blok 7 modul 1

38
LAPORAN TUTORIAL BLOK 7 MODUL 1 KEKEBALAN TUBUH Kelompok 5 Ketua : Intan Luthfia Andhini Sekretaris meja : Raissa Febrina Sekretaris papan : Fikri Al Hafiz Nama Anggota: Anita Surya Ananda Avilia Candra W Deyana Fricia Feby Resicha Kiftiyah Rahmadhanti MelinaVania Suci Afrillia Dosen Pembimbing Tutorial:

Upload: raissa-febrina

Post on 13-Dec-2015

270 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

nhygtgfgf

TRANSCRIPT

Page 1: blok 7 modul 1

LAPORAN TUTORIAL

BLOK 7 MODUL 1

KEKEBALAN TUBUH

Kelompok 5

Ketua : Intan Luthfia Andhini

Sekretaris meja : Raissa Febrina

Sekretaris papan : Fikri Al Hafiz

Nama Anggota:Anita Surya Ananda

Avilia Candra W

Deyana Fricia

Feby Resicha

Kiftiyah Rahmadhanti

MelinaVania

Suci Afrillia

Dosen Pembimbing Tutorial:drg. Gita Dwi Jiwanda Sovira

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGIUNIVERSITAS ANDALAS

TAHUN AJARAN 2015/2016

Page 2: blok 7 modul 1

SKENARIO 1

Respon Imun

Amir (20 th) seorang mahasiswa FKG sore itu datang ke dokter gigi dengan keluhan gigi geraham bawah kerasa sakit terutama pada waktu malam hari sejak 3 hari yag lalu. Ia juga merasakan adanya pembengkakan disebelah sudut rahang kiri. Pada pemeriksaan ekstra oral ditemukan adanya pembengkakan pada kelenjar limfe submandibular sinistra yang teraba membesar, kenyal dan nyeri tekan. Hasil pemeriksaan intra oral didapatkan gigi 3.6 karies dengan kedalaman mencapai pulpa, tes vitalitas (+), nyeri ketuk(+), dan pada palpasi didapatkan adaya pembengkakan.

Ia merasa cemas setelah membaca buku bahwa pembengkakan di bawah rahang merupakan pembengkakan kelenjar limfe regional yang merupakan salah satu organ limfoid sekunder yang mempunyai peranan sebagai pertahanan tubuh terhadap infeksi. Dari buku yang dibacanya, ia mengetahui bahwa benda asing termasuk bakteri yang masuk kedalam tubuh harus diolah dulu oleh APC dan dikenali oleh MHC II sebelum terjadi reaksi imunologis pada respon imun yang spesifik. Di buku itu dia juga melihan gambar seoorang penderita AIDS yang kurus kering disertai dengan bercak warna merah keunguan pada kulitnya yang membuat ia ketakutan. Ia menjadi bertanya-tanya bisakah penyakit infeksi itu dicegah dengan imunisasi?

Bagaimana saudara menjelaskan apa yang dialami dan difikirkan oleh Amir?

Langkah Seven Jumps : A. Mengklarifikasi terminologi yang tidak diketahui dan mendefinisikan hal-hal yang

dapat menimbulkan kesalahan interpretasi

B. Menentukan masalah

C. Menganalisa masalah melalui brain storming dengan menggunakan prior knowledge

D. Membuat skema atau diagram dari komponen-komponen permasalahan dan mencari korelasi dan interaksi antar masing-masing komponen untuk membuat solusi secara terintegrasi

E. Memformulasikan tujuan pembelajaran/ learning objectives

F. Mengumpulkan informasi di perpustakaan, internet, dan lain-lain

G. Sintesa dan uji informasi yang telah diperoleh

Uraian:A. Terminologi

1. Pemeriksaan ekstraoral :Pemeriksaan yang dilakukan di daerah luar rongga mulut pasien.

2. Kelenjar limfe :Kelenjar yang berfungsi untuk membunuh benda asing yang masuk ke dalam tubuh dengan cara fagositosis.

3. Respon imun :- Respon tubuh berupa suatu urutan kejadian yang kompleks terhadap antigen,

untuk mengeliminasi antigen tersebut dengan melibatkan berbagai macam sel dan protein.

Page 3: blok 7 modul 1

- Respon yang ditimbulkan oleh sel-sel dan molekul yang menyusun sistem imunitas setelah berhadapan dengan substansi asing (antigen).

4. Tes vitalitas :Suatu tes yang digunakan untuk memastikan keadaan pulpa dan dapat memberikan info bahwa masih ada atau tidaknya syaraf yang mengantar impuls sensori.

5. Kelenjer limfoid regional :Kelenjar limfe yang memiliki station sendiri pada bagian tubuh tertentu dan berfungsi sebagai organ pertahanan pada bagian tertentu.

6. Palpasi :Pemeriksaan yang dilakukan dengan perabaan dan penekanan bagian tubuh dengan menggunakan jari atau tangan, biasanya untuk meraba adanya pembengkakan atau tidak.

7. Organ limfoid :Organ yang berperan sebagai tempat hidup sel produktif.

8. APC :- Antigen Presenting Cell.- Sel asing yang menampilkan antigen kompleks dengan MHC pada

permukaannya.- Kemampuan untuk penyerapan dan pengolahan antigen.

9. MHC II :- Major Histocompatibility Complex II.- Molekul protein yang berguna untuk tempat mengenali fragmen antigen.

10. Infeksi :Berhasilnya jaringan tubuh diinvasi oleh organism pathogen.

11. Reaksi imunologis :- Berasal dari kata imunis ( bebas dari beban) & logos (ilmu)- Reaksi yang timbul untuk mempertahankan kekebalan tubuh dalam lingkungan

internal apabila dihadapkan dengan benda asing

12. Imunisasi :Suatu cara untuk meningkatkan kekebalan tubuh secara aktif terhadap antigen dengan cara memasukkan vaksin

13. AIDS : Sekumpulan gejala dan infeksi yang diakibatkan oleh rusaknya system kekebalan tubuh yang diserang oleh virus HIV.

B. Identifikasi Masalah

1. Apa saja organ yang berperan dalam pembentukan kekebalan tubuh?

2. Apa saja jenis respon imun?

3. Apa hubungan gigi karies dengan pembengkakan kelenjar limfe?

4. Apa saja faktor yang mempengaruhi kekebalan tubuh?

5. Apa saja komponen sistem kekebalan tubuh?

Page 4: blok 7 modul 1

6. Apa fungsi dari sistem imun?

7. Apa saja bagian dari organ limfoid berdasarkan fungsi?

8. Bagaimana mekanisme dari respon peradangan?

9. Bagaimana respon imun terhadap infeksi?

10. Bagaimana mekanisme pengolahan benda asing oleh APC?

11. Bagaimana proses masuknya mikroba dalam tubuh?

12. Apa saja sistem imun pada rongga mulut?

13. Apa saja kelainan dari sistem imun?

14. Apa karakteristik kelenjar limfa dikatakan normal?

C. Analisa masalah, brain storming menggunakan prior knowledge

1. Apa saja organ yang berperan dalam pembentukan kekebalan tubuh?- Primer : sumsum tulang(sel B) dan tymus (sel T).- Sekunder : limfanodus, limfa, usus buntu dan torsi.

2. Apa saja jenis respon imun?- Respon non spesifik : perlindungan yang sudah ada sejak lahir merupakan perlindungan

terdepan dalam menghadapi antigen. Dapat mendeteksi tapi tidak dapat mengenali antigen sehingga menimbulkan respon yang sama. Sel makrofag dan natural killer.

- Respon spesifik : perlindungan yang didapat dari antigen, membutuhkan waktu untuk mengenai antigen. Dapat mendeteksi dan mengenali antigen sehingga menimbulkan respon yang berbeda. Terbagi menjadi:

Humoral : limfosit B Seluler : limfosit T

3. Apa hubungan gigi karies dengan pembengkakan kelenjar limfe?Terdapat bakteri streptococcus mutan yang sudah mencapai pulpa dan masuk ke submandibularis dan akan menginfeksi sel limfe sehingga terjadi pembengkakan.

4. Apa saja faktor yang mempengaruhi kekebalan tubuh?

Faktor Internal : - Jumlah fungsi di Sel B- Jumlah sel memori- Nodus lanfatikus- Derajat keratinase membrane mokusa

Faktor Eksternal :

Suhu Genetik : kerentanan terhadap penyakit ditentukan oleh MHC Lingkungan dan nutrisi Kebiasaan Umur : hipofungsi sistem imun pada bayi sehingga mudah infeksi Stres : melepaskan hormone anolderin dan glukokasikoid

5. Apa saja komponen sistem kekebalan tubuh?- Antibodi : dirangsang oleh antigen yang masuk.- Antigen : substansi yang dilakukan antibody.- Makrofag : untuk mencerna mikroba, antigen, dan zat aring.- Limfosit : sel utama pada sistem getah bening.

Page 5: blok 7 modul 1

6. Apa fungsi dari sistem imun?

- Sebagai Pertahanan- Fungsi homeostasis- Fungsi Pengawasan- Fungsi Mikroorganisme- Menghilangkan Sel mati- Menghilangkan Sel abnormal

7. Apa saja bagian dari organ limfoid berdasarkan fungsi?

Organ Limfoid primer : terlihat dalam sesitesis dan produksi sel imun (sel darah putih).Organ Limfoid sekunder : berfungsi sebagai tempat berlansungnya proses reaksi imun.Tempat menampung sel imun kompoten yang berfungsi sebagai kompoten imunitas tubuh. Imun kompoten (kemampuan tubuh untuk mengembangkan respon kekebalan tubuh terhadap infeksi.

