laporan prktek farrmkolgi kelompok 2

Upload: agnes

Post on 06-Jul-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/17/2019 LAPORAN Prktek Farrmkolgi Kelompok 2

    1/51

    LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

    FARMAKOLOGI 1

    OLEH

     KELOMPOK II :

    1. Veronica B. Lado

    2. Eduardu R.Ra!o

    ". E#e$inda V. Pere

    %. &u'$i(a &.Lado). *ain!a +e!,arini

    -. *oane /.P.A E#'u

    0. Ra#a!ia

    . +eariu Leu

    . Karo$ina A.B B$i(o$o$on3

    14. 5a,uni A'du$$a

    11. Marini +. N3a$e

    12. Ra!na Ta,i'

    1". *u$iana O. 5a(e

    &URU+AN FARMA+I

    POLTEKKE+ KEMENKE+ KUPANG

    241%

  • 8/17/2019 LAPORAN Prktek Farrmkolgi Kelompok 2

    2/51

    LEMBAR PENGE+AHAN

    LAPORAN AKHIR 

    PRAKTIKUM FARMAKOLOGI 1

    Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk mengikuti ujian tengah

    semester Praktikum Farmakologi 1 pada Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Kupang.

    Kupang,...Oktober 201

    !engetahui

    Pembimbing Praktikum

     "i "yoman #uliani,$.$i,$.Farm,%pt.!.$i

     "ip.1&'(0)201&&022001

    Koordinator Praktikum

    Priska *. +enda, $F.%pt, !.$

     "ip .1&''011-200(012002

    i

  • 8/17/2019 LAPORAN Prktek Farrmkolgi Kelompok 2

    3/51

    3

  • 8/17/2019 LAPORAN Prktek Farrmkolgi Kelompok 2

    4/51

    KATA PENGANTAR 

    Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran +uhan #ang !aha *sa karena atas

    kelimpahan rahmat dan kasih"ya kami dapat merampungkan penyusunan laporan akhir 

     praktikum Farmakologi 1 ini dengan baik.Laporan ini kami rangkum dari beberapa buku

    sumber dengan tidak mengurangi atau menambahkan isi dan tujuannya.

    Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena

    itu kami ingin menguapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

    dalam penyelesaian laporan ini.

    /alam penulisan laporan ini, kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan

    meski telah diupayakan sesempurna mungkin. Oleh karena itu, kami menerima dengan

    terbuka koreksi, saran, kritik dan masukkan yang bersiat membangun demi

     penyempurnaan laporan ini di masa mendatang .

    Kami berharap semoga laporan ini dapat berguna bagi pengembangan

     pengetahuan para pembaa .

    Kupang, Oktober 201

    Penulis

    4

  • 8/17/2019 LAPORAN Prktek Farrmkolgi Kelompok 2

    5/51

    BAB I

    PEN/AHULUAN

    A. Tu6uan 7erco'aan

    !engenal, mempraktekkan dan membandingkan araara pemberian obat

    terhadap keepatan absorbsinya, menggunakan data armakologi sebagai

    tolak ukurnya.

    B. Tin6auan 7u!a(a

    Obat dapat diberikan dengan berbagai ara untuk tujuan menapai

    eek armakologis eek sistemis diantaranya melalui oral, subkutan,

    intramuskular, intraperitonial, rektal dan intra3ena. !asingmasing ara

     pemberian ini memiliki keuntungan dan manaat tertentu yang dipengaruhi

    oleh karakteristik anatomi, isiologi, biokimia padda daerah dimana terjadi

    kontak obat dengan tubuh, termasuk perbedaan suplay darah, dan en4im

    en4im yang terdapat pada setiap tempat. Pemberian obat akan berpengaruh

     pada eek atau akti3itas armakologinya, onset mula kerja obat, dan

    durasi lama kerja obat menjadi berbeda antara ara pemberian yang satu

    dengan yang lainnya. Pada perobaan ini akan mengkaji pengaruh

     berbagai ara pemberian obat terhadap eek armakologi suatu obat yaitu

    suatu golongan barbital dengan eek sedati3e hipnotik.

    5ute pemberian obat 5outes o %dministration merupakan salah

    satu aktor yang mempengaruhi eek obat, karena karakteristik lingkungan

    isiologis anatomi dan biokimia yang berbeda pada daerah kontak obat dan

    5

  • 8/17/2019 LAPORAN Prktek Farrmkolgi Kelompok 2

    6/51

    tubuh karakteristik ini berbeda karena jumlah suplai darah yang berbeda6

    en4imen4im dan getahgetah isiologis yang terdapat di lingkungan

    tersebut berbeda. 7alhal ini menyebabkan bah8a jumlah obat yang dapat

    menapai lokasi kerjanya dalam 8aktu tertentu akan berbeda, tergantung

    dari rute pemberian obat.

    !emilih rute penggunaan obat tergantung dari tujuan terapi, siat

    obatnya serta kondisi pasien. Oleh sebab itu perlu mempertimbangkan

    !asalahmasalah seperti berikut9

    1. +ujuan terapi menghendaki eek lokal atau eek sistemik.

    2. %pakah kerja a8al obat yang dikehendaki itu epat atau masa kerjanya

    lama.

    :. $tabilitas obat di dalam lambung atau usus.

    . Keamanan relati dalam penggunaan melalui bermaammaam rute.

    (. 5ute yang tepat dan menyenangkan bagi pasien dan dokter.

    ). 7arga obat yang relati ekonomis dalam penyediaan obat melalui

     bermaammaam rute.

    ;entuk sediaan yang diberikan akan mempengaruhi keepatan dan

     besarnya obat yang diabsorpsi, dengan demikian akan mempengaruhi pula

    kegunaan dan eek terapi obat. ;entuk sediaan obat dapat memberi eek 

    obat seara lokal atau sistemik. *ek sistemik diperoleh jika obat beredar 

    ke seluruh tubuh melalui peredaran darah, sedang eek lokal adalah eek 

    obat yang bekerja setempat misalnya salep.

    6

  • 8/17/2019 LAPORAN Prktek Farrmkolgi Kelompok 2

    7/51

    *ek sistemik dapat diperoleh dengan ara9

    1. Oral melalui saluran gastrointestinal atau retal.

    2. Parenteral dengan ara intra3ena, intra muskuler dan subkutan.

    :.

  • 8/17/2019 LAPORAN Prktek Farrmkolgi Kelompok 2

    8/51

    lain, seperti melalui intra3ena, intraarteri, intraspinal dan intraseberal,

    tidak melibatkan proses penyerapan, obat langsung masuk ke peredaran

    darah dan kemudian menuju sisi reseptor reeptor site ara pemberian

    yang lain adalah inhalasi melalui hidung dan seara setempat melalui kulit

    atau mata. Proses penyerapan dasar penting dalam menentukan aktiitas

    armakologis obat. Kegagalan atau kehilangan obat selama proses

     penyerapan akan memperngaruhi aktiitas obat dan menyebabkan

    kegagalan pengobatan.

