laporan pendahuluan rematik

40
MAKALAH KEPERAWATAN DEWASA II RHEUMATOID ATHRITIS Dosen : Eka Oktavianto S.Kep.,Ns DISUSUN OLEH : Ayu Gita Swari (04.11.2824 ) Gesang Eko Iskandar (04.11.28 ) Izharin Wijaningsih (04.11.2841) Miftihayatun Nasihah U.F (04.11.2851) Novalia Susanti (04.11.28 ) Ni Putu Elsy Krismayanti 04.11.2855 ) Su’aidiyah (04.11.2867) Ulfa Andita Mustafa (04.11.3098) KONSENTRASI INTENSIVE CARE UNIT SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

Upload: ana-cahyanti

Post on 18-Jul-2016

589 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

LP reumatik

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Pendahuluan Rematik

MAKALAH

KEPERAWATAN DEWASA II

RHEUMATOID ATHRITIS

Dosen : Eka Oktavianto S.Kep.,Ns

DISUSUN OLEH :

Ayu Gita Swari (04.11.2824 )

Gesang Eko Iskandar (04.11.28 )

Izharin Wijaningsih (04.11.2841)

Miftihayatun Nasihah U.F (04.11.2851)

Novalia Susanti (04.11.28 )

Ni Putu Elsy Krismayanti 04.11.2855 )

Su’aidiyah (04.11.2867)

Ulfa Andita Mustafa (04.11.3098)

KONSENTRASI INTENSIVE CARE UNIT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

SURYA GLOBAL

YOGYAKARTA

2012/2013

Page 2: Laporan Pendahuluan Rematik

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan

karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul RHEUMATOID ATHRITIS

ini dibuat sebagai tugas mata kuliah Keperawatan Dewasa II. Makalah ini berisi tentang

Pengertian, Etiologi, Manifestasi Klinis, Pemeriksaan Diagnostik, Komplikasi, Perjalanan

Patologi, Penatalaksanaan Medis dan Asuhan Keperawatan pada RHEUMATOID

ATHRITIS beserta anatomi fisiologi sistem muskuloskeletal.

Demikian semoga makalah ini bisa menjadi tambahan referensi untuk mahasiswa

keperawatan. Kami sadar bahwa makalah masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,

kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun khususnya dari dosen

penanggung jawab mata kuliah agar dalam pembuatan makalah berikutnya bisa lebih

sempurna.

Akhir kata kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi banyak orang. Terima

kasih.

Yogyakarta, 27 Maret 2013

Kelompok III

Page 3: Laporan Pendahuluan Rematik

ANATOMI-FISIOLOGI SISTEM

MUSKULOSKELETAL

Muskuloskeletal terdiri dari kata “Muskulo : otot” dan “Skeletal : tulang”.

1. OTOT (MUSCLE)Adalah jaringan tubuh yg berfungsi mengubah energi kimia menjadi kerja mekanik sebagai respons tubuh terhadap perubahan lingkungan.

2. RANGKA (SKELETAL)Bagian tubuh yang terdiri dari tulang, sendi, dan tulang rawan (kartilago) sebagai tempat menempelnya otot dan memungkinkan tubuh untuk mempertahankan sikap dan posisi.

Page 4: Laporan Pendahuluan Rematik

3. TULANG

Periosteum Membran vaskuler fibrosa yang melapisi tulang, banyak pembuluh darah dan melekat erat pada tulang. Pada tulang yang sedang tumbuh terdapat lapisan sel pembentuk tulang diantara periosteum dan tulang.

Fungsi Umum TulangFormasi Kerangka Formasi sendi- sendi Perlengketan otot

Page 5: Laporan Pendahuluan Rematik

Sebagai Pengungkit Penyokong BBProteksi Haemopoeisis Imunologi Penyimpanan Kalsium (97%)

Fungsi Khusus Tulang Sinus-sinus paranasalis: menimbulkan nada pada suaraEmail gigi: memotong, menggigit dan menggilas makanan Tulang kecil telinga: mengkonduksi gelombang suara Panggul wanita: memudahkan proses partus

Secara garis besar fungsi tulang adalah:Melindungi bagian-bagian tubuh yang lunakMelakukan pergerakan.Sebagai kerangka bagi tubuh sehingga tubuh dapat berdiri dan bergerak.

Tulang-tulang digabungkan pada persendian oleh ligamen, kartilago dan otot.

Tulang terdiri atas 2 jenis jaringan :Jaringan kompak (padat) : Tl. Pipih dan Tl. Pipa.Jaringan seperti spons (berbentuk jala) :ujung tulang pipa, dalam tulang pendek dansebagai lapisan tengah pada tulang pipih seperti skapula, kranium, sternum dan iga-iga.

Kartilago (tulang rawan) dijumpai pada sendi dan diantara dua tulang; tidak mengandung pembuluh darah tetapi diselubungi membran yaitu perikodrium.

Macam-macam tulang kartilago : Tl. Rawan Hyalin : kuat dan elastis terdapat pada ujung tulang pipa Tl. Rawan Fibrosa : memperdalam rongga dari cawan-cawan (tl. Panggul) dan rongga glenoid dari skapula Tl. Rawan Elastik : terdapat dalam daun telinga, epiglotis dan faring.

