kkn.unnes.ac.id · web view2016/11/02 · bab i. pendahuluan. latar belakang. perguruan tinggi...
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perguruan Tinggi sebagai pusat pemeliharaan dan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi bertujuan untuk mendidik mahasiswa agar berjiwa penuh
pengabdian serta semangat untuk meneliti dan memiliki sikap tanggung jawab yang
besar terhadap masa depan bangsa dan Negara. Kiprah Perguruan Tinggi dan
mahasiswa bagi usaha pembangunan nasional perlu ditingkatkan peranannya sesuai
dengan kebutuhan saat ini dan masa mendatang.
Perguruan Tinggi dituntut untuk lebih berorientasi dan menyerasikan
kurikulumnya terhadap kebutuhan pembangunan, sehingga dapat menghasilkan
sarjana yang dapat menghayati dan mengatasi problema pembangunan dan
kemasyarakatan serta berfungsi sebagai penerus pembangunan. Hal ini sangat
penting, karena pada akhirnya ilmu pengetahuan dan teknologi itu harus diabdikan
untuk kemaslahatan bersama dan pembangunan manusia Indonesia seutuhya.
Salah satu bagian penting masalah pembangunan yang perlu mendapatkan
perhatian serius dan partisipasi dari Perguruan Tinggi adalah pemberdayaan
masyarakat yang meliputi Pendidikan, Ekonomi, Kesehatan, Lingkungan Dan
Infrastruktur yang dirasakan masih sangat tertinggal jika dibandingkan dengan negara
lain. Inilah yang mendorong pentingnya dilakukan kerjasama dengan pihak
Perguruan Tinggi dan pemerintah dalam hal penanganan berbagai permasalahan
tersebut.
Berdasarkan latar belakang di atas maka kegiatan KKN POSDAYA yang
merupakan inisiatif dari Universitas Negeri Semarang yang diharapkan mampu
menjadi strategi andalan serta dapat dijadikan sebagai model alternatif yang efektif
dan efisien bagi pemerintah dalam upaya mempercepat Pembangunan di Jawa
Tengah pada khususnya dan di Indonesia pada umumnya.
1
Universitas Negeri semarang menyelenggarakan kegiatan KKN lokasi untuk
gelombang pertama ditahun 2014 ini mencakup 3 kabupaten yaitu kabupaten
Semarang, Demak, Temanggung dan Wonosobo. Untuk kabupaten Wonosobo sendiri
dibagi kedalam 3 kecamatan yaitu Kertek, Kalikajar, dan Sapuran. Berdasarkan hasil
ploting dari universitas, kami ditempatkan di Desa Purwojati Kecamatan Kertek
Kabupaten Wonosobo. Penempatan kami didesa tersebut sangat disambut baik oleh
seluruh perangkat desa dan warga Desa Purwojati khususnya warga Dusun Bendo.
Sedangkan posko kami berlokasi di Dusun Bendo tepatnya di rumah Pak Asrofi
selaku Kepala Urusan Umum Desa Purwojati.
B. Sasaran, Tujuan dan Manfaat
1. Sasaran
Sasaran kegiatan KKN Lokasi ini adalah seluruh warga di Desa Purwojati,
Kecamatan Kertek Kabupaten Wonosobo
2. Tujuan
Tujuan dari program KKN Lokasi ini adalah sebagai berikut:
a. Membantu anak-anak dalam menghadapi permasalahan pembelajaran
serta kurangnya minat untuk belajar.
b. Meningkatkan keterampilan dan kreativitas anak-anak sebagai upaya
peningkatan softkill yang sangat dibutuhkan di jaman modern sekarang
ini.
c. Menanamkan pola hidup sehat dan bersih kepada masyarakat, terutama
anak – anak sebagai generasi penerus bangsa.
d. Mengoptimalkan segala kegiatan yang berhubungan dengan kesehatan.
e. Membina, memberdayakan masyarakat dalam hal optimalisasi
pengembangan potensi – potensi desa yang ada.
f. Masyarakat memiliki keterampilan pengembangan ekonomi kreatif dan
berwirausaha dengan memanfaatkan potensi-potensi desa yang ada.
2
g. Menanamkan dan membudayakan perilaku peduli lingkungan kepada
masyarakat.
h. Menambah kelengkapan sarana dan prasarana yang bermanfaat.