    Penggunaan he8an perobaan dalam penelitian ilmiah dibidang

    kedokteran>biomedis telah berjalan puluhan tahun yang lalu. 7e8an

    sebagai model atau sarana perobaan haruslah memenuhi persyaratan

     persyaratan tertentu, antara lain persyaratan genetis > keturunan dan

    lingkungan yang memadai dalam pengelolaannya, disamping aktor 

    ekonomis, mudah tidaknya diperoleh, serta mampu memberikan reaksi

     biologis yang mirip kejadiannya pada manusia.

    =ara memegang he8an serta ara penentuan jenis kelaminnya perlu

     pula diketahui. =ara memegang he8an dari masingmasing jenis he8an

    adalah berbedabeda dan ditentukan oleh siat he8an, keadaan isik besar 

    atau keil serta tujuannya. Kesalahan dalam aranya akan dapat

    menyebabkan keelakaan atau hips ataupun rasa sakit bagi he8an ini

    akan menyulitkan dalam melakukan penyuntikan atau pengambilan darah,

    misalnya dan juga bagi orang yang memegangnya.

    8

  • 8/17/2019 LAPORAN Prktek Farrmkolgi Kelompok 2

    9/51

    Fenobarbital, asam (,(eniletil barbiturate merupakan senya8a

    organik pertama yang digunakan dalam pengobatan antikon3ulsi. Kerjanya

    membatasi penjalaran akti3itas bangkitan dan menaikkan ambang

    rangsang.

    *ek utama barbiturat ialah depresi $$P. $emua tingkat depresi dapat

    diapai mulai dari sedasi, hipnosis, berbagai tingkat anesthesia, koma,

    sampai dengan kematian. *ek hipnotik barbiturate dapat diapai dalam

    8aktu 20)0 menit dengan dosis hipnotik. +idurnya merupakan tidur 

    isiologis, tidak disertai mimpi yang mengganggu.

    ;arbiturat seara oral diabsorbsi epat dan sempurna. ;entuk garam

    natrium lebih epat diabsorbsi dari bentuk asamnya. !ula kerja ber3ariasi

    antara 10)0 menit, bergantung kepada 4at serta ormula sediaan dan

    dihambat oleh adanya makanan didalam lambung. ;arbiturat didistribusi

    seara luas dan dapat le8at plasenta, ikatan dengan PP sesuai dengan

    kelarutannya dalam lemak, thiopental yang terbesar, terikat lebih dari )(?.

    Kirakira 2(? enobarbital dan hampir semua aprobarbital diekskresi

    kedalam urin dalam bentuk utuh.

    5esorpinya di usus baik '0&0? dan lebih kurang (0? terikat pada

     protein6 plasmat @nya panjang, lebih kurang : hari, maka dosisnya

    dapat diberikan sehari sekaligus. Kurang lebih (0? dipeah menjadi p

    hidrokdienobarbitat yang diekskresikan le8at urin dan hanya 10:0?

    dalam kedaan utuh. *ek sampingnya berkaitan dengan eek sedasinya,

    9

  • 8/17/2019 LAPORAN Prktek Farrmkolgi Kelompok 2

    10/51

    yakni pusing, mengantuk, ataksia dan pada anakanak mudah terangsang.

    ;ersiat menginduksi en4im dan antara lain memperepat penguraian

    kalsierol 3itamin /2 dengan kemungkinan timbulnya rahitis pada anak 

    keil.

    Pengunaannya bersama 3alproat harus hatihati, karena kadar darah

    enobarbital dapat ditingkatkan. /i lain pihak kadar darah enitoin dan

    karbama4epin serta eeknya dapat diturunkan oleh enobarbital. /osisnya

    12 dd :012( mg, maksimal 00 mg dalam 2 kali6 pada anakanak 212

     bulan mg>kg berat badan sehari6 pada status epileptius de8asa 200:00

    mg.

    10

  • 8/17/2019 LAPORAN Prktek Farrmkolgi Kelompok 2

    11/51

    BAB II

    8ARA PER8OBAAN

    A. 8ara 7erco'aan

    1. 5ute pemberian obat seara oral

    a. ;ahan dan %lat yang digunakan

    Obat 9 Luminal "a dengan dosis :( mg>kg ;;,

    konsentrasi larutan obat9:.( ?. Aolume maksimal yang

     bisa diberikan9 ( ml>g ;;7e8an =oba 9 +ikus Putih, jenis klamin jantan

    %lat 9 Jarum oral

     b. =ara Perobaan

    1 +ikus dipegang pada tengkuknya, jarum oral yang berisi larutan

    obat dimasukan ke dalam mulut tikus melalui langitlangit

    esophagus.

    2 /orong larutan obat tersebut ke dalam esophagus

    . Pengamatan

    1 =atat 8aktu emberian obat, mulai timbulnya eek onset dan

    hilangnya eek.

    2 *ek yang diamati antara lain9

    a %kti3itas spontan dari respon terhadap rangsangan> stimulus

     pada keadaan normal

     b Perubahan akti3itas baik spontan maupun distimulasi

    Bsaha untuk menegakan diri tidak berhasil

    d /iam, tidak bergerak, usaha untuk menegakan diri tidak lagi di

    oba2. 5ute Pemberian obat seara intra3ena

    a. ;ahan dan alat

    Obat 9 Luminal "a dengan dosis :( mg>kg ;;,

    konsentrasi larutan obat9 :,( ?. Aolume

    maksimal yang bisa diberikan9 1 ml>100g ;;

    7e8an oba 9 +ikus putih, jenis kelamin jantan

    %lat 9 Jarum suntik :> 1 inh no. 2'

     b. =ara perobaan

    11

  • 8/17/2019 LAPORAN Prktek Farrmkolgi Kelompok 2

    12/51

    1 *kor tikus direndam dalam air hangat atau diolesi aseton atau eter 

    untuk tujuan dilatasi2 =arilah 3ena lateralis dan suntikan laritan obat, bila terasa ada

    tahanan artinya jarum tersebut tidak memasuki 3ena dan bila piston

    ditarik tidak ada darah yang keluar

    : ;ila harus dilakukan pentuntikan ulang maka lakukan pengulangan

    mulai dari bagian distal ekor

    . Pengamatan

    Lakukan pengamatan seperti pada pemberian seara oral

    :. 5ute pemberian obat seara

  • 8/17/2019 LAPORAN Prktek Farrmkolgi Kelompok 2

    13/51

    Jika luminal diberikan pada tikus dengan ;; ':,0 g, maka perkiraaan dosis

    luminal yang diberikan adalah9

    0,): mg E 0,2: mg > kg ;; tikus.

    Konsentrasi larutan obat :,( ?, sehingga,

    0,0: mg > kg ;; tikus

    ;obot yang ditimbang

    /itimbang 1'( mg, larutkan deengan ( ml air, diambil 0,0: ml.

