revisi 12.doc

23
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM SIFAT BIOLOGI TANAH Disusun Oleh : 1. Fariz Zul Fauzi 201410200311171 2. Rehan Prasetya 201410200311183

Upload: farizfauzi76

Post on 14-Feb-2016

242 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: REVISI 12.doc

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

SIFAT BIOLOGI TANAH

Disusun Oleh :

1. Fariz Zul Fauzi 201410200311171

2. Rehan Prasetya 201410200311183

JURUSAN AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN - PETERNAKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2015

Page 2: REVISI 12.doc

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1

1.2 Tujuan........................................................................................................1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................2

2.1 Kandungan bahan organik tanah...............................................................2

2.2 Mikrooganisme Tanah...............................................................................3

2.3 Sifat Biologi Tanah...................................................................................4

BAB III METODE PRAKTIKUM..........................................................................5

3.1 Alat dan Bahan..........................................................................................5

3.2 Metode Kerja.............................................................................................5

3.3.1 Kandungan bahan organik di Lapang......................................................5

3.3.2 Kandungan bahan organik di laboratorium.............................................5

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................7

4.1 Kandungan bahan organik lapang.............................................................7

4.2 Kandungan bahan organik tanah di laboratorium.....................................9

BAB V PENUTUP.................................................................................................11

5.1 Kesimpulan..............................................................................................11

5.2 Saran........................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12

LAMPIRAN...........................................................................................................13

ii

Page 3: REVISI 12.doc

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Penentuan kandungan bahan organik di lapangan.....................................7Tabel 2. Penentuan kandungan bahan organik tanah di laboratorium.....................9

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1..................................................................................................................8

Gambar 2..................................................................................................................8

Gambar 3..................................................................................................................8

Gambar 4..................................................................................................................8

Gambar 5..................................................................................................................8

iii

Page 4: REVISI 12.doc

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanah merupakan medium alami tempat tanaman hidup, berkembang biak

dan mati, karena itu tanah mampu menyediakan sumber bahan organik selama

bertahun-tahun yang dapat didaur ulang untuk nutrisi tanaman. Tanah juga

menyediakan dukungan fisik yang diperlukan untuk berpegang bagi sistem

perakaran dan juga berfungsi sebagai reservoir udara, air, dan nutrisi yang juga

penting bagi pertumbuhan tanaman. Bagian dari kerak bumi di bawah tanah

dikenal sebagai lapisan dan tidak langsung memberikan sumbangan bagi

pertumbuhan tanaman.

Tanah sebagai suatu pedosistem dengan tanaman tingkat tinggi tumbuh

diatasnya membentuk ekosistem yang terbuka dan dinamis sehingga terdapat

aliran energi dan bahan (panas, air, hara, bahan mineral dan organik, organisme).

Sifat tanah yang penting dalam mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah

kesesuaiannya sebagai media pertumbuhan akar tanaman: air, udara, penyerapan

panas dan pasokan unsur hara. Keadaan tersebut bersama-sama menentukan

tingkat kesuburan tanah.

Kemampuan tanah sebagai habitat tanaman dan menghasilkan bahan yang

dapat dipanen sangat ditentukan oleh tingkat kesuburan atau sebagai alternatif

kapasitas berproduksi atau berproduktivitas. Hasil akhir dari kesuburan tanah

adalah hasil tanaman yang diukur berdasarkan keadaan asli tanah, produksi berat

kering tanaman setiap tahun, setelah deskripsi keragaman tanaman dan variasi

produktivitas musiman; total hasil tertinggi, keragaman vegetasi terbesar, dan

adanya variasi terkecil dari tahun ke tahun yang menunjukkan keadaan kesuburan

tanah yang tinggi.

Besar organisme tanah hidup di dalam tanah. Bagian terbesar organisme

tanah terdiri dari kehidupan tumbuhan. Hal ini tidaklah berarti memperkecil arti

hewan-hewan terutama dalam tahap permulaan dekomposisi organik.

