laporan kerja jantung

19
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN KERJA JANTUNG Kelompok Praktikum : Nama A!" "ota Kel ompo k : #$ %&i 'u! ar A() ar  *$ E+a) Ku,-ai+a)  .$ Ri(a Fa)le/i  0$ 1o!i Sa2ila  3$ 'a,mi! JURUSAN 4IOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA %AN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNI5ERSITAS NEGERI JAKARTA *6#0

Upload: dwi-yunar-azhar

Post on 16-Oct-2015

434 views

Category:

Documents


105 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIOLOGI HEWAN

KERJA JANTUNG

Kelompok Praktikum: 8

Nama Anggota Kelompok: 1. Dwi Yunar Azhar

2. Efah Kusyaifah

3. Riza Fahlevi

4. Qoni Sabila

5. Yasmin

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2014TINJAUAN PUSTAKADenyut ritmis jantung pada Pisces, Amphibia dan Reptilia di mulai dari sinus venosus, sedang pada Aves dan Mammalia denyut jantung di mulai dari nodus sinoatrial. Sinus venosus dan nodus sinoatrial inilah yang berfungsi sebagai pace maker (pemacu denyut jantung). Denyut jantung terdiri dari sistol (kontraksi diawali dari atrium ke ventrikel) dan diastol (secara bersama relaksasi dari atrium ke ventrikel).Bagian-bagian yang tampak berdenyut adalah sinus venosus, atrium kanan dan kiri serta ventrikel. Setelah diastol, jantung akan beristirahat sesaat (refrakter) sebelum melakukan sistol berikutnya. Jika rangsangan diberikan pada waktu jantung refrakter dan sistol, maka ritme jantung tidak terganggu. Tetapi bila rangsang diberikan pada saat diastol, akan menghasilkan ekstra sistole yang disusul dengan refrakter sebelum melakukan sistol berikutnya yang lama atau compensatory pause.Jaringan otot jantung terdiri atas sinsisium serabut-serabut otot yang satu dengan yang lain tidak terpisahkan. Setiap impuls yang timbul di jantung akan disebar ke seluruh otot jantung, dengan demikian kontraksinya akan selalu bersifat all or none. Disamping itu, kuat kontraksinya otot sangat ditentukan oleh panjang awal dari serabut-serabutnya. Satu sifat utama otot jantung adalah kemampuannya untuk membangkitkan sendiri impuls irama denyut jantung (otomasi jantung). Jantung yang dikeluarkan dari tubuh mampu tetap berkontraksi ritmis. Pada amfibia dan reptilia, irama ditentukan oleh sinus venosus. Otot jantung peka terhadap perubahan-perubahan metabolitik, kimia dan suhu. Kenaikan suhu meningkatkan metabolis dan frekuensi denyut jantung. Siklus jantung dimulai dari potensial aksi spontan di SA node yang dijalarkan ke kedua atrium kemudian lewat AV node ke ventrikel. Karena adanya pengaturan khusus sistem konduksi dari atrium ke ventrikel, terjadi keterlambatan penghantaran impuls dari atrium ke ventrikel, sehingga atrium selalu lebih dulu berkontraksi daripada ventrikel. Proses kontraksi dan relaksasi (systole dan diastole) dari atrium maupun ventrikel pada keadaan normal akan terjadi terus-menerus. Dalam keadaan normal kontraksi ventrikel lebih besar daripada kontraksi yang terjadi di atrium jantung atau hampir tidak terlihat kontraksi atriumnya.Denyut jantung berasal dari system konduksi jantung dan menyebar ke seluruh bagian myocardium. Struktur yang membentuk system konduksi adalah nodus sinoatrial, lintasan interoda atrium, nodus atrio ventrikuler. Dalam keadaan normal nodus mengeluarkan impuls paling cepat sehingga merupakan pemacu jantung. (Ganong, 1995).Menurut Stanius dalam percobaannya, sebuah tali diikatkan pada siniosatrial, ternyata atrium dan ventrikel berhenti sedangkan sinus venosus tetap berdenyut. Sinus venosus adalah tempat dari sumber jantung. (Dukes,1955).Denyut jantung bermula di dalam nodus ini, atrialis desebut dengan pacemaker jantung. Ini merupakan kumpulan dari sel-sel jantung yang bersifat khusus yang terletak pada pertautan vena cava dan atriumkanan, impuls yang berasal dari pertautan NAD SA memencar pada seluruh arteri, sehingga menyebabkan kontraksi. (Frandson, 1986).Pengaruh Suhu terhadap Denyut JantungPeningkatan suhu tubuh, seperti terjadi pada seseorang yang menderita demam, akan sangat meningkatkan frekuensi denyut jantung, kadang-kadang dua kali lebih cepat dari frekuensi denyut normal. Penurunan suhu sangat berpengaruh pada penurunan frekuensi denyut jantung, sehingga turun sampai serendah beberapa denyut per menit seperti terjadi pada seseorang yang mendekati kematian akibathipotermia(suhu tubuh dalam kisaran 60-70 derajat Fahrenheit(15,5-21,2 derajat Celsius).Penyebab Pengaruh ini kemungkinan karena panas meningkatkan permeabilitas membran otot jantung terhadap ion yang mengatur frekuensi denyut jantung menghasilkan peningkatan proses perangsangan sendiri.Kekuatan kontraksijantung sering dipercepat secara temporer melalui suatu peningkatan suhu yang sedang, seperti saat tubur sedang berolahraga, tetapi peningkatan suhu yang lamaakan melemahkan sistem metabolik jantung dan akhirnya menyebabkan kelemahan. Fungsi optimaljantung sangat bergantung pada pengaturan suhu tubuh oleh mekanisme pengaturan suhu.Percobaan StaniusJantung katak dibiarkan berdenyut normal, kemudian dilakukan stanning:1. Stanius (Ligatur) I : Jantung diikat pada batas antara sinus venosus tetapi atrium tampak bahwa sinus venosus tetap berdenyut dengan frekuensi normalnya sedangkan kedua bilik berhenti berdenyut.