    BAB III

    13

  • 8/17/2019 LAPORAN Prktek Farrmkolgi Kelompok 2

    14/51

    HA+IL PER8OBAAN

    A. Ke$o#7o( Perora$

    1. +ikus 1

    Ke!eran3an 5a(!u 9#eni! (e Re7on

    00.00 Obat disuntikan

    O

     "

    $

    *

    +

    (.00 !ulai mengeleng dan

    menggaruk kepala, juga

    menjilat kaki dan ekor 

    11.00 !enggaruk seluruh

     badan, setelah itu

     pergerakan semakin

     berkurang

    1&.00 !ulai tenang, badan

    melemah dan berusaha

    menegakkan kepala

    2:.00 !ulai mengedipkan

    mata, mata sayupsayupterlihat mengantuk 

    /B5%$<

    :'.00 +ertidur  

    ''.00 +erbangun

    14

  • 8/17/2019 LAPORAN Prktek Farrmkolgi Kelompok 2

    15/51

    2. +ikus 2Ke!eran3an 5a(!u 9#eni! (e Re7on

    00.00 Obat disuntikkan

    O

     "

    $

    *

    +

    01.00 Pergerakan mulai

    melambat

    0-.00 !ulai mengedipkan

    mata,dan mata tampak

    sayupsayup.

    /B5%$<

    1.00 +ertidur

    :(.00 +erbangun dan mulai

     bergerak seperti biasa.

    B. Ke$o#7o( In!ra;ena

    1. +ikus 1

    Ke!eran3an 5a(!u 9#eni! (e

  • 8/17/2019 LAPORAN Prktek Farrmkolgi Kelompok 2

    16/51

    B

    %

    $

    <

     bekerja

    1-.- !ulai tersadar  

    21.2- ;ergerak bebas

    2. +ikus 2

    Ke!eran3an 5a(!u 9#eni! (e

  • 8/17/2019 LAPORAN Prktek Farrmkolgi Kelompok 2

    17/51

    8. +u'(u!an

    1. +ikus 1

    Ke!eran3an 5a(!u Re7on

    O

     "

    $

    *

    +

    11.:- +ikus disuntik  

    11.( $pontan menggaruk kepala

    12.0 !ulai malas bergerak, lemas

    12.2- +idak ada pergerakan, mata masih terbuka

    /

    B

    %

    $

    <

    12.:- +ertidur dan tidak bergerak  

    12.(' +idak bergerak, membuka mata

    1:.0) ;angun , akti bergerak  

    2. +ikus 2

    Ke!eran3an 5a(!u Re7on

    O

     "

    $

    *

    +

    11.1 +ikus disuntik

    11.( $pontan menggaruk kepala

    11.(1 !ulai malas bergerak  

    12.01 +idak ada pergerakan, mata masih terbuka

    / 12.1' +idak bergerak dan tertidur  

    17

  • 8/17/2019 LAPORAN Prktek Farrmkolgi Kelompok 2

    18/51

    B

    %

    $

    <

    12.0 +idak bergerak tetapi membuka mata

    12.(0 ;angun dan bergerak akti  

    /. In!ra7eri!onea$

    1. +ikus 1

    Ke!eran3an 5a(!u 9#eni!

    (e

  • 8/17/2019 LAPORAN Prktek Farrmkolgi Kelompok 2

    19/51

    2. +ikus 2

    Ke!eran3an 5a(!u

    9#eni! (e

  • 8/17/2019 LAPORAN Prktek Farrmkolgi Kelompok 2

    20/51

    BAB IV

    PEMBAHA+AN

    Obat dapat digunakan melalui beberapa rute, yaitu rute oral> per oral,

    rektal anus> dubur , parenteral> injeksi, kulit per kutan , membran selaput

    lendir> mukosa mata, hidung, telinga, 3agina, dan implantasi subkutan .

    !asingmasing ara pemberian ini memiliki keuntungan dan manaat

    tertentu yang dipengaruhi oleh karakteristik anatomi, isiologi, biokimia pada

    daerah dimana terjadi kontak obat dengan tubuh, termasuk perbedaan suplay

    darah, dan en4imen4im yang terdapat pada setiap tempat.

    Pemilihan rute penggunaan obat tergantung pada tujuan terapi, siat obat

    yang digunakan, dan kondisi penderita. Oleh karena itu, perlu memperhatikan

    halhal berikut9

    1. +ujuan terapi, lokal atau sistemik6

    2. Kerja obat, epat atau lambat6:. $tabilitas obat, dalam lambung atau usus6

    . Keamanan relati6

    (. 5ute yang tepat dan menyenangkan bagi penderita dan dokter6

    ). Kemampuan penderita menelan obat melalui mulut.

    Perobaan ini bertujuan untuk mengenal, mempraktekkan, dan

    membandingkan berbagai ara pemberian obat terhadap keepatan

    absorpsinya, menggunakan data armakologi sebagai tolak ukurnya. 5ute

     pemberian obat terutama ditentukan oleh siat obat seperti kelarutan dalam

    air atau lemak, ionisasi ahaya, dsbnya dan oleh tujuan terapi misalnya,

    keinginan akan a8itan kerja obat yang epat atau kebutuhan akan pemberian

     jangka panjang atau terbatas pada suatu tempat lokal .

    +erdapat 2 rute pemberian obat yang utama yaitu enteral dan parenteral.

    #ang termasuk dalam golongan enteral ialah pemberian obat seara oral,

    sublingual dan rektal, sedangkan parenteral 6 intra3askular, intramuskular dan

    subkutan.

    20

  • 8/17/2019 LAPORAN Prktek Farrmkolgi Kelompok 2

    21/51

    Pada praktikum ini dilakukan empat ara pemberian obat yaitu ara

     pemberian obat seara oral, intra3ena, intraperitoneal dan subkutan dengan

    menggunakan he8an oba berupa tikus putih jantan dengan jumlah 2 ekor per 

    ara pemberian obat, dipilih tikus putih berkelamin jantan disebabkan karena

    tikus putih memiliki karakteristik yang lebih tenang dan yang berkelamin

     jantan memiliki keadaan isiologis yang lebih baik dibandingkan betina.

    $ebelum melakukan praktikum, sebaiknya tikus dipuasakan, hal ini dilakukan

    agar pada pemberian obat, eek yang ditimbulkan lebih epat. $ebelum

    memberikan obat juga sebaiknya tikus diberi tanda berupa garis sesuai

    dengan ukuran tubuh tikus, pemberian tanda bisa menggunakan spidol dll.

    Obat yang digunakan dalam perobaan ini ialah obat luminal"a injeksi

    dan luminal tablet. Luminal"a ialah obat yang mempunyai khasiat sebagai

    hipnotiksedati3. $edati3 berungsi menurunkan akti3itas, mengurangi

    ketegangan dan menenangkan penggunanya. $edangkan hipnotik 

    menimbulkan rasa kantuk dro8siness dan memperepat tidur. %lasan

     penggunaan obat ini salah satunya disebabkan karena eek terapi obatnyayang dapat diamati. Pada tikus, eek terapi obat ini di mulai dengan

     pergerakan tikus yang perlahanlahan mulai tenang hingga tikus tersebut

    tertidur.

