laporan pendahuluan dm gangrene disusun

30
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. G DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN (GANGREN DIABETES MELITUS) DI RUANG PERAWATAN BOUGENVILE RSUD CIAMIS LAPORAN PENDAHULUAN Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Akhir dalam Menyelesaikan Program Studi Diploma III Keperawatan Konsentrasi Anestesi STIKes Bhakti Kencana Bandung DISUSUN OLEH:

Upload: ariif-budiman

Post on 13-Jul-2016

26 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

JJ

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Pendahuluan Dm Gangrene Disusun

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. G DENGAN

GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN (GANGREN

DIABETES MELITUS) DI RUANG

PERAWATAN BOUGENVILE

RSUD CIAMIS

LAPORAN PENDAHULUANDiajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Akhir dalam Menyelesaikan

Program Studi Diploma III Keperawatan Konsentrasi Anestesi

STIKes Bhakti Kencana Bandung

DISUSUN OLEH:

Ariif Budiman (AKX.13.006)

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN KONSENTRASI

ANESTESI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

BHAKTI KENCANA BANDUNG

TAHUN AJARAN 2016

Page 2: Laporan Pendahuluan Dm Gangrene Disusun

BAB I

TINJAUAN TEORI

A. Definisi

Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit metabolik yang kebanyakan

herediter, demham tanda-tanda hiperglikemia dan glukosuria, disertai dengan

atau tidak adanya gejala klinik akut ataupun kronik, sebagai akibat dari

kuranganya insulin efektif di dalam tubuh, gangguan primer terletak pada

metabolisme karbohidrat yang biasanya disertai juga gangguan metabolisme

lemak dan protein. (Askandar, 2000).

Gangren adalah proses atau keadaan yang ditandai dengan adanya

jaringan mati atau nekrosis, namun secara mikrobiologis adalah proses

nekrosis yang disebabkan oleh infeksi. (Askandar, 2001).

B. Klasifikasi

1. Diabetes Mellitus

a. DM Tipe I (IDDM)

Penderita sangat bergantung terhadap insulin karena terjadi proses

autoimun yang menyerang insulinnya. IDDM merupakan jenis DM

yang diturunkan (inherited).

b. DM Tipe II (NIDDM)

Jenis DM ini dipengaruhi baik oleh keturunan maupun factor

lingkungan. Seseorang mempunyai risiko yang besar untuk

menderita NIDDM jika orang tuanya adalah penderita DM dan

menganut gaya hidup yang salah.

c. DM Gestasional

DM jenis ini cenderung terjadi pada wanita hamil dan dalam

keluarganya terdapat anggota yang juga menderita DM. Faktor

risikonya adalah kegemukan atau obesitas.

d. DM Sekunder

Page 3: Laporan Pendahuluan Dm Gangrene Disusun

Merupakan DM yang berkaitan dengan keadaan atau sindrom lain

(pancreatitis, kelainan hormonal, dan obat-obatan).

2. Gangren Kaki Diabetik

Wagner ( 1983 ) membagi gangren kaki diabetik menjadi enam

tingkatan , yaitu :

Derajat 0 : Tidak ada lesi terbuka, kulit masih utuh dengan

kemungkinan

disertai kelainan bentuk kaki seperti “ claw,callus “.

Derajat I : Ulkus superfisial terbatas pada kulit.

Derajat II : Ulkus dalam menembus tendon dan tulang.

Derajat III : Abses dalam, dengan atau tanpa osteomielitis.

Derajat IV : Gangren jari kaki atau bagian distal kaki dengan atau

tanpa selulitis.

Derajat V : Gangren seluruh kaki atau sebagian tungkai.

Sedangkan Brand (1986) dan Ward (1987) membagi gangren kaki

menjadi dua golongan :

1. Kaki Diabetik akibat Iskemia ( KDI )

Disebabkan penurunan aliran darah ke tungkai akibat adanya

makroangiopati ( arterosklerosis ) dari pembuluh darah besar

ditungkai, terutama di daerah betis.

Gambaran klinis KDI :

- Penderita mengeluh nyeri waktu istirahat.

- Pada perabaan terasa dingin.

- Pulsasi pembuluh darah kurang kuat.

