laporan partisi cair-cair puspa

25
PARTISI EKSTRAK BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fitokimia atau kadang disebut fitonutrient, dalam arti luas adalah segala jenis zat kimia atau nutrien yang diturunkan dari sumber tumbuhan, termasuk sayuran dan buah-buahan. Fitokimia biasanya digunakan untuk merujuk pada senyawa yang ditemukan pada tumbuhan yang tidak dibutuhkan fungsi normal tubuh, tapi memiliki efek yang menguntungkan bagi kesehatan atau memiliki peran aktif bagai pencegahan. Senyawa kimia yang terkandung dalam tumbuhan merupakan hasil metabolisme dari tumbuhan itu sendiri. Dari hasil penelitian banyak ahli tak jarang senyawa kimia ini memiliki efek fisiologi PUSPA INDAH RAHMAWATI RIVAI

Upload: dimas-setiadi

Post on 14-Jul-2016

385 views

Category:

Documents


21 download

DESCRIPTION

jhjhjh

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Partisi Cair-Cair Puspa

PARTISI EKSTRAK

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fitokimia atau kadang disebut fitonutrient, dalam arti luas

adalah segala jenis zat kimia atau nutrien yang diturunkan dari

sumber tumbuhan, termasuk sayuran dan buah-buahan. Fitokimia

biasanya digunakan untuk merujuk pada senyawa yang ditemukan

pada tumbuhan yang tidak dibutuhkan fungsi normal tubuh, tapi

memiliki efek yang menguntungkan bagi kesehatan atau memiliki

peran aktif bagai pencegahan.

Senyawa kimia yang terkandung dalam tumbuhan

merupakan hasil metabolisme dari tumbuhan itu sendiri. Dari hasil

penelitian banyak ahli tak jarang senyawa kimia ini memiliki efek

fisiologi dan farmakologi yang bermanfaat bagi manusia. Senyawa

kimia tersebut lebih dikenal dengan senyawa metabolit sekunder

yang merupakan hasil dari penyimpangan metabolit primer

tumbuhan. 

Untuk mendapatkan senyawa tersebut dilakukan beberapa

metode salah satunya adalah menggunakan partisi cair-cair dan

padat cair.

PUSPA INDAH RAHMAWATI RIVAI

Page 2: Laporan Partisi Cair-Cair Puspa

PARTISI EKSTRAK

B. Maksud dan Tujuan

1. Maksud Praktikum

Adapun maksud dari praktikum ini adalah untuk

melakukan fraksinani dengan metode cair-cair pada ekstrak

daun jamblang (Eugenia cumini Merr) menggunakan metode

partisi cair-cair.

2. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk

memperoleh ekstrak daun jamblang (Eugenia cumini Merr)

dengan melakukan fraksinasi dengan metode partisi cair-cair.

PUSPA INDAH RAHMAWATI RIVAI

Page 3: Laporan Partisi Cair-Cair Puspa

PARTISI EKSTRAK

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Partisi

Partisi adalah proses pemisahan untuk memperoleh

komponen zat terlarut dari campurannya dalam padatan dengan

menggunakan pelarut yang sesuai. Dapat juga didefenisikan

sebagai dispersi komponen kimia dari ekstrak yang telah

dikeringkan dalam suatu pelarut yang sesuai berdasarkan

kelarutan dari komponen kimia dan zat-zat yang tidak diinginkan

seperti garam-garam tidak dapat larut. Operasi ekstraksi ini dapat

dilakukan dengan mengaduk suspensi padatan di dalam wadah

dengan atau tanpa pemanasan (Najib, 2013).

