laporan anfar penetapan kadar ekstrak belladona-papaverin secara ekstraksi cair-cair
DESCRIPTION
analisis farmasi kuantitatifTRANSCRIPT
PENETAPAN KADAR SEDIAAN PAPAVERIN-EKSTRAK BELLADONA SECARA EKSTRAKSI CAIR-CAIR
BAB 1 PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Farmasi analisis dapat didefinisikan sebagai penerapan berbagaai
teknik, metode, dan prosedur kimia analisis untuk menganalisis bahan-
bahan atau sediaan farmasi. Dalam bidang farmasi khususnya kimia
farmasi sering dilakukan analisis sediaan faramasi, baik secara kualitatif
maupun kuantitatif. Kimia analisis kuantitatif bertujuan untuk mengetahui
jumlah suatu cuplikan.
Pada percobaan dilakukan penetapan kadar suatu yang
mengandung papaverin-ekstrak belladonna. Suatu campuran ekstrak
belladonna dan papaverin HCl merupakan kombinasi obat yang umum
ditemukan. Salah satunya adalah tablet Spasminal yang mana
mengandung campuran papaverin 10 mg ekstrak belladonna, 25 mg
papaverin HCl dan metampiron 500 mg yang digunakan sebagai obat
pereda nyeri. Campuran ini, dari sediaannya dapat dipisahkan secara
kuantitatif melalui metode ekstraksi solvent/pelarut cair-cair.
Ekstraksi cair-cair bertujuan untuk memisahkan analit yang dituju
dari penganggu dengan cara melakukan partisi sampel antar 2 pelarut
yang tidak saling campur. Salah satu fasenya seringkali berupa air dan
fase yang lain adalah pelarut organik. Senyawa-senyawa yang bersifat
polar akan ditemukan di dalam fase air, sementara senyawa-senyawa
yang bersifat hidrofobik akan masuk pada pelarut organik, begitupula
dengan ekstraksi padat cair akan tetapi sampel yang digunakan tidak
larut air.
Tujuan dari percobaan ini untuk mengetahui dan memahami
pemisahan campuran sediaan Papaverin dan ekstrak Belladona secara
ekstraksi cair-cair menggunakan pelarut yang sesuai dimana pelarut
RIA FITRIANI UMASANGAJI NINIEK RAMADHANI AA15020130162
PENETAPAN KADAR SEDIAAN PAPAVERIN-EKSTRAK BELLADONA SECARA EKSTRAKSI CAIR-CAIR
yang digunakan adalah pelarut kloroform untuk menarik papaverin
sedangkan pelarut eter untuk menarik ekstrak Belladona.
Selain itu juga dengan melakukan percobaan ini kita dapat
mengetahui koefisisen distribusi ekstrak belladonna dan koefisisen
distribusi papaverin dalam suatu sediaan yang digunakan.
1.2 Maksud PraktikumAdapun maksud praktikum ini adalah untuk mengetahuai jumlah
kadar dari sediaan papaverin – ekstrak belladonna.
1.3 Tujuan PraktikumAdapun tujuannya adalah untuk menentukan berapa banyak kadar
papaferin-ekstrak belladonna.
RIA FITRIANI UMASANGAJI NINIEK RAMADHANI AA15020130162
PENETAPAN KADAR SEDIAAN PAPAVERIN-EKSTRAK BELLADONA SECARA EKSTRAKSI CAIR-CAIR
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Umum
Atropa belladonna atau Atropa bella-donna, juga dikenal sebagai
ceri setan atau beladonais and some part of Canada and the United
States yang merupakan berbaseus parrenial dari family solanacea. Daun
dan beri sangat beracun mengandung alkaloid tropane. Jenis racun dari
tanaman ini adalah scopolamine dan hyoscyamine yang menyebabkan
igauan/menjadi tidak waras (delirium) dan halusinasi tetapi dipergunakan
juga sebagai antikolinergik. Semua bagian tanaman mengandung
tropane alkaloids (Dantje, 2005).
