randi22620009.files.wordpress.com · web viewlaporan pendahuluan stroke infark. disusun oleh ....

35
LAPORAN PENDAHULUAN STROKE INFARK DISUSUN OLEH RANDI 18112165 STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG DIII KEPERAWATAN 2019 1

Upload: others

Post on 25-Nov-2020

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: randi22620009.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN PENDAHULUAN STROKE INFARK. DISUSUN OLEH . RANDI. 18112165. STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG. DIII KEPERAWATAN. 2019. PENDAHULUAN

LAPORAN PENDAHULUAN STROKE INFARK

DISUSUN OLEH

RANDI

18112165

STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

DIII KEPERAWATAN

2019

A. PENDAHULUAN

1

Page 2: randi22620009.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN PENDAHULUAN STROKE INFARK. DISUSUN OLEH . RANDI. 18112165. STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG. DIII KEPERAWATAN. 2019. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Stroke adalah infark regional kortikal, subkortikal atau pun infark regional di batang otak yang terjadi karena kawasan perdarahan atau penyumbatan suatu arteri sehingga jatah oksigen tidak dapat disampaikan kebagian otak tertentu. Stroke merupakan penyebab utama kecacatan pada orang dewasa. Empat juta orang Amerika mengalami defisit neurologi akibat stroke; dua pertiga dari defisit ini bersifat sedang sampai parah. Kemungkinan meninggal akibat stroke inisial adalah 30% sampai 35% dan kemungkinan kecacatan mayor pada orang yang selamat adalah 35% sampai 40%. Sekitar sepertiga dari semua pasien yang selamat dari stroke akan mengalami stroke ulangan pada tahun pertama.

Secara umum stroke dapat dibagi menjadi 2. Pertama stroke iskemik yaitu stroke yang disebabkan oleh penyumbatan pada pembuluh darah diotak. Kedua stroke hemoragik yaitu stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah di otak. Faktor-faktor resiko stroke antara lain umur, hipertensi, diabetes mellitus, aterosklerosis, penyakit jantung, merokok dan obat anti hamil2.

Melihat fenomena di atas, stroke merupakan penyakit yang menjadi momok bagi manusia. Selain itu, stroke menyerang dengan tiba-tiba. Orang yang menderita stroke sering tidak menyadari bahwa dia terkena stroke. Tiba-tiba saja, penderita merasakan dan mengalami kelainan seperti lumpuh pada sebagian sisi tubuhnya, bicara pelo, pandangan kabur, dan lain sebagainya tergantung bagian otak mana yang terkena. Oleh karena itu penting bagi kita untuk mempelajari tentang patofisologi, mekanisme, manifestasi klinis, prosedur diagnostik dan penatalaksanaan stroke. Karena keterbatasan tempat kali ini penulis hanya akan membahas patofisiologi dan penatalaksanaan stroke disebabkan penulis memandang lebih pentingnya membahas masalah tersebut daripada yang lain. Pertambahan kasus stroke yang tidak diimbangi dengan perbaikan penatalaksanaan di rumah sakit menyebabkan dalam dekade terakhir stroke merupakan penyebab kematian nomor 1 di rumah-rumah sakit di Indonesia (Informasi Rumah Sakit. Depkes RI 1997). Kematian akibat stroke terutama terjadi pada fase akut dan umumnya terjadi pada saat penderita sudah berada di rumah sakit. Oleh karena itu disamping usaha prevensi primer perbaikan penatalaksanaan stroke di rumah sakit merupakan hal yang harus dilaksanakan.

CVA (Cerebro Vascular Accident) merupakan kelainan fungsi otak yang

timbul mendadak yang disebabkan karena terjadinya gangguan peredaran darah

otak yang dan bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja dengan gejala-gejala

berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabakan cacat berupa

2

Page 3: randi22620009.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN PENDAHULUAN STROKE INFARK. DISUSUN OLEH . RANDI. 18112165. STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG. DIII KEPERAWATAN. 2019. PENDAHULUAN

kelumpuhan anggota gerak, gangguan bicara, proses berpikir, daya ingat dan

bentuk-bentuk kecacatan lain hingga menyebabkan kematian (Muttaqin,

2008:234).

2. Tujuan

1.      Untuk mengetahui patofisiologi penyakit stroke.

2.      Untuk mengetahui penatalaksanaan dari penyakit stroke.

B. TINJAUAN TEORI

1. Pengertian

Menurut WHO 2014 stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan gejala gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih yang penyebab lain yang jelas selain vaskuler.