B. Metode Partisi

a. Ekstraksi Cair – Cair

Ekstraksi cair-cair adalah proses pemisahan zat terlarut

di dalam 2 macam zat pelarut yang tidak saling bercampur atau

dengan kata lain perbandingan konsentrasi zat terlarut dalam

pelarut organik, dan pelarut air. Hal tersebut memungkinkan

karena adanya sifat senyawa yang dapat larut air dan ada pula

senyawa yang larut dalam pelarut organik. Satu komponen dari

PUSPA INDAH RAHMAWATI RIVAI

Page 4: Laporan Partisi Cair-Cair Puspa

PARTISI EKSTRAK

campuran akan memiliki kelarutan dalam kedua lapisan

tersebut (biasanya disebut fase) dan setelah beberapa waktu

dicapai keseimbangan biasanya dipersingkat oleh pencampuran

kedua fase tersebut dalam corong pisah (Najib, 2008).

Kerap kali sebagai pelarut pertama adalah air sedangkan

sebagai pelarut kedua adalah pelarut organik yang tidak

bercampur dengan air. Dengan demikian ion anorganik atau

senyawa organik polar sebagian besar terdapat dalam fase air,

sedangkan senyawa organik non polar sebagian besar akan

terdapat dalam fase air, sedangkan senyawa organik non polar

sebagian besar akan terdapat dalam fase organik. Hal ini yang

dikatakan “ like dissolves like “, yang berarti bahwa senyawa

polar akan mudah larut dalam pelarut polar, dan sebaliknya

(Dirjen POM, 1979).

Jika suatu cairan ditambahkan ke dalam ekstrak yang

telah dilarutkan dalam cairan lain yang tidak dapat bercampur

dengan yang pertama, akan terbentuk dua lapisan. Satu

komponen dari campuran akan memiliki kelarutan dalam kedua

lapisan tersebut (biasanya disebut fase) dan setelah beberapa

waktu dicapai kesetimbangan konsentrasi dalam kedua lapisan.

Waktu yang diperlukan untuk tercapainya kesetimbangan

PUSPA INDAH RAHMAWATI RIVAI

Page 5: Laporan Partisi Cair-Cair Puspa

PARTISI EKSTRAK

biasanya dipersingkat oleh pencampuran kedua fase tersebut

dalam corong pisah (Tobo, 2001).

Kelarutan senyawa tidak bermuatan dalam satu fase

pada suhu tertentu bergantung pada kemiripan kepolarannya

dengan fase cair, menggunakan prinsip ”like disolves like”.

Molekul bermuatan yang memiliki afinitas tinggi terhadap cairan

dengan sejumlah besar ion bermuatan berlawanan dan juga

dalam kasus ini ”menarik yang berlawanan”, misalnya senyawa

asam akan lebih larut dalam fase air yang basa daripada yang

netral atau asam. Rasio konsentrasi senyawa dalam kedua fase

disebut koefisien partis. Senyawa yang berbeda akan

mempunyai koefisien partisi yang berbeda, sehingga jika satu

senyawa sangat polar, koefisien partisi relatifnya ke fase polar

lebih tinggi daripada senyawa non-polar (Tobo, 2001).

Fraksinasi selanjutnya yaitu suau senyawa hanya ada

dalam satu fase, hal ini dapat dicapai dengan ekstraksi fase

awal berturut-turut dengan fase yang berlawanan. Lebih baik

menggunakan elusi berurytan dengan volume relatif kecil

dibandingkan dengan satu kali elusi keseluruh volume (Tobo,

2001).

PUSPA INDAH RAHMAWATI RIVAI

Page 6: Laporan Partisi Cair-Cair Puspa

PARTISI EKSTRAK

b. Partisi Padat – Cair

Partisi padat cair adalah proses pemisahan untuk

memperoleh komponen zat terlarut dari campurannya dalam

padatan dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Dapat juga

didefenisikan sebagai dispersi komponen kimia dari ekstrak

yang telah dikeringkan dalam suatu pelarut yang sesuai

berdasarkan kelarutan dari komponen kimia dan zat-zat yang

tidak diinginkan seperti garam-garam tidak dapat larut. Operasi

ekstraksi ini dapat dilakukan dengan mengaduk suspensi

padatan di dalam wadah dengan atau tanpa pemanasan (Najib,

2014).