Sel – sel penyusun tulang :

Osteobast : Menghasilkan jaringan osteosid dan mengkresikan fosfatase àdalam pengendapan kalsium dan fosfat ke dlm matrix tulangOsteosit : Sel- sel tulang dewasa yang bertindak sebagai lintasan untuk pertukaran kimiawi melaui tulang yang padatOsteoclast : sel-sel yang dapat mengabsorbsi mineral dan matrix tulang. Sel-sel ini menghasilkan enzym proteolitik yang memecah matrix à mineral tulang tulang kalsium fnosfat terepas kedalam darah.

4. SENDI

Page 6: Laporan Pendahuluan Rematik

Persambungan/ artikulasio : pertemuan antara dua atau lebih dari tulang rangka.Artrologi: ilmu yang mempelajari persendian.

Jenis Sendi Berdasarkan strukturnya :

Fibrosa: hubungan antar sendi oleh jaringan fibrosaKartilago/tulang rawan: ruang antar sendinya berikatan dengan tulang rawan.Sinovial/sinovial joint: ada ruang sendi dan ligament untuk mempertahankan persendian.

Page 7: Laporan Pendahuluan Rematik

RHEUMATOID ARTHRITIS

A. DEFINISI

Artritis rheumatoid adalah suatu penyakit inflamasi sistemik kronik dengan

manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh.

Terlibatnya sendi pada pasien-pasien arthritis rheumatoid terjadi setelah penyakit ini

berkembang lebih lanjut sesuai dengan sifat progresivitasnya (Mansjoer,dkk, 2002).

Penyakit rematik yang sering disebut arthritis (radang sendi) adalah penyakit

yang mengenai otot-otot skelet, tulang, ligamentum, tendon dan persendian pada laki-

laki maupun wanita dengan segala usia (Smeltzer, 2002).

Artritis rheumatoid adalah suatu penyakit inflamasi sistemik kronik yang

walaupun manifestasi utamanya adalah poliartritis yang progresif, akan tetapi

penyakit ini juga melibatkan seluruh organ tubuh. Pada umumnya selain gejala

artikuler, AR dapat pula menunjukan gejala konstitusional berupa kelemahan umum,

cepat lelah, atau gangguan organ nonartikuler lannya (Sjaifoellah, 2004).

Artritis rheumatoid adalah gangguan autoimun sistemik, ditandai dengan

adanya arthritis erosive pada sendi synovial yang simetris dan kronis yang

menyebabkan gangguan fungsi yang berat serta kecacatan (Davey, 2005).

Rematik adalah penyakit inflamasi sistemik kronik (peradangan menahun)

yang tidak diketahui penyebabnya, dikarakteristikan oleh kerusakan dan proliferasi

membrane synovial yang menyebabkan kerusakan pada tulang sendi ( Rizasyah Daud,

1999).

Rematik (arthritis rheumatoid) adalah gangguan kronik yang menyerang

berbagai system organ yang dipengaruhi oleh imunitas (kekebalan dan tidak diketahui

penyebabnya dimana terjadi destruksi sendi (kerusakan sendi) progresif (Price &

Wilson, 2006).

B. EPIDEMIOLOGI

Prevalensi diseluruh dunia sebesar 1% dan kebanyakan terjadi di awal usia 40-

an, walaupun dapat juga timbul pada manula. Penyakit ini 2-3 kali lebih sering pada

wanita, namun perbandingan antar jenis kelamin bervariasi sesuai dengan usia (pada

usia 30 tahun, perbandingan wanita : pria adalah 10 : 1, pada usia 65 tahun 1 : 1)

Page 8: Laporan Pendahuluan Rematik

C. ETIOLOGI

a. Faktor genetik

Hal ini terbukti dari terdapatnya hubungan antara produk kompleks

histokompatibilitas utama kelas II, khususnya HLA-DR4 dengan AR

seropositif. Pengemban HLA-DR4 memiliki resiko relative 4 : 1 untuk

menderita penyakit ini.

b. Faktor lingkungan termasuk infeksi oleh bakteri atau virus

Umumnya onset penyakit ini terjadi secara mendadak dan timbul dengan

disertai oleh gambaran inflamasi yang mencolok.

c. Faktor hormone estrogen

Sering dijumpai remisi pada wanita hamil menimbulkan dugaan terdapatnya

faktor ketidakseimbangan hormonal estrogen.

d. Faktor stress

Pada saat stress keluar heat shock protein (HSP) yang merupakan sekelompok

protein berukuran sedang (60-90kDa) yang dibentuk oleh seluruh spesiaes

pada saat stress.

e. Penuaan (usia 30-60 tahun)

Seiring dengan bertambahnya usia, struktur anatomis dan fungsi organ mulai

mengalami kemunduran. Pada lansia, cairan synovial pada sendi mulai

berkurang sehingga pada saat pergerakan terjadi gesekan pada tulang yang

menyebabkan nyeri.

f. Inflamasi

Inflamasi meliputi serangkaian tahapan yang saling berkaitan. Antibodi

immunoglobulin membentuk komplek imun dengan antigen. Fagositosis

komplek imun akan dimulai dan menghasilkan reaksi inflamasi

(pembengkakan, nyeri serta edema pada sendi).

g. Degenerasi

Degenerasi kartilago artikuler disebabkan oleh gangguan keseimbangan

fisiologis antara stress mekanis dan kemampuan jaringan sendi untuk bertahan

terhadap stress tersebut. Kartilago artikuler maupun tulang dapat normal,

tetapi beban (gaya yang dihasilkan oleh berat tubuh) yang berlebihan pada

sendi menyebabkan jaringan tersebut gagal, atau beban pada sendi secara

fisiologis masuh layak, tetapi kartilago artikuler atau tulangnya tidak normal.

