kti evi

111
KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. W DENGAN ABORTUS INKOMPLIT G1P0A1 DI RUANG NUSA INDAH RSUD dr. SOESELO SLAWI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk MenyelesaikanTugas Akhir Ahli Madya Keperawatan Akademi Keperawatan Al Hikmah 2 Brebes OLEH : EVI MU’AFIYAH NIM: 09.110 YAYASAN PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN AL HIKMAH 2 1

Upload: senjaagustina

Post on 26-Oct-2015

205 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: kti evi

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. W

DENGAN ABORTUS INKOMPLIT G1P0A1

DI RUANG NUSA INDAH RSUD dr. SOESELO SLAWI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk MenyelesaikanTugas Akhir Ahli Madya Keperawatan

Akademi Keperawatan Al Hikmah 2 Brebes

OLEH :

EVI MU’AFIYAH

NIM: 09.110

YAYASAN PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN AL HIKMAH 2

AKADEMI KEPERAWATAN AL HIKMAH 2 BREBES

BENDA SIRAMPOG BREBES

2012

1

Page 2: kti evi

HALAMAN PERSETUJUAN

“ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. W

DENGAN ABORTUS INKOMPLIT G1P0A1

DI RUANG NUSA INDAH RSUD dr. SOESELO SLAWI” :

Diterima dan Disetujui Untuk Dipertahankan

Kepada Penguji

Pembimbing I Pembimbing II

Arisnawati, S.Kep Hj. Iftikhatun Afifah, S.Kep

2

Page 3: kti evi

HALAMAN PENGESAHAN

Dipertahankan di depan Dewan Penguji Ujian Akhir Program Karya Tulis Ilmiah

Akademi Keperawatan Al Hikmah 2 Brebes

Pada Tanggal 10 Juni 2012

PANITIA PENGUJI

Nama Tanda Tangan

Penguji I : Nur Umi Aminatus S, S.Kep., Ns ………………………………..

Penguji II : Arisnawati, S.Kep ………………………………..

Penguji III : Hj. Iftikhatun Afifah, S.Kep ………………………………..

Mengetahui,

Direktur Akademi Keperawatan Al Hikmah 2 Brebes

dr. H. Zunan Arif Budi Santoso, MM

3

Page 4: kti evi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Evi Mu’afiyah

Tempat Tanggal Lahir : Cirebon, 8 November 1990

Agama : Islam

Alamat : Wargabinangun RT/RW 02/03 Kaliwedi Cirebon

Nama Ayah : H. Afif

Nama Ibu : Faizah

Pendidikan :

1. TK Raudhotul Athfal Wargabinangun,

Kecamatan Kaliwedi, Kabupaten Cirebon,

Lulus tahun 1997.

2. MI Al Wathaniyah Wargabinangun, Kecamatan

Kaliwedi, Kabupaten Cirebon, Lulus Tahun

2002.

3. MTs Al Wathaniyah Wargabinangun,

Kecamatan Kaliwedi, Kabupaten Cirebon,

Lulus Tahun 2005.

4. MA Al Hikmah 2 Benda, Kecamatan Sirampog,

Kabupaten Brebes, Lulus Tahun 2008.

5. AKPER AL HIKMAH 2 Benda, Kecamatan

Sirampog, Kabupaten Brebes, Lulus Tahun

2012.

4

Page 5: kti evi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang senantiasa

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan dan

menyusun Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN

PADA Ny. W DENGAN ABORTUS INKOMPLIT DI RUANG NUSA

INDAH RSUD dr. SOESELO SLAWI” tanpa halangan apapun.

Karya tulis ilmiah ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan

untuk menyelesaikan pendidikan Diploma III Keperawatan Al Hikmah 2 Benda

Brebes. Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat bantuan,

bimbingan, dorongan, do’a serta kerja sama yang baik dari semua pihak, sehingga

penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Untuk itu, pada kesempatan

yang baik ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. KH. Sholahudin Masruri, S.Pd.I selaku pengasuh pondok pesantren Al

Hikmah 2 Brebes.

2. dr. H. Zunan Arif Budi Santoso, MM selaku direktur Akper Al Hikmah 2

Brebes.

3. dr. Widodo Joko Mulyono, MMR. M.Kes selaku kepala RSUD dr. Soeselo

Slawi.

4. Ismatum, S.Kep., Ns selaku kepala ruang Nusa Indah.

5. Arisnawati, S.Kep selaku dosen pembimbing akademik I.

6. Hj. Iftikhatun Afifah, S.Kep selaku dosen pembimbing akademik II.

5

Page 6: kti evi

7. Para dosen dan staff karyawan Akper Al Hikmah 2 yang telah memberikan

dan mengarahkan dalam segala hal yang belum kami ketahui.

8. Teman – teman sejawat yang telah memberi semangat kepada saya.

Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya

dan para pembaca umumnya.

Benda, 10 Juni 2012

Penulis

6

Page 7: kti evi

MOTO DAN PERSEMBAHAN

“ Kejayaan adalah tujuan kita, walaupun sulit untuk meraihnya, sesungguhnya

masa muda yang diisi dengan kekosongan dan hanya mengejar sebuah materi

adalah perusak dari segala kerusakan seseorang”

Kupersembahkan karya yang sederhana ini kepada :

1. Untuk Bapak dan Ibu tersayang yang senantiasa memberikan do’a dan

dukungan material.

2. Adik - adik yang tercinta yang selalu memberikan motivasi.

3. Rekan - rekan seangkatan yang telah memberikan saran dan motivasi dalam

penyusunan karya tulis ini.

4. Seseorang yang selalu ada di hatiku yang telah memberikan do’a dan

dukungan.

7

Page 8: kti evi

DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................. i

Halaman Persetujuan ................................................................................... ii

Lembar Pengesahan .................................................................................... iii

Daftar Riwayat Hidup ................................................................................. iv

Halaman Persembahan ................................................................................ v

Halaman Kata Pengantar ............................................................................. vi

Moto dan Persembahan ............................................................................... vii

Daftar Isi ..................................................................................................... viii

Daftar Gambar ............................................................................................. x

Daftar Tabel ................................................................................................ xi

Daftar Lampiran .......................................................................................... xii

Daftar Singkatan ......................................................................................... xiii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.................................................................................1

B. Tujuan Penulisan.............................................................................. 3

C. Metode Penulisan............................................................................. 4

D. Sistematika Penulisan...................................................................... 4

BAB II : TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian........................................................................................ 6

B. Diagnosa Keperawatan.................................................................... 16

C. Intervensi Keperawatan.................................................................... 16

8

Page 9: kti evi

D. Implementasi Keperawatan.............................................................. 19

E. Evaluasi ........................................................................................... 21

BAB III : PEMBAHASAN.......................................................................... 23

BAB IV : PENUTUP

A. Simpulan.......................................................................................... 37

B. Saran ................................................................................................ 38

Daftar Pustaka ............................................................................................. 40

Lampiran ................................................................................................ 42

9

Page 10: kti evi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Spekulum vagina dipasang oleh asisten, sonde uterus dimasukkan

kedalam cavum uteri untuk menentukan arah dan kedalaman

uterus.

Gambar 2 : Dilatator hegar dijepit diantara ibu jari dan jari telunjuk tangan

kanan dan dimasukkan kedalam uterus secara hati - hati dan

sistematis (mulai dari ukuran diameter terkecil).

Gambar 3 : Sendok uterus dimasukkan secara mendatar dengan lengkungan

menghadap atas dan kuretase dikerjakan secara sistematis.

Gambar 4 : Pengeluaran sisa kehamilan yang relatif besar.

10

Page 11: kti evi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 : Terapi ................................................................................ 12

Tabel 1.2 : Laboratorium ..................................................................... 13

Tabel 1.3 : Analisa Data ...................................................................... 14

Tabel 1.4 : Prioritas Masalah ............................................................... 16

Tabel 1.5 : Intervensi ........................................................................... 16

Tabel 1.6 : Implementasi ..................................................................... 19

Tabel 1.7 : Evaluasi ............................................................................. 21

11

Page 12: kti evi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Konsep Dasar

Lampiran 2 : Satuan Acara Pengajaran

Lampiran 3 : Daftar Istilah

Lampiran 4 : Bimbingan KTI

Lampiran 5 : Surat Izin Riset dari KESBANGPOL dan LINMAS

Lampiran 5 : Surat Izin Riset dari BAPEDA

12

Page 13: kti evi

DAFTAR SINGKATAN

RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah

USG : Ultrasonografi

WHO :Whold Health Organisation

G1P0A1 : Gravide 1, Partus 0, Abortus 1

KB : Keluarga berencana

HPHT : Hari pertama haid terahir

HPL : Hari perkiraan lahir

BAB : Buang air besar

BAK : Buang air kecil

WIB : Waktu indonesia bagian barat

GCS (E,M,V) : Glascow Coma Skale

DS : Data subjektive

DO : Data objektive

S, O, A, P : Subjective, Objective, Asesment, Plan.

Kg : Kilogram

13

Page 14: kti evi

Cm : Centimeter

RL : Ringer Laktat

TGL : Tanggal

TTD : Tanda tangan

TFU : Tinggi Fundus Uterus

DJJ : Denyut Jantung Janin

Hb : Hemoglobine

C : Derajat Celcius

mmHg : Milimeter Air Raksa

g/dl : Gram Perdaily

% : Persen

14

Page 15: kti evi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Abortus merupakan proses berakhirnya kehamilan dengan pengeluaran

hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan dengan usia

gestasi kurang dari 20 minggu dan berat janin kurang dari 500 gram.

Adapun klasifikasi abortus ada beberapa macam yaitu abortus iminens,

abortus insipiens, abortus inkompletus, abortus kompletus, abortus servikalis,

missed abortus, abortus habitualis, dan abortus septic (Mitayani,2009 : 22).

Abortus inkomplit didiagnosakan apabila sebagian dari hasil konsepsi

pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa yang tertinggal

dalam uterus. Pada pemeriksaan vagina, kanalis servikalis terbuka dan

jaringan dapat diraba dalam kavum uteri atau kadang – kadang sudah

menonjol dari ostium uteri eksternum. Pada USG didapatkan endometrium

yang tipis dan irregular (Sujiyatini, 2009 : 22).

