6_7.ekstraksi dan parameter mutu_eka

54
Pertemuan ke 6 dan 7 Pengenalan Ekstraksi Skala Industri; Pemekatan dan Pengeringan Ekstrak; Parameter Mutu Ekstrak

Upload: andricool93

Post on 29-Sep-2015

142 views

Category:

Documents


20 download

DESCRIPTION

bahan alam

TRANSCRIPT

  • Pertemuan ke 6 dan 7

    Pengenalan Ekstraksi Skala

    Industri; Pemekatan dan

    Pengeringan Ekstrak;

    Parameter Mutu Ekstrak

  • Borobudur Extraction Plant

  • Ekstraksi tanaman skala industri:

    1) Jenis simplisia yg digunakan (daun,bunga,

    batang, akar, dsb).

    2) Penurunan ukuran partikel dan derajat

    kehalusan dari simplisia yang akan

    diekstraksi (penggilingan, penghalusan,

    pengayakan).

    3) Menstrum yang digunakan untuk

    melakukan proses ekstraksi.

  • 4) Jika perlu, uji pendahuluan sebaiknya

    dilakukan.

    5) Suhu pada saat ekstraksi dan pemekatan

    (studi fitokimia, studi efek farmakologi,

    identifikasi bahan aktif/seny. Penanda,

    bahan baku pembanding, dosis)

    Ekstraksi tanaman skala industri

  • 6) Penyaringan residu dengan ekstrak cair.

    7) Pemekatan:

    ekstrak kental standardisasi

    pengeringan (penambahan bahan ttt) standardisasi

    Ekstraksi tanaman skala industri

  • PEMEKATAN

    DAN

    PENGERINGAN EKSTRAK

  • Pemekatan ekstrak

    Pemekatan

    menambah proporsi bahan terlarut(solut) dari

    suatu larutan dengan cara penguapan sampai

    menjadi larutan kental

  • Jenis ekstrak

    1.EKSTRAK CAIR

    (liquidum extracts/

    extracta liquidum/ fluid

    extracts)

    2.EKSTRAK PEKAT

    (spissum extracts/

    extracta spissa/ soft

    extracts)

    Hasil dari

    proses

    ekstraksi

    Ekstrak pekat==

    sisa pelarut

    berkurang

    Kadar sisa pelarut

    pada ekstrak 15-

    25%

  • 3. EKSTRAK KERING

    ( siccum extracts/

    extracta sicca/ dry

    extracts )

    HARUS

    TIDAK ADA

    sisa pelarut

    Macam- macam ekstrak kering Dengan pemekatan langsung

    kering

    Ekstrak kental dengan ditambah pengering

    (maltodekstrin, saccrum lactis, tragakan,

    avicel)

    Biasanya untuk uji farmakologis

  • PEMEKATAN

    PENGUAPAN

    EKSTRAK

    PEKAT/KENTAL

  • Tujuan pemekatan

    Meningkatkan konsentrasi kandungan bahan

    terlarut

    Pembuatan ekstrak spissum (ekstrak kental ) sebagai bahan untuk :

    UJI EFEK FARMAKOLOGI

    PEMBUATAN SEDIAAN

    TAHAP awal pembuatan EKSTRAK SICCUM (EKSTRAK KERING)

  • METODE

    PENGUAPAN

    EVAPORASI

    PENGUBAHAN bentuk cair

    menjadi gas pelarut dan

    udara dalam bejana

    evaporasi (uapnya tidak

    ditampung kembali)penangas air

    VAPORASI

    Pengubahan bentuk cair

    menjadi gas ( hanya

    molekul gas pelarut) dalam

    bejana vaporasi, Uap

    pelarutnya di ambil

    kembali dengan

    pendinginan.

  • Harus diperhatikan

    Suhu serendah mungkin u/ menghindari penguraian

    Suhu penangas air < 70 C,

    Suhu ekstrak 50 C

    Waktu penguapan sesingkat mungkin( setting vakum dan kecepatan putaran)

    Masalah : busa pada penguapan ?? Caranya pengatasan

    bagaimana?

