laporan new pipetasi

31
UJI KETELITIAN PIPETASI I. TUJUAN 1. Mengetahui cara menggunakan pipet piston ( clinic pipet ), serta membandingkan ketelitiannya dengan pipet gelas 2. Mengetahui cara mengukur konsentrasi sampel dengan menggunakan alat spektrofotometer. II. PRINSIP Hukum Lambert-Beer Hukum Lambert-Beer menyatakan bahwa konsentrasi suatu zat berbanding lurus dengan jumlah cahaya yang diabsorbsi, atau berbanding terbalik dengan logaritma cahaya yang ditransmisikan. Hubungan antara absorbs energy dan konsentrasi larutan ditunjukkan oleh Hukum Lambert-Beer sebagai berikut: A = a b c = log 2 – log %T dimana: A = absorban a = absorbptivitas b = jalannya sinar pada larutan ( tebal kuvet ) c = konsentrasi larutan %T = persen transmittans III. TEORI

Upload: ayu-theresia-marboen

Post on 29-Dec-2015

299 views

Category:

Documents


39 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan New Pipetasi

UJI KETELITIAN PIPETASI

I. TUJUAN

1. Mengetahui cara menggunakan pipet piston ( clinic pipet ), serta membandingkan

ketelitiannya dengan pipet gelas

2. Mengetahui cara mengukur konsentrasi sampel dengan menggunakan alat

spektrofotometer.

II. PRINSIP

Hukum Lambert-Beer

Hukum Lambert-Beer menyatakan bahwa konsentrasi suatu zat berbanding lurus

dengan jumlah cahaya yang diabsorbsi, atau berbanding terbalik dengan logaritma

cahaya yang ditransmisikan.

Hubungan antara absorbs energy dan konsentrasi larutan ditunjukkan oleh

Hukum Lambert-Beer sebagai berikut:

A = a b c = log 2 – log %T

dimana: A = absorban

a = absorbptivitas

b = jalannya sinar pada larutan ( tebal kuvet )

c = konsentrasi larutan

%T = persen transmittans

III. TEORI

Pipet digunakan untuk memindahkan sejumlah larutan secara akurat dari

suatu wadah (biasanya beker) ke dalam tabung reaksi untuk pengenceran atau

penetapan kadar, biasanya bersama-sama dengan pengisi pipet (pipette fillers). Pipet

ini bukanlah sedotan minuman, dan sebaiknya jangan pernah ditempatkan dalam

mulut, atau digunakan untuk larutan “pipet mulut”. Praktik ini berbahaya dan tidak

higienis. Ada dua jenis pipet yang utama (Cairns, 2009).

Page 2: Laporan New Pipetasi

Pipet pindah

Pipet ini hanya memiliki satu penanda volume dan digunakan untuk

memindahkan larutan sebanyak volume tersebut. Ukuran-ukuran yang biasa

digunakan adalah 10, 20, dan 50 ml. Pipet ini diisi hingga sedikit di atas tanda dengan

menggunakan pompa atau bola pipet. Pompa ini dilepaskan dan larutan dibiarkan

terus mengalir keluar hingga mencapai tanda, dan aliran larutan tersebut

dikendalikan dengan menggunakan jari telunjuk pada bagian ujung pipet. Sebagian

besar pipet pindah dikalibrasi untuk membiarkan sedikit larutan tetap tinggal pada

ujung pipet begitu pipet dikeringkan dan larutan tersebut sebaiknya tidak “ditiup”

keluar dari ujung pipet. Jenis pipet ini digunakan untuk semua prosedu kimia analitik

(Cairns, 2009).

Pemasukan pipet ke dalam pengisi pipet (pipette filler) harus dilakukan secara

hati-hati. Jika pipet dihubungkan dengan pompa, dan terdorong ke dalam pengisi

pipet, batang pipet dapat pecah dan operator mungkin terluka. Ketika memasukkan

pipet ke dalam pengisi pipet, pipet harus selalu dipegang pada bagian yang dekat

dengan ujungnya untuk mencegah semua kecelakaan yang sering terjadi ini (Cairns,

2009).

Pipet Ukur

Pipet ukur merupakan alat untuk memindahkan larutan dengan volume yang

diketahui. Tersedia berbagai macam ukuran kapasitas pipet ukur, diantaranya pipet

berukuran 1 ml, 5 ml dan 10 ml. Cara penggunaanya adalah cairan disedot dengan

pipet ukur dengan bantuan filler sampai dengan volume yang diingini. Volume yang

dipindahkan dikeluarkan menikuti skala yang tersedia (dilihat bahwa skala harus

tepat sejajar dengan mensikus cekung cairan) dengan cara menyamakan tekanan

filler dengan udara sekitar (Awang, 2010).

Page 3: Laporan New Pipetasi

Pipet ukur mempunyai fungsi hampir sama dengan pipet tetes biasa, kecuali :

1. Garis skala volum pada pipet ukur tidak hanya satu tapi ada beberapa skala,

volum pipet seukuran hanya ada satu.

