new bab ii tinjauan pustakarepository.ump.ac.id/7422/3/lastri ulan sari bab ii.pdf · 2018. 2....
TRANSCRIPT
-
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan teori medis
1. Definisi
Mioma uteri merupakan neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus
dan jaringan ikat yang menumpangnya. Oleh karena itu, dalam kepustakaan
dikenal juga istilah fibromioma, leiomioma atau fibroid (Saifuddin, 2008; h.
891). Mioma uteri adalah tumor jinak otot rahim, disertai jaringan ikatnya
sehingga dapat dalam bentuk padat, karena jaringan ikatnya dominan dan
lunak, karena otot rahimnya dominan (Manuaba, 2010; h. 556). Mioma uteri
merupakan tumor jinak padat dari otot polos uterus, dikenal juga dengan
istilah mioma atau leimioma (Djuwantono, 2011; h. 1). Mioma merupakan
jaringan pembentuk sebagian besar uterus, terdiri dari kumpulan otot polos
yang disatukan jaringan ikat dengan banyak serabut elastin di dalam nya
(Cunningham, 2006; h. 1031).
Nama lain dari mioma uteri adalah leiomioma yang merupakan tumor
yang tersusun dari otot polos yang biasanya terdapat dalam korpus uteri
kendati dapat di temukan pada serviks atau pada ligamentum teres atau latum
(Kowalak, Jennifer P. 2011; h. 671). Leiomioma adalah tumor jinak uterus
yang berbatas tegas. Nama lainnya untuk tumor ini adalah fibroid, mioma,
fibroma, dan fibromioma (Price, Sylvia anderson, 2006; h. 1293). Fibroid
uterus merupakan proliferasi jinak dari otot polos dan jaringan ikat fibrosa yang
berasal dari sel tunggal.
Asuhan Kebidanan Gangguan..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
-
Fibroid biasanya multipel, dengan diameter berkisar antara 1 mm sampai
lebih 20 cm, dan dikelilingi oleh pseudokapsul yang terdiri dari serabut otot
polos yang terkompresi. Fibroid biasanya berkembang setelah menarche dan
berkurang setelah menopause, yang memprlihatkan peran estrogen sebagai
promotor pertumbuhannya (Norwitz, 2008; h. 27).
Jadi mioma uteri adalah tumor jinak yang berasal dari otot polos miometrium
pada uterus.
2. Etiologi
Etiologi yang pasti terjadinya mioma uteri sampai saat ini belum
diketahui. Stimulasi estrogen di duga sangat berperan untuk terjadinya mioma
uteri. Hipotesis ini di dukung oleh adanya mioma uteri yang banyak ditemukan
pada usia reproduksi dan kejadiannya rendah pada usia menopause.
Ichimura mengatakan bahwa hormon ovarium dipercaya menstimulasi
pertumbuhan mioma karena adanya peningkatan insidennya setelah menarke.
Pada kehamilan pertumbuhan tumor ini makin besar, tetapi menurun setelah
menopause. Perempuan nulipara mempunyai risiko yang tinggi untuk
terjadinya mioma uteri, sedangkan perempuan multipara mempunyai risiko
yang relatif menurun untuk terjadinya mioma uteri (Sarwono, 2010; hal 891).
Pukka dan kawan-kawan melaporkan bahwa jaringan mioma uteri lebih
banyak mengandung reseptor estrogen jika dibandingkan dengan miometrium
normal. Pertumbuhan mioma uteri bervariasi pada setiap individu, bahkan
diantara nodul mioma pada uterus yang sama. Perbedaan ini berkaitan
dengan jumlah reseptor estrogen dan reseptor progesteron (Sarwono, 2010;
hal. 891).
Asuhan Kebidanan Gangguan..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
-
Meyer dan De Snoo mengajukan teori Cell nest atau teori genitoblast.
Percobaan Lipschutz yang memberikan estrogen kepada kelinci percobaan
ternyata menimbulkan tumor fibromatosa baik pada permukaan maupun pada
tempat lain dalam abdomen. Efek fibromatusa ini dapat dicegah dengan
pemberian preparat progesteron atau testosteron. Pukka dan kawan-kawan
menyatakan bahwa reseptor estrogen pada mioma lebih banyak di dapatkan
dari pada miometrium normal. Menurut meyer asal mioma adalah sel imatur
bukan dari selaput otot yang matur (Saifuddin, 2008; hal 338).
Mioma uteri merupakan indikasi tersering operasi besar pada wanita
premenopause, sehingga membawa dampak yang cukup besar bagi
kesehatan. Pertumbuhan mioma uteri dan perkembangannya di stimulasi oleh
hormon seks steroid dan dipengaruhi oleh perubahan siklus hormonal.
Reseptor estrogen dan progesteron dapat di identifikasikan pada jaringan
mioma dan mioma uteri diketahui memberikan respon yang positif terhadap
terapi hormonal. Apabila sekresi estrogen dapat dikurangi maka pertumbuhan
mioma uteri dapat dihambat atau dikurangi, bahkan dapat mengecilkan massa
mioma (Djuwantono, 2011; h. 2).
Mioma uteri dapat bertambah besar, menyusut atau tetap sama
sepanjang kehamilan. Mioma yang besar cenderung menyusut, sedangkan
mioma yang berukuran kecil bertambah besar (Sinclair, 2010; h. 611). Setelah
menopause, mioma ini menyusut karena stimulasi estrogen sudah menurun.
Sekitar 1 dari 1000 kasus fibroid merupakan leiomioma sarkoma (karsinoma)
(Sinclair, 2010; h. 609).
Asuhan Kebidanan Gangguan..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
-
Awal mulanya pembentukan tumor adalah terjadinya mutasi somatik dari
sel-sel miometrium. Mutasi ini mencakup rentetan perubahan kromosom baik
secara parsial maupun secara keseluruhan. Aberasi kromosom ditemukan
pada 23-50% dari mioma uteri yang diperiksa dan yang terbanyak (36,6%)
ditemukan pada kromosom. Keberhasilan pengobatan medikamentosa mioma
uteri sangat tergantung apakah telah terjadi perubahan pada kromosom atau
tidak (Thomason, 2008).
Asal mulanya penyakit mioma uteri berasal dari otot polos rahim.
Beberapa teori menyebutkan pertumbuhan tumor ini disebabkan rangsangan
hormon estrogen. Pada jaringan mioma jumlah reseptor estrogen lebih tinggi
dibandingkan jaringan otot kandungan (miometrium) sekitarnya sehingga
mioma uteri ini sering kali tumbuh lebih cepat pada kehamilan (membesar
pada usia reproduksi) dan biasanya berkurang ukurannya sesudah
menopause (mengecil pada pasca menopause).
Seringkali tumor jinak rahim ke arah rongga ini membesar dan
bertumbuh keluar dari mulut rahim. Tumor yang ada dalam rahim dapat
tumbuh lebih dari satu, teraba seperti kenyal, bentuknya bulat dan berbenjol-
benjol sesuai ukuran tumor. Beratnya bervariasi, mulai dari beberapa gram
saja, namun bisa juga mencapai 5 kilogram atau lebih. Walaupun mioma uteri
ditemukan terjadi tanpa penyebab yang pasti, namun dari hasil penelitian
Miller dan Lipschultz dikatakan bahwa mioma uteri terjadi tergantung pada sel-
sel otot imatur yang terdapat pada “Cell Nest” yang selanjutnya dapat
dirangsang terus menerus oleh hormon estrogen (Anonymous. Mioma uteri.
Jurnal kebidanan kehamilan; 2011 [Diakses tanggal 13 September 2011]).
Asuhan Kebidanan Gangguan..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
-
Pengaruh-pengaruh hormon dalam pertumbuhan dan perkembangan mioma :
a. Estrogen
Mioma uteri di jumpai setelah menarche. Sering terdapat
pertumbuhan tumor yang cepat selama kehamilan dan terapi estrogen
eksogen. Mioma uteri akan mengecil pada saat menopause dan setelah
pengangkatan ovarium. Mioma uteri banyak ditemukan bersamaan dengan
anovulasi ovarium dan wanita dengan sterilitas. Pada mioma reseptor
estrogen dapat ditemukan sepanjang siklus menstruasi.
Estrogen dikenal sebagai hormon wanita yang utama bersama
dengan progesteron, karena mempunyai peranan penting dalam
pembentukkan tubuh wanita dan mempersiapkan fungsi wanita secara
khusus seperti terjadinya kehamilan, juga pertumbuhan payudara dan
panggul. Disisi lain, vagina, uterus dan organ wanita lainnya sangat
tergantung keberadaan estrogen pada tubuh sampai usia dewasa.
Pengaturan estrogen membuat terjadinya perubahan setiap bulannya
dan mempersiapkan uterus untuk terjadinya kehamilan. Estrogen
merupakan hormon steroid dengan 10 atom C dan dibentuk terutama dari
17 ketosteroid androstendion. Estrogen alamiah yang terpenting adalah
estradiol (E2), estron (E1), dan estriol (E3). Secara biologis, estradiol
adalah yang paling aktif. Perbandingan khasiat biologis dari ketiga hormon
tersebut E2 : E1 : E3 = 10 : 5 : 1. Potensi estradiol 12 kali potensi estron
dan 8 kali estriol sehingga estradiol dianggap sebagai estrogen utama
(Speroff et al., 2005; h. 837).
Selain di ovarium, estrogen juga di sintesis di adrenal, plasenta, testis,
jaringan lemak dan susunan saraf pusat dalam jumlah kecil. Hal ini
Asuhan Kebidanan Gangguan..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
-
menyebabkan wanita mempunyai kadar estrogen yang rendah setelah
menopause. Karena sel lemak juga dapat mensintesis estrogen dalam
jumlah sedikit, wanita gemuk yang memasuki fase menopause, mungkin
akan mengalami beberapa keluhan seperti hot flashes dan osteoporosis,
kedua keluhan ini berhubungan dengan penurunan estrogen (Speroff et al.,
2005; h. 879).
b. Progesteron
Reseptor progesteron terdapat di miometrium dan mioma sepanjang
siklus menstruasi dan kehamilan. Progesteron merupakan antagonis natural
dari estrogen. Progesteron menghambat pertumbuhan mioma dengan cara
menurunkan jumlah reseptor estrogen pada mioma (Manuaba, 2010; h.
453).
3. Predisposisi
a. Genetik dan faktor-faktor lingkungan (misalnya variasi hormon). Setelah
menopause, mioma ini menyusut karena stimulasi estrogen sudah menurun
(Sinclair, 2010; h. 609).
b. Nullipara atau yang kurang subur (infertilitas)
Infertilitas dapat terjadi apabila sarang mioma menutup atau menekan
pars interstisialis tuba, sedangkan mioma submukosum juga memudahkan
terjadinya abortus oleh karena distorsi rongga uterus. Rubin (1958)
menyatakan bahwa apabila penyebab lain infertilitas sudah di singkirkan,
dan mioma merupakan penyebab infertilitas tersebut, maka merupakan
suatu indikasi untuk dilakukan miomektomi (Sarwono, 2007; h. 343).
Asuhan Kebidanan Gangguan..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
-
c. Umur
Berdasarkan otopsi, Novak menemukan 27% wanita berumur 25
tahun mempunyai sarang mioma (Sarwono, 2007; h. 338). Sedangkan
menurut Wiknjosastro (2007; h. 339) menambahkan bahwa jarang sekali
mioma ditemukan pada wanita berumur 20 tahun, paling banyak pada umur
35-45 tahun (kurang dari 25%). Sedangkan pada usia menopause mioma
menjadi menurun, hanya 10% saja yang masih dapat tumbuh lanjut.
