laporan farkin kelompok 5 golongan 1

Upload: ririn-sutharini

Post on 08-Jul-2018

240 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 Laporan Farkin Kelompok 5 Golongan 1

    1/34

    LAPORAN PRAKTIKUM BIOFARMASETIKA DAN FARMAKOKINETIKA

    FITING DATA DARAH SECARA INTRAVENA SECARA MANUAL UNTUK

    KOMPARTEMEN 2

    KELOMPOK V

    GOLONGAN I

     Ni Kadek Ariani 1308505022

    A. A. Ngurah Wisnu Wardhana 1308505023

    Made Ririn Sutharini 1308505024

    Wayan Agus Wijaya 1308505026Puput Rhamadani Harfa 1308505027

    JURUSAN FARMASI

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS UDAYANA

    2015

  • 8/19/2019 Laporan Farkin Kelompok 5 Golongan 1

    2/34

    I.  TUJUAN

    Mahasiswa diharapkan dapat melakukan perhitungan cepat dan akurat terhadap

    fitting data darah secara intravena dengan perhitungan manual untuk

    kompartemen 2.

    I.  DASAR TEORI

    1.1  Farmakokinetika

    Farmakokinetika menjelaskan mengenai apa yang terjadi dengan suatu

    zat di dalam organisme. Farmakokinetika mengamati proses-proses yang

    meliputi absorpsi, distribusi, biotransformasi atau metabolisme dan

    ekskresi. Perubahan konsentrasi obat yang terjadi di dalam organisme

    (khususnya dalam plasma) selama proses tersebut dibuat grafiknya

    terhadap waktu (Schmitz, dkk, 2008).

    Peristiwa-peristiwa yang dialami obat sering terjadi secara bersamaan,

    dalam suatu sistembiologi. Dengan menggambarkan sistem biologi yang

    komplek, maka dibuatlah penyerderhanaan mengenai kinetika suatu obat.

    Suatu hipotesis atau suatu model disusun dengan menggunakan istilah

    matematika, yang memberi arti singkat dari pernyataan hubungan

    kuantitatif. Berbagai model matematika dapat dirancang untuk meniru

     proses laju absorpsi, distribusi dan eliminasi obat. Model matematika ini

    memungkinkan mengembangkan persamaan untuk menggambarkan

    konsentrasi obat dalam tubuh sebagai fungsi waktu (Shargel dan Yu,

    2005).

    Manfaat dari model farmakokinetik diantaranya:

    1.  Memperkirakan kadar obat dalam plasma, jaringan, dan urin pada

     berbagai pengaturan dosis.

    2.  Menghitung pengaturan dosis optimum untuk tiap penderita secara

    individual.

    3.  Memperkirakaan kemungkinanan akumulasi obat dan/ atau metaboli-

    metabolitnya.

  • 8/19/2019 Laporan Farkin Kelompok 5 Golongan 1

    3/34

    4.  Menghubungkan konsentrasi obat dengan aktivitas farmakologik atau

    toksikologik.

    5.  Menilai perubahan laju atau tingkat avaibilitas antar formulasi

    (bioekivalensi).

    6.  Menggambarkan perubahan faal atau penyakit yang mempengaruhi

    absorbsi, distribusi atau eliminasi obat.

    7.  Menjelaskan interaksi obat.

    (Shargel dan Yu, 2005)

    2.2 Pemberian Obat Secara Intravena

    Injeksi intravena, umumnya larutan, dapat mengandung cairan

    noniritan yang dapat bercampur dengan air, volume 1 mL sampai 10 mL

    (Depkes RI, 1979). Larutan ini biasanya isotonis atau hipertonis. Bila

    larutan hipertonis maka harus disuntikan perlahan-lahan, sedangkan jika

    larutan yang diberikan banyak umumnya lebih dari 10 mL disebut infus,

    larutan diusahakan supaya isotonis dan diberikan dengan kecepatan 50

    tetes tiap menit dan lebih baik pada suhu badan (Anief, 2010).

    Penggunaan injeksi intravena diperlukan bila dikehendaki efek

    sistemik yang cepat, karena larutan injeksi masuk langsung ke dalam

    sirkulasi sistemik vena perifer (Anief, 2010). Pada umumnya, pemakaian

    intravena memberi mulai kerja yang paling cepat. Obat-obat yang

    diinjeksikan secara intravena langsung masuk ke dalam darah dan dalam

     beberapa menit beredar keseluruh bagian tubuh. Dalam hal pemberian

    secara intravena, kadar puncak plasma terjadi dengan segera, sehingga

    suatu puncak biasanya tidak terlihat. Kadar obat dalam plasma pada 3 jam

    setelah pemberian intravena menurun ke suatu kadar yang lebih rendah

    (Shargel dan Yu, 2005). Jika dibandingkan dengan pemberian obat secara

    ekstravaskular (oral, rektal, dan lain-lain), obat akan masuk ke dalam

    sistem peredaran darah secara perlahan-lahan melalui suatuproses absorpsi

    sampai mencapai puncaknya, kemudian akan turun (Utomo, 2010).

    I.3  Model Kompartemen Dua

  • 8/19/2019 Laporan Farkin Kelompok 5 Golongan 1

    4/34

    Dalam model kompartemen dua diangggap bahwa obat terdistribusi

    kedalam dua kompartemen. Kompartemen kesatu, dikenal sebagai

    kompartemen sentral, yaitu darah, cairan ekstraselular dan jaringan-

     jaringan dengan berfusi tinggi, kompartemen-kompartemen ini secara cepat

    terdifusi oleh obat. Kompartemen kedua merupakan kompartemen

     jaringan, yang berisi jaringan-jaringan yang berkesetimbangan secara

    lambat dengan obat. Model ini menganggap obat dieliminasi dari

    kompartemen sentral (Shargel dan Yu, 2005).

