laporan monev alkon 2014

Upload: galuh-h-ninggar-w

Post on 06-Jul-2018

253 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • 8/16/2019 Laporan MONEV Alkon 2014

    1/78

    LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI

    Alat dan Obat Kontrasepsi serta SaranaPenunjang Pelayanan KB Tahun 2013

    Th.

    2014

    Direktorat Bina Kesertaan KB Jalur PemerintahBadan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional

  • 8/16/2019 Laporan MONEV Alkon 2014

    2/78

    Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 1

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan ijin-Nya, sehingga

    laporan monitoring dan evaluasi alat dan obat kontrasepsi serta sarana pendukung pelayanan KB

    tahun 2013 inidapat diselesaikan.

    Laporan ini merupakan hasil kegiatan bersama lintas komponen dan sektor terkait, yaitu Direktorat

    Bina Kesertaan KB Jalur Pemerintah, Direktorat Bina Kesertaan KB Jalur Swasta, Direktorat Bina

    Kesertaan KB Jalur Wilayah dan Sasaran Khusus, Direktorat Kesehatan Reproduksi, Pusat Penelitian

    dan Pengembangan KB dan KS, Inspektorat Keuangan dan Perbekalan, Biro Perencanaan,Biro

    Keuangan dan Pengelolaan BMN serta Perkumpulan Kontrasepsi Mantap Indonesia (PKMI) yang

    dilaksanakan secara berjenjang di 33 provinsi seluruh Indonesia.

    Secara garis besar, laporan ini memuathasil temuan di lapangan selama pelaksanaan monitoring dan

    evaluasi dilakukan, sekaligus menawarkan alternatif pemecahan masalah yang dapat digunakan

    sebagai bahan pertimbangan bagi komponen terkait. Kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan diProvinsi yaitu pada gudang BKKBN Provinsi, di Kabupaten dan Kota dilakukan di gudang Kabupaten

    dan Kota, pada Rumah Sakit penerima Laparoscopy dari BKKBN dan pada klinik KB yang menerima

    alat dan obat kontrasepsi dari BKKBN. Sedangkan substansi dari monitoring dan evaluasi tahun ini

    meliputi identifikasi responden, ketersediaan alkon di setiap sasaran, komponen pelayanan KB,

    komponen manajemen logistik, komponen hasil pelayanan, alkon yang kadaluarsa serta kendala dan

    saran yang disampaikan oleh pengelola program KB di lapangan.

    Akhir kata, perkenan kami mengucapkanterimakasihdanpenghargaan yang setinggi-

    tingginyakepadaseluruhpihak yang

    telahberkontribusidalampenyelenggaraankegiataninimulaidaripenyusunan instrumen, pengumpulan

    data di lapangan, analisis data sertapenyusunanlaporanhasilkegiatan.

    Hasil kegiatan monitoring danevaluasialatdanobatkontrasepsisertasaranapendukungpelayanan KB

    tahun 2013 inidiharapkan dapatdijadikan umpan balik perbaikan kinerja perencanaan dan

    pengelolaan alkon serta sarana penunjang pelayanan KB di tingkatpusat, Provinsi, Kabupaten dan

    Kota sertadi fasilitas pelayanan KB.

    Jakarta,Desember 2014

    DirekturBinaKesertaan KB

    JalurPemerintah,

    I Wayan Sundra, SH, MM

  • 8/16/2019 Laporan MONEV Alkon 2014

    3/78

    Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 2

    DAFTAR ISI

    Kata Pengantar 1

    Daftar Isi 2Ringkasan Eksekutif 3

    BAB I PENDAHULUAN

    1. Latar Belakang 6

    2. Dasar Hukum 6

    3. Tujuan 8

    4. Ruang Lingkup 8

    5. Metodologi 9

    BAB II HASIL MONITORING DAN EVALUASII. Pelaksanaan dan cakupan Wilayah Sasaran 11

    II. Kinerja Pengelolaan dan Pendistribusian Alat Kontrasepsi dan

    Sarana Penunjang Pelayanan KB 13

    1. Hasil Kinerja di Tingkat provinsi. 14

    2. Hasil Kinerja di Tingkat Kabupaten dan Kota. 23

    3. Hasil Kinerja di Tingkat Klinik 29

    4. Pendistribusian dan Utilisasi Laparoscopy. 32

    BAB III KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 38

    LAMPIRAN

    • Daftar unit Laparoskopi dan utilisasi 44

    • Instrumen Monev Alkon dan Sarana Penunjang Pelayanan KB Tingkat Provinsi 57

    • Instrumen Monev Alkon dan Sarana Penunjang Pelayanan KB Tingkat Kabupaten dan Kota 63

    • Instrumen Monev Alkon dan Sarana Penunjang Pelayanan KB Tingkat Klinik 70

    • Instrumen Monev Distribusi dan Utilisasi Laparoscopy 69

  • 8/16/2019 Laporan MONEV Alkon 2014

    4/78

    Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 3

    Ringkasan Eksekutif 

    Kegiatan monitoring dan evaluasi (monev) alkonini merupakan kebutuhan manajemen organisasi

    BKKBN cq. Direktorat Bina Kesertaan KB Jalur Pemerintah (DITJALPEM) sebagai upaya tindak lanjut

    dari pengadaan Alkon dan Sarana penunjang pelayanan KB tahun 2013. Monev ini dilakukan pada

    periode Agustussampai denganDesember 2014 dengan metoda   survey  ke 33 provinsi seluruhIndonesia, 62Kabupaten dan Kota, 66 Klinik KB dan 173rumah sakit penerima laparoskopi.

    Pada monev ini yang dilakukan adalah mengukur kinerja komponen pelayanan yaitu ketersediaan

    dan pendistribusian alkon berdasarkan PPM,komponen manajemen logistik yang terdiri dari

    indikator input, proses dan output di tingkat provinsi, Kabupaten dan kota dan klinik KB yang

    disurvey serta pendistribusian dan utilisasi laparoskopi bantuan BKKBN ke rumah sakit. Pengukuran

    kinerja dilakukan dengan menggunakan instrument penilaian khusus yang telah dikembangkan

    untuk monev ini dengan cara membandingkan keadaan sebenarnya yang terjadi di lapangan dengan

    keadaan yang diharapkan.

    Rekomendasi dari hasil monev ini diharapkan dapat dijadikan umpan balik perbaikan kinerja

    perencanaan dan pengelolaan alkon serta sarana penunjang pelayanan KB di tingkat pusat, Provinsi,

    Kabupaten dan Kota serta di fasilitas pelayanan KB.

    Berdasarkan temuan lapangan dan hasil analisisdapat disimpulkan kinerja pengelolaan dan

    pendistribusian alkon dan sarana penunjang pelayanan KB disetiap tingkatan adalah sebagai berikut:

    1. Tingkat Provinsi.

    1) Komponen pelayanan

    Ketersediaan jenis alat dan obat kontrasepsi TA 2013 di gudang provinsi dibanding terhadap

    PPM sebesar 84%.Pendistribusian alkon IUD, Implan dan suntik kekab./kota rata-rata lebih

    besar dari rensi. Hal ini disebabkan karena memenuhi permintaan klinik dan ada kegiatan

    pelayanan momentum.

    Kondisi stok alkon di gudang provinsi untuk setiap jenis alkon (data bulan maret s/d mei

    2014) pada umumnya cukup, namun demikian masih ditemukan 13 provinsi dengan kondisi

    stok minimum untuk IUD, 11 provinsi dengan kondisi stok minimum untuk Implant, 14

    provinsi dengan kondisi minimum untuk suntik, 5 provinsi dengan kondisi stok minimum

    untuk PIL, dan19 provinsi dengan kondisi stok minimum untukkondom.

    Setiap provinsi idealnya mempunyai RENSI(rencana distribusi) sebagai dasar untuk

    melakukan pendistribusian ke kab./kota, dari monev ini ditemukan tidak semua provinsi

    mempunyai RENSIuntuk distribusi sarana penunjang pelayanan KB TA 2013. Untuk sarana

    penunjang pendistribusian didasarkan atas permintaan kabupaten dan kota atau permintaan

    langsung dari klinik. Sedangkan untuk ABPK dan Buku BP3K diberikan kepada klinik KB pada

    waktu wakil dari klinik tersebut mengikuti pelatihan CTU dan atau pelatihan lain di provinsi.

    .

    2) Komponen Manajemen logistik

    Variable kinerja komponen manajemen logistik dibagi dalam kinerja indikator input,

    indikator proses alkon, indikator proses sarana penunjang pelayanan KB, indikator

  • 8/16/2019 Laporan MONEV Alkon 2014

    5/78

    Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 4

    monitoring dan indikator output. Dari monev ini secara rata-rata pemenuhan kinerja

    manajemen logistik di gudang provinsi sudah cukup baik yaitu sebesar 87%.

    Pemenuhan kinerja masing-masing indikator yaitu; input sebesar 97%, proses alkon sebesar

    70%, proses sarana penunjang sebesar 98%, monitoring 73% dan output sebesar 94%. Dari

    kelima indikator tersebut yang perlu mendapat perhatian dan peningkatan adalah kinerjamonitoring.

    2. Tingkat Kabupaten dan kota.

    1) Komponen pelayanan

    Kinerja komponen pelayanan di gudang kabupaten/kota masih perlu peningkatan dan

    bimbingan dari pengelola gudang ditingkat provinsi. Ditemukan hanya 59% kab./kota yang

    mempunyai ppm, sementara angka ppm adalah variabel utama untuk menentukan jumlah

    persediaan alkon yang dibutuhkan. Persediaan alkon secara rata-rata di gudang kabupaten

    hanya sebesar 69%.

    Begitu juga dengan rencana distribusi (rensi), hanya 48% kab./kota yg membuat rensi.

    Kab./Kota mendistribusikan alkon ke klinik lebih didasarkan kepada permintaan langsung

    dari klinik dan dikirim apabila ada kegiatan pelayanan pada acara momentum. Petugas

    gudang kab./kota tidak ingin terjadi penumpukan barang di gudangnya, hal ini terlihat dari

    angka distribusi ke klinik jauh lebih besar dari rensi.

    2) Komponen manajeme logistik

    Variable kinerja komponen manajemen logistik dibagi dalam kinerja indikator input,

    indikator proses alkon, indikator proses sarana penunjang pelayanan KB, indikator

    monitoring dan indikator output. Dari monev ini secara rata-rata pemenuhan kinerja

    manajemen logistik di gudang kab./kotabaru mencapai 80%.

    3. Tingkat Klinik

    1) Komponen pelayanan

    Pengukuran kinerja aspek komponen pelayanan KB dibagi menjadi standar pelayanan, SDM,

    ketersediaan sarana pelayanan dan akses pelayanan. Dari monev ini ditemukan pemenuhan

    kinerja standar pelayanan adalah sebesar 76%, ketersediaan sarana pelayana sebesar 85%,

    dan akses pelayanan yang dihitung berdasarkan stok atau ketersediaan alkon di klinik

    ditemukan stok minimum IUD sebesar 44%, Implant sebesar 49%, suntik sebesar 44%, PIL

    sebesar 29%, dan kondom sebesar 47%.

    2) Komponen manajeme logistik

    Kinerja manajemen logistik di klinik KB yang diukur adalah; tersedia tenaga yang menangani

    alat dan obat kontrasepsi, tersedia permintaan alat dan obat kontrasepsi ke Kabupaten dan

    Kota, tidak terjadi kekosongan & kekurangan stok alat dan obat kontrasepsi dalam 1 bulan,

    mencatat alat dan obat kontrasepsi yang masuk, mencatat alat dan obat kontrasepsi yang

    keluar, prosedur pengeluaran alat dan obat menurut kaidah FIFO dan FEFO, kondisi tempat

    penyimpanan alat dan obat memenuhi persyaratan (lemari penyimpanan alat dan obat),

    melakukan stock opname 2 kali setahun, dan tidak ada alat dan obat yang kadaluarsa. Dari

    monev ini ditemukan pencapaian kinerja klinik KB untuk aspek manajemen klinik adalah

    sebesar 87%.