Sedangkan menurut (Sinclair, 2010; h. 609) mengatakan bahwa sebagian
besar mioma muncul pada usia 40 an.
d. Riwayat Keluarga
Wanita dengan garis keturunan tingkat pertama dengan penderita
mioma uteri mempunyai 2,5 kali kemungkinan untuk menderita mioma
dibandingkan dengan wanita tanpa garis keturunan penderita mioma uteri
(Perker, 2007; h. 377)
e. Parietas
Wanita yang sering melahirkan akan lebih sedikit kemungkinan untuk
berkembangnya mioma ini dibandingkan dengan wanita yang tak pernah
hamil atau hanya 1 kali hamil. Statistik menunjukkan 60% mioma uteri
berkembang pada wanita yang tak pernah hamil atau hanya 1 kali hamil
(Saifuddin, 2008; h. 891)
f. Kehamilan
Mioma uteri dapat mempengaruhi kehamilan, misalnya menyebabkan
infertilitas risiko terjadinya abortus bertambah karena distorsi rongga uterus.
Khususnya pada mioma submukosum, letak janin, menghalangi kemajuan
persalinan karena letaknya pada serviks uteri yang menyebabkan inersia
Asuhan Kebidanan Gangguan..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
-
maupun atonia uteri. Sehingga menyebabkan perdarahan pasca persalinan
karena adanya gangguan mekanik dalam fungsi miometrium, menyebabkan
plasenta susah lepas dari dasarnya dan mengganggu proses involusi dalam
nifas (Saifuddin, 2008; h. 343).
Menurut Rice dkk. (1989) dalam buku Obsteric william mendapatkan
bahwa 1,4 persen dari 6700 kehamilan mengalami penyulit mioma.
Sedangkan menurut Katz dkk. (1989) melaporkan bahwa 1 dari 500 wanita
hamil di rawat inap akibat penyulit yang berkaitan dengan mioma.
Kehamilan dapat juga mengurangi risiko mioma uteri karena pada kadar
hormon progesteron yang dominan pada tubuh pada ibu hamil
(Cunningham, 2006; h. 1031).
Selama trimester pertama, mioma dari segala ukuran tidak mengalami
perubahan atau membesar (respon awal terhadap peningkatan estrogen).
Selama trimester kedua, mioma kecil ukuran 2 sampai 6 cm biasanya tetap
tidak berubah atau membesar, sedangkan mioma yang lebih besar > 6 cm
menjadi mengecil karena dimulainya pengurangan reseptor estrogen
(Cunningham, 2006; h. 1031).
Mioma dapat menyebabkan infertilitas melalui distorsi pada tuba falopi
dan distorsi pada rongga uterus. Banyak wanita mengalami fibroid yang
menambah ukuran uterus hingga kehamilan minggu ke 14 sampai ke 16,
dan tingkat kesuburan tidak terpengaruh. Fibroid submukosa dapat
menyebabkan implantasi yang salah dan abortus spontan. Miomektomi
tidak di indikasikan sampai infertilitas ditetapkan atau sampai terjadi abortus
habitual.
Asuhan Kebidanan Gangguan..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
-
Mioma yang berukuran < 3 cm umumnya timbul menimbulkan akibat
tertentu selama kehamilan. Sedangkan yang > 3 cm dapat menyebabkan
abortus spontan, persalinan kurang bulan, nyeri pelvis, mal presentasi, atau
pelahiran sesar. Abrupsio plasenta, plasenta tertahan, atau perdarahan
pasca partum dapat terjadi jika plasenta tertanam di mioma. Nyeri dapat
menandai torsi atau degenerasi mioma. Ukuran uterus dapat lebih besar
dibanding usia kehamilan
(Sinclair, 2010; h. 611).
Miomektomi selama kehamilan menurut (Burton dkk., 2006)
mengatakan bahwa harus dibatasi pada mioma yang jelas memiliki tangkai
yang dapat dijepit dan di ikat dengan mudah. Mioma jangan dipotong dari
uterus selama kehamilan atau saat pelahiran, karena dapat terjadi
perdarahan deras dan kadang-kadang dterpaksa dilakukan histerektomi
(Cunningham, 2006; h. 1035).
Kehamilan dapat menimbulkan perubahan pada mioma uteri, antara lain :
1) Tumor membesar terutama pada bulan-bulan pertama karena pengaruh
estrogen yang kadarnya meningkat.
2) Dapat menjadi degenerasi merah pada waktu hamil maupun masa nifas
yang kadang-kadang memerlukan pembedahan segera guna
mengangkat mioma. Biasanya pengangkatan mioma demikian jarang
menyebabkan banyak perdarahan.
3) Meskipun jarang mioma uteri bertangkai dapat juga mengalami torsi
dengan gejala dan tanda sindrom abdomen akut
(Wiknjosastro, 2008; h. 344).
Asuhan Kebidanan Gangguan..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
-
Pengaruh mioma pada kehamilan dan persalinan :
a) Mengurangi kemungkinan perempuan menjadi hamil, terutama pada
mioma uteri submukosum.
b) Kemungkinan abortus bertambah.
c) Kelainan letak janin dalam rahim, terutama pada mioma uteri yang
besar dan letak subserosum.
d) Menghalangi lahirnya bayi, terutama pada mioma uteri yang letaknya
di serviks.
e) Inersia uteri dan atonia uteri, terutama pada mioma yang letaknya di
dinding rahim.
f) Mempersulit lepasnya plasenta, terutama pada mioma yang
submukosum dan intramual.
g) Persalinan prematuritas dan kelainan letak.
h) Perdarahan post partum.
i) Retensio plasenta
(Saifuddin, 2010; h. 892).
Sebaliknya, kehamilan dan persalinan dapat mempengaruhi mioma
uteri menjadi :
(1) Tumor tumbuh lebih cepat dalam kehamilan akibat hipertrofi dan
edema, terutama dalam bulan-bulan pertama, mungkin karena
pengaruh hormonal. Setelah kehamilan 4 bulan tumor tidak
bertambah besar lagi.
(2) Tumor menjadi lebih lunak dalam kehamilan , dapat berubah
bentuk, dan mudah terjadi gangguan sirkulasi di dalamnya,
sehingga terjadi perdarahan dan nekrosis, terutama di tengah-
Asuhan Kebidanan Gangguan..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
-
tengah tumor. Tumor tampak merah (degenerasi merah) atau
tampak seperti daging (degenerasi karnosa). Perubahan ini
menyebabkan rasa nyeri di perut yang disertai gejala-gejala
rangsangan peritoneum dan gejala-gejala peradangan, walaupun
dalam hal ini peradangan besifat suci hama (steril). Lebih sering
lagi komplikasi ini terjadi dalam masa nifas karena sirkulasi dalam
tumor berkurang akibat perubahan-perubahan sirkulasi yang di
alami oleh perempuan setelah bayi lahir.
(3) Mioma uteri subserosum yang bertangkai dapat mengalami
putaran tangkai akibat desakan uterus yang makin lama makin
membesar. Torsi menyebabkan gangguan sirkulasi dan nekrosis
yang menimbulkan gambaran klinik nyeri perut mendadak
(Saifuddin, 2010; h. 893).
g. Faktor ras dan genetik
Berdasarkan otopsi, Novak menemukan 27 % wanita berumur 25
tahun mempunyai mioma, pada wanita yang berkulit hitam ditemukan lebih
(Winkjosastro, 2008; h. 338). Sedangkan menurut (Sinclair, 2010; h. 609)
mengatakan bahwa wanita yang berusia > 35 tahun, nullipara, dan berkulit
hitam berisiko tinggi. Terjadi pada 10 % wanita Kaukasia dan 30 % wanita
berkulit hitam dengan mudah terkena mioma uteri.
h. Indeks masa tubuh
Penderita mioma uteri 80 % bertambah beratnya sampai 80 gram
(berat normal uterus hanya sekitar 50 gram) Pernah dilaporkan sampai ada
uterus yang menderita mioma dengan berat lebih 200 gram (Faizal Yatim,
2008; h. 61-62).
Asuhan Kebidanan Gangguan..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
-
i. Makanan
Dalam mengkonsumsi daging sapi, daging setengah matang, dan
daging babi dapat meningkatkan insiden mioma uteri, namun sayur hijau
dapat menurunkan insiden mioma uteri (Parker, 2007; h. 375).
j. Kebiasaan merokok
Bahwa merokok dapat mengurangi insiden mioma uteri. Dengan
penurunan biovalibitas estrogen dan penurunan konversi androgen menjadi
estrogen dengan penghambatan enzim aromatease oleh nikotin (Parker,
2007;h. 376).
4. Patofisiologi
Secara mikroskopik pertumbuhan mioma uteri berlapis-lapis, kapsul
dibagian luarnya, seperti lapisan berambang atau konfigurasi gulungan
(whoeled configuration).
Patofisiologi mioma dapat di ikuti sebagai berikut :
a. Setiap konfigurasi mulai satu sel monoklonal, yang menunjukkan kelainan
kromosum multiple.
b. Setiap sel mengandung reseptor estrogen dan progesteron
c. Secara teoritis terdapat kemungkinan pertumbuhan mioma berdasarkan
dua teori :
1) Teori sel nest yang bersifat embrional
Snoo dan Mayor menyebutkan : sel nest embrional
2) Teori mioma uteri dari otot polos yang terdapat pada pembuluh darah.
d. Transformasi neoplasma sel otot polos uterus dipengaruhi :
1) Komposisi estrogen dan progesteron
2) Faktor pertumbuhan lokal
Asuhan Kebidanan Gangguan..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
-
a) Epidermal faktor pertumbuhan
b) Insulin pada faktor pertumbuhan
c) Faktor pertumbuhan yang diterima melalui pelepasan bagian
sitoplasma megakariosit, yang tidak mengandung inti dan DNA, tetapi
mengandung enzim aktif dan metokondria.
e. Mioma uteri tidak dapat dijumpai sebelum menarch dan mengecil setelah
menopause.
1) Minum obat antagonis terhadap estrogen
2) OC dengan estrogen yang rendah
3) Mioma uteri dapat membesar saat kehamilan
f. Rangsangan estrogen dan progesteron teratur mengakibatkan
pertumbuhan mioma uteri dari immature sel nest bersifat :
Berlapis seperti konfigurasi gulungan.
g. Diantara gabungan lapisan otot polos terdapat berbagai variasi jaringan
ikat. Jaringan ikat menimbulkan variasi konsistensi mioma uteri.
5. Tanda dan gejala
Menurut Rice dkk. (1989) dalam buku Obsteric william mendapatkan
bahwa 1,4 persen dari 6700 kehamilan mengalami penyulit mioma.
Sedangkan menurut Katz dkk. (1989) melaporkan bahwa 1 dari 500 wanita
hamil di rawat inap akibat penyulit yang berkaitan dengan mioma. Kehamilan
dapat juga mengurangi resiko mioma uteri karena pada kadar hormon
progesteron yang dominan pada tubuh pada ibu hamil (Cunningham, 2006; h.
1031). Gejala yang dikeluhkan sangat tergantung pada tempat mioma itu
sendiri ada yang berada (di serviks, intramural, submukosum, subserosum),
Asuhan Kebidanan Gangguan..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
-
besarnya tumor, perubahan dan komplikasi yang terjadi (Wiknjosastro, 2008;
h. 341).
Sebagian besar leiomioma bersifat asimptomatik. Tanda dan gejala
leimioma meliputi :
a. Perdarahan yang abnormal, secara khas berupa menoragia dengan
disrupsi pembuluh darah mukosa (gejala yang paling banyak di temukan).
b. Rasa nyeri yang hanya menyertai torsi leiomioma atau tumor sebrosa
yang bertangkai (pedunculated) dan mengalami degenerasi. Tumor fibroid
tersebut tumbuh melebihi pemasukan darah dan kemudian ukurannya
mengecil. Keadaan ini dapat ditimbulkan secara artificial lewat miolisis,
yaitu suatu tindakan laparoskopik untuk mengecilkan tumor fibroid atau
melalui embolisasi arteri.
c. Tekanan dalam panggul dan desakan pada visera di sekitarnya,
merupakan indikasi untuk dilakukan tindakan tetapi tergantung ada
intensitasnya, sehingga terjadi hidronefrosis ringan
(Kowalak, Jennifer P, 2011; h. 672).
