laporan ipba kelompok 5

27
A. JUDUL : KEADAAN GEOGRAFI PANTAI TORONIPA B. TUJUAN : Adapun tujuan yang hendak dicapai pada pengamatan ini adalah sebagai berikut: 1.Untuk mengetahui letak astronomis dan letak geografis pantai Toronipa 2.Untuk mengetahui material yang ada di pesisir pantai pada jarak 10 m dari air laut dan kedalaman hingga 50 cm 3.Untuk mengetahui arus susur pantai 4.Untuk mengetahui jarak antara jenis tumbuhan yang hidup pada garis pantai dengan daratan 5.Untuk mengetahui jarak keberadaan batuan dari garis pantai kearah darat 6.Untuk mengretahui keadaan gelombang laut 7.Untuk mengetahui waktu pada saat air laut pasang dan surut 8.Untuk mengetahui fenomena cuaca/astronomi di sekitar pantai C. LANDASAN TEORI Didalam pengajaran geografi pembahasan tentang konsep letak sangat penting artinya terutama pada Laporan Praktikum IPBA 1

Upload: mhieng-khamalt

Post on 05-Jul-2015

329 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN IPBA KELOMPOK 5

A. JUDUL : KEADAAN GEOGRAFI PANTAI TORONIPA

B. TUJUAN :

Adapun tujuan yang hendak dicapai pada pengamatan ini adalah sebagai

berikut:

1. Untuk mengetahui letak astronomis dan letak geografis pantai Toronipa

2. Untuk mengetahui material yang ada di pesisir pantai pada jarak 10 m dari air

laut dan kedalaman hingga 50 cm

3. Untuk mengetahui arus susur pantai

4. Untuk mengetahui jarak antara jenis tumbuhan yang hidup pada garis pantai

dengan daratan

5. Untuk mengetahui jarak keberadaan batuan dari garis pantai kearah darat

6. Untuk mengretahui keadaan gelombang laut

7. Untuk mengetahui waktu pada saat air laut pasang dan surut

8. Untuk mengetahui fenomena cuaca/astronomi di sekitar pantai

C. LANDASAN TEORI

Didalam pengajaran geografi pembahasan tentang konsep letak sangat

penting artinya terutama pada pengkajian wilayah. Letak dapat dikelompokkan

dalam dua pengertian yaitu :

1. Letak astronomis yaitu letak yang ditinjau dari aspek astronomis.

Dalam pengajaran geografi garis astronomis berkaiatan erat dengan

pembicaraan tentang letak suatu Negara, iklim, dan berbagai aktivitas penduduk.

Contohnya Indonesia terletak antara 60 lintang utara samapai 110 lintang selatan

dan anatara garis 960 bujur timur samapai 1410 bujur timur. Garis meridian

terletak 960 bujur timur yang membujur disebelah sabam yaitu dipulai Weh,

sedangkan dibagian timur terletak 1410 bujur timur yang membujur disebelah

Laporan Praktikum IPBA 1

Page 2: LAPORAN IPBA KELOMPOK 5

timur dikota marauke dipapua dan sekaligus sebagai batas antara Indonesia dan

Papua Nugini. Adapun jarak anatar ujung barat dan ujung timur wilayah

Indonesia ± 5110 Km, sedang batas anatar ujung utara samapai ujung selatan

adalah ± 1900 Km, pada garis 110 lintang selatan didekat pulau Roti NTT.

2. Letak geografis

Yang dimaksud dengan letak geografis adalah tinjauan suatu tempat

berdasarkan hubungannya dengan tempat-tempat lain disekitarnya.Sebagai

Negara bahari Indonesia memiliki ribuan pulau yang dianpit oleh dua benua

besar dalam (benua Asia dan Australia), dan juga diapit oleh dua samudra

(samudra Fasifik dan samudra Indonesia).Berdasarkan letak geograsis tersebut

menjadikan indonesi seolah-olah sebagai jembatan penghubung anatara benua

Asia dan benua austaralia, disamping sebagai persinggahan bagi pelayaran dunia

internasional dari samudra fasifik kesamudra Indonesia atau sebaliknya.Selain

letak astronomi dan geografis tersebut, letak fisiografis lainnya seperti letak

maritime dan letak continental juga cukup stategis dalam pengembangan

kepariwisataan Indonesia.