    Gambar 1. Kurva kadar dalam plasma-waktu untuk model kompartemen

    dua terbuka dosis IV tunggal (Shargel dan Yu, 2005)

    Konsentrasi obat dalam plasma dan dalam jaringan-jaringan dengan

     perfusi tinggi yang merupakan kompartemen sentral setelah injeksi IV

    menurun secara cepat karena obat didistribusikan ke jaringan lain, yaitu

     jaringan-jaringan yang diperfusi secara lambat. Penurunan awal yang cepat

    dari konsentrasi obat dalam kompartemen sentral dikenal sebagai fase

    distribusi. Pada suatu waktu obat mencapai keadaan kesetimbangan antara

    kompartemen sentral dan kompartemen jaringan yang diperfusi lebih kecil.

    Setelah kesetimbangan dicapai, hilangnya obat dari kompartemen sentral

    merupakan suatu proses tunggal dari order satu sebagi keseluruhan proses

  • 8/19/2019 Laporan Farkin Kelompok 5 Golongan 1

    5/34

    eliminasi obat dari tubuh. Proses kedua ini, laju prosesnya lebih lambat,

    dikenal sebagai fase eliminasi (Shargel dan Yu, 2005).

    Gambar 2. Model kompartemen dua terbuka, injeksi intravena (Shargel dan

    Yu, 2005).

    Model kompartemen beranggapan bahwa pada t = 0 tidak ada obat

    dalam kompartemen jaringan. Setelah dosis IV, obat secara cepat

    dipindahkan kedalam kompartemen jaringan, sedangkan kadar dalam darah

    menurun secara cepat sehubungan dengan eliminasi obat dan pemindahan

    obat keluar dari kompartemen sentral kedalam berbagai jaringan (Shargel

    dan Yu, 2005).

    Jika parameter-parameter model ditentukan, kadar obat dalam

    kompartemen jaringan teoritik dapat dihitung. Konsentrasi obat dalam

    kompartemen jaringan merupakan konsentrasi obat rata-rata dalam suatu

    kelompok jaringan, dan bukan merupakan konsentrasi obat yang

    sebenarnya dalam tiap jaringan anatomik. Konsentrasi obat yang

    sebenarnya dalam jaringan kadang-kadang dapat dihitung dengan

     penambahan kompartemen-kompartemen ke dalam model sampai

    diperoleh suatu kompartemen yang menyerupai konsentrasi jaringan

     percobaan (Shargel dan Yu, 2005).

    Dalam model yang digambarkan, k 12  dan k 21  adalah tetapan order

    kesatu. Maka laju perubahan obat dalam darah adalah :

     = K 12 C p –  K 21 Ct

    Hubungan antara jumlah obat dalam masing-masing kompartemen

    dan konsentrasi obat dalam masing-masing kompartemen adalah :

  • 8/19/2019 Laporan Farkin Kelompok 5 Golongan 1

    6/34

    C p =

      , Ct =

     

    Sehingga didapat persamaan

    C p = A e-at

     + B e-bt

    Dimana : A =  (−21)

     (−) , B =

     (21−)

     (−) 

    a dan b merupakan tetapan laju reaksi fase distribusi dan fase eliminasi.

    (Shargel dan Yu, 2005)

    III.  BAHAN

    Praktikum kering, bahan berupa tiga data perubahan kadar obat dalam plasma

    darah terhadap waktu. 

    IV.  ALAT

    a.  Bolpoin

     b. Kalkulator

    c.  Laptop

    d. Pensil

    e.  Penggaris

    f. 

    Plot semilogaritma 

    V.  CARA KERJA

    5.1. Data Praktikum (Metode Residual Kompartemen Dua Terbuka)

    Dimasukkan data t dan Cp dalam tabel

    Ditentukan nilai ln Cp di tiap waktu

    Dicari persamaan regresi linear ln Cp fase post-distribusi terhadap

    waktu diperoleh [slope] dan [constant]

  • 8/19/2019 Laporan Farkin Kelompok 5 Golongan 1

    7/34

     

    VI.  DATA

    6.1  Data Praktikum 1

    Sebanyak 10 mg obat diberikan kepada pasien dengan injeksi IV cepat kepada

    seorang pria dewasa sehat.Cuplikan darah diambil secara berkala setelah pemberian

    obat dan plasma dari masing-masing cuplikan ditetapkan kadarnya. Diperoleh data

    sebagai berikut:

    Waktu (jam) Konsentrasi

    Plasma (μg/mL) 

    Ditentukan nilai β = - [slope] dan nilai B=e^[constant]

    Ditentukan nilai ekstrapolasi [Cp ext]=Be^(-βt) tiap waktu

    Ditentukan nilai ∆Cp = Cp - [Cp ext] tiap waktu

    Dicari persamaan regresi linear ln ∆Cp terhadap waktu diperoleh[slope] dan [constant]

    Ditentukan nilai α = - [slope] dan nilai A=e^[constant]

    Diperoleh persamaan bieksponensial perubahan kadar obat dalam

     plasma tiap waktu secara intravena:

    Cp=Ae^(-αt)+Be^(-βt)

  • 8/19/2019 Laporan Farkin Kelompok 5 Golongan 1

    8/34

  • 8/19/2019 Laporan Farkin Kelompok 5 Golongan 1

    9/34

     b. Berapakah jumlah obat yang berada dalam tubuh 9 jam setelah penyuntikan

    intravena?

    c.  Berapa lama waktu yang diperlukan agar kadar obat dalam darah menjadi 6

    mg/mL ?