Faktor – faktor yang dapat menyebabkan terjadinya abortus, yaitu faktor

janin yakni kelainan telur, telur kosong (blighted ovum), kerusakan embrio,

atau kelainan kromosom (monosomi, triosomi, atau poliploidi), embrio

dengan kelainan local, abnormalitas pembentukan plasenta (hipoplasi

trofoblas). Faktor maternal yakni infeksi (virus, bakteri, dan parasit), penyakit

vaskuler (hipertensi vaskuler), kelainan endokrin (pada abortus spontan

dapat terjadi bila produksi progesterone tidak mencukupi atau pada penyakit

15

Page 16: kti evi

disfungsi tiroid, defisiensi insulin), faktor imunologis, trauma khususnya

jarang terjadi, umumnya abortus terjadi segera setelah trauma tersebut,

misalnya trauma akibat pembedahan. Kelainan uterus (hipoplasia uterus,

mioma, servik inkompeten atau retroflexio uteri gravid incarcerata), faktor

psikosomatik tetapi pengaruh dari faktor ini masih dipertanyakan.Faktor

eksternal yakni radiasi dosis 1 – 10 rad bagi janin pada kehamilan 9 minggu

pertama dapat merusak janin dan dosis yang lebih tinggi dapat menyebabkan

keguguran, obat – obatan seperti antagonis asam folat, antikoagulan, dan lain

– lain, sebaiknya tidak menggunakan obat – obatan sebelum kehamilan 16

minggu, kecuali telah dibuktikan bahwa obat tersebut tidak membahayakan

janin, atau untuk pengobatan penyakit ibu yang parah. Dan penyebab yang

terakhir yaitu bahan – bahan kimia lainnya, seperti bahan yang mengandung

arsen dan benzene (Obstetri Patologi, Edisi 2, 2003 : 7).

Komplikasi yang timbul akibat aborsi yaitu pendarahan hebat, infeksi,

aborsi tidak sempurna, sepsis (keracunan darah), kerusakan leher rahim,

kerusakan organ lain, kematian, dan gangguan kesehatan mental

(http://www.beritamandiri.com/2012/01/dampak-bahaya-akibat-aborsi.html).

WHO memperkirakan di seluruh dunia, dari 46 juta kelahiran pertahun

terdapat 20 juta kejadian abortus, dan Abortus Inkomplit sekitar 13 % kasus,

800 wanita diantaranya meninggal karena komplikasi abortus dan

sekurangnya 95 %, 19 dari setiap 20 tindakan abortus diantaranya terjadi di

negara berkembang (http://yudiayutz.wordpress.com/2008/12/04/abortus/).

16

Page 17: kti evi

Di Indonesia pada periode Januari sampai Desember 2009 diperoleh

jumlah Abortus sebanyak 224 kasus, yaitu Abortus Inkomplit 167(74,55%)

kasus, Abortus Imminens 16 (7,14%) kasus, Missed Aborton 29 (12,94%)

kasus, Abortus Komplit 12 (5,36%) kasus (http://kebidanan-

kti.blogspot.com/2011/12/gambaran-kejadian-abortus-inkomplit-di.html).

Sedangkan di RSUD Soeselo Slawi dalam tahun 2011 jumlah seluruh

pasien yang dirawat di ruang Nusa Indah sebanyak 4592 orang, pasien

dengan kasus Abortus sejumlah 135 orang (3%), dan untuk kasus Abortus

Inkomplit sejumlah 2% dari seluruh kasus abortus.

Dari uraian diatas penulis tertarik untuk mengambil kasus tersebut dalam

suatu Karya Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN

PADA Ny. W DENGAN ABORTUS INKOMPLIT G1P0A1DI RUANG

NUSA INDAH RSUD dr. SOESELO SLAWI.”

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Mampu memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif pada

klien dengan abortus inkomplit pada Ny. W.

2. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada Ny. W dengan abortus

inkomplit penulis diharapkan :

a. Mampu melakukan pengkajianpada klien abortus inkomplit

b. Mampu menetapkan diagnosa keperawatan pada klien dengan abortus

inkomplit.

17

Page 18: kti evi

c. Mampu menyusun rencana keperawatan sesuai dengan masalah yang

timbul pada klien dengan abortus inkomplit.

d. Mampu melakukan tindakan keperawatan berdasarkan diagnosis

keperawatan dan sesuai dengan rencana keperawatan yang telah

dibuat.

e.  Mampu mengevaluasi hasil akhir terhadap tindakan keperawatan yang

telah dilakukan pada klien dengan abortus inkomplit.

f. Menganalisa ada atau tidaknya kesenjangan antara teori dengan kasus

beserta pemecahannya.

g. Mendokumentasikan asuhan keperawatan pada klien dengan abortus

inkomplit.

C. Metode Penulisan

1. Studi Kasus

Dalam metode ini penulis mendapatkan data dengan tehnik observasi,

wawancara, dan dokumentasi.

2. Studi Pustaka

Pengumpulan data dengan cara menggali sumber – sumber

pengetahuan melalui buku – buku perpustakaan yang relevan dengan

masalah pasien yaitu abortus inkomplit.

D. Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan laporan karya tulis ini penulis menggunakan

sistematika yang terdiri dari :

18

Page 19: kti evi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

B. Tujuan penulisan

C. Metode penulisan

D. Sistematika penulisan

BAB II TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian

B. Diagnosa keperawatan

C. Intervensi

D. Implementasi

E. Evaluasi

BAB III PEMBAHASAN

BAB IV PENUTUP

A. Simpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

19

Page 20: kti evi

BAB II

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. W

DENGAN ABORTUS INKOMPLIT G1P0A1

DI RUANG NUSA INDAHRSUD dr. SOESELO SLAWI

Nama mahasiswa : Evi Mu’afiyah

Hari / tanggal pengkajian : Selasa, 22 November 2011

Ruang : Nusa Indah

Tempat : RSUD dr. Soeselo Slawi

1. IDENTITAS

A. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. W

Umur : 30 Tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Status : Menikah

Agama : Islam

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Buruh Cuci

Alamat : Kebandingan

No. Rekam Medik : 201131

20

Page 21: kti evi

B. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB

Nama : Tn. R

Umur : 25 Tahun

Alamat : Kebandingan

Pekerjaan : Kuli Bangunan

Hubungan Dg Klien : Suami

2. KELUHAN UTAMA

Klien mengatakan lemas, karena setiap klien buang air kecil banyak

mengeluarkan darah, berbentuk gumpalan – gumpalan.

3. RIWAYAT KEHAMILAN

Klien mengatakan ini kehamilan yang pertama dan direncanakan oleh

klien dengan matang, tetapi padatanggal 20 November 2011, jam 05.00 klien

mengalami pendarahan pervaginam ngeflek – ngeflek, dan jam 07.00

pendarahannya keluar lebih banyak tepatnya pada usia kehamilan 11 minggu .

4. RIWAYAT KB

Klien mengatakan tidak ikut KB, dan belum ada rencana untuk mengikuti

program KB.

5. SIKLUS MENSTRUASI

Klien mengatakan pertama kali menstruasi pada usia 12 tahun, dengan

siklus menstruasi 28 hari, dan lamanya menstruasi 5 – 6 hari, HPHT 7

September 2011, HPL 14 Juni 2012.

21

Page 22: kti evi

6. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU

Klien mengatakan mempunyai riwayat penyakit gastritis, namun klien

tidak sampai dirawat dirumah sakit, klien hanya memeriksakannya ke

puskesmas.

7. RIWAYAT KELUARGA

Klien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang mengalami keguguran

atau gangguan kehamilan lainnya, tetapi ibunya mempunyai riwayat penyakit

jantung dan sudah berkali – kali dirawat dirumah sakit.

8. RIWAYAT PSIKOSOSIAL

Klien mengatakan takut dan cemas, karena hari Rabu klien akan dicurret.

9. KEBIASAAN SEHARI – HARI

a. Nutrisi

Klien mengatakan sebelum sakit biasa makan 3 kali sehari dengan satu

porsi nasi, lauk – pauk, satu mangkok sayur, terkadang dengan telor atau

daging. Dan minum air putih 8 – 9 gelas sehari (kurang lebih 1800 cc) nilai

normal1800 -2000 cc.

Klien mengatakan saat sakit tidak mengalami gangguan pada pola

makan, walau kadang – kadang perutnya merasa mual, tetapi klien tetap

makan 3 kali sehari dengan satu porsi nasi, tempe atau tahu, dan satu

mangkok sayur. Dan klien minum air putih 7 – 8 gelas sehari (kurang lebih

1800 cc), nilai normal 1800 - 2000 cc, klien juga tidak memiliki alergi pada

makanan atau minuman.

22

Page 23: kti evi

b. Eliminasi

Klien mengatakan sebelum hamil terbiasa BAB 1 kali sehari dengan

konsistensi lembek, berwarna kuning, dan tidak ada darah dalam feces, dan

BAK 5 – 6 kali sehari berwarna kuning jernih, dan bau amoniak, klien tidak

mengalami gangguan pada pola eliminasi.

Klien mengatakan saat hamil tidak mengalami perubahan atau

gangguan pada pola eliminasi, klien terbiasa BAB 1 kali sehari dengan

konsistensi lembek, berwarna kuning, tidak terdapat darah pada feces, dan

BAK 5 – 6 kali sehari, namun selama klien dirawat dirumah sakit klien

belum BAB.

c. Istirahat dan Tidur

Klien mengatakan sebelum hamil biasa tidur siang dari jam 13.00 –

15.00 WIB, dan tidur malam 21.30 –05.00 WIB.

Klien mengatakan saat hamil tidak mengalami gangguan pada pola

tidur, tidur siang dari jam 13.30 – 15.15 WIB dan malam dari jam 21.30 –

05.00 WIB.

d. Kebersihan diri

Klien mengatakan sebelum dirawat biasa mandi 2 – 3 kali dalam

sehari, menggunakan sabun, menggosok gigi setiap mandi, dan keramas

menggunakan sampho 2 hari sekali.

Klien mengatakan saat dirawat klien belum pernah mandi karena klien

merasa lemas.

23

Page 24: kti evi

10. PEMERIKSAAN FISIK

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis dengan GCS 14

(E =3, M =5, V =6)

c. Tanda – Tanda Vital

Tekanan darah : 100/70 mmHg

Denyut nadi : 80 kali permenit

Suhu : 36 C

Pernafasan : 24 kali permenit

d. Berat badan : 60 kg

e. Tinggi badan : 161 cm

11. PEMERIKSAAN HEAD TO TOE

a. Kepala

1) Wajah dan kulit

Bentuk kepala mesochepal, kulit kepala sedikit kotor, rambut hitam

dan lurus, tidak ada lesi atau nyeri tekan, ekspresi wajah gelisah.

2) Mata

Sklera anikterik, konjungtiva anemis, tidak ada benjolan, tidak ada

nyeri tekan, dan fungsi penglihatan normal.