Ditinjau dari segi konsep geografi, pengertian pantai dan pesisir harus

dibedakan.Pantai (shore) adalah suatu wilayah yang meluas dari titik terendah

pada saat air laut surut, sampai arah kedaratan hingga mencapai batas efektif dari

aktivitas gelombang laut.Garis panatai (shore line) berubah-ubah sesuai

kedudukan pasang surut, pengaruh gelombang dan arus laut.wujud butiran-

butiran sedimen tersebut dihasilkan oleh rombakan batuan. Ada dua sedimen

pantai yang terjadi, yaitu : (1) sedimen klasik dan (2) sedimen biogenetic.

Sedimen klasik berupa batuan lepas dari bahan rombakan, sedangkan sedimen

biogenetic kebanyakan berupa batuan material kalsium karbonat (CaCO3) yang

berasal dari cangkang binatang seperti hewan decapoda dan atau sejenisnya.

Selain itu material pantai dapat dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu : (1)

Laporan Praktikum IPBA 2

Page 3: LAPORAN IPBA KELOMPOK 5

kelompok sedimen kohesif, dan (2) kelompok sedimen non-kohesif. Kelompok

sedimen tersususn dari material lempung sekunder yang terikat bersama-sama

karena adanya tenaga elektrolit. Kelompok sedimen non-kohesif terbentuk dari

material padat yang berdiameter lebih besar 0,06 mm dan terikat secara bersama-

sama oleh adanya gaya gravitasi bumi. Ada tiga sumber utama pemasok material

pantai yaitu (1) hasil erosi tebing, (2) erosi sungai, dan (3) erosi dasar laut.

Semua hasil terse4but akan menjadi endapan yang terbawa masuk ke mintakat

dekat panatai (near shore zone) dank e mintakat dasar laut oleh adanya kenaikan

permukaan laut serta proses-proses glacial dan periglasial. Endapan inilah yang

menjadi material pantai seperti yang ada sekarang.

Wilayah pesisir diartikan sebagai suatu jalur saling pengaruh anatara

adarat dan laut yang memiliki cirri geosfer yang khusus, arah ke darat dibatasi

oleh pengaruh sifat fisik laut dan social ekonomi bahari, sedangkan kearah laut

dibatasi oleh pengaruh prose salami serta akibat kegiatan manusia terhadap

lingkungan didarat. (BAKOSURTANAL,1990). Batas wilayah pesisir pada arah

kedarat tersebut ditentukan oleh dua hal, yaitu :

1. Pengaruh sifat sifik air laut yang ditentukan berdasarkan seberapa jauh

pengaruh pasang air laut, seberapa banyak flora yang suka akan air laut

akibat pasang vegetasi (water lowing vegetarion) dan seberapa besar

pengaruh air laut terhadap kedalaman air tawar.

2. Pengaruh kegiatan bahari (social) yaitu seberapa banyak konsentrasi

ekonomi bahari (desa nelayan0 sampai kearah daratan.

Wilayah pesisir berdasarkan generalisasinya (kejadiannya) dibedakan

menjadi satuan bentang lahan ( landscape) sebagai berikut :

1. Rataan pasang surut (tidal flat), yaitu daerah pada wilayah pesisir yang

berawah atau berlumpur, tertutup air pada saat air laut pasang.

Laporan Praktikum IPBA 3

Page 4: LAPORAN IPBA KELOMPOK 5

2. Gisik (beach) yaitu daerah pesisir yang berada pada pertemuan daratan dan

air laut lerengnya landai, material pembentuknya kasar belum memadat,

umumnya pasir, kerakal dan shingle

3. Beting gisik (beach ridge) yaitu daerah yang berbentuk gemuk memanjang,

materialnya kasar yang berbatasan dengan gisik yang terbentuk oleh

pengaruh gelombang

4. Lereng terjadi dilaut (sea cliff) yaitu daerah berbatu dengan lereng terjal

yang terbentuk oleh gelombang laut.

5. Teras marin yaitu suatu kenampakan ditepi laut yang dicirikan oleh bagian

lereng yang relative datar/dan dibatasi oleh tariknya yang lebih curam.