  • 8/16/2019 Laporan MONEV Alkon 2014

    6/78

    Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 5

    4. Distribusi dan Utilisasi Laparoskopi

    Untuk melihat utilisasi laparoskopi bantuan BKKBN ke rumah sakit, dilakukan kunjungan ke 39

    Rumah Sakit di 33 provinsi di Indonesia. Temuan lapangan pendistribusian unit laparoskopi

    sudah baik dan sampai ke tujuan dalam kondisi baik dan lengkap, ditemukan juga 10 unit (26%)

    laparoskopi yang belum di instal dengan alasan petugas instal belum datang, tenaga medismutasi dan biaya perda yg lebih tinggi dari reimbursement BKKBN.

    Utilisasi laparoscopy di rumah sakit terutama untuk membantu pelayanan kontap wanita bagi

    masyarakat miskin, dipengaruhi oleh 3 (tiga) faktor utama yaitu; Kebijakan dan SDM,

    Ketersediaan alat bantu, bahan habis pakai dan anggaran, serta Koordinasi dan dukungan

    BKKBN/SKPD KB setempat.

    Jumlah laparoskopi yang didistribusikan ke rumah sakit di seluruh Indonesia sampai dengan

    tahun 2013 adalah sebanyak 345 unit yang terdiri dari 319 unit tanpa monitor dan 26 unit

    dilengkapi dengan kamera dan monitor.

    Utilisasi laparoscopy di rumah sakit untuk membantu pelayanan kontap wanita bagi masyarakat

    miskin, dipengaruhi oleh 3 (tiga) faktor utama yaitu; Kebijakan dan SDM, Ketersediaan alat

    bantu, bahan habis pakai dan anggaran, serta Koordinasi dan dukungan BKKBN/SKPD KB

    setempat.

    Dari 345 unit laparoskopi yang berada di seluruh provinsi , berhasil dikumpulkan data sebanyak

    173 unit (50,14%) laparoskopi yang berada di 173 rumah sakit di 33 provinsi di Indonesia. Dari

    173 unit laparoskopi tersebut, diidentifikasi sebanyak 89 unit (51,4%) yang telah digunakan

    untuk pelayanan sterilisasi wanita (MOW) dan 84 unit (48,6%) belum digunakan.

  • 8/16/2019 Laporan MONEV Alkon 2014

    7/78

    Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 6

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1. Latar Belakang

    Program Kependudukan dan KB mempunyai arti yang sangat penting dalam mewujudkankeluarga kecil yang berkualitas. Program KB dan kesehatan Reproduksi dilaksanakan untuk

    memenuhi hak-hak reproduksi sehingga keluarga dapat mengatur waktu, jumlah, jarak kelahiran

    anak secara ideal sesuai dengan keinginan atau tanpa unsur paksaan dari pihak manapun.

    Dengan pemenuhan hak-hak reproduksi tersebut, diharapkan keluarga dapat memiliki anak

    ideal, kondisi kesehatan seksual dan reproduksi tersebut, diharapkan keluarga dapat menikmati

    nilai tambah dalam kehidupan sosial dan aktifitas perekonomiannya. Dampak pemenuhan hak-

    hak reproduksi tersebut, secara langsung adalah terwujudnya keluarga kecil, sehat dan sejahtera

    sehingga menjadi keluarga yang berkualitas.

    Seperti yang telah diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang

    Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga tercantum secara eksplisit padapasal 23 bahwa pemerintah dan pemerintah daerah wajib meningkatkan akses dan kualitas

    informasi, pendidikan, konseling, dan pelayanan kontrasepsi dengan cara antara lain yang

    tertuang pada ayat d yaitumeningkatkan keterjangkauan pelayanan kontrasepsi. Terkait dengan

    isu keterjangkauan dalam pasal ini dapat mengandung arti yang luas termasuk keterjangkauan

    pelayanan kontrasepsi dari sisi ekonomi. Sejalan dengan amanat ini, arah kebijakan program

    Kependudukan dan Keluarga Berencana periode 2010-2014 adalah dengan mendekatkan akses

    dan kualitas pelayanan kontrasepsi bagi pasangan usia subur yang berpendapatan rendah atau

    disebut juga dengan Keluarga Pra Sejahtera (KPS) dan Keluarga Sejahtera (KS) I.

    Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional telah melakukan pelaksanaan

    pengadaan alat dan obat kontrasepsi serta sarana penunjang pelayanan kontrasepsi secaraelektronik pada tahun 2011, sebagai tindak lanjut dengan dikeluarkannya Peraturan Presiden

    Nomor 54 Tahun 2010tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintahdan perubahan kedua

    dalamPeraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Pengadaan Barang/jasa Pemerintah

    yang harus sudah dilakukan secara elektronik baik sebagian/seluruhnya. Untuk anggaran tahun

    2012, pengadaan alkon dan sarana penunjang pelayanan kontrasepsi seluruhnya telah dilakukan

    melalui Sistem Pengadaan Secara Elektronik dan telah di distribusikan ke perwakilan BKKBN

    Provinsi dengan jenis : Pil 24.114.750 cycle, suntik KB 18.982.392 vial, Implan 1.080.250 set,

    Kondom 413.635 gross, Fallope Ring 36.222 buah, ADS 9.493.200 buah, IUD 380.933 set, Implan

    Removal Kit 10.000 set, Obgyn bed 3.325 buah, VTP Kit 1.000 set, IUD Kit 12.180 set, Minilap Kit

    570 set, Laparoscopy Tanpa Monitor 119 set, Laparoscopy dengan Monitor 18 set, ABPK 12.000

    buah dan Dry Sterilisator 100 buah.

    Dalam rangka mengidentifikasi dan upaya perbaikan tentang ketersediaan dan pengelolaan serta

    pemanfaatan alkon dan sarana penunjang pelayanan KB di provinsi, kabupaten dan kota, klinik

    KB, maka perlu dilakukan kegiatan monitoring, evaluasi dan pembinaan.

    2. Dasar Hukum

    1) Undang-UndangNomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah

    Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara tahun 2004 Nomor 126, Tambahan

    Lembaran Negara Nomor 4438);

    2) Undang-UndangNomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (LembaranNegara Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4456);

  • 8/16/2019 Laporan MONEV Alkon 2014

    8/78

    Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 7

    3) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 2009

    Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5063);

    4) Undang-UndangNomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan

    Pembangunan Keluarga (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 161, Tambahan Lembaran

    Negara Nomor 5080);

    5) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahanantara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten dan

    Kota (Lembaran Negara tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737);

    6) Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah

    (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor

    89, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4741);

    7) Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama

    Daerah (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Nomor

    4761);

    8) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas dan

    Wewenang serta Kedudukan Keuangan Gubernur sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah

    Provinsi (Lembaran Negara Tahun 2010 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Nomor5107);

    9) Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah

    Nasional tahun 2010-2014;

    10) Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2010 tentang Badan Kependudukan dan Keluarga

    BerencanaNasional;

    11) Peraturan Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Nomor 55/HK-

    010/B5/2010 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Keluarga Berencana

    Dan Keluarga Sejahtera di Kabupaten dan Kota;

    12) Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Nomor

    72/PER/B5/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Kependudukan dan Keluarga

    Berencana Nasional;13) Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Nomor

    78/PER/E3/2011 tentang Penyediaan Alat dan Obat Kontrasepsi Gratis dalam Pelayanan

    Keluarga Berencana bagi semua Pasangan Usia Subur di daerah Provinsi;

    14) Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Nomor

    82/PER/B5/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan Kependudukan dan

    Keluarga Berencana Provinsi;

    15) Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Nomor

    92/PER/B5/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pendidikan dan Pelatihan

    Kependudukan dan Keluarga Berencana;

    16) Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Nomor 162/PER-

    010/E1/2011 tentang Penguatan 23.500 Klinik KeluargaBerencana di Fasilitas Pelayanan

    Kesehatan Dasar, RumahSakitPemerintah, Swasta dan Lembaga Swadaya Organisasi

    Masyarakat Dalam Pelayanan KeluargaBerencanaTahun 2010 - 2014;

    17) Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Nomor

    165/PER/E1/2011 tentang Pelayanan Keluarga Berencana Metode Kontrasepsi Jangka

    Panjang;

    18) Peraturan Kepala BKKBN Nomor 249/PER/E1/2011 tentang Kebijakan Penyediaan Alat dan

    Obat Kontrasepsi Dalam Program Kependudukan dan Keluarga Berencana.

  • 8/16/2019 Laporan MONEV Alkon 2014

    9/78

    Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 8

    3. Tujuan

    Tujuan Umum

    Untuk mengetahui ketersediaan dan pengelolaan serta pemanfaatan alkon dan sarana

    penunjang pelayanan KB

    Tujuan Khusus

    1) Mengidentifikasi ketersediaan alkon dan sarana penunjang pelayanan KB di gudang provinsi,

    gudang kabupaten/kota dan klinik

    2) Mengidentifikasipengelolaan (penerimaan, penyimpanan dan penyaluran) alkon dan sarana

    penunjang pelayanan KB di gudang provinsi, kabupaten/kota dan klinik

    3) Mengidentifikasipemanfaatan sarana pendukung pelayanan KB di klinik KB (rumah sakit,

    puskesmas dan atau dokter/bidan praktek swasta)

    4) Mengidentifikasi keberadaan dan penggunaan laparoscopy di rumah sakit

    4. Ruang Lingkup

    Kegiatan monev ini dilaksanakan pada priode bulan Juli sampai dengan Desember 2013di 33provinsi seluruh Indonesia, 66 Kabupaten dan Kota, 66 Klinik KB, dan 31rumah sakit (pemerintah

    dan swasta) terpilih. Pada setiap provinsi dipilih 2 (dua) kabupaten/kota yang dikunjungi dengan

    kriteria di salah satu kabupaten/kota tersebut terdapat Rumah Sakit yang menerima unit

    laparoskopi bantuan Pemerintah R.I cq. BKKBN.

    Lingkup kegiatan adalah mengukur kinerja komponen pelayanan, komponen manajemen logistik

    yang terdiri dari indikator input, proses dan output pengelolaan dan pendistribusian alkon,

    sarana penunjang pelayanan KB di tingkat provinsi, Kabupaten dan kota dan klinik KB serta

    pendistribusian dan utilisasi laparoskopi bantuan BKKBN ke rumah sakit.

    Variabel kinerja yang diukur meliputi :

    1) Komponen Pelayanan.

    • Di tingkat provinsi dan kabupaten; adalah ketersediaan jenis alkon TA 2013 disesuaikan

    dengan Perkiraan Permintaan Masyarakat (PPM) pada periode tahun yang sama.

    • Di klinik KB; adalah kesesuaian pelayanan konseling dan pelayanan kontrasepsi dengan

    standar yang telah ditetapkan profesi, ketersediaan SDM terlatih metoda kontrasepsi,

    ketersediaan sarana pelayanan dan akses pelayanan.

    2) Komponen manajemen logistik.Variable kinerja komponen manajemen logistik di tingkat provinsi dan kabupaten/kota

    dibagi dalam :

    • Indikator input, yaitu ketersediaan: tenaga gudang, buku panduan tata kelola alkon,

    kartu barang, buku besar pencatatan alkon, komputer, formulir F/V/KB, dokumen

    rencana distribusi (rensi) alkon, papan tulis monitor, dokumen SBBK, aplikasi BMN dan

    dukungan anggaran pengelolaan gudang.

    • Indikator proses, yaitu proses : pencatatan alkon dan sarana penunjang pelayanan KB

    yang masuk (tanggal masuk, jumlah, tanggal kadaluarsa, no. batch, harga satuan dan

    tahun produksi), mencatat alkon dan sarana penunjang pelayanan KB yang keluar

    menurut jenisnya dalam SBBK (tanggal masuk, jumlah, tanggal kadaluarsa, no. batch,

    harga satuan dan tahun produksi), pelaporan, prosedur pengeluaran alkon, mencatat

  • 8/16/2019 Laporan MONEV Alkon 2014

    10/78

    Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 9

    ketersediaan barang dalam aplikasi BMN, stock opname, penataan lokasi alkon, dan

    pemenuhan alkon ke Kabupaten dan Kota danke klinik KB.

