modul penggunaan dan pemeliharaan hidrometer
TRANSCRIPT
Modul
Penggunaan dan pemeliharaan Alat Ukur
Untuk SMK dan MAK
MODUL
PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN ALAT
UKUR
Bidang Keahlian Teknik Mesin
Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif
Untuk SMK Dan MAK
Disusun oleh:
Leo sasmita
KATA
PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadiran Allah Yang Maha Kuasa,berkat limpahan
rahmat-Nya,saya dapat menyelesaikan modul ini.
Untuk memperoleh sumber daya manusia yang berkualitas, diperlukan dukungan
sistem pendidikan dan pelatihan terstandar yang selalu yang dikembangakan berdasarkan
kebutuhan pasar kerja.Salah satu komponen penting dalam sistem pendidikan dan pelatihan
tersebut adalah standar kompetensi yang dikembangkan bersama dunia usaha /industri dan
instansi lain dalam bentuk pengembangan dan pembuatan modul yang berkualitas untuk
mendukung kompetensi yang telah terstandar.
Modul berjudul Penggunaan dan pemeliharaan alat ukur memberikan pedoman
tentang cara menggunakan dan memelihara alat ukur sesuai dengan Standar Operasional
Prosedur (SOP).Kode dan Judul modul ini telah mengacuh pada Standar Kompetensi
Nasional (SKN).
Modul ini dipersiapkan untuk membantu Guru dan peserta didik pada jenjang
Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Lembaga Diklat Bidang Keahlian/Jurusan
Otomotif.
Saya mengharapkan modul ini selalu dikaji dan dikembangkan melalui sumbangsi
saran dan koreksi agar dapat menyesuaikan dengan tuntutan ilmu pengetahuan dan
teknologi, khususnya dibidang otomotif yang terus mengalami perkembangan,sehingga
sesuai dengan kebutuhan dunia industri dan pasar kerja.
Akhirnya semoga modul ini bermanfaat bagi mereka yang membutuhkan.
Banyuasin,Desember 2012
P e n u l i s
DAFTAR ISI
Kata pengantar ................................................................................................... .
Daftar Isi ............................................................................................................
Peta Kedudukan Modul……………………………………………………………………………………..
Glosarium ........................................................................................................... ..
I. PENDAHULUAN .....................................................................................
A. Deskripsi Umum................................................................................
B. Prasyarat............................................................................................
C. Petunjuk Penggunaan Modul............................................................
D. Tujuan Akhir Penggunaan..................................................................
II. PEMBELAJARAN .....................................................................................
Kegiatan Belajar :Penggunaan dan pemeliharaan Alat Ukur
A. Pendahuluan................................................................................................... ....
B. Metrologi........................................................................................................ .....
C. Multiteste
r...........................................................................................................
D. Hidrometer..........................................................................................................
E. Penguji tune-up Motor Bakar..............................................................................
F. Penguji Kondensor…………………………………………………………………………………………..
G. Ohmmeter………………………………………………………………………………………………………
H. Jangka sorong…………………………………………………………………………………………………
I. Mikrometer……………………………………………………………………………………………………
J. Dial gauge……………………………………………………………………………………………………….
K. Cylinder gauge…………………………………………………………………………………………………
L. Kunci Momen………………………………………………………………………………………………….
M. Pengukur Ketebalan………………………………………………………………………………………..
N. Plastigage………………………………………………………………………………………………………..
O. Pengukuran Sudut…………………………………………………………………………………………..
Tes Formatif…………………………………………………………………………………………………….
III. EVALUASI .....................................................................................
A. Uji Kompetensi Teori.........................................................................
B. Uji Kompetensi Keterampilan............................................................
C. Kreteria Penilaian...................................................................... ……..
DaftarPustaka................................................................................................ ........
Daftar Ganbar……………………………………………………………………………………………………
Indeks………………………………………………………………………………………………………………..
GLOSARIUM
Metrologi berasal dari bahasa yunani metron (mengukur) dan logos (ilmu).Berarti,metrologi
adalah ilmu pengukuran yang menyyangkut semua aspek teoritis dan praktis pengukuran.
End play
Kecocokan suatu poros kekanan atau ke kiri yang diukur pada ujungporos dengan
menggunakan dial indicator.
Backlash
Kecocokan antara gigi dengan gigi pada roda gigi atau rack (batang bergigi) yang diukur
dengan dial indicator.
