kelompok 5 penulisan ilmiah

31
Kelompok 5 Prodi Fisika dan Kimia Nama : Ruspa rusman Kurnia Bakrie Kiki Nurmala Maha Putri Maya Pratiwi Lomo Nurhalima Siti Khotijah Charisma Y.R Materi 1 Kelas kata atau partikel leksikal adalah pengulangan kata menurut bentuk, fungsi dan maknanya. Kelas kata dalam bahasa Indonesia dibagi menjadi beberapa golongan besar, yaitu: 1.Verba Verba atau kata kerja adalah kelas kata yang menyatakan suatu tindakan, keberadaan, pengalaman atau penertian dinamis lainnya. Jenis kata ini biasanya menjadi predikat dalam suatu kalimat. Berdasarkan objeknya, kelas kata dapat dibagi dua, yakni kata kerja transitif yang membutuhkan pelengkap atau objek, seperti memukul bola, serta kata kerja yang tidak membutuhkan pelengkap,seperti lari. 2.Adjectiva Adjektif atau kata kerja adalah kelas kata yang mengubah kata benda atau kata ganti, biasanya dengan menjelaskan atau membuatnya menjadi lebih spesifik. Kelas kata ini dapat menerangkan kuantitas, kecukupan, urutan, kualitas maupun penekanan suatu kata.

Upload: siti-khotijah

Post on 14-Jul-2016

250 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kelompok 5 Penulisan Ilmiah

Kelompok 5 Prodi Fisika dan Kimia

Nama : Ruspa rusman

Kurnia Bakrie

Kiki Nurmala Maha Putri

Maya Pratiwi Lomo

Nurhalima

Siti Khotijah

Charisma Y.R

Materi 1

Kelas kata atau partikel leksikal adalah pengulangan kata menurut bentuk, fungsi dan

maknanya. Kelas kata dalam bahasa Indonesia dibagi menjadi beberapa golongan besar,

yaitu:

1.Verba

Verba atau kata kerja adalah kelas kata yang menyatakan suatu tindakan, keberadaan,

pengalaman atau penertian dinamis lainnya. Jenis kata ini biasanya menjadi predikat dalam

suatu kalimat. Berdasarkan objeknya, kelas kata dapat dibagi dua, yakni kata kerja transitif

yang membutuhkan pelengkap atau objek, seperti memukul bola, serta kata kerja yang tidak

membutuhkan pelengkap,seperti lari.

2.Adjectiva

Adjektif atau kata kerja adalah kelas kata yang mengubah kata benda atau kata ganti,

biasanya dengan menjelaskan atau membuatnya menjadi lebih spesifik. Kelas kata ini dapat

menerangkan kuantitas, kecukupan, urutan, kualitas maupun penekanan suatu kata.

Misalnya: jauh, kaya dan keras.

3.Pronomia

Pronomia atau kata ganti adalah jenis kata yang menggantikan nomina atau frasa nomina.

Contohnya adalah:

a.Kata ganti pemilik, misalnya: -ku, -mu dan nya.

b. Kata ganti penanya, misalnya: apa, kapan, di mana, mengapa, siapa, bagaimana dan ke

mana.

Page 2: Kelompok 5 Penulisan Ilmiah

c. Kata ganti petunjuk, misalnya: ini dan itu.

d. Kata ganti penghubung, misalnya: yang.

e. Kata ganti tak tentu, misalnya: barang siapa.

4.Numeralia

Numeralia atau bilangan kata adalah kata yang menyatakan jumlah benda atau urutannya

dalam suatu deretan. Kata bilangan dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu: kata bilangan tentu

(takrif), misalnya: satu, setengah dan ketujuh. Serta kata bilangan tak tentu, misalnya:

beberapa, seluruh dan banyak.

5.Adverbial

Adverbial atau kata keterangan (Bahasa Latin: ad untuk dan verbum kata) adalah kelas kata

yang memberikan keterangan kepada kata lain, seperti verba (kata kerja) dan adjectiva (kata

sifat), yang bukan nomina (kata benda). Contoh: sangat, amat dan tidak.

6.Artikula

Artikula atau artikel atau kata sandang adalah kata yang tidak memiliki arti tapi menjelaskan

nomina, contoh: si, sang dan kaum. Kata sandang bisa digunakan untuk mendampingi kata

benda dasar.

7.Preposisi

Preposisi (Bahasa Latin: prae sebelum dan ponere menempatkan, tempat) atau kata depan

adalah kata yang merangkaikan kata-kata atau kalimat dan biasanya diikuti oleh nomina atau

pronominal. Preposisi bisa berbentuk kata, misalnya did an untuk, atau gabungan kata,

misalnya bersama atau sampai dengan.

8.Konjungsi

Konjungsi atau kata sambung adalah kata-kata yang menghubungkan bagian-bagian kalimat,

menghubunkan antarkalimat, antarklausa, antarkata dan antarparagraf.

a. Konjungsi antarklausa: yang sederajat yaitu dan, atau, tetapi, lalu, kemudian serta yang

tidak sederjat yaituketika, bahwa, karena, meskipun, jika, apabila.

b. Konjungsi antakalimat: akan tetapi, oleh karena itu, jadi, dengan demikian.

c. Konjungsi antarparagraf: selain itu, adapun, namun.

9. Nomina(kata benda) adalah kelompok kata yang menyatakan suatu nama .

Page 3: Kelompok 5 Penulisan Ilmiah

Materi 2

Pengertian Frasa

Frasa atau kelompok kata adalah Himpunan kata yang membentuk suatu kesatuan serta berfungsi sebagai unsur langsung dari susunan yang lebih besar.Selain itu, frasa juga diartikan sebagai kata atau kelompok kata yang mendukung suatu kesatuan makna atau merupakan satuan yang terdiri atas dua kata atau lebih yang menduduki satu fungsi kalimat.

Ciri-ciri Frasa :

Sebuah frasa memiliki ciri-ciri tertentu yaitu

1. Menduduki satu unsur, yaitu subjek,predikat,objek,pelengkap atau keterangansaja misalnya Adik belajar di meja hijau. Gabungan kata di meja hijau pada kalimat tersebut merupakan frasa yang menduduki pola keterangan.