CVA Infark adalah sindrom klinik yang awal timbulnya

mendadak, progresif cepat, berupa defisit neurologi fokal atau global yang

berlangsung 24 jam terjadi karena trombositosis dan emboli yang

menyebabkan penyumbatan yang bisa terjadi di sepanjang jalur pembuluh

darah arteri yang menuju ke otak. Darah ke otak disuplai oleh dua arteria

karotis interna dan dua arteri vertebralis. Arteri-arteri ini merupakan

cabang dari lengkung aorta jantung (arcus aorta) (Suzanne, 2002: 2131)

2. Etiologi

Beberapa penyebab CVA infark (Muttaqin, 2008: 235)

a. Trombosis serebri

Terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi sehingga

menyebabkan iskemi jaringan otak yang dapat menimbulkan edema

dan kongesti disekitarnya. Trombosis biasanya terjadi pada orang tua

3

Page 4: randi22620009.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN PENDAHULUAN STROKE INFARK. DISUSUN OLEH . RANDI. 18112165. STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG. DIII KEPERAWATAN. 2019. PENDAHULUAN

yang sedang tidur atau bangun tidur. Terjadi karena penurunan

aktivitas simpatis dan penurunan tekanan darah. Trombosis serebri ini

disebabkan karena adanya:

1) Aterosklerostis: mengerasnya/berkurangnya kelenturan dan

elastisitas dinding pembuluh darah.

2) Hiperkoagulasi: darah yang bertambah kental yang akan

menyebabkan viskositas hematokrit meningkat sehingga dapat

melambatkan aliran darah cerebral

3) Arteritis: radang pada arteri

b. Emboli

Dapat terjadi karena adanya penyumbatan pada pembuluhan darah

otak oleh bekuan darah, lemak, dan udara. Biasanya emboli berasal

dari thrombus di jantung yang terlepas dan menyumbat sistem arteri

serebri. Keadaan-keadaan yang dapat menimbulkan emboli:

1) Penyakit jantung, reumatik

2) Infark miokardium

3) Fibrilasi dan keadaan aritmia : dapat membentuk gumpalan-

gumpalan kecil yang dapat menyebabkan emboli cerebri

4) Endokarditis : menyebabkan gangguan pada endokardium

3. Faktor resiko terjadinya stroke

Ada beberapa faktor resiko CVA infark (Muttaqin, 2008: 236):

1) Hipertensi.

2) Penyakit kardiovaskuler-embolisme serebri berasal dari jantung:

Penyakit arteri koronaria, gagal jantung kongestif, hipertrofi

ventrikel kiri, abnormalitas irama (khususnya fibrilasi atrium),

penyakit jantung kongestif.

3) Kolesterol tinggi

4) Obesitas

5) Peningkatan hematocrit

4

Page 5: randi22620009.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN PENDAHULUAN STROKE INFARK. DISUSUN OLEH . RANDI. 18112165. STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG. DIII KEPERAWATAN. 2019. PENDAHULUAN

6) Diabetes Melitus

7) Merokok

4. Patofisiologi

1. Klasifikasi ( Arief Mansoer, dkk, 2000) berdasarkan Klinik

a. Stroke Hemoragik (SH)

Stroke yang terjadi karena perdarahan Sub arachnoid, mungkin

disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak pada daerah

tertentu, biasanya terjadi saat pasien melakukan aktivitas atau

saat aktif. Namun bisa juga terjadi saat istirahat, kesadaran

pasien umumnya menurun.

b. Stroke Non Hemoragik (SNH)

Dapat berupa iskemia, emboli dan trombosis serebral, biasanya

terjadi setelah lama beristirahat, baru bangun tidur atau dipagi

hari. Tidak terjadi iskemi yang menyebabkan hipoksia dan

selanjutnya dapat timbul edema sekunder, kesadaran pasien

umumnya baik.

2. Berdasarkan Perjalanan Penyakit

a. Trancient Iskemik Attack (TIA) atau serangan iskemik

sepintas

Merupakan gangguan neurologis fokal yang timbul mendadak

dan hilang dalam beberapa menit (durasi rata-rata 10 menit)

sampai beberapa jam (24 jam)

b. Stroke Involution atau Progresif

Adalah perjalanan penyakit stroke berlangsung perlahan

meskipun akut. Munculnya gejala makin bertambah buruk,

proses progresif beberapa jam sampai beberapa hari.

c. Stroke Complete

Gangguan neurologis yang timbul sudah menetap atau

permanen, maksimal sejak awal serangan dan sedikit

5

Page 6: randi22620009.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN PENDAHULUAN STROKE INFARK. DISUSUN OLEH . RANDI. 18112165. STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG. DIII KEPERAWATAN. 2019. PENDAHULUAN

memperlihatkan parbaikan dapat didahului dengan TIA yang

berulang.