8. Bagaimana mekanisme dari respon peradangan?

Kerusakan jaringan oleh suatu cedera fisik atau oleh masuknya mikroorganisme akan memicu respon peradangan terlokalisir. Dimulai dengan adanya sinyalkimiawi, beberapa diantara sinyal tersebut muncul dari organism penyerang itu sendiri. Pada daerah yang mengalami arteriola prekapiler dilatasi dan venula pasca kapiler mengalami penyempitan sehingga meningkatkan aliran darah lokal. Kapiler yang penuh darah tersebut membocorkan cairan ke jaringan sekitarnya sehingga menyebabkan edema.

9. Bagaimana respon imun terhadap infeksi?

Pada saat menginvasi antigen, sel akan membentuk antibodi dan limfosit T menghancurkan organ dan terbentuklah sistem imun.

10. Bagaimana mekanisme pengolahan benda asing oleh APC?

Pada awalnya mikroorganisme akan masuk ke dalam tubuh lalu ditangkap oleh makrofag. Makrofag inilah yang akan berperan sebagai APC (Antigen Presenting Cell). Setelah itu disajikan oleh MHC II lalu diterima oleh TCR. Kemudian terbagi menjadi seluler (TH1) dan humoral (TH2). Melalui seluler, antigen dibasmi dengan metode lisis (cell dead) dan melalui humoral, adanya antigen dan antibodi.

11. Bagaimana proses masuknya mikroba dalam tubuh?

Mikroba masuk ke dalam tubuh harus melewati berbagai pertahanan. Pertahanan pertama itu adalah pertahanan non spesifik, seperti kulit, rambut, lender, mukosa. Apabila pertahanan pertama gagal, maka mikroba akan menerobos masuk ke pertahanan yang kedua, yaitu sdp. Sdp ini berfungsi mencegah benda sing masuk lebih jauh ke dalam tubuh. Benda asing tersebut akan dihancurkan dengan cara fagositosis. Bila masih gagal, maka mikroba masuk ke pertahanan yang ketiga yaitu sistem pertahanan spesifik yang diaktifkan oleh non spesifik dan melibatkan antigen.

12. Apa saja sistem imun pada rongga mulut?

- Membran mukosa

Barier protektif mukosa mulut terlihat berlapis-lapis terdiri atas air liur pada permukaannya, lapisan keratin, lapisan granular, membrane basal, dan komponen

Page 6: blok 7 modul 1

seluler serta humoral yang berasal dari pembuluh darah. Mekanisme proteksi, tergantung pada deskuamasinya yang konstan sehingga bakteri sulit melekat pada sel-sel epitel dan derajat keratinisasinya yang mengakibatkan epitel mukosa mulut sangaat efisien sebagai barier.

- Saliva

Air liur disekresikan oleh kelenjar parotis, submandibularis, submaksilaris, dan beberapa kelenjar ludaah kecil pada permukaan mukosa. Aliran air liur sangat berperan dalam membersihkan rongga mulut dari mikroorganisme. Dalam hal ini, air liur bertindak sebagai pelumas aksi otot lidah, bibir, dan pipi.

- Celah gusi

Epitel ini mempunyai dua lamina basalis, satu melekat pada jaringan konektif dan yang lainnya pada permukaan gigi. Polipeptida keratin pada epitel junctional berbeda pada keratin epitel sirkular. Perbedaan ini menunjukkan bahwa diantara keduanya funsinya juga berbeda.

13. Apa saja kelainan dari sistem imun?

- Penyakit autoimun

Penyakit autoimun adalah kelompok gangguan sistem kekebalan tubuh, dimana sel-sel sistem kekebalan tubuh salah menafsirkan sinyal, dan mulai menyerang sel-sel tubuh itu sendiri.

- AIDS

Merupakan penyebab terbanyak kematian di seluruh dunia. AIDS akan terjadi pada tahap akhir dari perkembangan HIV, dan menyebabkan sistem kekebalan tubuh gagal total – dan setelah itu kesehatan penderita akan memburuk perlahan-lahan. AIDS dianggap sebagai penyakit menular seksual yang paling mengancam jiwa.

- Common Immunodeficiency Variable: 

Ketika tingkat atau  jumlah antibodi rendah dalam tubuh.

- Isoimunitas

Tubuh mendapatkan kekebalan dari individu lain yang melawan sel tubuhnya sendiri, dapat muncul karena transfuse darah/ cangkok organ- Hipersensitifitas/ alergiMerupakan respon berlebihan dalam antigen tertentu, dapat menyebabkan kerusakan jaringan ketika berusaha melakukan perlawanan- ImunodefisiensiKeadaan dimana sistem imun sangat lemah, bisa karena faktor bawaan atau dapat muncul saat dewasa

14. Apa karakteristik kelenjar limfa dikatakan normal?

Dapat dilihat dari warna dan konsistensi kepadatannya.

Page 7: blok 7 modul 1

E. Tujuan pembelajaran/ learning objectives1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan dasar imunologi.

2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan jenis – jenis respon imun.

3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan faktor yang mempengaruhi sistem imun.

4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan organ dan komponen sistem imun.

5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan kelainan pada sistem imun.

6. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan sistem imun pada rongga mulut.

7. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mekanisme dan tanda – tanda inflamasi.

8. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan kekebalan tubuh aktif dan pasif.

F. Kumpulan informasi

1. Dasar imunologi

Sistem imun ialah semua mekanisme yang diguakan tubuh untuk mempertahankan keutuhan tubuh sebagai perlindungan terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan berbagai bahan dengan lingkunan hidup. Berbagai bahan organik dan anorganik, baik yang hidup maupun yang mati asal hewan, tumbuhan, jamur, bakteri, virus, parasite, berbagai debu dalam polusi, uap, asap dan lain lain iritan, ditemukan dalam lingkungan hidup sehingga setiap saat bahan-bahan tesebut dapat masuk ke dalam tubuh dan menimbulkan berbgai penyakit bahkan kerusakan jaringan. Selain itu, sel tubuh menjadi tua dan sel yang yang bermutasi menjadi ganas, merupakan bahan yang tidak diingini dan perlu disingkirkan.

Dalam 20 terakhir ini terlihat perkembangan yang sangat pesat dalam bidang imunologi seluler dan monokuler. Penemuan-penemuan berbagai molukel yang berperanan dalam inflamasi dan respon imun seperti mediator, sitokin, dan lain sebagainya telah dapat menjelaskan berbagai mekanisme respon imun/inflamasi.

Pengetahuan imunologi yang maju telah dapat dikembagkan untuk menerangkan patogenis serta mengakka diagnosis berbagai penyakit yang sebelumya masih kabur. Kemajuan dicapai dalam pengembangan berbagai vaksin dan obat-obat yang dapat digunaka dalam memperbaiki fugsi sistem imunn dalam memerangi infeksi dan keganasan, atau sebaliknya digunakan untuk menekan inflamasi dan fungsi imun yang berlebihan pada penyakit hipersensitivitas.

Kemampuan tubuh untuk menyigkirkan bahan asing yang masuk kedalam tubuh tergatung dari kemampuan sistem imun untuk mengenal molekul-molekul asing atau antigen yang terdapat pada permukaan bahan asing tersebut dan kemampuan untuk melakukan reaksi yang tepat untuk menyingkirkan antigen. Kemampuan ini dimiliki oleh komponen-komponen sistem imun yang terdapapat dalam jaringan limforetikuler yang letaknya tersebar diseluruh, misalnya didalam sum-sum tulang, kelenjar limfe, limpa, timus, sistem seluruh nafas, seluran cerna dan organ-organ lain. Sel-sel yang terdapat dalam jaringan ini berasal dari sel induk dama sum-sum tulang yang berdiferensial menjadi berbagai jenis sel, kemudian beredar dalam tubuh melalui darah, sistem limfatik, serta organ limfoid yang terdiri dari timus dan mukosa (organ limfoid sekunder), dan dapat menunjukan respon terhadap suatu rangsangan sesuai dengan sifat dan fungsi masing-masing.

Page 8: blok 7 modul 1

Sistem imun memiliki peran dan fungsi sebagai berikut:

Penangkal benda asing yang masuk ke dalam tubuh

Untuk keseimbangan fungsi tubuh terutama menjaga keseimbangan komponen tubuh yang telah tua

Sebagai pendeteksi adanya sel – sel abnormal, termutasi, ganas serta menghancurkannya

Perannya dalam pertahanan adalah menghasilkan resistensi terhadap agen penginvasi seperti mikroorganisme.

Perannya dalam surveilans adalah mengindentifikasi dan menghancurkan sel-sel tubuh sendiri yang bermutasi dan berpotensi menjadi neoplasma.

Perannya dalam homeostasis adalah membersihkan sisa-sisa sel dan zat-zat buangan sehingga tipe-tipe sel tetap seragam dan tidak berubah. 

2. Jenis – jenis respon imun

Respon imun non spesifik

Merupakan pertahanan tubuh terdepan dalam melawan mikroorganisme. Disebut nonspesifik karena tidak ditujukan terhadap mikroorganisme tertentu. Respon imun non spesifik dapat mendeteksi antigen yang masuk, tetapi tidak dapat mendeteksi antigen tersebut. Sehingga respon imun non spesifik akan memberikan respon yang sama terhadap berbagai jenis penyakit.

Respon imun non spesifik terdiri dari:

a)  Pertahanan fisik/mekanik

Kulit, selaput lendir , silia saluran pernafasan, batuk, bersin akan mencegah masuknya berbagai kuman patogen kedalam tubuh. Kulit yang rusak misalnya oleh luka bakar dan selaput lendir yang rusak oleh asap rokok akan meninggikan resiko infeksi.

b) Bersifat larutan

 -     Pertahanan biokimia

Bahan yang disekresi mukosa saluran nafas, kelenjar sebaseus kulit, kel kulit, telinga, spermin dalam semen, mengandung bahan yang berperan dalam pertahanan tubuh secara biokimiawi. asam HCL dalam cairan lambung , lisozim dalam keringat, ludah , air mata dan air susu dapat melindungi tubuh terhadap berbagai kuman gram positif   dengan menghancurkan dinding selnya. Air susu ibu juga mengandung laktoferin dan asam neuraminik yang mempunyai sifat antibacterial terhadap E. coli dan staphylococcus.