2. Tidak membentuk makna baru,misalnya Adik belajar di meja hijau. Meja hijau adalah meja yang berwarna hijau.

Contoh lain Frasa : Dua orang mahasiswa baru itu sedang membaca buku di perpustakaan.Kalimat diatas terdiri atas 3 frasa yaitu dua orang mahasiswa sedang membaca dan di perpustakaan.Jadi Frasa memiliki sifat sebagai berikut :

1. Terdiri atas dua kata atu lebih 2. Frasa selalu menduduki satu fungsi kalimat

Kelas Frasa Frasa dibagi menjadi 7 kelas :

1. Frasa Nomina yaitu Frasa yang distribusinya sama dengan kata benda.Unsur pusat frasa benda yaitu kata benda.Contoh : Dita menerima hadiah ulang tahun

Dita menerima Hadiah Frasa hadiah ulang tahun dalam kalimat distribusi sama dengan kata benda hadiah. Oleh karenanya, frasa hadiah ulang tahun termasuk frasa benda atau frasa nomina.

2. Frasa Adjectiva yaitu Frasa yang distribusinya sama dengan kata sifat.Frasa sifat mempunyai inti berupa kata sifat, kesamaan distribusi itu dapat dilihat pada jajaran berikut. Contoh : Lukisan yang di pamerkan itu memang bagus-bagus

Lukisan yang di pamerkan itu bagus-bagus3. Frasa Verba yaitu Frasa yang distribusinya sama dengan kata kerja atau verba.

Contoh : Adik sejak tadi akan menulis dengan pensil. Frasa akan menulis adalah frasa kerja , karena distribusinya sama dengan kata kerja menulis dan unsur pusatnya kata kerja,yaitu menulis.

4. Frasa Numeralia yaitu Frasa yang distribusinya sama dengan kata bilangan. Pada umumnya frasa bilangan atau frasa numeralia dibentuk dengan menambahkan kata penggolong atau kata bantu bilangan. Contoh : Dua orang serdadu menghampirinya ke tempat itu.

5. Frasa Adverbia yaitu Frasa distribusi sama dengan kata keterangan. Biasanya inti frasa keterangan dan dalam kalimat sering menduduki fungsi sebagai keterangan.Dibagi menjadi 2 bagian :

Page 4: Kelompok 5 Penulisan Ilmiah

a) Frasa keterangan sebagai keterangan a. Frasa keterangan biasanya mempunyai keleluasaan berpindah. Karena

berfungsi sebagai keterangan. Oleh karena itu, frasa keterangan dapat terletak di depan atau di belakang subjek atau di awal dan di akhir kalimat.

b. Contoh : Tidak biasanya dia pulang larut malam 1. Dia tidak biasanya pulang larut malam 2. Dia pulang larut malam tidak biasanya

c. Frasa keterangan sebagai keterangan pada kata kerja. Contoh : Saya tidak hanya bertanya tetapi juga mengusulkan sesuatu.

6. Frasa Preposisional yaitu Frasa yang terdiri atas kata depan dengan kata lain sebagai unsur penjelas. Contoh : Laki-laki di depan itu mengajukan pertanyaan kepada pembicara.

7. Frasa Pronominal yaitu Frasa yang dibentuk dengan kata ganti.Frasa ini terdiri atas 3 jenis , yaitu :a) Modifikatif , misalnya : Kalian semua, anda semua,mereka semua,mereka

itu,mereka berdua.b) Koordinatif, misalnya : Engkau dan aku,kamu dan mereka,saya dan dia.c) Apositif, misalnya : Kami,putra putri Indonesia,menyatakan perang melawan

narkotika.

Materi 3

Kalimat Majemuk Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih.

1. Kalimat Majemuk Setara Kalimat majemuk setara ditandai dengan bahwa antarklausanya memiliki kedudukan sederajat. Ada tiga jenis kalimat majemuk setara, yaitu: (1) Setara hubungan penjumlahan atau penggabungan Konjungtor yang digunakan: dan, serta, baik.........maupun........, lalu, kemudian, dan sebagainya. Contoh: Tini berbelanja sayuran dan ibu memasaknya.

(2) Setara hubungan pertentangan Konjungtor yang digunakan: tetapi, namun, sedangkan, bukan..........melainkan, tidak........tetapi, dan sebagainya. Contoh: Adiknya rajin, tetapi ia sendiri malas. Cerita itu bukan khayalan, melainkan kenyataan.

(3) Setara hubungan pemilihan Konjungtor yang digunakan: atau Contoh: Engkau menunggu di sini atau pergi bersama kami.

2. Kalimat Majemuk Bertingkat

Page 5: Kelompok 5 Penulisan Ilmiah

Kalimat majemuk bertingkat mengandung dua klausa atau lebih yang tidak sederajat. Salah satu menduduki fungsi utama kalimat yang lazim disebut sebagai induk kalimat, sedangkan klausa yang lebih rendah kedudukannya disebut anak kalimat. pada bagian berikut disajikan beberapa contoh anak kalimat (klausa anak). a. Anak kalimat pengganti subjek

Contoh: Anak berbaju merah itu, adikku. S P S-P b. Anak kalimat pengganti predikat

Contoh: Ayahku orangnya gemuk. S P S-P c. Anak kalimat pengganti objek

Contoh: Ia tidak mengetahui S P bahwa kami telah menikah. O S-P d. Anak kalimat pengganti keterangan tujuan

3. Kalimat Efektif Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, dan perasaan dengan tepat ditinjau dari segi struktur, diksi, dan logikanya. Dengan kata lain, kalimat efektif selalu berterima secara tata bahasa dan makna.

4. Prinsip-prinsip efektifitas suatu kalimat.1. tidak kontaminasi 2. tidak pleonasme 3. tidak ambiguitas 4. jelasnya unsur subjek 5. tidak kemubaziran preposisi 6. menghindari kesalahan logika 7.ketepatan bentuk kata 8. ketepatan makna kata

Materi 4

1. Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkainan yang dapat terdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. Kalimat juga berarti satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengancaraa lisan maupun tulisan. Dalm wujud, kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimuali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.).