3) Hidung

Tidak ada polip, tidak ada secret, keadaan bersih, tidak ada benjolan

dan fungsi penghidu normal.

24

Page 25: kti evi

4) Telinga

Fungsi dan bentuk antara telinga kanan dan kiri normal, tidak

memakai alat bantu pendengaran, dan canalis bersih.

5) Mulut

Gigi agak kuning, keadaan gigi kotor, terdapat karang gigi, tidak

memakai gigi palsu, gusi merah, berbau, keadaan lidah kotor, bibir

kering, dan tidak sianosis.

b. Leher

Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan getah bening, tidak ada

nyeri tekan

c. Torak dan paru

Bentuk dada dan payudara antara kanan dan kiri simetris frekuensi

nafas 24 kali permenit, dengan irama regular, dan tidak ada nyeri tekan.

d. Jantung

Bunyi jantung I dan II normal, dengan irama regular, tidak terdapat

atau terdengar adanya mur – mur atau gallop.

e. Abdomen

Abdomen normal, tidak ada luka, tidak ada nyeri tekan, bunyi

tympani, peristaltik 12 kali perhari dan TFU terabah 2 jari di bawah pusar.

f. Ginjal

Fungsi ginjal normal, dan tidak ada keluhan.

25

Page 26: kti evi

g. Genitalia

Klien mengatakan mengalami pendarahan pervaginam, ngeflek –

ngeflek, tetapi jika klien kencing darahnya keluar banyak, genital terpasang

pembalut.

h. Musculoskeletal

Ekstremitas atas dan bawah simetris, tidak ada oedem, tidak ada nyeri

tekan, tangan sebelah kanan terpasang infuse RL 30 kali tetes permenit,

tidak ada lesi atau tremor.

i. Integumen

Tugor kulitkurang, warna kulit sawo matang, tidak ada nyeri tekan, dan

tidak ada pengerasan pada kulit.

12. TERAPI

JENIS TERAPI DOSIS CARA PEMBERIAN

Infuse RL 30 kali tetes permenit Intravena

Ceftriaxon 3 kali 1 gram Intravena

Metergine 3 kali 2 ml Intramuscular

Table 2.1

13. PEMERIKSAAN LABORATORIUM

No. Rekam Medik : 201131

Tanggal Order : 20 November 2011, Jam 21.58 WIB

26

Page 27: kti evi

Tanggal Terima : 20 November 2011

PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI RUJUKAN

Leukosit 9.7 10^3/ UL 3.6 – 11.0

Eritrosit 3.8 10^3/ UL 3.80 – 5.20

Hemoglobin 9.5 g/ dl 11.7 – 15.5

Hematokrit L 34 % 35 – 47

MCV 89 FL 80 – 100

MCH 31 Pg 26 – 34

MCHC 34 g/dl 32 – 36

Trombosit 260 10^3/ UL 150 – 400

DIFF COUNT

Eosofil H 8.90 % 2.00 – 4.00

Basofil 0.00 % 0 – 1

Netrofil 58.50 % 50 – 70

Limfosit 27.40 % 25 – 40

Monosit 5.20 % 2 – 8

GOLONGAN DARAH AB

RESUS FAKTOR POSITIF

SERU IMONOLOGI

HBsAg Non reaktif Non reaktif

Table 2.2

27

Page 28: kti evi

ANALISA DATA

NO TANGGAL DATA FOKUS ETIOLOGI PROBLEM

1 Selasa, 22

November

2011, 07:00

Wib.

DS : Klien mengatakan

lemas dan

mengalami

pendarahan ngeflek

– ngeflek, tapi jika

buang air kecil

darahnya keluar

banyak berbentuk

gumpalan –

gumpalan.

DO : Tekanan darah

100/70 mmHg,

mukosa kering,

hemoglobin 9,5 g/dl,

hematokrit L 34%,

tugor kulit kurang,

dan konjungtiva

anemis.

Kehilangan

volume

cairan aktif

Ketidakseimbangan

volume cairan

kurang dari

kebutuhan tubuh

2 Selasa, 22

November

2011, 07:00

DS : Klien mengatakan

takut dan cemas

karena hari Rabu

Krisis

situasional

Ansietas

28

Page 29: kti evi

Wib. besok klien akan

dilakukan curet.

DO : Cemas, bingung,

nafas 24 kali

permenit, dan

ekspresi wajah

gelisah.

3 Selasa, 22

November2

011, 07:00

Wib.

DS : Klien mengatakan

saat dirawat klien

belum pernah

mandi karena klien

merasa lemas.

DO : Kulit kepala

kotor, gigi kuning,

keadaan gigi kotor,

berbau, dan

keadaan lidah

kotor.

Lemah atau

lelah

Kurang perawatan

diri mandi/ hygiene

Table 2.3

DAFTAR MASALAH

29

Page 30: kti evi

NO MASALAH KEPERAWATAN TGL TIMBUL TGL TERATASI TTD

1 Ketidakseimbangan volume cairan kurang dari

kebutuhan tubuh berhubungan dengan kehilangan

volume cairan aktif

22 – 11 – 11 Evi

2 Ansietas berhubungan dengan krisis situasional 22 – 11 – 11 Evi

3 Kurang perawatan diri mandi berhubungan dengan

lemah atau lelah.

22 – 11 – 11 Evi

Table 2.4

RENCANA KEPARAWATAN

TANGGAL DX TUJUAN & KRITERIA HASIL INTERVENSI TTD

Selasa, 22

November

2011, 09:00

Wib.

1 Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 kali 24 jam,

diharapkan perdarahan berhenti

dengan kriteria hasil :

Perdarahan berhenti

Mukosa lembab

Hemoglobin normal 11,7 – 15,5

g/dL

Hematokrit normal 35 – 47%

Konjungtiva ananemis

Tugor kulit baik

Pantau perdarahan

Pertahankan keakuratan

catatan asupan dan

perdarahan.

Pantau status hidrasi

(missal, kelembaban

membrane mukosa, tugor

kulit, intake dan output)

Pantau hasil laborat yang

relevan dengan

keseimbangan cairan

Evi

30

Page 31: kti evi

Tekanan darah normal 110 – 120

mmHg (sistole), 60 – 90 mmHg

(diastole).

(hemoglobin dan

hematokrit).

Observasi tanda – tanda

vital

Kolaborasi dengan dokter

tentang pemberian obat

perangsang kontraksi

uterus, antibiotic dan

pemberian cairan

parenteral.

Kolaborasi dengan dokter

untuk melakukan program

lanjut dengan tindakan

curret.

Selasa, 22

November

2011, 09:00

Wib.

2 Setelah dilakukan tindakan selama 3

kali 24 jam, diharapkan klien tidak

takut lagi, dengan criteria hasil:

Cemas berkurang

Klien kooperative

Klien tenang

Berikan lingkungan yang

nyaman, tenang, damai, dan

minimalkan gangguan.

Dampingi klien untuk

meningkatkan keamanan

untuk mengurangi takut

Libatkan suami dan

keluarga dalam tindakan

keperawatan untuk

Evi

31

Page 32: kti evi

mengurangi cemas.

Beri pendidikan kesehatan

tentang tindakan curret.

Selasa, 22

November

2011, 09:00

Wib.

3 Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 kali 24 jam,

diharapkan klien mandi minimal 2

kali sehari, dengan kriteria hasil :

Kulit kepala bersih

Gigi bersih putih

Lidah bersih

Mulut tidak berbau

Klien tampak segar

Kaji membrane mukosa oral

dan kebersihan tubuh setiap

hari.

Ajarkan klien atau keluarga

tentang penggunaan metode

alternative untuk mandi dan

higiene mulut.

Dukung kemandirian klien.

dalam melakukan mandi

dan hygiene mulut, bantu

klien hanya jika diperlukan.

Anjurkan kien untuk

keramas.

Evi

Table 2.5

IMPLEMENTASI

32

Page 33: kti evi

TANGGAL DX IMPLEMENTASI RESPON TTD

Selasa, 22

November

2011, 07:00

Jam 07:15

Jam 08:00

2

1

3

Memberikan lingkungan yang

nyaman dengan merapihkan

tempat tidur

Memantau perdarahan

Mengajarkan klien atau keluarga

cara seka untuk mandi dan

higiene mulut.

DS : Klien mengatakan

nyaman

DO : Tempat tidur rapih,

dan klien terlihat nyaman.

DS: Klien mengatakan

masih lemas dan

pendarahannya masih

ngeflek – ngeflek, dan

darah keluar lebih banyak

pada saat klien buang air

kecil.

DO : Darah yang keluar

ngeflek – ngeflek kurang

lebih 10 cc.

DS : Klien dibantu

keluarga untuk mandi

dengan cara seka

menggunakan air hangat.

DO : Gigi bersih putih,

lidah bersih, mulut tidak

berbau, tetapi kulit kepala

masih sedikit kotor, karena

Evi

33

Page 34: kti evi

Jam 08:45

Jam 09:00

Jam 09:00

Jam 10:05

Jam 10:15

1

1

1

1

2

Mengukur Tanda Tanda Vital

Memberikan injeksi antibiotic

(ceftriaxon) 1 gram melalui

intravena.

Memberikan injeksi obat

perangsang kontraksi uterus

(metergine) 2 ml melalui

intramuscular.

Kolaborasi tindakan curret

dengan dokter.

Memberikan pendidikan

kesehatan kepada pasien tentang

tindakan curret.

klien belum mau keramas.

DS : -

DO : Tekanan darah 110/70

mmHg, nadi 84 kali

permenit, nafas 24 kali

permenit, suhu 36 C.

DS : -

DO : Obat masuk melalui

intravena tanpa ada alergi

DS : -

DO : Obat masuk melalui

intramuscular

DS: Menjadwalkan

tindakan curret dengan

dokter.

DO : Hari Rabu tanggal 23

November 2011jam 11:00

WIB, klien akan dilakukan

tindakan curret.

DS : Klien mau menerima

motivasi dari perawat.

DO : Klien kooperative.

34

Page 35: kti evi

Jam 11:00

Wib.

2 Memberikan lingkungan yang

nyaman dengan membatasi

kunjungan kepada klien.

DS : Klien mengatakan

lebih tenang

DO : Klien merasa nyaman

Table 2.6

EVALUASI

TANGGAL /JAM DX CATATAN PERKEMBANGAN TTD

Selasa, 22

November 2011,

14:00 Wib

1 S : Klien mengatakan masih lemas dan pendarahannya

masih ngeflek – ngeflek, dan darah keluar lebih banyak

pada saat klien buang air kecil.