    6.3  Data Praktikum 3

    Diketahui:

    Waktu (jam) Konsentrasi

    Plasma (μg/mL) 

    0,25 43,00

    0,5 32,001,0 20,00

    1,5 14,00

    2,0 11,00

    4,0 6,50

    8,0 2,80

    12,0 1,20

    16,0 0,52

    Dosis : 100 mg

    Ditanya:

    Bagaimana Parameter Farmakokinetiknya?

    VII.  PERHITUNGAN

    7.1  Data I

  • 8/19/2019 Laporan Farkin Kelompok 5 Golongan 1

    10/34

     

      Untuk persamaan regresi dari proses eliminasi

    Y= -0,248x + 4,876

    Intersep = 4,876

    Slope = -0,248

    R = 1

    Co = 131.1052

      Untuk persamaan regresi dari proses absorbsi

    Y = -3,076x + 5,954

    Intersep = 5,954

    Slope = 3,076

    R = 0,999

    Waktu konsentrasi n Cp 1/Cp Cp Ln Cp’  Cp’  Cp-Cp’  LnCp-Cp’  AUC

    0.25 300 5,7037 0,0033 4,938 5,7037 123,223 176,776 5,1748 37,5

    0.5 200 5,2983 0,005 5 5,2983 115,815 84,184 4,4333 50

    1 120 4,7874 0,0083 5,124 4,7874 102,309 17,690 2,8730 60

    1,5 95 4,5538 0,0105 5,248 4,5538 90,3779 4,6220 1,5308 71,25

    2 80 4,3820 0,0125 5,372 4,3820 79,8380 0,1619 -1,8203 80

    3 65 4,1743 0,0153 5,62 4,1743 62,3024 2,6975 0,9923 97,5

    4 49 3,8918 0,0204 5,868 3,8918 48,6183 0,3817 -0,9631 98

    6 29,5 3,3843 0,0338 6,364 3,3843 29,6066 -0,1066 88,5

    8 18 2,8903 0,0555 6,86 2,8903 18,0293 -0,0293 72

    11 8,5 2,1400 0,1176 7,604 2,1400 8,5677 -0,0677 46,75

    15 3,2 1,1621 0,3125 8,596 1,1631 3,17771 0,0228 -3,78095 24

  • 8/19/2019 Laporan Farkin Kelompok 5 Golongan 1

    11/34

    Co = 385,2914

    Jawaban Pertanyaan

    a.  Gambarlah kurva kadar obat dalam darah terhadap waktu pada kertas

    semilogaritmik.

    Gambarlah kurva kadar obat dalam darah terhadap waktu pada kertassemilogaritmik

    y = -0.248x + 4.876

    R² = 1

    0

    0.5

    1

    1.5

    22.5

    3

    3.5

    4

    4.5

    0 2 4 6 8 10 12 14 16

       K   o   n   s   n   t   r   a   s   i   o    b   a   t

    Waktu

    Waktu vs Ln Cp

    y = -3.076x + 5.954

    R² = 0.999

    0

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2

       L   n   C   p  -   C   p    '

    Waktu (jam)

    kurva LNCp-Cp' vs waktu

  • 8/19/2019 Laporan Farkin Kelompok 5 Golongan 1

    12/34

     

    Persamaan perubahan kadar terhadap waktu

      Persamaan pada saat Eliminasi

    y = -0,248x + 4,876; dengan harga R 2 = 1

      Persamaan pada saat distribusi

    y = -3,076x + 5,954 ; dengan R 2

    = 0,999

    Konstanta eliminasi = 0,248/jam

    Konstanta distribusi = 3,076/jam

    1.  Menghitung t ½ eliminasi dan t ½ distribusi

      t ½ eliminasi =0,693

      

    =0,693

    0,248 = 2,794355 jam 

      t ½ distribusi =

    0,693

      

    =0,693

    3,076 = 0,225293 jam 

    2.  Volume distribusi

    =10000

     +  

     

    =10000

     131,1052+385,2914 

    = 19,36496 ml

    3.  Menghitung AUC∞

    AUC =  ()

      +

     ( )

      

    AUC =

    385,2914

    0,248  +

    131,1052

    3,076  AUC = 653,9073 mg.jam/L

    4.  Volume distribusi area (Vd area)

  • 8/19/2019 Laporan Farkin Kelompok 5 Golongan 1

    13/34

    Vd area =10000

          

    Vd area =10000

    0,7897  653,907

    = 61,6640 L

    5.  Klirens (Cl)

    Cl =10000

      

    =10000

    653,9073 

    = 15,2926 mL/jam

    6.  K 21 ( tetapan laju transfer dari kompartemen jaringan ke sentral)  

    K 21 =      + (      )

      +   

    =131,1052  3,076+ (385,2914  0,248)

    131,1052+385,2914 

    = 15,2926

    7.  Ksentral

    K =    

    21  

    =0,248  3,076

    15,2926 

    = 0,789709

    8. K 21  ( tetapan laju transfer dari kompartemen sentral ke jaringan)

    K 12  = Ke + Kd –  K 21- K

    = 0,248 + 3,076 - 15,2926 –  0,7897

    = 1,5683

    9.  Vdss ( Volume distribusi tunak )

    = Vd +12  

    21 

  • 8/19/2019 Laporan Farkin Kelompok 5 Golongan 1

    14/34

    = 61,6640 +50,80451  61,6640

    1,5683 

    = 50,80451

    10.  K 12

    = Vd + (K 12

     x Vd / K 21

    )

    = 19,3649 + (1,5683 x 19,3649 / 0,9659)

    = 50,80451

    11.  Vp = Vdpss –  Vdistibusi

    = 50,80451 –  19,3649

    = 31,4395

    7.2 Data II

    Waktu

    jam)