2. Tingkat ketelitian pengukuran pipet ukur lebih kecil dari tingkat ketelitian

pengukuran pipet seukuran (Maya, 2010).

Cara kalibrasi pipet ukur dilakukan terhadap sekelompok volum tertentu,

misalnya untuk pipet ukur dengan kapasitas 25 mL, kalibrasi dilakukan pada volum 5

mL, 10 mL, 15 mL, 20 mL, dan 25 mL. Kalau memang diinginkan dan tersedia waktu

luang, boleh juga dilakukan kalibrasi pada volum diluar yang disebut diatas (Maya,

2010).

Pipet ukur dikalibrasi untuk memungkinkan sebuah alat gelas memindahkan

satu interval volume, dan ukurannya yang umum adalah 1 ml dan 10 ml. Pipet ini

kurang akurat bila dibandingkan dengan pipet pindah, dan pipet ini tidak digunakan

di dalam laboratorium kimia analitik. Jika ingin memindahkan suatu larutan dengan

volume sangat kecil, digunakan alat suntik gelas yang akurat (misalnya, alat suntik

“Hamilton”) atau mikropipet otomatis (Cairns, 2009).

Mikropipet

Mikropipet adalah alat untuk memindahkan cairan yang bervolume cukup

kecil, biasanya kurang dari 1000 µl. Banyak pilihan kapasitas dalam mikropipet,

misalnya mikropipet yang dapat diatur volume pengambilannya (adjustable volume

pipette) antara 1µl sampai 20 µl, atau mikropipet yang tidak bisa diatur volumenya,

hanya tersedia satu pilihan volume (fixed volume pipette) misalnya mikropipet 5 µl.

dalam penggunaannya, mukropipet memerlukan tip (Awang, 2010).

Mikropipet digunakan untuk memindahkan secara akurat suatu

larutan/cairan dalam volume kecil. Pipet biasa seperti pipet gelas tidak memiliki

keakuratan pada volume kurang dari 1 mililiter (1 ml), sedangkan mikropipet

memiliki keakuratan dan ketepatan pada volume kurang dari 1 mililiter (1 ml)

(Umam, 2010).

Dalam menggunakan mikropipet, yang perlu diperhatikan adalah volume

cairan yang akan dipindahkan. Ada beberapa jenis mikropipet berdasarkan

volumenya, jenis mikropipet yang sering digunakan memiliki kisaran 10-100 mikro

liter (μl) dan 100-1000 mikro liter (μl). Pada penggunaanya, biasanya dilakukan

Page 4: Laporan New Pipetasi

kombinasi pemakaian kedua jenis mikropipet ini, misalnya untuk memindahkan 1030

μl cairan, maka digunakan pipet jenis pertama untuk memindahkan 30 μl dan pipet

jenis kedua untuk memindahkan cairan sebanyak 1000 μl. Pemilihan jenis pipet yang

tepat ini penting untuk menghemat waktu (Umam, 2010).

Cara Penggunaan :

1. Sebelum digunakan Thumb Knob sebaiknya ditekan berkali-kali untuk

memastikan lancarnya mikropipet.

2. Masukkan Tip bersih ke dalam Nozzle / ujung mikropipet.

3. Tekan Thumb Knob sampai hambatan pertama / first stop, jangan ditekan

lebih ke dalam lagi.

4. Masukkan tip ke dalam cairan sedalam 3-4 mm.

5. Tahan pipet dalam posisi vertikal kemudian lepaskan tekanan dari Thumb

Knob maka cairan akan masuk ke tip.

6. Pindahkan ujung tip ke tempat penampung yang diinginkan.

7. Tekan Thumb Knob sampai hambatan kedua / second stop atau tekan

semaksimal mungkin maka semua cairan akan keluar dari ujung tip.

8. Jika ingin melepas tip putar Thumb Knob searah jarum jam dan ditekan maka

tip akan terdorong keluar dengan sendirinya, atau menggunakan alat

tambahan yang berfungsi mendorong tip keluar (Awang, 2010).

Spektrofotometri Ulraviolet-Cahaya Tampak (UV-VIS)

Spektrum elektronik senyawa dalam fase uap kadang-kadang menunjukkan

struktur halus dimana sumbangan vibrasi individu dapat teramati, namun dalam fase-

fase mampat, tingkat energi molekul demikian terganggu oleh tetangga-tetangga

dekatnya, sehingga seringkali hanya tampak pita lebar. Semua molekul dapat

Page 5: Laporan New Pipetasi

mengabsorbsi radiasi dalam daerah UV-tampak karena mereka mengandung

elektronik sekutu maupun menyendiri yang dapat dieksitasikan ke tingkat energi

yang lebih tinggi. Panjang gelombang dimana absorbsi itu terjadi, bergantung pada

berapa kuat elektron itu terikat dalam molekul itu. Elektron dalam suatu ikatan

kovalen tunggal terikat dengan kuat, dan diperlukan radiasi berenergi tinggi atau

panjang gelombang pendek, untuk eksitasinya. Misalnya alkana, yang mengandung

hanya ikatan tunggal C-H dan C-C tak menunjukkan absorpsi di atas 160 nm. Metana

menunjukkan suatu puncak pada 122 nm. Ini berarti bahwa suatu elektron dalam

orbital ikatan (bonding) sigma dieksitasikan ke orbital anti-ikatan (antibonding) sigma

(Day & Underwood, 2002).

