konsep kepemimpinan

35
KONSEP KEPEMIMPINAN Kepemimpinan boleh didefinisikan sebagai suatu proses yang kompleks di mana dengannya seseorang itu (pemimpin) mempengaruhi orang-orang lain (pengikut) melaksanakan dan menyempurnakan misi, tugasan, atau objektif-objektif dan dengan itu membawa organisasi menjadi lebih jelekit dan bersepadu. Seseorang pemimpin itu melakukan proses ini dengan mengaplikasikan sifat-sifat kepemimpinan dirinya iaitu kepercayaan, nilai, etika, perwatakan, pengetahuan, dan kemahiran-kemahiran yang dimilikinya. Sungguhpun kedudukan anda sebagai seorang 'pengurus' (Guru Besar?), penyelia, ketua dan sebagainya; memberikan anda 'kuasa' melakukan tugas dan objektif tertentu organisasi, ketahuilah 'kuasa' ini tidak menjadikan anda seorang 'pemimpin'...ia hanya menjadikan anda seorang 'boss'. Kepemimpinan menjadikan orang lain mahu mencapai matlamat-matalamat dan objektif-objektif yang tinggi, sementara sebaliknya boss mengarah orang menyempurnakan objektif dan tugasan. Donald Clark (1997) menyatakan; "The basis of good leadership is honourable character and selfless service to your organization. In your employee's eyes, your leadership is everything you do that effects the organization's objectives and their well being. A respected leader concentrates on what she is (be) (beliefs and character), what she knows (job, tasks, human nature), and what she does (implement, motivates, provide direction) . Apa yang menyebabkan seseorang itu mahu mengikut seseorang pemimpin? Orang mahu dipimpin oleh orang yang mereka hormati dan seseorang pemimpin yang mempunyai 'clear sense of direction'. Untuk mendapat penghormatan, pemimpin mesti beretika, dan 'halatuju' dapat dicapai dengan menyampaikan visi masa depan yang kuat. Jadi pada dasarnya anda mestilah boleh dipercayaai dan anda boleh mengkomunikasikan visi berhaluan yang anda tujui. Jika anda seorang pemimpin yang boleh dipercayai, maka orang di sekeliling anda akan belajar menghornati anda. Untuk menjadi pemimpin yang baik, ada beberapa perkara yang anda mesti jadi, tahu dan buat. Semua ini terletak di bawah apa yang digelar Kerangka Kepemimpinan: Jadi seorang profesional. Contohnya setia kepada organisasi, berkhidmat tanpa pentingkan diri, dan bertanggungjawab. Jadi seorang profesional yang punyai ciri-ciri perwatakan yang baik. Contohnya kejujuran, ketrampilan, lurus, komitmen, integriti, keberanian, berterus-terang dan imaginasi. Tahu empat faktor kepemimpinan -- pengikut, ketua, komunikasi dan situasi. Tahu (kenali) diri sendiri,. Contohnya kekuatan dan kelemahan diri, pengetahuan dan kemahiran. Tahu sifat manusia. Contohnya kepada keperluan manusia dan emosi, dan bagaimana manusia bertindakbalas terhadap stress. Tahu kerja anda. Contohnya mahir dan pakar serta mampu melatih orang- orang lain.

Upload: kolonei

Post on 27-Jun-2015

564 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: KONSEP KEPEMIMPINAN

KONSEP KEPEMIMPINAN

Kepemimpinan boleh didefinisikan sebagai suatu proses yang kompleks di mana dengannya seseorang itu (pemimpin) mempengaruhi orang-orang lain (pengikut) melaksanakan dan menyempurnakan misi, tugasan, atau objektif-objektif dan dengan itu membawa organisasi menjadi lebih jelekit dan bersepadu. Seseorang pemimpin itu melakukan proses ini dengan mengaplikasikan sifat-sifat kepemimpinan dirinya iaitu kepercayaan, nilai, etika, perwatakan, pengetahuan, dan kemahiran-kemahiran yang dimilikinya. Sungguhpun kedudukan anda sebagai seorang 'pengurus' (Guru Besar?), penyelia, ketua dan sebagainya; memberikan anda 'kuasa' melakukan tugas dan objektif tertentu organisasi, ketahuilah 'kuasa' ini tidak menjadikan anda seorang 'pemimpin'...ia hanya menjadikan anda seorang 'boss'. Kepemimpinan menjadikan orang lain mahu mencapai matlamat-matalamat dan objektif-objektif yang tinggi, sementara sebaliknya boss mengarah orang menyempurnakan objektif dan tugasan.

Donald Clark (1997) menyatakan; "The basis of good leadership is honourable character and selfless service to your organization. In your employee's eyes, your leadership is everything you do that effects the organization's objectives and their well being. A respected leader concentrates on what she is (be) (beliefs and character), what she knows (job, tasks, human nature), and what she does (implement, motivates, provide direction). Apa yang menyebabkan seseorang itu mahu mengikut seseorang pemimpin? Orang mahu dipimpin oleh orang yang mereka hormati dan seseorang pemimpin yang mempunyai 'clear sense of direction'. Untuk mendapat penghormatan, pemimpin mesti beretika, dan 'halatuju' dapat dicapai dengan menyampaikan visi masa depan yang kuat. Jadi pada dasarnya anda mestilah boleh dipercayaai dan anda boleh mengkomunikasikan visi berhaluan yang anda tujui. Jika anda seorang pemimpin yang boleh dipercayai, maka orang di sekeliling anda akan belajar menghornati anda. Untuk menjadi pemimpin yang baik, ada beberapa perkara yang anda mesti jadi, tahu dan buat. Semua ini terletak di bawah apa yang digelar Kerangka Kepemimpinan:

Jadi seorang profesional. Contohnya setia kepada organisasi, berkhidmat tanpa pentingkan diri, dan bertanggungjawab.

Jadi seorang profesional yang punyai ciri-ciri perwatakan yang baik. Contohnya kejujuran, ketrampilan, lurus, komitmen, integriti, keberanian, berterus-terang dan imaginasi.

Tahu empat faktor kepemimpinan -- pengikut, ketua, komunikasi dan situasi.

Tahu (kenali) diri sendiri,. Contohnya kekuatan dan kelemahan diri, pengetahuan dan kemahiran.

Tahu sifat manusia. Contohnya kepada keperluan manusia dan emosi, dan bagaimana manusia bertindakbalas terhadap stress.

Tahu kerja anda. Contohnya mahir dan pakar serta mampu melatih orang-orang lain.

Tahu organisasi anda. Seperti tahu ke mana hendak mendapatkan bantuan, iklim dan budayanya, serta tahu siapa pula 'pemimpin-pemimpin tak rasmi' dalam organisasi.

Sediakan halatuju: penentuan matlamat, penyelesaian masalah, membuat keputusan dan merancang.

Melaksanakan: komunikasi, penyelarasan, penyeliaan dan penilaian.

Memotivasi: mampu membina morale dan semangat kekitaan di dalam organisasi, melatih dan membimbing serta memberikan kaunseling.

Page 2: KONSEP KEPEMIMPINAN

Di peringkat operasional seseorang pemimpin mestilah mempunyai tiga ciri penting yang mesti pula diterjemah dan direalisasikan di dalam seluruh budaya kerja dan budaya organisasi dan dihayati oleh seluruh ahli organisasi. Tiga ciri utama tersebut ialah mengongsi visi, penggunaan sumber (manusia, maklumat, dan sumber modal), dan nilai. Hanya seorang pemimpin yang ada visi sahaja yang boleh membawa organisasi dan pengikutnya menuju wawasan, yang mampu menggerakkan dan mendorong subordinat dengan meletak dan memberi nilai yang tinggi dalam semua aspek kelangsungan survival individu dan organisasi.

Pemimpin yang bervisi sentiasa 'melihat' jauh ke depan melewati ruang dan masa di samping menunjukkan 'arah dan teladan'; sentiasa berkongsi kegemilanagn bersama-sama pengikut (perit dan pedih ditanggung sendiri), dan berjaya meninggalkan legacy (warisan) bak kata perumpamaan Melayu "Harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama."ٱ       

PEMIMPIN YANG BAIK DIBENTUK BUKAN DILAHIRKANPEMIMPIN YANG BAIK TERBENTUK MELALUI PROSES

BELAJAR SENDIRI, PENDIDIKAN,LATIHAN DAN JUGA PENGALAMAN

PEMIMPIN TERBAIK BEKERJA DAN BELAJAR SECARA BERTERUSAN BAGI MENAMBAHBAIK KEMAHIRAN KEPIMPINAN DIRI DALAM MEMBAWA ORGANISASI

KE MERCU JAYAPenelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hakikat dari kepemimpinan dan peranannya sebagai pemberi pengaruh, pengambil keputusan dan penanggung jawab. Pengkajian literasi penelitian ini dengan komprehensif dan kontekstual adalah metode yang tepat dalam penggunaaan hasil penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hakikat dari kepemimpinan adalah pemberi pengaruh dan keteladanan, sikap menghormati dan menghargai orang lain, peduli, adil dan tanggung jawab merupakan karakter dari seseorang yang layak dijadikan atau disebut sebagai pemimpin. Penelitian berbasis literatur ini dapat digunakan sebagai literatur tambahan bagi para pengkaji kepemimpinan

