laporan revisi sidang baru
TRANSCRIPT
-
8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru
1/60
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Hidrosefalus merupakan suatu kedaan di mana terdapat timbunan
likor serebros-spinalis yang berlebihan dalam ventrikel-ventrikel yang
disertai dengan kenaikan tekanan intrakranial. Hidrosefalus dapat timbul
sebagai kelainan kongenital atau kelainan postnatal (Rukiyah & Yulianti,
200!. Hidrosefalus adalah kelainan patologis otak yang mengakibatkan
bertambahnya "airan serebrospinal dengan atau pernah dengan tekanan
intra"ranial yang meninggi, sehingga terdapat pelebaran ventrikel (Hassan,
#$%! dalam (aryunani & 'urhayati, 200#!.Hidrosefalus teradi akibat dari prodeksi likuar yang berlebihan,
peningkatan resistensi aliran likuar, dan peningkatan tekanan sinus venosa.
)ebagai konsekuensi dari tiga mekanisme tersebut adalah peningkatan
tekakanan intra"ranial sebagai upaya mempertahankan keseimbangan
sekresi dan absorsi. *roduksi likuor yang berlebihan akan menyebabkan
tekanan intrakranial. +angguan aliran likuor merupakan aal dari
kebanyakan kasus hidrosefalus ()atyanegara, 200!. )e"ara umum geala
yang paling umum teradi pada pasien-pasien hidrosefalus dibaah usia 2
tahun adalah pembesaran abnormal yang progresif dari ukuran kepala
(Rukiyah & Yulianti, 200!.
*rognosis hidrosefalus tergantung banyak faktor, tindakan upaya
pen"egahan, faktor resiko, komplikasi, progresifilitas,penyakit dan
tindakan pembedahan yang dikerakan (aryunani & 'urhayati, 200#!.
*rognosis pada anak- anak dengan hidrosefalus yang telah ditangani
bergantung terutama pada ke"epatan perkembangan hidrosefalus.*enanganan hidrosefalus se"ara pembedahan yang dilanutkan dengan
penatalaksanaan bedah saraf dan medis memiliki angka keberhasilan hidup
sekitar $0, dengan insiden mortalitas tertinggi teradi pada periode satu
tahun pertama setelah penanganan. i antara anak-anak yang berhasil
hidup, sekitar sepertiga diantaranya memiliki fungsi intelektual dan
neurologi yang normal dan separuhnya mengalami disabilitas neurologik
(/ong, 200$!.
1
-
8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru
2/60
)alah satu penatalaksanaan pasien dengan hidrosefalus adalah
dengan perasi pemasangan 1pintas (shunting! bertuuan untuk membuat
aliran lokuor dengan kavitas drainase (seperti3 peritoneum, atrium kanan,
pleura!. *ada anak-anak lokasi kavitas yang terpilih adalah rongga
peritoneum. )elain shunting "ara terbaik untuk melakukan perforasi dasar
ventrikel 444 adalah dengan teknik bedah endoskopik (*utra, 202!.
5erdasarkan data yang diperoleh pada laporan registrasi pasien di
Ruang *erina 6tas R)7 8abupaten 9angerang pada tanggal 02 aret
20:, pada periode dua bulan terakhir (;anuari 20:-
-
8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru
3/60
>. ahasisa dapat melakukan evaluasi keperaatan pada 5y. < dengan
hidrosefalus di Ruang *erina 6tas R)7 8abupaten 9angerang 9ahun
20:.
1.. Man!aat
1..1. Bag" #lmu Pengetahuan
*enulis berharap laporan ini dapat digunakan sebagai a"uan dalam
perkembangan ilmu keperaatan pada kasus hidrosefalus terutama yang
dialami pada bayi.
1..2. Bag" Pr$!es" Ke%era&atan
?aporan ini diharapkan menadi suatu dasar pen"apaian asuhan
keperaatan yang menyeluruh terhadap pemberian pelayanan pada kasus
hidrosefalus baik di rumah sakit maupun fasilitas kesehatan lainnya.
1..3. Bag" #nst"tus"'Lahan Praktek
?aporan ini diharapkan dapat diadikan sebagai a"uan untuk tenaga
kesehatan khususnya peraat di R)7 8abupaten 9angerang dalam
pemberian asuhan keperaatan komprehensif pada bayi dengan
hidrosefalus.
1... Bag" #nst"tus" Pen("("kan
?aporan ini diharapkan dapat menadi a"uan laporan-laporan selanutnya
untuk pengembangan lebih lanut asuhan keperaatan pada kasus bayi
dengan hidrosefalus.
5
-
8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru
4/60
BAB 2
T#N)AUAN TE*R#T#+
2.1. De!"n"s" H"(r$se!alus
Hidrosefalus merupakan suatu keadaan dimana terdapat timbunan
"airan serebrospinalis yang berlebihan dalam ventrikel-ventrikel yang
disertai dengan kenaikan tekanan intra"ranial ()arono,##2! dalam
(aryunani & 'urhayati, 200#!. Hidrosefalus merupakan keadaan yang
disebabkan gangguan keseimbangan antara produksi dan absorpsi "airan
serebrospinal dalam sistem ventrikel otak. ;ika produksi @)) lebih besar
daripada absorpsi, @)) akan terakumulasi dalam sistem ventrikel, dan
biasanya peningkatan tekanan akan menghasilkan dilatasi asi ventrikel
(/ong, 200$!.Hidrosefalus adalah kelainan patologis otak yang mengakibatkan
bertambahnya "airan serebrospinal dengan atau pernah dengan tekanan
intra"ranial yang meninggi, sehingga terdapat pelebaran ventrikel.
*elebaran ventrikuler ini akibat ketidakseimbangan antara produksi dan
absorsi "airan serebrospinal. Hidrosefalus selalu bersifat sekunder, sebagai
akibat penyakit atau kerusakan otak. 6danya kelainan-kelainan tersebut
menyebabkan kepala menadi besar serta teradi pelebaran sutura-sutura
dan ubun-ubun (*utra, 202!.
2.2. Klas"!"kas" H"(r$se!alus
6da beberapa istilah dalam klasifikasi hidrosefalus maupun
sebutan diagnosis kasus yaituA
. Hidrosefalus internaA menunukkan adanya dilatasi ventrikel.
2. Hidrosefalus eksternalA "enderung menunukkan adanya pelebaran
rongga subara"hnoid di atas permukaan korteks.
%. Hidrosefalus komunikans adalah keadaan hidrosefalus dimana ada
hubungan antara sistem ventrikel dengan rongga subara"hnoid otak
dan spinal.
=. Hidrosefalus nonkomunikans bila ada blok di dalam sistem ventrikel
atau salurannya ke rongga subara"hnoid ()atyanegara, 200!.
2.3. Et"$l$g"
7
-
8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru
5/60
Hidrosefalus teradi apabila terdapat penyumbatan aliran "airan
serebrospinal pada salah satu tempat antara tempat pembentukan "airan
serebrospinal dalam system ventrikel dan tempat absorsi dalam ruang
subaraknoid. *ada bayi penyebab penyumbatan aliran "airan serebrospinal
yang sering teradi adalahA
! 8elainan kongenitalA adanya stenosis akuaduktus sylvii (merupaka
penyebab terbanyak pada hedrosefalus bayi!, spina bifida dan "ranium
bivida, sindrom dandy alker, kista araknoid dan anomaly pembuluh
darah.
2! 4nfeksiA timbul pada pas"a meningiitis, 9R@H.
%! 'eoplasmaA hidrosefalus teradi karena obstruksi mekanis yang dapat
teradi pada setiap aliran "airan serebrospinal, antara lain tumor
ventrikel 444, tumor fossa posterior, limfoma dan lain-lain.
=! *erdarahanA perdarahan sebelum dan sesudah lahir dalam otak dapat
menyebabkan fibrosis yang akan menimbulkan penyumbatan
(aryunani & 'urhayati, 200#!.
2.. Pat$!"s"$l$g"
ua mekanisme pembentukan @)) adalah sekresi oleh pleksus
koroid dan rabas menyerupai "airan limfatik yang berasal dari "airan
ekstraselular otak. @airan serebrospinal bersirkulasi melalui seluruh sistem
ventrikel, kemudian diabsorpsi dalam rongga subaraknoid dengan
mekanisme yang tidak sepenuhnya dipahami. iagnosis pranatal elas
memberikan dampak terhadap prevalensi kelahiran hidrosefalus pada saatini. 8emauan teknologi dalam pemeriksaan R4 dan @9 )"an telah
menghasilkan informasi yang sangat berharga tentang patofisiologi
berbagi penyakit. Hidrosefalus disebabkan oleh berbagai keadaan3
hidrosefalus dapat merupakan penyakit kongenital (gangguan
perkembangan anin dalam uterus atau infeksi intrauteri!, atau didapat
(neoplasma, perdarahan, atau infeksi! (/ong, 200$!.
Hidrosefalus merupakan geala kelainan otak mendasar yang dapat
mengakibatkan gangguan absorsi @)) dalam ruang subaraknoid (masih
9
-
8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru
6/60
ada hubungan antar ventrikel3 hidrosefalus komunikans!, atau obstruksi
aliran @)) dalam ventrikulus (tidak ada hubungan antar ventrikel3
hidrosefalus nonkomunikans!. )etiap gangguan keseimbangan antara
produksi dan absorsi @)) menyebabkan peningkatan akumulasi @))
dalam ventrikel yang kemudian mengalami dilatasi dan menekan substansi
otak ke tulang kranial, peristia ini akan menimbulkan pembesaran
tengkorak selain dilatasi ventrikel (/ong, 200$!.
11
-
8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru
7/60
2.,. Path&a-
13
Hydrocephalus8elainan 8ongenital
Nyeri
akut
Penuruna
n
SakitKesadaran
Saraf pusat
Kebutuhan
nutrisi kurang
BB menurun
Mual
Resik
o
ceder
Kejang
Perfusi
jaringan tidak
liran
!em"uluh darah
Hipotalamus semakinKoping keluargatidak efektif
!enurunana kesadaran#tak semakin
Desist perawatan
Kerusakan fungsi
kognitif dansikomotor
Hipertermi
$espon
in%amsi
Resiko
danya port de
entry dan "enda
asing masuk
&erpasang
shunt
Gangguan
persepsi
'isfungsi
persepsi (isuals asial
!apiledema
'epresi saraf
kardio(askulardan pernafasan
Kompresi
"atang otak
!enekanan
saraf optikus
Herniasi falksere"ri
!eningkatan
&)K
Kerusaka
n
mobilitas
Gangguan
integritaskulit
!enekanan
total
Kesulitan "ergerak
!em"esaran
kepala &indakan
em"edahan
Hydrocephalus*eningkatan umlah "airan
serebrospinal
#"struksi*penyerapan +,S#"struksi salah satutempat pem"entukan
-
8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru
8/60
2.. Man"!estas" Kl"n"s
9anda aal dan geala hidrosefalus tergantung pada aitan dan
deraat ketidakseimbangan kapasitas produksi dan resorbsi @)). +eal-geala yang menonol merupakan refleksi adanya hipertensi intrakranial
(*utra, 202!. anifestasi klinis dari hidrosefalus dikelompokkan menadiA
a. asa bayi, tahap aal
. *ertumbuhan kepala "epat dan abnormal
2. . 9anda a"een (bunyi perkusiA seperti pot retak!
