pemeliharaan tanaman kopi

22
LAPORAN PRAKTIKUM BUDIDAYA TANAMAN TAHUNAN ACARA III PEMELIHARAAN TANAMAN KOPI Disusun Oleh : Nama & NIM : 1.Bahtiar Mahardhika (12744) 2. Vita Enggi (12812) 3. Nafarain Agung H. (12908) 4. Sheila Nur Triana (12813) 5. Ade Intan Christian (12968 ) Gol/Kel : A3/2 Asisten : 1. Farras Adhi Hidaya 2. Hananun Abidah Lailani R.

Upload: ade-intan-christian

Post on 16-Nov-2015

68 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

Tanaman kopi yang banyak dikembangkan di Indonesia adalah jenis kopi robusta dan arabika. Proporsi kopi robusta dan arabika di Indonesia adalah berkisar 90% dan 10%, sedangkan pasaran kopi dunia adalah kopi arabika. Berdasarkan fenomena tersebut, maka kebijakan pemerintah adalah mengembangkan kopi arabika pada lahan yang sesuai dan konservasi kopi robusta ke arabika pada ketinggian yang sesuai, yakni ketinggian 800-1200 meter dpl. Kegiatan budidaya tanaman kopi arabika pada lahan ketinggian menengah dan rendah memerlukan naungan dan teknologi budidaya optimal. Teknik budidaya yang perlu diterapkan adalah pengaturan jarak tanam, pembuatan lubang tanam, pemupukan dasar lubang tanam, penutupan lubang tanam, dan penanaman.

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM

BUDIDAYA TANAMAN TAHUNAN

ACARA III

PEMELIHARAAN TANAMAN KOPI

Disusun Oleh :

Nama & NIM: 1.Bahtiar Mahardhika(12744)

2. Vita Enggi

(12812)

3. Nafarain Agung H.(12908)

4. Sheila Nur Triana

(12813)

5. Ade Intan Christian(12968)

Gol/Kel: A3/2

Asisten: 1. Farras Adhi Hidaya

2. Hananun Abidah Lailani R.

3. M. Habib Wadyawan

LABORATORIUM MANAJEMEN DAN PRODUKSI TANAMANJURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2015

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanaman kopi yang banyak dikembangkan di Indonesia adalah jenis kopi robusta dan arabika. Proporsi kopi robusta dan arabika di Indonesia adalah berkisar 90% dan 10%, sedangkan pasaran kopi dunia adalah kopi arabika. Berdasarkan fenomena tersebut, maka kebijakan pemerintah adalah mengembangkan kopi arabika pada lahan yang sesuai dan konservasi kopi robusta ke arabika pada ketinggian yang sesuai, yakni ketinggian 800-1200 meter dpl. Kegiatan budidaya tanaman kopi arabika pada lahan ketinggian menengah dan rendah memerlukan naungan dan teknologi budidaya optimal. Teknik budidaya yang perlu diterapkan adalah pengaturan jarak tanam, pembuatan lubang tanam, pemupukan dasar lubang tanam, penutupan lubang tanam, dan penanaman.

Kopi Arabika(Coffea arabica) pertama kali diklasifikasikan oleh orang Swedia bernama Carl Linnaeus (Carl von Linn) pada 1753. Jenis kopi memang agak sulit dibudidayakan, selain hanya dapat tumbuh baik di daerah berketinggian 700-1700 m (dpl) dengan suhu 16-20C serta beriklim kering tiga bulanan secara berturut-turut, jenis kopi Arabika ini juga sangat rentan terhadap penyakit. Namun kesulitan dan permasalahan yang dihadapi petani dalam membudidayakan kopi arabika ini setimpal dengan rasa kopinya yang nikmat dan tentu harganyapun jauh lebih mahal dari kopi Robusta.

Untuk budidaya kopi arabika sumber tanaman yang digunakan adalah varietas. Contohnya adalah varietas S 795, USDA 762, Kartika-1 dan Kartika-2. Sedangkan untuk budidaya kopi robusta sumber tanaman yang digunakan dalah klon. Contohnya klon BP 42 atau BP 358.Perbanyakan bibit pohon kopi bisa didapatkan dengan teknik generatif dan vegetatif. Perbanyakan generatif dari biji biasanya digunakan untuk budidaya kopi arabika, sedangkan kopi robusta lebih sering menggunakan perbanyakan vegetatif dengan setek.

