jantung: ska

Upload: maria-angela

Post on 24-Feb-2018

252 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 jantung: SKA

    1/25

    Tinjauan Pustaka

    Bab 1

    Pendahuluan

    Sindrom koroner akut (SKA) merupakan keadaan darurat jantung dengan manifestasi klinis rasa

    tidak enak didada atau gejala lain sebagai akibat iskemia miokardium. SKA terdiri atas angina

    pektoris tidak stabil, infact myocard acute (IA) yang disertai ele!asi segmen ST dan penderita

    dengan infark miokardium tanpa ele!asi ST."

    SKA ditetapkan sebagai manifestasi klinis penyakit arteri koroner. Penyakit jantung koroner

    (P#K) merupakan manifestasi utama proses aterosklerosis.$aitu suatu fase akut dari Angina

    Pektoris Tak Stabil (APTS) yang disertai IA gelombang % (IA&%) dengan non ST ele!asi

    ('STI) atau tanpa gelombang % (IA&T%) dengan ST ele!asi (STI) yang terjadi karena

    adanya trombosis akibat dari ruptur plak aterosklerosis yang tak stabil (ulnerable).*

    Sindrom ini menggambarkan suatu penyakit yang berat, dengan mortalitas tinggi. ortalitas

    tidak tergantung pada besarnya prosentase stenosis (plak) koroner, namun lebi+ sering ditemukan

    pada penderita dengan plak kurang dari -/-0 yang tidak stabil, yakni fibrous cap 1dinding

    (punggung) plak2 yang tipis dan muda+ erosi atau ruptur. Terminologi sindrom koroner akut

    berkembang selama "- ta+un terak+ir dan tela+ digunakan secara luas. 3al ini berkaitan dengan

    patofisiologi secara umum yang diketa+ui ber+ubungan dengan kebanyakan kasus angina tidak

    stabil dan infark miokard4 baik Angina tidak stabil, infark miokard tanpa gelombang %, dan

    infark miokard gelombang % mempunyai substrat patogenik umum berupa lesi aterosklerosis

    pada arteri koroner.*

    Terminologi yang akan sering dipakai pada penderita Angina Pectoris adala+ perasaan 5berat6,

    5sesak6, 5ditekan6, 5didorong6 atau 5diremas6. Angina Pectoris yang k+as biasanya akan terasa

    di tenga+ dada7belakang sternum (retrosternal) dan akan menjalar ke dagu dan7atau ke lengan.

    Angina bisa rasanya dari nyeri ringan sampai ke paling nyeri dan timbul keringatan dingin dan

    perasaan cemas. Kadang kala akan berserta dengan sesak nafas.Angina sering dipicu dengan

    akti!itas fisik terutama setela+ makan dan pada cuaca yang dingin, dan kebanyakan dicetus ole+

    perasaan mara+ atau gembira. 'yeri akan +ilang cepat (biasanya berapa menit) dengan istira+at.

    Kadang kala perasaan itu akan +ilang sendiri dengan teruskan akti!itas."

    1

  • 7/24/2019 jantung: SKA

    2/25

    Tinjauan Pustaka

    Gambar 1. Angina Pektoris pada SKA1

    Istila+ A8S banyak digunakan saat ini untuk menggambarkan kejadian yang ga9at pada

    pembulu+ dara+ koroner. A8S merupakan satu sindrom yang terdiri dari beberapa penyakit

    koroner yaitu, unstable angina, Acute yocardial Infarction dengan segmen ST ele!asi (STI)

    dan Acute yocardial Infarction tanpa segmen ST ele!asi ('STI), maupun angina pektoris

    pasca infark atau pasca tindakan inter!ensi koroner perkutan. Alasan rasional menyatukan semua

    penyakit itu dalam satu sindrom adala+ karena mekanisme patofisiologi yang sama. Semua

    disebabkan ole+ terlepasnya plak yang merangsang terjadinya agregasi trombosit dan trombosis,

    se+ingga pada ak+irnya akan menimbulkan stenosis atau oklusi pada arteri koroner dengan atau

    tanpa emboli. Sedangkan letak perbedaan antara angina tak stabil, infark 'on&ele!asi ST dan

    dengan ele!asi ST adala+ dari jenis t+rombus yang menyertainya. Angina tak stabil dengan

    trombus mural, 'on&ele!asi ST dengan t+rombus inkomplet7nonklusif, sedangkan pada ele!asi

    ST adala+ trombus komplet7oklusif.*

    Proses terjadinya t+rombus dimulai dengan gangguan pada sala+ satu dari Trias Virchow;

    kelainan pada pembulu+ dara+, gangguan endotel, serta aliran dara+ terganggu. Selanjutnya

    proses aterosklerosis mulai berlaku, inflamasi, dan formasi plak di pembulu+ dara+. Pada suatu

    saat, terjadi rupture7fissure pada plak dan ak+irnya menimbulkan t+rombus yang akan

    meng+ambat pembulu+ dara+. Apabila pembulu+ dara+ tersumbat "--0 maka terjadi STI.

    'amun bila sumbatan tidak total, tidak terjadi infark, +anya :A atau 'STI.*

    2

  • 7/24/2019 jantung: SKA

    3/25

    Tinjauan Pustaka

    Bab II

    Definisi dan Epidemiologi

    2.1 Definisi

    Sindrom koroner akut adala+ gabungan gejala klinik yang menandakan iskemia

    miokard akut, yang terdiri dari infark miokard akut dengan ele!asi segmen ST (ST segment

    elevation myocardial infarction = STEMI), infark miokard akut tanpa ele!asi segmen

    ST (non ST segment elevation myocardial infarction = NSTEMI), dan angina pectoris tidak

    stabil (unstable angina pectoris = !"). Ketiga kondisi tersebut berkaitan erat,

    +anya berbeda dalam derajat beratnya iskemia dan luasnya jaringan miokardiaum yang

    mengalami nekrosis. :AP dan 'STI merupakan suatu kesinambungan dengan

    kemiripan patofisiologi dan gambaran klinis. Perbedaan antara angina pectoris tidak

    stabil (:AP) dengan infark miokard akut tanpa ele!asi segmen ST ('STI) adala+

    apaka+ iskemi yang ditimbulkan cukup berat se+ingga dapat menimbulkan kerusakan

    miokardium, se+ingga adanya marker kerusakan miokardium dapat diperiksa."