:. *enipisan tulang tengkorak (/ong, 200$!.
b. asa bayi, tahap lanut
. *embesaran frontal, atau penonolan dahi
2. ata yang masuk ke dalam
%. 9anda )etting sun B sklera terlihat di atas iris
=. Refleks pupil lamban, respons terhadap "ahaya tidak sama (/ong,
200$!.
". asa bayi, umum
. 4ritabilitas (reel!
2. ?etargi
%. 5ayi menangis ketika digendong atau ditimang dan diam ketika
dibiarkan berbaring tenang
=. Refleks infantil aal mungkin masih ada
>. Respons yang normalnya teradi tidak mun"ul
:. apat memperlihatkanAa. *erubahan tingkat kesadaran
b. pistotonos (sering berlebihan!
". )pastisitas ekstremitas baah
d. untah
C. 8asus lanutA
a. 8esulitan menghisap dan minum susu
b. 9angisan yang melengking, singkat dan bernada tinggi
". +angguan kardiopulmonal (/ong, 200$!
d. asa kanak-kanak
15
-
8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru
9/60
. )akit kepala pada saat bangun tidur, perbaikan teradi setelah
muntah atau dalam posisi tegak
2. *apiledema
%. )trabismus
=. 9anda-tanda traktus ekstrapiramidal (mis, ataksia!
>. 4ritabilitas (reel!
:. ?etargi
C. 6patis
$. 8onfusi (bingung!
#. 4nkoherensi
0. untah (/ong, 200$!.
2./. K$m%l"kas"
8omplikasi terbesar pada D* shunt adalah infeksi dan malfungsi.
alfungsi lebih sering disebabkan oleh obstruksi mekanik atau
perpindahan di dalam ventrikel dari bahan-bahan khusus atau uung distal
dari thrombosis sebagai akibat dari pertumbuhan. 6nak dengan obstruksi
shunt sering menunukkan kegaatan dengan manifestasi klinik
peningkatan 948 yang lebih sering disertai dengan status neurologis yang
buruk (uttaEin, 200$!. 8omplikasi dari Shunt adalah bstruksi shunt,
infeksi, dan drainase yang berlebih (*ople, 2002!.
2.0. Pemer"ksaan Penunjang
iagnosis dapat dilakukan dengan beberapa "ara berikutA
! *emeriksaan fisik, meliputi dua hal. *ertama, pengukuran lingkar
kepala se"ara berkala. *engukuran ini penting untuk melihat
pembesaran kapala yang progresif atau lebih dari normal. 8edua
adalah dengan transimulasi.2! *emeriksaan darah, dalam hal ini tidak ada pemeriksaan darah khusus
untuk hidrosefalus.
%! *emeriksaan "airan serebrospinal. 6nalisis "airan serebrospinal pada
hidrosefalus akibat perdarahan atau meningitis untuk mengetahui kadar
protein dan menyingkirkan kemungkinan ada infeksi sisa.
=! *emeriksaan radiologi meiputi tiga hal. *ertama F-foto kepala3 tampak
"ranium yang membesar atau sutura yang melebar. 8edua, 7)+
kepala3 dilakukan bila ubun-ubun besar belum menutup. 8etiga, @9-
17
-
8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru
10/60
)"an kepala3 bertuuan untuk mengetahui adanya pelebaran ventrikel
sekaligus mengevaluasi struktur-struktur intraserepral lainya.
iagnosis banding uga perlu ditegakkan dalam pemeriksaan
hidrosefalus. *emebesaran kepala dapat teradi pada hidrosefalus,
makrosefalik, tumor otak, abses otak, granuoma intra"ranial, dan
bematoma subdural perinatal hidranensefali (*utra, 202!.
2.. Penatalaksanaan Me("s
6dapun penatalaksanaan bayi yang mengalami hidrosefalus
sebagai berikutA
! *eraatan bayi umum ditambah pen"egahan dekubitus karena bayi
akan lebih banyak teentang.
2! *emberian diamok (aseta Golami! untuk mengurangi "airan
serebrospinal >0-C0 mgkg55hari.
%! *emasangan pirau ventrikulo peritoneal.
=! *enyuluhan pada orang tua tentang kesiapan menghadapi kenyataan
dan pen"egahan komplikasi dekubitus (Rukiyah & Yulianti, 200!.
)edangkan tiga prinsip dalam pengobatan hidrosefalus dengan
kedokteran, yaitu3
1. engurangi produksi @)) dengan merusak sebagian pleksusu
koroidalis, dengan tindakan reseksi (pembedahan! atau koagulasi,
akan tetapi hasilnya tidak memuaskan.
2. empengaruhi hubungan antara tempat produksi @)) dengan tempat
absorpsi yakni menghubungkan ventrikel dengan ruang subara"hnoid.
isalnya, ventrikulosisternostomi pada stenosis akuaduktus silvius.
*ada anak hasilnya kurang memuaskan, karena sudah ada insufisiensi
fungsi absorpsi.
3. *engeluaran likuar (@))! ke dalam organ ekstrakranial (Rukiyah &
Yulianti, 200!.
*enanganan hidrosefalus uga dapat dibagi menaadiA
a. *enanganan sementara
! 9erapi konservatif medikamentosa3 dituukan untuk membatasi
evolusi hidrosefalus melalui upaya mengurangi sekresi "airan dan
pleksus "horoid (asetaGolamid 00 mgkg55hari3 furosemid ,2
mgkg55hari! atau upaya meningkatkan resorpsinya (isorbid!.
19
-
8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru
11/60
9erapi di atas hanya bersifat sementara sebelum dilakukan terapi
defenitif diterapkan atau bila ada harapan kemungkianan pulihnya
gangguan hemodinamik tersebut3 sebaliknya terapi ini tidak efektif
untuk pengobatan angka panang mengingat adanya resiko
teradinya gangguan metabolik (Rukiyah & Yulianti, 200!
2! rainase liEouor eksternal3 dilakukan dengan memasang kateter
ventrikuler yang kemudian dihubungkan dengan suatu kantong
drain eksternal. 8eadaan ini dilakukan untuk penederita yang
berpotensi menadi hidrosefalus (hidrosefalus transisi! atau yang
sedang mengalami infeksi. 8eterbatasan tindakan ini adalah
adanya an"aman kontaminasi liEour dan penderita harus selalu
dipantau se"ara ketat. @ara lain yang mirip dengan metode ini
adalah puksi ventrikel yang dilakukan berulang kali untuk
mengatasi pembesaran ventrikel yang teradi (Rukiyah & Yulianti,
200!.
b. *enanganan 6lternatif
9indakan alternatif selain operasi pintas (shunting! diterapkan
khususnya bagi kasus-kasus yang mengalami sumbatan di dalam
sistem ventrikel termasuk uga saluran keluar ventrikel 4D (misal3
stenosis akuaduktus, tumor fossa posterior, kista arakhnoid!. alam hal
ini maka tindakan terapeutik sema"am ini perlu dipertimbangkan
terlebih dahulu, alaupun kadang lebih rumit daripada memasang
shunt, mengingat restorasi aliran liEour menuu keadaan atau
mendeteksi normal selalu lebih baik daripada suatu drainase yang
artifisial. *enanganan yang dapat dilakukan antara lainA! 9erapi etiologik3 *enanganan terhadap etiologi hidrosefalus
merupakan strategi terbaik3 seperti antara lain pengomtrolan kasus
yang mengalami intoksikasi vitamin ), reseksi radikal lesi massa
yang mengganggu aliran liEour, pembersihan sisa darah dalam
liEour atau perbaikan suatu malformasi. *ada beberapa kasus
diharuskan untuk melakukan terapi sementara terlebih dahulu
sebelum diketahui se"ara pasti lesi penyebab atau masih
-1
-
8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru
12/60
memerlukan tindakan operasi shunting karena kasusu yang
mempunyai etiologi multifa"tor atau mengalami gangguan aliran
liEour sekunder (Rukiyah & Yulianti, 200!.
2! *enetrasi membrane3 *enetrasi dasar ventrikel 444 merupakan suatu
tindakan membuat alan alternatif melalui rongga subara"hnoid bagi
kasus-kasus stenosis akuaduktus atau gangguan aliran pada fossa
posterior (termasuk tumor fossa posterio!. )elain memulihkan
fungsi sirkulasi liEour se"ara pseudofisiologi, ventrikulostomi 444
dapat meb"iptakan tekanan hidrostatik yang uniform pada seluruh
sistem saraf pusat sehingga men"egah teradinya perbedaan tekanan
pada struktur-struktur garis tengah yang rentan (Rukiyah &
Yulianti, 200!.
". perasi pemasangan 1pintas (shunting!
)ebagian besar pasien hidrosefalus memerlukan tindakan
operasi pintas (hunting! bertuuan membuat saluran baru aliran likuor
(ventrikel atau lumbar! dengan kavitas drainase (seperti3 peritoneum,
atrium kanan, pleura!. *ada anak-anak lokasi kavitas yang terpilih
adalah rongga peritoneum, mengingat mampu menampung kateter
yang "ukup panang sehingga dapat menyesuaikan pertumbuhan anak
serta resiko teradinya infeksi relatif lebih ke"il dibanding rongga
antung. 5iasanya "airan ?@) didrainasi dari ventrikel, namun
terkadang pada hidrosefalus komunikans ada yang didrain ke rongga
subara"hnoid lumbar (Rukiyah & Yulianti, 200!.
2.1. Asuhan Ke%era&atan2.1.1. Anamnesa
6namesis pada hidrosefalus meliputi keluhan utama, riayat penyakit
sekarang, riayat penyakit dahulu, riayat perkembangan dan riayat
psikososial.
. 4dentitas klien meliputi nama, umur (kebanyakan teradi pada bayi dan
neonates!, enis kelamin, pendidikan, alamat pekeraan, agama, suku
bangsa, tanggal dan am masuk rumah sakit, nomor register, asuransi
kesehatan diagnose medis.
-3
-
8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru
13/60
2. 8eluhan utama yang sering menadi alasan klien untuk meminta
pertolongan kesehatan tergantung dari seberapa auh dampak
hidrosefalus pada peningkatan tekanan intrakrania meliputi muntah,
gelisah, nyeri kepala, lelah, apatis, penglihatan ganda, perubahan pupil,
dan kontriksi penglihatan perifer.
%. Riayat penyakit saat ini, pengkaian yang didapat meliputi keluhan
anaknya mengalami pembesaran kepala, tingkat kesadaran menurun,
keang, muntah, sakit kepala, aah tampak ke"il se"ara
disproporsional, anak menadi lemah, kelemahan fisik umum,
akumulasi se"ret pada saluran pernafasan. 6danya penurunan atau
perubahan pada tingkat kesadaran.=. Riayat pengkaian dahulu, pengkaian yang peru ditanyakan meliputi
adanya riayat hidrosefaus sebelumnya, adanya neoplasma otak,
kalainan baaan pada otak dan riayat infeksi.
>. Riayat perkembangan, kelahiran premature, lahir dengan
pertolongan, pada aktu lahir menangis ken"ang atau tidak. Riayat
penyakit keluarga kai anggota keluarga generasi terdahulu yang
menderita stenosis aEuaduktus yang berhubungan dengan penyakit
keluargaketurunan yang terpaut seks.:. *engkaian psikososial, pengkaian mekanisme koping yang digunakan
klien dan keluarga (orang tua! untuk menilai respon terhadap penyakit
yang dideritan dan perubahan peran dalam keluarga dan masyarakat.