    Kadar

    Obat

    dalam

    Darah

    (mg/L)

    Eliminasi Distribusi

    AUC

    TrapezoLn Cp Ke Intercept C ext CressLn

    CressKd int

    0.25 130 4.86753 0.1211 2.52614 12.1322 117.868 4.76956 1.97589 5.35417 16.25

    0.5 95 4.55388 t1/2 el Cl total 11.7704 83.2296 4.4216 t1/2 dist Ksentral 28.125

    1 44 3.78419 5.72267 2.63862 11.0789 32.9211 3.49411 0.35073 1.065117 34.75

    1.5 20.5 0,2042 Vdss Vp 10.428 10.072 2.30976 K12 K21 16.125

    3 8.7 2.16332 10.25319 8.02099 8.69584 0.00416 -5.4822 0.807222 0.22465 21.9

    5 6.8 1.91692 Vs Cs0 6.82539 -0.0254 #NUM! AUC C0 15.57 5.4 1.6864 2.232207 22.9471 5.35727 0.04273 -3.1529 210.299 211.488 12.2

    10 3.7 1.30833 Vd area C0 3.72536 -0.0254 #NUM! 13.65

    14 2.3 0.83291 21.7892 12.5051 2.29509 0.00491 -5.3172 12

    AUC Tak

    Terhingga18.993

    AUC Total 170.5

    AUC Trapezoid 189.49

    Gambar kurva kadar obat dalam darah terhadap waktu untuk proses

    eliminasi obat

  • 8/19/2019 Laporan Farkin Kelompok 5 Golongan 1

    15/34

     

    Gambar kurva obat dalam darah terhadap waktu untuk proses distribusi obat

    Soal

    1.  Hitunglah semua nilai parameter yang menerangkan disposisi obat pada

    subjek?

    y = -0.121x + 2.526

    R² = 0.999

    0

    0.5

    1

    1.5

    2

    2.5

    0 5 10 15

       K  a   d  a  r   O   b  a   t   (  m  g   /   L   )

    Waktu (jam)

    Kurva Kadar Obat dalam Darah Terhadap

    Waktu

    Eliminasi

    Linear (Eliminasi)

    y = -1.975x + 5.354

    R² = 0.991

    0

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    0 0.5 1 1.5 2

       K  a   d  a  r   O   b  a   t   (  m

      g   /   L   )

    Waktu (jam)

    Kurva Kadar Obat dalam Darah Terhadap

    Waktu

    Distribusi

    Linear (Distribusi)

  • 8/19/2019 Laporan Farkin Kelompok 5 Golongan 1

    16/34

    2.  Berapa jumlah obat yang berada dalam tubuh 9 jam setelah penyuntikan i.v?

    3.  Berapa lama waktuyang diperlukan agar kadar obat dalam darah menjadi 6

    µg/ L?

    Jawaban

    A.  Gambar Kurva

    Persamaan regreasiY = -0,121x + 2,526

    Intersep = 2,526

    Slope = -0,121

    R 2 = 0,999

    Ke = -b

    = -(-0,121) = 0,121

    y = -0.121x + 2.526

    R² = 0.999

    0

    0.5

    1

    1.5

    2

    2.5

    0 5 10 15

       K  a   d  a  r   O   b  a   t

       (  m  g   /   L   )

    Waktu (jam)

    Kurva waktu vs Ln Cp

    Eliminasi

    Linear (Eliminasi)

  • 8/19/2019 Laporan Farkin Kelompok 5 Golongan 1

    17/34

     

    B.  Gambar kurva

    Persamaan regresi

    Y = -1,975x + 5,354

    Intersep = 5,354

    Slope = -1,975

    R 2 = 0,991

    Ka = -b

    = -(-1,975) = 1,975

    y = -1.975x + 5.354

    R² = 0.991

    0

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    0 0.5 1 1.5 2

       K  a   d  a  r   O   b  a   t   (  m  g   /   L   )

    Waktu (jam)

    Kurva waktu vs Ln Cp-Cp'

    Distribusi

    Linear (Distribusi)

  • 8/19/2019 Laporan Farkin Kelompok 5 Golongan 1

    18/34

     

    1. Persamaan regresi untuk kurva Kadar Obat vs Ln Cp dan Kadar Obat vs Ln

    Cp-Cp’ 

    C. 

    Persamaan regreasi untuk kurva waktu vs Ln Cp

    Y = -0,121x + 2,526

    Intersep = 2,526

    Slope = -0,121

    R 2 = 0,999

    Ke = -b

    = -(-0,121) = 0,121

    D.  Persamaan regresi untuk kurva waktu vs Ln Cp-Cp’ 

    Y = -1,975x + 5,354

    Intersep = 5,354

    Slope = -1,975

    R 2 = 0,991

    Ka = -b

    = -(-1,975) = 1,975

    E.  Menghitung t ½ eliminasi dan t ½ distribusi

      t ½ eliminasi =0,693

      

    =0,693

    0,121 = 5,72266 jam 

      t ½ distribusi =0,693

      

    =0,693

    1,9758 = 0,35072 jam

    F.  Volume distribusi

    =500

     +   

    =500

     12,5051 + 211,4884 

  • 8/19/2019 Laporan Farkin Kelompok 5 Golongan 1

    19/34

    = 2,23220 ml

    G.  Menghitung AUC∞

    AUC =   

     +   

     

    AUC =12,5051

    0,121 +

    211,4884

    1,97589 

    AUC = 210,2994 mg.jam/L

    H.  Klirens (Cl)

    Cl =500

      

