53492193 laporan modul ii henti jantung

Upload: annisaguseldha

Post on 13-Oct-2015

70 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

henti jantung

TRANSCRIPT

LAPORAN TUTORIAL

MODUL HENTI JANTUNG

KELOMPOK IV

SITTI RUKMANAC12108284DARMIAH DALLEC12108289ISNAH ARIYANTIC12108294RAHMAWATI ISKANDARC12108309IRSYANDIC12108312FANYC12108105ARIYATI AMINC12108251ASRINAH SYAFRUDDINC12108255RIKAWATIC12108258SITI KUMALA SARIC12108263HAYYU SITORESMIC12108269

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR 2011

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan hidayah-Nya lah sehingga laporan henti jantung ini dapat terselesaikan tepat waktu. Tujuan ditulisnya makalah ini untuk melengkapi salah satu tugas penulis dalam memenuhi tugas pada sistem perkuliahan di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. Terima kasih juga penulis ucapkan pada pihak-phak yang telah membantu penulis menyelesaikan makalah ini sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik. Selanjutnya sangat disadari pula bahwa susunan, bahasa, dan penyajian laporan ini masih jauh dari sempurna karena penulis hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan. Sebagaimana kata pepatah tak ada gading yang tak retak, tiada manusia yang sempurna. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sebagai upaya perbaikan dan penyempurnaan kami terima dengan ikhlas.

Makassar, 13 April 2011

Kelompok IV

DAFTAR ISI

Halaman JuduliKata PengantariiDaftar IsiiiiBab I PendahuluanA. Latar Belakang1B. Rumusan Masalah1C. Tujuan2Bab II PembahasanA. Klarifikasi kata kunci3B. Problem Tree4C. Pertanyaan penting4D. Jawaban penting5Bab III PenutupA. KesimpulanB. SaranDaftar Pustaka

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangHenti jantung dan luka bakar adalah dua hal yang pada dasarnya berbeda. Perbedaan ini kadang membuat tim medis kebingungan jika dua hal ini terjadi secara bersamaan. Henti jantung adalah suatu keadaan dimana jantung berhenti sehingga tidak dapat memompakan darah ke seluruh tubuh. Ini bisa disebabkan oleh beberapa penyakit jantung yag diderita oleh korban. Pada keadaan ini, jantung tidak dapat memompakan darah ke seluruh tubuh sehingga aliran darah sistemik berhenti. Hal ini dapat mengakibatkan kerusakan organ karena suplai darah ke seluruh organ tubuh berhenti atau tidak tercapai. Organ yang paling pertama menerima efek buruk dari keadaan ini adalah otak. Otak terdiri atas banyak sel sel saraf dan sangat rentan akan masalah kekurangan suplai oksigen. Diperkirakan jika sekitar dalam 5 10 menit suplai oksigen darah ke arah otak berhenti, maka otak sudah mengalami kematian atau brain death. Oleh karena itu, henti jantung harus segera ditindaki karena merupakan kasus gawat darurat dan bisa menyebabkan kematian.Sedangkan luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik, bahan kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih dalam (Irna Bedah RSUD Dr.Soetomo, 2001). Ini bisa disebabkan karena suhu tinggi, bahan kimia, sengatan listrik, dan radiasi. Luka bakar yang tidak diatasi dengan tepat dapat menyebabkan kematian.Henti jantung dan luka bakar, keduanya dapat menyebabkan kematian dalam waktu yang sangat singkat jika tidak diatasi dengan tepat. Karena ini, maka kedua masalah ini digolongkan dalam masalah gawat darurat.

B. Rumusan MasalahAdapun rumusan masalah berdasarkan uraian latar belakang di atas adalah sebagai berikut :1. Gambarkan patofisiologi luka bakar wajah sehingga menyebabkan henti jantung!2. Sebutkan penyakit-penyakit jantung yang menyebabkan henti jantung (cardiac arrest)!3. Tuliskan masalah ABC pada luka bakar & henti jantung!4. Tuliskan penanganan ABC pada luka bakar & henti jantung!5. Jelaskan transportasi pada pasien luka bakar dan henti jantung!6. Tuliskan ASKEP gawat darurat pada pasien dengan luka bakar!7. Tuliskan ASKEP gawat darurat pada pasien dengan henti jantung!8. Tuliskan pendidikan kesehatan yang diberikan pada keluarga dengan anggota keluarga yang menderita penyakit jantung!

C. Tujuana. Tujuan UmumSetelah selesai melaksanakan tutorial, mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan tentang tindakan gawat darurat, masalah airway, breathing, circulation, transportasi korban, dan asuhan keperawatan pada klien dengan luka bkar dan henti jantung, penyakit-penyakit jantung yang bisa menyebabkan henti jantung, dan pendidikan kesehatan yang diberikan pada keluarga dengan anggota keluarga yang menderita penyakit yang bisa menyebabkan henti jantung.

b. Tujuan KhususSetelah selesai melaksanakan tutorial, mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan:1. Patofisiologi luka bakar wajah sehingga menyebabkan henti jantung2. Penyakit-penyakit jantung yang menyebabkan henti jantung (cardiac arrest)3. Masalah ABC pada luka bakar & henti jantung4. Penanganan ABC pada luka bakar & henti jantung5. Transportasi pada pasien luka bakar dan henti jantung6. ASKEP gawat darurat pada pasien dengan luka bakar7. ASKEP gawat darurat pada pasien dengan henti jantung8. Pendidikan kesehatan yang diberikan pada keluarga dengan anggota keluarga yang menderita penyakit jantung.

BAB IIPEMBAHASANSKENARIOKorban kebakaran bernama Tn. W (usia 52 tahun), perawat yang melakukan initial assessment menemukan terjadi henti jantung pada korban. Pada wajah korban, tampak luka bakar. Menurut keluarga, korban memiliki riwayat penyakit jantung.

A. Klarifikasi Kata Kunci Jenis kelamin (laki-laki) Usia (52 tahun) Riwayat penyakit jantung Initial Assesment Luka bakar pada wajah Henti jantung

B. KebakaranLuka Bakar Pada WajahTraum InhalasiPenyakit JantungHenti JantungPrimary Assessment(BHD, TransportasiSecondary AssessmentAskep Gadar Luka Bakar WajahAskep Gadar Penyakit JantungProblem Tree

C. Pertanyaan-Pertanyaan Penting1. Gambarkan patofisiologi luka bakar wajah sehingga menyebabkan henti jantung!2. Sebutkan penyakit-penyakit jantung yang menyebabkan henti jantung (cardiac arrest)!3. Tuliskan masalah ABC pada luka bakar & henti jantung!4. Tuliskan penanganan ABC pada luka bakar & henti jantung!5. Jelaskan transportasi pada pasien luka bakar dan henti jantung!6. Tuliskan ASKEP gawat darurat pada pasien dengan luka bakar!7. Tuliskan ASKEP gawat darurat pada pasien dengan henti jantung!8. Tuliskan pendidikan kesehatan yang diberikan pada keluarga dengan anggota keluarga yang menderita penyakit jantung!