KEPEMIMPINAN MENGHADAPI MASA DEPANOleh:Ginandjar KartasasmitaMenteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua BappenasDisampaikan pada Pembekalan Kepada Para KomandanJajaran TNI Angkatan Udara dan KohanudnasJakarta, 3 Juli 1997PendahuluanSaya merasa gembira dan berbahagia memperoleh kesempatan untuk menyampaikanpembekalan kepada para komandan jajaran TNI Angkatan Udara dan Kohanudnas. Rasa gembiradan berbahagia itu disebabkan oleh dua hal. Pertama, saya berbicara di kalangan AngkatanUdara, almamater saya sebagai warga ABRI. Kedua, karena saya harus berbicara tentangkepemimpinan masa depan di hadapan para komandan dan pejabat teras yang menjadi sendi-sendiutama dalam struktur bangunan kepemimpinan Angkatan Udara.Namun, apa yang saya kemukakan itu bukan sekedar soal pribadi. Secara nasionalmemang kita memerlukan pemimpin untuk meneruskan jalannya sejarah republik kita ini. Tentusaja yang dimaksud adalah pemimpin yang mampu membawa masyarakat kita kepada cita-citanasional yang telah digariskan rakyat dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) yangdilandasi oleh falsafah Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Faktor kepemimpinan teramatpenting dan menentukan dalam kehidupan setiap bangsa, karena maju mundurnya masyarakat,jatuh bangunnya bangsa, ditentukan oleh pemimpinnya. Pemimpinlah yang merancang masa depan

Page 3: KONSEP KEPEMIMPINAN

serta menggerakkan masyarakat untuk mencapai cita-cita tertentu. Apa yang saya kemukakan itutidak hanya berlaku untuk pemimpin politik, tetapi untuk pemimpin pada semua tingkatan dansemua lingkungan, bahkan di lingkungan ABRI termasuk doktrin utamanya.Yang diminta kepada saya untuk membahas adalah kepemimpinan masa depan. Kalaukita berbicara mengenai masa depan bangsa Indonesia, kita berbicara mengenai masyarakatIndonesia yang modern, yakni yang maju, mandiri, sejahtera, dan berkeadilan. Tetapi jugamasyarakat yang berkepribadian.Oleh karena itu, kepemimpinan masa depan adalah kepemimpinan dalam masyarakatIndonesia yang modern. Sewajarnyalah apabila terlebih da hulu dikenali bagaimana ciri-ciri suatumasyarakat modern. Masyarakat Indonesia modern pertama-tama haruslah memenuhi syaratmasyarakat modern yang berlaku umum, ditambah kekhasannya sendiri.Karakteristik Masyarakat ModernModernisasi dan WesternisasiSetiap pembahasan mengenai modernisasi harus berha dapan dengan adanya postulasibahwa modernisasi, paling tidak dalam pengertiannya sekarang, sinonim dengan westernisasi. Jelasmemang cara berpakaian, pola konsumsi dan gaya hidup pada umumnya dari “orang modern”bersumber dari barat. Yang dimaksud “barat” di sini adalah sistem nilai yang awalnya berkembangdi Eropa bagian Barat dan menyebar ke benua -benua lain.Banyak pihak menampik pandangan ini. Sekarang telah diakui bahwa konsep modernisasitidak hanya mengenal satu model yang seragam, tetapi dapat terdiri dari beragam model. Tidakwww.ginandjar.com 2hanya ada satu jalan ke arah modernisasi, yaitu mengikuti urutan-urutan yang dialami negaranegaraBarat. Misalnya Jepang, dan negara-negara industri baru lainnya di kawasan Asia Timur,menempuh jalan pintas untuk tiba pada taraf modernisasi yang setara dengan negara-negaraBarat.Namun, setelah mengatakan demikian, tidak dapat kita menghindari kenyataan bahwadunia modern sekarang berawal dari modernisasi Eropa, khususnya dipacu oleh proses indus -trialisasinya. Proses itu sendiri dipicu oleh revolusi ilmu pengetahuan yang terjadi sekitar empatabad yang lalu, meskipun pengembangan ilmu pengetahuan itu (scientific knowledge), barulahmengambil bentuk yang nyata setelah revolusi industri, bahkan menurut para ahli baru sekitarpertengahan abad ke-19.Apabila pengertian modern dan modernitas kita batasi semata-mata dengan perkembangankemajuan peradaban suatu negara yang didorong oleh perkembangan pengetahuan danteknologinya, jelas bahwa modernisasi tidak sebatas westernisasi.Namun, pengertian modernitas yang dikenal sekarang le bih luas dan unsur-unsurnyameliputi keseluruhan aspek-aspek kehidupan masyarakat, selain ilmu pengetahuan dan teknologi,juga sistem ekonomi, sistem politik, dan tata hubungan antarindividu dan antara individu dankelompok-kelompok masyarakat, katakanlah sistem sosialnya. Dan tidak bisa kita sangkalrujukannya ada pada perkembangan peradaban dan budaya Barat yang terjadi dalam dua abadterakhir ini. Aspek-aspek tersebut secara singkat akan dibahas lebih lanjut berikut ini.Ciri Masyarakat ModernSeperti dikemukakan tadi, tidak hanya ada satu model masyarakat modern. Namun, padaumumnya para pakar sepakat bahwa ciri utama yang melatarbelakangi sistem atau model manapun dari suatu masyarakat modern, adalah derajat rasionalitas yang tinggi dalam arti bahwakegiatan-kegiatan dalam masyarakat demikian terselenggara berdasarkan nilai-nilai dan dalampola-pola yang objektif (impersonal) dan efektif (utilitarian), ketimbang yang sifatnya primordial,seremonial atau tradisional.Derajat rasionalitas yang tinggi itu digerakkan oleh perkembangan-perkembangan ilmupengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, ilmu pengetahuan dan teknologi seringkali disebutsebagai kekuatan pendorong (driving force) bagi proses modernisasi.Dengan derajat rasionalitas yang tinggi itu, maka berkembang antara lain ciri-ciri yangkurang lebih berlaku umum, dalam berbagai aspek kehidupan.Suatu masyarakat modern, dalam pengertian yang dewasa ini banyak dianut harus

Page 4: KONSEP KEPEMIMPINAN

tercermin dalam berbagai aspek itu.Sistem Ekonomi. Ekonomi modern, berorientasi pada efisiensi (maksimum atauoptimum). Ciri utama nya adalah kemampuan untuk memelihara pertumbuhan yang berkelanjutan(self sustaining growth). Mekanisme ekonomi modern adalah pasar. Sistem ekonomi yangdemikian memiliki ciri-ciri sebagai berikut. Pertama, memiliki daya yang memungkinkan pengembangandan penyerapan teknologi (atau gagasan-gagasan) baru. Peran indus tri dan jasa lebih besardibandingkan pertanian. Oleh karena itu, proses modernisasi acapkali disinonimkan denganindustrialisasi. Kegiatan-kegiatan yang sarat modal dan teknologi yang menghasilkan nilai tambahyang tinggi, lebih besar dibandingkan dengan yang sarat tenaga kerja yang berharga murah. Adakeseimbangan antara modal manusia (yang berkua litas) dengan modal fisik. Sektor formal lebihdominan dibandingkan dengan sektor informal. Dengan demikian, organisasi dan manajemenproduksi menjadi wahana yang penting dalam sistem ekonomi modern. Sebagai konsekuensinyaada pemisahan antara pemilikan dan pengelolaan (manajemen) aset dan kegiatan produksi. Padawww.ginandjar.com 3masyarakat yang lebih modern, atau pascamodern, peran informasi dan teknologi informasi makinbesar dan pada akhirnya menjadi dominan. Sebagai akibatnya ekonomi modern makin tidakmengenal tapal batas negara. Oleh karena itu, kemampuan (dan options) negara untukmengadakan intervensi menjadi makin berkurang. Sistem ekonomi modern bersifat mandiri. Mandiritidak berarti keterisolasian, karena dalam hubungannya dengan ekonomi-ekonomi lainnya,ekonomi yang modern mempunyai keunggulan-keunggulan yang membuatnya memiliki kekuatantawar-menawar (“bargaining position”) dalam hubungan saling ketergantungan antarekonomi.Dengan demikian ekonomi yang modern bukan merupakan “vassal” dari ekonomi lainnya.Sistem Politik. Sistem politik modern juga mempunyai beberapa ciri yangmembedakannya dengan sistem tradisional atau pramodern. Antara lain, individu dan masyarakattidaklah merupakan objek, tetapi subjek yang turut menentukan arah kehidupan. Berkaitan denganitu, masyarakat modern ditandai oleh partisipasi masyarakat yang luas dalam proses politik. Sistempolitiknya, yakni nilai-nilai dasar dan instrumental, organisasi, mekanisme dan prosedur, bersifatterbuka dan dapat diikuti oleh siapa pun. Sistem politik modern berlandaskan aturan-aturan dasaryang disepakati bersama, yang disebut kons titusi, dan kehidupan diselenggarakan berdasarkanaturan-aturan yang ditetapkan bersama pula dan berlaku buat semua secara adil. Oleh karena itu,negara modern senantiasa adalah negara yang berdasarkan hukum. Rakyat adalah yang berdaulat,dengan mekanisme yang menunjukkan kedaulatan itu, yang diwujudkan melalui perwakilan.Proses itu berjalan secara terbuka dan menjamin hak setiap warga untuk turut serta di dalamnya,dengan demikian dilengkapi oleh mekanisme komunikasi sosial yang efektif. Penyelenggaranegara tunduk kepada kedaulatan rakyat dan hukum, seperti juga semua warga negara. Penye -lenggara negara terbentuk tidak atas dasar keturunan, ras, agama, kesetiaan perorangan, tetapiatas dasar kecakapan, integritas, dan kesetiaan kepada tugas dan tujuan organisasi. Sistem politikyang modern mampu mewadahi perbedaan paham dan pandangan, dan menga tasinya dengan carayang adab dan damai, dalam aturan yang disepakati bersama (hukum). Dalam masyarakat modernada penampilan individu (individuation) yang nyata (distinct), sehingga manusia berwajah,berkepribadian, bermartabat, dan bukan hanya bagian dari masyarakat. Di pihak lain, dalammasyarakat modern betapa pun bebasnya individu, kebebasan itu tidak mutlak, karena dibatasi olehhak individu yang lain, hak masyarakat, dan kepentingan masyarakat. Namun, pembatasannya itudiatur pula secara jelas dan berlaku buat semua. Dan akhirnya sistem politik modern, lebihterdesentralisasi, dengan diferensiasi struktural dan spesifikasi fungsi-fungsi, tetapi dengan derajatintegrasi dan koordinasi yang tinggi.Sistem Sosial. Dalam masyarakat modern, hubungan primer antarindividu telah jauhberkurang dan hubungan sekunder yang lebih bersifat impersonal menjadi lebih predominan.Dalam masyarakat tradisional atau pramodern, status, hubungan dan keterkaitan sosiallebih didasarkan pada apa atau siapa seseorang; latar belakang keluarga atau keturunan, suku atauras, jender (pria atau wanita), dan usia (yang antara lain melahirkan paternalisme). Dalammasyarakat tradisional, di samping pertimbangan-pertimbangan itu, memang ada juga pertimbangan