Big end batang torak
Bagian batang torakyang berhubungan dengan poros engkol.
Dimensi
Ukuran dari suatu komponen/alat/suatu unit tertentu.
Replacement rod
Bagian dari cylinder gage yang dapat diganti-ganti sesuai dengan kebutuhan (besar kecilnya)
diameter silinder.
Trust clearance
Cela samping antara komponen yang dengan komponen lainnya yang dapat diukur dengan
feeler gauge / dial incator.
A. Deskripsi Umum
Modul yang berjudul Penggunaan dan Pemeliharaan Hidrometer ini disusun
berlandaskan kurikulum 2004 dengan standar Nasional.Materi yang akan diberikan
dikemas dalam bentuk kegiatan belajar teori dan praktek .
Pembelajaran teori merupakan landasan dasar yang akan menunjang
keterampilan praktik siswa sehingga setelah siswa selesai melaksanakan kegiatan
pada modul ini ,diharapkan siswa menguasai pengetahuan ,keterampilan dan sikap
kerja dalam menggunakan dan memelihara Hidrometer yang dilakukan di bengkel.
B. Prasyarat
Peserta didik pada Bidang Keahlian Mekanik Otomotif harus sudah menyelesaikan
modul-modul prasyarat seperti terlihat dalam diagram pencapaian kompetensi.
C. Petunjuk Penggunaan Modul
1. Rambu-rambu belajar bagi siswa/peserta didik
Untuuj memperoleh hasil belajar secara maksimal dalam menggunakan modul
ini,maka langkah-langkah yang harus dilaksanakan ,yaitu:
a. Baca dan pahami dengan seksama uraian-uraian materi yang ada masing-
masing kegiatan belajar.Bila ada materi yang kurang jelas ,peserta didik dapat
bertanya kepada Guru yang mangampu kegiatan belajar.
b. Kerjakan semua tugas teori dan tugas unjuk kerja/praktikk untuk mengetahui
seberapa besar pemahaman yang telah dimiliki terhadap materi-materiyang
dibahas dalam setia kegiatan belajar.
c. Untuk kegiatan unjuk kerja /praktek ,perhatikan hal-hal berikut:
1. Perrhatikanlah petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang berlaku.
2. Pahami setiap langkah kerja (prosedur praktikum)dengan baik.
3. Sebelum melaksanakan praktikum,identifikasi peralatan dan bahan yang
diperlukan dengan cermat.
4. Gunakan alat sesuai prosedur pemakaian yang benar.
5. Untuk melakukan kegiatan praktikum yang belum jelas,harus maminta ijin
Guru terlebih dahulu
6. Setelah selesai,kembalikan alat dan bahan ketempatnya.
d. Jika belum menguasai level materi yang diharapkan,ulangi lagi pada kegiatan
belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada Guru yang mengampu kegiatan
pembelajaran yang bersangkutan.
2. Peran bagi Guru/instruktur pengampu:
a. Membantu siswa/peserta didik dalam merencanakan proses belajar.
b. Membimbing siswa/peserta didik melalui tugas-tugas yang dijelaskan tahap
belajar.
c. Membanttu siswa/peserta didik dalam memahami konsep, praktek baru,dan
menjawab pertanyan peserta didik mengenai proses belajar peserta didik.
d. Membanttu siswa/peserta didik untuk menentukan dan mengakses sumber
tambahan yang yang lain diperlukan untuk belajar.
e. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok.
f. Merencanakan seorang ahli/pendamping dari tempat kerja untuk membantu
jika diperlukan.
g. Mencatat kemajuan belajar sisiwa.
h. Melakukan penilaian.
i. Menjelaskan kepada siswa/peserta didik,bagian-bagian yang perlu
diulang/diperbaiki dan merundingkan rencana belajar selanjutnya.
D. Tujuan Akhir Pembelajaran
Setelah mempelajari secara keseluruhan materi kegiatan belajar baik teori
maupun praktik dari modul ini peserta didik diharapkan memiliki kemampuan:
1. Memiliki dan menggunakan alat Hidrometer sesuai SOP.
2. Melakukan pengukuran dengan Hidrometer.
3. Membaca hasil pengukuran dan membandingkan dengan spesifikasi pabrik.
4. Mengalibrasi dan melakukan perbaikan Hidrometer.
5. Merawat dan memelihara Hidrometer sesuai dengan prosedur.
6. Menyimpan Hidrometer dengan baik dan benar.
PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN
HIDROMETER
A. Pendahuluan
Dalam kehidupannya,manusia sebagai mahluk cerdas membutuhkan suatu
nilai.Manusia ingin menilai sesuatu untuk membandingkannya dengan yang lain.Nilai
itu bisa saja nilai sesuatu yang tak berwujud seperti perilaku;misalnya sebuah
kolam,untuk mengetahui volume kolam tersebut kita harus tahu panjang,lebar dan
tinggi kolam tersebut.
