"hnoid lumbar (Rukiyah & Yulianti, 200!.

    2.1. Asuhan Ke%era&atan2.1.1. Anamnesa

    6namesis pada hidrosefalus meliputi keluhan utama, riayat penyakit

    sekarang, riayat penyakit dahulu, riayat perkembangan dan riayat

     psikososial.

    . 4dentitas klien meliputi nama, umur (kebanyakan teradi pada bayi dan

    neonates!, enis kelamin, pendidikan, alamat pekeraan, agama, suku

     bangsa, tanggal dan am masuk rumah sakit, nomor register, asuransi

    kesehatan diagnose medis.

    -3

  • 8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru

    13/60

    2. 8eluhan utama yang sering menadi alasan klien untuk meminta

     pertolongan kesehatan tergantung dari seberapa auh dampak 

    hidrosefalus pada peningkatan tekanan intrakrania meliputi muntah,

    gelisah, nyeri kepala, lelah, apatis, penglihatan ganda, perubahan pupil,

    dan kontriksi penglihatan perifer.

    %. Riayat penyakit saat ini, pengkaian yang didapat meliputi keluhan

    anaknya mengalami pembesaran kepala, tingkat kesadaran menurun,

    keang, muntah, sakit kepala, aah tampak ke"il se"ara

    disproporsional, anak menadi lemah, kelemahan fisik umum,

    akumulasi se"ret pada saluran pernafasan. 6danya penurunan atau

     perubahan pada tingkat kesadaran.=. Riayat pengkaian dahulu, pengkaian yang peru ditanyakan meliputi

    adanya riayat hidrosefaus sebelumnya, adanya neoplasma otak,

    kalainan baaan pada otak dan riayat infeksi.

    >. Riayat perkembangan, kelahiran premature, lahir dengan

     pertolongan, pada aktu lahir menangis ken"ang atau tidak. Riayat

     penyakit keluarga kai anggota keluarga generasi terdahulu yang

    menderita stenosis aEuaduktus yang berhubungan dengan penyakit

    keluargaketurunan yang terpaut seks.:. *engkaian psikososial, pengkaian mekanisme koping yang digunakan

    klien dan keluarga (orang tua! untuk menilai respon terhadap penyakit

    yang dideritan dan perubahan peran dalam keluarga dan masyarakat.

    6pakah ada dampak yang timbul pada klien dan orang tua, yaitu

    timbul ketakutan akan ke"a"atan, "emas, ketidakmampuan untuk 

    melakukan aktivitas se"ara optimal (uttaEin, 200$!

    2.1.2. Pemer"ksaan "s"k ! 8eadaan 7mum, pada keadaan hidrosefalus umumnya mengaami

     penurunanan kesadaran (+@) I>! dan teradi perubahan pada tanda-

    tanda vital.

    2! 5 (5reathing!, ispeksi apakah didapatkan klien batuk, peningkatan

     produksi sputum, sesak nafas, penggunaan otot bantu nafas, dan

     peningkatan frekuensi pernafasan. 9erdapar retraksi klavikuladada,

     pengembangan paru tidak simetris. Jkspansi dada dinilai penuh dan

    kesimetrisannya.

    -5

  • 8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru

    14/60

    %! 52 (5lood!, nadi bradikardi merupakan tanda adanya perubahan

     perfusi aringan otak, kulit pu"at. Hipotensi merupakan tanda aal

    teradinya perfusi aringan dan tanda-tanda syok.

    =! 5% (5rain!, se"ara umum kepala akan terlihat lebih besar, mengukur 

    lingkar kepala bergantian dengan lingkar dada, ubun-ubun besar 

    melebar, teraba tegang dan menonol. ahi tampak melebar dengan

    kulit kepala yang menipis, pelebaran vena kulit kepala, sutura belum

    menutup dan melebar. idapatkan cracked pot sign bunyi seperti pot

    kembang retak saat diperkusi. 5ola mata terdorong kebaah, sklera

    tampak diatas iris. engkai timgkat kesadaran, pemeriksaan fungsi

    serebri.>! 5= (5ladder!, kai keadaan urine meliputi arna, umlah, dan

    karakteristik urine. *enurunan umlah urine dan peningkatan retensi

    "aira teradi karena menurunya perfusi pada ginal. 8lien mengalami

    inkontinensia urine, ketidakmampuan mengkomunikasikan

    kebutuhan, dan ketidakmampuan untuk menggunakan system

     perkemihan karena kerusakan kontrol motorik dan postural. 8ontrol

    sfingter urinarius eksternal hilang atau berkurang.

    :! 5> (5oel!, kelainan kesulitan menean, nafsu makan menurun, mual

    muntah pada fase akut. 9eradi konstipasi akibat penurunan peristaltik 

    usus, kontinensia alvi yang beranut kerusakan neurologis luas.

    C! 5: (5one!, kelemahan fisik umum, arna kulit kebiruan

    menunukkan sianosis (uung kuku, ekstremitas, telinga, hidung, bibir,

    membrane mukosa! (uttaEin, 200$!.

    2.1.3. D"agn$sa Ke%era&atan

    . Resiko tinggi peningkatan tekanan intrakranial yang berhubungan

    dengan peningkatan umlah "airan serebrospinal.

    2. 5ersihan alan nafas tidak efektif yang berhubungan dengan

     penumpukan sputum, peningkatan sekresi se"ret dan penurunan batuk 

    sekunder akibat nyeri dan keletihan, adanya alan nafas buatan pada

    trakea, ketidakmampuan batukbatuk efektif.

    %.  'yeri yang berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial,

    terpasanganya shunt .

    -7

  • 8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru

    15/60

    =. +angguan nutrisiA kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan

    dengan perubahan kemampuan men"erna makanan, peningkatan

    kebutuhan metabolism.

    >. Resiko tinggi "edera yang berhubungan dengan keang.:. Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan penurunan

    kesadaran, kelemahan fisik umum, pembesaran kepala.

    C. 6nsietas keluarga yang berhubungan dengan keadaan kritis pada klien.

    $. 8urang pengetahuan yang berhubungan dengan misinterpretasi

    informasi, tidak mengenal sumber-sumber informasi, ketegangan

    akibat krisis situasional.

    #. Resiko gangguan integritas kulit sehubungan dengan mobilitas, tidak 

    adekuatnya sirkulasi perifer.

    0. Resiko defisit "airan dan elektrolit berhubungan dengan muntah,

    asupan "airan kurang, peningkatan metabolism.

    . Resiko tinggi infeksi yang berhubungan dengan post d antree organism

    sekunder akibat trauma (uttaEin, 200$!.

    -9

  • 8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru

    16/60

    2.1.. #nter4ens" Ke%era&atan

    2..> Resiko tinggi peningkatan tekanan intrakranial yang berhubungan

    dengan peningkatan umlah "airan serebrospinal.

    Tujuan'Kr"ter"a Has"lA

    )etelah dilakukan tindakan keperaatan % K 2= am tidak teradi

     peningkatan 948 pada klien.

    8riteria HasilA 8lien tidak gelisah, tidak mengeluh nyeri kepala, mual-

    mual dan muntah, +@)A =,>,:, tidak terdapat palpidema, 99D dalam

     batas normal.

    Ta5el 2.1

    #nter4ens" Ras"$nal. 8ai faktor penyebab dari situasikeadaan

    individupenyebab komapenurunan perfusi

     aringan dan kemungkinan penyebab

     peningkatan 948.

    2. onitol tanda-tanda vital tiap = am.

    %. Jvaluasi pupil.

    =. onitor temperature dan pengaturan suhu

    lingkungan

    >. *ertahankan kepalaleher pada posisi yang

    netral, usahakan dengan sedikit bantal, hindari

     penggunaan bantal yang tinggi.

    :. 5erikan periode istirahat antara tindakan

     peraatan dan batasi lamanya prosedur.

    C. 8urangi rangsangan ekstra dan berikan rasa

    . eteksi dini untuk memprioritaskan

    intervensi, mengkai status neurologis

    tanda-tanda kegagalan untuk 

    menentukan peraatan kegaatan atau

    tindakan pembedahan.

    2. engan peningkatan tekanan darah

    diastolik maka dibarengi dengan

     peningkatan tekanan darah intrakranial.%. Reaksi pupil merupakan tanda dari

    gangguan nervus ika batang otak 

    terkoyak. 8eseimbangan saraf simpatis

    dan parasimpatis merupakan respon

    reflek saraf kranial.

    =. *anas merupakan reflek dari

    hipotalamus. *eningkatan kebutuhan

    metabolism dan 2 akan menunang

     peningkatan 948.

    >. *erubahan kepala pada satu sisi dapat

    menimbulkan penekanan pada vena

     ugularis dan menghambat aliran darah

    otak.

    :. 9indakan yang terus menerus dapat

    meningkatkan 948 oleh efek  

    31

  • 8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru

    17/60

    nyaman seperti masase punggung, lingkungan

    yang tenang, sentuhan yang ramah.

    $. Degahhindarkan teradinya valsava maneuver.

    #. 5antu klien ika batukmuntah.

    0. 8ai peningkatan istirahat dan tingkah laku

     pada pagi hari.

    . *alpasi pada pembesaran kandung kemih,

     pertahankan drainase urine dan monitor 

    terdapatnya konstipasi.

    2. 5erikan penelasan pada klien dan orang tua

    tentang sebab akibat 948 meningkat.

    %. bservasi tingkat kesadaran dengan +@).

