penyakit jantung rematik

25
PENYAKIT JANTUNG REMATIK RESPONSI KASUS KARDIOLOGI Oleh : 1. ALLEN A. PATTIPEILOHY ( 05801924 ) 2. MARIO KORWA ( 05801929 ) 3. SOFIAN S. SATTU ( 05801938 ) PENGUJI : dr. ABDUL ROHIM , Sp.A SMF ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS CENDERAWASIH 1

Upload: vhian1986

Post on 24-Jul-2015

364 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENYAKIT JANTUNG REMATIK

PENYAKIT JANTUNG REMATIK

RESPONSI KASUS KARDIOLOGI

Oleh :

1. ALLEN A. PATTIPEILOHY ( 05801924 )

2. MARIO KORWA ( 05801929 )

3. SOFIAN S. SATTU ( 05801938 )

PENGUJI :

dr. ABDUL ROHIM , Sp.A

SMF ILMU KESEHATAN ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS CENDERAWASIH

RUMAH SAKIT UMUM JAYAPURA

PAPUA

1

Page 2: PENYAKIT JANTUNG REMATIK

I. IDENTITAS

Nomor DM : 21 15 93

Nama Penderita : An. N. M.

TTL/Umur : 8 Tahun ( 14 – 02 – 2004 )

Berat Badan : 15 Kg

Tinggi Badan : 116 Cm

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Kristen Protestan

Suku Bangsa : Merasi

Alamat : Weref

Nama Ayah : Tn. Z. M.

Nama Ibu : Tn. E. M.

Pekerjaan Ayah : Swasta

Pekerjaan Ibu : IRT

Pendidikan Ayah : SMA

Pendidikan Ibu : SMP

Tanggal MRS : 24 Juni 2011

Tanggal KRS : 28 Juni 2011

Tanggal Pemeriksaan : 28 Juni 2011

II. ANAMNESIS ( HETEROANAMNESIS )

2

Page 3: PENYAKIT JANTUNG REMATIK

Anamnesa dilakukan pada hari Selasa, tanggal 28 Juni 2011 Jam 12.00 WIT

dengan Orang tua ( ibu dan ayah ) pasien serta pasien.

A. Keluhan utama

Demam

B. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke UGD RSUD DOK II Jayapura, dengan keluhan demam yang

dialami ± 14 jam sebelum masuk rumah sakit , demam tinggi terus menerus,

riwayat minum obat penurun panas (+), demam turun tapi tidak sampai normal,

periode menggigil (-), keringat (+), kejang (-), ruam dikulit (-). Keluhan demam

juga disertai dengan batuk pilek yang semakin bertambah berat sejak 10 hari yang

lalu, lendir berwarna kuning kental, riwayat pengobatan batuk pilek (+) di

puskesmas (OBH Combi ) tapi keluhan ini tidak mereka. Pasien juga mengeluh

muntah 4 kali tiap pasien makan dan minum, muntah berisi makanan bercampur

lendir. Pasien juga mengeluh nyeri sendi pada kedua lutut dan siku, dimana nyeri

sendi tersebut tidak menetap ( berpindah – pindah ). Pasien juga mengeluh suka

cepat lelah dan sesak jika sedang bermain dengan teman – temannya, saat berlari

pasien harus beristirahat sejenak sebelum kembali berlari. Keluar sekret dari

telinga (-), keluar darah dari hidung (-), nyeri saat BAK (-), BAK lancar warna

kuning.

C. Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien riwayat pengobatan TB (+) pada umur 1 tahun, dan pasien mendapat

pengobatan selama 6 bulan (di yatakan sembuh). Riwayat sering batuk pilek (+),

D. Riwayat Kehamilan Ibu

Selama masa kehamilan, ibu pasien tidak pernah sakit serta tidak

mengkonsumsi obat – obatan.

