laporan fiskimtan acara 1 lutfita diaz

33
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA TANAH PENGAMBILAN CONTOH TANAH Oleh: Lutfita Diaz A NIM A1H013046

Upload: lutfita-diaz-azizah

Post on 06-Nov-2015

224 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

laporan

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA TANAHPENGAMBILAN CONTOH TANAH

Oleh:Lutfita Diaz ANIM A1H013046

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMANFAKULTAS PERTANIANPURWOKERTO2015

I. PENDAHULUANA. Latar BelakangTanah adalah produk transformasi mineral dan bahan organik yang terletak dipermukaan samapai kedalaman tertentu yang diperngaruhi oleh faktor genetis lingkungan, yakni bahan induk, iklim, organisme hidup (mikroorgansime dan makroorganisme), topografi, dan waktu yang sangat panjang. Tanah dapat dibedakan dari ciri-ciri bahan induk asalnya, baik secara fisik, kimia, bilologi, maupun morfologinya.Tanah mempunyai sifat kompleks, terdiri atas komponen padat yang berinteraksi dengan cairan dan udara. Komponen pembentuk tanah merupakan padatan, cairan dan udara jarang berada dalam kondisi setimbang, selalu berubah mengikuti perubahan yang terjadi di atas permukaan tanah yang dipengaruhi oleh suhu udara, angin dan sinar matahari. Pengambilan contoh tanah merupakan tahap penitng untuk penetapan sifat-sifat fisikmtanah di laboratorium. Prinsipnya, hasil analasis sifat fisik tanah harus dapat menggambrakan keadaan sesungguhnya dari sifat fisik tanah di lapangan.Pengambilan contoh tanah merupakan tahapan terpenting di dalam program uji tanah. Analisis kimia dari contoh tanah yang diambil diperlukan untuk mengukur kadar hara, menetapkan status hara tanah dan dapat digunakan sebagai petunjuk penggunaan pupuk dan kapur secara efisien, rasional dan menguntungkan. Namun, hasil uji tanah tidak berarti apabila contoh tanah yang diambil tidak mewakili areal yang dimintakan rekomendasinya dan tidak dengan cara yang benar. Oleh karena itu pengambilan contoh tanah merupaka tahap penting di dalam program uji tanah. Pada praktikum kali ini akan dibahas mengenai pengambilan contoh tanah.

B. Tujuan

1. Mengetahui cra pengambilan contoh tanah utuh dan contoh tanah terganggu.2. Mengambil contoh tanah biasa atau tanah terganggu untuk analisis kimia dan kestabilan agregat tanah (agregat stability).