2. Stanius (Ligatur) II : Jantung diikat pada batas antara atrium dan ventricle, tampak bahwa atrium dan ventricle, tampak bahwa sinus atrium venosus dan ventricle berdenyut dengan frekuensi masing-masing.

Stanius (Ligatur) III : Jantung diikat pada pertengahan ventricle. Basis ventricle akan tetap berdenyut sedang apexnya tetap. darah merupakan saluran bagi sirkulsi darahAutomasi Jantung

Jantung katak berbeda dengan jantung manusia. Jantung katak maupun mamalia mempunya centrum automasi sendiri artinya tetap berdenyut meskipun telah diputuskan hubungannya dengan susunan syaraf atau di keluarkan dari tubuh. Secara anatomis jantung katak terbagi menjadi tiga ruang yaitu sinus venosus, dua atrium dan satu ventrikel. Sinus venosus adalah ruangan sekitar jantung. Melalui pengamatan darah mengalir melalui sinus venosus kemudian darah mengalir ke atrium dan mengisi ruang ventrikel sebelum darah dipompa kembali oleh otot- otot di ventrikel keseluruh tubuh. Darah vena dari seluruh tubuh mengalir masuk ke sinus venosus dan kemudian mengalir menuju ke atrium. Dari atrium, darah mengalir ke ventrikel yang kemudian di pompa keluar melalui arteri pulmonalis. Secara garis besar peredaran darah katak sama seperti peredaran darah manusia namun saat darah dialirkan kembali melalui vena darah terlebih dahulu mengisi sinus venosus. Jantung katak memiliki respon yang kurang lebih sama dengan jantung manusia, contohnya denyut jantung akan meningkat saat panas dan melambat saat dingin, kerjanya dapat dipengaruhi oleh hormone, dan memiliki band moderator.Kontraksi jantung terdiri dari kontraksi atrium dan kontraksi ventrikel. Kedua macam kontraksi jantung menunjukkan bahwa siklus jantung terdiri dari systole dan diastole. Systole merupakan periode kontraksi ventrikel saat jantung memompakan darahnya dari ventrikel ke sirkulasi pulmonal ( A pulmonalis) dan ke sirkulasi sistemik (aorta). Pada saat systole katub-katubatrioventrikularis(mitralis dan bikuspidalis) menutup sedangkan katub-katub semilunaris (katub aorta dan katub pilmonal) membuka sehingga ventrikel yang berkontraksi (tekanannya meningkat) memompakan darahnya ke aorta dan A pulmonalis. Sedangkan diastole menunjukkan periode relaksasi ventrikel (kontraksi atrium) saat ventrikel menerima darah dari atrium yang sebelumnya telah menerima darah dari paru-paru (V Pulmonalis) dan dari seluruh tubuh (vena cava). Pada saat distole katub-katub semilunaris(katub aorta dan katub pulmonal) menutup sedangkan katub-katubatrioventrikularis(mitralis dan bikuspidalis) membuka sehingga atrium yang berkontraksi (tekanannya meningkat) memompakan darahnya ke ventrikel.Kontraksi atrium terjadi hampir bersamaandengan relaksasi ventrikel, walaupun pada saat ventrikel relaksasi, atrium berkontraksi namun besarnya tekanan kedua ruangan ini hampir sama. Sedangkan pada saat atrium relaksasi juga tak tampak karena tertutup oleh besarnya tekanan pada ventrikel yang sedang berkontraksi, dimana proses berkontraksi dan relaksasi (systole