Teras marin muncul setelah terjadi perubahan muka air laut,

6. Delta, yaitu suatu bentang lahan yang terbentuk dimuara sungai, baik

diperairan laut maupun perairan danau. Delta terbentuk anatara lain akibat

dasar muara sungai yang stabil dan dangkal, sedimen yang terbawa sungai

cukup besar, perairan laut cukup tenang (gelombang dan arus laut tidak

terlampaum kuat)

7. Gumuk pasir (sand dune), adalah suatu bentang lahan yang dicirikan oleh

bukit rendah (gumuk) yang tersusun dari pasir yang pembentukannya oleh

proses Aeolian (angin) (Anonim, 2010 : 114-118).

Pasang Surut (pasut) merupakan salah satu gejala laut yang besar

pengaruhnya terdapat kehidupan biota laut. Khususnya di wilayah pantai,

permukaan laut atau paras laut setiap hari naik dan turun secara berskala dan

dapat dilihat di mintakat pantai. Pasut terjadi karena gaya tarik (Gaya

Gravitasi) bulan. Bumi berputar bersama kolam air dipermukaannya yang

menghasilkan dua kali pasang dan dua kali surut dalam 24 jam dibanyak

tenpat dibumi kita ini (James W. Nybakken,1992 )

Laporan Praktikum IPBA 4

Page 5: LAPORAN IPBA KELOMPOK 5

Pantai adalah daerah yang meliputi pesisir sampai daerah yang lebih

jauh kearah daratan tetapi batasnya kurang jelas. Pantai mempunyai dua

bentuk utama yaitu pantai curam dan pantai landai. Bentuk pantai ini bersifat

dinamis dan selalu berubah. perubahan ini dapat terjadi secara alamiah yang

diakibatkan oleh gelombang, arus dan cuaca ataupun perubahan yang terjadi

akibat ulah manusia. Faktor-faktor osenografis seperti arus, gelombang

pasang surut, saling berinteraksi membentuk muka atau morfologi pantai

(Rasyid, 2005 : 5).

Pasang surut air laut adalah suatu gejala fisik yang selalu berulang

dengan periode tertentu dan pengaruhnya dapat dirasakan sampai jauh masuk

kearah hulu dari muara sungai.Pasang surut terjadi karena adanya gerakan dari

benda benda angkasa yaitu rotasi bumi pada sumbunya, peredaran bulan

mengelilingi bumi dan peredaran bulan mengelilingi matahari.Gerakan

tersebut berlangsung dengan teratur mengikuti suatu garis edar dan periode

yang tertentu.Pengaruh dari benda angkasa yang lainnya sangat kecil dan

tidak perlu diperhitungkan (www.digilib.itb.ac.id).

Gerakan dari benda angkasa tersebut di atas akan mengakibatkan

terjadinya beberapa macam gaya pada setiap titik di bumi ini,yang disebut

gaya pembangkit pasang surut. Masing masing gaya akan memberikan

pengaruh pada pasang surut dan disebut komponen pasang surut, dan gaya

tersebut berasal dari pengaruh matahari, bulan atau kombinasi keduanya

(www.digilib.itb.ac.id).

Pasang surut laut merupakan hasil dari gaya tarik gravitasi dan efek

sentrifugal. Efek sentrifugal adalah dorongan ke arah luar pusat rotasi.

Gravitasi bervariasi secara langsung dengan massa tetapi berbanding terbalik

terhadap jarak. Meskipun ukuran bulan lebih kecil dari matahari, gaya tarik

gravitasi bulan dua kali lebih besar daripada gaya tarik matahari dalam

membangkitkan pasang surut laut karena jarak bulan lebih dekat daripada

Laporan Praktikum IPBA 5

Page 6: LAPORAN IPBA KELOMPOK 5

jarak matahari ke bumi. Gaya tarik gravitasi menarik air laut ke arah bulan

dan matahari dan menghasilkan dua tonjolan (bulge) pasang surut

gravitasional di laut.Lintang dari tonjolan pasang surut ditentukan oleh

deklinasi, sudut antara sumbu rotasi bumi dan bidang orbital bulan dan

matahari (www.oseanografi.blogspot.com).