E. Riwayat Kelahiran

Usia kehamilan ibu saat di anamnesa di katakan cukup bulan, lahir spontan,

ditolong oleh bidan ( di RSUD DOK II )

F. Riwayat Neonatal

3

Page 4: PENYAKIT JANTUNG REMATIK

Pasien saat lahir langsung menangis kuat, tidak sianosis, kulit warna merah,

tidak ikterik, tidak kejang, tonus otot baik dan tidak ada perdarahan. Pasien lahir

di RSUD DOK II Jayapura

G. Riwayat Imunisasi

Menurut penjelasan ibu pasien, pasien teratur mengikuti imunisasi sesuai

jadwal.

H. Riwayat tumbuh kembang

Pertumbuhan pasien cukup baik seperti anak normal lainnya. Umur 0-3 bulan

pasien dapat mengangkat kepala, umur 3-6 bulan pasien dapat berbalik dari

telungkup ke telentang., umur 6-9 bulan pasien dapat duduk dan merangkak

meraih mainan, umur 1 tahun pasien sudah dapat berjalan sendiri tanpa dituntun,

umur 2-3 tahun dapat meniru pekerjaan orang lain, umur 3-4 tahun belajar

memakai pakian, bermain dengan anak-anak lain dan berjalan sendiri ke tetangga.

Pasien usia sekolah

I. Riwayat Gizi

Pasien menerima air susu ibu. Menurut penjelasan ibu, pasien minum ASI sejak

lahir hingga umur 2 tahun. Produksi ASI cukup.

J. Riwayat Keluarga

Pasien tinggal bersama kedua orang tuanya, semua anggota keluarga tidak ada

yang menderita sakit yang di derita oleh pasien. Dan menurut penjelasan orang

tuanya tidak diketahui adanya penyakit bawaan atau turunan dalam keluarga.

Menurut anamnesa riwayat batuk lama ada, di sertai pilek, asma (-)

K. Riwayat Kepribadian ( hubungan dengan saudara/teman, hobby, nilai –

nilai sekolah)

Pasien senang bermain dengan teman sebaya, nilai – nilai sekolah baik.

L. Riwayat Sosial (keadaan rumah/lingkungan)

Pasien tinggal disebuah rumah pribadi di Weref dengan dinding rumah terbuat dari batu

dan lantainya yang terbuat dari semen. Sumber air bersih yang biasa digunakan untuk

memasak dan kebutuhan sehari- hari berasal dari air PAM dan air hujan. Pasien tinggal di

komplek perumahan yang padat penduduknya. Ventilasi rumah cukup.

4

Page 5: PENYAKIT JANTUNG REMATIK

III. PEMERIKSAAN FISIK

Berat badan : 15 Kg

Panjang badan : 115 cm

Gizi : Bherman 60% ( gizi kurang )

WHO

Kesadaran : Kompos mentis

Keadaan umum : Tampak sesak

Vital sign :

Tekanan darah : 100/60 mmHg

Nadi : 120x/m, isi :, kuat angkat

Respirasi : 56x/m

Suhu : 38,2oC

Kepala : Normal, konjungtiva anemis -/-, sclera ikterik -/-,

udem palpebra (-), sekret hidung (-),

Leher : Peningkatan tekan vena Jugularis (+), pembesaran

kelenjar getah bening (+) multipel, ukuran ± 1 cm, tidak nyeri

THT : Telinga : serumen (-), Hidung : secret (-), PCH (-),

Tenggorokan Faring hiperemis (-)

Thorax :

Inspeksi : simetris, ikut gerak napas, retraksi intercostalis (+),

subcostalis (+), iktus cordis (-)

Palpasi : ictus cordis (+) kuat angkat, tril ( - )

Perkusi : sonor,

A: suara napas vesikuler, ronchi (-), wheezing (-), bunyi jantung I-

II regular,bising pansistolik (+), bising diastolic (-), gallop (-),

Bising Sistolik : Intensitas bising grade III/6, bising keras disertai

getaran dan penjalaran ke aksila. Punctum maksimus di apex Lama

dan bentuknya Pansistolik nada tinggi, kualitas keras, perubahan

intensitas tidak berubah pada perubahan posisi.