    2.2 Epidemiologi

    Penyakit jantung koroner terus&menerus menempati urutan pertama di antara jenis penyakit

    jantung lainnya, dan angka kesakitannya berkisar antara ;- sampai ;

  • 7/24/2019 jantung: SKA

    4/25

    Tinjauan Pustaka

    ".1 aktor resiko #ang tidak dapat dimodifikasi

    ". :sia

    Kerentanan yang serius jarang terjadi sebelum usia ?- ta+un. Tetapi +ubungan antara usia

    dan timbulnya penyakit mungkin +anya mencerminkan lama paparan yang lebi+ panjang

    ter+adap faktor&faktor aterogenik.

    *. #enis kelaminKejadian penyakit koroner relatif lebi+ renda+ pada 9anita sampai menopause,

    setela+ menopause kerentanannya menjadi sama dengan pria. fek perlindungan

    estrogen dianggap sebagai penjelasan adanya imunitas 9anita sebelum menopause.

    ;. @i9ayat keluarga dengan penyakit jantung koroner

    @i9ayat keluarga yang positif ter+adap penyakit jantung koroner (yaitu saudara atau

    orang tua yang menderita penyakit ini sebelum usia - ta+un) meningkatkan

    kemungkinan timbulnya aterosklerosis prematur. Komponen genetik dapat dikaitkan pada

    beberapa bentuk aterosklerosis yang nyata, atau yang cepat perkembangannya, seperti

    pada gangguan lipid familial. Tetapi ri9ayat keluarga dapat pula mencerminkan

    komponen lingkungan yang kuat, seperti gaya +idup yang menimbulkan stres atau

    obesitas."

    ".2 aktor resiko #ang dapat dimodifikasi

    ". erokok

    erokok dapat merangsang proses aterosklerosis karena efek langsung ter+adap

    dinding arteri. Karbon monoksida (8>) dapat menyebabkan +ipoksia jaringan arteri,

    nikotin menyebabkan mobilisasi katekolamin yang dapat menamba+kan reaksi

    trombosit dan menyebabkan kerusakan pada dinding arteri, sedangkan glikoprotein

    tembakau dapat mengakibatkan reaksi +ipersensitif dinding arteri.

    *. 3iperlipidemia

    ipid plasma (kolesterol, trigliserida, fosfolipida, dan asam lemak bebas) berasal dari

    makanan (eksogen) dan sintesis lemak endogen. Kolesterol dan trigliserida adala+ dua

    jenis lipd yang relatif mempunyai makna klinis yang penting se+ubungan dengan

    aterogenesis. ipid terikat pada protein, karena lipid tidak larut dalam plasma. Ikatan ini

    meng+asilkan empat kelas utama lipoprotein, yaituB kilomikron, =, = dan 3=.

    = paling tinggi kadar kolesterolnya, sedangkan kilomikron dan = kaya akan

    trigliserida. Kadar protein tertinggi terdapat pada 3=.Peningkatan kolesterol =

    di+ubungkan dengan meningkatnya resiko penyakit jantung koroner, sementara kadar

    4

  • 7/24/2019 jantung: SKA

    5/25

    Tinjauan Pustaka

    3= yang tinggi berperan sebagai faktor pelindung penyakit jantung koroner,

    sebaliknya kadar 3= yang renda+ ternyata bersifat aterogenik.;. 3ipertensi

    Peningkatan tekanan dara+ sistemik meningkatkan resistensi ter+adap pemompaan

    dara+ dari !entrikel kiri, akibatnya beban kerja jantung bertamba+. Sebagai akibatnyaterjadi +ipertrofi !entrikel untuk menguatkan kontraksi. Akan tetapi kemampuan

    !entrikel untuk memperta+ankan cura+ jantung dengan +ipertropi kompensasi

    ak+irnya terlampaui, tejadi dilatasi dan paya+ jantung. #antung jadi semakin terancam

    dengan adanya aterosklerosis koroner. Kebutu+an oksigen miokardium

    meningkatsedangkan suplai oksigen tidak mencukupi, ak+irnya mengakibatkan iskemia.

    Kalau berlangsung lama bisa menjadi infark.=isamping itu, +ipertensi dapat

    meningkatkan kerusakan endotel pembulu+ dara+ akibat tekanan tinggi yang lama

    (endot+elial injury).

    ?. =iabetes elitus=iabetes mellitus menyebabkan gangguan lipoprotein. = dari sirkulasi akan di

    ba9a ke +epar. Pada penderita diabetes mellitus, degradasi = di +epar menurun, dan

    gikolasi kolagen meningkat. 3al ini mengakibatkan meningkatnya = yang

    berikatan dengan dinding !askuler.

    . >besitasKegemukan mungkin bukan faktor resiko yang berdiri sendiri, karena pada umumnya

    selalu diikuti ole+ faktor resiko lainnya."

    Bab I$

    Patogenesis dan Patofisiologi

    %.1 Patogenesis

    ekanisme umum terjadinya SKA adala+ ruptur atau erosi lapisan fibrotik dari plak arteri

    koronaria. 3al ini menga9ali terjadinya agregasi dan ad+esi platelet, trombosis

    terlokalisir, !asokonstriksi, dan embolisasi trombus distal. Keberadaan kandungan lipid yang

    banyak dan tipisnya lapisan fibrotik, menyebabkan tingginya resiko ruptur plak arteri