Dan gejala lain pada saluran cerna bawah, peningkatan lingkar
abdomen tanpa perubahan berat badan, dan anemia adalah tanda mioma
lainnya.
Komplikasi meliputi infark (tandanya antara lain yaitu demam dan
peningkatan sel darah putih), torsi pada mioma pedunkulata, inversi
uterus yang disebabkan oleh mioma pedunkulata, anemia, infeksi,
infertilitas, dan perubahan sarkomatosa (Sinclair, 2010; h. 609).
Sedangkan sarang mioma di uterus dapat berasal dari serviks uterus
Asuhan Kebidanan Gangguan..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
-
hanya 1- 3 %, sisanya adalah dari korpus uteri (Wiknjosastro, 2008; h.
338).
Menurut letaknya, mioma dapat dibagi :
1) Mioma submukosum yaitu berada di bawah endometrium dan menonjol
ke dalam rongga utrerus.
2) Mioma Intramural yaitu mioma yang terdapat di dinding uterus di antara
serabut miometrium.
3) Mioma subserosum
Terjadi apabila tumbuh keluar dinding uterus sehingga menonjol pada
permukaan uterus, yang diliputi oleh serosa. Mioma submukosum
dapat tumbuh bertangkai menjadi polip, kemudian dilahirkan melalui
saluran serviks (myomgeburt). Mioma subserosum dapat tumbuh
diantara kedua lapisan ligamentum latum menjadi mioma
intraligamenter. (Saifuddin, 2008; h. 338).
Gambar 2.1 : Jenis mioma Uteri dan menurut lokasinya
(Sumbernya : 1. Widjanarko, Bambang. 2006)
Asuhan Kebidanan Gangguan..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
-
Gejala hamil bersama mioma uteri, antara lain :
a) Kelainan letak janin
b) Plasenta memmbranasea
c) Obtructive labour
d) Mioma uteri dapat membesar
e) Degenerasi merah/ hilain
(Manuaba, 2007; h. 672)
Gejala klinik lain dari mioma uteri, antara lain :
Uterus mengandung jaringan ikat, otot polos, pembuluh darah,
kelenjar limfe yang dapat terjadi degenerasi jinak dan degenerasi
keganasan.
Sekitar 30% menimbulkan gejala klinik yang bersumber dari :
(1) Pembesaran menimbulkan pendesakan disekitarnya
(2) Pertumbuhan menuju mukosa endometrium yang menimbulkan :
(a) Perdarahan saat menstruasi
(b) Dismenorea
(c) Perdarahan spotting
(3) Perdarahan berulang yang menimbulkan anemia
(4) Pembesaran uterus mengalami degenerasi dengan gejala kinik
(Manuaba, 2010; h. 318).
(5) Besarnya mioma uteri
(a) Jika besarnya melebihi umur hamil 14 minggu, maka
sebaiknya dilakukan histerektomi.
(b) Jika besarnya kurang dari 12 minggu, maka dilakukan terapi
konservatif.
Asuhan Kebidanan Gangguan..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
-
(6) Letaknya mioma uteri
(7) Komplikasi mioma uteri
(8) Apakah kombinasi dengan kehamilan
(Manuaba, 2010; h. 324).
Infertilitas dapat terjadi apabila sarang mioma menutup dan
menekan pars interstisialis tuba, sedangkan mioma submukosum
juga memudahkan terjadinya abortus oleh karena distorsi rongga
uterus. Rubin (1958) dalam Sarwono (2007; h. 343) menyatakan
bahwa penyebab lain infertilitas sudah di singkirkan dan mioma
merupakan penyebab infertilitas tersebut, maka merupakan suatu
indikasi untuk dilakukan miomektomi.
6. Perubahan Sekunder Mioma
a. Atrofi yaitu sesudah menopause atau pun sesudah kehamilan mioma uteri
menjadi kecil.
b. Degenerasi hialin yaitu perubahan ini sering terjadi terutama pada penderita
berusia lanjut. Tumor kehilangan struktur asliya menjadi homogen. Dapat
meliputi sebagian besar atau hanya sebagian kecil dari padanya seolah-
olah memisahkan satu kelompok serabut otot dari kelompok lainnya.
c. Degenerasi kistik yaitu dapat meliputi daerah kecil maupun luas, dimana
sebagian dari mioma menjadi cair, sehingga terbentuk ruangan-ruangan
yang tidak teratur berisi seperti agar-agar, dapat juga terjadi pembengkakan
yang luas dan bendungan limfe sehingga menyerupai limfangioma. Dengan
konsistensi yang lunak ini tumor sulit dibedakan dari kista ovarium atau
suatu kehamilan.
Asuhan Kebidanan Gangguan..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
-
d. Degenerasi membantu (calcireous degeneration), terutama terjadi pada
wanita berusia lanjut oleh karena adanya gangguan dalam sirkulasi.
Dengan adanya pengendapan garam kapur pada mioma, maka mioma
menjadi keras dan memberikan bayangan pada foto rontgen.
e. Degenerasi merah (carneous degeneration), perubahan ini biasanya terjadi
pada kehamilan dan nifas. Patogenesisnya diperkirakan karena suatu
nekrosis subakut sebagai gangguan vaskularisasi. Pada pembelahan dapat
dilihat sarang mioma seperti daging mentah berwarna merah disebabkan
oleh pigmen hemosiderin dan hemofusin. Degenerasi merah tampak khas
apabila terjadi pada kehamilan muda disertai emesis, haus, sedikit demam,
kesakitan, tumor pada uterus membesar dan nyeri pada perabaan.
Penampilan klinik ini seperti pada putaran tangkai tumor ovarium atau
mioma bertangkai.
f. Degenerasi lemak yaitu jarang terjadi, merupakan kelanjutan degenerasi
hialin
(Wiknjosastro, 2008; h. 340).
7. Diagnosa Banding
Pada tumor abdomen di bagian bawah atau panggul adalah mioma
subserosum dan kehamilan. Mioma submukosum yang dilahirkan harus
dibedakan dengan inversio uteri, mioma intramural harus dibedakan dengan
suatu adenomiosis, khoriokarsinoma, karsinoma korporis uteri atau suatu
sarkoma uteri. USG abdominal dan transvaginal dapat membantu dan
menegakkan dugaan klinis (Wiknjosastro, 2008; h. 344).
Asuhan Kebidanan Gangguan..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
-
Kelainan yang mirip dengan keluhan dan tanda, yaitu :
a. Adenomyosis
Pada kondisi ini, kelenjar normal yang terletak pada lapisan uterus
menembus dinding otot uterus. Nyeri terjadi ketika jaringan kelenjar yang
berpindah tempat berkembang selama siklus menstruasi dan mengelupas
selama menstruasi. Perdarahan abnormal terjadi ketika jaringan membesar
dan darah merembes dari otot. Penanganan berupa pembedahan atau
terapi hormonal.
b. Disfungsi hormonal
Kelainan hormon yang menyertai ovulasi dapat menyebabkan perdarahan
berat dan penebalan lapisan uterus.
c. Polips uterus (endometrial)
Pertumbuhannya biasanya jinak, membesar dari lapisan uterus. Dapat
menyebabkan perdarahan menstrual berat, noda setelah periode
menstruasi atau noda yang tidak berkaitan dengan menstruasi.
Pada myoma subserosa, diagnosa bandingnya adalah :
1) Massa solid yang lain seperti tumor ovarium yang solid, tumor dermoid,
lymphoma, limphosarkoma
2) Kehamilan uterus gravidus
Pada myoma submukosa yang dilahirkan diagnosa bandingnya adalah :
1) Inversio uteri
Pada mioma intramural, diagnosa bandingnya adalah:
1) Adenomiosis
2) Khoriokarsinoma
3) Karsinoma korporis uteri atau sarcoma uteri
Asuhan Kebidanan Gangguan..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
-
(Azhariya RA. Penanganan mioma uteri. [Diakses tanggal 15 Maret
2012] didapat dari: http://www.mioma uteri.com).
8. Diagnosa Potensial
a. Infeksi
b. Perdarahan
c. Degenerasi uterus (keganasan uterus)
d. Torsi (putaran tangkai) pada gangguan sirkulasi darah
(Manuaba, 2010; h. 327).
9. Komplikasi
a. Perdarahan pervaginam yang berat juga menimbulkan kondisi kurang darah
(anemia).
b. Gejala penekanan tumor fibroid bisa menimbulkan keluhan sulit buang air
besar (konstipasi) atau hemoroid.
c. Uterus robek (ruptur) dalam keadaan hamil atau plasenta acreta dan
perdarahan uterus (Faizal Yatim, 2008; h. 68).
d. Terjadi ruangan kosong yaitu jahitan yang kurang sempurna sehingga
timbul ruangan kosong dapat terjadi timbunan, darah, dan jaringan
nekrosis.
e. Perforasi saat mengerjakan operasi dapat terjadi perforasi, sehingga perlu
diatasi dengan jahitan.
f. Mioma rekuren yaitu memperhatikan pertumbuhannya yang dipicu oleh
perimbangan estrogen dan progesteron (Manuaba, 2005; h. 229).
g. Abortus spontan yang rekuren
h. Persalinan prematur
Asuhan Kebidanan Gangguan..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
http://www.mioma/
-
i. Mal posisi janin
j. Anemia sekunder akibat perdarahan yang berlebihan
k. Infeksi (jika tumor menjulur keluar lewat mulut vagina)
(Kowalak, Jennifer P, 2011; h. 672).
l. Degenerasi ganas
Mioma uteri yang menjadi leimiosarkoma ditemukan hanya 0,32- 0,6
% dari seluruh mioma, serta merupakan 50-75 % dari semua sarkoma
uterus. Keganasan umumnya baru ditemukan pada pemeriksaan histologi
uterus yang telah di angkat. Kecurigaan akan keganasan uterus apabila
mioma uteri cepat membesar dan apabila terjadi pembesaran sarang
mioma dalam menopause (Wiknjosastro, 2008; h. 340).
m. Torsi (putaran tangkai)
Mioma yang bertangkai akan mengalami torsi, timbul gangguan
sirkulasi akut sehingga mengalami nekrosis dan infeksi yang diperkirakan
karena gangguan sirkulasi darah. Misalnya terjadi pada mioma yang
dilahirkan hingga perdarahan berupa metroragia atau menoragia disertai
leukore dan gangguan-gangguan yang disebabkan oleh infeksi dari uterus
(Wiknjosastro, 2008; h. 340).
10. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan ultrasonografi untuk mengkaji ukuran, jumlah dan lokasi
tumor secara akurat.
b. MRI (membedakan adenomioma dari mioma)
c. CT scan
d. Histerosalpingogram
e. Histerosonogram atau endoskopi
Asuhan Kebidanan Gangguan..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
-
f. Jika terjadi perdarahan abnormal pada wanita yang menderita
adenomiosis, biopsi endometrium dilakukan untuk menyingkirkan
kemungkinan hiperplasia endometrium yang terjadi pada pasien yang
berusia lebih dari 35 tahun
(Sinclair, 2010; h. 610).