6pakah ada dampak yang timbul pada klien dan orang tua, yaitu
timbul ketakutan akan ke"a"atan, "emas, ketidakmampuan untuk
melakukan aktivitas se"ara optimal (uttaEin, 200$!
2.1.2. Pemer"ksaan "s"k ! 8eadaan 7mum, pada keadaan hidrosefalus umumnya mengaami
penurunanan kesadaran (+@) I>! dan teradi perubahan pada tanda-
tanda vital.
2! 5 (5reathing!, ispeksi apakah didapatkan klien batuk, peningkatan
produksi sputum, sesak nafas, penggunaan otot bantu nafas, dan
peningkatan frekuensi pernafasan. 9erdapar retraksi klavikuladada,
pengembangan paru tidak simetris. Jkspansi dada dinilai penuh dan
kesimetrisannya.
-5
-
8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru
14/60
%! 52 (5lood!, nadi bradikardi merupakan tanda adanya perubahan
perfusi aringan otak, kulit pu"at. Hipotensi merupakan tanda aal
teradinya perfusi aringan dan tanda-tanda syok.
=! 5% (5rain!, se"ara umum kepala akan terlihat lebih besar, mengukur
lingkar kepala bergantian dengan lingkar dada, ubun-ubun besar
melebar, teraba tegang dan menonol. ahi tampak melebar dengan
kulit kepala yang menipis, pelebaran vena kulit kepala, sutura belum
menutup dan melebar. idapatkan cracked pot sign bunyi seperti pot
kembang retak saat diperkusi. 5ola mata terdorong kebaah, sklera
tampak diatas iris. engkai timgkat kesadaran, pemeriksaan fungsi
serebri.>! 5= (5ladder!, kai keadaan urine meliputi arna, umlah, dan
karakteristik urine. *enurunan umlah urine dan peningkatan retensi
"aira teradi karena menurunya perfusi pada ginal. 8lien mengalami
inkontinensia urine, ketidakmampuan mengkomunikasikan
kebutuhan, dan ketidakmampuan untuk menggunakan system
perkemihan karena kerusakan kontrol motorik dan postural. 8ontrol
sfingter urinarius eksternal hilang atau berkurang.
:! 5> (5oel!, kelainan kesulitan menean, nafsu makan menurun, mual
muntah pada fase akut. 9eradi konstipasi akibat penurunan peristaltik
usus, kontinensia alvi yang beranut kerusakan neurologis luas.
C! 5: (5one!, kelemahan fisik umum, arna kulit kebiruan
menunukkan sianosis (uung kuku, ekstremitas, telinga, hidung, bibir,
membrane mukosa! (uttaEin, 200$!.
2.1.3. D"agn$sa Ke%era&atan
. Resiko tinggi peningkatan tekanan intrakranial yang berhubungan
dengan peningkatan umlah "airan serebrospinal.
2. 5ersihan alan nafas tidak efektif yang berhubungan dengan
penumpukan sputum, peningkatan sekresi se"ret dan penurunan batuk
sekunder akibat nyeri dan keletihan, adanya alan nafas buatan pada
trakea, ketidakmampuan batukbatuk efektif.
%. 'yeri yang berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial,
terpasanganya shunt .
-7
-
8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru
15/60
=. +angguan nutrisiA kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan
dengan perubahan kemampuan men"erna makanan, peningkatan
kebutuhan metabolism.
>. Resiko tinggi "edera yang berhubungan dengan keang.:. Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan penurunan
kesadaran, kelemahan fisik umum, pembesaran kepala.
C. 6nsietas keluarga yang berhubungan dengan keadaan kritis pada klien.
$. 8urang pengetahuan yang berhubungan dengan misinterpretasi
informasi, tidak mengenal sumber-sumber informasi, ketegangan
akibat krisis situasional.
#. Resiko gangguan integritas kulit sehubungan dengan mobilitas, tidak
adekuatnya sirkulasi perifer.
0. Resiko defisit "airan dan elektrolit berhubungan dengan muntah,
asupan "airan kurang, peningkatan metabolism.
. Resiko tinggi infeksi yang berhubungan dengan post d antree organism
sekunder akibat trauma (uttaEin, 200$!.
-9
-
8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru
16/60
2.1.. #nter4ens" Ke%era&atan
2..> Resiko tinggi peningkatan tekanan intrakranial yang berhubungan
dengan peningkatan umlah "airan serebrospinal.
Tujuan'Kr"ter"a Has"lA
)etelah dilakukan tindakan keperaatan % K 2= am tidak teradi
peningkatan 948 pada klien.
8riteria HasilA 8lien tidak gelisah, tidak mengeluh nyeri kepala, mual-
mual dan muntah, +@)A =,>,:, tidak terdapat palpidema, 99D dalam
batas normal.
Ta5el 2.1
#nter4ens" Ras"$nal. 8ai faktor penyebab dari situasikeadaan
individupenyebab komapenurunan perfusi
aringan dan kemungkinan penyebab
peningkatan 948.
2. onitol tanda-tanda vital tiap = am.
%. Jvaluasi pupil.
=. onitor temperature dan pengaturan suhu
lingkungan
>. *ertahankan kepalaleher pada posisi yang
netral, usahakan dengan sedikit bantal, hindari
penggunaan bantal yang tinggi.
:. 5erikan periode istirahat antara tindakan
peraatan dan batasi lamanya prosedur.
C. 8urangi rangsangan ekstra dan berikan rasa
. eteksi dini untuk memprioritaskan
intervensi, mengkai status neurologis
tanda-tanda kegagalan untuk
menentukan peraatan kegaatan atau
tindakan pembedahan.
2. engan peningkatan tekanan darah
diastolik maka dibarengi dengan
peningkatan tekanan darah intrakranial.%. Reaksi pupil merupakan tanda dari
gangguan nervus ika batang otak
terkoyak. 8eseimbangan saraf simpatis
dan parasimpatis merupakan respon
reflek saraf kranial.
=. *anas merupakan reflek dari
hipotalamus. *eningkatan kebutuhan
metabolism dan 2 akan menunang
peningkatan 948.
>. *erubahan kepala pada satu sisi dapat
menimbulkan penekanan pada vena
ugularis dan menghambat aliran darah
otak.
:. 9indakan yang terus menerus dapat
meningkatkan 948 oleh efek
31
-
8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru
17/60
nyaman seperti masase punggung, lingkungan
yang tenang, sentuhan yang ramah.
$. Degahhindarkan teradinya valsava maneuver.
#. 5antu klien ika batukmuntah.
0. 8ai peningkatan istirahat dan tingkah laku
pada pagi hari.
. *alpasi pada pembesaran kandung kemih,
pertahankan drainase urine dan monitor
terdapatnya konstipasi.
2. 5erikan penelasan pada klien dan orang tua
tentang sebab akibat 948 meningkat.
%. bservasi tingkat kesadaran dengan +@).
=. 8olaborasi pemberian o2 sesuai indikasi.>. 5erikan "airan intravena sesuai dengan yang
diindikasikan.
:. 5erikan obat direutik osmoti" "ontohnya
manitol furos"ide.
C. 5erikan steroid "ontohnya deksamentason,
metal predniksolon.
$. onitor hasil laboratorium sesuai dengan
indikasi seperti prothorombin ?J.
rangsangan kumulatif.
C. emberikan suasanan yang tenang
dapat mengurangi respon psikologis dan
memberikan istirahat untuk
memperthankan 948.
$. engurangi tekanan intrathorakal dan
intraabdominal sehingga menghindari
peningkatan 948.
#. 6ktivitas ini dapat meningkatkan
intrathorakal dan intraabdominal
dimana dapat meningkatkan tekanan
948.
0. 9ingkah nonverbal ini dapat merupakanindikasi peningkatan 948.
. apat meningkatkan respons otomatis
yang potensial menaikkan 948.
2. eningkatkan kera sama dalam
meningkatkan peraatan klien dan
mengurangi ke"emasan.
%. *erubahan kesadaran menunukkan
peningkatan 948.
=. engurangi hipoksemia.
>. *emberian "airan untuk mengurangi
edema serebri, peningkatan minimum
pada pembuluh darah dan 948.
:. igunakan pada fase akut untuk
mengalirkan air dari kerusakan sel dan
mengurangi edema serebri dan 948.
C. 7ntuk menurunkan inflamasi dan
mengurangi edema aringan.
$. emberikan informasi tentang
efektivitas pemberian obat (uttaEin,
200$!.
33
-
8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru
18/60
%..> 5ersihan alan nafas tidak efektif yang berhubungan dengan
penumpukan sputum, peningkatan sekresi se"ret dan penurunan batuk
sekunder akibat nyeri dan keletihan, adanya alan nafas buatan pada
trakea, ketidakmampuan batukbatuk efektif.
TujuanA alam aktu 2K2= am terdapat perilaku peningkatan keefektifan
alan nafas.
Kr"ter"a has"lA bunyi nafas terdengar bersih, ronkhi tidak terdengar,
tra"heal tube bebas sumbatan, mununukkan batuk yang efektif, tidak ada
lagi penumpukan se"ret di saluran pernafasan.
Ta5el 2.2
#nter4ens" Ras"$nal. 8ai keadaan alan nafas.
2. Jvaluasi pergerakan dada dan auskultasi suara
napas pada kedua paru.
%. ?akukan penghisapan lender ika diperlukan.
=. 6nurkan klien menggunakan teknik batuk
selama penghisapan seperti aktu bernafas
panang.
>. 6tur posisi se"ara teratur (tiap 2 am.
:. 5erikan minuman hangat ika keadaan
memungkinkan.
C. ;elaskan kepada klien tentang kegunaan batuk
efektif dan kenapa terdapat penumpukan se"ret.
$. 6arkan klien yang kooperatif tentang metode
yang tepat untuk pengontrolan batuk.
#. 'apas dalam dan perlahan saat duduk setegak
mungkin.
0. ?akukan pernafasan diafragma.
. 9ahan nafas selama %-> detik.
2. ?akukan nafas ke dua, tahan dan batukkan dari
dada dengan melakukan 2 batuk pendek dan
. bstruksi mungkin disebabkan oleh
akumulasi se"ret, sisa "airan mu"us,
perdarahan, bron"ospasme.
2. *enrgerakan dada yang simetris dengan
suara nafas yang keluar dari paru-paru
menandakan alan nafas tidak
terganggu.
%. *engisapan lender tidak selama
dilakukan terus-menerus dan durasinya
pun dapat dikurangi untuk men"egah
bahaya hipoksia.
=. 5atuk yang efektif dapat mengeluarkan
se"ret dari saluran nafas.
>. engatur pengeluaran se"ret dan
ventilasi segmen paru-paru, mengurangi
resiko atekektasis.
:. embantu pen"ernaan sekret,mempermudah pengeluaran sekret.
C. *engeluaran yang diharapkan akan
membantu mengembangkan kepatuhan
klien terhadap ren"ana terapeutik.
$. 5atuk yang tidak terkontrol adalah
melelahkan dan tidak efektif.
#. emungkinkan ekspansi paru lebih
luas.
0. enurunkan frekuensi nafas dan
35
-
8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru
19/60
kuat.
%. 6uskultasi paru sebelum dan sesudah klien
batuk.
=. 6arkan klien tindakan untuk menurunkan
viskositas sekresi.
>. 5erikan peraatan mulut yang baik setelah
batuk.
:. 8olaborasi dengan doketr, radiologi,
fisioterapiA pemberian okspektoran, antibioti",
dada, foto thoraks.
