laporan kunjungan
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Makanan merupakan hal yang penting didalam kehidupan manusia sebab
dari makanan manusia memperoleh energi untuk kelangsungan hidupnya,
disamping itu dengan makanan manusia akan terpelihara kesehatannya. Namun
perlu diingat bahwa makanan yang dibutuhkan tidak hanya cukup gizi akan tetapi
harus memenuhi persyaratan hygiene sanitasi sehingga aman dikonsumsi bagi
masyarakat, sebab makanan yang penanganannya tidak memenuhi hygiene
sanitasi akan menjadi media pertumbuhan mikroorganisme penyebab penyakit.
Agar makanan yang kita makan tidak terkontaminasi, maka perlu
diterapkannya hygiene sanitasi makanan yang meliputi enam prinsip yaitu:
1. Pemilihan bahan makanan
2. Penyimpanan bahan makanan
3. Pengolahan bahan makanan
4. Pengangkutan makanan
5. Penyimpanan makanan
6. Penyajian makanan.
Tempat penyelenggaraan/pengelolaan makanan adalah tempat – tempat
pengusaha dimana makanan dan minuman tersebut diproduksi, diolah, disimpan,
diangkut, dijual atau disajikan kepada umum. Dan usaha pengawasan Hygiene
dan Sanitasi Tempat Pengolahan Makanan ( TPM ) dimana sebagian besar
berada di daerah perkotaan merupakan masalah yang perlu mendapatkan
perhatian dan dilaksanakan dengan sistem yang tepat/ berdaya guna dan berhasil
guna.
Pelaksanaan pengawasan dan pemeriksaan ( TPM ) dengan sistem yang
tepat tergantung dari beberapa faktor, antara lain : Perundang – undangan Daerah
sebagai landasan kegiatan tindakan, adanya tenaga dan jumlah yang cukup
bermutu, ada peralatan dan biaya yang cukup, terdapatnya pengertian dan
partisipasi dari instansi– instansi lain, masyrakat dan perorangan serta adanya
cara pengawasan dan pemeriksaan terhadap TPM yang dilandasi dengan prinsip
teknologi. Penyelenggaraan pengelolaan makanan digolongkan dalam lima
kategori yaitu :
1. Pabrik makanan dan minuman sekala besar maupun sekala kecil ( food
manufacturing/ home industry )
2. Public eating and drinking place ( restoran, rumah makan, kantin, snack bar,
warung kopi, catering, pedagang kaki lima )
3. Toko penjualan makanan dan minuman ( food shop )
4. Pedagang keliling ( food ambulans/ food vendors )
5. Tempat pembuatan dan penyajian makanan dan minuman untuk masyarakat
khusus ( asrama,panti asuhan dll )
Industri Roti Sari Roti merupakan salah satu pabrik makanan dan
minuman atau food manufacturing yang termasuk dalam kategori
penyelenggaraan pengelolaan makanan. Maka Industri Roti tersebut perlu
dilakukan upaya pengawasan hygiene sanitasi tempat pengelolaan makanan
dengan penerapan enam prinsip hygiene sanitasi makanan dan minuman. Untuk
itu kami melaksanakan kunjungan industri ke Sari Roti Cabang Ngaliyan
Semarang untuk melihat penerapan sistem keamanan pangan dan
membandingkannya dengan industri usaha kecil lainnya yang juga kami kunjungi
yaitu di UD. Mina Makmur yang terletak di daerah Tambak Lorok, Semarang.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, adapun rumusan masalah
yang akan dibahas yaitu sebagai berikut :
1. Bagaimana kondisi lingkungan dari masing - masing pabrik yang telah
dikunjungi yaitu PT. Nippon Indosari Corporindo dan UD. Mina Makmur?
2. Bagaimana proses produksi di PT. Nippon Indosari Corporindo dan UD. Mina
Makmur?
3. Bagaimana penerapan sistem keamanan pangan dari masing-masing industri
yang telah dikunjungi yaitu PT. Nippon Indosari Corporindo dan UD. Mina
Makmur?