Pelaksanaan ekstraksi padat cair terdiri dari 2 langkah,

yaitu (Najib, 2014) :

a. Kontak antara padatan dan pelarut untuk mendapatkan

perpindahan solute ke dalam pelarut.

b. Pemisahan larutan yang terbentuk dan padatan sisa.

Berdasarkan metode ekstraksi padat cair dikenal 4 jenis,

yaitu (Najib, 2014) :

1. Operasi dengan sistem bertahap tunggal.

2. Operasi dengan sistem bertahap banyak dengan aliran

sejajar atau aliran silang.

PUSPA INDAH RAHMAWATI RIVAI

Page 7: Laporan Partisi Cair-Cair Puspa

PARTISI EKSTRAK

3. Operasi secara kontinu dengan aliran berlawanan

4. Operasi secara batch dengan sistem bertahap dengan aliran

yang berlawanan.

C. Tujuan Partisi

Ekstraksi cair-cair bertujuan untuk memisahkan analit yang

dituju dari penganggu dengan cara melakukan partisi sampel antar

2 pelarut yang tidak saling campur. Salah satu fasenya seringkali

berupa air dan fase yang lain adalah pelarut organik. Senyawa-

senyawa yang bersifat polar akan ditemukan di dalam fase air,

sementara senyawa-senyawa yang bersifat hidrofobik akan masuk

pada pelarut organik, begitupula dengan ekstraksi padat cair akan

tetapi sampel yang digunakan tidak larut air (Tobo, 2001).

PUSPA INDAH RAHMAWATI RIVAI

Page 8: Laporan Partisi Cair-Cair Puspa

PARTISI EKSTRAK

BAB III

METODE KERJA

A. Alat

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu,

batang pengaduk, cawan porselin, corong pisah, gelas kimia, hair

dryer, klem, sendok tanduk, statif, dan timbangan analitik.

B. Bahan

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu,

aquadest, aluminium foil, ekstrak kental daun jamblang (Eugenia

cumini Merr), label, n-heksan, n-butanol, dan tissue.

C. Cara Kerja

a. Partisi Cair-Cair dengan Pelarut n-Heksan

1. Ditimbang 2 g ekstrak daun jamblang (Eugenia cumini Merr).

2. Disuspensikan dengan air sebanyak 20 ml, setelah larut

kemudian dimasukkan dalam corong pisah.

3. Ditambahkan dengan n-Heksan sebanyak 40 ml, kocok

sampai merata dengan sekali-kali membuka kran corong

pisah.

4. Diamkan sampai terjadi pemisahan dari fase air dan fase n-

Heksan, pisahkan fase air dan fase n-Heksan.

PUSPA INDAH RAHMAWATI RIVAI

Page 9: Laporan Partisi Cair-Cair Puspa

PARTISI EKSTRAK

5. Kemudian fase air dimasukkan kembali ke dalam corong

pisah dan diekstraksi lagi dengan n-Heksan sebanyak 30 ml

dan dilakukan hingga jernih (sebanyak 3 kali).

6. Ekstrak n-Heksan yang diperoleh dari beberapa kali

penyarian disatukan kemudian diuapkan sampai

mendapatkan ekstrak kental.

7. Ditimbang ekstrak kering.

b. Partisi Cair-Cair dengan Pelarut n-Butanol

1. Lapisan air dari hasil ekstraksi dengan n-Heksan

dimasukkan dalam corong pisah.

2. Kemudian ditambahkan dengan n-butanol sebanyak 30 ml.

3. kocok sampai merata dengan sekali-kali membuka kran

corong pisah.

4. Diamkan sampai terjadi pemisahan dari fase air dan fase n-

butanol, pisahkan fase air dan fase n-butanol.