D. Jawaban Penting1. Gambarkan patofisiologi luka bakar wajah sehingga menyebabkan henti jantung!Jawab :

Syok KardiogenikHenti Jantung

2. Sebutkan penyakit-penyakit jantung yang menyebabkan henti jantung (cardiac arrest)!Jawab : ATEROSKLEROSISAterosklerosis adalah penebalan dinding arteri sebelah dalam karena endapan plak (lemak, kolesterol dan buangan sel lainnya) sehingga menghambat dan menyumbat pasokan darah ke sel-sel otot. Aterosklerosis dapat terjadi di seluruh bagian tubuh. Bila terjadi pada dinding arteri jantung, maka disebut penyakit jantung koroner (coronary artery disease) atau penyakit jantung iskemik.Aterosklerosis berlangsung menahun dan menimbulkan banyak gangguan penyakit. Aterosklerosis dimulai dari adanya lesi dan retakan pada dinding pembuluh darah, terutama karena adanya tekanan kuat pada pembuluh jantung. Pada tahap berikutnya, tubuh berusaha memulihkan diri dengan menempatkan zat-zat lemak ke dalam pembuluh darah untuk menutup keretakan. Lambat laun, karena proses peretakan dan penutupan yang berulang, zat-zat lemak itu bisa menutup pembuluh jantung. INFARK MIOKARD AKUTInfark miokard adalah kematian otot jantung karena penyumbatan pada arteri koroner. Otot-otot jantung yang tidak tersuplai darah akan mengalami kerusakan atau kematian mendadak. Kebanyakan pasien dengan infark miokard akut mencari pengobatan karena rasa sakit didada. Namun demikian, gambaran klinis bisa bervariasi dari pasien yang datang untuk melakukan pemeriksaan rutin, sampai pada pasien yang merasa nyeri di substernal yang hebat dan secara cepat berkembang menjadi syok dan eadem pulmonal, dan ada pula pasien yang baru saja tampak sehat lalu tiba-tiba meninggal. Serangan infark miokard biasanya akut , dengan rasa sakit seperti angina, tetapi tidak seperti angina yang biasa, maka disini terdapat rasa penekanan yang luar biasa pada dada atau perasaan akan datangnya kematian. Rasa sakitnya adalah diffuse dan bersifat mencekam, mencekik, mencengkram atau membor. Paling nyata didaerah subternal, dari mana menyebar kedua lengan, kerongkongan atau dagu, atau abdomen sebelah atas.

KARDIOMIOPATIKardiomiopati adalah kerusakan/gangguan otot jantung sehingga menyebabkan dinding-dinding jantung tidak bergerak sempurna dalam menyedot dan memompa darah. Penderita kardiomiopati seringkali berisiko terkena aritmia dan gagal jantung mendadak. Kondisi semacam ini cenderung mulai dengan gejala ringan, selanjutnya memburuk dengan cepat. Pada keadaan ini terjadi kerusakan atau gangguan miokardium, sehingga jantung tidak mampu berkontraksi secara normal. Sebagai kompensasi, otot jantung menebal atau hipertrofi dan rongga jantung membesar. Bersama dengan proses pembesaran ini, jaringan ikat berproliferasi dan menginfiltrasi otot jantung. Miosit jantung (kardiomiosit) mengalami kerusakan dan kematian, akibatnya dapat terjadi gagal jantung, aritmia dan kematian mendadak. Oleh karena itu kardiomiopati dianggap sebagai penyebab utama morbiditas dan mortilitas kardiovaskular.

ARITMIAArritmia berarti irama jantung tidak normal, yang bisa disebabkan oleh gangguan rangsang dan penghantaran rangsang jantung ringan maupun berat. aritmia jantung adalah sekelompok kondisi di mana aktivitas listrik jantung tidak teratur atau lebih cepat atau lebih lambat dari biasanya.Bila gejala-gejala itu menyebabkan implantasi alat pacu jantung yang diperlukan. Atau aritmia yang memerlukan medis risiko yang terkait dengan mengevaluasi aritmia. Tanda dan gejala aritmia jantung dapat bervariasi dari asimtomatik sepenuhnya kehilangan kesadaran atau kematian jantung mendadak. Gejala seperti pusing, rasa pusing, tremor, sesak nafas, nyeri dada, mengambang atau sangat kuat, dan kekuatan atau extrasystoles menyakitkan sering dilaporkan dengan berbagai aritmia. Ketukan dihasilkan oleh impuls listrik di atrium (ruang atas jantung), kemudian ke ventrikel, di mana mereka menghasilkan kontraksi otot yang kuat yang memompa darah.

FIBRILASI ATRIALFibrilasi atrial adalah gangguan ritme listik jantung yang mengganggu atrial. Gangguan impuls listrik ini menyebabkan kontraksi otot jantung tidak beraturan dan memompa darah secara tidak efisien. Akibatnya, atrium jantung tidak sepenuhnya mengosongkan darah menuju ke serambi (ventrikel). Fibrilasi atrial biasanya terkait dengan banyak gangguan jantung lainnya, termasuk kardiomiopati, koroner, hipertropi ventrikel, dll. Hipertiroid dan keracunan alkohol juga bisa menyebabkan fibrilasi atrial.

INFLAMASI JANTUNG Inflamasi jantung dapat terjadi pada dinding jantung (miokarditis), selaput yang menyelimuti jantung (perikarditis), atau bagian dalam (endokarditis). Inflamasi jantung dapat disebabkan oleh racun maupun infeksi.Miokarditis akut adalah proses inflamasi di miokardium. Jantung merupakan organ otot, jadi, efisiensinya tergantung padasehatnya tiap serabut otot. Bila serabut otot sehat, jantung dapat berfungsi dengan baik meskipun ada cedera katup yang berat; bilaserabut otot rusak, maka hidup dapat terancam

Endokarditis adalah Terjadinya endokarditis rematik disebabkan langsungoleh demam rematik, suatu penyakit sistemik yang disebabkan oleh infeksi streptokokus grup A. Demam rematik mempengaruhi semua persendian, menyebabkan poliartritis. Jantung juga merupakan organ sasaran dan merupakan bagianyang kerusakannya paling serius.Perikarditis mengacu pada inflamasi pada perikardium, kantong membran yang membungkus jantung. Bisa merupakanpenyakit primer, atau dapat terjadi sesuai perjalanan berbagaipenyakit medis dan bedah.