B. Metrologi
Teknologi yang semakin lama semakin cangih,memungkinkan manusia untuk
dapat mengerjakan produk yang serumit apapun.Bukan hanya itu,semakin ketatnya
persaingan dipasar membuat para produsen harus memikirkan bagaimana menekan
biaya produksi agar harga pokok penjualan semakin murah.Salah satu upaya
tersebut ialah memproduksi suatu produk ditempat atau negara yang terpisah.Agar
bagian-bagian dapat dirakit,tentu saja diantara berbagai tempat produksi itu harus
ada ketelitian dan keseragaman pengukuran.Adanya tuntutan ini membuat
pengukuran berkembang menjadi ilmu tersendiri yang disebut metrologi.Metrologi
adalah ilmu pengetahuan tentang ukuran dan bobot.Dalam
perkembangannya,metrologi bahkan telah mempunyai cabai yang disebut metrologi
dimensi
C. Multitester
Multitester,biasa disebut juga avometer adalah alat yang berfungsi untuk
menguji atau mengukur tegangan ,arus , dan tahanan litrik serta untuk memeriksa
hubungan kelistrikan suatu komponen.Multitester mempunyai dua jenis yaitu:
1. Multitester analog adalah multitester yang hasil pengukuran ditunjukan oleh
oleh sebuah jarum yang bergerak pada bidang yang diberi skala ukur.
2. Multitester digital adalah multitester yang hasil pengukuran ditunjukan
langsung dengan angka.
Gambar 1.1 Multitester analog Gambar 1.2 Multitester Digital
Table 1.1 jangka skala pengukuran tegangan DC
Angka selector Tegangan yang dapat diukur (V)
2,5 0-2,5
10 0-10
25 0-25
50 0-50
500 0-500
Metedo pengukuran arus DC
1. hubungkan kabel tester warna merah ke terminal positif dan kabel tester
warna hitam ke terminal negative.
2. Posisikan selector skala pada salah satu angka skala DC V (VDC) yang
bersesuian dengan tegangan yang akan diukur.
3. Hubungkan kabel tester merah multitester ke terminal positif sumber
tegangan positif dan kabel tester hitam multitester ke terminal negative
sumber tegangan negative (hubungan parallel)
4. Bacalah hasil pengukuran tegangan pada skala DC.
Tabel 1.2 jangka skala untuk pengukuran tegangan AC
Angka selector Tegangan yang dapat diukur (V AC)
10 0-10
25 0-25
250 0-250
1000 0-1000
Metode pengukuran tegangan AC
1. Hubungkan kabel tester merah ke terminal positif dan yang berwarna hitam
ke terminal negative.
2. Posisikan selector pada salah satu jangka skala AC volt yang masih akan
mencakup tegangan yang akan diukur.
3. Hubungkan kabel tester secara paralel pada bagian yang akan diperiksa dan
bacalah V AC yang ditunjukan oleh jarum penunjuk.
4. Bacalah hasil pengukuran pada skala AC V.
C. Hydrometer
Hydrometer digunakan untuk menguji atau mengetahui kapasitas
baterai dengan cara mengukur kandungan asam elektrolitnya.Makin tinggi
asam elektrolit,makin besar kapasitas baterainya.selain itu,hydrometer juga
dapat mengetahui berat jenis elektrolit baterai.berat jenis adalah
perbandingan antara berat satu satuan volume asam dengan berat satu
satuan volume air.Air mempunyai berat jenis 1.jika baterai diisi penuh dengan
air (berat jenis = 1),maka dapat kita ketahui bahwa baterai tidak terisi arus
listrik.
Pada saat kandungan asam larutan elektrolit ditingkatkan, maka berat
jenisnya meningkat dan baterai lebih banyak terisi muatan listrik.
Gambar 1.3 hidrometer Gambar 1.4 hidrometer
Cara Menggunakan Hidrometer
Hidrometer dapat digunakan mengikuti langkah-langkah dibawah ini.