5. Kemudian fase air dimasukkan kembali ke dalam corong

pisah dan diekstraksi lagi dengan n-butanol sebanyak 30 ml

dan dilakukan hingga jernih (sebanyak 3 kali).

6. Ekstrak n-butanol yang diperoleh dari beberapa kali

penyarian disatukan kemudian diuapkan sampai

mendapatkan ekstrak kental, dan ditimbang ekstrak kering.

PUSPA INDAH RAHMAWATI RIVAI

Page 10: Laporan Partisi Cair-Cair Puspa

PARTISI EKSTRAK

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Tabel Pengamatan

No Pengamatan Sampel

1

2

3

4

5

6

Metode Ekstraksi

Bobot ekstrak etanol (penyari I) (g)

Bobot ekstrak n-heksan (penyari II) (g)

Persentase ekstrak n-heksan (penyari II) (%)

Bobot ekstrak n-butanol (penyari III)

Persentase ekstrak n-butanol (penyari III)(%)

Maserasi Refluks

PUSPA INDAH RAHMAWATI RIVAI

Page 11: Laporan Partisi Cair-Cair Puspa

PARTISI EKSTRAK

B. Pembahasan

Partisi ekstrak (ekstraksi cair-cair) adalah proses

pemisahan zat terlarut di dalam dua macam zat pelarut yang tidak

saling bercampur, dengan kata lain perbandingan konsentrasi zat

terlarut dalam pelarut organik dan pelarut air. Hal tersebut

memungkinkan karena adanya sifat senyawa yang dapat larut

dalam air dan ada pula yang dapat terlarut dalam pelarut organik.

Sedangkan ekstraksi padat-cair adalah proses pemisahan untuk

memperoleh komponen zat terlarut dari campurannya dalam

padatan dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Pada

umumnya metode ini digunakan untuk sampel yang tidak larut

dalam air.

Tujuan dilakukannya partisi yaitu untuk memisahkan

komponen kimia dari sampel berdasarkan tingkat kepolarannya.

Proses partisi sebenarnya dapat dilakukan dengan partisi cair-cair

ataupun partisi padat cair, namun pada praktikum kali ini hanya

dilakukan partisi cair-cair.

Prinsip dari proses partisi yaitu digunakannya dua pelarut

yang tidak saling bercampur untuk melarutkan zat-zat yang ada

dalam ekstrak. Ekstrak yang digunakan dalam percobaan ini

PUSPA INDAH RAHMAWATI RIVAI

Page 12: Laporan Partisi Cair-Cair Puspa

PARTISI EKSTRAK

adalah ekstrak daun jamblang (Eugenia cumini Merr). Pelarut yang

digunakan yaitu pelarut yang bersifat polar dan nonpolar.

Pada pengerjaan awal, partisi dilakukan dengan

menggunakan pelarut non polar (n-Heksan), hal ini disebabkan

karena jika pada pengerjaan awal digunakan pelarut polar, maka

dikhawatirkan adanya senyawa nonpolar yang ikut terlarut,

sebagaimana kita ketahui bahwa pelarut polar, selain mampu

melarutkan senyawa yang bersifat polar juga mampu melarutkan

senyawa yang bersifat nonpolar.

Tahap-tahap dalam melakukan proses partisi yaitu pertama-

tama ekstrak metanol dilarutkan dalam air. Setelah larut, kemudian

dimasukkan ke dalam corong pisah dan ditambahkan 40 ml n-

heksan dan dikocok pada satu arah hingga homogen. Sesekali

membuka keran corong pisah untuk mengeluarkan udara dari hasil

pengocokan. Dipisahkan hingga terlihat adanya dua lapisan,

dimana lapisan atas adalah lapisan n-heksan, sedangkan lapisan

bawah adalah lapisan air. Hal ini disebabkan karena air memiliki

massa jenis yang lebih besar daripada n-heksan.