Papaverin adalah suatu alkaloid benzyl isoquinoline. struktur yang
didirikan oleh Goldschmiedt dan Co-Pekerja di 1883-1888 (1,2) dan telah
dikonfirmasi oleh jumlahl sintesis papaverine yang dicapai oleh beberapa
penulis. Papaverin hampir tidak larut dalam air, sedikit larut dalam
etranol dingin, larut dalam kloroform, etanol panas, aseton dan benzene
panas. Papaveri dapat dibuat melalui isolasi opium (yang mengandung
sekitar 1 % papaverin) atau dengan sintesis alakaloid (Klaus, 1998).
Suatu campuran ekstrak belladona dan papaverin HCl merupakan
kombinasi obat yang umum ditemukan. Campuran ini, dari sediaanya
dapat dipisahkan secara kuantitatif melalui metode ekstraksi
solven/pelarut cair-cair (Anonim, 2016).
Kandungan obat dinyatakan sebagai presentase obat yang
seharusnya tersedia dan dikenal sebbagai presentase jumlah tertera.
British Farmakope menggunakan penghitungan ini untuk menyatakan
kemurnian semua obat-obat dosis tunggal (Donald,2008).
Ekstraksi adalah pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu
padatan atau cairan dengan bantuan pelarut. Ekstraksi juga merupakan
RIA FITRIANI UMASANGAJI NINIEK RAMADHANI AA15020130162
PENETAPAN KADAR SEDIAAN PAPAVERIN-EKSTRAK BELLADONA SECARA EKSTRAKSI CAIR-CAIR
proses pemisahan satu atau lebih komponen dari suatu campuran
homogen menggunakan pelarut cair (solven) sebagai separating agen.
Pemisahan terjadi atas dasar kemampuan larut yang berbeda dari
komponen-komponen dalam campuran (Sudjadi, 1994).
Partisi adalah pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu
padatan atau cairan dengan bantuan pelarut atau dapat pula dikatakan
partisi merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk memisahkan
komponen kimia dari ekstrak menggunakan pelarut yang berbeda.
Ekstraksi cair-cair bertujuan untuk memisahkan analit yang dituju dari
penganggu dengan cara melakukan partisi sampel antar 2 pelarut yang
tidak saling campur. Salah satu fasenya seringkali berupa air dan fase
yang lain adalah pelarut organik. Senyawa-senyawa yang bersifat polar
akan ditemukan di dalam fase air, sementara senyawa-senyawa yang
bersifat hidrofobik akan masuk pada pelarut organik, begitupula dengan
ekstraksi padat cair akan tetapi sampel yang digunakan tidak larut air
(Tobo, 2001).
Ekstraksi cair-cair ditentukan oleh distribusi Nerst atau hukum
partisi yang menyatakan bahwa “pada konsentrasi dan tekanan yang
konstan, analit akan terdistribusi dalam proporsi yang selalu sama di
antara dua pelarut yang saling tidak campur”. Perbandingan konsentrasi
pada keadaan setimbang di dalam dua fase diusebut dengan koefisien
distribusi atau koefisien partisi (KD) dan diekspresikan dengan :
K D= [S ]org[S ]aq
[S]org dan [S]aq masing-masing merupakan konsentrasi analit dalam
fase organic dan dalam fase air, dan KD merupakan koefisien partisi
(Rohman, 2009).
RIA FITRIANI UMASANGAJI NINIEK RAMADHANI AA15020130162
PENETAPAN KADAR SEDIAAN PAPAVERIN-EKSTRAK BELLADONA SECARA EKSTRAKSI CAIR-CAIR
Dalam prakteknya, analit seringkali berada dalam bentuk kimia
yang berbeda karena adanya disosiasi (ionisasi), protonasi, dan juga
kompleksasi atau polimarisasi, karena ekspreasi yang lebih berguna
adalah rasio distribusi atau rasio partisi (D) yang diekspreasikan dengan :
D=(CS )org[Cs ] aq
(CS)org dan (CS)aq masing-masing merupakan konsentrasi total
analit (dalam segala bentuk) dalam fase organic dan dalam fase air; dan
D merupakan rasio partisi (Rohman, 2009).
Jika tidak ada interaksi antar analit yang terjadi dalam kedua fase,
maka nilai KD dan D adalah indentik. Analit yang mempunyai rasio
distribusi besar (104 atau lebih) akan mudah terektraksi ke dalam pelarut
organic meskipun proses kesetimbangan (yang berarti 100% solute
terektraksi atau tertahan) tidak pernah terjadi (Rohman, 2009).