1

Page 5: REVISI 12.doc

1.2 Tujuan

Adapun Tujuan dalam praktikum ini adalah Untuk mengetahui sifat sifat

biologi tanah dan cara penetapannya di lapangan atau dilaboratorium melalui

penetapan kadar karbon, bahan organik, can nilai kematangan fisik tanah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kandungan bahan organik tanah

Bahan Organik merupakan bahan-bahan yang dapat diperbaharui, di daur

ulang, dirombak oleh bakteri-bakteri tanah menjadi unsur yang dapat digunakan

oleh tanaman tanpa mencemari tanah dan air. Bahan organik tanah merupakan

penimbunan dari sisa-sisa tanaman dan binatang yang sebagian telah mengalami

pelapukan dan pembentukan kembali.Bahan organik demikian berada dalam

pelapukan aktif dan menjadi mangsa serangan jasad mikro. Sebagai akibatnya

bahan tersebut berubah terus dan tidak mantap sehingga harus selalu diperbaharui

melalui penambahan sisa-sisa tanaman atau binatang (Utami dan Handayani,

2004).

Sumber primer bahan organik adalah jaringan tanaman berupa akar,

batang.ranting dan buah. Bahan organik dihasilkan oleh tumbuhan melalui proses

fotosintesis sehingga unsur karbon merupakan penyusun utama dari bahan

organik tersebut. Unsur karbon ini berada dalam bentuk senyawa-senyawa

polisakarida seperti selulosa, hemi-selulosa, pati dan bahan-bahan pectin dan

lignin. Selain itu nitrogen merupakan unsur yang paling banyak terakumulasi

dalam bahan organik karena merupakan unsur yang paling penting dalam mikroba

yang terlibat dalam proses perombakan bahan organik tanah. Jaringan tanaman ini

akan mengalami dekomposisi dan terangkul ke lapisan bawah (Sutanto, 2002).

Humus merupakan salah satu bentuk bahan organik. Jaringan asli berupa

tubuh tumbuhan atau hewan baru yang belum lapuk. Terus menerus mengalami

serangan jasad-jasad mikro yang menggunakannya sebagai sumber energinya dan

bahan bangunan tubuhnya. Hasil pelapukan bahan asli yang dilakukan oleh jasad

mikro disebut humus (Balasubramian, 2005).

Humus merupakan bentuk bahan organik yang lebih stabil. Dalam bentuk

inilah bahan organik banyak berakumulasi dalam tanah. Humus memiliki

2

Page 6: REVISI 12.doc

kontribusi terbesar terhadap durabilitas dan kesuburan tanah.Humuslah yang aktif

dan bersifat/menyerupai liat, yaitu bermuatan negatife (Djuanda, 2004).

Nisbah C/N berguna sebagai penanda kemudahan perombakan bahan

organik dan kegiatan jasad renik tanah akan tetapi apabila nisbah C/N terlalu

lebar, berarti ketersediaan C sebagai sumber energi berlebihan menurut

bandingannya dengan ketersediaanya N bagi pembentukan mikroba. Kegiatan

jasad renik akan terhambat (Priambada et al., 2005).

Karbon diperlukan mikroorganisme sebagai sumber energi dan nitrogen

diperlukan untuk membentuk protein. Apabila ketersediaan karbon terbatas

(nisbah C/N terlalu rendah) tidak cukup senyawa sebagai sumber energi yang

dapat dimanfaatkan mikroorganisme untuk mengikat seluruh nitrogen

bebas.Apabila ketersediaan karbon berlebihan (C/N > 40) jumlah nitrogen sangat

terbatas sehingga menjadi faktor pembatas pertumbuhan organisme (Wallace and

Teny, 2000).

Pengaruh bahan organik pada ciri fisika, kimia, dan biologi tanah adalah

sebagai berikut :

1) Faktor bahan organik pada ciri fisika tanah.

- Kemampuan menahan air meningkat.

- Warna tanah menjadi coklat hingga hitam.

- Merangsang granulasi agregat dan memantapkannya.

- Menurunkan plastisitas, kohesi, dan sifat buruk lainnya dari liat

2) Pengaruh bahan organik pada kimia tanah :

- Meningkatkan daya jerap dan kapasitas tukar kation.