    =. 8olaborasi pemberian o2 sesuai indikasi.>. 5erikan "airan intravena sesuai dengan yang

    diindikasikan.

    :. 5erikan obat direutik osmoti" "ontohnya

    manitol furos"ide.

    C. 5erikan steroid "ontohnya deksamentason,

    metal predniksolon.

    $. onitor hasil laboratorium sesuai dengan

    indikasi seperti prothorombin ?J.

    rangsangan kumulatif.

    C. emberikan suasanan yang tenang

    dapat mengurangi respon psikologis dan

    memberikan istirahat untuk  

    memperthankan 948.

    $. engurangi tekanan intrathorakal dan

    intraabdominal sehingga menghindari

     peningkatan 948.

    #. 6ktivitas ini dapat meningkatkan

    intrathorakal dan intraabdominal

    dimana dapat meningkatkan tekanan

    948.

    0. 9ingkah nonverbal ini dapat merupakanindikasi peningkatan 948.

    . apat meningkatkan respons otomatis

    yang potensial menaikkan 948.

    2. eningkatkan kera sama dalam

    meningkatkan peraatan klien dan

    mengurangi ke"emasan.

    %. *erubahan kesadaran menunukkan

     peningkatan 948.

    =. engurangi hipoksemia.

    >. *emberian "airan untuk mengurangi

    edema serebri, peningkatan minimum

     pada pembuluh darah dan 948.

    :. igunakan pada fase akut untuk 

    mengalirkan air dari kerusakan sel dan

    mengurangi edema serebri dan 948.

    C. 7ntuk menurunkan inflamasi dan

    mengurangi edema aringan.

    $. emberikan informasi tentang

    efektivitas pemberian obat (uttaEin,

    200$!.

    33

  • 8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru

    18/60

    %..> 5ersihan alan nafas tidak efektif yang berhubungan dengan

     penumpukan sputum, peningkatan sekresi se"ret dan penurunan batuk 

    sekunder akibat nyeri dan keletihan, adanya alan nafas buatan pada

    trakea, ketidakmampuan batukbatuk efektif.

    TujuanA alam aktu 2K2= am terdapat perilaku peningkatan keefektifan

     alan nafas.

    Kr"ter"a has"lA bunyi nafas terdengar bersih, ronkhi tidak terdengar,

    tra"heal tube bebas sumbatan, mununukkan batuk yang efektif, tidak ada

    lagi penumpukan se"ret di saluran pernafasan.

    Ta5el 2.2

    #nter4ens" Ras"$nal. 8ai keadaan alan nafas.

    2. Jvaluasi pergerakan dada dan auskultasi suara

    napas pada kedua paru.

    %. ?akukan penghisapan lender ika diperlukan.

    =. 6nurkan klien menggunakan teknik batuk 

    selama penghisapan seperti aktu bernafas

     panang.

    >. 6tur posisi se"ara teratur (tiap 2 am.

    :. 5erikan minuman hangat ika keadaan

    memungkinkan.

    C. ;elaskan kepada klien tentang kegunaan batuk 

    efektif dan kenapa terdapat penumpukan se"ret.

    $. 6arkan klien yang kooperatif tentang metode

    yang tepat untuk pengontrolan batuk.

    #. 'apas dalam dan perlahan saat duduk setegak 

    mungkin.

    0. ?akukan pernafasan diafragma.

    . 9ahan nafas selama %-> detik.

    2. ?akukan nafas ke dua, tahan dan batukkan dari

    dada dengan melakukan 2 batuk pendek dan

    . bstruksi mungkin disebabkan oleh

    akumulasi se"ret, sisa "airan mu"us,

     perdarahan, bron"ospasme.

    2. *enrgerakan dada yang simetris dengan

    suara nafas yang keluar dari paru-paru

    menandakan alan nafas tidak 

    terganggu.

    %. *engisapan lender tidak selama

    dilakukan terus-menerus dan durasinya

     pun dapat dikurangi untuk men"egah

     bahaya hipoksia.

    =. 5atuk yang efektif dapat mengeluarkan

    se"ret dari saluran nafas.

    >. engatur pengeluaran se"ret dan

    ventilasi segmen paru-paru, mengurangi

    resiko atekektasis.

    :. embantu pen"ernaan sekret,mempermudah pengeluaran sekret.

    C. *engeluaran yang diharapkan akan

    membantu mengembangkan kepatuhan

    klien terhadap ren"ana terapeutik.

    $. 5atuk yang tidak terkontrol adalah

    melelahkan dan tidak efektif.

    #. emungkinkan ekspansi paru lebih

    luas.

    0. enurunkan frekuensi nafas dan

    35

  • 8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru

    19/60

    kuat.

    %. 6uskultasi paru sebelum dan sesudah klien

     batuk.

    =. 6arkan klien tindakan untuk menurunkan

    viskositas sekresi.

    >. 5erikan peraatan mulut yang baik setelah

     batuk.

    :. 8olaborasi dengan doketr, radiologi,

    fisioterapiA pemberian okspektoran, antibioti",

    dada, foto thoraks.

    C. ?akukan fisioterapi dada sesuai indikasi seperti

     pas"aural drainase, penepukan.

    meningkatkan sekresi se"ret.

    . eningkatkan volume udara dalam paru

    mempermudah pengeluaran sekresi

    se"ret.

    2. *engkaian ini membantu mengevaluasi

    keefektifan upaya batuk klien.

    %. )ekresi kental dapat menyebabkan

    sumbatan mukus.

    =. 7ntuk menghindari pengentalan sekret

    atau mosa pada saluran nafas bagian

    atas.

    >. Hygiene mulut yang baik  

    mengakibatkan rasa keseahteraan dan

    men"egah bau mulut.

    :. 7ntuk memudahkan mengeluarkan

    lender.

    C. engatur ventilasi segmen paru-paru

    dan pengeluaran se"ret (uttaEin,

    200$!.

    =..> 'yeri yang berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial,

    terpasanganya shunt .

    TujuanA setelah dilakukan asuhan keperaatan diharapkan nyeri dapat

     berkuranghilang.

    Kr"ter"a has"lA

    - elaporkan nyeri dapat berkurang atau terkontrol.

    - engikuti program farmakologi yang diresepkan.

    - endemonstrasikan penggunaan keterampilan relakasasi atau

     pengalihan.

    Ta5el 2.3

    #nter4ens" Ras"$nal. @atat usia klien, tingkat perkembbangan dan

    usia saat ini.

    2. ?akukan pengkaian nyeri lokasi, karakteristik,

    aitan, durasi, frekuensi, kualitas, dan

    intensitas.

    . empengaruhi kemampuan untuk 

    melaporkan parameter nyeri.

    2. engidentifikasi faktor pen"etus.

    %.  'yeri yang mengikuti "edera, trauma,

    37

  • 8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru

    20/60

    %. @atat kemungkinan penyebab nyeri

     patofisiologis dan psikologis.

    =. @atat lokasi prosedur pembedahan.

    >. *antau tanda-tanda vital selama periode nyeri.:. 5eri manaemen nyeri nonfarmakologis

    (masase, perubahan posisi, kompres, relaksasi

    nafas, visualisasi, imainasi terbimbing!.

    C. 8olaborasi pemberian analgesik 

    atau prosedur seperti pembedahan.

    =. 6danya komplikasi yang diketahui

    dapat membuat nyeri lebih berat.

    >. 99v biasanya berubah pada saat nyeri.

    :. 6ktivitas pengalihan atau distraksi.

    C. ;enis obat yang diberikan bergantung

     pada enis dan keparahan nyeri.

    >..> +angguan nutrisiA kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan

    dengan perubahan kemampuan men"erna makanan, peningkatan

    kebutuhan metabolisme.

    TujuanA dalam aktu 2K2= am kebutuhan nutrisi klien terpenuhi dalam

    aktu CK2= am.

    Kr"ter"a has"lA turgor baik, asupan dapat masuk sesuai kebutuhan,

    terdapat kemampuan menelan, sonde dilepas, 55 meningkat kg, hb dan

    albumin dalam batas normal.

    Ta5el 2.

    #nter4ens" Ras"$nal. bservasi tekstur, turgor kulit.

    2. ?akukan oral hygiene.

    %. bservasi asupan keluaran.

    =. bservasi posisi dan keberhasilan sonde.

    >. 9entukan kemampuan klien dalam mengunyah,

    menenlan, dan reflek batuk.

    :. ?etakkan posisi kepala lebih tinggi pada saat

    selama dan sesudah makan.

    C. )timulasi bibir untuk menutup dan membuka

    mulut se"ara manual dengan menekan ringan di

    atas bibirdi baah dagu ika dibutuhkan.

    $. ?etakkan makanan pada daerah mulut yang

    tidak terganggu.

    #. 5erikan makanan dengan perlahan pada

    lingkungan yang terang.

    0. ulailah untuk memberikan makanan peroral

    setengah "air, makan lunak ketika klien dapat

    . engetahui status nutrisi klien.

    2. 8ebersihan mulut merangsang nafsu

    makan.

    %. engetahui keseimbangan nutrisi klien.

    =. 4ntuk menghindari resiko infeksi.

    >. 7ntuk menetapkan enis makanan yang

    akan diberikan pada klien.

    :. 6gar klien lebih mudah menelan karena

    gaya gravitasi.C. embantu dalam melatih kembali

    sensorik dan meningkatkna nkontrol

    mus"ular.

    $. emberikan stimuasi sensorik yang

    dapat men"etuskan usaha untuk 

    menelan dan meningkatkan masukan.