1. Tekan/remas bola karet .
2. Masukan pipa pengambil ke dalam sel baterai.
3. Lepas penekanan balon karet dengan perlahan-lahan hingga elektrolit masuk
tersedot kedalam tabung kaca.
4. Angkat sedikit hidrometer (tabung pengambil tidak boleh keluar dari lubang sel
baterai)
5. Usahakan posisi hidrometer tegak lurus.
6. Berat jenis elektrolit baterai sama dengan angka pada skala pelampung yang rata
dengan permukaan elektrolitnya.
Cacatan penting
Untuk membaca hidrometer, posisikan mata anda sejajar dengan permukaan larutan
didalam tabung kaca (untuk menghindari kesalahan paralaks)
Pada kaca apung terdapat angka-angka kalibrasi dan anda dapat membaca secara
akurat besar berat jenis elektrolit baterai.
Setiap sel baterai harus diperiksa kemudian berat jenis sel-sel dibandingkan.Misalkan 5
dari 6 sel telah terisi dan sel ke 6 tidak terisi, maka hal ini menunjukan adanya
kemungkinan kerusakan pada sel nomor 6 tersebut.perbedaan maksimum berat jenis
antar sel adalah 0,20.
Larutan elektrolit harus jernih,elektrolit yang terkotori atau tidak jernih menunjukan
bahwa materi pelapis plat telah larut dan bercampur dengan elektrolit.Hal ini akan
mengurangi kemampuan baterai dalam menyimpan muatan.
Berat jenis bervariasi dan bergantung pada temperatur elektrolit.Koreksi
temperatur harus dilakukan jika elektrolit tidak pada temperatur 25◦C.Pembacaan berat
jenis 1,265 pada temperatur 25◦C menunjukan baterai 100% terisi.Pembacaan lebih
lanjut ditunjukan pada tabel 1.5 berikut.
Berat jenis Keadaan baterai
1,265 Terisi (100% )
1,225 Terisi (75% )
1,190 Terisi (50%)
1,165 Terisi (25% )
<1,120 Tidak terisi ( kosong )
D. Penguji tune-up
Ada beberapa jenis penguji tune-up motor bakar. Berikut ini adalah tune-up motor bakar
yang dilengkapi dengan :
Tachometer
Dwellmeter
Pengukur vakum
Lampu pewaktu (timing light)
Gambar 1.5 penguji tune-up
Garis besar fungsi penguji tune-up motor bakar
Tachometer untuk mengukur putaran mesin bensin.
Pengukur sudut diam (dwellmeter) untuk mengukur besarnya sudut diam
(lamanya platina menutup)
Pengukut vakum untuk mengukur besarnya kevakuman pada manipol
pemasukan dengan tujuan :
a. Mengetahui kebocoran kompresi dari katup.
b. Mengetahui keterlambatan pewaktu katup (valve timing)
c. Mengetahui kebocoran perapat kepala silinder dan manipold.
Timing light untuk mengetahui saat penyalaan/pengapian (ignition timing)
Catatat:Setiap perubahan temperatur 5◦C,berat jenis berubah sebesar 5 poin.untuk
membuat koreksi temperatur, pada temperatur diatas 25◦C harus ditambah dengan
5,dan pada temperatur dibawah 25◦C harus dikurangi dengan 5.
Tacho dan pengukur sudut diam
Pengertian sudut diam (dwell angel ) mengacu pada sudut perputaran distributor
selama platina menutup.Sudut diam harus disetel dengan benar sesuai spesifikasi
pabrikan kendaraan yang bersangkutan.
Jika sudut diam terlalu kecil,koil pengapian tidak mendapat cukup waktu
untukmembangkitkan medan magnet dan akan menghasilkan tegangan sekunder yang
lemah.
Jika sudut diam terlalu besar ,tegangan induksi pada kumparan primer koil
pengapian akan melompat diantara cela platina dan tidak mengisi kapasitor.Induksi
medan magnet pada koil melemah dan mengakibatkan tegangan sekunder menjadi
rendah.
Keausan poros distributor atau mekanisme pemaju dapat diidentifikasi dengan cara
menaikan putaran mesin atau memberikan kevakuman yang berbeda pada unit vakum
dan mencatat variasi sudut diam yang terbaca.Distributor yang memiliki perbedaan
lebih dari 2® perlu diperbaiki.