5. Manisfestasi klinis

1. Menurut Hudak dan Gallo dalam buku keperawatn Kritis (1996:

258-260), yaitu:

a. Lobus Frontal

1) Deficit Kognitif: kehilangan memori, rentang perhatian

singkat, peningkatan distraktibilitas (mudah buyar), penilaian

buruk, tidak mampu menghitung, memberi alasan atau berpikir

abstrak.

2) Deficit Motorik: hemiparese, hemiplegia, distria (kerusakan

otot-otot bicara), disfagia (kerusakan otot-otot menelan).

3) Defici aktivitas mental dan psikologi antara lain: labilitas

emosional, kehilangan kontrol diri dan hambatan sosial,

penurunan toleransi terhadap stres, ketakutan, permusuhan

frustasi, marah, kekacuan mental dan keputusasaan, menarik

diri, isolasi, depresi.

b. Lobus Parietal

1) Dominan :

a. Defisit sensori antara lain defisit visual (jarak visual terpotong

sebagian besar pada hemisfer serebri), hilangnya respon

terhadap sensasi superfisial (sentuhan, nyeri, tekanan, panas

dan dingin), hilangnya respon terhadap proprioresepsi

(pengetahuan tentang posisi bagian tubuh).

b. Defisit bahasa/komunikasi

- Afasia ekspresif (kesulitan dalam mengubah suara

menjadi pola-pola bicara yang dapat dipahami)

- Afasia reseptif (kerusakan kelengkapan kata yang

diucapkan)

6

Page 7: randi22620009.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN PENDAHULUAN STROKE INFARK. DISUSUN OLEH . RANDI. 18112165. STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG. DIII KEPERAWATAN. 2019. PENDAHULUAN

- Afasia global (tidak mampu berkomunikasi pada setiap

tingkat)

- Aleksia (ketidakmampuan untuk mengerti kata yang

dituliskan)

- Agrafasia (ketidakmampuan untuk mengekspresikan ide-

ide dalam tulisan).

2) Non Dominan

- Defisit perseptual (gangguan dalam merasakan dengan

tepat dan menginterpretasi diri/lingkungan) antara lain:

- Gangguan skem/maksud tubuh (amnesia atau menyangkal

terhadap ekstremitas yang mengalami paralise)

- Disorientasi (waktu, tempat dan orang)

- Apraksia (kehilangan kemampuan untuk menggunakan

objek-objak dengan tepat)

- Agnosia (ketidakmampuan untuk mengidentifikasi

lingkungan melalui indra)

- Kelainan dalam menemukan letak obyek dalam ruangan

- Kerusakan memori untuk mengingat letak spasial obyek

atau tempat

- Disorientasi kanan kiri

c. Lobus Occipital: deficit lapang penglihatan penurunan

ketajaman penglihatan, diplobia(penglihatan ganda), buta.

d. Lobus Temporal: defisit pendengaran, gangguan keseimbangan

tubuh.

3. Penurunan Kesadaran

7

Page 8: randi22620009.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN PENDAHULUAN STROKE INFARK. DISUSUN OLEH . RANDI. 18112165. STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG. DIII KEPERAWATAN. 2019. PENDAHULUAN

6. Pemeriksaan Penunjang

Periksaan penunjang pada pasien CVA infark:

a. Laboratorium :

b. Pada pemeriksaan paket stroke: Viskositas darah pada apsien CVA

ada peningkatan VD > 5,1 cp, Test Agresi Trombosit (TAT), Asam

8

Page 9: randi22620009.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN PENDAHULUAN STROKE INFARK. DISUSUN OLEH . RANDI. 18112165. STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG. DIII KEPERAWATAN. 2019. PENDAHULUAN

Arachidonic (AA), Platelet Activating Factor (PAF), fibrinogen

(Muttaqin, 2008: 249-252)

c. Analisis laboratorium standar mencakup urinalisis, HDL pasien CVA

infark mengalami penurunan HDL dibawah nilai normal 60 mg/dl,

Laju endap darah (LED) pada pasien CVA bertujuan mengukur

kecepatan sel darah merah mengendap dalam tabung darah LED yang

tinggi menunjukkan adanya radang. Namun LED tidak menunjukkan

apakah itu radang jangka lama, misalnya artritis, panel metabolic

dasar (Natrium (135-145 nMol/L), kalium (3,6- 5,0 mMol/l), klorida,)