Pembibitan dalam bercocok tanaman kopi merupakan langkah yang sangat penting., pengadaan bahan tanam tanaman kopi dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu secara generatif menggunakan biji dan secara vegetatif menggunakan sambungan (grafting/entring) atau stek (cutting). Kedua cara pengadaan bahan tanam tersebut pada dasarnya sama, yaitu harus melalui dua tahap pembibitan. Pertama melalui persemaian (pre nursery), kedua melalui pembibitan (main nursery).

Dalam perbanyakan kopi jenis Robusta dengan cara stek ini tidak boleh ditanam hanya dengan 1 jenis klon saja. Sebab Robusta adalah kopi yang penyerbukannya bersilang.Jadi paling sedikit harus ditanam 3 sampai 5 jenis klon. Namun juga tidak boleh terlalu banyak jenis klonnya, karena semakin banyak semakin besar kemungkinan kopi yang dihasilkan juga kurang seragam.

Pada tahap pembibitan, pekerjaan yang dilakukan yaitu persiapan tempat pembibitan, pemindahan dan penanaman bibit serta pemeliharaan bibit. Tempat pembibitan sebaiknya berdekatan dengan lokasi penanaman, dekat sumber air, mudah pengawasan dan mudah pengangkutan. Tempat pembibitan diberi naungan, baik naungan alami seperti tanaman Laucaena glauca klon L2 ataupun naungan buatan seperti atap dari daun alang-alang, anyaman bambu ataupun anyaman daun kelapa.

Pemeliharaan tanaman baik pada saat belum menghasilkan maupun tanaman menghasilkan tidak selamanya berurutan, akan tetapi disesuaikan dengan kondisi yang terjadi di kebun, sehingga pada praktiknya antara blok yang satu dengan blok yang lain bisa saja berbeda.

B. Tujuan

Mempelajari budidaya tanaman kopi, khususnya dalam tahap pemeliharaan tanaman kopi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Kopi merupakan salah satu hasil komoditi perkebunan yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi di antara tanaman perkebunan lainnya dan berperan penting sebagai sumber devisa negara. Kopi tidak hanya berperan penting sebagai sumber devisa melainkan juga merupakan sumber penghasilan bagi tidak kurang dari satu setengah juta jiwa petani kopi di Indonesia. Menurut Rahardjo (2012), teknologi budidaya dan pengolahan kopi meliputi pemilihan bahan tanam kopi unggul, pemeliharaan, pemangkasan tanaman dan pemberian penaung, pengendalian hama dan gulma, pemupukan yang seimbang, pemanenan, serta pengolahan kopi pasca panen. Pengolahan kopi sangat berperan penting dalam menentukan kualitas dan cita rasa kopi.

Menurut Aak (1980), terdapat empat jenis kopi yang telah dibudidayakan, yakni:

1. Kopi ArabikaKopi arabika merupakan kopi yang paling banyak di kembangkan di dunia maupun di Indonesia khususnya. Kopi ini ditanam pada dataran tinggi yang memiliki iklim kering sekitar 1350-1850 m dari permukaan laut. Sedangkan di Indonesia sendiri kopi ini dapat tumbuh dan berproduksi pada ketinggian 1000 1750 m dari permukaan laut pada suhu 10-21 C. Jenis kopi cenderung tidak tahan Hemilia Vastatrix. Namun kopi ini memiliki tingkat aroma dan rasa yang kuat.

2. Kopi Liberika Jenis kopi ini berasal dari dataran rendah Monrovia di daerah Liberika. Pohon kopi liberika tumbuh dengan subur di daerah yang memilki tingkat kelembapan yang tinggi dan panas. Kopi liberika penyebarannya sangat cepat. Kopi ini memiliki kualitas yang lebih buruk dari kopi Arabika baik dari segi buah dan tingkat rendemennya rendah.

3. Kopi Canephora (Robusta) Kopi Canephora juga disebut kopi Robusta. Nama Robusta dipergunakan untuk tujuan perdagangan, sedangkan Canephora adalah nama botanis. Jenis kopi ini berasal dari Afrika, dari pantai barat sampai Uganda. Kopi robusta memiliki kelebihan dari segi produksi yang lebih tinggi di bandingkan jenis kopi Arabika dan Liberika.