II. TINJAUAN PUSTAKA

Tanah adalah produk transformasi mineral dan bahan organik yang terletak dipermukaan samapai kedalaman tertentu yang diperngaruhi oleh faktor genetis lingkungan, yakni bahan induk, iklim, organisme hidup (mikroorgansime dan makroorganisme), topografi, dan waktu yang sangat panjang. Tanah dapat dibedakan dari ciri-ciri bahan induk asalnya, baik secara fisik, kimia, bilologi, maupun morfologinya (Hurbe dan Amilcar, 2004).Tanah adalah bangunan alam yang tersusun atas horison-horison yang terdiri atas bahan-bahan mineral dan organik, biasanya tidak padu (unconsolidated) mempunyai tebal yang tidak sama dan berbeda dengan bahan induk yang ada di bawahnya dalam hal morfologi, sifat, dan susunan fisik maupun kimia serta laksana-laksana biologi.(Bale,2006).Pengambilan contoh tanah sangat mempengaruhi tingkat kebenaran hasil analisa di laboratorium. Metode atau pengambilan contoh tanah yang tepat sesuai dengan jenis analisis yang akan dilakukan merupakan persyaratan yang perlu diperhatikan. Contoh tanah adalah suatu volume massa tanah yang diambil dari suatu bagian tubuh tanah (horizon/lapisan/solum) dengan cara-cara tertentu dengan sifat-sifat yang dimiliki (Hardjowigeno, 1987).Contoh tanah adalah suatu volume massa tanah yang diambil dari suatu bagian tubuh tanah (horizon/lapisan/solum) dengan cara-cara tertentu disesuaikan dengan sifat-sifat yang akan diteliti secara lebih detail di laboratorium. Pengambilan contoh tanah dapat dilakukan dengan 2 teknik dasar yaitu pengambilan contoh tanah secara utuh dan pengambilan contoh tanah tidak utuh. Tanah adalah akumulasi tubuh alam yang bebas ,menduduki sebagian besar pelanet bumi, yang mampu menumbuhkan tanaman , dan memiliki sifat sebagai akibat pengaruh iklim dan jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam keadaan relif tertentu selama jangka waktu tetentu pula . berdasarkan definisi tanah, dekenal lima macam factor pembentukan tanah , yaitu : iklim , kehidupan ,topografi ,waktu ,bahan induk. Dari kelima faktor tersebut yang bebas pengaruhnya adalah iklim. Oleh karena itu pembentukan tanah kering dinamakan denagn nama istilah asing weathering. Secara garis besar proses pembentukan tanah dibagi dalam dua tahap, yaitu proses pelapukan dan proses perkembangan tanah (Darmawijaya, 1990).Tekstur tanah menunjukkan komposisi partikel penyusun tanah yang dinyatakan sebagai perbandingan proporsi (%) relatif antara fraksi pasir (sand) (berdiameter 2,00-0,20 mm), debu (silt) (berdiameter 0,2-0,002 mm), dan liat (clay). Terasa kasar, tanpa rasa licin dan tanpa rasa lengket, serta tidak bisa membentuk gulungan atau lempengan kontinyu, berarti tanah bertekstur pasiran. Jika partikel tanah terasa halus, lengket, dan dapat dibuat gulungan atau lempengan kontinyu, berarti tanah bertekstur liat. Tanah bertekstur debu akan mempunyai partike-partikel yang terasa agak halus dan licin tetapi tidak lengket, serta gulungan atau lempengan yang terbentuk rapuh. Tanah bertekstur lempung akan mempunyai partikel-partikel yang mempunyai rasa ketiganya secara proporsional (Ali,2005).Warna tanah yang sering kita jumpai adalah warna kuning, merah, coklat, putih, dan hitam.Faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas warna tanah (Mulyani, 2002) adalah :a. Kadar lengas dan tingkat hidratasib. Kadar bahan organikc. Kadar dan mutu mineralStruktur tanah adalah susunan ikatan partikel-partikel satu dengan yang lain. Ikatan partikel/zarah itu berwujud atau dinamakan agregat (Bale, 2006).Penggolongan tipe sruktur :1. Tipe lempung: mempunyai horizontal lebih panjang daripada vertikalnya.2. Tipe tiang: ukuran agregat vertikal lebih panjang daripada horizontal.3. Tipe gumpal: ukuran agregat vertikal dan horizontal sama panjangnya.4. Tipe remah: agregatnya berbentuk butir-butir yang saling mengikat seperti irisan roti.5. Tipe granuler: berbentuk butir-butir yang lepas-lepas, antara butir satu dengan yang lainnya tidak ada ikatan.6. Tipe berbutir tunggal: tanah tidak membentuk agregat tanah, berbutir tunggal.7. Tipe pejal: merupakan kesatuan ikatan partikel-partikel yang mampat.

III. METODOLOGIA. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu:1. Tanah di lahan2. Cangkul3. Plastik4. Label5. Spidol6. Ring sample7. Timbangan analitis8. Penggaris9. Pisau10. Papan kayu