1.3 Tujuan Kunjungan Industri
Tujuan diadakannya kunjungan industri di pabrik Sari Roti Cabang Ngaliyan
Semarang dan IKM Bandeng Presto Bu Darmono adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kondisi lingkungan dari masing - masing pabrik yang telah
dikunjungi yaitu PT. Nippon Indosari Corporindo dan UD. Mina Makmur.
2. Untuk mengetahui proses produksi di PT. Nippon Indosari Corporindo dan
UD. Mina Makmur.
3. Untuk mengetahui penerapan sistem keamanan pangan dari masing-masing
industri yang telah dikunjungi yaitu PT. Nippon Indosari Corporindo dan UD.
Mina Makmur.
1.4 Manfaat Kunjungan Industri
Adapun manfaat diadakannya kunjungan industri di pabrik Sari Roti Cabang
Ngaliyan Semarang dan IKM Bandeng Presto Bu Darmono adalah sbb:
1. Bagi Mahasiswa
- Memperluas pengatahuan mahasiswa dalam lingkungan dunia kerja
khususnya penerapan sistem manajemen keamanan pangan.
- Mendorong mahasiswa agar mempunyai minat bekerja di perusahaan dan
juga berwirausaha dibidang penyediaan pangan.
- Membantu mahasiswa menerapkan konsep keamanan pangan di industri
baik skala pabrik maupun usaha kecil menengah.
- Mengetahui pentingnya penerapan konsep keamanan pangan pada
industri makanan untuk menghasilkan produk yang aman dan layak
dikonsumsi sampai ke konsumen.
2. Bagi Industri yang dikunjungi
- Sarana menempatkan kerjasama antara PT. Nippon Indosari Corporindo
dengan Fakultas Teknologi Pertanian untuk menunjang pendidikan bagi
mahasiswa.
- Sarana menempatkan kerjasama antara UD. Mina Makmur dengan
Fakultas Teknologi Pertanian khususnya mengenai penenerapan sistem
manajemen kemanan pangan di industri rumahan tersebut.
BAB II
TATA LAKSANA KEGIATAN
2.1 Tempat Kunjungan Industri
Kunjungan Industri Mata Kuliah Keamanan Pangan dilaksanakan di dua lokasi
industri yang berbeda yaitu :
1. PT. Nippon Indosari Corpindo, Tbk. ( Pabrik Sari Roti )
Jl. Tugu Wijaya III No. 1, Jawa Tengah - Kawasan Industri Wijaya Kusuma,
Ngaliyan Semarang.
2. UD. Mina Makmur
Jl. Purwosari IV/17 Tambakrejo Kaligawe Semarang.
2.2 Waktu Kunjungan Industri
Waktu pelaksanaan kunjungan industri mata kuliah keamanan pangan adalah pada
Hari Kamis Tanggal 17 Desember 2015.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1Keadaan Umum PT. Nippon Indosari Corporindo
Sari Roti adalah perusahaan yang berada dibawah naungan PT Nippon
Indosari Corpindo, Tbk (PT.NIC.Tbk) berdiri pada tahun 1996, dan memulai
kegiatan pemasarannya di bulan September 1996. Awal berdirinya, Sari Roti hanya
memiliki pabrik di Kawasan Industri Jababeka-Cikarang, Jawa Barat dengan
kapasitas produksi sebanyak 2 (dua) line.
Perusahaan semakin berkembang dan maju, pada tahun 2011 perusahaan
membangun tiga pabrik di wilayah Semarang (Jawa Tengah), Medan (Sumatera
Utara), dan Cikarang Barat (Jawa Barat). Satu tahun kemudian pada tahun 2012
perusahaan kembali membangun dua pabrik baru di Palembang (Sumatera Selatan)
dan Makassar (Sulawesi Selatan), serta menambahkan masing – masing satu lini
mesin pada tiga pabrik yang telah ada di Pasuruan, Semarang, dan Medan.