Abdomen :

Inspeksi : simetris , datar

5

Page 6: PENYAKIT JANTUNG REMATIK

Palpasi : seepel , pembesaran Hepar 3 cm dibawah arcus costae, 4

cm dibawah procesus xypoideus, pembesaran Lien : Shaffner I

Perkusi : Timpani

Auskultasi : Bising usus normal

Ekstremitas : akral hangat , sianosis (-), pembengkakan atau benjolan (-),

tidak ada gerakan yang tidak terkontrol

Genital : Perempuan, tidak dilakukan pemeriksaan

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG ( LABORATORIUM )

Hematologi

Leukosit : 26.400/mm3

Lymfosit : 3500/mm3

Monosit : 900/mm3

Hb : 13 g/dl

Eritrosit : 4. 760.000/mm3

Trombosit : 301.000/mm3

LED I : 41 mm/jam

LED II : 64 mm/jam

Imunologi

ASTO : Negatif

CRP : Positif

EKG

6

Gambaran kesanKardiomegali CTR > 50 %

Gambaran konsolidasi, efusi pleura

Gambaran kesanKardiomegali CTR > 50 %

Gambaran konsolidasi, efusi pleura

Page 7: PENYAKIT JANTUNG REMATIK

EKG

V. RESUME

Pasien perempuan umur 8 tahun, BB : 15 kg, masuk rumah sakit dengan

keluhan demam ± 14 jam sebelum masuk rumah sakit , demam tinggi terus menerus,

riwayat minum obat penurun panas (+), periode menggigil (-), keringat (+). Batuk pilek

semakin bertambah berat sejak 10 hari yang lalu, lendir berwarna kuning kental, riwayat

pengobatan batuk pilek (+) di puskesmas (OBH Combi ) . Pasien riwayat pengobatan TB

(+) pada umur 1 tahun ( 6 bulan, pasien sembuh ). Muntah 4 kali tiap pasien tiap mau

makan, muntah berisi makanan bercampur lendir. Nyeri sendi pada kedua lutut dan siku,

nyeri sendi tersebut tidak menetap. Pasien cepat lelah dan sesak jika sedang bermain

dengan teman – temannya, karena lelah pasien harus beristirahat sejenak sebelum

kembali beraktivitas. Pada pemeriksaan fisik didapatkan, Conjuntiva anemis +/+ vital

7

P – R interval : 0,12 detik

( 3 kotak kecil ) interval tidak memanjang

Page 8: PENYAKIT JANTUNG REMATIK

sign : TD : 100/60, RR : 56x/m, nadi : 120x/m, suhu : 38,2oC, pembesaran KGB (-),

pemeriksaan thoraks : simetris, retraksi (-), Suara nafas : vesikuler pada kedua lapang

paru, rhonki -/-, whezing -/-, bising jantung : pansistolik (+), pemeriksaan abdomen :

supel,datar, hepar : teraba 3 cm dibawah arcus costa, 4 cm dibawah procesus xypoideus,

spleen: scuffner I. Pemeriksaan laboratorium ( 24 Juni 2011 ), Leukosit : 26.400/mm3,

Lymfosit :3500/mm3, Monosit : 900/mm3, Hb : 13 g/dl, Eritrosit : 4.

760.000/mm3, Trombosit : 301.000/mm3. Pemeriksaan laboratorium (25 Juni

2011), LED I : 41 mm/jam, LED II: 64 mm/jam, ASTO: Negatif, CRP : Positif,

Hasil EKG: P – R interval : 0,12 detik ( tidak memanjang ), Rontgen toraks :

kesan Kardiomegali ( CTR > 50 % )

VI. DAFTAR MASALAH

Sesak (+)

