kromatografi cair kimia analisis

21
KROMATOGRAFI CAIR 1. Pendahuluan Kromatografi cair merupakan jenis pertama kromatografi cair padat yang dikemukakan oleh Mikail Tswett, seorang botani rusia pada akhir tahun 1890.Kromatografi cair ini digunakan untuk memisahkan dan mengisolasi berbagai macam pigmen tumbuhan. Pita warna yang muncul pada adsorben disebut dengan terminology kromatografi yang bearti menulis warna . awalnya hasil kerja Tswett tidaklah diterima dengan baik, terutama karena tulisan ilmia aslinya berbahasa rusia , dimana tak banyak ahli kimia barat dapat mengerti dan juga dikarenakan riset oleh Willsatter dan stoll pada tahun 1913 yang mengulang riset Tswett, gagal dikarenakan mereka tidak mengindahkan peringatan Tswett untuk tidak menggunakan adsorben yang terlalu agresif yang menyebabkan klorofil terurai. Sebagai akibat, riset Tswett dianggap juga gagal hingga akhirnya dan baru menjadi teknik pemisahan setelah 20 tahun. Pada akhir 1930 dan awal 1940, Martin dan Synge memperkenalkan bentuk kromatografi cair – cair yang didukung oleh fase diam. Dalam hal ini air pada silica gel dalam bentuk isiian dan digunakan untuk memisahkan asam aminomereka juga menyarankan penggantian fase gerak cair dengan gas yang akan mempercepat perpindahan antara dua fase dan memungkinkan pemisahan yang lebih efesien, yang menghasilkan kosep kromatografi gas pada tahun 1941. Martin dan Synge menyarankan penggunaan partikel kecil dan tekanan tinggi pada kromatografi

Upload: anggi-andini-putry

Post on 10-Jul-2016

242 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

KROMATOGRAFI CAIR

1. Pendahuluan

Kromatografi cair merupakan jenis pertama kromatografi cair padat yang

dikemukakan oleh Mikail Tswett, seorang botani rusia pada akhir tahun 1890.Kromatografi

cair ini digunakan untuk memisahkan dan mengisolasi berbagai macam pigmen tumbuhan.

Pita warna yang muncul pada adsorben disebut dengan terminology kromatografi yang bearti

menulis warna . awalnya hasil kerja Tswett tidaklah diterima dengan baik, terutama karena

tulisan ilmia aslinya berbahasa rusia , dimana tak banyak ahli kimia barat dapat mengerti dan

juga dikarenakan riset oleh Willsatter dan stoll pada tahun 1913 yang mengulang riset Tswett,

gagal dikarenakan mereka tidak mengindahkan peringatan Tswett untuk tidak menggunakan

adsorben yang terlalu agresif yang menyebabkan klorofil terurai. Sebagai akibat, riset Tswett

dianggap juga gagal hingga akhirnya dan baru menjadi teknik pemisahan setelah 20 tahun.

Pada akhir 1930 dan awal 1940, Martin dan Synge memperkenalkan bentuk

kromatografi cair – cair yang didukung oleh fase diam. Dalam hal ini air pada silica gel

dalam bentuk isiian dan digunakan untuk memisahkan asam aminomereka juga menyarankan

penggantian fase gerak cair dengan gas yang akan mempercepat perpindahan antara dua fase

dan memungkinkan pemisahan yang lebih efesien, yang menghasilkan kosep kromatografi

gas pada tahun 1941. Martin dan Synge menyarankan penggunaan partikel kecil dan tekanan

tinggi pada kromatografi cair untuk meningkatkan rasio pemisahan, yang kemudian memicu

pengembangan kromatografi cair kinerja tinggi.

Perkembangan kromatografi tertunda hingga akhir tahun 1960 dikarenakan kurangnya

detector sensitif, hingga ditemukannya detector indeks bias oleh A. Tiselius dan D Claesson

pada tahun 1942.Kromatografi cair Tswett hanya terdiri dari tabung gelas vertical, dengan

diameter beberapa centimeter dan tinggi 30 cm, berisi adsorben kalsium karbonat.Pigmen

ekstrak tanaman dituang padabagian atas kolom dan fasa gerak ditambahkan secara hati –

hati mengisi tabung. Pelarut ( fasa gerak) bergerak turun melalui isian berdasarkan gravitasi,

menghasilkan pemisahan yang dapat dilihat sebagai pita warna yang berbeda didinding

tabung.