Perusahaan Sari Roti telah mendapat berbagai penghargaa dan sertifikat
yang membuat perusahaan ini semakin kokoh dan masyarakat semakin yakin
bahwa produk SARI ROTI adalah produk yang bersih dan sehat. Pada tahun 2006
perusahaan mendapatkan sertifikat HACCP (Hazard Analysis Critical Control
Point) yaitu sertifikat jaminan keamanan pangan sebagai bukti komitmen
perusahaan dalam mengedepankan prinsip 3H (Halal, Healthy, Hygienic) pada
setiap produk SARI ROTI. Selain itu, seluruh produk SARI ROTI telah terdaftar
melalui Badan BPOM Indonesia dan memperoleh sertifikat Halal yang dikeluarkan
oleh Majelis Ulama Indonesia. Kini, SARI ROTI telah mencatatkan dirinya sebagai
perusahaan produsen roti terbesar di Indonesia dengan berbagai penghargaan yang
berhasil diraih, antara lain Top Brand and Top Brand for Kids sejak 2009 hingga
sekarang, Marketing Award 2010, Original Brand 2010, Investor Award 2012,
hingga penghargaan dari Forbes Asia.
3.2 Proses Produksi di PT. Nippon Indosari Corporindo
Proses produksi dilakukan dengan 2,line,yaitu :
1. Pembuatan Roti Manis
Tepung terigu,air,dan ragi dimasukkan kedalam mixer selama ± 15
menit untuk dicampur menjadi adonan pertama. Setelah adonan tercampur rata
didalam mixer,adonan akan dituang ke dalam bak dan dimasukkan kedalam
ruang fermentasi selama 3 jam dengan suhu ruang 27ºc agar adonan
mengembang .
Setelah 3 jam,adonan dikeluarkan dari ruang fermentasi dan dilakukan
proses mixer ke-2 dengan pencampuran bahan bahan lainnya yaitu
telur,gula,susu,garam,dan margarin. Semua bahan dimixing selama ± 5 menit
hingga kalis .
Proses selanjutnya yaitu adonan yang sudah kalis tadi kemudian di
potong potong di mesin divider. Setelah itu di bulatkan di mesin rounder dan
diistirahatkan sejenak di mesin OHP selama 15-20 menit . Setelah proses
pengistirahatan selama ± 15-20 menit selesai,kemudian adonan di pressing
untuk menghilangkan gas didalamnya agar tekstur adonan lebih halus .
Setelah itu dilakukan macam macam filler (isi) untuk memberikan rasa
pada roti . Proses filler dilakukan dengan tangan atau secara manual dengan
syarat harus mencuci tangan setiap 15 menit sekali . Setelah proses filler
selesai,adonan kemudian di panning atau proses peletakan adonan kedalam
loyang,kemudian di dilakukan proses fermentasi ke-2 selama 1 jam dengan
suhu 38º-40ºc untuk mengembangkan adonan, memberi tekstur yang lembut
pada roti, serta mengeluarkan aroma khas dari roti.
Setelah 1 jam dan adonan mengembang,adonan roti dimasukkan
kedalam oven untuk dipanggang dengan suhu 180º-240ºc selama 15-30 menit .
Setelah dipanggang di oven,kemudian roti dikeluarkan dari loyang dan
dilakukan proses Blazing,yaitu pengolesan roti dengan minyak sayur agar roti
mengkilap . Proses blazing dibarengi dengan cooling(pendinginan) sampai ke
cooling tower(menara pendingin) dan berputar dari puncak (atas) ke bawah ±
45 menit . Proses pendinginan dilakukan agar saat berada didalam kemasan ,
roti tidak menguap dan tidak akan menyebabkan embun pada kemasan sehingga
jamur tidak tumbuh pada roti. .Begitu sampai dibawah,roti akan diperiksa . Jika
ada roti yang tidak sesuai dengan standar,maka akan di reject atau dibuang.
Setelah pemeriksaan,roti akan disensor dan dikemas. Proses senlajutnya roti
harus melewati mesin metal detector untuk mendeteksi apakah didalam
kemasan terdapat unsur logam atau tidak,karena jika terdapat unsur logam
dapat berbahaya untuk dikonsumsi oleh konsumen. Apabila sudah lewat dari
mesin metal detector ,maka roti sudah siap untuk dipasarkan.