C. ?akukan fisioterapi dada sesuai indikasi seperti
pas"aural drainase, penepukan.
meningkatkan sekresi se"ret.
. eningkatkan volume udara dalam paru
mempermudah pengeluaran sekresi
se"ret.
2. *engkaian ini membantu mengevaluasi
keefektifan upaya batuk klien.
%. )ekresi kental dapat menyebabkan
sumbatan mukus.
=. 7ntuk menghindari pengentalan sekret
atau mosa pada saluran nafas bagian
atas.
>. Hygiene mulut yang baik
mengakibatkan rasa keseahteraan dan
men"egah bau mulut.
:. 7ntuk memudahkan mengeluarkan
lender.
C. engatur ventilasi segmen paru-paru
dan pengeluaran se"ret (uttaEin,
200$!.
=..> 'yeri yang berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial,
terpasanganya shunt .
TujuanA setelah dilakukan asuhan keperaatan diharapkan nyeri dapat
berkuranghilang.
Kr"ter"a has"lA
- elaporkan nyeri dapat berkurang atau terkontrol.
- engikuti program farmakologi yang diresepkan.
- endemonstrasikan penggunaan keterampilan relakasasi atau
pengalihan.
Ta5el 2.3
#nter4ens" Ras"$nal. @atat usia klien, tingkat perkembbangan dan
usia saat ini.
2. ?akukan pengkaian nyeri lokasi, karakteristik,
aitan, durasi, frekuensi, kualitas, dan
intensitas.
. empengaruhi kemampuan untuk
melaporkan parameter nyeri.
2. engidentifikasi faktor pen"etus.
%. 'yeri yang mengikuti "edera, trauma,
37
-
8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru
20/60
%. @atat kemungkinan penyebab nyeri
patofisiologis dan psikologis.
=. @atat lokasi prosedur pembedahan.
>. *antau tanda-tanda vital selama periode nyeri.:. 5eri manaemen nyeri nonfarmakologis
(masase, perubahan posisi, kompres, relaksasi
nafas, visualisasi, imainasi terbimbing!.
C. 8olaborasi pemberian analgesik
atau prosedur seperti pembedahan.
=. 6danya komplikasi yang diketahui
dapat membuat nyeri lebih berat.
>. 99v biasanya berubah pada saat nyeri.
:. 6ktivitas pengalihan atau distraksi.
C. ;enis obat yang diberikan bergantung
pada enis dan keparahan nyeri.
>..> +angguan nutrisiA kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan
dengan perubahan kemampuan men"erna makanan, peningkatan
kebutuhan metabolisme.
TujuanA dalam aktu 2K2= am kebutuhan nutrisi klien terpenuhi dalam
aktu CK2= am.
Kr"ter"a has"lA turgor baik, asupan dapat masuk sesuai kebutuhan,
terdapat kemampuan menelan, sonde dilepas, 55 meningkat kg, hb dan
albumin dalam batas normal.
Ta5el 2.
#nter4ens" Ras"$nal. bservasi tekstur, turgor kulit.
2. ?akukan oral hygiene.
%. bservasi asupan keluaran.
=. bservasi posisi dan keberhasilan sonde.
>. 9entukan kemampuan klien dalam mengunyah,
menenlan, dan reflek batuk.
:. ?etakkan posisi kepala lebih tinggi pada saat
selama dan sesudah makan.
C. )timulasi bibir untuk menutup dan membuka
mulut se"ara manual dengan menekan ringan di
atas bibirdi baah dagu ika dibutuhkan.
$. ?etakkan makanan pada daerah mulut yang
tidak terganggu.
#. 5erikan makanan dengan perlahan pada
lingkungan yang terang.
0. ulailah untuk memberikan makanan peroral
setengah "air, makan lunak ketika klien dapat
. engetahui status nutrisi klien.
2. 8ebersihan mulut merangsang nafsu
makan.
%. engetahui keseimbangan nutrisi klien.
=. 4ntuk menghindari resiko infeksi.
>. 7ntuk menetapkan enis makanan yang
akan diberikan pada klien.
:. 6gar klien lebih mudah menelan karena
gaya gravitasi.C. embantu dalam melatih kembali
sensorik dan meningkatkna nkontrol
mus"ular.
$. emberikan stimuasi sensorik yang
dapat men"etuskan usaha untuk
menelan dan meningkatkan masukan.
#. 8lien dapat berkonsentrasi pada
mekanisme makan tanpa adanya
39
-
8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru
21/60
menelan air.
. 6nurkan klien menggunakan sedotan untuk
meminum "airan.
2. 6nurkan klien untuk berpartisipasi dalam
program latihan.
%. 8olaborasi dengan tim dokter untuk
memberikan "airan mealui 4D atau makanan
melalui selang.
distraksi gangguan dari luar.
0. udah untuk mengendalikannya di
dalam mulut, menurunkan teradinya
aspirasi.
. enguatkan otot fasial dan otot
menelan serta menurunkan resiko
tersedak.
2. apat meningkatkan pelepasan
endorphin dalam otak yang
meningkatkan nafsu makan.
%. ungkin diperlukan untuk memberikan
"airan pengganti (uttaEin, 200$!.
:..> Resiko tinggi "edera yang berhubungan dengan keang, perubahan
status mental dan penurunan tingkat kesadaran.
TujuanA dalam aktu %K2= am peraatan klien bebas dari "edera yang
disebabkan oleh keang dan penurunan kesadaran.
Kr"ter"a has"lA klien tidak mengalami "edera ababila keang berulang.
Ta5el 2.,
#nter4ens" Ras"$nal. onitor keang pada tangan, kaki, mulut, dan
otot-otot muka lainnya.
2. *ersiapkan lingkungan yang aman seperti
batasan ranang, papan pengaman, dan alat
su"tion selalu berada dekat klien.
%. *ertahankan bedrest total selama fase akut.
=. 8olaborasi pemberian terapi diaGepam,*henobarbital.
. +ambaran tribalitas system saraf pusat
memerlukan evaluasi yang sesuai
dnegan intervensi yang tepat untuk
men"egah teradinya komplikasi.
2. elindungi klien apabila keang teradi.
%. engurangi resiko atuhterluka ika
vertigo, sin"ope, dan ataksia teradi.
=. 7ntuk men"egah atau mengurangi
keang (uttaEin, 200$!.
C..> Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan penurunan
kesadaran, kelemahan fisik umum, pembesaran kepala.
.1
-
8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru
22/60
TujuanA dalam aktu 2K2= am mobilitas klien meningkat sesuai kondisi
klien.
Kr"ter"a has"lA skala ketergantungan klien meningkat menadi bantuan
minimal, tidak teradi kontraktur, tootdrop, gangguan integritas kulit,
fungsi boell dan bladder optimal, serta peningkatan kemampuan fisik.
Ta5el 2.
#nter4ens" Ras"$nal. Revie kemampuan fisik dan kerusakan yang
teradi.
2. 8ai tingkat imobillisasi, gunakan skala tingkat
ketergantungan.%. 5iarkan perubahan posisi yang teratur pada
klien.
=. *ertahankan body aligment adekuat. 5erikan
latihan R pasif ika klien sudah bebas panas
dan keang.
>. 5erikan peraatan kulit se"ara adekuat,
lakukan masase, ganti pakaian klien dengan
bahan linen dan pertahankan tempat tidur
dalam keadaan kering.
:. 5erikan peraatan mata, bersihkan mata dan
tutup dengan kapas yang basah sekali.
C. 8ai adanya nyeri, kemerahan, bengkak pada
area kulit.
. engidentifikasi kerusakan fungsi dan
menentukan pilihan intervensi.
2. 9ingkat ketergantungan minimal "are,
partial "are, dan total "are.%. *erubahan posisi teratur dapat
mendistribusikan berat badan se"ara
menyeluruh dan memfasilitasi
peredaran darah serta men"egah
dekubitus.
=. en"egah teradinya kontraktur atau
footdrop serta dapat memper"epat
pengamatan fungsi tubuh.
>. emfasilitasi sirkulasi dan men"egahgangguan integritas kulit.
:. elindungi mata dari kerusakan akibat
terbukanya mata terus menerus.
C. 4ndikasi adanya kerusakan kulit dan
deteksi aal adanya dekubitus pada area
lo"al yang tertekan (uttaEin, 200$!.
.3
-
8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru
23/60
$..> 6nsietas keluarga yang berhubungan dengan keadaan kritis pada
klien.
TujuanA dalam aktu K2= am se"ara subektif klien atau orang tua
melaporkan rasa "emas berkurang.Kr"ter"a has"lA klien atau orang tua mampu mengungkapkan perasaan
yang kaku dan "ara-"ara sehat kepada peraat, klien atau orang tua dapat
mendemostrasikan keterampilan peme"ahan masalahnya dan perubahan
koping yang digunakan sesuai situasi yang dihadapi, klien dan orang tua
men"atat penurunan ke"emasan dibaah standar, klien dapat rileks dan
istirahat dengan baik.
Ta5el 2./
#nter4ens" Ras"$nal. 4dentifikasi persepsi klien untuk
menggambarkan tindakan sesuai situasi.
2. onitor respon fisik seperti kelemahan, ttv,
gerakan berulang, "atat kesesuain respon verbal
dan nonverbal selama komunikasi.
%. 6nurkan klien dan keluarga untuk
mengungkapkan dan mengekspresikan rasa
takutnya.
=. 6nurkan untuk mengungkapkan situasi yang
membuat "emas dan takut.
>. 4dentifikasi ulang bersama klienkeluarga
tindakan pengamanan yang ada seperti
kekuatan dan suplai oksigen, kelengkapan
su"tion kegaatan, diskusikan arti dari bunyi
alarm.
:. @atat reaksi dari klienkeluarga, berikan
kesempatan untuk mendiskusikan perasaanya
dan harapan masa depan.
C. 4dentifikasi kemampuan koping klienkeluarga
sebelumnya dan mengontrol penggunaannya.
$. 6nurkan klien untuk melakukan teknik
relaksasi seperti mengatur pernafasan,
. enegakkan batasan masalah individu
dan pengaruhnya selama diberikan
intervensi.
2. igunakan dalam mengevaluasi deraat
kesadaran khususnya ketika melakukan
komunikasi verbal.
%. emberikan kesempatan untuk
berkonsentrasi, keelasan dari rasa
takut, dan mengurangi "emas yang
berlebihan.
=. engevaluasi situasi yang nyata tanpa
mengurangi pengaruh emosional.
>. embesarkan hati klien untuk
membantu menghilangkan "emas yang
tak berguna, mengurangi konsentrasiyang tidak elas dan ren"ana sebagai
respon dalam keadaan darurat.
:. 6nggota keluarga dengan responsnya
pada apa yang teradi dan ke"emasanya
dapat disampaikan kepada klien.
C. emfokuskan perhatian pada
kemampuan sendiri dapat
meningkatkan pengertian dalam
penggunaan koping.
.5
-
8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru
24/60
menuntun dalam berkhayal, relaksasi progresif.
#. 6nurkan aktivitas pengalihan perhatian sesuai
kemampuan individu seperti menulis, nonton
dan keterampilan tangan.
0. 8olaborasiA ruuk ke bagian lain guna
pen"egahan selanutnya.
$. *engaturan situasi yang aktif
mengurangi perasaan tak berdaya.
