keperawatan

20
1 A. PENDAHULUAN Narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA) yang biasa disebut narkoba merupakan jenis obat/zat yang diperlukan di dalam dunia pengobatan. Akan tetapi apabila dipergunakan tanpa pembatasan dan pengawasan yang seksama dapat menimbulkan ketergantungan serta dapat membahayakan kesehatan bahkan jiwa pemakainya. Narkotika adalah zat yang dipergunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan pengembangan ilmu kesehatan. Pengguna narkotika ini harus sepengetahuan dari dokter sebab efek setelah mengkonsumsinya bisa membuat orang ketagihan. 1 Penggunaan zat yang berlebihan ini dapat membuat seseorang ketagihan akan zat tersebut, sehingga permintaan terhadap narkoba menjadi meningkat. Angka kriminalitas yang ditimbulkan dari dorongan untuk mendapatkan narkoba semakin marak dan menyebabkan angka tindak pidana narkoba semakin meningkat pula. 2 Trend perkembangan kejahatan narkoba di Indonesia akhir-akhir ini menunjukkan peningkatan yang sangat tajam. Hasil analisis Polri atas tingginya angka kejahatan tersebut salah satu disebakan oleh krisis ekonomi yang melanda 1 Gatot Supramono, Hukum Narkotika Indonesia, (Jakarta : Djambatan, 2004), hal. 1. 2 Ibid,.

Upload: anies-zhee-fitriatunnisa

Post on 11-Jul-2016

12 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

keperawatan

TRANSCRIPT

1

A. PENDAHULUAN

Narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA) yang biasa

disebut narkoba merupakan jenis obat/zat yang diperlukan di dalam dunia

pengobatan. Akan tetapi apabila dipergunakan tanpa pembatasan dan pengawasan

yang seksama dapat menimbulkan ketergantungan serta dapat membahayakan

kesehatan bahkan jiwa pemakainya.

Narkotika adalah zat yang dipergunakan untuk kepentingan pelayanan

kesehatan dan pengembangan ilmu kesehatan. Pengguna narkotika ini harus

sepengetahuan dari dokter sebab efek setelah mengkonsumsinya bisa membuat

orang ketagihan.1

Penggunaan zat yang berlebihan ini dapat membuat seseorang ketagihan

akan zat tersebut, sehingga permintaan terhadap narkoba menjadi meningkat.

Angka kriminalitas yang ditimbulkan dari dorongan untuk mendapatkan narkoba

semakin marak dan menyebabkan angka tindak pidana narkoba semakin

meningkat pula.2

Trend perkembangan kejahatan narkoba di Indonesia akhir-akhir ini

menunjukkan peningkatan yang sangat tajam. Hasil analisis Polri atas tingginya

angka kejahatan tersebut salah satu disebakan oleh krisis ekonomi yang melanda

1 Gatot Supramono, Hukum Narkotika Indonesia, (Jakarta : Djambatan, 2004), hal. 1. 2 Ibid,.

2

hampir seluruh daerah di Indonesia. Dengan kejadian ini, para produsen,

distributor dan konsumen memanfaatkan situasi ini untuk memperbesar dan

mencari keuntungan dalam peredaran dan penyalahgunaan narkoba.3

Penyalahgunaan narkoba pada akhir tahun ini dirasakan semakin

meningkat. Dapat kita amati dari pemberitaan-pemberitaan baik di media cetak

maupun elektronika yang hampir setiap hari memberitakan tentang penangkapan

para pelaku penyalahgunaan narkoba oleh aparat keamanan. Kebanyakan

pelakunya adalah remaja belasan tahun serta anak-anak, dimana mereka pasti

sudah mengerti tentang bahaya mengkonsumsi narkoba, tapi mengapa mereka

menggunakannya.