Petunjuk pengoperasian :
1. Sambungan meter listrik biasanya ke terminal (-) koil pengapian dan massa.
2. Putar selector sesuai dengan jenis dan jumlah silinder.
3. Hihupkan motor bakarnya dan perhatikan pembacaan meter.
4. Bila diperlukan ,lakukan penyetelan celah platina.
5. Periksa kembali pembacaan pengukur sudut diam.
Penting:
Untuk mesin 4 silinder sudut diam = 26®
Untuk mesin 5 silinder sudut diam = 30®
Untuk mesin 8 silinder sudut diam = 22,5®
Perubahan jarum hanya 2 strip.
Lampu pewaktu
Lampu pewaktu (timing light) digunakan untuk memeriksa saat pengapian,apakah
telah sesuai dengan yang dispesifikasikan oleh pabrik pembuat kendaraan.Lampu
menyala hanya selama dipicu oleh arus listrik yang mengalir melalui busi silinder nomor
satu.Saat pengapian yang tepat terjadi hanya ketika markah garis pada puli tepat
sebaris dengan markah garis utama pada blok mesin.
Langkah-langkah penyetelan saat pengapian :
1. Jepitkan kabel pemicu lampu pewaktu pada kabel busi silinder nomor 1.
2. Arahkan lampu pewaktu pada puli poros engkol dan akan kedudukan markah garis
pada puli terhadap markah garis pada blok mesin.
3. Longgarkan skrup pengikat rumah distributor.
4. Sambil memperhatikan markah garis pada puli, putar secara perlahan rumah
distributor searah atau berlawanan arah dengan arah putaran jarum jam hingga
markah garis pada puli tepat sebaris dengan markah garis pada blok mesin.
5. Setelah kedua markah garis sebaris, kencangkan kembali skrup pengikat rumah
distributornya.
6. Lepaskan jepitan kabel pemicu lampu pewaktu dari kabel busi tadi.
E. Penguji kondensor
Kondensor adalah komponen listrik yag dapat menyimpan dan membuang
muatan listrik.Kondensor digunakan untuk meniadakan loncatan bunga api listrik
pada platina.kondensor dipasang secara parallel dengan kontak platina.Pada saat
platina mulai merenggang, tahanan pada jalur ini semakin membesar.Dengan
demikian,arus akan cenderung mengalir ke kondensor yang tanpa hambatan.Oleh
sebab itu,loncatan bunga api listrik tidak terjadi pada kontak platina.
Penguji kapasitor dapat digunakan untuk menentukan :
Kapasitas kapasitor.
Sesistensi (kebocoran) insulator.
Resistensi seri.
Hubungan singkat (ke massa).
Hubungan singkat internal rangkaian.
Langkah- langkah pengujian kapasitor :
1. Hidupkan alat uji.
2. Hubungkan salah satu kabel alat uji ke kabel kapasitor.
3. Hubungkan ujung lainnya ke badan kapasitor.
4. Putar tombol penguji kea rah “capacity”.
5. Perhatikan pembacaan alat ukur dan bandingkan dengan spesifikasi pabrik.
6. Putar tombol penguji kearah “leakage”.
7. Perhatikan pembacaan alat ukur.penunjukan jarum harus berada diluar garis merah.
8. Putar tombol penguji kea rah “series resistance”.
9. Perhatikan pembacaan alat ukur.penunjuk garis harus berada didalam garis merah.
F. Ohmmeter
Ohmmeter digunakan untuk memeriksa pembangkit pulsa (signal generator) pada
distributor pengapian elektronik.
Gambar 1.6 Ohmmeter Gambar 1.7 Ohmmeter
Petunjuk pemakaian :
Gunakan ohmmeter dan aturlah pada rentang terendah.
Masukan setiap kabel ke kabel tegangan tinggi dari pembangkit pulsa.
Periksa pembacaan meter dan bandingkan dengan spesifikasi pabrik.
G. Jangka sorong
Jangka sorong memiliki skala utama dan skala nonius.Dengan skala nonius,
pengukura dapat dilakukan secara lebih tepat (sampai dua atau tiga angkah
dibelakang koma).
Gambar 1.8 Jangka sorong
Kecermatan jangka sorong
jangka sorong dibuat dengan kecermatan yang berbeda-beda yang tergantung pada
pembagian skala noniusnya.Jangka sorong yang lazim diproduksi ialah jangka sorong
dengan kecermatan 0,10 mm dan 0,05 mm.