    5

  • 7/24/2019 jantung: SKA

    6/25

    Tinjauan Pustaka

    koronaria. Pembentukan trombus dan terjadinya !asokonstriksi yang disebabkan

    pelepasanserotonin dan tromboCan A* ole+ platelet mengakibatkan iskemik miokardium

    yang disebabkan ole+ penurunan aliran dara+ koroner.Aterosklerosis adala+ bentuk

    arteriosklerosis dimana terjadi penebalan dan pengerasan dari dinding pembulu+ dara+

    yang disebabkan ole+ akumulasi makrofag yang berisi lemak se+ingga menyebabkan

    terbentuknya lesi yang disebut plak. Aterosklerosis bukan merupakan kelainan tunggal

    namun merupakan proses patologi yang dapat mempengaru+i system !askuler seluru+

    tubu+ se+ingga dapat menyebabkan sindroma iskemik yang ber!ariasi dalam

    manifestasi klinis dari tingkat kepara+an. 3al tersebut merupakan penyebab utama

    penyakit arteri koroner.*

    >ksidasi = merupakan langka+ terpenting pada at+erogenesis. Inflamasi dengan

    stress oksidatif dan akti!asi makrofag adala+ mekanisme primer. =iabetes mellitus, merokok,

    dan +ipertensi di+ubungkan dengan peningkatan oksidasi = yang dipengaru+i ole+

    peningkatan kadar angiotensin II melalui stimulasi reseptor AT&I. Penyebab lain dapat

    berupapeningkatan 8&reacti!e protein, peningkatan fibrinogen serum, resistensi insulin,

    stress oksidatif, infeksi dan penyakit periodontal. = teroksidasi bersifat toksik ter+adap sel

    endotel dan menyebabkan proliferasi sel otot polos, akti!asi respon imun dan inflamasi.

    = teroksidasi masuk ke dalam tunika intima dinding arteri kemudian difagosit ole+

    makrofag. akrofag yang mengandung oksi = disebut foam cell berakumulasi dalam

    jumla+ yang signifikan maka akan membentuk jejas fatty streak. Pembentukan lesi tersebut

    dapat ditemukan pada dinding pembulu+ dara+ sebagian orang termasuk anak&anak.

    Ketika terbentuk, fatty streak memproduksi radikal oksigen toksik yang lebi+ banyak

    dan mengakibatkan peruba+an inflamasi dan imunologis se+ingga terjadi kerusakan yang

    lebi+ progresif. Kemudian terjadi proliferasi sel otot polos, pembentukan kolagen dan

    pembentukan plak fibrosa di atas sel otot polos tersebut. Proses tersebut diperantarai

    berbagai macam sitokin inflamasi termasuk gro9t+ factor (TDE beta).;

    Plak fibrosa akan menonjol ke lumen pembulu+ dara+ dan menyumbataliran dara+ ysng lebi+

    distal, terutama pada saat ola+raga, se+ingga timbul gejala klinis (angina atau claudication

    intermitten).Fanyak plak yang unstable (cenderung menjadi ruptur) tidak menimbulkan

    gejala klinis sampai plak tersebut mengalami ruptur. @uptur plak terjadi akibat akti!asi

    6

  • 7/24/2019 jantung: SKA

    7/25

    Tinjauan Pustaka

    reaksi inflamasi dari proteinase seperti metalloproteinase matriks dan cat+epsin

    se+ingga menyebabkan perdara+an pada lesi. Plak at+erosklerosis dapat diklasifikasikan

    berdasarkan strukturnya yang memperli+atkan stabilitas dan kerentanan ter+adap ruptur.

    Plak yang menjadi ruptur merupakan plak kompleks. Plak yang unstable dan cenderung

    menjadi ruptureadala+ plak yang intinya banyak mengandung deposit = teroksidasi dan

    yang diliputi ole+ fibrous caps yang tipis. Plak yang robek (ulserasi atau rupture) terjadi

    karena s+ear forces, inflamasi dengan pelepasan mediator inflamasi yang multiple,

    sekresi macrophage#derived degradative en$yme dan apotosis sel pada tepi lesi. Ketika

    rupture, terjadi ad+esi platelet ter+adap jaringan yang terpajan, inisiasi kaskade

    pembekuan dara+, dan pembentukan t+rombus yang sangat cepat. T+rombus tersebut dapat

    langsung menyumbat pembulu+ dara+ se+ingga terjadi iskemia dan infark.*,;

    Gambar

    2. Proses

    Pembentukan Pla&ue dan 'rombus pada Pembuluh Darah Koroner2

    %.2 Patofisiologi

    Proses progresifitas dari plak at+erosklerotik dapat terjadi perla+an&la+an. 'amun,

    apabila terjadi obstruksi koroner tiba&tiba karena pembentukan t+rombus akibat

    plakaterosklerotik yang rupture atau mengalami ulserasi, maka terjadi sindrom koroner akut.". :nstable angina 4 adala+ akibat dari iskemi miokard re!ersibel dan dapat

    mencetuskan terjadinya infark.

    *. Infark miokard 4 terjadi apabila iskemia yang berkepanjangan menyebabkan

    kerusakanire!ersibel dari otot jantung."

    %.2.1 (nstable Angina

    7

  • 7/24/2019 jantung: SKA

    8/25

    Tinjauan Pustaka

    uncul akibat berkurangnya suplai oksigen dan7atau peningkatan kebutu+an oksigen

    jantung (conto+ karena takikardi atau +ipertensi). Ferkurangnya suplai oksigen terjadi

    karena adanya pengurangan diameter lumen pembulu+ dara+ yang dipengaru+i ole+

    !asokonstriktor dan7atau t+rombus.Pada banyak pasien unstable angina, mekanisme

    berkurangnya suplai oksigen lebi+ banyak terjadi dibandingkan peningkatan oksigen

    demand.Tetapi pada beberapa kasus, keduanya dapat terjadi secara bersamaan.

    @uptur Plak

    @uptur dari plak aterosklerotik dianggap penyebab terpenting dari angina pektoris tak

    stabil, se+ingga tiba&tiba terjadi oklusi subtotal atau total dari pembulu+ koroner yang

    sebelumnya mempunyai penyempitan yang minimal. =ua pertiga dari pembulu+ yang

    mengalami rutur sebelumnya mempunyai penyempitan - 0 atau kurang, dan pada G/

    0 pasien dengan angina tak stabil mempunyai penyempitan kurang dari /- 0.Terjadinya ruptur menyebabkan akti!asi, ad+esi dan agregasi platelet dan

    menyebabkan akti!asi terbentuknya t+rombus. Fila t+rombus menutup pembulu+

    dara+ "-- 0 akan terjadi infark dengan ele!asi segmen ST, sedangkan bila trombus

    tidak menyumbat "--0, dan +anya menimbulkan stenosis yang berat akan terjadi

    angina tak stabil.