4. Kopi Hibrida Kopi hibrida merupakan turunan pertama hasil perkawinan antara dua spesies atau varietas sehingga mewarisi sifat unggul dari kedua induknya. Namun, keturunan dari golongan hibrida ini sudah tidak mempunyai sifat yang sama dengan induk hibridanya. Oleh karena itu, pembiakannya hanya dengan cara vegetatif seperti stek atau sambungan.

Kopi merupakan tanaman tahunan yang memiliki 3 organ vegetatif yaitu akar, batang, dan daun. Sistem perakaran pada kopi yaitu sistem perakaran tunggang yang tidak mudah rebah. Perakaran tanaman kopi relatif dangkal, lebih dari 90% dari berat akar terdapat pada lapisan tanah 0-30 cm. Tanaman kopi mempunyai sifat dimorfisme dalam pertumbuhan vegetatifnya, yaitu pertumbuhan tegak (ortotropik) dan pertumbuhan ke samping (plagiotropik) dengan percabangan yang banyak. Batang kopi merupakan tumbuhan berkayu, tumbuh tegak ke atas, dan berwarna putih keabu-abuan. Pada batang, terdapat 2 macam tunas yaitu tunas seri (tunas reproduksi) yang selalu tumbuh searah dengan tempat tumbuh asalnya dan tunas legitim yang hanya dapat tumbuh sekali dengan arah tumbuh yang membentuk sudut nyata dengan tempat aslinya (Pohlan et al., 2011).

Selama ini tanaman kopi yang lazim diusahakan di Indonesia ada dua jenis, yaitu kopi Arabika dan kopi Robusta. Kedua jenis kopi tersebut secara fisiologis menghendaki persyaratan kondisi iklim yang berbeda. Kopi Arabika menghendaki lahan dataran lebih tinggi daripada kopi Robusta, sebab apabila ditanam pada lahan dataran rendah selain pertumbuhan dan produktivitasnya menurun juga akan lebih rentan penyakit karat daun. Kopi robusta (Coffea robusta) adalah tanaman budidaya berbentuk pohon yang termasuk dalam famili Rubiaceae dan genus Coffea. Daunnya berbentuk bulat telur dengan ujung agak meruncing. Daun tumbuh berhadapan dengan batang, cabang, dan ranting-rantingnya. Permukaan atas daun mengkilat, tepi rata, pangkal tumpul, panjang 5-15 cm, lebar 4,0-6,5 cm, pertulangan menyirip, tangkai panjang 0,5-1,0 cm, dan berwarna hijau (Najiyati dan Danarti, 2012).

Pemeliharaan dianggap sangat penting karena sekalipun diperoleh bibit yang unggul, tanah dan iklim yang cocok, bilamana tanaman kopi dibiarkan saja tidak akan menghasilkan sesuai dengan yang diharapkan. Beberapa kegiatan pemeliharaan tanaman kopi di antaranya penyulaman, penggemburan tanah, pemangkasan, pengendalian hama, penyakit dan gulma; pemupukan dan pemberian zat pengatur tumbuh. Tanaman yang dibudidayakan secara intensif sudah bisa berbuah pada umur 2,5-3 tahun untuk jenis robusta dan 3-4 tahun untuk arabika. Hasil panen pertama biasanya tidak terlalu banyak, produktivitas tanaman kopi akan mencapai puncaknya pada umur 7-9 tahun. Panen budidaya kopi dilakukan secara bertahap, panen raya bisa terjadi dalam 4-5 bulan dengan interval waktu pemetikan setiap 10-14 hari. Pemanenan dan pengolahan pasca panen akan menentukan mutu produk akhir (Prastowo et al., 2010).

Menurut Direktorat Jenderal Perkebunan (2009), kopi yang di naungi terdapat tanaman pelindung agar intensitas cahaya matahari tidak terlalu kuat sampai ke kopi. Sebaliknya, kopi yang tidak di naungi tidak menggunakan tanaman pelindung. Beberapa jenis pohon pelindung yang digunakan sebagai naungan adalah dadap (Erythrina litosperma), jeunjing (Albizzia falcata), dan lamtoro (Leucaena leucepala). Sedangkan, pada tanaman kopi tanpa naungan digunakan tanaman penutup tanah yang berfungsi sebagai mulsa dan penahan erosi seperti Arachis pintoi.Untuk mendapatkan hasil yang bermutu tinggi, buah kopi harus dipetik dalam keadaan masak penuh. Kopi robusta memerlukan waktu 811 bulan sejak dari kuncup sampai matang, sedangkan kopi arabika 6 sampai 8 bulan. Beberapa jenis kopi seperti kopi liberika dan kopi yang ditanam di daerah basah akan menghasilkan buah sepanjang tahun sehingga pemanenan bisa dilakukan sepanjang tahun. Kopi jenis robusta dan kopi yang ditanam di daerah kering biasanya menghasilkan buah pada musim tertentu sehingga pemanenan juga dilakukan secara musiman. Musim panen ini biasanya terjadi mulai bulan Mei/Juni dan berakhir pada bulan Agustus/September (Ridwansyah, 2003).BAB III