    #. 8lien dapat berkonsentrasi pada

    mekanisme makan tanpa adanya

    39

  • 8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru

    21/60

    menelan air.

    . 6nurkan klien menggunakan sedotan untuk 

    meminum "airan.

    2. 6nurkan klien untuk berpartisipasi dalam

     program latihan.

    %. 8olaborasi dengan tim dokter untuk 

    memberikan "airan mealui 4D atau makanan

    melalui selang.

    distraksi gangguan dari luar.

    0. udah untuk mengendalikannya di

    dalam mulut, menurunkan teradinya

    aspirasi.

    . enguatkan otot fasial dan otot

    menelan serta menurunkan resiko

    tersedak.

    2. apat meningkatkan pelepasan

    endorphin dalam otak yang

    meningkatkan nafsu makan.

    %. ungkin diperlukan untuk memberikan

    "airan pengganti (uttaEin, 200$!.

    :..> Resiko tinggi "edera yang berhubungan dengan keang, perubahan

    status mental dan penurunan tingkat kesadaran.

    TujuanA dalam aktu %K2= am peraatan klien bebas dari "edera yang

    disebabkan oleh keang dan penurunan kesadaran.

    Kr"ter"a has"lA klien tidak mengalami "edera ababila keang berulang.

    Ta5el 2.,

    #nter4ens" Ras"$nal. onitor keang pada tangan, kaki, mulut, dan

    otot-otot muka lainnya.

    2. *ersiapkan lingkungan yang aman seperti

     batasan ranang, papan pengaman, dan alat

    su"tion selalu berada dekat klien.

    %. *ertahankan bedrest total selama fase akut.

    =. 8olaborasi pemberian terapi diaGepam,*henobarbital.

    . +ambaran tribalitas system saraf pusat

    memerlukan evaluasi yang sesuai

    dnegan intervensi yang tepat untuk 

    men"egah teradinya komplikasi.

    2. elindungi klien apabila keang teradi.

    %. engurangi resiko atuhterluka ika

    vertigo, sin"ope, dan ataksia teradi.

    =. 7ntuk men"egah atau mengurangi

    keang (uttaEin, 200$!.

    C..> Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan penurunan

    kesadaran, kelemahan fisik umum, pembesaran kepala.

    .1

  • 8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru

    22/60

    TujuanA dalam aktu 2K2= am mobilitas klien meningkat sesuai kondisi

    klien.

    Kr"ter"a has"lA skala ketergantungan klien meningkat menadi bantuan

    minimal, tidak teradi kontraktur, tootdrop, gangguan integritas kulit,

    fungsi boell dan bladder optimal, serta peningkatan kemampuan fisik.

    Ta5el 2.

    #nter4ens" Ras"$nal. Revie kemampuan fisik dan kerusakan yang

    teradi.

    2. 8ai tingkat imobillisasi, gunakan skala tingkat

    ketergantungan.%. 5iarkan perubahan posisi yang teratur pada

    klien.

    =. *ertahankan body aligment adekuat. 5erikan

    latihan R pasif ika klien sudah bebas panas

    dan keang.

    >. 5erikan peraatan kulit se"ara adekuat,

    lakukan masase, ganti pakaian klien dengan

     bahan linen dan pertahankan tempat tidur 

    dalam keadaan kering.

    :. 5erikan peraatan mata, bersihkan mata dan

    tutup dengan kapas yang basah sekali.

    C. 8ai adanya nyeri, kemerahan, bengkak pada

    area kulit.

    . engidentifikasi kerusakan fungsi dan

    menentukan pilihan intervensi.

    2. 9ingkat ketergantungan minimal "are,

     partial "are, dan total "are.%. *erubahan posisi teratur dapat

    mendistribusikan berat badan se"ara

    menyeluruh dan memfasilitasi

     peredaran darah serta men"egah

    dekubitus.

    =. en"egah teradinya kontraktur atau

    footdrop serta dapat memper"epat

     pengamatan fungsi tubuh.

    >. emfasilitasi sirkulasi dan men"egahgangguan integritas kulit.

    :. elindungi mata dari kerusakan akibat

    terbukanya mata terus menerus.

    C. 4ndikasi adanya kerusakan kulit dan

    deteksi aal adanya dekubitus pada area

    lo"al yang tertekan (uttaEin, 200$!.

    .3

  • 8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru

    23/60

    $..> 6nsietas keluarga yang berhubungan dengan keadaan kritis pada

    klien.

    TujuanA dalam aktu K2= am se"ara subektif klien atau orang tua

    melaporkan rasa "emas berkurang.Kr"ter"a has"lA klien atau orang tua mampu mengungkapkan perasaan

    yang kaku dan "ara-"ara sehat kepada peraat, klien atau orang tua dapat

    mendemostrasikan keterampilan peme"ahan masalahnya dan perubahan

    koping yang digunakan sesuai situasi yang dihadapi, klien dan orang tua

    men"atat penurunan ke"emasan dibaah standar, klien dapat rileks dan

    istirahat dengan baik.

    Ta5el 2./

    #nter4ens" Ras"$nal. 4dentifikasi persepsi klien untuk  

    menggambarkan tindakan sesuai situasi.

    2. onitor respon fisik seperti kelemahan, ttv,

    gerakan berulang, "atat kesesuain respon verbal

    dan nonverbal selama komunikasi.

    %. 6nurkan klien dan keluarga untuk  

    mengungkapkan dan mengekspresikan rasa

    takutnya.

    =. 6nurkan untuk mengungkapkan situasi yang

    membuat "emas dan takut.

    >. 4dentifikasi ulang bersama klienkeluarga

    tindakan pengamanan yang ada seperti

    kekuatan dan suplai oksigen, kelengkapan

    su"tion kegaatan, diskusikan arti dari bunyi

    alarm.

    :. @atat reaksi dari klienkeluarga, berikan

    kesempatan untuk mendiskusikan perasaanya

    dan harapan masa depan.

    C. 4dentifikasi kemampuan koping klienkeluarga

    sebelumnya dan mengontrol penggunaannya.

    $. 6nurkan klien untuk melakukan teknik 

    relaksasi seperti mengatur pernafasan,

    . enegakkan batasan masalah individu

    dan pengaruhnya selama diberikan

    intervensi.

    2. igunakan dalam mengevaluasi deraat

    kesadaran khususnya ketika melakukan

    komunikasi verbal.

    %. emberikan kesempatan untuk 

     berkonsentrasi, keelasan dari rasa

    takut, dan mengurangi "emas yang

     berlebihan.

    =. engevaluasi situasi yang nyata tanpa

    mengurangi pengaruh emosional.

    >. embesarkan hati klien untuk 

    membantu menghilangkan "emas yang

    tak berguna, mengurangi konsentrasiyang tidak elas dan ren"ana sebagai

    respon dalam keadaan darurat.

    :. 6nggota keluarga dengan responsnya

     pada apa yang teradi dan ke"emasanya

    dapat disampaikan kepada klien.

    C. emfokuskan perhatian pada

    kemampuan sendiri dapat

    meningkatkan pengertian dalam

     penggunaan koping.

    .5

  • 8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru

    24/60

    menuntun dalam berkhayal, relaksasi progresif.

    #. 6nurkan aktivitas pengalihan perhatian sesuai

    kemampuan individu seperti menulis, nonton

    dan keterampilan tangan.

    0. 8olaborasiA ruuk ke bagian lain guna

     pen"egahan selanutnya.

    $. *engaturan situasi yang aktif  

    mengurangi perasaan tak berdaya.

    #. )eumlah keterampilan baik se"ara

    mandiri maupun dibantu selama

     pemasangan ventilator dapat membuat

    klien merasa berkualitas dalam

    hidupnya.

    0. ungkin dibutuhkan untuk membantu

     ika klienkeluarga tidak dapat

    mengurangi "emas atau ketika klien

    membutuhkan alat yang lebih "anggih

    (uttaEin, 200$!.

    #..> 8urang pengetahuan yang berhubungan dengan misinterpretasi

    informasi, tidak mengenal sumber-sumber informasi, ketegangan akibat

    krisis situasional.

    TujuanA )etelah diberi asuhan keperaatan diharapkan keluarga

    mengetahui tentang penyakit yang dialami.

    Kr"ter"a has"lA

    - *asien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit,

    kondisi, prognosis dan program pengobatan

    - *asien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dielaskan

    se"ara benar 

    - *asien dan keluarga mampu menelaskan kembali apa yang dielaskan

     peraattim kesehatan lainnya

    Ta5el 2.0

    #nter4ens" Ras"$nal

    . 9entukan tingkat pengetahuan pasien

    dan kemampuan untuk berperan serta

    dalam proses rehabilitasi.

    2. ;elaskan kembali mengenai penyakit

    yang diderita pasien dan perlunya

     pengobatan atau penanganan.

    %. 6nurkan untuk mengungkapkan apa

    . empengaruhi pilihan terhadap

    intervensi yang akan dilakukan.

    2. emberikan kesempatan untuk 

    mengklrifikasi kesalahan persepsi.

    %. eningkatkan kembali pada perasaan

    normal dan perkembangan hidupnya

     pada situasi yang ada.

    .7

  • 8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru

    25/60

    yang dialami, bersosialisasi dan

    meningkatkan kemandiriannya.

    =. 5ekera dengan orang terdekat untuk 

    menentukan peralatan yang diperlukan

    dalam rumah sebelum pasien pulang.

    =. ;ika pasien dapat kembali kerumah,

     peraatan dapat difasilitasi dengan alat

     bantu.