Page 5: KONSEP KEPEMIMPINAN

kemampuan (capability), tetapi lebih bersifat fisik (jagoan, misalnya) atau magis (paranormal).Dalam masyarakat modern apa dan siapa bukannya sama sekali diabaikan, tetapi bobotnyakurang dibandingkan dengan prestasi yang telah dicapai dan potensi yang dapat dicapai. Penghargaanterhadap kemampuan fisik tidak juga diabaikan seperti pahlawan-pahlawan olahraga,tetapi penghargaan lebih besar diberikan kepada kemampuan intelektual. Sukses seseorang karenaprestasinya sendiri dihargai tinggi dalam masyarakat modern.Manusia modern ingin memperoleh pengakuan sebagai individu selain sebagai anggotamasyarakat. Juga ia berorientasi ke masa depan dan senantiasa berupaya untuk terus maju, tidakstatis, dan berusaha menampilkan dan mencari yang terbaik. Karena itu, manusia modern bersifatkreatif dan kritis, dan karena itu pula, profesionalisme adalah cirinya manusia modern. Padaumumnya ciri personalitas manusia modern adalah manusia yang mampu membimbing dirinyawww.ginandjar.com 4sendiri, mampu mengambil keputusan sendiri (mene tapkan pilihan-pilihan) dan mampu menghadapiperubahan.Struktur yang mewarnai suatu masya rakat tradisional berin tikan kekerabatan, kesukuan,atau keaga maan. Struktur yang bersifat primordial itu tertutup bagi yang lain di luar hubunganhubunganitu dan tidak bersifat sukarela. Dalam masya rakat modern, struktur sosial bersifatterbuka dan bersifat sukarela. Jadi, yang berkembang dan menjadi tiang-tiang masyarakat adalahorganisasi politik, organisasi ekonomi, organisasi sosial, termasuk organisasi profesional dan fungsional.Dalam masyarakat tradisional atau pramodern, organisasi-organisasi serupa itu sekalipunsudah ada, dasarnya masih tetap lebih bersifat primordial dan masih lebih tertutup.Namun, apabila kita berbicara mengenai struktur sosial, ada ciri yang nyata dalammasyarakat modern, yaitu bahwa sebagian besar anggota masyarakat berada pada lapisan menengah;lapisan atas dan bawah adalah minoritas. Pada masyarakat tradisional dan pramodern,sebagian besar masyarakat berada di lapisan bawah. Dalam masyarakat modern tidak tampakbatas pemisah (diskontinuitas), tetapi stratanya lebih bersifat suatu kontinuum. Dalam masyarakattradisional pembatas antarstrata sangat tegas, bahkan acapkali tabu atau ada sangsi bagi yangmelewati batas itu. Dalam masyarakat modern mobilitas sosial tinggi baik ke atas, maupun kebawah. Sebaliknya dalam masyarakat tradisional mobilitas itu rendah, yang di bawah betapa punpotensinya tetap di bawah, dan yang di atas betapa pun rendah kemampuannya tetap berada diatas. Dalam masyarakat modern, pandangan keadilan, kesamaan hak dan kewajiban menjadikredo, yang berarti juga kesamaan kesempatan.Masyarakat Indonesia ModernDengan sendirinya berbagai ciri yang berlaku umum seperti yang terurai di atas harus kitaberi bobot tambahan, yaitu agar masyarakat modern itu tetap masyarakat Indonesia yang memilikikepribadian yang khas Indonesia.Di sini letak tantangan bagi kita, yaitu memodernisasikan bangsa kita dan dalam proses itu,kita tidak boleh kehilangan jati diri. Di sini berarti ada nilai-nilai dasar yang ingin kita pertahankanbahkan ingin kita perkuat. Nilai-nilai itu sudah jelas, yaitu Pancasila.Beberapa di antaranya ciri-ciri dikemukakan di sini. Pertama, dasar Ketuhanan YangMaha Esa, yang bagi kita mutlak. Jika diikuti pandangan-pandangan sekular dunia Barat, yangilmunya kita pelajari dan jadi rujukan para cendekiawan kita, sepertinya berjalan berlawanan.Dalam masyarakat modern, kita lihat kecenderungan lunturnya kehidupan keaga maan. Jadi, inibukan tantangan yang sederhana, tetapi penting, karena landasan moral kita, segenap imperatifmoral kita, dan konsep kita mengenai kemanusiaan, keadilan, dan keberadaban, adalah keimanandan ketakwaan.Pancasila jelas adalah paham yang demokratis. Silanya yang keempat mencerminkan halitu. Namun, demokrasi itu sendiri bukan suatu wujud yang kaku. Memang, ada unsur-unsurnyayang baku seperti partisipasi yang bebas, luas, dan terbuka dari rakyat, tetapi sistemnya tidak harusseragam di semua tempat. Dari dalam dan dari luar kita akan menghadapi tantangan-tantangan