    Trombosis dan Agregasi Trombosit

    Agregasi platelet dan pembentukan trombus merupakan sala+ satu dasar terjadinya

    angina tak stabil. Terjadinya trombosis setela+ plak terganggu disebabkan karena

    integrasi yang terjadi antara lemak, sel otot polos, makrofag dan kolagen. Inti lemak

    merupakan ba+an terpenting dalam pembentukan trombus yang kaya trombosit,

    sedangkan sel otot polos dan sel busa (foam cell) yang ada dalam plak tak stabil.

    Setela+ ber+ubungan dengan dara+, faktor jaringan berinteraksi dengan faktor IIa

    untuk memulai kaskade reaksi enHimatik yang meng+asilkan pembentukan trombin

    dan fibrin.Sebagai reaksi ter+adap gangguan faal endotel, terjadi agregasi platelet dan

    platelet melepaskan isi granulasi se+ingga memicu agregasi yang lebi+ luas,

    !asokonstriksi dan pembentukan trombus. Eaktor sistemik dan inflamasi ikut berperan

    dalam peruba+an terjadinya +emostase dan koagulasi dan berperan dalam memulai

    trombosis yang intermitten, pada angina tak stabil.

    asospasme

    8

  • 7/24/2019 jantung: SKA

    9/25

    Tinjauan Pustaka

    Terjadinya !asokonstriksi juga mempunyai peran penting pada angina tak stabil.

    =iperkirakan adanya disfungsi endotel dan ba+an !asoaktif yang diproduksi ole+

    platelet berperan dalam peruba+an dalam tonus pembulu+ dara+ dan menyebabkan

    spasme.

    rosi pada Plak Tanpa @uptur

    Terjadinya penyempitan juga dapat disebabkan karena terjadinya proliferasi dan

    migrasi dari otot polos sebagai reaksi ter+adap kerusakan endotelB adanya peruba+an

    bentuk dan lesi karena bertamba+nya sel otot polos dapat menimbulkan penyempitan

    pembulu+ dengan cepat dan kelu+an iskemi.;,?

    %.2.2 Infark )iokard

    Ketika aliran dara+ koroner terganggu pada 9aktu tertentu, dapat terjadi nekrosis sel

    miosit. 3al tersebut disebut infark miokard. Dangguan, progresi!itas plak, dan

    pembentukan klot lebi+ lanjut yang terjadi pada I sama +alnya seperti yang terjadi pada

    sindrom koroner akut yang lainnya. 'amun, pada I trombusnya lebi+ labil dan dapat

    menyumbat pembulu+ dara+ dalam 9aktu yang lebi+ lama, se+ingga iskemia miokardial

    dapat berkembang menjadi nekrosis dan kematian miosit.#ika t+rombus lisis sebelum

    terjadinya nekrosis jaringan distal yang komplet, infark yang terjadi +anya melibatkan

    miokardium yang berada langsung di ba9a+ endokardium (subendocardial I).#ika

    t+rombus menyumbat pembulu+ dara+ secara permanent, maka infarknya dapatmemanjang +ingga epikardium se+ingga menyebabkan disfungsi jantung yang para+

    (transmural I).Secara klinis, I transmural +arus diidentifikasi, karena dapat

    menyebabkan komplikasi yang serius dan +arus mendapat terapi yang segera.

    #ejas Selular

    Sel jantung dapat berta+an ter+adap iskemi +anya dalam 9aktu *- menit sebelum

    mengalami kematian.Peruba+an KD +anya terli+at pada ;-&

  • 7/24/2019 jantung: SKA

    10/25

    Tinjauan Pustaka

    Kekurangan oksigen juga disertai gangguan elektrolit 'a, K, dan g. secara normal

    miokardium berespon ter+adap kadar katekolamin (epinefrin dan norepinefrin7') yang

    ber!ariasi. Pada sumbatan arteri yang signifikan, sel miokardium melepaskan

    katekolamin se+ingga terjadi ketidakseimbangan fungsi simpatis dan parasimpatis,

    disritmia dan gagal jantung.

    Katekolamin merupakan mediator pelepasan dari glikogen, glukosa dan cadangan lemak

    dari sel tubu+. >le+ karena itu terjadi peningkatan kadar asam lemak bebas dan gliserol

    plasma dalam satu jam setela+ timbulnya miokard akut. Kadar EEA (Eree Eatty Acid)

    yang berlebi+ memiliki efek penyabunan ter+adap membran sel. ' meningkatkan kadar

    glukosa dara+ melalui perangsangan ter+adap sel +epar dan sel otot. ' juga

    meng+ambat akti!itas sel beta pankreas se+ingga produksi insulin berkurang dan terjadi

    keadaan +iperglikemia. 3iperglikemia terjadi setela+ /* jam onset serangan.Angiotensin II yang dilepaskan selama iskemia miokard berkontribusi dalam patogenesis

    I, dengan cara yaitu4 (")fek sistemik dari !asokonstriksi perifer dan retensi cairan

    se+ingga meningkatkan beban jantung, akibatnya memperpara+ penurunan kemampuan

    kontraktilitas jantung. (*) Angiotensin II mempunyai efek lokal yaitu sebagai gro9t+

    factor sel otot polos pembulu+ dara+, miosit dan fibroblast jantung, se+ingga merangsang

    peningkatan kadar katekolamin dan memperpara+ !asospasme koroner.

    Kematian Selular

    Iskemia miokard yang berlangsung lebi+ dari *- menit merupakan jejas +ipoksia

    irre!ersible yang dapat menyebabkan kematian sel dan nekrosis jaringan. 'ekrosis

    jaringan miokardium dapat menyebabkan pelepasan beberapa enHim intraseluler tertentu

    melalui membrane sel yang rusak ke dalam ruang intersisisal.nHim yang terlepas

    kemudian diangkut melalui pembulu+ dara+ limfe ke pembulu+ dara+.Se+ingga dapat

    terdeteksi ole+ tes serologis.