B. Prosedur Kerja

1. Pengambilan contoh tanah utuha. Ratakan dan bersihkan lapisan tanah yang akan diambil dari rerumputan, kemudian letakkan tabung kuningan tegak lurus di atas tanah tersebut.b. Gali tanah hingga kedalaman tertentu (5-10 cm) di sekitar calon tabung tembaga diletakkan, kemudian ratakan tanah dengan pisau.c. Letakkan tabung di atas permukaan tanah secara tegak lurus dengan permukaan tanah, kemudian dengan menggunakan balok kayu yang diletakkan di atas permukaan tabung, tabung ditekan sampai tiga perempat bagian masuk ke dalam tanah.d. Letakkan tabung lain di atas tabung pertama dan tekan sampai 1 cm masuk ke dalam tanah.e. Pisahkan tabung bagian atas dari tabung bagian bawah.f. Gali tabung menggunakan sekop. Dalam menggali ujung sekop harus lebih dalam dari ujung tabung agar tanah di bawah ikut terangkat.g. Iris kelebihan tanah bagian atas dengan hati-hati hingga permukaan tanah sama dengan permukaan tabung, kemudian tutup tabung dengan penutupnya. Setelah itu, potong kelebihan tanah bagian bawah dengan cara yang sama dan tutuplah tabung.h. Cantumkan label di atas tutup tabung bagian atas yang berisi informasi kedalaman, tanggal dan lokasi pengambilan contoh tanah.2. Pengambilan contoh tanah terganggu a. Permukaan tanah dibersihkan dari rerumputan dan sampahyang menggangub. Tanah dicangkul sampai kedalaman 20 cm dari permukaan.c. Mengambil bongkahan tanah yang agregatnya masih utuh dengan hati-hati kemudian memasukkan ke dalam kantong plastik yang sudah disediakan.d. Cantumkan label di atas tutup tabung bagian atas yang berisi informasi kedalaman, tanggal dan lokasi pengambilan contoh tanah

IV. HASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil1. Pengambilan Contoh Tanah UtuhRingJari-jari (cm)Tinggi (cm)Volume (cm3)Berat Ring+Kap (gr)Berat Ring+Kap+Tanah (gr)

12,254,977,8961,22181,81

22,3583,05368,75196,59

32,2575,99850,86164,82

42,34,981,3959,65173,25

52,45,479,6634,92171,47

62,25579,48159,67178,68

2. Pengambilan Contoh Tanah TergangguPengamatanSampel

Lapisan ILapisan IILapisan III

Kedalaman306090

Warna5 R 2/25 YR 3/410 YR 4/2

StrukturLiat berpasirLiatSangat liat

KekerasanLunakLunakAgak Lunak

KerikilAdaAdaTidak ada

PerakaranTidak adaTidak adaTidak ada

B. PembahasanTanah adalah bagian dari kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik. Tanah sangat vital perannanya bagi semua kehidupan di bumi. Definisi yang umum digunakan di Indonesia adalah tanah yang diartikan sebagai akumulasi tubuh tanah alam bebas, menduduki sebgain besar pemukaan planet bumi, yang mampu menumbuhkan tanaman, dan memeiliki sifat sebagai akibat dari pengaruh iklim dan bahan organic yang bertindak terhadap bahan induk dalam keadaan relief tertentu selama jangka waktu teretentu pula. M. Isa Darmawijaya (1997:9)seorang ahli kimia Swedia mendefiniksikan tanah sebagai laboratorium kimia alam dimana proses dekomposisi dan reaksi sintesis kimia berlangsung secara terang. Disini tampak jelas bahwa tanah belum lagi dianggap sebagai alat prodksi pertanian melainkan tempat berlangsungnya segala reaksi kimia yang terjadi di alam. Berzelius ( 1803 )Tanah adalah sebagai tabung reaksi dimana seseorang dapat mengetahui jumlah dan jenis hara tanaman. Tanah merupakan gudang persediaan mineral-mineral yang bersifat statis. Justus Von Liebig ( 1840 ) dari JermanTanah tidak hanya sebagai batu-batuan tetapi juga bagian dari petografi (petros = batuan) pertanian.Tanah adalah produk hancuran iklim (weathering) yang bercampur dengan bahan organik. Falluo ( 1871 ) ahli mineralogy Jerman