3. Manfaat
a. Bagi Pelaksana
Meningkatkan kecakapan dalam membangun hubungan sosial dengan
masyarakat. Mengamalkan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian
masyarakat. Membiasakan mahasiswa untuk mengerti keadaan dan seluruh
permasalahan yang ada di masyarakat serta belajar untuk memecahkan
masalah-masalah yang sedang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat
sebelum mahasiswa terjun langsung di masyarakat terutama dalam dunia
kerja.
b. Bagi Pemerintah
Memberikan kontribusi terhadap negara dengan meningkatkan taraf
ekonomi masyarakat dengan meningkatkan potensi masyarakat atas sumber
daya manusia dan sumber daya yang ada di daerah masing-masing sehingga
diharapkan nantinya potensi-potensi tersebut dapat berkembang karena
potensi tersebut dikelola dengan baik dan tepat yang pada akhirnya dapat
menambah penghasilan masyarakat, dan membantu pemerintah untuk
mensosialisasikan beberapa program yang dicanangkan baik di bidang
kesehatan maupun hukum.
c. Bagi Masyarakat
Prinsip manusia yang selalu mencoba untuk menghidup dirinya sendiri
ataupun orang lain harus selalu memanfaatkan segala potensi yang ada pada
dirinya sendiri dan sekitarnya. Bahkan hal-hal yang pada awalnya dianggap
tidak berharga bisa dimanfaatkan dan dikelola dengan maksimal maka
menjadi sesuatu yang bernilai ekonomi. Selain itu juga meningkatkan taraf
ekonomi dengan memanfaatkan potensi desa yang sudah ada, membantu
3
meningkatkan pola pikir sumber daya manusia Desa Purwojati agar memiliki
pola piker yang lebih modern, dan mengenalkan teknologi baru yang akan
bermanfaat bagi masyarakat di masa depan.
C. Profil Desa
Desa Purwojati merupakan desa yang terdiri dari 4 (empat) dusun yaitu Dusun
Dalangan, Prumbanan, Ngariman, dan Dusun Bendo. Desa Purwojati terbagi dalam
43 RT dan 8 RW. Dengan berbagai kondisi dan situasi serta permasalahan yang ada,
Desa Purwojati sesuai sebagai tempat penempatan mahasiswa KKN. Berikut
gambaran umum mengenai kondisi dan situasi yang ada di desa Purwojati :
1. Kondisi Geografis
a. Letak Geografis Desa
Desa Purwojati terletak pada ketinggian + 900 M diatas pemukaan laut
sedangkan kondisi topografinya dataran sedang. Secara kesuluruhan kondisi
geografis desa sumberdalem berada dalam kawasan yang sejuk dengan letak
wilayah berada disebelah timur kota wonosobo yaitu :
1) Jarak dari Ibu Kota Kecamatan Kertek : + 1 Km
2) Jarak dari Ibu Kota Kabupaten Wonosobo : + 11 Km
c. Luas Wilayah
Luas Wilayah Desa Purwojati + 166 ,00 Ha terdiri dari :
1) Tanah Sawah : 111,250 Ha
2) Bukan Sawah : 54,750 Ha
c. Batas Wilayah
Batas wilayah Desa Purwojati adalah sebagai berikut :
1) Sebelah Timur : Desa Sumberdalem Kec. Kertek
2) Sebelah Utara : Desa Pagerejo Kec. Kertek
3) Sebelah Selatan : Desa Karangluhur Kec, Kertek
4) Sebelah Barat : Desa Karangluhur Kec. Kertek
4
d. Topografi
Dilihat dari aspek topografi Desa Purwojati terletak pada ketinggian +
900 M diatas pemukaan laut sedangkan Kondisi topografinya dataran sedang.
e. Jenis Tanah
Jenis tanah di Desa Purwojati merupakan tanah Regosol
f. Kemiringan Tanah
Kemiringan tanah Desa Purwojati antara 8 – 15 % seluas 108,635
g. Iklim
Desa Purwojati beriklim sebagaimana umumnya seluruh Wilayah
Wonosobo yaitu beriklim tropis dengan dua musim yaitu kemarau dan
penghujan. Suhu udara rata-rata 24 – 30o C di siang hari, turun menjadi 20 o C
pada malam hari. Pada bulan Juli – Agustus turun menjadi 12 – 15 o C pada
malam hari dan 15 – 20 o C di siang hari. Hujan turun hampir sepanjang
tahun. rata-rata hari hujan adalah 196 hari, dengan curah hujan rata-rata
3.400 mm.
2. Kondisi Demografis dan Sosial
Desa Purwojati dengan jumlah penduduk 4199 merupakan desa yang
memiliki banyak keragaman, seperti misalnya pada mata pencaharian meskipun
kondisi geografis yang potensial sekali untuk pertanian tetapi tidak seluruhnya
masyarakat Desa Purwojati menggantungkan hidupnya pada pertanian, tetapi ada
juga yang mempunyai mata pencaharian sebagai peternak, pedagang, home
industry, bangunan dan lain – lain.
a. Kependudukan
Tabel 1. .Jumlah Penduduk Dirinci Menurut Kelompok Umur Tahun 2015
5
Laju
pertumbuhan penduduk tersebut disamping karena tingkat kelahiran, juga
disebabkan oleh migrasi dari daerah lain. Rata-rata pertumbuhan penduduk
terendah berada pada kelompok umur 61 – 65 tahun dan tertinggi berada pada
kelompok umur 30 – 34 tahun keatas.