11. Diagnosis Mioma Uteri
Untuk menegakkan diagnosa mioma uteri adalah sebagai berikut :
a. Anamnesa
1) Keluhan utama yang dikemukakan :
a) Terasa kemeng discomfort atau desakan pada perut dibagian
bawah.
b) Terdapat gangguan patrun menstruasi :
(1) Menorrhagia atau menometrorrhagia disertai gumpalan darah
(2) Perdarahan yang berkepanjangan
(3) Dismenorheagia
c) Keluhan sekunder :
(1) Sering mengalami abortus
(2) Persalinan prematuritas
(3) Infertilitas
(4) Keluhan akibat anemia
d) Jarang dikemukakan keluhan komplikasi :
(1) Datang mendadak akibat terjadi torsi mioma uteri bertangkai
intra abdominal atau transvaginal
Asuhan Kebidanan Gangguan..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
-
b. Pemeriksaan Fisik
1) Palpasi abdomen :
a) Teraba tumor bagian bawah abdomen, padat, dapat terfiksir
b) Konsistensi padat atau padat kenyal
2) Pemeriksaan dalam :
a) Teraba uterus membesar, mungkin berbenjol-benjol
b) Dapat terfiksir
c) Pemeriksaan spekulum :
(1) Sonde memastikan besarnya mioma
(2) Perdarahan dilakukan mikrokuretae untuk pemeriksaan patologi
anatomi kemungkinan kombinasi dengan endometrial karsinoma.
c. Pemeriksaan Penunjang
1) USG transvaginal atau abdominal :
a) Tampak uterus membesar
b) Dapat dilakukan tambahan pemeriksaan :
CT scan untuk konfirmasi lebih jelas.
Berdasarkan pemeriksaan diagnosa mioma uteri dapat dilakukan untuk
terapi lebih lanjut yaitu :
a. Konservatif
1) Masih masa reproduktif aktif
2) Keluhan tidak banyak, tetapi menonjol infertilitas
3) Masih diharapkan dapat mempertahankan kehamilannya
4) Mioma uteri kurang atau sama dengan umur kehamilan 12 minggu.
mioma dari segala ukuran tidak mengalami perubahan atau
membesar (respon awal terhadap peningkatan estrogen).
Asuhan Kebidanan Gangguan..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
-
5) Kegagalan terapi konservatif dan di ikuti dengan tindakan histerektomi bila
di jumpai :
a) Keluhan perdarahan menonjol
b) Keluhan terjadi komplikasi
c) Keluhan desakan organ aktifitasnya
b. Operatif
1) Miomektomi
a) Umur masih masa reproduktif
b) Mioma multiple intramural atau subserosa
c) Resiko perdarahan besar, dilakukan di luar kehamilan atau post
partum lebih dari 3 bulan.
2) Histerektomi
a) Besarnya uterus melebihi 14 minggu umur kehamilan. Mioma ukuran
kecil ukuran 2 sampai 6 cm biasanya tetap tidak berubah atau
membesar (Cunningham, 2006; h. 1031).
b) Indikasi
(1) Pembesaran uterus
(2) Perdarahan
(3) Dapat disertai komplikasi
(4) Dilakukan total histerektomi, meninggalkan ovariumnya
mengurangi keluhan klimakterium dan menopause dini.
a) Histerektomi supravaginal :
(1) Indikasinya terbatas :
(a) Tehniknya sulit dilakukan
Asuhan Kebidanan Gangguan..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
-
(b) Penderitanya menjamin kontrol untuk deteksi dini kemungkinan
karsinoma serviks uteri.
(2) Kini dikembangkan teknik operasi dengan laparoskopi.
c. Hormonal
1) Mengurangi tumbuhnya mioma dengan memberikan anti estrogen.
a) GnRH agonis
b) Depoprovera acetat
c) Danazol
d) Anti progesteron
2) Hasilnya
a) Mengurangi tumbuhnya mioma
b) Mengurangi terjadinya perdarahan yang hebat
c) Memudahkan tehnik operasi
(Chandranita Manuaba, 2010; h. 329).
12. Penatalaksanaan Medis
Penanganan tergantung pada intensitas gejala, ukuran, serta letak
tumor, usia pasien, paritas, serta status kehamilan, keinginan mempunyai
anak serta kondisi kesehatan secara umum. Pilihan terapi meliputi tindakan
bedah dan non bedah. Terapi farmakologi umumnya tidak efektif dalam
jangka waktu lama bagi tumor fibroid. Meskipun bisanya diprogramkan oleh
dokter spesialis ginekologi (Kowalak, Jennifer P. 2011; h. 672).
Sering kali perempuan yang mengalami penyakit mioma uteri yang
tidak lagi mengharapkan kehamilan lagi dan meminta operasi pengangkatan
rahim (histerektomi). Tetapi, apabila menolak untuk dilakukan histerektomi,
Asuhan Kebidanan Gangguan..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
-
maka dapat memilih dilakukan operasi pengangkatan miom (myomektomi).
(Faizal Yatim, 2008; h. 64).
Tidak semua mioma uteri memerlukan pengobatan bedah, 55% dari
semua mioma uteri tidak membutuhkan suatu pengobatan dalam bentuk apa
pun, terutama apabila mioma itu masih kecil dan tidak menimbulkan
gangguan atau keluhan. Walaupun demikian mioma uteri memerlukan
pengamatan setiap 3-6 bulan. Dalam menopause dapat terhenti
pertumbuhannya atau menjadi lisut. Apabila terlihat adanya suatu perubahan
yang berbahaya dapat terdeteksi dengan cepat agar dapat diadakan
tindakan segera.
Dalam dekade terakhir ada usaha mengobati mioma uteri dengan
GnRH agonist (GnRH). Hal ini didasarkan atas pemikiran leimioma uterus
yang terdiri atas sel-sel otot yang diperkirakan dipengaruhi oleh estrogen.
GnRH yang mengatur reseptor gonadotropin di hipofisis akan mengurangi
sekresi gonadotropin yang mempengaruhi leimioma.
Pemberian GnRH (Gonadotropin Releasing Hormon) selama 16
minggu pada mioma uteri menghasikan degenerasi hialin di miometrium
hingga uterus dalam ke seluruhannya menjadi lebih kecil. Akan tetapi setelah
pemberian GnRH dihentikan leimioma yang lisut itu tumbuh kembali di bawah
pengaruh estrogen oleh karena mioma itu masih mengandung reseptor
estrogen dalam konsentrasi yang tinggi. Maka perlu di ingat bahwa penderita
mioma uteri sering mengalami menopause yang terlambat
(Wiknjosastro, 2008; h. 345).
Asuhan Kebidanan Gangguan..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
-
Pengobatan operatif meliputi miomektomi, histerektomi, dan embolisasi
arteri uterus.
a. Miomektomi adalah pengambilan sarang mioma saja tanpa
pengangkatan uterus. Tindakan ini dapat dikerjakan misalnya pada
mioma submukosum pada myom geburt dengan cara ekstirpasi lewat
vagina (Wiknjosastro, 2008; h. 345).
Prosedur miomektomi
Gambar 2.2 insisi pada rahim
Sumber : Mioma Uteri
http://womenshealth.about.com/cs/fibroidtumors/a/fibroidtumors.htm
photos [diakses tanggal 7 Marat 2012]
b. Histerektomi adalah pengangkatan jaringan myom atau mengangkat
rahim keseluruhan yang umumnya merupakan tindakan terpilih.
Histerektomi dapat dilaksanakan per abdominam atau pervaginam.
Adanya prolapsus uteri akan mempermudah prosedur pembedahan.
Histerektomi total umumnya dilakukan dengan alasan untuk mencegah
timbulnya karsinoma servisis uteri (Wiknjosastro, 2008; h. 345).
Asuhan Kebidanan Gangguan..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
http://womenshealth.about.com/cs/fibroidtumors/a/fibroidtumors.htm
-
Dengan demikian, kedua operasi ini membutuhkan perawatan di rumah
sakit selama 3-5 hari dan meninggalkan jaringan parut luka pada dinding
perut.
c. Dikerok (kuretase)
d. Miolisis (prosedur laparoskopik) untuk menangani tumor fibroid tanpa
histerektomi atau tindakan bedah mayor yang dilakukan di klinik rawat
jalan (one day surgery) untuk mengupayakan koagulasi fibroid dengan
mempertahankan uterus serta kemampuan pasien untuk mengandung
(Kowalak, Jennifer. P, 2011; h. 673).
e. Emboli arteri uterina (prosedur radiologi) untuk menyumbat arteri uterina
dengan menggunakan potongan kecil polivinil klorida. Tindakan ini
merupakan alternatif pembedahan dengan hasil yang menjanjikan pada
banyak wanita kendati dan belum ada hasil penelitian jangka panjang
yang dapat memastikan tindakan yang cocok bagi wanita yang masih
ingin hamil, memberikan keberhasilan dalam jangka waktu yang lama,
dan menimbulkan efek samping. Data anedotal terakhir menunjukkan
berkurangnya waktu untuk mencapai keadaan menopause setelah
dilakukan embolisasi (Kowalak, Jennifer. P, 2011; h. 673).
Terapi Mioma uteri
Obat-obatan yang biasa diberikan kepada penderita myom yang
mengalami perdarahan melalui vagina yang tidak normal, antara lain :
1) Obat anti-inflamasi yang nonsteroid (Nonsteroid AntiInflamation) yaitu
seperti ibu profen, natrium deklofenak, asam mefenamat untuk
mengatasi dismenorhea atau gangguan rasa nyaman pada panggul
(Faisal Yatim, 2008; h. 64).
Asuhan Kebidanan Gangguan..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
-
2) L-arginin 500 mg setiap hari yang dimakan pda saat lambung kosong
bersama air atau jus, bukan susu. Absorpsi paling baik adalah jika
dimakan bersama vitamin B6 50 mg dan vitamin C 100 mg.
Suplemen ini meningkatkan kekebalan tubuh dan efek anti tumor.
3) L-Lysin 500 mg setiap hari di konsumsi pada saat lambung kosong
(untuk menyeimbangkan arginin).
4) Multivitamin dan mineral sesuai keterangan pada label.
5) Vitamin A 25.000 IU (stimulasi sistem imun, perbaikan jaringan)
Dikonsumsi terpisah dari zat besi, yang menghambat absorpsi.
6) Vitamin C 3000-10.000 mg setiap hari dalam dosis terpisah (imun,
antioksidan).
7) Zink 30-80 mg setiap hari (total kurang dari 100 mg, stimulasi sistem
imun)
(Sinclair, 2010; h. 612).
8) Pemberian hormon steroid sintetik seperti progestin. Pemberian
hormon ini kadang-kadang menimbulkan rasa nyeri pada daerah
panggul yangbertambah. Hormon GnRH agonis (Gonadotropin
Releasing Hormon) bisa mengurangi besar ukuran myom. Akan
tetapi, myom kembali membesar setelah 6 bulan setelah obat GnRH
dihentikan.
9) Bila uterus hanya sedikit membesar apalagi tidak ada keluhan, tidak
memerlukan pengobatan khusus.
10) Pemberian hormon progesteron atau pil KB kelihatannya kurang
efektif dan hanya berhasil baik untuk sementara.
(Faisal Yatim, 2008; h. 64).
Asuhan Kebidanan Gangguan..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
-
11) Transfusi darah (jika terjadi anemia berat akibat perdarahan yang
berlebihan) (Kowalak, Jennifer.P, 2011; h. 673).
B. Tinjauan Teori Asuhan Kebidanan
1. Tinjauan manajemen varney
Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan dalam
menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dari
pengkajian analisa data, diagnosa kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi (IBI, 2006; h. 126).
Varney (1997) menjelaskan bahwa proses manajemen merupakan
proses pemecahan masalah yang ditemukan oleh perawat-bidan pada awal
tahun 1970-an. Proses ini memperkenal sebuah metode dengan
pengorganisasian, pemikiran, dan tindakan-tindakan dengan urutan yang logis
dan menguntungkan baik bagi klien maupun bagi tenaga kesehatan. Proses
manajemen terdiri dari 7 (tujuh) langkah berurutan dimana setiap langkah
sempurna secara periodik. Dimulai dengan pengumpulan data dasar dan
diakhiri dengan evaluasi (Syafrudin, 2009; h. 126).
a. Pengumpulan data dasar
Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat
dan lengkap dari berbagai sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.