Page 6: KONSEP KEPEMIMPINAN

terhadap sistem demokrasi yang kita anut dan ingin tegakkan, yang sesuai dengan kondisi sosialkulturalbangsa kita yang demikian majemuk dan latar belakang historis bangsa kita.Dalam konteks ini, kita menyadari bahwa ada ciri-ciri dari masyarakat modern yangberlaku buat semua, tetapi kita yakin bahwa, misalnya, asas kekeluargaan (bukan dalam artinepotisme) adalah suatu bangun nilai yang unggul dan dapat diterapkan dalam masyarakatmodern. Manifestasinya antara lain adalah kita ingin selalu mendahulukan musyawarah, danmenghindari diktator mayoritas atau tirani minoritas. Bagi masyarakat modern (Barat) mungkin iniwww.ginandjar.com 5konsep yang kuno (archaic), bertele-tele dan juga mahal, tetapi bagi kita lebih banyak baiknyadaripada buruknya.Dan yang terakhir, pada waktu kita berbicara mengenai masyarakat Indonesia,sesungguhnya kita berbicara mengenai masya rakat yang majemuk, bukan hanya komponenkomponenbudayanya, tetapi juga taraf perkembangannya. Tidak mungkin kita menyamakanmasyarakat Jakarta atau bahkan Jawa dengan masyarakat Irian Jaya. Pada waktu kita berbicaramengenai masyarakat Indonesia modern, dalam pikiran kita tentunya adalah seluruh masyarakatIndonesia. Tentunya hanyalah suatu lamunan terciptanya masyarakat tanpa kelas atau tanpaperbedaan sosial ekonomi, tetapi haruslah diusahakan bahwa lapisan yang terbawah sekalipun,tidak jauh tertinggal dari kehidupan yang berkemanusiaan, yang bermartabat, dan mendapatkesempatan untuk memasuki kehidupan modern. Ini suatu tantangan yang tidak kecil pula.Kepemimpinan Masa DepanPada waktu berbicara tentang konsep kepemimpinan masa depan masyarakat modernyang ciri-cirinya diuraikan di atas haruslah menjadi rujukan. Karena itu, pemimpin masa depanharuslah yang memiliki ciri-ciri kepemimpinan modern, yakni memiliki sema ngat, nilai-nilai, danpikiran-pikiran modern. Kita tidak boleh lupa pula bahwa bangsa Indonesia memiliki warisan daripara leluhur mengenai prinsip-prinsip kepemimpinan. Banyak di antaranya yang relevan sepanjangmasa dan sekarang pun masih digunakan.Salah sebuah konsep kepemimpinan yang merupakan warisan kebudayaan bangsa adalahHastha Brata, atau delapan ajaran keutamaan, seperti yang ditunjukkan oleh sifat-sifat alam.1Ki Hadjar Dewantara merumuskan kepemimpinan sosial dengan tiga ungkapan yangsangat dalam maknanya: ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangunkarso, dan tut wurihandayani.2Apabila ditelaah secara dalam, pesan-pesan leluhur serta asas-asas kepemimpinan yangtelah kita miliki itu mengandung nilai-nilai kepemimpinan yang berlaku di segala jaman. Inimerupakan contoh dari nilai-nilai tradisional yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai modern, dantidak lapuk dan lekang oleh gelombang perubahan apapun. Ini merupakan sifat-sifat kepemimpinanyang universal, yang berintikan suatu nilai bahwa sang pemimpin harus dapat memotivasi danmemberikan keyakinan kepada yang dipimpinnya. Yang dipimpin harus me rasakan kema nfaatan1 Hastha Brata adalah ajaran tentang prinsip-prinsip kepemimpinan yang disampaikan oleh Sri Rama kepada Bharata,adiknya, yang kan menjadi raja Ayodhya. Ini diceritakan dalam Ramayana Kakawin (cerita berbentuk puisi dalambahasa Jawa Kuno dari abad-10), yaitu ketika Rama harus meninggalkan istana untuk mengembara di hutan bersamaLaksmana, adiknya, dan Dewi Shinta, istrinya. Atas permintaan ayahnya, Dastharata, Raja Ayodhya, Rama harusmengembara di hutan dahulu sebelum boleh menggantikannya. Di hutan itulah ia kehilangan Dewi Shinta karenamengejar Kijang Kencana, alat tipuan Dasamuka. Seorang pemimpin harus berwatak matahari, artinya memberisemangat, memberi kehidupan, dan memberi kekuatan bagi yang dipimpinnya. Harus mempunyai watak bulan,dapat menyenangkan dan memberi terang dalam kegelapan. Memiliki watak bintang, dapat menjadi pedoman.Berwatak angin, dapat melakukan tindakan secara teliti dan cermat. Harus berwatak mendung, artinya bahwapemimpin harus berwibawa, setiap tindakannya harus bermanfaat. Pemimpin harus berwatak api, yaitu bertindakadil, mempunyai prinsip, tegas, tanpa pandang bulu. Ia juga harus berwatak samudera, yaitu mempunyai pandanganluas, berisi, dan rata. Akhirnya seorang pemimpin harus memiliki watak bumi, yaitu budinya sentosa dan suci.2 Ini diungkapkan oleh Ki Hadjar Dewantara dalam berbagai kesempatan berpidato kepada anak-anak didiknya sertapara pengasuh di Perguruan Taman Siswa yang dibangunnya pada masa penjajahan Belanda. Tiga prinsipkepemimpinan itu bermakna bahwa "seorang pemimpin harus berada di depan yang dipimpinnya untuk menjaditeladan, di tengah-tengah untuk membangun semangat (kemauan), dan mengikuti dari belakang untuk memberikekuat an (daya). "Kata-kata itu dikutip oleh Ki Hadjar dari Drs. Raden Mas Sostrokartono (saudara kandungRaden Adjeng Kartini) yang bunyi aslinya adalah: Ing ngarso asung tulodo, ing madyo mangun karso, ing wuri

Page 7: KONSEP KEPEMIMPINAN

handayani.www.ginandjar.com 6dari kepemimpinannya. Dengan demikian kepemimpinannya akan efektif, dan yang dipimpin dapatmenerimanya dengan taat dan ikhlas.Berdasarkan nilai-nilai kepemimpinan seperti itu pada dasarnya bagi bangsa Indonesiaseorang pemimpin harus memiliki tiga sifat, yaitu:Pertama, ia harus memiliki idealisme, artinya jelas ke mana atau ke arah mana ia inginmembawa yang dipimpinnya. Dalam hal ini wawasan kebangsaan harus menjadi pedomanbaginya.Pemimpin harus memahami apa yang menjadi tujuan perjuangan,3 dan menempatkankepentingan perjuangan dan masya rakat yang dipimpinnya di atas kepentingannya sendiri. Ia harusmemiliki komitmen kepada tujuan perjuangan itu dan senantiasa berupaya mencapainya. Bagibangsa Indonesia tujuan perjuangan itu jelas. Ia lahir bersama kemerdekaannya dan seluruhsejarahnya.Sifat bangsa Indonesia yang majemuk membuat pemimpin harus mampu menjadipemersatu. Dalam hal kepemimpinan kebangsaan seorang pemimpin harus menjadi pemimpinbangsa, bukan hanya mementingkan kelompok yang dipimpinnya atau suatu bagian dari bangsa.Seorang pemimpin di Indonesia harus memiliki wawasan kebangsaan dalam pengertian yang lahirpada Sumpah Pemuda tahun 1928.Kedua, ia harus memiliki pengetahuan, untuk dapat secara efektif membawa yangdipimpin ke arah tujuan yang "diidealkannya". Ia harus mengetahui cara memimpin dan menguasaibidang atau tugas dari kelompok yang dipimpinnya. Dengan demikian, ia harus seorang profesional.Ini berarti bahwa seorang pemimpin, bukan hanya mengerti teknik kepemimpina n, tetapi jugamenguasai bidang yang menjadi tanggung jawabnya.Ketiga, seorang pemimpin harus menjadi teladan, dan sumber inspirasi. Oleh karena itu,seorang pemimpin diharapkan manusia -manusia yang beriman dan bertaqwa, karena hanya di atasiman dan taqwa, pembangunan yang berakhlak dapat diselenggarakan. Pemimpin juga harusmemahami dan menghayati kebudayaan bangsanya.4Ajaran leluhur dan doktrin kepemimpinan yang telah diungkapkan di atas mencakup sifatpertama dan ketiga, bahkan juga sebagian sifat kedua, yaitu menunjukkan bagaimana seorang pemimpinharus memimpin.Dengan demikian, masalahnya menjadi lebih sederhana. Bukan doktrin atau asasnya yangmasih harus dicari tetapi kualitas pemimpin dan kepemimpinan itu yang perlu dikembangkan, agarmampu menjawab tantangan-tantangan masa depan.Masa depan itu sendiri tidak dapat dipisahkan dengan masa kini dan masa lampau. Begitupula pemimpin masa depan, ia harus dapat berpikir secara menyeluruh melacak seja rah,menapakkan kakinya pada kekinian, serta sekaligus “bertualang” menjelajahi masa depan. Ia harusmemperhatikan berbagai kendala masa lalu dan masa kini, tetapi ia pun harus memiliki daya ciptauntuk membawa yang dipimpinnya ke dalam kehidupan yang lebih sejahtera lahir batin di masadepan. Ia harus dapat melihat ke belakang, ke dalam masanya, dan ke masa depan, danmemahami semua yang dilihatnya dalam rangka aspirasi bangsanya.Bangsa Indonesia tidak dapat mengharapkan selalu dapat memperoleh pemimpin yangbesar seperti Bung Karno dan Pak Harto, yang mempunyai kapasitas individual dan kualitas kepe-3 Perjuangan pada dasarnya merupakan hakikat pembangunan.4 Dalam pembahasan teori-teori kepemimpinan, kebudayaan suatu bangsa merupakan suatu variabel contingencyyang sangat penting untuk diperhatikan.www.ginandjar.com 7mimpinan yang luar biasa, dan tampil bersama dengan peran yang historis dan teramat menentukandalam perjalanan bangsa. Namun, dari kedua beliau itu, kita dapat belajar mengenai bagaimanasosok pemimpin bangsa yang tepat untuk masanya.Dari sudut pandang ini, maka pertama-tama pemimpin masa depan tidak mungkinbersandar semata-mata kepada kharisma, baik dari pembawaan, karena peran sejarah, atau dibuatsecara sintetis. Kelebihan seorang pemimpin akan diukur dari prestasi nyata dan kualitas