Page 9: Laporan Pendahuluan Rematik

Kartilago artikuler memainkan dua peranan mekanis yang penting dalam fisiologi

sendi. Pertama kartilago artikuler memberikan permukaan penahan beban yang licin

secara nyata, dan bersama cairan synovial, membuat gesekan (friksi) yang sangat rendah

dalam gerakan. Kedua, kartilago artikuler akan meneruskan beban atau tekanan pada

tulang sehingga mengurangi stress mekanis.

- Stress mekanis

Kartilago artikuler sangat resisten terhadap proses pengausan dalam kondisi gerakan

yang berkali-kali. Ketika seorang berjalan, 3-4 kali berat tubuh akan ditarnsmisikan

melalui sendi lutut. Ketika sendi mengalami stress mekanis yang berulang, elastisitas

kapsula sendi, kartilago artikuler dan ligamentum akan berkurang.

- Lempeng artikuler (tulang subkondrial)

Akan menipis dan kemampuannya untuk menyerap kejutan menurun. Terjadi

penyimpangan rongga sendi dan gangguan stabilitas. Pada sat lempeng artiluker

lenyap, osteofit akan terbentuk di bagian tepi permukaan sendi dan kapsula serta

membrane synovial menebal. Kartilago sendi mengalami degenerasi serta atrofi

(mengeriput), tulang mengeras dan mengalami hipertrofi (menebal) pada permukaan

sendinya. Dan ligamentum akan mengalami kalsifikasi. Sebagai akaibatnya terbentuk

efusi sendi yang steril dan sinovitis sekunder.

- Perubahan pelumasan

Disamping perubahan pada kartilago artikuler dan tulang subkondrial, pelumasan juga

merupakan faktor degenerasi. Bersama dengan beban sendi (gaya yang dipikul lewat

sendi), pelumasan bergantung pada lapisan tipis cairan intersisial yang terpecah dari

kartilago ketika terjadi kompresi antar permukaan sendi yang berlawanan.

- Immobilitas

Degenerasi kartilago akibat immobilitas sendi dapat terjadi akibat gangguan kerja

pemompaan lubrikasi yang terjadi pada gerakan sendi.

D. PATOFISIOLOGI

Sendi merupakan bagian tubuh yang paling sering terkena inflamasi dan

degenerasi yang terlihat pada penyakit rematik. Inflamasi akan terlihat pada

persendian sebagai sinovitis. Pada penyakit rematik inflamatori, inflamasi merupakan

proses primer dan degenerasi yang terjadi merupakan proses sekunder yang timbul

akibat pembentukan pannus (proliferasi jaringan synovial). Inflamasi merupakan

akibat dari respon imun.

Page 10: Laporan Pendahuluan Rematik

Pada penyakit rematik degenerative dapat terjadi proses inflamasi yang

sekunder. Sinovitis ini biasanya lebih ringan serta menggambarkan suatu proses

reaktif. Sinovitis dapat berhubungan dengan pelepasan proteoglikan tulang rawan

yang bebas dari kartilago artikuler yang mengalami degenerasi kendati faktor-faktor

imunologi dapat pula terlibat.

RA merupakan manifestasi dari respon system imun terhadap antigen asing

pada individu2 dengan predisposisi genetic.

Suatu antigen penyebab RA yang berada pada membrane synovial, akan

memicu proses inflamasi. Proses inflamasi mengaktifkan terbentiknya makrofag.

Makrofag akan meningkatkan aktivitas fagositosisnya terhadap antigen dan

merangsang proliferasi dan aktivasi sel B untuk memproduksi antibody. Setelah

berikatan dengan antigen, antibody yang dihasilkan akan membentuk komplek imun

yang akan berdifusi secara bebas ke dalam ruang sendi. Pengendapan komplek imun

ini akan mengaktivasi system komplemen C5a.

Komplemen C5a merupakan faktor kemotaktik yang selain meningkatkan

permiabilitas vaskuler, juga dapat menarik lebih banyak polimorfonukler (PMN) dan

monosit kea rah lokasi tersebut.

Fagositosi komplek imun oleh sel radang akan disertai pembentukan dan

pembebasan radikal oksigen bebas, leukotrin, prostaglandin yang akan menyebabkan

erosi rawan sendi dan tulang. Radikal oksigen bebas dapat menyebabkan terjadinya

depolimerisasi hialuronat sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan viskositas

cairan sendi. Selain itu radikal oksigen bebas juga merusak kolagen dan proteoglikan

rawan sendi.