Tabel 2. Pertisipasi Masyarakat dalam Pengendalian Pertumbuhan Penduduk
Tahun 2015
TahunPus
Peserta KB
Peserta Aktif Aktif Mandiri Peserta Kb Baru
Jumlah % Jumlah % Jumlah Ppm Pb %
2015 899 589 65,5 11383 14,60 58 0,065
6
Kelompok Umur (tahun) Jumlah Penduduk
0 – 5 374
6 – 10 386
11 – 15 375
16 – 20 379
21 – 25 420
26 – 30 412
31 – 35 408
36 – 40 366
41 – 45 349
46 – 50 277
51 – 55 232
56 – 60 181
61– 65 140
65 Keatas 286
Jumlah 4199
0
Tabel 3. Partisipasi Laki-Laki Dalam Pengendalian Pertumbuhan Penduduk
Tahun 2015
Tahun
Peserta Kb
Aktif Baru
Total Pa Pa Pria % Total Pb Pb Pria %
2015 - -
Belum ada partisipasi Pria ikut menjadi Akseptor KB karena takut
Tabel 4. Jumlah Penduduk dirinci menurut Mata Pencaharian
No Mata Pencaharian Jumlah Prosentase
1 Petani 305 10,82
2 Buruh Tani 259 9,18
3 Peternak 56 1,95
4 Peternak Unggas 2 0,06
5 Penggalian - -
6 Industri 250 8,73
7 Bangunan 509 17,77
8 Perdagangan 207 7,22
9 Transportasi 45 1,57
10 PNS/ Honorer Daerah 14/11 0,87
11 TNI - -
12 POLRI - -
13 Pensiunan 10 0,24
14 Lainnya 1187 41,44
Jumlah 2.864 100 %
Sumber Data: Monografi Desa
7
Tabel 5. Jumlah Penduduk Usia 5 Tahun ke atas dirinci menurut Tingkat
Pendidikan
No Tingkat Pendidikan Jumlah Prosentase
1 Tidak / belum sekolah 1084 28,04
2 Tamat SD 1993 53.90
3 Tamat SLTP 439 11,76
4 Tamat SLTA 194 5,20
5 D- 1 11 0,29
6 D-2 - -
7 D-3 5 0,20
8 D-4 - -
9 S-1 24 0,62
10 S-2 1 -
11 S-3 - -
Jumlah 3697 100 %
b. Pendidikan
Pembangunan pendidikan pada dasarnya ditujukan untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar mampu menghadapi setiap
perubahan dan diharapkan dapat membentuk manusia seutuhnya yaitu
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan ketrampilan, sehat jasmani dan rohani, mandiri,
bertanggungjawab dan memiliki etos kerja yang tinggi.
Tabel 6. Jumlah Sekolah Menurut Klasifikasi Pendidikan
Tahun 2015
8
Uraian
Jumlah (Unit)
Negeri Swasta Jml Murid
SD 2 - 359
MI - 1 141
TK - 3 121
PAUD - 2 41
Gambar 1. Foto TK Pertiwi 2 Purwojati
Kondisi gedung TK Pertiwi 02 Purwojati, belum memiliki pagar
pengaman /tralis yang membatasi halaman TK dengan lingkungan sekitarnya
sehingga keamanan dan kenyamanan belum terjamin. Hal tersebut merupakan
tantangan bagi pemerintah Desa Purwojati untuk mengatasinya dengan
membuatkan pagar dan tralis halaman. Disamping itu pemerintah desa juga
dihadapkan pada kondisi PAUD yang belum memiliki gedung sendiri,
9
sehingga kedepan diharapkan pemerintah desa bisa membangun gedung
PAUD.
Sedangkan untuk pendidikan Sekolah Dasar (SD), Desa Purwojati ada
2 Sekolah Dasar dengan masing SD memiliki 6 lokal/kelas yang mampu
menampung sejumlah 254 siswa. Sarana pendidikan ini cukup memadai guna
memenuhi kebutuhan pendidikan tingkat Sekolah Dasar di desa Purwojati.
