laporan fisio blok 7
DESCRIPTION
mklahTRANSCRIPT
Laporan Pratikum Fisiologi Spirometri
KELOMPOK B9
Ketua Kelompok: Edward Sondoro (102013010)
NAMA NIM PARAF
Edward Sundoro 102013010
Faustina Kusuma 102013017
Jovei Kurniadi 102013160
Oktaviana Linda Fermina 102013133
Agnes Dua Nurak 102013214
Ayu Prisilia Todingrante 102013315
Irene Christy 102013419
Muhammad Irfan Rahadian 102013378
Berlie Kleinfelter Weonufa 102013455
Fatimatuzzahara Othman 102013515
Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Krida Wacana
Jln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510.
Jakarta
Telephone: (021) 5694-2061; Fax: (021) 563-1731
Tujuan Praktikum
1. Setelah praktikum ini mahasiswa mampu melakukan pengukuran fungsi paru dengan
spirometer.
2. Setelah menyelesaikan praktikum ini mahasiswa dapat:
a. Menjelaskan pemeriksaan spirometri.
b. Melakukan pemeriksaan spirometri untuk mengukur fungsi paru
c. Menganalisa hasil pemeriksaan.
Alat dan Bahan Percobaan 1
1. Spirometri manual2. Mouth piece dispposible
Alat dan Bahan Percobaan 2
1. Spirometri digital2. Mouth piece dispposible3. Penjepit hidung4. Tissue
Cara kerja :
Percobaan I
I. Persiapan 1. Isi bejana biru dengan air sampai tanda garis pengisian. Gunakan pegangan tangan di
samping bejana untuk membawa bejana.2. Tekan sungkup putih perlahan-lahan ke bawah untuk meyakinkan penempatannya di
dasar bejana biru.3. Masukkan pipa mulut yang disposable ke ujung pipa plastik yang fleksibel. Selalu
gunakan pipa mulut disposible yang baru setiap pergantian pasien simulasi.4. Tempatkan garis penunjuk pada garis 0 yang terdekat dengan ujung lengan skala,
dengan mengatur cakram penunjuk yang harus berada di sebelah kanan garis penunjuk.
5. Bila mengukur volume inspirasi letakkan cakram penunjuk di sebelah kiri garis penunjuk.
6. Bila mengukur volume inspirasi letakkan cakram penunjuk di sebelah kiri garis penunjuk di garis 0 yang terdekat dengan pangkal lengan skala.
II. Cara penggunaan 1. Pakai penjepit hidung.
2. Pengukuran TV ( Volume Tidal). PS melakukan inspirasi biasa di luar, kemudian ekspirasi biasa di spirometri.
3. Nafas biasa.4. Pengukuran TV + ERV. PS melakukan inspirasi biasa di luar kemudian ekspirasi
maksimum di spirometri.5. Nafas biasa.6. Pengkuran VC. PS melakukan inspirasi maksimum, kemudian ekspirasi maksimum di
spirometri.
Pengukuran dengan Autospirometer
- Alat : MINATO AS-507- Masukkan data PS : usia, jenis kelamin, tinggi badan, dan berat badan.- Memakai penjepit hidung.- Yang diukur sesuai dengan yang tertulis di alat : Vital Capacity (VC), Forced Vital
Capacity (FVC), Maximum Volume Voluntary (MVV).
Dasar Teori
Respirasi atau pernapasan merupakan suatu system pernapasan yang paling penting
pada manusia yaitu sebagai penyediaan oksigen(O2) untuk proses metabolisme sel-sel tubuh
dan mengeluarkan karbon dioksida(CO2) hasil metabolisme. Respirasi terdiri dari tiga proses,
yaitu:
1. Pulmonary ventilation
Proses pernapasan dimana gas bergerak antara atmosfer (udara luar) ke alveolus.
Pergerakan udara ini di sebabkan oleh perubahan tekanan udara dalam paru. Perbedaan
tekanan yang disebabkan oleh perubahan kapasitas paru akan membuat udara masuk
ketika inhalasi dan keluar ketika ekshalasi.
Dua proses penting dalam pulmonary ventilation, yaitu:
a. Inhalasi - Proses masuknya gas O2 dari udara ke paru-paru.
Proses inspirasi merupakan suatu proses aktif di mana otot-otot inspirasi berkontraksi.