    Peruba+an Eungsional dan Structural

    Infark miokardial menyebabkan peruba+an fungsional dan struktural jantung.Peruba+an

    makroskopis pada daera+ infark tidak akan terli+at dalam beberapa jam. Jalaupun dalam

    ;-&

  • 7/24/2019 jantung: SKA

    11/25

    Tinjauan Pustaka

    kiri, (;)Penurunan stroke !olume, (?)Penurunan fraksi ejeksi, ()Peningkatan tekanan

    ak+ir diastolik !entrikel kiri, (

  • 7/24/2019 jantung: SKA

    12/25

    Tinjauan Pustaka

    Anamnesis merupakan +al yang sangat penting. Penderita yang datang dengan

    kelu+an utama nyeri dada atau nyeri ulu +ati yang +ebat, bukan disebabkan ole+ trauma,

    yang mengara+ pada iskemia miokardium, pada laki&laki terutama berusia ; ta+un

    atau 9anita terutama berusia ?-ta+un, memerlukan per+atian k+usus dan e!aluasi lebi+

    lanjut tentang sifat, onset, lamanya, peruba+an dengan posisi, penekanan, pengaru+

    makanan, reaksi ter+adap obat&obatan, dan adanya faktor resiko. Janita sering mengelu+

    nyeri dada atipik dan gejala tidak k+as, penderita diabetes mungkin tidak

    menunjukkan gejala k+as karena gangguan saraf otonom. 'yeri pada SKA bersifat

    seperti di+impit benda berat, tercekik, ditekan, diremas, ditikam, ditinju, dan rasa

    terbakar. 'yeri biasanya berlokasi di blakang sternum, dibagian tenga+ atau dada kiri

    dan dapat menyebar keseluru+ dada, tidak dapat ditunjuk dengan satu jari. 'yeri dapat

    menjalar ke tengkuk, ra+ang, ba+u, punggung, lengan kiri atau kedua lengan. ama

    nyeri *-menit, tidak +ilang setela+ menit istira+at atau pemberian nitrat.

    Kelu+an pasien umumnya berupa

    a. @esting angina4 terjadi saat istira+at berlangsung *- menitb. 'e9 onset angina 4 baru pertama kali timbul, saat akti!itas fisik se+ari&+ari,

    aktifitas ringan7 istira+at

    c. Increasing angina 4 sebelumnya usa+ terjadi, menjadi lebi+ lama, sering,

    nyeri atau dicetuskan akti!itas lebi+ ringan.

    Kelu+an SKA dapat berupa rasa tidak enak atau nyeri di daera+ epigastrium yang

    tidak dapat dijelaskan sebabnya dan dapat disertai gejala otonom sesak napas, mual

    sampai munta+, kadang&kadang disertai keringat dingin. Pada pemeriksaan jasmani

    seringkali tidak ada yang k+as.

    Elektrokardiografi +E,G-

    Pemeriksaan 8D sangat penting baik untuk diagnosis maupun stratifikasi risiko

    pasien angina tak stabil. Adanya depresi segmen ST yang baru menunjukankemungkinan adanya iskemi atau 'STI. Peruba+an gelombang ST dan T yang

    nonspesifik seperti depresi segmen ST kurang dari -.mm dan gelombang T negatif

    kurang dari * mm, tidak spesifik untuk iskemi, dan dapat disebabkan karena +al

    lain. Pada angina tak stabil ?0 mempunyai KD normal, dan pada 'STI "&

  • 7/24/2019 jantung: SKA

    13/25

    Tinjauan Pustaka

    Eer/ise test

    Pemeriksaan KD tidak memberikan data untuk diagnosis angina tak stabil secara

    lansung. Tetapi bila tampak adanya gangguan faal !entrikel kiri, adanya mitral

    insuffisiensi dan abnormalitas gerakan dinding reginal jantung, menandakan prognosis

    kurang baik. Stress ekokardiografi juga dapat membantu menegakkan adanya iskemi

    miokardium.

    Pemeriksaan 0aboratorium

    Pemeriksaan troponin T atau I dan pemeriksaan 8K&F tela+ diterima sebagai

    petanda paling penting dalam diagnosis SKA. enurut uropean Society of

    8ardiology (S8) dan A88 dianggap adanya mionekrosis bila troponin T atau I positif

    dalam *? jam. Troponin tetap positif sampai * minggu. @isiko kematian bertamba+

    dengan tingkat kenaikan troponin. 8KF kurang spesifik karena juga ditemukan di

    otot skeletal, tapi berguna untuk diagnosis infark akut dan akan meningkat dalam

    beberapa jam dan kembali normal dalam ? jam."

    *.2 Diagnosis dan Gambaran Klinis Infark )iokard Akut 'anpa Eleasi S'

    +S'E)I-

    'yeri dada dengan lokasi k+as substernal atau kadangkala epigastrium dengan ciri

    k+as seperti diperas, diikat, perasaan terbakar, nyeri tumpul, rasa penu+, berat atau

    tertekan, menjadi presentasi gejala yang sering ditemukan pada 'STI. Analisis

    berdasarkan gambaran klinis menunjukkan mereka memiliki gejala dengan onset

    baru angina berat 7 terakselerasi memiliki prognosis lebi+ baik berbanding dengan

    memiliki nyeri pada 9aktu istira+at. Dejala tidak k+as seperti dispneu, mual,

    diaforesis, sinkop atau nyeri lengan, epigastrium, ba+u atas, atau le+er juga terjadi

    dalam kelompok yang lebi+ besar terutama pasien lebi+ dari

  • 7/24/2019 jantung: SKA

    14/25

    Tinjauan Pustaka

    predictor outcome yang buruk. >utocme yang buruk meningkat secara progresif dengan

    memberatnya depresi segmen ST dan baik depresi segmen ST maupun peruba+an

    troponin T keduanya memberikan tamba+an informasi prognosis pasien&pasien dengan

    'STI.

    Biomarker Kerusakan )iokard

    Troponin T atau troponin I merupakan petanda nekrosis miokard yang lebi+ disukai,

    karena lebi+ spesifik berbanding enHim jantung seperti 8K dan 8KF. Pada pasien

    dengan IA, peningkatan a9al troponin pada dara+ perifer setela+ ;&? jam dan dapat

    menetap sampai ;&? minggu."