Gambar 2. SDN 02 Desa Purwojati
Gambar 3. MI Rifaiyah Desa Purwojati
10
Kondisi fisik gedung Sekolah Dasar dn MIR ini cukup memadai
sebagai sarana belajar mengajar di Purwojati. Dalam perkembangan
pendidikan, MI ini membutuhkan pengembangan sarana dan prasarana
pendidikan yang lebih baik, seperti perpustakaan misalnya. Dengan adanya
perpustakaan yang memadai berikut buku-buku dan peralatan pendidikan,
diharapkan anak-anak desa Purwojati akan lebih berwawasan dan
berpengalaman, sekaligus kaya dengan berbagai pengetahuan.
Dalam hal pendidikan non formal, khususnya pendidikan keagamaan.
Desa Purwojati memiliki sarana lembaga pendidikan TPA/TPQ (Taman
Pendidikan Agama/Taman Pendidikan Al-quran) yaitu gedung sanggar belajar
sebagai tempat belajar keagamaan bagi anak-anak. Kedepan pemerintah desa
Purwojati berusaha untuk penyediaan peralatan/ perlengkapan sarana
pendidikan keagamaan (non formal) bagi anak anak.
11
Gambar 4. Gedung TPQ
Keberhasilan pembangunan pendidikan selama satu tahun terakhir
antara lain dapat dilihat dari Angka angka drop out serta angka buta aksara.
Tabel 7. Angka Droup Out Sekolah Tahun 2015
TahunSD/MI SLTP/MTS SLTA/MA
Orang % Orang % Orang %
2014 1 0,23 2 3,12 5 12,5
Tabel 8. Angka Buta Huruf Tahun 2015
Uraian 2014 Keterangan
Jumlah Penduduk (jiwa) 4.572
Jumlah penduduk buta huruf (jiwa) 2 Pend lanjut usia
Angka Buta Huruf (%) 0 ,046 %
Menurut data di atas, bahwa perubahan untuk jenjang SD/MI relatif
sangat kecil, sedangkan untuk jenjang SMP/MTs dan SLTA/MA cukup
signifikan. Artinya bahwa partisipasi masyarakat untuk melanjutkan kejenjang
pendidikan yang lebih tinggi semakin menurun. Oleh karena itu, upaya-upaya
peningkatan taraf pendidikan warga masyarakat perlu terus ditingkatkan.
Sedangkan untuk angka drop out atau putus sekolah pada semua jenjang
pendidikan cenderung mengalami penurunan. Untuk itu kecenderungan
tersebut perlu diwaspadai sehingga berbagai kebijakan pendidikan yang telah
12
digulirkan pemerintah tidak sia-sia dan benar-benar bermanfaat bagi
peningkatan kualitas sumber daya manusia.
c. Agama/Kepercayaan
Desa Purwojati merupakan Desa yang mayoritas penduduknya
beragama islam sehingga untuk ketersediaan tempat ibadah keseluruhannya
adalah masjid dan mushola. Menurut data 2015, jumlah masjid di Desa
Purwojati sebanyak 4 buah sedangkan jumlah mushola sebanyak 11 buah.
Tabel 9. Prosentase Agama yang Dianut Masyarakat
Keyakinan AgamaJumlah (jiwa)
Laki-laki Perempuan
1. Islam
2. Kristen
3. Katholik
4. Hindu
5. Budha
2.315
3
12
53
0
2.244
6
8
34
1
Jumlah 2.315 2.244
Meskipun dapat dibilang Desa Purwojati sudah merupakan Desa
peralihan desa – kota akan tetapi dari segi kehidupan sosial masyarakatnya
sendiri masih memiliki karakteristik masyarakat desa, karena masyarakat di
Sumberdalem sebagian besar adalah warga lokal yang saling bersaudara yang
artinya di Desa Purwojati jumlah pendatang masih sangat jarang, selain itu
masyarakat Desa Purwojati masih sangat menghargai nilai – nilai
kekeluargaan, kebersamaan dan gotong royong, serta keramah – tamahan
13
yang selalu ditunjukan oleh setiap masyarakat. Sehingga Desa Purwojati
masih merupakan desa yang asri.
2. Kondisi Keamanan
Meskipun dikatakan masyarakat Sumberdalem masih sedikit kurang
motivasi dalam halnya melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi,
terutama jika dilihat dari program wajib belajar nasional pemerintah. Akan tetapi
segala kegiatan, tindakan, serta kebiasaan masyarakatnya sendiri sangat
menjunjung tinggi nilai – nilai menjaga ketertiban dan keamanan, hal ini sejalan
dengan tingginya nilai – nilai keagamaan serta nilai – nilai budaya masyarakat
yang dianut dan dijadikan prinsip kehidupan.