    =500

    210,2994 

    = 2,37756 mL/jam

    I.  K 21 ( Tetapan laju transfer dari kompartemen jaringan ke sentral )  

    K 21 =       + (       )

      +   

    =12,5051  1,9758 + (211,4884  0,121)

    12,5051+ 211,4884 

    = 0,22464

    J.  K sentral

    K =    

    21 

    =0,121  1,9758

    0,22464 

    = 1,06511

    K.  K 12 ( Tetapan laju transfer dari kompartemen sentral ke jaringan )

    K 12  = Ke + Kd –  K 21- K

    = 0,121 + 1,9758 –  0,22464 –  1,06511

    = 0,807222

  • 8/19/2019 Laporan Farkin Kelompok 5 Golongan 1

    20/34

     

      Vdss ( Volume distribusi tunak )

    = Vd +12  

    21 

    = 2,2322 +12,3977  2,2322

    0,22464 

    = 125,4255

      Vp (Volume plasma)

    Vp = Vdpss –  Vdistibusi

    = 125,4255 –  2,2322

    = -123,1933

      Vd area

    Vd area =50  1

           

    =50

     210,2994  0,121

    = 1,96334

    2. Dp9 ( Jumlah obat pada kompartemen jaringan setelah 9 jam penyuntikan )

    = Co x exp (Ke x 9)= 12,5051 x xep (0,1211 x 9)

    = 4,2049 mg/L

    3.  Jika kisaran terapetik obat 8-50 mg/L, maka waktu yang diperlukan agar

    kadar obat dalam darah menjadi 6 mg/L yaitu

    =(

    6

    )

     

    =

    (6

    12,5051)

    1,9758  

    = 0,435468 jam

    7.3 Data III

  • 8/19/2019 Laporan Farkin Kelompok 5 Golongan 1

    21/34

     

    Time

    (hr)

    Cp

    (ug/mL) Ln Cp 1/Cp n Cp' Cp' Cp-Cp'

    Ln (Cp-

    Cp')

    0.25 43 3.7612 0.023256 2.6605 14.30344 28.69656 3.356777

    0.5 32 3.465736 0.03125 2.608 13.57188 18.42812 2.913878

    1 20 2.995732 0.05 2.503 12.2191 7.780904 2.051672

    1.5 14 2.639057 0.071429 2.398 11.00115 2.998848 1.098228

    2 11 2.397895 0.090909 2.293 9.904607 1.095393 0.091113

    4 6.5 1.871802 0.153846

    8 2.8 1.029619 0.357143

    12 1.2 0.182322 0.833333

    16 0.52 -0.65393 1.923077

     b. 

    Gambarlah kurva kadar obat dalam darah terhadap waktu pada kertassemilogaritmik.

    Gambarlah kurva kadar obat dalam darah terhadap waktu pada kertas

    semilogaritmik

    y = -0.210x + 2.713

    R² = 1

    -1

    -0.5

    0

    0.5

    1

    1.5

    2

    0 5 10 15 20

       L   n   C   p

    waktu

    T vs Ln Cp

    Series1

    Linear (Series1)

  • 8/19/2019 Laporan Farkin Kelompok 5 Golongan 1

    22/34

     

    Persamaan perubahan kadar terhadap waktu

      Persamaan pada saat Eliminasi

    y = -0,210x + 2,713; dengan harga R 2 = 1

      Persamaan pada saat distribusi

    y = -1,737x + 3,787 ; dengan R 2

    = 1

    Konstanta eliminasi = 0,21/jam

    Konstanta distribusi = 1,737/jam

    1.  Menghitung t ½ eliminasi dan t ½ distribusi

      t ½ eliminasi =

    0,693

      

    =0,693

    0,21 

    = 3,1871 jam

      t ½ distribusi =0,693

      

    =0,693

    1,737 

    = 0,3989 jam

    y = -1.737x + 3.787

    R² = 1

    0

    0.5

    1

    1.5

    2

    2.5

    3

    3.5

    4

    0 0.5 1 1.5

       W   a    k   t   u

    Ln (Cp-Cp')

    T vs Ln (Cp-Cp')

    Series1

    Linear (Series1)

  • 8/19/2019 Laporan Farkin Kelompok 5 Golongan 1

    23/34

     

    2.  Volume distribusi

    =10000

     +    

    =10000

     15,0744 + 44,1238 = 168,9240 ml

    3.  Menghitung AUC∞

    AUC =  

      +

     

      

    AUC =15,0744

    0,21 +

    44,1238

    1,737 

    AUC = 97,1853 mg.jam/L

    4.  Volume distribusi area (Vd area)

    Vd area =10000

            

    Vd area =10000

    0,21  97,1853= 4899,819 L

    5.  Klirens (Cl)

    Cl = 100000 

     

    =100000

    97,1853 

    = 1028,962 mL/jam

    6.  K 21 ( Tetapan laju transfer dari kompartemen jaringan ke sentral )  

    K 21 =        + (        )

      +   

    =15,0744  1,737+ (44,1238  0,21)

    15,0744 + 44,1238 

    = 0,5988

    7.  K sentral

  • 8/19/2019 Laporan Farkin Kelompok 5 Golongan 1

    24/34

    K =    

    21 

    =0,21  1,737

    26,3408 

    = 0,6091

    8.  K 12 ( Tetapan laju transfer dari kompartemen sentral ke jaringan )

    K 12  = Ke + Kd –  K 21- K

    = 0,21 + 1,737 –  26,3408 –  0,01384

    = 0,7390

    9. 