Demam

Batuk – pilek

Muntah

Nyeri sendi

Hepatosplenomegali

VII. DIAGNOSIS

Penyakit Jantung Reumatik

VIII. DIAGNOSIS BANDING

Demam reumatik

IX. PERENCANAAN / PLANNING

Planning Diagnosis

Faring Swab

Ekokardiografi

Planning Terapi

IVFD D5 1/2 SN 13 TPM makro

Inj. Ampicilin 3 x 500 mg ( i.v )

Inj. Cefotaxim 3 x 500 mg ( i.v )

Farmadol 4 x 200 mg ( i.v )

Ranitidin 2 x 15 mg

Planning Monitoring

Observasi keadaan umum dan tanda vital

8

Page 9: PENYAKIT JANTUNG REMATIK

Observasi balance cairan : Kebutuhan cairan input 1250 cc, untuk pasien

dengan Decompensasi cordis adalah 80 % dari kebutuhan cairan normal

( 80 % x 1250= 1000 cc. Jadi cairan penggunaan cairan infuse sebanyak

500 cc dan kebutuhan minum 500 cc.

Tirah baring dan aktivitas

Planning Edukasi

Menjelaskan keadaan dan perjalanan penyakit pada keluaraga pasien.

Edukasi untuk istirahat dan tidak berakativitas yang memperberat sakit.

Edukasi keluarga untuk melapor pada petugas kalau terjadi perubahan

kondisi pasien.

Edukasi untuk control ke Polik setelah pulang dari Rumah Sakit

Edukasi agar pasien teratur berobat

X. PROGNOSIS

Quo ad vitam : Dubia ad bonam

Quo ad fungsionam : Dubia ad bonam

Quo ad sanasionam : Dubia ad malam

XI. FOLLOW UP

Sabtu, 25 – 6 – 2011

S : Sesak (+), Panas (-), muntah (+) 1x ± 200 cc, mencret (-), batuk(+)

O: Keadaan umum : Tampak sesak kesadaran : Compos mentis

Vital sign : Tekanan darah : 90/60, RR : 56x/m, HR : 96x/m,

Suhu : 35,4oC

Kepala/leher : conjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pembesaran

KGB colli (-), JVP meningkat

Thoraks : Simetris, statis, dinamis, vocal fremitus D = S, sonor,

suara nafas : vesikuler +/+, rhonki : -/-, whezing : -/-,

mur – mur pansistolik (+) setinggi apex.

Abdomen : Supel, datar, bising usus (+) normal, teraba 3 cm

dibawah arcus costa, 4 cm dibawah procesus xypoideus,

spleen: shaffner I

Ekstremitas : akral hangat, clubing finger (-), nyeri sendi (+) menurun

A: Penyakit Jantung Rematik

P: @ Planing Terapi

9

Page 10: PENYAKIT JANTUNG REMATIK

- IVFD D5 1/2 SN 13 TPM makro

- Inj. Ampicilin 3 x 500 mg ( i.v )

- Inj. Cefotaxim 3 x 500 mg ( i.v )

- Farmadol 4 x 200 mg ( i.v )

- Ranitidin 2 x 15 mg ( i.v )

- Captopril 2x 1,5 mg (pulv)

@ Planing Monitoring

- Cek laboratorium : LED, ASTO, CRP

- Thoraks PA

- EKG

Senin, 27 – 6 – 2011

S : Sesak (+), muntah (-), mencret (-), batuk(+) minimal, demam (-),

BAB/BAK : -/-

O: Keadaan umum: Tampak sesak Kesadaran : Compos mentis

Vital sign : Tekanan darah : 90/60, RR : 56x/m, HR : 92x/m,

Suhu : 35,8oC

Kepala/leher : conjungtiva anemis -/- minimal , sklera ikterik -/-,

pembesaran KGB colli (-), JVP meningkat

Thoraks : Simetris, retraksi intercosta (+), subcosta (+), sonor,

suara nafas : vesikuler +/+, rhonki : -/-, whezing : -/-,

mur – mur pansistolik (+) setinggi apex.