- Didapatkan ulkus sampai gangren.

2. Kaki Diabetik akibat Neuropati ( KDN )

Terjadi kerusakan syaraf somatik dan otonomik, tidak ada

gangguan dari sirkulasi. Klinis di jumpai kaki yang kering, hangat,

Page 4: Laporan Pendahuluan Dm Gangrene Disusun

kesemutan, mati rasa, oedem kaki, dengan pulsasi pembuluh darah

kaki teraba baik.

C. Etiologi

1. Diabetes Melitus

DM mempunyai etiologi yang heterogen, dimana berbagai lesi dapat

menyebabkan insufisiensi insulin, tetapi determinan genetik biasanya

memegang peranan penting pada mayoritas DM. Faktor lain yang

dianggap sebagai kemungkinan etiologi DM yaitu :

a. Kelainan sel beta pankreas, berkisar dari hilangnya sel beta sampai

kegagalan sel beta melepas insulin.

b. Faktor-faktor lingkungan yang mengubah fungsi sel beta, antara lain

agen yang dapat menimbulkan infeksi, diet dimana pemasukan

karbohidrat dan gula yang diproses secara berlebihan, obesitas dan

kehamilan.

c. Gangguan sistem imunitas. Sistem ini dapat dilakukan oleh

autoimunitas yang disertai pembentukan sel-sel antibodi

antipankreatik dan mengakibatkan kerusakan sel - sel penyekresi

insulin, kemudian peningkatan kepekaan sel beta oleh virus.

d. Kelainan insulin. Pada pasien obesitas, terjadi gangguan kepekaan

jaringan terhadap insulin akibat kurangnya reseptor insulin yang

terdapat pada membran sel yang responsir terhadap insulin.

Page 5: Laporan Pendahuluan Dm Gangrene Disusun

2. Gangren Kaki Diabetik

Faktor-faktor yang berpengaruh atas terjadinya gangren kaki diabetik

dibagi menjadi endogen dan faktor eksogen.

Faktor endogen : a. Genetik, metabolik

b. Angiopati diabetik

c. Neuropati diabetik

Faktor eksogen : a. Trauma

b. Infeksi

c. Obat

D. Patofisiologis

1. Diabetes Melitus

Sebagian besar gambaran patologik dari DM dapat dihubungkan

dengan salah satu efek utama akibat kurangnya insulin berikut:

1. Berkurangnya pemakaian glukosa oleh sel – sel tubuh yang

mengakibatkan naiknya konsentrasi glukosa darah setinggi 300 –

1200 mg/dl.

2. Peningkatan mobilisasi lemak dari daerah penyimpanan lemak

yang menyebabkan terjadinya metabolisme lemak yang abnormal

disertai dengan endapan kolestrol pada dinding pembuluh darah.

3. Berkurangnya protein dalam jaringan tubuh.

Pasien-pasien yang mengalami defisiensi insulin tidak dapat

mempertahankan kadar glukosa plasma puasa yang normal atau

toleransi sesudah makan. Pada hiperglikemia yng parah yang melebihi

ambang ginjal normal (konsentrasi glukosa darah sebesar 160 – 180

mg/100 ml), akan timbul glikosuria karena tubulus-tubulus renalis

tidak dapat menyerap kembali semua glukosa. Glukosuria ini akan

mengakibatkan diuresis osmotik yang menyebabkan poliuri disertai

kehilangan sodium, klorida, potasium, dan pospat. Adanya poliuri

menyebabkan dehidrasi dan timbul polidipsi. Akibat glukosa yang

keluar bersama urine maka pasien akan mengalami keseimbangan

protein negatif dan berat badan menurun serta cenderung terjadi

Page 6: Laporan Pendahuluan Dm Gangrene Disusun

polifagi. Akibat yang lain adalah astenia atau kekurangan energi

sehingga pasien menjadi cepat lelah dan mengantuk yang disebabkan

oleh berkurangnya atau hilangnya protein tubuh dan juga

berkurangnya penggunaan karbohidrat untuk energi.