    Dalam indikator proses ini juga dinilai kegiatan monitoring terhadap stok alkon di

    kabupaten /kota dan cara monitoringnya.

    Indikator output, yaitu pemenuhan terhadap : Jumlah alkon yang terdistribusi sesuaidengan perencanaan tahun 2013, Jumlah sarana penunjang pelayanan KB yang

    terdistribusi sesuai dengan perencanaan tahun 2013, terdapat berita acara

    penyerahan/penerimaan alkon dan sarana penunjang pelayanan KB, tidak ada Alkon

    yang kadaluarsa dan tidak ada sarana penunjang pelayanan KB yang tidak terdistribusi.

    3) Distiribusi dan utilisasi laparoskopi

    Adalah kelengkapan unit laparoskopi ketika diterima di Rumah Sakit dan pemasangan atau

    install unit setelah diterima.

    Untuk utilisasi laparoskopi, variable kinerja yang diukur adalah kebijakan dan ketersediaan

    SDM RS; ketersediaan alat, bahan habis pakai dan anggaran; koordinasi RS dengan

    BKKBN/SKPD KB; dan hasil pelayanan kontap wanita.

    Pengukuran kinerja dilakukan dengan menggunakan instrument penilaian khusus yang telah

    dikembangkan untuk monev ini dengan cara membandingkan keadaan sebenarnya yang terjadi

    di lapangan dengan keadaan yang diharapkan.

    5. Metodologi

    Monev yang dilakukan ini bersifat diskriptif, sedangkan metoda yang dipergunakan adalah

    survey . Sumber data pada monev ini adalah data primer yakni petugas gudang BKKBN di tingkatprovinsi, petugas gudang SKPD KB Kabupaten/kota, pelaksana pelayanan KB di klinik dan

    penanggung jawab atau pelaksana pelayanan KB Rumah Sakit yang menerima bantuan unit

    laparoskopi dari Pemerintah cq. BKKBN.

    Pengumpulan data dilakukan pada bulan Agustus sampai dengan Desember 2014 dengan cara

    kunjungan ke gudang BKKBN provinsi, gudang SKPD KB kabupaten/kota, tempat penyimpanan

    alkon di klinik KB, ruang operasi atau tempat penyimpanan laparoskopi di Rumah Sakit dan

    wawancara kepada petugas terkait dengan mempergunakan instrument monitoring yang telah

    dipersiapkan dan diuji coba sebelumnya.

    Adapun mekanisme kerja monev ini sebagai berikut :

    1. Monev dilakukan secara berjenjang yang dimulai dari tingkat provinsi.

    2. Dari setiap provinsi yang dituju, selanjutnya dipilih dan dikunjungi 2 (dua) Kabupaten dan

    Kotadengan kriteria di salah satu kabupaten/kota tersebut terdapat Rumah Sakit yang

    menerima bantuan unit laparoskopi dari BKKBN

    3. Dari setiap Kabupaten dan Kota terpilih, selanjutnya ditentukan dan dikunjungi 2 (dua) klinik

    KB yang satu diantaranya adalah rumah sakit yang mendapat bantuan laparoscopy

    4. Pada setiap wilayah yang dikunjungi, dilakukan wawancara, pemeriksaan berkas dan

    pengamatan di bagian gudang / penyimpanan alat dan obat kontrasepsi, dan bimbingan

    perbaikan manajemen kinerja di tempat. Khusus di rumah sakit yang menerima alat

  • 8/16/2019 Laporan MONEV Alkon 2014

    11/78

    Laporan Monev Alat dan Obat Kontras

    laparoscopy, selain wa

    laparoscopy.

    Pengolahan data dilakukan

    Acces yang di design khusus

    Bagan

    SASARAN WILAYAH

    Perwakilan BKKBN

    Provinsi

     

    SKPD KB

    Kabupaten dan kota

     

    Klinik KB

    RS/Laparoscopy

     

    psi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013

      ancara dan pengamatan juga diberikan bimbi

    dengan mempergunakan computer memakai

    untuk ini.Penyajian data dilakukan secara tekst

    mekanisme monev

      RESPONDEN

      Pengelola Alkon /

    Bendaahara Materiil

      Pengelola Alkon /

    Bendahara Materiil

     Bidan/Staf Klinik

    DPS Obgyn/Staf OK

      Page 10

      gan perawatan alat

      program Microshop

      ler dan tabular.

     

  • 8/16/2019 Laporan MONEV Alkon 2014

    12/78

    Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 11

    BAB II

    HASIL MONITORING DAN EVALUASI

    I. PELAKSANAAN DAN CAKUPAN WILAYAH SASARAN

    Monitoring dan evaluasi ini dilakukan mulai bulan Agustus sampai dengan bulan Desember 2014,

    dimulai dengan persiapan yaitu penyusunan instrument, uji coba instrument, sosialisasi instrument

    kepada staf yang ditugaskan, dan perbaikan instrument berdasarkan hasil uji coba dan masukan hasil

    pertemuan sosialisasi instrumen.Jumlah lokasi dan sasaran kunjungan yang direncanakan adalah 33

    gudang BKKBN di seluruh provinsi di Indonesia, 66 gudang BKKBN/SKPD KB kabupaten/kota, 66 klinik

    KB dan 33Rumah Sakit penerima bantuan laparoskopi dari BKKBN. Dari rencana tersebut pada

    dasarnya semua lokasi/sasaran dapat dikunjungi. Jumlah lokasi dan sasaran yang dapat dikunjungi

    adalah 33 gudang BKKBN di provinsi seluruh Indonesia, 66gudang BKKBN/SKPD KB Kabupaten dan

    Kota, 59 Klinik KB, dan 39 Rumah Sakit yang ada laparoskopi. Setiap tim ditugaskan sebanyak 2 orang

    dari Pusat dan didampingi satu sampai dua orang petugas provinsi.

    Perincian cakupan wilayah monev selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1.

    Tabel 1

    Cakupan Wilayah Sasaran Monev

    Gudang Provinsi SKPD Kabupaten/Kota Klinik KB

    1. ACEH 1. Aceh Besar 1. Puskesmas Sukamakmur

    2. Puskesmas Kota Malaka

    2. BALI 2. Gianyar 3. Klinik UPT Kesmas Blah Batu II

    3. Klungkung 4. Puskesmas Banjarangkan

    3. BANTEN 4. Serang 5. Puskesmas Kec.Petir

    6. Puskesmas Pasir Jaya, Tangerang

    4. BENGKULU 5. Seluma 7. Puskesmas Kota Tais

    6. Rejang Lebong 8. Puskesmas Curup

    5. D I Y 7. Kod. Yogyakarta 9. Puskesmas Umbulharjo

    8. Sleman 10. Puskesmas Depok Ii

    6. DKI JAKARTA 9. Kod Jakarta Timur 11. Puskesmas Rawamangun

    10. Kod Jakarta Utara 12. Puskesmas Kec. Pademangan

    7. GORONTALO 11. Kod Gorontalo 13. Klinik Bersalin Erlita

    14. Puskesmas Wonkaditi

    12. Boalemo 15. Bidan Praktek Adika

    16. Puskesmas Tilamuta

    8. JABAR 13. Majalengka 17. KKB Panyingkiran

  • 8/16/2019 Laporan MONEV Alkon 2014

    13/78

    Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 12

    Gudang Provinsi SKPD Kabupaten/Kota Klinik KB

    14. Kab. Cirebon 18. Puskesmas Wangunharja

    9. JAMBI 15. Muaro Jambi 19. Puskesmas Sengeti

    16. Tanjung Jabung Timur 20. KKB Tl Barat

    10. JATENG 17. Kodya Semarang 21. Puskesmas Poncol

    18. Kab. Semarang 22. RS BWT Semarang

    11. JATIM 19. Kod. Malang 23. Puskesmas Kendal Kerep

    20. Pamekasan 24. Puskesmas Talang

    12. KALBAR 21. Sanggau 25. Puskesmas Sungai Durian

    13. KALSEL 22. Tanah Bumbu 26. Puskesmas Pagatan

    23. Tapin 27. Puskesmas Tapin Utara

    14. KALTENG 24. Kab. Katingan 28. Puskesmas Katingan

    25. Kab. Kapuas 29. RSUD Dr. Sumarno

    15. KALTIM 26. Penajam Pasir Utara 30. Puskesmas Penajam

    27. Paser 31. RS Permata Bunda

    32. Puskesmas Pasir Belengkong

    16. KEP. BABEL 28. Bangka Barat 33. Puskesmas Muntok

    29. Bangka 34. Puskesmas Kenanga

    17. KEP. RIAU 30. Kod. Batam 35. Klinik Velly

    31. Tanjung Pinang 36. Puskesmas Tanjung Pinang

    18. LAMPUNG 32. Lampung Selatan 37. Puskesmas Penengah

    33. Lampung Tengah 38. Puskesmas Bandar Jaya

    19. MALUKU 34. Maluku Tenggara 39. Puskesmas Debut

    40. RS Hati Kudus

    35. Tual 41. Puskesmas Taan

    42. Puskesmas Taar

    20. MALUKU UTARA 36. Halmahera Selatan 43. Puskesmas Babang

    37. Ternate

    21. N T B 38. Lombok Timur 44. Puskesmas Labuan Haji

    39. Lombok Tengah 45. Puskesmas Praya

    22. N T T 40. Belu 46. Puskesmas Kota Atambua

    41. Timur Tengah Utara 47. Puskesmas Sasi

    23. PAPUA 42. Merauke 48. Pusksmas Kuprik

  • 8/16/2019 Laporan MONEV Alkon 2014

    14/78

    Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 13

    Gudang Provinsi SKPD Kabupaten/Kota Klinik KB

    43. Kod. Jayapura 49. Puskesmas Jayapura Utara

    24. PAPUA BARAT 44. Manokwari 50. Puskesmas Maripi

    51. Puskesmas Mariat, Sorong

    25. RIAU 45. Indragiri Hulu 52. Puskesmas Sipayung

    46. Palalawan 53. Puskemas Desa Air Putih

    26. SULBAR 47. Mamuju Tengah 54. Puskesmas Salugata

    48. Mamasa

    27. SULSEL 49. Luwu Timur 55. Puskesmas Kec. Malili

    50. Enrekang 56. KKB RSU Enrekang

    28. SULTENG 51. Poso 57. Puskesmas Kawua

    52. Donggala 58. Puskesmas Donggala

    29. SULTRA 53. Konawe 59. Puskesmas Una'aha

    54. Kolaka Utara 60. Puskesmas Lasusua

    30. SULUT 55. Bolang Mongondow Timur 61. Pusksmas Rawat Inap Mudayah

    56. Bodang Mambo Selatan 62. Pusksmas Moliboga

    31. SUMBAR 57. Padang Pariaman

    58. Pesisir Selatan

    32. SUMSEL 59. Kota Palembang 63. Klinik RS A.K. Gani

    60. Musi Banyuasin 64. Puskesmas Musi Banyuasin

    33. SUMUT 61. Tapanuli Utara 65. Klinik Siatas Kareta

    62. Pematang Siantar 66. PKBRS RSUD Dr. Djasamen Paragih

    II. KINERJA PENGELOLAAN DAN PENDISTRIBUSIAN ALAT KONTRASEPSI DAN SARANA PENUNJANG PELAYANAN KB

    Seperti telah diuraikan pada bab sebelumnya, lingkup kegiatan monitoring dan evaluasi alat dan

    obat kontrasepsi serta sarana penunjang pelayanan KB didasarkan kepada 2 (dua) komponen dalam

    menjalankan program jaminan ketersediaan kontrasepsi, yaitu komponen pelayanan KB dan

    komponen manajemen logistik.

