laporan pkmd terhadap bayi dengan diare
TRANSCRIPT
LAPORAN KEGIATAN
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA BINAAN
Tn. S RT. 004 RW. 001 KELURAHAN TELUK PUCUNG
KECAMATAN BEKASI UTARA KOTA BEKASI
TAHUN 2016
DI SUSUN OLEH :
RATNA IMAS INDRIYANI
NIM. 1409010
AKADEMI KEBIDANAN GEMA NUSANTARA BEKASI
Sekretariat: Jl. Kapuk Raya No.1 Rt.05/18 Pengasinan Raya-Rawa Lumbu,
Bekasi Timur 17115 No. Telfon/Fax (021) 29085240
Email :[email protected]
HALAMAN PENGESAHAN
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA BINAAN
Tn. S RT. 004 RW. 001 KELURAHAN TELUK PUCUNG
KECAMATAN BEKASI UTARA KOTA BEKASI
TAHUN 2016
DI SUSUN OLEH :
RATNA IMAS INDRIYANI
NIM. 1409010
TELAH DI SETUJUI DAN DI SAHKAN OLEH :
PEMBIMBING PUSKESMAS PEMBIMBING AKADEMIK
Bd. Hj. Ade Sui p ah S.Si T .M M Anjani Khairunnisa, S.ST
NIK. 196011271981022004 NIK. 0424108830
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberi rahmat dan karunia-Nya sehingga kita dapat menyelesaikan laporan
kegiatan PKMD.
Kebidanan komunitas di RT 004 RW 001 kelurahan Teluk Pucung kecamatan
Bekasi Utara kota Bekasi yang dilaksanakan pada tanggal 22 Agustus – 02
September 2016 dengan kasus “Asuhan Kebidanan Komunitas Pada Keluarga
Binaan Tn. S RT. 004 RW. 001 Kelurahan Teluk Pucung
Kecamatan Bekasi Utara Kota Bekasi”.
Dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari bimbingan dan dukungan dari
berbagai pihak, sehingga laporan ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan
andil dalam penyusunan dalam laporan ini, kepada yang terhormat kepada :
1. Drs. H. M. Saleh Mursyid, M.Si, MM.Kes, selaku Ketua Yayasan Akademi
Kebidanan Gema Nusantara Bekasi.
2. Wardiana, S.Si.T,MM.Kes, selaku Direktur Akademi Kebidanan Gema
Nusantara Bekasi.
3. Ibu Nunu Agustina, MKM, selaku pembimbing dinas kesehatan
4. Kepala Puskesmas Teluk Pucung Dr. Bambang
5. Bapak Panggih Mulyono, selaku Ketua RT teluk pucung beserta Keluarga
Besar.
6. Ibu Bd. Hj. Ade Suipah, S.SiT,MM, selaku pembimbing dari puskesmas.
7. Ibu Anjani Khairunnisa, S.ST selaku Pembimbing Akademik.
8. Kepada ayahanda dan ibunda tercinta yang telah memberikan semangat,
dukungan sehingga dapat menyelesaikan laporan PKMD.
9. Teman-teman mahasiswa yang selalu memberikan support dan kerjasamanya.
10.Warga masyarakat yang telah banyak membantu keberhasilan PKL ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan sehingga masih banyak terdapat kekurangan dari laporan ini, untuk
itu penulis mohon kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun dari
berbagai pihak demi sempurnanya Laporan PKMD sehingga dapat bermanfaat
bagi kita semua.
Bekasi, September 2016
Penulis
DAFTAR ISI
COVER DEPAN ..................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................ ii
DAFTAR ISI ........................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Tujuan ............................................................................................ 3
1. Tujuan Umum .......................................................................... 3
2. Tujuan Khusus ......................................................................... 3
C. Manfaat Praktis .............................................................................. 4
1. Bagi Masyarakat ...................................................................... 4
2. Bagi pemerintah desa/kelurahan .............................................. 4
3. Bagi Puskesmas Teluk Pucung ................................................ 4
D. Manfaat Teoritis ............................................................................ 4
1. Bagi Mahasiswa ....................................................................... 4
2. Bagi Institusi Pendidikan ......................................................... 5
3. Bagi Dinas Kesehatan Kota Bekasi ......................................... 5
BAB II TINJAUAN TEORI .................................................................. 6
A. Pengertian ASI .............................................................................. 6
B. Manfaat Pemberian ASI ................................................................ 6
C. Pentingnya ASI Eksklusif ............................................................. 7
D. Komposisi Zat Gizi Kolostrum, ASI dan Susu Sapi ..................... 8
E. Pengertian Diare ............................................................................ 8
F. Etiologi Diare ................................................................................ 9
G. Klasifikasi Diare ............................................................................ 11
H. Penatalaksanaan Diare ................................................................... 11
I. Pengertian Nutrisi .......................................................................... 12
J. Tujuan Nutrisi ................................................................................ 12
K. Pola Pemberian Makanan untuk Bayi ........................................... 12
L. Komponen Zat Gizi yang Dibutuhkan .......................................... 13
M.Cara Memasak yang Tepat ............................................................ 15
N. Pengertian PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) .................. 15
O. Perilaku PHBS Dirumah Tangga .................................................. 16
P. Manfaat Rumah Tangga Ber-PHBS .............................................. 16
BAB III TINJAUAN KASUS ................................................................ 18
BAB IV PENUTUP ................................................................................ 36
A. Kesimpulan .................................................................................... 36
B. Saran .............................................................................................. 37
1. Bagi Mahasiswa ....................................................................... 37
2. Bagi Keluarga .......................................................................... 37
3. Bagi Institusi Pendidikan ......................................................... 37
4. Bagi Puskesmas Teluk Pucung ................................................ 38
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam
bidang kesehatan yang saat ini terjadi di negara Indonesia. Derajat kesehatan
anak mencerminkan derajat kesehatan bangsa, sebab anak sebagai generasi
penerus bangsa memiliki kemampuan yang dapat dikembangkan dalam
meneruskan pembangunan bangsa. Berdasarkan alasan tersebut, masalah
kesehatan anak di prioritaskan dalam perencanaan atau penataan
pembangunan bangsa. (Ladies, Julpha. 2013)
Angka kesakitan bayi menjadi indikator kedua dalam menentukan derajat
kesehatan anak, karena nilai kesehatan merupakan cerminan dari lemahnya
daya tahan tubuh bayi dan anak balita. Angka kesakitan tersebut juga dapat
dipengaruhi oleh status gizi, jaminan pelayanan kesehatan anak, perlindungan
kesehatan anak, faktor sosial anak dan pendidikan ibu (Hidayat, 2008).
Diare adalah salah satu penyebab utama kematian pada anak balita secara
global. Kematian anak kisaran 800.000 setiap tahun akibat dari diare
(Pramudiarja, 2011)
Angka tingkat kematian yang dirilis UNICEF menunjukkan bahwa secara
global sekitar 2.000 anak di bawah usia lima tahun meninggal setiap hari
akibat penyakit diare. Dari jumlah tersebut sebagian besar atau sekitar 1.800
anak per hari meninggal karena penyakit diare karena kurangnya air bersih,
sanitasi dan kebersihan dasar. (UNICEF, 2011).
Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (Riskedes, 2007) yang dilakukan
oleh kemenkes badan Litbangkes pada tahun 2007 angka kematian bayi
karena diare sekitar 31,4% dan anak balita 25,2%. (Mulyadi Wijaya, Awi.
2012 ).
Sedangkan berdasarkan pola penyebab kematian semua umur, diare
merupakan penyebab kematian peringkat ke-13 dengan proporsi 3,5%.
Sedangkan berdasarkan penyakit menular, diare merupakan penyebab
kematian peringkat ke-3 setelah TB dan Pneumonia dan terdapat bahwa
penyebab kematian bayi (usia 29 hari-11 bulan) yang terbanyak adalah diare
(31,4%).