Untuk memperoleh data tersebut, maka dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
1) Anamnesa
Anamnesis adalah pengkajian dalam rangka mendapatkan data
tentang pasien melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan. Anamnesis
dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu :
Asuhan Kebidanan Gangguan..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
-
(a) Auto anamnesis
Adalah anamnesis yang dilakukan kepada pasien langsung.
Jadi data yang diperoleh adalah data primer, karena langsung dari
sumbernya.
(b) Allo anamnesis
Adalah anamnesis yang dilakukan kepada keluarga pasien
untuk memperoleh data tentang pasien. Ini dilakukan pada
keadaan darurat ketika pasien tidak memungkinkan lagi untuk
memberikan data yang akurat.
2) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan dari
pemeriksaan yang di mulai dari keadaan umum, pemeriksaan tanda-
tanda vital, seperti : (tekananan darah, nadi, suhu dan
pernafasan/respirasi), pemeriksaan lainnya, yaitu : (inspeksi, palpasi,
auskultasi, dan perkusi), pemeriksaan penunjang, meliputi :
(pemeriksaan laboratorium dan catatan medis yang mendeteksi dari
keluhan yang dirasakan oleh pasien).
b. Interpretasi data
Membuat sebuah identifikasi masalah atau diagnosis dan kebutuhan
perawatan kesehatan yang akurat berdasarkan perbaikan interpretasi data
yang benar.
Menginterpretasi data untuk kemudian di proses menjadi masalah
atau diagnosis serta kebutuhan perawatan kesehatan yang di identifikasi
khusus. Kata masalah dan diagnosis sama-sama digunakan karena
beberapa masalah tidak dapat didefenisikan sebagai sebuah diagnosis,
Asuhan Kebidanan Gangguan..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
-
tetapi tetap perlu dipertimbangkan dalam mengembangkan rencana
perawatan kesehatan yang menyeluruh (Varney, 2007; h. 27).
c. Identifikasi diagnosa potensial
Mengantisipasi masalah atau diagnosis yang akan terjadi lainnya,
yang dapat menjadi tujuan yang diharapkan, karena telah ada masalah atau
diagnosis yang teridentifikasi.
Mengidentifikasi masalah atau diagnosis potensial berdasarkan
masalah dan diagnosis saat ini berkenaan dengan tindakan antisipasi,
pencegahan jika memungkinkan, menunggu dengan waspada penuh, dan
persiapan terhadap semua keadaan yang mungkin muncul. Langkah ini
adalah langkah yang sangat penting dalam memberi perawatan kesehatan
yang aman
(Varney, 2007; h. 27).
d. Tindakan segera untuk melakukan konsultasi
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan
atau dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim
kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. Langkah ini
mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen kebidanan. Jadi
menejemen bukan hanya selama asuhan primer periodik atau kunjungan
prenatal saja, tetapi juga selama wanita tersebut bersama bidan terus-
menerus.
Data baru mungkin saja perlu dikumpulkan dan di evaluasi. Beberapa
data mungkin mengidentifikasi situasi yang gawat, dimana bidan harus
bertindak segera untuk kepentingan keselamatan klien. Dalam hal ini, bidan
harus mampu mengevaluasi kondisi setiap klien untuk menentukan kepada
Asuhan Kebidanan Gangguan..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
-
siapa konsultasi dan kolaborasi yang paling tepat dalam menejemen
asuhan klien
(Asrinah, 2010; h. 117).
e. Merencanakan asuhan yang menyeluruh
Di dukung oleh penjelasan rasional yang valid, yang mendasari
keputusan yang di buat dan didasarkan pada langkah-langkah sebelumnya.
Langkah ini merupakan pengembangan masalah atau diagnosis yang di
identifikasi baik pada saat ini maupun yang dapat diantisipasi serta
perawatan kesehatan yang dibutuhkan. Langkah ini dilakukan dengan
mengumpulkan setiap informasi tambahan yang hilang atau diperlukan
untuk melengkapi data dasar (Varney, 2007; h. 27).
f. Implementasi
Melaksanakan rencana perawatan secara menyeluruh. Langkah ini
dapat dilakukan secara keseluruhan oleh bidan, atau anggota kesehatan
lain. Apabila tidak dapat melakukannya sendiri, bidan bertanggung jawab
untuk memastikan bahwa implementasi benar-benar dilakukan. Pada
keadaan melakukan kolaborasi dengan dokter dan memberi kontribusi
terhadap penatalaksanaan perawatan dengan komplikasi, bidan dapat
mengambil tanggung jawab mengimplementasi rencana perawatan
kolaborasi yang menyeluruh.
Implementasi yang efisien akan meminimalkan waktu dan biaya serta
meningkatkan kualitas perawatan kesehatan. Suatu komponen
implementasi yang sangat penting adalah pendokumentasian secara
berkala, akurat, dan menyeluruh
(Varney, 2007; h. 27).
Asuhan Kebidanan Gangguan..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
-
g. Evaluasi
Mengevaluasi ke efektifan perawatan kesehatan yang diberikan,
mengolah kembali dengan tepat setiap aspek perawatan yang belum efektif
melalui proses penatalaksanaan.
Tindakan untuk memeriksa apakah rencana perawatan yang
dilakukan benar-benar telah mencapai tujuan, seperti yang di identifikasi
pada langkah kedua tentang masalah, diagnosis, maupun kebutuhan
perawatan kesehatan. Rencana tersebut menjadi efektif bila bidan
mengimplementasikan semua tindakan dalam rencana, dan menjadi tidak
efektif bila tidak di implementasi
(Varney, 2007; h. 27).
Data perkembangan adalah data yang didasarkan pada keadaan klien
dengan harapan ada perkembangan yang berarti pada diri klien.
Pendokumentasian data perkembangan dalam bentuk SOAP.
S : Data Subjektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data melalui
anamnesa, merupakan suatu ekspresi pasien mengenai kekhawatiran
dan keluhan dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang
berhubungan dengan diagnosa.
O : Data Objektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik, hasil lab
dan tes diagnostik lain yang merumuskan dalam data fokus untuk
mendukung assessement.
Asuhan Kebidanan Gangguan..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
-
A : Assessement
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan analisa dan
interpretasi, objektif dalam suatu identifikasi.
Kesimpulan :
1) Diagnosa
2) Antisipasi diagnosa / masalah potensial
3) Perlunya tindakan segera
P : Planning/Perencanaan
Perencanaan, membuat rencana saat itu atau yang akan datang.
Proses ini termasuk kreteria tujuan tertentu dari kebutuhan pasien dan
tindakan yang di ambil harus membantu pasien mencapai kemajuan
dalam kesehatan dan harus mendukung rencana dokter bila itu dalam
manajemen kolaborasi atau rujukan (Syafrudin, 2009; h. 176).
2. Tinjauan Asuhan Kebidanan
a. Pengkajian data
Pada langkah ini dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data
yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap
(Asrinah, 2010; h. 114).
1) Data Subjektif
Informasi yang termasuk di dalam biodata, ialah mancakup nama,
umur, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan dan alamat.
Informasi yang termasuk di dalam data subjektif lainnya dalam bentuk
keluhan-keluhan yang diperoleh dari hasil wawancara langsung kepada
pasien/klien (anamnesa) atau dari keluarga dan tenaga kesehatan
lainnya (alloanamnesa) (Syafrudin, 2009; h. 187).
Asuhan Kebidanan Gangguan..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
-
a) Identitas Klien
Merupakan bagian yang paling penting dalam anamnesis.
Identitas ini diperlukan untuk memastikan bahwa yang diperiksa
benar-benar orang yang dimaksud, dan tidak keliru dengan orang
lain. Kesalahan identifikasi pasien dapat berakibat fatal, baik secara
medis, etika, maupun hukum (Latief, 2009; h. 4).
Berisi tentang biodata pasien dan penanggung jawab yaitu
menurut nama, umur, suku bangsa, agama, pendidikan, pekerjaan,
dan alamat.
(1) Nama
Identitas dimulai dengan nama pasien, yang harus jelas
dan lengkap nama depan, nama tengah (bila ada), nama
keluarga, dan nama panggilan akrabnya (Latief, 2009; h. 5).
(2) Umur
Untuk mengetahui apakah data dari pemeriksaan klinis
orang tersebut normal sesuai dengan umurnya (Latief, 2009; h.
5).
Novak menemukan 27 % wanita berumur 25 tahun
mempunyai sarang mioma. Jarang sekali mioma ditemukan
pada wanita berumur 20 tahun, paling banyak pada umur 35-45
tahun (kurang 25 %) (Saifuddin, 2008; h. 338). Sebagian besar
mioma uteri muncul pada usia 40 an (Sinclair, 2010; h. 609).
(3) Agama dan suku bangsa
Data tentang agama dan suku bangsa juga memantapkan
identitas, disamping itu perilaku seseorang tentang kesehatan
Asuhan Kebidanan Gangguan..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
-
dan penyakit sering berhubungan dengan agama dan suku
bangsa. Kebiasaan, kepercayaan, dan tradisi suatu masyarakat
dapat menunjang, namun tidak jarang dapat menghambat
perilaku hidup sehat, Beberapa penyakit juga mempunyai
predileksi rasial tertentu (Latief, 2009; h. 6).
Mioma uteri paling banyak ditemukan pada wanita yang berkulit
hitam ada 30%, sedangkan pada wanita yang berkulit putih
hanya 10% (Sinclair, 2010; h. 609).
(4) Pendidikan dan pekerjaan
Selain sebagai tambahan identitas, informasi tentang
pendidikan dan pekerjaan orang tua, baik ayah maupun ibu,
dapat menggambarkan keakuratan data yang akan diperoleh
serta dapat ditentukan pola pendekatan dalam anamnesis.
Tingkat pendidikan orangtua juga berperan dalam pendekatan
selanjutnya, misalnya dalam pemeriksaan penunjang dan
penentuan tata laksana pasien selanjutnya (Latief, 2009; h. 6).
(5) Alamat
Tempat tinggal pasien harus dituliskan dengan jelas dan
lengkap, dengan nomor rumah, nama jalan, RT, RW, kelurahan,
dan kecamatannya, serta bila ada nomor teleponnya. Kejelasan
alamat keluraga ini sangat diperlukan supaya sewaktu-waktu
dapat dihubungi, misalnya : bila pasien menjadi sangat gawat
atau perlu tindakan operasi segera, atau perlu pembelian
obat/alat yang tidak tersedia di rumah sakit, dan lain
sebagainya. Di samping itu setelah pasien pulang mungkin
Asuhan Kebidanan Gangguan..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
-
diperlukan kunjungan rumah, misalnya karena pasien tidak
datang kontrol, pasien dengan penyakit keganasan yang
diberikan terapi sitostatika,atau penyakit kronik lain. Kunjungan
rumah juga diperlukan untuk tata laksana kasus yang
mempunyai latar belakang psikososial, ekonomi, dan budaya
(Latief, 2009; h. 6).
b) Keluhan utama
Anamnesis tentang penyakit pasien diawali denan keluhan
utama, yaitu keluhan atau gejala yang menyebabkan pasien dibawa
berobat. Perlu diperhatikan bahwa keluhan utama tidak selalu
merupakan keluhan yang pertama disampaikan oleh orang tua yang
pendidikannya rendah, yang kurang dapat mengemukakan esensi
masalah. Keluhan utama tidak harus sejalan dengan diagnosis
utama (Latief, 2009; h. 7).