METODE PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Praktikum Budidaya Tanaman Tahunan acara III yang berjudul Pemeliharaan Tanaman Kopi dilaksanakan pada tanggal 18 Maret 2015 bertempat di Kebun Kopi Ngipiksari, Hargobinangun, Pakem, Sleman, DIY. Pelaksanaan praktikum ini didampingi oleh 3 orang asisten praktikum. Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu tanaman kopi Robusta, kopi Arabika, dan pupuk. Alat yang digunakan adalah cangkul, sabit, dan alat pangkas.

Praktikan diajak mengunjungi Kebun Kopi Ngipiksari, Hargobinangun, Pakem, Sleman, DIY. Pertama setelah tiba di kebun kopi seluruh praktikan diberi pengarahan dari asistem dan pihak pengelola kebun. Seluruh praktikan kemudain dibagi menjadi 2 kelompok besar untuk diberikan penjelasan dari pendamping lapangan yang bertugas di kebun tersebut. Seluruh praktikan diajak mengelilingi kebun mengikuti pendamping sembari diberi penjelasan tentang pemeliharaan tanaman kopi. Praktikan diminta untuk mengamati dan dicatat seluruh penjelasan yang disampaikan oleh pendamping kebun mengenai budidaya tanaman kopi, khususnya dalam tahap pemeliharaan tanaman. Praktikan mendapat penjelasan mengenai tata cara penyiangan, pemupukan, pemangkasan (wiwilan, dll) dan turut memperagakan beberapa hal yang dijelaskan oleh pendamping seperti wiwilan. Terakhir dibuat laporan praktikum.

BAB IV

PEMBAHASAN

Kopi merupakan salahsatu dari delapan komoditas ekspor andalan dari Indonesia. Berdasar data yang dikeluarkan oleh Direktorat Jendral Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (2014) ekspor kopi Indonesia pada tahun 2013 mencapai 534.025 ton atau senilai dengan 1.174.044.000 US$. Indonesia menempati posisi ketujuh dalam percaturan ekspor kopi internasional. Berdasarkan data tersebut komoditas kopi menyumbang devisa kepada Indonesia, menyediakan lapangan pekerjaan, dan menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat.

Tanaman kopi sendiri terdiri dari 70 jenis yang semuanya berasal dani benua Afrika. Mayoritas kopi yang dibudidayakan di Indonesia adalah kopi arabika dan robusta. Kopi arabika di Indonesia pada umumnya termasuk varietas typica (Coffea arabika var Typica) dan dari varietas ini telah diperoleh suatu kultivar yang banyak di tanam di Dataran Tinggi Ijen Jawa Timur, yaitu kultivar Blawan Pasumah yang peka sekali terhadap penyakit karat daun, sehingga hanya dapat di tanam pada ketinggian diatas 1000 mdpl. Kopi robusta. Kopi Robusta (Coffea canephora) dimasukkan ke Indonesia pada tahun 1900 (Gandul cit Prastowo dkk.,2010). Kopi ini ternyata tahan penyakit karat daun, dan memerlukan syarat tumbuh dan pemeliharaan yang ringan, sedang produksinya jauh lebih tinggi. Oleh karena itu kopi ini cepat berkembang, dan mendesak kopi-kopi lainnya. Saat ini lebih dari 90% dari areal pertanaman kopi Indonesia terdiri atas kopi Robusta (Prastowo dkk.,2010)Mengingat pentingnya mengetahui budidaya tanaman tahunan khususnya tanaman kopi maka pada Praktikum Budidaya Tanaman Semusim yang berjudul Pemeliharaan Tanaman Kopi praktikan diberi kesempatan mengunjungi Kebun Kopi milik Pemerintah Daerah Sleman yang berada di Ngipiksari, Hargobinangun, Pakem, Sleman atau tepatnya Jalan Kaliurang km 23. Kebun kopi tersebut seluas 8.800 m2.Teknik budidaya tanaman kopi di perkebunan kopi Sleman secara umum meliputi tahapan persiapan, pengolahan lahan, penanaman, pemupukan, pemeliharaan, dan pemanenan.