Abdomen : Supel, datar, bising usus (+) normal, teraba 3 cm

dibawah arcus costa, 4 cm dibawah procesus xypoideus,

spleen: scuffner I

Ekstremitas : akral hangat, clubing finger (-), nyeri sendi (-)

A: Penyakit Jantung Rematik

P: @ Planing Terapi

IVFD D5 1/2 SN 13 TPM makro

Captopril 2 x 1,5 mg (pulv)

Cefixime 2 x 37,5 mg tab ( oral )

Paracetamol 3 x 250 mg tab ( oral )

Ranitidin 2 x 15 mg ( i.v )

Captopril 2x1,5 mg (pulv)

10

Page 11: PENYAKIT JANTUNG REMATIK

Puyer batuk - sesak 3 x 1 pulv ( Ambroxol 7,5 mg; CTM 1,5 mg;

Dexamethason 0,15 mg, Salbutamol 1,5 mg )

Besok rencana injeksi Penisilin Benzatin 1 x 600.000 IU ( i. m )

@ Planing Monitoring

- Swab orofaring

- Ekokardiografi

Selasa, 28 – 6 – 2011

S : Sesak (+) menurun, muntah (-), mencret (-), batuk(+) minimal, demam

(-),

BAB/BAK : -/-

O: Keadaan umum : Tampak baik kesadaran : Compos

mentis

Vital sign : Tekanan darah : 100/60, RR : 52x/m, HR : 88x/m,

Suhu : 36,8oC

Kepala/leher : conjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pembesaran

KGB colli (-)

Thoraks : Simetris, retraksi intercosta (+), subcosta (+), sonor,

suara nafas : vesikuler +/+, rhonki : -/-, whezing : -/-,

mur – mur pansistolik (+) setinggi apex.

Abdomen : Supel, datar, bising usus (+) normal, teraba 3 cm

dibawah arcus costa, 4 cm dibawah procesus xypoideus,

spleen: scuffner I

Ekstremitas : akral hangat, clubing finger (-)

A: Penyakit Jantung Rematik

P: @ Planing Terapi

IVFD D5 1/2 SN 13 TPM makro

Cefixime 2 x 37,5 mg tab ( oral )

Paracetamol 3 x 250 mg tab ( oral )

Ranitidin 2 x 15 mg ( i.v )

Captopril 2x1,5 mg (pulv)

Puyer batuk - sesak 3 x 1 pulv ( Ambroxol 7,5 mg; CTM 1,5 mg;

Dexamethason 0,15 mg, Salbutamol 1,5 mg )

Besok rencana injeksi Penisilin Benzatin 1 x 600.000 IU ( i. m )

@ Planing Monitoring

11

Page 12: PENYAKIT JANTUNG REMATIK

- Swab orofaring

- Ekokardiografi

XII. PEMBAHASAN

Penyakit Jantung Rematik adalah cacat jantung akibat sisa demam rematik

akut tanpa disertai keradangan akut. Cacat dapat terjadi pada semua bagian

jantung terutama katub mitral dan katub Aorta. Penyakit ini dahului oleh Demam

Rematik Akut yaitu sindroma peradangan yang timbul setelah sakit tenggorokan

oleh Streptokokus B hemolitukus grup A yang cenderung dapat kambuh. Gejala

klinis yang timbul berupa sufebril, anoreksia, tampak pucat atralgia, dan sakit

perut.( 1 )

Pada pasien ini didiagnosis dengan Penyakit Jantung Rematik dengan

Insufisiensi Mitral disebabkan karena pada anamnesa dan pemeriksaan fisik

didapatkan demam yang dialami sejak ± 14 jam sebelum masuk rumah sakit ,

demam tinggi terus menerus, riwayat minum obat penurun panas (+), nyeri sendi

pada kedua lutut dan siku, nyeri sendi tersebut tidak menetap. Pasien cepat lelah

dan sesak jika sedang bermain dengan teman – temannya, harus beristirahat

sejenak sebelum kembali berlari. Pada pemeriksaan fisik didapatkan, Konjuntiva

anemis +/+, bising jantung : pansistolik (+), pemeriksaan abdomen : hepar :