2. Unsur-unsur kalimat terdiri dari :

Page 6: Kelompok 5 Penulisan Ilmiah

SubjekDisebut juga pokok kalimat, merupakan unsur inti dari kalimaT, biasanya berupa kata benda atau kata lain yang dibendakan, untuk mencari subjek dalam kalimat dapat diajukan pertanyaan dengan kata “ siapa” dan “apa”.Contoh: melukis itu melatih kreativitas

PredikatMerupakan unsur inti pada kalimat yang berfungsi ujntuk menerangkan subjek biasanya berupa kata kerja tatau kata sifat, untuk mencari predikat dalam kalimat dapat diaukan pertanyaan dengan kata tanya “mengapa” dan “bagaimana”Contoh : Anto menyanyi dengan merdu

ObjekMerupakan keterangan predikat yang erat hubungannya dengan predikat, biasanya terletak dibelakang predikat. Dala kalimta pasif, objek menduduki fungsi subjek. Terditi dari dua macam yaitu :

Objek penderita, adalah kata benda atau yang dibendakan baik berupa kata atau kelompok kata yang merupakan sasaran langsung dari perbuatan tau tindakan yang dinyataka oleh subjek. Contoh : Pak Ali membajak sawah

Objek penyerta, adalah objek yang menyertai subjek dalam melakukan atau mengalami sesuatu.Contoh : penjahit itu membuatkan ibu baju

Keterangan Mempunyai hubungan yang renggang dengan predikat . Jenis – jenis keterangan :

Keterangan tempat. Contoh : ayah akan pergi ke Surabaya

Keterangan alatContoh : Ibu memotong sayuran dengan pisau

Keterangan waktu Contoh : Saya tidur pukul 10 malam

3. Struktur Kalimat Kalimat dassar, adalah kalimat yang berisi informasi pokok dalam sturktur

inti, belum mengalami perubahan. Perubahan itu dapat berupa penambahan unsur seperti penambahan ketrangan kalimta ataupun keterangan subjek, predikat, objek, ataupun pelengkap. Ciri –ciri kalimat dasar yaitu :a. Kalimat dasar berpola SPOKb. Kalimat dasar berpola SPOPelc. Kalimat dasar berpola SPOd. Kalimat dasar berpola SPPele. Kalimat dasar berpola SPKf. Kalimat dasasr berpola SP(P.Verbal)g. Kalimat dasar berpola SP(P.Nomina)

Page 7: Kelompok 5 Penulisan Ilmiah

h. Kalimat dasar berpola SP(P.Adjektiva)

Kalimat majemuk adalah struktur kalimat yang didalamnya terdapat dua kalimat dasar atau lebih.Kalimat majemuk dibedakan menjadi 3 yaitu:a. Kalimat majemuk setara

Kaliamta yang didalamnya terdapat sekurang-kurangnya dua kalimat dasar dan masing-masing dapat berdiri sebagai kalimat tunggal.

b. Kalimat majemuk bertingkatKalimta yang mengandung satu kalimat dasar yang merupakan inti dan satu atau beberapa kalimat dasar yang berfungsi sebagai pengisi salah satu unsur kalimat inti itu misalnya keterangan, subjek atau objek.

c. Kalimat majemuk campuranGabungan antara kalimat majemuk setara dan kalimat mejemuk bertingkat sekurang-kurangnya terdiri dari tiga kalimat.

Materi 5

A. Pengertian paragraf

Paragraf adalah Rangkaian atau seperangkat kalimat yang saling berhubungan atau terjalin secara utuh dan membentuk satu kesatuan pokokpembahasan atau membahas satu topik pembahasan atau satu permasalahan pokok.

1. Syarat-syarat paragraf yang baik a. Mengandung satu pikiran atau topik b. Pikiran utama didukung oleh pikiran penjelasan,baik dengan

penjelasan,uraian,maupun contoh-contoh.c. Kohorensi antar kalimat dalam satu paragraf dan antar paragraf dalam satu

karangan yang lebih dari satu paragraf. Antar kalimat dan paragraf terjalin hubungan saling mendukung.

d. Unity : karangan merupakan satu kesatuan yang padu.e. Harmonis semantis,gramatis dan normatif.

2. Jenis-jenis paragraf a. Paragraf narasi, yaitu jenis paragraf yang menceritakan suatu kejadian atau

peristiwa berdasarkan urutan waktu sehingga pembaca bisa merasakan kejadian tersebut.

b. Paragraf deskripsi, yaitu paragraf yang menggambarkan suatu objek dengan kata- kata yang mampu merangsang indera pembaca.

c. Pargraf eksposisi, yaitu aragraf yang bertujuan untuk memaparkan,menjelaskan,menyampaikan informasi,mengajarkan dan menerangkan suatu topik kepada pembaca dengan tujuan untuk memberikan informasi sehingga memperluas pengetahuan pembaca.

d. Paragraf argumentasi, yaitu jenis paragraf yang mengungkapkan ide,gagasan,atau pendapat penulis dengan disertai bukti dan fakta(benar-benar terjadi).

Page 8: Kelompok 5 Penulisan Ilmiah

e. Paragraf persuasi, yaitu suatu bentuk karangan yang bertujuan membujuk pembaca agar mau berbuat sesuatu sesuai dengnan keinginan penulisnya.

B. Ide pokok dan kalimat utama paragraf

Ide pokok memiliki nama lain yang semakna,diantaranya adalah ide utama,gagasan pokok,gagasan utama,dan pokok pikiran.1. Pengertian ide pokok

Ide pokok mengacu kepada maksud,masalah,atau informasi utama yang ingin di sampaikan penulis melalui paragraf tertentu.Sebagaimana ruh yang terdapat di dalam tubuh,ide pokok juga terdapat di dalam kalimat.Umumnya,ide pokok berada dalam kalimat utama meskipun ada juga paragraf yang menempatkan ide pokoknya secara tersebar diseluruh kalimatnya.

2. Pengertian kalimat utama Kalimat utama merupakan kalimat yang mengandung ide pokok.Secara lebih rinci,kalimat utama adalah kalimat yang mengandung maksud,masalah,atau informasi utama yang ingin di sampaikan penulis melalui paragraf tersebut.

a. Ciri-ciri kalimat utama a) Posisinya berada di awal,diakhir,atau di awal – di akhir paragraf.b) Mengandung maksud,masalah,atau informasi utama paragraf.c) Paling banyak dijelaskan oleh kalimat lainnya.d) Paling potensial menjadi simpulan paragraf.e) Bisa berdiri sendiri atau makna dan maksudnya jelas tanpa kehadiran

kalimat-kalimat yang lain.b. Berdasarkan letak kalimat utamanya,jenis paragraf secara umum dibedakan

menjadi tiga,yaitu :a) Paragraf deduktif,paragraf yang menempatkan kalimat utama di awal

paragraf.Pargrafnya dikembangkan dengan pola umum – khusus.b) Paragraf Induktif,paragraf yang menempatkan kalimat utamanya di

akhir paragraf.Paragrafnya di kembangkan dengan pola khusus – umum .

c) Paragraf campuran,paragraf yang menempatkan kalimat utamanya di awal dan di akhir paragraf.