    Pengukuran kinerja dilakukan terhadap kesesuaian antara aspek/item yang dinilai (komponen

    pelayanan dan komponen manajemen logistik) terhadap hasil atau kenyataan lapangan berdasarkan

    tolok ukur/indikator yang telah ditetapkan dalam buku kebijakan dan strategi JKK dengan

    menggunakan instrument khusus untuk itu.

  • 8/16/2019 Laporan MONEV Alkon 2014

    15/78

    Laporan Monev Alat dan Obat Kontras

    1. Hasil Kinerja di Tingkat pro

    1) Komponen Pelayanan K

    Kinerja pengelolaan dan pe

    provinsi untuk komponen p

    a. Ketersediaan jenis alat

    Implant, Suntik, PIL da

    masyarakat (ppm) di pr

    b. Distribusi jenis alat dan

    dengan rencana distribu

    c. Stok alat dan obat ko

    maksimum (kebijakan d

    d. Ketersediaan sarana pe

    KIT, Implant KIT, Obgyn

    informed concent, dan

    kota.

    Dari monev ini ditemukan k

    pelayanan KB di gudang pro

    a. Ketersediaan alkon di g

    Dari 33 provinsi ditemu

    provinsi, PPM dan ca

    persediaan IUD terpen

    terpenuhi di 23 provinsprovinsi (96%), dan Kon

    Provinsi yang tidak terp

    Implant di Kalbar, Kalte

    Jakarta; untuk Kondom

    Sulteng dan Sumt.

    Gambaran kesesuaian k

    dapat dilihat pada grafik

    IUD

    85%

      psi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013

      insi.

      B

      ndistribusian alkon dan sarana penunjang pela

    layanan KB ini dinilai baik apabila:

      dan obat kontrasepsi TA 2013di gudang provins

    n Kondomsama atau lebih besar dari angka p

    vinsi tersebut.

      obat kontrasepsi TA 2013 dari provinsi ke kabup

    si (rensi)atau permintaan dari kabupaten dan ko

      ntrasepsi di gudang provinsi memenuhi sta

    an strategi JKK)

      unjang pelayanan KB TA 2013di gudang provin

    bed, BP3K, ABPK, Dry Sterilizer, Auto Disable Sy

    Safety Boxsesuai dengan rensi atau permintaan

    inerja pengelolaan dan pendistribusian alkon d

    vinsi sebagai berikut :

      udang provinsi.

      kan PPM tahun 2013 pada 27 provinsi, catatan

    tatan persediaan pada 26 provinsi. Dari 2

    hi atau sesuai/lebih besar dari PPM di 22 pro

    i (88%), Suntik terpenuhi di 24 provinsi (92%),om terpenuhi di 15 provinsi (58%)

      enuhi ketersediaan IUD adalah Jambi, Kalteng,

    g, dan Riau; untuk Suntik di DKI Jakarta dan Su

    di Bali, Banten, DKI Jakarta, Kalbar, Kalteng, Kep

    etersediaan alkon versus ppm untuk setiap jeni

    berikut

    Implant Suntik Pil Kondom

    88%   92%  96%

    58%

    Ketersediaan Alkon vs PPM Provinsi

    % Provinsi yang Sesuai dan > PPM

      Page 14

     

    yanan KB di gudang

     

    i yang meliputi; IUD,

      erkiraan permintaan

     

    aten dan kota sesuai

      ta

      ndar minimum dan

     

    si yang meliputi; IUD

      ringe (ADS), formulir

      dari kabupaten dan

      n sarana penunjang

     

    persediaan pada 32

      6 provinsi tersebut

      vinsi (85%), Implant

      PIL terpenuhi di 25 

    Maluku, Riau; untuk

      mut; untuk Pil di DKI

      . Riau, Maluku, Riau,

     

    alkon di 26 provinsi

     

  • 8/16/2019 Laporan MONEV Alkon 2014

    16/78

    Laporan Monev Alat dan Obat Kontras

    b. Distribusi alkon dari pr

    Sebagai dasar pendistri

    dari 33 provinsihanya

    rensi adalah; Aceh, Bali,

    Riau, Sulbar, Sulut, Sum

    Gambaran kesesuaian d

    untuk setiap jenis alkon

    Dari grafik diatas terlihuntuk setiap jenis alko

    melakukan distribusi le

    dan ada kegiatan pelaya

    Yang perlu diperhatika

    kecil dari rensi. Hal in

    kurangnya minat masya

    Cara pendistribusian ad

    kecuali ada permintaan

    dan kota ambil sendiri k

    c. Stok alkon di gudang pr

    Sesuai dengan kebijaka

    kebutuhan 3 bulan da

    berdasarkan rata-rata p

    Gambaran kondisi stok

    setiap jenis alkon (data

    IUD

    67%

    28%

    6%

    lebih kecil

    psi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013

      vinsi ke kabupaten dan kota

      busian alkon ke kabupaten dan kota adalah re

    8 provinsi (55%) ditemukan adanya rensi. Pro

    DIY, DKI Jakarta, Gorontalo, Jatim, Kalteng, Kal

    bar,dan Sumsel.

      istribusi alkon terhadap rensi dari 18 provinsi ke

    dapat dilihat pada grafik berikut :

      t rata-rata 27% provinsi yg pendistribusiannya. Untuk alkon IUD, Implan dan suntikrata-rata

    ih besar dari rensi. Alasannya adalah memen

    nan momentum.

      adalah distribusi suntik, pil dan kondom ole

    i disebabkan penolakan terima dari kabupat

    rakat terhadap kondom dan alasan gudang penu

      alah dikirim langsung dari petugas provinsi ke

    mendesak atau pelayanan momentum biasany

    e provinsi.

      ovinsi

      dan strategi JKK, dimana persediaan minimu

    persediaan maksimum untuk kebutuhan 24

    elayanan/distribusi perbulan.

      alkon di 31 gudang provinsi yang memiliki ca

    ulan maret s/d mei 2014) adalah sebagai beriku

    Implant Suntik Pil Kondom

    78%56% 50% 50%

    22%

    22% 28% 28%

    0%

    22% 22% 22%

    Distribusi Alkon vs Rensi di Provinsi

      dari Rensi sama dengan Rensi lebih besar da

    Page 15

     

    si. Namun demikian

      vinsi yang tidak ada

      ltim, Maluku, Papua,

     

    kabupaten dan kota

     

    sesuai dengan rensi  diatas 50% provinsi

      hi permintaan klinik

     

    22% provinsi lebih

      n dan kota karena

      h.

      kabupaten dan kota,

      petugas kabupaten

     

    alkon adalah untuk

      bulan yang dihitung

     

    atan lengkap, untuk

      t :

      ri Rensi

  • 8/16/2019 Laporan MONEV Alkon 2014

    17/78

    Laporan Monev Alat dan Obat Kontras

    • IUD, 1 provinsi

    miniimum

    • Implant,1 provi

    minimum

    • Suntik, 1 provi

    minimum• PIL, 3 provinsi

    minimum

    • Kondom, 7 pro

    miniimum

    Gambaran kondisi stok alkon (d

    tabel dibawah ini :

    Stok Alkon d

    Keterangan

    No. Provinsi

    1 ACEH

    2 BALI

    3 BANTEN4 BENGKULU

    5 D I Y

    6 DKI JAKARTA

    7 GORONTALO

    8 JABAR

    9 JAMBI

    10 JATENG

    11 JATIM

    12 KALBAR

    13 KALSEL

    14 KALTENG

    IUD

    1

    17

    13

      psi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013

      stoknya maksimal, 17 provinsi stok cukup d

    nsi stoknya maksimal, 19 provinsi stok cukup

    si stoknya maksimal, 16 provinsi stok cukup

    stoknya maksimal, 23 provinsi stok cukup

    insi stoknya maksimal, 15 provinsi stok cukup

    ata bln maret s/d mei 2014) untuk setiap provin

    i Gudang provinsi (data bln maret s/d mei 201

     skor: 0 = stok min; 1 = stok cukup, 2 = stok max.

    IUD Implan Suntik PIL

    2 2 1 2

    1 1 0 1

    1 1 0 11 1 1 1

      NA NA NA NA

      1 1 1 1

    1 1 2 1

    NA NA NA NA

    0 0 0 2

    0 1 1 1

    1 0 1 0

    0 1 1 1

    1 0 1 2

    1 1 1 1

    Implant Suntik Pil Kondom

    1 1   3  7

    19 16

    23 15

    11 145

      19

    Stok Alkon di Provinsi

    Max Cukup Min

      Page 16

      an 13 provinsi stok

      an 11 provinsi stok

      an 14 provinsi stok

      an 5 provinsi stok

      dan 19 provinsi stok

      si dapat dilihat pada

     

    )

     

    Kondom

    2

    0

    01

      NA

      1

    1

    NA

    1

    1

    1

    1

    1

    1

  • 8/16/2019 Laporan MONEV Alkon 2014

    18/78

    Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 17

    No. Provinsi IUD Implan Suntik PIL Kondom

    15 KALTIM 1 1 2 2 1

    16 KEP. BABEL 0 0 1 1 1

    17 KEP. RIAU 1 1 1 2 1

    18 LAMPUNG 1 0 1 1 1

    19 MALUKU 0 1 0 0 1

    20 MALUT 0 0 1 1 1

    21 N T B 0 1 0 1 1

    22 N T T 1 0 1 1 1

    23 PAPUA 1 1 0 1 1

    24 PAPUA BARAT 0 1 1 0 1

    25 RIAU 1 2 1 2 1

    26 SULBAR 1 1 1 1

    27 SULSEL 0 0 0 0 1

    28 SULTENG 1 1 1 0 1

    29 SULTRA 0 1 1 0 1

    30 SULUT 1 0 1 0 0

    31 SUMBAR 1 1 1 1 1

    32 SUMSEL 0 0 1 1 1

    33 SUMUT 1 0 1 2 1

    *NA: tidak ada data distrusi/stok

    d. Ketersediaan sarana penunjang pelayanan KB

    Dari 33 gudang provinsi yang dikunjungi, hanya 11 provinsi mempunyai rensi distribusi

    sarana penunjang pelayanan KB TA 2013. Sehingga dari monev ini tidak bisa dianalisa

    ketersediaan sarana penunjang pelayanan KB di gudang provinsi dibanding terhadap rensi.

    Pendistribusian sarana pelayaan KB ke kabupaten dan kota didasarkan atas permintaan

    kabupaten dan kota atau permintaan langsung dari klinik, dan Rensi Sedangkan untuk ABPK

    dan Buku BP3K diberikan kepada klinik KB pada waktu wakil dari klinik tersebut mengikuti

    pelatihan CTU dan atau pelatihan lain di provinsi.

    2) Komponen Manajemen Logistik

    Seperti telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa variable kinerja komponen manajemen

    logistik di tingkat provinsi dibagi menjadi kinerja indikator input, indikator proses alkon,

    indikator proses sarana penunjang pelayanan KB, indikator monitoring dan indikator output.

    Dari monev ini ditemukanpersentase pemenuhan kinerja manajemen logistik di gudang

    provinsi secara umumsudah baik, yaitu sebesar 90,2%.

    Adapun pencapaian kinerja komponen manajemen logistik untuk setiap indikator adalah

    sebagai berikut :

  • 8/16/2019 Laporan MONEV Alkon 2014

    19/78

    Laporan Monev Alat dan Obat Kontras

    a. indikator input.