Hiperglikemia yang lama akan menyebabkan arterosklerosis,

penebalan membran basalis dan perubahan pada saraf perifer. Ini akan

memudahkan terjadinya gangren.

b. Gangren Kaki Diabetik

Ada dua teori utama mengenai terjadinya komplikasi kronik DM

akibat hiperglikemia, yaitu teori sorbitol dan teori glikosilasi.

1. Teori Sorbitol

Hiperglikemia akan menyebabkan penumpukan kadar

glukosa pada sel dan jaringan tertentu dan dapat mentransport

glukosa tanpa insulin. Glukosa yang berlebihan ini tidak akan

termetabolisasi habis secara normal melalui glikolisis, tetapi

sebagian dengan perantaraan enzim aldose reduktase akan diubah

menjadi sorbitol. Sorbitol akan tertumpuk dalam sel / jaringan

tersebut dan menyebabkan kerusakan dan perubahan fungsi.

2. Teori Glikosilasi

Akibat hiperglikemia akan menyebabkan terjadinya

glikosilasi pada semua protein, terutama yang mengandung

senyawa lisin. Terjadinya proses glikosilasi pada protein membran

basal dapat menjelaskan semua komplikasi baik makro maupun

mikro vaskular.

Terjadinya Kaki Diabetik (KD) sendiri disebabkan oleh

faktor – faktor disebutkan dalam etiologi. Faktor utama yang

berperan timbulnya KD adalah angiopati, neuropati dan infeksi.

Neuropati merupakan faktor penting untuk terjadinya KD. Adanya

neuropati perifer akan menyebabkan terjadinya gangguan sensorik

Page 7: Laporan Pendahuluan Dm Gangrene Disusun

maupun motorik. Gangguan sensorik akan menyebabkan hilang

atau menurunnya sensasi nyeri pada kaki, sehingga akan

mengalami trauma tanpa terasa yang mengakibatkan terjadinya

ulkus pada kaki gangguan motorik juga akan mengakibatkan

terjadinya atrofi otot kaki, sehingga merubah titik tumpu yang

menyebabkan ulsetrasi pada kaki pasien. Angiopati akan

menyebabkan terganggunya aliran darah ke kaki. Apabila

sumbatan darah terjadi pada pembuluh darah yang lebih besar

maka penderita akan merasa sakit tungkainya sesudah ia berjalan

pada jarak tertentu. Manifestasi gangguan pembuluh darah yang

lain dapat berupa : ujung kaki terasa dingin, nyeri kaki di malam

hari, denyut arteri hilang, kaki menjadi pucat bila dinaikkan.

Adanya angiopati tersebut akan menyebabkan terjadinya penurunan

asupan nutrisi, oksigen ( zat asam ) serta antibiotika sehingga

menyebabkan luka sulit sembuh ( Levin,1993). Infeksi sering

merupakan komplikasi yang menyertai KD akibat berkurangnya

aliran darah atau neuropati, sehingga faktor angiopati dan infeksi

berpengaruh terhdap penyembuhan atau pengobatan dari KD.

Page 8: Laporan Pendahuluan Dm Gangrene Disusun

Risiko tinggi cidera

Pe↓ berat badan

Gangguan

pemenuhan nutrisi

Pe↑ katabolisme

gliserol

Terbentuk benda

keton

KetoasidosisPe↓ tingkat

kesadaran

Kelainan sel B pankreas

Gangguan sistem imunitas (auto-imun)

Kelainan insulin (penurunan res-pon insulin)

Faktor ling-kungan (infeksi, diet tinggi KH, obesitas dan kehamilan)

Defisiensi insulin

Pe↓ ambilan glukosa

Pe↑ metabolisme

protein

Pe↑ asam amino dan

glukoheogenesis

Pe↑ gliserol

HIPERGLIKEMI (DM)