    *." Diagnosis dan Gambaran Klinis Infark )iokard Akut Dengan Eleasi S'+S'E)I-

    =iagnosis IA dengan ele!asi ST ditegakkan berdasarkan anamnesa nyeri dada yang

    k+as dan gambaran KD adanya ele!asi ST *mm, minimal pada dua sadapan

    prekordial yang berdampingan atau "mm pada dua sadapan ektremitas. Pmeriksaan

    enHim jantung, terutama troponin T yang meningkat, memperkuat diagnosis, namun

    keputusan memberikan terapi re!askularisasi tak perlu menunggu +asil pemeriksaan

    enHim, dalam mengingat tatalaksana IA, prinsip utama penatalaksanaan adala+ time is

    muscle.

    Anamnesis

    Anamnesis yang cermat perlu dilakukan apaka+ nyeri dadanya berasal dari jantung

    atau diluar jantung. #ika dicurigai nyeri dada yang berasal dari jantung perlu

    dibedakan apaka+ nyerinya berasal dari koroner atau bukan. Perlu dianamnesis pula

    apaka+ ada ri9ayat infark miokard sebelumnya serta faktor&faktor resiko antara lain

    +ipertensi, diabetes mellitus, dislipidemia, merokok, stress serta ri9ayat sakit jantung

    koroner pada keluarga.Pada +ampir setenga+ kasus, terdapat faktor pencetus sebelum

    terjadi STI, seperti akti!itas fisik berat, stress emosi atau penyakit medis atau

    beda+. Jalaupun STI bisa terjadi sepanjang +ari atau malam, !ariasi sirkadian

    dilaporkan pada pagi +ari dalam beberapa jam setela+ bangun tidur.

    14

  • 7/24/2019 jantung: SKA

    15/25

    Tinjauan Pustaka

    'yeri dada tipikal (angina) merupakan gejala kardinal pasien IA. 3arus mampu

    mengenal nyeri dada angina dan mamapu membedakan dengan nyeri dada lainnya,

    karena gejala ini merupakan petanda a9al dalam pengelolaan pasien IA.

    Sifat nyeri dada angina sebagai berikut 4

    a. okasi4 substernal , retrosternal, dan prekordial.

    b. Sifat nyeri4 rasa sakit, seperti ditekan, rasa terbakar, ditindi+ benda berat,

    sperti ditusuk, rasa diperas, dan dipelintir.

    c. Penjalaran ke4 biasanya ke lengan kiri, dapat juga ke le+er, ra+ang ba9a+,

    gigi, punggung interskapular, perut dan dapat juga ke lengan kanan.d. 'yeri membaik atau +ilang dengan istira+at, atau obat nitrat.

    e. Eaktor pencetus4 lati+an fisik, stress emosi, udara dingin, dan sesuda+ makan.

    f. Dejala yang menyertai4 mual munta+, sulit bernapas, keringat dingin, cemas

    dan lemas.

    Gambar ". Pola #eri pada Pasien Infark )iokard Akut1

    =iagnosis banding nyeri dada STI antara lain perikarditis akut, emboli paru, diseksi aortaakut, kostokondritis dan gangguan gastrointestinal. 'yeri dada tidak selalu ditemukan pada

    STI. STI tanpa nyeri lebi+ sering dijumpai pada diabetes melitus dan usia lanjut.

    15

  • 7/24/2019 jantung: SKA

    16/25

    Tinjauan Pustaka

    Gambar %.

    Diagnosis Banding #eri pada Dada1

    Pemeriksaan isik

    Sebagian besar pasien cemas dan tidak bisa istira+at (gelisa+). Seringkali ekstremitas pucat

    disertai keringat dingin. Kombinasi nyeri dada substernal ;- menit dan banyak

    keringat dicurigai kuat adanya STI. Sekitar seperempat pasien infark anterior

    mempunyaimanifestasi +iperakti!itas saraf simpatis (takikardia dan7atau +ipotensi) dan

    +ampir setenga+ pasien infark posterior menunjukkan +iperakti!itas parasimpatis

    (bradikardia dan7atau +ipotensi). Tanda fisik lain pada disfungsi !entrikular adala+ S?

    dan S; gallop, penurunan intensitas bunyi jantung pertama dan split paradoksikal

    bunyi jantung kedua. =apat ditemukan murmur midsistolik atau late sistolik apikal

    yang bersifat sementara karena disfungsi aparatus katup mitral dan pericardial friction

    rub. Peningkatan su+u sampai ;-8 dapat dijumpai dalam minggu pertama pasca STI .

    Elektrokardiogram

    Pemeriksaan KD "* sadapan +arus dilakukan pada semua pasien dengan nyeri dada atau

    kelu+an yang dicurigai STI dan +arus dilakukan segera dalam "- menit sejak

    16

  • 7/24/2019 jantung: SKA

    17/25

    Tinjauan Pustaka

    kedatangan di :D=. Pemriksaan KD menentukan keputusan terapi karena bukti kuat

    menunjukkan gambaran ele!asi segmen ST dapat mengidentifikasi pasien yang

    bermanfaat untuk dilakukan terapi reperfusi. #ika pemeriksaan KD a9al tidak diagnostik

    untuk STI tetapi pasien tetap simptomatik dan terdapat kecurigaan kuat STI,

    KD serial dengan inter!al &"-menit atau pemantauan KD "* sadapan secara kontinu

    +arus dilakukan untuk mendeteksi potensi perkembangan ele!asi segmen ST. Pada pasien

    dengan STI inferior, KD sisi kanan +arus diambil untuk mendeteksi kemungkinan

    infark pada !entrikel kanan.Sebagian besar pasien dengan presentasi a9al ele!asi segmen

    ST mengalami e!olusi menjadi gelombang % pada KD yang ak+irnya didiagnosa

    infark miokard gelombang %, sebagian kecil menetap menjadi infark miokard

    gelombang non %. #ika obstruksi trombus tidak total, obstruksi bersifat sementara atau

    ditemukan banyak kolateral, biasanya tidak ditemukan ele!asi segmen ST dan

    biasanya megalami :A atau 'STI. Pada sebagian pasien tanpa ele!asi ST

    berkembang tanpa menunjukkan gelombang % disebut infark non %. Sebelumnya istila+

    infark miokard transmural digunakan jika KD menunjukkan gelombang % atau

    meng+ilangnya gelombang @ dan infark miokard nontransmural jika KD +anya

    menunjukkan peruba+an sementara segmen ST atau gelombang T. 'amun tidak selalu ada

    korelasi gambaran patologis KD dengan lokasi infark (mural atau transmural)

    se+ingga terminologi IA gelombang % atau non % menggantikan infark mural atau

    nontransmural."