    Vdss

    = Vd +12  

    21 

    = 168,9240 +−24,4076  168,9240

    26,3408 

    = 12,3977

    10. Vp (Volume plasma)

    Vp = Vdpss –  Vdistibusi

    = 12,3977 –  168,9240

    = -156,5263

    11. Vd area

    Vd area =100000

           

    =100000

     97,18533  0,21

    = 4899.819

    VIII.  PEMBAHASAN

    Pemodelan farmakokinetika merupakan bentuk interpretasi keadaan

    tubuh ke dalam bentuk kompartemen. Model kompartemen merupakan

     pendekatan penyederhanaan dari seluruh jaringan di dalam tubuh ke dalam satu

  • 8/19/2019 Laporan Farkin Kelompok 5 Golongan 1

    25/34

    atau dua kompartemen yang menggambarkan pergerakan obat di dalam tubuh

    (Shargel, 2005). Dalam bidang farmasi, penting halnya dilakukan suatu

     penelitian terhadap bagaimana nasib obat dalam tubuh dengan menggunakan

    suatu permodelan agar dapat merancang suatu sediaan yang dapat memberikan

    efek terapi yang diinginkan.

    Kompartemen 2 diasumsikan dimana model kompartemen 2 terdiri dari

    kompartemen sentral yang meliputi sistem sistemik dan kompartemen perifer

    yang meliputi jaringan-jaringan dalam tubuh. Adapun pemodelan dari model

    kompartemen 2 untuk rute pemberian intravena adalah sebagai berikut :

    IX. 

    X. 

    XI. 

    XII. 

    XIII. 

    XIV. 

    Gambar 6.1. Model dua kompartemen intravena (Shargel, 2005)

    Kompartemen sentral mewakili darah, cairan ekstraseluler dan jaringan

    dengan perfusi tinggi. Obat terdistribusi dengan cepat dan merata dalam

    kompartemen sentral. Komartemen kedua dikenal dengan kompartemen

     jaringan atau perifer, terdiri dari jaringan-jaringan yang mana bat

     bersetimbangan dengan lebih lambat. Transfer obat antardua kompartemen

    dianggap terjadi melalui proses orde kesatu. Tetapan laju K 12 dan K 21 

    merupakan tetapan perpindahan laju orde kesatu untuk pergerakan obat dari

    kompartemen satu (sentral) ke kompartemen 2 (jaringan) untuk K 12 dan

     perpindahan laju orde kesatu untuk pergerakan obat dari kompartemen 2

    (jaringan) ke kompartemen satu (sentral) untuk K 21 (Shargel, 2005).

    Berdasarkan kurva di atas dapat dilihat bahwa data 2 terdiri dari 2 fase

    farmakokinetika, yaitu: fase distribusi, dan fase eliminasi. Sebagian besar jenis

  • 8/19/2019 Laporan Farkin Kelompok 5 Golongan 1

    26/34

    obat yang diberikan secara intravena, penurunan kadar obat di dalam darah

    terhadap waktu terbentuk dua fase (bifase) atau diterangkan dengan kurva dua

    eksponensial, ketika penurunan kadar obat darah terhadap waktu diplotkan

     pada kertas semilogaitmik. Bentuk kurva di atas merupakan indikasi bahwa

     profil farmakokinetika obat setelah pemberian intravena dapat diterangkan

    dengan model 2 kompartemen terbuka (Shargel, 2005).

    Pada kurva tersebut nampak bahwa pada awal sesudah pemberian obat,

    kadar obat dalam darah berkurang dengan cepat, yang menandakan terjadinya

    distribusi obat utamanya ke dalam organ-organ yang memiliki perfusi darah

    yang sangat cepat sepertihati dan ginjal. Fase ini disebut dengan fase distribusi

    awal atau disposisi cepat. Saat obat telah melampaui titik-titik pseudo-

    ekuilibrium, pengurangan kadarnya berlangsung lebih lambat dan dengan

     proses orde pertama, karena obat sudah memasuki fase eliminasi dimana pada

    fase ini proses metabolisme dan eksresi obat terjadi. Fase ini disebut dengan

    fase terminal atau fase disposisi lambat.

    Pada kenyataannya, konsentrasi obat dapat berbeda antar jaringan yang

     berbeda yang disebabkan oleh perbedaan pastisi obat ke dalam jaringan,

    sehingga konsentrasi obat di dalam jaringan dapat lebih tinggi atau lebih

    rendah dari konsentrasi obat di dalam plasma tergantung dari sifat jaringan

    individual.

    Proses fitting terhadap data darah setelah pemberian obat secara

    intravena, di lakukan pada praktikum ini. Fitting adalah proses pembuatan

    kurva atau fungsi matematika yang sesuai dari suatu seri data. Praktikum ini

     bertujuan untuk memahami, mengetahui dan menghitung parameter-parameter

    dari kinetika obat yang diberikan secara intravena. Data yang diberikan berupa

    konsentrasi obat dalam plasma yang diambil secara berkala dalam kurun waktu

    tertentu untuk memperoleh data parameter-parameter farmakokinetik, yang

    terdiri dari 3 soal.

  • 8/19/2019 Laporan Farkin Kelompok 5 Golongan 1

    27/34

    Soal No. 1, tahap pertama yang dilakukan adalah membuat kurva

    liniernya menggunakan aplikasi software perhitungan Ms. Exel. Kurva yang

    dihasilkan pada soal nomor 1 adalah sebagai berikut.