Selanjutnya untuk lapisan ekstrak n-heksan ditampung dan

diuapkan sehingga di dapatkan ekstrak kering. Sedangkan untuk

lapisan air, dimasukkan ke dalam corong pisah dan ditambahkan

PUSPA INDAH RAHMAWATI RIVAI

Page 13: Laporan Partisi Cair-Cair Puspa

PARTISI EKSTRAK

lagi n-heksan dan dikocok hingga homogen, prosedur ini dilakukan

sama halnya pada prosedur awal, dan dilakukan terus-menerus

hingga lapisan atas kelihatan jernih.

Setelah dipartisi dengan menggunakan n-heksan, kemudian

dilanjutkan dengan menggunakan pelarut n-butanol jenuh air,

dengan melakukan proses yang sama dengan penggunaan pelarut

n-heksan.

Penggunaan n-butanol pada partisi cair yaitu sebagai pelarut

polar, pemilihan pelarut ini didasarkan bahwa n-butanol dapat

dijenuhkan dengan air tetapi tetap tidak bercampur dengan air.

Adapun perbandingan dalam menjenuhkan n-butanol yaitu 60:40

(60 ml n-Butanol dalam 40 ml aquadest), digunakan n-butanol lebih

banyak daripada airnya, karena yang akan dijenuhkan adalah n-

butanol, sedangkan air hanya sebagai penjenuh saja.

PUSPA INDAH RAHMAWATI RIVAI

Page 14: Laporan Partisi Cair-Cair Puspa

PARTISI EKSTRAK

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, maka

dapat disimpulkan bahwa bobot ekstrak yang diperoleh dengan

metode partisi cair-cair, yaitu ekstrak n-heksan yang diperoleh

adalah 1,7 gram dengan % rendamennya adalah 0,017 %.

Sedangkan ekstrak n-butanol yang diperoleh adalah 1,5 gram

dengan % rendamennya adalah 0,015 %.

B. Saran

Sebaiknya digunakan metode lain untuk

membandingkan hasil yang diperoleh.

PUSPA INDAH RAHMAWATI RIVAI

Page 15: Laporan Partisi Cair-Cair Puspa

PARTISI EKSTRAK

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2014. Penuntun dan Buku Kerja Praktikum Fitokimia I. Universitas Muslim Indonesia : Makassar

Ditjen POM, 1986. Sediaan Galenik. Departemen Kesehatan RI : Jakarta.

Harada, K., Rahayu, M., dan Muzakkir.A. 2006. Tumbuhan Obat Taman Nasional Gunung Halimun, Jawa Barat, Indonesia. PALMedia creative pro: Bandung

Kinho, Julianus Dkk. 2011. Tumbuhan Obat Tradisional Di Sulawesi Utara Jilid II. Balai Penelitian Kehutanan : Manado

Tobo, F. 2001. Buku Pengangan Laboratorium Fitokimia I. Universitas Hasanuddin : Makassar.

PUSPA INDAH RAHMAWATI RIVAI

Page 16: Laporan Partisi Cair-Cair Puspa

PARTISI EKSTRAK

LAMPIRAN

A. Skema Kerja

1. Ekstraksi cair-cair dengan pelarut n-heksan

2 g ekstrak metanol daun jamblang (Eugenia cumini Merr)

Disuspensikan dengan 20 ml aquadest

Corong pisah

+ 40 mL n-heksan → dikocok → didiamkan

Pemisahan fase air dan fase n-heksan

Fase air + 30 ml (diulang 3 x)

Ekstrak cair n-heksan → diuapkan

Ditimbang

PUSPA INDAH RAHMAWATI RIVAI

Page 17: Laporan Partisi Cair-Cair Puspa

PARTISI EKSTRAK

2. Ekstraksi cair-cair dengan pelarut n-butanol

Fase air hasil ekstraksi n-heksan

Corong pisah

Diekstraksi dengan n-butanol 3 x

Ekstrak cair n-butanol → diuapkan

Ditimbang

PUSPA INDAH RAHMAWATI RIVAI