1

2. Pengartian Kromatografi Cair Kinerja Tinggi

Kromatografi cair kinerja tinggi juga dikenal sebagai high performance liquid

chromatography ( HPLC ). Kromatografi cair kinerja tinggi ( KCKT ) adalah jenis

kromatografi cair yang menggunakan fasa gerak cair dan fasa diam yang berada dalam kolom

yang pendek dan isian yang sangat halus dan diberi tekanan hingga ratusan psi agar didapat

laju alir yang sesuai. Seperti diketahui, difusi yang terjadi pada cairan lebih lambat dari difusi

pada gas, sehingga dengan adanya tekanan tinggi difusi menjadi lebih cepat.

KCKT merupakan teknik pemisahan yang masih menjadi idola didunia analisis saat

ini. KCKT digunakan secara luas dalam pemisahan dan pemurnian berbagai sampel dalam

berbagai bidang seperti farmasi, lingkungan, industry makanan dan minumanan, industry

polimer dan berbagai bahan baku. KCKT lebh banyak digunakan untuk keperluan identifikasi

( analisis kualitatif ), kecuali kromatografi ini dihubungkan dengan spektrometri massa maka

penggunaanya akan lebih memungkinkan ke analisis kuantitatif.

Secara umum KCKT digunakan dalam kondisis berikut :

- Pemisahan bergabagi senyawa organic maupun anorganik, ataupun specimen biologis.

- Analisis ketidak murnian

- Analisis senyawa – senyawa yang tidak mudah menguap

- Penentuan molekul – molekul netral, ionic maupun zwitter ion

- Isolasi dan pemurnian senyawa

- Pemisahan senyawa senyawa dengan struktur kimia yang mirip

- Pemisahan senyawa – senyawa dengan jumlah kecil

Kelebihan dari metode KCKT :

- Mampu memisahkan molekul – molekul dari suatu campuran

- Mudah melaksanakannya

- Kecepatan analisis dan kepekaan yang tinggi

- Dapat dihindari terjadinya dekomposisi atau kerusakan bahan yang di analisis

- Resolusi yang baik

2

3. Jenis – jenis kromatografi cair kinerja tinggi

Kromatografi Adsorbsi

Prinsip kromatografi adsorpsi telah diketahui sebagaimana dalam kromatografi kolom

dan kromatografi lapis tipis.Pemisahan kromatografi adsorbsi biasanya menggunakan

fase normal dengan menggunakan fase diam silika gel dan alumina, meskipun

demikian sekitar 90% kromatografi ini memakai silika sebagai fase diamnya. Pada

silika dan alumina terdapat gugus hidroksi yang akan berinteraksi dengan solut.

Gugus silanol pada silika mempunyai reaktifitas yang berbeda, karenanya solut dapat

terikat secara kuat sehingga dapat menyebabkan puncak yang berekor.

Kromatografi Penukar Ion

KCKT penukar ion menggunakan fase diam yang dapat menukar kation atau anion

dengan suatu fase gerak.Ada banyak penukar ion yang beredar di pasaran, meskipun

demikian yang paling luas penggunaannya adalah polistiren resin. Kebanyakan

pemisahan kromatografi ion dilakukan dengan menggunakan media air karena sifat

ionisasinya. Dalam beberapa hal digunakan pelarut campuran misalnya air-alkohol

dan juga pelarut organik. Kromatografi penukar ion dengan fase gerak air, retensi

puncak dipengaruhi oleh kadar garam total atau kekuatan ionik serta oleh pH fase

gerak. Kenaikan kadar garam dalam fase gerak menurunkan retensi solut. Hal ini

disebabkan oleh penurunan kemampuan ion sampel bersaing dengan ion fase gerak

untuk gugus penukar ion pada resin.

Kromatografi Ekslusi Ukuran

Kromatografi ini disebut juga dengan kromatografi permiasi gel dan dapat digunakan

untuk memisahkan atau menganalisis senyawa dengan berat molekul > 2000 dalton.