Otot utama yang berkontraksi untuk menghasilkan inspirasi sewaktu pernapasan ialah
diafragma dan otot interkostal eksternus. Pada permulaan inspirasi, otot-otot inspirasi utama
berkontraksi di mana diafragma (dirangsang oleh nervus phrenicus) menurun. Apabila
diafragma berkontraksi, maka diafragma akan menurun dan menyebabkan volume thoraks
bertambah secara vertikal. Apabila otot interkostal externus yang berkontraksi maka akan
menyebabkan penambahan volume thoraks pada dimensi lateral dan anteroposterior,
sehingga menyebabkan volume rongga thoraks diperbesar secara keseluruhannya dan tulang-
tulang iga terangkat, kemudian sternum bergerak ke bagian anterior. Agar udara masuk ke
dalam paru, tekanan di alveoli harus lebih rendah daripada tekanan di atmosfer. Maka dari itu
rongga thorax(dada) mengembang untuk meningkatkan kapasitas paru dan merendahkan
tekanan udara di rongga dada. Apabila kapasias rongga thorax meningkat, kapasitas paru juga
meningkat dan tekanan alveolar pun menurun. Perubahan tekanan ini menyebabkan udara
bergerak dari luar ke dalam paru.
b. Ekshalasi – Proses keluarnya gas (CO2) dari paru ke jaringan.
Disebabkan oleh perubahan tekanan, tekanan di dalam paru lebih tinggi dari pada
tekanan di atmosfer. Ekshalasi adalah hasil dari “elastic recoil ” yang berlaku pada dinding
thorax dan paru, yaitu hal yang secara alami terjadi setelah rongga dada mengembang.
Apabila otot interkostal eksternus relaksasi, tulang rusuk akan menurun. Oleh karena itu
tekanan dalam paru akan meningkat. Maka udara akan bergerak keluar dari tekanan tinggi ke
daerah tekanan rendah atau difusi.
2. Respirasi Internal
Istilah inspirasi internal atau biasa dikenal dengan respirasi sel lebih berperan
dalam system jaringan tubuh atau menjelaskan proses-proses metabolic yang terjadi dalam
tubuh yang dilakukan dalam mitokondria, yang menggunakan O2 dan menghasilkan CO2
selagi mengambil energy dari molekul nutrient.
3. Respirasi Eksternal
Istilah respirasi external tujuannya merujuk kepada seluruh rangkaian kejadian
dalam pertukaran O2 dan CO2 antara lingkungan eksternal dan seluruh tubuh. Dalam
respirasi external ada empat proses, yaitu proses ventilasi atau pertukaran udara yang
terjadi dari atmosfer ke alveolus, proses pertukaran O2 dan CO2 antara udara di alveolus
dan darah di dalam kapiler paru melalui proses difusi, darah mengangkut O2 dan CO2
antara paru dan jaringan, O2 dan CO2 di pertukarkan antara jaringan dan darah melalui
proses difusi yang menembus kapiler sistemik (jaringan).
Hasil Percobaan
Pasien Simulasi :
Nama : Berlie Kleinfelter Weonufa
Jenis kelamin : Laki- laki
Umur : 19 tahun
Tinggi badan : 173 cm
Berat badan : 70 kg
Percobaan I
TV = 0,4
TV + ERV = 2,9
VC = 3,7
IRV = VC – (VT +ERV) : 3,7 -2,9 = 0,8
ERV = 2,9 – 0,4 = 2,5
IC = TV + IRC : 0,4 + 0,8 = 1,2
Percobaan II
TV = 0,59
IRV = 1,43
ERV = 1,23
TV + ERV = 0,59 + 1,23 = 1,82
1C = 2,02
VC = 3,25
FVC = 3,38
MVV = 33,10
KeteranganPercobaan I
(Spirometri) L
Percobaan II
(Autospirometer) L
TV ( Volume Tidal) 0,4 0,59
TV + ERV 2,9 1,82
VC ( Capacity Vital) 3,7 3,25
FVC ( Forced Vital Capacity) 3,38
MVV ( Maximum Volume Voluntary) 33,10
Gambar 1,2,3 adalah hasil pengukuran dari Autospirometer.
Gambar 1. Grafik VC Gambar 2. Grafik FVC
Gambar 3. Grafik MVV
Pembahasan
Spirometri adalah pengukuran fungsi paru-paru/tempat terbuka, yang secara rinci
pengukuran jumlah (volume) dan/atau kecepatan (arus) tentang udara yang dapat
dihirup/dihisap dan dihembuskan. Spirometri adalah suatu alat penting menggunakan untuk
membangitkan pneumotachographs yang adalah sangat menolong menaksir kondisi-kondisi
seperti sakit asma, berkenaan dengan paru-paru fibrosis, cystic fibrosis.