- Kation yang mudah dipertukarkan meningkat.

- Unsure N,P,S diikat dalam bentuk organik atau dalam tubuh

mikro organisme,sehingga terhindar dari pencucian,

kemudian tersedia kembali.

3) Pengaruh bahan organik pada biologi tanah :

- Jumlah dan aktifitas metabolik organisme tanah meningkat.

- Kegiatan jasad mikro dalam membantu dekomposisi bahan

organik juga meningkat (Six et.al., 2005).

3

Page 7: REVISI 12.doc

2.2 Mikrooganisme Tanah

Kehidupan di dunia dimulai dari mikrobio/mikroorganisme atau makhluk

renik atau kecil, baik yang heterotropik maupun yang ototropik. Akar tanaman

menyerap hara dan daun menyerap energi, memprodukai organ-organ yang

dikonsumsi hewan/ manusia dan membentuk organ-organnya, organ-organ sisa

kedua makrobia ini dikonsumsi dan dirombak oleh mikrobio/mikroorganisme

kembali menjadi hara dan energi. Tanah dihuni oleh bermacam-macam

mikroorganisme tanah. Jumlah tiap grup mikroorganisme mencapai jutaan per

gram tanah. Jumlah mikroorganisme juga sangat berguna dalam menentukan

tempat mikroorganisme dalam hubungannya dengan sistem perakaran, sisa bahan

organik, dan kedalaman profil tanah serta terkait dengan kesuburan tanah.

( Hanafiah , 2007 ).

2.3 Sifat Biologi Tanah

Tanah merupakan suatu komponen penting dalam modal dasar pertanian.

Sifat, ciri dan tingkat kesuburan (produktivitas) nya, tanah sangat dipengaruhi

oleh sifat kimia,fisika dan biologi tanah. Biologi tanah adalah ilmu yang

mempelajari mahluk-mahluk hidup didalam tanah. Karena ada bagian-bagian

hidup di dalam tanah, maka tanah itu disebut sebagai “Living System” contohnya

akar tanaman dan organisme lainnya di dalam tanah. (Rao,1994)

4

Page 8: REVISI 12.doc

BAB III METODE PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah timbangan analitik, gelas

arloji, labu ukur 30 ml, kasa, botol pemencar air, pipet ukur, corong kaca, cepuk /

plaet plastik, pipet biasa, pipet godok, gelas ukur 10 ml, beaker glass, erlenmeyer

50 ml, tabung titrasi / buret, statip, penjepit.

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah aquadest, K2Cr2O7 1 N,

H2SO4 pekat, H2O2 30 %, Indikator diphenylamine, FeSO4 1 N, 5 sampel tanah

( liat, kompos, humus, pasir, bata ).

3.2 Metode Kerja

3.3.1 Kandungan bahan organik di Lapang

Adapun langkah kerja dari praktikum dilapangan adalah

a) Siapkan alat dan bahan

b) Ambil Sebongkah 5 sampel tanah tersebut dan letakkan pada cepuk atau

palet plastik yang tersedia

c) Tetesi dengan larutan H2O2 30 %

d. Amati percikan gas yang keluar diantara bongkahan contoh tanah

( kalau perlu dengan loup ) dan lihat klasifikasinya

3.3.2 Kandungan bahan organik di laboratorium

Adapun metode kerja di laboratorium adalah

a) Menyiapkan alat dan bahan

b) Menimbang tanah 1 gram dan masukkan kedalam labu ukur

c) Tambahkan 10 ml K2Cr2O7 dan 10 ml H2SO4

d) Kemudian kocok dengan gerakan mendatar

e) warna harus tetap merah jingga, dan jika berwarna hijau / biru

tambahkan lagi K2Cr2O7 dan H2SO4 (jumlah penambahan harus sama)

f) Tambahkan 1 ml indikator diphenylamine

g) Jadika volume 50 ml dengan menambah aquades

5

Page 9: REVISI 12.doc

h) Kocok dengan cara membolak-balikkan sampai homogen dan biarkan

mengendap

i). Ambil dengan pipet 5 ml larutan yang jernih dan masukkan kedalam

labu erlenmeyer 50 ml, kemudian tambahkan 15 ml aquades

j). Selanjutnya ditritasi dengan 1N FeSO4 hingga warna menjadi kehijau-

hijauan

k) Ulangi langkah 1 s/d 10 untuk percobaan kontrol (tanpa tanah)