    Pada pemberian obat dengan ara intraperitonel dan subkutan sebaiknya

    area yang ingin disuntikkan diberi rangsangan berupa ubitan halus atau

    respon yang lain, hal ini dilakukan agar ketika menyuntikan obat, he8an

    tersebut tidak kaget dan pada saat menyuntik harus memperhatikan

    kedalaman jarum suntik yang masuk kedalam tubuh tikus supaya tidak 

    mengenai organ dalam tikus tersebut yang dapat menyebabkan kematian.

    Bntuk pemberian obat seara intra3ena bagian dari ekor tikus direndam

    dalam air hangat agar mempermudah penyuntikan. $edangkan untuk rute

     peroral obat yang akan digunakan terlebih dahulu dilarutkan dalam air supaya

    ketika memasukkan obat kedalam mulut tikus tidak susah dan juga untuk 

    memperepat eek terapi obat.

    21

  • 8/17/2019 LAPORAN Prktek Farrmkolgi Kelompok 2

    22/51

    /ari hasil pengamatan dapat diketahui bah8a pemberian obat seara

    intra3ena memiliki eek yang lebih epat dibandingkan dengan ara

     pemberian obat seara intraperitoneal, subkutan dan peroral, hal ini

    disebabkan karena obat yang masuk, langsung di proses dengan epat,

    sehingga eek yang di timbulkan juga epat. $edangkan pemberian obat

    seara peroral memiliki eek yang paling lambat, hal ini disebabkan karena

    obat yang masuk kedalam tubuh tikus masih mengalami proses absorpsi

    dengan bantuan beberapa en4im dalam lambung, sehingga eek yang

    ditimbulkan lambat. Pada pemberian obat seara oral pada tikus ;

    menimbulkan eek lebih epat dibandingkan tikus %, hal ini disebabkan

    karena dosis yang diberikan pada tikus ; lebih besar dibandingkan pada tikus

    %.

    BAB V

    KE+IMPULAN

    22

  • 8/17/2019 LAPORAN Prktek Farrmkolgi Kelompok 2

    23/51

    /ari hasil praktikum kali ini dapat disimpulkan9

    1. Pemberian obat dapat dilakukan dengan rute rute oral> per oral, rektal

    anus> dubur, parenteral> injeksi, kulit per kutan, membran selaput

    lendir> mukosa mata, hidung, telinga, 3agina, dan implantasi subkutan.

    2. +erdapat 2 rute pemberian obat yang utama, enteral dan parenteral. #ang

    termasuk dalam golongan enteral ialah pemberian obat seara oral,

    sublingual dan rektal, sedangkan parenteral6 intra3askular, intramuskular 

    dan subkutan.

    :. Pemberian obat seara intra3ena memiliki eek yang lebih epat

    dibandingkan dengan ara pemberian obat seara intraperitoneal, subkutan

    dan peroral.

    . Pemberian obat seara peroral memiliki eek yang paling lambat.

    /AFTAR PU+TAKA

    !yek,!ary,J.dkk. 2001. Farmakologi Ulasan Bergambar  *disi

  • 8/17/2019 LAPORAN Prktek Farrmkolgi Kelompok 2

    24/51

    $yamsuni. 200). Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi. Jakarta9*H=.

    +jay +an 7oan dan 5ahardja Kirana. 200'. Obat-Obat Penting . Jakarta9P+

    *leI !edia Komputindo.

    BAB I

    PEN/AHULUAN

    A. Tu6uan 7erco'aan

    24

  • 8/17/2019 LAPORAN Prktek Farrmkolgi Kelompok 2

    25/51

    !engenal, mempraktekkan dan membandingkan daya analgetik asetosal

    dan parasetamol menggunakan metode GitkinB. Tin6auan 7u!a(a

    %nalgetik atau penghalang rasa nyeri adalah 4at4at yang mengurangi

    atau menghalau rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran.

    %nalgetik anti inlamasi diduga bekerja berdasarkan penghambatan

    sintesis prostaglandin mediator nyeri.

    1. Ka!e3ori raa n,eri

    5asa nyeri sendiri dapat di bedakan dalam tiga kategori diantaranya

    yaitu9a. Ana$3e!i( Peri=er

    %nalgetik perier yaitu mengenai rasa nyeri dan demam. 5asa

    nyeri merupakan suatu gejala yang berungsi melindungi tubuh.

    /emam juga adalah suatu gejala dan bukan merupakan penyakit

    tersendiri. Kini para ahli berpendapat bah8a demam adalah suatu

    reaksi tangkis yang berguna dari tubuh terhadap ineksi. Pada

    suhu di atas :'= limosit dan mikroag menjadi lebih akti. ;ila

    suhu melampaui 01=, barulah terjadi situasi krisis yang bisa

    menjadi atal, karena tidak terkendalikan lagi oleh tubuh.

    '. Ana$3e!i( An!iradan3 dan O'a!

  • 8/17/2019 LAPORAN Prktek Farrmkolgi Kelompok 2

    26/51

    ;eririkan degenerasi tulang ra8an yang menipis sepanjang

     progress penyakit, dengan pembentukan tulang baru, hingga ruang

    di antara sendi menyempit.

    c. Ana$3e!i( Nar(o!i( 

    %nalgetik narkotik, kini di sebut juga O7ioida  mirip opiat,

    adalah 4at yang bekerja terhadap reseptor opioid khas di $$P,

    hingga persepsi nyeri dan respons emosional terhadap nyeri

     berubah dikurangi.

    2. Ge6a$a dan Pen,e'a'a. Ge6a$a

    Hejala yang khas berupa bengkak dan nyeri simetris di sendi

    sendi tersebut. "yeri ini paling hebat 8aktu bangun pagi dan

    umumnya berkurang setelah melakukan akti3itas. "yeri 8aktu

    malam dapat menyulitkan tidur. $endisendi ini menjadi kaku

    8aktu pagi (morning stiffness), sukar digerakkan dan kurang

     bertenaga, khususnya juga setelah bangun selama 12 jam lebih.

    Hejala lainnya adalah perasaan lelah dan malas. Pada lebih kurang

    20? dari pasien terdapat benjolanbenjolan keil noduli,

    terutama di jarijari serta pergelangan tangan dan kaki.

    '. Pen,e'a'

    !ediator nyeri antara lain dapat mengakibatkan reaksi radang

    dan kejangkejang yang mengakti3asi reseptor nyeri  di ujung

    ujung sara bebas di kulit, mukosa dan dan jaringan lain.

     o!i!eptor   ini terdapat di seluruh jaringan dan organ tubuh,

    keuali di $$P. /ari sini rangsangan di salurkan ke otak melalui

     jaringan lebat dari tajuktajuk neuron dengan amat banyak sinaps

    3ia sumsum belakang, sumsum lanjutan, dan otak tengah. /ari

    26

  • 8/17/2019 LAPORAN Prktek Farrmkolgi Kelompok 2

    27/51

    thalamus (opti!us) impuls kemudian di teruskan ke pusat nyeri di

    otak besar, di mana impuls dirasakan sebagai nyeri.%da juga beberapa maam yang menyebabkan nyeri di

    antaranya sendi yang di bebani terlalu berat dengan kerusakan

    mikro yang berulang kali, seperti pada orang yang terlampau

    gemuk, juga akibat arthritis septis atau arthritis laid an tumbuhnya

     pangkal paha seara abnormal (dysplasia). 7anya sebagian keil

    kasus yang disebabkan keausan akibat penggunaan terlalu lama

    dan berat.