Data BAPPENAS tahun 2007 dalam Atmawirakarta (2009), menyebutkan
Angka kematian Bayi (AKB) di Indonesia yaitu 34 per 1.000 Kelahiran
Hidup (KH), jauh dari target yang diharapkan sebesar 26 per 1.000 KH.
Proporsi kematian bayi di Indonesia karena infeksi saluran pernapasan
sebesar 27,6% merupakan peringkat kedua setelah gangguan perinatal,
peringkat ketiga adalah diare dengan proporsi 9,4% (Raharjo, 2006).
Meskipun hal tersebut dapat dicegah dengan memberikan ASI Eksklusif,
karena ASI memberikan zat-zat kekebalan terhadap penyakit dan
menciptakan ikatan emosional antara ibu dan bayinya (Ramaiah, 2007).
Tetapi pada kenyataannya tingkat pemberian ASI Eksklusif masih sangat
rendah dan jauh dari target renstra sebesar 39% yang diharapkan, Menurut
KEMENKES RI 2015 di provinsi jawa barat cakupan ASI eksklusif pada
bayi umur 0-6 bulan sebesar 35,3 %. (Kemenkes RI, 2015)
Padahal dengan memberikan ASI Eksklusif dapat membantu mengurangi
angka kejadian diare pada bayi. Dari masalah tersebut ada beberapa faktor
yang menyebabkan ibu tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayinya yaitu :
karena ibu sibuk bekerja, karena kurangnya pengetahuan ibu dan keluarga
mengenai pentingnya ASI Eksklusif, karena sosial budaya dan kepercayaan
terdahulu.
Setelah melakukan pendataan di desa Teluk Pucung RT 004 RW 001
Bekasi Utara ditemukan kasus diare yang terjadi pada By. Meisa. Diare
terjadi karena faktor defisiensi makanan, sosial ekonomi, pendidikan yang
rendah dan kurangnya pengetahuan akan pentingnya ASI Eksklusif, nutrisi
yang tepat untuk bayi, dan kurangnya pengetahuan tentang pencegahan
penyakit diare seperti kurangnya kesadaran akan pentingnya PHBS.
Maka dari itu PKMD (Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Desa)
merupakan bentuk pembelajaran klinik dengan menerapkan materi yang telah
didapat dibangku kuliah terutama mata kuliah kebidanan kemunitas pada
keluarga, dimana mahasiswa mendapatkan pengalaman nyata tentang peran
dan fungsi bidan di masyarakat dan memberikan kesempatan kepada
mahasiswa untuk bekerja dengan individu, keluarga dan kelompok di tatanan
pelayanan kebidanan serta dapat mengembangkan Asuhan Kebidanan
Komunitas pada keluarga dengan menggunakan manajemen kebidanan dan
pengorganisasisan masyarakat.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan
keluarga binaan terhadap keluarga Tn.S kasus By. Meisa dengan diare di
Rt.004 Rw.001 Kel.Teluk Pucung – Bekasi Utara.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan komunitas dengan menggunakan
pola pikir 7 langkah varney dalam bentuk SOAP pada By.Meisa dengan
kasus diare ringan dan keluarga di Rt.004 Rw.001 Kel,Teluk Pucung –
Bekasi Utara.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu menguraikan konsep dasar asuhan kebidanan komunitas pada
keluarga Tn.S, By.Meisa dengan kasus diare ringan di Rt.002 Rw.001
Kel,Teluk Pucung – Bekasi Utara.
b. Mampu mengumpulkan data subjektif dan objektif maupun subjektif
pada By.Meisa dengan diare ringan di Rt.004 Rw.001 Kel,Teluk
Pucung – Bekasi Utara.
c. Mampu menentukan rumusan masalah dalam kebidanan komunitas
pada By.Meisa dengan Diare ringan di Rt.004 Rw.001 Kel,Teluk
Pucung – Bekasi Utara.
d. Mampu menyusun perencanaan dalam masalah kebidanan komunitas
pada By.Meisa dengan diare ringan di Rt.004 Rw.001 Kel,Teluk
Pucung – Bekasi Utara
e. Mampu melaksanakan implementasi kegiatan sesuai dengan
perencanaan yang disusun dalam masalah kebidanan komunitas pada
By.Meisa dengan diare ringan di Rt.004 Rw.001 Kel,Teluk Pucung –
Bekasi Utara
f. Mampu melaksanakan Evaluasi kegiatan sesuai dengan implementasi
yang telah dilakukan dalam masalah kebidanan komunitas pada
By.Meisa dengan diare ringan di Rt.004 Rw.001 Kel,Teluk Pucung –
Bekasi Utara
C. Manfaat
1. Manfaat Praktis
a. Bagi Masyarakat
Data dan informasi yang dimiliki mahasiswa dari hasil
pengumpulan data dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dalam
menangani masalah kebidanan komunitas.
b. Bagi Pemerintah Desa/ Kelurahan
Dapat mengetahui situasi masyarakat dari hasil pendataan
mahasiswa pada kegiatan pelatihan asuhan kebidanan komunitas yang
dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam kebijakan
pembangunan kesehatan diwilayah kerjanya.
c. Bagi Puskesmas Teluk Pucung
Data hasil kajian dapat dijadikan data pendukung, update data
maupun triangulasi (crosscheck) data program sekaligus evaluasi
dalam kebijakan.
2. Manfaat Teoritis
a. Bagi Mahasiswa
Mendapatkan pengalaman dan keterampilan dalam melaksanakan
asuhan kebidanan komunitas pada By. Meisa dengan diare ringan dan
keluarganya di Rt.004 Rw.001 Kel,Teluk Pucung – Bekasi Utara baik
secara mandiri maupun kolaborasi dengan petugas kesehatan yang lain
serta mampu mendokumentasikan hasil asuhan kebidanan dengan
SOAP.
b. Bagi Institusi Pendidikan (Akademi Kebidanan Gema Nusantara)
Institusi Pendidikan memperoleh gambaran tentang sejauh mana
para mahasiswa memahami ilmu yang diperoleh baik secara teori
maupun praktik tentang Asuhan Kebidanan komunitas yang telah
diberikan oleh Institusi Pendidikan selama proses pembelaran.
c. Bagi Dinas Kesehatan Kota Bekasi
1) Dinas Kesehatan dapat mengetahui masalah kesehatan yang
terjadi terutama masalah kebidanan yang ada di masyarakat
khususnya di RT.004 RW.001 Kelurahan Teluk Pucung Bekasi
Utara
2) Upaya Patnersif Networking dengan berbagai institusi pendidikan
kesehatan pemerintah daerah, pemerintah pusat, masyarakat,
organisasian, maupun organisasi profesi untuk mewujudkan
masyarakat yang sehat dan sejahtera.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian ASI
ASI adalah minuman yang dianjurkan untuk semua neonatus, termasuk
bayi prematur. ASI memiliki manfaat nutrisi, imunologis, dan fisiologis
dibandingkan dengan susu formula.
ASI merupakan susu yang diproduksi oleh manusia untuk dikonsumsi
bayi dan merupakan sumber gizi utama bagi bayi yang belum dapat mencerna
makanan padat.
ASI Eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja tanpa tambahan cairan
lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan
makanan padat, seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan
tim.
B. Manfaat Pemberian ASI
1. Bagi Bayi
a. Sebagai nutrisi, karena mengandung campuran yang tepat dari
berbagai bahan makanan yang baik untuk bayi.
b. Menurunkan morbiditas
c. Meningkatkan jalianan kasih sayang.
d. Meningkatkan daya tahan tubuh, karena mengandung antibody yang
kuat untuk mencegah penyakit infeksi.
e. Dapat mencegah obesitas, diare, infeksi saluran pernapasan, otitis
media, asma,diabetes dan leukimia.
f. ASI mengoptimalkan perkembangan motorik, intelektual dan emosi.