3. Kondisi Ekonomi
Desa Purwojati merupakan bagian dari gambaran wilayah Kabupaten
wonosobo yang memiliki berbagai potensi dengan letak yang paling strategis
diantara wilayah desa-desa di kecamatan Kertek. Dilihat dari kondisi geografis
yang dimiliki oleh Desa Purwojati maka kegiatan – kegiatan di bidang
perekonomianpun juga tidak lepas dari potensi geografis yang ada, bidang
perekonomian yang ada bertumpu pada kegiatan – kegiatan pertanian, industri,
dan kerajinan serta perdagangan. Kemudian jika dilihat dari pertanian sendiri
berdasarkan data tahun 2015, Desa Purwojati memiliki cukup banyak jenis
komoditas utama seperti padi, jagung, dan palawija ( kubis, cabai, dam tomat).
Desa Purwojati menghasilkan padi 500 ton/tahun, cabai mencapai 35 ton/ tahun,
dan kubis sebanyak 50 ton/ tahun.
14
Gambar 5. Lahan Pertanian di Desa Purwojati
Saluran irigasi yang baik sangat menentukan hasil usaha pertanian,
kondisi saluran irigasi yang ada sekarang banyak yang rusak yang antara lain
disebabkan ulah petani yang membuat saluran sendiri tanpa mengingat
dampak bagi saluran secara keseluruhan. Tantangan terberat bagi pemerintah
adalah memperbaiki saluran yang rusak dan menyadarkan masyarakat agar
tidak membuat saluran sendiri.
Gambar 6. Lahan Pertanian Sayur-Sayuran
15
16
Gambar 7. Lahan Pertanian Desa Purwojati
Sebagian besar penggunaan lahan di desa Purwojati, Kecamatan Kertek,
Kabupaten Wonosobo diperuntukkan untuk lahan pertanian. Dari total luas
wilayah administratif sejumlah 166,00 Ha, seluas 67,02 % nya digunakan untuk
lahan pertanian dan perkebunan. Sisanya 32,8% diperuntukan bagi sarana umum,
kolam dan pemukiman penduduk.
Gambar 8. Lahan Peruntukan Kolam
Peternakan yang menjadi kegiatan – kegiatan perekonomian Desa
Purwojati terutama dalam bidang penggemukan sapi dan kolam ikan merupakan
dua peluang yang sangat potensial, untuk penggemukan sapi sendiri kegiatannya
sudah berjalan dengan baik dan tersistem. Sedangkan untuk potensi kolam ikan
yang sangat melimpah pemanfaatannya kurang optimal. Ikan yang paling banyak
dipelihara yaitu ikan mas, lele, dan nila. Akan tetapi pemanfaatan dari kolam ikan
itu sendiri menjadi sesuatu yang mempunyai nilai tambah dan bernilai ekonomi
kurang dioptimalkan oleh masyarakat karena mayoritas ikan yang ada hanya
dijual setahun sekali dan dikonsumsi sendiri. Padahal peluang pemanfaatan ikan
tersebut baik untuk dibudidayakan maupun diolah menjadi berbagai macam
olahan, sangat berpotensial untuk dikembangkan.
17
Kegiatan home industry dan kerajinan di Desa Purwojati juga merupakan
dua kegiatan perekonomian yang banyak dijadikan mata pencaharian oleh
masyarakat, yaitu:
a. Industri makanan rumahan sebanyak 10 industri
b. Perajin pandai besi sebanyak 165 kepala keluarga
Terkait dengan kerajinan pandai besi sendiri yang membuat dan
menyediakan alat – alat pertanian, Desa Purwojati sudah sangat dikenal akan
penghasil alat – alat pertanian yang berkualitas sejak dahulu dan masih bertahan
sampai sekarang karena produk yang dihasilkan itu berkualitas tinggi sehingga
masih banyak peminatnya.
Dari hasil pertanian dan industri kecil pande besi tersebut, telah mampu
menjadi penopang hidup bagi masyarakat Desa Purwojati. Adapun mata
pencaharian masyarakat Dusun Dalangan Desa Purwojati mayoritas sebagai
perajin besi / Pande Besi, jumlah rumah produksi ( Salen) mencapai 170 Salen
atau hampir mencapai 60% dari total jumlah KK Dusun Dalangan adapun
pemasaran hasil produksi di pasarkan hampir menyebar diseluruh wilayah Jawa
Tengah, seperti Purwokerto, Banjarnegara, Cilacap, Purworejo, Sukorejo, dan
lain-lain. Ada beberapa permasalahan yang dihadapi oleh para perajin antara lain:
Bahan baku yang harganya terus melambung.
Ketersediaan bahan bakar arang yang makin sulit didapat.
Keterbatasan modal.
Proses pembangunan kedepan, pemerintah Desa Purwojati memiliki
tantangan untuk menyediakan bahan baku sehingga para pengrajin bisa mudah
mendapatkannya, para pengrajin juga perlu diberi pelatihan untuk meningkatkan
hasil produksinya baik kualitas maupun kuantitasnya.