RIA FITRIANI UMASANGAJI NINIEK RAMADHANI AA15020130162
PENETAPAN KADAR SEDIAAN PAPAVERIN-EKSTRAK BELLADONA SECARA EKSTRAKSI CAIR-CAIR
1.2 Prosedur Kerja (Anonim, 2016)
1. Penentuan koefisien Distribusi Ekstrak Belladona
Siapkan fase air dengan mencampur 50 mL air, 25 Ml NaOH 1
N dan 15 mg NaCl. Kocok campuran ini dalam corong pisah dengan
50 mL eter P selama beberapa menit, diamkan sampai setimbang,lalu
pisahkan kedua fasa.
Timbang seksama 50 mg ekstrak belladonna masukkan dalam
corong pisah, tambahkan 25 mL fasa air yang baru dibuat untuk
melarutkannya, setelah itu tambahkan 25 mL eter P lalu kocok kuat-
kuat selama beberapa menit dan biarkan sampai setimbang.
Pisahkan fasa eter secara kuantitatif dalam gelas kimia yang
beratnya sudah ditera. Uapkan pelarutnya diatas water bath/oven
sampai berat konstan, lalu timbang berat ekstrak belladonna dalam
fasa eter.
Adapun berat ekstrak belladonna dalam fasa air diperoleh dari
pengurangan dari jumlah sampel yang ditimbang mula-mula.
Hitunglah koefisien distribusi ekstrak belladonna, (pers 2)
2. Penentuan koefisin distribusi papaverin
Disiapkan fase air dengan mencampur 50 ml air, 25 ml NaOH
1N dan 15 mg NaCl. Dikocok campuran ini dalam corong pisah
dengan 25 ml kloroform sampai setimbang.Dipisahkan kedua fase.
Ditimbang seksama 100 mg papaverin HCl masukkan dalam
corong pisah, tambahkan 25 mL fasa air dan 25 mL fasa kloroform P
lalu dikocok kuat-kuat dan biarkan sampai setimbang.
Pisahkan kedua fasa dan kumpulkan fasa kloroform secara
kuantitatif dalam gelas kimia yang beratnya sudah ditera, uapkan
RIA FITRIANI UMASANGAJI NINIEK RAMADHANI AA15020130162
PENETAPAN KADAR SEDIAAN PAPAVERIN-EKSTRAK BELLADONA SECARA EKSTRAKSI CAIR-CAIR
pelarutnya diatas waterbath/oven sampai berat konstan, dan
ditimbang berat papaverin dalam fase kloroform.
Adapun berat papaverin dalam fasa air diperoleh dari
pengurangan dari jumlah sampel yang ditimbang mula-mula. Hitunglah
koefisien distribusi papaverin (pers 2)
3. Penetapan Kadar Sediaan (Campuran Ekstrak Belladona- Papaverin HCl)
Timbang 20 tablet lalu tentukan berat rata-rata tablet. Tablet
digerus sampai halus, kemudian dambil sebanyak 1000 gram untuk
dianalisis, misalkan sediaan tablet mengandung 10 mg ekstrak
belladonna dan 25 mg papaverin HCl dan 500 mg metampiron, serta
bahan lain sehingga diperoleh berat tablet. Larutkan serbuk tablet
dalam corong pisah yang berisi 30 ml air, 15 ml NaOH 1N dan 9 gram
NaCl (volume akhir larutan 50 ml).
a) Isolasi ekstrak Belladona dari sediaan
Sebanyak 50 mL larutan sediaan tadi, dilakukan ekstraksi
dengan 25 mL eter P sebanyak 3 kali.Kumpulkan ekstrak eter
dalam gelas kimia yang berat nya telah ditera.Lalu uapkan
pelarutnya diatas waterbath/oven sampai berat konstan.Hitunglah
presentasenya.Hasilnya dibandingkan dengan persyaratan
sediaan menurut Farmakope Indonesia.
b) Isolasi Papaverin dari sediaan
Lanjutkan ekstraksi terhadap larutan pada point (a) dengan 25
mL kloroform sebanyak 3 kali. Kumpulkan ekstrak kloroform dalam
gelas kimia yang berat nya telah ditera.Lalu uapkan pelarutnya
diatas waterbath/oven sampai berat konstan.Hitunglah
presentasenya.Hasilnya dibandingkan dengan persyaratan
sediaan menurut Farmakope Indonesia.