C. Kalimat penjelasKalimat penjelas adalah kalimat-kalimat yang isinya merupakan penjelasan,uraian,atau berupa rincian-rincian detail tentang kalimat utama suatu paragraf.

1) Kalimat mayorKalimat mayor adalah kalimat yang sekurang-kurangnya memiliki fungsi subyek atau predikat.Unsur O dan K bersifat fakultatif(manasuka).

Contoh : 1. Si Doel Sudah tidur S P

2. Mereka Pergi ke Surabaya S P K

3.Ia Mencintai Zaenab dan Sara S P O

Page 9: Kelompok 5 Penulisan Ilmiah

2) Kalimat Minor Kalimat minor adalah kalimat yang terdiri atas satu fungsi gramatikal.a. Bentuk kalimat minor

a) Kalimat tambahan Contoh : Saya akan pergi ke Jakarta.Minggu depan.Selama sebulan.Bersama istri saya.b) Kalimat jawaban

Contoh : (Siapa namamu?) Ani.

3. kaliamat Salam

4. kalimat panggilan

5. Kalimat seruan

6. Kalimat judul

Untuk lebih jelas perhatiak tabel :

KALIMAT MINOR KALIMAT MAYORSudah tidur Si Doel sudah tidurPergi Kamu pergi dari siniMau mandi Zaenab mau mandiZaenab dan Zarah Ia mencinytai Zaenab dan ZarahKe Surabaya Mereka pergi ke Surabaya

D. Kalimat penegas

Kehadiran kalimat penegas dalam suatu paragraf tidak mutlak. Artinya, boleh ada boleh tidak. Kadang – kadng kalimta penegas aditulis bukan untuk memperjelas informasi atau untuk menyimpulkan, melainan hanya untuk variasi paragraph.

Contoh : Gedung yang dibangun 18 yaun yang lalu itu, kini keadaannya rusak berat. Tembok bagian depan mengelupas dibeberapa tempat dan bagian belakang retak –retak . gentingnya banyak yang pecah dan tentu saja bocor kalau hujan turun. Kayu penyangga genting banyak yang patah sehinga atap bangunan tampak bergelombang. Platfon sudah tidakmutuh, lantai hancur, dan beberapa jendela kaca pecah. Bahkan sejumlah pintunya keropos dimakan rayap. Gedung itu memang sudah tidak layak dihuni.

Materi 6

A. Pengait paragraf adalah sesuatu yang di gunakan agar paragraf menjadi padu. Agar paragraf menjadi padupengait pargraf, berupa :

Page 10: Kelompok 5 Penulisan Ilmiah

1. Ungkapan penghubung transisi 2. Kata Ganti 3. Kata kunci(pengulangan kata yang dipentingkan )

1. Pengait berupa konjungsi intrakalimat

Konjungsi intrakalimat pada kalimat-kalimat sebuah paragraf dapat menandai atau

mengaitkan hubungan-hubungan berikut ini.

a. Hubungan aditif (penjumlahan) : dan, bersama, serta

b. Hubungan adversatif (pertentangan) : tetapi, tapi, melainkan

c. Hubungan alternatif (pemilihan): atau, ataukah

d. Hubungan sebab : sebab, karena, lantara, gara-gara

e. Hubungan akibat : hasilnya, akibatnya, akibat

f. Hubungan tujuan : untuk, demi, agar, biar, upaya

g. Hubungan syarat : asalkan, jika, kalau, jikalau

h. Hubungan waktu: sejak, sedari, ketika, sewaktu, waktu, saat, takkala, selagi, selama,

seraya,setelah, sesudah, seusai, begitu, hingga

i. Hubungan konsesif : sungguhpun, biarpun, meskipun, walaupun, sekalipun,

kendatipun, betapapun

j. Hubungan cara : tanpa, dengan

2. Pengait berupa konjungsi antarkalimat

Konjungsi antar kalimat secara tegas dibedakan dari konjungsi intrakalimat. Di dalam

konjungsi intrakalimat terdapat konjungsi kordinatif dan konjungsi subordinatif seperti yang

sudah dijelaskan terperinci pada bagian di depan tadi. Konjungsi intrakalimat beroperasi di

dalam tataran kalimat itu. Nah, berbeda dengan semuanya itu, konjungsi antarkalimat

beroperasi pada tataran yang berada diluar kalimat itu sendiri.

Dengan demikian harus dikatakan bahwa yang dihubungkan atau dikaitkan itu adalah

ide atau pikiran yang berada di dalam kalimat itu dengan ide atau pkiran yang beada di luar

kalimat tersebut. Karena konjungsi tersebut menghubungkan antara ide yang ada dalam

sebuah kalimat danide yang berada di dalam kalimat yang lain. Konjungsi demikian itu

disebut sebagai konjungsi antarkalimat.

Adapun konjungsi antarkalimat yang mengemban hubungan-hubungan makna

tertentu tersebut adalah sebagai berikut : biarpun demikian, biarpun begitu, sekalipun

Page 11: Kelompok 5 Penulisan Ilmiah

demikian, sekalipun begitu, walaupun demikian, walaupun begitu, meskipun demikian,

meskipun begitu, sungguhpun demikian, sungguhpun begitu, kemudan, sesudah itu, setelah

itu, selanjutnya, tambahan pula, lagi pula, selain itu, sebaliknya, sesungguhnya,

bahwasannya, malahan, malah, bahkan, akan tetapi, namun , kecuali itu, dengan demikian,

oleh karena itu, oleh sebab itu, sebelum itu.

Lebih lanjut dapat ditegaskan bahwa konjungsi-konjungsi yang disebutkan di depan

itu dapat menandai hubungan-hubungan makna berikut ini

a. hubungan makna pertentangan dengan dinyatakan pada kalimat sebelumya. Biarpun

begitu, biarpun demikian, sekalipun demikian, sekalipun begitu, walaupun demikian,

walaupun begitu, meskipun demikian, meskipun begitu, sungguhpun demikian,

walaupun begitu, meskipun demikian, meskipun begitu, sungguhpun demikian,

sungguhpun begitu, namun, akan tetapi.

b. Hubungan makna kelanjutan dari kalimat yang dinyatakan pada kalimat sebelumnya :

kemudian,sesudah itu, setelah itu, selanjutnya.

c. Hubungan makna bahwa terdapat peristiwa, hal, keadaan di luar dari yang dinyatakan

sebelumnya:tambahan pla, lagi pula, selain itu.

d. Hubungan makna kebalikan dari yang dinyatkan pada kalimat sebelumbya.