6

Page 10: REVISI 12.doc

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kandungan bahan organik lapang

Tabel 1. Penentuan kandungan bahan organik di lapanganSampel tanah Perubahan

Gambar 1. Tanah

Tinggi

Gambar 2. Kompos

Sedang

Gambar 3. Humus

Sangat Tinggi

Gambar 4. Pasir

Sangat rendah

Gambar 5. Batu Bata

Rendah

7

Page 11: REVISI 12.doc

Dari Pengamatan tentang sifat biologi tanah di laboratorium maupun di

lapang. Untuk hasil pengamatan uji 5 sampel tanah di lapang dengan penambahan

H2O2 mendapat hasil yang banyak mengandung bahan organik tanah terdapat

pada sampel tanah humus karena banyak terdapat percikan gas yang sangat tinggi

artinya (percikan kuat, merata, gelembung sampai kurang lebih 7mm, dan mudah

terlihat ) ketika di tambahkan H2O2. Menurut (Balasubramian, 2005) Humus

merupakan salah satu bentuk bahan organik. Jaringan asli berupa tubuh tumbuhan

atau hewan baru yang belum lapuk. Terus menerus mengalami serangan jasad-

jasad mikro yang menggunakannya sebagai sumber energinya dan bahan

bangunan tubuhnya. Hasil pelapukan bahan asli yang dilakukan oleh jasad mikro

disebut humus menurut.

Humus merupakan bentuk bahan organik yang lebih stabil. Dalam bentuk

inilah bahan organik banyak berakumulasi dalam tanah. Humus memiliki

kontribusi terbesar terhadap durabilitas dan kesuburan tanah. Humuslah yang aktif

dan bersifat/menyerupai liat, yaitu bermuatan negatif menurut (Djuanda, 2004).

Untuk sampel tanah yang mendapat kandungan bahan organik yang sangat rendah

yaitu pada sampel pasir. Menurut Hardjowigeno (2003) bahan kandungan organik

yang kurang dari <1 sangat rendah, 1-2 rendah, 2,01-3 sedang, 3,01-5 tinggi, >5

sangat tinggi.

Hal ini dikarenakan bahwa pasir memiliki kandungan bahan organik yang

sangat sedikit atau bahkan tidak memiliki bahan organik. Oleh sebab itu larutan

H2O2 tidak bereaksi pada sampel pasir tersebut. Menurut Sutedjo (2005),

komposisi pasir tersebut, pasir terbentuk dari batuan beku serta batuan sedimen

yang memiliki butir kasar dan berkerikil. Kapasitas serap air pada tanah pasir

sangat rendah, ini disebabkan karena tanah pasir tersusun atas 70% partikel tanah

berukuran besar (0,02-2mm). Tanah pasir bertekstur kasar, dicirikan adanya ruang

pori besar diantara butir-butirnya. Kondisi ini menyebabkan tanah menjadi

berstruktur lepas dan gembur. Melihat dari ciri-ciri tanah pasir tersebut dapat

dengan mudah dijelaskan bahwa tanah pasir memiliki kemampuan mengikat air

yang sangat rendah.

8

Page 12: REVISI 12.doc

4.2 Kandungan bahan organik tanah di laboratorium

Tabel 2. Penentuan kandungan bahan organik tanah di laboratoriumPerlakuan Tingkat Kepekatan Banyaknya Titrasi Hasil

Tanah Pekat 5 ml 927,166 %

Kontrol (tanpa

tanah)