Pengendapan komplek imun akan menyebabkan terjadinya degranulasi mast

cell yang menyebabkan terjadinya pembebasan histamine dan berbagai enzim

proteolitik serta aktivasi jalur asam arakidonat yang akan memecah kolagen sehingga

terjadi edema, proliferasi membrane synovial dan akhirnya terbentuk pannus.

Masuknya sel radang ke dalam membrane synovial akibat pengendapan

komplek imun menyebabkan terbentuknya pannus yang merupakan elemen yang

paling destruktif dalam pathogenesis RA. Pannus merupakan jaringan granulasi yang

terdiri dari sel fibroblast yang berproliferasi, mikrovaskuler dan berbagai jenis sel

radang. Pannus akan menghancurkan tulang rawan dan menimbulkan erosi tulang.

Akibatnya adalah menghilangnya permukaan sendi yang akan mengganggu gerakan

Page 11: Laporan Pendahuluan Rematik

sendi. Otot akan turut terkena karena serabut otot akan mengalami perubahan

degenerative dengan menghilangnya elastisitas otot dan kekuatan kontraksi otot.

E. MANIFESTASI KLINIS

Kriteria dari American Rheumatism Association (ARA) yang direvisi tahun 1987,

adalah:

1. Kaku pada pagi hari (morning stiffness)

Pasien merasa kaku pada persendian dan disekitarnya sejak bangun tidur sampai

sekurang-kurangnya 1 jam sebelum perbaikan maksimal

2. Artritis pada 3 daerah

Terjadi pembengkakan jaringan lunak atau persendian (soft tissue welling) atau

lebih efusi, bukan pembesaran tulang (hyperostosis). Terjadi pada sekurang-

kurangnya 3 sendi secara bersaman dalam observasi seorang dokter. Terdapat 14

persendian yang memenuhi criteria, yaitu interfalang proksimal, metakarpofalang,

pergelangan tangan, siku, pergelangan kaki, dan metatarsofalang kiri dan kanan.

3. Artritis pada persendian tangan

Sekurang-kurangnya terjadi pembengkakan satu persendian tangan seperti tertera

diatas.

4. Artritis simetris

Maksudnya keterlibatan sendi yang sama (tidak mutlak bersifat simetris) pada

kedua sisi secara serentak

Page 12: Laporan Pendahuluan Rematik

5. Nodul rheumatoid

Yaitu nodul subkutan pada penonjolan tulang atau permukaan ekstensor atau

daerah jukstaartikular dalam observasi dokter

6. Faktor rheumatoid serum positif

Terdapat titer abnormal faktor rheumatoid serum yang diperiksa dengan cara yang

memberikan hasil positif kurang dari 5 % kelompok control

7. Terdapat perubahan gambaran radiologis yang khas

8. Gambaran khas RA pada radiografi tangan dan pergelangan tangan

9. Diagnosis arthritis rheumatoid ditegakkan sekurang-kurangnya terpenuhi 4 dari 7

kriteria di atas. Kriteria 1 - 4 terdapat minimal selama 6 minggu.

Dalam buku KMB vol 3 hal 1801 Smeltzer :

1. Rasa nyeri, pembengkakan, panas, eritema dan gangguan fungsi pada sendi yang

terkena

2. Palpasi sendi akan terasa jaringan lunak seperti spon/busa

3. Pola khas dimulai dari sendi2 kecil pada tangan, pergelangan tangan dan kaki.

Dengan semakin berlanjutnya penyakit, sendi lutut, bahu, pinggul, siku,

pergelangan kaki, vertebra servikalis dan sendi temporomandibuler.

4. Gejala bilateral dn simetris

5. Awitan biasanya pagi hari

6. Deformitas tangan dan kaki karena immobilitas dalam waktu lama yang

menyebabkan kontraktur

7. Demam, penurunan BB, mudah lelah, anemia, pembesan kelenjer limfe, dan

fenomena Raynaud (vasospasme yang ditimbulkan oleh cuaca dingin dan stress

sehingga jari-jari menjadi pucat dan sianosis.

Page 13: Laporan Pendahuluan Rematik

F. KOMPLIKASI

Kelainan system pencernaan yang sering dijumpai adalah gastritis dan ulkus

peptic yang merupakan komplikasi utama penggunaan obat anti inflamasi nonsteroid

(OAINS).

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG

a. Tes faktor reuma biasnya positif pada > 75 % pasien AR

b. Protein C-reaktif biasnya positif

c. LED meningkat

d. Leukosit normal atau meningkat sedikit

e. Anemia normositik hipokrom akibat adanya inflamasi kronik

f. Trombosit meningkat

g. Kadar albumin serum menurun dan globulin naik

h. Pada pemeriksaan rontgen semua sendi dapat terkena, namun yang paling sering

adalah sendi metatarsofalang dn biasnya simetris.

H. PENATALAKSANAAN

a. Penatalaksaan Medis

- OAINS berupa aspirin (dibawah 65 tahun dosis 3-4 x 1 gr/hari), Ibuprofen,

naproksen, piroksikam, diklofenak dsb.

- DMARD (disease modifying antirheumatoid drugs) jika respon OAINS tidak baik.

Seperti klorokuin, sulfasalazin, D-penisilamin, garam emas, obat imunosupresif,

kortikosteroid.