    0..> Resiko gangguan integritas kulit sehubungan dengan mobilitas,

    tidak adekuatnya sirkulasi perifer.

    TujuanA dalam aktu 2K2= am klien mampu mempertahankan keutuhan

    kulit.

    Kr"ter"a has"lA klien mau berpartisipasi terhadap pen"egahan luka,

    mengetahui penyebab dan "ara pen"egahan luka, tidak ada tanda-tanda

    kemerahan atau luka.

    Ta5el 2.

    #nter4ens" Ras"$nal. 6nurkan untuk melakukan latihan R dan

    mobilisasi ika mungkin.

    2. 7bah posisi tiap dua am.

    %. +unakan bantal air atau pengganal yang lunak 

    di baah daerah-daerah yang menonol.

    =. ?akukan masase pada daerah (tulang! yang

    menonol yang baru mengalami tekanan pada

    aktu berubah posisi.

    >. bservasi terhadap eritema, kepu"atan, dan

     palpasi area sekitar terhadap kehangatan dan

     pelunakan aringan tiap mengubah posisi.

    :. ;aga kebersihan kulit dan seminimal mungkinhindari trauma dan panas terhadap kulit.

    . eningkatkan aliran darah keseluruh

    tubuh.

    2. enghindari tekanan dan meningkatkan

    aliran darah.

    %. engindari tekanan yang berlebih pada

    daerah yang menonol.

    =. enghindari kerusakan-kerusakan

    kapiler.

    >. Hangat dan pelunakan adalah tanda

    kerusakan aringan.

    :. empertahankan kebutuhan kulit

    (uttaEin, 200$!.

    ..> Resiko defisit "airan dan elektrolit berhubungan dengan muntah,

    asupan "airan kurang, peningkatan metabolisme

    TujuanA dalam aktu 2K2= am tidak ada tanda-tanda edema periferparu-

     paru.

    .9

  • 8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru

    26/60

    Kr"ter"a has"lA klien dapat menunukkan tekanan darah, berat badan, nadi,

    intake dan output dalam batas normal.

    Ta5el 2.1

    #nter4ens" Ras"$nal. *ertahankan se"ara ketat intake dan output.

    2. 9imbang berat badan setiap hari.

    %. onitor tanda vital seperti tekanan darah, nadi.

    =. @atatlah perubahan turgor kulit, kondisi

    mukosa mulut dan karakter sputum.

    >. Hitunglah umlah "airan yang masuk dan

    keluar.

    :. 8olaborasi, berikan "airan per infuse ika

    diindikasikan.

    C. onitor kadar elektrolit ika diindikasikan.

    . 7ntuk men"egah dan mengidentifikasi

    se"ara aal teradinya kelebihan "airan

    2. *eningkatan berat badan merupakan

    indikasi berkembangnya edema sebagai

    manifestasi dari keebihan "airan.

    %. 8ekurangan "airan dapat menunukkan

    geala peningkatan nadi dan tekanan

    darah menurun.

    =. *enurunan kardiak output berpengaruh

     pada perfusi fungsi otak. 8ekurangan

    "airan selalu diidentifikasi dengan

    turgor kulit berkurang, mukosa mulut

    kering dan se"ret yang kental.

    >. emberikan informasi tentang keadaan

    se"ara umum untuk mempertahankan

    tetap seimbang.

    :. empertahankan volume sirkulasi dan

    tekanan osmotis.

    C. Jlektrolit, khususnya potassium dan

    sodium dapat berkurang ika klien

    mendapatkan obat diuretik (uttaEin,

    200$!.

    51

  • 8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru

    27/60

    2..> Resiko infeksi yang berhubungan dengan post d antre organisme

    sekunder akibat trauma

    TujuanA dalam aktu 2K2= am infeksi tidak teradi selama peraatan.

    Kr"ter"a has"lA individu mengenal faktor-faktor resiko, mengenal tindakan

     pen"egahan faktor resiko infeksi, menunukkan teknik-teknik untuk 

    meningkatkan lingkungan yang aman.

    Ta5el 2.11

    #nter4ens" Ras"$nal

    . 8urangi faktor resiko infeksi nosokomial

    seperti "u"i tangan sebelum dan sesudah

    melaksanakan tindakan keperaatan.

    *ertahankan teknik su"tion serta steril.

    2. onitorbatasi kunungan. enghindari

    kontak dengan orang yang menderita

    infeksi saluran nafas atas.

    %. ?akukan teknik isolasi sesuai indikasi.

    =. *ertahankan hidrasi dan nutrisi yanga

    dekuat. 5erikan "airan 2>00 ""hari.

    >. *ertahankan prinsip asepti" pada drainase

    dan ekspirasi shunt.

    :. 5antu peraatan diri dan keterbatasan

    aktivitas sesuai toleransi. 5antu program

    latihan.

    C. 8olaborasiA berikan antibioti" sesuai

    indikasi.

    .

  • 8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru

    28/60

    200$!.

    2.1.,)urnal Terka"t

    . Hidrosefalus adalah masalah klinis umum yang sering diumpai

    dalam praktek bedah saraf. Hidrosefalus teradi karena dilatasi

    ventrikel dan efek tekanan terhadap parenkim. Hidrosefalus akibat

    infeksi, kelainan "ongenital, dan hidrosefalus sekunder memiliki

    geala klinis yang berbeda serta "ara penanganan yang berbeda.

    Ventriculoperitoneal shunt adalah treatment yang sederhana

    (Denkataramana, 20!.

    2. Hidrosefalus adalah akumulasi berlebihan dari "airan serebrospinal

    (@)

    aliran atau penyerapan. 8omplikasi dari  shunting  adalah obstruksi

     shunt , infeksi, over drainage (*ople, 2002!.

    %. Hidrosefalus adalah suatu kondisi yang dihasilkan dari

    ketidakseimbangan antara produksi dan penyerapan "airan

    serebrospinal. 8etidakseimbangan ini hasil dalam peningkatan

    volume "airan tulang belakang, pelebaran sistem ventrikel, dan

     peningkatan tekanan intrakranial.peraatan yang bisa dilakukan

    adalah pengkaian neurologis, peraatan luka, pemberian obat,

    (nielsen & breedt, 20%!

    =. 6ngka keadian hidrosefalus di R)7 dr.)oedarso *ontianak 

    menunukan baha angka keadian pada tahun 200$ sebanyak %>

    kasus dan meningkat pada tahun 200# menadi => kasus. 8asus

    6"Euired hidrosefalus lebih tinggi dari hidrosefalus akibat kelainan

    "ongenital, "ommuni"ating hidrosefalus lebih tinggi daripada non

    "ommuni"ating hidrosefalus, dan symptomati" hidrosefalus lebih

    tinggi dari asymptomati" hidrosefalus (Jdikta, 20!.

    BAB 3

    T#N)AUAN KA+U+

    3.1. Pengkaj"an

    55

  • 8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru

    29/60

    . 9anggal *engkaian A 02 aret 20:

    2. ;am A 0$.%0

    %. leh A @hristianus ). +hoe

    A. #(ent"tas

    a. *asien

    . 'ama A 5y. <

    2. 99 ?ahir 7sia A 0$ ;anuari 20: 2 bulan

    %. ;enis 8elamin A laki-laki

    =. 6gama A islam

    >. 6lamat A *erum 9aman 6diyasa 5lok ;.2>2$

    8e".)ulear 8ab. 9angerang

    :. 9gl asuk R) A

    C. 'omor R @ A 000C2$C

    $. Ruangan A *erina 6tas

    #. iagnosa edis A Hidrosefalus

     b. 8eluarga *enanggung ;aab

    . 'ama A 4bu L

    2. 7mur A 2$ tahun

    %. *endidikan A )*

    =. *ekeraan A 4R9

    >. Hub. dengan pasien A rang 9ua

    :. 6lamat A *erum 9aman 6diyasa 5lok ;.2>2$

    8e".)ulear 8ab. 9angerang

    57

  • 8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru

    30/60

    B. R"&a-at Kesehatan

    Keluhan Utama 6 4bu L "emas dengan keadaan anaknya dan tidak 

     per"aya anaknya lahir dengan keadaan seperti sekarang. 4bu L

    mengatakan bingung harus melakukan apa kepada anaknya.

    R"&a-at Pen-ak"t 6

    a. R"&a-at Pen-ak"t +ekarang6

    )aat dilakukan pengkaian pada tanggal 2 aret 20: didapatka hasil

    kepala klien tampak membesar dengan ukuran lingkar kepala = "m,

    terdapat luka post operasi vp shunt sebelah kiri yang tertutup kassa

    steril, tanda-tanda vital klien didapatkan nadi 20 kalimenit, respirasi

    =: kalimenit, suhu %$o@, terdapat luka post operasi vp shunt di

    abdomen di regio kiri baah.

    5. R"&a-at Kesehatan -ang Lalu

    1. Riayat kelahiran A 4bu L mengatakan anak < adalah anak

     pertama. 6nak < lahir dengan proses @aesar 7 dengan berat badan

    %000 gram dengan usia gestasi %% minggu dan penyulit anin yaitu

     anin dengan hidrosefalus.

    2. Riayat pemberian makan A 6)4

    3. iet terakhir (2= am terakhir! A 6)4

    . *enyakit yang pernah diderita A emam

    8. R"&a-at Keluarga

    rang tua klien mengatakan tidak memiliki riayat hipertensi,diabetes melitus, tidak memiliki riayat penyakit antung dan orang

    tua mengatakan di keluarganya yang tidak ada yang mengalami

     penyakit yang sama seperti anaknya.