(Maryunani, Anik. 2015)
2. Bagi Ibu
a. Ibu yang menyusui bisa menguras kalori lebih banyak, maka akan
lebih cepat pulih ke berat badan sebelum hamil. (dalam hal ini, ibu
yang menyusui bayinya akan lebih cepat pulih/turun berat badannya
dari berat badan yang bertambah semassa kehamilan).
b. Membantu ibu memulihkan diri dari persalinannya.
c. Mengurangi kemungkinan terkena kanker idung telur dan kanker
payudara.
d. Dengan pemberian ASI eksklusif jangka lama, ibu dapat terhindar Ca
Mamae.
e. Aspek KB dapat terjadi sekitar 98% bila ASI eksklusif diberikan.
(Maryunani, Anik. 2015)
3. Bagi Keluarga
a. Aspek Ekonomi ; ASI tidak perlu dibeli, bayi jarang sakit.
b. Aspek Psikologi ; Kelahiran lebih jarang, suasana kejiwaan ibu, bayi
dan keluarga lebih dekat.
c. Aspek Kemudahan ; Menyusui sangat praktis, dapat diberikan kapan
saja.
(Maryunani, Anik. 2015)
C. Pentingnya ASI Eksklusif
Pentingnya pemberian ASI Eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan yaitu :
1. Pada periode ini, pemberian ASI saja sudah dapat memnuhi kebutuhan
gizi bayi.
2. ASI merupakan makanan terbaik dan terlengkap untuk bayi pada usia
ini.
3. Menyusui pada periode ini, sangat baik untuk bayi dan ibu, karena
dengan menyusui akan terbina hubungan kasih sayang antara ibu dan
anak.
4. Kontak fisik dan hisapan bayi akan tetap merangsang produksi ASI pada
usia ini.
(Maryunani, Anik. 2015)
D. Komposisi Zat Gizi Kolostrum, ASI dan Susu Sapi
Tabel 2.1 komposisi Zat Gizi Kolostrum, ASI dan Susu Sapi
Gizi Kolostrum (100 gr)
SUSU (per 100 gr)ASI SUSU SAPI
Energi (kal) 58 77 65Protein (g) 2,7 1,1 3,5Lemak (g) 2,9 4 3,5Karbohidrat (g) 5,3 9,5 4,9Kalsium (mg) 31 33 118Fossor (mg) 14 14 93Besi (mg) 0,09 0,1 0Vitamin A (SI) 296 240 140Thiamin (mg) 0,015 0,01 0,03Riboflavin (mg) 0,029 0,04 0,17Niacin (mg) 0,075 0,2 0,1Asam askorbat (mg) 4,4 5 1Sumber : Stare dan Mc Williams dalam Winarno : 1987
E. Pengertian Diare
Diare merupakan suatu keadaan terjadinya imflamasi mukosa lambung
atau usus (C.L Betz & L.A Suwden, 2009). Menurut WHO 2008, diare
adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali sehari. Diare ialah
keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3
kali pada anak dengan konsis tensi feses encer, dapat berwarna hijau atau
dapat bercampur lendir dan darah (Ngastiyah, 2006).
F. Etiologi Diare
1. Faktor infeksi
a. Infeksi enterel
Infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama
diare, meliputi infeksi bakteri (Vibrio, E.coli, salmonella, shigella,
compylobacter, yersinia, aeromanas, dsb). Infeksi virus (endovirus,
adenovirus, rotavirus, astovirus, dll). Infeksi parasit (E.hystolytica,
G.lambia, T.hominis) dan jamur (C.albicans).
b. Infeksi parenteral
Merupakan infeksi diluar sitem pencernaan yang dapat
menimbulkan diare seperti OMA, tonsilitis, bronkopneumonia,
ensofalitis, dan sebagainya.
2. Faktor malabrorbsi
Malabsorbsi karbohidrat yakni disakarida (intoleransi laktosa,
maltosa, dan sikrosa), monosakarida (intoleransi alukosa, fruktosa dan
galaktosa). Intoleransi laktosa merupakan penyebab diare yang
terpenting pada bayi dan anak. Disamping itu dapat pula terjadi
malabsorbsi lemak dan protein.
3. Faktor makanan
Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan besi, beracun, dan
alergi terhadap jenis makanan tertentu.
4. Patofisiologi
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah :
a. Gangguan osmotik
Adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan osmotik dalam lumen usus meningkat
sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam lumen usus. Isi
rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk
mengeluarkannya sehingga timbul diare.
b. Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus
akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam usus dan
selanjutnya timbul diare karena peningkatan isi lumen usus.
c. Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan
usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila
paristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh
berlebihan, selanjutnya dapat timbul diare pula.
d. Manifestasi klinis
Diare akut karena infeksi dapat disertai muntah-muntah, demam,
tenesmus, trematoschezia, nyeri perut dan atau kejang perut. Akibat
paling fatal dari diare yang lama tanpa rehidrasi yang adekuat adalah
kematian akibat dehidrasi yang menimbulan renjatan hipovolemik
atau gangguan biokimia berupa asidosis metabolik yang berlanjut.
Seseorang yang kekurangan cairan akan mersana haus, berat badan
berkurang, mata cekuns, lidah kering, tulang pipi tampak menonjo,
turgor kulit menurun serta suara menjadi serak, keluhan dan gejala
ini disebabkan oleh deplesi air yang isotonik.
Karena kehilangan bikarbonat (HCO3) maka perbandingannya
dengan asam karbonat berkurang, mengakibatkan penurunan PH
darah yang merangsang pusat pernapasan sehingga frekuensi
pernapasan meningkat lebih dalam (pernapasan kusmaul).
Gangguan kardiovaskuler pada tahap hipovolemik yang berat
dapat terjadi berupa renjatan dengan tanda-tanda denyut nadi cepat
(>120x/mnit), tekanan darah menurun sampai tidak terukur, pasien
mulai gelsah, muka pucat, akral dingin dan kadang-kadang sianosis
karena kekurangan kalium. Pada diare akut juga dapat timbul aritmia
jantung, penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal
menurun sampai timbul diguria/anuria. Bila keadaan ini tidak segera
diatasi akan timbul penyulit nekrosis tubulus ginjal akut yang berarti
suatu keadaan gagal ginjal akut.
G. Klasifikasi Diare
Diare dapat dikelompokkan menjadi diare dengan dehidrasi berat, diare
dengan dehidrasi sedang atau ringan, diare tanpa dehidrasi, diare persisten,
dan disentri.
1. Diare dengan dehidrasi berat, apabila terdapat tanda letargis (mengantuk)
atau tidak sadar, mata cekung, serta turgor kulit buruk.
2. Diare dengan dehidrasi sedang atau ringan, apabila ditemukan tanda
seperti gelisah atau rewel,mata cekung, serta turgor kulit buruk.
3. Diare tanpa dehidrasi, apabila hanya ada salh satu tanda pada dehidrasi
berat atau ringan.
4. Diare persisten, apabila pada bayi terjadi diare sudah lebih dari 14 hari.
5. Disentri, apabila diare disertai darah pada tinja dan tidak ada tanda
gangguan saluran pencernaan.
H. Penatalaksanaan Diare
Memberikan ASI dalam jumlah banyak dan dengan intensitas sering
merupakan salah satu cara mengobati diare pada bayi usia 3 bulan, karena
ASI adalah satu-satunya makanan terbaik yang dapat dengan mudah diserap
oleh bayi usia 3 bulan. Selain ASI, susu formula juga boleh diberikan kepada
bayi tetapi harus encer. Air putih juga dapat dijadikan alternatif karena air
putih dengan mudah diserap tubuh untuk menggantikan cairan yang hilang.