PENYAKIT JANTUNG REMATIKPenyakit jantung rematik adalah kerusakan pada katup jantung karena demam rematik, yang disebabkan oleh bakteri streptokokus. Penyakit jantung reumatik (PJR) merupakan komplikasi yang membahayakan dari demam reumatik. Katup-katup jantung tersebut rusak karena proses perjalananpenyakit yang dimulai dengan infeksi tenggorokan yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus hemoliticus tipe A yang bisa menyebabkan demam reumatik. KELAINAN KATUP JANTUNGKatup jantung berfungsi mengendalikan arah aliran darah dalam jantung. Kelainan katup jantung yang dapat mengganggu aliran tersebut, antara lain karena pengecilan (stenosis), kebocoran (regurgiasi), atau tidak menutup sempurna (prolapsis). Kelainan katup dapat terjadi sebagai bawaan lahir maupun karena infeksi dan efek samping pengobatan.

3. Tuliskan masalah ABC pada luka bakar & henti jantung!Jawab : Masalah ABC pada klien dengan luka bakar :Airway :1. Luka bakar perioral, termasuk hidung, bibir, mulut atau tenggorokan.2. Rasa tidak nyaman pada mata atau tenggorokan, menandakan adanya iritasi mukosa.3. Kerusakan mukosa jalan napas akibat gas, asap atau uap panas yang terhisap.4. Edema yang terjadi dapat menyebabkan gangguan berupa hambatan jalan napas karena edema laring.5. Efek akut dari bahan kimia menimbulkan iritasi dan bronkokonstriksi pada saluran napas. Obstruksi jalan napas akan menjadi lebih hebat akibat adanya tracheal bronchitis dan edem.Breathing :1. Efek intoksikasi karbon monoksida (CO) mengakibatkan terjadinya hipoksia jaringan.2. Terdapat tanda distress napas, seperti rasa tercekik, tersedak, malas bernafas, atau adanya wheezing .3. Adanya takipnea atau kelainan pada auskultasi seperti krepitasi atau ronhi.4. Adanya sesak napas atau hilangnya suara.

Circulation1. Pada luka bakar berat / mayor terjadi perubahan permeabilitas kapiler yang akan diikuti dengan ekstrapasi cairan (plasma protein dan elektrolit) dari intravaskuler ke jaringan interfisial mengakibatkan terjadinya hipovolemik intra vaskuler dan edema interstisial.2. Keseimbangan tekanan hidrostatik dan onkotik tergangu sehingga sirkulasi kebagian distal terhambat, menyebabkan gangguan perfusi / sel / jaringan /organ.3. Pada luka bakar yang berat dengan perubahan permeabilitas kapiler yang hampir menyeluruh, terjadi penimbunan cairan massif di jaringan interstisial menyebabkan kondisi hipovolemik.4. Volume cairan intravaskuler mengalami deficit, timbul ketidakmampuan menyelenggarakan proses transportasi oksigen ke jaringan. Keadaan ini dikenal dengan sebutan syok.

Masalah ABC pada klien dengan henti jantung :Airway :Terjadi relaksasi dari otot-otot termasuk otot-otot di dalam mulut. Akibatnya lidah bisa saja jatuh ke bagian belakang dari tenggorokan dan akan menutupi jalan napas sehingga korban tidak bisa bernapasBreathing :Terjadi hipoksia jaringan karena tidak adanya sirkulasi darah yang mengangkut oksigen.Circulation :Jantung tidak dapat memompakan darah ke seluruh tubuh sehingga aliran darah sistemik berhenti. Hal ini dapat mengakibatkan kerusakan organ karena suplai darah ke seluruh organ tubuh berhenti atau tidak tercapai.

4. Tuliskan penanganan ABC pada luka bakar & henti jantung!Jawab :Bantuan Hidup DasarSeseorang yang mengalami henti napas ataupun henti jantung belum tentu ia mengalami kematian, mereka masih dapat ditolong. Dengan melakukan tindakan pertolongan pertama, seseorang yang henti napas dan henti jantung dapat dipulihkan kembali. Tindakan pertolongan pertama yang dilakukan untuk memulihkan kembali seseorang yang mengalami henti napas dan henti jantung disebut bantuan hidup dasar.Pada dasarnya gangguan salah satu system akan mengganggu system yang lannya. Sebaga contohadalah saluran nafas tidak terbuka dengan baik dan dapat menimbulkan gagal nafas yang diikuti dengan henti jantung. Bagi penderita penolong harus memeriksa system pernapasan dan system sirkulasi berfungsi dengan baik atau setidak-tidaknya mampu mempertahankan kehidupan sebelum memperoleh pertolongan yang lebih lanjut.Bagaimana Gangguan Napas TerjadiBerkurangnya oksigen di dalam tubuh kita akan memberikan suatu keadaan yang disebut hipoksia. Hipoksia ini dikenal dengan istilah sesak napas. Frekuensi napas pada keadaan sesak napas lebih cepat daripada keadaan normal. Oleh karena itu, bila sesak napas ini berlangsung lama maka akan memberikan kelelahan pada otot-otot pernapasan. Kelelahan otot-otot napas akan mengakibatkan terjadinya penumpukan sisa-sisa pembakaran berupa gas CO2. Gas CO2 yang tinggi ini akan mempengaruhi susunan saraf pusat dengan menekan pusat napas yang ada di sana. Keadaan ini dikenal dengan istilah henti napas. Otot jantung juga membutuhkan oksigen untuk berkontraksi agar darah dapat dipompa keluar dari jantung ke seluruh tubuh. Dengan berhentinya napas maka oksigen tidak ada sama sekali di dalam tubuh sehingga jantung tidak dapat berkontraksi dan akibatnya terjadi keadaan yang disebut henti jantung.