- Pembedahan (jika berbagai cara pengobatan tidak berhasil)

b. Rehabilitasi (untuk meningkatkan kualitas hidup pasien)

- Mengistirahatkan sendi yang terlibat

- Modalitas terapi fisis seperti pemanasan, pendinginan, peningkatan ambang rasa nyeri

melalui arus listrik

- Pemakaian alat bidai, tongkat, kursi roda, dll

- Alat ortotik protetik

- Occupational therapy

- Mengurangi rasa nyeri

- Mencegah terjadinya kekakuan dan keterbatasan gerak sendi

Page 14: Laporan Pendahuluan Rematik

- Mencegah terjadinya atrofi dan kelemahan otot

- Mencegah terjadinya deformitas

- Meningkatkan rasa nyaman dan kepercayaan diri

- Memperthankan kemandirian sehingga tidak bergantung pada orang lain

- Memberikan pendidikan kesehatan pada pasien mengenai penyakitnya dan

penatalaksanaan yang akan dilakukan

I. PROGNOSIS

Perjalanan penyakit arthritis reumatoid sangat bervariasi, bergantung kepada

ketaatan pasien untuk berobat dalam jangka waktu lama. Sekitar 50-75% pasien akan

mengalami remisi dalam 2 tahun. Penyebab kematian adalah infeksi, penyakit

jantung, gagal pernafasan, gagal ginjal dan penyakit saluran pencernaan.

Page 15: Laporan Pendahuluan Rematik

PATHWAY

Faktor pencetus

Lingkungan hormon usia tua respon imun degenerasi

Bakteri/virus esterogen perubahan proses primer proses sekunderpada struktur

timbul inflamasi anatomis faktor genetik mulanya akibatsecara mendadak pembentukkan

kemunduran RA tdpt pada pannusfungsi organ membran synovial

Cairan synovial inflamasi pengendapan komplekspada sendi imun

mengaktifkan terbentuknya degranulasi sel mast

nyeri saat makrofagpergerakan pembebasan histaminkrn terjdi gesekan & brbgai enzim proteolitikpada tulang

aktivitas fagosit memecah kolagenterhdp antigen

Pembengkakan, nyeri srta edema pd sendi edema, proliferasimembran synovial

Merangsang pembentukan poliferasi radikal O2 bebas

leukotin, prostaglandin

Aktivasi sel Bmemproduksi erosi sendi tulang rawanantibodi

merusak kolagen & proteoglikanrawan sendi

terjadi fagositosiskomplek imun tsb depolimerisasi

Viskositas cairan sendi

berdifusi bebaske ruang sendi

mengaktifasi sistem menghancurkan tulang rawankomplemen C5a

timbul erosi tulang

elastisitas otot hilang otot turut terkena pergerakan sendi berkurang permukaan sendi hilang

pannus

Kekuatan kontraksi otot berkurang

Page 16: Laporan Pendahuluan Rematik

ASUHAN KEPERAWATAN

KASUS

Ibu R (30 Thn) masuk ke rumah sakit dengan keluhan nyeri terutama pada persendian jari-jari

tangan dan kaki. Nyeri dirasakan terutama pagi hari setelah bangun tidur dan sedikit mereda

saat siang hari. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan TTV TD: 110/80 mmHg, HR:

105x/menit, RR: 20x/menit, suhu: 38,5 C,skala nyeri 7, tampak meringis kesakitan, gelisah,

sering terbangun saat tidur, jari-jari tangan dan kaki sebagian mengalami deformitas terutama

bagian persendian dan sulit digerakan/menggenggam & berjalan. Anak klien mengatakan

ibunya mengalami perubahan cara berjalan dan pergerakannya lambat. Klien tampak

kesulitan untuk berubah-ubah posisi dan bergerak bebas. Klien tampak malu untuk

memperlihatkan ekstremitasnya. Klien mengatakan: awalnya (2 tahun yg lalu) cuma sakit dan

bengkak saja dan sembuh dengan meminum obat warung akan tetapi sekarang bentuk jari

tangan dan kaki jadi berubah. Dari hasil rontgen terlihat adanya kelainan bentuk jari,

kerusakan pada sendi/ erosi dan digantikan oleh jaringan fibrosa(pannus).

PENGKAJIAN

1. Identitas

Nama Pasien : Ibu R

Umur : 35 tahun

Agama : Islam

Alamat : D.I Yogyakarta

Pekerjaan : Wiraswasta

2. Keluhan Utama

Ibu R mengeluhkan nyeri terutama pada persendian jari-jari tangan dan kaki.

PENGKAJIAN KEPERAWATAN

1. Aktivitas/ istirahat

Jari-jari tangan dan kaki sebagian mengalami deformitas terutama bagian persendian

dan sulit digerakan/menggenggam & berjalan.

Kesulitan untuk berubah-ubah posisi dan bergerak bebas

Page 17: Laporan Pendahuluan Rematik

2. Nyeri/ kenyamanan

Nyeri terutama pada persendian jari-jari tangan dan kaki.

Nyeri dirasakan terutama pagi hari setelah bangun tidur dan sedikit mereda pada siang

hari.

Nyeri terutama pada persendian jari-jari tangan dan kaki.