RIA FITRIANI UMASANGAJI NINIEK RAMADHANI AA15020130162
PENETAPAN KADAR SEDIAAN PAPAVERIN-EKSTRAK BELLADONA SECARA EKSTRAKSI CAIR-CAIR
BAB 3 METODE KERJA
3.1 Alat
Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah corong
pisah, erlenmeyer, gelas kimia, labu takar, pipet volume, timbangan
analitik, dan waterbath
3.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini
adalahaquadest,bahan obat papaverin HCl, bahan obat ekstrak
belladona, dietileter, kloroform, larutan NaOH, NaCl, sampel sediaan obat
(Tablet Spasminal).
3.3 Cara Kerja
Penentuan koefisien distribusi papaverin1. Disiapkan fase air dengan memasukkan 15 mg NaCl kedalam gelas
kimia kemudian tambahkan NaOH 1 N, dan 50 mL air
2. Dimasukkan fase air ke dalam corong pisah dengan 50 mL
kloroform
3. Diamkan sampai setimbang, lalu pisahkan kedua fase
4. Ditimbang seksama 100,7 mg papaverin HCl masukkan dalam
corong pisah
5. Ditambahkan 25 mL fasa air yang telah dibuat untuk melarutkan
papaverin
6. Ditambahkan 25 mL kloroform, biarkan beberapa menit sampai
setimbang.
7. Dipisahkan kedua fasa dan kumpulkan fasa kloroform secara
kuantitatif dalam gelas kimia yang beratnya telah ditara
RIA FITRIANI UMASANGAJI NINIEK RAMADHANI AA15020130162
PENETAPAN KADAR SEDIAAN PAPAVERIN-EKSTRAK BELLADONA SECARA EKSTRAKSI CAIR-CAIR
8. Diuapkan pelarut pada waterbath hingga bobot konstan dan
ditimbang berat papaverin dalam fasa kloroform.
Penetapan kadar sediaan1. Ditimbang 20 tablet dan tentukan berat rata-rata tablet
2. Digerus tablet sampai halus
3. Ditimbang 502,5 mg tablet yang telah digerus
4. Dilarutkan dalam corong pisah yang berisi 15 mL air, 7,5 mL
NaOH, 4,5 gr NaCl
a) Isolasi ekstrak belladona dari sediaan1. Disiapkan 10 mL larutan sediaan yang telah disiapkan
sebelumnya
2. Diekstraksi dengan 5 mL petrolatum eter sebanyak 3 kali
3. Dikumpulkan ekstrak eter dalam gelas kimia yang telah
ditara sebelumnya
4. Diuapkan pelarutnya pada waterbath hungga berat konstan
5. Ditimbang berat estrak belladona dalam sediaan dan
tentukan persen kadarnya
b) Isolasi papaverin dari sediaan1. Dilanjutkan ekstraksi pada poin a
2. Diekstraksi dengan 5 mL kloroform sebanyak 3 kali
3. Dikumpulkan ekstrak kloroform dalam gelas kimia yang telah
ditara sebelumnya
4. Diuapkan pelarutnya pada waterbath hungga berat konstan
5. Ditimbangberat papaverin dalam sediaan dan tentukan
persen kadarnya
RIA FITRIANI UMASANGAJI NINIEK RAMADHANI AA15020130162
PENETAPAN KADAR SEDIAAN PAPAVERIN-EKSTRAK BELLADONA SECARA EKSTRAKSI CAIR-CAIR
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
a. Tabel Pengamatan
Kelompok Berat sampel yang
terdistribusi (w)Koefisien distribusi papaverin HCl
I 0,0834 4,83
Kelompok Sampel Berat Sampel % Kadar obat Berat rata-rata
III
Tablet Spasminal(Ekstrak
Belladona) 8,372 mg 104,5 %
139,175
IV
Tablet
Spasminal
(Papaverin HCl)
502,5 mg 1.111,55 %