Penyebab Henti Napas dan Henti JantungPenyebab henti napas dan henti jantung ini sangat banyak. Setiap peristiwa atau penyakit apapun yang menyebabkan berkurangnya oksigen dalam tubuh dapat menimbulkan keadaan henti napas dan henti jantung. Penyakit dan keadaan yang dapat menyebabkan henti napas dan henti jantung antara lain:1. Penyakit paru-paru, seperti radang paru, TBC, asma, dan bronchitis.2. Penyakit jantung, seperti jantung koroner, jantung bawaan, dan penyakit jantung lainnya.3. Kecelakaan lalu lintas yang mengenai rongga dada.4. Penyakit-penyakit yang mngenai susunan saraf.5. Sumbatan jalan napas oleh benda asing, misal: tersedak.Cara Mengatasi Henti Napas dan Henti JantungBila di sekitar Anda ada orang atau bahkan balita Anda sendiri mengalami kecelakaan yang mengakibatkan gangguan pernapasan, apa yang harus Anda lakukan Ada tiga hal penting yang harus diperhatikan oleh seorang penolong korban henti napas dan henti jantung dalam melakukan tindakan-tindakan bantuan hidup dasar.1. Jalan napas korban harus dalam keadaan terbuka. Tujuannya agar oksigen bisa masuk ke tubuh korban.2. Pernapasan harus berlangsung terus sampai bantuan tenaga kesehatan datang. Hal ini dimaksudkan agar oksigen masuk ke dalam aliran peredaran darah paru-paru.3. Darah harus mengalir ke seluruh tubuh supaya oksigen dapat dibawa oleh darah ke semua organ-organ tubuh terutama otak.Sebelum melakukan langkah-langkah bantuan hidup dasar ini, penolong harus menentukan kesadaran dari korban terlebih dahulu. Cara menentukan kesadaran seseorang korban adalah dengan menilai respon korban terhadap sentuhan atau panggilan dari penolong. Langkah-langkah bantuan hidup dasar terdiri dari tiga tahap: Memeriksa Jalan NapasPada korban yang tidak sadar akan terjadi relaksasi dari otot-otot termasuk otot-otot di dalam mulut. Akibatnya lidah akan jatuh ke bagian belakang dari tenggorokan dan akan menutupi jalan napas. Akibatnya, korban tidak dapat bernapas. Penutupan jalan napas ini juga dapat disebabkan oleh gigi palsu, sisa-sisa muntahan, atau benda asing lainnya.Di sini penolong memeriksa apakah korban masih bernapas atau tidak. Bila tidak bernapas akibat adanya sumbatan maka penolong harus membersihkan jalan napas ini agar menjadi terbuka.1. Korban dibaringkan terlentang.2. Penolong berlutut di samping korban sebelah kanan pada posisi sejajar dengan bahu.3. Letakkan tangan kiri penolong di atas dahi korban dan tekan kearah bawah dan tangan kanan penolong mengangkat dagu korban ke atas. Tindakan ini akan membuat lidah tertarik ke depan dan jalan napas terbuka serta akan membentuk satu garis lurus sehingga oksigen mudah masuk.Dekatkan wajah Anda ke wajah korban, dengar serta rasakanv hembusan napas korban sambil melihat ke arah dada korban apakah ada gerakan dada atau tidak. Bila korban masih bernapas maka: Baringkan korban di tempat yang aman dan nyaman Jangan dikerumuni Berikan posisi berbaring yang senyaman mungkin bagi korban4. Bila Anda tidak dapat mendengar dan tidak merasakan napas korban serta tidak adanya gerakan dada, maka ini menunjukkan bahwa korban tidak bernapas. Setelah itu lakukan langkah kedua.

Melakukan Pernapasan BuatanAda dua macam pernapasan buatan, yaitu:a. Pernapasan buatan dari mulut ke muluti. Korban dalam posisi terlentang dengan kepala seperti pada langkah pertama, yaitu kepala mendongak.ii. Tangan kiri penolong menutup hidung korban dengan cara memijitnya dengan jari telunjuk dan ibu jari, tangan kanan penolong menarik dagu korban ke atas.iii. Penolong menarik napas dalam-dalam, kemudian letakkan mulut penolong ke atas mulut korban sampai menutupi seluruh mulut korban jangan sampai ada kebocoran, kemudian tiupkan napas penolong ke dalam mulut korban secara pelan-pelan sambil memperhatikan adanya gerakan dada korban sebagai akibat dari tiupan napas penolong. Gerakan ini menunjukkan bahwa udara yang ditiupkan oleh penolong itu masuk ke dalam paru-paru korban, dan ini juga berarti oksigen telah masuk ke dalam paru-paru korban.iv. Setelah itu angkat mulut penolong dan lepaskan jari penolong dari hidung korban. Hal ini untuk memberi kesempatan pada dada korban kembali ke posisi semua sebelum pernapasan buatan berikutnya diberikan.b. Pernapasan buatan dari mulut ke hidungi. Sama dengan cara dari mulut ke mulut, hanya bedanya penolong meniup napasnya melalui hidung korban. Mulut korban harus menutupi seluruh hidung korban, sementara meniup napas, mulut korban dalam keadaan tertutup.ii. Setelah melakukan langkah ke-2 ini, penolong memeriksa denyut nadi korban melalui denyut nadi yang ada di sebelah kanan dan kiri leher korban. Caranya:1. Tentukan garis tengah leher yang melewati adams apple (jakun) Geser jari penolong ke kiri atau ke kanan sejauh 2 jari. Di situlah tempat meraba denyut nadi leher.2. Raba denyut nadi leher tersebut dengan menggunakan 2 jari (jari telunjuk dan jari tengah) Apabila tidak teraba denyut nadi, ini menandakan bahwa jantung korban tidak berdenyut, maka lanjutkan ke langkah 3.3. Membuat peredaran darah buatan Tujuan dari langkah ke-3 ini adalah untuk membuat suatu aliran darah buatan yang dapat menggantikan fungsi jantung sehingga oksigen yang diberikan dapat sampai ke organ-organ yang membutuhkan. Adapun mekanismenya sebagai berikut:Bila dilakukan penekanan pada tulang dada di atasv jantung maka darah akan terdorong keluar dari jantung masuk ke jaringan tubuh. Bila penekanan tersebut dilepaskan maka darah akan terisap kembali ke jantung. Mekanisme ini sama dengan cara kerja dari jantung saat jantung memompa darah.Cara membuat peredaran darah buatan Untuk menentukan letak dari tempat penekanan adalah dengan menelusuri tulang rusuk korban yang paling bawah dari kiri dan kanan yang akan bertemu di garis tengah, dari titik pertemuan itu naik 2 jari kemudian letakkan telapak tangan penolong di atas 2 jari tersebut. Tangan penolong satunya diletakkan di atas dari telapak tangan di atas 2 jari tadi. Lakukan penekanan sedalam kira-kira 1/3 dari tingginya rongga dada korban dari atas korban, biasanya antara 3-5 cm. Harus diingat, pada saat melakukan penekanan, siku penolong tidak boleh ditekuk.Bantuan hidup dasar ini dapat dilakukan oleh satu orang atau bisa juga dilakukan oleh dua orang penolong. Bila hanya satu orang penolong maka kombinasi antara pernapasan buatan dan peredaran darah buatan dilakukan dengan frekuensi 15:2. Artinya 15 kali penekanan dada diberikan 2 kali pernapasan buatan. Bila ada dua orang penolong maka diberikan dengan frekuensi 5:1, yang artinya setiap 5 kali penekanan dada diberikan 1 kali pernapasan buatan. Bantuan hidup dasar ini diberikan oleh penolong sampai tenaga kesehatan datang. (Sumber : Buku Mengatasi Gangguan Pernafasan Kasus Henti Jantung dan Paru, Karangan : dr. Fina Jusuf) Algoritma Bantuan Hidup Dasar Jika menemukan seseorang (selanjutnya disebut penderita) dalam keadaan tidak sadar, lakukan : Perhatikan keadaan sekitar. Perhatikan dahulu keselamatan diri anda sebelum menolong orang lain. Periksa apakah penderita tersebut tidak responsif, lakukan dengan mengguncangkan tubuhnya atau panggil dengan nama sapaan. Mintalah bantuan Jika penderita tidak responsif, lakukan : Mulailah ABC, yaitu : A, Airway. Yang pertama harus dinilai adalah kelancaran jalan napas. Ini meliputi pemeriksaan adanya sumbatan jalan napas yang dapat disebabkan benda asing, fraktur tulang wajah, fraktur rahang bawah atau rahang atas, fraktur batang tenggorok. Usaha untuk membebaskan airway harus melindungi tulang leher. Dalam hal ini dapat dilakukan chin lift atau jaw thrust. Pada penderita yang dapat berbicara, dapat dianggap jalan napas bersih, walaupun demikian penilaian ulang terhadap airway harus tetap dilakukan.keadaan jalan nafas dapat ditentukan bla pasien sadar, respond an dapat berbicara dengan penolong. Setelah memastikan jalan nafas terbuka maka jalan nafas harus di perikasa.jalan nafas yang terbuka dengan baik dan bersih sangat dperlukan untuk pernafasan yang adekuat,Caranya :1. Berlututlah didekat pasien atau penderita2. Silangkan bu jari dan telunjuk penolong3. Letakkan pada gigi seri bawah penderita dan telunjuk pada gigi seri atas4. Lakukan gerakan seperti menggunting untuk membuka mulut penderita.5. Periksa mulut setelah terbuka apakah ada cairan atau tidak,benda padat,termasuk patahan gigi atau ggi palsu yang terlepas yang mungkin dapat menyumbat jalan nafas.6. Terakhir dengarkan suara nafas tambahan yang merupakan petunjuk adanya sumbatan misalnya : menggorok,kumur,suara frekuensi tnggi. B, Breathing. Airway yang baik tidak menjamin ventilasi yang baik. Pertukaran gas yang terjadi pada saat bernapas mutlak untuk pertukaran oksigen dan mengeluarkan karbondioksida dari tubuh. Ventilasi yang baik meliputi fungsi yang baik dari paru, dinding dada, dan diafragma. Setiap komponen ini harus dievaluasi dengan cepat. Periksa breathing dengan cara Lihat, Dengar, dan Rasakan.Frekuensi Pemberian Nafas Buatan:Dewasa : 10-12 * Pernafasan/menit,masng-masing 1,5 2 detik.Anak (1-8 Th) : 20 * pernafasan / menit.masing-masing 1- 1,5 detikBayi (0-1 Tsh) :lebih dari 20* pernafasan / menit masng-masing 1- 1,5 detikBayi baru lahir : 40 * pernafasan / menit,masing-masng 1- 1,5 detik.C, Circulatory, tindakan paling penting pada bantuan sirkulasi adalah pijatan jantung luar. Pijatan jantung luar dapat dilakukan mengingat sebagian besar jantung terletak diantara tulang dada dan tulang panggung, sehingga penekanan dar luar dapat menyebabkan terjadinya efek pemompa pada jantung yang di nilai cukup untuk mengatur peredaran darah minimal pada keadaan yang klinis.Penekanan dilakukan pada garis tengah tulang dada 2 jar diatas pertemuan lengkungan iga kiri dan kanan.kedalaman penekanan disesuaikan dengan kelompok usia penderita.-dewasa : 4-5 cm-anak dan bayi : 3-4 cm- bayi :1,5 2,5 cmJika penderita bernapas :1. Jika pernapasannya optimal dengan frekuensi normal, tempatkan penderita pada posisi pemulihan.2. Jika pernapasannya tidak optimal dan frekuensinya lebih cepat atau lebih lambat dari normal, lakukan tiupan napas dengan 1 tiupan setiap 5 detik.3. Periksa denyut nadi pada daerah samping leher, tiap 30 sampai 60 detik. Jika penderita tidak bernapas :1. Lakukan pernapasan dari mulut ke mulut (mouth to mouth) atau dari mulut ke hidung (mouth to nose), dengan tiupan napas perlahan. Lakukan 2 detik per tiupan napas.2. Periksa C (Circulation), dengan cek denyut nadi. Penderita dengan sirkulasi :1. Mulai lakukan pernapasan buatan, 1 tiupan napas tiap 5 detik.2. Monitor terus denyut nadi tiap 30 sampai 60 detik.Penderita tanpa sirkulasi :1. Mulailah kompresi dada2. Kombinasikan kompresi dan pernapasan buatan (disebut resusitasi jantung paru)3. Lakukan dengan 15 kompresi dan 2 tiupan napas.