2. Pembuatan Roti Tawar
Tepung terigu,air,dan ragi dimasukkan kedalam mixer selama ± 15
menit untuk dicampur menjadi adonan pertama. Setelah adonan tercampur rata
didalam mixer,adonan akan dituang ke dalam bak dan dimasukkan kedalam
ruang fermentasi selama 4 jam dengan suhu ruang 27ºc agar adonan
mengembang .
Setelah 4 jam,adonan dikeluarkan dari ruang fermentasi dan dilakukan
proses mixer ke-2 dengan pencampuran bahan bahan lainnya yaitu
telur,gula,susu,garam,dan margarin. Semua bahan dimixing selama ± 5 menit
hingga kalis . Proses selanjutnya yaitu adonan yang sudah kalis tadi kemudian
di potong potong di mesin divider. Setelah itu adonan di bulatkan di mesin
rounder dengan bentuk oval,bulat,atau tabung.
Setelah dibentuk,adonan dimasukkan kedalam bak khusus dan
dimasukkan kedalam ruang fermentasi akhir . Setelah 1 jam dan adonan
mengembang,adonan roti dimasukkan kedalam oven untuk dipanggang dengan
suhu 180º-240ºc selama 15-30 menit . Setelah dipanggang di oven dengan
kematangan yang sempurna,roti dikeluarkan dari dalam loyang dan dilanjutkan
ke proses cooling (pendinginan) dengan melewati 3 menara pendingin (cooling
tower) dan berputar dari puncak (atas) ke bawah ± 45 menit. Proses
pendinginan ini bertujuan agar uap air yang terdapat pada roti dapat keluar
terlebih dahulu secara optimal. Apabila roti dikemas dalam kondisi yang masih
panas akan lebih berpotensi menyebabkan roti mudah berjamur.
Proses selanjutnya adalah proses pemotongan roti menjadi 10 bagian
(slice). Setelah itu,roti akan disensor dan dikemas.Baru kemudian melewati
mesin metal detector untuk mendeteksi apakah didalam kemasan terdapat unsur
logam atau tidak,karena jika terdapat unsur logam dapat berbahaya untuk
dikonsumsi oleh konsumen . Apabila sudah lewat dari mesin metal
detector ,maka roti sudah siap untuk dipasarkan.
3.3 Penerapan Sistem Manajemen Keamanan Pangan di PT. Nippon Indosari
Corporindo
Pabrik Sari Roti mempunyai standar kualifikasi kebersihan diri yang tinggi
sebelum turun ke area proses produksi. Area ini disebut area wajib GMP, yaitu
sebelum memasuki area produksi, terlebih dahulu kita menggunakan baju
laboratorium, masker, hairnet, dan cover shoes. Setelah itu kita wajib mencuci
tangan dengan sabun anti bakteri,dan mengeringkan tangan dengan mesin
pengering, kemudian tangan kita diberi alkohol agar tangan steril dan bebas dari
kuman. Setelah tangan bersih dan steril, kita akan memasuki ruangan air shower,
yaitu ruangan pembersihan semua debu pada rambut,debu pada pakaian, debu
pada kulit,dll. Setelah melewati proses sterilisasi yang cukup panjang, baru kita
dapat memasuki area produksi.
Bahan baku yang digunakan oleh pabrik sari roti adalah bahan baku
premium yang terjamin mutu dan kualitasnya. Bahan baku pokok yang digunakan:
Tepung terigu, air, ragi, telur, garam, gula,dan margarin. Sedangkan bahan isian
atau filler antara lain: cokelat, keju, kelapa, strawberry, mocca, sarikaya, dan
vanilla. Bahan baku yang digunakan untuk memproduksi roti harus melalui seleksi
ketat yang telah ditetapkan oleh internal perusahaan dan harus terjamin
kehalalannya sehingga dapat menghasilkan roti yang berkualitas baik dari segi
penampakan, tekstur, aroma, rasa dan juga terjamin kehalalan dari roti yang
dihasilkan.