b. Perhitungan
1. Koefisien distribusi papaverin HCl
Dik : Berat cawan porselin kosong= 49,892 gram
Berat sampel = 100,7 mg 0,1007 mg
Berat cawan porselin + isi = 49,9754 gram
Peny :
W = 49,9754 – 49,892
= 0,0834
RIA FITRIANI UMASANGAJI NINIEK RAMADHANI AA15020130162
PENETAPAN KADAR SEDIAAN PAPAVERIN-EKSTRAK BELLADONA SECARA EKSTRAKSI CAIR-CAIR
KDA= w
w−w
= 0,0834
0,1007−0,0834
= 0,08340,0173 = 4,82
2. Berat rata-rata tablet (BT)
Berat rata−rata tablet (BT )= Berat 20 tablet20
¿ 2783,520
¿139,175
3. Ekstrak Belladona dari sediaan
a. Berat sampel
(BS) = Berat serbuk analisis
BT x kadar obat sesuai etiket
= 502,5600,205 x 10
= 8,372 mg
b. Ekstrak Belladona dalam sediaan
% Kadar = Berat obat hasil ekstraksiBS x 100 %
= 8,75mg8,372mg x 100 %
= 104,5 %
RIA FITRIANI UMASANGAJI NINIEK RAMADHANI AA15020130162
PENETAPAN KADAR SEDIAAN PAPAVERIN-EKSTRAK BELLADONA SECARA EKSTRAKSI CAIR-CAIR
4. Papaverin dalam sediaan
a. Berat sampel
BS=berat serbuk analisisberat rata
×kadar obat sesuai etiket
¿ 502,5600,205
×25mg
¿20,9303mg
b. Kadar obat
%Kadar=berat hasil ekstraksiBS
×100%
¿ 232,61mg20,9303
×100%
¿1111,55%
4.2 Pembahasan
Suatu campuran ekstrak belladona dan papaverin HCl merupakan
kombinasi obat yang umum ditemukan. Campuran ini, dari sediaanya
dapat dipisahkan secara kuantitatif melalui metode ekstraksi
solven/pelarut cair-cair.
Ekstraksi cair-cair bertujuan untuk memisahkan analit yang dituju
dari penganggu dengan cara melakukan partisi sampel antar 2 pelarut
yang tidak saling campur. Salah satu fasenya seringkali berupa air dan
fase yang lain adalah pelarut organik. Senyawa-senyawa yang bersifat
polar akan ditemukan di dalam fase air, sementara senyawa-senyawa
yang bersifat hidrofobik akan masuk pada pelarut organik, begitupula
dengan ekstraksi padat cair akan tetapi sampel yang digunakan tidak
larut air.
RIA FITRIANI UMASANGAJI NINIEK RAMADHANI AA15020130162
PENETAPAN KADAR SEDIAAN PAPAVERIN-EKSTRAK BELLADONA SECARA EKSTRAKSI CAIR-CAIR
Pada praktikum ini pertama dilakukan penentuan koefisian
distribusi ekstrak belladonna. Dimana pertama siapkan fase air dengan
mencampurkan 50 ml air, 25 ml NaOH dan 15 mg. Kocok campuran ini
dalam corong pisah dengan 50 ml eter sampai setimbang, pisahkan
kedua fasa.Timbang seksama 50 mg ekstrak belladona masukan dalam
corong pisah, tambahkan 25 ml fasa air yang baru dibuat tadi untuk
melarutkan papaverin.Selanjutnya, tambahkan 25 ml fasa eter lalu kocok
sampai setimbang.Setelah itu dipisahkan kedua fasa dan kumpulkan fasa
eter secara kuantitatif dalam gelas kimia, uapkan pelarutnya di atas
waterbath/oven sampai berat konstan, dan timbang berat ekstrak
belladona dalam fasa eter. Adapun berat ekstrak belladona dalam fasa
air diperoleh dari pengurangan dari jumlah sampel yang ditimbang mula-
mula.Hitunglah koefisien distribusi ekstrak belladona.