    A B

    Gambar %. +A-S'3eleasi pada leads II4 III dan a$5 S' depresi pada $1 3 $% gambaran pada infak

    miokard akut inferior atau inferior AMI. +B- S'3Eleasi pada gambaran anterior acute myocard infark.1

    17

  • 7/24/2019 jantung: SKA

    18/25

    Tinjauan Pustaka

    Petanda Kerusakan 6antung +Biomarkers-

    Peningkatan nilai enHim di atas * kali nilai batas atas normal menunjukkan adanya

    nekrosis jantung (infark miokard).

    a. 8KF4 meningkat setela+ ; jam bila ada infark miokard dan mencapai puncak dalam

    "-&*? jam dan kembali normal dalam *&? +ari. 8KF turut meningkat pada operasi

    jantung, miokarditis dan kardio!ersi elektrik.

    b. cTn4 ada * jenis yaitu cTn T dan cTn I. nHim ini meningkat setela+ * jam bila ada

    infark miokard dan mencapai puncak dalam "-&*? jam dan cTn T masi+ dapat

    dideteksi setela+ &"? +ari, sedangkan cTn I setela+ &"- +ari.

    Pemeriksaan enHim jantung yang lain yaitu4

    a. ioglobin4 dapat dideteksi satu jam setela+ infark dan mencapai puncak dalam ?&

    jam.

    b. 8reatinine Kinase (8K) 4 meningkat setela+ ;& jam bila ada infark miokard dan

    mencapai punak dalam "-&;< jam dan kembali normal dalam ;&? +ari.

    c. actic =e+ydrogenase (=3)4 meningkat setela+ *?&? jam bila ada infark miokard,

    mencapai puncak ;&< +ari dan kembali normal dalam &"? +ari.

    Bab $I

    Penatalaksanaan

    7.1 Angina Pektoris 'idak Stabil +(nstable Angina-

    'indakan umum

    Pasien perlu pera9atan ruma+ sakit, sebaiknya di unit intensif koroner, dan

    diistira+atkan (bed rest), diberi obat penenang dan oksigen. Pemberian morfin atau

    petidinperlu pada pasien yang masi+ merasakan sakit dada 9alaupun suda+ mendapat

    nitrogliserin.

    'erapi )edikamentosa

    a. itrat

    'itrat dapat menyebabkan !asodilatasi pembulu+ !ena dan arteriol perifer,

    dengan efek mengurangi preload dan afterload se+ingga dapat mengurangi 9all stress

    dan kebutu+an oksigen. 'itrat juga menamba+ oksigen suplai dengan !asodilatasi

    pembulu+ koroner dan memperbaiki aliran dara+ kolateral. $ang ada di Indonesia

    18

  • 7/24/2019 jantung: SKA

    19/25

    Tinjauan Pustaka

    terutama Isosorbit dinitrat, yang dapat diberikan secara intra!ena dengan dosis "&

    ?mg7jam. Fila kelu+an suda+ terkendali infus dapat diganti isosorbid dinitrat per

    oral.

    b. Beta3blo/ker

    Feta&blocker menurunkan kebutu+an oksigen miokardium melalui efek penurunandenyut jantung dan daya kontraksi miokardium. eta&analisis dari ?/-- pasien dengan

    :A menunjukkan penyekat beta dapat menurunkan resiko infark sebesar ";0

    (pL-.-?). Semua pasien :A +arus diberi penyekat beta kecuali ada kontraindikasi

    seperti asam bronkiale dan pasien dengan bradiaritmia. Feta&bloker seperti propanolol,

    metoprolol, atenolol, tela+ diteliti pada pasien :A, yang menunjukkan effekti!itas

    yang serupa.

    /. Antagonis Kalsium

    Antagonis kalsium dibagi dalam * golongan besar4 golongan di+idropiridinseperti nifedipin dan golongan nondi+idropiridin seperti diltiaHem dan !erapamil.

    Kedua golongan ini dapat menyebabkan !asodilatasi koroner dan menurunkan

    tekanan dara+.Dolongan di+idropiridin mempunyai efek !asodilatasi lebi+ kuat dan

    peng+ambatan nodus sinus maupun nodus A lebi+ sedikit, dan efek inotropik

    negatif juga lebi+ kecil. erapamil dan diltiaHem memperbaiki sur!i!al dan

    mengurangi infark pada pasien dengan sindrom koroner akut dan fraksi ejeksi

    normal. =enyut jantung yang berkurang, pengurangan afterload memberikan

    keuntungan pada golongan nondi+idropiridin pada pasien SK dengan faal jantung

    normal. Pemakaian antagonis kalsium pada pasien yang ada kontraindikasi

    dengan beta&bloker.

    d. Aspirin

    Fanyak studi tela+ membuktikan ba+9a aspirin dapat mengurangi kematian jantung

    dan mengurangi infark fatal pada pasien :A. >le+ karena itu aspirin dianjurkan

    seumur +idup dengan dosis a9al "

  • 7/24/2019 jantung: SKA

    20/25

    Tinjauan Pustaka

    f. (nfra/tionated 8eparin

    3eparin adala+ suatu glikosaminoglikan yang terdiri dari pelbagai rantai polisakarida

    yang berbeda panjangnya dengan akti!itas antikoagualn yang berbeda&beda.

    Antitrombin III, bila terikat dengan +eparin, akan bekerja meng+ambat trombin

    dan faktor Ma. Kelema+an +eparin adala+ efek ter+adap trombus yang kaya

    trombosit dan +eparin dapat dirusak ole+ platelet faktor ?.

    g. 0o9 )olekuler :eight 8eparin +0):8-

    J3 dibuat dengan melakukan depolimerisasi rantai polisakarida +eparin.

    Kebanyakan mengandung sakarida kurang dari " jam dan +anya bekerja pada

    faktor Ma.J3 di Indonesia adala+ dalteparin, nadroparin dan enoksaparin.