1. Persiapan

Tahap persiapan meliputi penyediaan kebutuhan tanam antara lain pembibitan, pupuk kandang, pupuk kimia pabrik, pestisida, air, tanaman naungan dan kebutuhan penunjang lainnya. Pembibitan dilakukan sendiri oleh pegawai kebun kopi dan membutuhkan waktu kurang lebih tiga bulan. Bibit yang dipersiapkan mayoritas jenis tanaman kopi robusta dan hanya sedikit jenis tanaman kopi arabika. Kopi robusta lebih banyak ditanam karena kopi jenis robusta memiliki sifat tahan terhadap hama dan penyakit apabila dibandingkan dengan kopi jenis arabika. Pupuk yang disiapkan yakni pupuk kimia pabrik (TSP, KCL, dan urea). Tanaman pelindung perlu dipersiapkan dalam rangka untuk pengaturan cahaya masuk. Tanaman kopi memerluka tanaman pelindung karena tanaman tersebut peka terhadap kelembaban, tanaman kopi muda cahaya yang masuk sekitar 50% sedangkan kopi yang tua hanya membutuhkan cahaya kurang lebih 25 %. Tanaman pelindung yang baik memiliki ciri daun kecil dan menjulang tinggi. Tanaman yang digunakan sebagai tanaman pelindung diantaranya lamtoro, klerecede, dan kelor. Fungsi dari tanaman pelindung adalah mengatur suhu, kelembaban, dan daun yang berguguran dapat menjadi pupuk organic untuk tanaman kopi dibawahnya.

2. Pengolahan Lahan

Pengolahan lahan merupakan kegiatan yang membentuk kondisi lingkungan yang sesuai untuk mamaksimalkan produksi tanaman kopi. Pengolahan lahan dengan dilakukan pemberian pupuk dasar berupa pupuk kandang sesuai dengan kebutuhan dan kemudian di tunggu hingga satu bulan agar pupuk dapat terdekomposisi ke dalam tanah. Faktor ketinggian tempat penting pada kegiatan budidaya tanaman kopi. Tanaman kopi hanya bisa tumbuh dengan baik ketika berada pada ketinggian 500-1000 mdpl. Persyaratan tumbuh tanaman kopi ada dua hal yakti lahan dan curah hujan.Lahan Kopi di Indonesia saat ini umumnya dapat tumbuh baik pada ketinggian tempat di atas 700 mdpl. Dalam perkembangannya dengan adanya introduksi beberapa klon baru dari luar negeri, beberapa klon saat ini dapat ditanam mulai di atas ketinggian 500 mdpl, namun demikian yang terbaik seyogyanya kopi ditanam di atas 700 mdpl, terutama jenis kopi robusta. Kopi arabika baik tumbuh dengan citarasa yang bermutu pada ketinggian di atas 1000 mdpl. Namun demikian, lahan pertanaman kopi yang tersedia di Indonesia sampai saat ini sebagian besar berada di ketinggian antara 700-900 mdpl (Prastowo dkk.,2010). Faktor yang lain adalah curah hujan, Curah hujan yang sesuai untuk kopi seyogyanya adalah 1500-2500 mm per tahun, dengan rata-rata bulan kering 1-3 bulan dan suhu rata-rata 15-25 derajat celcius dengan lahan kelas S1 atau S2 (Puslitkoka, 2006).

3. PenanamanTahapan penanaman memperhatikan jarak tanam dan lubang tanam. Menurut penjelasan Bapak Supardi selaku pembimbing dilapangan ada tiga macam yaitu 2 m x 2,5 m atau 2 m x 2,75 m atau 2,5 m x 3 m, jarak tanam yang ideal untuk tanaman kopi 2,5 m x 3 m . Jarak tanam kopi umumnya disesuaikan dengan kemiringan tanah. Beberapa contoh jarak tanam, populasi dan kebutuhan jumlah setek berakar per hektarnya pada tabel 4.1.Tabel 4.1 Jarak tanam kopi robusta sesuai kemiringan tanahdan kebutuhan bahan tanam per hektar

Lubang tanam sekitar 50 cm x 50 cm atau 60 cm x 60 cm. Lubang tanam ini biasannya dibuat satu bulan sebelum tanam bersamaan dengan pemberian seresah dan pupuk pada lubang tanam tersebut. Dalam pemilihan jarak tanam dan lubang tanam dengan kondisi lingkungan, pengetahuan, dan pengalaman petani.