Sebaliknya, berbeda dari itu, kebalikannya.

e. Hubungan makna kenyataan yang sesungguhnya: sesungguhnya, bahwasannya,

sebenarnya.

f. Hubungan makna yang menguatkan keadaan yang disampaikan sebelumya : malah,

malahan, bahkan.

g. Hubungan makna yang menyatakan keesklusifan dan keinklusifan : kecuali itu,

h. Hubungan makna yang menyatakan konsekuensi : dengan demikian.

i. Hubungan makna yang menyatakan kejadian yang mendahului hal yang di nyatakan

sebelumnya : sebelum itu.

3. Pengait berupa konjungsi korelatif

Konjungsi korelatif terdiri atas dua unsur yang dipakai berpasangan. Bentuk berpasangan

demikian itu besifat idiomatis, jadi tidka bisa dimodifikasi dengan begitu saja. Adapun

contoh konjungsi korelatif tersebut adalah sebagai berikut: antara. dan, dari hingga, dari

sampai dengan, dari sampai ke, dari sampai, dari ke, baikmapun, tidka hanya tetapi juga,

Page 12: Kelompok 5 Penulisan Ilmiah

bukan hanya melainkan juga, demikian sehingga, sedemikian rupa sehingga, apakahatau,

entah entah, jangakan pun.

4. Pengait berupa proposisi

Preposisi atau kata depan dapat dikatakan sebagai kelas kata dalam sebuah bahasa yagn

sifatnya tertutup. Dikatakan tertutup karena jumlahnya terbatas dan tidak berkembang seperti

kelas-kelas kata yang lainnya. Berbeda dengan konjungsi yang lazimnya diikuti oleh klausa,

preposisi atau kata depan selalu diikuti oleh katau atau frasa. Nah, preposisi atau kata depan

itu juga menandai hubungan makna antara kata atau frasa yang mengikutinya, dengan kata

atau frasa lain yang ada di dalam kalimat itu.

Dengan demikian, hubungan makna demikan itu perlu pula dicermati dan diperhatikand alam

kerangka penyusunan paragraf yang efektif ini. Berikut ini hubungan-hubungan makna yang

dinyatakan oleh preposisi atau kata depan.

a. Hubungan makna keberadaan: di, pada, di dalam, di atas, di tengah, di bawah

b. Hubungan makna asa:dari, dari dlam, dari luar, dari atas, dari bawah, dari samping,

dari belakang, dari muka

c. Hubungan makna arah : ke, menuju, ke dalam, ke luar, ke samping, ke atas, ke muka,

kepada.

d. Hubungan makna alat: dengan, tanpa dengan

e. Hubungan makna kepesertaan:dengan, bersama

f. Hubungan makna cara: secara, dengan

g. Hubungan makna peruntukan: untuk, bagi, demi

h. Hubungan makna sebab atau alasan: karena, sebab

i. Hubungan makna perbandingan:daripada, ketimbang

j. Hubungan makna pelau perbuatan atau agentif:oleh

k. Hubungan makna batas:hingga,sampai

l. Hubungan makna perihwalan:tentang, mengenai, perihal, ihwal

5. Perihal berupa konjungsi pengacuan

Selain konjungsi intralimat dan konjungsi antarkalimat serta preposisi atau kata depan, yang

masing-masing juga menandai hubungan makna tertentu. Teknik-teknik pengacuan tertentu

juga dapat digunakan sebagai peranti pengait. Pengacuan pengacuan dimaksud dapat bersifat

Page 13: Kelompok 5 Penulisan Ilmiah

endoforis, tetapi juga dapat bersifa eksoforis. Pengacuan endoforis menunjuk pada bentuk

kebahasaan yang berada di luar kalimat itu, sedangkan pengacuan eksoforis menunjuk pada

bentuk yang berada di luar kebahasan.

Jadi yang disebut terakhir ini harus dikaitkan dengan konteks luar kebahasannya.

Berikut ini pengacuan-pengacuan yang bersifat endoforis itu disampaikan satu demi satu.

a. Hubungan pencauan dengan kata itu

b. Hubungan pengacuan dengan kata begitu.

c. Hubungan pengacuan dengan begitu itu

d. Hubunganpencauan dengan demikian itu

e. Hubungan pencauan dengan tersebut

f. Hubungan pencauan dengan tersebut itu

g. Hubungan pencauan dengan pronomina nya

Materi 7

JENIS PARAGRAF DAN PENGEMBANGANNYA

A. Jenis Paragraf

1.Paragraf Deduksi

Deduksi berarti paragraf dari umum ke khusus. Paragraf ini penempatan kalimat topiknya

selalu diawal.

Contoh:

Janji-janji yang disampaikan oleh calon presiden pada waktu kampanye pilkada (pemilihan

kepala daerah) amat menarik. Pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme dikalangan

pejabat daerah merupaan prioritas utama yang akan segera dilaksanakan untuk menjamin

terselenggaranya pemerintahan daerah yang bersih dan berwibawa. Kesejahteraan petani,

nelayan, dan buruh serta karyawan baik negeri maupun swasta akan ditingkatkan. Anggaran

pendidikan pun akan dinaikkan sampai dua kali lebih besar dari pada anggaran sebelumnya.

Gedung-gedung sekolah dan peralatannya akan diperbaharui dan ditambah. Selain itu, tidak

akan ada lagi anak yang tidak mampu bersekolah karena SPP dan buku murid-murid SD/MI

sampai SMA/MA yang berasal dari keluarga kurang mampu akan ditanggung oleh

pemerintah daerah.

Page 14: Kelompok 5 Penulisan Ilmiah

2. Paragraf Induksi

Paragraf yang pengembangannya dimulai dari pemaparan bagian-bagian kecil atau hal-hal

yang konkret hingga sampai kepada suatu simpulan yang bersifat umum disebut paragraf

induksi. Induksi berarti cara berfiikir dari khusus ke yang umum. Pada paragraf seperti ini

penempatan kalimat topiknya berada diakhir paragraf.

Contoh:

Budi tinggal bersama ibunya yang telah menjanda disebuah rumah dekat masjid. Setelah

ibunya meninggal, dia diajak ke rumah pamannya di sebuah perkampungan kumuh yang

sangat jauh dari masjid. Anak-anak muda di kampung itu terkenal dengan kenakalannya dan

mereka senang bergerombol di mulut-mulut gang sambil menenggak minuman keras dan

mengganggu orang-orang yang lewat. Akhirnya Budi pun terpengaruh menjadi pemabuk dan

suka berkelahi. Dia tidak segan-segan melukai seseorang ketika mabuk dan sering terlibat

aksi tawuran antarkelompok remaja kampung itu. Kini Budi meringkuk dalam tahanan polisi,

padahal dahulu ia seorang anak yang baik dan rajin shalat.

