ekstraksi forceps ^^ve^^ fix!!!!

30
1 EKSTRAKSI FORCEPS Ekstraksi forceps atau ekstraksi cunam adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan dengan tarikan cunam yang dipasang di kepala janin. Sejarah penggunaan CUNAM Riwayat Cunam Obstetrik teramat panjang, sekitar tahun 1500 SM sudah terdapat tulisan bahasa sansekerta yang mengulas tentang alat ini. Cunam Obstetrik modern yang digunakan untuk janin hidup diperkenalkan pertama kali oleh Peter Chemberlen (1600) dan setelah itu dikenal lebih dari 700 jenis cunam obstetrik. William Smellie (1745) memberikan penjelasan tentang rincian aplikasi cunam yang benar pada kepala janin dalam panggul. Sir James Simpson (1845) mengembangkan jenis cunam obstetrik yang sesuai dengan lengkungan kepala dan lengkungan panggul. Joseph DeLee (1920) membuat modifikasi dari cunam obstetrik yang telah ada dan menyarankan sebuah tindakan yang disebut sebagai“Prophylactic Forceps Delivery”. Pada praktek obstetrik modern, dimana sudah dikenal tranfusi darah dan berbagai jenis antibiotika serta semakin langkanya ahli obstetri yang memiliki ketrampilan melakukan ekstraksi cunam maka ekstraksi cunam sebagai alternatif persalinan pervaginam

Upload: verakurnia

Post on 29-Jul-2015

666 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ekstraksi Forceps ^^Ve^^ Fix!!!!

1

EKSTRAKSI FORCEPS

Ekstraksi forceps atau ekstraksi cunam adalah suatu persalinan buatan

dimana janin dilahirkan dengan tarikan cunam yang dipasang di kepala janin.

Sejarah penggunaan CUNAM

Riwayat Cunam Obstetrik teramat panjang, sekitar tahun 1500 SM sudah

terdapat tulisan bahasa sansekerta yang mengulas tentang alat ini.

Cunam Obstetrik modern yang digunakan untuk janin hidup diperkenalkan

pertama kali oleh Peter Chemberlen (1600) dan setelah itu dikenal lebih dari 700

jenis cunam obstetrik. William Smellie (1745) memberikan penjelasan tentang

rincian aplikasi cunam yang benar pada kepala janin dalam panggul. Sir James

Simpson (1845) mengembangkan jenis cunam obstetrik yang sesuai dengan

lengkungan kepala dan lengkungan panggul. Joseph DeLee (1920) membuat

modifikasi dari cunam obstetrik yang telah ada dan menyarankan sebuah tindakan

yang disebut sebagai“Prophylactic Forceps Delivery”.

Pada praktek obstetrik modern, dimana sudah dikenal tranfusi darah dan

berbagai jenis antibiotika serta semakin langkanya ahli obstetri yang memiliki

ketrampilan melakukan ekstraksi cunam maka ekstraksi cunam sebagai alternatif

persalinan pervaginam nampaknya semakin jarang digunakan dan digantikan

dengan tindakan seksio sesar.

Pada tahun 1980, beberapa penelitian menunjukkan bahwa persalinan

cunam tengah (“mid forceps delivery”) seringkali menimbulkan adanya efek

samping jangka panjang terhadap anak. Faktor-faktor ini menyebabkan banyak

ahli obstetri yang semakin enggan menggunakan persalinan ekstraksi cunam.

Cunam / Forceps

Cunam terdiri dari dua sendok, sendok kanan dan sendok kiri

Sendok kanan / forces kanan adalah cunam yang dipegang di tangan kanan

penolong dan dipasang di sebelah kanan ibu

Page 2: Ekstraksi Forceps ^^Ve^^ Fix!!!!

2

Sendok kiri / forceps kiri adalah cunam yang dipegang di tangan kiri penolong

dan dipasang di sebelah kiri ibu.

Pemasangan cunam sendok kiri dan kanan harus dikerjakan secara terpisah.