(Prince, dkk ,2005:1122)

d. b. Pemeriksaan sinar X toraks: dapat mendeteksi pembesaran

jantung (kardiomegali) dan infiltrate paru yang berkaitan dengan

gagal jantung kongestif (Prince,dkk,2005:1122)

e. Ultrasonografi (USG) karaois: evaluasi standard untuk mendeteksi

gangguan aliran darah karotis dan kemungkinan memmperbaiki kausa

stroke (Prince, dkk, 2005:1122).

f. d. Angiografi serebrum: membantu menentukan penyebab dari

stroke secara Spesifik seperti lesi ulseratrif, stenosis, displosia

fibraomuskular, fistula arteriovena, vaskulitis dan pembentukan

thrombus di pembuluh besar (Prince, dkk, 2005:1122).

g. e. Pemindaian dengan Positron Emission Tomography (PET):

mengidentifikasi seberapa besar suatu daerah di otak menerima dan

memetabolisme glukosa serta luas cedera (Prince, dkk ,2005:1122)

h. Ekokardiogram transesofagus (TEE): mendeteksi sumber

kardioembolus potensial (Prince, dkk, 2005:1123).

i. CT scan: pemindaian ini memperlihatkan secara spesifik letak edema,

posisi hematoma, adanya jaringan otak yang infark atau iskemia dan

posisinya secara pasti. Hasil pemeriksaan biasanya didapatkan

hiperdens fokal, kadang pemadatan terlihat di ventrikel atau menyebar

ke permukaan otak (Muttaqin, 2008:140).

9

Page 10: randi22620009.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN PENDAHULUAN STROKE INFARK. DISUSUN OLEH . RANDI. 18112165. STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG. DIII KEPERAWATAN. 2019. PENDAHULUAN

j. MRI: menggunakan gelombang magnetik untuk memeriksa posisi dan

besar / luasnya daerah infark (Muttaqin, 2008:140).

k. Penatalaksanaan medis :l. Ada bebrapa penatalaksanaan pada pasien dengan CVA infark

(Muttaqin, 2008:14):a. Untuk mengobati keadaan akut, berusaha menstabilkan TTV

dengan :1) Mempertahankan saluran nafas yang paten2) Kontrol tekanan darah3) Merawat kandung kemih, tidak memakai keteter4) Posisi yang tepat, posisi diubah tiap 2 jam, latihan gerak

pasif.b. Terapi Konservatif

1) Vasodilator untuk meningkatkan aliran serebral2) Anti agregasi trombolis: aspirin untuk menghambat reaksi

pelepasan agregasi thrombosis yang terjadi sesudah ulserasi alteroma.

3) Anti koagulan untuk mencegah terjadinya atau memberatnya trombosisiatau embolisasi dari tempat lain ke sistem kardiovaskuler.

4) Bila terjadi peningkatan TIK, hal yang dilakukan:c. Hiperventilasi dengan ventilator sehingga PaCO2 30-35 mmHgd. Osmoterapi antara lain:

Infus manitol 20% 100 ml atau 0,25-0,5 g/kg BB/ kali dalam waktu 15-30 menit, 4-6 kali/hari.Infus gliserol 10% 250 ml dalam waktu 1 jam, 4 kali/hari

e. Posisi kepala head up (15-30 )⁰f.Menghindari mengejan pada BABg. Hindari batukh. Meminimalkan lingkungan yang panas

2. Kompliksi

Ada beberapa komplikasi CVA infark (Muttaqin, 2008: 253)a. Dalam hal imobilisasi:

Infeksi pernafasan (Pneumoni), nyeri tekan pada decubitus, Konstipasi

b. Dalam hal paralisis:Nyeri pada punggung,Dislokasi sendi, deformitas

10

Page 11: randi22620009.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN PENDAHULUAN STROKE INFARK. DISUSUN OLEH . RANDI. 18112165. STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG. DIII KEPERAWATAN. 2019. PENDAHULUAN

c. Dalam hal kerusakan otak:Epilepsy, Sakit kepala

d. Hipoksia serebrale. Herniasi otakf. Kontraktur

4. PEMERIKSAAN PENUNJANG

a. Pemeriksaan radiologi

1. CT scan: didapatkan hiperdens fokal, kadang-kadang masuk

ventrikel, atau menyebar ke permukaan otak. (Linardi Widjaja,

1993), edema, hematoma, iskemia dan infark (Doengoes, 2000: 292)

2. MRI: untuk menunjukkan area yang mengalami hemoragik.

(Marilynn E. Doenges, 2000: 292)

3. Angiografi serebral: untuk mencari sumber perdarahan seperti

aneurisma atau malformasi vaskuler. (Satyanegara, 1998) atau

membantu menenukan penyebab stroke yang lebih spesifik seperti

perdarahan atau obstruksi arteri, adanya titik oklusi atau ruptur

(Doengoes, 2000: 292)