Lakukan terus kompresi dan pernapasan buatan sampai ditemukan adanya denyut nadi dan pernapasan spontan dari penderita.1. Anda merasa lelah.2. Bantuan dari petugas kesehatan datang.

5. Jelaskan transportasi pada pasien luka bakar dan henti jantung!Jawab : Transportasi pasien luka bakarMemperlakukan perawatan pasien luka bakar secara rutin seperti pada pasien trauma dengan primary survey segera setelah memindahkan ke tempat yang aman, pada saat menentukan pasien stabil dan sedang load and go, harus bias menghentikan proses progresivitas dan luka bakar tersebut secepat mungkin dengan cara mendinginkan segera pada perlukaan luka.Pasien jangan dievakuasi dalam selimut basah, handuk basah atau pakaian basah dan es adalah kontra indikasi utama dalam kasus ini. es akan membekukan luka dan mengakibatkan vasokontriksi dan menurunkan suplay darah pada jaringan yang sudah masak. lebih baik jangan mendinginkan luka bakar dan pendinginan sendiri mengganggu dan menyebabkan hipotermi serta menambah kerusakan jaringan. Transportasi ke fasilitas yang lebih lengkap sebaiknya dilakukan dalam 1 jam; bila tak mungkin, masih dapat dilakukan dalam 24 - 48 jam pertama dengan pengawasan ketat selama perjalanan. lebih dari 48 jam sebaiknya ditunda sampai hari keempat dan kelima setelah keadaan umum stabilKhusus untuk luka bakar di daerah wajah, posisi kepala harus lebih tinggi dari tubuh; perhatikan kemungkinan edema larings, bila perlu lakukan trakeotomi.

Transport lanjutan pasien luka bakarLuka bakar yang luas biasanya tidak terjadi dilokasi yang bias cepat diangkut ke RS yang mempunyai combustion center. jika demikian transport dan RS pertama ke RS yang lebih besar penanganan luka bakar sangat diperlukan setelah pertolongan pertama (biasanya memerlukan waktu 1-3 jam) dan segera kirimkan ke RS untuk kebaikan pasien.Selamam pengiriman tersebut sangat perlu untuk meneruskan resusitasi prioritas transport lanjutan ini, pasien yang dikirim hendaknya secara komplit mengikuti syarat-syarat :1. Pernapasan dan fungsi haemodinamika stabil, mungkin sudah di intubasi dan telah terpasang 2 iv kateter ukuran besar (16-14)2. Pemeriksaan dan perawatan luka-luka lain3. Laporan data-data laboratorium (khususnya boa)4. Terpasang ng tube kalau luka >20 vo bsa5. Pemeriksaan sirkulasi peripheral dan pengobatan luka-luka lain6. Tetap melapor dan konsultasi dengan rs penerima

Penting !!!1. Menggunakan pengaman yang memadai ketika memindahkan korban dari tempat kejadian2. Penanganannya sama dengan pasien trauma lain-primary survey, critical intervention, transport decision dan secondary survey, perawatan krisis, dan reassessment (pemeriksaan ulang)3. Gunakan pendingin pada luka superficial panas segera setelah kejadian kebakaran4. Hamper semua jenis luka bakar disertai denganjejas inhalasi5. Luka bakar kimia secara umum memerlukan waktu lama dalam irigasi dan membutuhkan air yang banyak6. Segeralah memeriksa status jantung pada korban sengatan listrik7. Rencana menyeluruh, transport lanjutan ke combustion center yang lebih besar dan efektivitaskan resusitasi terus menerus selama perjalanan.