    59

  • 8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru

    31/60

    9en$gram

    Ket6

    ?aki-laki

    *erempuan

     

    :. P$la Ke5"asaan

    . 6spek psikososial orang tuaa. )ikap A rang tua mengatakan ingin sekali anaknya

    sembuh dan bisahidup normal seperti anak-anak lain.

     b. 8omunikasi A 8omunikasi baik dan terbuka

    ". *engetahuan *ersepsi 9erhadap *enyakit A

    4bu mengatakan kurang memahami tentang penyakit yang diderita,

    "ara meraat yang baik.

    d. Hal Yang ifikirkan )aat 4ni A 4ngin anaknya "epat sembuh.

    2. 6spek )piritual

    a. 6pa siapa sumber kekuatanA 6??6H )/9

     b. 6pakah 9uhan, agama, keper"ayaan penting untuk andaM Ya

    ". 8egiatan agama keper"ayaan yang dilakukan (ma"am dan

    frekuensi!

    )ebutkanA )halat > aktu

    /1

    0y2BpM

    5y.

  • 8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru

    32/60

    D. Pemer"ksaan "s"k 

    a. 8eadaan 7mum

    . )tatus +iGi

    *5 A >$ "m

    55 A 2$$0 gram

    ? A %"m

    ?8 A ="m

     

    2. 9anda-tanda Dital

    )uhu A %$

     'adi A 20 Kmenit

    *ernafasan A =: Kmenit

     b. *emeriksaan Head 9o 9oe

    . 8epala A

    5entuk kepala tidak normal, teradi pembesaran pada kepala

    dengan lingkar kepala ="m, terdapat luka post D* Shunt di

     bagian kepala sebelah kiri yang tertutup dengan kassa steril, tidak terdapat rembesan darah pada kassa di kepala,

    2. ata A

    *upil isokor dengan ukuran pupil % mm, reaksi terhadap "ahaya

     positif, sklera tidak ikterik, konungtiva tidak anemis, terdapat

    kotoran di mata. Reflek glabela (-!.

    %. Hidung A

    5entuk simetris, tidak terpasang alat bantu nafas, tidak terdapat

    sekret, tidak ada luka, tidak ada perdarahan dari hidung, tidak ada

     pernafasan "uping hidung.

    =. ulut dan tenggorokanA

    5ibir simetris, mukosa kering, tidak ada gigi, tidak ada sumbing,

    langit-langit utuh. Reflek rooting (N!, reflek su"king lemah.

    >. 9elinga A

    /3

  • 8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru

    33/60

    9elinga simetris, bersih, tidak terdapat "airan yang keluar pada

    telinga, tidak ada luka di telinga.

    :. ?eher A

    5entuk simetris, tidak terdapat pembesaran ;D*, tidak terdapat

     pembengkakan pada kelenar getah bening, tidak ada luka atau

    memar pada leher.

    C. ada 9horaK A

    5entuk dada simetris, RR =:Kmenit, suara nafas

    vesikuler,?ingkar dada % "m, pergerakan dada simetris, tidak ada

    tarikan sternum saat bernapas, putting susu terbentuk dan simetris.

    $. 6bdomen A?ingkar perut %2 "m, turgor kulit baik, terdapat luka post vp shunt 

    di perut regio kiri baah dan tertutup oleh kassa steril, tidak 

    terdapat rembesan darah pada kassa, tidak ada pembengkakan.

    #. +enetalia A

    +enetalia tampak bersih, tidak ada pembengkakan, klien

    menggunakan popok, terdapat kemerahan, tidak ada hipospadia

    dan epispadia, umlah testis 2.

    0. Jkstremitas atas dan baah

    8edua kaki dan kedua tangan simetris, panang tangan dan kaki

    sama, tidak ada kelainan pada ekstremitas, ari, gerak bebas,

    terdapat memar pada ekstremitas atas akibat tindakan infasif 

    (pemasangan infusmengambilan darah!, tidak ada pembengkakan,

    ada kemerahan pada tangan akibat tindakan invasive.

    E. Pengkaj"an Tert"er ;Pemer"ksaan Penunjang<

    a. La5$rat$r"um

    /5

  • 8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru

    34/60

    1< Hemoglobin A2,> gdl

    2< ?eukosit AC, O?

    3< Hematokrit A%$

    < 9rombosit A%:2 P 0%O?

    5. Ra("$l$g"

    1. *emeriksaanA @9-)"an

    . Thera%-

    6mpi"ilin 2K>0 mg

    +entami"in K> mg

    /7

  • 8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru

    35/60

    3.2. Anal"sa Data

    Ta5el 3.1

    N$ Data Et"$l$g" Masalah

    Ke%era&atan

    1 s

    oA 

    8lien tampakA

    - 9erdapa luka post vp shunt di

    kepala bagian kiri

    - ?uka tampak ditutup dengan kassa

    steril

    - 9erdapat luka operasi di abdomen

    regio kiri baah

    - 99D

     'A 20 kalimenit

    RRA =: kalimenit

    )A %$o @

    Hidrosefalus

    *eningkatan ;umlah

    @airan )erebrospinal

    9indakan pembedahan

    *emasangan VP shunt 

    6danya port de entry

    dan benda asing

    masuk 

    Resiko 4nfeksi

    2

    )A

    - rang tua mengatakan 5y. <

    mengatakan belum tau "ara

    meraat anaknya yang sakit.

    - rang tua klien mengatakan takut

     ika tidak bisa melakukan

     peraatan dirumah saat klien

    sudah diiinkan pulang.

    A

    - rang tua tampak selalu bertanya-

    tanya dengan semua tindakan yang

    dilakukan peraat.

    - rang tua tampak bertanya-tanya

    *etalaksanaan

    Hidrosefalus

    *emasangan D* Shunt 

    *eraatan pas"a

    operasi.

    8urang 9erpapar 

    4nformasi

    8urang

    *engetahuan

    /9

  • 8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru

    36/60

    tentang obat yang diberikan

    kepada anaknya.

    3 D+6

    D*6

    - 8lien terpasang infuse

    - 55 masuk %000 gram

    - 55 sekarang 2$$0 gram

    - 6supan nutrisi klien $K2> ""

    susu

    - 8lien terpasang +9= Reflek menghisap lemah

    Hidrosefalus

    *eningkatan ;umlah

    @airan )erebrospinal

    *enurunan kesadaran

    Reflek menghisap

    tidak adekuat

    (terpasang +9!

    +angguan nutrisi

    kurang dari

    kebutuhan

    D+6

    D*6

    - terdapat kemerahan pada daerah

     bokong

    - by < memakai popok - terdapat memar pada ekstremitas

    atas akibat tindakan infasif 

    (pemasangan infusmengambilan

    darah!

    - ada kemerahan pada bagian

    kepala belakang

    Hidrosefalus

    *eningkatan ;umlah

    @airan )erebrospinal

    *embesaran kepala

    8esulitan bergerak 

    adanya penekanan

     pada kepala

    4ntegritas kulit

    3.3. D"agn$sa Ke%era&atan

    . Resiko 4nfeksi berhubungan dengan adanya  port de entry  akibat

     pemasangan D* shunt.

    2. 8urang pengetahuan yang berhubungan dengan kurangnya terpapar 

    informasi.

    %. +angguan nutrisiA kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan

    dengan reflek menghisap pada bayi tidak adekuat.

    71

  • 8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru

    37/60

    =. Resiko gangguan integritas kulit sehubungan faktor mekanik (adanya

    tekanan!.

    3.. Ren8ana Asuhan Ke%era&atanTa5el 3.2

    N$ D"ag$sa

    Ke%era&atan

    Tujuan'Kr"ter"a

    Has"l

    #nter4ens" Ras"$nal

    . Resiko 4nfeksi

     berhubungan

    dengan adanya

     port de entry

    akibat

     pemasangan D*

    shunt ditandai

    denganA

    Ds

    D$6 

    8lien tampakA

    - 9erdapa luka

     post vp shunt

    di kepala

     bagian kiri

    - ?uka tampak  

    ditutup

    dengan kassa

    steril

    - 9erdapat

    luka operasi

    di abdomen

    regio kiri

     baah

    - 99D

     'A 20

    )etelah dilakukan

    tindakankeperaatan % K

    2= am diharapkan

    meningkatkan

    aktu

     penyembuhan

    dengan tepat,

     bebas dari infeksi.

    Kr"ter"a Has"l6

    - *ertahankan

    lingkungan

    aseptic.

    - 9idak teradi

    tanda-tanda

    infeksi.

    . @u"i tangan sebelum

    dan sesudah

    melaksanakan

    tindakan

    keperaatan.

    2. onitorbatasi

    kunungan.

    enghindari kontak 

    dengan orang yang

    menderita infeksi

    saluran nafas atas.

    %. 4nstuksikan

     pengunung untuk 

    men"u"i tangan saat

    memasuki dan

    meninggalkan

    ruangan klien.

    =. *ertahankan nutrisi

    yang adekuat.

    >. bservasi tanda-tanda

    vital.

    :. *ertahankan prinsip

    .

  • 8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru

    38/60

    kalimenit

    RRA =:

    kalimenit

    )A %$o @

    aseptik pada drainase

    dan ekspirasi shunt .

    C. 8olaborasiA berikan

    antibiotik sesuai

    indikasi.

    >. enunukkan adanya

    infeksi.

    :. eminimalisir 

    masuknya

    mikroorganisme dari

    terpasangnya shunt.