- Daun cunam: bagian yang dipasang di kepala janin saat melakukan ekstraksi

forceps. Terdiri dari dua lengkungan (curve) , yaitu lengkung kepala janin

(cephalic curve) dan lengkung panggul (cervical curve).

Daun cunam :

Fenestrated ( berlubang)

Solid ( tidak berlubang)

Page 3: Ekstraksi Forceps ^^Ve^^ Fix!!!!

3

- Tangkai Cunam: adalah bagian yang terletak antara daun cunam dan kunci cunam

Tangkai (leher ) cunam:

Terbuka (cunam Simpson)

Tertutup (cunam Kielland)

- Kunci cunam: kunci cunam ada beberapa macam, ada yang interlocking, system

sekrup, dan system sliding.

- Pemegang cunam, bagian yang dipegang penolong saat melakukan ekstraksi.

Cunam Kielland dengan ciri-ciri tertentu : Kunci geser, lengkungan pelvik

minimal dan ringan

Indikasi Dalam Melakukan Ekstraksi Forceps:

1. Indikasi Relatif

Pada indikasi relative, forceps dilakukan secara elektif (direncanakan), ada dua:

1.1. Indikasi menurut De Lee

Forceps dilakukan secara elektif, asal syarat untuk melakukan ekstraksi terpenuhi

1.2. Indikasi menurut Pinard

Page 4: Ekstraksi Forceps ^^Ve^^ Fix!!!!

4

Indikasi menurut Pinard hampir sama dengan menurut De Lee, namun ibu harus

dipimpin dulu mengejan selama 2 jam.

2. Indikasi Absolut

2.1. Indikasi Ibu : Ekstraksi forceps dilakukan pada ibu-ibu dengan keadaan pre-

eklampsi, eklampsi, atau ibu-ibu dengan penyakit jantung, paru, partus kasep

2.2. Indikasi Janin: pada keadaan gawat janin

2.3. Indikasi waktu: pada kala dua lama

KONTRAINDIKASI TINDAKAN EKSTRAKSI CUNAM

1. Terdapat kontra-indikasi berlangsungnya persalinan pervaginam.

2. Pasien menolak tindakan ekstraksi cunam obstetrik.

3. Dilatasi servik belum lengkap.

4. Presentasi dan posisi kepala janin tidak dapat ditentukan dengan

jelas.

5. Kegagalan ekstraksi vakum.

6. Fasilitas pemberian analgesia yang memadai tidak ada.

7. Fasilitas peralatan dan tenaga pendukung yang tidak memadai.

8. Operator tidak kompeten.

Jenis Ekstraksi Forceps Menurut Pemasangannya:

1. High Forceps

Forceps yang dilakukan pada saat kepala janin belum masuk pintu atas panggul

(floating). Saat ini tidak dilakukan lagi karena sangat berbahaya bagi janin

ataupun ibu. Sectio cesarean lebih direkomendasikan

Page 5: Ekstraksi Forceps ^^Ve^^ Fix!!!!

5

2. Mid Forceps

Forceps yang dilakukan pada saat kepala janin sudah masuk pintu atas

panggul (engaged), namun belum mencapai dasar panggul. Saat ini tidak

dilakukan lagi. Sectio Cesarea ataupun vakum lebih direkomendasikan

3. Low Forceps/ Outlet Forceps

Forceps yang dilakukan pada saat kepala janin sudah mencapai dasar panggul.

Cara ini yang masih sering dipakai hingga saat ini

KLASIFIKASI PERSALINAN CUNAM OBSTETRIK

Klasifikasi persalinan dengan ekstraksi cunam – EC dan ekstraksi vakum EV

berdasarkan Americian College Of Obstetricians and Gynecologists dan American

Academy of Pediatrics 2002 :

Tabel 1 : Klasifikasi Persalinan Ekstraksi Cunam dan Ekstraksi Vakum

berdasarkan desensus dan putar paksi dalam.