teraba 3 cm dibawah arcus costa, 4 cm dibawah procesus xypoideus, spleen:

scuffner I. Dimana hal ini sesuai dengan kriteria menurut Dr. T. Jones, yaitu,

Manifestasi Mayor (gejala yang patognomonik) dan Manifestasi Minor (gejala

yang tidak patognomonik tetapi perlu untuk menegakkan diagnosis). Manifestasi

mayor menurut Jones antara lain Karditis, gejala dini : lelah, pucat, tidak

bergairah, tampak sakit, seorang penderita dikatakan Demam Rematik jika

ditemukan satu atau lebih tanda berikut : bunyi jantung melemah dengan bising

diastolik, terdengar bising yang semula tidak ada atau perubahan intensitas bising

yang sudah ada, kardiomegali terutama penbesaran ventrikel kiri, perikarditis

ditandai dengan nyeri yag menjalar ke umbilicus, friction rub, efusi pericardial

dan kelainan EKG, gagal jantung kongesif tanpa kelainan lain. Arthitis, khas

untuk demam reumatik adalah poliartritis migrans akut, biasanya mengenai sendi-

sendi besar (lutut, pergelangan kaki/ tangan, siku), dapat timbul bersamaan tetapi

lebih sering bergantian/ berpindah-pindah. Eritema marginatum, berupa bercak

merah muda dengan bagian tengah pucat, sedangkan tepinya berbatas tegas, tanpa

12

Page 13: PENYAKIT JANTUNG REMATIK

indurasi dan tidak gatal. Bila ditekan, lesi akan menjadi pucat. Khorea, gerakan-

gerakan cepat, bilateral, tanpa tujuan dan sukar dikendalikan, seringkali disertai

kelemahan otot. Gambaran klinis dapat berupa gerakan-gerakan tidak terkendali

pada ekstremitas, muka dan kerangka tubuh, juga dapat berupa phipotonia akibat

kelemahan otot, inkoordinasi gerakan dan biasanya disertai gangguan emosi,

bahkan merupakan tanda dini. Nodul subkutan, nodul dibawah kulit, berukuran

3-10 mm, keras, tidak terasa sakit dan mudah digerakkan. Biasanya terdapat

dibagian ekstensor persendian terutama sendi siku, lutut, pergelangan tangan dan

kaki, daerah oksipital dan diatas prosesus spinosus vertebra torakalis dan

lumbalis.

Pada kasus ini tanda manifestasi mayor pertama yang ditemukan yaitu:

1. karditis, karena pasien tampak pucat (anemis), tidak bergairah, tampak

sakit, pada pemeriksaan fisik didapatkan bising sistolik, pada rontgen

toraks ditemukan gambaran kardiomegali.

2. Manifestasi mayor kedua yang ditemukan yaitu: Artritis ( khas

poliartritis migrant akut ), karena pasien mengeluh nyeri sendi pada kedua

lutut dan siku, dimana nyeri tersebut berpindah – pindah ( tidak menetap ).

Eritema Marginatum jarang ditemukan, menurut kepustakaan angka kejadian

lebih kurang 5%, sedangkan nodul subkutan juga ditemukan 5 – 10 % kasus,

ukuran lebih kecil,tidak nyeri dan lebih cepat menghilang, muncul sesudah

beberapa minggu sakit dan umumnya ditemukan pada pasien dengan karditis.

Manifestasi Khorea Syndenham melibatkan sistem saraf pusat, hubungan dengan

deman rematik tidak jelas. Periode laten dari manifestasi klinis dari infeksi

streptokokus dapat mencapai 3 bulan atau lebih.( 2 )

Manifestasi minor menurut Jones:

1. Demam,

2. Atralgia,

3. LED meningkat,

4. Protein C reaktif (+),

5. EKG interval PR memenjang.( 1 )

Pada kasus ini tanda manifestasi minor yang ditemukan yaitu demam, LED

meningkat ( LED I dan II ) dan CRP (+).