Tanah sebagai laboratorium yang menyediakan unsur-unsur hara tanaman (nutriens). Davy ( 1913 ) dari InggrisTanah adalah lapisan hitam tipis yang menutupi bahan padat kering terdiri atas bahan bumi berupa partikel-patikel kecil yang mudah remah, sisa vegetasi dan hewan. Werner ( 1918 )Indonesia dikenal sebagai negara agraris dengan kesuburan tanah yang tinggi. Pernyataan tersebut memang ada benarnya tapi tidak sepenuhnya benar karena tanah di Indonesia ada berbagai jenis. Jenis-jenis tanah di Indonesia beraneka ragam, hal ini tergantung dengan kondisi dan keadaan daerahnya. Berikut merupakan jenis-jenis tanah yang terdapat di Indonesia:1. Tanah andosolTanah andosol merupakan salah satu jenis tanah yang subur yang berasal dari abu gunung api. Tanah andosol ini mudah sekali dikenal karena warnanya gelap (kuning atau kuning kelabu) dan akan mudah sekali basah apabila terkena hujan. Tanah subur ini berada disekitar lereng-lereng gunung dan cocok untuk dijadikan lahan pertanian seperti didaerah Lembang, Bandung.2. Tanah RegosolSama seperti andosol, tanah regosol berasal dari material gunung berasi tetapi bentuknya lebih kasar. Tanah regosol bersifat subur sehingga sangat cocok untuk digunakan sebagai lahan pertanian khususnya palawija, sayuran, dan padi. Umumnya tanah regosol berada didaerah-daerah yang memiliki gunung api seperti di Sumatera, Jawa, Bali dan juga Nusa Tenggara.3. Tanah AluvialTanah aluvial disebut juga dengan tanah endapan karena tanah ini dihasilakan dari proses pengendapan didaerah dataran rendah. Tanah jenis ini tergolong subur karena mengandung banyak mineral yang berasal dari gunung api. Pada umumnya digunakan masyarakat untuk lahan pertanian seperti di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, dan juga Kepulauan Maluku.4. Tanah HumusHumus merupakan salah satu jenis tanah organosol yang didapat dari proses pelapukan (pembusukan) bahan-bahan organik seperti tumbuh-tumbuhan. Tanah ini sangat mudah dikenali karena sifatnya yang mudah basah dan warnanya yang kehitaman. Humus merupakan jenis tanah yang subur karena mengandung unsur-unsur organik yang baik bagi pertumbuhan tanaman.5. Tanah GambutJenis-jenis tanah lainnya yang ada di Indonesia adalah tanah Gambut. Sama halnya dengan tanah humus, tanah ini termasuk kedalam golongan tanah organosol yang diperoleh dari pembusukan bahan-bahan organik. Hal yang membedakan adalah tanah gambut ini dihasilkan dari pembusukan tumbuhan (bahan-bahan organik) yang berada disekitar rawa-rawa.6. Tanah LitosolTanah litosol disebut juga dengan tanah berbatu-batu karena tanah ini didapat dari pelapukan bebatuan yang masih belum sempurna sehingga masih nampak seperti bebatuan yang besar dan kasar. Tanah jenis ini sangat tidak cocok untuk lahan pertanian karena memiliki unsur hara yang sedikit. Pada umumnya jenis tanah seperti ini bisa dijumpai disekitar lereng gunung.7. Tanah PodzolTanah Podzol bisa dijumpai didaerah-daerah yang memiliki temperatur udara rendah dan curah hujan yang relatif tinggi. Tanah ini termasuk tanah yang tidak subur karena miskin akan unsur hari, tetapi ketika hujan datang tanah ini akan ditumbuhi ilalang-ilalang. Tanah ini berwarna merak dan mudah basah, persebarannya hampir merata diseluruh daerah di Indonesia.8. Tanah LateritJenis-jenis tanah lainnya yang terdapat diwilayah Indonesia adalah tanah laterit. Tanah jenis ini biasanya terdapat didaerah-daerah yang memiliki tingkat suhu udara dan curah hujan yang tinggi. Tanah ini termasuk tanah yang tandus, tidak subur karena miskin sekali akan unsur hara. Persebarannya terdapat didaerah Jawa Barat, Jawa Timur, dan Kalimantan Barat.9. Tanah MergelTanah