Selanjutnya dilakukan penentuan koefisien distribusi ekstrak
belladona, lalu koefisien distribusi papaverin HCl dengan menyiapkan
fase air dengan mencampurkan 50 ml air, 25 ml NaOH dan 15 mg. Kocok
campuran ini dalam corong pisah dengan 50 ml kloroform sampai
setimbang, pisahkan kedua fasa.Timbang seksama 100 mg papaverin
HCl masukan dalam corong pisah, tambahkan 25 ml fasa air yang baru
dibuat tadi untuk melarutkan papaverin.Selanjutnya, tambahkan 25 ml
fasa kloroform lalu kocok sampai setimbang.Setelah itu dipisahkan kedua
fasa dan kumpulkan fasa kloroform secara kuantitatif dalam gelas kimia,
uapkan pelarutnya di atas waterbath sampai berat konstan, dan timbang
berat papapverin dalam fasa kloroform .Adapun berat papaverin dalam
fasa air diperoleh dari pengurangan dari jumlah sampel yang ditimbang
mula-mula.Hitunglah koefisien distribusi papaverin.
Percobaan selanjutnya dilakukan penetapan kadar sediaan
(campuran papaverin-ekstrak belladona) Timbang 20 tablet lalu tentukan
RIA FITRIANI UMASANGAJI NINIEK RAMADHANI AA15020130162
PENETAPAN KADAR SEDIAAN PAPAVERIN-EKSTRAK BELLADONA SECARA EKSTRAKSI CAIR-CAIR
berat rata-rata tablet. Tablet digerus sampai halus, kemudian dambil
sebanyak 1000 gram untuk dianalisis, misalkan sediaan tablet
mengandung 10 mg ekstrak belladonna dan 25 mg papaverin HCl dan
500 mg metampiron, serta bahan lain sehingga diperoleh berat tablet.
Larutkan serbuk tablet dalam corong pisah yang berisi 30 ml air, 15 ml
NaOH 1N dan 9 gram NaCl (volume akhir larutan 50 ml).
Setelah itu dilakukan isolasi ekstrak belladonna dari sediaan.
Pertama diambil 50 mL larutan sediaan tadi kemudian dimasukkan
kedalam corong pisah yang berisi 25 mL fasa eter, setelah itu diekstraksi
sebanyak 3 kali, hasil ekstraksi nya kemudian di uapkan pada water bath
setelah itu dihitung ekstrak belladonna dalam sediaan tersebut.
Selain itu dilakukan juga papaverin HCl dari sediaan. Pertama
larutan dari isolasi diatas kemudian melanjutkan prosedur yang sama
hanya saja fasa eter yang digunakan diganti dengan fasa kloroform atau
menggunakan pelarut yang sesuai (cocok).
Setelah dilakukan percobaan hasil yang didapatkan berat papaverin
setelah dipanaskan 502,5 mg dengan persen kadar obat papaverin
dalam sediaan adalah 1.111,55%.
RIA FITRIANI UMASANGAJI NINIEK RAMADHANI AA15020130162
PENETAPAN KADAR SEDIAAN PAPAVERIN-EKSTRAK BELLADONA SECARA EKSTRAKSI CAIR-CAIR
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan percobaan penentuan kadar obat dengan
menggunakan metode ekstraksi cair-cair dapat disimpulkan berat
papaverin HCl 502,5 mg dengan persen kadar obat papaverin dalam
sediaan adalah 1.111,55%.
5.2 Saran
Diharapkan kepada asisten untuk pada saat selesai praktikum
asisten dapat berdiskusi dengan praktikan kelompok masing-masing agar
praktikan lebih memahami lagi tentang praktikum yang dilakukan.
RIA FITRIANI UMASANGAJI NINIEK RAMADHANI AA15020130162
PENETAPAN KADAR SEDIAAN PAPAVERIN-EKSTRAK BELLADONA SECARA EKSTRAKSI CAIR-CAIR
DAFTAR PUSTAKA
Ananonim., 2016, Penuntun Praktikum Analisis Farmasi Kuantitatif. Fakultas Farmasi Universitas Muslim Indonesia
Cairnes,D., 2004, Intisari Kimia Farmasi, Penerbit Salemba Empat,
Dantje T., 2015, Toksikologi Lingkungan. CV.Andi, Yogyakarta.
Klaus florey, 1988. Analytical Progiles of Drug Substances Vol.17.Academic press, California.
Rohman,.A,.2009. Kromatografi untuk Analisis Obat. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Sudjadi. 1994. Metode Pemisahan. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.
Tobo, F. 2001. Buku Pengangan Laboratorium Fitokimia I. Universitas Hasanuddin : Makassar.
RIA FITRIANI UMASANGAJI NINIEK RAMADHANI AA15020130162