18
Gambar 9. Industri Pande Besi
Dari kegitan perekonomian lainnya yaitu perdagangan, masyarakat Desa
Purwojati selain sebagai petani terkadang juga merangkap menjadi seorang
pedagang. Barang – barang yang diperdagangkan juga tidak lepas dari hasil
pertanian dan hasil bumi lainnya. Tetapi disamping hasil – hasil pertanian, ada
juga perdagangan dibidang lainnya yaitu :
Toko / kios sejumlah 9 buah
Warung makan sejumlah 2 buah
Toko material bangunan sejumlah 5 buah
Toko alat pertanian sejumlah 1 buah
19
Toko kelontong sejumlah 15 buah
a. Perekonomian Desa
Perekonomian desa didukung adanya fasilitas jalan penghubung
dengan kota kabupaten dengan jarak yang tidak terlalu jauh yaitu + 10 Km
dan jarak dengan Kota Kecamatan + 1 Km selain itu juga didukung dengan
akses transportasi yang mudah. Selain mayoritas penghasilan penduduk dari
pertanian dan dagang ada pula yang berprofesi sebagai pemberi jasa ternak,
jasa transportasi, pertukangan kerajinan rumah tangga seperti perajin besi,
pembuatan roti, tempe kedelai, bakso ayam, anyaman tikar, bambu, dan
perikanan.
1) Pendapatan Desa
a) Pendapatan Asli Desa, yaitu :
1). Pologoro Surat-Menyurat.
2). Swadaya dan Gotong royong masyarakat
3). Lain-lain PADesa yang sah.
b) Alokasi Dana Desa.
c) Lain-lain pendapatan yang sah.
Pendapatan Asli Desa (PADesa) pada tahun 2015 Rp. 186.000.000
Belanja Pemerintah Desa
Belanja Desa tahun 2015 :
Belanja Tidak Langsung : Rp. 251.615.000
Belanja Langsung : Rp. 638.038.000
2) Pertanian
Pertanian dalam arti luas yang terdiri dari tanaman pangan,dan
perkebunan, peternakan serta perikanan merupakan penyumbang besar
dalam perekonomian Masyarakat Desa Purwojati akan tetapi akhir-akhir
ini mengalami banyak kendala antara lain :
a) Sulitnya mencari pupuk bila musim panen cabai
b) Biaya Produksi Mahal (pupuk dan obat-obatan)
20
c) Nilai Jual hasil pertanian rendah.
3) Ketenagakerjaan
Salah satu modal dasar penting dalam pelaksanaan pembangunan
adalah tenaga kerja, lebih-lebih tenaga kerja yang berkualitas. Namun
demikian tenaga kerja juga dapat menjadi masalah tersendiri dalam
pembangunan, khususnya jika terjadi ledakan angkatan kerja dan
rendahnya kualitas tenaga kerja yang tersedia. Perkembangan angkatan
kerja sangat pesat akibat kurang berhasilnya program keluarga berencana,
sehingga mengakibatkan banyaknya pengangguran dan menimbulkan
masalah sosial antara lain kenakalan remaja dan tramtibmas.
4) Kesejahteraan Sosial
Salah satu parameter yang dapat digunakan untuk melihat tingkat
kesejahteraan sosial adalah keberadaan keluarga miskin baik pra KS
maupun KS I. Jumlah penduduk miskin dalam lima tahun terakhir
mengalami perubahan yang cukup fluktuatif tetapi cenderung meningkat
sebagaimana terlihat dalam tabel di bawah ini.
Tabel 10. Jumlah Keluarga Dirinci Menurut Keadaan Sosial Ekonomi
Tahun 2015
Tahun
Keadaan Ekonomi Keluarga
JumlahPra Sejahtera Sejahtera Sejahtera Sejahtera
Sejahtera I II III III+
2015 266 99 296 583 106 1330
Dalam tahun 2015 jumlah keluarga pra KS dan KS I mencapai 325
atau 0,8 %. Peningkatan tersebut dipicu dengan adanya kondisi perekonomian
21
yang belum pulih. Oleh karena itu masalah penanggulangan kemiskinan
merupakan masalah yang perlu mendapat perhatian khusus.
Kondisi sarana dan prasarana daerah dalam bidang sosial ekonomi
antara lain dapat dilihat dari ketersedian sarana dan prasarana pertanian,
perindustrian perdagangan, perkoperasian, keuangan dan perbankan,
perhubungan dan transportasi.
1) Pertanian.