Lisozim yang dilepas oleh makrofag dapat menghancurkan kuman gram negatif dan hal tersebut diperkuat oleh komplemen. Laktoferin dan transferin dalam serum dapat mengikat zan besi yang dibutuhkan untuk kehidupan kuman pseudomonas.

-    Pertahanan humoral

Berbagai bahan dalam sirkulasi berperan pada pertahanan tubuh secara humoral. Bahan-bahan tersebut adalah:

Komplemen

Komplemen mengaktifkan fagosit dan membantu destruktif bakteri dan parasit karena:

Page 9: blok 7 modul 1

Komplemen dapat menghancurkan sel membran bakteri

Merupakan faktor kemotaktik yang mengarahkan makrofag ke tempat bakteri

Komponen komplemen lain yang mengendap pada permukaan bakteri memudahkan makrofag untuk mengenal dan memfagositosis (opsonisasi).

Interferon

Adalah suatu glikoprotein yang dihasilkan oleh berbagai sel manusia yang mengandung nukleus dan dilepaskan sebagai respons terhadap infeksi virus. Interveron mempunyai sifat anti virus dengan jalan menginduksi sel-sel sekitar sel yang terinfeksi virus sehingga menjadi resisten terhadap virus. Disamping itu, interveron juga dapat mengaktifkan Natural Killer cell (sel NK). Sel yang diinfeksi virus atau menjadi ganas akan menunjukkan perubahan pada permukaannya. Perubahan tersebut akan dikenal oleh sel NK yang kemudian membunuhnya. Dengan demikian penyebaran virus dapat dicegah.

C-Reactive Protein (CRP)

Peranan CRP adalah sebagai opsonin dan dapat mengaktifkan komplemen. CRP dibentuk oleh badan pada saat infeksi. CRP merupakan protein yang kadarnya cepat meningkat (100 x atau lebih) setelah infeksi atau inflamasi akut.

CRP berperanan pada imunitas non spesifik, karena dengan bantuan Ca++ dapat mengikat berbagai molekul yang terdapat pada banyak bakteri dan jamur.

c)      Pertahanan seluler

Fagosit/makrofag dan sel NK berperanan dalam sistem imun non spesifik seluller.

Fagosit

Meskipun berbagai sel dalam tubuh dapat melakukan fagositosis tetapi sel utama yang berperaan dalam pertahanan non spesifik adalah sel mononuclear (monosit dan makrofag) serta sel polimorfonuklear seperti neutrofil.

Dalam kerjanya sel fagosit juga berinteraksi dengan komplemen dan sistem imun spesifik. Penghancuran kuman terjadi dalam beberapa tingakt sebagai berikut:

Kemotaksis, menangkap, memakan (fagosistosis), membunuh dan mencerna. Kemotaksis adalah gerakan fagosit ketempat infekis sebagai respon terhadap berbagai factor sperti produk bakteri dan factor biokimiawi yang dilepas pada aktivasi komplemen. Antibody seperti pada halnya dengan komplemen C3b dapat meningkatkan fagosistosis (opsonisasi). Antigen yang diikat antibody akan lebih mudah dikenal oleh fagosit untuk kemudian dihancurkan. Hal tersebut dimungkinkan oleh adanya reseptor untuk fraksi Fc dari immunoglobulin pada permukaan fagosit.

Natural Killer cell (sel NK)

Sel NK adalah sel limfoid yang ditemukan dalam sirkulasi dan tidak mempunyai ciri sel limfoid dari siitem imun spesifik, maka karenan itu disebut sel non B non T (sel NBNT) atau sel poplasi ketiga.

Sel NK dapat menghancurkan sel yang mengandung virus atau sel neoplasma dan interveron meempunyai pengaruh dalam mempercepat pematangan dan efeksitolitik sel NK.

Sistem imun spesifik atau adaptasi

Mempunyai kemampuan untuk mengenal benda asing. Benda asing yang pertama kali muncul dikenal oleh sistem imun spesifik sehingga terjadi sensitiasi sel-sel imun

Page 10: blok 7 modul 1

tersebut. Bila sel imun tersebut berpapasan kembali dengan benda asing yang sama, maka benda asing yang terakhir ini akan dikenal lebih cepat, kemudian akan dihancurkan olehnya. Oleh karena sistem tersebut hanya mengahancurkan benda asing yang sudah dikenal sebelumnya, maka sistem itu disebut spesifik.sistem imun spesifik dapat bekerja sendiri untuk menghancurkan benda asing yang berbahaya, tetapi umumnya terjalin kerjasama yang baik antara antibodi, komplemen , fagosit dan antara sel T makrofag.

Sistem imun spesifik ada 2 yaitu:

a)      Sistem imun spesifik humoral

Yang berperanan dalam sistem imun humoral adalah limfosit B atau sel B. sel B tersebut berasal dari sel asal multipoten. Bila sel B dirangsang oleh benda asing maka sel tersebut akan berproliferasi dan berkembang menjadi sel plasma yang dapat menbentuk zat anti atau antibody. Antibody yang dilepas dapat ditemukan didalam serum. Fungsi utama antibody ini ialah untuk pertahanan tehadap infeksi virus, bakteri (ekstraseluler), dan dapat menetralkan toksinnya.

Sel B merupakan asal dari sel plasma yang membentuk imunoglobulin (Ig) yang terdiri atas IgG,IgM,IgA,IgE dan IgD. IgD berfungsi sebagai opsonin, dapat mengaglutinasikan kuman/virus, menetralisir toksin dan virus, mengaktifkan komplemen (jalur klasik) dan berperanan pada Antibody Dependent Cellular Cytotoxicity (ADCC). ADCC tidak hanya merusak sel tunggal tetapi juga mikroorganisme multiselular seperti telur skistosoma, kanker, penolakan transplan, sedang ADCC melalui neutrofil dan eosinofil berperan pada imunitas parasit. IgM dibentuk terdahulu pada respons imun primer sehingga kadar IgM yang tinggi menunjukkan adanya infeksi dini. IgM merupakan aglutinator antigen serta aktivator komplemen (jalur klasik) yang poten. IgA ditemukan sedikit dalam sekresi saluran napas, cerna dan kemih, air mata, keringat, ludah dan air susu ibu dalam bentuk IgA sekretori (sIgA). IgA dan sIgA dapat menetralisir toksin, virus, mengagglutinasikan kuman dan mengaktifkan komplemen (jalur alternatif). Peranan IgD belum banyak diketahui dan diduga mempunyai efek antibodi pada alergi makanan dan autoantigen

b)      Sistem imun spesifik selular

Yang berperanan dalam sistem imun spesifik seluler adalah limfosit T atau sel T. sel tersebut juga berasal dari sel asal yang sama dari sel B. faktor timus yang disebut timosin dapat ditemukan dalam peredaran darah sebagai hormon asli dan dapat memberikan pengaruhnya terhadap diferensiasi sel T diperifer. Berbeda dengan sel B , sel T terdiri atas beberapa sel subset yang mempunyai fungsi berlainan. Fungsi utama sel imun spesifik adalah untuk pertahanan terhadap bakteri yang hidup intraseluler, virus, jamur, parasit, dan keganasan.

3. Faktor yang mempengaruhi sistem imun

1. GenetikKerentanan seseorang terhadap penyakit ditentukan oleh gen hla/mhc.Genetis sangat berpengaruh terhadap system imun, hal ini dapat dibuktikandangan suatu penelitian yang dibuktikan bahwa pasangan anak kembar homozigot lebihrentan terhadap suatu allergen dibandingkan dengan pasangan anak kembar yangheterozigot. Hal ini membuktikan bahwa faktor hereditas mempengaruhi sistem imun.

Page 11: blok 7 modul 1

2. UmurHipofungsi sistim imun pd bayi mudah infeksi, pada orang tua autoimun & kanker. Usia juga mempengaruhi sistem imun, pada saat usia balita dan anak-anak systemimun belum matang di usia muda dan system imun akan menjadi matang di usia dewasa dan akan menurun kembali saat usia lanjut

3. Hormon

Pada saat sebelum masa reproduksi, system imun lelaki dan perempuan adalahsama, tetapi ketika sudah memasuki masa reproduksi, system imun antara keduanyasangatlah berbeda. Hal ini disebabkan mulai adanya beberapa hormone yangmuncul.Pada wanita telah diproduksi hormone estrogen yang mempengaruhi sintesis IgGdan IgA menjadi lebih banyak (meningkat). Dan peningkatan produksi IgG dan IgAmenyebabkan wanita lebih kebal terhadap infeksi. Sedangkan pada pria telah diproduksihormone androgen yang bersifat imunosupresan sehingga memperkecil resiko penyakitautoimun tetapi tidak membuat lebih kebal terhadap infeksi.Oleh karenanya, wanita lebih banyak terserang penyakit autoimun dan pria lebih sering terinfeksi.

4. SuhuSuhu tubuh dapa tmembantu mengurangi infeksi dari mikroba, karena ada beberapa mikroba yang tidak menginfeksi manusia karena tidak dapat hidup baik pada suhu 37°C.

5. StresStres dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh karena melepas hormone seperti neuro-endokrin, glukokortikoid dan katekolamin. Stres bahkan bisa berdampak  buruk pada produksi antibodi. Stres jangka panjang sangat buruk bagi sistem kekebalan tubuh. Penelitian menunjukkan bahwa stres kronis menurunkan jumlah sel darah putih.