mergel didapat dari hasil campural pelarutan tiga material yang berbeda yaitu kapur, pasir dan tanah liat. Umumnya tanah-tanah seperti ini dijumpai didaerah-daerah yang memiliki curah hujan yang tidak merata. Tanah ini tergolong tidak subur dan biasanya digunakan untuk kebun jati. Tanah ini terdapat didaerah Bogor (Jawa Barat), Solo (Jawa Tengah), dan Kediri (Jawa Timur).10. Tanah RenzinaTanah renzina merupakan satu dari dua jenis tanah terarosa (kapur) yang ada diwilayah Indonesia. Tanah ini umunya berwarna hitam dan tidak subur karena sangat sedikit kandungan unsur haranya. Kita bisa menjumpai tanah jenis ini didaerah yang memiliki curah hujan yang tinggi dan memiliki topografi bergamping seperti didaerah Gunung Kidul, DI Yogyakarta.11. Tanah MediteranJenis tanah lainnya yang tergolong tanah terarosa (kapur) adalah tanah mediteran. Tanah ini termasuk tanah yang mudah dikenali karena karakteristiknya yang berwarna putih kecoklatan, strukturnya keras, dan tidak subur (miskin akan unsur hara). Mengingat ini termasuk tanah yang tidak subur, pemanfaatannyapun hanya sebatas untuk pertanian tegalan dan kebuh jati saja.12. Tanah PasirJenis-jenis tanah lainnya yang bisa ditemukan di Indonesia adalah tanah pasir. Tanah jenis ini umumnya bisa dijumpai didaerah-daerah pesisir atau daerah-daerah yang berdekatan dengan pantai seperti di Sumatera, Jawa, dan Sulawesi. Tanah jenis ini termasuk tanah yang tidak subur karena memiliki unsur hara yang sedikit sehingga tidak mungkin dijadikan tanah untuk pertanian.13. Tanah PadasTanah padas adalah salah satu jenis tanah yang ada di Indonesia ini. Tanah ini adalah tanah yang padat karena mineral yang ada didalamnya telah dikeluarkan oleh air. Tanah ini tersebar hampir diseluruh wilayah Indonesia. Tanah ini adalah jenis tanah yang tidak subur dan umumnya masyarakat memanfaatkannya untuk membuat kerajinan dan bahan bangunan.Tujuan dari pengambilan contoh tanah adalah agar kita mengetahui cara pengambilan contoh tanah dengan metode yang disesuaikan dengan sifat-sifat tanah yang akan kita amati. Untuk mengetahui lapisan-lapisan tanah dan unsur-unsur yang ada di setiap lapisan juga untuk mengetahui perbedaan-perbedaan yang ada pada setiap lapisan, dapat dilakukan pengambilan contoh tanah secara terusik dengan menggunakan bor yang dilakukan di bawah tegakan hingga kedalaman tertentu, yaitu 0-20 cm,20-40 cm,40-60 cm, sehingga akan didapatkan gambaran tentang profil tanah. Dengan mempelajari profil suatu tanah maka akan diketahui tekstur, struktur suatu tanah. Akan tampak warna yang berbeda dalam setiap lapisan tanah. Lapisan tanah teratas berwarna cokelat tua, mungkin karena mengandung humus hasil dari dekomposisi sersah-sersah, lapisan ini merupakan lapisan tersubur. Semakin ke dalam, warna tanah semakin muda, hal ini dikarenakan humus, bahan organik, unsur hara, dan sinar matahari makin sulit didapatkan. Pada lapisan yang paling atas mempunyai tekstur pasir dan pada lapisan yang paling bawah mempunyai tekstur geluh pasir. Selain itu pada lapisan yang paling bawah juga mempunyai kelembaban yang paling tinggi, hal ini dikarenakan oleh tingkat aerasi yang kurang baik, sehingga air mengalir terus ke bawah selain itu juga disebabkan oleh tekstur tanah yang masih mengandung pasir, sehingga semakin ke dalam mempunyai kadar lengas yang semakin tinggi pula.Pada pengambilan contoh tanah terganggu, digunakan metode komposit yang merupakan teknik pengambilan contoh tanah pada beberapa titik pengamatan atau pengambilan yang diambil dari suatu areal atau bentang lahan yang relatif homogenCara mengambil contoh tanah komposit dapat dilakukan sebagai berikut :