Fase diam yang digunakan dapat berupa silika atau polimer yang bersifat porus

sehingga solut dapat melewati porus (lewat diantara partikel), atau berdifusi lewat

fase diam. Molekul solut yang mempunyai BM yang jauh lebih besar, akan terelusi

terlebih dahulu, kemudian molekul-molekul yang ukuran medium, dan terakhir adalah

molekul yang jauh lebih kecil. Hal ini disebabkan solut dengan BM yang besar tidak

melewati porus, akan tetapi lewat diantara partikel fase diam.

3

Dengan demikian, dalam pemisahan dengan eksklusi ukuran ini tidak terjadi interaksi

kimia antara solut dan fase diam seperti tipe kromatografi yang lain.

Kromatografi Fase Terikat

Kebanyakan fase diam kromatografi ini adalah silika yang dimodifikasi secara

kimiawi atau fase terikat.Sejauh ini yang digunakan untuk memodifikasi silika adalah

hidrokarbon-hidrokarbon non-polar seperti dengan oktadesilsilana, oktasilana, atau

dengan fenil.Fase diam yang paling populer digunakan adalah oktadesilsilan (ODS

atau C18) dan kebanyakan pemisahannya adalah fase terbalik.Sebagai fase gerak

adalah campuran metanol atau asetonitril dengan air atau dengan larutan bufer. Untuk

solut yang bersifat asam lemah atau basa lemah, peranan pH sangat krusial karena

kalau pH fase gerak tidak diatur maka solut akan mengalami ionisasi atau protonasi.

Terbentuknya spesies yang terionisasi ini menyebabkan ikatannya dengan fase diam

menjadi lebih lemah dibanding jika solut dalam bentuk spesies yang tidak terionisasi

karenanya spesies yang mengalami ionisasi akan terelusi lebih cepat.

Kromatografi Pasangan Ion

Kromatografi pasangan ion juga dapat digunakan untuk pemisahan sampel-sampel

ionik dan mengatasi masalah-masalah yang melekat pada metode penukaran

ion.Sampel ionik ditutup dengan ion yang mempunyai muatan yang berlawanan.

Kromatografi Afinitas

Dalam kasus ini, pemisahan terjadi karena interaksi-interaksi biokimiawi yang sangat

spesifik.Fase diam mengandung gugus-gugus molekul yang hanya dapat menyerap

sampel jika ada kondisi-kondisi yang terkait dengan muatan dan sterik tertentu pada

sampel yang sesuai (sebagaimana dalam interaksi antara antigen dan

antibodi).Kromatografi jenis ini dapat digunakan untuk mengisolasi protein (enzim)

dari campuran yang sangat kompleks.

Kromatografi padatan cair (LSC)

Teknik ini tergantung pada teradsorpsinya zat padat pada adsorben yang polar seperti

silika gel atau alumina. Kromatografi lapisan tipis (TLC) adalah salah satu bentuk

4

dari LSC. Dalam KCKT kolom dipadati atau dipak dengan partikel-partikel micro or

macro particulate or pellicular (berkulit tipis 37 -44 μ).Sebagian besar dari KCKT

sekarang ini dibuat untuk mencapai partikel-partikel microparticulate lebih kecil dari

20μ . Teknik ini biasanya digunakan untuk zat padat yang mudah larut dalam pelarut

organik dan tidak terionisasi. Teknik ini terutama sangat kuat untuk pemisahan

isomer-isomer.

4. Komponen utama kromatografi cair kinerja tinggi

Sistem Penyedia Fasa Gerak

Peralatan KCKT modern dilengkapi dengan satu atau lebih reservoir terbuat dari gelas

atau stainless steel, yang dapat menampung hinga 500 ml pelarut . Gelembung dan

debu halus yang dapat mengganggu dihilangkan dengan proses yang disebut

degassing. Tedapat 2 jenis elusi pada KCKT yaitu elusi isokratik dimana digunakan

satu jenis pelarut dengan komposisi konstan, dan elusi gradient dimana dua atau lebih

sistim pelarut yang berbeda polaritas yang digunakan.