Bila bayi rewel dan menangis terus, harus tenang. Bayi yang terserang
diare memang wajar rewel karena perutnya yang merasa nyeri akibat tidak
nyaman dengan sakit diare yang dialaminya. Orangtua sebaiknya
mengoleskan minyak telon kebagian perut hingga punggung bayi agar rasa
nyeri pada peru dapat teratasi sedikit. (Kurniawan, Shandy. 2015)
I. Pengertian Nutrisi
Gizi atau disebut juga nutrisi, merupakan ilmu yang mempelajari perihal
makanan serta hubungan dengan kesehatan. Ilmu pengetahuan tentang gizi
(nutrisi) membahas sifat-sifat nutrient ( zat-zat gizi) yang terkandung dalam
makanan, pengaruh metaboliknya serta akibat yang ditimbulkan bila terdapat
kekurangan (ketidakcukupan) zat gizi. (Paath, 2005)
J. Tujuan Nutrisi
Dalam melaksanakan pemberian makanan untuk tumbuh kembang bayi.
Memberikan nutrient yang cukup untuk kebutuhan dalam :
1. Memelihara kesehatan dan memulihkan dari sakit.
2. Pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta psikomotor.
3. Mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima bermacam makanan
dengan berbagai rasa dan tekstur
4. Mengembangkan kemampuan bayi untuk menguyah dan menelan
5. Melakukan adaptasi terhadap makanan yang mengandung kadar energy
yang tinggi
6. Untuk mendidik kebiasaan makan yang baik
7. Kepuasaan
(Soenardi, Tuti. 2006)
K. Manfaat Gizi dalam Tumbuh Kembang Bayi
Manfaat nutrisi dalam tubuh, dapat membantu proses pertumbuhan dan
perkembangan anak serta mencegah terjadinya berbagai penyakit akibat
kurang nutrisi dalam tubuh, seperti kekurangan energy dan protein, anemia,
defisiensi (kekurangan) yodium, defisiensi seng (Zn) defisiensi vit.A,
defisiensi thiamin, defisiensi kalium dan lain-lain.
Terpenuhi kebutuhan nutrisi bayi dan anak diharapkan anak dapat
tumbuh dengan cepat sesuai dengan usia tumbuh kembang, dapat
meningkatkan kualitas hidup, serta mencegah terjadinya angka kematian dan
sakit. Nutrisi juga dapat membantu dalam aktivitas sehari-hari, karena nutrisi
sebagai sumber tenaga, yang selalu dibutuhkan oleh organ dalam tubuh.
Sebagai sumber tenaga, nutrisi dapat diperoleh dari karbohidrat sebanyak 50-
55%,lemak sebanyak 30-35% dan protein sebanyak 15% ( Hidayat,2007).
L. Komponen Zat Gizi Yang Dibutuhkan oleh Bayi
Zat gizi merupakan unsur yang penting dalam nutrisi, yang dapat
memberikan fungsi tersendiri, kebutuhan nutrisi tidak dapat berfungsi secara
optimal, kalau tidak mengandung beberapa zat gizi yang sesuai dengan
kebutuhan tubuh.
Beberapa zat gizi yang dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu
golongan makro dan mikro. Untuk zat gizi makro terdiri dari kalori dan air,
untuk kalori berasal dari karbohidrat, protein, lemak, dan air, sedangkkan
kelompok zat gizi mikro terdiri dari vitamin dan mineral.
1. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi yang tersedia dengan mudah
di setiap makanan, karbohidrat harus tersedia dalam jumlah yang cukup.
Dapat diperoleh dari beras, roti, macaroni, kentang, tepung beras, tepung
maizena, tepung kacang hijau, terigu, jagung, singkong, ubi. Diperlukan
untuk menunjang aktivitas anak seperti: bergerak, berlari, bermain dll.
2. Protein
Protein adalah zat gizi dasar yang berguna dalam pembentukan
protoplasma sel ( sebagai zat pembangun). Terdiri dari: daging, ikan,
susu, ati, ayam, tahu, tempe, dan kacang-kacangan. Diperlukan untuk
pembentukan berbagai jaringan tubuh baru seperti dll.
3. Lemak
Lemak merupakan sumber yang kaya akan energi dan juga sebagai
pelindung organ tubuh, seperti pembuluh darah, saraf, organ dan lain-
lain dan juga dapat membantu dalam pengaturan suhu tubuh. Lemak
berperan dalam pengangkutan vitamin A, D, E, dan K. Lemak dapat
diperoleh dari daging, minyak, margarine dan mentega.
4. Vitamin
Vitamin berguna dalam mengatur pertumbuhan dan dapat mencegah
berbagai penyakit. Kekurangan vitamin disebut avitaminosis. Terdapat
beberapa jenis vitamin yaitu :
a. Vitamin A ( sayuran yang berwarna hijau, buah-buahan yang
berwarna kunning jingga, seperti bayam, kangkung, pepaya, buncis,
wortel, mangga, jeruk, pisang ,dll.
b. Vitamin B
1) B1 ( Thiamin): Ikan, daging ayam, kacang-kacangan dan susu.
2) B2 (Riboflavin) larut dalam air : Telur, sayuran hijau, daging
tak berlemak, susu, bijian lengkap.
3) B6 (piridoksin) : Biji-Bijian, sayuran, daging , pisangB12
(sianokobalamin) :
c. Vitamin C (asam askorbat) : Buah, jus jeruk
d. Vitamin D : Minyak hati ikan, susu, kuning, telur
e. Vitamin E (alfa tokoferol) : Sayuran daun hijau
f. Vitamin K : Hati, telur, saluran daun hijau
5. Mineral
Mineral dibutuhkan dalam jumlah sedikit,tetapi sangat penting.
Mineral dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu :
a. Mineral makro adalah mineral yang dibutuhkan dalam jumlah banyak
> 100 mg/hari. Yang termasuk mineral makro adalah natrium, klor,
fosfor, kalsiuum, magnesium, dan sulfur.
b. Mineral mikro adalah mineral yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit
< 100mg/hari, yang termasuk mineral mikro adlah mangan, fluor,
yodium, kobalt, besi dan tembaga ( Hidayat,2007).
M. Pola Pemberian Makanan Bayi
Umur (bulan)
Jenis Makanan
Pemberian Dalam Sehari
0-6 ASI Sekehendak
6-8
ASI
Buah
Bubur susu
Sekehendak
1 kali
2 kali
8-10
ASI
Buah
Bubur susu
Nasi tim saring
Sekehendak
1 kali
1 kali
2 kali
10-12
ASI
Buah
Nasi tim saring
1 kali
3 kali
3 kali
(Hidayat, Azis A. 2007 .)
N. Cara Memasak yang Tepat
Dalam mengolah makanan harus di perhatikan jenis bahan makanan
yang ada, misalnya sayuran sebelum dipotong di cuci terlebih dahulu dan
dalam merebus atau mengukus tidak boleh dari 20 menit, sedangkan dalam
menggoreng ikan tidak boleh sampai kering. Agar gizi yang terkandungan
dalam makanan tidak hilang sehingga.
Catatan:
1. Cucilah tangan sebelun menyuapkan makanan pada balita
2. Pakailah bahan makanan yang baik dan aman, peralatan masak yang
bersih, dan cara memasak yang benar.
(Hidayat, Azis A. 2007)
O. Pengertian Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
PHBS adalah semua perilaku yang dilakukan atas kesadaran, sehingga
anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang
kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan
dimasyarakat. (Chapter. 2012)
P. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Dirumah Tangga
PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk memperdayakan anggota
rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup
bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.
Rumah tangga Ber-PHBS adalah rumah tangga yang melakukan 10
PHBS di rumah tangga yaitu :
1. Persalinan di tolong oleh tenaga kesehatan
2. Memberi bayi asi ekslusif
3. Menimbang bayi/balita setiap bulan
4. Menggunakan air bersih
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
6. Menggunakan jamban sehat
7. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu
8. Makan buah dan sayur setiap hari
9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari
10. Tidak merokok di dalam rumah
(Chapter. 2012)
Q. Manfaat Rumah Tangga Ber-PHBS
1. Bagi Rumah Tangga :
a. Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit.
b. Anak tumbuh sehat dan cerdas.
c. Anggota keluarga giat bekerja.
d. Pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi
gizi keluarga, pendidikan dan modal usaha untuk menambah
pendapatan keluarga.