Transportasi pada pasien henti jantungKlien henti jantung sebaiknya diberikan intervensi secepatnya. penanganannya dengan dilakukan primary survey, critical intervention, transport decision dan secondary survey, perawatan krisis, dan reassessment (pemeriksaan ulang). Primary survey dilakukan untuk mengkaji stabilitas ABC, pertahankan ABC klien. Dalam transportasi pasien ke RS stabilitas ABC harus dipertahankan dan tidak lupa memperhatikan cara evakuasi atau pengangkatan klien dengan metode yang aman bagi klien dan penolong. Yang terpenting adalah mempertahankan stabilitas airway, breathing, dan circulation.

6. Tuliskan ASKEP gawat darurat pada pasien dengan luka bakar!Jawab :A. Resusitasi A,B,C. 1.Pernapasan : a.Udara panas,mukosa rusak,oedema dan obstruksi b.Efek toksikdari asap:HCN,NO2,HCL,iritasi,bronkhokontriksi,obstruksi,gagal nafas. 2. Sirkulasi :Gangguan permeabelitas kapiler :cairan dari intra vaskuler pindah ke ekstra vaskuler ,hipovolemi relative,syok,gagal ginjal.B. Infus, kateter, CVP, oksigen, laboratorium, kultur luka.C. Resusitasi cairan baxter Hari pertama: Dewasa : Baxter RL 4 cc x BB x % LB/24 jam. Anak : Jumlah resusitasi + Kebutuhan faal:RL:Dextran=17 : 3 2 cc x BB x % LB. Kebutuhan faal: < 1 tahun : BB x 100 cc 1 3 tahun : BB x 75 cc 3 5 tahun : BB x 50 cc nya diberikan 8 jam pertama nya diberikan 16 jam berikutnya. Hari kedua: Dewasa : Dextran 500-2000 + D5% / albumin. ( 3-x) x 80 x BB gr/hr (Albumin 25% = gram x 4 cc) 1 cc/mnt. Anak :Diberi sesuai kebutuhan faal.D. Monitor urin dan CVPE.Topikal dan tutup luka Cuci luka dengan savlon : NaCl 0,9 % ( 1 : 30 ) + buang jaringan nekrotik. Tulle Silver sulfa diazin tebal Tutup kassa tebal Evaluasi 5-7 hari ,kecuali balutan kotor.F. Obat-obatan: Antibiotika:tidak diberikan bila pasien datang < 6 jam sejak kejadian. Bila perlu diberikan antibiotika sesuai dengan pola kuman dan sesuai hasil kultur. Analgetik:kuat (morfin,petidine) Antasida:kalau perlu.

7. Tuliskan ASKEP gawat darurat pada pasien dengan henti jantung!Jawab :1. Pengkajian a. Data Subyektif 1) Riwayat penyakit sekarang a) Dyspnea b) Kelelahan dan kelemahan c) Dyspnea nokturnal Paroxysmal d) Orthopnea e) Pertambahan berat badan f) Ekstremitas bengkak g) Palpitasi h) Mengurangi kapasitas latihan i) nokturia 2) Riwayat penyakit masa lalua) Gangguan Endokrin: peningkatan beban kerja jantung. b) Cardiomyopathy: kekakuan miokard meningkat dan / atau ketidakmampuan jantung untuk berelaksasi, bias juga karena defisit konduksi. c) Obat-obatan. d) Alergi. b. Data objektif1) Pemeriksaan fisik a) keadaan umum (1) Tidak nyaman, cemas (2) malnutrisi, kurus: dengan kegagalan kronis (3) warna kulit kehitamanb) Keadaan fisik (1) Takikardia (2) Penurunan tekanan nadi (3) diaforesis / dingin (4) Paru crackles atau mengeluarkan bunyi (5) takipnea (6) Distensi vena jugularis (7) Hepatomegali (8) Hepatojugular refluks (9) Peningkatan tekanan vena(10) Edema: ekstremitas, anasarca, asites (11) Efusi pleura (hydrothorax) 2) Pemeriksaan Diagnostik a) Pemantauan jantung terus-menerus untuk disritmia b) EKG(1) Infark miokard akut atau iskemia (2) Bukti hipertrofi ventrikel, pembesaran atrium, atau kelainan konduksi. c) Hasil Laboratorium (1) Proteinuria dan berat urin tinggi khusus (2) Peningkatan BUN dan kreatinin(3) Hiponatremia: pada gagal jantung parah (4) Hipokalemia(5) tes fungsi hati abnormal (6) Anemia: eritrosit menurun menyebabkan peningkatan beban kerja, d) Foto toraks (1) Cardiomegaly (2) Edema paru (3) Efusi pleura 2. Diagnosa Keperawatan a. b. c. d. Perubahan perfusi jaringan, perubahan/disfungsi neurovaskuler perifer berhubungan dengan penurunan / interupsi aliran darah arterial/vena. e. Risiko cedera: dysrhytmias berhubungan dengan peregangan otot jantung, kelebihan volume cairan, atau penurunan curah jantung. f. Kecemasan yang berhubungan dengan kurangnya pengetahuan, kesulitan bernafas. g. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan salah interpretasi informasi, tidak mengenal sumber informasi.