6. Olahraga berlebihanOlahraga berlebihan bisa membakar lebih banyak oksigen dalam tubuh.Pembakaran yang berlebihan menghasilkan radikal bebas yang menyerang sel sistem kekebalan tubuh dan menurunkan jumlahnya.

7. TidurStudi yang dilakukan oleh Michael Irwin dari Universitas California menunjukkan bahwa kurang tidur menyebabkan perubahan dalam jaringan sitokin. Sitokin dikenal sebagai sinyal molekul imunologi. Perubahan dalam jaringan sitokin menyebabkan imunitas seluler menurun, sehingga sistem kekebalan tubuh pun melemah.

8. NutrisiNutrisi sangat berpengaruh dalam perbaikan sel-sel rusak dan pertumbuhan sel. Tingginya kadar kolesterol dapat memperlambat proses sel pembunuh alami atau makrofag dalam menghancurkan bakteri yang menular. Selenium, zink dan vitamin B12 adalah contoh imunosupresan yang dapat kita konsumsi untuk mengurangi resiko penyakit autoimun.

Asupan makanan yang buruk dalam waktu yang lama dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh. Makanan dengan bahan kimia tambahan, pestisida, dan pengawet

Page 12: blok 7 modul 1

dapat merusak sistem kekebalan tubuh dan dapat menyebabkan berbagai penyakit kronis. Kekurangan nutrisi juga dapat membuat sistem kekebalan tubuh kita lemah.

9. Konsumsi Gula yang Kelebihan

Gula yang dibicarakan disini adalah gula kristal rafinasi yang merupakan gula hasil pemurnian sehingga tidak lagi mengandung vitamin dan mineral, hanya sukrosa saja. Gula jenis ini banyak diteliti membahayakan bagi kesehatan, dampaknya  adalah mengurangi kemampuan sel darah putih untuk membunuh kuman. Konsumsi yang tinggi akan memberikan efek buruk pada sistem kekebalan tubuh

10. Alkohol yang Berlebihan

Minum minuman beralkohol secara berlebihan dapat merusak sistem kekebalan tubuh. Sama seperti gula, terlalu banyak alkohol dapat mengurangi kemampuan sel darah putih untuk membunuh kuman. Dosis alkohol yang tinggi membuat tubuh kekurangan gizi secara keseluruhan, sehingga merusak kekebalan tubuh.

11. Dehidrasi

Dehidrasi berarti tubuh kekurangan cairan. Dehidrasi dapat menyebabkan masalah medis. Untuk bekerja, sistem kekebalan tubuh kita membutuhkan jumlah air yang cukup.

12. Obat

Terlalu sering menggunakan obat yang diresepkan atau non-resep dapat merusak sistem kekebalan tubuh. Obat adalah racun utama yang kita masukkan ke dalam tubuh kita. Bahkan, penggunaan antibiotik dalam jangka panjang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh.

13. Eksposur Radiasi

Paparan zat Kimia, sinar UV, dan paparan radiasi, hal-hal tersebut dapat merusak sistem kekebalan tubuh.

14. Gaya Hidup yang higienis:

Kebersihan yang baik sangat penting untuk mempertahankan sistem kekebalan yang kuat. Terlalu banyak terpapar kuman mungkin dapat membuat tubuh menjadi stress karena melewati batas yang bisa dihadapi oleh tubuh. Kehidupan yang higienis adalah cara terbaik untuk menghindari infeksi dan menjaga sistem kekebalan yang kuat.

15. Penyalahgunaan Antibiotik

Penggunaan antibiotik yang berlebihan atau tidak teratur bisa dapat menyebabkan bakteri menjadi resisten, sehingga ketika bakteri menyerang lagi, sistem kekebalan tubuh akan gagal melawannya. Peyalahgunaan antibiotik juga menyebabkan matinya flora normal, padahal flora normal dapat memproduksi berbagai bahan antimicrobial seperti bakteriosin dan asam, sehingga dapat mencegah masuknya bakteri yang dapat menjadi allergen bagi tubuh kita.

Page 13: blok 7 modul 1

4. Organ dan komponen sistem imun

Organ sistem imun

1.   Organ Limfoid Primer 

Organ yang terlibat dalam sintesis/ produksi sel imun, yaitu kelenjar timus dan susmsum tulang. Jaringan limfoid primer berfungsi sebagai tempat diferensiasi limfosit yang berasal dari jaringan myeloid. Terdapat dua jaringan limfoid primer , yaitu kelenjar thymus yang merupakan diferensiasi limfosit T dan sumsum tulang yang merupakan diferensiasi limfosit B. Pada aves, limfosit B berdiferensiasi dalam bursa fabricius. Jaringan limfoid primer mengandung banyak sel-sel limfoid diantara sedikit sel makrofag dalam anyaman sel stelat yang berfungsi sebagai stroma dan jarang ditemukan serabut retikuler.

Thymus

Thymus merupakan organ yang terletak dalam mediastinum di depan pembuluh-pembuluh darah besar yang meninggalkan jantung, yang termasuk dalam organ limfoid primer. Thymus merupakan satu-satunya organ limfoid primer pada mamalia yang tampak dan merupakan jaringan limfoid pertama pada embrio sesudah mendapat sel induk dari saccus vitellinus. Limfosit yang terbentuk mengalami proliferasi tetapi sebagian akan mengalami kematian, yang hidup akan masuk ke dalam peredaran darah sampai ke organ limfoid sekunder dan mengalami diferensiasi menjadi limfosit T. Limfosit ini akan mampu mengadakan reaksi imunologis humoral. Thymus mengalami involusi secara fisiologis dengan perlahan-lahan. Cortex menipis, produksi limfosit menurun sedang parenkim mengkerut diganti oleh jaringan lemak yang berasal dari jaringan pengikat interlobuler.

Sumsum Tulang

Terdapat pada sternum, vertebra, tulang iliaka, dan tulang iga. Sel stem hematopoetik akan membentuk sel-sel darah. Proliferasi dan diferensiasi dirangsang sitokin. Terdapat juga sel lemak, fibroblas dan sel plasma. Sel stem hematopoetik akan menjadi progenitor limfoid yang kemudian mejadi prolimfosit B dan menjadi prelimfosit B yang selanjutnyamenjadi limfosit B dengan imunoglobulin D dan imunoglobulin M (B Cell Receptor) yang kemudian mengalami seleksi negatif sehingga menjadi sel B naive yang kemudiankeluar dan mengikuti aliran darah menuju ke organ limfoid sekunder. Sel stemhematopoetik menjadi progenitor limfoid juga berubah menjadi prolimfosit T danselanjutnya menjadi prelimfosit T yang akhirnya menuju timus.

2. Organ Limfoid Sekunder 

Organ yang berfungsi sebagai tempat berlangsungnya proses-proses reaksi imun. Misalnya : ,  MALT (Mucosa Assosiated Lymphoid Tissue)

Jaringan limfoid sekunder berfungsi sebagai tempat menampung sel-sel limfosit yang telah mengalami diferensiasi dalam jaringan sentral menjadi sel-sel yang imunokompeten yang berfungsi sebagai komponen imunitas tubuh. Dalam jaringan limfoid sekunder, sebagai stroma terdapat sel retikuler yang berasal dari mesenkim dengan banyak serabut-serabut retikuler. Jaringan limfoid yang terdapat dalam tubuh sebagian besar tergolong dalam jaringan ini, contohnya limfa, tonsil, limfonodus.

Limfa

Lien merupakan organ limfoid yang terletak di cavum abdominal di sebelah kiri atas di bawah diafragma dan sebagian besar dibungkus oleh peritoneum. Lien merupakan organ

Page 14: blok 7 modul 1

penyaring yang kompleks yaitu dengan membersihkan darah terhadap bahan-bahan asing dan sel-sel mati disamping sebagai pertahanan imunologis terhadap antigen. Lien berfungsi pula untuk degradasi hemoglobin, metabolisme Fe, tempat persediaan trombosit, dan tempat limfosit T dan B. Pada beberapa binatang, lien berfungsi pula untuk pembentukan eritrosit, granulosit dan trombosit.

Tonsil

Tonsil disebut juga amandel. Tonsil terletak di bagian kiri dan kanan pangkal tenggorokan. Tonsil mensekresikan kelenjar yang banyak mengandung limfosit, sehingga tonsil dapat berfungsi untuk membunuh bibit penyakit dan melawan infeksi pada saluran pernapasan bagian atas dan faring. Lubang penghubung antara cavum oris dan pharynx disebut faucia. Di daerah ini membran mukosa tractus digestivus banyak mengandung kumpulan jaringan limfoid dan terdapat infiltrasi kecil-kecil diseluruh bagian di daerah tersebut. Selain itu diyemukan juga organ limfoid dengan batas-batas nyata.

Limfonodus

Nodus limfa terbagi menjadi ruangan yang lebih kecil yang disebut nodulus. Nodulus terbagi menjadi ruangan yang lebih kecil lagi yang disebut sinus. Di dalam sinus terdapat limfosit dan makrofag. Fungsi nodus limfa adalah untuk menyaring mikroorganisme yang ada di dalam limfa. Nodus lymphaticus merupakan organ kecil yang terletak berderet-deret sepanjang pembuluh limfe. Jaringan parenkimnya merupakan kumpulan yang mampu mengenal antigen yang masuk dan memberi reaksi imunologis secara spesifik. Organ ini berbentuk seperti ginjal atau oval dengan ukuran 1-2,5 mm. Bagian yang melekuk ke dalam disebut hillus, yang merupakan tempat keluar masuknya pembuluh darah. Pembuluh limfe aferen masuk melalui permukaan konveks dan pembuluh limfe eferen keluar melalui hillus. Nodus lymphaticus tersebar pada ekstrimitas, leher, ruang retroperitoneal di pelvis dan abdomen dan daerah mediastinum.