2. Bagi Masyarakat:
a. Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat.
b. Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah –masalah
kesehatan.
c. Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.
d. Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber
Masyarakat (UKBM) seperti Posyandu, tabungan ibu bersalin, arisan
jamban, ambulans desa dan lain-lain.
(DEPKES RI. 2010)
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA By. M DENGAN DIARE
RINGAN DI KELURAHAN TELUK PUCUNG RT 004 RW 001
BEKASI UTARA
TAHUN 2016
IDENTITAS KELUARGA
1. Nama Kepala Keluarga : Tn. Slamet
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 40 Tahun
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Buruh
Alamat : RT 004 RW 001, No. 26 Desa : Teluk Pucung
2. Anggota Keluarga
No Nama Umur SexHubungan
KeluargaPendidikan Pekerjaan Ket
1. Ny. Saidah34
tahun♀ Istri SMP IRT
2. An. Rahma 7 ♀ Anak SD Pelajar
3. An. Meisa3
bulan♀ Anak
Belum
Sekolah
4. Ny. Sutinah54
tahun♀ Orang Tua SD IRT
3. Genogram (3 Generasi)
Keterangan :
= Garis Perkawinan = Garis Keturunan
= Laki-laki = Perempuan
4. Denah Rumah
5. Status Kesehatan Keluarga 6 Bulan Terakhir
No Nama Umur Sex Jenis Tempat
Keluarga Suami Keluarga Istri
Toilet
Kamar
Kamar
Dapur
Ruang Tamu
Penyakit Berobat
1. By. Meisa 3 bulan ♀ Diare
RSUD
Kota
Bekasi
2. An. Rahma 7 tahun ♀Batuk,
Pilek
Puskesmas
Teluk
Pucung
6. Status Kesehatan Keluarga Saat Terakhir Survey
No Nama Umur SexJenis
Penyakit
Tempat
Berobat
1. By. Meisa 3 bulan ♀ Diare Bidan
7. Pengambilan keputusan dalam keluarga
Suami Istri
Suami & Istri Lain-lain
8. Kematian Dalam Setahun Terakhir :
Tidak ada
DATA KESEHATAN IBU
1. Ibu Bersalin (0-1 Tahun)
a. Siapa yang menolong persalinan :
( ) Petugas Kesehatan ( ) Dukun terlatih
( ) Dukun tidak terlatih Lain-lain, (sebutkan) …………….
Alasan bersalin dengan dukun : ……………………….
b. Tempat bersalin
( ) Sarana Kesehatan ( ) Rumah
Lain-lain (sebutkan) ……………………..
Alasan bersalin dirumah/rumah dukun …………………….
2. Ibu Menyusui (Umur Anak Terakhir 0-1 Tahun)
a. Apakah ibu menyusui bayinya ? ( ) Ya ( ) Tidak
b. Keadaan gizi ibu menyusui : Berat badan ibu : 49 kg
c. Makanan yang dipantang selama menyusui : Tidak Ada
d. Penampilan ibu menyusui :
e. Kadar Hemoglobin :
f. Apakah ibu melakukan perawatan payudara : Ya/Tidak
Jika ya, bagaimana cara melakukannya : () Benar ( ) Salah
Jika tidak, alasannya : ( ) Tidak tahu ( ) Tahu tapi tidak mau
3. Sistim Reproduksi
a. PMS
b. Menopause : ( ) Ya () Tidak,
Bila ya, sudah berapa lama
Ada keluhan sebelum menopause : ( ) Ya ( ) Tidak,
Bila ya, Apa keluhannya
4. Keluarga Berencana
a. Akseptor KB : Ya/Tidak, bila tidak apa alasannya
b. Bila ya, jenis alat kontrasepsi yang digunakan : KB Suntik 3 Bulan
( ) Pil ( ) Suntik ( ) IUD ( ) Susu
( ) Kondom ( ) MOW/MOP, Lain-lain, Sebutkan …………
c. Berapa lama memakai alat kontrasepsi : 3 Bulan
d. Tempat Pelayanan KB di : ( ) Bidan, dokter ( ) RB ( ) RS
( ) Puskesmas ( ) Lain-lain, sebutkan
DATA KESEHATAN BAYI
1. Status Gizi
a. BB : 2,8 Kg, PB : 47 Cm (Waktu lahir)
b. BB : 3,5 Kg, PB : 50 Cm (Saat pendataan)
c. Apakah bayi sering ditimbang : () Ya ( ) Tidak
Bila ya, apakah : () Teratur ( ) 12x/sesuai usia ( ) Tidak teratur
Tempat penimbangan : () Posyandu ( ) Puskesmas/Fasilitas
Kesehatan Lain
Bila tidak, alasan :
( ) Tidak tahu ( ) Yankes jauh ( ) Tahu, tapi ibu sibuk
( ) Tahu tapi tidak mau
BAYI BCGHB DPT POLIO
CAMPAK LENGKAP/TIDAK
1 2 3 1 2 3 1 2 3 4By. Meisa
2. Status Imunisasi
Bila tidak lengkap atau tidak imunisasi,, alasan :
( ) Tidak tahu ( ) Yankes jauh ( ) Tahu, tapi ibu sibuk
( ) Tahu tapi tidak mau
3. KMS
a. Apakah mempunyai KMS ? ( ) Ya ( ) Tidak
b. Bila ya, KMS terisi ( ) Ya ( ) Tidak
c. Apakah bayi sering ditimbang : ( ) Ya ( ) Tidak
Bila ya, apakah : ( ) Teratur (12x/sesuai usia) ( ) Tidak teratur
Dimana tempat penimbangan : ( ) Posyandu
( ) Puskesmas/Faasilitas kesehatan lain.
Bila tidak, alasannya : ( ) Tidak tahu ( ) Yan-Kes jauh,
( ) Tahu, tapi ibu sibuk ( ) Tahu tapi tidak mau
4. Makanan Yang Diberikan Kepada Bayi
a. Status pemberian ASI : ( ) Masih diberikan ( ) Tidak diberikan
Jika tidak, alasan : ( ) Tidak tahu ( ) Tahu, tapi ibu sibuk
( ) Tahu tapi tidak mau ( ) ASI, sedikit/terhenti
( ) Ibu menderita suatu penyakit
b. Kesesuaian jenis makanan bayi (MPASI) dengan usia saat diberikan :
( ) Sesuai ( ) Tidak sesuai
Jika tidak sesuai, alasan : ( ) Tidak tahu
( ) Kebiasaan/tradisi setempat
( ) Lain-lain, (sebutkan) …………………...
5. Kesan Terhadap Bayi Saat Pendataan
Status gizi : ( ) Baik ( ) Cukup ( ) Kurang
6. Apakah Bayi Disusui? ( ) Ya ( ) Tidak
Bila ya, berapa lama akan disusui : ( ) < 2 tahun ( ) 2 tahun ( ) > 2 tahun
Bila tidak, alasannya …………………………
7. Pemberian PASI
( ) Sebelum 6 bulan, alasan karena bayi suka rewel dan kasihan
( ) Setelah 6 bulan
DATA LINGKUNGAN
1. Perumahan
Ventilasi : Baik Cukup Kurang
Lantai Rumah : Tanah Ubin Semen
Kayu/Papan
2. Sumber Air Bersih
Sumur/Pompa Sungai
Mata Air Lain-lain
Kondisi Air :
Memenuhi syarat kesehatan
Tidak memenuhi syarat kesehatan
3. SPAL
Selokan/Got Empang Sembarangan
4. Pembuangan Tinja
Septik Tank Cubluk Cemplung
Sungai/selokan Sembarangan tempat
5. Kandang : Ada/Tidak Jenis binatang : Tidak ada
FASILITAS/SARANA KESEHATAN
1. Apakah di desa ini ada dana sehat? ( ) Ada ( ) Tidak
2. Jika ada apakah keluarga ikut serta ( ) Ya ( ) Tidak
3. Apakah di desa ini ada polindes? Ada/Tidak ada
4. Jika ada. Apakah keluarga memanfaatkan ( ) Ya ( ) Tidak
5. Jarak rumah dengan fasilitas kesehatan : ± 1 Km
6. Jenis transportasi yang digunakan ke pelayanan kesehatan, (pilih salah satu)
( ) Angkutan Umum ( ) Ojek
( ) Jalan kaki ( ) Lain-lain (sebutkan) ………..
PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum : Baik, tampak pucat
2. Pemeriksaan TTV
a. Tekanan Darah : Tidak Dilakukan
b. Nadi : 122 x/m
c. Suhu : 37,6 0C
d. Respirasi : 44 x/m
e. Berat badan : 3,5 kg
3. Kepala : Bersih, tidak ada saborea dan pedikulosis
4. Wajah : Simetris, tidak ada kelainan
5. Mata : Mata terlihat cekung
6. Hidung : Simetris kanan dan kiri, ada septum, tidak ada
pernapasan cuping hidung
7. Telinga : Simetris kanan dan kiri, tidak ada serumen
dan tidak ada kelainan
8. Mulut dan Gigi : Bibir tampak pucat, tidak ada labia skisiz dan
palate skisiz, reflek rooting (+), reflek sucking
(+)
9. Leher : Reflek tonik neck (+)
10.Ketiak : Tidak dilakukan
11.Dada : Dada simetris, tidak ada kelainan
12.Perut : Normal, tidak ada kelainan
13.Punggung : Normal, tidak ada Spinabifida
14.Genetalia : Tidak dilakukan
15.Ekstremitas Atas : Tidak ada kelainan, kulitnya terasa lembek
16.Ekstremitas Bawah : Tidak ada kelainan, kulitnya terasa lembek
ANALISA DATA
Penjajakan kesehatan tahap 1
1. Ancaman kesehatan
a. Kurangnya pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif
b. Kurangnnya pengetahuan ibu tentang pencegahan penyakit diare
c. Kurangnya pengetahuan ibu mengenai nutrisi yang tepat untuk bayi
d. Kurangnya kesadaran ibu mengenai PHBS
2. Status : Sehat/kurang sehat/tidak sehat
3. Situasi krisis
a. Apabila ibu tidak mengetahui tentang ASI eksklusif, maka bayi mereka
tidak diberi ASI eksklusif sehingga bayi akan mudah sakit dan daya tahan
tubuh bayi akan lebih rentan sakit dibandingkan dengan bayi dengan ASI
eksklusif.
b. Apabila ibu kurang mengetahui tentang cara pencegahan diare, maka ibu
tidak akan memperdulikan kebersihan lingkungan rumahnya, sedangkan
ibu mempunyai bayi yang usianya masih 3 bulan yang daya tahan tubuhnya
pun masih sangat rentan, dengan ibu tidak terlalu perduli akan kebersihan
lingkungan rumahnya dan kesehatan bayinya, itu dapat menyebabkan
berbagai penyakit kepada bayinya terutama penyakit diare. Keluarga Tn.S
juga sudah memberikan MPASI kepada bayinya tersebut dan sekarang si
bayi sudah mengalami penyakit diare ringan apabila tidak segera ditangani
dengan tepat dan benar maka si bayi bisa menjadi diare yang berat dan sulit
untuk ditangani.
c. Apabila ibu dan keluarga Tn. S kurang mengetahui nutrisi yang tepat untuk
bayi maka ibu dan keluarga Tn. S akan memberikan asupan nutrisi kepada
bayinya yang tidak sesuai dengan usianya. Dengan keluarga Tn. S
memberikan makanan yang tidak sesuai kepada bayinya seperti pisang,
maka di khawatirkan bayi usia 3 bulan, pencernaannya belum mampu
mencerna makanan yang seperti pisang dan itu dapat menimbulkan
penyakit yang tidak di inginkan bahkan bisa berakibat fatal terhadap
bayinya.
d. Apabila ibu dan keluarga kurang kesadaran akan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat, maka keluarga Tn. S tidak akan memperhatikan kebersihan
lingkungannya dan dengan lingkungan yang kotor maka keluarga Tn. S
akan mudah terserang penyakit, karena sumber penyakit itu berada di
tempat-tempat yang kotor.
PERUMUSAN MASALAH
NO DATA MASALAH KESEHATAN
1. By. Meisa diberikan susu formula
pada usia 3 bulan.
Rendahnya kesadaran keluarga Tn.
Slamet mengenai pemberian ASI
Eksklusif terhadap bayinya,
keluarga Tn.S sudah memberikan
susu formula dan makanan
tambahan kepada bayinya yang
masih berusia 3 bulan, dengan
bayi usia tersebut jika tetap
dilanjutkan susu formula
dikhawatirkan bayi akan mudah
terserang oleh berbagai penyakit
2. By. Meisa mengalami diare Kurangnya pengetahuan keluarga
Tn. Slamet tentang penyakit diare
terhadap bayi dengan keluarganya
yang kurang memperhatikan
kebersihan lingkungan bayi dan
tidak segera ditangani dapat
mengakibatkan diare, jika diare
tidak dicegah dan ditangani dengan
tepat maka dapat menyebabkan
kematian bayi.
3. By. Meisa sudah diberikan MPASI
yang tidak sesuai dengan usianya
Kurangnya pengetahuan keluarga
Tn. S mengenai nutrisi yang tepat
untuk bayi maka dari itu keluarga
Tn. S sudah memberikan makanan
kepada bayinya berupa pisang,
padahal usia bayinya masih sangat
belia dan pencernaannya pun
masih belum dapat mencerna
makanan secara optimal.
4. Kebersihan lingkungan yang kurang
sehat
Kurangnya kesadaran keluarga Tn.
S mengenai kebersihan
lingkungannya yang masih sedikit
kotor, dengan menaruh pakaiaan
yang telah kering dari jemuran,
ditumpuk begitu saja hingga tinggi
dan tidak segera dilipat. Itu bisa
menjadi tempat sarang nyamuk dan
hewan serangga lainnya yang bisa
menyebabkan penyakit
PENENTUAN PRIORITAS MASALAH
Sesuai data yang diperoleh saat pengkajian terdapat masalah-masalah kesehatan
yaitu :
1. Kurangnya pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif
2. Kurangnya pengetahuan ibu tentang pencegahan penyakit diare pada bayi
3. Kurangnya pengetahuan ibu mengenai nutrisi yang tepat pada bayi
4. Kurangnya pengetahuan ibu mengenai pentingnya perilaku hidup bersih dan
sehat
Masalah
Komunitas
Sifat
Masalah
Kemungkinan
Masalah yang
dapat dirubah
Cara
Mengatasi
Masalah
Dukungan
Sumber
Daya
Keterkaitan
dengan
Program
Pendidikan
Jumlah
Skor
ASI
Eksklusif4 3 3 3 4 16
Diare 4 3 4 3 4 18
PHBS
(Perilaku
Hidup
Bersih dan
Sehat)
3 3 2 3 3 14
Nutrisi pada
Bayi3 3 3 2 4 15
Keterangan :
4 : Sangat susah/Sangat terkait
3 : Susah/Terkait
2 : Cukup susah/Sedikit Terkait
1 : Mudah/Tidak Terkait
Dari jumlah skor di atas maka urutan prioritas masalah adalah :
1. Diare
2. ASI Eksklusif
3. Nutrisi pada Bayi
4. PHBS
PLANNING ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELUARGA
Tn.S
NoMasalah
KebidananTujuan Rencana Kebidanan Implementasi Evaluasi
1. Kurangnya
pengetahuan
ibu tentang
ASI
Eksklusif
Setelah
dilakukan
penyuluhan
tentang ASI
Eksklusif,
ibu bisa
mengerti
Melakukan
penyuluhan kepada
ibu dan keluarga
tentang pentingnya
ASI Eksklusif. Asi
Eksklusif yaitu
pemberian ASI tanpa
Sabtu, 27
Agustus 2016
jam 16:00
WIB
Keluarga Tn.S
mengerti tentang
pentingnya ASI
Eksklusif, dan ibu
bersedia untuk tidak
melanjutkan
pemberian susu
dan paham
menganai
pentingnya
ASI
Eksklusif.
tambahan makanan
atau minuman
apapun selama 6
bulan pada bayi, ASI
itu sendiri sangatlah
penting untuk
kebutuhan makanan
bayi karena
kandungan dalam
ASI dapat
meningkatkan daya
tahan tubuh bayi agar
tidak mudah
terserang penyakit,
dan membantu
perkembangan
kecerdasan otak,
emosional dan
spiritual anak.