    ". Go$on3an O'a!

    %tas dasar kerja armakologinya, analgetik dibagi menjadi dua

    golongan obat kelompok besar, yakni9

    a. Ana$3e!i( Non

  • 8/17/2019 LAPORAN Prktek Farrmkolgi Kelompok 2

    28/51

    %nti radang sama kuat dengan analgesik di gunakan sebagai

    anti nyeri atau rematik ontohnya asam meenamat, ibuproen.'. Ana$3e!i( nar(o!i( 9ana$3e!i( cen!ra$

    %nalgetik narkotik bekerja di $$P, memiliki daya penghalang

    nyeri yang hebat sekali yang bersiat depresan umum

    mengurangi kesadaran dan eek sampingnya dapat menimbulkan

    rasa nyaman euoria. Obat ini khusus di gunakan untuk 

     penghalau rasa nyeri hebat, seperti pada ratura dan kanker.

    =ontoh obatnya 9 !orin, =odein, 7eroin, !etadon, "alorin.

    #ang termasuk analgetik narkotik antara lain 9

    1 %ntagonis Opiat, yang dapat dibagi dalam 9

    a %lkaloida andu

     b at4at sintetis

    =ara kerja obatobat ini sama dengan morin, hanya

     berlainan mengenai potensi dan lama kerjanya, eek samping,

    dan risiko akan kebiasaan dengan ketergantungan.

    %ntagonis Opiat, bila digunakan sebagai analgetika, obat

    ini dapat menduduki salah satu reseptor.

    Kombinasi, 4at4at ini juga mengikat pada reseptor opioid,

    tetapi tidak mengakti3asi kerjanya dengan sempurna.

    c. O'a!

  • 8/17/2019 LAPORAN Prktek Farrmkolgi Kelompok 2

    29/51

    2 %sam !eenamat

    a !ekanisme kerja

    %sam meenamat merupakan kelompok anti inlamasi non

    steroid, bekerja dengan menghambat sintesa prostaglandin

    dalam jaringan tubuh dengan menghambat en4im

    siklooksigenase, sehingga mempunyai eek analgesik, anti

    inlamasi dan antipiretik.

     b *ek samping

    $angat minimal selama dalam dosis yang di anjurkan.

    /apat terjadi gangguan saluran erna antara lain iritasi

    lambung, kolik usus, mual, muntah dan diare, rasa

    ngantuk,pusing, sakit kepala, penglihatan kabur, 3ertigo,

    dispepsia.

    :

  • 8/17/2019 LAPORAN Prktek Farrmkolgi Kelompok 2

    30/51

    makanan akan memperlambat absorbsi, tetapi tidak 

    mengurangi jumlah yang di absorbsi. !etabolisme terjadi

    di hati dengan 8aktu paruh 1,-2 jam. *kskresi bersama

    urin dalam bentuk utuh dan metabolit inakti, sempurna

    dalam 2 jam.

     b *ek samping

    *ek samping adalah ringan dan bersiat sementara berupa

    mual, muntah, diare, konstipasi, nyeri lambung, ruam kulit,

     pruritus, sakit kepala, pusing, dan heart burn.

    Parasetamol

    a !ekanisme kerja

    Parasetamol adalah deri3ate paminoenol yang

    mempunyai siat antipiretik>analgesik. $iat antipiretik 

    disebabkan oleh gugus aminoben4en dan mekanismenya

    diduga berdasarkan eek sentral. $iat analgesik 

     parasetamol dapat menghilangkan rasa nyeri ringan sampai

    sedang. $iat antiinlamasinya sangat lemah hingga tidak 

    digunakan sebagai anti rematik. Pada penggunaan per oral

     parasetamol di serap dengan epat melalui saluran erna.

    Kadar maksimum dalam plasma di apai dalam 8aktu :0

    menit sampai )0 menit setelah pemberian. Parsetamol

    dieksekresikan melalui ginjal, kurang dari ( ? tanpa

    mengalami perubahan dan sebagian besar dalam bentuk 

    terkonjugasi.

     b *ek $amping

    /osis besar menyebabkan kerusakan ungsi hati.

    30

  • 8/17/2019 LAPORAN Prktek Farrmkolgi Kelompok 2

    31/51

    ;erdasarkan rangsangan nyeri yang dipergunakan,

    maka terdapat berbagai metode penetapan daya analgetik

    suatu obat.

    No Me!ode Te#7a! Indu(i &eni Re7on Go$on3an

    1 ;ianhi

    Franeshini

    Kulit ekor dan

     jaringan dasar

     pada menit

    Klip arteri

    mekanik 

    Bsaha

    menggigit

    klip

    %nalgetik

    narkotik 

    2 Jansen

    Jageneau

    Kulit kaki pada

    menit

    7ot plate

    (()0⁰ =

    !elonat %nalgetik

    narkotik 

    : $iegmund,

    Gitkin

    Peritoneum pada

    menit

    Fenil

    kuinolon,

    asam asetat

    Kontraksi

    abdominal

    %nalgetik

    non

    narkotik 

    Hibson !ukosa rektum

     pada tikus

    *lektrik !eniit %nalgetik

    non

    narkotik 

    BAB II

    8ARA PER8OBAAN

    A. Baan > A$a! ,an3 di3una(an1. Baan

    a. $uspensi asetosal 1? sebagai kontrol posisti>pembanding

     b. Larutan =!= sebagai kontrol negati 

    . $uspensi parasetamol 1? sebagai analgetik 

    d. Larutan asam asetat 1? sebagai penginduksi nyeri

    2. A$a!

    a. Jarum suntik 1 mL

     b. Jarum oral ujung tumpul

    . ;eaker gelas

    d. *rlenmeyer 

    e. $top8ath". He?an u6i

    !enit satu jenis kelamin, umur 0)0 hari, berat 20:0 g

    B. 8ara (er6a

    1. =ara perobaan

    a. !enit - ekor, dibagi kelompok, tiap kelompok mendapat 2

    ekor menit

     b. 1 ekor menit dari tiap kelompok, diberi larutan =!= melalui

    oral dengan 3olume yang sama dengan larutan obat

    31

  • 8/17/2019 LAPORAN Prktek Farrmkolgi Kelompok 2

    32/51

    . !enit kelompok 1 dan : diberi suspensi parasetamol dengan

    dosis (2 mg>kg ;;d. !enit kelompok 2 dan diberi suspensi asetosal dengan dosis (2

    mg>kg ;;

    2. Pengumpulan data

    $etelah he8an uji mendapat perlakuan, ( menit kemudian,

    seluruh he8an uji disuntikkan larutan asam asetat 1? sebagai

     penginduksi nyeri. ;eberapa menit kemudian, menit akan

    menggeliat perut kejang dan kaki ditarik ke belakang.=atat jumlah kumulati geliat yang timbul setiap selang 8aktu (

    menit selama )0 menit. 7itung persen daya analgetik dengan rumus 9

    ? daya analgetik E 100 P>K I 100

    /imana,

    P E jumlah kumulati geliat menit yang diberi obat

    analgetika

    K E jumlah kumulati geliat menit yang diberi larutan =!=

    kontrol negati

    :. %nalisis hasil

    ;andingkan daya analgetik asetosal dan parasetamol, dengan uji tara 

    keperayaan &(?.