  • Pengeringan ekstrak

    PENGERINGAN

    PELARUT/CAIRAN

    PROSES

    PENGHILANGAN

    PELARUT/ CAIRAN DARI

    BAHAN YANG DI

    KERINGKAN

    AIR ATAU

    BAHAN CAIR

    YANG MUDAH

    MENGUAP

  • HASIL PENGERINGAN

    MASSA LENGKET

    SERBUK

    MASSA SEPERTI GRANUL KERING

    MASSA PADAT KERING DAN RAPUH

  • PRINSIP PENGERINGAN

    CAIRAN/UAP

    BAHAN

    PANAS

    Panas diberikan kepada bahan yang jenuh cairan

    Cairan dalam bahan

    Uap dikeluarkan dari bahan

  • Macam - macam uap (air) dalam

    bahan

    1.CAIRAN TERADSORPSI

    Membentuk lapisan tipis pada permukaan luar

    & membasahi bagian permukaan luar bahan

    2.CAIRAN KAPILER

    Cairan yang tertahan dalam pori-pori bahan

    Didorong ke permukaan bahan pada waktu pengeringan

    Membasahi bagian permukaan dalam bahan

  • 3. Cairan Pengembang

    Membuat bahan mengembang dan volume bahan bertambah

    Menembus seluruh bagian bahan

    4. Cairan Pengembang

    Cairan ini dapat hilang hanya pada suhu dekomposisi bahan

  • Metode pengeringan

    1. EVAPORASI

    2. VAPORASI

    3. SUBLIMASI

    4. KONVEKSI

    5. KONTAK

    6. RADIASI

    7. DIELEKTRIK

  • 1. PENGERINGAN

    EVAPORASI

    Bahan dikeringkan pada suhu lebih rendah

    daripada suhu didih pelarut/ campuran

    pelarut/ cairan yang akan dihilangkan

    Dapat di percepat dengan vakum

  • 2. PENGERINGAN

    VAPORASI

    Bahan dikeringkan pada suhu lebih besar

    daripada suhu didih pelarut/ campuran pelarut/

    cairan yang akan dihilangkan

    Suhu dapat diturunkan dengan vakum

  • 3. PENGERINGAN

    SUBLIMASI

    Bahan dikeringkan pada suhu sublimasi pelarut/ cairan

    tetapi tidak semua bahan dapat menyublim

    4. PENGERINGAN

    KONTAK

    Bahan yang dikeringkan kontak

    dengan suatu pelat panas

  • 5. PENGERINGAN

    KONVEKSI

    Bahan dikeringkan dengan pengering gas

    (umumnya udara, kadang uap air yang dipanaskan)

    Bahan yang dikeringkan dalam keadaan diam

    Gas / udara panas dilewatkan

  • 6. PENGERINGAN

    RADIASI

    Energi pengeringan diberikan melalui radiasi

    Energi ditransmisikan dalam bentuk gelombang

    elektromagnetik melalui vakum atau bejana yang

    diisi dengan gaas yang bersifat permeable terhadap radiasi

    Biasanya digunakan inframerah dengan panjang gelombang 0,8-400m

  • 7. Pengeringan

    dielektrik

    Bahan yang dikeringkan ditempatkan diantara 2 pelat

    kapasitor yang menimbulkan perubahan

    medan listrik secara cepat

    Zat yang tahan panas saja

  • Faktor-faktor pertimbangan

    pemilihan metode pengeringan

    a. Keadaan dan konsistensi produk awal

    b. Jumlah produk yang diproses setiap

    satuan waktu

    c. Higroskopisitas produk akhir

    d. Stabilitas bahan sktif dalam produk

    e. Konsistensi fisik yang diinginkan

    f. Biaya produksi

  • Alat pengering ekstrak

    SPRAY DRYER

    LARUTAN

    TETESAN HALUS/KABUT

    PRODUK KERING

    -Tekanan yg dibutuhkan

    -Dipompa ke ruang pengering melalui penyembur

    - Udara panas dalam ruang pengering

    Tidak otomatis kering ,HARUS TAHAN PANAS

  • Daera

    h ja

    tuh

    Pipa penyembur

    Udara

    panas

    + uap

    keluar

    Udara

    panas

    masuk

    Partikel padat

  • Faktor yang mempengaruhi hasil

    spray drayer

    1. BAHANa. KANDUNGAN PADAT (15-40%)

    b. VISKOSITAS (TGT KANDUNGAN

    PADAT) ~ UKURAN PARTIKEL

    c. TEGANGAN PERMUKAAN ~ UKURAN

    PARTIKEL

    d. BJ ~ UKURAN PARTIKEL

  • 2. PIPA PENYEMBUR (NOZZLE)a. UKURAN PIPA PENYEMBUR

    (pipa penyemprot kecil-uk partikel kecil)

    a. TEKANAN PENYEMPROTAN~WAKTU

    TINGGAL

    (tek penyemprot =waktu tinggal

    singkat partikel kecil=kekeringan tidak begitu kering)

    (tekanan penyemprot = waktu tinggal

    lama partikel besar = partikel kering dengan sempurna)

  • 3. UKURAN BUTIRANa.SUHU UDARA MASUK (180-230C ~ Stabilitas

    b.Waktu tinggal ~ kekeringan

    Variasi hasil partikel1)Bentuk partikel

    2)Distribusi partikel

    3)Ukuran partikel

    4)Volume mengembang

    5)Kandungan air(higroskopisitas)