    Secara rata-rata p

    Indonesia adalah se

    Seluruh variabel inp

    Perincian selengka

    provinsi untuk setia

    1. Tersedia Tenag

    2. Tersedia Buku

    3. Tersedia Kartu

    4. Tersedia buku

    5. Tersedia komp

    6. Tersedia Form

    7. Tersedia Doku

    8. Tersedia Papan

    9. Tersedia dan te

    10. Tersedia dan

    11. Tersedia duku

    Gambaran persent

    dilihat pada grafik d

    Grafik : Gamb

    0%10%20%30%40%50%60%70%

    80%90%

    100%

       B   A   N   T   E   N

       B   E   N   G   K   U   L   U

       D   I   Y

     

    psi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013

     

    menuhan kinerja indikator input di seluruh

    besar 91%.

      ut memerlukan perbaikan karena kinerjanya ma

    nya persentase pemenuhan kinerja indikat

    p variable dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

    Indikator Input %

      a Gudang terlatih

      anduan Tata Kelola Gudang

      Barang dan menempel di kardus alkon

      esar pencatatan alkon

      ter/laptop

      lir F/V/KB

      en Rensi

      tulis monitor

      rdokumentasi SBBK

      pdate aplikasi BMN

      ngan anggaran gudang

      se pemenuhan kinerja indikator input untuks

    i bawah ini .

      ran persentase pemenuhan kinerja indikator i

       G   O   R   O   N   T   A   L   O

       J   A   B   A   R

       J   A   M   B   I

       J   A   T   I   M

       K   A   L   B   A   R

       L   A   M   P   U   N   G

       N   T   B

       P   A   P   U   A   B   A   R   A   T

       R   I   A   U

       S   U   L   B   A   R

       S   U   L   S   E   L

       S   U   L   T   E   N   G

       S   U   M   B   A   R

       S   U   M   S   E   L

       S   U   M   U   T

       B   A   L   I

       K   A   L   S   E   L

       K   A   L   T   E   N   G

      Page 18

     

    gudang provinsi di

     

    sih dibawah 100%.

      r input di gudang

     

    erpenuhi

      94 %

      94%

      97%

      97%

      88%

      97%

      85%

      85%

      94%

      97%

      88%

      etiap provinsi dapat

     

    put di provinsi

       K   E   P .   B   A   B   E   L

       K   E   P .   R   I   A   U

       M   A   L   U   T

       N   T   T

       A   C   E   H

       M   A   L   U   K   U

       P   A   P   U   A

       S   U   L   T   R   A

       S   U   L   U   T

       J   A   T   E   N   G

  • 8/16/2019 Laporan MONEV Alkon 2014

    20/78

    Laporan Monev Alat dan Obat Kontras

    b. indikator proses alk

    Persentase pemen

    94%. Dari 33 provi

    alkon masih dibaw

    Kep.Riau, Maluku, N

    Gambaran lengkap

    provinsi seperti pad

    Grafik : Gambara

    Adapun variable ind

    • Melengkapi pe

    pencatatan tan

    dilakukan.

    • Penyimpanan al

    • Pemenuhan per

    Perincian selengka

    variable dapat diliha

    No Indi

    1 Men

    a. Ta

    b. J

    c. Ta

    d. N

    e. H

    f. Ta

    2 Peny

    3 Penc

    4 Stoc

    0%

    20%

    40%

    60%

    80%

    100%

       B   A   L   I

       D   I   Y

       D   K   I   J   A   K   A   R   T   A

      psi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013

      on

    han kinerja proses alkon di gudang provinsi

    si di seluruh Indonesia yang persentase peme

    h 100% adalah provinsi Aceh, Banten, Bengk

    TT, Papua, Sulbar, Sulsel dan Sulteng.

      persentase pemenuhan kinerja proses alko

    a grafik dibawah ini.

      persentase pemenuhan kinerja indikator pros

    ikator proses alkon yang perlu perbaikan melipu

    catatan alkon masuk dan keluar. Dibeberapa

    gal kadaluarsa, no. batch, tahun produksi da

    kon dan catatan ketersediaan barang dalam apli

    mintaan alkon dari Kab./Kota.

      nya persentase pemenuhan kinerja proses

    t pada tabel di bawah ini.

    ator Proses Alkon % T

    catat Alkon Masuk

      ngal Masuk

      l Alkon

      nggal Kadaluarsa

      . Batch

      rga Satuan

      hun Produksi

    impanan Alkon

    atatan ketersedian barang di BMN

    k Opname 2 kali setahun

       G   O   R   O   N   T   A   L   O

       J   A   B   A   R

       J   A   M   B   I

       J   A   T   I   M

       K   A   L   B   A   R

       K   A   L   S   E   L

       K   A   L   T   I   M

       K   E   P .   B   A   B   E   L

       L   A   M   P   U   N   G

       M   A   L   U   T

       N   T   B

       P   A   P   U   A   B   A   R   A   T

       R   I   A   U

       S   U   L   T   R   A

       S   U   L   U   T

       S   U   M   B   A   R

       S   U   M   S   E   L

       S   U   M   U   T

       K   E   P .   R   I   A   U

      Page 19

     

    i Indonesia sebesar

      uhan kinerja proses

      ulu, Jateng, Kalteng,

     

    n di masing-masing

     

    s alkon di provinsi

      ti :

      provinsi ditemukan

      harga satuan tidak

      kasi BMN

     

    alkon untuk setiap

     

    erpenuhi

     

    97%

      97%

      88%

      85%

      97%

      79%

      88%

      94%

      91%

       S   U   L   S   E   L

       K   A   L   T   E   N   G

       P   A   P   U   A

       S   U   L   T   E   N   G

       A   C   E   H

       M   A   L   U   K   U

       B   A   N   T   E   N

       N   T   T

       B   E   N   G   K   U   L   U

       J   A   T   E   N   G

  • 8/16/2019 Laporan MONEV Alkon 2014

    21/78

    Laporan Monev Alat dan Obat Kontras

    No Indi

    5 Men

    a. Ta

    b. J

    c. Ta

    d. N

    e. H

    f. Ta

    6 Me

    7 Pros

    and

    8 Pem

    c. indikator proses sar

    Persentase pemen

    provinsi di Indonesi

    persentase pemenu

    100% adalah provi

    Sulteng.

    Gambaran lengkapKB di masing-masin

    Grafik :

    Adapun variable ind

    meliputi: kelengka

    peyimpanan, penca

    persentase pemen

    variable dapat diliha

    0%

    20%

    40%

    60%

    80%

    100%

       B   A   L   I

       D   I   Y

       D   K   I   J   A   K   A   R   T   A

      psi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013

    ator Proses Alkon % T

    catat Alkon Keluar

      ngal Keluar

      l Alkon

      nggal Kadaluarsa

      . Batch

      rga Satuan

      hun Produksi

    buat laporan ke Pusat dg F/V/KB

    edur mengeluarkan alkon berdasarkan FIFO

     FEFEO

    enuhan alkon ke Kab./Kota

    Total Persentase Terpenuhi

      ana penunjang pelayanan KB

    han kinerja proses sarana penunjang pelay

    ia adalah sebesar 94%. Dari 33 provinsi di sel

    han kinerja indikator proses sarana penunjang p

    nsi Aceh, Banten, Bengkulu, Jateng, Kep.Riau,

    persentase pemenuhan kinerja proses sarana pprovinsi seperti pada grafik dibawah ini.

      Gambaran persentase pemenuhan kinerja indi

    sarana penunjang di provinsi

      ikator proses sarana penunjang pelayanan KB

    pan pencatatan sarana penunjang yang

    tatan ketersediaan barang di aplikasi BMN. Pe

    han kinerja proses sarana penunjang pelaya

    t pada tabel di bawah ini.

       G   O   R   O   N   T   A   L   O

       J   A   B   A   R

       J   A   M   B   I

       J   A   T   I   M

       K   A   L   B   A   R

       K   A   L   S   E   L

       K   A   L   T   E   N   G

       K   A   L   T   I   M

       K   E   P .   B   A   B   E   L

       L   A   M   P   U   N   G

       M   A   L   U   K   U

       M   A   L   U   T

       N   T   B

       N   T   T

       P   A   P   U   A   B   A   R   A   T

       R   I   A   U

       S   U   L   S   E   L

       S   U   L   T   R   A

       S   U   L   U   T

      Page 20

      erpenuhi

     

    97%

      97%

      85%

      85%

      85%

      82%

      97%

      97%

      88%

      94%

     

    nan KB di seluruh

      ruh Indonesia, yang

      elayanan KBdibawah

      Papua, Sulbar, dan

      enunjang pelayanan 

    ator proses

     

    ang perlu perbaikan

      asuk dan keluar,

      rincian selengkapnya

      an KB untuk setiap

     

       S   U   M   B   A   R

       S   U   M   S   E   L

       S   U   M   U   T

       B   A   N   T   E   N

       K   E   P .   R   I   A   U

       P   A   P   U   A

       S   U   L   B   A   R

       A   C   E   H

       S   U   L   T   E   N   G

       B   E   N   G   K   U   L   U

       J   A   T   E   N   G

  • 8/16/2019 Laporan MONEV Alkon 2014

    22/78

    Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 21

    Tabel Persentase Kinerja proses sarana pelayanan KB di provinsi.

    No Indikator Proses Sarana Penunjang Pel. KB % Terpenuhi

    1 Mencatat Sarana peninjang yg masuk

    a. Tanggal Masuk 97%

    b. Jumlah 97%

    c. Harga Satuan 97%

    d. Tahun Produksi 82%

    2 Penyimpanan 88%

    3 Mencatat dalam BMN 94%

    4 Stock Opname 2 x setahun 97%

    5 Mencatat sarana penunjang yg keluar

    a. Tanggal Masuk 97%

    b. Jumlah 97%

    c. Harga Satuan 94%

    d. Tahun Produksi 85%

    6 Membuat laporan bulanan ke pusat 97%

    7 Pemenuhan sarana penunjang ke Kab./Kota 97%

    Selanjutnya untuk pencapaian kinerja monitoring pengelolaan alkon dan sarana

    penunjang pelayanan KB di provinsi adalah sebesar 70%. Persentase pemenuhan kinerja

    monitoring untuk setiap indikator dapat dilihat pada tabel berikut .

    Tabel : Pemenuhan kinerja monitoring pengelolaan alkon

    dan sarana penunjang pelayana KB di provinsi.

    No Indikator Monitoring % Terpenuhi

    1 Melakukan monitoring kondisi stok di Kab./Kotasecara reguler (per 3 bulan)

    73%

    2 Menggunakan F/II/KB sbg alat monitoring 67%

    % Total Kinerja Monitoring Terpenuhi 70%

    Adapun provinsi yang masih perlu perbaikan kinerja kegiatan monitoring ini adalah

    :Aceh, Bali, Banten, Bengkulu, Jateng, Kaltim, Lampung, Maluku, Papua, Papua Barat,

    Sulbar, Sulsel, Sultra, &Sulut

  • 8/16/2019 Laporan MONEV Alkon 2014

    23/78

    Laporan Monev Alat dan Obat Kontras

    Pencapaian persent

    dibawah ini.

    Grafi

    d. Indikator outputPersentase pemenu

    Indikator output y

    kadaluarsa di 5 pro

    kabupaten/kota di 6

    Provinsi yang mem

    Jatim, Kalsel, Kalten

    .Pencapaian kinerja

    pada tabel dibawah

    No. Indika

    1 Memb

    2 Tidak

    3 Tdk ad

    Gambaran pencapagrafik dibawah ini.

    0%

    20%

    40%

    60%80%

    100%

       D   I   Y

       D   K   I   J   A   K   A   R   T   A

       G   O   R   O   N   T   A   L   O

      psi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013

      ase kinerja monitoring untuk setiap provinsi dap

    persentase kinerja monitoring untuk setiap p

     han kinerja indikator output di tingkat provinsi

    ang masih perlu perbaikan adalah: masih

    insi dan masih adanya sarana penunjang yang

    Provinsi.

      erlukan perbaikan dan peningkatan kinerja o

    g, dan Kaltim

      untuk setiap variable indikator output seleng

    ini.