1. Menentukan tempat pengambilan contoh tanah individu, terdapat dua cara yaitu (1) cara sistematik seperti sistem diagonal atau zig- zag dan (2) cara acak.2. Rumput rumput, batu batuan atau kerikil, sisa tanaman atau bahan organic segar/ serasah yang terdapat dipermukaan tanah di bersihkan.3. Untuk lahan kering keadaan tanah pada saat pengambilan contoh tanah sebaiknya pada kondisi kapasitas lapang (kelembaban tanah sedang yaitu kondisi kira- kira cukup untuk pengolahan tanah). Sedang untuk lahan sawah contoh tanah sebaiknya diambil pada kondisi basah atau seperti kondisi saat terdapat tanaman.4. Contoh tanah individu diambil menggunakan bor tanah (auger atau tabung) atau cangkul dan sekop. Jika menggunakan bor tanah, contoh tanah individu diambil pada titik pengambilan yang telah ditentukan, sedalam +20 atau lapisan olah. Sedangkan jika menggunakan cangkul dan sekop, tanah dicangkul sedalam lapisan olah (akan membentuk seperti huruf v), kemudian tanah pada sisi yang tercangkul diambil setebal 1,5 cm dengan menggunakan cangkul atau sekop (gambar 2)5. Contoh- contoh tanah individu tersebut dicampur dan diaduk merata dalam ember plastic, lalu bersihkan dari sisa tanaman atau akar. Setelah bersih dan teraduk rata, diambil contoh seberat kira-kira 1 kg dan dimasukkan kedalam kantong plastic (contoh tanah komposit). Untuk menghindari kemungkinan pecah pada saat pengiriman, kantong plastic yang digunakan rangkap dua.Pemberian label luar dan dalam. Label dalam harus dibungkus dengan plastic dan dimasukkan diantara plastikpembungkus supaya tulisan tidak kotor atau basah, sehingga label tersebut dapat dibaca sesampainya dilaboratorium tanah. Sedangkan label luar disatukan pada sat pengikatan plastic. Pada label diberi keterangan mengenai kode pengambilan, nomor contoh tanah, asal dari (desa/kecamatan/kabupaten), tanggal pengambilan, nama dan alamat pemohon. Selain label yang diberi keterangan, akan lebih baik jika contoh tanah yang dikirim dilengkapi dengan peta situasi atau peta lokasi contoh.6. Informasi tambahan yang dibutuhkan antara lain penggunaan lahan ; penggunaan pupuk, kapur, bahan organik;waktu terakhir penggunaan pupuk, kapur atau bahan organic; kemiringan lahan; posisi/ letak pada lereng (bagian atas tengah atau bawah); bentuk lereng (rata, cembung, atau cekung); bentuk wilayah (datar, berombak, bergelombang atau berbukit); keadaan pertanaman; tanaman terakhir atau sebelumnya; hasil yang telah dicapai dan yang diinginkan. Seluruh informasi lokasi pengambilan contoh tanah dicatat dalam formulir isian yang berlaku.Adapun hal- hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan contoh tanah utuh maupun terganggu:a. Jangan mengambil contoh tanah dari galengan, selokan, bibir teras, tanah tererosi sekitar rumah dan jalan, bekas pembakaran sampah/ sisa tanaman/ jerami, bekas penimbunan pupuk, kapur dan bahan organik, dan bekas penggembalaan ternak.b. Permukaan tanah yang akan diambil contohnya harus bersih dari rumput- rumputan, sisa tanaman, bahan organik / serasah, dan batu- batuan atau kerikil.c. Alat- alat yang digunakan bersih dari kotoran-kotoran dan tidak berkarat. Kantong plastik yang digunakan sebaiknya masih baru, belum pernah dipakai untuk keperluan lain.d. Untuk lahan kering keadaan tanah pada saat pengambilan contoh tanah sebaiknya pada kondisi kapasitas lapang (kelembaban tanah sedang yaitu kondisi kira-kira cukup untuk pengolahan tanah). Sedang untuk lahan sawah contoh tanah sebaiknya diambil pada kondisi basah atau seperti kondisi saat terdapat tanaman.Contoh tanah adalah suatu volume massa tanah yang diambil dari suatu bagin tubuh tanah dengan cara-cara tertentu disesuaikan dengan sifat-sifat yang akan diteliti secara detail di laboratorium. Pengambilan contoh tanah dengan dua teknik yaitu pengambilan contoh tanah utuh dan terganggu. Pengamatan pengambilan contoh tanah secara utuh menggunakan ring sample dengan diameter 2,25 cm dan tinggi 5 cm. Volume ring sample yaitu 79,481 cm3. Berat ring dengan kap 50 gr dan berat ring dengan kap dan tanah yaitu 150 gr.Pengambilan contoh tanah terganggu yaitu mengambil tanah yang berada pada kedalaman 30 cm (lapisan 1), 60 cm (lapisan 2), 90 cm (lapisan 3). Pada kedalaman 30 cm (laposan 1) warna tanahnya yaitu 5R 2/2. Struktur tanahnya yaitu liatberpasir, kekerasan, kerikil dan perakaran masing-masing yaitu lunak, ada kerikil dan tidak ada akar. Lapisan tersebut sudah mempunnyai aerasi yang baik dengan pori yang kecil karena padatnya unsur tanah. Warna kecoklatan pada lapisan ini karena disesbabkan tumbukan humus dari lapisan sebelumnya. Karena adanya gaya gravitasi humus terbawa air kedalam lapisan ini. Tanah terbentuk dari batun yang lapuk, oleh sebab itu lapisan ini bertekstur agak kasar seperti pasir. Pada kodisi ini tanaman sangat cocok tumbuh karena drainase air maupn ketersedian unsur hara sudah terckupi.Kedalaman 60 cm (lapisan 2) warna tanahnya yaitu 5 YR 3/4. Struktur tanahnya yaitu liat, kekerasan, kerikil dan perakaran masing-masing yaitu lunak, tidak ada kerikil dan tidak ada akar. Semakin kedalam warna tanah semakin terang, menandakan bahwa kadar bahan organic dalam lapisan sudah mulai berkurang. Perbedaan warna tergantung tempat tanah yang diteliti. Pada kedalaman ini dominan pasir bercampur kerikil (batu kecil), pelapkan terjadi dikit demi sedikit. Unsur hara disini juga begitu banyak karena warnanya gelap.Kedalaman 90 cm warna tanahnya yaitu 10 YR 4/2. Struktur tanahnya yaitu liat, kekerasan, kerikil dan perakaran masing-masing yaitu sangat lunak, ada kerikil dan tidak ada akar. Semakin kedalam, tanah semakin liat, bahan organic sudah mulai banyak berkurang. Pada lapisan ini tidak terdapat kerikil.Perbandingan hasil pengamatan tanah utuh dengan kelompok lain (kelompok 8 dan 9) yaitu Pengamatan pengambilan contoh tanah secara utuh oleh kelompok 8 yaitu diameter 2,5 cm dan tinggi 5 cm. Volume ring sample yaitu 98,125 cm3. Berat ring dengan kap 35 gr dan berat ring dengan kap dan tanah yaitu 190 gr. Sedangkan pada kelompok 9 diameter 2,5 cm dan tinggi 5,5 cm. Volume ring sample yaitu 107,93 cm3. Berat ring dengan kap 35 gr dan berat ring dengan kap dan tanah yaitu 190 gr. Kendala yang dirasakan saat pengambilan contoh tanah utuh maupun terganggu adalah permukaan tanah yang berumput sehingga harus dicangkul terlebih dahulu sebelum pengambilan contoh tanahnya. Selain itu, struktur tanah yang digunakan untuk pengambilan contoh tanah mengandung batu dan terdapat akar-akar dari rerumputan sehingga menghambat pengambilan contoh tanah. Kerasnya struktur permukaan tanah juga menyulitkan praktikan dalam menekan ring sample ke dalam tanah.