Gambar 1.9 Jangka sorong digital
Membaca hasil pengukuran
Contoh pengukuran
H. Micrometer
Mikrometer adalah alat ukur yang memiliki kecermatan lebih tinggi
daripada jangka sorong.Alat ini berfungsi untuk mengukur diameter luar
dan dalam.Alat ini dapat mengukur sampai dengan kecermatan 0,01mm
atau 0,001inchi.setiap micrometer mempunyai batas pengukuran sampai
dengan 25mm,yaitu :
1. Micrometer 0-25mm
2. Micrometer 25-50mm
3. Micrometer 50-75mm
4. Micrometer 75-100mm
5. Micrometer 100-125mm
6. Micrometer 125-150mm
Bagian-bagian mikrometer
Pergeseran spindel terhadap Anvil didasarkan pada kisar ulir
thimbelnya.Biasanya ulir thimble ini mempunyai kisar 0,5mm.Sehingga apabila
thimbel berputar sekali,maka spindel akan menjauh dari Anvil 0,5mm.Skala
nonius dibuat pada keliling thimbel.satu putaran thimbel terbagi atas 50 bagian
sehingga jarak dua skala pada thimbel akan mewakili pergeseran spindel sejauh
0,5 dibagi 50 yang sama dengan 0,01mm
Kecermatan = pergeseran thimbel : putaran thimbel = 0,5 : 50 =
0,01mm
I. Dial gauge
Dial gauge adalah alat ukur yang mutlak ada saat kita melakukan proses overhaul, tool ini
sangat penting untuk mendapatkan data-data yang sangat kritikal, seperti: end play, backlash,
bending, protrusion liner, valve sinking, dan sebagainya.
Dial gauge ini adalah tools yang tidak bisa berdiri sendiri, ia harus dipasangkan dengan
suatu alat bantu yang dinamakan: Magnetic Base, sebagai pemegang dial gauge dan berfungsi
mengatur posisi dari dial gauge (tinggi-rendahnya, kemiringannya) pada tempat atau
permukaan benda yang diukur.
Alat ukur ini berfungsi untuk mengukur :
1. Kerataan permukaan bidang datar.
2. Kerataan permukaan serta kebulatan sebuah poros.
3. Kerataan permukaan dinding silinder.
4. Kebengkokan poros, run out, kesejajaran dan lain-lain
Bagian bagian dial gauge :
1. Jarum panjang2. Jarum pendek3. Tanda batas toleransi
4. Bidang sentuh denganbenda kerja
1. Jarum Panjang/Jarum Penunjuk• Jarum ini akan langsung bergerak apabila bagian-bagian sentuh tertekan oleh benda kerja, adapun nilai pergerakan dari jarum tersebut tergantung dari beberapa nilai skala dari dial gauge tersebut, misalnya nilai skala gauge 0,01 mm, apabila jarum panjang bergerak dari angka nol sampai angka 10 berarti nilai pergerakan jarum panjang tersebut adalah 0,01 mm x 10 = 0,1 mm.• Skala jarum panjang ini dapat diputar ke kiri atau ke kanan, artinya posisi angka nol tidak pasti selalu berada di atas, tetapi bisa ada pada posisi di bawah atau disamping, tergantung pada posisi mana yang kita kehendaki pada saat porses mengukur benda kerja.
2. Jarum Pendek
• Jarum pendek akan bergerak satu ruas , apabila jarum panjang bergerak dari angka nol sampai dengan angka nol lagi (satu putaran) ,hal ini berarti pergerakan satu ruas dari jarum pendek adalah 0,1 mm x 100 = 1 mm (apabila nilai skala dial gauge adalah 0,01 mm).• Sehingga apabila jarum pendek berputar satu kali putaran, maka nilai pergerakan jarum pendek adalah 1 mm x 10 = 10 mm.
3. Batas Toleransi• Dua alat ini dapat digeser ke kiri atau ke kanan sampai dengan kehendak kita, untuk melihat batas pergerakan jarum panjang ke arah kiri dan kanan, pada saat proses pengukuran benda kerja (lihat pada cara penggunaan dial gauge).
4. Bidang sentuh dengan benda kerja.
• Alat ini akan bergerak naik dan turun, apabila bersentuhan dengan permukaan benda kerja, saat benda kerja gergerak terhadap bidang sentuh tersebut.• Jarum panjang akan bergerak ke arah kanan apabila bidang sentuh bergerak ke atas.• Jarum panajang akan bergerak ke arah kiri , apabila bidang sentuh bergerak kea rah bawah.