Komponen sistem imun

Sistem kekebalan terdiri dari sel-sel dan zat-zat yang bisa larut. Sel-sel utama dari sistem kekebalan adalah sel-sel darah putih, yaitu makrofag, neutrofil dan limfosit. Zat-zat terlarut yang utama adalah antibodi, protein komplemen dan sitokin. Beberapa zat terlarut bertindak sebagai pembawa pesan (messenger) untuk menarik dan mengaktifkan sel-sel lainnya. Molekul kompleks histokompatibiliti mayor merupakan pusat dari sistem kekebalan yang membantu untuk mengenali benda asing.

Makrofag

Makrofag adalah sel darah putih yang berukuran besar, yang dapat mencerna mikroba, antigen, dan zat-zat asing lainnya. Antigen adalah setiap zat yang bisa merangsang suatu respon kekebalan; antigen bisa merupakan bakteri, virus, protein, karbohidrat, sel-sel kanker dan racun. Sitoplasma makrofag mengandung granula yang berisi enzim dan zat-zat lain yang memungkinkan makrofag mencerna dan menghancurkan mikroba dan zat-zat asing lainnya.

Makrofag tidak ditemukan di dalam darah, tetapi terdapat di tempat-tempat strategis, dimana organ tubuh berhubungan dengan aliran darah atau dunia luar. Misalnya makrofag ditemukan di daerah dimana paru-paru menerima udara dari luar dan sel-sel hati yang berhubungan dengan pembuluh darah.

Page 15: blok 7 modul 1

Neutrofil

Neutrofil adalah sel darah putih yang berukuran besar, yang dapat mencerna mikroba dan antigen lainnya. Neutrofil memiliki granula yang mengandung enzim untuk menghancurkan antigen yang makan olehnya. Neutrofil ditemukan di dalam darah dan dapat masuk ke dalam jaringan dengan adanya rangsangan khusus.

Makrofag dan neutrofil seringkali bekerja sama; makrofag memulai suatu respon kekebalan dan mengirimkan sinyal untuk menarik neutrofil bergabung dengannya di daerah yang mengalami gangguan. Jika neutrofil telah tiba, mereka menghancurkan benda asing dengan cara mencernanya.

Limfosit

Limfosit merupakan sel utama pada sistem getah bening. Limfosit memiliki ukuran yang relatif lebih kecil daripada makrofag dan neutrofil. Neutrofil berumur tidak lebih dari 7-10 hari, tetapi limfosit bisa hidup selama bertahun-tahun bahkan sampai berpuluh-puluh tahun.

Limfosit B

Berasal dari sel induk (stem cell) di dalam sumsum tulang. Limfosit B dapat tumbuh menjadi sel plasma dan menghasilkan antibodi.

Antibodi

Adanya rangsangan dari suatu antigen membuat limfosit B mengalami pematangan menjadi sel-sel yang menghasilkan antibodi. Antibodi merupakan protein yang dapat bereaksi dengan antigen. Antibodi disebut juga sebagai immunoglobulin. Setiap molekul antibodi memiliki dua bagian, yaitu bagian untuk berikatan dengan antigen dan bagian yang strukturnya menerangkan kelompok antibodi. Terdapat 5 jenis kelompok antibodi:

Ig M yaitu antibodi yang dihasilkan pada pemaparan awal oleh suatu antigen. Contohnya, jika seorang anak menerima vaksinasi tetanus I, maka 10-14 hari kemudian akan terbentuk antibodi antitetanus IgM (respon antibodi primer). IgM banyak terdapat di dalam darah tetapi dalam keadaan normal tidak ditemukan di dalam organ maupun jaringan.

Ig G merupakan jenis antibodi yang paling umum, yang dihasilkan pada pemaparan antigen berikutnya. Contohnya, setelah mendapatkan suntikan tetanus II (booster), maka 5-7 hari kemudian seorang anak akan membentuk antibodi IgG.Respon antibodi sekunder ini lebih cepat dan lebih berlimpah dibandingkan dengan respon antibodi primer. IgG ditemukan di dalam darah dan jaringan. IgG merupakan satu-satunya antibodi yang dapat masuk melalui plasenta dari ibu ke janin di dalam kandungannya. IgG ibu melindungi janin dan bayi baru lahir sampai sistem kekebalan bayi bisa menghasilkan antibodi sendiri.

Ig A adalah antibodi yang memegang peranan penting pada pertahanan tubuh terhadp masuknya mikroorganisme melalui permukaan yang dilapisi selaput lendir, yaitu hidung, mata, paru-paru dan usus. IgA ditemukan di dalam darah dan cairan tubuh (pada saluran pencernaan, hidung, mata, paru-paru, ASI).

Ig E adalah antibodi yang menyebabkan reaksi alergi akut (reaksi alergi segera). IgE penting dalam melawan infeksi parasit (misalnya river blindness dan skistosomiasis), yang banyak ditemukan di negara berkembang.

Ig D adalah antibodi yang terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit di dalam darah. Fungsinya belum sepenuhnya dimengerti. 

Page 16: blok 7 modul 1

Limfosit T

Terbentuk jika sel induk di sumsum tulang masuk ke kelenjar thymus dan mengalami pembelahan dan pematangan. Di dalam kelenjar thymus, limfosit T belajar membedakan benda asing dan yang bukan benda asing. Limfosit T dewasa meninggalkan kelenjar thymus dan masuk ke dalam pembuluh getah bening dan berfungsi sebagai bagian dari sistem pengawasan kekebalan.

Ketika sel T terpajan ke kombinasi antigen spesifik, sel-sel dari sel klon sel T komplementer berproliferisai dan berdiferensiasi selama beberapa hari, menghasilkan sejumlah besar sel T teraktivasi yang melaksanakan berbagai respons imunitas seluler. Terdapat tiga subpopulasi sel T, tergantung pada peran mereka setelah diaktifkan oleh antigen.

Sel Tc (cytotocic)Sel T yang menghancurkan sel penjamu yang memiliki antigen asing, misalnya sel tubuh yang dimasuki oleh virus, sel kanker, dan sel cangkokan.

Sel Th (helper)Berperan menolong sel B dalam memproduksi antibodi, memperkuat aktivitas sel T sitotoksik dan sel T penekan (supresor) yang sesuai, dan mengaktifkan makrofag.

Sel Ts (suppersor)Sel T yang menekan produksi antibodi sel B dan aktivitas sel T sitotoksik dan penolong. Sebagian besar dati milyaran Sel T diperkirakan tergolong dalam subpopulasi penolong dan penekan, yang tidak secara langsung ikut serta dalam destruksi patogen secara imunologik. Kedua subpopulasi tersebut disebut sel T regulatorik, karena mereka memodulasi aktivitas sel B dan Sel T sitotoksik serta aktivitas mereka sendiri dan aktivitas makrofag.

Sel Tdh (delayed hypersensitivity)Merupakan sel yang berperan pada pengerahan makrofag dan sel inflamasi lainnya ketempat terjadinya reaksi hipersensitivitas tipe lambat. Dalam fungsinya, sel Tdh sebenarnya menyerupai sel Th.

LimfokinDalam biakan sel limfosit T dapat ditemukan berbagai bahan yang mempunyai efek biologic. Bahan-bahan tersebut disebut limfokin dan dilepas sel T yang disensitisasi. Beberapa jenis limfokin yaitu: interleukin, interferon, factor supresor, factor penolong , dan sebagainya.

Sel NK ( Natural Killer Cell )

Memiliki ukuran yang agak lebih besar dari limfosit T dan limfosit B. Sel ini dinamakan sel pemusnah karena sel-sel ini membunuh mikroba dan sel-sel kanker tertentu. Istilah alami (natural) digunakan karena sel-sel ini siap membunuh sel target segera setelah dibentuk, tanpa perlu melewati proses pematangan seperti pada limfosit T dan limfosit B. Sel NK juga menghasilkan beberapa sitokin yang mengatur sebagian fungsi limfosit T, limfosit B dan makrofag.

Sistem Komplemen 

Mengandung lebih dari 18 macam protein. Protein-protein ini bertindak dalam suatu kaskade, dimana satu protein mengaktifkan protein yang lain dan seterusnya. Sistem komplemen bisa diaktifkan melalui 2 cara :

1. Jalur alternatif : diaktifkan oleh produk mikroba tertentu atau antigen

2. Jalur klasik : diaktifkan oleh antibodi khusus yang terikat pada antigen (komplek imun)

Page 17: blok 7 modul 1

Sistem komplemen berfungsi menghancurkan benda asing, baik secara langsung maupun bergabung dengan komponen sistem kekebalan lainnya. 

Sitokin  

Pada sistem kekebalan, sitokin berfungsi sebagai pembawa pesan. Sitokin dihasilkan oleh sel-sel pada sistem kekebalan sebagai respon terhadap perangsangan antigen. Sitokin membantu beberapa aspek sistem kekebalan dan menekan aspek yang lainnya. 

Beberapa sitokin bisa diberikan melalui suntikan untuk mengobati penyakit tertentu, misalnya: - interferon alfa, efektif untuk mengobati kanker tertentu (misalnya hairy cell leukemia) - interferon beta, digunakan untuk mengobati multipel sklerosis - interleukin-2 diberikan pada penderita melanoma maligna dan kanker ginjal - granulocyte colony-stimulating factor merangsang pembentukan neutrofil, diberikan pada penderita kanker yang memiliki sedikit neutrofil sebagai efek samping dari kemoterapi. 

Kompleks Histokompatibiliti Mayor (MHC II) 

Semua sel memiliki molekul pada permukaannya, yang khas untuk setiap individu. Molekul ini disebut molekul kompleks histokompatibiliti mayor. Melalui molekul ini, tubuh dapat membedakan mana yang merupakan benda asing dan mana yang bukan benda asing. 