O : Perdarahan pervaginam darah yang keluar ngeflek –

ngeflek kurang lebih 10 cc, tekanan darah 110/70

mmHg, mukosa kering, Hb 9,5 g/dl, hematokrit L 34%,

dan konjungtiva anemis.

A : Masalah belum teratasi.

P : Lanjutkan intervensi

Pantau perdarahan.

Pantau status hidrasi (missal, kelembaban membrane

mukosa, tugor kulit, intake dan output).

Pantau hasil laborat yang relevan dengan

keseimbangan cairan (hemoglobin dan hematokrit)

Kolaborasi dengan dokter tentang pemberian obat

perangsang kontraksi uterus dan antibiotic.

Evi

Selasa, 22 2 S : Klien mengatakan cemas sedikit berkurang. Evi

35

Page 36: kti evi

November 2011,

14:00 Wib O : Klien cooperative, dan klien masih tampak gelisah,

tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 84 kali permenit,

nafas 24 kali permenit, dan suhu 36 C.

A : Masalah teratasi sebagian.

P : Pertahankan intervensi

Berikan lingkungan yang nyaman, tenang, damai,

dan minimalkan gangguan.

Dampingi klien untuk meningkatkan keamanan

untuk mengurangi takut.

Libatkan suami dan keluarga dalam tindakan

keperawatan untuk mengurangi cemas.

Selasa, 22

November 2011,

14:00 Wib

3 S : Klien mengatakan sudah mandi 2 kali sehari.

O : Gigi bersih putih, lidah bersih, mulut tidak berbau,

tetapi kulit kepala masih sedikit kotor, karena klien

belum mau keramas.

A : Masalah teratasi sebagian.

P : Lanjutkan intervensi

Anjurkan klien untuk keramas.

Evi

Table 2.7

BAB III

36

Page 37: kti evi

PEMBAHASAN

Pada BAB ini penulis akan menggambarkan lebih detail asuhan keperawatan

dengan abortus inkomplit kepada Ny. W di ruang Nusa Indah RSUD dr. Soeselo

Slawi. Pembahasan yang dipaparkan oleh penulis yaitu pengelolaan selama satu

hari pada tanggal 22 November 2011. Dimana dalam memberikan asuhan

keperawatan penulis menggunakan pendekatan proses keperawatan meliputi

pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi.

Hasil pengkajian yang sudah didapat berdasarkan pemeriksaan yang

dilakukan penulis dan keluhan pasien yang ditemukan pada Ny. W dengan

Abortus Inkomplit. Pengkajian yang dilakukanpada Ny. W diperoleh data : klien

berusia 30 tahun, jenis kelamin perempuan, beragama Islam, dan alamat

Kebandingan Slawi Tegal didapatkan data subyektif sebagai berikut : klien

mengatakan lemas dan mengalami pendarahan ngeflek – ngeflek, tapi jika buang

air kecil darahnya keluar banyak berbentuk gumpalan – gumpalan, klien

mengatakan takut dan cemas karena hari Rabu jam 11:00 WIB klien akan

dilakukan curet, klien mengatakan saat dirawat klien belum pernah mandi karena

klien merasa lemas. Data objective : klien mengalami perdarahan pervaginam,

darah yang keluar ngeflek – ngeflek kurang lebih 10 cc, dan darah keluar lebih

banyak pada saat klien buang air kecil, lemas, mukosa kering, konjungtiva

anemis, tekanan darah 100/70 mmHg, tugor kulit kurang baik, pada pemeriksaan

laborat ditemukan hemoglobin 9,5 g/dl, hematokrit L 34%, klien merasa cemas

37

Page 38: kti evi

karena dirinya akan dilakukan tindakan curret, kulit kepala kotor, gigi kuning,

keadaan gigi kotor, berbau, keadaan lidah kotor.

Dari hasil pengkajian tersebut didapatkan tiga diagnosa yang muncul yaitu :

1. Ketidakseimbangan volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh

Menurut Nanda, (2006) kekurangan volume cairan adalah penurunan

cairan intravascular, interstisial, dan intraselular, mengarah kepada dehidrasi,

kehilangan cairan tanpa perubahan sodium. Dengan batasan karakteristik :

kelemahan, haus, penurunan tugor kulit/ lidah, membrane mucus/ kulit kering,

nadi meningkat, tekanan darah menurun, penurunan pengisian kapiler,

perubahan status mental, penurunan urin output, penurunan konsentrasi urin,

peningkatan suhu tubuh, hematocrit meningkat, dan kehilangan berat badan

mendadak.

Berdasarkan batasan karakteristik yang ada, pada saat

melakukan pengkajian pada Ny. W penulis mendapatkan data

subjektif yaitu : klien mengatakan lemas dan mengalami pendarahan

ngeflek – ngeflek, tapi jika buang air kecil darahnya keluar banyak berbentuk

gumpalan – gumpalan. Data objektif yaitu : pendarahan

pervaginam darah yang keluar ngeflek - ngeflek, tugor kulit

kurang baik, membrane mukosa kering, tekanan darah 100/70

mmHg, hemoglobin 9,5 g/dl, hematokrit L 34%, dan

konjungtiva anemis. Dengan melihat batasan karakteristik secara teori dan

pada kenyataan langsung pada Ny. W penulis mengangkat diagnosa

38

Page 39: kti evi

ketidakseimbangan volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan kehilangan volume cairan aktif.

Menurut Hierarki Maslow kebutuhan pemenuhan

keseimbangan cairan merupakan kebutuhan fisiologis yang

harus segera ditangani sehingga penulis memprioritaskan

diagnosa ketidakseimbangan volume cairan kurang dari

kebutuhan tubuh sebagai prioritas utama (A. Aziz Alimul H,

2006 : 7).

Tujuan keperawatan pada diagnosa keperawatan ketidakseimbangan

volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kehilangan

volume cairan aktif yaitu setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 kali

24 jam diharapkan pendarahan berhenti dengan kriteria hasil : Perdarahan

berhenti, mukosa lembab, hemoglobin normal 11,7 – 15,5 g/dL, hematokrit

normal 35 – 47%, konjungtiva ananemis, dan tugor kulit baik, tekanan darah

normal 110 – 120 mmHg (sistole), 60 – 90 mmHg (diastole).

Berikut ini adalah beberapa rencana keperawatan yang ditentukan penulis

untuk diagnosa ketidakseimbangan volume cairan kurang dari kebutuhan

tubuh:

a) Pantau perdarahan

Rasional : menentukan banyaknya kehilangan cairan atau perdarahan

b) Pertahankan keakuratan catatan asupan dan perdarahan.

Rasional : meningkatkan volume darah sirkulasi dan mengatasi gejala –

gejala syok.

39

Page 40: kti evi

c) Pantau status hidrasi (missal, kelembaban membrane mukosa, tugor kulit,

intake dan output)

Rasional : membantu menentukan beratnya kehilangan darah, dan

perubahan tekanan darah, nadi adalah tanda – tanda lanjut dari syok.

d) Pantau hasil laborat yang relevan dengan keseimbangan cairan

(hemoglobin dan hematokrit).

Rasional : menentukan jumlah darah yang hilang dan dapat memberikan

informasi mengenai penyebab. Hematokrit harus dipertahankan diatas 30%

untuk mendukung transport oksigen dan nutrient.

e) Observasi tanda – tanda vital

Rasional : membantu menentukan perubahan tanda – tanda vital (misalnya

peningkatan suhu, nadi, penurunan tekanan) dapat mengidentifikasi infeksi

atau syok.

f) Kolaborasi dengan dokter tentang pemberian obat anti koagulan dan

antibiotik.

Rasional : pemberian antibiotik pada rentang waktu yang tepat dapat

membantu mempertahkan kadar terapeutik obat dan pemberian obat anti

koagulan utuk mengurang perdarahan.

g) Kolaborasi dengan dokter untuk melakukan program lanjut dengan

tindakan curret.

Rasional : curretase perlu dilakukan bila terjadi perdarahan berlebihan

seperti pada kasus abortus dimana curretase mungkin diindikasikan untuk

menyelamatkan ibu.

40

Page 41: kti evi

Adapun implementasi yang dapat penulis lakukan pada diagnosa ini adalah

sebagai berikut :

a) Memantau perdarahan

Dalam melakukan tindakan ini penulis tidak mengalami kendala yang

berarti. Respon klien mengatakan masih lemas dan perdarahanya masih

ngeflek – ngeflek, dan darah keluar lebih banyak pada saat klien buang air

kecil. Data objektif : darah yang keluar ngeflek – ngeflek kurang lebih 10

cc. Implementasi ini dilakukan pada tanggal 22 November 2011 pukul 10.00

WIB.

b) Mengukur Tanda - Tanda Vital

Penulis melakukan mengukuran tanda - tanda vital klien. Hasil dari

pengukuran tanda - tanda vital : tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 80 kali

permenit, nafas 24 kali permenit, dan suhu 36 C. Implementasi ini

dilakukan pada tanggal 22 November 2011 pukul 07.00 WIB, danhasil

pengukuran pada pukul 10.00 WIB, tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 84

kali permenit, nafas 24 kali permenit, suhu 36 C.

c) Memberikan injeksi antibiotic (ceftriaxon)

Penulis melakukan pemberian injeksi ceftriaxon 1 gram pada klien.

Data objektif : obat masuk melalui intravena tanpa ada alergi. Implementasi

ini dilakukan pada tanggal 22 November 2011 pukul 10.00 WIB.

d) Memberikan injeksi obat perangsang kontraksi uterus (metergine)

41

Page 42: kti evi

Penulis melakukan pemberian injeksi metergine 2 ml pada klien. Data

objektif : obat masuk melalui intramuscular tanpa ada alergi. Implementasi

ini dilakukan pada tanggal 22 November 2011 pukul 10.00 WIB.

e) Kolaborasi tindakan curret dengan dokter.

Penulis melakukan kolaborasi dengan dokter. Menjadwalkan tindakan

curret. Data objektif : hari Rabu tanggal 23 November 2011 jam 11:00 WIB

klien akan dilakukan tindakan curret. Implementasi ini dilakukan pada

tanggal 22 November 2011 pukul 10.00 WIB.

Pada akhir evaluasi pukul 14.00 WIB penulis menemukan data

subjective pada diagnosa ketidakseimbangan volume cairan kurang dari

kebutuhan tubuh yaitu: klien mengatakan klien mengatakan lemas dan

mengalami pendarahan ngeflek – ngeflek, tapi jika buang air kecil darahnya

keluar banyak berbentuk gumpalan – gumpalan. Data objective :

perdarahan pervaginam darah yang keluar ngeflek - ngeflek, tekanan darah

110/70 mmHg, mukosa kering, hemoglobin 9,5 g/dl, hematokrit L 34%, dan

konjungtiva anemis.