dan diastole) dari atrium maupun ventrikel pada keadaan normal akan terjadi terus menerus. Kontraksi jantung tidak semata-mata tergantung dari impuls yang di hantarkan oleh syaraf. Jantung mempunyai kemampuan untuk self excitation sehingga dapat berkontraksi secara otomatis walaupun telah di lepas dari tubuh dan semua syaraf menuju jantung telah di potong.Menurut Supripto (1998) bahwa meskipun jantung berkontraksi dengan sendirinya, namun kuat kontraksi, frekuensi denyut jantung, dan perambatan impuls pada jantung dipengaruhi oleh saraf otonom, yaitu saraf simpatik dan saraf parasimpatik. Pasangan kedua saraf ini kerjanya adalah saling berlawanan yaitu: Saraf simpatik bekerja meningkatkan baik kuat kontraksi maupun frekuensi denyut jantung dan mempercepat perambatan impuls pada jantung, sedangkan Saraf parasimpatik bekerja menurunkan naik kuat kontraksi maupun frekuensi denyut jantung dan melambatkan perambatan impuls pada jantung.Automasi artinyajantung ini masih dapat melakukan fungsinya tanpa dipengaruhi saraf. Dibuktikan dengan cara merusak otak atau sumsum punggung. Jantung tetap normal melakukan fungsinya untuk beberapa saat.Jantung katak maupun mamalia mempunya centrum automasi sendiri artinya tetap berdenyut meskipun telah diputuskan hubungannya dengan susunan syaraf atau di keluarkan dari tubuh.Pada katak frekuensi jantung diatur oleh salah satu dari ketiga pasang ganglionnya.

Peranan centrum automasi pada katak itu menyebabkan jantung tetap berdenyut setelah seluruh persarafannya dipotong.Bahkan bila jantung dipotong-potong, setiap potongan jaringan jantung masih berdenyut. Hal ini disebakan oleh adanya jaringan khusus pemicu di jantung yang mampu mencetuskan potensial aksi berulang-ulang. Jaringan picu jantung membentuk sistem hantaran yang dalam keadaan normal menyebarkan impuls ke seluruh jantung.Jantung mengandung serat-serat jantung yang termodifikasi yangberfungsi untuk mengkoordinasikan detak jantung dengan mengatur waktukontraksi dari atrium dan ventrikel, secara normal berawal pada nodus sinoatrium(SA) yang berlokasi dalam atrium kanan pada pintu masuk vena kava superior.Berawal dari nodus sino atrium sampai nodus antrio ventrikulum, terletak dibagian belakang septum inter ventrikulum dan mulai dari titik ini, seberkas sel-selotot jantung yangtermodifikasi (serat-serat purkinje) bercabang dua dan cabangyang terpisah berjalan melalui jaringan subendokardial dari ventrikel kanan dankiri. Sel-sel dalam dua daerah nodus itu berbentuk spul, sel-sel yang sangatbercabang yang dipisahkan satu sama lain oleh sedikit jaringan penyambung(Guyton,1995).Pengaruh Berbagai Ion pada Fungsi JantungTiga kation khusus, yaitu kalium, kalsium, dan natrium mempengaruhi penyebaran potensial aksi. Ion kalsium juga sangat berperan penting dalam menimbulkan proses kontraksi otot. oleh karena itu, diharapkan bahwa konsentrasi ketiga ion tersebut dalam cairan ekstrasel juga akan mempunyai efek penting atas fungsi jantung.a) Pengaruh ion kalium