Sebagai contoh, jika jarum panjang pada skala besar bergerak sejauh 6 strip dan jarum pendek bergerak pada skala 3 maka artinya hasil pengukurannya adalah3,06 mm. Pengukuran ini diperoleh dari :skala pada jarum panjang dibaca : 6 x 0,01 mm = 0,06 mmskala pada jarum pendek dibaca : 3 x 1 mm = 3 mmmaka hasil pengukurannya adalah 0,06 mm + 3 mm = 3,06 mm.
J. Kunci Momen
Kunci momen (torque wrench) berfungsi untuk mengencangkan mur atau baut sesuai dengan ukuran kekencangan tertentu.Pada kunci momen bagian ujungnya bisa dipasang kunci soket sesuai dengan ukuran mur atau baut yang akan dikencangkan. Sedangkan pada ujung yang lain (dekat dengan handle kunci momen) terdapat jarum penunjuk dan angka-angka yang menunjukkan nilai kekencangan dari mur atau baut yang dikencangkan. Jarum akan bergerak sesuai dengan kekencangan yang diberikan.Kunci momen digunakan hanya pada pengerjaan akhir dari pengencangan baut atau mur. Jadi pada saat awal pengencangan kita menggunakan kunci biasa (kunci ring, kunci soket maupun kunci pas), setelah dirasa agak kencang baru dikencangkan akhir menggunakan kunci momen dan kencangkan sesuai dengan nilai kekencangan dari mur atau baut tersebut.Kunci momen bisa untuk mempermudah dalam menyamakan nilai kekencangan mur atau baut, sehingga kebengkokan pada suatu bagian karena nilai kekencangan yang berbeda-beda dapat dihindari.
Menggunakan Kunci Momen
Mengetatkat pengikatan baut / mur dengan menggunakan kunci momen dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
1. Setel kunci momen sesuai kekuatan yang ditetapkan.Untuk itu, lakukan langkah berikut.
Kendurkan mur penyetel. Geser baji penyetel sepanjang skala sampai indicator segaris dengan nilai
pengencangan yang diinginkan. Kencangkan mur penguncinya.
2. Pasang kunci yang sesuai dengan ukuran mur yang akan diketatkan pada penggerak kunci momen.
3. Masukan kunci socket pada mur yang akan dikencangkan.4. Tempatkan tangan kiri diujung penggerak dan tangan kanan pada tangki kunci
momen.Tarik secara merata dengan tangan kanan sampai terdengar bunyi klik.Untuk pengetatan yang besar,momen puntirnya,kunci momen harus diatur dalam beberapa tahapan pengencangan,misalnya,penencangan 8 kg,tahapan pengencangannya 4 kg-6 kg-8 kg.
K. Pengukur ketebalan
Feerler gauge sering disebut juga dengan thickness gauge, karena memang bentuknya seperti
bilah tipis dalam ukuran yang bermacam-macam. Mulai dari 0,05 mm sampai 1 mm. Namun ada juga
yang dimulai dari ukuran 0,03 mm dan 0,04 mm.
Feeler gauge berfungsi untuk mengukur celah di antara dua bagian. Feeler gauge terbuat dari
lembaran plat baja dengan berbagai ukuran. Pada saat akan digunakan feeler gauge harus dalam
kondisi bersih, jika tidak akan mempengaruhi hasil pengukuran.
Contoh penggunaan feeler gauge yaitu pada pengukuran/penyetelan celah katup. Bila ukuran
tidak tersedia maka kita bisa menggabungkan beberapa bilah feeler. Misalkan kita mau
menggunakan feeler dengan ukuran 0,45 mm. Sedangkan dalam feeler tidak tersedia ukuran
tersebut maka kita bisa menggabungkan dua buah feeler dengan ukuran 0,40 mm dan 0,05 mm.
Tetapi usahakan sedikit mungkin dalam penggabungannya.
Jika angka pada bilah tidak ada kita bisa gunakan micrometer untuk mengetahui ukuran
ketebalan bilah feeler tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Honda Operasional.Pengetahuan alat ukur.Jakarta:PT.Astra Internasional
Tim Toyota Astra Motor.New Step 1.Jakarta:PT.Toyota Astra Motor
Amien Nugroho .Ensiklopedi Otomotif.Jakarta:PT.Gramedia Pustaka Utama