PROSEDUR KRITERIA

Ekstraksi Cunam  “OUTLET”

Kulit kepala terlihat pada introitus tanpa

melakukan tindakan memisahkan labia

Tengkorak kepala sudah mencapai dasar

panggul

Sutura sagitalis berada pada diameter

anteroposterior ; oksiput berada di kanan atau

kiri depan atau di posterior

Kepala janin berada pada perineum

Putar paksi dalam tidak lebih dari 450

Ekstraksi Cunam  ”LOW” Bagian terendah kepala berada pada station ≥

+2 dan tidak didasar panggul

Putar paksi dalam ≤ 450(oksiput kiri atau

kanan depan menjadi oksiput anterior ;

Page 6: Ekstraksi Forceps ^^Ve^^ Fix!!!!

6

oksiput kiri atau kanan belakang menjadi

oksiput posterior)

Putar paksi dalam > 450

Ekstraksi Cunam  ”mid pelvic” Stasion diatas + 2cm ; tetapi kepala sudah engage

Ekstraksi Cunam “HIGH” Tidak termasuk dalam kriteria

Dari : American Academy of Pediatrics dan American College of Obstetricians

and Gynecologists (2002)

Sejumlah ahli menyarankan agar pembagian panggul menggunakan

terminologi “station” 1+ , 2+ dan 3+ yang sesuai dengan jarak 2 cm , 4 cm dan 5

cm dibawah spina ischiadica.

Kriteria persalinan ekstraksi cunam dibedakan menjadi :

1. Persalinan Ekstraksi Cunam Out-let

2. Persalinan Ekstraksi Cunam Rendah

3. Persalinan Ekstraksi Cunam Tengah (mid- pelvik)

Persalinan cunam tinggi yang dilakukan sebelum engagemen kepala (berarti diatas

station 0) sudah tidak digunakan lagi dalam obstetri modern.

Page 7: Ekstraksi Forceps ^^Ve^^ Fix!!!!

7

Fungsi dan pemilihan jenis Cunam Obstetrik

Fungsi cunam obstetrik terutama adalah traksi ; namun pada kasus oksiput

melintang atau oksiput posterior, fungsi cunam selain traksi adalah untuk rotator.

Cunam Obstetrik jenis Simpson biasanya digunakan untuk melahirkan anak

dengan kepala yang sudah mengalami molase pada nulipara ; Cunam Obstetrik

jenis Tucker Mc Lane digunakan untuk kepala anak yang bundar pada multipara.

Syarat Dalam Melakukan Ekstraksi Forceps:

1. Pembukaan lengkap

2. Presentasi belakang kepala

3. Panggul luas / tidak ada DKP

4. Ketuban sudah pecah

5. Kepala sudah engaged, sudah berada di dasar panggul

6. Janin tunggal hidup

Cara Pemasangan Cunam ada dua:

1. Pemasangan sefalik (Cephalic forceps)

Dimana cunam dipasang biparietal, atau sumbu panjang cunam sejajar dengan

diameter mento-occiput kepala janin. Pemasangan sefalik adalah cara yang paling

aman baik untuk ibu maupun janin

2. Pemasangan pelvic (Pelvic forceps)

Dimana pemasangannya dalam keadaan sumbu panjang cunam sejajar dengan

sumbu panjang panggul.

Page 8: Ekstraksi Forceps ^^Ve^^ Fix!!!!

8

Pemasangan forceps yang sempurna , jika memenuhi kriteria berikut:

1. Forceps terpasang biparietal kepala , atau sumbu panjang forceps sejajar dengan

sumbu diameter mento-oksiput kepala janin, melintang terhadap panggul

2. Sutura sagitalis berada di tengah kedua daun forceps yang terpasang, dan tegak

lurus dengan cunam

3. Ubun ubun kecil berada kira-kira 1 cm di atas bidang tersebut

Persiapan dalam ekstraksi forceps:

1. Persiapan ibu :

a. litotomi set,

b. cunam,

c. vulva dicukur,

d. kandung kemih dikosongkan,

e. infuse bila diperlukan,

f. narkose,

g. gunting episiotomy

h. hecting set

i. uterotonika

2. Persiapan untuk janin

a. Kain bersih

b. Alat resusitasi

Page 9: Ekstraksi Forceps ^^Ve^^ Fix!!!!