    Tabel : Kinerja indikator output gudang provins

    or Output

    uat Berita Acara serah terima barang

      da Alkon yg kadaluarsa

      a sarana penunjang pel KB yg tdk terdistribusi

    % Total Kinerja Output Terpenuhi

      ian persentase kinerja output di setiap provin

       J   A   B   A   R

       J   A   M   B   I

       J   A   T   I   M

       K   A   L   B   A   R

       K   A   L   S   E   L

       K   A   L   T   E   N   G

       K   E   P .   B   A   B   E   L

       K   E   P .   R   I   A   U

       M   A   L   U   T

       N   T   B

       N   T   T

       R   I   A   U

       S   U   L   T   E   N   G

       S   U   M   B   A   R

       S   U   M   S   E   L

       S   U   M   U   T

       A   C   E   H

       B   A   L   I

       B   A   N   T   E   N

      Page 22

      at dilihat pada grafik

     

    ovinsi

     adalah sebesar 89%.

      adanya alkon yang

      tidak terdistribusi ke

     

    tput adalah Jateng,

     

    apnya dapat dilihat

     

    i

      % Terpenuhi

      97%

      82%

      94%

      91%

      i dapat dilihat pada 

       L   A   M   P   U   N   G

       P   A   P   U   A

       S   U   L   B   A   R

       S   U   L   T   R   A

       S   U   L   U   T

       B   E   N   G   K   U   L   U

       J   A   T   E   N   G

       K   A   L   T   I   M

       M   A   L   U   K   U

       P   A   P   U   A   B   A   R   A   T

       S   U   L   S   E   L

  • 8/16/2019 Laporan MONEV Alkon 2014

    24/78

    Laporan Monev Alat dan Obat Kontras

    2. Hasil Kinerja di Tingkat Kab

    1) Komponen Pelayanan K

    Kinerja pengelolaan dan pe

    kabupaten/kota untuk kom

    a. Ketersediaan jenis alat

    meliputi; IUD, Implant,

    permintaan masyarakat

    b. Distribusi jenis alat dan

    dengan rencana distribu

    c. Stok alat dan obat ko

    maksimum (kebijakan d

    Dari monev ini ditemukan k

    pelayanan KB di gudang kab

    a. Ketersediaan alkon di g

    Dari 62 kab./kotayang d

    Untuk pendistribusian,

    kegiatan momentum di

    Dari 37 kab/kota yang

    kab/kota. Jika dibandin

    74% kab./kota yang t

    kab./kota terpenuhi al

    terpenuhi alkon kondo

    grafik dibawah ini.

    0%

    20%

    40%

    60%

    80%

    100%

       A   C   E   H

       B   A   L   I

       B   A   N   T   E   N

       B   E   N   G   K   U   L   U

       D   I   Y

      psi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013

    Grafik persentase kinerja output di provinsi

      upaten dan Kota.

      B

      ndistribusian alkon dan sarana penunjang pela

    onen pelayanan KB ini dinilai baik apabila:

      dan obat kontrasepsi TA 2013 di gudang k

      Suntik, PIL dan Kondom sama atau lebih besar

    (ppm) di provinsi tersebut.

      obat kontrasepsi TA 2013 dari kabupaten dan ko

    si (rensi) atau permintaan dari kabupaten dan k

      ntrasepsi di gudang kab./kota memenuhi st

    an strategi JKK)

      inerja pengelolaan dan pendistribusian alkon d

    ./kotasebagai berikut :

      udang kab./kota.

      ikunjungi ditemukan hanya 37 kab./kota (56%)

    skpd kab./kota berdasarkan permintaan dari kli

    kabupaten/kota.

      empunyai ppm, yang memiliki data ketersediaa

    kan ketersediaan alkon di gudang kb./kota terh

    rpenuhi alkon IUD, 82% kab./kota terpenuhi

    on suntik, 94% kab./kota terpenui alkon PIL,

    m. Gambaran ketersediaan alkon di kab./kot

       D   K   I   J   A   K   A   R   T   A

       G   O   R   O   N   T   A   L   O

       J   A   B   A   R

       J   A   M   B   I

       K   E   P .   B   A   B   E   L

       K   E   P .   R   I   A   U

       L   A   M   P   U   N   G

       M   A   L   U   K   U

       M   A   L   U   T

       N   T   B

       N   T   T

       P   A   P   U   A

       P   A   P   U   A   B   A   R   A   T

       R   I   A   U

       S   U   L   B   A   R

       S   U   L   S   E   L

       S   U   L   T   E   N   G

       S   U   L   T   R   A

       S   U   L   U   T

      Page 23

     

    yanan KB di gudang

     

    abupaten/kota yang

      dari angka perkiraan

     

    ta ke klinik KB sesuai

      ota

      ndar minimum dan

     

    n sarana penunjang

     

    yang membuat ppm.

      nik KB atau bila ada

     

    n alkon sebanyak 34

      dap ppm ditemukan

      alkon Implan, 85%

      dan 56% kab./kota

      dapat dilihat pada

     

       S   U   M   B   A   R

       S   U   M   S   E   L

       S   U   M   U   T

       J   A   T   E   N   G

       J   A   T   I   M

       K   A   L   B   A   R

       K   A   L   S   E   L

       K   A   L   T   E   N   G

       K   A   L   T   I   M

  • 8/16/2019 Laporan MONEV Alkon 2014

    25/78

    Laporan Monev Alat dan Obat Kontras

    b. Distribusi alkon dari ka

    Sebagai dasar pendistri

    kab./kota yang dikunjun

    36 kab./kota (58%) tida

    Distrusi alkon ke klinik

    adalah IUD ke 27% kab.

    kab./kota dan kondom

    adanya kegiatan pelay

    lebih rendah dari rensi,masih banyak.

    Gambaran kesesuaian d

    dapat dilihat pada grafik

    IUD I

    74%

    Keters

    IUD Im

    46%

    27%

    27%

    Lebih besar

    psi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013

      upaten/kota ke klinik KB

      usian alkon ke klinik KB adalah rensi dan perm

    gi ditemukan hanya 26 kab./kota (42%) yang m

    membuat rensi.

      sebagian besar sama atau diatas rensi, yang l

    kota, Implant ke 19% kab./kota , Suntik ke 42%

    e 31% kab./kota. Alasannya adalah memenuhi p

    nan pada momentum. Sedangkan ketika dita

    alasannya adalah karena tidak ada biaya distrib

    istribusi alkon terhadap rensi dari kab./kota un

    di bawah ini :

    plant Suntik Pil Kondom

    82%91%   94%

    56%

    ediaan Alkon di Kab./Kota Vs PPM

    Kab/Kota yg sesuai atau lebih

    lant Suntik Pil Kon

    50%35%

    23%

    31%

    38%42%

    19%   42%

    35%

    Distribusi Alkon Vs Rensi

      dari Rensi Sama dengan Rensi Lebih Kecil

    Page 24

     

    intaan klinik. Dari 62

      mbuat rensi, sisanya

     

    ebih kecil dari rensi

      kab./kota, Pil ke 35%

      ermintaan klinik dan

      ya alasan distribusi

      usi dan stok di klinik 

    uk setiap jenis alkon

     

    dom

    5%

    7%

    1%

      dari Rensi

  • 8/16/2019 Laporan MONEV Alkon 2014

    26/78

    Laporan Monev Alat dan Obat Kontras

    c. Stok alkon di kabupate

    Sesuai dengan kebijaka

    kebutuhan 3 bulan da

    berdasarkan rata-rata p

    Dari 62 kab/kota yang d

    Gambaran kondisi stok

    bulan maret s/d mei 20

    • IUD, 6%kab./ko

    stoknya min.

    • Implan, 2% kab.

    stoknya mi

    • Suntik, 4% kab.

    stoknya min.

    • PIL, 6% kab./kostoknya min

    • Kondom,8% ka

    kab./kota stokn

    Stok Al

    0%

    20%

    40%

    60%

    80%

    100%

    120%

    IUD

    6%

    57%

    37%

      psi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013

      /kota

      dan strategi JKK, dimana persediaan minimu

    persediaan maksimum untuk kebutuhan 24

    elayanan/distribusi perbulan.

      ikunjungi, 49 kab/kota mempunyai data lengka

    alkon di 49 gudang kab./kota tersebut untuk se

    3) adalah sebagai berikut :

    ta stoknya max, 55% kab./kota stoknya cukup,

    /kota stoknya max, 51% kab./kota stoknya cuku

    kota stoknya max, 39% kab./kota stoknya cuku

    ta stoknya max, 57% kab./kota stoknya cukup,

    b./kota stoknya max, 63% kab./kota stokny

    a min

      kon di Kab./Kota (data bln Maret s/d Mei 2013)n Kab./Kota = 49

    Implant Suntik Pil Ko

    2%   4%   6%

    51%39%

    57%

    49%57%

    37%

    Max Cukup Min

      Page 25

     

    alkon adalah untuk

      bulan yang dihitung

     

    p distribusi dan stok.

      iap jenis alkon (data

     

    dan 39% kab./kota

     

    , dan 47% kab./kota

     

    , dan 57% kab./kota

     

    dan 37% kab./kota 

    a cukup, dan 31%

     

    ndom

    8%

    61%

    31%

  • 8/16/2019 Laporan MONEV Alkon 2014

    27/78

    Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 26

    2) Komponen Manajemen Logistik

    Sama halnya di tingkat provinsi, variable kinerja komponen manajemen logistik di tingkat

    kabupaten dan kota dibagi menjadi indikator input, indikator proses alkon dan indikator proses

    sarana penunjang, indikator monitoring, dan indikator output.

    Secara umum kinerja manajemen logistik di tingkat kabupaten dan kota perlu pembinaan lebih

    lanjut dari pengelola gudang atau penanggung jawab tingkat provinsi. Hal ini terlihat dari rata-

    rata pemenuhan kinerja manajemen logistik gudang kabupaten dan kota hanya sebesar 80,4%.

    Pencapaian kinerja komponen manajemen logistik di tingkat kabupaten dan kota untuk setiap

    indikator adalah sebagai berikut:

    a. Indikator Input.

    Indikator input meliputi ketersediaan: tenaga gudang, buku panduan tata kelola alkon, kartu

    barang, buku besar pencatatan alkon, komputer, formulir F/V/KB, dokumen rencana

    distribusi (rensi) alkon ke kabupaten dan kota, papan tulis monitor, dokumen SBBK dari

    provinsi ke Kabupaten dan Kota, aplikasi BMN dan dukungan anggaran pengelolaan gudang.

    Dari 62Kabupaten dan Kota yang dikunjungi dan diwawancarai, ditemukan persentase

    pemenuhan indikator input yaitu sebesar 70%.

    Gambaran pemenuhan indikator input untuk setiap variabel dapat dilihat pada tabel di

    bawah ini.

    Tabel : Pemenuhan Kinerja Indikator Input Pengelolaan Alkon

    Sarana Penunjang Pel. KB di Kab./ Kota

    Indikator INput % Terpenuhi

    1. Tersedia Tenaga Gudang terlatih 92%

    2. Tersedia Buku Panduan Tata Kelola Gudang 76%

    3. Tersedia Kartu Barang dan menempel di kardus alkon 71%

    4. Tersedia buku besar pencatatan alkon 82%

    5. Tersedia mesin Tik/Komputer 79%

    6. Tersedia Formulir F/V/KB 90%

    7. Tersedia Dokumen Rensi 52%

    8. Tersedia Papan tulis monitor 26%

    9. Tersedia dan terdokumentasi SBBK 92%

    10. Tersedia dukungan angaran gudang 44%

    % Total Terpenuhi 70%

    Rendahnya pemenuhan kinerja indikator input di kab./kota ini disebabkan banyak tenaga

    yang menangani gudang kab./kota bukan tenaga khusus tetapi hanya staf yang

    diperbantukan untuk mengelola gudang dan tidak mendapatkan tambahan honor untuktugas ini, sehingga banyak yang tidak mengerti dan tidak tahu standar input pengelolaan

  • 8/16/2019 Laporan MONEV Alkon 2014

    28/78

    Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 27

    gudang.Variabel lain yang penting diperhatikan dan harus dicarikan jalan keluarnya adalah

    ketersediaan anggaran untuk distribusi barang ke kelinik. Disamping itu juga masih

    ditemukan kabupaten dan kota yang masih belum punya ruang gudang sendiri.