Pemeriksaan tambahan, Bukti adanya infeksi steptokokus sebelumnya, yaitu

peningkatan titer ASTO atau titer antibodi terhadap steptokokus lain, serta biakan

13

Page 14: PENYAKIT JANTUNG REMATIK

usap tenggorok ( swab orofaring ) menunjukkan adanya streptokokus beta

hemolitikus golongan A atau demam skarlatina.(1)

Penegakkan diagnosa menurut Kriteria WHO Tahun 2002-2003 utuk diagnosis

Demam Rematik & Penyakit Jantung Rematik ( berdasarkan revisi kriteria Jones

) yaitu :

Demam Rematik serangan pertama: 2 kriteria major atau 1 kriteria major

dan 2 minor + Streptokokus B hemolitukus grup A bukti infeksi

sebelumnya

Demam Rematik serangan rekuren tanpa Penyakit Jantung Rematik : 2

major atau 1 major dan 2 minor + bukti Streptokokus B hemolitukus grup A

sebelumnya

Demam Rematik serangan rekurent dengan Penyakit Jantung Rematik : 2

minor + bukti Streptokokus B hemolitukus grup A sebelumnya

Korea Syndenham : tidak perlu kriteria major lainnya atau bukti

Streptokokus B hemolitukus grup A

Penyakit Jantung Rematik ( Stenosis Mitral murni atau kombinasi dengan

Insufisiensi dan atau gangguan Aorta) : tidak perlu kriteria lain.( 1 )

Insufisiensi mitral adalah proses penutupan katub yang tidak sempurna, yang

disebabkan karena penyembuhan valvulitis yang tidak sempurna sehingga terjadi

fibrosis dan kontratur daun katup pada satu komisura, dapat terjadi pemendekan

katub sehingga daun katub tidak pas antara satu dengan yang lain saat menutup,

hal ini menyebabkan aliran balik darah selama fase sistolik ( akibat penutupan

katub yang tidak sempurna ). Pada saat fase sistolik akan terjadi regurgitasi, hal

ini yang menyebabkan bising yang disebut dengan bising pansistolik. (2,3)

Pada kasus ini juga terjadi kardiomegali, ini tampak pada hasil Rontgen

thoraks, dimana pada perhitungan CTR didapatkan hasil lebih dari 50 %.

Kardiomegali terjadi karena adanya kompensasi tubuh dengan cara hipertrofi

atrium maupun ventrikel dalam memenuhi kebutuhan sistole dan diastole.

Keadaan ini menyebabkan aliran balik ke paru ( menyebabkan pasien sesak

karena kongesti vaskular paru yang mengurangi kelenturan paru dan

meningkatnya tahanan aliran darah ), Jantung kanan ( terjadi peningkatan vena

Jugularis ) Peningkatan JVP merupakan kompensasi dari abdomen kuadran kanan

atas serta menunjukan kongesti vena sistemik, serta dapat terjadi hepatomegali (

terjadi peregangan kapsula hati ), dan ke aliran sistemik.

14

Page 15: PENYAKIT JANTUNG REMATIK

Diagnosis banding untuk kasus ini adalah Demam Reumatik, hal ini

disebabkan karena penyakit jantung Reumatik biasanya didahului oleh demam

reumatik. Perbedaan pada kedua penyakit ini terletak pada ada tidaknya

gangguan pada katup jantung. Pada penyakit jantung reumatik terdapat gangguan

pada katup jantung sedangkan pada demam reumatik tidak didapatkan gangguan

pada katup jantung.