Keluhan utama yang dikemukakan :
(1) Terasa nyeri pada perut bagian bawah
(2) Terdapat gangguan pada menstruasi
(a) Menorrhagia-menometrorrhagia disertai gumpalan darah
(b) Perdarahan yang berkepanjangan
(c) Dismenorrhagia
(3) Keluhan sekunder
(a) Sering mengalami abortus
(b) Persalinan prematurus
(c) Infertilitas
(d) Keluhan akibat anemia
Asuhan Kebidanan Gangguan..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
-
(4) Jarang dikemukakan keluhan komplikasi
Datang mendadak akibat terjadinya torsi mioma bertangkai intra
abdominal atau transvaginal
(Manuaba, 2010; h. 326).
c) Kunjungan saat ini
Untuk mengetahui keadaan yang dikeluhkan oleh pasien saat
itu akan ke datangannya ke bidan/ke tenaga kesehatan.
Menanyakan kepada ibu apakah saat ini merupakan kunjungan
pertama kali periksa atau merupakan kunjungan ulang (Latief, 2009;
h. 7).
d) Riwayat perkawinan
Dikaji untuk mengetahui status ibu sudah menikah atau belum,
berapa tahun usia ibu menikah ketika pertama kali, status
pernikahan sah atau tidak, lama pernikahan sudah berapa tahun, ini
menikah dengan suami yang ke berapa (Ary, 2009; hal 169).
e) Riwayat Haid
Dikaji untuk mengetahui menarche umur berapa tahun, siklus
nya berapa hari, teratur atau tidak, lamanya berapa hari, sifat darah
nya encer atau beku, berbau khas atau tidak, pernah merasakan
fluor albus atau keputihan apa tidak, pernah merasakan dismenorea
atau nyeri atau tidak, banyak nya perdarahan berapa cc.
Sebagian mioma uteri ditemukan pada masa reproduksi,
karena adanya rangsangan estrogen. Dengan demikian mioma uteri
dijumpai sebelum menstruasi dan mengalami pengecilan setelah
menopause. Bila pada masa menopause tumor yang berasal dari
Asuhan Kebidanan Gangguan..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
-
mioma uteri makin membesar, kemungkinan degenerasi ganas
menjadi sarkoma uteri. Bila dijumpai pembesaran abdomen sebelum
menstruasi, hal tersebut bukan dinyatakan mioma uteri tetapi kista
ovarium dan kemungkinan akan menjadi besar (Manuaba, 2010; h.
556).
f) Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
(1) Riwayat kehamilan
Dikaji untuk mengetahui berapa kali ibu hamil.
Mioma uteri dapat mempengaruhi kehamilan, sehingga
menyebabkan infertilitas, risiko terjadinya abortus bertambah
karena distorsi rongga uterus, khususnya pada mioma
submukosum, letak janin, menghalangi kemajuan persalinan
karena letaknya pada serviks uteri, menyebabkan inersia
maupun atonia uteri, sehingga menyebabkan perdarahan
(Wiknjosastro, 2008; h. 341).
Kehamilan disertai dengan mioma uteri menimbulkan
proses saling mempengaruhi karena kehamilan dapat
mengalami keguguran, persalinan premauritas, gangguan saat
proses persalinan, tertutup nya saluran indung telur, sehingga
menimbulkan infertilitas, dan kala ke tiga terjadi gangguan
pelepasan plasenta dan perdarahan (Manuaba, 2010; h. 556).
(1) Besarnya mioma uteri
(a) Jika besarnya melebihi umur hamil 14 minggu, maka
sebaiknya dilakukan histerektomi.
Asuhan Kebidanan Gangguan..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
-
(b) Jika besarnya kurang dari 12 minggu, maka dilakukan
terapi konservatif.
(2) Letaknya mioma uteri
(3) Komplikasi mioma uteri
Apakah kombinasi dengan kehamilan (Manuaba, 2010; h. 324).
(2) Riwayat persalinan
Dikaji untuk mengetahui tanggal lahir, umur kehamilan,
jenis persalinan, penolong persalinan, komplikasi yang terjadi
pada ibu dan pada bayi nya, jenis kelamin, BB bayi lahir.
Rice dkk (1989) dalam obstetric william menyimpulkan
bahwa wanita dengan mioma berukuran lebih dari 3 cm
memperlihatkan peningkatan angka persalinan preterm, solusio
plasenta, nyeri panggul, dan seksio sesarea yang bermakna.
Sedangkan menurut Lev-Toaff dkk (1987) mencatat bahwa
seiring dengan meningkatnya ukuran dan jumlah mioma, terjadi
peningkatan frekuensi retensi plasenta, mal presentasi janin,
dan kontraksi preterm yang signifikan (Cunningham, 2006; h.
1032).
(3) Riwayat nifas yang lalu
Dikaji untuk mengetahui laktasi atau air susu lancar atau
tida, ada kelainan atau tidak saat masa nifas.
Tumor menjadi lebih lunak dalam kehamilan, dapat
berubah bentuk, dan mudah terjadi gangguan sirkulasi di
dalamnya, sehingga terjadi perdarahan dan nekrosis, terutama di
tengah-tengah tumor, tumor terlihat merah (degenerasi merah)
Asuhan Kebidanan Gangguan..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
-
atau terlihat seperti daging (degenerasi karnosa). Perubahan ini
menyebabkan rasa nyeri di perut yang disertai gejala-gejala
rangsangan peritoneum dan gejala-gejala peradangan,
walaupun dalam hal ini peradangan bersifat suci hama(steril).
Lebih sering lagi komplikasi ini terjadi dalam masa nifas karena
sirkulasi dalam tumor berkurang akibat perubahan-perubahan
sirkulasi yang dialami oleh perempuan setelah bayi lahir
(Wiknjosastro, 2008; h. 893).
Dalam penanganan masa nifas mioma dibiarkan kecuali
apabila timbul gejala-gejala akut yang membahayakan
(Wiknjosastro, 2006; h. 423).
g) Riwayat KB
Untuk mengetahui apakah ibu sudah pernah menggunakan
jenis alat kontrasepsi. Apabila ibu sudah menggunakan Kb maka
menanyakan jenis kb yang pernah digunakan, efek samping/keluhan
dari jenis kb yang digunakan, alasan berhenti (bila tidak memakai
kb lagi), dan lamanya menggunakan alat kontrasepsi (Syafrudin,
2009; h. 184).
Penggunaan KB hormonal kurang efektif pada penderita mioma uteri
(Faizal Yatim, 2008; h. 65).
h) Riwayat kesehatan
(1) Penyakit sistemik yang pernah diderita
Dikaji untuk mengetahui apakah dahulu ibu pernah
menderita penyakit kardiovaskuler, hipertensi, diabetes mellitus,
Asuhan Kebidanan Gangguan..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
-
malaria, asma, anemia, ginjal, gangguan siklus haid, HIV/AIDS,
dan operasi dinding abdomen/SC.
Adenomiosis, kehamilan, kehamilan ektopik, kista atau
tumor ovarium, keganasan, PRP, infeksi saluran kemih,
subinvolusi (involusi tidak lengkap), kelainan kongenital,
hiperplasia endometrium/kangker endometrium, TOA atau
patologi tuba lain, apendisitis, tumor usus atau patologi lain,
endometriosis (sering menyertai mioma), dan kangker ovarium
serta kangker uterus (Sinclair, 2010; h. 610).
(2) Penyakit yang pernah atau sedang diderita keluarga
Dikaji untuk mengetahui apakah ibu pernah atau sedang
menderita penyakit dari keluarga nya seperti penyakit
kardiovaskuler, hipertensi, diabetes mellitus, malaria, asma,
anemia, ginjal, gangguan siklus haid, HIV/AIDS, dan operasi
dinding abdomen/SC.
Data keluarga pasien perlu diketahui dengan akurat untuk
memperoleh gambaran keadaan sosial, ekonomi, budaya dan
kesehatan keluarga pasien. Banyak kesakitan maupun
kematian yang berlatar belakang pada keadaan sosial ekonomi
keluarga, misalnya malnutrisi atau tuberkulosis. Berbagai jenis
penyakit bawaan dan penyakit keturunan juga mempunyai latar
belakang sosial budaya.
Terdapatnya perkawinan dengan keluarga dekat antara
ayah dan ibu, terdapatnya penyakit tertentu pada keluarga
(penyakit jantung, diabetes mellitus atau keganasan dan lain-
Asuhan Kebidanan Gangguan..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
-
lain) perlu ditanyakan, sebab mungkin berhubungan dengan
masalah kesehatan yang dihadapi sekarang. Dalam resume
riwayat keluarga sebaiknya dibuat pedigri, sehingga tergambar
dengan jelas hubungan antara anggota keluarga, terutama
apabila ditemukan kelainan yang mempunyai aspek genetik
herediter (Latief, 2009; h. 15).
(3) Riwayat penyakit ginekologi
Dikaji untuk mengetahui apakah ibu pernah menderita
penyakit seperti gangguan haid, perdarahan uterus abnormal,
keputihan, endometriosis, penyakit radang panggul, bartolinitis,
mioma uteri, tumor ovarium neoplastik jinak, infertilitas, dan
menopause.
(4) Riwayat penyakit sekarang
Riwayat kesehatan keluarga memberikan informasi
tentang keluarga dekat pasien termasuk orang tua, saudara
kandung, dan anak-anak. Hal ini membantu mengidentifikasi
gangguan genetik dan kondisi-kondisi yang dapat
mempengaruhi status kesehatan (Bobak, et al, 2004; h. 148-
149).
Wanita dengan garis keturunan tingkat pertama dengan
penderita mioma uteri mempunyai 2,5 kali kemungkinan untuk
menderita mioma dibandingkan dengan wanita tanpa garis
keturunan penderita mioma uteri (Parker, 2007; h. 725-733).
Asuhan Kebidanan Gangguan..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
-
i) Data pengetahuan
Untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan ibu tentang
kesehatan (Ambarwati 2009; h. 136).
Mioma uteri menimbulkan masalah besar dalam kesehatan
dan belum ada terapi yang efektif yang dapat mengurangi pada
penderita mioma. Akibat kekurangan informasi mengenai etiologi
pada mioma uteri (Manuaba, 2010; h. 556).
j) Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
(1) Nutrisi
Pada nutrisi dikaitkan dengan pola diet seimbang. Jika
pola makan yang dilakukan oleh pasien kurang seimbang,
sehingga ada kemungkinan beberapa komponen gizi tidak akan
terpenuhi, maka sebagai bidan dapat memberikan pendidikan
mengenai penyusunan menu seimbang bagi ibu (Latief, 2009; h.
13).
Bahwa daging sapi, daging setengah matang dan daging
babi dapat meningkatkan insiden mioma uteri, namun dengan
mengkonsumsi makanan sayur dan buah setiap hari dengan
disertai minum air banyak sehari-hari serta makanan banyak
biji-bijian akan menurunkan terjadinya mioma uteri (Yatim
Faizal, 2008; h. 68).
(2) Eliminasi
Tekanan dalam panggul dan desakan pada visera di
sekitarnya (merupakan indikasi untuk dilakukan tindakan,
bergabung pada intensitasnya) sehingga terjadi hidronefrosis
Asuhan Kebidanan Gangguan..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
-
ringan. Keadaan ini jarang di yakini sebagai indikasi untuk
dilakukan tindakan karena gagal ginjal jarang terjadi sebagai
akibatnya (Kowalak, Jennifer P, 2011; h. 672)
Gejala dan tanda penekanan pada gangguan ini
tergantung dari besar dan tempat mioma uteri. Penekanan pada
kandung kemih akan menyebabkan poliuri, pada uretra dapat
menyebabkan retensio urine, pada ureter dapat menyebabkan
hidrroureter dan hidronefrotis, pada rektum dapat menyebabkan
obstipasi dan tenesmia, pada pembuluh darah dan pembulu
limfe di panggul dapat menyebabkan edema tungkai dan nyeri
panggul (Wiknjosastro, 2008; h. 342).