    Stratifikasi !isiko

    Pasien yang termasuk risiko renda+ antara lain adala+4

    a. Pasien yang tidak perna+ memiliki angina sebelumnya, dan suda+ tidak ada

    serangan

    b. Sebelumnya tidak memakai obat anti angina.

    c. 8D normal atau tak ada peruba+an dari sebelumnya.d. nHim jantung tidak meningkat termasuk troponin dan biasanya usia lebi+ muda.

    Pasien yang termasuk dalam risiko sedang adala+ 4

    a. Fila ada angina baru dan makin berat, didapatkan angina pada 9aktu istira+at.b. aki&laki, usia /- ta+un, menderita diabetes melitus.c. Tidak ada peruba+an ST segmen.

    d. nHim jantung tidak meningkat.

    Pasien yang termasuk dalam risiko tinggi adala+ 4

    a. Angina berlansung lama atau angina pasca infarkB sebelumnya mendapat terapi

    yang intensif.b. =itemukan +ipotensi, diaforesis, edema paru pada pemeriksaan fisik.

    c. Terdapat peruba+an segmen ST yang baru.

    d. =idapatkan kenaikan troponin, keadaan +emodinamika tidak stabil.

    Fila manifestasi iskemia kembali secara spontan atau pada 9aktu pemeriksaan, maka

    pasien sebaiknya dilakukan angiografi. Fila pasien tetap stabil dan termasuk risiko

    renda+ maka terapi medikamentosa suda+ mencukupi. 3anya pasien dengan risiko

    tinggi yang membutu+kan tindakan in!asif segera, dengan kemungkinan tindakan

    re!askularisasi.",

  • 7/24/2019 jantung: SKA

    21/25

    Tinjauan Pustaka

    7.2 Infark miokard akut tanpa eleasi S' +S'E)I-

    'erapi antiiskemia

    Terapi a9al mencakup nitrat dan penyekat beta dapat diberikan untuk meng+ilangkan

    nitrogliserin sublingual dan dapat dilanjutkan dengan intra!ena dan penyekat beta oral

    antagonis kalsium nondi+idropiridin diberikan pada pasien dengan iskemia refrakter

    atau yang tidak toleran dengan obat penyekat beta.

    a. itrat

    'itrat pertama kali diberikan sublingual atau spray bukal jika pasien mengalami nyeri

    dada iskemia. #ika nyeri menetap setela+ diberikan nitat sublingual ; kali dengan

    inter!al menit, direkomendasi pemberian nitrogliserin intra!ena (mulai &"-ug7menit).

    b. Pen#ekat Beta

    Penyekat beta oral diberikan dengan target frekuensi jantung -&

  • 7/24/2019 jantung: SKA

    22/25

    Tinjauan Pustaka

    Kateterisasi ditunda7ditanggu+kan selama *?&;

  • 7/24/2019 jantung: SKA

    23/25

    Tinjauan Pustaka

    p+osp+odiesterase&; in+ibitor sildanefil dalam *? jam karena dapat memicu efek

    +ipotensi nitrat.

    ". )engurangi< )enghilangkan #eri Dada

    3al ini sanagat penting, karena nyeri dikaitkan dengan akti!itas simpatis yang

    menyebabkan !asokonstriksi dan meningkatkan beban jantung.

    )orfin

    orfin merupakan pili+an dalam nyeri dada STI. =iberikan dengan dosis *&?mg

    dan dapat diulangi dengan interal &" menit sampai dosis total ;*-mg.

    AspirinAspirin merupakan tatalaksana dasar pasien yang dicurigai STI dan efektif pada

    spektrum sindrom koroner akut. In+ibisi cepat siklooksigenase trombosit A* dicapai

    dengan absorbsi aspirin bukkal dengan dosis "

  • 7/24/2019 jantung: SKA

    24/25

    Tinjauan Pustaka

    Bab $II

    Penutup

    =.1 Kesimpulan

    Sindrom Koroner Akut (SKA) adala+ penyakit yang ga9at dan +arus diidentifikasi dan

    ditangain dengan cepat supaya komplikasi yang lebi+ para+ tidak terjadi.Pada fase a9al,

    SKA masi+ re!ersible, tapi bila suda+ fase lebi+ lama,infarktidak dapat dikembali ke otot

    jantung yang normal.>tot jantung tidak dapat puli+ dengan sendirinya. Selain itu, faktor

    faktor resiko A8S seperti diabetes mellitus, +ipertensi, dislipidemia, obesitas, merokok dan

    lain&lain dapat menyebabkan lapisan endotel pembulu+ dara+ koroner yang normal akan

    mengalami kerusakan se+ingga terbentuknya plak pada pembulu+ dara+ koroner dan

    menyempitnya lumen arteri koroner, dan mengurangi aliran dara+7iskemia miokard. Fila

    plak aterosklerotik mengalami rupture akan menyebabkan A8S. Jalaupun cara cara

    diagnosis SKA bermacam macam, setiap dokter +arus mengeta+ui kemampuan dan

    keterbatasan masing masing cara tersebut. :ntuk membuat suatu diagnosis yang

    menyeluru+ tidak selalu membutu+kan semua pemeriksaan tersebut. Pada penderita, uji

    lati+an jasmani mungkin merupakan pemeriksaan yang suda+ mencukupi tetapi pada

    penderita lain mungkin diperlukan arterigrafi koroner tanpa +arus sebelumnya menjalani uji

    lati+an jasmani.

    Pengobatan SKA ada banyak cara, pengobatan farmakologis, tindakan inter!ensi kardiologi

    dan pembeda+an. Tetapi yang paling penting kita +arus e!aluasi apa factor risiko yang ada

    pada penderita dan meng+ilangkan risiko itu. =engan cara modifikasi gaya +idup, mengatasi

    factor risiko7penyebab agar progresi penyakit dapat di+ambat dan rekurensi

    SKAdiminimalisasikan.

    24

  • 7/24/2019 jantung: SKA

    25/25

    Tinjauan Pustaka

    Daftar Pustaka

    ". 3amm, J. 8+ristian. Acute coronary syndrome4 pat+op+ysiology, diagnosis and risk

    stratification. *-"". p&.

    *. Eauci A, et al. 3arrison2s principles of internal medicine."