4. Pemeriksaan foto thorax: dapat memperlihatkan keadaan jantung,

apakah terdapat pembesaran ventrikel kiri yang merupakan salah

satu tanda hipertensi kronis pada penderita

Stroke. (Jusuf Misbach, 1999), menggambarkan perubahan kelenjar

lempeng pineal daerah berlawanan dari massa yang meluas

(Doengoes, 2000: 292)

b. Pemeriksaan laboratorium

1. Pungsi lumbal: pemeriksaan likuor yang merah biasanya dijumpai

pada perdarahan yang masif, sedangkan perdarahan yang kecil

biasanya warna likuor masih normal (xantokhrom) sewaktu hari-hari

pertama. (Satyanegara, 1998). Tekanan normal biasanya ada

trombosis, emboli dan TIA. Sedangkan tekanan yang meningkat dan

cairan yang mengandungdarah menunjukkan adanya perdarahan

11

Page 12: randi22620009.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN PENDAHULUAN STROKE INFARK. DISUSUN OLEH . RANDI. 18112165. STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG. DIII KEPERAWATAN. 2019. PENDAHULUAN

subarachnoid atau intrakranial. Kadar protein total meningkat pada

kasus trombosis sehubungan dengan proses inflamasi (Doengoes,

2000: 292)

2. Pemeriksaan darah rutin

3. Pemeriksaan kimia darah: pada stroke akut dapat terjadi

hiperglikemia. Gula darah dapat mencapai 250 mg dalam serum dan

kemudian berangsur-angsur turun kembali. (Jusuf Misbach, 1999)

4. Pemeriksaan darah lengkap: unutk mencari kelainan pada darah itu

sendiri. (Linardi Widjaja, 1993)

12

Page 13: randi22620009.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN PENDAHULUAN STROKE INFARK. DISUSUN OLEH . RANDI. 18112165. STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG. DIII KEPERAWATAN. 2019. PENDAHULUAN

1. Pengkajian

a. Identitas

Meliputi :nama , no MR, umur, pekerjaan, agama, jenis kelamin, alamat,

tanggal masuk, cara masuk,penanggung jawab, riwayata lergi dan

diagnose medic.

b. Riwayatkesehatan

1) Keluhan Utama

Keluhan utama yang sering menjadi alas an klien masuk RS adalah

gangguan motorik kelemahaan anggota gerak sebelah badan, bicara

pelo, tidak dapaat berkomunikasi, nyeri kepala, gangguan sensorik,

kedang dan gangguan kesadaraan

2) Riwayat kesehatan sekarang

Biasanya klien mengeluh sering kesemutan, rasaa lemah pada salah

satu amggota gerak.

3) Riwayat penyakit dahulu

Biasanya adanya riwayat hipertensi, DM, penyakit jantung, anemia,

riwayat trauma kepala, pengunaan obat-obatan antikoaglan,

aspirin,vasodilator

4) Riwayat penyakit keluarga

13

Page 14: randi22620009.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN PENDAHULUAN STROKE INFARK. DISUSUN OLEH . RANDI. 18112165. STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG. DIII KEPERAWATAN. 2019. PENDAHULUAN

Biasanya adanya keluarga yang menderita hipertensi ataupin DM atau

adanya riwayat stroke.

c. Pemeriksaan fisik

1) Tingkat kesadaran : biasanya tingkat kesadaran klien menurun

Tandatanda vital

Tekanandarah : biasanya tekanan darah meningkat

Nadi : biasanya nadi meningkat

Pernafasan :biasanya ekspirasi 20-24x/menit

Suhu :biasanya suhu normal (36,5-37,5)

2) Kepala dan rambut

Biasanya ,tidak ada benjolan, tidak ada lesi dan

perdarahan. Rambut hitam bersih, tidak berketombe

3) Mata

Biasanya ditemukan mata simetris, konjungtiva tidak

anemis, sclera tidak ikterik

Nervus optikus : biasanya terjadi gangguan lapang

pandang disebaabkan lesi padaa bagiaan tertentu dari

lingkaran visual

Nervus okulomotunus, abdusen : biasanya danya

keluhan unilateral/ bilateral

4) Hidung

Biasanya hidung simetris kiri dan kanan, biasanya nafas

meningkat

14

Page 15: randi22620009.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN PENDAHULUAN STROKE INFARK. DISUSUN OLEH . RANDI. 18112165. STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG. DIII KEPERAWATAN. 2019. PENDAHULUAN

Nervus alfaktorius : biasanya tidak ada kelainan pada

fungsi penciuman

5) Telinga

Biasanya simetris kanan dan kiri,

Nervus akustikus/vestibularis : gangguan pendengaran/

pendengaraan kurang

6) Mulut

Biasanya mukosa bibir klien kering dan pucat tidak ada

karies gigi.