Terdapat 2 jenis molekul kompleks histokompatibiliti mayor (disebut juga human leukocyte antigens atau HLA):

1. HLA I ditemukan di semua sel tubuh, kecuali sel darah merah

2. HLA II hanya ditemukan pada permukaan makrofag serta limfosit T dan limfosit B yang telah dirangsang oleh suatu antigen

Saat janin mulai membentuk sistem kekebalan, sel induk (stem cell) berpindah ke kelenjar thymus dan membelah serta berkembang menjadi limfosit T. Ketika berkembang di dalam kelenjar thymus, limfosit T belajar membedakan dirinya dengan yang bukan dirinya (benda asing). Setiap limfosit T yang bereaksi terhadap HLA thymus dimusnahkan. Setiap limfosit T yang memerima HLA thymus dan belajar bekerja sama dengan sel-sel yang mencerminkan HLA tubuh akan mengalami pematangan dan meninggalkan thymus. Hasilnya adalah limfosit T dewasa dapat mengenali dan tidak menyerang sel-sel tubuhnya sendiri dan saat mempertahankan tubuh, limfosit T bisa bekerja sama dengan sel-sel tubuh lainnya. 

Terkadang limfosit T kehilangan kemampuannya untuk membedakan benda asing dan bukan benda asing. Jika limfosit T tidak dapat mengenali HLAnya sendiri, maka dia akan menyerang tubuhnya sendiri, sehingga terjadi penyakit autoimun(misalnya lupus eritematosus sistemik atau sklerosis multipel). 

5. Kelainan pada sistem imun

Immune Deficiency Conditions

Kelompok besar penyakit sistem kekebalan tubuh yang terdiri dari berbagai macam penyakit yang menekan sistem kekebalan tubuh. Seringkali, penyebab Immune Deficiency Conditions didasari oleh penyakit kronis. Gejala-gejala dari Immune Deficiency Conditions adalah sama dengan penyakit apa yang mendasarinya

Page 18: blok 7 modul 1

SCID

Gangguan sistem kekebalan tubuh yang diturunkan. Penyebab SCID adalah serangkaian kelainan genetik, terutama dari kromosom X. Beberapa jenis infeksi yang berulang umum terjadi pada orang yang menderita SCID. Selain itu, penderita juga rentan terhadap meningitis, pneumonia, campak, cacar air, candida oral, cold sores, kelainan darah, dll. Penyakit sistem kekebalan tubuh SCID pada anak-anak akan mulai terlihat dalam 3 bulan pertama kelahiran

AIDS

Masalah kekebalan tubuh yang serius, yang merupakan penyebab terbanyak kematian di seluruh dunia. AIDS akan terjadi pada tahap akhir dari perkembangan HIV, dan menyebabkan sistem kekebalan tubuh gagal total – dan setelah itu kesehatan penderita akan memburuk perlahan-lahan. AIDS dianggap sebagai penyakit menular seksual yang paling mengancam jiwa, yang dapat ditularkan melalui kontak fisik(seksual), transfusi darah, berbagi jarum suntik, dan sejenisnya. Kemungkinan bertahan hidup pada pasien AIDS bisa ditingkatkan, setelah didiagnosis dan menjalani perawatan. Penyakit Sistem kekebalan tubuh AIDS akan membuat penderita rentan pilek dan flu, dan yang serius seperti pneumonia dan kanker.

Alergi

Alergi bisa didefinisikan sebagai respon sistem kekebalan yang berlebih terhadap zat yang umumnya tidak berbahaya. Ada banyak alergen,  seperti serbuk sari, spora jamur, getah karet, dan makanan tertentu seperti kacang atau obat-obatan seperti penisilin. Dalam banyak kasus, ada lebih dari satu alergen yang merangsang reaksi alergi. Sementara itu gejala alergi sering merupakan masalah ringan, dan bantuan medis sangat disarankan untuk mendiagnosis dasar penyebabnya.

Anafilaksis:

Anafilaksis adalah bentuk alergi yang serius dan ekstrim. Dalam kondisi ini, alergen seperti makanan, obat-obatan, atau gigitan serangga, bertindak bisa memicu dan menyebabkan serangkaian gejala fisik yang tidak menyenangkan seseorang. Ruam gatal, tenggorokan bengkak, dan penurunan tekanan darah, adalah beberapa gejala umum anafilaksis. Anafilaksis dapat menyebabkan situasi darurat, jika tidak didiagnosis dan diobati pada waktunya.

Asma

Asma adalah gangguan paru-paru kronis, yang disebabkan karena peradangan pada saluran udara. Alergen, iritasi atau bahkan stimulan seperti aktivitas fisik dapat memicu peradangan dan menyebabkan berbagai ketidaknyamanan dalam diri seseorang. Gejala-gejala asma meliputi mengi, batuk, sesak napas, sesak dada, dll.

Penyakit autoimun

Penyakit autoimun adalah kelompok gangguan sistem kekebalan tubuh, dimana sel-sel sistem kekebalan tubuh salah menafsirkan sinyal, dan mulai menyerang sel-sel tubuh itu sendiri. Penyakit autoimun menyebabkan bahaya bagi kesehatan yang serius. Penyakit autoimun bisa dianggap sebagai kategori yang sama sekali berbeda dengan gangguan kekebalan tubuh.

Page 19: blok 7 modul 1

Chediak-Higashi Syndrome:

Sindrom Chediak-Higashi adalah autosomal resesif gangguan langka yang disebabkan oleh mutasi pada Lyst (lisosomal Trafficking Regulator) gen. Sindrom ini mempengaruhi semua organ utama tubuh, dan menghentikan fungsinya. Hal ini merusak sel-sel sistem kekebalan tubuh dan membuatnya tidak efektif lagi terhadap mikro-organisme dan bakteri lainnya. Mereka yang menderita penyakit ini ditandai melalui infeksi yang terjadi secara berulang. Transplantasi sumsum tulang merupakan pilihan pengobatan yang paling efektif dan sukses untuk pasien sindrom Chediak-Higashi. Vitamin jugab bisa diresepkan untuk membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh, namun jika kondisi pasien tidak terlalu parah.

Common Immunodeficiency Variable: 

Ketika tingkat atau  jumlah antibodi rendah dalam tubuh. Gangguan ini kebanyakan ditemukan pada orang dewasa. Hal ini isa terjadi setelah kelahiran, namun gejalanya tak akan terlihat sampai seseorang memasuki usia dua puluhan. Gejala termasuk infeksi bakteri dari telinga, sinus, bronkus, dan paru-paru. Bengkak nyeri sendi pada lutut, pergelangan kaki, siku atau pergelangan tangan adalah gejala umum dari kondisi ini. Beberapa pasien mungkin melaporkan mengalami pembesaran kelenjar getah bening atau limpa.

Hay Fever 

Demam Hay sangat mirip dengan alergi, dan disebabkan oleh partikulat udara seperti serbuk sari, spora jamur, atau bahkan bulu binatang. Hal ini juga disebut dengan alergi rhinitis dan kini telah mempengaruhi jutaan orang. Gejala kondisi demam hay meliputi, hidung meler, mata berair, bersin-bersin dll, yang sangat mirip dengan flu. Gejala akan timbul selama Anda kontak dengan alergen.

Hives

Hives adalah respon kulit terhadap wabah alergen. Alergen dalam hal ini adalah makanan atau kontak dengan tanaman tertentu. Hives berkembang pada permukaan kulit, sebagai reaksi terhadap alergen. Penyakit ini menimbulkan rasa-gatal, dan berbentuk bulat, atau mendatar. Terlepas dari kulit gatal, gejala lainnya termasuk pembengkakan bibir, lidah, dan wajah.

HTLV

Human T-cell lymphotropic viruses (retroviruses) dan HTLV-II, adalah masalah serius yang mempengaruhi sistem kekebalan tubuh manusia. Hal ini adalah yang paling umum dialami oleh kalangan pengguna narkoba dan orang-orang dengan kehidupan seks bebas. Orang dengan ulkus kelamin dan riwayat sifilis juga rentan terhadap HTLV. Modus penularan HTLV adalah melalui hubungan seksual, transfusi darah, atau selama kehamilan.

Hyper-IgE Syndrome 

Hyperimmunoglobulin E syndrome atau sindrom Job adalah sekelompok gangguan kekebalan tubuh. Kondisi ini ditandai oleh infeksi staphylococcus berulang disertai dengan ruam kulit yang mirip dengan eksim. Ini adalah kelainan genetik, di mana ia dapat menjadi dominan atau resesif bila diturunkan.

Page 20: blok 7 modul 1

Hyper-IgM Syndrome 

Hyper IgM adalah penyakit penurunan imunitas langka. Dalam kondisi ini, sistem kekebalan tubuh gagal untuk menghasilkan dua jenis antibodi yaitu IgA dan IgG. Penyebab penyakit ini adalah gen di T-sel yang rusak. Karena kecacatan ini, sel B tidak mendapatkan sinyal untuk menghasilkan antibodi IgA dan IgG, dan dengan demikian akan terus memproduksi antibodi IgM.

Penurunan imunitas primer (Primary Immune Deficiency)

Penyakit penurunan imunitas primer ini adalah sekelompok penyakit sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh kelainan genetik. Dalam hal ini, orang yang dilahirkan dengan sistem kekebalan tubuh yang rusak. Gejala-gejala dan efek penyakit ini sama dengan AIDS, tapi tidak seperti AIDS, karena penyebabnya tidak diperoleh seperti AIDS.

Selective IgA Deficiency

Ini adalah penurunan imun khusus, di mana sistem kekebalan tubuh gagal menghasilkan antibodi tipe IgA. Antibodi ini bertugas melindungi tubuh terhadap infeksi pada selaput lendir yang melapisi mulut dan saluran pencernaan. Jelas, tanpa adanya antibodi ini, tubuh akan terkena beberapa infeksi pada selaput lendir.