Kelebihan ion kalium dalam cairan ekstrasel menyebabkan jantung menjadi sangat dilatasi dan lemas serta frekuensi jantung lambat. Kalium dalam jumlah yang sangat besar juga dapat menghambat hantaran impuls jantung dari atrium ke ventrikel melalui berkas A-V. Peningkatan konsentrasi kalium hanya 8-12 mEq/liter dua sampai tiga kali normal biasanya akan menyebabkan kelemahan jantungf sedemikian rupa sehingga akan menyebabkan kematian.Semua pengaruh kelebihan kalium ini dianggap disebabkan oleh pengurangan negativitas potensial membran istirahat akibat konsentrasi kalium yang tinggi dalam cairan ekstrasel. Waktu potensial membran menurun, intensitas potensial aksi juga berkurang, yang membuat kontraksi jantung secara progresif makin lemah, karena kekuatan potensial aksi sangat menetukan kekuatan kontraksi.

b) Pengaruh ion kalsium

Kelebihan ion kalsium menyebabkan efek yang hampir berlawanan dengan efek ion kalium, menyebabkan jantung berkontraksi spastik. Hal ini mungkin disebabkan oleh efek langsung ion kalsium untuk merangsang proses kontrakasi jantung. Sebaliknya, defisiensi ion kalsium menyebabkan jantung lemas, sama dengan efek kalsium.

Akan tetapi, perubahan konsentrasi ion kalsium selama kehidupan yang cukup banyak untuk mengubah fungsi jantung, pengurangan konsentrasi ion kalsium yang besar biasanya akan mematikan orang, karena tetani yang timbul sebelumnya akan mempengaruhi jantung dengan bermakna, dan peningkatan konsentrasi ion kalsium sampai tingkat yang akan mempengaruhi jantung dengan bermakna hampir tidak pernah terjadi karena ion kalsium diendapkan ke dalam tulang atau kadang-kadang di sembarang tempat dalam jaringan tubuh sebagai garam kalsium yang tidak larut sebelum tingkat tersebut dicapai.

c) Pengaruh ion natrium

Kelebihan ion natrium menekan fungsi jantung, suatu efek yang sama seperti ion kalium, tetapi dengan alasan yang berbeda sama sekali. Ion natrium bersaing dengan ion kalsium pada beberapa tempat yang tidak diketahui pada proses kontraksi otot sedemikian rupa sehingga makin besar konsentrasi ion natrium dalam cairan ekstrasel makin kurang efektivitas ion ion kalsium menyebabkan kontraksi bila terdapat potensial aksi. Akan tetapi dipandang dari segi praktisnya, konsentrasi ion natrium dalam cairan ekstrasel mungkin tidak pernah cukup tinggi meskipun dalam keadaan patologis yang berat, untuk menyebabkan perubahan kekuatan otot jantung yang bermakna. Akan tetapi, konsentrasi natrium yang sangat rendah, seperti yang terdapat pada intoksikasi air, sering menyebabkan kematian karena fibrilasi jantung.HASIL1. Korelasi Berat Tubuh dan Frekuensi Denyut Jantung

KelompokBerat KatakRata-Rata Denyut Jantung

132, 3 gr44, 4

227, 3 gr47, 4

337, 4 gr55, 8

434, 9 gr41, 6

539, 2 gr51

635,9 gr55

736, 6 gr38

832 gr54, 6

2. Pengaruh Suhu terhadap Denyut Jantung

Kelompok Denyut Jantung

DinginLedeng Panas

1485254

3424140

5121917

7383228

3. Percobaan Stanius.

Hasil ini di dapatkan dari referensi, hal ini bertujuan untuk mengetahui bagian mana dari jantung yang mula-mula menimbulkan denyut.