    Dari temuan ini diharapkan selanjutnya ada advokasi dan koordinasi dari tingkat provinsi ke

    SKPD Kab./kota untuk mengatasi masalah ketenagaan dan pembinaan dari penanggung jawab barang alkon dan sarana penunjang terhadap pengelola gudang kab./kota.

    b. Indikator Proses (Alkon)

    Sama halnya dengan kinerjainput, kinerja proses alkon di kab./kota juga masih perlu upaya

    perbaikan.Persentase pemenuhan kinerja proses pengelolaan alkon di gudang kab./kota

    adalah sebesar 86%.

    Gambaran lengkap persentase pemenuhan kinerja proses pengelolaan alkon untuk setiap

    variabel dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

    Tabel: Kinerja Indikator Proses Pengelolaan Alkon di Kab./Kota

    No Indikator Proses Alkon % Terpenuhi

    1 Mencatat Alkon Masuk

    a. Tangal Masuk 87%

    b. Jml Alkon 87%

    c. Tanggal Kadaluarsa 87%

    d. No. Batch 61%

    e. Harga Satuan66%

    f. Tahun Produksi 61%

    2 Penyimpanan Alkon 74%

    3 Stock Opname 2 kali setahun 85%

    4 Mencatat Alkon Keluar

    a. Tangal Keluar 92%

    b. Jml Alkon 90%

    c. Tanggal Kadaluarsa 53%

    d. No. Batch 53%

    e. Harga Satuan 60%

    f. Tahun Produksi 56%

    5 Membuat laporan ke Pusat dg F/V/KB 90%

    6 Prosedur mengeluarkan alkon berdasarkan

    FIFO and FEFEO

    90%

    7 Pemenuhan alkon ke Kab./Kota 81%

    Total Persentase Terpenuhi 74%

  • 8/16/2019 Laporan MONEV Alkon 2014

    29/78

    Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 28

    c. Indikator Proses (Sarana Penunjang KB)

    Sama halnya dengan kinerjaproses alkon, kinerja proses sarana penunjang pelayanan KB di

    kab./kota juga masih perlu upaya perbaikan.Persentase pemenuhan kinerja proses

    pengelolaan alkon di gudang kab./kota adalah sebesar 87%.

    Gambaran lengkap persentase pemenuhan kinerja proses pengelolaan sarana penunjanguntuk setiap variabel dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

    Tabel: Kinerja proses sarana penunjang pelayanan KB

    No Indikator Proses Sarana Penunjang Pel. KB % Terpenuhi

    1 Mencatat Sarana peninjang yg masuk

    a. Tanggal Masuk 85%

    b. Jumlah 85%

    c. Harga Satuan 65%

    d. Tahun Produksi 55%

    2 Penyimpanan 73%

    3 Stock Opname 2 x setahun 84%

    4 Mencatat sarana penunjang yg keluar

    a. Tanggal Masuk 90%

    b. Jumlah 89%

    c. Harga Satuan 60%

    d. Tahun Produksi 55%

    5 Membuat laporan bulanan ke pusat 85%

    6 Pemenuhan sarana penunjang ke Kab./Kota 87%

    Selanjutnya untuk pencapaian kinerja monitoring pengelolaan alkon dan sarana penunjang

    pelayanan KB di kab./kota adalah sebesar 76%. Persentase pemenuhan kinerja monitoring

    untuk setiap indikator dapat dilihat pada tabel berikut .

    Tabel : Pemenuhan kinerja indikator monitoring pengelolaan alkon

    dan sarana penunjang pelayana KB di Kab./kota.

    No Indikator Monitoring % Terpenuhi

    1 Melakukan monitoring kondisi stok di Klinik

    secara reguler (per 3 bulan)

    68 %

    2 Menggunakan F/II/KB sbg alat monitoring 76 %

    % Total Kinerja Monitoring Terpenuhi 72 %

  • 8/16/2019 Laporan MONEV Alkon 2014

    30/78

    Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 29

    d. Indikator Output

    Indikator output meliputi pemenuhanterhadap: membuat berita acara

    penyerahan/penerimaan alkon dan sarana penunjang pelayanan KB, tidak ada Alkon yang

    kadaluarsa dan tidak ada sarana penunjang pelayanan KB yang tidak terdistribusi.

    Dari 66 Kabupaten dan Kota yang dikunjungi dan diwawancarai, ditemukan persentasekinerja output adalah sebesar 75%. Persentase pemenuhan terhadap indikator output di

    gudang Kabupaten dan Kota dapat dilihat pada table di bawah ini.

    Tabel :Persentase Pemenuhan Terhadap Indikator Output

    No. Indikator Output % Terpenuhi

    1 Membuat Berita Acara serah terima barang 73 %

    2 Tidak ada Alkon yg kadaluarsa 76%

    3 Tdk ada sarana penunjang pel KB yg tdkterdistribusi

    77 %

    % Total Kinerja Output Terpenuhi 75 %

    3. Hasil Kinerja di Tingkat Klinik.

    Monitoring dan evaluasi di tingkat klinik ini dilakukan dengan melihat dan menilai kinerja

    pengelolaan alat dan obat serta sarana penunjang pelayanan KB yang ditinjau dari 3 aspek yaitu;

    komponen pelayanan KB, manajemen logistik dan hasil pelayanan KB.

    1) Komponen Pelayanan KB

    Pengukuran kinerja aspek komponen pelayanan KB dan tolok ukurnya adalah:

    a. Standar pelayanan, yaitu pelayanan konseling yang mengacu kepada alat bantu

    pengambilan keputusan (ABPK) dan pelayanan kontrasepsi yang mengacu kepada buku

    panduan praktis pelayanan kontrasepsi (BP3K).

    b. SDM, yaitu tersedianya minimal 1 orang tenaga konseling yang telah terlatih KIP/K dengan

    ABPK dan tenaga teknis medis KB yang terlatih.

    c. Sarana pelayanan, yaitu tersedia minimal 1 set IUD kit, Implan kit, Obgin bed, BP3K, ABPK,

    Dry sterilizer, Auto Disable Syringe (ADS) dengan Ratio ADS dan Obat suntik KB = 1:1,

    tersedia cukup informed consent, dan tersedia safety box dengan rasio Safety box dan ADS

    1:100.

    d. Akses pelayanan, yaitu ketersediaan alat dan obat kontrasepsi (IUD, Implan, Suntik, PIL dan

    Kondom di klinik KB. Standar yang digunakan adalah di klinik harus tersedia alkon untuk

    kebutuhan 3 s/d 12 bulan.

    Kinerja komponen pelayanan KB di klinik dikatakan baik apabila pemenuhan setiap variable

    yakni standar pelayanan, SDM, sarana pelayanan dan aspek pelayanan mencapai 100%, dan

    diperlukan upaya perbaikan kinerja bila pemenuhannya dibawah 100%.

  • 8/16/2019 Laporan MONEV Alkon 2014

    31/78

    Laporan Monev Alat dan Obat Kontras

    Pada monev ini dilakukan k

    a. Standar pelayanan

    Dari 66 klinik yang diku

    adalah sebesar 79% yaterpenuhi pel. Kontrase

    dilihat pada grafik di ba

    Grafik :

    b. SDM

    Selanjutnya untuk SDM,

    89% yang terdiri dari 88

    Grafik :

    c. Sarana Pelayanan

    Tidak semua klinik KB yklinik KB ditemukan 6

    2

    4

    6

    8

    10

    86%

    87%

    88%

    89%

    90%

    91%

     

    psi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013

      njungan ke 66 klinik KB.

     

    njungi, ditemukan pemenuhan kinerja terhada

    ng terdiri dari 86% klinik terpenuhi pel. Konspsi. Gambaran lengkap pemenuhan kinerja stan

    ah ini.

      Persentase pemenuhan kinerja standar pelaya

      dari monev ini ditemukan ketersediaan SDM d

    % tenaga konseling dan 91 % tenaga medis tekni

      Persentase pemenuhan kinerja SDM

     

    ng dikunjungi terpenuhi sarana pelayanan KB y5 klinik KB (98%) yang mempunyai IUD KIT,

    0%

    0%

    0%

    0%

    0%

    0%

    Pel. Konseling Pel. Kontrasepsi

    86%

    71%

    79 %

    Tenaga Konseling Tenaga Medis

    88%

    91%

    8

    Page 30

     

    p standar pelayanan

      ling dan 71% klinik  dar pelayanan dapat

     

    an

      i klinik yaitu sebesar

      s terlatih.

     

    dibutuhkan. Dari 66  57 klinik KB (86%)

     %

  • 8/16/2019 Laporan MONEV Alkon 2014

    32/78

    Laporan Monev Alat dan Obat Kontras

    mempunyai Implan Kit,

    mempunyai Obgin Bed,

    ABPK, 48 klinik KB (73

    klinik KB (94%) memp

    safety Box.

    Dari monev ini terlihat

    masih rendah.

    d. Akses Pelayanan

    Untuk kinerja akses pel

    KB yang dikunjungi dit

    kondisi stok alkon 6 bul

    • IUD: 43% klinik

    • Implant : 25% kl

    •Suntik : 15% kli

    • PIL : 51% klinik

    • Kondom : 41% k

    Gambaran ketersediaan

    dapat dilihat pada grafik

    2) Komponen Manajemen

    Pengukuran kinerja aspek k

    • Tersedia tenaga min

    • Tersedia permintaa

    • Tidak terjadi kekoso

    • Mencatat alkon yan

    • Mencatat alkon yan

    • Pelaksanaan prosed

    • Kondisi tempat penalat dan obat)

    0

    20

    40

    60

    80

    100

      psi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013

      51 klinik KB (77%) mempunyai Implan removal K

    54 klinik KB (82%) mempunyai BP3K, 58 klinik

    ) mempunyai Dry sterilizer, 60 klinik KB (91%)

    nyai form informed concent, dan 54 klinik K

    bahwa ketersediaan implant removal kit dan

    yananyang dilihat adalah ketersediaan alkon di

    emukan 60 klinik (95%) yang mempunyai cat

    n Desember 2013 s.d. Mei 2014 sebagai berikut

    ondisi stok max, 31% stok cukup dan 26% stok

    inik kondisi stok max, 39% stok cukup, dan 36%

    ik kondisi stok max, 34% stok cukup, dan 51% stondisi stok max, 23% stok cukup, dan 26% stok

    linik kondisi stok max, 30% stok cukup, dan 30%

    atau stok alkon di klinik (data bulan Desember

    dibawah ini.

      Logistik

      mponen manajemen logistik di klinik KB dan tol

    imal 1 orang yang menangani alkon

      alkon ke Kabupaten dan Kota untuk persediaa

    ngan & kekurangan stok alkon dalam 1 bulan

    g masuk secara lengkap

    g keluar secara lengkap

      ur pengeluaran alat dan obat menurut kaidah FI

    impanan alat dan obat memnuhi persyaratan (

    IUD Implant Suntik Pil Kondom

    43%25%

    15%

    51%41%

    31%

    39%

    34%

    23%30%

    26%36%

    51%

    26%   30%

    Max Cukup Min

      Page 31

      IT, 59 klinik KB (89%)

      B (88%) mempunyai

      mempunyai ADS, 62

      B (82%) mempunyai

     

    dry sterilizerdi klinik

     

    i klinik. Dari 66 klinik

      tan pemakaian dan

      :

      in.

      stok min.

      ok min.  min.

      stok min.

      2013 s/d Mei 2014)

     

    ok ukurnya adalah:

     

    1-3 bulan

     

    FO dan FEFO

      lemari penyimpanan 

  • 8/16/2019 Laporan MONEV Alkon 2014

    33/78

    Laporan Monev Alat dan Obat Kontras

    • Melakukan stock op

    • Tidak ada alat dan o

    Gambaran kinerja kompon

    bawah ini.