Walaupun ASI
Eksklusif sudah
gagal, tapi sebaiknya
ibu hanya
memberikan ASI saja
tanpa tambahan
makanan atau
minuman apapun.
formula dan makanan
tambahan lainnya
terhadap bayinya,
dan ibu bersedia
untuk melanjutkan
pemberikan ASI nya
agar diare si bayi
membaik dan daya
tahan tubuhnya bisa
membaik, dan tidak
mudah terserang
penyakit.
2. Kurangnya
pengetahuan
ibu tentang
pencegahan
Setelah
dilakukan
penyuluhan
tentang
Memberitahu ibu
tentang diare dan
cara pencegahan
Diare pada bayinya.
Sabtu, 27
Agustus 2016
jam 16:00
WIB
Keluarga Tn.S
mengerti tentang
diare dan cara
mencegah penyakit
diare
terhadap
bayinya
pencegahan
diare, ibu
dapat
melakukan
penangan
secara
mandiri
agar bayi
bisa pulih
secara
perlahan-
lahan dari
diare yang
sedang
dialami
sekarang.
Memberitahu ibu
bahwa diare itu
adalah suatu keadaan
Buang Air Besar
(BAB) dengan
frekuensi lebih dari 4
kali dan lembek serta
cair.
Penyakit diare pada
bayi juga bisa
dicegah dengan cara
tetap memberikan
ASI, dan menjaga
kebersihan
lingkungan.
diare.
3. Kurangnya
Pengetahua
n ibu
mengenai
Nutrisi yang
tepat untuk
bayi
Setelah
dilakukan
penyuluhan
tentang
nutrisi yang
tepat untuk
bayi, ibu
dapat
memberikan
nutrisi yang
tepat pada
bayinya
sesuai
dengan usia
bayi
Memberitahu ibu
tentang nutrisi yang
tepat untuk bayi
sesuai usianya yaitu
pada usia 0-6 bulan
sebaiknya hanya
diberikan ASI saja,
pada usia 6-8 bulan
tetap berikan ASI
kemudian berikan
makanan tambahan
seperti bubur susu.
Pada usia 8-10 bulan
bayi tetap diberikan
ASI, kemudian
Sabtu, 27
Agustus 2016
jam 16:00
WIB
Keluarga Tn. S
mengerti tentang
nutrisi yang tepat
untuk bayi dan
keluarga Tn. S
bersedia untuk
menerapkan pada
bayinya.
diberikan makanan
tambahan seperti
bubur nasi, nasi Tim.
Pada bayi usia 10-12
bulan tetap berikan
ASI, kemudia
berikan makanan
tambahan seperti
buah dan nasi Tim.
4. Kurangnya
pengetahuan
ibu
mengenai
PHBS
Setelah
dilakukan
penyuluhan
mengenai
PHBS, ibu
dan
keluarga
Tn.S dapat
menerapkan
Perilaku
hidup bersih
dan sehat
dalam
kehidupan
sehari-hari
Memberitahu ibu
mengenai pentingnya
PHBS, dengan
menerapkan PHBS
dalam kehidupan
sehari-hari guna
mencegah penyakit
yang mudah
menyerang seseorang
jika tidak
menerapkan perilaku
hidup bersih dan
sehat.
Ada 10 tatanan
PHBS yang dapat
diterapkan di rumah
tangga yaitu
persalinan di tolong
oleh tenaga
kesehatan, memberi
bayi asi ekslusif,
menimbang
Sabtu, 27
Agustus 2016
jam 16:00
WIB
Ibu dan Keluarga Tn.
S bersedia untuk
menerapkan perilaku
hidup bersih dan
sehat sesuai dengan
10 tatanan PHBS di
rumah tangga guna
mencegah mudahnya
keluarga Tn.S
terserang penyakit ,
dan ibu bersedia
untuk langsung
melipat pakaian yang
kering dari jemuran
dan tidak ditumpuk
lagi dilantai.
bayi/balita setiap
bulan, menggunakan
air bersih, mencuci
tangan dengan air
bersih dan sabun,
menggunakan
jamban sehat,
memberantas jentik
di rumah sekali
seminggu, makan
buah dan sayur setiap
hari. melakukan
aktifitas fisik setiap
hari, tidak merokok
di dalam rumah
5. Kurangnya
pengetahuan
ibu tentang
ASI
Eksklusif
Setelah
dilakukan
kunjungan
ulang, ibu
dan
keluarga
Tn.S sudah
melanjutkan
ASI kepada
bayinya dan
tidak
memberikan
makanan
tambahan
lagi kepada
Melakukan
kunjungan ulang
kerumah keluarga
Tn.S untuk
mengevaluasi tentang
keberhasilan dalam
membina keluarga
Tn. S mengenai ASI
Jum’at, 02
September
2016 jam
19:00 WIB
Keluarga Tn.S sudah
melakukan
pemberian ASI saja
kepada bayinya tanpa
tambahan makanan
apapun guna untuk
meningkatkan daya
tahan tubuh bayi agar
tidak mudah
terserang berbagai
penyakit, terutama
penyakit diare yang
sudah sering terjadi
kepada bayinya.
bayinya
hingga usia
bayinya 6
bulan.
6. Kurangnya
pengetahuan
ibu tentang
pencegahan
diare
terhadap
bayinya
Setelah
dilakukan
kunjungan
ulang,
diharapkan
ibu dan
Tn.S sudah
menerapkan
hidup bersih
dan sehat di
lingkungan
rumahnya
dan dapat
mencegah
terjadinya
diare lagi.
Melakukan
kunjungan ulang
kerumah keluarga
Tn.S untuk
mengevaluasi tentang
keberhasilan dalam
membina keluarga
Tn. S mengenai
pencegahan penyakit
Diare
Jum’at, 02
September
2016 jam
19:00 WIB
Keluarga Tn.S sudah
menerapkan hidup
bersih dan sehat di
kehidupan sehari-
hari, guna mencegah
terjadinya penyakit
terhadap keluarga
Tn. S, terutama untuk
mencegah terjadinya
diere yang berulang.
Lingkungan rumah
keluarga Tn.S terlihat
rapi Dan bersih.
7. Kurangnya
Pengetahua
n ibu
mengenai
Nutrisi yang
tepat untuk
bayi
Setelah
dilakukan
kunjungan
ulang, ibu
dan
keluarga Tn.
S sudah
menghentik
an MPASI
terhadap
bayinya
Melakukan
kunjungan ulang
kerumah keluarga
Tn.S untuk
mengevaluasi tentang
keberhasilan dalam
membina keluarga
Tn. S mengenai
nutrisi yang tepat
untuk bayi
Jum’at, 02
September
2016 jam
19:00 WIB
Keluarga Tn.S sudah
memberikan asupan
nutrisi yang tepat
terhadap bayinya
sesuai dengan
usianya yaitu hanya
ASI saja.
yang masih
usia 3
bulan, dan
melanjutkan
ASI sesuai
dengan pola
pemberian
nutrisi bayi
pada usia 3
bulan
8. Kurangnya
pengetahuan
ibu
mengenai
PHBS
Setelah
dilakukan
kunjungan
ulang, ibu
dan
keluarga
Tn.S sudah
menerapkan
perilaku
hidup bersih
dan sehat
dalam
kehidupan
sehari-hari.