  • PENGGUNAAN SPRAY DRAYER

    1)EKSTRAK JERUK

    2)EKSTRAK JAHE

    3)EKSTRAK LIDAH BUAYA

    4)EKSTRAK WORTEL

  • FREEZE

    DRYER SENYAWA TIDAK TAHAN PANAS

    JENIS FREEZE

    DRYER

    1 PENGERING-BEKU UNTUK AIR

    (WATER FREEZE DRYER)

    2 PENGERING BEKU NON-AIR

  • PARAMETER MUTU

    EKSTRAK

  • Faktor yang mempengaruhi mutu ekstrak

    A. Faktor Biologi: Identitas (spesies)

    Lokasi tumbuhan asal: lingkungan (tanah dan atmosfer), energi (cuaca, temperatur, cahaya) dan materi (air, senyawa organik

    dan anorganik)

    Periode pemanenan hasil tumbuhan: dimensi waktu terkait metabolisme pembentukan senyawa terkandung

    Penyimpanan bahan tumbuhan: berpengaruh pada stabilitas bahan (kontaminasi biotik dan abiotik)

    Umur tumbuhan dan bagian yang digunakan

    Untuk simplisia dari tumbuhan hasil budidaya, dipengaruhi juga oleh proses GAP (Good Agricultural Practice)

    Untuk simplisia dari tubuhan liar (wild crop), dipengaruhi juga oleh proses pengeringan yang umumnya dilakukan di lapangan

  • B. Faktor Kimia: Faktor internal:

    Jenis senyawa aktif dalam bahan Komposisi kualitatif senyawa aktif Komposisi kuantitatif senyawa aktif Kadar total rata-rata senyawa aktif

    Faktor eksternal: Metode ekstraksi Perbandingan ukuran alat ekstraksi (diameter dan tinggi

    alat) Ukuran, kekerasan dan kekeringan bahan Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi Kandungan logam berat Kandungan pestisida

  • Parameter dan metode uji ekstrak:

    A. Parameter non spesifik1. susut pengeringan

    2. bobot jenis

    3. kadar air

    4. kadar abu

    5. sisa pelarut

    6. residu pestisida

    7. cemaran logam berat

    8. cemaran mikroba

    9. cemaran kapang, khamir dan aflatoksin

  • B. Parameter spesifik

    1. Identitas:

    Meliputi deskripsi tata nama, bagian tumbuhan yang digunakan dan senyawa identitas.

    2. Organoleptik

    Meliputi penggunaan panca indera untuk mendeskripsikan bentuk (padat, serbuk, kental, cair), warna, bau dan rasa

    3. Kandungan kimia

    Untuk memberikan gambaran awal jumlah senyawa terkandung (Pola kromatogram: KLT, KCKT, KG)

  • 4. Kadar Total Golongan Kandungan Kimia: spektrofotometri, titrimetri, volumetri, gravimetri dll:

    Golongan minyak atsiri

    Golongan steroid

    Golongan tanin

    Golongan flavonoid

    Golongan triterpenoid (saponin)

    Golongan alkaloid

    Golongan antrakinon

    5. Kadar kandungan kimia tertentu: senyawa identitas atau senyawa kimia utama atau senyawa aktif

    Densitometer, KG, KCKT

  • KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

    Ekstrak Kulit manggis menggunakan standar -mangostin

    Ekstrak

    Kulit

    Manggis

    - mangostin

    sumber

  • Daun Sirih Merah dan Daun Sirsak

    Standar

    Rutin

    Ekstrak Daun

    Sirsak

    Ekstrak Daun Sirih

    Merah

    SampelKonsentrasi

    (g/l)

    Vol

    penotolan

    sampel (l)

    Berat

    sampel

    (g)

    D1 D2 D3Drata-

    rata

    Kadar rutin

    (g) dalam

    ekstrak

    % kadar

    rutin

    dalam

    ekstrak

    Daun

    Sirsak 11,44 5 57,2 1001,8 1491,4 1701,4 1398,2 1,16 2,03

    Daun

    Sirih

    Merah 10,7 5 53,5 474,7 476,7 513,4 488,3 0,58 1,08

  • TAMBAHAN

    Farmakope Herbal Indonesia: buku standar di bidang farmasi terutama untuk simplisia dan ekstrak yang berasal

    dari tumbuhan atau bahan alam lainnya :

    Metode analisis, prosedur dan

    instrumennya, bahan baku pembanding,

    sediaan umum, ketentuan umum,

    lampiran2 dan penetapan standar yang

    berkaitan dgn standardisasi di bidang

    farmasi

  • CONTOH