#. )eumlah keterampilan baik se"ara
mandiri maupun dibantu selama
pemasangan ventilator dapat membuat
klien merasa berkualitas dalam
hidupnya.
0. ungkin dibutuhkan untuk membantu
ika klienkeluarga tidak dapat
mengurangi "emas atau ketika klien
membutuhkan alat yang lebih "anggih
(uttaEin, 200$!.
#..> 8urang pengetahuan yang berhubungan dengan misinterpretasi
informasi, tidak mengenal sumber-sumber informasi, ketegangan akibat
krisis situasional.
TujuanA )etelah diberi asuhan keperaatan diharapkan keluarga
mengetahui tentang penyakit yang dialami.
Kr"ter"a has"lA
- *asien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit,
kondisi, prognosis dan program pengobatan
- *asien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dielaskan
se"ara benar
- *asien dan keluarga mampu menelaskan kembali apa yang dielaskan
peraattim kesehatan lainnya
Ta5el 2.0
#nter4ens" Ras"$nal
. 9entukan tingkat pengetahuan pasien
dan kemampuan untuk berperan serta
dalam proses rehabilitasi.
2. ;elaskan kembali mengenai penyakit
yang diderita pasien dan perlunya
pengobatan atau penanganan.
%. 6nurkan untuk mengungkapkan apa
. empengaruhi pilihan terhadap
intervensi yang akan dilakukan.
2. emberikan kesempatan untuk
mengklrifikasi kesalahan persepsi.
%. eningkatkan kembali pada perasaan
normal dan perkembangan hidupnya
pada situasi yang ada.
.7
-
8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru
25/60
yang dialami, bersosialisasi dan
meningkatkan kemandiriannya.
=. 5ekera dengan orang terdekat untuk
menentukan peralatan yang diperlukan
dalam rumah sebelum pasien pulang.
=. ;ika pasien dapat kembali kerumah,
peraatan dapat difasilitasi dengan alat
bantu.
0..> Resiko gangguan integritas kulit sehubungan dengan mobilitas,
tidak adekuatnya sirkulasi perifer.
TujuanA dalam aktu 2K2= am klien mampu mempertahankan keutuhan
kulit.
Kr"ter"a has"lA klien mau berpartisipasi terhadap pen"egahan luka,
mengetahui penyebab dan "ara pen"egahan luka, tidak ada tanda-tanda
kemerahan atau luka.
Ta5el 2.
#nter4ens" Ras"$nal. 6nurkan untuk melakukan latihan R dan
mobilisasi ika mungkin.
2. 7bah posisi tiap dua am.
%. +unakan bantal air atau pengganal yang lunak
di baah daerah-daerah yang menonol.
=. ?akukan masase pada daerah (tulang! yang
menonol yang baru mengalami tekanan pada
aktu berubah posisi.
>. bservasi terhadap eritema, kepu"atan, dan
palpasi area sekitar terhadap kehangatan dan
pelunakan aringan tiap mengubah posisi.
:. ;aga kebersihan kulit dan seminimal mungkinhindari trauma dan panas terhadap kulit.
. eningkatkan aliran darah keseluruh
tubuh.
2. enghindari tekanan dan meningkatkan
aliran darah.
%. engindari tekanan yang berlebih pada
daerah yang menonol.
=. enghindari kerusakan-kerusakan
kapiler.
>. Hangat dan pelunakan adalah tanda
kerusakan aringan.
:. empertahankan kebutuhan kulit
(uttaEin, 200$!.
..> Resiko defisit "airan dan elektrolit berhubungan dengan muntah,
asupan "airan kurang, peningkatan metabolisme
TujuanA dalam aktu 2K2= am tidak ada tanda-tanda edema periferparu-
paru.
.9
-
8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru
26/60
Kr"ter"a has"lA klien dapat menunukkan tekanan darah, berat badan, nadi,
intake dan output dalam batas normal.
Ta5el 2.1
#nter4ens" Ras"$nal. *ertahankan se"ara ketat intake dan output.
2. 9imbang berat badan setiap hari.
%. onitor tanda vital seperti tekanan darah, nadi.
=. @atatlah perubahan turgor kulit, kondisi
mukosa mulut dan karakter sputum.
>. Hitunglah umlah "airan yang masuk dan
keluar.
:. 8olaborasi, berikan "airan per infuse ika
diindikasikan.
C. onitor kadar elektrolit ika diindikasikan.
. 7ntuk men"egah dan mengidentifikasi
se"ara aal teradinya kelebihan "airan
2. *eningkatan berat badan merupakan
indikasi berkembangnya edema sebagai
manifestasi dari keebihan "airan.
%. 8ekurangan "airan dapat menunukkan
geala peningkatan nadi dan tekanan
darah menurun.
=. *enurunan kardiak output berpengaruh
pada perfusi fungsi otak. 8ekurangan
"airan selalu diidentifikasi dengan
turgor kulit berkurang, mukosa mulut
kering dan se"ret yang kental.
>. emberikan informasi tentang keadaan
se"ara umum untuk mempertahankan
tetap seimbang.
:. empertahankan volume sirkulasi dan
tekanan osmotis.
C. Jlektrolit, khususnya potassium dan
sodium dapat berkurang ika klien
mendapatkan obat diuretik (uttaEin,
200$!.
51
-
8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru
27/60
2..> Resiko infeksi yang berhubungan dengan post d antre organisme
sekunder akibat trauma
TujuanA dalam aktu 2K2= am infeksi tidak teradi selama peraatan.
Kr"ter"a has"lA individu mengenal faktor-faktor resiko, mengenal tindakan
pen"egahan faktor resiko infeksi, menunukkan teknik-teknik untuk
meningkatkan lingkungan yang aman.
Ta5el 2.11
#nter4ens" Ras"$nal
. 8urangi faktor resiko infeksi nosokomial
seperti "u"i tangan sebelum dan sesudah
melaksanakan tindakan keperaatan.
*ertahankan teknik su"tion serta steril.
2. onitorbatasi kunungan. enghindari
kontak dengan orang yang menderita
infeksi saluran nafas atas.
%. ?akukan teknik isolasi sesuai indikasi.
=. *ertahankan hidrasi dan nutrisi yanga
dekuat. 5erikan "airan 2>00 ""hari.
>. *ertahankan prinsip asepti" pada drainase
dan ekspirasi shunt.
:. 5antu peraatan diri dan keterbatasan
aktivitas sesuai toleransi. 5antu program
latihan.
C. 8olaborasiA berikan antibioti" sesuai
indikasi.
.
-
8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru
28/60
200$!.
2.1.,)urnal Terka"t
. Hidrosefalus adalah masalah klinis umum yang sering diumpai
dalam praktek bedah saraf. Hidrosefalus teradi karena dilatasi
ventrikel dan efek tekanan terhadap parenkim. Hidrosefalus akibat
infeksi, kelainan "ongenital, dan hidrosefalus sekunder memiliki
geala klinis yang berbeda serta "ara penanganan yang berbeda.
Ventriculoperitoneal shunt adalah treatment yang sederhana
(Denkataramana, 20!.
2. Hidrosefalus adalah akumulasi berlebihan dari "airan serebrospinal
(@)
aliran atau penyerapan. 8omplikasi dari shunting adalah obstruksi
shunt , infeksi, over drainage (*ople, 2002!.
%. Hidrosefalus adalah suatu kondisi yang dihasilkan dari
ketidakseimbangan antara produksi dan penyerapan "airan
serebrospinal. 8etidakseimbangan ini hasil dalam peningkatan
volume "airan tulang belakang, pelebaran sistem ventrikel, dan
peningkatan tekanan intrakranial.peraatan yang bisa dilakukan
adalah pengkaian neurologis, peraatan luka, pemberian obat,
(nielsen & breedt, 20%!
=. 6ngka keadian hidrosefalus di R)7 dr.)oedarso *ontianak
menunukan baha angka keadian pada tahun 200$ sebanyak %>
kasus dan meningkat pada tahun 200# menadi => kasus. 8asus
6"Euired hidrosefalus lebih tinggi dari hidrosefalus akibat kelainan
"ongenital, "ommuni"ating hidrosefalus lebih tinggi daripada non
"ommuni"ating hidrosefalus, dan symptomati" hidrosefalus lebih
tinggi dari asymptomati" hidrosefalus (Jdikta, 20!.
BAB 3
T#N)AUAN KA+U+
3.1. Pengkaj"an
55
-
8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru
29/60
. 9anggal *engkaian A 02 aret 20:
2. ;am A 0$.%0
%. leh A @hristianus ). +hoe
A. #(ent"tas
a. *asien
. 'ama A 5y. <
2. 99 ?ahir 7sia A 0$ ;anuari 20: 2 bulan
%. ;enis 8elamin A laki-laki
=. 6gama A islam
>. 6lamat A *erum 9aman 6diyasa 5lok ;.2>2$
8e".)ulear 8ab. 9angerang
:. 9gl asuk R) A
C. 'omor R @ A 000C2$C
$. Ruangan A *erina 6tas
#. iagnosa edis A Hidrosefalus
b. 8eluarga *enanggung ;aab
. 'ama A 4bu L
2. 7mur A 2$ tahun
%. *endidikan A )*
=. *ekeraan A 4R9
>. Hub. dengan pasien A rang 9ua
:. 6lamat A *erum 9aman 6diyasa 5lok ;.2>2$
8e".)ulear 8ab. 9angerang
57
-
8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru
30/60
B. R"&a-at Kesehatan
Keluhan Utama 6 4bu L "emas dengan keadaan anaknya dan tidak
per"aya anaknya lahir dengan keadaan seperti sekarang. 4bu L
mengatakan bingung harus melakukan apa kepada anaknya.
R"&a-at Pen-ak"t 6
a. R"&a-at Pen-ak"t +ekarang6
)aat dilakukan pengkaian pada tanggal 2 aret 20: didapatka hasil
kepala klien tampak membesar dengan ukuran lingkar kepala = "m,
terdapat luka post operasi vp shunt sebelah kiri yang tertutup kassa
steril, tanda-tanda vital klien didapatkan nadi 20 kalimenit, respirasi
=: kalimenit, suhu %$o@, terdapat luka post operasi vp shunt di
abdomen di regio kiri baah.
5. R"&a-at Kesehatan -ang Lalu
1. Riayat kelahiran A 4bu L mengatakan anak < adalah anak
pertama. 6nak < lahir dengan proses @aesar 7 dengan berat badan
%000 gram dengan usia gestasi %% minggu dan penyulit anin yaitu
anin dengan hidrosefalus.
2. Riayat pemberian makan A 6)4
3. iet terakhir (2= am terakhir! A 6)4
. *enyakit yang pernah diderita A emam
8. R"&a-at Keluarga
rang tua klien mengatakan tidak memiliki riayat hipertensi,diabetes melitus, tidak memiliki riayat penyakit antung dan orang
tua mengatakan di keluarganya yang tidak ada yang mengalami
penyakit yang sama seperti anaknya.
59
-
8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru
31/60
9en$gram
Ket6
?aki-laki
*erempuan
:. P$la Ke5"asaan
. 6spek psikososial orang tuaa. )ikap A rang tua mengatakan ingin sekali anaknya
sembuh dan bisahidup normal seperti anak-anak lain.
b. 8omunikasi A 8omunikasi baik dan terbuka
". *engetahuan *ersepsi 9erhadap *enyakit A
4bu mengatakan kurang memahami tentang penyakit yang diderita,
"ara meraat yang baik.
d. Hal Yang ifikirkan )aat 4ni A 4ngin anaknya "epat sembuh.