StaniusTempat timbulnya denyut

Stanius I (Sinus venosus-Atrium)Sinus venosus

Stanius II (Atrium-Ventrikel)Sinus atrium venosus dan ventricle

4. Automasi JantungPerlakuan JantungSistolDiastol

TegakMemendek Memanjang

MendatarMemanjang Memendek

KelompokDenyut Jantung

RingerKCl 0,7%NaCl 0,7%CaCl2 0,7%

2522449-

442365230

678638246

826264322

Rata-rata denyut jantung50375725

5. Pengaruh Garam Organik Terhadap Denyut Jantung KatakPEMBAHASAN1. Korelasi Berat Tubuh dan Frekuensi Denyut Jantung Katak

Dari hasil perhitungan korelasi berat tubuh dan frekuensi denyut jantung katak dengan menggunakan Korelasi Pearson didapatkan probabilitas atau signifikan [ Sig. (1-tailed) = 0, 232] lebih kecil dari Pearson Correlation ( 0, 305 ), maka hal ini menunjukkan tolak H0 dan terima H1 ( H0 adalah tidak terdapat hubungan antara berat badan dengan frekuensi denyut jantung dan H1 adalah terdapat hubungan antara berat badan dengan frekuensi denyut jantung ) atau dengan kata lain terdapat hubungan antara berat badan dengan frekuensi denyut jantung. Hal ini sesuai dengan teori, bahwa ada hubungan antara berat badan dan frekuensi detak jantung yaitu semakin besar berat badan katak maka frekuensi denyut jantung semakin menurun, dan sebaliknya. Berat badan yang berlebihan memberikan tegangan atau beban ekstra pada jantung dan pembuluh darah. Tegangan atau beban pada jantung inilah yang akan menyebabkan frekuensi denyut jantung semakin menurun. Berat badan yang besar akan membuat beban pada otot jantung saat berkontraksi memompa darah menuju atau dari jantung. Selain itu ukuran tubuh mempengaruhi laju metabolismenya, jaringan tubuh hewan yang lebih kecil memerlukan laju pengiriman oksigen ke jaringan yang lebih tinggi secara proporsional. Respons dari tubuh katak untuk menyebarkan panas yang diterima ke dalam organ-organ yang lebih dingin. Peningkatan suhu menyebabkan peningkatan frekuensi jantung yang besar, sedangkan penurunan suhu sangat mengurangi frekuensi.Akibat korelasi dengan laju metabolisme yang tinggi tersebut, laju denyut jantung hewan tersebut akan lebih tinggi. Selain itu, jika semakin kecil hewan maka semakin besar pula energi yang diperlukan untuk mempertahankan suhu tubuh yang stabil. Oleh karena itu, katak yang lebih kecil, denyut jantungnya lebih cepat, hal ini dikarenakan untuk menyeimbangkan suhu panas yang hilang dan untuk memperlancar pengiriman oksigen ke jaringan dengan lancar.2. Pengaruh Suhu terhadap Denyut Jantung

Dari hasil perhitungan korelasi berat tubuh dan frekuensi denyut jantung katak dengan menggunakan Korelasi Pearson didapatkan probabilitas atau signifikan [ Sig. (1-tailed) = 0, 408] lebih besar dari Pearson Correlation (-0,285), maka hal ini menunjukkan terima H0 dan tolak H1 ( H0 adalah tidak terdapat hubungan antara suhu dengan frekuensi denyut jantung dan H1 adalah terdapat hubungan antara suhu dengan frekuensi denyut jantung ) atau dengan kata lain terdapat hubungan antara suhu dengan frekuensi denyut jantung.

Hal ini sesuai dengan hasil percobaan, ada beberapa kolom yang menunjukkan ketidak sesuaian dengan teori bahwa semakin tinggi suhu maka denyut jantung akan semakin cepat dan sebaliknya bila suhu rendah maka denyut jantung juga akan melemah. Hal tersebut dapat terlihat dari hasil percobaan kelompok 5 dan kelompok 7. Pada hasil yang diperoleh kelompok 5, di suhu air ledeng denyut jantung malah semakin kuat padahal air ledeng umumnya bersuhu sedang sehingga seharusnya jantung tidak begitu kuat berdetak dibandingkan di suhu tinggi. Hal tersebut kemungkinan dapat erjadi karena praktikan mengalami kesalahan dalam perhitungan denyut jantung, sehingga hasil yang diperoleh mengalami kekeliruan. Kemudian dari hasil yang diperoleh kelompok 7 juga mengalami kekeliruan karena data denyut jantung tercepat terjadi di suhu rendah dan denyut malah semakin melemah di suhu tinggi. Hal tersebut juga dapat terjadi akibat kesalahan dalam perhitungan denyut jantung oleh praktikan.Saat jantung katak ditetes dengan air dingin, pembuluh darah jantung bervasokonstriksi(menyempit) sehingga jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh dan otomatis, pasokan darah yang beredar dan kembali ke jantung akan mengalir lebih lambat dan menyebabkan jantung berdenyut lebih lambat. Kondisi sebaliknya terjadi pada penetesan air bersuhu tinggi pada jantung katak. Dengan meningkatnya suhu jantung, maka otot pembuluh akan berelaksasi dan pembuluh darah akan bervasodilatasi(melebar) sehingga aliran darah ke seluruh tubuh semakin lancar dan denyut jantung akan menjadi semakin cepat.3. Percobaan Stanius