Pe↑ lipolisis

Tubulus renalPe↓ resbsorbsi

gukosaGlukosuria

Kelemahan Diuresis osmotik

PoliuriGangguan

pemenuhan ADL

Cairan keluar >>

Rangsang hausPolidipsi

Rangsang lapar Polifagi

Kehilangan kalori

Kehilangan Na,

Cl, K, P

Gangguan

keseimbangan cairan

dan elektrolit

Page 9: Laporan Pendahuluan Dm Gangrene Disusun

Penumpukan

glukosa sel &

jaringan

Sorbitol

Glukosa

reduktase

Kerusakan & perubahan

fungsi sel & jaringan

Glikosilasi ProteinNeuropatiGangguan sensorik

Gangguan motorikSensasi nyeri pada

kaki me↓

Trauma tidak terasa

Ulkus

Atrofi otot kaki

Perubahan titik

tumpu

Ulserasi

Angiopati Gangguan aliran

darah ke kaki

Pe↓ nutrisi dan O2 sel

& jaringanLuka sulit sembuh

InfeksiKematian jaringan

GANGREN

Intestinal Pe↓ peristaltic intestin Pe↓ absorbsi cairan Feses cair

Diare

Risiko Tinggi

Penyebaran Infeksi

Kerusakan

Neurovaskuler

Gangguan Perfusi

Jaringan

Pe↑ viskositas darah

Retinopati

NefropatiRisti gangguan

eliminasi urine

Risti gangguan

Sensori persepsi

Katarak

Page 10: Laporan Pendahuluan Dm Gangrene Disusun

E. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan Diagnostik

a. Glukosa darah meningkat

b. Asam lemak bebas meningkat

c. Osmolalitas serum meningkat

d. Gas darah arteri : PH menurun, HCO3 menurun

e. Ureum/kreatinin meningkat/normal

f. Urine : gula + aseton positip

g. Elektrolit : Na, K, fosfor

2. Ktiteria Pengendalian DM

Baik Sedang Buruk

GD Puasa (mg/dL) 80-109 110-139 ≥140

GD 2 jam PP (mg/dL) 110-159 160-199 ≥200

Koleseterol Total (mg/dL) <200 200-239 >240

Kolesterol LDL (mg/dL) non PJK

Dengan PJK

<130

<100

130-159

100-129

>160

>130

Kolesterol HDL (mg/dL) >45 35-45 <35

Trigliserida (mg/dL) tanpa PJK

Dengan PJK

<200

<150

200-149

150-199

>250

>200

BMI: Wanita

Pria

18,5-22,9

20-24,9

23-25

25-27

>25/

<18,5

>27/<20

Tekanan Darah (mmHg) <140/90140-160/

90-95>160/95

Page 11: Laporan Pendahuluan Dm Gangrene Disusun

F. Komplikasi

Komplikasi yang bias timbul oleh DM antara lain:

1. Gangren Kaki Diabetik

2. Neurophaty

3. Retinophaty

4. Nephrophaty

5. Chronic Heart Disease

Sedangkan komplikasi akibat gangrene yakni:

1. Osteomyelitis

2. Sepsis

3. kematian

G. Penatalaksanaan

1. Diet

Penatalaksanaan nutrisi pada penderita DM diarahkan untuk mencapai

tujuan berikut:

a. Mencukupi semua unsure makanan essensial (misalnya vitamin dan

mineral)

b. Mencapai dan mempertahankan berat badan (BMI) yang sesuai.

Penghitungan

BMI=BB (kg)/(TB (m))2

BMI normal wanita = 18,5 – 22,9 kg/m2

BMI normal pria = 20 – 24,9 kg/m2

c. Memenuhi kebutuhan energy

d. Mencegah fluktuasi kadar glukosa darah setiap harinya dengan

mengupayakan kadar glukosa darah mendekati normal melalui cara-

cara yang aman dan praktis

e. Menurunkan kadar lemak darah jika kadar ini meningkat

Page 12: Laporan Pendahuluan Dm Gangrene Disusun

2. Olahraga

Olahraga atau latihan fisik dilakukan sebagai berikut:

- 5 – 10’ pemanasan

- 20 – 30’ latihan aerobic (75 – 80% denyut jantung maksimal)

- 15 – 20’ pendinginan

Namun sebaiknya dalam berolahraga juga memperhatikan hal-hal

sebagai berikut:

- Jangan lakukan latihan fisik jika glukosa darah >250 mg/dL

- Jika glukosa darah <100 mg/dLsebelum latihan, maka sebaiknya

makan camilan dahulu

- Rekomendasi latihan bagi penderita dengan komplikasi

disesuaikan dengan kondisinya

- Latihan dilakukan 2 jam setelah makan

- Pada klien dengan gangrene kaki diabetic, tidak dianjurkan untuk

melakukan latihan fisik yang terlalu berat.