Sistim Pompa

Pompa sangat diperlukan pada KCKT untuk menyediakan tekanan hingga 6000

psi.terdapat 2 jenis pompa mekanik yang sering digunakan yaitu jenis syring dengan

skrup putar : laju alir dihasilkan tanpa denyut, namun kapasitas kecil (250 ml ) dan

pompa resiprokating : ruang silinder yang diisi dan dikosongkan seperti gerakan

piston yang mengakibatkan gerakan denyut. Kelebihannya adalah volume kecil,

tekanan tinggi hingga 10.000 psi cocok untuk elusi gradient dan laju alir constant.

Fase gerak dalam KCKT adalah suatu cairan yang bergerak melalui kolom.

Ada dua tipe pompa yang digunakan, yaitu kinerja konstan (constant pressure) dan

pemindahan konstan (constant displacement). Pemindahan konstan dapat dibagi

menjadi dua, yaitu: pompa reciprocating dan pompa syringe. Pompa reciprocating

menghasilkan suatu aliran yang berdenyut teratur (pulsating),oleh karena itu

membutuhkan peredam pulsa atau peredam elektronik untuk, menghasilkan garis

dasar (base line) detektor yang stabil, bila detektor sensitif terhadapan aliran.

5

Keuntungan utamanya ialah ukuran reservoir tidak terbatas. Pompa syringe

memberikan aliran yang tidak berdenyut, tetapi reservoirnya terbatas.

Katup Injeksi Sampel

Injeksi dengan syiring hanya diperguanakan untuk tekanan hingga 1500 psi, biasanya

digunakan injeksi sop – flow atau disebut sampling loop, dimana laju alir pelarut

dihentikan sementara dan kepala kolom dipindah dansampel diinjeksikan langsung ke

kepala isian dengan syiring. Peralatan ini merupakan bagian dari alat KCKT modern

dengan memberikan loop ( putaran, giliran ) antara injeksi sampel dan permuatan

sampel ke kolom untuk volume sampel dari 5µ hingga 500 µ.

Kolom

Efek temperature pada pemisahan kromatografi cair tidaklah sekuat efek yang terjadi

pada kromatografi gas. Kenaikan temperature akan meningkatkan difusitas solute

pada fasa diam dan fasa gerak sehingga meningkatkan disperse dikarenakan resistansi

transfer massa, hasilnya pada kecepatan optimum, efisien pada kromatografi cair

maupun gas akan tergantung pada temperature. Akan tetapi kecepatan optimum akan

lebih tinggi pada temperature yang lebih tinggi dan mungkin analisis yang lebih cepat.

Dikarenakan kurangnya efek temperature terhadapnretensi solute pada kromatografi

cair dibanding kromatografi gas.

Injektor (injector)

Sampel yang akan dimasukkan ke bagian ujung kolom, harus dengan disturbansi yang minimum dari material kolom. Ada dua model umum :

a. Stopped Flow

b. Solvent Flowing

Ada tiga tipe dasar injektor yang dapat digunakan :

a. Stop-Flow: Aliran dihentikan, injeksi dilakukan pada kinerja atmosfir, sistem tertutup, dan aliran dilanjutkan lagi. Teknik ini bisa digunakan karena difusi di dalam cairan kecil clan resolusi tidak dipengaruhi

6

b. Septum: Septum yang digunakan pada KCKT sama dengan yang digunakan pada Kromtografi Gas. Injektor ini dapat digunakan pada kinerja sampai 60 -70 atmosfir. Tetapi septum ini tidak tahan dengan semua pelarut-pelarut Kromatografi Cair.Partikel kecil dari septum yang terkoyak (akibat jarum injektor) dapat menyebabkan penyumbatan.

c. Loop Valve: Tipe injektor ini umumnya digunakan untuk menginjeksi volume lebih besar dari 10 μ dan dilakukan dengan cara automatis (dengan menggunakan adaptor yang sesuai, volume yang lebih kecil dapat diinjeksifan secara manual). Pada posisi LOAD, sampel diisi kedalam loop pada kinerja atmosfir, bila VALVE difungsikan, maka sampel akan masuK ke dalam kolom.