Nervus glosofaringeus, vagus : biasanya kemampuan

menelan kurang baik, kesungkaran membuka mulut

Nervus hipoglorus : lidah simetris, terdapat deviasi pada

satu sisi dan fasikulasi

7) Leher

Biasanya tidak terdapat pembesaran kelenjer tiroid atau

getah bening dan tidak ada kaku kuduk

8) Dada/thorax

Inspeksi :biasanya dada simetris kiri dan kanan ,

Palpasi : biasanya saat dipalpasi fremitus kiri dan

kanan, nyeri dada ada

Perkusi : biasanya pekak,

Auskultasi : biasanya terdapat bunyi vesikuler

15

Page 16: randi22620009.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN PENDAHULUAN STROKE INFARK. DISUSUN OLEH . RANDI. 18112165. STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG. DIII KEPERAWATAN. 2019. PENDAHULUAN

9) Jantung

Inspeksi : iktus tidak terlihat, tidak adanya benjolan

Palpasi : iktus teraba, tidak ada nyeri tekan

Perkusi : rbiasanya redup

Auskultasi :biasanya tidak aadaa bunyi tambahan

10) Abdomen

Inspeksi : biasanya tidak ada

bengkak/pembesaran

Auskultasi : bising usus normal 5- 35x/menit

Palpasi : biasanya nyeri abdomen kuadran

atas.

Perkusi :biasanya tympani

11) Genetalia

Genetalia bersih, tidak ada kelainan, perdarahan tidak

ada

12) Ekstremitas

Biasanya tidak ditemukan edema, CRT <2, akral hangat

dan kelemahan pada ekstermitas

13) Kekuatan otot penuh

222 222

222 222

14) Sistem musculoskeletal

16

Page 17: randi22620009.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN PENDAHULUAN STROKE INFARK. DISUSUN OLEH . RANDI. 18112165. STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG. DIII KEPERAWATAN. 2019. PENDAHULUAN

Kesulitan dalam pergerakan ada, nyeri pada

sendi/tulang tidak ada, serta tidak ada kelainan bentuk

tulang

15) Neorosensorik

a) Adanya sinkop atau pusing, sakit kepala

berat

b) Kelemahan, kesemutan, kebas padaa sisi

terkena stroke infark mati rasa

c) Penglihatan menurun : buta total,

kehilangan daya lihat sebagian (kebutaan

monokuler), penglihatan ganda (displusi)

d) Sentuhan : hilangnya rangsangan sensorik

kontra lateral

e) Gangguan rasa pengecapan/penciuman

f) Gangguan fungsi kognitif

d. Pola kebiasaansehari-hari

No

Pola Sehat Sakit

1 Nutrisia. Makan

Frekuensi

Komposisi

Jenis

Biasanya frekuensi makan klien normal 3x sehari dan habis satu porsiBiasanya komposisi makan klien seimbang

Biasanya 3x sehari dan habis ½ porsi

Biasanya klien makan dengan diit yang diberikan RS

Biasanya bersifat padat

17

Page 18: randi22620009.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN PENDAHULUAN STROKE INFARK. DISUSUN OLEH . RANDI. 18112165. STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG. DIII KEPERAWATAN. 2019. PENDAHULUAN

Kebiasaan

b. MinumFrekuensi

Jenis

Kebiasaan

Biasanya bersifat padat

Biasanya klien suka mengkomsumsi makanan yang mengandung garam dan lemak yang tinggi serta makanan cepat saji seperti junk food.

Biasanya klien minum 7-8 gelas sehari (±1000-1500 cc/hari)

Biasanya minum air putih, teh manis dan kopi

Biasanya klien minum dengan jumlah banyak dan sering

Biasanya klien makan yang sudah dianjurkan

Biasanya klien minum 6-7 gelas sehari

Biasanya minum air putih

Biasanya minum klien tidak dibatasi kecuali sudah komplikasi pada ginjal

2 Eliminasia. Miksi

Frekuensi

Jenis

Kebiasaan

b. DefakasiFrekuensi

Warna

Konsistensi

Bau

Kebiasaan

Biasanya sering kira-kira 6-7x/ hari

Biasanya kuning jernih

Biasanya tidak terjadi masalah dengan BAK klien

Biasanya normal 1x sehari

Biasanya bewarna kecoklatan

Biasanya padat

Biasanya berbau khas

Biaanya klien BAB tidak

Biasanya terjadi penurunan frekuensi urine

Biasanya warna urine kuning pekatBiasanya mengalami penurunan jumlah urine

Biasanya 1x sehari

Biasanya kuning kecoklatanBiasanya padat

Biasanya berbau khas

Biasanya tidak ada masalah pada BAB

18

Page 19: randi22620009.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN PENDAHULUAN STROKE INFARK. DISUSUN OLEH . RANDI. 18112165. STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG. DIII KEPERAWATAN. 2019. PENDAHULUAN