Produk yang dihasilkan memiliki tanggal kadaluarsa yang pendek karena
SARI ROTI tidak menggunakan pengawet, rata – rata usia dari produk ini 3 – 4
hari dari waktu selesai produksi. SARI ROTI langsung memasarkan produknya
sehingga tidak ada persediaan yang menumpuk digudang karena karena siklus
hidup yang singkat.
Untuk menjaga keamanan pangan produk yang dihasilkan pihak QA/QC
melakukan audit secara rutin mulai dari penerimaan bahan baku sampai distribusi
produk jadi.
Pada proses produksi pabrik sari roti sangat menerapkan praktek hygiene
pada karyawannya dan juga menjaga sanitasi lingkungan pabrik untuk
meminimalkan kontaminasi baik secara fisik, kimia maupun biologi. Setelah
proses produksi selesai biasanya ruangan termasuk peralatan yang dipakai
dibersihkan dari kotoran yang jatuh dilantai hasil dari produksi.
Untuk menjamin keamanan hasil akhir produk, roti yang sudah dikemas
menggunakan plastic diperiksa kembali kemasannya apakah sudah baik dan benar
tidak ada kebocoran untuk mencegah kontaminasi. Dan diperiksa menggunakan
alat metal detector untuk melihat adanya cemaran kandungan logam pada roti yang
sudah jadi.
3.4 Sejarah UD. Mina Makmur
Ketrampilan BU Darmono mengolah ikan bandeng menjadikannya modal
untuk membantu sesama. Dengan KSM “MINA MAKMUR” beliau
memanfaatkannya sebagai wadah untuk saling belajar dan bertumbuh bersama
menggapai impian untuk merdeka dari belenggu kemiskinan. Produk bandeng
olahan mereka yang semula hanya beredar antar tetangga dan arisan ini kini
mulai merambah ke luar daerah, itulah bukti dari kegigihannya.
Pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan manusia sangat
diharapkan melihat kondisi kehidupan sekarang ini, keinginan dan juga harapan
masyarakat sangat banyak, hal ini menjadikan Ibu Hartini Darmono atau lebih
dikenal dengan Ibu Darmono ingin berupaya dan juga mau bekerja keras untuk
menghadapi tantangan hidup yang semakin lama semakin terus berkembang. Ibu
Darmono ini adalah satu dari sekian warga Kelurahan Tambakrejo yang berhasil
mengembangkan UKM “Bandeng Presto”. Awalnya ibu Darmono bergabung di
UPK “Terboyo” Kelurahan Tambakrejo Tahun 2000 dengan nama Kelompok
Swadaya Masyarakat (KSM) “Mina Makmur” yang beranggotakan 10 orang,
dengan awal pinjaman Rp. 10.000.000,- per kelompok.
Usaha yang dirintis dibidang pengolahan ikan bandeng oleh Ibu Darmono
ini yang kemudian dikenal dengan bandeng presto Bu Darmono, yang awal
produksi sehari bisa mencapai 3 kilo per hari, semakin hari semakin banyak
diminati karena mungkin harga relatif terjangkau. Selain bandeng, beliau juga
memproduksi otak-otak bandeng, galantine bandeng dan tahu bakso. Untuk
pemasaran sendiri awalnya door to door, di Arisan Dasa Wisma, RT, RW
kemudian bersama dengan anggota sering mengikuti lomba-lomba dan juga
bazaar/pameran yang diadakan baik di tingkat lokal hingga nasional.
Saat ini ibu Hartini Darmono sudah memiliki anggota 70 orang dalam
binaan beliau, selain aktif memberikan motivasi kepada warga di kampungnya,
beliau juga aktif memberikan pelatihan/kursus bandeng presto baik di Kota
Semarang, luar kota, hingga bahkan sampai luar jawa. Untuk pemasaran bandeng
prestonya sendiri sudah sampai luar jawa bahkan ada yang sampai ke luar negeri.
Keistimewaan bandeng presto ibu Darmono, dalam pengolahannya tidak
memakai bahan pengawet, dan bandeng bisa bertahan 2 hari. Melihat usaha dan
keinginan dari Ibu Darmono ini yang dari awal usaha banyak menghadapi
kendala namun dengan kegigihannya beliau dapat meraih sukses dan juga dapat
memberdayakan masyarakat lingkungan sekitar dan juga untuk dirinya sendiri.