Instrumentasi Spektrofotometer UV-Vis

Spektrofotometer yang sesuai untuk pengukuran di daerah spektrum

ultraviolet dan sinar tampak terdiri atas suatu sistem optik dengan kemampuan

menghasilkan sinar monokromatis dalam jangkauan panjang gelombang 200-800 nm

(Sudjadi, 2007).

Suatu diagram sederhana spektrofotometer UV-Vis ditunjukkan oleh gambar

berikut dengan komponen-komponennya meliputi sumber-sumber sinar,

monokromator, dan sistem optik.

1. Sumber-sumber lampu

Lampu deuterium digunakan untuk daerah UV pada panjang

gelombang dari 190-350 nm, sementara lampu halogen kuarsa atau lampu

tungsten digunakan untuk daerah visibel (pada panjang gelombang antara

350-900).

2. Monokromator

Digunakan untuk mendispersikan sinar ke dalam komponen-

komponen panjang gelombangnya yang selanjutnya akan dipilih oleh celah

Page 6: Laporan New Pipetasi

(slit). Monokromator berputar sedemikian rupa sehingga kisaran panjang

gelombang dilewatkan pada sampel sebagai scan instrumen melewati

spektrum.

3. Optik-optik

Dapat didesain untuk memecah sumber sinar sehingga sumber sinar

melewati 2 kompartemen, dan sebagaimana dalam spektrofotometer berkas

ganda (double beam), suatu larutan blanko dapat digunakan dalam satu

kompartemen untuk mengkoreksi pembacaan atau spektrum sampel. Yang

paling sering digunakan sebagai blanko dalam spektrofotometri adalah semua

pelarut yang digunakan untuk melarutkan sampel atau pereaksi (Sudjadi,

2007).

Ada tiga macam proses penyerapan energi ultraviolet dan sinar tampak yaitu:

1. Penyerapan oleh transisi elektron ikatan dan elektron anti ikatan (elektron

sigma, elektron phi, dan elektron yang tidak berikatan atau non bonding

elektron)

2. Penyerapan yang melibatkan elektron d dan f

a. Penyerapan oleh ion-ion golongan lantanida dan aktinida

b. Penyerapan oleh logam-logam golongan transisi pertama dan kedua

3. Penyerapan karena perpindahan muatan (Sudjadi, 2007).

Transisi-transisi elektronik yang terjadi diantara tingkat-tingkat energi di

dalam suatu molekul ada 4, yaitu transisi sigma-sigma star, tramsisi n-sigma star,

transisi n-phi star, dan transisi phi-phi star. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:

1. Efek pelarut pada transisi

Pelarut dapat mempengaruhi transisi n→π* dan π→π*. Hal ini berkaitan

dengan adanya perbedaan kemampuan pelarut untuk mensolvasi antara

keadaan dasar dengan keadaan tereksitasi.

2. Kromofor-kromofor organik

Kromofor merupakan suatu gugus atau atom dalam senyawa organik

yang mampu menyerap sinar ultraviolet dan sinar tampak.

3. Pengaruh peristiwa konjugasi terhadap puncak serapan

Ikatan terkonjugasi merupakan ikatan rangkap yang berselang-seling

dengan satu ikatan tunggal. Dalam orbital molekul, elektron-elektron phi

Page 7: Laporan New Pipetasi

mengalami delokalisasi lanjut dengan adanya ikatan terkonjugasi. Adanya efek

delokalisasi ini akan menyebabkan penurunan tingkat energi π* dan memberikan

pengurangan karakter anti ikatan. Sebagai konsekuensinya panjang gelombang

molekul yang mempunyai ikatan rangkap terkonjugasi akan mengalami

pergeseran batokromik (Sudjadi, 2007).

Spektroskopi ultraviolet-visible atau spektrofotometri ultraviolet-visible (UV-

Vis atau UV / Vis) melibatkan spektroskopi dari foton dalam daerah UV-terlihat. Ini

berarti menggunakan cahaya dalam terlihat dan berdekatan (dekat ultraviolet (UV)

dan dekat dengan inframerah (NIR)) kisaran. Penyerapan dalam rentang yang terlihat

secara langsung mempengaruhi warna bahan kimia yang terlibat (Hosniah, 2010).