3. Interaksi social

Kerusakan interaksi sosial dengan keluarga/ orang lain; perubahan peran; isolasi

I. DATA FOKUS

a. Data Subjektif

Ibu R mengeluhkan nyeri terutama pada persendian jari-jari tangan dan

kaki.

Ibu R mengatakan nyeri dirasakan terutama pagi hari setelah bangun tidur

dan sedikit mereda pada siang hari.

Ibu R menyatakan skala nyeri yang dirasakan 7.

Klien mengatakan: awalnya (2 tahun yg lalu) cuma sakit dan bengkak saja

dan sembuh dengan meminum obat warung akan tetapi sekarang bentuk

jari tangan dan kaki jadi berubah.

Anak klien mengatakan ibunya mengalami perubahan cara berjalan dan

pergerakannya lambat.

b. Data Objektif

Jari-jari tangan dan kaki sebagian mengalami deformitas terutama

bagian persendian dan sulit digerakan/menggenggam & berjalan.

Ibu R tampak mmeringis kesakitan

Gelisah

Sering terbangun saat tidur

Klien tampak kesulitan untuk berubah-ubah posisi dan bergerak bebas

Klien tampak malu untuk memperlihatkan ekstremitasnya

Hasil rontgen terlihat adanya kelainan bentuk jari, kerusakan pada

sendi/ erosi dan digantikan oleh jaringan fibrosa(pannus).

TTV TD: 110/80 mmHg, HR: 105x/menit, RR: 20x/menit, suhu:

38,50C

Page 18: Laporan Pendahuluan Rematik

II. ANALISA DATA

PROBLEM ETIOLOGISYMPTOM

DS DO

Nyeri

Kronis

Hambatan

mobilitas

fisik

Agen cidera

biologis

Penurunan

kendali otot

Ibu R mengeluhkan nyeri

terutama pada persendian

jarijari tangan dan kaki.

Ibu R mengatakan nyeri

dirasakan terutama pagi

hari setelah bangun tidur

dan sedikit mereda pada

siang hari.

Ibu R menyatakan skala

nyeri yang dirasakan 7.

Anak klien mengatakan

ibunya mengalami

perubahan cara berjalan

dan pergerakannya lambat.

Klien mengatakan:

awalnya (2 tahun yg lalu)

cuma sakit dan bengkak

saja dan sembuh dengan

meminum obat warung

akan tetapi sekarang

bentuk jari tangan dan

kaki jadi berubah.

Klien mengatakan:

Ibu R tampak

mmeringis

kesakitan

Gelisah

Sering

terbangun saat

tidur

Klien tampak

kesulitan untuk

berubah-ubah

posisi dan

bergerak bebas

Hasil rontgen

terlihat adanya

kelainan bentuk

jari, kerusakan

pada sendi/

erosi dan

digantikan oleh

jaringan

fibrosa(pannus).

Hasil rontgen

Page 19: Laporan Pendahuluan Rematik

Gangguan

citra tubuh

Penyakit awalnya (2 tahun yg lalu)

cuma sakit dan bengkak

saja dan sembuh dengan

meminum obat warung

akan tetapi sekarang

bentuk jari tangan dan

kaki jadi berubah.

terlihat adanya

kelainan bentuk

jari, kerusakan

pada sendi/

erosi dan

digantikan oleh

jaringan

fibrosa(pannus).

Klien tampak

malu untuk

memperlihatkan

ekstremitasnya

III. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Nyeri kronis b/d agen cidera biologis d/d :

DS :

Ibu R mengeluhkan nyeri terutama pada persendian jarijari tangan dan kaki.

Ibu R mengatakan nyeri dirasakan terutama pagi hari setelah bangun tidur dan

sedikit mereda pada siang hari.

Ibu R menyatakan skala nyeri yang dirasakan 7.

DO :

Ibu R tampak mmeringis kesakitan

Gelisah

Sering terbangun saat tidur

b. Hambatan mobilitas fisik b/d Penurunan kendali otot d/d

DS :

Anak klien mengatakan ibunya mengalami perubahan cara berjalan dan

pergerakannya lambat.

Klien mengatakan: awalnya (2 tahun yg lalu) cuma sakit dan bengkak saja dan

sembuh dengan meminum obat warung akan tetapi sekarang bentuk jari

tangan dan kaki jadi berubah.

Page 20: Laporan Pendahuluan Rematik

DO :

Klien tampak kesulitan untuk berubah-ubah posisi dan bergerak bebas

Hasil rontgen terlihat adanya kelainan bentuk jari, kerusakan pada sendi/ erosi

dan digantikan oleh jaringan fibrosa(pannus).

c. Gangguan citra tubuh b/d penyakit d/d

DS :

Klien mengatakan: awalnya (2 tahun yg lalu) cuma sakit dan bengkak saja dan

sembuh dengan meminum obat warung akan tetapi sekarang bentuk jari

tangan dan kaki jadi berubah.

DO :

Hasil rontgen terlihat adanya kelainan bentuk jari, kerusakan pada sendi/ erosi

dan digantikan oleh jaringan fibrosa(pannus).