Kalangan remaja mudah terpengaruh ke dalam pemakaian narkoba karena

masa remaja merupakan masa seorang anak mengalami perubahan cepat dalam

segala bidang, menyangkut perubahan tubuh, perasaan, kecerdasan, sikap sosial,

dan kepribadian. Mereka mudah dipengaruhi karena dalam dirinya banyak

perubahan dan tidak stabilnya emosi cenderung menimbulkan perilaku yang

nakal.4 Menurut Zakiah Daradjat walaupun dari perkembangan jasmani dan

kecerdasan telah betul-betul dewasa, dan emosinya juga sudah stabil, namun dari

3 O.C Kaligis &Associates, Narkoba dan Peradilannya di Indonesia, (Bandung : Alumni, 2007), hal. 12.

4 Gatot Supramono, Hukum Acara Pengadilan Anak, (Jakarta : Djambatan, 2000), hal 2.

3

segi kematangan agama dan ideologi masih dalam proses pemantapan.5

Pada masa ini juga remaja sedang mencari jati diri sebagai remaja. Walaupun saat

ini masih terdapat beragam interpretasi tentang definisi remaja, seperti definisi

remaja menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)

bahwa seseorang dikatakan remaja yaitu antara usia 14tahun -20 tahun, namun

setidaknya kita dapat melihat standarisasi seseorang dikatakan remaja, diantaranya

ditandai dengan perkembangan fisik, psikologis dan sosial.

Perkembagan secara fisik ditandai dengan makin matangnya organ-organ

tubuh termasuk organ reproduksi. Secara sosial, perkembangan ini ditandai

dengan semakin berkurangnya ketergantungan dengan orang tuanya, sehingga

remaja biasanya akan semakin mengenal komunitas luar dengan jalan interaksi

sosial yang dilakukannya di sekolah, pergaulan dengan teman sebaya, maupun

masyarakat luas. Di sinilah mulai mucul problematika yang dihadapi remaja.

Salah satu permasalahannya ialah mengenai jati diri remaja itu sendiri.

Proses pencarian inilah yang terkadang dimanfaatkan oleh oknum tertentu

untuk menjerumuskan para remaja tersebut kedalam hal-hal negatif, dengan

keuntungan yang didapat oleh oknum tersebut yaitu materi. Salah satu hal negatif

tersebut ialah peredaran gelap dan penyalahgunaan narkoba.

5 Zakiah Daradjat, Faktor-faktor yang merupakan masalah dalam proses pembinaan

generasi muda, diselenggarakan di Jakarta, 24-26 Januari 1980.

4

Sedangkan masa anak-anak merupakan masa untuk mencoba segala hal

yang ingin diketahui dan ingin mengetahui lebih dalam tentang yang

diketahuinya. Di masa ini anak-anak masih dalam pengawasan keluarga.

Terkadang, meskipun sudah diawasi keluarga, ada faktor lain yang mempengaruhi

mereka yaitu lingkungan sekitar. Dari hal ini, anak-anak akan mencoba dan

terbiasa dengan yang namanya narkoba.

B. PERMASALAHAN 1. Untuk mengetahui gejala dan dampak yang timbul akibat penyalahgunaan

narkoba pada kalangan remaja dan anak-anak.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan penyalahgunaan narkoba

pada remaja dan anak-anak di kota Medan.

3. Untuk mengetahui penanganan bagi remaja dan anak-anak yang terjerumus

pada narkoba di kota Medan Menurut Undang-Undang No.35 Tahun 2009.

C. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah penelitian

hokum normative dan juga metode penelitian empiris, yaitu dengan melakukan

penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan

5

D. HASIL PENELITIAN

1. GEJALA DAN DAMPAK YANG TIMBUL AKIBAT

PENYALAHGUNAAN NARKOBA

aGejala Yang Timbul Akibat Penyalahgunaan Narkoba Pada Remaja

Dan Anak-anak

Menurut Pasal 1 UU Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika,

Psikotropika ialah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika,

yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat

yang menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku.

Secara umum, pengertian narkotika ialah suatu zat yang dapat

menimbulkan perubahan perasaan, suasana pengamatan atau penglihatan karena

zat yang tersebut mempengaruhi suasana syaraf pusat.