Page 8: KONSEP KEPEMIMPINAN

pemikirannya oleh masyarakat dan orang-orang yang setara (equal) dengannya. Para pemim pinnantinya mungkin tidak berbeda terlalu lebih dari yang lain.Namun, pemimpin yang dituntut adalah yang berjiwa kerakyatan, dan sadar bahwakepemimpinannya adalah mandat atau kepercayaan yang diberikan oleh yang dipimpin dan harusdipertanggungjawabkannya. Tidak mungkin lagi seorang pemimpin pada masa kini dan masamendatang merasa kepemimpinannya itu sebagai haknya, enta h karena keturunan, keka yaan, ataukepintarannya.Para pemimpin masa depan akan memimpin rakyat yang makin luas dan dalampengetahuannya, yang makin paham akan hak-haknya dan makin menjaga martabat, dan kepentingannya.Maka pemimpin tidak lagi bisa mengandalkan kepada kekuatan fisik, seperti di masaawal di banyak negara berkembang, tetapi harus lebih kepada kekuatan moral dan intelektual.Pemimpin masyarakat modern harus siap memimpin secara demokratis, karena kehidupandemokrasi adalah sena fas dengan kemajuan dan kesejahteraan ekonomi. Dengan demikianpemimpin yang diperlukan, dan yang paling akan berhasil memimpin, adalah pemimpin yangberjiwa demokrat, dan bukan yang otoriter. Pemimpin yang tegas bukan harus pemimpin yangotoriter, tetapi justru yang mampu meyakinkan yang dipimpinnya akan kebenaran arah yang akanditempuh.Masyarakat akan makin canggih, dan tuntutan kepada pemimpinnya akan makin canggihpula. Masyarakat memilih pemimpin yang punya wawasan ke masa depan. Karena masa depansangat padat pada teknologi, maka seorang pemimpin tidak boleh merasa asing terhadap kemajuanilmu dan teknologi. Hal ini tidak berarti seorang pemimpin harus seorang ilmuwan (scientist). Yanglebih penting adalah seorang pemimpin harus memiliki apresiasi terhadap ilmu pengetahuan danperan teknologi sebagai unsur yang sangat pokok dalam membentuk kehidupan masa depan.Dalam suasana kehidupan yang makin rumit, untuk menentukan pilihan yang paling baikmenjadi makin sulit. Oleh karena itu, kearifan sangat diperluka n, lebih daripada di masa lalu, untukmenentukan mana yang terbaik, atau mana yang paling kurang buruk di antara alternatif-alternatifyang buruk. Di samping kearifan, diperlukan pula suatu tingkat pemahaman teknis, agar keputusanyang menyangkut implikasi yang kompleks tidak diambil semata-mata atas dasar intuisi, seperti da -lam banyak masyarakat tradisional, tetapi dengan dasar pengetahuan dan perhitungan yangmatang.Karena masyarakat akan lebih terbuka, dan kebebasan diperlukan untuk mengembangkankreativitas, maka untuk mencapai konsensus akan makin pelik. Kembali diperlukan kearifan daripemimpin untuk mengambil keputusan yang tepat yang tidak selalu mendapat dukungan orangbanyak.Perkembangan ekonomi dunia serta persaingan yang makin tajam membuat pemimpinbangsa di masa depan harus memiliki pengetahuan yang memadai mengenai tata hubunganinternasional dan mengenai bekerjanya mekanisme ekonomi dunia. Para pemimpin bangsa nantiharus memiliki kemampuan untuk membawa bangsa ini untuk memenangkan persaingan yangsangat diperlukan untuk kesejahteraan ekonomi rakyatnya. Tidak ada bangsa yang dapatmengisolasikan diri dan tidak tergantung kepada hubungan internasional. Pemimpin moderndengan demikian harus mempunyai minat dan pengetahuan yang cukup mengenai hal ikhwal yangwww.ginandjar.com 8terjadi di luar batas kepentingan bangsanya sendiri yang langsung. Ia harus memiliki jiwakemanusiaan dan perhatian (concern) terhadap masalah-masalah kemanusiaan.Dengan berbekal wawasan kebangsaan para pemimpin masa depan harus mampumemelihara kedaulatan dan kehormatan bangsa di antara masyarakat bangsa-bangsa di dunia.Selain kekuatan yang dimiliki suatu negara baik dalam bidang politik, ekonomi, atau militer, kualitaskepemimpinan dalam suatu bangsa juga mempengaruhi martabat bangsa itu dalam pergaulaninternasional.Secara keseluruhan pemimpin masa depan adalah pemimpin yang harus membangunbangsa ini menjadi bangsa yang maju dan mandiri. Kemajuan dan kemandirian ini harus menjadilandasan serta modal untuk membangun bangsa yang adil dan makmur, yang sederajat dengan

Page 9: KONSEP KEPEMIMPINAN

bangsa-bangsa lain di dunia.Singkatnya, kepemimpinan modern, di samping memiliki sifat-sifat tradisional, yangmelambangkan moral kepemimpinan bangsa, juga harus merupakan sosok modern. Pemimpin yangdemikian adalah seorang yang memiliki wawasan kebangsaan, jiwa kerakyatan, kemampuanprofesional, memiliki wawasan masa depan, inovatif, dan rasional. Ia harus mampu di satu pihakmemahami masalah-masalah yang kompleks, dan di pihak lain mampu menemukan pemecahanyang sederhana dan mudah dipahami serta dilaksanakan bagi pemecahan masalah-masalah yangkompleks itu. Ia bukan hanya harus berani mengambil risiko, tetapi juga mampu menghitung risiko.PenutupBagaimana bisa menemukan pemimpin serupa itu, itu suatu persoalan yang harus bisadijawab. Tentu saja di sini saya berbicara tentang pemimpin pada berbagai tingkat dan bidangdalam masyarakat yang semuanya membentuk struktur yang kukuh beralaskan wawasankebangsaan yang saya sebutkan itu. Seperti dikatakan tadi, pemimpin bisa dibuat. Bahkan acapkalidikatakan pemimpin adalah cerminan masyarakatnya (you deserve your leader), atau pemimpinadalah "produk budaya" masyarakatnya. Maka sungguh penting menanami lahan yang subur darisejak sekarang untuk menumbuhkan bibit-bibit kepemimpinan seperti yang dikehendaki. Di siniperan pendidikan nasional teramat penting, baik yang diselenggarakan di sekolah, dalammasyarakat, maupun di lingkungan keluarga. Melalui sistem pendidikan akan tampil dan ditempapemimpin-pemimpin masa depan. Oleh karena itu, kualitas pendidikan menentukan pula kualitaspemimpin masa depan.Perlu dicatat di sini bahwa antara pendidikan umum na sional dan pendidikan khusus ABRIharus ada kaitan yang jelas, yakni bahwa bagaimana pun, pendidikan nasiona l menyediakan caloncalonuntuk memasuki sistem karir dalam ABRI. Dengan kata lain, dalam mengembangkansumber daya manusianya, ABRI pada instansi pertama menerima masukan dari sistem pendidikanumum nasional tersebut.Bila pemikiran tersebut di atas kita proyeksikan pada ABRI, maka sebenarnya prosespendidikan dalam ABRI merupakan kelanjutan dan pengembangan secara khusus dari sistempendidikan nasional. Di dalam ABRI memang sudah ada sistem dan mekanisme yang berkembangyang bertujuan membentuk seorang calon pemimpin. Namun, ditinjau dari segi substansinya, sayakira perlu ada pengembangan yang disesuaikan dengan perkembangan jaman. Kita jangan lupabahwa ABRI adalah sumber kaderisasi kepemimpinan bangsa, selain untuk kepentingan ABRIsendiri. Oleh karena itu, dalam sistemnya ABRI secara substansial diharapkan dapatmempersiapkan pemimpin masa depan yang memiliki kemampuan selain kemampuan teknisprofesional sebagai insan militer, juga dapat menghasilkan pemimpin-pemimpin dalam cakupanyang lebih luas, untuk menghadapi tantangan dunia yang makin terbuka, ekonomi yang makinbebas, masyarakat yang makin luas pengetahuannya, dan keterbukaan yang makin dituntut didalam masyarakat modern di masa mendatang.www.ginandjar.com 9

Kepemimpinan Perempuan dalam Perspektif Islam dan Budaya Penilaian Pembaca:  / 8

Buruk Terbaik Ditulis Oleh Khoirul Anwar    30-09-2009, Halaman 1 dari 2

Perempuan seolah takkan pernah berhenti untuk dibicarakan, diselami dunianya, baik

Page 10: KONSEP KEPEMIMPINAN

yang bersifat lahiriahnya: kecantikan maupun gaya hidup mulai dari tidur hingga bangunnya terus dikuak, maupun yang bersifat batiniah, jiwanya: olah rasa atau hal lainnya.

Perempuan memang asyik untuk dikaji. Makhluk Tuhan yang satu ini seolah harta atau khazanah yang mengundang decak kagum maupun sunggingan bibir yang mencoba mencemoohnya. Entah itu perempuan sendiri, lebih-lebih pria takkan luput untuk trambul ngomong, entah paham betul atau hanya waton ngomong, yang penting ngomong perempuan. Meskipun tak jelas apa yang diomongkan.

Keberadaan perempuan diomongkan secara silih berganti diberbagi tempat: mulai di tempat tidur, angkrinngan hingga di media massa. Bahkan tak tanggung-tanggung diadakan seminar pula. Di undanglah orang yang dianggap kompeten dalam masalah kewanitaan, maaf kewanitaan disini tidak mengarah pada masalh biologisnya melainkan ya biologis, sosiologis, psikologis maupun hal yang logis-logis lainnya. Dari itu semuanya itu hanya mengarah pada satu titik: sipa perempuan itu, bagaimana hakikatnya, apa dia boleh berbuat ini –itu, ataukah ia sekedar pelengkap, hiasan dunia fana ini?. Asyik betul membicarakan masalah ini hingga tak sadar gelora jiwa membara, larut sekaligus lenyap siapa kita, perempuankah atau laki-laki. Semua tak sadar kerena tengah asyik untuk berada di wilayah yang unik ini.

Begitu pula yang dilakukan oleh divisi keagamaan BEM Pendidikan Kimia, ingin turut serta mewarnai perbincangan tentang sosok perempuan tersebut. Bertempat di teatrikal fakultas saintek UIN Yogyakarta, 10 September 2009, dimulai. Dengan menghadirkan pembicara dekan fakultas SAINTEK, Dra. Meizer Said Nahdli, M. Si, dan aktivis perempuan, Yaya Setianingsih, S.H.I atu lebih akrab di panggil mbak Yayat.