    8. Peri!un3an doi un!u( e?an u6i

    (2mg>kg ;; (2 mg>1000 g ;;

    % E

    E 1,)' mg

    Jadi, 1? E

    E 0,1)' ml 0,1 ml & =ontoh

    +ikus 1 E

    32

  • 8/17/2019 LAPORAN Prktek Farrmkolgi Kelompok 2

    33/51

      E

    E 0,1( ml

    +ikus 2E

    E

    E0,1:2 ml

    +ikus :E

    E

    E0,1)' ml

    +ikus E

    E

    E0,1) ml

    +ikus (E

    E

    E 0,1' ml

    +ikus )E

    E

    E0,1() ml

    +ikus 'E

    E

    E0,1) ml

    +ikus - E

    33

  • 8/17/2019 LAPORAN Prktek Farrmkolgi Kelompok 2

    34/51

      E

    E 0,1( ml

    +ikus &E

      E

    E 0,11' ml

    BAB IIIHA+IL PER8OBAAN

    A. /a!a Pen3a#a!an

    1. Ta'e$ 7en3a#a!an 9(e$o#7o( 2

     "o

    Gaktu

    menit

    Jumlah kumulati geliat

    %Muadest $uspensi

     Parasetamol

    $uspensi

    %setosal

    !enit

     <

    !enit

  • 8/17/2019 LAPORAN Prktek Farrmkolgi Kelompok 2

    35/51

    ). :0 : 2) 2( 2 2:

    '. :( 0 2: 2: 20 22

    -. 0 :- 1- 1( 1' 1)

    &. ( :: 1: 11 1( 1:

    10. (0 :0 - ( & 10

    11. (( 2' ( (

    12. )0 2( : 2 : 2

    Jumlah :- :00 2'2 2) 2(0

    35

  • 8/17/2019 LAPORAN Prktek Farrmkolgi Kelompok 2

    36/51

    2. Peri!un3an @ da,a ana$3e!i( /apat dihitung dengan rumus9

    Keterangan 9

    P E jumlah kumulati geliat menit yang diberi obat analgetik 

    K E jumlah kumulati geliat menit yang diberi aMuadest kontrol

    negati

    /idapatkan hasilnya 9

    a. ? daya analgetik paraetamol E 100 E :,'0 ?

     b. ? daya analgetik asetosal E100 N 100 E 1,:2?

    36

    % daya analgetik = 100 – (P/K 

     

  • 8/17/2019 LAPORAN Prktek Farrmkolgi Kelompok 2

    37/51

    BAB IV

    PEMBAHA+AN

    %nalgetik adalah obat atau senya8a yang dipergunakan untuk mengurangi

    rasa sakit atau nyeri. $eara umum analgetik dibagi kedalam 2 golongan,

    yaitu analgetik narkotik atau 3iseral analgesik misalnya9 morin dan

    analgetik non narkotika atau integumental analgesi misalnya9 asetosal,

     parasetamol.

    %nalgetik diberikan kepada penderita untuk mengurangi rasa nyeri yang

    dapat ditimbulkan oleh berbagai rangsang mekanis, kimia, dan isis. 5asa

    nyeri tersebut terjadi akibat terlepasnya mediatormediator nyeri misalnya9

     bradikinin, prostaglandin dari jaringan yang rusak yang kemudian

    merangsaang reseptor nyeri di ujung syara perier ataupun ditempat lain.

    /ari tempattempat ini selanjutnya rangsangan nyeri diteruskan ke pusat nyeri

    di korteks serebri oleh syara sensori melalui sumsum tulang belakang dan

    thalamus.

    ;erdasarkan atas rangsangan nyeri yang dipergunakan, maka terdapat

     berbagai metode penetapan daya analgetik suatu obat antara lain9 metode

    $iuegmund, Gitkin, ;iani dan Franeshini, Jansen dan Jageneau, Hibson,

    dll. ;eberapa metode pengujian tersebut dapat dilihat pada tabel diba8ah ini.

    Me!ode Pen3u6ian /a,a Ana$3e!i( 

     "o !etode +empat induksi Jenis 5espon Holongan

    1 ;ianhi dan

    Franeshini

    Kulit ekor dan

     jaringan dasar pada

    menit

    Klip arteri

    mekanik 

    Bsaha

    menggigit klip

    %nalgetik

    narkotik 

    2 Jansen dan

    Jageneau

    kulit kaki pada

    menit

    7ot plate ((

    )0 =

    !elonat %nalgetik

    narkotik 

    : $iegmund,

    Gitkin

    Peritoneum pada

    menit

    Fenilkuion,

    asam asetat

    Kontraksi

    abdominal

    %nalgetik

    non

    37

  • 8/17/2019 LAPORAN Prktek Farrmkolgi Kelompok 2

    38/51

    narkotik 

    Hibson !ukosa rektum

     pada tikus

    *lektrik !eniit %nalgetik

    non

    narkotika

    Perobaan ini bertujuan agar mahasis8a dapat mengenal, mempraktekkan

    dan membandingkan daya analgetik asetosal dan parasetamol pada he8an

    oba menit menggunakan metode 8itkin 8rithing tes>metode geliat,

    dengan prinsip memberikan induktor nyeri asam asetat 1 ? pada menit.

    5asa nyeri yang disebabkan oleh pemberian induktor nyeri menyebabkan

    8rithing geliat yang dapat diamati sebagai torsi pada satu sisi, menarik kaki

    ke belakang, penarikan kembali abdomen, kejang tetani dengan

    membengkokan kepala dan kaki ke belakang. *ek analgetik dari obat

    parasetamol dan asetosal akan mengurangi atau menghilangkan respon

    tersebut.

    $ediaan obat parasetamol dan asetosal terlebih dahulu dilarutkan dalam air yang telah dihitung. Pemberian obatobat analgetik pada menit dilakukan

    seara peroral,setiap menit diberikan larutan obat yang berbeda. $ebagai

    kontrol negati diberikan aMuadest, sebagai kontrol positi digunakan

     parasetamol dan sebagai kontrol pembanding digunakan asetosal. setelah obat

    diberikan menit didiamkan selama 1( menit. Kemudian disuntik seara

    intraperitoneal dengan larutan induksi asam asetat 1?. Pemberian dilakukan

    seara intraperitoneal karena memungkinkan sediaan lebih mudah diabsorbsi

    oleh tubuh, epat memberikan eek, menegah penguraian asam asetat pada

     jaringan isiologik organ tertentu, serta eek merusak jaringan tubuh jika pada

    organ tertentu. !isalnya apabila asam asetat 1? diberikan per oral, akan

    merusak saluran penernaan, karena siat kerongkongan enderung bersiat

    tidak tahan terhadap asam.