Untuk menjelaskan terjadinya pasang surut maka mula-mula dianggap

bahwa bumi benar-benar bulat serta seluruh permukaannya ditutupi oleh

lapisan air laut yang sama tebalnya sehingga didalam hal ini dapat diterapkan

teori keseimbangan. Pada setiap titik dimuka bumi akan terjadi pasang surut

yang merupakan kombinasi dari beberapa komponen yang mempunyai

amplitudo dan kecepatan sudut yang tertentu sesuai dengan gaya

pembangkitnya. Pada keadaan sebenarnya bumi tidak semuanya ditutupi oleh

air laut melainkan sebagian merupakan daratan dan juga kedalaman laut

berbeda beda. Sebagai konsekwensi dari teori keseimbangan maka pasang

surut akan terdiri dari beberapa komponen yang mempunyai kecepatan

amplitudo dan kecepatan sudut tertentu, sama besarnya seperti yang diuraikan

pada teori keseimbangan (www.digilib.itb.ac.id).

Kisaran pasang-surut (tidal range), yakni perbedaan tinggi muka air

pada saat pasang maksimum dengan tinggi air pada saat surut minimum, rata-

rata berkisar antara 1 m hingga 3 m. Tetapi di Teluk Fundy (kanada)

ditemukan kisaran yang terbesar di dunia, bisa mencapai sekitar 20 m.

Sebaliknya di Pulau Tahiti, di tengah Samudera Pasifik, kisaran pasang-

surutnya kecil, tidak lebih dari 0,3 m, sedangkan di Laut Tengah hanya

berkisar 0,10-0,15 m. Di perairan Indonesia beberapa contoh dapat diberikan

misalnya Tanjung Priok (Jakarta) kisarannya hanya sekitar 1 m, Ambon

sekitar 2 m, Bagan Siapi-api sekitar 4 m, sedangkan yang tertinggi di muara

Sungai Digul dan Selat Muli di dekatnya (Irian Jaya bagian selatan) kisaran

pasang-surutnya cukup tinggi, bisa mencapai sekitar 7-8 m (Nontji, 1987).

Laporan Praktikum IPBA 6

Page 7: LAPORAN IPBA KELOMPOK 5

Terdapat tiga tipe dasar pasang surut yang didasarkan pada periode

dan keteraturannya, yaitu pasang surut harian (diurnal), tengah harian (semi

diurnal) dan campuran (mixed tides).Dalam sebulan, variasi harian dari

rentang pasang surut berubah secara sistematis terhadap siklus bulan. Rentang

pasang surut juga bergantung pada bentuk perairan dan konfigurasi lantai

samudera (www.wikipedia.org)

topografi dasar laut tersusun atas beberapa macam antara lain lumpur,

pasir, koral, karang an sebagainya. Perbedaan substrat dasar laut sangat

mempengaruhi pola kehidupan organisme laut. Sebagai contoh, dasar laut

dengan substrat berupa pasiran banyak dihuni oleh jenis lamun, dasar laut

dengan substrat berupa karang banyak dihuni oleh berbagai jenis ikan,

beberapa jenis rumput dan lain-lain (Zuni, 2003:5 – 7).

D. ALAT DAN BAHAN

No Nama alat dan bahan Fungsi

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Anemometer

GPS

Meteran

Tali

Busur derajat

Linggis

Flowwatch

Untuk mengetahui kecepatan angin di pesisir

pantai pada jarak 10 m dari pinggir pantai

Untuk mengetahui letak astronomis pantai

Toronipa

Untuk mengukur jarak antara tepi pantai dengan

obyek (material) yang akan diamati

Untuk membantu pengukuran jarak

Untuk mengukur sudut arus susur pantai

Untuk menggali daerah titik obyek yang akan

diamati materialnya

Untuk mengukur kecepata air laut, kecepata angi

dan suhu udara

Laporan Praktikum IPBA 7

Page 8: LAPORAN IPBA KELOMPOK 5

E. PROSEDUR KERJA

Adapun prosedur kerja pada pengamatan ini adalah sebagai berikut:

1. Menentukan lokasi/posisi yang akan diamati pada tepi pantai Toronipa

2. Menentukan lokasi galian yang akan diamati materialnya dengan mengukur

jarak sejauh 150 meter antara titik obyek/galian yang satu dengan yang

lainnya (jarak galian masing-masing kelompok)