3. Intervensi keperawatana. Mempertahankan jalan napas, pernapasan, dan sirkulasi. b. Mempertahankan jalan nafas paten / ventilasi yang efektif 1) Menyediakan oksigen tambahan 2) Mengantisipasi intubasi endotrakeal 3) Suction jika perlu4) Menyediakan oksigen 5) Posisikan klien semi Fowler tinggi. c. Jika pasien dengan intubasi, mengantisipasi kebutuhan ventilasi mekanis dan ventilasi ekspirasi akhir positif (PEEP). d. Berikan terapi IV dengan larutan normal saline.e. Mendapatkan ABG spesimen. f. Radiograf dada. g. Farmakologis1) Diuretik furosemid a) Penurunan preload sekunder terhadap penurunan volume darah, walaupun onset kerja dapat memakan waktu selama 30 menit. b) Diduga kebutuhan kateterisasi Foley. c) Mempertahankan asupan akurat dan merekam output. d) Diuretik sangat efektif, tetapi pasien geriatrik cenderung hipokalemia dan hiponatremia disebabkan diuretik. 2) Morfin a) Mengurangi kecemasan dan stimulasi simpatik jantung, menurunkan beban kerja miokard preload.b) Penurunan dan afterload dengan menyebabkan vasodilatasi vena dan arteri. c) Harus berhati-hati ketika memberikan obat penenang untuk pasien dengan dyspnea akut. d) Sebaiknya hindari pada pasien dengan penurunan tingkat kesadaran, ventilasi tidak memadai, atau hiperkarbia.3) Vasodilator a) Venodilators (misalnya nitrogliserin, mononitrate dinitrate); nitrogliserin lebih disukai untuk pengobatan edema paru pada pasien dengan penyakit arteri koroner (CAD) karena meningkatkan aliran darah arteri koroner.b) arteriol dilator (misalnya, hydralizine, minoxidil), bertindak pada arteri untuk mengurangi resistensi arteri sistemik. Ini biasanya diberikan bersamaan dengan venodilators (hydralizine), akan meningkatkan aliran darah ginjal, sehingga dapat menjadi pilihan yang baik bagi pasien yang tidak dapat mentolerir. 4) Agen inotropik positif, yang meliputi glikosida digitalis, simpatomimetik (dopamin, Dobutamine), dan inhibitor phosphodiesterase (amrinone, milrinone). a) Meningkatnya kontraktilitas dan output jantung. b) Penurunan beban kerja miokard. c) Meningkatkan pengiriman oksigen ke jaringan. d) Dobutamine merupakan obat pilihan untuk edema paru pada pasien dengan darah normal. e) Depomine berguna untuk edema paru pada pasien dengan hipotensi. Dengan tarif infus yang lebih tinggi, menghasilkan vasokonstriksi perifer. f) Digoxin tidak dianjurkan untuk pengelolaan akut gagal jantung. Dosis harus ditentukan oleh ukuran tubuh dan fungsi ginjal pada pasien geriatri. g) phosphodiesterase inhibitor sebagai inodilators dipertimbangkan karena inotropik positif dan efek vasodilator. Saat ini disediakan untuk gagal jantung akut. 5) Bronkodilator jika diperintahkan a) Menilai untuk efek samping, seperti nousea, muntah, dan tachyarrhytmias.b) Menilai untuk paru tersengal-sengal. h. Terus memantau dan menilai. 1) Irama jantung 2) Tanda-tanda vital, termasuk oksimetri nadi 3) Denyut jantung, suara paru-paru, BP, laju pernapasan. 4) Tingkat kesadaran. 5) Peripheral (kulit) perfusi 6) Intake dan output cairan7) Efek samping dari farmakoterapeutik. i. Bersiaplah untuk melakukan bantuan hidup jantung (ACLS) tindakan jika diperlukan. j. Jelaskan semua prosedur. k. Menjaga ketenangan, secara efisien.

8. Tuliskan pendidikan kesehatan yang diberikan pada keluarga dengan anggota keluarga yang menderita penyakit jantung!Jawab :Di Indonesia ada sikap seakan - akan pasrah dalam menghadapi masalah korban gawat darurat. Kalau ada orang meninggal / cacat kita cenderung menganggapnya sebagai nasib atau sudah merupakan kehendak Tuhan. Sebenarnya angka kejadian, kematian dan kecacatan dapat di cegah dan di turunkan bila kita memahami cara- cara penanggulangan Kegawat Daruratan. Oleh karena itu diperlukan penyuluhan kesehatan terhadap keluarga-keluarga yang berhubungan dengan henti jantung. Dalam penyuluhan anggota keluarga harus mengetahui: Apa itu henti jantung ? Mengapa seseorang bisa mengalami henti jantung ? Tanda-tanda yang seseorang mengalami henti jantung Penanganan yang mesti diberikan seperti apa ?Untuk dapat menyelamatkan/mempertahankan hidup dan mencegah kecacatan, maka keluarga harus mampu mengetahui : Cara minta tolong dan kepada siapa keluarga harus meminta tolong Cata mengatasi henti jantung dan henti nafas. Cara transportasi yang baik

Prinsip penanggulangan gawat darurat :Dalam penyuluhan perlu ditekankan bahwa Kematian penderita gawat darurat bisa terjadi dalam waktu singkat ( 4-6 menit ) bila terdapat kerusakan pada sistem susunan saraf pusat, pernafasan dan kardiovaskuler. Sedang kegagalan system / organ yang lain dapat menyebabkan kematian dalam waktu yang lebih lama. Dengan demikian keberhasilan penanggulangan penderita gawat darurat ( PPGD ) dalam mencegah kematian dan cacat di tentukan oleh : Kecepatan ditemukan penderita Kecepatan meminta pertolongan Kecepatan dalam kualitas pertolongan yang diberikan untuk menyelematkannya

RJP dan P3K perlu diketahui oleh lapisan masyarakat terutama orang awam dan pengetahuan ketrampilan petugas medik paramedic untuk penanggulangan pasien gawat darurat ( advance life support ) perlu ditingkatkan secara berkala melalui penyuluhan yang dapat diberikan oleh petugas medis bekerja sama dengan pemerintah terkait.Resusitasi jantung paru pada kegawatan kardiovaskular1. Bantuan hidup dasar / BHD adalah usaha yang dilakukan untuk menjaga jalan nafas (airway) tetap terbuka, menunjang pernafasan dan sirkulasi dan tanpa menggunakan alat-alat bantu. Usaha ini harus dimulai dengan mengenali secara tepat keadaan henti jantung atau henti nafas dan segera memberikan bantuan sirkulasi dan ventilasi (pernapasan). Usaha BHD ini bertujuan dengan cepat mempertahankan pasokan oksigen ke otak, jantung dan alat-alat vital lainnya sambil menunggu pengobatan lanjutan. Pengalaman menunjukkan bahwa resusitasi jantung paru akan berhasil terutama pada keadaan henti jantung dimana resusitasi segera dilakukan oleh orang yang berada di sekitar korban.