Melakukan
kunjungan ulang
kerumah keluarga
Tn.S untuk
mengevaluasi tentang
keberhasilan dalam
membina keluarga
Tn. S mengenai
perilaku hidup bersih
dan sehat
Jum’at, 02
September
2016 jam
19:00 WIB
Keluarga Tn.S sudah
menerapkan hidup
bersih dan sehat
sesuai dengan 10
tatanan PHBS di
rumah tangga agar
keluarga Tn. S dan
bayinya tidak mudah
terkena penyakit.
Rumah keluarga
Tn.S sudah terlihat
rapi, bersih, dan
sudah tidak ada
tumpukan pakaian
kering dari jemuran
di lantai.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam melaksanakan Asuhan kebidanan pada By. Meisa dilakukan
secara komprehensif dan semua hasil asuhan telah di dokumentasikan dengan
menggunakan metode 7 langkah varney dan SOAP secara tepat dan benar.
Pengambilan data subjektif dan objektif pada By. Meisa, anamnesa,
pemeriksaan tanda-tanda vital dan pemeriksaan fisik.
Setelah melakukan Asuhan kebidanan komunitas pada By. Meisa dan
mengevaluasinya dapat disimpulkan bahwa By. Meisa sedang mengalami
diare dan pada umumnya banyak ditemukan kurangnya pengetahuan ibu dan
keluarga tentang pentingnya ASI Eksklusif, kurangnya pengetahuan tentang
nutrisi yang tepat untuk bayi, kurangnya kesadaran tentang PHBS, dan cara
pencegahan penyakit diare terhadap bayinya sehingga dapat dijumpai ketidak
pedulian ibu untuk melakukan pemberian ASI secara Eksklusif terhadap
bayinya, kurangnya menjaga kebersihan lingkungan dan ibu sudah
memberikan makanan yang tidak sesuai dengan usia bayinya.
Asuhan yang dilakukan pada By. Meisa berlangsung secara sistematis
sesuai dengan prosedur tindakan. Memberitahu ibu dan keluarga tentang hasil
pemeriksaan, memberitahu ibu dan keluarga tentang pentingnya ASI
Eksklusif pada Bayi, menganjurkan ibu untuk sering memberikan ASI kepada
bayinya, memberitahu ibu dan keluarga tentang tanda dan gejala diare,
memberitahu ibu dan keluarga tentang pencegahan penyakit diare serta
penatalaksaan terhadap penyakit diare, memberitahu ibu mengenai nutrisi
yang tepat untuk bayi, dan menganjurkan ibu utuk menerapkan PHBS dalam
kehidupan sehari-hari.
By. Meisa sudah dalam keadaan mulai membaik dan tidak ada tanda-
tanda masalah lebih lanjut. Ibu dan keluarga sudah banyak tahu tentang
pentingnya ASI Eksklusif, Nutrisi yang tepat untuk bayi, PHBS, dan cara
pencegahan diare terhadap bayinya. Ibu sekarang sudah memberikan ASI nya
saja tanpa tambahan makanan apapun, karena usia bayi yang masih sangat
muda dan pencernaannya yang belum mampu mencerna makanan yang padat
dan susu formula.
B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan lebih dapat menggali lebih dalam dan secara
komprehensif mengenai kesehatan keluarga dan meningkatkan
pengetahuan mengenai asuhan kebidanan pada keluarga.
2. Bagi Keluarga
Dengan diadakannya penyuluhan ini diharapkan keluarga dapat mengenali
masalah kesehatan serta mampu mencari penyelesaian secara mandiri.
3. Bagi Institusi Pendidikan (Akademi Kebidanan Gema Nusantara)
a. Diharapkan mampu meningkatkan sarana dan perasarana yang dapat
membantu mahasiswa dalam meningkatkan keterampilan dibidang
tiori dan praktek yaitu sarana perbaikan dalam kualitas perpustakaan
dan akses internet dan prasarana yaitu kerja sama antar mahasiswa
agar terciptanya kualitas perpustakaan yang berkualitas.
b. Diharapkan mampu memperhatikan kualitas pendidikan dapat tetap
membimbing dan mengarah mahasiswa dengan membekali
keterampilan yang cukup dan juga ditunjang sarana yang memedai
dari lahan praktek yang sudah menerapkan asuhan kebidanan secara
komperhensif.
4. Bagi Puskesmas Teluk Pucung
Dengan adanya laporan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
petugas kesehatan khususnya bidan dalam memberikan asuhan kebidanan
dan keluarga agar keluarga dapat secara mandiri menyelesaikan masalah
kesehatannya.
DAFTAR PUSTAKA
Bobak. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas.Jakarta:EGC
Chapter. 2012. PHBS. httprepository.usu.ac.idbitstream123456789315354Chapter
%20II.pdf. Diakses pada tanggal 25 Agustus 2016 pukul 19:00 WIB
Chapter. 2013. DIARE. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/53194/5
/Chapter%20II.pdf. diakes pada tanggal 27 Oktober 2016, pukul 19:20 WIB
DEPKES RI. 2010. PHBS. http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin
/profil-kesehatan-indonesia/profil-kesehatan-indonesia-2012.pdf. Diakses pada
tanggal 25 Agustus 2016
Hidayat, Azis A. 2007 .Siapa Bilang Anak Sehat Pasti Cerdas 6 kunci sukses
mempersiapkan anak tumbuh sehat dan cerdas. Jakarta : PT Elex Media
Komputindo
KEMENKES RI. 2015. Profil Kesehatan Indonesia. http://www.depkes.go.id/res
ources/download/pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/profil-kesehatan-Indon
esia-2015.pdf. diakses pada tanggal 27 Oktober 2016, pukul 19:00 WIB
Kurniawan, Shandy. 2015. Cara Mengobati Diare pada Bayi 3 Bulan.
http://konsultasisehat.com/cara-mengobati-diare-pada-bayi-usia-3-bulan.html
.Diakses pada tanggal 27 Oktober 2016, pukul 20:15 WIB
Ladies, Julpha. 2013. Asuhan Bayi Sakit. http://zulfanafidina.blogspot.co.id/2013/
07/asuhan-kebidanan-bayi-sakit-pada-by-f.html
Mary E. Beck.. 2000. Ilmu Gizi dan Diet (Nutrition and Dietetics for nurses).
Yogyakarta : Yayasan Essentia Medica
Maryunani, Anik. 2015. Asuhan Ibu Nifas & Asuhan Ibu Menyusui. Bogor : IN
MEDIA
Maryunani, Anik. 2015. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita & Anak Pra-sekolah.
Jakarta : IN MEDIA
Maryunani, Anik. 2015. Kamus Bidan Bergambar dalam Asuhan Kebidanan.
Bogor : IN MEDIA
Muliyadi, Awi. 2012. Data (Angka) Diare Indonesia. https://www.infodokterku.c
om/index.php/en/site-map/articles/98-daftar-isi-content/data/data-kesehatan/2
10-data-angka-diare-di-indonesia. Diakses pada tanggal 27 Oktober 2016,
pukul 19:00 WIB
Paath, Erna Francin. 2005. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta : EGC
Sari, Anggrita. dkk. 2015. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Bogor : In Media
Soenardi, Tuti. 2006. Makanan Untuk Tumbuh Kembang Bayi. Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama
Soetjiningsih. 2011. Seri Gizi Klinis ASI.Jakarta:EGC
UNICEF. 2011. Angka Kematian. http://www.unicef.org. Diakses pada tanggal 27
Oktober 2016, pukul 20:00 WIB