Untuk mengukur risiko dari usul investasi digunakan standar deviasi, nilai bobot, dan

koefisien variasi. Semakin besar standar deviasi dibandingkan nilai bobot berarti

semakin besar risiko yang terkandung dalam usul investasi. Semakin tinggi koefisien

variasi semakin tinggi tingkat risiko investasi. Dalam memilih investasi diambil tingkat

koefisien variasi yang rendah atau tingkat risiko investasi yang rendah walaupun

metode nilai sekarang bersih menunjukkan tingkat positif yang tinggi (Nafarin, 2007).

Hukum Beer-Lambert menyatakan bahwa absorbansi larutan berbanding

lurus dengan konsentrasi spesies menyerap dalam larutan dan panjang jalan. Jadi,

untuk tetap jalan panjang, UV / VIS spektroskopi dapat digunakan untuk menentukan

konsentrasi dalam larutan penyerap. Perlu untuk mengetahui seberapa cepat

perubahan absorbansi dengan konsentrasi. Ini dapat diambil dari referensi (tabel

koefisien molar kepunahan), atau lebih tepatnya, ditentukan dari kurva kalibrasi

(Hosniah, 2010).

Para instrumen yang digunakan dalam spektroskopi ultraviolet-visible disebut

UV / vis spektrofotometer. Itu mengukur intensitas cahaya yang melewati sebuah

sampel (I), dan membandingkannya dengan intensitas cahaya sebelum melewati

sampel (I o). Perbandingan I / I o disebut pengiriman, dan biasanya dinyatakan

sebagai persentase (% T). The Absorbansi, A, didasarkan pada pengiriman:

A = - l o g (% T / 100%) (Hosniah, 2010).

Bagian dasar dari sebuah Spektrofotometer adalah sumber cahaya, pemegang

sampel, sebuah kisi difraksi atau monochromator untuk memisahkan berbagai

panjang gelombang cahaya, dan sebuah detektor. Sumber radiasi seringkali

merupakan Tungsten filamen (300-2500 nm), sebuah lampu busur deuterium yang

Page 8: Laporan New Pipetasi

kontinu di atas daerah ultraviolet (190-400 nm), dan lebih baru-baru ini

memancarkan dioda cahaya (LED) dan Xenon Arc Lamps untuk panjang gelombang

yang terlihat. Detektor biasanya sebuah fotodioda atau CCD. Photodiodes digunakan

dengan monochromators, yang menyaring cahaya sehingga hanya cahaya dari

panjang gelombang tunggal mencapai detektor. Kisi-kisi difraksi digunakan dengan

CCD, yang mengumpulkan cahaya pada berbagai panjang gelombang yang berbeda

piksel. Spektrofotometer dapat berupa sinar tunggal atau sinar ganda. Dalam berkas

satu instrumen (seperti Spectronic 20), semua cahaya melewati sel sampel. I o harus

diukur dengan membuang sampel. Ini adalah desain awal, tetapi masih umum

digunakan baik dalam pengajaran dan laboratorium industry (Hosniah, 2010).

Dalam berkas ganda instrumen, cahaya dibagi menjadi dua berkas sebelum

mencapai sampel. Satu berkas digunakan sebagai acuan, yang lain melewati sinar

sampel. Beberapa instrumen double-beam memiliki dua detektor (photodiodes), dan

sampel dan berkas referensi diukur pada waktu yang sama. Dalam instrumen lain,

kedua balok melewati sebuah balok helikopter, yang menghambat satu berkas pada

suatu waktu. Detektor-ubah antara mengukur sampel balok dan balok referensi

(Hosniah, 2010).

Sampel untuk UV / Vis spektrofotometri yang paling sering cairan, meskipun

absorbansi gas dan bahkan padatan juga dapat diukur. Sampel biasanya ditempatkan

dalam transparan sel, yang dikenal sebagai cuvette. Cuvettes biasanya berbentuk

persegi panjang, biasanya dengan lebar internal dari 1 cm. (Ini menjadi jalan lebar

panjang, L, dalam hukum Beer-Lambert.) Uji tabung juga dapat digunakan sebagai

cuvettes dalam beberapa instrumen. Jenis wadah sampel yang digunakan harus

membiarkan radiasi untuk lewat di atas wilayah spektrum kepentingan. Yang paling

banyak diterapkan cuvettes terbuat berkualitas tinggi leburan silika atau kuarsa kaca

karena ini adalah transparan seluruh UV, yang kelihatan dan inframerah dekat

daerah. Cuvettes kaca dan plastik juga umum, meskipun sebagian besar plastik kaca

dan menyerap di UV, yang membatasi kegunaannya untuk terlihat panjang

gelombang. Sebuah spektrum ultraviolet-pada dasarnya adalah sebuah grafik cahaya

versus absorbansi panjang gelombang dalam berbagai ultraviolet atau terlihat

daerah. Seperti spektrum sering dapat diproduksi langsung oleh spektrofotometer

yang lebih canggih, atau data dapat dikumpulkan satu panjang gelombang pada

suatu saat dengan instrumen sederhana. Panjang gelombang sering diwakili oleh

Page 9: Laporan New Pipetasi

simbol λ. Demikian pula, untuk suatu substansi, grafik standar dari kepunahan

koefisien (ε) vs panjang gelombang (λ) dapat dibuat atau digunakan jika salah satu

sudah tersedia. Seperti grafik standar akan efektif "konsentrasi-dikoreksi" dan

dengan demikian tergantung pada konsentrasi (Hosniah, 2010).

Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Spektrofotometri UV-Vis

Spektra UV-Vis dapat digunakan untuk informasi kualitatif dan sekaligus dapat

digunakan untuk analisis kuantitatif.

1. Aspek kualitatif

Data spektra UV-Vis secara tersendiri tidak dapat digunakan untuk

identifikasi kualitatif obat atau metabolitnya. Akan tetapi jika digabung dengan

cara lain seperti spektroskopi inframerah, resonansi magnet inti, dan

spektroskopi massa, maka dapat digunakan untuk maksud identifikasi/analisis

kualitatif suatu senyawa tersebut. Data yang diperoleh dari spektroskopi UV dan

Vis adalah panjang gelombang maksimal, intensitas, efek pH, dan pelarut yang

kesemuanya itu dapat diperbandingkan dengan data yang sudah dipublikasikan.

2. Aspek kuantitatif

Dalam aspek kuantitatif, suatu berkas radiasi dikenakan pada cuplikan

(larutan sampel) dan intensitas sinar radiasi yang diteruskan diukur besarnya.

Radiasi yang diserap oleh cuplikan ditentukan dengan membandingkan intensitas

sinar yang diteruskan dengan intensitas sinar yang diserap jika tidak ada spesies

penyerap lainnya (Sudjadi, 2007).

Aplikasi

UV / Vis spektroskopi secara rutin digunakan dalam kuantitatif penentuan

solusi dari logam transisi ion dan sangat dikonjugasikan senyawa organik.

Solusi ion logam transisi dapat berwarna (misalnya, menyerap cahaya) karena

d elektron dalam atom logam dapat tertarik dari satu negara elektronik

lainnya. Warna larutan ion logam sangat dipengaruhi oleh kehadiran spesies

lain, seperti anion tertentu atau ligan. Sebagai contoh, warna larutan encer

tembaga sulfat adalah biru yang sangat terang; menambahkan amonia

meningkat dan perubahan warna panjang gelombang serapan maksimum (λ

max) (Hosniah, 2010).

Page 10: Laporan New Pipetasi

Senyawa organik, terutama mereka yang memiliki tingkat tinggi konjugasi,

juga menyerap cahaya pada daerah UV atau terlihat dari spektrum

elektromagnetik. pelarut untuk penentuan ini sering air untuk senyawa larut

dalam air, atau etanol untuk senyawa organik yang larut. (Pelarut organik

mungkin memiliki penyerapan sinar UV yang signifikan; tidak semua pelarut

yang cocok untuk digunakan dalam spektroskopi UV. Ethanol menyerap

sangat lemah di paling panjang gelombang.) Solvent polaritas dan pH dapat

mempengaruhi penyerapan spektrum senyawa organik. Tirosin, misalnya,

peningkatan penyerapan maksimum dan koefisien molar kepunahan ketika

pH meningkat 6-13 atau ketika polaritas pelarut berkurang (Hosniah, 2010).

Sementara kompleks transfer biaya juga menimbulkan warna, warna sering

terlalu kuat untuk digunakan untuk pengukuran kuantitatif (Hosniah, 2010).

Page 11: Laporan New Pipetasi

MONOGRAFI

KALII PERMANGANAS

KALIUM PERMANGANAT

K+

KMnO4 BM 158,03

Pemerian : hablur mengkilat; ungu tua atau hampir hitam, tidak berbau, rasa

manis dan sepat.

Kelarutan : larut dalam 16 bagian air, mudah larut dalam air mendidih.

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik.

Khasiat/kegunaan : antiseptikum, ekstern

(Farmakope Indonesia ed III, hlm 330-331 )

Page 12: Laporan New Pipetasi

IV. ALAT & BAHAN

- Alat : spektrofotometer,pipet piston,pipet glass (volume pipet),labu ukur,beaker

glass.

- Bahan : larutan KMnO4,aquadest

V. PROSEDUR

KMnO4 ditambahkan aquadest menjadi larutan baku lalu diukur konsentrasin

larutan baku sampai diperoleh absorbansi A = 0,2 - 0,8. Dibuat berbagai pengenceran

larutan KMnO4 dengan menggunakan pipet glass & pipet piston ( masing-masing

7pengenceran). Diukur konsentrasi setiap larutan pada *lamda = 546. Hasil yang

didapat dibandingkan dengan mengukur absorbansi (A) untuk setiap cara pemipetan

dengan melihat harga standar deviasi.