3.Paragraf Campuran

Dalam paragraf campuran penempatan kalimat topiknya di tengah paragraf. Paragraf ini di

mulai oleh kalimat pengembang setelah kalimat atau kata transisi kalau ada. Setelah itu,

kalimat topik di kembangkan lagi dan diakhiri oleh kalimat penegas kalau diperlukan.

Contoh:

Dia pandai bergaul dan menyesuaikan diri sehingga setiap orang amat suka bersahabat

dengannya. Dalam berpakaian, dia tidak pernah mencari perhatian orang lain dan selalu

menyesuaikan dengan lingkungan tempat dia tinggal. Dia pandai berhias diri tetapi tidak

pernah memakai make up yang berlebihan. Pantas laila menjadi idaman setiap jejaka. Di

samping itu,dia pun rajin mengaji dan tidak pernah meninggalkan shalat yang lima waktu

atau tes yang sesuai dengan anjuran gurunya, prestasi setiap semesternya selalu meningkat

dan sampai sekarang dia bertahan pada peringkat pertama dikelasnya.

4.Paragraf Perbandingan

Pengembangan Paragraf perbandingan dilakukan dengan cara membanding-bandingkan

kalimat topik. Misalnya, kalimat topik mengenai hal yang bersifat abstrak dibandingkan

dengan hal yang bersifat konkret dengan cara merinci perbandingan tersebut dalam bentuk

yang konkret atau bagian bagian kecil.

Contoh:

Page 15: Kelompok 5 Penulisan Ilmiah

Sifat orang jahat sama halnya dengan lalat. Lalat biasa hinggap di tempat-tempat yang kotor

dan selalu makan makanan yang menjijikan. Kemana saja dia pergi pasti pasti membawa

penyakit. Begitu juga orang jahat biasa tinggal di tempat-tempat maksiat dan biasa makan

makanan yang diharamkan. Kemana pun dia pergi pasti bikin membuat keonaran yang

meresahkan warga.

5.Paragraf Pertanyaan

Kalimat topik dalam paragraf pertanyaan berbentuk kalimat tanya dan kalimat-kalimat

pengembangan dalam paragraf jenis ini juga biasa merupakan jawaban-jawaban atas

pertanyaan tersebut.

Contoh:

Siapakah Osama Bin Laden itu? Dia seorang bangsa Arab anak pengusaha terkenal di negeri

tersebut. Dia seorang politis Muslim yang menentang pemerintahan kerajaan yang di Arab,

akibat pertentangannya dengan pemerintah negeri itu, dia lari ke Afganistan dan memimpin

sebuah organisasi yang bernama Al-Qaeda. Selanjutnya, Dia dituduh Amerika Srikat sebagai

dalang teroris Internasional yang menyerang dan menghancurkan Petagon dan WTC. Oleh

karena itu , dia menjadi salah seorang daftar pencarian orang di Negara Amerika Serikat.

6.Paragraf Sebab-Akibat

Kalimat topik paragraf sebab-akibat merupakan sebab atau akibat peristiwa-peristiwa atau

sifat objek yang dipaparkan dalam kalimat pengembang. Jika kalimat topiknya berupa sebab

maka kalimat pengembangnya harus merupakan akibat dari sebab itu. Sebaliknya jika kalimat

topiknya berupa akibat, kalimat pengembangnya harus merupakan sebab-sebab dari akibat

itu.

Contoh :

Pak Ahmad sangat telaten merawat tanamannya. Setiap petak sawah yang akan ditanami padi

selalu diperiksa tingkat keasamannya. Kalau sudah diketahui tingkat keasamannya, beliau

taburi kapur atau kalsit secukupnya dan dibiarkan beberapa hari sebelum diaduk. Ketika

menanam, beliau selalu mengikuti aturan dari PPL (Penyuluhan pertanian) baik jarak dari

rumpun ke rumpun maupun jumlah pohon yang ditanam pada setiap rumpun. Dalam hal

pemupukan, selain menggunakan pupuk organik buatan sendiri, beliau juga menggunakan

pupuk Urea,TSP,dan KCL dengan dosis sesuai dangan aturan. Setiap pagi beliau pergi ke

sawah untuk mengairi tanaman padinya dengan air yang dialirkan dari irigasi. Hama-

hamanya, baik hama tikus maupun ulat penggerek batang selalu diberantas. Selain itu, Pa

Page 16: Kelompok 5 Penulisan Ilmiah

Ahmad selalu berdoa agar hasil panennya melimpah. Maka tak mengherankan apabila panen

padi pak Ahmad tahun ini sangat melimpah.

7. Paragraf Contoh

Paragraf contoh adalah pengembangan kalimat topik dalam sebuah paragraf dengan

menggunakan contoh-contoh. Contoh-contoh itu dipakai untuk memperjelas maksud dalam

kalimat topik.

Contoh :

Proses pengurusan surat-surat yang paling mudah ialah dengan cara “Menembak” atau

”Lewat belakang” (Tidak melalui prosedur yang berlaku). Contohnya waktu membayar pajak

mobil, saya tidak mengurus sendiri, tetapi menyuruh calo yang biasa mangkal disana.

Beresnya cepat sekali. Contoh lain waktu adik saya akan membuat SIM. Dia hanya

memberikan uang da salinan KTP kepada calo lalu dia dipanggil untuk dipotret. Beberapa

menit kemudian, SIM pun selesai. Selain itu waktu membuat akta kelahiran anak, saya hanya

memerlukan waktu menunggu satu jam dengan cara memberi uang pelicin alakadarnya.

Sementara itu, orang lain harus menunggu akta kelahiran anaknya beberapa jam setelah

menyerahkan formulir karena tidak memberi uang pelicin.

8. Paragraf Perulangan

Pengembangan paragraf perulangan dilakukan dengan cara mengulang kata atau kelompok

kata. Pengembangan paragraf perulangan juga bisa dilakukan dengan cara mengulang bagian-

bagian kalimat yang penting.