3. Setelah lokasi ditentukan, kemudian mengukur jarak sejauh 10 meter dari

tepi air laut, dan menggali titik tersebut dengan kedalaman 50 cm

4. Mengamati material yang ada pada kedalaman 50 cm

5. Mencatat hasil pengamatan

6. Menentukan waktu pada saat air pasang

7. Mengukur arus susur pantai

8. Mengukur jarak antara garis pantai dengan jenis tumbuhan

(pepohonan/graminaea)yang ada disekitar pantai

9. Menentukan jarak kkeberadaan batuan dari garis pantai ke arah darat

10. Mengukur tinggi gelombang air laut pada saat gelombang tersebut pecah

11. Mengamati keadaan astronomis pantai ditinjau dari: keadaan cuaca,

kecepatan angin, suhu udara dan berapa malam bulan di langit

12. Menunggu beberapa saat kemudian samapai air laut surut dan mencatat

waktu pada saat air laut surut

Laporan Praktikum IPBA 8

Page 9: LAPORAN IPBA KELOMPOK 5

F. DATA PENGAMATAN

1. Garis pantai:

a. Lebar garis pantai pada saat :

1) Air surut : 13 meter

2) Air pasang : 10 meter

b. Material pantai pada 10 m dari air laut dan kedalaman hingga 50 cm

yaitu pasir halus

c. Arus susur pantai : 600 (derajat)

d. Jenis tumbuhan (pepohonan / gramineae) yang hidup dari garis pantai

kearah darat yaitu 35 meter

e. Keberadaan batuan yaitu ± 1 Km dari garis pantai ke arah darat

f. Keadaan gelombang laut : 20 cm (diperkirakan) tingginya

g. Air laut:

1) Pasang pada pukul 11: 00 WITA

2) Surut pada pukul 11:20 WITA

2. Fenomena cuaca / astronomi

a. Keadaan cuaca : cerah

b. Kecepatan angin : 1,6 m/s

c. Suhu udara : 270

d. Berapa malam bulan di langit : 11 malam bulan di langit

G. PEMBAHASAN

Laporan Praktikum IPBA 9

Page 10: LAPORAN IPBA KELOMPOK 5

Pantai merupakan zona batas peralihan daratan dan laut, Indonesia yang

terdiri dari ribuan Pulau besar dan kecil, tentunya memiliki garis / zona pantai

yang sangat panjang, termasuk salah satu negara dengan garis pantai terpanjang

di dunia. Pantai yang terlihat sekarang, pada umumnya sudah terbentuk sejak

ribuan tahun silam, dan akan selalu memperlihatkan perubahan sepanjang waktu

disebabkan aksi yang bekerja dipantai sangat dinamis. Perubahan yang dialami

oleh pantai dapat berubah dengan sangat cepat dalam hitungan jam apabila pantai

diterpa oleh badai dan dapat sangat lambat perubahannya.

Dalam praktikum lapangan kali ini kita mengamati keadaan pantai yang

sering menjadi objek wisata yaitu pantai Toronipa. Secara administratif Pantai

Toronipa berada di wilayah Kabupaten Konawe yang merupakan kawasan wisata

pantai yang banyak diminati oleh wisatawan lokal. Berjarak kurang lebih ±20

km dari Kendari ibu kota Provinsi Sulawesi Tenggara dan dapat diakses melalui

jalur transfortasi darat maupun laut. Toronipa merupakan daerah yang berada

didaerah tropis yang kaya akan sumber daya alam sehingga sebagian besar

penduduknya menggantungkan hidup sebagai petani dan nelayan namun ada juga

yang mencari tambahan penghasilan sebagai pedagang atau penyedia jasa wisata.

Toronipa terletak di daerah katulistiwa atau daerah tropis. Hal ini

menyebabkan lamanya siang dan malam hari relatif sama. Dengan kondisi ini

Toronipa memiliki potensi seperti potesi vegetasi dan pantai yang memberikan

banayak manfaat bagi aspek kehidupan penduduk setempat.