Detektor

Terdapat lebih dari 12 detektor yang akan dikembangkan namun hanya 4

macam yang paling banyak digunakan pada kromatografi cair yaitu :

- Detektor ultra violet ( panjang gelombang bervariasi dan tetap)

Gambar detector UV panjang gelombang tetap

Menggunakan panjang gelombang dan banyak dipilih untuk

analisis.Batasannya dalam pendeteksian solute non polar yang tidak mempunyai

kromafor UV.

7

Detekor terdiri dari sel silinder kecil ( volume 2,00 – 10,00 ml ), tempat eluent

mengalir dalam kolom. Sinar UV dari lampu UV dilewatkan pada sel dan jatuh pada

sel fotolektrik.Panjang gelombang tergantung pada jenis lampu yang digunakan,

umumnya dari 210 nm – 280 nm. Untuk detector multi panjang gelombang, terdapat

monokromator didalamnya, memilih panjang gelombang kemudian didespersikan dan

jatuh pada diode array, dipantulkan kecermin cekung, jatuh dicermin dtar, dan sinar

dengan panjang gelombang tertentu dengan memposisikan sudut cermin datar, sinar

dengan panajang gelombang tertentu kemudian difokuskan oleh lensa melalui sel laju

alir, kemudian memalui kolom eluen. Berkas sinar keluar dari sel difokuskan oleh

lensa lain ke fotosel yangkemudian menghasilkan respon sebagai fungsi intensitas.

Detektor elektrokonduktivitas

Gambar sel sensor detector konduktivitas listrik

Detector konduktivitas listrik hanya dapat mendeteksi sampel yang terionisasi

dan biasanya digunakan untuk analisis asam anorganik, basa dan garam.Juga dapat

dipergunakan untuk deteksi asam organic dan basa yang diperlukan pada studi

lingkungan dan aplikasi bioteknologi.Terdiri dari dua elektroda diletakkan pada floe

cell dan dihubungkan dengan jembatan wheatstone.

Saat ion memasuki sel detector, tahanan listrik berubah dan sinyal yang terjadi tak

sebanding ini diumpankan ke penguat yang kemudian didigitalkan, lalu disimpan

dikomputer atau dilewatkan ke rekorder potensiomer.

7

Detector mengukur tahanan listrik antara elektroda dengan amplifikasi non-linier dan

dapat menghasilkan output yang berbanding lurus dengan konsentrasi solute.

- Detektor fluoresensi

Gambar detector fluoresensi

Merupakan detector KC yang paling sensitive dan digunakan untuk analisis

renik.Namun walau sensitive, responnya hanya limier pada rentang konsentrasi

tertentu.Selain itu kebanyakan senyawa tidak mengalami flurensi alami sehingga

merupakan kelemahan detector ini.

Sinar dari lampu UV dengan panjang gelombang tetap, lewat sel kemudian eluen dari

kolom mengalir dan bertindak sebagai eksitansi.Sinar fluoresensi yang dipancarkan

disensor oleh fotosel listrik yang diletakkan pada arah sinar UV ekstitasi.Fotosel

menyensor sinar fluoresensi pada semua panjang gelombang, tetapi hanya panjang

gelombang sinar tereksitasi yang dapat diubah oleh lampu alternatif.

- Detektor indeksbias

Gambar detector indeks bias

8

Merupakan detector paling tidak sensitif.Detektor ini sangat sensitive terhadap

perubahan temperature ambient, tekanan, laju alir dan tak dapat digunakan untuk elusi

gradient.Namun, detector ini sangat berguna untuk deteksi senyawa uang ionil –ionik,

senyawa yang tidak menyerap pada UV juga untuk senyawa yang tidak mengalami

flurosensi. Sistim optic yang paling umum digunakan adalah detector indeks bias

differensial.

Aplikasi detector indeks bias adalah unyuk analisis karbohidrat. Yang tidak

menyerap sinar UV, tidak terionisasi dan walau turunan fluoresensi dapat dibuat,

prosedurnya sangatlah rumit.

5. Klasifikasi KCKT

Kromatografi Partisi

Kromatografi Partisi dibagi menjadi dua teknik yaitu cair-cair dan fasa cair

terikat.Perbedan terletak pada metode diman fasa diam yang dipegang oleh partikel

pendukung. Pada cair-cair, retensi di akibatkan oleh adsorbs fisika sementara fasa

terikat dikarenakan ikatan kovalen.