Berdasarkan tujuan keperawatan yang telah ditentukan sebelumnya,

implementasi keperawatan dianggap berhasil jika masalah dapat teratasi

yang ditandai dengan adanya beberapa kriteria hasil. Dalam masalah

ketidakseimbangan volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh ada

beberapa kriteria hasil yang menjadi indikator keberhasilannya tindakan

yaitu : perdarahan berhenti, mukosa lembab, hemoglobin normal 11,7 – 15,5

42

Page 43: kti evi

g/dL, hematokrit normal 35 – 47%, konjungtiva ananemis, tugor kulit baik,

tekanan darah normal 110 – 120 mmHg (sistole), 60 – 90 mmHg (diastole).

Dengan melihat kriteria hasil tersebut dengan data evaluasi yang ada

maka dapat disimpulkan masalah ketidakseimbangan volume cairan kurang

dari kebutuhan tubuh belum teratasi karena belum sesuai dengan kriteria

hasil yang sudah ditetapkan. Maka penulis menetapkan bahwa intervensi

dilanjtukan pada planning berikutnya karena masalah belum teratasi.

2. Ansietas

Menurut Nanda (2006), ansietas merupakan perasaan tidak nyaman atau

tidak jelas dan gelisah disertai dengan respon otonom (sumber terkadang tidak

spesifik atau tidak diketahui oleh individu), perasaan yang was – was untuk

mengatasi bahaya. Ini merupakan sinyal peringatan adanya bahaya dan

memungkinkan individu untuk mengambil langkah untuk menghadapinya.

Dengan batasan karakteristik : penurunan produktivitas, kewaspadaan dan

menatap, kontak mata buruk, gelisah, pandangan sekilas, pergerakan yang

tidak bermakna, ekspresi yang mendalam terhadap perubahan hidup, insomnia,

dan resah.

Pada saat mengkaji Ny. W penulis mendapatkan data

subjektif yaitu : klien merasa takut dan cemas karena hari Rabu besok akan

dilakukan tindakan curret. Data objektif yaitu : cemas, nafas 24 kali permenit,

bingung dan ekspresi wajah gelisah. Dengan melihat batasan karakteristik

43

Page 44: kti evi

secara teori dan pada kenyataan langsung pada Ny. W penulis mengangkat

diagnosa ansietas berhubungan dengan krisis situasional.

Kecemasan dalam Hierarki Maslow termasuk dalam kebutuhan

keselamatan dan rasa aman dan merupakan prioritas diagnosa kedua setelah

berdasarkan tingkat kegawatan termasuk dalam prioritas rendah karena

menggambarkan situasi yang tidak berhubungan langsung dengan prognosis

dari suatu penyakit yang secara spesifik (A. Aziz Alimul Hidayat, 2008 : 118).

Tujuan keperawatan pada diagnosa ansietas berhubungan dengan krisis

situasional yaitu : Setelah dilakukan tindakan selama 3 kali 24 jam, diharapkan

klien tidak takut lagi, dengan kriteria hasil : cemas berkurang, klien

kooperative, dan klien tenang.

Berikut ini adalah beberapa rencana keperawatan yang ditentukan penulis

untuk diagnosa ansietas berhubungan dengan krisis situasional :

a) Beri pendidikan kesehatan tentang tindakan curret.

Rasional : dapat mengurangi ansietas.

b) Libatkan suami atau keluarga dalam tindakan keperawatan untuk

mengurangi cemas.

Rasional : membantu mengatasi transmisi ansietas interpersonal dan

mendemontrasikan perhatian terhadap klien/ pasangan.

c) Dampingi klien untuk meningkatkan keamanan untuk mengurangi takut

Rasional : makin klien merasakan ancaman, makin besar tingkat ansietas.

d) Berikan lingkungan yang nyaman, tenang, damai, dan minimalkan

gangguan.

44

Page 45: kti evi

Rasional : lingkungan yang tenang dapat memberikan kenyamanan saat

tidur.

Pada masalah keperawatan ansietas, penulis telah melakukan beberapa

tindakan keperawatan pada tanggal 22 November 2011 diantaranya sebagai

berikut:

a) Memberikan lingkungan yang nyaman dengan merapikan tempat tidur

Dalam melakukan tindakan ini penulis tidak mengalami kendala yang

berarti. Tetapi pada saat tindakan tersebut harus hati-hati supaya tidak

menganggu kenyamanan klien, respon yang didapat klien mengatakan

nyaman, data obyektifnya tempat tidur rapih, klien terlihat nyaman.

Implementasi ini dilakukan pada tanggal 22 November 2011 pukul 10.00

WIB.

b) Memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien tentang tindakan curret.

Penulis memberikan pendidikan kesehatan kepada klien. Respon klien

mau menerima motivasi dari perawat, data objektif : klien kooperative,

klien masih tampak gelisah, tekanan darah 110/70 mmHg, denyut nadi 84

kali permenit, nafas 24 kali permenit, dan suhu 36 C. Implementasi ini

dilakukan pada tanggal 22 November 2011 pukul 10.00 WIB.

c) Memberikan lingkungan yang nyaman dengan membatasi kunjungan

kepada klien.

Penulis melakukan pembatasan kunjungan kepada klien. Respon klien

mengatakan lebih tenang, data objective : klien merasa nyaman.

45

Page 46: kti evi

Implementasi ini dilakukan pada tanggal 22 November 2011 pukul 10.00

WIB.

Pada akhir evaluasi pukul 14.00 WIB penulis menemukan data

subyektif : klien mengatakan cemas sedikit berkurang, data objective :

klien kooperative, klien masih tampak gelisah, tekanan darah 110/70

mmHg, denyut nadi 84 kali permenit, nafas 24 kali permenit, dan suhu 36

C.

Berdasarkan tujuan keperawatan yang telah ditentukan sebelumnya,

implementasi keperawatan dianggap berhasil jika masalah dapat teratasi

yang ditandai dengan adanya beberapa kriteria hasil. Dalam masalah

ansietas ini ada beberapa kriteria hasil yang menjadi indikator

keberhasilannya tindakan yaitu: cemas berkurang, klien kooperative, dan

klien tenang.

Dengan melihat kriteria hasil tersebut dengan data evaluasi yang ada

maka dapat disimpulkan masalah ansietas teratasi sebagian karena masih

belum sesuai dengan kriteria hasil yang sudah ditetapkan yaitu cemas

hilang, klien kooperative, dan klien tenang. Maka penulis menetapkan

bahwa intervensi dilanjutkan karena masalah baru teratasi sebagian.

3. Kurang perawatan diri mandi/ hygiene

Menurut Nanda (2006), kurang perawatan diri mandi merupakan

kerusakan kemampuan dalam memenuhi aktivitas mandi/ kebersihan diri

46

Page 47: kti evi

secara mandiri. Dengan batasan karakteristik klien tidak mampu membasuh

bagian atau seluruh tubuh, menyediakan sumber air mandi, suhu air mandi

regular, mendapatkan peralatan mandi, mengeringkan tubuh, masuk/ keluar

kamar mandi.

Pada saat mengkaji penulis mendapatkan data subjektif

yaitu :klien mengatakan saat dirawat klien belum pernah mandi karena klien

merasa sangat cemas dengan keadaan dirinya saat ini. Data objektif yaitu : kulit

kepala kotor, gigi kuning, keadaan gigi kotor, berbau, dan keadaan lidah kotor.

Dengan melihat batasan karakteristik secara teori dan pada kenyataan

langsung pada Ny. W penulis mengangkat diagnosa kurang perawatan diri

mandi/ hygiene berhubungan dengan lemah atau lelah.

Penulis mengangkat kurang perawatan diri mandi/ hygiene sebagai

diagnosa ketiga karena pada diagnosa ini berkaitan dengan diagnosa kedua,

yaitu salah satu faktor presipitasi kurangnya perawatan diri adalah saat klien

mengalami cemas berat, dengan alasan itu penulis harus mengatasi kecemasan

yang dialami kliensehingga memperkuat keputusan pengambilan diagnosa

kekurangan perawatan diri sebagai prioritas diagnosa kedua.

Tujuan keperawatan diagnosa kurang perawatan diri mandi/ hygiene

berhubungan dengan cemas berat yaitu : Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 kali 24 jam, diharapkan klien mandi minimal 2 kali

sehari, dengan kriteria hasil : kulit kepala bersih, gigi bersih putih, lidah bersih,

dan mulut tidak berbau.

47

Page 48: kti evi

Berikut ini adalah beberapa rencana keperawatan yang ditentukan penulis

untuk diagnosa kurang perawatan diri mandi/ hygiene berhubungan dengan

lemah atau lelah :

a) Kaji membrane mukosa oral dan kebersihan tubuh setiap hari.

Rasional : untuk mengetahui tingkat kelembaban mukosa dan kebersihan

diri.

b) Ajarkan klien atau keluarga tentang penggunaan metode alternative untuk

mandi dan higiene mulut.

Rasional : untuk memudahkan klien dalam menjaga kebersihan diri.

c) Dukung kemandirian klien dalam melakukan mandi dan hygiene mulut,

bantu klien hanya jika diperlukan.

Rasional : untuk mengetahui tingkat kemandirian klien.

d) Anjurkan klien untuk keramas.

Rasional : untuk menjaga kebersihan rambut.

Pada masalah keperawatan kurang perawatan diri mandi/ hygiene, penulis

telah melakukan beberapa tindakan keperawatan pada tanggal 22 November

2011 diantaranya sebagai berikut:

a) Mengajarkan klien atau keluarga cara seka untuk mandi dan higiene mulut.

Dalam melakukan tindakan ini penulis tidak mengalami kendala yang

berarti. Respon klien dibantu oleh keluarga untuk mandi dengan cara seka

menggunakan air hangat. Data objective : gigi bersih, lidah bersih, dan mulut

48

Page 49: kti evi

tidak berbau, tetapi kulit kepala sedikit kotor, karena klien belum mau keramas.

Implementasi ini dilakukan pada tanggal 22 November 2011 pukul 10.00 WIB.

Pada akhir evaluasi pukul 14.00 WIB penulis menemukandata subyektif:

klien mengatakan sudah mandi 2 kali sehari, data objective : gigi bersih, lidah

bersih, dan mulut tidak berbau, tetapi kulit kepala sedikit kotor, karena klien

belum mau keramas.