Sangat pekat 6,8 ml

Keterangan:

a. Kadar bahan organik tanah = [ C ] x % = 539,05x = 539,05x 1,72 =

927,166 %

b. [ C ] = x10x x100%

= x10x x100

= x 12,98

= 41,53 x 12,98

= 539,05 %

Keterangan

B = kontrol tanah mgr berat tanah = 1 gram

A = tanah Kl = kadar lenggas tanah

Pada praktikum yang kedua yaitu menentukan kadar perhitungan kandungan

bahan organik di laboratorium terdapat 2 perlakuan, yang pertama menggunakan

tanah dan yang kedua mendapatkan perlakuan kontrol ( tanpa tanah ). Untuk

perlakuan yang pertama mendapat tingkat kepekatan tanah yang pekat karena

9

Page 13: REVISI 12.doc

bahan organik yang terdapat dalam tanah kandungan organiknya banyak sehingga

tingkat kepekatan terlihat pekat, dan untuk perlakuan yang kedua yaitu perlakuan

kontrol (tanpa tanah) mendapat tingkat kepekatan sangat pekat karena tanpa tanah

dan kandungan bahan organiknya sedikit sehingga tingkat kepekatannya terlihat

sangat pekat menurut (Rao,1994). Dan untuk perhitungannya yaitu kelompok

kami mendapatkan hasil 927,166 %.

10

Page 14: REVISI 12.doc

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Kandungan bahan organik yang paling banyak terdapat pada sampel tanah

humus

2. Kandungan bahan organik dalam pasir sangat sedikit bahkan tidak ada

3. Hasil perhitungan penentuan kadar bahan organik dari kelompok kami yaitu

927,166 %

5.2 Saran

Lebih dalam mempelajari tentang biologi tanah, saat praktikum ini

seharunya memakai masker atau sarung tangan dalam meneteskan larutan agar

tidak terkena larutannya yang berbahaya jika terkena kulit yang akan membuat

kulit menjadi panas, dan pada saat praktikum lebih teliti

11

Page 15: REVISI 12.doc

DAFTAR PUSTAKA

Balasubramian, V. 2005. Bahan Organik Tanah. <www.lemlit.unud.ac.id>.

Diakses pada tanggal 1 Mei 2011.

Djuanda,J.S.,M.Assaad dan Warsana. 2004. Kajian laju infiltrasi dan beberapa

sifat fisik tanah pada tiga jenis tanaman pagar dalam sistem

budidaya lorong. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan 4:25-31.

Hardjowigeno. S., 1992. Ilmu Tanah. Penerbit Akademika Pressindo : Jakarta.

Priambada,I.D., J.Widodo dan R.A. Sitompul. 2005. Impact of Landuse Intency

on Microbal Community in Agrocosystem of Southern Sumatra

International Symposium on Academic Exchange Cooperation

Gadjah Mada University and Ibraki University. Gadjah Mada

University Press, Yogyakarta.

Six, J., E.T.Elliot, and K. Paulina. 2005. Soil structur and soil organic matter:II.A

normalized ability and the effect of mineralogy. Soil Society

America Journal 64:1042-1049

Sutanto,R. 2002. Pertanian Organik. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Sutedjo, M.M. dan A.G.Kartasapoetra. 2005. Pengantar Ilmu Tanah,

Terbentuknya Tanah dan Tanah Pertanian. PT.Rineka Cipta :

Jakarta

Utami, S.M.H dan S.Handayani. 2004. Sifat Kimia Entisol Pertanian Organik dan

Anorganik.Jurnal Ilmu Tanah 10:63-69.

Wallace,A., R.G and Teny. 2000. Handbook of Soil Conditioners Subsistance

That Enhance the Physical Properties of Soil.Marcell Pecker

Inc, New York.

12

Page 16: REVISI 12.doc

LAMPIRAN

13

Gambar 1 . Alat dan bahan praktikum

Gambar 2. Menimbang sampel tanah dengan

Gambar 3. Sampel tanah

Gambar 4. Mengamati percikan gas di sampel tanah yang sudah

Gambar 5. penambahan k2cr2o7 didalam labu takar yang

Gambar 6. Hasil dari pengamatan di laboratorium dan diamati kadar kepekatannya

Gambar 7. Memasukkan sampel tanah pada labu takar

Gambar 9. memasukkan H2SO4 ke dalam labu takar yang sudah di isi K2O2Cr7

Gambar 8. titrasi dengan larutan FeSO4