IV. KESIMPULAN DAN SARANA. KesimpulanDari percobaan di atas dapat disimpulkan bahwa :1. Pengambilan contoh tanah terusik dapat dilakukan dengan cara pengeboran sedangkan pengambilan contoh tanah tak terusik (utuh) menggunakan tabung/silinder/cincin yang dibenamkan ke dalam tanah.2. Setiap lapisan tanah, tanah memiliki sifat fisik yang berbeda, baik dari warna, tekstur, maupun struktur.

B. Saran

Saran untuk praktikum fisika tanah tentang pengambilan contoh tanah adalah agar praktikan lebih berhati-hati dalam menggunakan peralatan yang digunakan dalam praktikum karena merupakan benda tajam seperti cangkul dan pisau.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Kemas . 2005 . Dasar-dasar Ilmu Tanah . PT Raja Grafindo Persada: Jakarta.Bale, Anwar .2006. Ilmu Tanah Hutan Program Diploma III . Fakultas Kehutanan UGM. Yogyakarta.Darmawijaya, M. Isa. 1990. Klasifikasi Tanah. Gadjah Mada University Press: YogyakartaHardjowigeno, S. 1993. Klarifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akademika Resindo, Jakarta.Hurbe R. I, and P. Amilcar. 2004. Ecohydrology of Water Controlled Ecosystem: Soil Moisture and Plant Dynamics. Cambridge University Press, London.Mulyani, Mul. 2002. Pengantar Ilmu Tanah (Terbentuknya Tanah dan Tanah Pertanian). Rineka Cipta. Jakarta.