    Pemenuhan

    Dari grafik diatas, kinerja k

    perbaikan adalah pencatata

    Kab./Kota. Untuk kinerja ya

    4. Pendistribusian dan Utilisas

    Berbeda dengan monev alk

    tahun anggaran 2013, khus

    (50,14%) yang berada di 17

    dari tahun 2011 sampai den

    Pengumpulan data dilakuk

    langsung ke rumah sakitmengikuti pelatihan) atau d

    Hasil monitoring dan evalu

    dijelaskan sebagai berikut :

    1) Distribusi laparoscopy

    Jumlah laparoskopi yan

    tahun 2013 adalah seb

    dilengkapi dengan kame

    0%10%

    20%

    30%

    40%

    50%

    60%

    70%

    80%

    90%

    100%

      psi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013

      name 2 kali setahun

      bat yang kadaluarsa

      en manajemen logistik di klinik KB seperti ta

    Garfik

     kinerja Komponen Manajemen Logistik di Klini

    omponen logistik di klinik KB yang perlu men

    n alkon dan membuat permintaan alkon tertul

    g lainnya sudah cukup baik.

      i Laparoscopy.

      on yang hanya fokus pada pengadaan dan pen

    s untuk alat laparoskopi berhasil dilakukan mon

    rumah sakit yang mendapat bantuan laparosko

    gan 2013 yang tersebar di 33 provinsi seluruh In

      an dengan mengunakan alat bantu kuesione

    an wawancara via telpon kepada dokter pekter/perawat penanggung jawab pelayanan KB

    si terhadap pendistribusian dan utilisasi laparo

    g didistribusikan ke rumah sakit di seluruh Indo

    nyak 345 unit yang terdiri dari 319 unit tanpa

    ra dan monitor.

    97%

    83%

    65%

    94% 91%  98% 95%

    71%

      Page 32

     

    pak pada grafik di

     

    k KB

    8

      apat perhatian dan

      is dan rutin ke SKPD

     

    distribusian program

      ev terhadap 173 unit

      py dari BKKBN mulai

      donesia.

      melalui kunjungan

      laksana (yang telah  di rumah sakit.

      scopy tersebut akan

     

    esia sampai dengan

      monitor dan 26 unit

     

    77%%

  • 8/16/2019 Laporan MONEV Alkon 2014

    34/78

    Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 33

    Alokasi laparoskopi berdasarkan provinsi seperti pada tabel berikut.

    Tabel alokasi distribusi laparoskopi bantuan BKKBN Tahun 2010 – 2013

    Sumber data : Direktorat Jalpem BKKBN

    Provinsi # Provinsi # Provinsi #

    Aceh 4 Kalbar 8 Papua Barat 3

    Babel 6 Kalsel 8 Riau 4

    Bali 4 Kalteng 5 Sulbar 2

    Banten 6 Kaltim 9 Sulsel 9

    Bengkulu 8 Kepri 5 Sulteng 7

    D I Y 9 Lampung 8 Sultra 8

    Gorontalo 4 Maluku 2 Sulut 14

    Jabar 40 Malut 2 Sumbar 9

    Jambi 6 N T B 8 Sumsel 10

    Jateng 54 N T T 11 Sumut 9

    Jatim 47 Papua 6 DKI Jakarta 12

    Ditinjau dari merek laparoskopi adalah : Karls Storz 91 unit (26,4%), Aesculap 229 unit

    (66,4%), Elbrich 4 unit (1,16%), Lutz 1 unit (0,29 %) dan NA atau tidak diketahui mereknya 25

    unit (7,25%).

    Selanjutnya ditinjau dari pendistribusian berdasarkan kepemilikan rumah sakit, sebarannya

    adalah di RS. Pemerintah 250 unit (72%), RS Swasta 78 unit (23%) dan RS TNI dan POLRI 17

    unit (5%).

    Tabel alokasi distribusi laparoskopi berdasarkan kepemilikan rumah sakit

    Sumber data : Direktorat Jalpem BKKBN

    Kepemilikan RS Jumlah Unit Persentase (%)

    Rumah Sakit Pemerintah 250 72

    Rumah Sakit Swasta 78 23

    Rumah Sakit TNI dan POLRI 17 5

    2) Utilisasi laparoscopy

    Dari 345 unit laparoskopi yang berada di seluruh provinsi , berhasil dikumpulkan data

    sebanyak 173 unit (50,14%) laparoskopi yang berada di 173 rumah sakit di 33 provinsi di

    Indonesia.

  • 8/16/2019 Laporan MONEV Alkon 2014

    35/78

    Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 34

    Dari 173 unit laparoskopi tersebut, diidentifikasi sebanyak 89 unit (51,4%) yang telah

    digunakan untuk pelayanan sterilisasi wanita (MOW) dan 84 unit (48,6%) belum digunakan.

    Bila ditinjau dari kepemilikan rumah sakit, ditemukan utilisasi yang paling tinggi adalah di

    rumah sakit TNI dan POLRi sebesar 69,2%, selanjutnya di rumah sakit swasta 59,1 % dan di

    rumah sakit pemerintah sebesar 46,6%.

    Faktor-faktor pendukung utilisasi laparoskopi di rumah sakit ini adalah adanya kebijakan dari

    manajemen rumah sakit yang mendukung terlaksananya pelayanan MOW termasuk

    kesediaan provider atau dokter spesialis obgin untuk memberikan pelayanan, ketersediaan

    dan kemudahan untuk mendapatkan alat bantu pelayanan seperti CO2, ketersediaan bahan-

    bahan habis pakai yang disediakan oleh SKPD KB setempat dan dukungan anggaran atau

    dana pelayanan. Faktor lain yang tidak kalah penting adalah dukungan kongkrit dari SKPD KB

    yang menginstruksikan kepada PLKB untuk merujuk klien ke rumah sakit. Dari monev ini

    ditemukan 9,5% rumah sakit yang tidak melayani karena tidak adanya rujukan klien dari

    petugas lapangan atau SKPD KB setempat.

    Secara umum jumlah dan presentase utilisasi laparoskopi di 173 rumah sakit yang di

    wawancara dapat dilihat pada tabel utilisasi laparoskopi bantuan BKKBN seperti berikut.

    TABEL: UTILISASI LAPAROSKOPI BANTUAN BKKBN

    Utilisasi .

    ∑ RS = 173

    Pemilik RSJml %

    Pemerintah Swasta TNI/POLRI

    Sudah digunakan 54 26 9 89 51,4 %

    Belum digunakan 62 18 4 84 48,6 %

    Jumlah 116 44 13 173

    % digunakan 46,6 % 59,1 % 69,2 %

    Gambaran distribusi utilisasi laparoskopi per provinsi berdasarkan unit yang berhasil di

    evaluasi dapat dilihat pada tabel berikut.

    TABEL DISTRIBUSI UTILISASI LAPAROSKOPI PERPROVINSI

    Provinsi #Unit # di monev #Utilisasi % Utilisasi

    Banten 6 3 3 100%

    Lampung 8 1 1 100%

    N T B 8 4 4 100%

    Sulbar 2 1 1 100%

    Sulut 14 2 2 100%

    Sumbar 9 1 1 100%

    Jatim 47 14 13 93%

    Kaltim 9 7 6 86%

  • 8/16/2019 Laporan MONEV Alkon 2014

    36/78

    Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 35

    Provinsi #Unit # di monev #Utilisasi % Utilisasi

    Papua 6 6 5 83%

    Kepri 5 5 4 80%

    Sumut 9 5 4 80%

    Kalbar 8 7 5 71%

    Gorontalo 4 3 2 67%

    Riau 4 3 2 67%

    Jakarta 12 11 7 64%

    Babel 6 5 3 60%

    Malut 2 2 1 50%

    N T T 11 2 1 50%

    Sultra 8 6 3 50%

    Jateng 54 38 14 37%

    Bali 4 3 1 33%

    Sulsel 9 3 1 33%

    Sumsel 10 3 1 33%

    Bengkulu 8 4 1 25%

    D I Y 9 4 1 25%

    Kalsel 8 4 1 25%

    Kalteng 5 4 1 25%

    Jabar 40 6 1 17%

    Jambi 6 6 1 17%

    Aceh 4 3 0 0%

    Maluku 2 1 0 0%

    Papua Barat 3 1 0 0%

    Sulteng 7 1 0 0%

    3) Faktor-faktor Penyebab Belum Digunakannya laparoscopy

    Dari monev ini ditemukan faktor-faktor penyebab belum atau tidak digunakannya

    laparoskopi oleh provider di rumah sakit. Penyebab yang paling tinggi adalah tidak

    tersedianya CO2 di wilayah kerja rumah sakit sebesar 19%, selanjutnya belum disepakati

    masalah pembiayaan dan kepemilikan laparoskopi 14%, provider terlatih pindah tugas

    sehinga di rumah sakit tersebut tidak tersedia provider 13%, kurang percaya diri karena tidak

    ada kamera monitor 9,5%, tidak ada rujukan klien ke rumah sakit 9,5%, MOU antara BKKBN

    dengan rumah sakit masih dalam proses 7%, asisten dokter belum terlatih 6%, alat tidak

    lengkap dan biaya tidak cukup masing-masing 3,5%, juga masih ditemukan alat belum

  • 8/16/2019 Laporan MONEV Alkon 2014

    37/78

    Laporan Monev Alat dan Obat Kontrasepsi serta Sarana Penunjang Pelayanan KB tahun 2013 Page 36

    diinstal dan baru terima 2,3%, juga ditemukan ruang operasi sedang renovasi dan tidak

    tersedia troly masing-masing 1 %.

    Data lengkapnya penyebab belum digunakannya laparoskopi di rumah sakit dapat dilihat

    pada tabel alasan belum digunakannya unit laparoskopi di RS dan rencana solusi seperti

    berikut ini.

    TABEL : ALASAN BELUM DIGUNAKANNYA UNIT LAPAROSKOPI DI RUMAH SAKIT

    DAN RENCANA SOLUSI

    ALASAN BELUM DIGUNAKAN JML RS % RENCANA SOLUSI

    Tdk tersedia CO2 16 19 %

    Koordinasi, Informasi tempat beli CO2,

    Realokasi unit laparoskopi bagi RS yg tidak

    bersedia / kesulitan pengadaan CO2

    Belum disepakati Pembiayaan & Kepemilikan Laparoskopi antara RS dg BKKB

    N

    12 14 %Koordinasi Perwakilan BKKBN denganmanajemen RS

    BKKBN akan mempelajari administrasi laparoskopi

    dari “barang persediaan” menjadi “hibah”

    Tdk ada provider / Obgyn pindah tugas 11 13 % Pelatihan bagi Obgyn pengganti

    Tdk ada Monitor 8 9.5 %Visiting Spesialis (bimbingan di tempat), Dikaji lebi

    h lanjut utk dilengkapi monitor, realokasi

    Tdk ada rujukan klien ke RS dari

    PLKB (pasca pelatihan)8 9.5% KIE , r ujukan klien , Informasi sumber dana BPJS

    Masih dalam proses perencanaan MOU

    antara BKKBN dengan RS

    6 7 %Perjelas status kepemilikan laparoskopi dan komit

    men RS utk memberikan pelayanan

    Asisten dokter belum dilatih 5 6 % Visiting Spesialis atau refreshing training tim

    Alat tdk lengkap 3 3.5 %

    Di cek kebenarannya, karena waktu distribusi sdh l

    engkap. Kecuali unit laparoskopi yg sdh lama

    diganti sparepart

    Biaya tdk cukup 3 3.5 %

    Informasi kerjasama BPJS, Tarif INA-

    CBG 2014. PROSEDUR INTERUPSI TUBA DENGAN

    ENDOSKOPI No. 748. W-1-13-I

    JUKNIS dari BKKB Pusat utk klaim BPJS

    Unit belum di install 2 2.3 %JALPEM BKKBN koordinasi dengan RS dan pihak pe

    rusahaan penyedia laparoskopi (Aesculap / STORZ)

    Unit baru diinstal / baru diterima 2 2.3 % Rujukan Klien

    Masih di Gudang SKPD KB Kabupaten 2 2.3 % ?

    Ruang OK sedang renovasi 1 1 % ?

    Tunggu pengadaan Trolly dari RS 1 1 %BKKBN Provinsi melakukan pendekatan

    ke Pimpinan RS

    Jumlah 84

  • 8/16/2019 Laporan MONEV Alkon 2014

    38/78

    Laporan