menentu

3 Istirahat dan tidur Biasnaya klien tidur teratur dan cukup jam tidur serta tidak mengalami gangguan saat tidur

Biasanya tidur klien kurang lebih 6 jam sehari, tidur tidak teratur, gelisah.

4.

Aktivitas sehari-hari dan perawatan diri

Biasanya klien selalu melakukan kebutuhan dirinya sendiri tanpa bantuan dari orang lain.

Biasanya saat sakit semua aktifitas klien dibantu oleh keluarga karena mengalami kelemahan fisik

e. Data social ekonomi

Biasanya klien tidak mengalami penghasilan karena penyakit yang

diderita, biasanya kebutuhan klien dipenuhi oleh keluarga dan biasanya

klien mempunyai hambatan dalam bersosialisasi akibat proses penyakit.

f. Data psikososial

Biasanya perasaan tidak berdaya, emosi yang labil, kesedihan, gangguan

dalam memutuskan, adanya rasa takut dan putusasa.

g. Spiritual

Ibadah yang dilakukan klien dengan cara berbaring dan kadang dengan

cara duduk jika penyakit hipertensi sudah parah

2). Diagnosa Keperawatan

a. ketidakefektifan perfusi jaringan serebral berhungan dengan kurangnya

suplai oksigen ke otak

b. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neorologi

19

Page 20: randi22620009.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN PENDAHULUAN STROKE INFARK. DISUSUN OLEH . RANDI. 18112165. STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG. DIII KEPERAWATAN. 2019. PENDAHULUAN

c. Hambatan komunikasi verbal berhungan dengan hiperventilas

Rencana keperawatan

n

o

Diagnosa

Keperawatan

NOC NIC

1 Ketidakefektifan

perfusi jaringan

serebral

Perfusi jaringan serebrral

Kreteria hasil :

1. Perfusi

jaringan

serebral baik

2. Mempertahanl

kan tekanan

intracranial

3. Tekanan darah

normal

4. Tidak ada

nyeri kepala

5. Tidak gelisah

6. Tidak ada

muntah

7. Tidak ada

penurunan

kesadaran

8. Reflek saraf

tidak

terganggu

Monitor peningkatan intracranial

Aktivitas-aktivitasnya:

1. Monitor tekanan perfusi serebral

2. Catat respon pasien terhadap

stimulasi

3. Monitor tekanan intracranial pasien

dengan respon neorologi tehhadap

aktivitas

4. Monitor intake dan output cairan

5. Kalaborasi dalam pemberian

antibiotic

6. Evaluasi kepala sehingga15-30

derajat

7. Menimalkan stimulasi dari

lingkungan

2. Hambatan Mobilitas Pergerakan sendi Terapi aktivitas : pergerakan

20

Page 21: randi22620009.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN PENDAHULUAN STROKE INFARK. DISUSUN OLEH . RANDI. 18112165. STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG. DIII KEPERAWATAN. 2019. PENDAHULUAN

fisik Kreteria hasil :

1. Pasien mampu

melakukan

pergerakaan rahang,

leher, punggung, jari-

jari pergelangaan

tangan, siku bahu,

pergelangan kaki,

lutut, panggul

2. Keseimbangan

3. Pasien mampu

mempertahankan

keseimbangaa saat

duduk

4. Keseimbangan ketika

berdiri

5. Tidak pusing

6. Tidak meerasa goyang

Aktivitas-aktivitasnya :

1). Tentukan bantuan pergerakaan seni

dan efeknnya terhadap fungsi sendi

2. jelaskan pada pasien atau keluarga

manfaat dan tujuan melakukan latihan

sendi

3. monitor lokasi dan ketidaknyamanan

selama pergerakan atau aktivitas

4. bantu pasien mendapat posisi tubuh

yang optimal untuk pergerakan sendi

pasif/aktif

5. dukung latihan ROM aktif sesuai

jadwal yang teratur dan terencana

3 Hambatan komunikasi

vderbal

Komunikasi

Kreteria hasilnya :