2. 6spek )piritual
a. 6pa siapa sumber kekuatanA 6??6H )/9
b. 6pakah 9uhan, agama, keper"ayaan penting untuk andaM Ya
". 8egiatan agama keper"ayaan yang dilakukan (ma"am dan
frekuensi!
)ebutkanA )halat > aktu
/1
0y2BpM
5y.
-
8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru
32/60
D. Pemer"ksaan "s"k
a. 8eadaan 7mum
. )tatus +iGi
*5 A >$ "m
55 A 2$$0 gram
? A %"m
?8 A ="m
2. 9anda-tanda Dital
)uhu A %$
'adi A 20 Kmenit
*ernafasan A =: Kmenit
b. *emeriksaan Head 9o 9oe
. 8epala A
5entuk kepala tidak normal, teradi pembesaran pada kepala
dengan lingkar kepala ="m, terdapat luka post D* Shunt di
bagian kepala sebelah kiri yang tertutup dengan kassa steril, tidak terdapat rembesan darah pada kassa di kepala,
2. ata A
*upil isokor dengan ukuran pupil % mm, reaksi terhadap "ahaya
positif, sklera tidak ikterik, konungtiva tidak anemis, terdapat
kotoran di mata. Reflek glabela (-!.
%. Hidung A
5entuk simetris, tidak terpasang alat bantu nafas, tidak terdapat
sekret, tidak ada luka, tidak ada perdarahan dari hidung, tidak ada
pernafasan "uping hidung.
=. ulut dan tenggorokanA
5ibir simetris, mukosa kering, tidak ada gigi, tidak ada sumbing,
langit-langit utuh. Reflek rooting (N!, reflek su"king lemah.
>. 9elinga A
/3
-
8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru
33/60
9elinga simetris, bersih, tidak terdapat "airan yang keluar pada
telinga, tidak ada luka di telinga.
:. ?eher A
5entuk simetris, tidak terdapat pembesaran ;D*, tidak terdapat
pembengkakan pada kelenar getah bening, tidak ada luka atau
memar pada leher.
C. ada 9horaK A
5entuk dada simetris, RR =:Kmenit, suara nafas
vesikuler,?ingkar dada % "m, pergerakan dada simetris, tidak ada
tarikan sternum saat bernapas, putting susu terbentuk dan simetris.
$. 6bdomen A?ingkar perut %2 "m, turgor kulit baik, terdapat luka post vp shunt
di perut regio kiri baah dan tertutup oleh kassa steril, tidak
terdapat rembesan darah pada kassa, tidak ada pembengkakan.
#. +enetalia A
+enetalia tampak bersih, tidak ada pembengkakan, klien
menggunakan popok, terdapat kemerahan, tidak ada hipospadia
dan epispadia, umlah testis 2.
0. Jkstremitas atas dan baah
8edua kaki dan kedua tangan simetris, panang tangan dan kaki
sama, tidak ada kelainan pada ekstremitas, ari, gerak bebas,
terdapat memar pada ekstremitas atas akibat tindakan infasif
(pemasangan infusmengambilan darah!, tidak ada pembengkakan,
ada kemerahan pada tangan akibat tindakan invasive.
E. Pengkaj"an Tert"er ;Pemer"ksaan Penunjang<
a. La5$rat$r"um
/5
-
8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru
34/60
1< Hemoglobin A2,> gdl
2< ?eukosit AC, O?
3< Hematokrit A%$
< 9rombosit A%:2 P 0%O?
5. Ra("$l$g"
1. *emeriksaanA @9-)"an
. Thera%-
6mpi"ilin 2K>0 mg
+entami"in K> mg
/7
-
8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru
35/60
3.2. Anal"sa Data
Ta5el 3.1
N$ Data Et"$l$g" Masalah
Ke%era&atan
1 s
oA
8lien tampakA
- 9erdapa luka post vp shunt di
kepala bagian kiri
- ?uka tampak ditutup dengan kassa
steril
- 9erdapat luka operasi di abdomen
regio kiri baah
- 99D
'A 20 kalimenit
RRA =: kalimenit
)A %$o @
Hidrosefalus
*eningkatan ;umlah
@airan )erebrospinal
9indakan pembedahan
*emasangan VP shunt
6danya port de entry
dan benda asing
masuk
Resiko 4nfeksi
2
)A
- rang tua mengatakan 5y. <
mengatakan belum tau "ara
meraat anaknya yang sakit.
- rang tua klien mengatakan takut
ika tidak bisa melakukan
peraatan dirumah saat klien
sudah diiinkan pulang.
A
- rang tua tampak selalu bertanya-
tanya dengan semua tindakan yang
dilakukan peraat.
- rang tua tampak bertanya-tanya
*etalaksanaan
Hidrosefalus
*emasangan D* Shunt
*eraatan pas"a
operasi.
8urang 9erpapar
4nformasi
8urang
*engetahuan
/9
-
8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru
36/60
tentang obat yang diberikan
kepada anaknya.
3 D+6
D*6
- 8lien terpasang infuse
- 55 masuk %000 gram
- 55 sekarang 2$$0 gram
- 6supan nutrisi klien $K2> ""
susu
- 8lien terpasang +9= Reflek menghisap lemah
Hidrosefalus
*eningkatan ;umlah
@airan )erebrospinal
*enurunan kesadaran
Reflek menghisap
tidak adekuat
(terpasang +9!
+angguan nutrisi
kurang dari
kebutuhan
D+6
D*6
- terdapat kemerahan pada daerah
bokong
- by < memakai popok - terdapat memar pada ekstremitas
atas akibat tindakan infasif
(pemasangan infusmengambilan
darah!
- ada kemerahan pada bagian
kepala belakang
Hidrosefalus
*eningkatan ;umlah
@airan )erebrospinal
*embesaran kepala
8esulitan bergerak
adanya penekanan
pada kepala
4ntegritas kulit
3.3. D"agn$sa Ke%era&atan
. Resiko 4nfeksi berhubungan dengan adanya port de entry akibat
pemasangan D* shunt.
2. 8urang pengetahuan yang berhubungan dengan kurangnya terpapar
informasi.
%. +angguan nutrisiA kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan
dengan reflek menghisap pada bayi tidak adekuat.
71
-
8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru
37/60
=. Resiko gangguan integritas kulit sehubungan faktor mekanik (adanya
tekanan!.
3.. Ren8ana Asuhan Ke%era&atanTa5el 3.2
N$ D"ag$sa
Ke%era&atan
Tujuan'Kr"ter"a
Has"l
#nter4ens" Ras"$nal
. Resiko 4nfeksi
berhubungan
dengan adanya
port de entry
akibat
pemasangan D*
shunt ditandai
denganA
Ds
D$6
8lien tampakA
- 9erdapa luka
post vp shunt
di kepala
bagian kiri
- ?uka tampak
ditutup
dengan kassa
steril
- 9erdapat
luka operasi
di abdomen
regio kiri
baah
- 99D
'A 20
)etelah dilakukan
tindakankeperaatan % K
2= am diharapkan
meningkatkan
aktu
penyembuhan
dengan tepat,
bebas dari infeksi.
Kr"ter"a Has"l6
- *ertahankan
lingkungan
aseptic.
- 9idak teradi
tanda-tanda
infeksi.
. @u"i tangan sebelum
dan sesudah
melaksanakan
tindakan
keperaatan.
2. onitorbatasi
kunungan.
enghindari kontak
dengan orang yang
menderita infeksi
saluran nafas atas.
%. 4nstuksikan
pengunung untuk
men"u"i tangan saat
memasuki dan
meninggalkan
ruangan klien.
=. *ertahankan nutrisi
yang adekuat.
>. bservasi tanda-tanda
vital.
:. *ertahankan prinsip
.
-
8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru
38/60
kalimenit
RRA =:
kalimenit
)A %$o @
aseptik pada drainase
dan ekspirasi shunt .
C. 8olaborasiA berikan
antibiotik sesuai
indikasi.
>. enunukkan adanya
infeksi.
:. eminimalisir
masuknya
mikroorganisme dari
terpasangnya shunt.
C. )atu atau beberapa
agen diberikan
tergantung dan sifat
pathogen dan infeksi
yang teradi
2.8urang
pengetahuan
yang
berhubungan
dengan
kurangnya
terpapar
informasi
ditandai denganA
)A
- rang tua
mengatakan
5y. <
mengatakan
belum tau"ara meraat
anaknya yang
sakit.
- rang tua
klien
mengatakan
takut ika
tidak bisa
)etelah diberikan
tindakan
keperaatan %K2=
am diharapkan
pengetahuan orang
tua mengenai
penyakit yang
diderita anaknya
meningkat.
8riteria HasilA
- *asien dan
keluarga
menyatakan
pemahaman
tentang
penyakit,
kondisi,
prognosis dan
program
pengobatan
- *asien dan
keluarga
mampu
melaksanakan
prosedur yang
. 8ai tingkat
pengetahuan pasien
dan kemampuan untuk
berperan serta dalam
proses rehabilitasi.
2. ;elaskan kembali
mengenai penyakit
yang diderita pasien
dan perlunya
pengobatan atau
penanganan.
%. 6nurkan untuk
mengungkapkan apa
yang dialami,
bersosialisasi dan
meningkatkan
kemandiriannya.
=. 5ekera dengan orang
terdekat untuk
menentukan peralatan
yang diperlukan dalam
rumah sebelum pasien
pulang.
. empengaruhi
pilihan terhadap
intervensi yang akan
dilakukan.
2. emberikan
kesempatan untuk
mengklrifikasi
kesalahan persepsi.
%. eningkatkan
kembali pada
perasaan normal dan
perkembangan
hidupnya pada situasi
yang ada.
=. ;ika pasien dapat
kembali kerumah,
peraatan dapat
difasilitasi dengan
alat bantu.
75
-
8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru
39/60
melakukan
peraatan
dirumah saat
klien sudah
diiinkan
pulang.
A
- rang tua
tampak selalu
bertanya-
tanya dengan
semua
tindakan
yang
dilakukan
peraat.
- rang tua
tampak
bertanya-
tanya tentang
obat yang
diberikan
kepada
anaknya.
dielaskan
se"ara benar.
- *asien dan
keluarga
mampu
menelaskan
kembali apa
yang dielaskan
peraattim
kesehatan
lainnya
3
+angguan
nutrisiA kurang
dari kebutuhan
tubuh yang
berhubungan
dengan reflek
menghisap pada
bayi tidak
adekuat
yang ditandai
denganA
TujuanA setelah
diberikan asuhan
keperaatan %K2=
am kebutuhan
nutrisi klien
terpenuhi dengan
Kr"ter"a has"lA
9erdapat
kemampuan
menelan, sonde
. bservasi tekstur,
turgor kulit.
2. bservasi asupan
keluaran.
%. bservasi posisi dan
keberhasilan sonde.
=. @atat laporan hal-hal
seperti mual, muntah
. engetahui status
nutrisi klien.
2. engetahui
keseimbangan nutrisi
klien.
%. 4ntuk menghindari
resiko infeksi.
=. ual, muntah dapat
menurunkan asupan
77
-
8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru
40/60
D+6
D*6
- 8lien terpasang
infuse
- 55 masuk %000
gram
- 55 sekarang
2$$0 gram
- 6supan nutrisi
klien $K2> ""
susu
- 8lien terpasang
+9
- Reflek
menghisap
lemah
dilepas, tidak
teradi mual
muntah, tidak ada
tanda tanda
malnutrisi.