Tabel 11. Luas Irigasi Pelayanan Tahun 2015
Jenis IrigasiLuas Pelayanan (Ha)
2015
Teknis 90,290
Semi Teknis -
Sederhana 20,960
Tadah Hujan -
Jumlah 111,250
Tabel 12. Panjang Jalan Desa Menurut Kondisi Permukaan Jalan
Keadaan Tahun 2015
Jenis / KondisiPanjang Jalan (Km)
2015
Jalan Aspal
Baik 2300
Sedang -
Rusak -
Rusak Berat -
Jumlah 2.300
22
Jalan Tanah
Sedang 500
Rusak 1500
Rusak Berat -
Jumlah 2000
Jumlah Total 4300
Keterangan:
Jalan tanah antar Desa ke Desa Karangluhur (Kliwonan) 1.500 meter
Tabel 13. Panjang Jalan Desa Menurut Kondisi Permukaan Jalan
Tahun 2015
Kondisi Jalan Panjang Jalan (km)
Baik 2 300
Sedang -
Rusak -
Rusak Berat -
Jumlah 2 300
Kondisi Permukaan Jalan -
Diaspal 1 800
Batu, Makadam, Rolak 1 500
Tanah
Jumlah 2.300
Tabel 14. Kondisi Jembatan Desa Tahun 2015
KondisiTahun
2015
Baik -
Sedang 4
23
Rusak 1
Jumlah 5
Panjang (m) 42
Air Bersih, Air Limbah dan Persampahan
Sampai tahun 2015 sudah ada 1051 kepala keluarga yang sudah
memanfaatkan air bersih dari 1.354 KK , 4.577 jiwa, dengan rincian :
- Dusun Dalangan = 368 kk dari 392 KK
- Dusun Prumbanan = 279 kk dari 329 KK
- Dusun Ngariman = 350 kk dari 441 KK
- Dusun Bendo = 176 KK dari 192 KK
4. Kondisi Kesehatan
Derajat kesehatan masyarakat selama satu tahun dan kondisi gizi
masyarakat, sebagaimana terlihat dari data dalam tabel di bawah ini
Tabel 15. Kondisi Gizi Balita Tahun 2015
Indikator SatuanTahun
2015
Jumlah kelahiran Anak 55
Berat bayi lahir rendah Anak -
Prosentase dari total
kelahiran%
Berat bayi lahir normal Anak 65
Prosentase dari total
kelahiran% 100 %
Prevalensi Status Gizi Balita
Gizi Lebih 30 10,63 %
24
Gizi Baik 247 87,58 %
Gizi Kurang 3 1,06 %
Gizi Buruk 2 0,70 %
Keterangan :
Berat Bayi lahir rendah disebabkan karena lahir prematur
Masih ada 3 anak penderita gizi kurang karena beberapa alesan, yaitu:
- Nafsu makan tidak baik
- Makan kurang bervariasi
- Tingkat pengetahuan ibu kurang
Masih ada 2 anak Penderita gizi Buruk karena: Lahir Prematur
Tabel 16. Kondisi Gizi Masyarakat tahun 2015
Indikator Tahun %
Prevalensi kurang energi kronik (KEK) pada ibu
hamil4,61 %
Prevalensi Total Goitre Rate (TGR) pada anak
sekolah
Prevalensi Anemia Gizi Besi pada bumil -
Prevalensi Anemia Gizi Besi pada WUS -
Prevalensi Anemia Gizi Besi pada Wanita
Pekerja-
Rata-rata konsumsi energi
Rata-rata konsumsi protein
KEK pada Ibu Hamil karena : - Hamil dibawah umur
- Berat badan kurang
- Jarak kelahiran terlalu dekat
25
- Konsumsi makanan tidak seimbang
Tabel 15 dan tabel 16 di atas memperlihatkan bahwa prosentase bayi lahir
normal cenderung mengalami peningkatan. Demikian juga sebaliknya dengan
prevalensi status gizi buruk balita cenderung mengalami penurunan. Sedangkan
kondisi gizi pada ibu melahirkan dan wanita usia subur, penurunannya relatif
bervariasi. Namun demikian untuk rata-rata konsumsi energi dan konsumsi
protein mengalami peningkatan Hal tersebut tidak terlepas dari meningkatnya
kesadaran masyarakat dan juga tenaga medis dan paramedis dalam memberikan
pelayanan kesehatan. Dengan semakin baiknya kondisi gizi masyarakat, maka
kondisi secara umum kondisi kesehatan masyarakat juga semakin baik,
sebagaimana terlihat dari tabel di bawah ini.