Pemilihan fasa diam dan fasa gerak :

Kromatografi Partisi memerlukan gaya intermolekul seimbang antara 3 faktor

pentingya itu analit. Fasa diam dan fasa gerak.Gaya ini di jelaskan oleh polaritas 3

reaktan tersebut.Secara umum polaritas gugus organik meningkat dari hidrokarbon

alifatik, < olefin < hidrokarbon aromatic < halide < sulfide < eter < senyawa nitro <

ester ~ aldehida ~ keton < alcohol ~ amina < sulfon < sulfoksida < amida < asam

karboksilat < air. Sebagai aturan kebanyakan pemisahan kromatografi dicapai dengan

mencocokkan polaritas analit terrhadap fasa diam, fasa gerak dengan polaritas

berbeda kemudian digunakan cara ini lebih baik di bandingkan dengan mencocokkan

polaritas analit dengan fasa gerak. Baru kemudian memilih fasa diam.

Aplikasi :

Pada bidang farmasi, biasanya digunakan untuk menganaliasa antibiotic, steroid dan

analgesic.Untuk biokimia biasanya digunakan untuk analisis asam amino, protein,

karbohidrat dan lipida.Pada kimia forensic digunakan untuk analisis obat, racun,

alcohol darah dan narkoba. Pada industry kimia digunakan untuk analisis aromatic

kondensasi, surfaktan, propellant dan zat warna

9

KCKT Adsorbsi

Kerja awal kromatografi didasarkan pada adsorbs dari spesi analit pada permukaan

padat. Disini fasa diam adalah silica naatu alumina.Silica lebih disukai karena

kapasitas yang besar dan rentang lebih lebar.Waktu retensi menjadi lebih lama dengan

meninggkatnya polaritas analit.Variable yang berakibat pada koefisien partisi adalah

komposisi fasa gerak.

Aplikasi :

KCKT cair padat digunakan untuk pemiahan senyawa organic non polar yang tak

larut air yang mempunyai massa molekul kuarang dari 5000. Kelebihan kromatografi

adsorbsi disbanding metode lain adalah kemampuan untuk menganalisis campuran

isomeric seperti turunan benzene subtitusi para dan meta.

Kromatografi Pertukaran Ion

Resin pertukaran ion digunakan sebagai fasa diam, pemisahan terjadi dimana ion

bermuatan dipisahkan oleh elusi di kolom yang berisi resin.

Resin :

Resin pertukaran ion merupakan polimer dengan berat molekul tinggi mengandung

banyak gugus fungsi ionic per molekul. Resin penukar kation dapat berupa jenis asam

dengan gugus sulfonic (RSO3-H+) atau jenis asam lemah yang mengandung gugus

asam karboksilat (RCOOH). Resin penukar anion mengandung gugus fungsi anima

menempel pada molekul polimer.

Reaksi yang terjadi dapat berupa :

x RSO3–H+ + Mx+ ↔( RSO3

- )x Mx+ xH+

padatan larutan padatan larutan

Kation adalah Mx+ .

X RN (CH3)3 + Ax- ↔[ RN (CN3)3

+]Ax- + x OH-

Anion disini adalah Ax- .

R menyatakan bagian dari molekul resin yang mengandung satu gugus fungsi

sulfonic.

10

Aplikasi :

Pada kromatografi pertukaran ion, ion analit dimasukan pada bagian kepala kolom

isian dengan resein pertukaran ion.Elusi terjadi antara larutan yang mengandung ion

dengan ion analit bermuatan gugus fungsi dipermukaan resin. Sebagai contoh, anion

seperti klorida, tiosisanat, sulfat dan fosfat dapat dipisahkan diresin pesin penukar

anion dalam bentuk larutan basah encer yang akan menyebabkan reaksi berikanya

dibalik dan anion kemudian dilepaskan. Dan karna rasio partisi untuk bermacam

anion berbeda satu dengan yang lain, maka dapat terjadi frasionasi selama elusi.