Jantung memainkan peranan yang sangat penting dalam menentukan berapa banyak darah yang akan dipompa dalam satu periode tertentu. Pada waktu istirahat, jantung berdenyut 70 kali setiap menit. Tertanam dalam dinding atrium kanan, terdapat suatu massa jaringan khusus jantung, yang disebut sino-atriol (SA). Simpul SA sering disebut pemacu jantung, karena simpul jantung tersebut menentukan irama dasar denyut jantung. (Kimball,1983).

Kerusakan pada pemacu tidak mengakibatkan gangguan jantung,meskipun tanpa pemacu, ventrikel dapat memelihara denyut, meskipun sangat lambat akan tetapi berbahaya, karena impuls yang timbul dalam ventrikel dapat tak terorganisasi dan acak-acakan. Dalam percobaan ini, kami membuat ikatan stanius I dengan cara mengikat longgar dengan menggunakan benang antara sinus venosus dan atrium kemudian memperhatikan kontraksinya. Setelah itu kita membuat ikatan stanius II dengan ikatan longgar antara atrium dan ventrikel lalu memperhatikan kontraksinya. Selanjutnya membuat kembali ikatan seperti tadi dengan ikatan keras.

Percobaan stanius dibagi menjadi dua bagian; bagian Stanius I untukmengetahui denyut jantung katak antara sinus venosus dan atrium denyut jantung pertama kali muncul pada bagian sinus venosus sedangkan pada bagian bilik berhenti berdenyut, sedangkan pada bagian percobaan stanius II yaitu jantung antara atrium dan batas ventrikel denyut muncul pada bagian sinus atrium venosus dan ventricle dengan frekuensi masing-masing.

Adapun hasil yang diperoleh dari percobaan kami sesuai dengan percobaan yang di lakukan Stanius. Menurut Stanius dalam percobaannya, sebuah tali diikatkan pada siniosatrial, ternyata atrium dan ventrikel berhenti sedangkan sinus venosus tetap berdenyut. Sinus venosus adalah tempat dari sumber jantung. (Dukes,1955).

Menurut Supripto (1998) bahwa meskipun jantung berkontraksi dengan sendirinya, namun kuat kontraksi, frekuensi denyut jantung, dan perambatan impuls pada jantung dipengaruhi oleh saraf otonom, yaitu saraf simpatik dan saraf parasimpatik. 4. Automasi Jantung