1). Menggunakan bahan

tertuliis

2. menggunakan bahasa lisan

Mengunakan foto atau gambar

3. Menggunakan bahasa

isyarat

4. Menggunakan bahasa

asing

5. Menggunakan bahasa

Peningkatan Komunikasi: kurang

berbicara

Aktivitas-aktivitasnya :

1). Beri satu kalimat simple saat setiap

bertemu jika diperlukan

2. konsultasikan dengan dokter

kebutuhan terapi bicara

3. dorong pasien u/ berkomunikasi

secara perlahaan dan untuk mengurangi

21

Page 22: randi22620009.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN PENDAHULUAN STROKE INFARK. DISUSUN OLEH . RANDI. 18112165. STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG. DIII KEPERAWATAN. 2019. PENDAHULUAN

non verbal

6. Mengenali pesan yang

diterima

7. Interpratasi akurat

terhadap pesan yang

diterima

permintaan

4. dengarkan dengan penuh perhatian

5. berdiri didepaan pasien ketika

berbicara

6.gunakan kartu baca,

kertas,pensil,bahasa tubuh, gambar

daftarkan

7. anjurkan bicara dengan asofahgus

jika diperlukan

8. berikan tanggapan positif

22

Page 23: randi22620009.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN PENDAHULUAN STROKE INFARK. DISUSUN OLEH . RANDI. 18112165. STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG. DIII KEPERAWATAN. 2019. PENDAHULUAN

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Wendra, 1999, Petunjuk Praktis Rehabilitasi Penderita Stroke, Bagian

Neurologi FKUI /RSCM, UCB Pharma Indonesia, Jakarta.

Carpenito, Lynda Juall, 2000, Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 8, EGC,

Jakarta.

Depkes RI, 1996, Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem

Persarafan, Diknakes, Jakarta.

Doenges, M.E., Moorhouse M.F.,Geissler A.C., 2000, Rencana Asuhan

Keperawatan, Edisi 3, EGC, Jakarta.

Engram, Barbara, 1998, Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, Volume

3, EGC, Jakarta.

Harsono, 1996, Buku Ajar Neurologi Klinis, Edisi 1, Gadjah Mada University

Press, Yogyakarta.

Harsono, 2000, Kapita Selekta Neurologi, Gadjah Mada University Press,

Yogyakarta.

Hudak C.M., Gallo B.M., 1996, Keperawatan Kritis, Pendekatan Holistik, Edisi

VI, Volume II, EGC, Jakarta.

23

Page 24: randi22620009.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN PENDAHULUAN STROKE INFARK. DISUSUN OLEH . RANDI. 18112165. STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG. DIII KEPERAWATAN. 2019. PENDAHULUAN

Ignatavicius D.D., Bayne M.V., 1991, Medical Surgical Nursing, A Nursing

Process Approach, An HBJ International Edition, W.B. Saunders Company,

Philadelphia.

Ignatavicius D.D., Workman M.L., Mishler M.A., 1995, Medical Surgical

Nursing, A Nursing Process Approach, 2nd edition, W.B. Saunders Company,

Philadelphia.

Islam, Mohammad Saiful, 1998, Stroke: Diagnosis Dan Penatalaksanaannya,

Lab/SMF Ilmu Penyakit Saraf, FK Unair/RSUD Dr. Soetomo, Surabaya.

Juwono, T., 1993, Pemeriksaan Klinik Neurologik Dalam Praktek, EGC, Jakarta.

Lismidar, 1990, Proses Keperawatan, Universitas Indonesia, Jakarta.

Mardjono M., Sidharta P., 1981, Neurologi Klinis Dasar, PT Dian Rakyat,

Jakarta.

Price S.A., Wilson L.M., 1995, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses

Penyakit, Edisi 4, Buku II, EGC, Jakarta.

Satyanegara, 1998, Ilmu Bedah Saraf, Edisi Ketiga, Gramedia Pustaka Utama,

Jakarta.

Susilo, Hendro, 2000, Simposium Stroke, Patofisiologi Dan Penanganan Stroke,

Suatu Pendekatan Baru Millenium III, Bangkalan.

Widjaja, Linardi, 1993, Patofisiologi dan Penatalaksanaan Stroke, Lab/UPF Ilmu

Penyakit Saraf, FK Unair/RSUD Dr. Soetomo, Surabaya.

24

Page 25: randi22620009.files.wordpress.com · Web viewLAPORAN PENDAHULUAN STROKE INFARK. DISUSUN OLEH . RANDI. 18112165. STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG. DIII KEPERAWATAN. 2019. PENDAHULUAN

25