    C. )atu atau beberapa

    agen diberikan

    tergantung dan sifat

     pathogen dan infeksi

    yang teradi

    2.8urang

     pengetahuan

    yang

     berhubungan

    dengan

    kurangnya

    terpapar 

    informasi

    ditandai denganA

    )A

    - rang tua

    mengatakan

    5y. <

    mengatakan

     belum tau"ara meraat

    anaknya yang

    sakit.

    - rang tua

    klien

    mengatakan

    takut ika

    tidak bisa

    )etelah diberikan

    tindakan

    keperaatan %K2=

     am diharapkan

     pengetahuan orang

    tua mengenai

     penyakit yang

    diderita anaknya

    meningkat.

    8riteria HasilA

    - *asien dan

    keluarga

    menyatakan

     pemahaman

    tentang

     penyakit,

    kondisi,

     prognosis dan

     program

     pengobatan

    - *asien dan

    keluarga

    mampu

    melaksanakan

     prosedur yang

    . 8ai tingkat

     pengetahuan pasien

    dan kemampuan untuk 

     berperan serta dalam

     proses rehabilitasi.

    2. ;elaskan kembali

    mengenai penyakit

    yang diderita pasien

    dan perlunya

     pengobatan atau

     penanganan.

    %. 6nurkan untuk  

    mengungkapkan apa

    yang dialami,

     bersosialisasi dan

    meningkatkan

    kemandiriannya.

    =. 5ekera dengan orang

    terdekat untuk  

    menentukan peralatan

    yang diperlukan dalam

    rumah sebelum pasien

     pulang.

    . empengaruhi

     pilihan terhadap

    intervensi yang akan

    dilakukan.

    2. emberikan

    kesempatan untuk 

    mengklrifikasi

    kesalahan persepsi.

    %. eningkatkan

    kembali pada

     perasaan normal dan

     perkembangan

    hidupnya pada situasi

    yang ada.

    =. ;ika pasien dapat

    kembali kerumah,

     peraatan dapat

    difasilitasi dengan

    alat bantu.

    75

  • 8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru

    39/60

    melakukan

     peraatan

    dirumah saat

    klien sudah

    diiinkan

     pulang.

    A

    - rang tua

    tampak selalu

     bertanya-

    tanya dengan

    semua

    tindakan

    yang

    dilakukan

     peraat.

    - rang tua

    tampak 

     bertanya-

    tanya tentang

    obat yang

    diberikan

    kepada

    anaknya.

    dielaskan

    se"ara benar.

    - *asien dan

    keluarga

    mampu

    menelaskan

    kembali apa

    yang dielaskan

     peraattim

    kesehatan

    lainnya

    3

    +angguan

    nutrisiA kurang

    dari kebutuhan

    tubuh yang

     berhubungan

    dengan reflek 

    menghisap pada

     bayi tidak 

    adekuat

    yang ditandai

    denganA

    TujuanA setelah

    diberikan asuhan

    keperaatan %K2=

     am kebutuhan

    nutrisi klien

    terpenuhi dengan

    Kr"ter"a has"lA

    9erdapat

    kemampuan

    menelan, sonde

    . bservasi tekstur,

    turgor kulit.

    2. bservasi asupan

    keluaran.

    %. bservasi posisi dan

    keberhasilan sonde.

    =. @atat laporan hal-hal

    seperti mual, muntah

    . engetahui status

    nutrisi klien.

    2. engetahui

    keseimbangan nutrisi

    klien.

    %. 4ntuk menghindari

    resiko infeksi.

    =. ual, muntah dapat

    menurunkan asupan

    77

  • 8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru

    40/60

    D+6

    D*6

    - 8lien terpasang

    infuse

    - 55 masuk %000

    gram

    - 55 sekarang

    2$$0 gram

    - 6supan nutrisi

    klien $K2> ""

    susu

    - 8lien terpasang

    +9

    - Reflek 

    menghisap

    lemah

    dilepas, tidak

    teradi mual

    muntah, tidak ada

    tanda tanda

    malnutrisi.

    >. ?etakkan posisi

    kepala lebih tinggi

     pada saat selama dansesudah makan.

    :. )timulasi bibir untuk 

    menutup dan

    membuka mulut

    se"ara manual dengan

    menekan ringan di

    atas bibirdi baah

    dagu ika dibutuhkan.

    C. 8olaborasi dengan

    tim dokter untuk 

    memberikan "airan

    mealui 4D atau

    makanan melalui

    selang.

    makanan.

    >. 6gar klien lebih

    mudah menelan

    karena gaya gravitasi.

    :. embantu dalam

    melatih kembali

    sensorik dan

    meningkatkna

    nkontrol mus"ular.

    C. ungkin diperlukan

    untuk memberikan

    "airan pengganti

    Resiko gangguan

    integritas kulit

    sehubungan

    faktor mekanik 

    (adanya tekanan!

    yang di tandai

    denganA

    - terdapat

    kemerahan

     pada daerah

     bokong

    - by < memakai

     popok.

    - terdapat memar 

     pada

    ekstremitas

    atas akibat

    TujuanA dalam

    aktu 2K2= am

    klien mampu

    mempertahankan

    keutuhan kulit. 

    Kr"ter"a has"lA

    8emerahan pada

    daerah bokong

     berkurang ataupun

    hilang,, tidak ada

    kemerahan atau

    memar pada

    daerah

    ekstremitas, tidak 

    teradi dekubitus

     pada daerah yang

    . 7bah posisi tiap dua

     am.

    2. +unakan pengganal

    yang lunak di baah

    daerah-daerah yang

    menonol.

    %. bservasi terhadap

    eritema, kepu"atan,

    dan palpasi area

    sekitar terhadap

    kehangatan dan

     pelunakan aringan

    tiap mengubah posisi.

    =. ;aga kebersihan kulit

    dan seminimal

    mungkin hindari

    trauma dan panas

    . enghindari tekanan

    dan meningkatkan

    aliran darah.

    2. engindari tekanan

    yang berlebih pada

    daerah yang

    menonol.

    %. Hangat dan

     pelunakan adalah

    tanda kerusakan

     aringan.

    =. empertahankan

    kebutuhan kulit

    79

  • 8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru

    41/60

    tindakan infasif 

    (pemasangan

    infusmengambilan darah!

    - ada kemerahan

     pada bagian

    kepala

     belakang

    tertekan. terhadap kulit.

    1

  • 8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru

    42/60

    3.,. #m%lementas" (an E4aluas"

    Ta5el 3.3

    N

    $

    Har"'

    Tgl

    D"agn$sa )am #m%lementas" )am E4aluas" Para!  

    1 Rabu,

    02

    aret

    20:

    Resiko

    4nfeksi

     berhubung

    an dengan

    adanya

     port de

    entry

    akibat

     pemasanga

    n D* shunt

    0$.%0

    0$.%>

    0#.00

    0.2>

    . en"u"i tangan

    sebelum dan

    sesudah

    melaksanakan

    tindakankeperaatan.

      J0mg dan

    )A -

    A

    8lien tampakA

    - 9erdapa luka post vp

    shunt di kepala sebelahkiri

    - ?uka tampak tertutup

    kassa steril

    - 9erdapat luka operasi

    di abdomen.

    - 9idak terdapat arna

    kemerahan sekitar luka

     post operasi baik di

    daerah kepala maupun

    di abdomen

    - 99D

     'A 22 kalimenit

    RRA == kalimenit

    )A %$,o @

    6A asalah infeksi belum

    teratasi

    *A 4ntervensi dilanutkan

    3

  • 8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru

    43/60

    gentami"in K

    >mg

    3 Rabu,

    02

    aret

    20:

    +angguan

    nutrisiA

    kurang dari

    kebutuhan

    tubuh yang

     berhubung

    an dengan

    reflek 

    menghisap

     pada bayi

    tidak 

    adekuat

    0#.0

    0#.0

    0.=>

    . engobservasi

    asupan keluaran.

    %. engobservasi

     posisi dan

    keberhasilan

    sonde.

    J

  • 8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru

    44/60

    kebersihan kulit

    dan mengganti

     popok

    J

  • 8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru

    45/60

    3.. :atatan Perkem5angan

    Ta5el 3.

     'ama *asien A 5y. <

    7mur A 0$-0-20:2 bulan

    ;enis 8elamin A ?aki-?aki

    9anggal A 0= aret 20:

     'o. Rekam edis A 000C2$C

    Ruang A *erina 6tas

    iagnosa edis A Hidrosefalus

    N$. D"agn$sa

    Ke%era&atan

    Tgl'

    )am

    :atatan Perkem5angan Har" Ke=1 Para!  

    . Resiko 4nfeksi

     berhubungan

    dengan adanya

     port de entry akibat

     pemasangan D*

    shunt.

    ;umat,

    0=

    aret

    20:

    =.>0

    >.0>

    )A -

    A

    8lien tampakA

    - 9erdapa luka post vp shunt di kepala sebelah

    kiri

    - ?uka tampak tertutup kassa steril

    - 9erdapat luka operasi di abdomen.

    - 9idak terdapat arna kemerahan sekitar luka

     post operasi baik di daerah kepala maupun di

    abdomen- 99D

     'A =0 kalimenit

    RRA >2 kalimenit

    )A %$,2o @

    6A asalah infeksi belum teratasi

    * A 4ntervensi dilanutkan

    4 A

    . en"u"i tangan sebelum dan sesudah

    melaksanakan tindakan keperaatan.