4. Pemupukan

Pada tahap pemupukan selain dilakukan sebelum tanam atau pada tahap pengolahan lahan, pemupukan juga dilakukan pada saat tanam dan juga setelah tanam. Pemupukan pada tanaman kopi disesuaikan dengan umur tanman, tanaman kopi umur kurang dari lima tahuan diberikan 5 kg pupuk kandang dan 30-50 gram pupuk kimia pabrik sedangkan pada tanaman umur lebih dari lima tahun diberikan 15 kg pupuk kandang dan 100 gram pupuk kimia pabrik. Pemupukan yang dilakukan di kebun kopi milik pemda Sleman yaitu pada tahap pengolahan lahan, kemudian pada tahap penanaman yaitu diberikan pada lubang tanam yang sudah dibuat. Setelah itu pemupukan dilakukan setahun dua kali yaitu pada awal musim hujan dan pada akhir musim penghujan.Pemupukan bertujuan untuk menjaga daya tahan tanaman, meningkatkan produksi dan mutu hasil serta menjaga agar produksi stabil tinggi. Pemupukan secara umum harus tepat waktu, dosis dan jenis pupuk serta cara pemberiannya. Semuanya tergantung kepada jenis tanah, iklim dan umur tanaman. Pemberian pupuk dapat diletakkan sekitar 50-100 cm dari batang pokok dengan membuat parit yang berbentuk lingkaran maupun setengah lingkaran kemudian lubang tersebut diberikan pupuk dan kemudian ditutup kembali lubang yang sudah dibuat.5. Pemeliharaan

Pemeliharaan tanaman kopi meliputi penyiangan, pemangkasan, dan pengendalian hama dan penyakit tanaman. Peremajaan juga dilakukan dalam rangka mengganti tanaman yang rusak atau mati. Pemeliharaan dilakukan untuk menjaga kelangsungan hidup tanaman agar tetap hidup sehat dan memiliki produktivitas yang tinggi dan stabil. Penyiangan yang dilakukan di kebun kopi milik pemda Sleman dalam hal penyiangan dilakukan 1 tahun dua kali biasannya pada awal musim penghujan dan akhir musim penghujan namun lebih baik apabila dilakukan empat kali dalam kurun waktu setahun. Pada kegiatan penyiangan juga dilakukan pembuatan rorak di samping tanaman, rorak digunakan untuk menampung gulma. Gulma hasil penyiangan tersebut dimasukkan dalam rorak dan dapat berfungsi sebagai pupuk organic. Pemangkasan merupakan bentuk pemeliharaan yang dilakukan dengan memotong tunas liar maupun cabang yang berlawanan arah. Menurut Prastowo dkk. (2010) manfaat dan fungsi pemangkasan umumnya adalah agar pohon tetap rendah sehingga mudah perawatannya, membentuk cabang-cabang produksi yang baru, mempermudah masuknya cahaya dan mempermudah pengendalian hama dan penyakit. Pangkasan juga dapat dilakukan selama panen sambil menghilangkan cabang-cabang yang tidak produktif, cabang liar maupun yang sudah tua. Cabang yang kurang produktif dipangkas agar unsur hara yang diberikan dapat tersalur kepada batang-batang yang lebih produktif. Selain itu Menurut Aak (1988), ada berbagai tipe pemangkasan antara lain yaitu pemangkasan bentuk, pemangkasan pemeliharaan, dan pemangkasan peremajaan. Pemangakasan bentuk bertujuan untuk menciptakan tanaman kopi sesuai bentuk yang di inginkan biasannya berbentuk lebar karena dilakukan pemangkasan pucuk untuk menghentikan pertumbuhan tinggi tanaman sehingga memudahkan dalam pemetikan buah dan dalam perawatan tanaman. Pemangkasan pemeliharaan pemeliharaan meliputi pemangkasan wiwilan, pemangkasan berat, pemangkasan B-F dan pemangkasan dalam rangka mengendalikan populasi hama dan penyakit tanaman.