Gejala komplikasi yang ditimbulkan dari mioma uteri dapat
menimbulkan keluhan sulit buang air besar (konstipasi) atau
hemoroid. Gejala ini bisa dikurangi dengan makan sayur dan
buah setiap hari disertai dengan minum air banyak sehari-hari
serta makanan berupa biji-bijian (Faisal Yatim, 2008; h. 68).
(3) Istirahat
Istirahat sangat diperlukan oleh ibu, karena untuk
mengurasi rasa nyeri dan sakit yang dirasakan oleh ibu. Dan
istirahat yang baik yaitu dengan berbaring di tempat tidur dan
perlunya pengawasan untuk mengetahui kondisi ibu (Saifuddin,
2010; h. 894).
(4) Aktifitas
Untuk mengkaji aktifitas sehari-hari, karena untuk
mengetahui seberapa berat aktifitas yang biasa dilakukan oleh
Asuhan Kebidanan Gangguan..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
-
pasien. Ada gangguan atau tidak dari kegiatan yang dilakukan
tersebut (Varney, 2007; h. 28).
Aktifitas ibu yang terlalu berat akan berakibat perdarahan
semakin banyak, menimbulkan rasa nyeri dan adanya
penekanan pada kandung kemih sehingga menyebabkan poliuri
pada uretra, pada rektum akan menyebabkan obstipasi, pada
pembuluh darah pembuluh limfe di panggul dapat menyebabkan
oedema tungkai dan nyeri panggul (Wiknjosastro, 2008; h. 342).
(5) Seksual
Disparenui atau adanya rasa nyeri saat melakukan
hubungan seksual merupakan tanda terjadinya mioma uteri
(Sinclair, 2009; h. 609).
k) Keadaan psikososial
Untuk mengetahui keadaan psikososial perlu ditanyakan
antara lain : jumlah anggota keluarga, dukungan moril dan materil
dari keluarga, pandangan dan penerimaan keluarga terhadap
kehamilan, kebiasaan-kebiasaan yang menguntungkan dan
merugikan, pandangan terhadap kehamilan, persalinan dan anak
baru lahir (Meilani, 2008; h. 143).
Informasi terhadap mioma uteri masih kurang, sehingga
pasien merasakan kecemasan akan penyakit yang dideritanya
(Cunningham, 2006; h. 1031).
Asuhan Kebidanan Gangguan..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
-
2) Data Objektif
a) Pemeriksaan fisik, meliputi :
(1) Keadaan umum
Untuk mengetahui data ini kita cukup dengan mengamati
keadaan pasien secara keseluruhan (Latief, 2009; h. 22).
(2) Kesadaran
Untuk mendapatkan gambaran tentang kesadaran pasien,
kita dapat melakukan pengkajian tingkat kesadaran mulai dari
keadaan composmentis (kesadaran maksimal) sampai dengan
koma (pasien tidak dalam keadaan sadar) (Latief, 2009; h. 22).
(3) Tingkat kesadaran
Dikaji untuk mengetahui tingkat kesadaran klien
b) Vital sign
Untuk mengetahui keadaan ibu sesuai dengan kondisi yang di
alaminya (Latief, 2009; h. 26).
(1) Tekanan darah
Peningkatan tekanan darah sistolik dan tekanan darah
diastolik dalam batas normal dapat mengidentifikasi ansietas
atau nyeri (varney, dkk, 2007; h. 693).
(2) Nadi
Dalam keadaan normal denyut nadi sebesar 60-80 x/menit
(Anggraini, 2010; h. 138).
(3) Temperature
Akibat perdarahan pasien dapat mengeluh anemis karena
kekurangan darah, pusing, cepat lelah dan mudah terjadi
Asuhan Kebidanan Gangguan..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
-
infeksi, maka suhu tubuh pada pasien akan mengalami
kenaikan (Manuaba, 2010; h. 556).
Suhu oral rata-rata biasanya ditetapkan pada 37 derajat
celcius. Demam atau pireksia sebagai kenaikan suhu tubuh.
Hiperpireksia mengacu pada kenaikan suhu yang tinggi, yaitu di
atas 4,1 derajat celcius, sedangkan hipotermia mengacu pada
suhu abnornal yang rendah, yaitu dibawah 35 derajat celcius,
pada pengukuran suhu per rektal (Bickley, Linn. S, 2009; h. 84).
Penyebab demam mencangkup infeksi, trauma (seperti
pembedahan atau cedera kecelakaan), keganasan, gangguan
darah (seperti anemia hemolitik akut), reaksi obat, dan
gangguan imun (seperti penyakit vaskular kolagen)
(Bickley, Linn. S, 2009; h. 84).
(4) Respirasi
Jumlah pernafasan normalnya 16-20 x/menit. Kenaikan
pernafasan disebabkan karena adanya nyeri, kekhawatiran
serta penggunaan teknik pernafasan yang tidak benar. Untuk itu
diperlukan tindakan untuk mengendalikan pernafasan (untuk
menghindari hiperventilasi) yang ditandai oleh adanya rasa
pusing, Selain itu peningkatan frekuensi pernafasan dapat
menimbulkan terjadinya syok (Varney, 2007; h. 693).
(5) Berat badan
Penambahan berat badan terjadi ketika asupan kalori
melebihi penggunaan kalori setiap saat. Penambahan ini juga
dapat menunjukkan akumulasi cairan tubuh yang tidak normal.
Asuhan Kebidanan Gangguan..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
-
Penurunan berat badan banyak penyebabnya yaitu
penurunan asupan makanan, disfagia, muntah, dan ketidak
cukupan persediaan makanan, absorpsi nutrien yang tidak
sempurna, peningkatan kebutuhan metabolik, dan kehilangan
nutrien melalui pengeluaran urine, feses, atau kulit yang cedera
(Bickley, 2008; h. 47).
Pada penderita mioma uteri sebanyak 80 % bertambah
beratnya 80 gram sampai 200 gram (Yatim Faizal, 2008; h. 61).
(6) Status present
(a) Kepala dan leher diantaranya yaitu : bentuk mesochepal,
tidak ada oedema pada wajah, mata terlihat pucat,
konjungtiva tidak merah, sklera ikterik, mulut keadaan gigi
tidak ada karang gigi, tidak ada tonsil, leher tidak ada
pembesaran kelenjar limfe, tidak ada kelenjar thiroid, dan
tidak ada vena jugularis (Bickley, 2008; h. 47).
(b) Payudara, diantaranya yaitu : bentuk dan ukuran, keadaan
puting susu, areola hiperpigmentasi, massa/tumor pada
payudara (Sujiatini, 2009; h. 142).
(c) Abdomen, diantaranya : untuk mengetahui bentuk, adanya
bekas luka, benjolan/massa tumor dan adanya nyeri tekan.
Penderita mengeluh akan terasa berat dan adanya
benjolan pada perut bagian bawah. Pemeriksaan bimanual
akan mengungkpakan tumor padat uterus, yang umumnya
terletak digaris tengah ataupun agak ke samping, sering
kali teraba benjolan-benjolan (Wiknjosastro, 2008; h. 344).
Asuhan Kebidanan Gangguan..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
-
(d) Genetalia, diantaranya yaitu : luka, varises, kondiloma,
cairan (warna, konsistensi, jumlah, bau, keluhan
gatal/panas). Keadaan kelenjar barholini (pembengkakan
cairan, kista), nyeri tekan, hemoroid dan ada perdaharan
pada jalan lahir (Latief, 2009; h. 64).
Gejala komplikasi yang ditimbulkan dari mioma uteri
dapat menimbulkan keluhan sulit buang air besar
(konstipasi) atau hemoroid. Gejala ini bisa dikurangi dengan
makan sayur dan buah setiap hari disertai dengan minum
air banyak sehari-hari serta makanan berupa biji-bijian
(Faisal Yatim, 2008; h. 68).
(e) Ektremitas, diantaranya yaitu : untuk mengetahui adanya
varises, edema, dan reflek patella.
c) Pemeriksaan ginekologi
(1) Pemeriksaan Spekulum
(a) Sonde memastikan besarnya mioma
(b) Perdarahan dilakuan mikrokuretase untuk pemeriksaan
patologi anatomi kemungkinan kombinasi dengan
endometrial karsinoma (Manuaba, 2010; h. 326).
(2) Pemeriksaan Penunjang
(a) Imaging
USG abdominal dan transvaginal dapat membantu
dan menegakkan dugaan klinis (Wiknjosastro, 2008; h.
344).
Asuhan Kebidanan Gangguan..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
-
(b) MRI (Magnetic resonance imaging)
Kier dkk (1990) dalam buku obstetric william
melaporkan bahwa MRI dengan tepat mengidentifikasi asal
dari massa panggul yang tidak diketahui pada 17 dari
kasus versus 12 dari 17 kasus 70% dengan sonografi.
Serta MRI merupakan pelengkap yang bermanfaat bagi
sonografi dalam evaluasi pra operasi (Cunningham, 2006;
h. 1037).
MRI dilakukan bersama dengan penyuntikan kontras
Gadolinium (Yatim Faizal, 2008; h. 62).
(c) CT-scan
Merupakan kontraindikasi oleh karena radiasi.
2. Interpretasi data
Dilakukan identifikasi terhadap diagnosis, masalah, dan kebutuhan
pasien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah
dikumpulkan.
Langkah awal dari dari perumusan diagnosis atau masalah adalah
pengolahan data dan analisisi dengan menggabungkan data satu dengan
lainnya sebagai fakta.
Ny. X G.....P.....A....., umur....... tahun, dengan mioma uteri
a. Diagnosa Kebidanan
1) Paritas
Wanita yang sering melahirkan akan lebih sedikit kemungkinan
untuk berkembangnya mioma ini dibandingkan dengan wanita yang tak
pernah hamil atau hanya 1 kali hamil. Statistik menunjukkan 60% mioma
Asuhan Kebidanan Gangguan..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
-
uteri berkembang pada wanita yang tak pernah hamil atau hanya 1 kali
hamil (Saifuddin, 2008; h. 891).
2) Abortus
Mioma uteri dapat mempengaruhi kehamilan, misalnya
menyebabkan infertilitas risiko terjadinya abortus spontan yang
bertambah karena distorsi rongga uterus. (Wiknjosastro. 2008; h. 343).
3) Umur
Novak menemukan 27 % wanita berumur 25 tahun mempunyai
sarang mioma. Jarang sekali mioma ditemukan pada wanita berumur 20
tahun, paling banyak pada umur 35-45 tahun (kurang 25 %) (Saefuddin,
2008; h. 338). Sebagian besar mioma uteri muncul pada usia 40 an
(Sinclair, 2010; h. 609).
Data Dasar meliputi
a) Data subyektif
(1) Anamnesa
(a) Keluhan utama yang dirasakan oleh ibu
1. Adanya rasa nyeri pada perut bagian bawah
2. Terdapat gangguan pada menstruasi
a. Menorrhagia-menometrorrhagia disertai gumpalan darah
b. Perdarahan yang berkepanjangan
c. Dismenorhea
3. Keluhan sekunder
a. Sering mengalami abortus
b. Persalinan prematuritas
c. Infertilitas
d. Keluhan akibat anemia
Asuhan Kebidanan Gangguan..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
-
b) Data Obyektif
(1) Pemeriksaan fisik
(a) Palpasi abdomen
Teraba tumor bagian bawah abdomen, padat
Konsistensi padat atau padat kenyal
(b) Pemeriksaan dalam
Teraba uterus membesar, mungkin berbenjol-benjol
Pemeriksaan spekulum
- Sonde memastikan besarnya mioma
- Perdarahan dilakukan mikrokuretase untuk pemeriksaan
patologi anatomi kemungkinan kombinasi dengan
endometrial karsinoma.