Tema yangd iangkat pada seminar ini adalah masalah kepemimpinan seorang perempuan jika dilihat dari ranah agama  dan kebudayaan. Berhubungan dengan kacamata Islam tentunya mempertanyakan bagaimana Islam memandang perempuan tersebut, hakikat dan syarat bagi pemimpin yang kesemuannya ini sudah tentu harus ada kesesuaian dari sumber pokok Islam: al-Qur'an dan al-Hadist. Sedangkan budaya melihat dari sisi bagaimana kebudayaan setempat menempatkan sosok perempuan ditengah pusaran peradabannya, apa itu perempuan ( apakah keeksisitensiannya terbentuk karena faktor biologis, fisik, ataukah nama perempuan itu terbentuk karena pergumulan budaya?). Sejenak jika kita lihat, sebetulnya tema yang diusung pada seminar ini bisa dikatakatkan sudah usang tetapi kita tidak memandang usang atau aktual permasalahan itu muncul tetapi bagaimana permasalahan itu terus berkembang dan terus melahirkan polemik di tengah masyarakat.

Terbukti masalah kepemimpinan selalu hangat dibicarakan apalagi kepemimpinan yang dikomandani sesosok perempuan: heboh tentunya. Hal ini bukan karena sosok perempuan tidak mampu mengemban amanah kepemimpinan melainkan karena faktor telah lamanya tonggak kepemimpinan dipegang dan dkendalikan oleh laki-laki sehingga kedaan ini melahirkan suatu sikap yang menghegemoni pikiran masyarakat atau dengan kata lain

Page 11: KONSEP KEPEMIMPINAN

masyarakat akan selalu "mengamini" kepemimpinan laki-laki bila dibanding pemimpin perempuan. Ranah agama pun seolah-olah mengamini kepemimpinan laki-laki. Sebuah bunyi hadis selalu dijadikan jargon bahwa kepemimpinan perempuan takkan menghasilkan apa-apa kecuali kemudhorotan.

Menurut Dra. Meizer Said Nahdli, M.Si, permasalahan siapa yang cocok menjadi pemimpin, laki-laki atau perempuan sebetulnya lahir karena faktor budaya sedangkan budaya itu sendiri terbentuk karena adanya interkasi cipta, rasa dan karsa antar manusia. Sehingga tak dipungkiri permasalahan kepemimpinan, siapa yang pantas memimpin tergantung tingkat intelektualitas, dan penghormatan masyarkat setempat terhadap perempuan.

Meskipun secara biologis, dekan sekaligus dosen biologi fakultas SAINTEK ini melanjutkan, perbedaan antar laki-laki dan perempuan ada. Sebagi contohnya tulang laki-laki massanya lebih berat dibandingkan perempuan tetapi itu bukanlah dasar untuk mengangkat pemimpin. Pemimpin dipilih bukan faktor otot melainkan otak. Islam sendiri juga tidak membeda-bedakan antara keduanya, Islam adalah agama dengan konsep keseimbangan kalau pun ada perbedaan pembagian kerja hanya semata-mata konsep kesetimbangan untuk menjaga msayarakat agar dalam keadaan harmonis, tidak tumpang tindih antara wilayah perempuan dan laki-laki. Dalam al-Qur'aan disebutkan bahwa Allah akan mengganjar dengan adil bagi siapa saja yang melakukan amal baik dan disertai keimanan. Pergolakan yang terjadi di tengah masyarakat yang terus menyoal siapa yang pantas jadi pemimpin, apa perempuan boleh jadi pemimpin, merupakan sebuah ketakutan yang dibentuk oleh lingkungan, entah ketakutan laki-laki kehilangan harga dirinya sebagai manusia yang terlanjur dicap sebagai pemimpin bagi perempuan.

Sedangkan mbak Yayat mengatkan bahwa tidak ada persoalan antara budaya dengan agama yang mempermasalahkan kepemimpinan. Karena pemimpin diukur dari intelektualitas, kapabilitas seseorang. Bukti dari tidak adanya persinggungan antara agama dengan budaya adalah catatan sejarah bagaimana Khodijah dan Asiyah pernah menjadi pemimpin dimasanya. Ratu Sima yang memimpin kerajaan di tanah jawa era agama Hindu begitu juga masa Islam di jawa pernah ada ratu yakni ratu Kalinyamat yang sisa kerajaannya bisa di lihat di Jepara. Ratu Kalinyamat adalah seorang perempuan yang pernah menjadi Adipati Demak sekaligus penasehat bagi kerajaan Mataram.

Masyarakat akan menyetujui pemimpin perempuan jika kapabilitasnya telah teruji dan terbukti mampuni bagi mansyarakat. Tinggal kita bagaimana memandang perempuan dan membuat kriteria-kriteria pemimpin.

Page 12: KONSEP KEPEMIMPINAN

DEMOKRASI DALAM PERSPEKTIF ISLAMOleh :BRIGITA WIN ERWINA04711044PENDAHULUANKonsep kepemimpinan dalam Islam sebenarnya memiliki dasar-dasar yangsangat kuat dan kokoh. Ia dibangun tidak saja oleh nilai-nilai transendental, namuntelah dipraktekkan sejak berabad-abad yang lalu oleh nabi Muhammad SAW, paraShahabat dan Al-Khulafa' Al-Rosyidin. Pijakan kuat yang bersumber dari Al-qur'andan Assunnah serta dengan bukti empiriknya telah menempatkan konsepkepemimpinan Islam sebagai salah satu model kepemimpinan yang diakui dandikagumi oleh dunia internasional.Namun dalam perkembangannya, aplikasi kepemimpinan Islam saat initerlihat semakin jauh dari harapan masyarakat. Para tokohnya terlihat denganmudah kehilangan kendali atas terjadinya siklus konflik yang terus terjadi. Harapanmasyarakat (baca: umat) akan munculnya seorang tokoh muslim yang mampu danbisa diterima oleh semua lapisan dalam mewujudkan Negara yang terhormat, kuatdan sejahtera nampaknya masih harus melalui jalan yang panjang.Tinjauan Umum Mengenai KepemimpinanSecara etimologi kepemimpinan berarti Khilafah, Imamah, Imaroh, yangmempunyai makna daya memimpin atau kualitas seorang pemimpin atau tindakandalam memimpin. sedangkan secara terminologinya adalah suatu kemampuanuntuk mengajak orang lain agar mencapai tujuan-tujuan tertentu yang telahditetapkan. Dengan kata lain, kepemimpinan adalah upaya untuk2mentransformasikan semua potensi yang terpendam menjadi kenyataan. Tugasdan tanggungjawab seorang pemimpin adalah menggerakkan dan mengarahkan,menuntun, memberi mutivasi serta mendorong orang yang dipimpin untuk berbuatsesuatu guna mencapai tujuan. Sedangkan tugas dan tanggungjawab yangdipimpin adalah mengambil peran aktif dalam mensukseskan pekerjaan yangdibebankannya. tanpa adanya kesatuan komando yang didasarkan atas satuperencanaan dan kebijakan yang jelas, maka rasanya sulit diharapkan tujuan yangtelah ditetapkan akan tercapai dengan baik. Bahkan sebaliknya, yang terjadiadalah kekacauan dalam pekerjaan. Inilah arti penting komitmen dan kesadaranbersama untuk mentaati pemimpin dan peraturan yang telah ditetapkan.III. Kepemimpinan dalam IslamIII. a. Hakekat KepemimpinanDalam pandangan Islam, kepemimpinan merupakan amanah dantanggungjawab yang tidak hanya dipertanggungjawabkan kepada anggotaanggota