Percobaan automasi jantung adalah untuk melihat otomasi jantung diluar tubuh. Percobaan dilakukan menggunakan jantung katak. Jantung tetapberdenyut setelah seluruh persarafannya dipotong; bahkan bila jantung dipotong-potong, setiap potongan jaringan jantung masih berdenyut. Jantung memang memiliki otomasi sendiri di otot jantung berupa serabut purkinje dan serabut his. Pacemakerjantung mamalia adalah Nodus Keith dan Flacke (Nodus Sinoaricularis), sedang padakatak fraksi jantung diatur oleh salah satu dari ketiga pasang ganglionnyaMenurut teori pada saat otomatisasi dimana jantung dilepas seluruhnya dari organ-organ lain, jantung masih dapat berdenyut hal ini terjadi karna pada ototJantung memang memiliki otomasi sendiri di otot jantung berupa serabut purkinje dan serabut his. Terbukti tanpa adanya koordinasi syaraf simpatis dan parasimpatis jantung tetap dapat berdetakdiluar tubuh yaitu 2kali/menit. Tetapi karena kondisi diluar tubuh tidak cocok denganjantung maka jantung kerjanya menjadi semakin melemah.Secara garis besar peredaran darah katak sama seperti peredaran darah manusia namun saat darah dialirkan kembali melalui vena darah terlebih dahulu mengisi sinus venosus. Darah mengalir melalui sinus venosus kemudian darah mengalir ke atrium dan mengisi ruang ventrikel sebelum darah dipompa kembali oleh otot-otot di ventrikel keseluruh tubuh. Darah vena dari seluruh tubuh mengalir masuk kesinus venosus dan kemudian mengalir menuju ke atrium. Dari atrium darah mengalir ke ventrikel yang kemudian dipompa keluar melalui arteri pulmonalis untuk di bawa ke paru paru dan mengalami proses pertukanaran udara di alveolus paru paru, dan siklus akan berjalan terus dan berkelanjutan. Dari aliran ini, maka dapat terlihat jelas bahwa bagian bagian jantung berkontraksi bergantian. Di sini siklus jantung akan terjadi 2 urutan peristiwa yang akan terjadi selama satu denyut lengkap. 2 peristiwa itu terdiri atas systole dan diastole. Bentuk kontraksi otot jantung di sebut systole, yang mana bagian ventrikel akan memompa darah ke paru paru dan ventrikel kiri ke aorta. Keadaan saat kontraksi otot jantung atau systole di tandai oleh warna pucat. Sedangkan bentuk relaksasi otot jantung di sebut diastole, yang mana darah dari sirkulasi sistemik dibawa kembali ke atrium kanan, dan dari paru paru ke atrium kiri. Saat katak diletakkan mendatar, pada waktu diastol ventrikel akan memanjang dan menipis serta waktu sistol akan memendek. Bila ujung jantung diangkat maka waktu diastol ventrikel akan memendek dan jatuh tertumpuk serta waktu diastol akan memanjang.5. Pengaruh Garam Anorganik Terhadap Denyut Jantung Katak

Pada Percobaan pengaruh garam anorganik terhadap detak jantung. Pertama, jantung katak dicelupkan kedalam larutan ringer untuk menetralkan denyut jantung sang katak. Lalu jantung katak tersebut dicelupkan ke dalam larutan KCL 0,7% dan jantung katak melemah atau detak jantungnya melambat dari sebelumnya. Ini disebabkan dengan bertambahnya ion K+ pada jantung, menyebabkan terjadinya repolarisasi pada membrane Paralisis atrium dan pemanjangan komplek QRS terjadi jika kadar K+ bertambah. Setelah saluran K+ terbuka, miokardium terjadi infark. Dengan begitu, serat otot jantung akan melemah dan tidak peka rangsang yang mengakibatkan menurunnya detak jantung. Terjadinya eksitasi pada otot jantung berhubungan dengan pergerakan kalsium ekstrasel melalui membrane sel ke dalam sel miosit melalui saluran kalsium L-type dan pertukaran Na/Ca.Ketika jantung dicelupkan ke dalam larutan NaCl 0,7%, detak jantung bertambah cepat. Hal ini mungkin disebabkan perbedaan jumlah kandungan ion sodium ekstraseluler dengan intraseluler sehingga membuat perbedaan potensial yang besar dan membuat kerja jantung meningkat.Larutan NaCl berfungsi untuk memacu jantung untuk melakukan potensial aksi. Lalu ditambahkan larutan KCl dan denyut jantungnya semakin melemah, bahkan yang berdetak hanya bagian atriumnya saja. Dan kemudian diberikan larutan CaCl2 denyut jantung menjadi sangat lemah, dan hanya bagian atrium yang berdetak. Karena saat diberikan larutan KCl dan CaCl2, jantung sedang mengalami potensi istirahat. Larutan Ringer merupakan salah satu larutan laboratorium dari garam dalam air yang digunakan untuk memperpanjang waktu kelangsungan hidup jaringan yang dipotong. Larutan ini akan menetralkan atau mengembalikan denyut jantung ke denyut awal. Larutannya mengandung natrium klorida, kalium klorida, kalsium klorida, dan sodium bikarbonat dengan konsentrasi tertentu di mana mereka terdapat dalam cairan tubuh. Jika natrium laktat digunakan sebagai pengganti natrium bikarbonat, campuran ini disebut solusilaktat Ringer (Spealman, 1940).Pada cara kerja pengaruh garam anorganik terhadap denyut jantung ini larutan NaCl berfungsi sebagai penetralisir. Hal ini karena Semua larutan garamsementaramenghapuskanaktivitasritmisjantung (Buridge, 1912).KESIMPULAN1. Semakin besar massa tubuh katak maka frekuensi ritmis denyut jantung semakin menurun / lambat.