9

3. Persiapan untuk dokter

a. Alat pelindung diri

b. Ilmu pengetahuan yang cukup

Prosedur/ Langkah Dalam Melakukan Forceps:

1. Membayangkan forceps sebelum dipasang

2. Memasang forceps

3. Mengunci forceps

4. Memeriksa kembali pemasangan

5. Traksi percobaan

6. Traksi definitive

7. Melepaskan cunam

Contoh kasus : Seorang pasien , primigravida, dengan PEB pembukaan lengkap

dengan UUK kanan depan, dengan penurunan HIII+

Ad.1. Membayangkan

Setelah persiapan selesai, penolong berdiri di depan vulva , memegang kedua

cunam dalam keadaan tertutup dan membayangkan bagaimana cunam terpasang

pada kepala

Page 10: Ekstraksi Forceps ^^Ve^^ Fix!!!!

10

Ad.2. Memasang forceps

Pada pasien ini UUK janin adalah UUK kanan depan, jadi forceps yang dipasang

adalah forceps kiri terlebih dahulu, yaitu forceps yang dipegang tangan kiri

penolong dan dipasang di sisi kiri ibu.

Forceps kiri dipegang dengan cara seperti memegang pensil , dengan tangkai

forceps sejajar dengan paha kanan ibu, sambil empat jari tangan kanan penolong

masuk ke dalam vagina. Forceps secara perlahan dipasang dengan bantuan ibu jari

tangan kanan. Jadi bukan tangan kiri yang mendorong forceps masuk ke dalam

vagina.

Setelah forceps kiri terpasang, asisten membantu memegang forceps kiri tersebut

agar tidak berubah posisi. Dan penolong segera memasang forceps kanan, yaitu

forceps yang dipegang oleh tangan kanan penolong, dan dipasang di sisi kanan

ibu. Forceps kanan dipegang seperti memegang pensil, dengan tangkai forceps

sejajar dengan paha kiri ibu, sambil empat jari tangan kiri penolong masuk ke

dalam vagina. Forceps dipasang dengan tuntunan ibu jari tangan kiri penolong.

Setelah forceps terpasang , dilakukan penguncian

Page 11: Ekstraksi Forceps ^^Ve^^ Fix!!!!

11

Ad.3. Penguncian Forceps

Penguncian dilakukan setelah forceps terpasang. Bila penguncian sulit dilakukan,

jangan dipaksa, tapi periksa kembali apakah pemasangan telah benar, dan dicoba

pemasangan ulang. Apabila forceps kir yang dipasang duluan, maka penguncian

dilakukan secara langsung, dan bila forceps kanan yang dipasang duluan , maka

forceps dikunci secara tidak langsung.

Ad.4. Pemeriksaan Ulang

Setelah forceps terpasang dan terkunci, dilakukan pemeriksaan ulang, apakah

forceps telah terpasang dengan benar, dan tidak ada jalan lahir / jaringan yang

terjepit

Page 12: Ekstraksi Forceps ^^Ve^^ Fix!!!!

12

Ad.5. Traksi Percobaan

Setelah yakin tidak ada jaringan yang terjepit, maka dilakukan traksi percobaan.

Penolong memegang pemegang forceps dengan kedua tangan , sambil jari

telunjuk dan tengah tangan kiri menyentuh kepala janin, lalu dilakukan tarikan.

Apabila jari telunjuk dan tengan tangan kiri tidak menjauh dari kepala janin,

berarti forceps terpasang dengan baik, dan dapat segera dilakukan traksi

definitive. Apabila jari telunjuk dan tengah tangan kiri menjauh dari kepala janin,

berarti forceps tidak terpasang dengan baik, dan harus dilakukan pemasangan

ulang.