Page 13: KONSEP KEPEMIMPINAN

yang dipimpinya, tetapi juga akan dipertanggungjawabkan dihadapanAllah Swt. Jadi, pertanggungjawaban kepemimpinan dalam Islam tidak hanyabersifat horizontal-formal sesama manusia, tetapi bersifat vertical-moral, yaknitanggungjawab kepada Allah Swt di akhirat nanti. Seorang pemimpin akandianggap lolos dari tanggungjawab formal dihadapan orang-orang yangdipimpinnya, tetapi belum tentu lolos ketika ia bertanggungjawab dihadapan AllahSwt. Kepemimpinan sebenarnya bukan sesuatu yang mesti menyenangkan, tetapimerupakan tanggungjawab sekaligus amanah yang amat berat yang harusdiemban dengan sebaik-baiknya. Allah Swt berfirman:"dan orang-orang yang memelihara amanah (yang diembankannya) dan janjimereka, dan orang-orang yang memelihara sholatnya, mereka itulah yang akanmewarisi surga firdaus, mereka akan kekal didalamnya" (QS.Al Mukminun 8-9)Seorang pemimpin harus bersifat amanah, sebab ia akan diserahitanggungjawab. Jika pemimpin tidak mempunyai sifat amanah, tentu yang terjadiadalah penyalahgunaan jabatan dan wewenang untuk hal-hal yang tidak baik.Itulah mengapa nabi Muhammad SAW juga mengingatkan agar menjaga amanah3kepemimpinan, sebab hal itu akan dipertanggungjawabkan, baik didunia maupundiakhirat. Nabi bersabda: "setiap kalian adalah pemimpin, dan kalian akan dimintaipertanggungjawaban atas kepemimpinannya" (HR. Bukhori) Nabi MuhammadSAW juga bersabda: "Apabila amanah disia-siakan maka tunggulah saatkehancuran. Waktu itu ada seorang shahabat bertanya: apa indikasi menyianyiakanamanah itu wahai Rasulullah? Beliau menjawab: apabila suatu perkaradiserahkan kepada orang yang bukan ahlinya maka tunggulah saatkehancurannya" (HR. Bukhori)Oleh karenanya, kepemimpinan mestinya tidak dilihat sebagai fasilitas untukmenguasai, tetapi dimaknai sebagai sebuah pengorbanan dan amanah yang harusdiemban dengan sebaik-baiknya. Kepemimpinan juga bukan kesewenangwenanganuntuk bertindak, tetapi kewenangan untuk melayani dan mengayomidan berbuat dengan seadil-adilnya. kepemimpinan adalah sebuah keteladanandan kepeloporan dalam bertindak. Kepemimpinan semacam ini akan muncul jikadilandasi dengan semangat amanah, keikhlasan dan nilai-nilai keadilan.III. b. Hukum dan Tujuan Menegakkan KepemimpinanPemimpin yang ideal merupakan dambaan bagi setiap orang, sebabpemimpin itulah yang akan membawa maju-mundurnya suatu organisasi, lembaga,Negara dan bangsa. Oleh karenanya, pemimpin mutlak dibutuhkan demitercapainya kemaslahatan umat. Tidaklah mengherankan jika ada seorangpemimpin yang kurang mampu, kurang ideal misalnya cacat mental dan fisik,maka cenderung akan mengundang kontroversi, apakah tetap akan dipertahankanatau di non aktifkan.Imam Al-mawardi dalam Al-ahkam Al sulthoniyah menyinggung mengenaihukum dan tujuan menegakkan kepemimpinan. beliau mengatakan bahwamenegakkan kepemimpinan dalam pandangan Islam adalah sebuah keharusandalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Lebih lanjut, beliaumengatakan bahwa keberadaan pemimpin (imamah) sangat penting, artinya,antara lain karena imamah mempunyai dua tujuan: pertama: Likhilafati an4Nubuwwah fi-Harosati ad-Din, yakni sebagai pengganti misi kenabian untukmenjaga agama. Dan kedua: Wa sissati ad-Dunnya, untuk memimpin atau

Page 14: KONSEP KEPEMIMPINAN

mengatur urusan dunia. Dengan kata lain bahwa tujuan suatu kepemimpinanadalah untuk menciptakan rasa aman, keadilan, kemasylahatan, menegakkanamar ma'ruf nahi munkar, mengayomi rakyat, mengatur dan menyelesaikanproblem-problem yang dihadapi masyarakat.Dari sinilah para ulama' berpendapat bahwa menegakkan suatukepemimpinan (Imamah) dalam kehidupan berbangsa dan bernegara adalah suatukeniscayaan (kewajiban). Sebab imamah merupakan syarat bagi terciptanya suatumasyarakat yang adil dalam kemakmuran dan makmur dalam keadilan sertaterhindar dari kehancuran dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu,tampilnya seorang pemimpin yang ideal yang menjadi harapan komponenmasyarakat menjadi sangat urgen.III. c. Kriteria Pemimpin yang Ideal dalam IslamImam Al Mawardi dalam Al-ahkam Al sulthoniyyah-Nya memberikanbeberapa kriteria seorang pemimpin yang ideal agar tampilnya pemimpin tersebutdapat mengantarkan suatu Negara yang adil dan sejahtera seperti yangdiharapkan.Seorang pemimpin harus mempunyai sifat adil ('adalah)Memiliki pengetahuan untuk memanage persoalan-persoalan yang adakaitannya dengan kehidupan berbangsa dan bernegara.Sehat panca indranya seperti pendengaran, penglihatan dan lisannya.Sehingga seorang pemimpin bisa secara langsung mengetahui persoalanpersoalansecara langsung bukan dari informasi atau laporan orang lain yangbelum tentu dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.Sehat anggota badan dari kekurangan. Sehingga memungkinkan seorangpemimpin untuk bergerak lebih lincah dan cepat dalam menghadapi berbagaipersoalan ditengah-tengah masyarakat.5Seorang pemimpin harus mempunyai misi dan visi yang jelas. bagaimanamemimpin dan memanage suatu Negara secara berstruktur, sehingga adaperioritas tertentu, mana yang perlu ditangani terlebih dahulu dan mana yangdapat ditunda sementara.Seorang pemimpin harus mempunyai keberanian dan kekuatan. Dalam hal iniseorang pemimpin harus mempunyai keberanian dan kekuatan dalammenegakkan hukum dan keadilan.Harus keturunan Quraisy. Namun menurut pandangan Ibnu Khaldun dalamMuqoddimah-Nya bahwa, hadits "Al Aimmatu min Quraisyin" (HR. Ahmad dariAnas bin Malik) tersebut dapat dipahami secara konstektual, bahwa hakpemimpin itu bukan pada etnis Quraisy-nya, melainkan pada kemampuan dankewibawaannya. Pada masa Nabi Muhammad SAW orang yang memenuhipersyaratan sebagai pemimpin dan dipatuhi oleh masyarakat adalah dari kaumQuraisy. Oleh karena itu, apabila pada suatu saat ada orang yang bukan dariQuraisy tapi punya kemampuan dan kewibawaan, maka ia dapat diangkatsebagai pemimpin termasuk kepala Negara.PERMASALAHANSecara historis, demokrasi muncul sebagai respon terhadap systemmonarchi diktator Yunani pada abad 5 M. pada waktu demokrasi ditetapkan dalambentuk systemnya dimana semua rakyat (selain wanita, anak dan budak) menjadipembuat undang-undang. Secara umum demokrasi itu kompatibel dengan nilainilai

Page 15: KONSEP KEPEMIMPINAN

universal Islam. seperti persamaan, kebebasan, permusyawaratan dankeadilan. Akan tetapi dalam dataran implementatif hal ini tidak terlepas dariproblematika. Sebagai contoh adalah ketika nilai-nilai demokrasi berseberangandengan hasil ijtihad para ulama'. Contoh kecil adalah kasus tentang orang yangpindah agama dari Islam (baca: murtad). Menurut pandangan Islam berdasarkanhadits: "Man baddala dinahu faqtuluhu" mereka disuruh taubat dahulu, jika mereka6tidak mau maka dia boleh dibunuh atau diperangi. Dalam system demokrasi hal initidak boleh terjadi, sebab membunuh berarti melanggar kebebasan mereka danmelanggar hak asasi manusia (HAM). Kemudian dalam demokrasi ada prinsipkesamaan antara warga Negara. Namun dalam Islam ada beberapa hal yangsangat tegas disebut dalam al-Qur'an bahwa ada perbedaan antara laki-laki danperempuan, misalnya tentang poligame. (QS. An-nisa' 33) tentang hukum waris(QS. An-nisa' 11) tentang kesaksian (QS. Al-baqarah 282). Disamping itu,demokrasi sangat menghargai toleransi dalam kehidupan sosial, termasuk dalamma'siat sekalipun. Seperti pacaran perzinaan. Sedangkan dalam Islam hal ini jelasjelasdilarang dalam Al-qur'an. Demikian juga dalam Islam dibedakan antara hakdan kewajiban kafir dzimmi dengan yang muslim. Hali ini dalam demokrasi tidakboleh terjadi, sebab tidak lagi menjunjung nilai persamaan. Melihat adanyaproblem diatas, berarti tidak semuanya demokrasi kompatibel dengan ajaranIslam. dalam dataran prinsip, ide-ide demokrasi ada yang sesuai dan selarasdengan Islam, namun pada tingkat implementatif sering kali nilai-nilai demokrasiberseberangan dengan ajaran Islam dalam al-Qur'an, Assunnah dan ijtihad paraulama'7PEMBAHASANPrinsip-Prinsip Kepemimpinan IslamSebagai agama yang sesuai dengan fitrah manusia, Islam memberikanprinsip-prinsip dasar dan tata nilai dalam mengelola organisasi atau pemerintahan.Al-qur'an dan As-sunnah dalam permasalahan ini telah mengisyaratkan beberapaprinsip pokok dan tata nilai yang berkaitan dengan kepemimpinan, kehidupanbermasyarakat, berorganisasi, bernegara (baca: berpolitik) termasuk di dalamnyaada system pemerintahan yang nota-benenya merupakan kontrak sosial. Prinsipprinsipatau nilai-nilai tersebut antara lain: prinsip Tauhid, As-syura(bermusyawarah) Al-'adalah (berkeadilan) Hurriyah Ma'a Mas'uliyah (kebebasandisertai tanggungjawab) Kepastian Hukum, Jaminan Haq al Ibad (HAM) dan lainsebagainya.IV. 1. Prinsip TauhidPrinsip tauhid merupakan salah satu prinsip dasar dalam kepemimpinanIslam (baca: pemerintahan Islam). Sebab perbedaan akidah yang fundamentaldapat menjadi pemicu dan pemacu kekacauan suatu umat. oleh sebab itu, Islammengajak kearah satu kesatuan akidah diatas dasar yang dapat diterima olehsemua lapisan masyarakat, yaitu tauhid. Dalam alqur'an sendiri dapat ditemukandalam surat An-nisa' 48, Ali imron 64 dan surat al Ikhlas.IV. 2. Prinsip Musyawarah (Syuro)usyawarah berarti mempunyai makna mengeluarkan atau mengajukan