     J

  • 8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru

    46/60

    >.0R A -

    2 8urang pengetahuan

    yang berhubungan

    dengan kurangnya

    terpapar informasi.

    ;umat,

    0=

    aret

    20:

    :.0

    :.>

    ) A

    - rang tua mengatakan 5y. < mengatakan

     belum tau "ara meraat anaknya yang sakit.

    - rang tua klien mengatakan takut ika tidak 

     bisa melakukan peraatan dirumah saat klien

    sudah diiinkan pulang.

    A

    - rang tua tampak selalu bertanya-tanya

    dengan semua tindakan yang dilakukan

     peraat.

    - rang tua tampak bertanya-tanya tentang obat

    yang diberikan kepada anaknya.

    6 A asalah belum teratasi

    * A ?akukan intervensi

    4 A

    . enentukan tingkat pengetahuan pasien dan

    kemampuan untuk berperan serta dalam

     proses rehabilitasi.

    J

  • 8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru

    47/60

    :.2>

    J

  • 8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru

    48/60

    $.>

    $.>0

    =. en"atat laporan ada tidaknya mual muntah.

    J.0>

    >.0

    ) A

    A

    - terdapat kemerahan

    - masih terdapat memar pada ekstremitas atas

    akibat tindakan infasif (pemasangan

    infusmengambilan darah!.

    - 9erdapat ruam popok.

    6 A asalah belum teratasi

    * A ?anutkan intervensi

    4 A

    %. engbservasi terhadap eritema, kepu"atan,

    dan palpasi area sekitar terhadap kehangatan

    dan pelunakan aringan tiap mengubah posisi.

    J

  • 8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru

    49/60

    J A 8emerahan pada area sekitar yang

    menggunakan popok mulai tampak berkurang

    memar pada area terpasang infuse sudah mulai

    hilang, kulit tampak lembab tidak kering. asalah

    teratasi sebagian. ?anutkan intervensi.

    R -

    97

  • 8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru

    50/60

    Ta5el 3.,

     'ama *asien A 5y. <

    7mur A 0$-0-20:2 bulan

    ;enis 8elamin A ?aki-?aki

    9anggal A 0> aret 20:

     'o. Rekam edis A 000C2$C

    Ruang A *erina 6tas

    iagnosa edis A Hidrosefalus

    N$. D"agn$sa

    Ke%era&atan

    Tgl'

    )am

    :atatan Perkem5angan Har" Ke=2 Para!  

    . Resiko 4nfeksi

     berhubungan

    dengan adanya port de entry akibat

     pemasangan D*

    shunt.

    )abtu,

    0>

    aret20:

    =.20

    =.%0

    =.=0

    )A -

    A

    8lien tampakA

    - 9erdapat luka post vp shunt di kepala sebelah

    kiri

    - 9erdapat luka operasi di abdomen.

    - 9idak terdapat arna kemerahan sekitar luka

     post operasi baik di daerah kepala maupun di

    abdomen

    - 99D

     'A =0 kalimenitRRA %0 kalimenit

    )A %:,=o @

    6A asalah infeksi teratasi sebagian

    * A 4ntervensi dilanutkan

    4 A

    . en"u"i tangan sebelum dan sesudah

    melaksanakan tindakan keperaatan.

     J. engobservasi tanda-tanda vital.

    J

  • 8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru

    51/60

    :.=0

    C. emberikan antibiotik.

    (ampi"ilin K >0mg dan gentamisin K

    >mg.!

    J

    aret

    20:

    C.2>

    C.%0

    ) A )"u mengatakan masih ingat dengan

    penjelasan dari pera6at kemarin

    tentang penyakit yang diderita

    anaknya dan pera6atannya

    A rang tua tampak lebih tenang, dan kooperatif

    dalam setiap tindakan yang dilakukan oleh

     petugas kesehatan.

    6A asalah kurang pengetahuan teratasi sebagian.

    *A 4ntervensi dilanutkan.

    4 A

    . 9entukan tingkat pengetahuan pasien dengan

     bertanya tentang masalah anaknya

    J

  • 8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru

    52/60

    J A orang tua klien mengatakan sudah mulai

     paham akan penyakit anaknya dan mampu

    menaab pertanyaan yang diaukan oleh peraat.

    asalah teratasi. 4ntervensi dihentikan.

    R Q 

    =. Resiko gangguan

    integritas kulit

    sehubungan faktor 

    mekanik (adanya

    tekanan!.

    )abtu,

    0>

    aret

    20:

    =.>0

    >.00

    ) A

    A 8emerahan pada area sekitar yang

    menggunakan popok mulai tampak berkurang

    memar pada area terpasang infuse sudah mulai

    hilang, kuli lembab.

    6 A asalah belum teratasi

    * A ?anutkan intervensi

    %. engbservasi terhadap eritema, kepu"atan,

    dan palpasi area sekitar terhadap kehangatan

    dan pelunakan aringan tiap mengubah posisi.

    J

  • 8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru

    53/60

    R -

    Ta5el 3.

     'ama *asien A 5y. <

    7mur A 0$-0-20:2 bulan

    ;enis 8elamin A ?aki-?aki

    9anggal A 0: aret 20:

     'o. Rekam edis A 000C2$C

    Ruang A *erina 6tas

    iagnosa edis A Hidrosefalus

    N$. D"agn$sa

    Ke%era&atan

    Tgl'

    )am

    :atatan Perkem5angan Har" Ke=3 Para!  

    . Resiko 4nfeksi

     berhubungan

    dengan adanya

     port de entry akibat

     pemasangan D*

    shunt.

    inggu

    0>

    aret

    20:

    =.2>

    =.%0

    =.=0

    )A -

    A

    8lien tampakA

    - 9idak terdapat arna kemerahan pada sekitar 

    luka post operasi baik di daerah kepala

    maupun di abdomen.99D

     'A %2 kalimenit

    RRA %$ kalimenit

    )A %Co @

    6A asalah infeksi belum teratasi

    * A 4ntervensi dilanutkan

    4 A

    2. en"u"i tangan sebelum dan sesudah

    melaksanakan tindakan keperaatan.

     J. engobservasi tanda-tanda vital.

    J

  • 8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru

    54/60

    :.%0 J A 9idak terdapat arna kemerahan sekitar luka

     post operasi baik di daerah kepala maupun di

    abdomen, tidak ada tanda-tanda yang

    menunukkan adanya infeksi. asalah teratasi

    sebagian. ?anutkan intervensi

    R A -

    %. +angguan nutrisiA

    kurang dari

    kebutuhan tubuh

    yang berhubungandengan reflek  

    menghisap pada

     bayi tidak adekuat.

    ;umat,

    0=

    aret

    20:

    >.00

    + 6

    * 6

    - 8lien terpasang +9

    - Reflek menghisap masih lemah

    - 8lien masih tampak lemas

    - 8lien minum susu frekuensi dalam sehari

    sekitar %-:K sebanyak $K2>""K tidak ada

    muntah

    6 A asalah nutrisi belum teratasi

    * A 4ntrevensi dilanukan

    4 A

    . engobservasi asupan keluaran.

    J. engobservasi posisi dan keberhasilan sonde.

    J

  • 8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru

    55/60

    BAB

    PEMBAHA+AN

    .1. Pengkaj"an

    5erdasarkan pengkaian pada tanggal 02 aret 20: didapatkan

    hasil, 5y. < dengan diagnosa hidrosefalus, saat dilakukan pengkaian

    didapatkan hasil, terdapat luka post operasi vp shunt   sebelah kiri yang

    tertutup kassa steril, terdapat luka post operasi di abdomen di regio kiri

     baah. rang tua mengatakan anak < adalah anak pertama. 6nak < lahir 

    dengan proses kelahiran Caesar 7 dengan berat badan %000 gram dengan

    usia gestasi %% minggu dan penyulit anin yaitu anin dengan hidrosefalus.

    +eala klinis lain yang ditemukan adalah kepala klien tampak membesar 

    dengan ukuran lingkar kepala = "m vena di kepala bisa terlihat elas,

    reflek menelan lemah, tanda-tanda vital klien didapatkan nadi 20

    kalimenit, respirasi =: kalimenit, suhu %$o@.

    Hal ini sealan dengan teori yang menyatakan baha geala klinis

    dari hidrosefalus adalah kemampuan untuk makan atau menyusui yang

     buruk, perkembangan yang lambat, fontanel yang menonol, vena di

    kepala yang menonol (Denkataramana, 20!.

    .2 Res"k$ #n!eks" 5erhu5ungan (engan a(an-a port de entry ak"5at %emasangan

    >P shunt.

    )etelah dilakukan pengkaian pada by. < didapatkan hasil terdapat

    luka post vp shunt di kepala bagian kiri, luka tampak ditutup dengan kassa

    steril, terdapat luka operasi di abdomen regio kiri baah, 'A20

    kalimenit, RRA =: kalimenit, )A %$o @. 4ntervensi yang diberikan pada

    klien adalah men"u"i tangan sebelum dan sesudah melaksanakan tindakan

    keperaatan, kolaborasi memberikan antibiotik ampi"ilin 2 K >0mg dan

    gentamisin K > mg, mengobservasi tanda-tanda vital.

    Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan baha infeksi

    merupakan an"sman yang paling serius pada periode pas"a bedah, peraat

    harus terus menerus aspada terhadap manifestasi infeksi yang biasanya

    19

  • 8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru

    56/60

    mun"ul yang meliputi peningkatan tanda-tanda vital. *emberian

    antibiotikdilakukan melalui alur 4D sesuai program (/ong, 200$!.