2. Semakin kecil tubuh katak maka semakin besar pula energi yang diperlukan untuk mempertahankan suhu tubuh yang stabil, sehingga katak yang lebih kecil memiliki denyut jantung lebih cepat.

3. Semakin tinggi laju metabolisme pada katak, maka laju denyut jantung hewan tersebut akan lebih tinggi / cepat. 4. Suhu dapat mempengaruhi kecepatan denyut jantung, karena suhu rendah dapat mempersempit pembuluh darah(bervasokonstriksi) dan menurunkan kecepatan denyut jantung.5. Pada kondisi suhu tinggi, pembuluh darah jantung akan bervasodilatasi dan melancarkan aliran darah sehingga denyut jantung menjadi lebih cepat.6. Kerja jantung diperngaruhi oleh bagian yang paling peka adalah bagian atrium, karena bagian ini mempunyai dinding relative tipis.7. Denyutan jantung dimulai dari sinus venosus8. Jantung masih dapat berdenyut meski seluruh pensarafannya dicabut, hal ini disebabkan karna Jantung memang memiliki otomasi sendiri di otot jantung berupa serabut purkinje dan serabut his. Serabut ini yang memungkinkan danyut dapat berdenyut meski organnya telah dilepas dari tubuh.9. Larutan Ringer bersifat menetralkan / mengembalikan ke denyut awal.10. Larutan NaCl menyebabkan frekuensi rata-rata denyut jantung katak meningkat sebab dapat memicu jantung melakukan potensial aksi.11. Saat diberikan larutan KCl, frekuensi denyut jantung katak melemah dan hanya bagian atrium yang berdetak dan terjadi repolarisasi.12. Saat diberikan larutan CaCl2, frekuensi denyut jantung katak makin melemah dan hanya bagian atrium yang berdetak.13. Larutan KCl dan CaCl2membuat jantung katak berada dalam potensial istirahat.DAFTAR PUSTAKABuridge. 1912. Researches on the perfused Heart: The effect of Inorganic Salt. Experimental Physiology (5)347-371.Campbell, N. A., Reece, J. B., & Mitchell, L.G Junqueira, Luiz Carlos and Jos Carneiro. 2007. Histologi Dasar. Jakarta: EGC.Dukes, H. 1955. The Physiology of Domestic Animal. Comstock Pub. Associated. New York.Frandson, R.1986. Anatomy and Physiology of Farm Animals Edisi III. Lea and Febiger. Phyladelphia.Ganong. 1995. Fisiologi Kedokteran Edisi 14. EGC. Jakarta.Guyton, A. C. 1995. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan.Yogyakarta : KanisiusKimball, John W. 1983. Bilogi Jilid 2 Edisi ke 6. Erlangga. Jakarta.

Rusdi, Tarmini, Elsa Lisanti, dan Atin Supriyani. 2010. Penuntun Praktikum Fisiologi Hewan. Jakarta: Laboratorium Biologi FMIPA Universitas Negeri JakartaSupripto. 1998. Fisiologi Hewan. Penerbit ITB. BandungLAMPIRANCorrelations

BeratBadanDetakJantung

BeratBadanPearson Correlation1.305

Sig. (1-tailed).232

N88

DetakJantungPearson Correlation.3051

Sig. (1-tailed).232

N88

H0 : Tidak terdapat hubungan antara berat badan dengan frekuensi denyut jantungH1 : Terdapat hubungan antara berat badan dengan frekuensi denyut jantungJika Sig. (1-tailed) > Pearson Correlation, maka terima H0 dan tolak H1Jika Sig. (1-tailed) < Pearson Correlation, maka tolak H0 dan terima H1Correlations

SuhuDetakJantung

SuhuPearson Correlation1-.285

Sig. (1-tailed).408

N33

DetakJantungPearson Correlation-.2851

Sig. (1-tailed).408

N33

H0 : Tidak terdapat hubungan antara suhu dengan frekuensi denyut jantungH1 : Terdapat hubungan antara suhu dengan frekuensi denyut jantungJika Sig. (1-tailed) > Pearson Correlation, maka terima H0 dan tolak H1Jika Sig. (1-tailed) < Pearson Correlation, maka tolak H0 dan terima H1

Gambar 1. Jantung katak

Gambar 2. Jantung katak