Page 16: KONSEP KEPEMIMPINAN

pendapat. Dalam menetapkan keputusan yang berkaitan dengan kehidupanberorganisasi dan bermasyarakat, paling tidak mempunyai tiga cara: 1. keputusanyang ditetapkan oleh penguasa. 2. kepeutusan yang ditetapkan pandangan8minoritas. 3. keputusan yang ditetapkan oleh pandangan mayoritas, ini menjadi ciriumum dari demokrasi, meski perlu diketahui bahwa "demokrasi tidak identikdengan syuro" walaupun syuro dalam Islam membenarkan keputusan pendapatmayoritas, hal itu tidak bersifat mutlak. Sebab keputusan pendapat mayoritas tidakboleh menindas keputusan minoritas, melainkan tetap harus memberikan ruanggerak bagi mereka yang minoritas. Lebih dari itu, dalam Islam suara mayoritastidak boleh berseberangan dengan prinsip-prinsip dasar syariat. Dalam Al-quranada beberapa ayat yang berbicara tentang musyawarah. Pertama: musyawarahdalam konteks pengambilan keputusan yang berkaitan dengan rumah tangga dananak-anak, seperti menyapih (berhenti menyusui) anak. Hal ini sebagaimanaterdapat pada surat al-Baqarah ayat 233. "apabila suami-istri ingin menyapih anakmereka (sebelum dua tahun) atas dasar kerelaan dan musyawarah antar mereka,maka tidak ada dosa atas keduanya" Kedua: musyawarah dalam konteksmembicarakan persoalan-persoalan tertentu dengan anggota masyarakat,termasuk didalamnya dalam hal berorganisasi. Hal ini sebagaimana terdapat padasurat Ali-imron ayat 158. "bermusyawarahlah kamu (Muhammad) dengan merekadalam urusan tertentu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad,bertawakkalah kepada Allah Swt. Sesungguhnya Allah Swt mencintai orang-orangyang bertawakkal kepada-Nya". meskipun terdapat beberapa Al-qur'an dan Assunnahyang menerangkan tentang musyawarah. Hal ini bukan berarti al-Qur'antelah menggambarkan system pemerintahan secara tegas dan rinci, nampaknyahal ini memang disengaja oleh Allah untuk memberikan kebebasan sekaligusmedan kreatifitas berfikir hambanya untuk berijtihad menemukan sistempemerintahan yang sesuai dengan kondisi sosial-kultural. Sangat mungkin inisalah satu sikap demokratis tuhan terhadap hamba-hambanya.IV. 3. Prinsip Keadilan (Al-'adalah)Dalam memanage pemerintahan, keadilan menjadi suatau keniscayaan,sebab pemerintah dibentuk antara lain agar tercipta masyarakat yang adil danmakmur. Tidaklah berlebihan kiranya jika al- Mawardi dalam Al-ahkam Al9sulthoniyah-Nya memasukkan syarat yang pertama seorang pemimpin negaraadalah punya sifat adil. Dalam al-Qur'an, kata al-'Adl dalam berbagai bentuknyaterulang dua puluh delapan kali. Paling tidak ada empat makna keadilan yangdikemukakan oleh ulama. pertama: adil dalam arti sama. Artinya tidak menbedambedakansatu sama lain. Persamaan yang dimaksud adalah persamaan hak. Inidilakukan dalam memutuskan hukum. Sebagaimana dalam al qur'an surat an-Nisa'58. "apabila kamu memutuskan suatu perkara diantara manusia maka hendaklahengkau memutuskan dengan adil". kedua: adil dalam arti seimbang. Disini keadilanidentik dengan kesesuaian. Dalam hal ini kesesuaian dan keseimbangan tidakmengharuskan persamaan kadar yang besar dan kecilnya ditentukan oleh fungsiyang diharapkan darinya. Ini sesuai dengan al-Qur'an dalam surat al infithar 6-7dan al Mulk 3. ketiga: adil dalam arti perhatian terhadap hak-hak individu danmemberikan hak-hak itu kepada pemiliknya. Keempat: keadilan yang dinisbatkan

Page 17: KONSEP KEPEMIMPINAN

kepada Allah Swt. Adil disini berarti memelihara kewajaran atas berlanjutnyaeksistensi. Dalam hal ini Allah memiliki hak atas semuanya yang ada sedangkansemua yang ada, tidak memiliki sesuatau disisinya. Jadi, system pemerintahanIslam yang ideal adalah system yang mencerminkan keadilan yang meliputipersamaan hak didepan umum, keseimbangan (keproposionalan) dalammemanage kekayaan alam misalnya, distribusi pembangunan, adanya balancingpower antara pihak pemerintah dengan rakyatnya.IV. 4. Prinsip Kebebasan (al-Hurriyah)Kebebasan dalam pandangan al-Qur'an sangat dijunjung tinggi termasukdalam menentukan pilihan agama sekaligus. Namun demikian, kebebasan yangdituntut oleh Islam adalah kebebasan yang bertanggungjawab. Kebebasan disinijuga kebebasan yang dibatasi oleh kebebasan orang lain. Dalam kontekskehidupan politik, setiap individu dan bangsa mempunyai hak yang tak terpisahkandari kebebasan dalam segala bentuk fisik, budaya, ekonomi dan politik sertaberjuang dengan segala cara asal konstitusional untuk melawan atas semuabentuk pelanggaran.10KESIMPULANSyari'at Islam diperuntukkan bagi kemaslahatan hidup di dunia dan diakhirat. Dan cakupan syari'at Islam meliputi wilayah agama dan negara. syari'atIslam berlaku umum untuk seluruh umat manusia dan bersifat abadi sampai harikiamat. Hukum-hukumnya saling menguatkan dan mengukuhkan satu sama lain,baik dalam bidang akidah, ibadah, etika maupun mu'amalah, demi mewujudkanpuncak keridlaan Allah Swt, ketenangan hidup, keimanan, kebahagian,kenyamanan dan keteraturan hidup bahkan memberikan kebahagian dunia secarakeseluruhan. Semua itu dilakukan melalui kesadaran hati nurani, rasa tanggungjawab atas kewajiban, perasaan selalu dipantau oleh Allah Swt dalam seluruh sisikehidupan, baik ketika sendirian maupun di hadapan orang lain, serta denganmemuliakan hak-hak orang lain. Lebih lanjut lagi, Syari'at Islam merupakan satusatunyasyariat yang sesuai dengan perkembangan zaman, cocok untuk segalagenerasi, dan selaras dengan realitas kehidupan. Dalam prinsip-prinsip syariatIslam, terdapat kekuatan paripurna yang akan selalu membantu kita dalammenetapkan hukum yang selalu hidup, tumbuh, dan berkembang bagi kehidupanmanusia dengan beragam latar-belakang budayanya. Syariat Islam yang dinamissungguh menjamin rasa keadilan, ketenangan, dan kehidupan yang mulia danbersih. Mampu membawa izzul Islam wal muslimin dalam bingkai Negara kesatuanrepublik Indonesia yang Baldatun Thoyibatun Wa Robbun Ghofur.11PENUTUPPemerintah Negara Indonesia dibentuk untuk melindungi segenap bangsaIndonesia, seluruh tumpah darah Indonesia, untuk memajukan kesejahteraanumum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban duniaberdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social.Namun kenyataanya, kekuatan kapitalisme global dengan bebas mengerukkekayaan alam Indonesia, membiarkan rakyatnya termiskinkan, sehingga jurangantara kaya dan miskin makin menjulang. Dan mayoritas rakyatnya tetap dalampenderitaan. dengan merasakan penderitaan rakyat, menyimak peringatan Allah

Page 18: KONSEP KEPEMIMPINAN

Swt, merenungkan sinyalemen Rasulullah SAW, dan menyaksikan musibah yangsilih berganti, maka tidak ada pilihan lagi selain menjadikan tuntunan Allah Swtyang maha kuasa (baca: Syari'at Allah) sebagai pedoman dalam mengelolabangsa dan Negara kesatuan republik Indonesia, dan satu-satunya solusi terhadapmasalah bangsa.Indonesia yang mayoritas penduduknya umat Islam selalu mendambakantampilnya kepemimpinan Islam didalam setiap level kehidupan bermasyarakat danbernegara, yang diharapkan mampu untuk memperjuangkan kepentingan umatIslam dan menjalankan system pemerintahan berdasarkan syari'at Islam secarakaffah, bukan dengan system demokrasi yang identik dengan kekufuran. Jugauntuk menjaga kemurnian ajaran ahlussunnah wal jama'ah versi wali-songosekaligus untuk mengamandemen undang-undang yang bertentangan dengansyari'at Islam, diganti dengan undang-undang yang sesuai dengan syari'at Islamyang berpihak dengan kepentingan umat Islam, sehingga tidak ada lagi aset-asetNegara yang dikuasai oleh perusahaan-perusahaan asing seperti blok Cepu,12Freeport, dan lain-lain. Untuk mewujudkan cita-cita luhur itu, diperlukan kesatuanvisi antara umat Islam dan dukungan dari orang-orang yang punya kapabilitasketokohan Islam, pondok pesantren, lembaga-lembaga dan organisasi Islam sertamembangun poros Islam yang melibatkan semua partai yang berbasis danberazaskan Islam.TIPS Membangun Kepemimpinan1. membangun kekuatan pribadi2. membangun keahlian hidup dalam berkelompok3. membangun keahlian dalam memimpin kelompok