Berdasarkan tujuan keperawatan yang telah ditentukan sebelumnya,

implementasi keperawatan dianggap berhasil jika masalah dapat teratasi yang

ditandai dengan adanya beberapa kriteria hasil. Dalam masalah kurang

perawatan diri ini ada beberapa kriteria hasil yang menjadi indikator

keberhasilannya tindakan yaitu: kulit kepala bersih, gigi bersih, lidah bersih,

dan mulut tidak berbau.

Dengan melihat kriteria hasil tersebut dengan data evaluasi yang ada maka

dapat disimpulkan masalah kurang perawatan diri teratasi sebagian karena

belum sesuai dengan kriteria hasil yang sudah ditetapkan. Maka penulis

menetapkan bahwa intervensi dipertahankan karena masalah telah teratasi.

Menurut Mitayani 2009, diagnose keperawatan yang muncul pada kasus

abortus adalah sebagai berikut :

1. Kurang volume cairan berhubungan dengan kehilangan vascular dalam

jumlah berlebih.

2. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan hipovolemia.

49

Page 50: kti evi

3. Ketakutan berhubungan dengan ancaman kematian pada diri sendiri dan

janin.

4. Nyeri berhubungan dengan dilatasi servik, trauma jaringan, dan kontraksi

uterus.

5. Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan penahanan hasil konsepsi.

Tetapi pada saat pengkajian penulis tidak menemukan batasan

karakteristik yang sesuai dengan masalah keperawatan secara teori, sehingga

penulis tidak memunculkan diagnosa tersebut, penulis hanya menemukan tiga

diagnosa, yaitu ketidakseimbangan volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan kehilangan volume cairan aktif, ansietas berhubungan

dengan krisis situasional, dan kurang perawatan diri mandi/ hygiene

berhubungan dengan lemah atau lelah.

50

Page 51: kti evi

BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan

Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada Ny.W DENGAN

ABORTUS INKOMPLIT DI RUANG NUSA INDAH RSUD dr. SOESELO

SLAWI pada tanggal 22 November 2011, maka dengan ini penulis dapat

mengambil kesimpulan, yaitu :

1. Pengkajian asuhan keperawatan Pada Ny. W ditemukan tanda – tanda

perdarahan pervaginam dan pendarahan semakin banyak saat klien buang

air kecil, lemas, tekanan darah 100/70 mmHg, mukosa kering, konjungtiva

anemis, hematokrit L 34%, hemoglobin 9,5 g/dl, cemas, nafas 24 kali

permenit, kulit kepala kotor, gigi kuning, keadaan gigi kotor, berbau, dan

keadaan lidah kotor.

2. Diagnosa keperawatan Pada Ny. W ditemukan tiga diagnosa yang muncul

yaitu gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan kehilangan volume

51

Page 52: kti evi

cairan aktif, ansietas berhubungan dengan krisis situasional, kurang

perawatan diri mandi berhubungan dengan cemas berat.

3. Implementasi yang dilakukan oleh penulis hanya sebagian, hal itu

dikarenakan dengan keterbatasan waktu.

4. Evaluasi dari tindakan kasus yang kelola penulis belum ada yang dapat

teratasi, hanya beberapa saja yang dapat teratasi sebagian.

B. Saran

Dalam upaya meningkatkan pelayanan keperawatan, pengetahuan dan

pemahaman tentang asuhan keperawatan pada klien dengan abotus inkomplit,

penulis menekankan pentingnya penyuluhan kesehatan, karena dengan

pengetahuan dan pemahaman tentang penyakitnya diharapkan klien dapat

menghindari atau membatasi komplikasi lebih lanjut.

1. Bagi Rumah Sakit

Rumah Sakit melalui petugas yang ada di ruangan lebih aktif dalam

meningkatkan mutu asuhan keperawatan pada klien dengan abortus

inkomplit dan penanganan awal pada klien dengan abortus inkomplit agar

tidak terjadi infeksi sehingga pemahaman masyarakat tentang cara

penanganan terhadap abortus inkomplit akan lebih baik dan resiko infeksi

bisa dicegah.

2. Bagi Institusi Pendidikan

52

Page 53: kti evi

Institusi pendidikan telah banyak memberikan informasi tentang

kesehatan khususnya tentang abortus inkomplit. Tuntutan zaman yang

terus berkembang menyebabkan kebutuhan masyarakat akan informasi

kesehatan harus terus ditingkatkan yaitu dengan memberikan lebih banyak

materi pada para mahasiswanya, selain itu sebagai bahan bacaan di

perpustakaan.

3. Bagi Keluarga

Keluarga adalah orang terdekat dari klien, diharapkan berperilaku

hidup bersih dan sehat serta mengetahui penyebab dan pencegahan agar

tidak terjadi infeksi pada kasus abortus inkomplit.

4. Bagi Masyarakat

Pengetahuan dan perilaku hidup bersih dan sehat perlu untuk

dipertahankan dan berperan aktif dalam upaya pencegahan dan

penanggulangan abortus inkomplit, bagi masyarakat yang belum dapat

berperilaku hidup sehat diharapkan supaya berperilaku lebih positif dengan

melakukan pola hidup sehat.

5. Bagi Penulis

Perlu untuk menambah dan meningkatkan kemampuan dalam

memberikan asuhan keperawatan pada klien yang mengalami abortus

inkomplit serta perlu memperbaiki agar karya tulis ini lebih sempurna.

53

Page 54: kti evi

DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, Marilynn E. 2001. Rencana Perawatan Maternal atau Bayi : Pedoman untuk Perencanaan dan Dokumentasi Perawatan klien. Jakarta : EGC.

Fajar, Bambang. http://bibilung.wordpress.com/2007/12/08/serba-serbi-kuret/. 6 juni 2012

Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung. 2003, Obstetri Patologi Ilmu Kesehatan Reproduksi, Edisi 2.Jakarta : EGC.

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : Salemba Medika.

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Kumala, Poppy. 1996. Kamus Kedokteran Dorland. Jakarta : EGC.

Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta : Salemba Medika.

No name. www.beritamandiri.com/2012/01/Dampak-Bahaya-Akibat-Aborsi. 12 mei 2012.

No name. yudiayutz.wordpress.com/2008/12/04/Abortus. 12 Mei 2012.

No name. kebidanan-kti.blogspot.com/2011/12/Gambaran-Kejadian-Abortus-Inkomplit. 12 Mei 2012.

54

Page 55: kti evi

Sujiyatini, M.Keb. dkk. 2009. Asuhan Patologi Kebidanan. Jogjakarta : Nuha Medika.

Santosa, Budi. 2006. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda. Jakarta : Prima Medika.

Wilkinson, Judith M. 2002. Diagnosis Keperawatan, Edisi 7. Jakarta : EGC.

KONSEP DASAR

1. Definisi

Abortus adalah berakhirnya kehamilan dengan pengeluaran hasil konsepsi

sebelum janin dapat hidup diluar kandungan dengan usia gestasi kurang dari 20

minggu dan berat janin kurang dari 500 gram.

2. Etiologi

Etiologi yang menyebabkan terjadinya abortus adalah sebagai berikut :

a) Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi : kelainan kromosom, lingkungan

nidasi kurang sempurna, dan pengaruh luar.

b) Infeksi akut, pneumonia, pielitis, demam tifoid, toksoplasmosis, dan HIV.

c) Abnormalitas traktus genitalis, serviks inkompeten, dilatasi serviks

berlebihan, robekan serviks, dan retroversion uterus.

d) Kelainan plasenta.

3. Klasifikasi

55

Page 56: kti evi

Klasifikasi abortus adalah sebagai berikut :

a) Abortus iminens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada

kehamilan sebelum 20 minggu, saat hasil konsepsi masih dalam uterus

tanpa adanya dilatasi serviks.

b) Abortus insipiens adalah peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan

sebelum 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks yang meningkat tetapi

hasil konsepsi masih dalam uterus.

c) Abortus inkompletus adalah pengeluaran hasil konsepsi pada kehamilan

sebelum 20 minggu dengan masih adanya sisa yang tertinggal dalam

uterus.

d) Abortus kompletus adalah abortus yang hasil konsepsinya sudah

dikeluarkan.

e) Abortus servikalis adalah keluarnya hasil konsepsi dari uterus dihalangi

oleh ostium uterus eksternum yang tidak membuka, sehingga semuanya

terkumpul dalam kanalis servikalis uterus menjadi besar, kurang lebih

bundar dengan dinding menipis.

f) Missed abortion adalah kematian janin berusia sebelum 20 minggu, tetapi

janin mati itu tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih.

g) Abortus habitualis adalah abortus yang berulang dengan frekuensi lebih

dari 3 kali.

h) Abortus septic adalah abortus infeksius berat disertai penyebaran kuman

atau toksin ke dalam peredaran darah atau peritoneum.

4. Manifestasi klinis

56

Page 57: kti evi

Diduga abortus apabila seorang wanita dalam masa reproduksi mengeluh

tentang perdarahan pervaginam setelah mengalami haid yang terlambat juga

sering terdapat rasa mulas dan keluhan nyeri pada perut bagian bawah.

5. Penetalaksanaan

Ibu hamil sebaiknya segera menemui dokter apabila perdarahan terjadi

selama kehamilan. Ibu harus istirahat total dan dianjurkan untuk relaksasi.

Terapi intravena atau tranfusi darah dapat dilakukan bila diperlukan.Pada kasus

aborsi inkomplet diusahakan untuk mengosongkan uterus melalui pembedahan.

Begitu juga dengan kasus missed abortus jika janin tidak keluar spontan. Jika

penyebabnya adalah infeksi, evakuasi isi uterus sebaiknya ditunda sampai

mendapat penyebab yang pasti untuk memulai terapi antibiotic.

6. Asuhan keperawatan

a) Pengkajian

Jika selama kehamilan ditemukan perdarahan, identifikasi :

1) Lama kehamilan.

2) Kapan terjadi perdarahan, berapa lama, banyaknya, dan aktivitas yang

mempengaruhi.

3) Karakteristik darah : merah terang, kecoklatan, adanya gumpalan darah,

dan lender.

4) Sifat dan lokasi ketidaknyamanan seperti kejang, nyeri tumpul atau

tajam, mulas, serta pusing.

5) Gejala – gejala hipovolemia seperti sinkop.

b) Diagnosa keperawatan

57

Page 58: kti evi

Kemungkinan diagnosa yang muncul adalah sebagai berikut :

1) Kurangnya volume cairan yang berhubungan dengan kehilangan

vaskuler dalam jumlah berlebih.