Ad.6. Traksi defrinitif

Traksi definitive dilakukan dengan cara memegang kedua pemegang forceps dan

penolong melakukan traksi. Traksi dilakukan hanya menggunakan otot lengan.

Arah tarikan dilakukan sesuai dengan bentuk panggul. Pertama dilakukan tarikan

cunam ke bawah, sampai terlihat occiput sebagai hipomoklion, lalu tangan kiri

segera menahan perineum saat kepala meregang perineum. Kemudian dilakukan

traksi ke atas hanya dengan menggunakan tangan kanan sambil tangan kiri

menahan perineum. Kemudian lahirlah dahir, mata, hidung, mulut bayi.

Page 14: Ekstraksi Forceps ^^Ve^^ Fix!!!!

14

Pemasangan Forceps dikatakan gagal apabila:

1. Forceps tidak dapat dipasang

2. Forceps tidak dapat dikunci

3. Tiga kali traksi janin tidak lahir

Komplikasi ekstraksi forceps:

Morbiditas Maternal:

Angka kejadian morbiditas persalinan dengan ekstraksi cunam harus

dibandingkan dengan persalinan dengan setio caesar atau persalinan operatif

pervaginam lain dan tidak dengan persalinan spontan pervaginam.

Carmon dkk (1995) : persalinan dengan cunam out-let elektif dengan rotasi tidak

lebih dari 450 tidak menyebabkan peningkatan angka kejadian morbiditas maternal

yang bermakna.

Hankins dan Rowe (1996) : cedera maternal meningkat bila rotasi lebih dari

450 dan pada station kepala yang tinggi.

Sherman dkk ( 1993) : kebutuhan tranfusi darah pada ekstraksi cunam 4.2%,

pada ekstraksi vakum 6.1% dan sectio caesar 1.4% .

1. Laserasi jalan lahir:

Robekan serrvik dapat terjadi bila dilatasi belum lengkap atau

terjepit diantar daun cunam dengan kepala janin.

Robekan vagina yang dapat mengenai vesica urinaria atau robekan

vagina yang meluas kearah vertikal.

2. Simfisiolisis.

3. Perdarahan.

4. Infeksi.

5. Inkontinensia urinae dan inkontinensia alvi.

Page 15: Ekstraksi Forceps ^^Ve^^ Fix!!!!

15

Morbiditas Anak:

Persalinan operatif pervaginam khususnya yang dikerjakan pada panggul tengah

cenderung meningkatkan kenaikan morbiditas neonatal:

1. Nilai Apgar rendah.

2. Cephal hematoma.

3. Cedera pada daerah wajah .

4. Erb paralysa.

5. Fraktura klavikula.

6. Kenaikan kadar bilirubin.

7. Perdarahan retina.

8. Morbiditas jangka panjang :

Gangguan IQ sebagai manifestasi dari morbiditas jangka panjang persalinan

operatif pervaginam dan per abdominal merupakan sebuah bahan perdebatan

panjang yang sampai saat ini sulit untuk disimpulkan hasilnya.

Page 16: Ekstraksi Forceps ^^Ve^^ Fix!!!!