Secara rerata pada orang dewasa sehat, udara maksimal yang dapat ditampung paru
adalh sekitar 5,7 L pada pria (4,2 L pada wanita). Ukuran anatomik, usia dan daya regang
paru serta ada tidaknya penyakit pernapasan mempengaruhi kapasitas paru total ini. Dalam
keadaan normal sewaktu bernapas tenang volume paru jauh dari volume inspirasi atau
ekspirasi . Karena itu dalam keadaan normal paru mengalami pengembangan moderat
sepanjang siklus pernapasan.
Spirometri adalah metode sederhana untuk mempelajari ventilasi paru dengan
mencatat volume udara yang masuk dan keluar paru – paru .Dalam keadaan normal, volume
udara paru-paru manusia mencapai 4500 cc. Udara ini dikenal sebagai kapasitas total udara
pernapasan manusia. Walaupun demikian, kapasitas vital udara yang digunakan dalam proses
bernapas mencapai 3500 cc, yang 1000 cc merupakan sisa udara yang tidak dapat digunakan
tetapi senantiasa mengisi bagian paru-paru sebagai residu atau udara sisa. Untuk
memudahkan penjelasan mengenai peristiwa ventilasi paru , maka udara dalam paru dibagi
menjadi empat volume dan empat kapasitas.
Volume paru terdiri dari :
a. Volume tidal adalah volume udara yang diinspirasi atau diekspirasi setiap kali
bernapas normal. Volume tidal adalah jumlah udara yang keluar masuk paru-paru
pada pernapasan normal. Volume udara yang masuk atau keluar paru selama satu kali
bernapas pada kondisi istirahat= 500 ml. Dalam keadaan luar biasa, inspirasi maupun
ekspirasi dalam menggunakan sekitar 1500 cc udara pernapasan (expiratory reserve
volume = inspiratory reserve volume = 1500 cc).
b. Volume cadangan inspirasi adalah volume udara ekstra yang dapat diinspirasi setelah
dan diatas volume tidal normal bila dilakukan inspirasi kuat biasanya mencapai 3000
ml.
c. Volume cadangan ekspirasi adalah volume udara ekstra maksimal yang dapat
diekspirasi melalui ekspirasi kuat pada akhir ekspirasi tidal normal jumlah normalnya
adalah sekitar 1000 ml.
d. Volume residu yaitu volume udara yang masih tetap berada dalam paru setelah
ekspirasi paling kuat , volume ini besarnya kira – kira 1200 ml.
Penyatuan dua atau lebih volume diatas disebut kapasitas paru .Kapasitas paru terdiri dari :
a. Kapasitas inspirasi yaitu jumlah udara ( kira – kira 3500 ml ) yang dapat dihirup oleh
seseorang , dimulai dari tingkat ekspirasi normal dan pengembangan paru sampai
jumlah maksimum.
b. Kapasitas residu fungsional yaitu jumlah udara yang tersisa dalam peru pada akhir
ekspirasi normal ( kira – kira 2200 ml ).
c. Kapasitas vital yaitu jumlah udara maksimum yang dapat dikeluarkan seseorang dari
paru , setelah terlebih dahulu mengisi paru secara maksimum dan kemudian
mengeluarkan sebanyak – banyaknya. Kapasitas vital adalah jumlah udara maksimum
yang dapat dikeluarkan seseorang setelah mengisi paru-parunya secara maksimum.
Nilai rerata = 4500 ml
d. Kapasitas paru total adalah volume maksimum yang dapat mengembangkan paru
sebesar mungkin dengan dengan inspirasi sekuat mungkin .Nilai rerata = 5700 ml
Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, OP memiliki berat badan 70 kg dengan tinggi
badan 173 cm dan jenis kelamin laki-laki yang termasuk kurang seimbang. Sehingga volume
dan kapasitas paru-parunya tidak sesuai dengan standart.
Ukuran anatomik, usia dan daya regang paru serta ada tidaknya penyakit pernapasan
mempengaruhi kapasitas paru total.
Daftar Pustaka
1. Sherwood L.Fisiologi manusia.6thed.Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC;2011.
2. Guyton,Hall.Buku ajar Fisiologi Kedokteran.11thed.Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC;2007.
3. Ward J , Clarke R, Linden R. At a glance Fisiologi. Jakarta:Erlangga;2007.