    Larutan asam asetat diberikan setelah 1( menit, ini bertujuan agar obat

    yang telah diberikan sebelumnya sudah mengalami ase absorbsi untuk 

    38

  • 8/17/2019 LAPORAN Prktek Farrmkolgi Kelompok 2

    39/51

    meredakan rasa nyeri. $elama beberapa menit kemudian, setelah diberi

    larutan asam asetat 1? menit akan menggeliat dengan ditandai perut kejang

    dan kaki ditarik ke belakang. Jumlah geliat menit dihitung setiap ( menit

    selama )0 menit.

    Penggunaan asam asetat sebagai induktor dalam perobaan ini karena

    asam asetat merupakan asam lemah yang tidak terkonjugasi dalam tubuh,

     pemberian sediaan asam asetat terhadap he8an perobaan akan merangsang

     prostaglandin untuk menimbulkan rasa nyeri akibat adanya kerusakan

     jaringan atau inlamasi. Prostaglandin meyebabkan sensitisasi reseptor nyeri

    terhadap stimulasi mekanik dan kimia8i sehingga prostaglandin dapat

    menimbulkan keadaan hiperalgesia, kemudian mediator kimia8i seperti

     bradikinin dan histamin merangsangnya dan menimbulkan nyeri yang nyata,

    sehingga menit akan menggeliatkan kaki belakang saat eek dari penginduksi

    ini bekerja.

    /ari data pengamatan dapat diketahui bah8a obat asetosal memiliki daya

    analgetik yang lebih kuat dibandingkan dengan obat parasetamol

    39

  • 8/17/2019 LAPORAN Prktek Farrmkolgi Kelompok 2

    40/51

    BAB V

    KE+IMPULAN

    Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah9

    1. %nalgetik adalah obat,senya8a,atau 4at yang dapat mengurangi rasa nyeri

    tanpa menghilangkan kesadaran.2. *ek analgetik obat dalam perobaan ini diukur dengan menggunakan

    metode Gitkin yaitu dengan memperhatikan jumlah geliat pada kelini.

    :. #ang dimaksud dengan kontrol negati adalah pemberian tanpa 4at akti 

    dan kontrol negati ini digunakan sebagai pembanding. /an dalam

     praktikum ini digunakan aMuades sebagai kontrol negati.

    . Kontrol positi adalah pemberian obat yang mengandung 4at akti. Kontrol

     positi yang digunakan dalam praktikum ini adalah suspensi asetosal dan

    suspensi parasetamol.

    /AFTAR PU+TAKA

    $unaryo, Gilmana. 1&&(. Farmakologi dan "erapi *disi

  • 8/17/2019 LAPORAN Prktek Farrmkolgi Kelompok 2

    41/51

    $yamsuni. 200). Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi. Jakarta9*H=

    +jay +an 7oan dan 5ahardja Kirana. 200'. Obat-Obat Penting  *disi A

  • 8/17/2019 LAPORAN Prktek Farrmkolgi Kelompok 2

    42/51

    !engenal teknik anastesi pada he8an perobaan, memahami

    aktoraktor yang melandasi perbedaan dalam siat dan potensi anastesi

    lokal, mengenal berbagai aktor yang mempengaruhi kerja anastesi lokal.

    B. TIN&AUAN PU+TAKA

    1. Ke$inci

    a. Karakteristik utama kelini

    Kelini berkembang biak paling baik didaerah beriklim sedang.

    7e8an ini jarang bersuara, keuali dalam keadaan sangat

    kesakitan. Perlakuan yang kasar dapat membuatnya berontak.

     b. Kandang dan peralatan pera8atan kelini

    Persyaratan untuk kandang kelini antara lain, ukup

    kebersihannya, terlindung dari angin, hujan dan sinar maahari

    langsung, he8an ukup mendapat sinar dan udara segar. ;iasanya

    satu kandang hanya didisi dengan satu ekor kelini.

    Kelini sangat peka terhadap perubahan suhu lingkungan.

    $uhu kandang yang ideal antara 1(200=. %ir minum harus

    disediakan terusmenerus karena dalam sehari kelini

    membutuhkan air minum -0100 ml>Kg ;;.

    !akanan kelini umumnya sayuran, dan perlu tambahan

     protein 1)20?, lemak (10?, pati 0(0?, 3itamin terutama

    %,/,*, %sam "ikotinat, Pyridoksin, dan Kolin. !akanan tambahan

    ini dapat diberikan dalam bentuk pellet atau dedak. Perharinya

    kelini de8asa makan sebanyak '(100 gram makanan.

    . =ara memegang kelini

    Kelini harus ditangani dengan halus namun sigap agar 

    tidak berontak. Kelini de8asa dipegang dengan ara pegang kulit

     bagian tengkuk dengan tangan kanan dan tangan kiri untuk 

     badannya, sedangkan kelini muda ukup dengan memegang

     pingggangnya.

    Kelini tidak suka diletakkan dipermukaan yang liin atau

    diatas meja sehingga enderung gelisah atau tidak tenang karena

    42

  • 8/17/2019 LAPORAN Prktek Farrmkolgi Kelompok 2

    43/51

    merasa tidak aman. Kain lap atau diselimuti dengan handuk 

    merupakan ara untuk mengatasi ketidak nyamanan kelini

    dipermukaan yang liin.

    2. Ana!ei Lo(a$

    a. Pengertian

    %nastesi lokal adalah obat yang dapat menghilangkan sensasi atau

    rangsangan, karena bekerja mendepresi seara langsung terhadap

    syarasyara sensorik perier.

    $yarat syarat %nestesi lokal

    1 Kurang > tidak merangsang jaringan

    2 +idak mengakibatkan kerusakan permanen susunan sara : +oksisitas sistemis yang rendah

    *ekti seara penyuntikan atau penggunaan lokal pada selaput

    lendir

    ( Gaktu dimulai, daya kerjanya sesingkat mungkin untuk 

     jangka 8aktu yang ukup lama

    ) /apat larut dalam air dan membentuk larutan yang stabil.

     b. !ekanisme kerja!emblokir penerusan impuls dengan ara menegah kenaikan

     permeabilitas membran sel terhadap ionion natrium yang

    diperlukan bagi ungsi sara. Pada 8aktu yang bersamaan ambang

    kepekaan terhadap rangsangan listrik lambat laun meningkat, yang

     pada akhirnya memblokir penerusan impuls.

    . Penggunaan

    %nestesi lokal digunakan seara parenteral

    1 %nestesi iniltrasi 9 yang dibius ujungujung syara kulit> gigi

    2 %nestesi penyaluran sara 9 pada lengan dan kaki: %nestesi permukaan 9 untuk mela8an rasa nyeri atau gatal.

    d. Pengolongan

    1 $enya8asenya8a ester P%;% 9 ;en4okain, Prokain,

    Oksibuprokain, ;utakain, +etrakain

    2 $enya8asenya8a amida9 Lidokain, Prilokain, !epi3akain,

    ;upi3akain, =inhokain

    : Lainlain9 Kokain, ;en4ilalkohol, Fenol.