16

Penuntun Belajar Keterampilan Klinik

Ekstraksi Cunam

LANGKAH MEDIK KASUS

PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK

1. Sapa pasien dan keluarganya, perkenalkan bahwa anda petugas

yang akan melakukan tindakan medis

2. Jelaskan tentang diagnosis dan penatalaksanaan, misal : kala

dua lama, kala dua tak maju, preeklamsi berat atau eklamsi

3. Jelaskan bahwa tindakan medik mengandung resiko, baik yang

telah diduga sebelumnya maupun tidak

4. Pastikan bahwa pasien dan keluarganya telah mengerti dan jelas

mengenai penjelasan tersebut

5. Beri kesempatan pada pasien dan keluarganya untuk mendapat

penjelasan ulang apabila masih ragu dan belum mengerti

6. Setelah pasien dan keluarganya mengerti dan memberikan

persetujuan untuk dilakukan tindakan ini, mintakan persetujuan

secara tertulis denagn mengisi dan menandatangani formulir

yang telah disediakan

7. Masukkan lembar persetujuan tindakan medik yang telah diisi

dan ditandatangani kedalam catatan medik pasien

8. Serahkan kembali catatan medik pasien setelah diperiksa

kelengkapannya catatan kondisi pasien dan pelaksanaan

instruksi

PERSIAPAN SEBELUM TINDAKAN

A. PASIEN

9. Cairan dan selang infus sudah terpasang

10. Pasien berbaring dalam posisi litotorsi. Daerah vulva dan

sekitarnya (perut bawah dan sekitarnya) dibersihkan dengan

larutan antiseptik

11. Kandung kencing dikososngkan

12. Siapkan alas bokong, sarung tangan dan penutup perut bawah

Page 17: Ekstraksi Forceps ^^Ve^^ Fix!!!!

17

B. INSTRUMEN (BAHAN DAN ALAT)

13. a) Uetrotonika (ergometrin maleat, oksitosin)

b) cuanm naegle : 1 pasang

c) klem ovum : 2

d) cunam tampon : 1

e) semprit 5 ml dan jarum suntik No.23 (sekali pakai) : 2

f) spekulum Sim’s ata L : 2

g) Kateter karet : 1

h) larutan antiseptik (povidon iodin 10%)

i) Oksigen dan regulator

C. PENOLONG

14. Baju kamar tindakan, pelapis platik, masker dan kaca mata

pelindung : 3 set

15. Sarung tangan DTT / steril : 4 pasang

16. Alas kaki sepatu “boot” karet : 3 pasang

17. Instrumen

a. Lampu sorot

b. Monoaural stetoskop dan stetoskop, tensimeter : 1

D. ANAK

18. Instrumen

a. Penghisap lendir dan sudep / penekan lidah : 1 set

b. Kain penyeka badan : 2

c. Meja bersih, kering dan hangat (untuk tindakan) : 1

d. Inkubator : 1 set

e. Pemotong dan pengikat tali pusat : 1 set

f. Tabung 20 ml dan jarum suntik No.23 / Insulin (sekali

pakai) : 2

g. Kateter intravena atau jarum kupu-kupu : 2

h. Popok dan selimut : 1

19. Medikamentosa

a. Larutan bikarbonas natrikus 7.5 % atau 8.4 %

b. Nalokson (Narkan) 0.01 mg/kgBB

Page 18: Ekstraksi Forceps ^^Ve^^ Fix!!!!

18

c. Epinefrin 0.01%

d. Antibiotika (Penicilin Procain Injeksi, Gentamicin

injeksi)

e. Akuabidetila dan dextrosa 10%

20. Oksigen dan regulator

E. PENCEGAHAN INFEKSI SEBELUM TINDAKAN

21. Cuci tangan dan lengan (hingga siku) dengan sabun, dibawah

air mengalir

22. Keringkan tangan dengan handuk DTT

23. Pakai baju dan alas kaki kamar tinadakan, masker dan kaca

mata pelindung.

24. Pakai sarung tangan DTT / steril

25. Pakai alas bokong, sarung tangan dan penutup perut bawah,

fiksasi dengan klem

F. TINDAKAN

26. Instruksikan asisten untuk menyiapkan cunam dan pastikan

petugas dan alat untuk menolong bayi telah siap

27. Lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan terpenuhinya

persyaratan ekstraksi cunam pembukaan lengkap, kepala

engaged, dan kososngkan kandung kencing dengan kateterisasi

28. Masukkan tangan kedalam wadah yang mengandung larutan

jerin 0.5 %, bersihkan darah dan cairan tubuh yang melekat

pada sarung tangan, lepaskan secara terbalik dan rendam dalam

larutan tersebut

29. Pakai sarung tangan DTT / steril yang baru

G. PRINSIP DASAR PEMASANGAN

30. Cunam dipasang biparietal, sebelum pemasangan dilakukan

perkonstruksi didepan vulva, dengan meletakkan cunam,

didepan vuva seperti posisi cunam yang akan dipasang sesuai

dengan posisi kepala janin

31. Pada posisi depan dipasang cunam kiri terlebh dahulu

Pada posisi kiri depan atau kanan belakang, dipasang cunam

Page 19: Ekstraksi Forceps ^^Ve^^ Fix!!!!