    )etelah dilakukan implementasi selama 2K2= am hari

    4mplementasi yang selanutnya dilakukan evaluasi. *ada saat dilakukan

    evaluasi keperaatan didapatkan data tidak terdapat kemerahan pada area

    sekitar luka post operasi baik di daerah kepala maupun di abdomen, tidak 

    ada tanda-tanda yang menunukkan adanya infeksi. asalah resiko infeksi

    teratasi sebagian dan intervensi dilanutkan oleh peraat ruangan untuk 

    men"egah timbulnya infeksi.

    .3 Kurang %engetahuan -ang 5erhu5ungan (engan kurangn-a ter%a%ar

    "n!$rmas".

    )etelah dilakukan pengkaian pada orang tua klien didapatkan data

    rang tua mengatakan 5y. < mengatakan belum tau "ara meraat anaknya yang

    sakit, takut ika tidak bisa melakukan peraatan dirumah saat klien sudah

    diiinkan pulang, orang tua tampak selalu bertanya-tanya dengan semua tindakan

    yang dilakukan peraat, orang tua tampak bertanya-tanya tentang obat yang

    diberikan kepada anaknya. Hal ini disebabkan karena orang tua klien kurang

    terpapar informasi tentang penyakit anaknya. 4ntervensi yang dilakukan peraat

    adalah menelaskan mengenai penyakit yang diderita pasien dan perlunya

     pengobatan atau penanganan, menentukan tingkat pengetahuan pasien dan

    kemampuan untuk berperan serta dalam proses rehabilitasi, menganurkan untuk 

    mengungkapkan apa yang dialami, bersosialisasi dan meningkatkan

    kemandiriannya.

    Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan baha pendidikan

    kesehatan adalah proses yang diren"anakan dengan sadar untuk men"iptakan

     peluang bagi individu-individu untuk senantiasa belaar memperbaiki kesadaran,

    serta meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya demi kepentingan

    kesehatannya. ('ursalam & Jfendi, 200$!. rang tua sering kali hanya memiliki

    sedikit pemahaman mengenai anatomi, oleh karena itu mereka memerlukan

    ekplorasi lebih lanut dan penegasan kembali informasi yang telah diberikan

    dokter, selain itu mereka uga memerlukan informasi tentang apa yang dapat

    mereka harapkan (/ong, 200$!.

    111

  • 8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru

    57/60

    )etelah dilakukan implementasi selama 2K2= am hari

    4mplementasi yang selanutnya dilakukan evaluasi. *ada saat dilakukan

    evaluasi keperaatan orang tua klien mengatakan sudah mulai paham

    akan penyakit anaknya dan mampu menaab pertanyaan yang diaukan

    oleh peraat. asalah kurang pengetahuan yang dialami oleh orang tua

    klien teratasi dan intervensi dihentikan.

    . 9angguan nutr"s"6 kurang (ar" ke5utuhan tu5uh -ang 5erhu5ungan (engan

    re!lek mengh"sa% %a(a 5a-" t"(ak a(ekuat.

    )etelah dilakukan pengkaian didapatkan data klien terpasang

    infuse, 55 masuk %000 gram sedangkan 55 sekarang adalah 2$$0 gram,

    asupan nutrisi yang diberikan pada klien $K2> "" susu dan klien terpasang

    +9 karena untuk pemenuhan kebutuhan nutrisi klien dikarenakan klien

    tidak dapat melakukan se"ara oral karena reflek menghisap pada klien

    lemah akibat penurunan kesadaran yang dialami oleh klien. 4ntervensi

    kepada klien antara lain mengobservasi asupan keluaran, mengobservasi posisi

    dan keberhasilan sonde, kolaborasi untuk memberikan "airan melalui 4D atau

    makanan melalui selang untuk pemberian susu K2> "". Hal ini sealan denganteori yang mengatakan manaemen pada pasien hidrosefalus adalah menghitung

    dan men"atat  intake  dan output klien, menaga frekuensi pemberian makanan

     pada klien (Laben, 20%!.

    )etelah dilakukan implementasi selama 2K2= am yang selanutnya

    dilakukan evaluasi. *ada saat dilakukan evaluasi keperaatan klien masih

    menggunakan +9 untuk pemenuhan kebutuhan nutrisinya, tidak teradi

    mual ataupun muntah pada klien tetapi masalah gangguan nutrisi belum

    terpenuhi, intervensi dilanutkan oleh peraat ruangan.

    ., Res"k$ gangguan "ntegr"tas kul"t sehu5ungan !akt$r mekan"k ;a(an-a

    tekanan

  • 8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru

    58/60

    ari hasil pengkaian didapatkan data terdapat kemerahan pada

    daerah bokong klien, terdapat memar pada ekstremitas atas akibat tindakan

    infasif (pemasangan infusmengambilan darah!, klien menggunakan

     popok, terdapat kemerahan pada area belakang kepala klien. 9anda dan

    geala yang dialami klien teradi karena faktor mekanik (adanya tekanan!

     pada area kepala klien akibat teradinya pembesaran yang abnormal pada

    daerah kepala. 4ntervensi yang diberikan meliputi mengobservasi terhadap

    eritema, kepu"atan, dan palpasi area sekitar terhadap kehangatan dan

     pelunakan aringan tiap mengubah posisi, menaga kebersihan kulit dan

    seminimal mungkin hindari trauma dan panas terhadap kulit.

    Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan baha peraatan

    kulit yang saksama setelah pembedahan dilanutkan, dengan perhatian

    ekstra untuk men"egah kerusakan aringan akibat tekanan, inspeksi kulit

    dilakukan se"ara teratur untuk medeteksi setiap tanda penekanan, iritasi

    atau infeksi (/ong, 200$!.

    )etelah dilakukan implementasi selama 2K2= am yang selanutnya

    dilakukan evaluasi.  *ada saat dilakukan evaluasi keperaatan kulit klien

    tampak lembab, memar pada area bekas pemasangan infuse sudah hilang,

    kemerahan pada area sekitar popok sudah mulai berkurang atau hilang.

    asalah resiko kerusakan integritas kulit yang dialami klien teratasi

    sebagian dan intervensi dilanutkan oleh peraat ruangan.

    115

  • 8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru

    59/60

    BAB ,

    PENUTUP

    ,.1. Kes"m%ulan

    . 5erdasarkan pengkaian pada tanggal 02 aret 20: didapatkan

    hasil, 5y. < dengan diagnosa hidrosefalus, saat dilakukan pengkaian

    didapatkan hasil kepala klien tampak membesar dengan ukuran

    lingkar kepala = "m, terdapat luka post operasi vp shunt  sebelah kiri

    yang tertutup kassa steril, tanda-tanda vital klien didapatkan nadi 20

    kalimenit, respirasi =: kalimenit, suhu %$o@, terdapat luka post

    operasi vp shunt di abdomen di regio kiri baah. rang tua

    mengatakan anak < adalah anak pertama. 6nak < lahir dengan proseskelahiran Caesar 7 dengan berat badan %000 gram dengan usia gestasi

    %% minggu dan penyulit anin yaitu anin dengan hidrosefalus.

    2. asalah keperaatan yang mun"ul pada kasus 5y. < ada = yaitu

    Resiko 4nfeksi berhubungan dengan adanya alur invasif akibat

     pemasangan D* shunt. +angguan nutrisiA kurang dari kebutuhan

    tubuh. Resiko gangguan integritas kulit. 8urang pengetahuan yang

     berhubungan dengan misinterpretasi informasi.

    %. elaksanakan 4ntervensi dan implementasi yang sudah diren"anakan

    yaitu seperti "u"i tangan sebelum dan sesudah melakukan peraatan

    kepada klien dan mempertahankan teknik aseptik.

    =. Jvaluasi, Setelah dilakukan asuhan kepera6atan8

    pera6at dapat meghindari masalah dari resiko infeksi ,

    menangani masalah kurang pengetahuan keluarga, gangguan nutrisi

    dan gangguan integritas kulit belum teratasi sepenuhnya.

    ,.2. +aran

    5erdasarkan pengkaian dan asuhan keperaatan yang telah

    dilakukan oleh penulis, asuhan keperaatan yang baik adalah asuhan yang

    selalu memperhatikan seluruh aspek dari kehidupan klien baik biologi,

     psikologi, sosial dan spiritualnya. *ada kasus hidrosefalus terdapat banyak 

    117

  • 8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru

    60/60

    intervensi keperaatan yang bisa diberikan kepada klien, dari hal yang

    sederhana sampai pada hal yang perlu ketelitian dan konnsentrasi dalam

    memberikan asuhan keperaatan. 4ntervensi seperti "u"i tangan sebelum

    dan sesudah melakukan tindakan keperaatan, observasi tanda-tanda vital,

    observasi intake dan ouput klien, kolaborasi pengobatan adalah hal yang

    harus diberikan dan diperhatikan dalam menangani kepada pasien dengan

    hidrosefalus. enghindari resiko infeksi adalah hal yang paling penting

    untuk diperhatikan. asalah integritas kulit uga harus diperhatikan

    dengan selalu menaga agar tidak ada penekanan pada bagian kepala, atau

    ekstremitas. 7ntuk peneliti selanutnya yang menangani pasien dengan

    hidrosefalus bisa melakukan intervensi yang dikemukakan oleh (Laben,

    20%! yaitu merubah posisi kepala klien setiap 2 am dan intervensi-

    intervensi lain yang mampu memberikan kenyamanan kepada klien.