    $enya8a senya8a ester 9 P%;%

    43

  • 8/17/2019 LAPORAN Prktek Farrmkolgi Kelompok 2

    44/51

    1 Prokain9

    a/imetabolisme oleh kolinesterase menjadi dietilaminoeranol

    dan P%;%, sehingga menghambat kerja obat golongan sula

    b+idak menyebabkan adiksi

    2 Lidokain

    a/ibanding prokain, lidokain lebih epat dan lebih kuat

    eeknya, bertahan lebih lama

    bJuga digunakan untuk menegah aritmia setelah inrak 

     jantung

    : !epi3akain

    a!irip lidokain dalam mulai kerja dan kekuatannya sama

    dengan Lidokain, tapi kurang toksik

    b+idak menyebabkan 3asodilatasi

    =inhokain

    aKhasiat lebih kuat dari Lidokain, tapi juga toksik,

    b;ersiat 3asodilator 

    ;anyak digunakan sebagai anestesi lokal supositoria

    ( ;en4ilalkohol

    ;ersiat bakteriostatik dan anestesi lemah

    ) Fenol

    a;ersiat bakterisid dan ungisid pada konsentrasi 1? untuk 

     bakterisid dan 1,:? untuk ungisid juga bersiat anestetik.bPada nyeri kuping digunakan Fenol ? dalam Hlisin sebagai

    analgetik

    44

  • 8/17/2019 LAPORAN Prktek Farrmkolgi Kelompok 2

    45/51

    BAB II

    8ARA PER8OBAAN

    A. Baan dan A$a! ,an3 di3una(an

    1. ;ahan 9 Larutan lidokain 7=l 1?

    Larutan lidokain =om 2?

    Larutan "a=l kontrol negati

    2. %lat 9 HuntingPisau ukur 

    Jarum suntik 

    $pidol dan peniti

    :. 7e8an oba 9 Kelini

    B. 8ara Ker6a

    1. =ukur bulu kelini pada bagian punggungnya buat : lokasi penukuran

    dengan jarak minimal :m

    2. $untikkan larutan obat tersebut di masingmasing lokasi seara

    intrakutan, tandai daerah penyuntikkan dengan spidol

    45

  • 8/17/2019 LAPORAN Prktek Farrmkolgi Kelompok 2

    46/51

    :. Lakukan pengujian getaran otot kelini dengan sentuhan ringan

    menggunakan peniti pada lokasi sekitar penyuntikkan.

    . =atat 8aktu munulnya eek dan hilangnya eek anastesi dan jumlah

    respon positi adanya gerakan otot dalam inter3al 8aktu ( menit.

    +ingkat anastesi dinyatakan oleh jumlah respon positi dalam tiap

    rangkaian sentuhan.

    8. Peri!un3an /oi <

    BAB III

    HA+IL PER8OBAAN

    /ATA PENGAMATAN

  • 8/17/2019 LAPORAN Prktek Farrmkolgi Kelompok 2

    47/51

    101( - & 2

    1(20 2 2

    202( 2 ( 1

    2(:0 ) ' 1

    :0:( '0 &0 1

    :(0 -2 & 1

    0( 2 1

    ((0 2 : 1

    (0(( 1 2 1

    (()0 1 1 1

    47

  • 8/17/2019 LAPORAN Prktek Farrmkolgi Kelompok 2

    48/51

    BAB IV

    PEMBAHA+AN

    %nestetika lokal atau 4at4at penghalang rasa setempat adalah obat yang

     pada penggunaan lokal merintangi seara re3ersibel penerusan impulsimpuls

    syara ke $$P dan demikian menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri, gatal

    gatal, rasa panas, atau dingin.

    Perobaan ini bertujuan untuk mengenal teknik anestesi pada he8an

     perobaan, memahami aktoraktor yang melandasi perbedaan dalam siat dan

     potensi anestesi lokal dan mengenal berbagai aktor yang mempengaruhi kerja

    anestesi lokal.

    Kontrol positi yang digunakan adalah larutan lidokain 7=l 2? dan kontrol

    negatinya adalah larutan "a=l. Lidokain Iilokain adalah anestetik lokal kuat

    yang digunakan seara luas dengan pemberian topial dan suntikan. Lidokain

    merupakan aminoetilamid dan merupakan prototip dari anestetik lokal golongan

    amida Larutan lidokain 0,( ? digunakan untuk anesthesia iniltrasi, sedangkan

    lauran 1,02? untuk anesthesia blok dan topikal. %nestetik ini eekti bila

    digunakan tanpa 3asokonstriksor, tetapi keepatan absorpsi dan toksisitasnya

     bertambah dan masa kerjanya lebih pendek. Lidokain dapat menimbulkan kantuk.

    /alam praktikum ini, sebelum dilakukan pemberian anestesi pada

     punggung kelini, terlebih dahulu dilakukan pemotongan bulu pada punggung

    kelini untuk memudahkan pemberian anestesi.

    Pada pemberian larutan "a=l sebagai kontrol negati, hasil yang didapat

    adalah larutan "a=l tidak memberikan eek anestesi karena saat peniti di

    sentuhkan pada punggung kelini, selalu terjadi getaran otot. $edangkan untuk 

    larutan lidokain 7=l, memberikan eek anestetika lokal pada menit ke 20 sampai

    menit ke :0. 7al ini sesuai dengan literatur, yakni lidokain 7=l 2? mempunyai

    eek anestetika lokal pada pemakaian topikal tetapi mempunyai masa kerja yang

     pendek.

    48

  • 8/17/2019 LAPORAN Prktek Farrmkolgi Kelompok 2

    49/51

    BAB V

    KE+IMPULAN

    1. %nestetik lokal atau penghilang rasa nyeri setempat adalah obat

    yang pada penggunaan lokal merintangi seara re3ersibel

     penerusan impuls sara ke $$P dan dengan demikian

    menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri,gatalgatal,rasa panas

    atau dingin.2. Obat yeng memiliki eek anestetika yang lebih lama ialah lidoain

    om, kamudian lidoain 7=l, sedangkan untuk "a=l tidak

    memiliki eek anestetika sama sekali%nestetik lokal atau

     penghilang rasa nyeri setempat adalah obat yang pada penggunaan

    lokal merintangi seara re3ersibel penerusan impuls sara ke $$P

    dan dengan demikian menghilangkan atau mengurangi rasa

    nyeri,gatalgatal,rasa panas atau dingin. 

    /AFTAR PU+TAKA

    49

  • 8/17/2019 LAPORAN Prktek Farrmkolgi Kelompok 2

    50/51

    $unaryo, Gilmana. 1&&(. Farmakologi dan "erapi *disi

  • 8/17/2019 LAPORAN Prktek Farrmkolgi Kelompok 2

    51/51