3. Pengobatan untuk gangren

- Kering

o Istirahat di tempat tidur

o Kontrol gula darah dengan diet, insulin atau obat antidiabetik

o Tindakan amputasi untuk mencegah meluasnya gangrene, tapi

dengan indikasi yang sangat jelas

o Memperbaiki sirkulasi guna mengatasi angiopati dengan obat-

obat anti platelet agregasi (aspirin, diprydamol, atau

pentoxyvilin)

- Basah

o Istirahat di tempat tidur

o Kontrol gula darah dengan diet, insulin atau obat antidiabetik

o Debridement

o Kompres dengan air hangat, jangan dengan air panas atau dingin

Page 13: Laporan Pendahuluan Dm Gangrene Disusun

o Beri “topical antibiotic”

o Beri antibiotic yang sesuai kultur atau dengan antibiotic

spectrum luas

o Untuk neuropati berikan pyridoxine (vit B6) atau neurotropik

lain

o Memperbaiki sirkulasi guna mengatasi angiopati dengan obat-

obat anti platelet agregasi (aspirin, diprydamol, atau

pentoxyvilin)

- Pembedahan

o Amputasi segera

o Debridement dan drainase, setelah tenang maka tindakan yang

dapat diambil adalah amputasi atau skin/arterial graft

4. Obat

a. Obat Hipoglikemik Oral (OHD)

b. Insulin, dengan indikasi:

- Ketoasidosis, koma hiperosmolar, dan asidosis laktat

- DM dengan berat badan menurun secara cepat

- DM yang mengalami stress berat (infeksi sistemik, operasi berat,

dll)

- DM gestasional

- DM tipe I

- Kegagalan pemakaian OHD

Page 14: Laporan Pendahuluan Dm Gangrene Disusun

H. Pengkajian

Fokus Pengkajian

Data bergantung pada berat dan lamanya ketidakseimbangan metabolik dan

pengaruh pada fungsi organ :

1. Aktifitas/Istirahat

Lemah, letih, sulit bergerak/berjalan.

Kram otot, tonus otot menurun, gangguan tidur dan istirahat.

Disorentasi, koma.

2. Sirkulasi

Ada riwayat hipertensi, IMA.

Kebas & kesemutan pada extrimitas.

Kebas pada kaki.

Takikardia/nadi yang menurun/tak ada.

Kulit panas, kering & kemerahan, bola mata cekung.

3. Integritas ego

Stress, tergantung orang lain.

Peka terhadap rangsangan.

4. Eliminasi

Poliuria, nokturia

Rasa nyeri/terbakar, kesulitan berkemih (infeksi)

Nyeri tekan abdomen

Diare, bising usus lemah/menurun.

5. Makanan/cairan

Hilang nafsu makan, mual/muntah.

BB menurun, haus.

Kulit kering/bersisik, turgor jelek.

Distensi abdomen.

6. Neurosensori

Page 15: Laporan Pendahuluan Dm Gangrene Disusun

Pusing/pening, sakit kepala.

Parestesia, kesemutan, kebas kelemahan pada otot.

Gangguan penglihatan.

Disorentasi : mengantuk, letargia, stupor/koma.

7. Nyeri/kenyamanan

Abdomen tegang/nyeri

Wajah meringis, palpitasi.

8. Pernapasan

Batuk, bernapas bau keton

9. Keamanan

Kulit kering, gatal, ulkus kulit.

Demam, diaforesis

Menurunnya kekuatan/rentang gerak.

I. Diagnosa keperawatan

1. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan melemahnya /

menurunnya aliran darah ke daerah gangren akibat adanya obstruksi

pembuluh darah.

2. Gangguan integritas jaringan berhubungan dengan adanya gangren

pada ekstrimitas.

3. Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan iskemik

jaringan.

4. Keterbatasan mobilitas fisik berhubungan dengan rasa nyeri pada

luka.

5. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan intake makanan yang kurang.

6. Potensial terjadinya penyebaran infeksi ( sepsis ) berhubungan

dengan tingginya kadar gula darah.

7. Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang

penyakitnya.

Page 16: Laporan Pendahuluan Dm Gangrene Disusun

8. Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit, diet, perawatan dan

pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi.

9. Gangguan gambaran diri berhubungan dengan perubahan bentuk

salah satu anggota tubuh.

10. Ganguan pola tidur berhubungan dengan rasa nyeri pada luka di kaki.

J. Intervensi

1. Gangguan perfusi berhubungan dengan melemahnya/menurunnya aliran

darah ke daerah gangren akibat adanya obstruksi pembuluh darah.

Tujuan: Mempertahankan sirkulasi perifer tetap normal.

Kriteria Hasil: - Denyut nadi perifer teraba kuat dan reguler

- Warna kulit sekitar luka tidak pucat/sianosis

- Kulit sekitar luka teraba hangat.

- Oedema tidak terjadi dan luka tidak bertambah

parah.

- Sensorik dan motorik membaik

No. Tindakan Rasional

1. Ajarkan pasien untuk melakukan

mobilisasi

Mobilisasi meningkatkan sirkulasi

darah

2. Ajarkan tentang faktor-faktor yang

dapat meningkatkan aliran darah:

Tinggikan kaki sedikit lebih rendah

dari jantung ( posisi elevasi pada

waktu istirahat ), hindari penyilangkan

kaki, hindari balutan ketat, hindari

penggunaan bantal, di belakang lutut

dan sebagainya

Meningkatkan melancarkan aliran darah

balik sehingga tidak terjadi oedema.

3. Ajarkan tentang modifikasi faktor-

faktor resiko berupa: Hindari diet

tinggi kolestrol, teknik relaksasi,

menghentikan kebiasaan merokok, dan

Kolestrol tinggi dapat mempercepat

terjadinya arterosklerosis, merokok

dapat menyebabkan terjadinya

vasokontriksi pembuluh darah, relaksasi

Page 17: Laporan Pendahuluan Dm Gangrene Disusun

penggunaan obat vasokontriksi untuk mengurangi efek dari stress.

4. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain

dalam pemberian vasodilator,

pemeriksaan gula darah secara rutin

dan terapi oksigen ( HBO ).

Pemberian vasodilator akan

meningkatkan dilatasi pembuluh darah

sehingga perfusi jaringan dapat

diperbaiki, sedangkan pemeriksaan gula

darah secara rutin dapat mengetahui

perkembangan dan keadaan pasien,

HBO untuk memperbaiki oksigenasi

daerah ulkus/gangren

2. Ganguan integritas jaringan berhubungan dengan adanya gangren pada

ekstrimitas.

Tujuan: Tercapainya proses penyembuhan luka.

Kriteria hasil : 1.Berkurangnya oedema sekitar luka.

2. Pus dan jaringan nekrosis berkurang

3. Adanya jaringan granulasi.

4. Bau khas gangren berkurang.

No. Tindakan Rasional

1. Kaji luas dan keadaan luka serta

proses penyembuhan

Pengkajian yang tepat terhadap luka dan

proses penyembuhan akan membantu

dalam menentukan tindakan selanjutnya

2. Rawat luka dengan baik dan benar :

membersihkan luka secara abseptik

menggunakan larutan yang tidak

iritatif, angkat sisa balutan yang

menempel pada luka dan nekrotomi

jaringan yang mati

merawat luka dengan teknik aseptik,

dapat menjaga kontaminasi luka dan

larutan yang iritatif akan merusak

jaringan granulasi tyang timbul, sisa

balutan jaringan nekrosis dapat

menghambat proses granulasi

3. Kolaborasi dengan dokter untuk

pemberian insulin, pemeriksaan kultur

pus pemeriksaan gula darah

Insulin akan menurunkan kadar gula

darah, pemeriksaan kultur pus untuk

mengetahui jenis kuman dan anti biotik

Page 18: Laporan Pendahuluan Dm Gangrene Disusun

pemberian anti biotik yang tepat untuk pengobatan,

pemeriksaan kadar gula darahuntuk

mengetahui perkembangan penyakit

3. Ganguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan iskemik jaringan.

Tujuan: Rasa nyeri hilang/berkurang

Kriteria hasil : 1.Penderita secara verbal mengatakan nyeri

berkurang/hilang .