Salah satu aspek menarik dari kromatografi ion adalah pengukuran konduktifitas

yang memberikan metode deteksi dan penentuan konsentrasi spesi yang di elusi.

Kromatografi ion dengan deteksi konduktometri pertama kali dilakukan pada tahun

1975 dan sejak itu menjadi teknik kuantitatif untuk penentuan spesi bermuatan

organic maupun anorganik.

Kromatografi Ekslusi Ukuran

Kromatografi ekslusi ukuran atau kromatografi gel merupakan kromatografi cair

terbaru dan merupakan teknik yang sangat baik untuk soesi atau analit yang

mempunyai berat molekul tinggi.

Isian yang digunakan biasanya adalah silica ( ~10 µm ) atau partikel polimer yang

berisi jaringan pori dimana molekul solud dan pelarut dapat terdifusi. Pada pori,

molekul terjebak dan dihilangakan dari laju fasa gerak. Waktu tinggal molekul analit

tergantung dari ukuran efektifnya. Molekul yang lebih besar dari ukuran rata pori

dikeluarkan dan tidak ditahan. Molekul tersebut bergerak dikolom sesuai laju alir

fasa gerak. Molekul yang gak kecil dari pori dapat membus jarring pori dan terjebak

paling lama sehingga terelusi terkhir. Fraksionasi terjadi berdasarkan ukuran molekul

dan kadang bentuk molekul.Pada ekslusi ini tidak terdapat interaksi fisik maupun

kimia antara analit dan fasa diam, hal tersebut justru dihindari karna dapat menjurus

pada penurunan efisien kolom.Kromatografi yang berdasarkan pada isian hidrofilik

disebut filtrasi gel, sedangkan berdasarkan isian hidrofobik disebut permeasi gel.

Aplikasi :

Biasanya digunakan untuk penentuan berat molekul dari polimer ataupun bahan

alam, volume elusi dari sample dibandingkan dengan volume seri standar yang

mempunyai karakteristis kimia sama.

11

DAFTAR PUSTAKA

- Dr. Ir. Rusdianasari, M.Si. Modul Kuliah Kimia Analisis Program Sarjana

Terapan : Teknologi Kimia Industri. Politeknik Negri Sriwijaya

- http://www.idonbiu.com/2009/10/mengenal-kromatografi-cair-kinerja.html

- http://lansida.blogspot.com/2010/07/hplc-kromatografi-cair-kinerja-tinggi.html

- http://yi2ncokiyute.blogspot.com/2010/12/blog-post.html

- www.pdf.com/kromatografi-cair-kinerja-tinggi.html

12

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................. i

DAFTAR ISI................................................................................................ ii

1. PENDAHULUAN.................................................................................... 1

2. Pengartian Kromatografi Cair Kinerja Tinggi.................................... 2

3. Jenis – jenis kromatografi cair kinerja tinggi.................................... 3

3.1. Kromatografi Absorbsi........................................................... 3

3.2. Kromatografi Penukar Ion...................................................... 3

3.3. Kromatografi Ekslusi Ukuran................................................ 3

3.4. Kromatografi fase Terikat...................................................... 4

3.5. Kromatografi Pasangan Ion.................................................... 4

3.6. Kromatografi Afinitas............................................................ 4

4. Komponen utama kromatografi cair kinerja tinggi............................ 4

4.1. Sistem Penyedia Fasa Gerak.................................................. 4

4.2. Sistim Pompa.......................................................................... 5

4.3. Katup Injeksi Sampel............................................................. 5

4.4. Kolom..................................................................................... 5

4.5. Detektor.................................................................................. 5

4.5.1. Detektor Ultra Violet.................................................................... 6

4.5.2. Detektor Elektrokonduktivitas............................................ 7

4.5.3. Detektor Flouresensi............................................................ 7

4.5.4. Detektor Indeks Bias........................................................... 8

5. Klasifikasi KCKT............................................................................... 9

5.1. Kromatografi Partis......................................................................... 9

5.2. KCKT Adsorbsi............................................................................... 9

5.3. Kromatografi Pertukaran Ion........................................................... 10

5.4. Kromatografi Ekslusi Ukuran......................................................... 11

6. DAFTAR PUSTAKA......................................................................... 12

ii