19

kanan terlebih dahulu

Pada posisi kanan depan atau kiri belakang dipasang daun

cunam kiri terlebih dahulu

Pada posisi kiri lintang, dipasang cunam kanan terlebih dahulu

Pada posisi kanan lintang, dipasang cunam kiri terlebih dahulu

32. Cuanm kanan dipegang dengan ibu jaritelunjuk dan jari tengah

seperti memegang tangkai bola

33. Cunam dimasukkan pada jam 5 atau 7

34. Memasukkan cunam kanan dengan tangkai cunam dari arah

lipat paha kanan dan cunam kiri dari lipat paha kiri

H. PEMASANGAN CUNAM

35. Sarung tangan dipasang, fundus uteri ditahan asisten operator.

Cunam dimasukkan dengan bimbingan tangan, dimasukkan

diantara telapak tangan dan kepala janin (dua jari telunjuk dan

jari tengah atau empat jari), masukkan cunam dengan dorongan

ringan pada tangkai cunam dibantu dengan dorongan ibu jari

sebelah dan cunam masuk dilanjutka dengan wondering cunam

kearah biparietal janin. Tindakan ini dilakukan bergantian

cunam kiri-kanan atau sebaliknya.

36. Dilakukan penguncian, dengan penyilangan ataupun tanpa

penyilangan

37. Menilai kedudukan cunam dan menilai bagian jaringan ibu

yang mungkin terjepit cunam dengan memasukkan jari kanan

untuk menilai daerah cunam kiri dan memsukkan jari kiri untuk

menilai daerah cunam kanan

38. Setelah kedudukan baik dan tidak ada bagian ibu yang terjepit

dilakukan tarikan percobaan. Dengan ibu jari dan telunjuk jari

tengah kanan mengait tangkai cunam dan jari-jari tangan kiri

diletakkan diatas jari-jari tangan kanan dengan telunjuk jari

tangan kiri melekat kekepala, dilakukan tarikan ringan, bila

dengan tarika ringan kepala dirasakanoleh jari tengah tangan

kiri menurun berarti tarikan percobaan berhasil dan dilanjutkan

Page 20: Ekstraksi Forceps ^^Ve^^ Fix!!!!

20

dengan tarikan cunam

39. Tangkai cunam dipegang oleh tangan kanan dengan mengaitka

tangan cunam yang terletak antara ibu jari telunjuk dan jari

tengah tangan kanan. Tangan kiri seperti memegang cunam,

dilakukan tarikan sesuai dengan sumbu jalan lahir secara

intermitten.

Bila tarikan berta maka tarika dihentikan. Bila tarikan terasa

ringan maka tarikan dilanjutkan sampai kepala janin lahir.

40. Episiotomi dilakukan saat kepala mendorong perineum

41. Saat subocciput berada dibawah simfisis, arahkan tarikan keatas

hingga berturut-turut lahir dahi, muka, dan dagu, cunam dilepas

I. LAHIRKAN BAYI

42. Kepala dipegang biparietal, gerakan kebawah untuk melahirkan

bahu depan kemudian gerakkan keatas untuk melahirkan bahu

belakang, kemudian lahirkan bayi.