Alergi Kulit

Alergi kulit mirip dengan alergi lain, di mana hanya merespon imunologi yang melalui kulit. Respon Alergi kulit ini diperburuk oleh sistem kekebalan tubuh terhadap zat berbahaya tertentu. Bentuk Alergi kulit ditandai dengan warna merah, gatal kulit di mana yang mengalami lesi.

X-Linked agammaglobulinemia: 

Bentuk kelainan genetik, di mana kemampuan tubuh untuk melawan infeksi terhambat. Sistem kekebalan tubuh tidak cukup memproduksi antibodi untuk memerangi infeksi. Tentu saja pada akhirnya tubuh menjadi bulan-bulanan sejumlah besar infeksi.

6. Sistem imun pada rongga mulut

Ada beberapa komponen jaringan rongga mulut yang terlibaat, antara lain :

- Membran mukosa

Barier protektif mukosa mulut terlihat berlapis-lapis terdiri atas air liur pada permukaannya, lapisan keratin, lapisan granular, membrane basal, dan komponen seluler serta humoral yang berasal dari pembuluh darah. Komposisi jaringan lunak mulut merupakan mukosa yang terdiri dari skuamosa yang karena bentuknya, berguna sebagai barier mekanik terhadap infeksi. Mekanisme proteksi, tergantung pada deskuamasinya yang konstan sehingga bakteri sulit melekat pada sel-sel epitel dan derajat keratinisasinya yang mengakibatkan epitel mukosa mulut sangaat efisien sebagai barier. Kedua hal ini, haruslah dalam keadaan seimbang. Keratinisasi palatum durum dan gusi sangat baik sedangkan keratinisasi epitel kantong gusi sangat baik, karenanya merupakan barier pertahanan yang agaak lemah. Namun, kontak yang rapat antara epitel kantong gusi dan permukaan gigi dapat menurunkan kemungkinan penetrasi mikroorganisme.

Page 21: blok 7 modul 1

Jaringan lunaak rongga mulut berhubungan dengan nodus limfatik ekstraoral dan agregasi limfoid intraoral. Suatu jaringan halus kapiler limfatik yang terdapat pada permukaan mukosa lidah, dasar mulut. Palatum, pipi, bibir mirip yang berasal dari gusi dan pilpa gigi. Kapiler-kapiler ini bersatu membentuk pembuluh limfatik besar dan bergabung dengan pembuluh limfatik yang berasal dari bagian di dalam otot lidah dan struktur lainnya. Antigen mikrobial yang dapat menembus epitel masuk ke lamina propria. Akan difagositosis oleh sel-sel Langerhans yang banyak ditemukan pada mukosa mulut.

Kelenjar saliva yang mengandung sel plasma dan limfosit, terdiri atas 6 kelenjar saliva utama dan beberapa kelenjar saliva kecil yang tersebar di bawah mukosa mulut. Kelenjar saliva ini memproduksi IgA yang akan disekresikan ke dalam rongga mulut dalam bentuk sIgA. Pada jaringaan gusi ditemukan berbagai komponen selular dan humoral, seperti PMN neutrofil, makrofag, limfosit dan sel plasma yang penting dalam respon imun terhadap plak bacterial. Pada daerah submukosa jugaa tersebar sel limfoid yang akan berproliferasi bila barier pertahanan pertama pada permukaan mukosa dapat ditembus antigen.

- Saliva

Air liur disekresikan oleh kelenjar parotis, submandibularis, submaksilaris, dan beberapa kelenjar ludaah kecil pada permukaan mukosa. Aliran air liur sangat berperan dalam membersihkan rongga mulut dari mikroorganisme. Dalam hal ini, air liur bertindak sebagai pelumas aksi otot lidah, bibir, dan pipi. Aliran liur aakan mencuci permukaan mukosa mulut sedangkan sirkulasi darah subepitel bertindak sebagai suplemen paada batas jaringan lunak daan keras melalui cairan celah gusi.

Air liur akan tetap mengalir meskipun tanpa dirangsang, rata-rata sekitar 19 ml/jam atau sekitar 500 ml/hari. Rata-rata sekresi air liur meningkaat paada saat makan atau rangsangan psikis dan menurun pada waktu tidur. Bila jumlah aliran aair liur menurun, dapat meningkatkan frekuensi karies gigi, parotitis atau peradangan kelenjar parotis. Pada pH air liur yang rendah, mikroorgnisme dapat berkembang dengan baik. Sebaliknya, pada pH tinggi dapat mencegah terjadinya karies tinggi.

- Celah gusi

Pengetahuan tentang struktur dan fungsi epitel jungsional yang terletak pada celah gusi, berguna untuk memahami hubungan biologic antara komponen vaskuler dan struktur periodontal. Epitel ini mempunyai dua lamina basalis, satu melekat pada jaringan konektif dan yang lainnya pada permukaan gigi. Polipeptida keratin pada epitel junctional berbeda pada keratin epitel sirkular. Perbedaan ini menunjukkan bahwa diantara keduanya funsinya juga berbeda.

Komponen selular dan humoral dari darah akan melewati epitel junctional yang terletak pada celah gusi dalam bentuk cairan celah gusi. Apakah aliran celah gusi ini merupakan proses fisiologik atau merupakan respon terhadap inflamasi, sampai saat ini masih belum ada kesatuan pendapat. Pendapat yang banyak dianut saat ini adalah, pada keadaan normal cairan celah gusi yang mengandung leukosit ini akan melewati epitel junctional menuju ke permukaan gigi. Aliran cairan ini akan meningkat bila terjadi gingivitis atau periodontitis. Selain leukosit cairan celah gusi ini juga mengandung komponen komplemen selular dan humoral yang terlibat dalam respon imun.

Page 22: blok 7 modul 1

Komponen-komponen yang berperan dalam sistem imun nonspesifik dalam rongga mulut adalah:1. Protein-Enzim

a. Enzim lisozomal : merupakan enzim mukolitik yang mampu memecahkan ikatan glikopeptide dinding bakteri gram positif, sehingga lisis. Termasuk kolagenase, elastase, hyaluronidase. Mesikupun enzim-enzim ini diproduksi oleh sel-sel neutrofil, sebagian besar dihasilkan oleh kelenjar ludah. Perlu ditekankan bahwa enzim penghancur juga di produksi oleh bakteri sehingga hadirnya enzim ini juga dapat merusak jaringan gingivanya sendiri. bahkan disebut suatu protase yang dapat mengaktifkan IgA. 

b. Laktoferin dan laktoperoksidase: yang mempunyai aktifitas antibakteri dan antivirus.

c. Musin: yang menghambat perlekatan virus pada sel epitel.

d. Interferon: diproduksi oleh sel hospes, sebagai reaksi terhadap invasi virus. Dibedakan tiga tipe interferon manusia, yaitu: α(alfa), dihasilkan oleh sel-ael darah putih,β(beta) oleh fibroblas dan γ(gamma) oleh limfosit yang teraktivasi. Zat ini mempunyai spectrum luas dari aktivitas biologiknya termasuk melindungi sel dari infeksi virus, menekan replikasi virus, meningkatkan aktivitas sel NK (Natural Killer) dan menghadirkan HLA pada permukaan sel makrofag dan sel limfosit B.

e. Sitokin: merupakan zat biologik aktif yang diproduksi berbagai tipe sel dari kelompok non-limfoid, sebagai reaksi terhadap suatu radang. Misalnya: histamin yang dikenal sebagai vasodilator; prostaglandin, sebagai mediator rasa sakit yang potean bersama dengan leukotrin, SRA-A (Slow Reacting Substance of Anaphylaxis) yang menyebabkan meningkatnya permeabilitas pembuluh darah dan kontraksi otot polos. IL1 (Interleukin-1 diproduksi oleh sel monosit yang paling banyak dibicarakan, memobilisasi sel yang terlibat dalam proses radang. 

2. Komplemen

Sudah ada dalam darah, sebelum dibentuknya IgM dalam mobilitas elektroforosis termasuk kelompok alfa dan beta globulin. Terutama dihasilkan oleh hari beredar dalam darah sebagai bentuk yang tidak aktif, dan bersifat termolabil. Dalam cairan saku gusi ditemukan bentuk C2, C4, dan C5. Mengenai C3 disamping dalam bentuk yang tidak aktif, juga dalam bentuk yang berubah, artinya aktivasi komplemen sudah terjadi secara in vivo. Kehadiran ikatan kompleks Ag-Ab, akan mengaktifkan komplemen melalui jalur klasik seperti model kaskade pembekuan darah (self amplifying). Dimulai dengan pengaktifan C142, berlanjut ke C3 dan berakhir dengan lisisnya membran sel target oelh C5-9. Pengaktifan C3 juga dapat brlangsung dengan jalan pintas tanpa adanya antibody yang disebut jalur alternatif. Plak gigi ternyata berpotensi membuka jalur ini, akan mengaktifkan C3 yang berakhir juga dengan membranolisis/antigenolisis. Konsentrasi C2 dan C4 dalam cairan gingival yang meradang, meningkat dibandingkan dengan normal. Sel-sel ini baru aktif bekerja kalau tubuh dimasuki zat-zat bersifat allergen ang biasanya terdapat dalam makanan.

3. Sel N.K (Natural killer)

Sel ini baru jelas peranannya dalam system pertahanan, terutama menghadapi perubahan komponen tubuh sendiri, sebagai akibat dari perlakuan virus ataupun zat-zat kimia tertentu. Sel ini tidak memiliki permukaan sel T ataupun sel B. dapat mengenal benda asing tanpa memerlukan pengenalan spesifik terlebih dahulu (tidak mempunyai memori). Tidak memiliki sifat fagosit tetapi mempunyai reseptor IgG sehingga membunuh sel targetnya dengan mekanisme intim kontak ekstraseluler. Sel ini menempati garis pertahanan yang terdapat dalam system pertahanan seperti halnya natural antibody dari system

Page 23: blok 7 modul 1

kekebalan humoral. Terutama dalam upayanya mengendalikan kecenderungan sel menjadi ganas. Sel NK tidak membunuh bakteri maupun benda asing lainnya dengan fagositosis. Sel NK memiliki vesikel yang berisi perforin, dimana zat ini akan menempel pada dinding sel bakteri dan membuat lubang pada sel bakteri yang menyebabkan air, garam maupun zat lain yang berada di luar tubuh bakteri masuk ke dalam tubuh bakteri sehingga bakteri akan lisis.