Klien tampak malu untuk memperlihatkan ekstremitasnya

IV. PRIORITAS DIAGNOSA

1. Nyeri kronis b/d agen cidera biologis

2. Hambatan mobilitas fisik b/d Penurunan kendali otot

3. Gangguan citra tubuh b/d penyakit

V. INTERVENSI

Tgl /

Jam

No

Dx

NOC NIC Rasional

27

Maret

2013/0

7.00

I Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 2x24

jam nyeri kronis dapat

teratasi/dikontrol dengan

kriteria hasil:

Klien

menunjukkan nyeri

hilang/ terkontrol

Terlihat rileks,

dapat

Kaji nyeri, catat lokasi dan

intensitas (skala 0-10). Catat

faktor-faktor yang mempercepat

dan tanda-tanda rasa sakit non

verbal.

Berikan matras/ kasur keras,

bantal kecil,. Tinggikan linen

tempat tidur sesuai kebutuhan.

Membantu dalam

menentukan

kebutuhan

manajemen nyeri

dan keefektifan

program

Matras yang

lembut/ empuk,

bantal yang besar

akan mencegah

Page 21: Laporan Pendahuluan Rematik

tidur/beristirahat

dan berpartisipasi

dalam aktivitas

sesuai kemampuan.

Menggabungkan

keterampilan

relaksasi dan

aktivitas hiburan ke

dalam program

kontrol nyeri.

Dorong untuk sering mengubah

posisi,. Bantu untuk bergerak di

tempat tidur, sokong sendi yang

sakit di atas dan bawah, hindari

gerakan yang menyentak.

Anjurkan pasien untuk mandi

air hangat atau mandi pancuran

pada waktu bangun dan/atau

pada waktu tidur. Sediakan

waslap hangat untuk

mengompres sendi-sendi yang

sakit beberapa kali sehari.

Pantau suhu air kompres, air

mandi, dan sebagainya.

pemeliharaan

kesejajaran tubuh

yang tepat,

menempatkan

stress pada sendi

yang sakit.

Peninggian linen

tempat tidur

menurunkan

tekanan pada

sendi yang

terinflamasi/nyeri

Mencegah

terjadinya

kelelahan umum

dan kekakuan

sendi.

Menstabilkan

sendi,

mengurangi

gerakan/ rasa

sakit pada sendi

Panas

meningkatkan

relaksasi otot,

dan mobilitas,

menurunkan rasa

sakit dan

melepaskan

kekakuan di pagi

hari. Sensitivitas

pada panas dapat

dihilangkan dan

Page 22: Laporan Pendahuluan Rematik

II Setelah dilakukan tindaka

keperawatan selama 2x24

jam hambatan mobilitas

fisik dapat diatasi dengan

kriteria hasil:

Mempertahankan

fungsi posisi

dengan tidak

hadirnya/

pembatasan

kontraktur.

Mempertahankan

ataupun

meningkatkan

kekuatan dan

fungsi dari dan/

atau konpensasi

bagian tubuh.

Mendemonstrasika

n tehnik/ perilaku

Berikan masase yang lembut

Kolaborasi dalam pemberian

obat-obatan sesuai petunjuk

(mis:asetil salisilat)

Evaluasi/ lanjutkan pemantauan

tingkat inflamasi/ rasa sakit

pada sendi

Pertahankan istirahat tirah

baring/ duduk jika diperlukan

jadwal aktivitas untuk

memberikan periode istirahat

yang terus menerus dan tidur

malam hari yang tidak

terganmggu.

Bantu dengan rentang gerak

aktif/pasif

luka dermal dapat

disembuhkan

Meningkatkan

relaksasi/

mengurangi nyeri

Sebagai anti

inflamasi dan

efek analgesik

ringan dalam

mengurangi

kekakuan dan

meningkatkan

mobilitas

Tingkat aktivitas/

latihan

tergantung dari

perkembangan/

resolusi dari

peoses inflamasi

Istirahat sistemik

dianjurkan

selama

eksaserbasi akut

dan seluruh fase

penyakit yang

penting untuk

mencegah

kelelahan

mempertahankan

kekuatan

Mempertahankan

/ meningkatkan

Page 23: Laporan Pendahuluan Rematik

III

yang

memungkinkan

melakukan

aktivitas

Setelah dilakukan tidakan

keperawatan selama 2x24

jam gangguan citra tubuh

dapat diatasi dengan

kriteria hasil:

Mengungkapkan

peningkatan rasa

percaya diri dalam

kemampuan untuk

menghadapi penyakit,

perubahan pada gaya

hidup, dan

kemungkinan

keterbatasan.

Dorong pasien mempertahankan

postur tegak dan duduk tinggi,

berdiri, dan berjalan

Kolaborasi dalam pemberian

obat-obatan sesuai indikasi

(steroid)

Dorong pengungkapan

mengenai masalah tentang

proses penyakit

Perhatikan perilaku menarik

diri, penggunaan menyangkal

atau terlalu memperhatikan

perubahan

Susun batasan pada perilaku mal

adaptif. Bantu pasien untuk

fungsi sendi,

kekuatan otot dan

stamina umum.

Memaksimalkan

fungsi sendi dan

mempertahankan

mobilitas

Mungkin

dibutuhkan untuk

menekan sistem

inflamasi akut

Berikan

kesempatan

untuk

mengidentifikasi

rasa takut/

kesalahan konsep

dan

menghadapinya

secara langsung

Dapat

menunjukkan

emosional

ataupun metode

koping

maladaptive,

membutuhkan

intervensi lebih

lanjut

Membantu pasien

untuk

Page 24: Laporan Pendahuluan Rematik

mengidentifikasi perilaku positif

yang dapat membantu koping.