VI. DATA PENGAMATAN

Dibuat larutan induk dengan konsentrasi 500 ppm dalam 250 ml

Mg = 500mg1000L

x250ml = 125 mg = 0,125 gram

Pengenceran (dari 500 ppm) :

20 ppm : V1.ppm1= V2.ppm2

V1.500 = 10.20

V1 = 200500

=0,4ml ad10ml

25 ppm : V1.ppm1= V2.ppm2

V1.500 = 10.25

V1 = 250500

=0,5mlad 10ml

30 ppm : V1.ppm1= V2.ppm2

V1.500 = 10.30

Page 13: Laporan New Pipetasi

V1 = 300500

=0,6ml ad10ml

35 ppm : V1.ppm1= V2.ppm2

V1.500 = 10.35

V1 = 350500

=0,7ml ad10ml

40 ppm : V1.ppm1= V2.ppm2

V1.500 = 10.40

V1 = 400500

=0,8ml ad10ml

45 ppm : V1.ppm1= V2.ppm2

V1.500 = 10.45

V1 = 450500

=0,9ml ad10ml

50 ppm : V1.ppm1= V2.ppm2

V1.500 = 10.50

V1 = 500500

=1,0mlad 10ml

55 ppm : V1.ppm1= V2.ppm2

V1.500 = 10.55

V1 = 550500

=1,1mlad10ml

Kurva baku :

Ppm

Absorba

n

25 0,292

30 0,384

Page 14: Laporan New Pipetasi

35 0,478

40 0,577

50 0,797

55 0,861

20 25 30 35 40 45 50 55 600

0.10.20.30.40.50.60.70.80.9

1

f(x) = 0.0195267080745342 x − 0.199962732919255R² = 0.99742933033029

Kurva Baku (pipet volume)

AbsorbanLinear (Absorban)

ppm

Abso

rban

Ppm

Absorba

n

20 0,217

30 0,387

35 0,491

40 0,557

50 0,822

55 0,992

Page 15: Laporan New Pipetasi

15 20 25 30 35 40 45 50 55 600

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

f(x) = 0.021854 x − 0.260069999999999R² = 0.980910173097935

Kurva Baku (mikropipet)

AbsorbanLinear (Absorban)

ppm

Abso

rban

SAMPEL :

Sampel ke- Absorban

1 0,714

2 0,741

3 0,741

4 0,751

5 0,753

6 0,759

7 0,759

Konsentrasi

1. 48,1053

2. 49,5263

3. 49,5263

4. 50,0523

5. 50,1579

Menggunakan pipet volume

Page 16: Laporan New Pipetasi

6. 50,4737

7. 50,4737

Perhitungan Konsentrasi :

1. Y = 0,019x – 0,2

0,714 = 0,019x – 0,2

0,019x = 0,714 + 0,2

R = 0,9140,019

=48,1053

2. Y = 0,019x – 0,2

0,741 = 0,019x – 0,2

0,019x = 0,741 + 0,2

R = 0,9410,019

=49,5263

3. Y = 0,019x – 0,2

0,741 = 0,019x – 0,2

0,019x = 0,741 + 0,2

R = 0,9410,019

=49,5263

4. Y = 0,019x – 0,2

0,751 = 0,019x – 0,2

0,019x = 0,751 + 0,2

R = 0,9510,019

=50,0523

5. Y = 0,019x – 0,2

0,753 = 0,019x – 0,2

Page 17: Laporan New Pipetasi

0,019x = 0,753 + 0,2

R = 0,9530,019

=50,1579

6. Y = 0,019x – 0,2

0,759 = 0,019x – 0,2

0,019x = 0,759 + 0,2

R = 0,9590,019

=50,4737

7. Y = 0,019x – 0,2

0,759 = 0,019x – 0,2

0,019x = 0,759 + 0,2

R = 0,9590,019

=50,4737

X rata-rata = 48,1053+49,5263+49,5263+50,0523+50,1579+50,4737+50,4737

7=¿42,5939

SD = ± √(30,375 )+ (48,058 )+(48,058 )+(55,627 )+(57,214 )+(62,091 )+(62,091)7−1

=7,78

Standar Deviasi = ±7,78

%Akurasi = rata−rata

jumla hdata yangdiinginkanx 100

= 42,593950

x 100 = 85,18 %

%CV = SD

Rata−rata100%

= 7,7842,5939

x 100%=¿0,18 %

SAMPEL MENGGUNAKAN MIKROPIPET :