43. Bersihkan muka (mulut dan hidung) bayi dengan kain bersih,

potong tali pusat dan serahkan bayi pada petugas bagian anak

J. LAHIRKAN PLASENTA

44. Tunggu tanda lepasnya plasenta, lahirkan plasenta dengan

menarik tali pusat dan mendororng uterus kearah dorsokranial

45. Periksa kelengkapan plasenta, (perhatikan bila ada bagian-

bagian yang tidak lengkap atau hilang)

46. Masukkan plasenta kedalam tempatnya.

K. EKSPLORASI JALAN LAHIR

47. Masukkan spekulum Sim’s L atas dan bawah pada vagina

48. Perhatikan apakah terdapat robekan perpanjangan luka

episiotomi atau robekan pada dinding vagina di tempat lahir

49. Ambil klem ovarium sebanyak 2 buah, lakukan penjepitan

secara bergantian kearah samping searah jam, perhatikan ada

tidaknya robekan porsio

50. Bila terjadi robekan diluar episiotomi lakukan penjahitan

L. PENJAHITAN EPISIOTOMI (UNTUK PRIMIPARA)

Page 21: Ekstraksi Forceps ^^Ve^^ Fix!!!!

21

51. Pasang penopang bokong (beri alas kain). Suntikkan procain

1% (yang telah disiapkan dalam tabung suntik) pada sisi dalam

luka episiotomi (otot, jaringan, submukosa dan subkutis) bagian

atas dan bawah. Uji hasil infiltrasi dengan menjepit kulit

perineum yang dianestesi dengan pinset bergerigi.

52. Masukkan tampon vagina, kemudian jepit tali pengikat tampon

dan kain penutup perut bawah dengan kocher

53. Dimulai dari ujung luka episiotomi bagian dalam, jahit luka

bagian dalam secara jelujur bersimpul kearah luar kemudian

tautkan kembali luka kulit dan mukosa secara subkutikuler atau

jelujur matras.

54. Tarik tali pengikat tampon vagina secara perlahan-lahan hingga

tampon dapat dikeluarkan, kemudian kosongkan kandung

kemih

55. Bersihkan noda darah, cairan tubuh dan air ketuban dengan

kapas yang diberikan larutan antiseptik

56. Pasang kasa yang dipasang dengan povidon iiodin pada tempat

jahitan episiotomi

M DEKONTAMINASI

57. Sementara masih menggunakan sarung tangan kumpulkan

instrumen dan masukkan keadalam wadah berisi cairan clorin

0.5%

58. Masukkan sampah habis pakai ke tempat yang tersedia

59. Benda atau bagian yang tercemar darah atau cairan tubuh

dibubuhi dengan larutan clorin 0.5%

60. Masukkan tangan kedalam wadah yang berisi larutan clorin

0.5%, bersihkan darah atau cairan tubuh pasien yang melekat

pada sarung tangan, lepaskan terbalik dan rendam pada wadah

tersebut

N. CUCI TANGAN PASCA TINDAKAN

61. Cuci tangan dan lengan hingga kesiku dengan sabun dibawah

air yang mengalir

Page 22: Ekstraksi Forceps ^^Ve^^ Fix!!!!

22

62. Keringkan tangan dengan handuk atau tissue bersih

O. PERAWATAN PASCA TINDAKAN

63. Periksa kembali tanda vital pasien, kontraksi uterus dan

perdarahanpervaginam

64. Catat kondisi pasien pasca tindakan dan buat laporan tindakan

pada kolom yang tersedia pada status pasien

65. Buat instruksi pengobatan lanjutan dan pemantauan kondisi

pasien (pertahankan infus bila diperlukan, bila keadaan umum

pasien cukup baik lepaskan infus)

66. Beritahu kepada pasien bahwa tindakan telah selesai dan pasien

masih memerlukan perawatan lanjutan

67. Bersama petugas yang akan melakukan perawatan lanjutan

jelaskan jenis dan lama perawatan serta laporkan pada petugas

tersebut jika ada gangguan atau keluhan pasca tindakan

68. Tegaskan pada petugas yang merawat untuk melaksanakan

instruksi pengobatan dan perawatan serta laporkan segera bila

pada pemantauan lanjutan terjadi perubahan – perubahan

seperti tertulis dalam catatan pasca tindakan .