2. Bantuan hidup lanjut / BHL adalah usaha yang dilakukan setelah dilakukan usaha hidup dasar dengan memberikan obat-obatan yang dapat memperpanjang hidup pasien. Henti jantung biasanya terjadi beberapa menit setelah henti nafas. Umumnya, walaupun kegagalan pernafasan telah terjadi, denyut jantung masih dapat berlangsung terus sampai kira-kira 30 menit. Pada henti jantung, dilatasi pupil kadang-kadang tidak jelas. Dilatasi pupil mulai terjadi 45 detik setelah aliran darah ke otak terhenti dan dilatasi maksimal terjadi dalam waktu 1 menit 45 detik. Bila telah terjadi dilatasi pupil maksimal, hal ini menandakan sudah terjadi 50 % kerusakan otak irreversibel. Dalam penyuluhan perlu ditekankan bagaimana tanda-tanda sesorang yang mengalami henti jantung, seperti :1. Kesadaran hilang (dalam 15 detik setelah henti jantung)2. Tak teraba denyut arteri besar (femoralis dan karotis pada orang dewasa atau brakialis pada bayi)3. Henti nafas atau mengap-megap (gasping)4. Terlihat seperti mati (death like appearance)5. Warna kulit pucat sampai kelabu6. Pupil dilatasi (setelah 45 detik).Penatalaksanaan henti jantung dan nafasResusitasi jantung paru hanya dilakukan pada penderita yang mengalami henti jantung atau henti nafas dengan hilangnya kesadaran. Pada pemberian resusitasi jantung paru harus diketahui antara lain, kapan resusitasi dilakukan dan kapan resusitasi tidak dilakukan.Bantuan Hidup DasarDalam penyuluhan kepada keluarga diperlukan pula penyampaian tentang ABC,

Airway (jalan nafas)Berhasilnya resusitasi tergantung dari cepatnya pembukaan jalan nafas. Caranya ialah segera menekuk kepala korban ke belakang sejauh mungkin, posisi terlentang kadang-kadang sudah cukup menolong karena sumbatan anatomis akibat lidah jatuh ke belakang dapat dihilangkan. Kepala harus dipertahankan dalam posisi ini. Bila tindakan ini tidak menolong, maka rahang bawah ditarik ke depan.Caranya ialah : Tarik mendibula ke depan dengan ibu jari sambil mendorong kepala ke belakang dan kemudian buka rahang bawah untuk memudahkan bernafas melalui mulut atau hidung. Penarikan rahang bawah paling baik dilakukan bila penolong berada pada bagian puncak kepala korban. Bila korban tidak mau bernafas spontan, penolong harus pindah ke samping korban untuk segera melakukan pernafasan buatan mulut ke mulut atau mulut ke hidung.

Breathing (Pernafasan)Dalam melakukan pernafasan mulut ke mulut penolong menggunakan satu tangan di belakang leher korban sebagai ganjalan agar kepala tetap tertarik ke belakang, tangan yang lain menutup hidung korban (dengan ibu jari dan telunjuk) sambil turut menekan dahi korban ke belakang. Penolong menghirup nafas dalam kemudian meniupkan udara ke dalam mulut korban dengan kuat. Ekspirasi korban adalah secara pasif, sambil diperhatikan gerakan dada waktu mengecil. Siklus ini diulang satu kali tiap lima detik selama pernafasan masih belum adekuat.

Circulation (Sirkulasi buatan)Sering disebut juga dengan Kompresi Jantung Luar (KJL). Henti jantung (cardiac arrest) merupakan keadaan darurat yang paling gawat. Sebab-sebab henti jantung : Serangan jantung Syok listrik Obat-obatan Kateterasi jantung Anestesi (Pembiusan)Untuk mencegah mati biologi (serebral death), pertolongan harus diberikan dalam 3 atau 4 menit setelah hilangnya sirkulasi. Bila terjadi henti jantung yang tidak terduga, maka langkah-langkah ABC dari tunjangan hidup dasar harus segera dilakukan, termasuk pernafasan dan sirkulasi buatan.Pada henti jantung yang tidak diketahui, penolong pertama-tama membuka jalan nafas dengan menarik kepala ke belakang. Bila korban tidak bernafas, segera tiup paru korban 3-5 kali lalu raba denyut a. carotis. Perabaan a. carotis lebih dianjurkan karena : 1. Penolong sudah berada di daerah kepala korban untuk melakukan pernafasan buatan2. Daerah leher biasanya terbuka, tidak perlu melepas pakaian korban3. Arteri karotis adalah sentral dan kadang-kadang masih berdenyut sekalipun daerah perifer lainnya tidak teraba lagi.Bila teraba kembali denyut nadi, teruskan ventilasi. Bila denyut nadi hilang atau diragukan, maka ini adalah indikasi untuk memulai sirkulasi buatan dengan kompresi jantung luar. Kompresi jantung luar harus disertai dengan pernafasan buatan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan ABC RJP tersebut adalah,1. RJP jangan berhenti lebih dari 5 detik dengan alasan apapun2. Tidak perlu memindahkan penderita ke tempat yang lebih baik, kecuali bila ia sudah stabil3. Jangan menekan ujung tulang dada, karena dapat berakibat robeknya hati4. Diantara tiap kompresi, tangan harus melepas tekanan tetapi melekat pada sternum, jari-jari jangan menekan iga korban5. Hindarkan gerakan yang menyentak. Kompresi harus lembut, teratur dan tidak terputus6. Perhatikan komplikasi yang mungkin karena RJP Perlu pula dijelaskan bahwa ABC RJP yang dilakukan pada korban yang mengalami henti jantung dapat memberi kemungkinan beberapa hasil,1. Korban menjadi sadar kembali2. Korban dinyatakan mati, ini dapat disebabkan karena pertolongan RJP yang terlambat diberikan atau pertolongan tak terlambat tetapi tidak betul pelaksanaannya.3. Korban belum dinyatakan mati dan belum timbul denyut jantung spontan. Dalam hal ini perlu diberi pertolongan lebih lanjut yaitu bantuan hidup lanjut (BHL). (4)

Bantuan Hidup LanjutDrugs (obat-obatan)Setelah penilaian terhadap hasil bantuan hidup dasar, dapat diteruskan dengan bantuan hidup lanjut (korban dinyatakan belum mati dan belum timbul denyut jantung spontan), maka bantuan hidup lanjut dapat diberikan berupa obat-obatan. Obat-obatan tersebut dibagi dalam 2 golongan yaitu,1. Penting, yaitu : Adrenalin Natrium bikarbonat Sulfat Atropin Lidokain2. Berguna, yaitu : Isoproterenol Propanolol Kortikosteroid Natrium bikarbonat

BAB IIIPENUTUP

1. KesimpulanDengan pemaparan materi di atas, kita telah mengetahui hal-hal yang sangat penting untuk menjaga kelangsungan hidup pada pasien dengan luka bakar dan henti jantung. Penanganan kegawatdaruratan menjadi sangat penting karena kedua masalah ini, luka bakar dan henti jantung, dapat mengakibatkan kematian jika tidak tertangani dengan tepat.

2. SaranAdapun saran yang bisa kami ajukan adalah :1. Kami mengharapkan agar dosen pembimbing bisa lebih aktif dalam memandu kelompok saat tutorial2. Tempat untuk pelaksanaan tutorial, kalau bisa, jangan dipusatkan di satu tempat karena akan mengganggu konsentrasi setiap kelompok. Ini disebabkan karena ributnya ruangan.3. Kami mengharapkan agar laporan ini bisa dipergunakan dengan sebaik-baiknya demi pengembangan khasanah ilmu pengetahuan.4. Jika ada kesalahan dalam laporan ini, kami memohon kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan kami di waktu yang akan datang.