Ikut sertakan pasien dalam

merencanakan perawatan dan

membuat jadwal aktivitas

Bantu dalam kebutuhan

perawatan yang diperlukan

Berikan bantuan positif bila

perlu

Kolaborasi: Rujuk pada

konseling psikiatri, mis: perawat

spesialis psikiatri, psikolog.

mempertahankan

kontrol diri, yang

dapat

meningkatkan

perasaan harga

diri

Meningkatkan

perasaan harga

diri, mendorong

kemandirian, dan

mendorong

berpartisipasi

dalam terapi

Mempertahankan

penampilan yang

dapat

meningkatkan

citra diri

Memungkinkan

pasien untuk

merasa senang

terhadap dirinya

sendiri.

Menguatkan

perilaku positif.

Meningkatkan

rasa percaya diri.

Pasien/orang

terdekat mungkin

membutuhkan

dukungan selama

berhadapan

dengan proses

jangka panjang/

Page 25: Laporan Pendahuluan Rematik

Kolaborasi: Berikan obat-obatan

sesuai petunjuk, mis; anti

ansietas dan obat-obatan

peningkat alam perasaan.

ketidakmampuan

Mungkin

dibutuhkan pada

sat munculnya

depresi hebat

sampai pasien

mengembangkan

kemapuan koping

yang lebih efektif

VI. IMPLEMENTASI

Tgl/jam No.Dx implementasi Respon

27 maret

2013/08.00

09.00

09.30

I Mengkaji nyeri, catat lokasi dan

intensitas (skala 0-10). Catat faktor-

faktor yang mempercepat dan tanda-

tanda rasa sakit non verbal.

Memberikan matras/ kasur keras, bantal

kecil,. Tinggikan linen tempat tidur

sesuai kebutuhan.

Mendorong untuk sering mengubah

posisi, membantu untuk bergerak di

tempat tidur, sokong sendi yang sakit di

DS :

Klien mengatakan sendi-

sendi pada daerah kaki dan

tangannya terasa begitu nyeri

Klien mengatakan skala

nyerinya 7.

DO :

Klien tampak meringis

kesakitan dan gelisah.

DS :

Klien mengatakan lebih

merasa nyaman.

DO :

Klien tampak lebih tenang

dan bisa beristirahat.

DS :

Keluarga klien mengatakan

bahwa klien sesekali

Page 26: Laporan Pendahuluan Rematik

11.00

11.30

atas dan bawah, hindari gerakan yang

menyentak.

Memberikan masase yang lembut.

Kolaborasi dalam pemberian obat-

obatan sesuai petunjuk (mis:asetil

salisilat)

mengubah posisinya dengan

dibantu keluarga.

DO :

Klien terlihat menggerak-

gerakkan ekstremitasnya.

DS :

Klien mengatakan lebih

nyaman dan nyerinya sedikit

berkurang setelah dilakuka

masase.

DO :

Klien tampak lebih rileks

dari sebelumnya.

DS :

Klien mengatakan radangnya

sudah sedikit berkurang

dibandig sebelumnya.

DO :

Klien tampak lebih tenang.

VII. EVALUASI

Tgl/jam No

Dx

Evaluasi

27 maret

2013/13.00

I S :

Klien mengatakan sendi-sendi pada daerah kaki dan tangannya

terasa begitu nyeri

Klien mengatakan skala nyerinya 7.

Klien mengatakan lebih merasa nyaman.

Keluarga klien mengatakan bahwa klien sesekali mengubah

Page 27: Laporan Pendahuluan Rematik

posisinya dengan dibantu keluarga.

Klien mengatakan lebih nyaman dan nyerinya sedikit berkurang

setelah dilakuka masase.

Klien mengatakan radangnya sudah sedikit berkurang dibandig

sebelumnya.

O :

Klien tampak meringis kesakitan dan gelisah.

Klien tampak lebih tenang dan bisa beristirahat.

Klien terlihat menggerak-gerakkan ekstremitasnya.

Klien tampak lebih rileks dari sebelumnya.

Klien tampak lebih tenang.

A :

Masalah teratasi sebagian.

P :

Lanjutkan intervensi

Memberikan masase yang lembut.

Kolaborasi dalam pemberian obat-obatan sesuai petunjuk

Mengkaji nyeri, catat lokasi dan intensitas (skala 0-10). Catat

faktor-faktor yang mempercepat dan tanda-tanda rasa sakit non

verbal.

Mendorong untuk sering mengubah posisi, membantu untuk

bergerak di tempat tidur, sokong sendi yang sakit di atas dan

bawah, hindari gerakan yang menyentak.

DAFTAR PUSTAKA

Davey, Patrick. (2005). At A Glance Medicine. Jakarta: EGC

Mansjoer Arif, dkk. (2002). Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid I. Jakarta: Media

Aesculapius

Sjaifoellah, Noer, dkk. (2004). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I. Jakarta: Balai Penerbit

FKUI

Smeltzer & Barre. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi

8 Vol 3. Jakarta: EGC