Tabel 17. Kondisi Kesehatan Masyarakat Tahun 2015
Indikator Satuan Jumlah
Jumlah keluarga telah dibina dan didata
PHBS KK 1159
(1) Keluarga Sehat Pratama KK 150
(2) Keluarga Sehat Madya KK 350
(3) Keluarga Sehat Utama KK 425
(4) Keluarga Sehat Paripurna KK 50
Akses Terhadap Air Bersih % 100
Akses Terhadap penggunaan jamban
keluarga% 5
Angka Kematian Bayi 0/0 1,53
Angka Kematian Ibu (1/100.000) 0/0 -
Angka Harapan Hidup (P+W) Thn 80
26
Desa Purwojati sendiri memiliki I buah tempat pelayanan kesehatan
berupa gedung posyandu yang berlokasi di Dusun Dalangan dan 1 gedung
puskesmas pembantu yang berlokasi di Dusun Ngariman. Kegiatan posyandu
seperti penimbangan balita dan posyandu lansia dilaksanakan rutin setiap bulan.
Kegiatan posyandu di Desa Purwojati memiliki kader sejumlah 20 orang dengan
satu bidan desa. Saat ini, Posyandu di Desa Purwojati memberikan beberapa jasa,
yaitu: (1) Penimbangan Balita, (2) Konsultasi kesehatan/Gizi anak, (3) Pemberian
makanan tambahan (PMT), (4) Pemeriksaan Bumil, dan (5) Pemeriksaan
kesehatan lansia.
Gambar 10. Gedung Posyandu Desa Purwojati
27
Disamping kegiatan posyandu, usaha kesehatan masyarakat juga
seharusnya didukung oleh saluran sanitasi (spal) yang sehat, akan tetapi kondisi
spal yang ada sekarang masih kurang memadai dan belum memenuhi syarat
kesehatan. Oleh karena itu kedepan pemerintah desa harus bisa membangun
saluran sanitasi (spal) yang sehat.
Gambar 11. Spal Desa Purwojati
Desa Purwojati termasuk desa yang sangat peduli dengan masalah
kesehatan terbukti dengan pola hidup sehat yang dijalaninya sehingga jarang
terjadi masalah kesehatan di lingkungan masyarakat yang berarti. Selain itu,
Desa Purwojati juga merupakan desa yang aktif dan rutin melaksanakan
program kesehatan seperti posyandu, imunisasi, dan beberapa kegiatan
penyuluhan terkait kesehatan seperti sosialisasi NAPZA, bahaya narkoba,
miras, merokok, dan lain-lain.
5. Kondisi Lingkungan
28
Desa Purwojati memiliki sumber daya alam berupa kawasan pertanian
yang luas dan subur serta air irigasinya yang melimpah, sehingga disamping
untuk mengaliri sawah juga mengalir ke kolam ikan untuk penghasilan
tambahan.Jumlah kolam ikan 225 kolam yang bisa dipanen 1 tahun sekali
dengan hasil rata – rata 3 ton/ kolam. Pemukiman di desa Purwojati terbagi
dalam 4 ( empat ) wilayah dusun. Yakni Dusun Dalangan dengan 350 rumah ,
Dusun Prumbanan dengan 255 rumah, Dusun Ngariman 335 rumah, Dusun
Bendo 150 rumah, Untuk peningkatan kesehatan masyarakat desa Purwojati
tantangan bagi pemerintah desa adalah pembangunan tanaman obat keluarga
(toga) dan tanaman buah dan Sayuran dan bunga dalam pot ( polibag) dengan
pemanfaatan lahan pekarangan di perumahan.
Diharapkan setiap keluarga memiliki pot/polibag. Tantangan kedepan,
untuk mewujudkan lingkungan Purwojati yang hijau dan asri masyarakat turut
berpartisipasi dalam penanaman penghijauan menjaga lingkungan.
29
Gambar 12. Pemanfaatan Tanah Pekarangan
Meskipun keadaan lingkungan alamnya masih begitu asri dan
kesadaran masyarakat akan kesehatan sudah cukup baik, Desa Purwojati tidak
terlepas dari berbagai permasalahan lingkungan. Masalah lingkungan yang
paling menonjol di Desa Purwojati sendiri yaitu mengenai permasalahan
sampah. Sistem pengelolaan sampah yang ada di desa masih belum berjalan
optimal karena kurangnya koordinasi dan dukungan dari semua pihak terkait.
Masalah sampah tersebut tidak lepas dari banyak faktor seperti
kesadaran masyarakatnya sendiri maupun infrastruktur yang masih belum
optimal. Melihat kondisi lingkungan di Desa Purwojati maka perlu adanya
pihak – pihak yang menjadi penggerak yang tentunya berkomitmen untuk
mengelola lingkungan di desa dengan optimal. Sekali lagi masalah
manajemen pengelolaan masyarakat dan infrastruktur perlu mendapatkan
evaluasi untuk menciptakan sinkronasi antara kebersediaan masyarakat dan
kemampuan pemerintah untuk memberikan fasilitas penunjangnya.
30
31