Kawasan pantai Toronipa merupakan daerah pantai yang sangat aktif

dengan kondisi ombak yang terus bergejolak. Dilihat secara sepintas kondisi air

laut di pantai Toronipa airnya berwarna kuning kecoklat-coklatan. Ini

menandakan kondisi air laut yang banyak mengandung material-material lain

seperti lumpur atau pasir yang ditimbulkan akibat abrasi air laut. Kondisi pantai

ditempat tersebut sebagian besar didominasi oleh pasir sedimen dengan warna

Laporan Praktikum IPBA 10

Page 11: LAPORAN IPBA KELOMPOK 5

kehitam-hitaman. Didaerah pengamatan pada koordinat S.03*52’32”

E.122*30’23,2’ dengan jarak 10 meter dari garis pantai dapat ditemukan pasir

yang merupakan pasir hasil sedimen yang dibawa arus laut. Hal itu dapat

dibuktikan dengan menggali pasir di daerah tersebut sedalam 50 cm kondisi pasir

halus masih tetap ditemukan. Ini menandakan proses sedimentasi telah

berlangsung lama dan terjadi secara terus menerus. Keadaan ini jelas teramati

gerakan arus air laut dipantai menanunjukan adanya partikel-partikel pantai yang

ikut terbawa arus laut.

Berdasarkan pengamatan melalui GPS pantai Toronipa terletak melintas

dari utara keselatan dengan arah pantai menghadap ketimur. Berdasarkan

pengukuran daerah ini juga mengalami pasang surut sebagaimana kondisi pantai

lainnya. Pada pukul 11.00, Sabtu 22 Mei 2010 malam ke 11 dari bulan mati pada

koordinat S.03*52’32” E.122*30’23,2’ lebar pantai terukur sepanjang 35 m.

Setelah dilakukan pengamatan satu jam kemudian nampaknya terjadi pergeseran

garis pantai yang berarti juga terjadi perubahan lebar pantai, yaitu sepanjang 40

meter akibat dari garis pantai yang surut sepanjang 5 meter dari garis pantai

semula.

Kondisi pantai Toronipa ini sangat dipengaruhi oleh adanya aktivitas

gelombang dan arus laut. Gerakan gelombang laut dipantai tersebut turut pula

membawa material-materiallain seperti pasir sedimen yang telah disinggung

sebelumnya. Bahkan kadang-kadang turut pula terbawa material lain seperti

bagian-bagian tumbuhan yang terbawa arus dan gelombang laut. Secara umum

kondisi sedimen ditempat ini terdiri atas dua yaitu sedimen klasik dan sedimen

biogenetik. Sedimen klasik kemungkinan disebabkan oleh rombakan batuan

sedangkan sedimen biogenetik disebabkan oleh sisa-sisa binatang karang dan

sisa-sisa rombakan tumbuhan yang terbawa kelaut oleh air sungai.

Laporan Praktikum IPBA 11

Page 12: LAPORAN IPBA KELOMPOK 5

Partikel sedimen yang terbawa gelombang dan arus laut tidak semata-

mata terendapkan dipantai tersebut. Namun, sebagian tertarik kembali kearah laut

namun arah pergerakan laut ini sangat ditentukan oleh kondisi suatu pantai

diwilayah tersebut. Dilihat dari datangnya material sedimen berupa pasir

arahnya tegak lurus terhadap garis pantai kemudian arah pergesaran material

kearah 150 derajat dari arah utara dimana posisi garis pantai membujur dari utara

keselatan. Dengan demikian kemungkinan pasir-pasir sedimen tersebut akan

diendapakan dibagian tenggara pantai Toronipa.

Banyaknya material-material sedimen ditempat tersebut dimungkinkan

akibat kecepatan arus laut cukup besar. Berdasarkan pengukuran dengan

menggunakan Watchmeter terukur kecepatan arus laut sebesar 0,6 Km/jam.

Kondisi gerakan udara atau angin ditempat ini menjadi faktor utama

aktivitas gelombang laut. Dengan kecepatan angin sebesar 1,6 meter/detik

menghasilkan gelombang laut yang tidak terlalu besar. Gerakan gelombang air

laut yang menuju garis pantai gelombangnya akan pecah dibibir pantai. Hal ini

diakibatkan oleh pengurangan kedalaman air laut.