    Gambar 6.2. Kurva Linieritas Eleminasi Orde 1 (Soal No.1)

    Untuk menentukan kurva eleminasi, diambil dari titik terbawah

    sebanyak mungkin dengan tetap menghasilkan nilai linieritas yang mendekati

    1. Dari kurva di atas, orde reaksi untuk soal nomor 1 mengikuti orde satu,

    dimana orde satu merupakan perbandingan antara wau dan Ln konsentrasi

    dengan mengambil 5 titik terbawah.

    y = -0.248x + 4.876

    R² = 1

    0

    0.5

    1

    1.5

    2

    2.5

    3

    3.5

    4

    4.5

    0 5 10 15 20

       A   x   i   s   T   i   t    l   e

    Axis Title

    Waktu Vs Ln Cp

    Series1

    Linear (Series1)

  • 8/19/2019 Laporan Farkin Kelompok 5 Golongan 1

    28/34

     

    Gambar 6.3. Kurva Linieritas Distribusi Orde 1 (Soal No.1)

    Selain kurva eleminasi, ditentukan juga kurva distribusi obat untuk

    mengetahui kecepatan absorbsi saat diinjeksikan pertama kali sampai diterima

    oleh jaringan perifer. Berdasarkan kurva eleminasi di atas, diperoleh

     persamaan y = -0,248x + 4,876, dari persamaan tersebut dapat diketahui nilai

    K e (K e= -slope), maka Ke yang diperoleh adalah 0,248/jam. Selanjutnya, nilai

    Ke dapat digunakan untuk menentukan parameter-parameter

    farmakokinetikanya. Nilai K e yang diperoleh dapat digunakan untuk

    menetukan parameter-parameter famakokinetika lainnya. Selanjutnya nilai

    yang dicari adalah nilai t1/2 atau waktu paruh, rumus untuk mendapatkan nilai

    t1/2 = 0,693/ K e, sehingga hasil yang diperoleh = 2,794355. Hal tersebut

    menunjukkan bahwa waktu yang diperlukan obat untuk menjadi setengah dari

    konsentrasi awal di dalam plasma adalah 2,794 jam. Dari data waktu paruh

    tersebut dapat diketahui keterulangan pemberian obat diperbolehkan setelah 2-

    3 jam. Obat yang diberikan dalam bentuk injeksi intravena, seluruh dosis obatmasuk tubuh dengan segera dan cepat mengalami kesetimbangan obat

    (Shargel, 2005). Sedangkan untuk kurva distribusi, diperoleh persamaan y = -

    3,076x + 5,954. Dengan mengambil 3 titik teratas, dimana nilai Ka =

    3,076/jam. Waktu paruh distribusi yaitu waktu yang diperlukan oleh obat untuk

    y = -3.076x + 5.954

    R² = 0.999

    0

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    0 0.5 1 1.5

       A   x   i   s   T   i   t    l   e

    Axis Title

    kurva LNCp-Cp' vs waktu

    Series1

    Linear (Series1)

  • 8/19/2019 Laporan Farkin Kelompok 5 Golongan 1

    29/34

    mencapai setengah dari konsentrasinya di dalam darah terdistribusi ke dalam

     jaringan. Waktu paruh distribusinya yaitu sebesar 0,225293 jam dengan

    volume distribusi sebesar 19,36496 mL. Nilai AUC dan Cl yang diperoleh

    adalah 653,9073 mg jam/L dan 15,29.

     Nilai dari K 12, K 21, dan K sentral  berturut turut adalah 1,568305,

    0,965986, 0,789709. Volume distribusi sentral, volume perifer, dan volume

    sentral berturut-turut adalah 50,80451 mL, 31,4395 mL, dan 61,66407 mL.

    Perbedaan volume dalam sentral dan perifer dapat diakibatkan karena

     perbedaan distribusi obat dalam perifer/jaringan.

    Hasil pengolahan data nomor 2 yaitu diperoleh kurva perbandingan

    konsentrasi terhadap waktu.

    Gambar 6.4. Kurva Linieritas Eleminasi Orde 1 (Soal No.2)

    Untuk menentukan kurva eleminasi, diambil dari titik terbawah

    sebanyak mungkin dengan tetap menghasilkan nilai linieritas yang mendekati

    1. Dari kurva di atas, orde reaksi untuk soal nomor 1 mengikuti orde satu,

    dimana orde satu merupakan perbandingan antara wau dan Ln konsentrasi

    dengan mengambil 5 titik terbawah.

    y = -0.121x + 2.526

    R² = 0.999

    0

    0.5

    1

    1.5

    2

    2.5

    0 5 10 15

       K  a   d  a

      r   O   b  a   t   (  m  g   /   L   )

    Waktu (jam)

    Kurva Kadar Obat dalam Darah Terhadap

    Waktu

    Eliminasi

    Linear (Eliminasi)

  • 8/19/2019 Laporan Farkin Kelompok 5 Golongan 1

    30/34

  • 8/19/2019 Laporan Farkin Kelompok 5 Golongan 1

    31/34

    1,975/jam. Waktu paruh distribusi yaitu waktu yang diperlukan oleh obat untuk

    mencapai setengah dari konsentrasinya di dalam darah terdistribusi ke dalam

     jaringan. Waktu paruh distribusinya yaitu sebesar 0,35 jam. Nilai Cl dan AUC

    yang diperoleh adalah 2,3776 dan 210,2995 mg jam/L .

     Nilai dari K 12, K 21, dan K sentral  berturut turut adalah 0,807; 0,2247;

    1,065. Volume distribusi sentral, volume perifer, volume sentral dan volume

    distribusi area berturut-turut adalah 10,25 mL, 8,02 mL, dan 2,23 mL dan 1,96

    mL. Perbedaan volume dalam sentral dan perifer dapat diakibatkan karena

     perbedaan distribusi obat dalam perifer/jaringan. Parameter farmakokinetika

     juga dapat digunakan untuk menentukan lamanya waktu yang diperlukan agar

    kadar obat dalam darah menjadi 6 mg/L. Kadar obat dalam darah pada saat 6

    mg/L diperoleh pada waktu 0,435468 jam serta kadar obat dalam darah setelah

    9 jam penyuntikan sebesar 4,2049 mg/L.