>. ?etakkan posisi
kepala lebih tinggi
pada saat selama dansesudah makan.
:. )timulasi bibir untuk
menutup dan
membuka mulut
se"ara manual dengan
menekan ringan di
atas bibirdi baah
dagu ika dibutuhkan.
C. 8olaborasi dengan
tim dokter untuk
memberikan "airan
mealui 4D atau
makanan melalui
selang.
makanan.
>. 6gar klien lebih
mudah menelan
karena gaya gravitasi.
:. embantu dalam
melatih kembali
sensorik dan
meningkatkna
nkontrol mus"ular.
C. ungkin diperlukan
untuk memberikan
"airan pengganti
Resiko gangguan
integritas kulit
sehubungan
faktor mekanik
(adanya tekanan!
yang di tandai
denganA
- terdapat
kemerahan
pada daerah
bokong
- by < memakai
popok.
- terdapat memar
pada
ekstremitas
atas akibat
TujuanA dalam
aktu 2K2= am
klien mampu
mempertahankan
keutuhan kulit.
Kr"ter"a has"lA
8emerahan pada
daerah bokong
berkurang ataupun
hilang,, tidak ada
kemerahan atau
memar pada
daerah
ekstremitas, tidak
teradi dekubitus
pada daerah yang
. 7bah posisi tiap dua
am.
2. +unakan pengganal
yang lunak di baah
daerah-daerah yang
menonol.
%. bservasi terhadap
eritema, kepu"atan,
dan palpasi area
sekitar terhadap
kehangatan dan
pelunakan aringan
tiap mengubah posisi.
=. ;aga kebersihan kulit
dan seminimal
mungkin hindari
trauma dan panas
. enghindari tekanan
dan meningkatkan
aliran darah.
2. engindari tekanan
yang berlebih pada
daerah yang
menonol.
%. Hangat dan
pelunakan adalah
tanda kerusakan
aringan.
=. empertahankan
kebutuhan kulit
79
-
8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru
41/60
tindakan infasif
(pemasangan
infusmengambilan darah!
- ada kemerahan
pada bagian
kepala
belakang
tertekan. terhadap kulit.
1
-
8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru
42/60
3.,. #m%lementas" (an E4aluas"
Ta5el 3.3
N
$
Har"'
Tgl
D"agn$sa )am #m%lementas" )am E4aluas" Para!
1 Rabu,
02
aret
20:
Resiko
4nfeksi
berhubung
an dengan
adanya
port de
entry
akibat
pemasanga
n D* shunt
0$.%0
0$.%>
0#.00
0.2>
. en"u"i tangan
sebelum dan
sesudah
melaksanakan
tindakankeperaatan.
J0mg dan
)A -
A
8lien tampakA
- 9erdapa luka post vp
shunt di kepala sebelahkiri
- ?uka tampak tertutup
kassa steril
- 9erdapat luka operasi
di abdomen.
- 9idak terdapat arna
kemerahan sekitar luka
post operasi baik di
daerah kepala maupun
di abdomen
- 99D
'A 22 kalimenit
RRA == kalimenit
)A %$,o @
6A asalah infeksi belum
teratasi
*A 4ntervensi dilanutkan
3
-
8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru
43/60
gentami"in K
>mg
3 Rabu,
02
aret
20:
+angguan
nutrisiA
kurang dari
kebutuhan
tubuh yang
berhubung
an dengan
reflek
menghisap
pada bayi
tidak
adekuat
0#.0
0#.0
0.=>
. engobservasi
asupan keluaran.
%. engobservasi
posisi dan
keberhasilan
sonde.
J
-
8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru
44/60
kebersihan kulit
dan mengganti
popok
J
-
8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru
45/60
3.. :atatan Perkem5angan
Ta5el 3.
'ama *asien A 5y. <
7mur A 0$-0-20:2 bulan
;enis 8elamin A ?aki-?aki
9anggal A 0= aret 20:
'o. Rekam edis A 000C2$C
Ruang A *erina 6tas
iagnosa edis A Hidrosefalus
N$. D"agn$sa
Ke%era&atan
Tgl'
)am
:atatan Perkem5angan Har" Ke=1 Para!
. Resiko 4nfeksi
berhubungan
dengan adanya
port de entry akibat
pemasangan D*
shunt.
;umat,
0=
aret
20:
=.>0
>.0>
)A -
A
8lien tampakA
- 9erdapa luka post vp shunt di kepala sebelah
kiri
- ?uka tampak tertutup kassa steril
- 9erdapat luka operasi di abdomen.
- 9idak terdapat arna kemerahan sekitar luka
post operasi baik di daerah kepala maupun di
abdomen- 99D
'A =0 kalimenit
RRA >2 kalimenit
)A %$,2o @
6A asalah infeksi belum teratasi
* A 4ntervensi dilanutkan
4 A
. en"u"i tangan sebelum dan sesudah
melaksanakan tindakan keperaatan.
J
-
8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru
46/60
>.0R A -
2 8urang pengetahuan
yang berhubungan
dengan kurangnya
terpapar informasi.
;umat,
0=
aret
20:
:.0
:.>
) A
- rang tua mengatakan 5y. < mengatakan
belum tau "ara meraat anaknya yang sakit.
- rang tua klien mengatakan takut ika tidak
bisa melakukan peraatan dirumah saat klien
sudah diiinkan pulang.
A
- rang tua tampak selalu bertanya-tanya
dengan semua tindakan yang dilakukan
peraat.
- rang tua tampak bertanya-tanya tentang obat
yang diberikan kepada anaknya.
6 A asalah belum teratasi
* A ?akukan intervensi
4 A
. enentukan tingkat pengetahuan pasien dan
kemampuan untuk berperan serta dalam
proses rehabilitasi.
J
-
8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru
47/60
:.2>
J
-
8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru
48/60
$.>
$.>0
=. en"atat laporan ada tidaknya mual muntah.
J.0>
>.0
) A
A
- terdapat kemerahan
- masih terdapat memar pada ekstremitas atas
akibat tindakan infasif (pemasangan
infusmengambilan darah!.
- 9erdapat ruam popok.
6 A asalah belum teratasi
* A ?anutkan intervensi
4 A
%. engbservasi terhadap eritema, kepu"atan,
dan palpasi area sekitar terhadap kehangatan
dan pelunakan aringan tiap mengubah posisi.
J
-
8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru
49/60
J A 8emerahan pada area sekitar yang
menggunakan popok mulai tampak berkurang
memar pada area terpasang infuse sudah mulai
hilang, kulit tampak lembab tidak kering. asalah
teratasi sebagian. ?anutkan intervensi.
R -
97
-
8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru
50/60
Ta5el 3.,
'ama *asien A 5y. <
7mur A 0$-0-20:2 bulan
;enis 8elamin A ?aki-?aki
9anggal A 0> aret 20:
'o. Rekam edis A 000C2$C
Ruang A *erina 6tas
iagnosa edis A Hidrosefalus
N$. D"agn$sa
Ke%era&atan
Tgl'
)am
:atatan Perkem5angan Har" Ke=2 Para!
. Resiko 4nfeksi
berhubungan
dengan adanya port de entry akibat
pemasangan D*
shunt.
)abtu,
0>
aret20:
=.20
=.%0
=.=0
)A -
A
8lien tampakA
- 9erdapat luka post vp shunt di kepala sebelah
kiri
- 9erdapat luka operasi di abdomen.
- 9idak terdapat arna kemerahan sekitar luka
post operasi baik di daerah kepala maupun di
abdomen
- 99D
'A =0 kalimenitRRA %0 kalimenit
)A %:,=o @
6A asalah infeksi teratasi sebagian
* A 4ntervensi dilanutkan
4 A
. en"u"i tangan sebelum dan sesudah
melaksanakan tindakan keperaatan.
J. engobservasi tanda-tanda vital.
J
-
8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru
51/60
:.=0
C. emberikan antibiotik.
(ampi"ilin K >0mg dan gentamisin K
>mg.!
J
aret
20:
C.2>
C.%0
) A )"u mengatakan masih ingat dengan
penjelasan dari pera6at kemarin
tentang penyakit yang diderita
anaknya dan pera6atannya
A rang tua tampak lebih tenang, dan kooperatif
dalam setiap tindakan yang dilakukan oleh
petugas kesehatan.
6A asalah kurang pengetahuan teratasi sebagian.
*A 4ntervensi dilanutkan.
4 A
. 9entukan tingkat pengetahuan pasien dengan
bertanya tentang masalah anaknya
J
-
8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru
52/60
J A orang tua klien mengatakan sudah mulai
paham akan penyakit anaknya dan mampu
menaab pertanyaan yang diaukan oleh peraat.
asalah teratasi. 4ntervensi dihentikan.
R Q
=. Resiko gangguan
integritas kulit
sehubungan faktor
mekanik (adanya
tekanan!.
)abtu,
0>
aret
20:
=.>0
>.00
) A
A 8emerahan pada area sekitar yang
menggunakan popok mulai tampak berkurang
memar pada area terpasang infuse sudah mulai
hilang, kuli lembab.
6 A asalah belum teratasi
* A ?anutkan intervensi
%. engbservasi terhadap eritema, kepu"atan,
dan palpasi area sekitar terhadap kehangatan
dan pelunakan aringan tiap mengubah posisi.
J
-
8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru
53/60
R -
Ta5el 3.
'ama *asien A 5y. <
7mur A 0$-0-20:2 bulan
;enis 8elamin A ?aki-?aki
9anggal A 0: aret 20:
'o. Rekam edis A 000C2$C
Ruang A *erina 6tas
iagnosa edis A Hidrosefalus
N$. D"agn$sa
Ke%era&atan
Tgl'
)am
:atatan Perkem5angan Har" Ke=3 Para!
. Resiko 4nfeksi
berhubungan
dengan adanya
port de entry akibat
pemasangan D*
shunt.
inggu
0>
aret
20:
=.2>
=.%0
=.=0
)A -
A
8lien tampakA
- 9idak terdapat arna kemerahan pada sekitar
luka post operasi baik di daerah kepala
maupun di abdomen.99D
'A %2 kalimenit
RRA %$ kalimenit
)A %Co @
6A asalah infeksi belum teratasi
* A 4ntervensi dilanutkan
4 A
2. en"u"i tangan sebelum dan sesudah
melaksanakan tindakan keperaatan.
J. engobservasi tanda-tanda vital.
J
-
8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru
54/60
:.%0 J A 9idak terdapat arna kemerahan sekitar luka
post operasi baik di daerah kepala maupun di
abdomen, tidak ada tanda-tanda yang
menunukkan adanya infeksi. asalah teratasi
sebagian. ?anutkan intervensi
R A -
%. +angguan nutrisiA
kurang dari
kebutuhan tubuh
yang berhubungandengan reflek
menghisap pada
bayi tidak adekuat.
;umat,
0=
aret
20:
>.00
+ 6
* 6
- 8lien terpasang +9
- Reflek menghisap masih lemah
- 8lien masih tampak lemas
- 8lien minum susu frekuensi dalam sehari
sekitar %-:K sebanyak $K2>""K tidak ada
muntah
6 A asalah nutrisi belum teratasi
* A 4ntrevensi dilanukan
4 A
. engobservasi asupan keluaran.