Page 18: Laporan New Pipetasi

Sampel ke- Absorban

1 0,848

2 0,854

3 0,877

4 0,884

5 0,895

6 0,909

7 0,914

Konsentrasi

1. 52,7619

2. 53,0476

3. 54,1428

4. 54,4761

5. 55

6. 55,6667

7. 55,9048

1. Y = 0,021x – 0,260

0,848 = 0,021x – 0,260

0,021x = 0,848 + 0,260

R = 1,1080,021

=52,7619

2. Y = 0,021x – 0,260

0,854 = 0,021x – 0,260

0,021x = 0,854 + 0,260

R = 1,1140,021

=53,0476

Menggunakan mikropipet

Page 19: Laporan New Pipetasi

3. Y = 0,021x – 0,260

0,877 = 0,021x – 0,260

0,021x = 0,877 + 0,260

R = 1,1370,021

=54,1428

4. Y = 0,021x – 0,260

0,884 = 0,021x – 0,260

0,021x = 0,884 + 0,260

R = 1,1440,021

=54,4761

5. Y = 0,021x – 0,260

0,895 = 0,021x – 0,260

0,021x = 0,895 + 0,260

R = 1,1550,021

=55

6. Y = 0,021x – 0,260

0,909 = 0,021x – 0,260

0,021x = 0,909 + 0,260

R = 1,1690,021

=55,6667

7. Y = 0,021x – 0,260

0,914 = 0,021x – 0,260

0,021x = 0,914 + 0,260

R = 1,1740,021

=55,9048

Page 20: Laporan New Pipetasi

X rata-rata = 52,7619+53,0476+54,1428+54,4761+55+55,6667+55,9048

7=54,4285

SD = ± √(2,777 )+(1,906 )+(0,082 )+(0,002 )+ (0,327 )+(1,533 )+(2,179)7−1

=1,21

Standar Deviasi = ±1,21

%Akurasi = rata−rata

jumla hdata yangdiinginkanx 100

= 54,428550

x 100 = 108,85 %

%CV = SD

Rata−rata100%

= 1,2154,4285

x100%=¿2,22 %

VII. PEMBAHASAN

Pipet digunakan untuk memindahkan sejumlah larutan secara akurat dari

suatu wadah (biasanya beker) ke wadah lain. Dalam kimia klinik pun, pipet sering

digunakan untuk memindahkan larutan dari suatu tempat ke tempat lain. Dalam

kimia klinik pipet ini digunakan untuk melakukan penelitian atau analisis yang

berkaitan dengan makhluk hidup. Ketelitian dalam menggunakan pipet sangat

penting dalam bidang kimia klinik karena perbedaan volume yang sedikit saja dapat

memberikan hasil yang berbeda sehingga salah dalam menginterpretasikan hasil

yang diperoleh. Jenis-jenis pipet beragam dimana setiap masing-masing memiliki

ketelitian yang berbeda. Oleh karena itu, dilakukan percobaan untuk

membandingkan ketelitian dari pipet gelas dan pipet piston. Pipet gelas merupakan

suatu pipet yang memiliki skala lebih besar di bandingkan pipet piston.

Prinsip dari praktikum ini adalah hukum Lambert Beer, dimana menyebutkan

bahwa besarnya serapan (absorbansi) berbanding lurus dengan konsentrasi sampel

Page 21: Laporan New Pipetasi

yang diukur. Semakin tinggi konsentrasi sampel yang diukur maka absorbansi yang

dihasilkan akan tinggi juga.

Percobaan kali ini untuk membandingkan ketelitian penggunaan pipet piston

dengan pipet volum untuk pengukuran sampel ,dan untuk membandingkan

ketelitianya masing-masing pipet digunakan spektrofotometer UV-Vis untuk

mengukur konsentrasi sampel.praktikum ini bertujuan untuk mengetahui ketelitian

mana yang lebih teliti di antara pipet piston dan pipet volum, yang mana akan

berpengaruh pada pengukuran konsentrasi spektrofotometer UV-Vis untuk sampel.

Sampel yang digunakan adalah KMNO4. Alasan digunakan KMNO4 (Kalium

permanganat), karena sampel tersebut memiliki serapan maksimum pada panjang

gelombang 546 , sehingga mudah dalam pengukurannya. Salah satu hal yang penting

di ingat adalah untuk menganalisis secara spektrofotometri UV-Vis dengan cara

membandingkan konsentrasi data sampel spektrofotometer UV-Vis diperlukan

panjang gelombang maksimal.

Tahap awal yang dilakukan dalam praktikum adalah pembuatan larutan

KMNO4 dengan konsentrasi 500 ppm yang terbuat dari 125 mg KMNO4 yang

dilarutkan dalam 250 ml aquqdest, sebelum mencampurkan KMNO4 dengn aquadest

dalam labu ukur, terlebih dahulu tutui dulu labu ukur menggunakan kertas krep agar

tidak ada cahaya yang masuk pada larutan KMNO4 yang dibuat, karena KMNO4 tidk

stabil dan mudah teroxsidasi bila terkena matahari maka dari itu harus tertutup.

Setelah pembuatan larutan induk dengan konsentrasi 500 ppm, selanjutnya larutan

induk di encerkan dengan berbabagai konsentrasi yaitu 20 ppm, 25 ppm, 30 ppm, 35

ppm, 40 ppm, 45 ppm, 50 ppm, 55 ppm dengan menggunakan pipet volum dan pipet

piston untuk setiap pengenceranya, kemudian dilkukan pengukuran dengan

menggunakan spektrofotometer UV-Vis untuk mendapatkan kurva baku.