3.5 Proses Produksi di UD. Mina Makmur
1. Pembelian Bahan Baku
Dalam melakukan pembelian bahan baku, terlebih dahulu harus
mengetahui ciri-ciri ikan bandeng segar yaitu: mata bening, tekstur kenyal, sisik
tidak terkelupas, insang berwarna merah dan tidak berbau tanah apabila kita
mencium dari insangnya. Hindari membeli ikan yang kurang segar karena akan
mempengaruhi kualitas produk akhir.
2. Pencucian
Dalam melakukan pencucian harus menggunakan air yang bersih dan
dingin dengan menggunakan es supaya kualitas ikan tidak menurun akibat
kenaikan suhu.
3. Pembuangan Sisik, Insang dan Isi Perut
Hal ini dilakukan agar ikan bersih dari kotoran. Ikan yang telah dibersihkan
secepatnya diberi es supaya kualitas tetap terjaga.
4. Penyortiran
Penyortiran dilakukan berdasarkan ukuran ikan sehingga seragam.
Gunakan keranjang yang telah diberi es sebagai wadah ikan yang telah disortir.
5. Pencucian
Ikan dicuci satu persatu dengan menggunakan air mengalir atau menyiram
ikan dengan air (jangan lakukan perendaman dalam wadah karena kotoran air
dapat menempel kembali pada ikan ).
6. Pemberian Bumbu I
Masukkan ikan ke dalam baskom satu per satu, kemudian masukkan garam
secukupnya sesuai dengan jumlah ikan ditambah dengan jeruk nipis. Fungsi garam
dan jeruk nipis adalah untuk menghilangkan bau amis pada ikan bandeng. Aduk
rata bumbu dan ikan, kemudian diamkan selama 15 menit agar bumbu meresap.
7. Pemberian Bumbu II
Setelah ikan diberi garam dan jeruk nipis, terlebih dahulu dibersihkan
kembali satu persatu untuk menghilangkan garam dan jeruk nipis yang masih ada
pada ikan dengan menggunakan tangan. Gunakan sarung tangan yang bersih saat
membersihkan. Kemudian masukkan ikan ke dalam baskom satu persatu. Baskom
yang digunakan harus dalam keadaan bersih.
Haluskan bumbu berupa garam, bawang putih bawang merah, jahe, kunyit,
lengkuas, ketumbar, biji kemiri, daun jeruk purut, daun salam, dan cabai merah.
Campur bumbu dan ikan secara merata kemudian diamkan selama 30 menit agar
bumbu meresap.
8. Pemasakan Suhu Tinggi
Pemasakan ikan ini menggunakan panci bertekanan (autoclave), dengan
suhu 121 oC selama 60 – 90 menit. Dengan demikian akan dihasilkan ikan
bandeng duri lunak.
9. Pendinginan
Setelah ikan dimasak, kemudian dilakukan pendinginan dengan cara
meletakkan ikan pada baki secara perlahan-lahan. Pendinginan dilakukan selama
1-2 jam.
10. Pengemasan dan Pelabelan
Bandeng yang telah selesai didinginkan, kemudian dimasukkan ke dalam
plastik yang telah diberi label. Masukkan ikan secara perlahan dengan
menggunakan sendok serokan pipih. Gunakan sarung tangan dan sendok yang
bersih.
11. Pengemasan Vakum
Masukan bandeng ke dalam plastik yang telah diberikan label dan
kemudian masukkan ke dalam mesin vacuum sealer Pastikan alat vakum berfungsi
maksimal sehingga hasil yang didapatkan dalam keadaan vakum. Kondisi vakum
dapat mempengaruhi daya awet ikan dan bentuk ikan. Setelah bandeng divakum
segera masukkan ke dalam freezer untuk mempertahankan daya awet ikan. Suhu
freezer -180C atau lebih kecil.