J. engobservasi posisi dan keberhasilan sonde.
J
-
8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru
55/60
BAB
PEMBAHA+AN
.1. Pengkaj"an
5erdasarkan pengkaian pada tanggal 02 aret 20: didapatkan
hasil, 5y. < dengan diagnosa hidrosefalus, saat dilakukan pengkaian
didapatkan hasil, terdapat luka post operasi vp shunt sebelah kiri yang
tertutup kassa steril, terdapat luka post operasi di abdomen di regio kiri
baah. rang tua mengatakan anak < adalah anak pertama. 6nak < lahir
dengan proses kelahiran Caesar 7 dengan berat badan %000 gram dengan
usia gestasi %% minggu dan penyulit anin yaitu anin dengan hidrosefalus.
+eala klinis lain yang ditemukan adalah kepala klien tampak membesar
dengan ukuran lingkar kepala = "m vena di kepala bisa terlihat elas,
reflek menelan lemah, tanda-tanda vital klien didapatkan nadi 20
kalimenit, respirasi =: kalimenit, suhu %$o@.
Hal ini sealan dengan teori yang menyatakan baha geala klinis
dari hidrosefalus adalah kemampuan untuk makan atau menyusui yang
buruk, perkembangan yang lambat, fontanel yang menonol, vena di
kepala yang menonol (Denkataramana, 20!.
.2 Res"k$ #n!eks" 5erhu5ungan (engan a(an-a port de entry ak"5at %emasangan
>P shunt.
)etelah dilakukan pengkaian pada by. < didapatkan hasil terdapat
luka post vp shunt di kepala bagian kiri, luka tampak ditutup dengan kassa
steril, terdapat luka operasi di abdomen regio kiri baah, 'A20
kalimenit, RRA =: kalimenit, )A %$o @. 4ntervensi yang diberikan pada
klien adalah men"u"i tangan sebelum dan sesudah melaksanakan tindakan
keperaatan, kolaborasi memberikan antibiotik ampi"ilin 2 K >0mg dan
gentamisin K > mg, mengobservasi tanda-tanda vital.
Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan baha infeksi
merupakan an"sman yang paling serius pada periode pas"a bedah, peraat
harus terus menerus aspada terhadap manifestasi infeksi yang biasanya
19
-
8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru
56/60
mun"ul yang meliputi peningkatan tanda-tanda vital. *emberian
antibiotikdilakukan melalui alur 4D sesuai program (/ong, 200$!.
)etelah dilakukan implementasi selama 2K2= am hari
4mplementasi yang selanutnya dilakukan evaluasi. *ada saat dilakukan
evaluasi keperaatan didapatkan data tidak terdapat kemerahan pada area
sekitar luka post operasi baik di daerah kepala maupun di abdomen, tidak
ada tanda-tanda yang menunukkan adanya infeksi. asalah resiko infeksi
teratasi sebagian dan intervensi dilanutkan oleh peraat ruangan untuk
men"egah timbulnya infeksi.
.3 Kurang %engetahuan -ang 5erhu5ungan (engan kurangn-a ter%a%ar
"n!$rmas".
)etelah dilakukan pengkaian pada orang tua klien didapatkan data
rang tua mengatakan 5y. < mengatakan belum tau "ara meraat anaknya yang
sakit, takut ika tidak bisa melakukan peraatan dirumah saat klien sudah
diiinkan pulang, orang tua tampak selalu bertanya-tanya dengan semua tindakan
yang dilakukan peraat, orang tua tampak bertanya-tanya tentang obat yang
diberikan kepada anaknya. Hal ini disebabkan karena orang tua klien kurang
terpapar informasi tentang penyakit anaknya. 4ntervensi yang dilakukan peraat
adalah menelaskan mengenai penyakit yang diderita pasien dan perlunya
pengobatan atau penanganan, menentukan tingkat pengetahuan pasien dan
kemampuan untuk berperan serta dalam proses rehabilitasi, menganurkan untuk
mengungkapkan apa yang dialami, bersosialisasi dan meningkatkan
kemandiriannya.
Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan baha pendidikan
kesehatan adalah proses yang diren"anakan dengan sadar untuk men"iptakan
peluang bagi individu-individu untuk senantiasa belaar memperbaiki kesadaran,
serta meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya demi kepentingan
kesehatannya. ('ursalam & Jfendi, 200$!. rang tua sering kali hanya memiliki
sedikit pemahaman mengenai anatomi, oleh karena itu mereka memerlukan
ekplorasi lebih lanut dan penegasan kembali informasi yang telah diberikan
dokter, selain itu mereka uga memerlukan informasi tentang apa yang dapat
mereka harapkan (/ong, 200$!.
111
-
8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru
57/60
)etelah dilakukan implementasi selama 2K2= am hari
4mplementasi yang selanutnya dilakukan evaluasi. *ada saat dilakukan
evaluasi keperaatan orang tua klien mengatakan sudah mulai paham
akan penyakit anaknya dan mampu menaab pertanyaan yang diaukan
oleh peraat. asalah kurang pengetahuan yang dialami oleh orang tua
klien teratasi dan intervensi dihentikan.
. 9angguan nutr"s"6 kurang (ar" ke5utuhan tu5uh -ang 5erhu5ungan (engan
re!lek mengh"sa% %a(a 5a-" t"(ak a(ekuat.
)etelah dilakukan pengkaian didapatkan data klien terpasang
infuse, 55 masuk %000 gram sedangkan 55 sekarang adalah 2$$0 gram,
asupan nutrisi yang diberikan pada klien $K2> "" susu dan klien terpasang
+9 karena untuk pemenuhan kebutuhan nutrisi klien dikarenakan klien
tidak dapat melakukan se"ara oral karena reflek menghisap pada klien
lemah akibat penurunan kesadaran yang dialami oleh klien. 4ntervensi
kepada klien antara lain mengobservasi asupan keluaran, mengobservasi posisi
dan keberhasilan sonde, kolaborasi untuk memberikan "airan melalui 4D atau
makanan melalui selang untuk pemberian susu K2> "". Hal ini sealan denganteori yang mengatakan manaemen pada pasien hidrosefalus adalah menghitung
dan men"atat intake dan output klien, menaga frekuensi pemberian makanan
pada klien (Laben, 20%!.
)etelah dilakukan implementasi selama 2K2= am yang selanutnya
dilakukan evaluasi. *ada saat dilakukan evaluasi keperaatan klien masih
menggunakan +9 untuk pemenuhan kebutuhan nutrisinya, tidak teradi
mual ataupun muntah pada klien tetapi masalah gangguan nutrisi belum
terpenuhi, intervensi dilanutkan oleh peraat ruangan.
., Res"k$ gangguan "ntegr"tas kul"t sehu5ungan !akt$r mekan"k ;a(an-a
tekanan
-
8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru
58/60
ari hasil pengkaian didapatkan data terdapat kemerahan pada
daerah bokong klien, terdapat memar pada ekstremitas atas akibat tindakan
infasif (pemasangan infusmengambilan darah!, klien menggunakan
popok, terdapat kemerahan pada area belakang kepala klien. 9anda dan
geala yang dialami klien teradi karena faktor mekanik (adanya tekanan!
pada area kepala klien akibat teradinya pembesaran yang abnormal pada
daerah kepala. 4ntervensi yang diberikan meliputi mengobservasi terhadap
eritema, kepu"atan, dan palpasi area sekitar terhadap kehangatan dan
pelunakan aringan tiap mengubah posisi, menaga kebersihan kulit dan
seminimal mungkin hindari trauma dan panas terhadap kulit.
Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan baha peraatan
kulit yang saksama setelah pembedahan dilanutkan, dengan perhatian
ekstra untuk men"egah kerusakan aringan akibat tekanan, inspeksi kulit
dilakukan se"ara teratur untuk medeteksi setiap tanda penekanan, iritasi
atau infeksi (/ong, 200$!.
)etelah dilakukan implementasi selama 2K2= am yang selanutnya
dilakukan evaluasi. *ada saat dilakukan evaluasi keperaatan kulit klien
tampak lembab, memar pada area bekas pemasangan infuse sudah hilang,
kemerahan pada area sekitar popok sudah mulai berkurang atau hilang.
asalah resiko kerusakan integritas kulit yang dialami klien teratasi
sebagian dan intervensi dilanutkan oleh peraat ruangan.
115
-
8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru
59/60
BAB ,
PENUTUP
,.1. Kes"m%ulan
. 5erdasarkan pengkaian pada tanggal 02 aret 20: didapatkan
hasil, 5y. < dengan diagnosa hidrosefalus, saat dilakukan pengkaian
didapatkan hasil kepala klien tampak membesar dengan ukuran
lingkar kepala = "m, terdapat luka post operasi vp shunt sebelah kiri
yang tertutup kassa steril, tanda-tanda vital klien didapatkan nadi 20
kalimenit, respirasi =: kalimenit, suhu %$o@, terdapat luka post
operasi vp shunt di abdomen di regio kiri baah. rang tua
mengatakan anak < adalah anak pertama. 6nak < lahir dengan proseskelahiran Caesar 7 dengan berat badan %000 gram dengan usia gestasi
%% minggu dan penyulit anin yaitu anin dengan hidrosefalus.
2. asalah keperaatan yang mun"ul pada kasus 5y. < ada = yaitu
Resiko 4nfeksi berhubungan dengan adanya alur invasif akibat
pemasangan D* shunt. +angguan nutrisiA kurang dari kebutuhan
tubuh. Resiko gangguan integritas kulit. 8urang pengetahuan yang
berhubungan dengan misinterpretasi informasi.
%. elaksanakan 4ntervensi dan implementasi yang sudah diren"anakan
yaitu seperti "u"i tangan sebelum dan sesudah melakukan peraatan
kepada klien dan mempertahankan teknik aseptik.
=. Jvaluasi, Setelah dilakukan asuhan kepera6atan8
pera6at dapat meghindari masalah dari resiko infeksi ,
menangani masalah kurang pengetahuan keluarga, gangguan nutrisi
dan gangguan integritas kulit belum teratasi sepenuhnya.
,.2. +aran
5erdasarkan pengkaian dan asuhan keperaatan yang telah
dilakukan oleh penulis, asuhan keperaatan yang baik adalah asuhan yang
selalu memperhatikan seluruh aspek dari kehidupan klien baik biologi,
psikologi, sosial dan spiritualnya. *ada kasus hidrosefalus terdapat banyak
117
-
8/18/2019 Laporan Revisi Sidang Baru
60/60
intervensi keperaatan yang bisa diberikan kepada klien, dari hal yang
sederhana sampai pada hal yang perlu ketelitian dan konnsentrasi dalam
memberikan asuhan keperaatan. 4ntervensi seperti "u"i tangan sebelum
dan sesudah melakukan tindakan keperaatan, observasi tanda-tanda vital,
observasi intake dan ouput klien, kolaborasi pengobatan adalah hal yang
harus diberikan dan diperhatikan dalam menangani kepada pasien dengan
hidrosefalus. enghindari resiko infeksi adalah hal yang paling penting
untuk diperhatikan. asalah integritas kulit uga harus diperhatikan
dengan selalu menaga agar tidak ada penekanan pada bagian kepala, atau
ekstremitas. 7ntuk peneliti selanutnya yang menangani pasien dengan
hidrosefalus bisa melakukan intervensi yang dikemukakan oleh (Laben,
20%! yaitu merubah posisi kepala klien setiap 2 am dan intervensi-
intervensi lain yang mampu memberikan kenyamanan kepada klien.