    Hasil pengolahan data nomor 3 yaitu diperoleh kurva perbandingan

    konsentrasi terhadap waktu.

    Gambar 6.6. Kurva Linieritas Eleminasi Orde 1 (Soal No.3)

    Untuk menentukan kurva eleminasi, diambil dari titik terbawah

    sebanyak mungkin dengan tetap menghasilkan nilai linieritas yang mendekati

    1. Dari kurva di atas, orde reaksi untuk soal nomor 1 mengikuti orde satu,

    y = -0.210x + 2.713

    R² = 1

    -1

    -0.5

    0

    0.5

    1

    1.5

    2

    0 5 10 15 20

       L   n   C   p

    waktu

    T vs Ln Cp

    Series1

    Linear (Series1)

  • 8/19/2019 Laporan Farkin Kelompok 5 Golongan 1

    32/34

    dimana orde satu merupakan perbandingan antara wau dan Ln konsentrasi

    dengan mengambil 4 titik terbawah.

    Gambar 6.8. Kurva Linieritas Distribusi Orde 1 (Soal No.3)

    Selain kurva eleminasi, ditentukan juga kurva distribusi obat untuk

    mengetahui kecepatan absorbsi saat diinjeksikan pertama kali sampai diterima

    oleh jaringan perifer. Berdasarkan kurva eleminasi di atas, diperoleh

     persamaan y = -0,210 x + 2,713, dari persamaan tersebut dapat diketahui nilai

    K e (K e= -slope), maka Ke yang diperoleh adalah 0,210/jam. Selanjutnya, nilai

    Ke dapat digunakan untuk menentukan parameter-parameter

    farmakokinetikanya. Nilai K e yang diperoleh dapat digunakan untuk

    menetukan parameter-parameter famakokinetika lainnya. Selanjutnya nilai

    yang dicari adalah nilai t1/2 atau waktu paruh, rumus untuk mendapatkan nilai

    t1/2 = 0,693/ K e, sehingga hasil yang diperoleh = 3,187. Hal tersebut

    menunjukkan bahwa waktu yang diperlukan obat untuk menjadi setengah dari

    konsentrasi awal di dalam plasma adalah 3,187 jam. Dari data waktu paruhtersebut dapat diketahui keterulangan pemberian obat diperbolehkan setelah 3-

    4 jam. Obat yang diberikan dalam bentuk injeksi intravena, seluruh dosis obat

    masuk tubuh dengan segera dan cepat mengalami kesetimbangan obat

    (Shargel, 2005). Sedangkan untuk kurva distribusi, diperoleh persamaan y = -

    y = -1.737x + 3.787

    R² = 1

    0

    0.5

    1

    1.5

    2

    2.5

    3

    3.5

    4

    0 0.5 1 1.5

       A   x   i   s   T   i   t    l   e

    Axis Title

    T vs Ln (Cp-Cp')

    Series1

    Linear (Series1)

  • 8/19/2019 Laporan Farkin Kelompok 5 Golongan 1

    33/34

    1,737x + 3,787. Dengan mengambil 3 titik teratas, dimana nilai Ka =

    1,737/jam. Waktu paruh distribusi yaitu waktu yang diperlukan oleh obat untuk

    mencapai setengah dari konsentrasinya di dalam darah terdistribusi ke dalam

     jaringan. Waktu paruh distribusinya yaitu sebesar 0,399 jam. Nilai Cl dan AUC

    yang diperoleh adalah 1028,962 dan 97,185 mg jam/L .

     Nilai dari K 12, K 21, dan K sentral berturut turut adalah 0,739; 0,599; 0,609.

    Volume sentral dan volume distribusi area berturut-turut adalah 1689,239 mL

    dan 4899,819  mL. Perbedaan volume dalam sentral dan perifer dapat

    diakibatkan karena perbedaan distribusi obat dalam perifer/jaringan.

    Persamaan farmakokinetika beserta dengan parameter-parameter

    farmakokinetik sangat berperan penting dalam aplikasi klinis terutama dalam

    menentukan rute administrasi, regimen dosis, aturan dosis yang rasional, obat-

    obatan yang akan diberikan kepada seorang pasien. Selain itu, persamaan

    farmakokinetika dan parameter farmakokinetik juga memiliki peran pada

    aplikasi di bidang farmasetis dan toksikologi. Dalam bidang farmasetika,

    farmakokinetika berguna untuk menilai ketersediaan biologis (bioavailabilitas)

    suatu senyawa aktif terapeutik dari sediaannya. Dalam bidang ini

    farmakokinetika dapat membantu menemukan sebab-sebab terjadinya efek

    toksik dari pemakaian suatu obat (Cahyati, 1985).

    IX.  KESIMPULAN

    Data 1, 2 dan 3 menunjukkan pemberian obat secara intravena

    mengikuti permodelan kompartemen 2 terbuka. Dengan penggunaan model

    inilah maka dari data eksperimental dapat diperoleh persamaan liniernya, orde

    reaksi serta harga-harga: konstanta eliminasi (K e), konstanta distribusi (K d),

    waktu paruh eliminasi (T1/2 el.), waktu paruh distribusi (T1/2 el.), konstanta

    kecepatan eliminasi (K el), AUC, Clirens (Cl), Volume distribusi sentral (Vds),

    Volume sentral (Vs), Volume perifer (Vp), Volume distribusi area, K 12, K sentral,

    K 21. Melalui permodelan ini juga dapat menentukan kadar obat dalam plasma

     pada waktu tertentu.

  • 8/19/2019 Laporan Farkin Kelompok 5 Golongan 1

    34/34