2) Perubahan perfusi jaringan yang berhubungan dengan hipovolemia.

3) Ketakutan yang berhubungan dengan ancaman kematian pada diri

sendiri dan janin.

4) Nyeri yang berhubungan dengan dilatasi serviks, trauma jaringan, dan

kontraksi uterus.

5) Resiko tinggi terjadi infeksi yang berhubungan dengan penahanan hasil

konsepsi.

c) Intervensi keperawatn

A. Diagnosa kurangnya volume cairan yang berhubungan dengan kehilangan

vaskuler dalam jumlah berlebih.

Kriteria hasil : mendemontrasikan kestabilan/ perbaikan keseimbangan

cairan yang dibuktikan oleh tanda – tanda vital stabil,

pengisian kapiler cepat, sensorium tepat, serta pengeluaran

dan berat jenis urine adekuat secara individual.

1) Evaluasi, laporkan serta catat jumlah dan sifat kehilangan darah, lakukan

perhitungan pembalut, kemudian timbang pembalut.

Rasional : perkirakan kehilangan darah membantu membedakan

diagnosis. Setiap gram peningkatan berat pembalut sama

dengan kehilangan kira – kira 1 ml darah.

58

Page 59: kti evi

2) Lakukan tirah baring, instruksikan ibu untuk menghindari valsalva

menuver dan koitus.

Rasional : perdarahan dapat berhenti dengan reduksi aktivitas.

Peningkatan tekanan abdomen atau orgasme dapat

merangsang perdarahan.

3) Posisikan ibu dengan tepat, terlentang dengan panggul ditinggikan atau

posisi semifowler

Rasional : menjamin keadekuatan darah yang tersedia untuk otak,

peninggian panggul menghindari kompresi vena kaya. Posisi

semifowler memungkinkan janin bertindak sebagai tampon.

4) Catat tanda – tanda vital, pengisian kapiler pada dasar kuku, warna

membrane mukosa atau kulit dan suhu. Ukur tekanan vena sentral bila ada.

Rasional : membantu menentukan beratnya kehilangan darah, meskipun

sianosis dan perubahan pada tekanan darah dan nadi adalah

tanda – tanda lanjut dari kehilangan volume sirkulasi.

5) Pantau aktivitas uterus, status janin, dan adanya nyeri tekan pada abdomen.

Rasional : membantu menentukan sifat hemoragi dan kemungkinan akibat

dari peristiwa hemoragi.

6) Hindari pemeriksaan rectal atau vagina

Rasional : dapat meningkatkan hemoragi.

7) Pantau masukan/ keluaran cairan. Dapatkan sempel urine setiap jam, ukur

berat jenis.

59

Page 60: kti evi

Rasional : menentukan luasnya kehilangan cairan dan menunjukan perfusi

ginjal.

8) Auskultasi bunyi nafas

Rasional : bunyi nafas adventitus menunjukan ketidaktepatan/ kelebihan

pergantian.

9) Simpan jaringan atau hasil konsepsi yang keluar.

Rasional : dokter perlu mengevaluasi kemungkinan retensi jaringan,

pemeriksaan histology mungkin diperlukan.

10) Pasang kateter

Rasional : haluaran kurang dari 30 ml/ jam menandakan penurunan perfusi

ginjal dan kemungkinan terjadinya nekrosis tubuler. Keluaran

yang tepat ditentukan oleh derajat deficit individual dan

kecepatan penggantian.

11) Berikan larutan intravena, ekspander plasma, darah lengkap, atau sel – sel

kemasan sesuai indikasi.

Rasional : meningkatkan volume darah sirkulasi dan mengatasi gejala –

gejala syok.

B. Diagnosa perubahan perfusi jaringan yang behubungan dengan hipovolemia.

Kriteria hasil : perfusi jaringan adekuat dibuktikan dengan denyut jantung janin

dalam batas normal.

1) Perhatikan status fisiologi ibu, status sirkulasi, dan volume darah.

60

Page 61: kti evi

Rasional : kejadian perdarahan potensial merusak hasil kehamilan.

Kemungkinan menyebabkan hipovolemia atau hipoksia

uteroplasenta.

2) Auskultasi dan laporkan DJJ. Catat bradikaardi atau takikardi. Catat

perubahan pada aktivitas janin.

Rasional : mengkaji berlanjutnya hipoksia janin, pada awalnya janin

berespons pada penurunan kadar oksigen dengan takikardi dan

peningkatan gerakan. Bila tetap deficit, bradikardi dan

penurunan aktivitas terjadi.

3) Catat kehilangan darah ibu karena adanya kontraksi uterus.

Rasional : bila kontraksi uterus disertai dilatasi serviks, tirah baring dan

medikasi mungkin tidak efektif dalam mempertahankan

kehamilan.

4) Anjurkan tirah baring pada posisi miring.

Rasional : meningkatkan ketersediaan oksigen untuk janin. Janin

mempunyai kepastian perlengkapan yang mengatasi hipoksia,

dimana disosiasi Hb janin lebih cepat dari pada Hb dewasa dan

jumlah eritrosit janin lebih besar dari dewasa, sehingga

kepastian oksigen yang dibawa janin meningkat.

5) Berikan suplemen oksigen kepada ibu. Lakukan sesuai indikasi.

Rasional : mengevaluasi dengan menggunakan doppler respon DJJ terhadap

gerakan janin, bermanfaat dalam menentukan janin apakah janin

dalam keadaan asfiksia.

61

Page 62: kti evi

6) Bantu dengan ultrasonografi dan amniosentesis.

Rasional : menentukan maturitas janin dan usia gestasi. Membantu

menentukan viabilitas dan perkiraan hasil secara realistis.

7) Dapatkan tes darah ibu untuk mengevaluasi serum ibu, darah Hb atau

produk lavase lambung.

Rasional : membedakan darah ibu dari darah janin dalam cairan amnion

menunjukan implikasi terhadap pemberian oksigen serta

kebutuhan ibu terhadap injeksi immunoglobulin Rh (RhlgG) bila

kelahiran terjadi.

8) Siapkan ibu untuk intervensi bedah dengan tepat.

Rasional : pembedahan perlu dilakukan bila terjadi pelepasan plasenta yang

berat atau perdarahan berlebihan, terjadi penyimpanan oksigen

janin, dan kelahiran melalui vagina tidak mungkin seperti pada

kasus plasenta previa total, di mana pembedahan mungkin perlu

diindikasikan untuk menyelamatkan hidup janin.

C. Diagnosa ketakutan yang berhubungan dengan ancaman kematian pada diri

sendiri dan janin.

Kriteria hasil : ibu mendiskusikan ketakutan mengenai diri janin dan masa

depan kehamilan, juga mengenai ketakutan yang sehat dan tidak

sehat.

1) Diskusikan tentang situasi dan pemahaman tentang situasi dengan ibu dan

pasangan.

62

Page 63: kti evi

Rasional : memberi informasi tentang reaksi individu terhadap apa yang

terjadi.

2) Pantau respon verbal dan nonverbal ibu dan pasangan.

Rasional : menandai tingkat rasa takut yang sedang dialami ibu/ pasangan.

3) Dengarkan masalah ibu dengan seksama.

Rasional : meningkatkan rasa control terhadap situasi dan memberikan

kesempatan pada ibu untuk mengembangkan solusi sendiri.

4) Berikan informasi dalam bentuk verbal dan tertulis serta beri kesempatan

klien untuk mengajukan pertanyaan.

Rasional : pengetahuan akan membantu ibu untuk mengatasi apa yang

sedang terjadi dengan lebih efektif, agar nantinya

memungkinkan ibu untuk mengulang informasi akibat tingkat

stress, ibu mungkin tidak dapat mengasimilasi informasi.

Jawaban yang jujur dapat meningkatkan pemahaman dengan

lebih baik serta menurunkan rasa takut.

5) Libatkan ibu dalam perancanaan dan berpartisipasi dalam perawatan

sebanyak mungkin.

Rasional : menjadi mampu melakukan sesuatu untuk membantu mengontrol

situasi sehingga dapat menurunkan rasa takut.

6) Jelaskan prosedur dan arti gejala.

Rasional : pengetahuan dapat membantu menurunkan rasa takut dan

meningkatkan rasa control terhadap situasi.

d) Implementasi keperawatan

63

Page 64: kti evi

Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah

direncanakan mencakup tindakan mandiri dan kolaborasi.

Tindakan mandiri adalah tindakan keperawatan berdasarkan analisis dan

kesimpulan perawat serta bukan atas petunjuk tenaga kesehatan lain.

Tindakan kolaborasi adalah tindakan keperawatan yang didasarkan oleh

hasil keputusan bersama dengan dokter atau petugas kesehatan lain.

e) Evaluasi keperawatan

Merupakan penilaian perkembangan ibu hasil implementasi keperawatan

dengan berpedoman kepada hasil dan tujuan yang hendak dicapai.

64

Page 65: kti evi

7. Pathway

Kalainan pertumbuhan kelainan infeksi akut kelainan traktus

hasil konsepsi plasenta genitalis

Oksigenasi plasenta toksin, bakteri,

terganggu virus

perdarahan dalam desidua basalis

nekrosos jaringan sekitar

hasil konsepsi lepas (aborsi)

villi korialis menembus lebih villi korialis belum menembus

dalam (8 – 14 minggu) desidua (< 8 minggu)

65

Page 66: kti evi

lepas sebagian lepas seluruhnya

tindakan kuretase perdarahan

MK : Nyeri resti infeksi MK : kurang volume cairan,

Perubahan perfusi jaringan,

dan ketakutan

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Tindakan Curret

Sub pokok bahasan : Tujuan dan prosedur tindakan curret

Sasaran : Ny. W beserta keluarganya

Tempat : Ruang Nusa Indah RSUD dr. Soeselo Slawi

Waktu : 20 menit

Metode : Ceramah dan Tanya jawab

Media : Leaflet dan lembar balik

Materi :

1. Pengertian

2. Tujuan

3. Prosedur tindakan

TIU : Ny. W dan keluarga dapat mengetahui prosedur tindakan

curret.

66

Page 67: kti evi

TIK : Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 20 menit

diharapkan Ny. W :

1. Dapat menjelaskan pengertian

2. Dapat menyebutkan tujuan

3. Dapat menyebutkan prosedur tindakan

4. Dan Ny. W tidak cemas lagi

KEGIATAN PEMBELAJARAN

N

OTAHAP/WAKTU

KEGIATAN

PENYAJI RESPON KLIEN

1 Pembukaan 5

menit

1. Mengucapkan salam

2. Mengulang kontrak

waktu.