Selain keterdapatan benda-benda mati yang berupa material, Toronipa

juga merupakan wilayah yang kondisinya banyak dipengaruhi oleh kondisi

vegetasi disekitar temapat tersebut. Adapun tumbuhan yang dapat dijumpai di

tempat tersebut diantaranya rerumputan, ketapang, gamal, pohon kelapa yang

tumbuhnya mengarah kepantai, Hal ini mengidentifikasikan bahwa arah tumbuh

tumbuhan menuju kearah cahaya yang terang, daripada daerah sekitarnya, serta

pohon-pohon lain yang secara sengaja ditanam oleh penduduk setempat dan

adapula yang tumbuh secara subur dan liar. Hal ini sangat dimungkinkan dengan

kondisi alam yang berada didaerah tropis dengan suhu rata-rata pada cuaca cerah

sebesar 270.

Laporan Praktikum IPBA 12

Page 13: LAPORAN IPBA KELOMPOK 5

Adanya tumbuhan hidup yang ditanan penduduk setempat menunjukan

adanya proses interaksi antara manusia dengan lingkungan yang Saling

mempengaruhi. Namun ada juga sebagian tumbuhan yang tidak subur akibat

kondisi tanah yang berpasir. Walaupun wilayah Toronipa yang menjadi wilayah

pengamatan merupakan kawasan pantai namun diwilayah ini tidak ditemukan

adanya tumbuhan mangrove. Alasan utama tidak adanya tumbuhan mangrove

disebabkan tidak adanya bagian pantai yang berlumpur sebagai tempat hidup

yang subur bagi tanaman tersebut. Di wilayah ini juga ditemui adanya batuan dan

letaknya diperkirakan berjarak ± 1 Km kearah barat pantai. Selajutnya laporan ini

juga menambahkan beberapa hal-hal pentig yang berkaitan dengan pantai dan

daerah disekitar lengkap dengan penjabarannya yang dapat jadikan sebagai

referensi seperti mineral, angin, dan arus.

a. Mineral

Pada dasarnya mineral merupakan salah satu komponenya pembentuk

batuan yang materialnya berupa zat-zat hablur yang terdapat pada kulit bumi dan

sifatnya homogen. Berdasarkan sifat-sifat fisika dari mineral maka mineral dapat

dibedakan berdasarkan warna mineral, kilapan, pecahan, bentuk, berat jenis,

kekerasan mineral, pembagian mineral pijadikan embentuk batuan. Contoh

mineral yang melimpah dipermukaan bumi yaitu SiO2. SiO2 merupakan mineral

yang mengalami gejala kilapan berupa kilapan gelas. Mineral kwarsa tersebut

memiliki kekerasan antara satu sampai dengan sepuluh. Mineral kwarsa yang

susunan kimianya (SiO2) mempunyai struktur berupa garis-garis mendatar

nampak khas pada sisi bidang kristalnya.

b. Angin

Angin adalah gerakan udara pada permukaan bumi, arah angin adalah

searah dengan arah gradien tekanan (tegak lurus terhadap garis isobar dari garis

isobar bertekanan tinggi menuju garis isobar bertekanan rendah) atau dari

Laporan Praktikum IPBA 13

Page 14: LAPORAN IPBA KELOMPOK 5

temperatur yang tinggi ke temperatur yang rendah. Dalam praktek ini akan

diukur kecepatan angin disekitar pantai Toronipa. Angin yang ada disekitar

pantai dapat dikategorikan sebagi angin laut karena bertiup dari arah laut kearah

daratan, hal ini disebabkan karena pada siang hari daratan lebih cepat panas dari

pada lautan, sehingga tekanan udara didaratan lebih rendah dari pada tekanan

diatas laut. Sebagai hasilnya udara bergerak dari laut (bertekanan tinggi) menuju

didatar bertekanan rendah yang dinamakan angin laut.

c. Arus

Arus merupakan permukaan gerak air yang mengakibatkan perpindahan

horizontal massa air. Arus terjadi karena gerakan angin, sehingga air di lapisan

bawahnya ikut terbawa diakibatkan karena adanya gaya corielus yakni gaya yang

diakibatkan oleh perputaran bumi. Arus ini dipengaruhi penyebaran organisme

laut dan juga menentukan pergeseran daerah melalui perpindahan air hangat ke

daerah yang lebih dingin dan sebaliknya.

Arus laut selalu berlawanan dengan arah angin. Arus laut akan membelok

membentuk suatu pola melingkar yang bergerak mengikuti arah jarum jam di

belahan bumi utara dan kebalikan arah jarum jam di belahan bumi selatan.