(2) Pemeriksaan Penunjang
(a) USG-transvaginal / abdominal :
Tampak uterus membesar
Ekonya merata yaitu mungkin sudah mulai kistik degenerasi
Dapat dilakukan tambahan pemeriksaan yaitu CT scan untuk
konfirmasi lebih jelas
b. Diagnosa potensial
1) Perdarahan pervaginam
Gangguan perdarahan yang terjadi umumnya adalah
hipermenorea, menoragia dan dapat juga terjadi metroragia.
Beberapa faktor yang menjadi penyebab perdarahan ini, antara lain :
Asuhan Kebidanan Gangguan..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
-
a) Pengaruh ovarium sehingga terjadilah hiperplasia endometrium
sampai adenokarsinoma endometrium
b) Permukaan endometrium yang lebih luas dari pada biasa
c) Atrofi endometrium di atas mioma submukosum
d) Miometrium tidak dapat berkontraksi optimal karena adanya sarang
mioma diantara serabut miometrium, sehingga tidak dapat menjepit
pembuluh darah yang melaluinya dengan baik
(Wiknjosastro, 2008; h. 342).
2) Anemia
Akibat perdarahan pasien dapat mengeluh anemis karena
kekurangan darah, pusing, cepat lelah, dan mudah terjadi infeksi
(Manuaba, 2010; h. 556).
3) Gejala penekanan tumor fibroid bisa menimbulkan keluhan sulit buang
air besar (konstipasi) atau hemoroid.
4) Uterus robek (ruptur) dalam keadaan hamil atau plasenta acreta dan
perdarahan uterus (Faizal Yatim, 2008; h. 68).
5) Mioma rekuren yaitu memperhatikan pertumbuhannya yang dipicu oleh
perimbangan estrogen dan progesteron (Manuaba, 2005; h. 229).
6) Infeksi (jika tumor menjulur keluar lewat mulut vagina
(Kowalak, Jennifer P, 2011; h. 672).
7) Degenerasi ganas
Mioma uteri yang menjadi leimiosarkoma ditemukan hanya 0,32-
0,6% dari seluruh mioma, serta merupakan 50-75 % dari semua
sarkoma uterus. Keganasan umumnya baru ditemukan pada
pemeriksaan histologi uterus yang telah di angkat. Kecurigaan akan
Asuhan Kebidanan Gangguan..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
-
keganasan uterus apabila mioma uteri cepat membesar dan apabila
terjadi pembesaran sarang mioma dalam menopause (Wiknjosastro,
2008; h. 340).
C. Identifikasi kebutuhan akan tindakan segera atau kolaborasi dan konsultasi
1) Penanganan pada perdarahan
Pada umumnya tidak dilakukan operasi untuk mengangkat
mioma dalam kehamilan. Demikian juga tidak dilakukan abortus
provokatus. Apabila terjadi degenerasi merah pada mioma atau tumor
tampak merah dengan disertai gejala rangsangan pada peritoneum dan
gejala-gejala peradangan, biasanya sikap konservatif dengan istirahat
berbaring dan pengawasan yang ketat memberi hasil yang cukup
memuaskan.
Antibiotika tidak banyak gunanya karena proses peradangannya
bersifat suci hama. Akan tetapi, apabila dianggap perlu, dapat dilakukan
laparotomi percobaan dan tindakan selanjutnya disesuaikan dengan
apa yang ditemukan waktu perut dibuka. Apabila mioma menghalang-
halangi jalan lahirnya janin, harus dilakukan seksio sesarea. Dalam
masa nifas mioma dibiarkan kecuali apabila timbul gejala-gejala akut
yang membahayakan. Pengangkatannya dilakukan secepat-cepatnya
setelah tiga bulan, akan tetapi pada saat itu mioma kadang-kadang
sudah demikian mengecil sehingga tidak memerlukan pembedahan
(Saifuddin, 2010, h. 894)
c. Perencanaan
1) Konservatif
a) Masih masa reproduktif aktif
Asuhan Kebidanan Gangguan..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
-
b) Keluhan tidak banyak, tetapi menonjol infertilitas
c) Upayakan dapat menjadi hamil
d) Mioma uteri kurang atau sama dengan umur kehamilan 12 minggu
e) Kegagalan terapi konservatif dan diikuti dengan tindakan histerektomi
bila dijumpai :
(1) Keluhan perdarahan menonjol
(2) Keluhan terjadi komplikasi
(3) Keluhan desakan organ aktivitasnya
2) Miomektomi
a) Umur masih masa reproduktif
b) Mioma multiple intramural atau sebserosa
c) Risiko perdarahan besar, dilakukan diluar kehamilan atau post partum
lebih dari 3 bulan.
3) Histerektomi transabdominal
a) Besarnya uterus melebihi 14 minggu umur kehamilan
b) Indikasi :
(1) Pendesakan-pembesaran
(2) Perdarahan
(3) Dapat disertai komplikasi
(4) Dilakukan total histerektomi, meninggalkan ovariumnya
mengurangi keluhan klimakterium dan menopause dini.
c) Histerektomi supravaginal :
(1) Indikasinya terbatas :
(a) Tekhniknya sulit dilakukan
Asuhan Kebidanan Gangguan..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
-
(b) Penderita menjamin kontrol untuk deteksi dini kemungkinan
karsinoma serviks uteri.
(2) Kini dikembangkan tehnik operasi dengan laparoskopi
4) Vaginal histerektomi
a) Dengan konsultan urogenikologi vaginal histerektomi makin
berkembang, dalam bentuk :
(1) Laparoscopic assisted vaginal hysterectomy
5) Terapi hormonal
a) Mengecilkan volume mioma dengan memberikan antiestrogen
(1) GnRH agonis (paling banyak)
(2) Depoprovera acetat
(3) Danazol
(4) Anti progesteron RU486
b) Hasilnya :
(1) Mengecilkan mioma
(2) Mengurangi manifestasi kinik perdarahannya
(3) Memudahkan tehnik operasi
6) Pertimbangan Vaginal atau Transabdominal Histerektomi
Dalam menentukan pilihan operasi mioma uteri dipertimbangkan dua hal:
a) Menentukan indikasi operasi dan fasilitas yang tersedia
b) Pertimbangkan yang lebih menguntungkan antara transabdominal
atau transvaginal
(1) Indikasi vaginal histerektomi
(a) Rekonstruksi prolapsus uteri
(b) Dismenorrhea yang hebat
Asuhan Kebidanan Gangguan..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
-
(c) DUB yang tidak sembuh dengan pengobatan medikamentosa
(d) Mioma uteri sekitar 12 minggu
(e) Wanita gemuk yang memerlukan histerektomi
(2) Indikasi transabdominal histerektomi
(a) Kemungkinan kombinasi mioma dengan karsinoma dan
memerlukan lapangan lebih luas.
(b) Dalam keadaan darurat (obstetri-ginekologi)
(c) Moma melekat dengan sekitarnya, sehingga sulit evaluasinya
lebih lanjut.
(d) Penderita yang masih memerlukan tindakan lainnya,
disamping histerektomi.
7) Terapi hormonal
Sejak lima tahun terakhir dipergunakan terapi hormonal untuk
mengecilkan dan menghilangkan keluhan mioma. Terapi hormonal
GnRH agonist, diantaranya Tapros. Keuntungan terapi hormonal
turunnya rangsangan estrogen, sehingga mengecilkan mioma uteri
dalam batas-batas tertentu.
a) Keuntungan GnRH agonist
(1) Keuntungan mengecilnya mioma
(2) Dapat dilakukan vaginal histerektomi
(3) Perdarahan saat operasi berkurang
(4) Dapat dilakukan Pfannensteel insisi
(5) Dapat dilakukan kosmetik assisted histerektomi endoskopi
Asuhan Kebidanan Gangguan..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
-
(6) Akibat terhadap endometrium :
(a) Makin tipis, perdarahan menstruasi berkurang
(b) Keluhan anemia dapat diperbaiki
(c) Hipoplasia endometrium dapat melakukan operasi histeroskopi
b) Kerugian GnRH agonist
(1) Setelah obatnya berhenti dapat membesar kembali.
(2) Dapat terjadi degenerasi ganas, atau lainnya.
(3) Keluhan akibat hipoestrogenemia
(4) Cukup mahal
(5) Masih dapat terjadi perdarahan
e. Pelaksanaan
Pelaksanaan operatif yaitu miomektomi, histerektomi, kuretase dan
embolisasi arteri uterus.
1) Miomektomi adalah pengambilan sarang mioma saja tanpa
pengangkatan uterus. Tindakan ini dapat dikerjakan misalnya pada
mioma submukosum pada myom geburt dengan cara ekstirpasi lewat
vagina (Wiknjosastro, 2008; h. 345).
2) Histerektomi adalah pengangkatan jaringan myom atau mengangkat
rahim keseluruhan yang umumnya merupakan tindakan terpilih.
Histerektomi dapat dilaksanakan per abdominam atau pervaginam.
Adanya prolapsus uteri akan mempermudah prosedur pembedahan.
Histerektomi total umumnya dilakukan dengan alasan untuk mencegah
timbulnya karsinoma servisis uteri
(Wiknjosastro, 2008; h. 345).
Asuhan Kebidanan Gangguan..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
-
3) Dengan demikian, kedua operasi ini membutuhkan perwatan di rumah
sakit selama 3-5 hari dan meninggalkan jaringan parut luka pada dinding
perut.
4) Dikerok (kuretase).
5) Miolisis (prosedur laparoskopik) untuk menangani tumor fibroid tanpa
histerektomi atau tindkan bedah mayor yang dilakukan di klinik rawat
jalan (one day surgery) untuk mengupayakan koagulasi fibroid dengan
mempertahankan uterus serta kemampuan pasien untuk mengandung
(Kowalak, Jennifer. P, 2011; h. 673).
6) Emboli arteri uterina (prosedur radiologi) untuk menyumbat arteri uterina
dengan menggunakan potongan kecil polivinil klorida. Tindakan ini
merupakan alternatif pembedahan dengan hasil yang menjanjikan pada
banyak wanita kendati dan belum ada hasil penelitian jangka panjang
yang dapat memastikan tindakan yang cocok bagi wanita yang masih
ingin hamil, memberikan keberhasilan dalam jangka waktu yang lama,
dan menimbulkan efek samping. Data anedotal terakhir menunjukkan
berkurangnya waktu untuk mencapai keadaan menopause setelah
dilakukan embolisasi (Kowalak, Jennifer. P, 2011; h. 673).
Terapi Mioma uteri
Obat-obatan yang biasa diberikan kepada penderita myom yang
mengalami perdarahan melalui vagina yang tidak normal, antara lain :
Obat-obatan yang biasa diberikan kepada penderita myom yang
mengalami perdarahan melalui vagina yang tidak normal, antara lain :
a) Obat anti-inflamasi yang nonsteroid (Nonsteroid AntiInflamation) yaitu
seperti ibu profen, natrium deklofenak, asam mefenamat untuk
Asuhan Kebidanan Gangguan..., Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
-
mengatasi dismenorhea atau gangguan rasa nyaman pada panggul
(Faisal Yatim, 2008; h. 64).
b) L-arginin 500 mg setiap hari yang dimakan pda saat lambung kosong
bersama air atau jus, bukan susu. Absorpsi paling baik adalah jika
dimakan bersama vitamin B6 50 mg dan vitamin C 100 mg.
Suplemen ini meningkatkan kekebalan tubuh dan efek anti tumor.
c) L-Lysin 500 mg setiap hari di konsumsi p