3. Menjelaskan tujuan

1. Menjawab salam

2. Mendengarkan penyaji

3. Mendengarkan tujuan

penyuluhan.

2 Kegiatan inti 10

menit

1. Menjelaskan

pengertian.

2. Menjelaskan tujuan.

3. Menjelaskan langkah

– langkah tindakan

1. Mendengarkan penyaji.

2. Mendengarkan penyaji.

3. Mendengarkan penyaji.

67

Page 68: kti evi

curret.

3 Penutup 5 menit 1. Memberikan

kesempatan kepada

Ny. W dan keluarga

untuk bertanya.

2. Evaluasi

3. Salam penutup

1. Klien dan keluarga

bertanya.

2. Klien menjawab

3. Menjawab salam

Evaluasi :

a) Jelaskan pengertian tindakan curret

b) Jelaskan tujuan tindakan curret

c) Jelaskan prosedur tindakan curret

68

Page 69: kti evi

PROSEDUR TINDAKAN KURETASE

1. Pengertian

Kuretase adalah cara membersihkan hasil konsepsi memakai alat kuretase

(sendok kerokan). Sebelum melakukan kuretase, penolong harus melakukan

pemeriksaan dalam untuk menentukan letak uterus, keadaan serviks dan

besarnya uterus. Gunanya untuk mencegah terjadinya bahaya kecelakaan

misalnya perforasi.

Kuret adalah tindakan medis untuk mengeluarkan jaringan dari dalam

rahim. Jaringan itu sendiri bisa berupa tumor, selaput rahim, atau janin yang

dinyatakan tidak berkembang maupun sudah meninggal. Dengan alasan medis,

tidak ada cara lain jaringan semacam itu harus dikeluarkan. ( Dr. H. Taufik

Jaman, Sp.OG )

69

Page 70: kti evi

2. Tujuan Kuretase

Menurut ginekolog dari Morula Fertility Clinic, RS Bunda, Jakarta, tujuan

kuret ada dua yaitu:

1. Sebagai terapi pada kasus-kasus abortus. Intinya, kuret ditempuh oleh

dokter untuk membersihkan rahim dan dinding rahim dari benda-benda

atau jaringan yang tidak diharapkan.

2. Penegakan diagnosis. Semisal mencari tahu gangguan yang terdapat pada

rahim, apakah sejenis tumor atau gangguan lain. Meski tujuannya berbeda,

tindakan yang dilakukan pada dasarnya sama saja. Begitu juga persiapan

yang harus dilakukan pasien sebelum menjalani kuret.

3. Prosedur kuretase

Prosedurnya sama antara kuret karena keguguran maupun nonkeguguran.

1. Persiapan sebelum kuretase

a) Puasa

Saat akan menjalani kuretase, biasanya ibu harus mempersiapkan

dirinya. Misal, berpuasa 4-6 jam sebelumnya. Tujuannya supaya perut

dalam keadaan kosong sehingga kuret bisa dilakukan dengan maksimal.

b) Cek adanya Perdarahan

Dokter akan melakukan cek darah untuk mengetahui apakah pasien

mengalami gangguan perdarahan atau tidak. Jika ada indikasi gangguan

70

Page 71: kti evi

perdarahan, kuret akan ditunda sampai masalah perdarahan teratasi.

Namun tak menutup kemungkinan kuret segera dilakukan untuk kebaikan

pasien. Biasanya akan dibentuk tim dokter sesuai dengan keahlian masing-

masing, dokter kandungan, dokter bedah, dokter hematologi, yang saling

berkoordinasi. Koordinasi ini akan dilakukan saat pelaksanaan kuret,

pascakuret, dan sampai pasien sembuh.

c) Persiapan Psikologis

Setiap ibu memiliki pengalaman berbeda dalam menjalani kuret. Ada

yang bilang kuret sangat menyakitkan sehingga ia kapok untuk

mengalaminya lagi. Tetapi ada pula yang biasa-biasa saja.Sebenarnya,

seperti halnya persalinan normal, sakit tidaknya kuret sangat individual.

Sebab, segi psikis sangat berperan dalam menentukan hal ini.Bila ibu

sudah ketakutan bahkan syok lebih dulu sebelum kuret, maka munculnya

rasa sakit sangat mungkin terjadi. Sebab rasa takut akan menambah kuat

rasa sakit. Bila ketakutannya begitu luar biasa, maka obat bius yang

diberikan bisa tidak mempan karena secara psikis rasa takutnya sudah

bekerja lebih dahulu. Walhasil, dokter akan menambah dosisnya.

Sebaliknya, bila saat akan dilakukan kuret ibu bisa tenang dan bisa

mengatasi rasa takut, biasanya rasa sakit bisa teratasi dengan baik.

71

Page 72: kti evi

Meskipun obat bius yang diberikan kecil sudah bisa bekerja dengan baik.

Untuk itu sebaiknya sebelum menjalani kuret ibu harus mempersiapkan

psikisnya dahulu supaya kuret dapat berjalan dengan baik. Persiapan psikis

bisa dengan berusaha menenangkan diri untuk mengatasi rasa takut,

pahami bahwa kuret adalah jalan yang terbaik untuk mengatasi masalah

yang ada.Sangat baik bila ibu meminta bantuan kepada orang terdekat

seperti suami, orangtua, sahabat, dan lainnya. Bila diperlukan, gunakan

jasa psikolog apabila ibu tak yakin dapat mengatasi masalah ini sendirian.

d) Minta Penjelasan Dokter

Hal lain yang perlu dilakukan adalah meminta penjelasan kepada

dokter secara lengkap, mulai apa itu kuret, alasan kenapa harus dikuret,

persiapan yang harus dilakukan, hingga masalah atau risiko yang mungkin

timbul. Jangan takut memintanya karena dokter wajib menjelaskan segala

sesuatu tentang kuret. Dengan penjelasan lengkap diharapkan dapat

membuat ibu lebih memahami dan bisa lebih tenang dalam pelaksanaan

kuret.

2. Saat kuretase

Sebelum dilakukan kuretase, biasanya pasien akan diberikan obat anestesi

(dibius) secara total dengan jangka waktu singkat, sekitar 2-3 jam. Setelah

pasien terbius, barulah proses kuretase dilakukan.

72

Page 73: kti evi

Ketika melakukan kuret, ada 2 pilihan alat bantu bagi dokter. Pertama,

sendok kuret dan kanula/ selang. Sendok kuret biasanya dipilih oleh dokter

untuk mengeluarkan janin yang usianya lebih dari 8 minggu karena

pembersihannya bisa lebih maksimal. Sedangkan sendok kanula lebih dipilih

untuk mengeluarkan janin yang berusia di bawah 8 minggu, sisa plasenta, atau

kasus endometrium.

Alat kuretasebaik sendok maupun selang dimasukkan ke dalam rahim

lewat vagina. Bila menggunakan sendok, dinding rahim akan dikerok dengan

cara melingkar searah jarum jam sampai bersih. Langkah ini harus dilakukan

dengan saksama supaya tak ada sisa jaringan yang tertinggal.Bila sudah

berbunyi “krok-krok” (beradunya sendok kuret dengan otot rahim)

menunjukkan kuret hampir selesai.Sedikit berbeda dengan selang, bukan

dikerok melainkan disedot secara melingkar searah jarum jam. Umumnya kuret

memakan waktu sekitar 10-15 menit.

3. Tehnik dilatasi dan kuretase

Gambar : Spekulum vagina dipasang dan dipegang oleh asisten, sonde uterus

dimasukkan kedalam cavum uteri untuk menentukan arah dan kedalaman

uterus.

73

Page 74: kti evi

Gambar : Dilatator hegar dijepit diantara ibu jari dan jari telunjuk tangan

kanan dan dimasukkan kedalam uterus secara hati-hati dan sistematis (mulai

dari ukuran diameter terkecil.

Gambar : Sendok uterus dimasukkan secara mendatar dengan lengkungan

menghadap atas dan kuretase dikerjakan secara sistematis.

Gambar :Pengeluaran sisa kehamilan yang relatif besar

74

Page 75: kti evi

DAFTAR ISTILAH

Abortus iminens : Suatu abortus yang dicurigai bila terdapat pengeluaran vagina

yang mengandung darah, atau perdarahan pervaginam pada trimester pertama

kehamilan.

Abortus insipiens : Merupakan suatu abortus yang tidak dapat dipertahankan lagi

ditandai dengan pecahnya selaput janin dan adanya pembukaan servik.

Abortus inkompletus : Suatu pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan

sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa yang tertinggal dalam uterus.

Abortus kompletus : Semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan.

Abortus servikalis : Keluarnya hasil konsepsi dari uterus dihalangi oleh ostium

uterus eksternum yang tidak membuka, sehingga semuanya terkumpul dalam

kanalis servikalis uterus menjadi besar, kurang lebih bundar dengan dinding.

75

Page 76: kti evi

Missed abortus : Kematian janin berusia sebelum 20 minggu, tetapi janin mati itu

tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih.

Abortus habitualis : Abortus spontan yang terjadi berturut – turut tiga kali atau

lebih.

Abortus septic : Infeksius berat disertai penyebaran kuman atau toksin ke dalam

peredaran darah atau peritoneum.

Corpus alienum : Benda asing yang masuk dalam tubuh manusia

Blighted ovum : Keadaan dimana seorang wanita merasa hamil tetapi tidak ada

bayi dalam kandungan, kehamilan kosong atau janin tidak berkembang.

Monosomi : Kromosom tertentu yang hanya ada satu di dalam sel, padahal

seharusnya terdapat secara berpasangan.

Triosomi : Kelainan kromosom yang ada tiga di dalam satu sel.

Poliploidi : Mempunyai lebih dari dua sel kromosom yang homolog.

Hipoplasi trofoblas : Perkembangan yang tidak sempurna dari suatu organ.

Hipertensi vaskuler : Tekanan darah tinggi yang di sebabkan adanya gangguan

pada pembuluh darah.

Hipoplasia uterus : Perkembangan rahim yang tidak sempurna atau kurang.

Mioma : Tumor jinak yang dibentuk dari unsur – unsur otot.

Servik inkompeten : Mulut rahim yang tidak berfungsi secara tepat.

76

Page 77: kti evi

Retroflexio uteri gravid incarcerate : Kelainan bentuk uterus yang melengkung ke

bawah.

Arsen : Unsure obat dan racun.

Benzene : Cairan hidrokarbon dari tar atau batu bara yang digunakan sebagai

pelarut, uapnya dapat menyebabkan keracunan yang fatal.

77