Contoh :

Ada kaitan yang kuat antara makan, hidup dan berpikir pada manusia. Setiap manusia perlu

makan, makan untuk hidup. Hidup tidak hanya unuk makan. Akan tetapi hidup manusia

mempunyai tujuan. Tujuan hidup berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainya, tetapi

ada persamaannya yakni salah satu diantaranya melangsungkan keturunan. Keturunan

merupakan penerus bangsa yaitu generasi yang lebih baik dan tangguh. Tangguh menghadap

segala tantangan dan rintangan. Rintangan dan tantangan membuat manusia berpikir. Berpikir

bukan sembarang berpikir tetapi berpikir jernih utuk memecahkan berbagai persoalan hidup

dan kehidupan (Taringan,1981:34).

9. Paragraf Definisi

Page 17: Kelompok 5 Penulisan Ilmiah

Dalam paragraf definisi kalimat topiknya merupakan sesuatu pengertian atau istilah yang

memerlukan penjelasan secara panjang lebar agar maknanya mudah dipahami oleh pembaca.

Alat untuk memperjelas pengertian itu ialah kalimat pengembang.

Contoh :

Sosiolinguistik adalah ilmu antardisipliner yakni sosiologi dan lingustik. Sosiologi adalah

kajian yang objektif dan ilmiah bagi manusia didalam masyarakat. Linguistik adalah ilmu

tentang bahasa. Sosiolinguistik merupakan subdisiplin ilmu bahasa yang mempelajari faktor-

faktor sosial yang berperan dalam penggunaan bahasa dalam pergaulan sosial. Sosiolinguistik

mengkaji bahasa dan pemakaiannya dalam sosial budaya. Selain itu, sosiolinguistik dalam

pengembangan subsidang linguistik memfokuskan penelitian pada variasi ujaran dalam

konteks sosial. Berdasarkan keterangan diatas, dapat disimpulkan bahwa: “Sosiolinguistik

adalah cabang ilmu linguistik yang bersifat interdisipliner dengan sosiologi dengan penelitian

hubungan antara bahasa dengan faktor-faktor sosial didalam suatu masyarakat”.

10. Paragraf Deskriptif

Kalimat topik dalam paragraf deskriptif tidak tersurat seperti pada paragraf-paragraf yang

lain. Kalimat topik paragraf ini tersirat pada semua kalimat pengembang. Kita akan

mengetahui kallimat topik setelah selesai membaca paragraf karena kalimat topik paragraf

deskriptif merupakan simpulan semua paparan dalam paragraf.

Contoh :

Waktu itu jam 16.00, wasit mulai membunyikan peluitnya tanda pertandingan dimulai. Kedua

kesebelasan sibuk mengatur strategi untuk menyerang dan mempertahankan gawangnya dari

serangan lawan. Permainan cukup seru karena kedua keebelasan kekuatan dan semangatnya

cukup seimbang. Penonton bersorak-sorai mendukung kesebelasan kesayangannya masing-

masing. Tidak lama kemudian, salah satu kesebelasan ada yang “merobek gawang”

lawannya. Pendukung yang menang mengejek habis-habisan kesebelasan yang kalah sampai

mengeluarkan kata-kata “kotor”. Pendukung yang kalah merasa tidak enak sehingga

terjadilah pertengkaran antarpendukung kesebelasan. Bukan hanya berperang mulut,

melainkan juga mereka saling melempar dan berkelahi. Akhirnya, sebelum pertandingan

selesai, wasit terpaksa membunyikan peluit panjangnya tanda pertandingan berakhir.

B.Teknik Berlatih Mengembangkan Paragraf

Page 18: Kelompok 5 Penulisan Ilmiah

1.Pengembangan Paragraf

Pengarang itu adalah usaha mengembangkan beberapa kallimat topik. Dengan demikian,

dalam karangan itu kita harus mengembangkan beberapa paragraf demi paragraf. Oleh karena

itu, kita harus hemat menempatkan kalimat topik. Satu paragraf hanya mengandung sebuah

kalimat topik.

Contoh dibawah ini memperlihatkan perbedaan paragraf yang tidak hemat dan paragraf yang

hemat akan kalimat topik. Paragraf yang tidak hemat ini mengandung tiga buah kalimat

topik.

Penggemar seruling buatan Frederik Morgan bersedia menunggu lima belas tahun asal

memperoleh sebuah seruling buatan Morgan. Pertengahan bulan Juli Morgan menghentikan

pemesanan seruling karena terlalu banyak pihak yang memesan seruling buatannya. Memang

dewasa ini Morgan tergolong ahli pembuat instrumen tiup ahli dunia.

Perhatikan Paragraf berikut yang merupakan hasil pengembangan kalimat-kalimat di atas.

Penggemar seruling buatan Frederick Morgan bersedia menunggu lima belas tahun asal

memperoleh seruling buatan Morgan. Pernyataan tersebut dikemukakan oleh beberapa

penggemar seruling Eropa. Hal ini terjadi setelah Morgan mengumumkan bahwa pemesanan

serulingnya ditutup.

Pada Pertengahan bulan Juli Morgan menghentikan pemesanan seruling karena terlalu

banyak pihak yang memesan seruling buatannya. Jika seruling dibuat terus menerus Morgan

harus bekerja selama 14 tahun guna memenuhi pesanan tersebut. Seruling buatan Morgan

sangat berperan pada musik di dunia Eropa sejak tahun 1950.

Memang dewasa ini Morgan tergolong ahli pembuat instrumen tiup ahli dunia. Beberapa ahli

lainnya adalah Hans Caolsma (Utrecht), Mortin Skovroneck (Bremen), Fredrick Van Huene

(Amerika Serikat),Klaus Scheele (Jerman), serta Shigchoru Yamaoka dan Kuito Kinoshito

(Jepang).

Kalau kita amati, ternyata paragraf-paragraf yang terakhir lebih ”berbicara” dari pada

paragraf sebelumnya, yang mengandung tiga buah kalimat topik. Paragraf terakhir hemat

akan kalimat topik, tetapi kreatif dengan kalimat-kalimat penjelas.

2.Teknik Pengembangan Paragraf

Page 19: Kelompok 5 Penulisan Ilmiah

Teknik pengembangan paragraf secara garis besar ada dua macam. Pertama, dengan

menggunakan “ilustrasi”. Apa yang dikatakan kalimat topik itu dilukiskan dan digambarkan

dengan kalimat-kalimat penjelas sehingga di depan pembaca tergambar dengan nyata apa

yang dimaksud oleh penulis. Kedua, dengan “analisis”. Apa yang dinyatakan kalimat topik

dianalisis secara logis sehingga pernyataan tadi merupakan sesuatu yang meyakinkan.