Setelah dilkukan pengenceran untuk kurva baku, selanjutnya untuk

membandingkan ketelitian pipet volum dan pipet piston digunkan larutan dengan

pengenceran dalam konsentrasi 50 ppm dan dilakukan sebanyak 7 kali untuk setiap

pipet dan kemudian dilakukan pengukuran dengan menggunakan spektrofotometer

UV-Vis , dan hasil yang di dapat adalah ketelitian pipet volum lebih teliti

dibandingkan ketelitia pipet piston dalam percobaan praktikum, tapi seharusnya

dalam teori yang lebih teliti adalah pipet piston bukan pipet volum, hal tersebut

terjadi karena kesalaha pada saat pengaturan pipet piston pada saat akan

Page 22: Laporan New Pipetasi

menggambil sampel yang akan di encerkan , maka hasil yang di dapat dari

pengukuran spektrofotometer UV-Vis yang lebih teliti adalah pipet volum.

Hasil pengamatan ini menunjukkan beberapa hal yang tidak sesuai dengan

teori mengenai pipet piston dan pipet gelas. Pada pipet piston sudah ada pengaturan

volume yang akan diambil sehingga sudah terkalibrasi dengan baik. Sehingga

seharusnya pada pipet piston ketelitiannya lebih baik dibandingkan dengan pipet

gelas. Pada pipet gelas, tergantung pada pembacaan skala. Orang yang menggunakan

pipet (praktikan) sangat berpengaruh dengan hasil yang didapat. Sehingga ketelitian

pipet gelas kurang dibandingkan dengan pipet piston. Karena kemgungkinan

kesalahan lebih mudah terjadi pada pembacaan pipet gelas.

Konsentrasi sampel menggunakan pipet volume 46,8717, 48,2564, 48,2564,

48,7692, 48,8717, 49,1794, 49,1794. Konsentrasi sampel menggunakan pipet piston

52,0048, 52,2975, 53,4195, 53,7609, 54,2975, 54,9804, 55,2243. Dari konsetrasi

masing- masing pipet di dapat akurasi data 85,18% untuk pipet volum dan 108,85

% untuk pipet piston. Dari hasil konsentrasi data pengamatan di atas didapat hasil

akurasi data yang menunjukan bahwa pipet yang paling teliti adalah pipet volum

dibanding pipet piston, seharusnya menurut teori yang paling teliti adalah pipet

piston dibandingkan pipet volum, karena pipet piston volume larutan yang akan

diambil dapat kita tentukan terlebih dahulu pada alat pengatur volume yang berada

didalam pipet piston oleh sebabnya volume yang diambil akan menghasilkan hasil

volume yang lebih teliti dibanding dengan pipet volume, tapi pada praktikum yang

dilakukan berbanding terbalik, karena yang lebih teliti adalah pipet volume bukanya

pipet piston itu dikarenakan pada saat praktikum pengaturan pipet pistonnya tidak

benar sehingga ke akuratan konsentrasi data yang di dapat tidak bagus, dan

ketelitiaanya lebih bagus pipet volum.

VIII. KESIMPULAN

Dari hasil praktikum yang dilakukan di dapat akurasi 85,18% untuk pipet volum

dan 108,85 % untuk pipet piston yang berarti pipet volume yang lebih teliti di bandingkan

dengan pipet volume hal tersebut terjadi dikarenakan penggunaan pipet piston pada saat

menentukaan ukauran volume yang akan di ambil tidak benar.

Page 23: Laporan New Pipetasi

IX. DAFTAR PUSTAKA

1. Awang. 2010. Pengenalan Alat. http://ekmon-saurus.com/2008/11/bab-1-

pengenalan-alat.html [diakses pada tanggal 10 maret 2014]

2. Cairns, D. 2009. Intisari Kimia Farmasi. Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran

EGC. Jakarta.

3. Day, R. A & A. L, Underwood. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi Keenam.

Erlangga. Jakarta.

4. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia Ed

III. Jakarta.

5. Hosniah. 2010. Spektroskopi Ultrviolet-Visibel.

http://hosh-hosh.com/2010/02/spektroskopi-ultraviolet-visible.html [diakses

pada tanggal 10 maret 2014]

Page 24: Laporan New Pipetasi

6. Maya, Novi. 2010. Kaliberasi Pipet Ukur.

http://catatankimia.com/catatan/kalibrasi-pipet-seukuran-dan-pipet-

ukur.html [diakses pada tanggal 10 maret 2014]

7. Nafarin, M. 2007. Penganggaran perusahaan. Edisi Ketiga. Penerbit Salemba

Empat. Jakarta.

8. Sudjadi. 2007. Kimia Framasi Analisis. Penerbit Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

9. Umam, Khoirul. 2010. Penggunaan Mikropipet.

http://khoirulumam.com/foodtech-othermenu-27/177-penggunaan-

mikropipet [diakses pada tanggal 10 maret 2014]