Adanya pembelokan dan gerak melingkar juga diakibatkan gaya corielus, maka

arah arus semakin menyimpang dari arah arus permukaan. Jika terjadi divergensi

atau pembubaran arus permukaan yakni naiknya massa air dari lapisan bawah

laut ke lapisan permukaan dan jika terjadi keadaan sebaliknya yang disebut

tenggelam massa air dari Vegetasi Tumbuhan dan Gambaran Fisiografi.

d. Suhu

Suhu di laut adalah salah satu faktor yang amat penting bagi kehidupan

organisme dilautan. Karena suhu mempengaruhi baik aktifitas metabolisme

maupun perkembangbiakan dari organisme-organisme tersebut. Jadi tidaklah

mengherankan jika banyak dijumpai bermacam-macam jenis hewan yang tidak

Laporan Praktikum IPBA 14

Page 15: LAPORAN IPBA KELOMPOK 5

terdapat diberbagai tempat di dunia. Baik kelautan maupun daratan. Keduanya

dipanasi oleh sinar matahari melalui suatu proses yang dinamakan insolation.

Secara alamiah suhu air permukaan adalah lapisan hangat karena

mendapat radiasi matahari langsung. Adanya kerja angin, maka di lapisan teratas

sampai kedalaman 50-70 meter terjadi pengadukan sehingga dilapisan tersebut

terdapat suhu hangat (28oC) yang homogen. Di laut dangkal, lapisan ini dapat

mencapai hingga ke dasar laut. Suhu air dipermukaan dipengaruhi oleh kondisi

meteorologi, seperti curah hujan, penguapan, kelembaban udara, kecepatan

angin, dan intensitas radiasi matahari.

H. KESIMPULAN

Dari pengamatan lapangan pada pantai Batu Gong diperoleh beberapa

kesimpulan yaitu :

1. Gambaran material pesisir pantai Toronipa yaitu Kondisi pantai ditempat

tersebut sebagian besar didominasi oleh pasir sedimen dengan warna kehitam-

hitaman

2. Kecepatan arus laut dan kecepatan angin masing-masing sebesar 0,6 Km/jam

dan 1,6 meter/detik berdasarkan hasil pengukuran dengan menggunakan

flowwatch meter.

3. tumbuhan yang dapat dijumpai di tempat tersebut diantaranya :

- rerumputan

- ketapang

- gamal

- pohon kelapa

- serta pohon-pohon lain yang secara sengaja ditanam oleh penduduk

setempat

Laporan Praktikum IPBA 15

Page 16: LAPORAN IPBA KELOMPOK 5

4. Tidak ditemukan adanya tumbuhan mangrove Karena tidak adanya bagian

pantai yang berlumpur sebagai tempat hidup yang subur bagi tanaman tersebut

dan terdapat batuan yang letaknya diperkirakan berjarak ± 1 Km kearah barat

pantai.

I. SARAN

Adapun saran yang dapat kami berikan adalah :

1. Sebaiknya untuk praktikum lapangan kedepannya, mahasiswa dalam

melakukan pegamatan dan pengambilan data lebih teliti lagi demi ketepatan

data yang diperoleh dengan keyataan yang ada di lapagan.

2. Agar kebersihan dapat dimaksimalkan demi kelangsungan pantai Wisata

Toronipa yang dapat memberikan kenyamanan bagi para pengunjung.

Laporan Praktikum IPBA 16

Page 17: LAPORAN IPBA KELOMPOK 5

DAFTAR PUSTAKA

Nybakken, J.W.,1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. PT. Gramedia. Jakarta.

Ramli. 2007. Bahan Ajar Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa. Universitas Haluoleo . Kendari.

Rasyid, Saidal. 2005. Perbandingan Titik Didih Air di Kawasan Pantai Nambo dan Pegunungan Pungkaluku. Skripsi. Unhalu. Kendari

Zuni, Laode. 2003. Studi Tentang Karakteristik Fisika Kawasan Pesisir Pantai Tanjung Tiram Sebagai Tempat Bududaya Rumput Laut (Eucheuma sp). Skripsi. Unhalu. Kendari

www.digilib.itb.ac.id

www.oseanografi.blogspot.com

www.wikipedia.org

Laporan Praktikum IPBA 17