Peremajaan dilakukan pada tanaman kopi yang tua, mati, atau rusak. Peremajaan dapat berupa peremajaan keseluruhan dan peremajaan sebagian (potong). Peremajaan keseluruhan dengan cara tanaman kopi yang tua, mati, atau rusak dibongkar dan digantikan dengan tanaman baru. Peremajaan potong dilakukan dengan memotong batang 120 cm, 150 cm, dan 180 cm.Pengendalian hama dan penyakit tanaman kopi yang menyerang dikebun kopi Pemda Sleman biasannya penggerek batang, penggerek buah, jamur (akar dan upas), dan karat daun. Untuk pengendalian penggerek batang dan penggerek buah biasannya secara manual. Tetapi untuk jamur maupun karat daun menggunakan pestisida, namun dengan syarat tidak menyemprotkan pestisida pada saat berbuah, karena akan mengurangi kulitas produk yang dihasilkan. Pengendalian hama dapat dilakukan dengan pembuatan pestisida dengan ramuan Beuveria sp., tepung jagung, beras, dan jamur. Campuran tersebut didiamkan selama beberapa minggu. Kemudian pestisida alami tersebut digunakan dengan cara disemprotkan.6. Panen

Pemanenan tanaman kopi dilakukan apabila kondisi buah yang masak atau sudah berwarna merah, sehingga pemanenan kopi tidak hanya dilakukan sekali namun beberapa kali pemanenan. Kopi berbuah setahun sekali. Tanaman kopi mulai berbunga pada awal musim penghujan, tanaman kopi berbunga dibulan Oktober sehingga bulan April bisa dipanen. Panen raya dimulai dari bulan April hingga bulan Juli dan Bulan September harus sudah dipanen seluruhnya.

Mayoritas tanaman kopi yang ditanam di kebun kopi Pemda Sleman tanaman kopi jenis Robusta dan sedikit tanaman kopi arabika. Kopi arabika sedikit populasinya karena dahulu pernah dilakukan penanaman dalam jumlah banyak namun terserang hama dan penyakit. Secara umum perbedaan tanaman kopi jenis robusta dan tanaman kopi jenis arabika adalah dilihat dari daun, daun kopi robusta lebih lebar dan lebat sedangkan kopi arabika lebih kecil dan kurang lebat. Pertumbuhan kopi arabika lebih lambat dibandingkan dengan kopi robusta. Biji yang dihasilkan buah robusta lebih kecil dibandingkan tanamman robusta.Kopi arabika rentan terhadap serangan hama dan penyakit. Jumlah dompolan biji kopi arabika lebih sedikit disbanding kopi robusta. Rasa dan aroma yang dihasilkan tanaman arabika lebih nikmat dibandingkan kopi robustaBAB V

KESIMPULAN

1. Tahap budidaya tanaman kopi terdiri dari kegiatan persiapan, pengolahan lahan, penanaman, pemupukan, pemeliharaan, dan panen. 2. Pemeliharaan meliputi penyiangan, pemangkasan (pemangkasan wiwilan, pemangkasan berat, pemangkasan BF, pemangkasan pengendalian OPT, dan pemangkasan peremajaan), serta pengendalian hama dan penyakit.DAFTAR PUSTAKA

Aak. 1980. Budidaya Tanaman Kopi. Yayasan Kanisius, Yogyakarta.

Najiyati, S. dan Danarti. 2012. Budidaya Tanaman Kopi dan Penanganan Pasca Panen. Penebar Swadaya. Jakarta.

Pohlan, H. and M.J.J. Janssens. 2011. Growth and production of coffe. Soils, Plant Growth and Crop Production. Vol. II. Page: 1-11.

Prastowo, B., E. Karmawati, S.J. Munarso, dan Siswanto. 2010. Budidaya dan Pasca Panen Kopi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, Bogor.

Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. 2003. Klon-Klon Unggul Kopi Robusta dan Beberapa Pilihan Komposisi Klon Berdasarkan Kondisi Lingkungan. No Seri 02.022.2-303., Jember.

Puslitkoka. 2006. Pedoman Teknis Tanaman Kopi. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia Jember.

Rahardjo, Pudji. 2012. Panduan Budidaya dan Pengolahan Kopi Arabika dan Robusta. Penebar Swadaya, Jakarta.

Ridwansyah, 2003. Pengolahan Kopi. Jurusan Teknologi Pertanian. Fakultas Pertanian, Universitas Sumatra Utara.

LAMPIRAN