Di dalam praktik, kedua teknik diatas dapat di rinci lagi menjadi beberapa cara yang lebih

praktis, di antaranya (a) dengan memberikan contoh, (b) dengan menampilkan fakta-fakta, (c)

dengan memberikan alasan-alasan dan (d) dengan bercerita.

a. Dengan memberikan Contoh/Fakta

Perhatikan paragraf berikut:

Kegiatan KUD di desa-desa yang belum dewasa sering di campuri oleh tengkulak-tengkulak,

seperti di Desa Kioro. Semua kegiatan KUD selalu di pantau oleh tengkulak-tengkulak.

Kadang-kadang bukan memantau lagi namanya, tetapi langsung ikut serta menentukan harga

gabah penduduk yang akan di jual ke koperasi. Tengkulak itulah yang mengatur pembagian

uang yang ditangani oleh ketua koperasi,mengatur pembelian padi, dan sebagainya.

Demikian pula halnya dalam menjual kembali ke masyarakat. Harga padi selalu ditentukan

oleh tengkulak itu. Dari hasil penjualan ini tengkulak meminta upah yang cukup besar dari

ketua koprasi.

Dalam mengunakan cara ini, penulis hendaknya pandai memilih contoh-contoh yang umum,

contoh yang representatif, yang dapat mewakili keadaan yang sebenarnya, dan bukan contoh

yang dicari-cari.

b. Dengan Memberi Alasan-Alasan

Dalam cara ini, apa yang dinyatakan oleh kalimat topik dianalisis berdasarkan logika,

dibuktikan denga uraian-uraian yang logis dengan menjelasakan sebab-sebab mengapa

demikian .

Perhatikan paragraf berikut.

Membiasakan diri berolahraga setiap pagi banyak manfaatnya bagi seorang pegawai.

Olahraga itu sangat perlu untuk mengimbangi kegiatan duduk berjam-jam dibelakang meja

kantor. Kalau tidak demikian, pegawai iu akan menderita beberapa penyakit karena tidak ada

keseimbangan kerja otak dan kerja fisik. Kalau pegawai itu menderita sakit, berarti

membengkalaikan pekerjaan kantor yang berarti pula melumpuhkan kegiatan negara.

c. Dengan Bercerita

Page 20: Kelompok 5 Penulisan Ilmiah

Biasanya pengarang mengungkapkan kembali peristiwa-peristiwa yang sedang atau sudah

berlalu apabila ia mengembangkan paragraf dengan cara ini. Dengan paragraf itu, pengarang

berusaha membuat lukisannya itu hidup kembali.Perhatikan paragraf berikut :

Kota Wonosobo telah mereka lalui. Kini jalan lebih menanjak dan sempit berliku-liku. Bus

meraung-raung ke dataran tinggi Dieng. Di samping kanan jurang menganga, tetapi

pemandangan di kejauhan adalah hutan pinus menyelimuti punggung bukit bekas-bekas

kawah yang memutih. Pemandangan itu melalaikan goncangan bus yang tak henti-hentiya

berkelak-kelok. Sesekali atap rumah berderet kelihatan di kejauhan.

Bagian paragraf menurut teknik pemaparannya:

Paragraf menurut teknik pemaparannya dapat dibagi dalam empat macam, yaitu deskriptif,

ekspositoris, agumentatif, dan naratif.

a.Deskriptif

Paragraf deskriptif disebut juga paragraf melukiskan (lukisan). Paragraf ini melukiskan apa

yang terlihat di depan mata. Jadi, paragraf ini bersifat tata ruang atau tata letak.

Pembicaraannya dapat berurutan dari atas ke bawah atau dari kiri kekanan. Dengan kata lain,

deskriptif berurusan dengan hal-hal kecil yang tertangkap oleh pancaindra.

Contoh sebuah paragraf deskriptif:

Pasar tanah abang adalah sebuah pasar yang sempurna. Semua barang ada di sana. Di toko

yang paling depan berderet toko sepatu dalam dan luar negeri. Di lantai dasar terdapat toko

kain yang lengkap dan berderet-deret. Di samping kanan pasar terdapat warung-warung kecil

penjual sayur dan bahan dapur. Disamping kiri ada pula berjenis-jenis buah-buahan pada

bagian belakang kita dapat berpuluh-puluh pedagang daging. Belum lagi kita harus melihat

lantai satu, dua, dan tiga.

b. Ekspositoris

Paragraf Ekspositoris disebut juga paragraf paparan. Paragraf ini menampilkan suatu objek.

Tertuju pada satu unsur saja. Penyampainnya dapat menggunakan perkembangan analisis

atau keruangan.

Contoh Paragraf Ekspositoris:

Pasar Tanah Abang adalah pasar yang kompleks. Di lantai dasar terdapat sembilan puluh kios

penjual kain dasar. Setiap hari rata-rata terjual tiga ratus meter untuk setiap kios. Dari data ini

dapat diperkirakan berapa besarnya uang yang masuk ke kas DKI dari Pasar Tanah Abang.

c. Argumentatif

Page 21: Kelompok 5 Penulisan Ilmiah

Paragraf argumentatif sebenarnya dapat dimasukkan ke dalam ekspositoris. Paragraf

argumentatif disebut juga persuasi. Paragraf ini lebih brsifat membujuk atau menyakinkan

pembaca terhadap suatu hal atau objek. Biasanya, paragraf ini menggunakan perkembangan

analisis.

Contoh Paragraf Argumentatif:

Dua tahun terakhir, terhitung sejak Boeing B-737 milik maskapai penerbangan Aloha

Airlines celaka, isu pesawat tua mencuat ke permukaan. Ini bisa dimaklumi sebab pesawat

yang badannya koyak sepanjang 4 meter itu sudah dioperasikan lebih dari 19 tahun. Oleh

karena itu, cukup beralasan jika orang menjadi cemas terbang dengan pesawat berusia tua.

Amankan? kalo memang aman, lalu bagaimana cara merawatnya dan berapa biayanya

sehingga ia tetap nyaman di naiki?

d. Naratif

Karangan narasi biasanya dihubung-hubungkan dengan cerita. Oleh sebab itu, sebuah

karangan narasi atau paragraf narasi haya kita temukan dalam novel, cerpen, atau hikayat.

Contoh Paragraf Naratif:

Malam itu ayah kelihatan benar-benar marah. Aku sama sekali dilarang berteman dengan

Syairun. Bahkan ayah mengatakan bahwa aku akan dia antar dan dijemput ke sekolah. Itu

semua gara-gara Selamat yang telah memperkenalkan aku dengan Siti.