Pada kasus ini ditemukan gejala khas Pneumonia, yaitu demam, batuk, lendir

mukopurulen dan sesak, hal ini juga ditunjang dengan pemeriksaan foto Rontgen,

yaitu adanya konsolidasi. Pada kasus ini demam karena radang tenggorokan yang

disebabkan karena infeksi Streptokokus B hemolitikus grup A, sesak yang

dialami terjadi kongesif pada jantug.(1,3,4)

Diberikan terapi cairan diberikan 13 tetes / menit mikro. Injeksi Ampisilin

untuk membunuh kuman gram (+) pada infeksi streotokokus dan Ampicilin

merupakan sistetik Penisilin. Cefotaxime diberikan debagai antibiotic fspectrum

luas untuk kombinasi. Tatalaksana pada pasien ini mencakup tirah baring,

pengobatan dengan Antibiotik, serta pemakaian Analgetik dan Anti inflamasi.

Tirah baring yang lamanya tergantung beratnya penyakit.

Kondisi jantung Lama tirah baring Mobilisasi bertahap

Tanpa karditis 2 minggu 2 minggu

Karditis tanpa kardiomegali 4 minggu 4 minggu

Karditis dengan kardiomegali 6 minggu 8 minggu

15

Page 16: PENYAKIT JANTUNG REMATIK

Karditis dengan gagal jantung Selama gagal jantung 3 bulan

Antibiotika :

Penisilin Benzatin 600.000 IU untuk anak dengan berat badan kurang dari 30 kg dan

1,2 juta IU untuk berat badan lebih dari 30 kg, diberikan sekali, intra muskular.

Penisilin oral 4 x 125 mg/hari untuk anak dengan berat badan kurang dari 20 kg dan 4

x 250 mg/hari untuk berat badan lebih dari 20 kg, diberikan selama 10 hari.

Pada anak yang alergi terhadap penisilin dapat diberikan eritromisin dengan dosis 50

mg/kgBB/hari, 3-4 kali sehari selama 10 hari.(1)

Analgesik dan anti-inflamasi :

Obat yang dipakai adalah salisilat dan steroid yang dosis pemberiannya disesuaikan

dengan manifestasi klinis.

Manifestasi klinis Salisilat Steroid (Prednison)

Artralgia 75-100 mg/kgBB/hari -

Artritis dan/atau karditis

100 mg/kgBB/hari selama 2

minggu; dilanjutkan 75

mg/kgBB/hari (4-6 minggu)

-

Karditis disertai

kardiomegali atau gagal

jantung.

75 mg/kgBB/hari selama 6

minggu

2 mg/kgBB/hari selama 2

minggu, dosis dikurangi

bertahap tiap 2 minggu.

Antihipertensi :

Captopril 2x1,5 mg, untuk mengurangi beban kerja jantung yang disebabkan

karena pembesaran jantung. Sehingga dengan pemberian captoril ini akan

mengurang tensi pasien dan akan mengurangi beban dari jantung.

16

Page 17: PENYAKIT JANTUNG REMATIK

DAFTAR PUSTAKA

1. Rohim.A. Kapita Selekta Kardiologi : Dalam : Kumpulan Bahan Ajar Kuliah Ilmu

Kesehatan Anak. Fakultas Ilmu Kedokteran Universitas Cendrawasih. Disampaikan pada

kuliah semester VII. Jayapura : 2007

2. Wahab.SA, Demam Rematik : Dalam : Buku Ajar Kardiologi Anak, Sastroasmoro.S,

Madiono.B. Jakarta : IDAI, 1994 : 279 - 333

3. O’Donnell.MM, Carleton.FP. Penyakit Katub Jantung, Disfungsi Mekanisme Jantung dan

Bantuan Sirkulasi, Dalam : Patofisiologi Konsep Klinis Proses – Proses Penyakit, Price.SA,

Wilson.ML, editor. Edisi 6 volume 1, Jakarta : EGC, 2006 : 613, 37-38

4. Rohim.A. Kapita Selekta Divisi Respiratologi : Dalam : Kumpulan Bahan Ajar Kuliah

Ilmu Kesehatan Anak. Fakultas Ilmu Kedokteran Universitas Cendrawasih. Disampaikan

pada kuliah semester VII. Jayapura : 2007.

17