2. Penderita dapat melakukan metode atau tindakan untuk

mengatasi atau mengurangi nyeri .

3. Pergerakan penderita bertambah luas.

4. Tidak ada keringat dingin, tanda vital dalam batas

normal.(S: 36 – 37,50 C, N: 60 – 80 x /menit, T : 100 – 130

mmHg, RR : 18 – 20 x /menit).

No. Tindakan Rasional

1. Kaji tingkat, frekuensi, dan reaksi

nyeri yang dialami pasien

Untuk mengetahui berapa berat nyeri

yang dialami pasien

2. Jelaskan pada pasien tentang sebab-

sebab timbulnya nyeri

pemahaman pasien tentang penyebab

nyeri yang terjadi akan mengurangi

ketegangan pasien dan memudahkan

pasien untuk diajak bekerjasama dalam

melakukan tindakan

3. Ciptakan lingkungan yang tenang Rangasangan yang berlebihan dari

lingkungan akan memperberat rasa

nyeri

4. Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi Teknik distraksi dan relaksasi dapat

mengurangi rasa nyeri yang dirasakan

pasien

5. Atur posisi pasien senyaman mungkin

sesuai keinginan pasien

Posisi yang nyaman akan membantu

memberikan kesempatan pada otot

Page 19: Laporan Pendahuluan Dm Gangrene Disusun

untuk relaksasi seoptimal mungkin

6. Lakukan massage dan kompres luka

dengan BWC saat rawat luka

Massage dapat meningkatkan

vaskulerisasi dan pengeluaran pus

sedangkan BWC sebagai desinfektan

yang dapat memberikan rasa nyaman

7. Kolaborasi dengan dokter untuk

pemberian analgesik

Obat –obat analgesik dapat membantu

mengurangi nyeri pasien

4. Keterbatasan mobilitas fisik berhubungan dengan rasa nyeri pada luka di

kaki.

Tujuan: Pasien dapat mencapai tingkat kemampuan aktivitas yang

optimal.

Kriteria Hasil: 1. Pergerakan paien bertambah luas

2. Pasien dapat melaksanakan aktivitas sesuai dengan

kemampuan (duduk, berdiri, berjalan).

3. Rasa nyeri berkurang.

4. Pasien dapat memenuhi kebutuhan sendiri secara

bertahap sesuai dengan kemampuan.

No. Tindakan Rasional

1. Kaji dan identifikasi tingkat kekuatan

otot pada kaki pasien

Untuk mengetahui derajat kekuatan

otot-otot kaki pasien

2. Beri penjelasan tentang pentingnya

melakukan aktivitas untuk menjaga

kadar gula darah dalam keadaan

normal

Pasien mengerti pentingnya aktivitas

sehingga dapat kooperatif dalam

tindakan keperawatan

3. Anjurkan pasien untuk

menggerakkan/mengangkat

ekstrimitas bawah sesui kemampuan

Untuk melatih otot – otot kaki sehingg

berfungsi dengan baik

4. Bantu pasien dalam memenuhi

kebutuhannya

Keterbatasan mobilitas fisik cenderung

membuat klien kesulitan dalam

memnuhi kebutuhannya sehingga harus

Page 20: Laporan Pendahuluan Dm Gangrene Disusun

diberikan bantuan

5. Kerja sama dengan tim kesehatan lain:

dokter ( pemberian analgesik ) dan

tenaga fisioterapi

Analgesik dapat membantu mengurangi

rasa nyeri, fisioterapi untuk melatih

pasien melakukan aktivitas secara

bertahap dan benar

K. Daftar Pustaka

Page 21: Laporan Pendahuluan Dm Gangrene Disusun

Carpenito, L.J., 1999. Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan. Ed. 2 Jakarta:

EGC

2000. Diagnosa Keperawatan. Ed. 8. Jakarta: EGC

Doengoes. 1999. Perencanaan Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC

Mansjoer, Arif., et all. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas Kedokteran UI:

Media Aescullapius.

Price, Anderson Sylvia. 1997. Patofisiologi. Ed. I. Jakarata: EGC