Pengemasan bandeng presto dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu biasa
dan vakum. Pada pengemasan biasa, produk diletakkan di atas kertas roti dan
karton, kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastik jenis Low Density
Polyethylene (LDPE). Lama simpan bandeng presto dengan kemasan vakuum
dapat mencapai selama 3 bulan pada penyimpanan suhu beku (freezer) -180C atau
lebih.
3.6 Penerapan Keamanan Pangan di UD. Mina Makmur
Pada Januari 2014, Bandeng Darmono telah mendapatkan sertifikasi
produk SNI 4106:2009 dengan nomor sertifikat 03/BP/LSPro-HP/I/2014.
Bandeng Bu Darmono mengurus sertifikasi SNI sejak 2012 dan ada sekitar 30
persyaratan yang harus dipenuhi agar memperoleh sertifikasi SNI diantaranya
adalah perbaikan fisik tempat dan alat produksi, serta standar kebersihan.
Pengurusan sertifikat SNI ini memberikan syarat adanya kesadaran kepada pemilik
untuk menyediakan produk bandeng presto yang tidak hanya layak untuk
dikonsumsi tetapi juga aman.
Dalam kesempatan kunjungan industri kemarin, Bu Hartini Darmono
menjelaskan mengenai proses produksi yang sesuai standar mulai dari pemilihan
bahan baku, penanganan dan pengolahan serta pengemasan. Ibu Hartini Darmono
telah menerapkan Sanitation Standard Operational Procedure, mulai dari sanitasi
karyawan dimana para pegawainya mengenakan sarung tangan plastik, penutup
mulut dan hidung serta penutup rambut, mengenakan sepatu khusus, sanitasi
peralatan berbagai peralatan memasak bandeng, menjaga saniltasi lingkungan, dan
penggunaan air bersih.
Tujuan penerapan SSOP ini selaras dengan prinsip standardisasi dan
penilaian kesesuaian yang bertujuan untuk meningkatkan jaminan mutu, efisiensi
produksi, daya saing nasional, persaingan usaha yang sehat dan transparan dalam
perdagangan, kepastian usaha, dan kemampuan pelaku usaha, serta kemampuan
inovasi teknologi yang tujuan akhirnya untuk melindungi konsumen dari aspek
keselamatan, keamanan, kesehatan, maupun pelestarian fungsi lingkungan hidup
(K3L).
Tidak hanya untuk menjaga kualitas produk yang dihasilkan harus aman
untuk konsumen, ternyata dalam menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI)
dalam dunia usaha secara konsisten akan mampu meningkatkan omset penjualan.
Itulah yang dirasakan oleh Ibu Hartini Darmono sejak resmi menerima tanda SNI
pada produknya omset penjualannya melonjak hingga 400kg/bulan, setelah
sebelumnya hanya berkisar 100kg/bulan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari kunjungan industri yang telah dilaksanakan dan pembuatan laporan dapat
diambil kesimpulan mengenai sistem manajemen keamanan pangan di dua skala
industri yang berbeda yaitu:
1. PT. Nippon Indosari Corporindo merupakan industri skala besar yang telah
menerapkan sistem manajemen keamanan pangan pada produksi roti SARI
ROTI, hal ini dapat dilihat dari kondisi lingkungan pabrik yang
memperhatikan sanitasi dan seluruh karyawan yang menerapkan praktek
hygiene. Dibuktikan juga dari sertifikat HACCP yang diterima.
2. Sedangkan pada industri kecil menengah UD. Mina Makmur juga sudah
menerapkan sistem manajemen keamanan pangan yang dapat dilihat dari
sertifikat SNI yang telah diterima.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. - . “Menuai Keuntungan Setelah Menerapkan Sni Produk Ikan Bandeng
Presto (Success Story Bandeng Presto Bu Darmono)”, (Online),
http://www.kokek.com/news/8-menuai-keuntungan-setelah-menerapkan-sni-
produk-ikan-bandeng-presto-success-story-bandeng-presto-bu/, diakses
tanggal 25 Desember 2015.
Koeswara, A. 2015. “Manajemen Operasi Sari Roti”, (Online),
http://www.academia.edu/8964074/Manajemen_Operasi_Sari_Roti, diakses
tanggal 25 Desember 2015.