Komponen-komponen yang berperan dalam sistem imun spesifik dalam rongga mulut adalah:

1. Agregasi Jaringan Limfoid Submukosa

Sel-sel mononuclear (limfosit dan makrofag) ditemukan tersebar tepat dibawah epitel mulut, didaerah palatum lunak, dasar mulut, permukaan ventral dari lidah dan kadang-kadang di pipi dan di bibir. Secara histologik, massa jaringan ini seperti jaringan tonsil.

2. Jaringan Limfoid Gingival

Melalui rangsang plak bakteri, jaringan ini menarik sel-sel terutama sel-sel limfosit yang dalam situasi radang berubah menjadi sel-sel plasma. Rasio sel T dan B dalam cairan saku gingival sehat akan meningkat menjadi 1:3 dibandingkan rasio dalam darah. Selain itu, dalam proporsinya, sel-sel ini mampu membuat antibody yang spesifik. Bagaimanapun juga kebanyakan sel-sel ini memproduksi zat-zat immunoglobulin non-reaktif. Makrofag hadir dalam gingiva, disamping memproses antigen juga ikut membantu penghancuran plak gigi. Reaksi timbal balik antara merusak dan melindungi berlangsung jelas dalam limfoid gingiva. 

3. Kelenjar Getah Bening Ekstraoral

Anyaman halus saluran getah bening berjalan dari mucus saliva dasar mulut, palatum, bibir, dan pipi seperti juga dari gingival dan pulpa. Semuanya bergabung membentuk saluran yang lebih besar yang bersatu dengan saluran getah bening lainnya dari anyaman yang lebih dalam pada otot lidah. Saluran ini melayani pengangkutan antigen menuju kelenjar getah bening submental, submaksilaris, dan servikal. Tiap antigen yang berhasil masuk disebarkan langsung melalui getah bening ini ataupun melalui sel-sel fagosit. Lalu diteruskan ke kelenjarnya untuk dibangkitkan tanggap kebalnya. Gambaran khas dari kelenjar ini ialah adanya sel-sel dendritik yang berperan dalam pemrosesan dan pemaparan antigen. Demikian juga tonsil faringeal, lingual dan nasofaring memiliki sel-sel dendritik dan menjadi tempat berlangsungnya sekresi antibody local. Tenggap kebal yang ditunjukan, dapat berbeda sesuai dengan antigen dan prosentasinya . tanggap kebal seluler menyebabkan pembesaran daerah parakortikal yang mengemban sel T. sedangkan tanggap kebal humoral melibatkan bagian korteks yang didominasi oleh sel B. bagaimanapun juga sel-sel plasma yang memproduksi antibody sebagian besar terdapat didalam medula.

4. Jaringan Limfoid Kelenjar Ludah

Limfosit, makrofag dan sel-sel plasma ditemukan di dalam kelenjar baik yang besar ataupun kecil, tersebar dalam kelompok-kelompok dibawah mukosa mulut. Kebanyakan sel plasma memproduksi IgA dan beberapa diantaranya IgG dan IgM. Tampak bawah kebanyakan IgA dalam saliva disintesis secara local oleh sel-sel plasma kelenjar yang bersangkutan dalam bentuk dimerik.

Page 24: blok 7 modul 1

7. Mekanisme dan tanda – tanda inflamasi

Mekanisme terjadinya Inflamasi dapat dibagi menjadi 2 fase yaitu:

Perubahan vaskularRespon vaskular pada tempat terjadinya cedera merupakan suatu yang mendasar untuk reaksi inflamasi akut. Perubahan ini meliputi perubahan aliran darah dan permeabilitas pembuluh darah. Perubahan aliran darah karena terjadi dilatasi arteri lokal sehingga terjadi pertambahan aliran darah (hypermia) yang disusul dengan perlambatan aliran darah. Akibatnya bagian tersebut menjadi merah dan panas. Sel darah putih akan berkumpul di sepanjang dinding pembuluh darah dengan cara menempel. Dinding pembuluh menjadi longgar susunannya sehingga memungkinkan sel darah putih keluar melalui dinding pembuluh. Sel darah putih bertindak sebagai sistem pertahanan untuk menghadapi serangan benda-benda asing.

Pembentukan cairan inflamasiPeningkatan permeabilitas pembuluh darah disertai dengan keluarnya sel darah putih dan protein plasma ke dalam jaringan disebut eksudasi. Cairan inilah yang menjadi dasar terjadinya pembengkakan. Pembengkakan menyebabkan terjadinya tegangan dan tekanan pada sel syaraf sehingga menimbulkan rasa sakit (Mansjoer, 1999).Penyebab inflamasi dapat disebabkan oleh mekanik (tusukan), Kimiawi (histamin menyebabkan alerti, asam lambung berlebih bisa menyebabkan iritasi), Termal (suhu), dan Mikroba (infeksi Penyaki).

Tahapan fase   inflamasi

1. Perubahan dalam sel-sel dan system  sirkulasi, ada cedera pada bagian tubuh terjadi penyempitan pembuluh darah untuk mengendalikan perdarahan, sehingga terlepaslah histamine yang gunanya untuk meningkatkan aliran darah ke daerah yang cedera.

2. Pada saat yang sama dikelurkan kinin untuk meningkatkan permeabilitas kapiler yang akan memudahkan masuknya protein, cairan, dan leukosit untuk suplai daerah yang cedera. Setelah cukup aliran darah setempat menurun untuk menjaga leukosit agar tetap di daerah yang cedera.

3. Pelepasan eksudat, terjadi setelah leukosit memakan bakteri-bakteri yang ada di daerah cedera, kemudian eksudat dikeluarkan.

4. Regenerasi, yaitu fase pemulihan perbaikan jaringan atau pembentukan jaringan baru.

Bagian   tubuh   yang mengalami   peradangan   memiliki   tanda-tanda   sebagai   berikut:

o Rubor    (kemerahan) terjadi karena banyak darah mengalir ke dalam mikrosomal lokal pada tempat peradangan.

o Kalor  (panas)  dikarenakan  lebih  banyak  darah  yang  disalurkan  pada tempat peradangan dari pada yang disalurkan ke daerah normal.

o Dolor  (Nyeri)  dikarenakan  pembengkakan  jaringan  mengakibatkan peningkatan tekanan lokal dan juga karena ada pengeluaran zat histamin dan zat kimia bioaktif lainnya.

o Tumor (pembengkakan) pengeluaran ciran-cairan ke jaringan interstisial.

o Fungsiolaesa (perubahan fungsi) adalah terganggunya fungsi organ tubuh.

Page 25: blok 7 modul 1

8. Kekebalan tubuh aktif dan pasif

Kekebalan aktif

Kekebalan aktif merupakan kekebalan tubuh yang diperoleh dari dalam tubuh karena tubuh membuat antibodi sendiri. Jenis kekebalan ini dapat terbentuk baik secara alami ataupun buatan.

Kekebalan aktif alami (natural imunity) adalah kekebalan tubuh yang diperoleh tubuh setelah seseorang sembuh dan serangan suatu penyakit,. Sebagai contoh orang yang pernah terserang penyakit seperti cacat air, campak dan gondongan tidak akan terserang penyakit yang sama untuk kedua kalinya. Sebab tubuh yang terserang sudah kenal atau tidak asing dengan antigen yang menyerang. Akibatnya darah membentuk antibody untuk melawan antigen tersebut.

Kekebalan aktif buatan(Induced imunity) diperoleh diluar tubuh yakni setelah tubuh mendapatkan vaksinasi. Vaksinasi merupakan proses memasukan vaksin kedalam tubuh supaya tubuh membentuk antibody sehingga kebal terhadap suatu penyakit. Sementara vaksin adalah kuman penyakit yang sudah dilemahkan atau dijinakan sehingga tidak berbahaya bagi tubuh. Tindakan membentuk kekebalan dalam tubuh seseorang dengan memberikan imunisasi

Kekebalan pasif

Kekebalan pasif merupakan kekebalan yang diperoleh bukan dari antibody yang disentesi dalam tubuh melainkan tingga memakannya saja. Seperti halnya kekebalan aktif, kekebalan pasif juga terjadi secara alami dan buatan.

Kekebalan pasif alami adalah kekebalan yang diperoleh bukan dari tubuhnya sendiri melainkan dari tubuh orang lain. Misalnya kekbalan bayi yang diperoleh dari ibunya. Ketika masih dalam kandungan bayi merupakan antibody dan ibunya melalui plasenta dentali pusat. Kemudian setelah lahir, bayi mendapatkan antibody aslekskusif melalui melalui proses menyusui.

Kekebalan pasif buatan adalah kekebalan yang diperoleh dari antibody yang sudah jadi dan terlarut dalam serum. Sepintas antibody ini mirip dengan vaksin. Perbedaannya yakni vaksin bersifat sementara sedangkan serum dapat digunakan dalam jangka waktu yang relative lebih lama. Bahkan dapat digunakan seumur hidup. Sebagai contoh adalah suntikan ATS(Anti Tetanus Serum) dan suntikan IG(Globulin Imun).

G. Sintesa dan Uji informasi yang telah diperoleh

Untuk mendapatkan langkah ini, masing-masing anggota kelompok menyatukan informasi pada proses tutorial hari kedua yang dibantu oleh tutor.