Secara fisik para pecandu narkoba umumnya menunjukkan tanda-tanda

sebagai berikut: 6 Berat badan menurun secara drastic, Mata menjadi cekung,

Wajah terlihat pucat, Bibir berubah warna menjadi kehitaman, Sulit buang air

kecil, Sembelit tanpa alasan jelas, Ada bintik-bintik merah seperti bekas gigitan

nyamuk atau bekas luka sayatan.

6 Soedjono D, Segi Hukum Tentang Narkotika Di Indonesi, (Bandung : PT.Karya

Nusantara, 1976), Hal. 150.

6

Secara emosi para pecandu narkoba umumnya menunjukkan tanda-tanda

sebagai berikut:7 Menjadi sangat sensitif, Mudah merasa bosan, Membangkang

bila dimarahi atau ditegur, Emosional dan mudah marah, Suka menyakiti diri

sendiri.

Secara perilaku para pecandu narkoba umumnya menunjukkan tanda-

tanda sebagai berikut:8 Senang menyendiri di tempat yang sepi dan gelap, Nafsu

makan menurun, Malas, Tidak bertanggung jawab, Takut air, Mengeluarkan air

mata dan keringat secara berlebihan, Sering menguap, Sering mengalami mimpi

buruk, Sering berbohong, Suka mencuri uang atau benda berharga di

lingkungannya (keluarga, sekolah, kantor), Sering batuk pilek berkepanjangan

tanpa sebab jelas. Biasanya terjadi pada saat sedang sakauw, Sering pergi tanpa

izin dan bertemu dengan orang-orang yang tak dikenal.

bDampak yang Timbul Akibat Penyalahgunaan Narkoba

Penyalahgunaan narkoba bisa mengakibatkan berbagai macam masalah

pada kehidupan penggunanya. Setidaknya terdapat dua kerugian yang ditimbulkan

secara langsung akibat penyalahgunaan barang terlarang ini, yaitu kerugian pada

diri pemakainya dan kerugian pada lingkungan sosialnya. Dampak

penyalahgunaan narkoba pada seseorang sangat tergantung pada jenis narkoba

7 Ibid, 8 Ibid,

7

yang dipakai, kepribadian pemakai dan situasi atau kondisi pemakai. Secara

umum, dampak kecanduan narkoba dapat terlihat pada fisik, psikis maupun sosial

seseorang.9

1)Kerugian pada diri pemakai

a)Akibat pada fisik

b)Akibat psikis

2)Kerugian pada lingkungan sosial

a)Pengaruh pada keluarga

b)Pengaruh pada lingkungan

cHasil Penelitian Terhadap Korban Penyalahgunaan Narkoba di

Panti Rehabilitasi Narkoba Sibolangit Centre Sumatera Utara

Korban pertama atas kasus penyalahgunaan narkoba yang penulis

wawancara bernama Ruli (nama samaran). Ruli yang berusia 17 tahun sudah

berada di pusat rehabilitasi selama hampir 10 bulan. Ruli berdomisili dari Percut

mengatakan bahwa dia mempergunakan narkoba untuk pertama kali di lingkungan

rumahnya. Lingkungan rumahnya merupakan salah satu kawasan bandar narkoba,

tidak hanya memakai, tetapi juga melakukan transaksi jual beli. Selain Ruli,

ternyata warga sekitar rumah Ruli juga mempergunakan narkoba. Ruli yang saat

9 www.kulonprogokab.go.id/.../getfile.php?...narkoba...dampak, diakses tanggal 12

September 2012.

8

ini sedang menjalani pemulihan, merasakan dampak yang lebih baik dari

sebelumnya. Ia sudah mulai terbiasa untuk tidak mempergunakan narkoba.

2. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PENYALAHGUNAAN NARKOBA

PADA REMAJA DAN ANAK-ANAK DI KOTA MEDAN

a. Faktor-faktor Penyebab Penyalahgunaan Narkoba Secara Umum

Secara umum penyebab penyalahgunaan narkoba merupakan suatu fenomena

yang terjadi, karena beberapa faktor yang secara kebetulan telah terjalin menjadi

satu, sehingga berakibat demikian. Faktor-faktor itu dapat dibagi menjadi dua

bagian besar, yaitu :10

1)Faktor Individu

a)Adanya gangguan, yaitu :

*Gangguan Kepribadian

*Gangguan cara berpikir

*Gangguan emosi

*Gangguan kehendak dan Perilaku

2). Faktor usia

10 Yuanita Fachril, Narkoba Mengenal Untuk Menangkal, Sarana Penunjang Pendidikan,

Bandung,2007, hal. 37.

9

a). Pandangan atau keyakinan yang keliru

b). Religiusitas yang rendah

*Faktor Keluarga

*Faktor Lingkungan Tempat Tinggal

*Keadaan Di Sekolah

*Pengaruh Teman Sebaya

*Keadaan Masyarakat Pada Umumnya

b. Faktor-faktor Penyebab Penyalahgunaan Narkoba Pada Remaja dan

Anak-anak Di Kota Medan

Seorang remaja tidak begitu saja mendapatkan dan menyalahgunakan

narkoba, tentunya ada faktor-faktor yang mempengaruhi remaja sehingga remaja

tersebut berhadapan dengan narkoba. Setelah dilakukan wawancara terhadap

beberapa responden yang terdiri dari remaja dan anak-anak yang melakukan

penyalahgunaan narkoba di kota Medan maka dapat disimpulkan bahwa adapun

faktor-faktor yang mempengaruhi dapat bersal dari internal maupun eksternal.

1) Faktor internal, yang terdiri dari :

a) Kontrol diri yang buruk

b) Pengambilan keputusan yang tidak tepat

c) Prinsip kesenangan semata

10

d) Lemahnya pemahaman agama

2) Faktor eksternal :

a)Faktor keluarga

b)Faktor lingkungan

*Masyarakat sekitar

*Pergaulan

c)Faktor pendidikan

3. PENANGANAN BAGI REMAJA DAN ANAK-ANAK YANG

TERJERUMUS PADA PENYALAHGUNAAN NARKOBA MENURUT

UNDANG-UNDANG NO.35 TAHUN 2009

a. Penggunaan Sanksi Pidana bagi Remaja dan Anak-anak yang

Terjerumus pada Penyalahgunaan Narkoba

Permasalahan kejahatan di Indonesia menjadi perhatian sejak puluhan

tahun yang lalu, terutama pada tahun 1970 terjadinya tingkat kejahatan yang

begitu menggejolak. Hal ini menuntut Pemerintahan untuk mengeluarkan

peraturan yang dapat mengatasinya yaitu dengan dikeluarkannya Peraturan

Presiden RI nomor 67 tahun 1971.11 Peraturan tersebut tentang penanggulangan

masalah nasional yaitu kenakalan remaja, penyalahgunaan narkotika, uang palsu,

11 Soedjono Dirjosisworo, Sosio Kriminologi, (Bandung : Sinar Baru, 1984), hal. 169.

11

penyeludupan, subersif, pengemasan terhadap orang asing. Peningkatan jumlah

kejahatan yang dilakukan oleh setiap anggota masyarakat dipandang para ahli

sebagai hal yang alami.

Menurut Pasal 55 ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 : Orang

tua atau wali dari pecandu Narkotika yang belum cukup umur wajib melaporkan

kepada pusat kesehatan masyarakat, rumah sakit, dan/lembaga rehabilitasi medis

dan rehabilitasi sosial yang ditunjuk oleh Pemerintah untuk mendapatkan

pengobatan dan/atau perawatan melalui rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial.

Menurut Pasal 128 ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009:

Orang tua atau Wali dari pecandu yang belum cukur umur, sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 55 ayat (1) yang sengaja tidak melapor, dipidana dengan

pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau pidana denda paling banyak

Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah). Sedangkan

Menurut pasal 128 ayat (2) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 :

Pecandu Narkotika yang belum cukup umur dan telah dilaporkan oleh orang tua

atau walinya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 ayat (1) tidak dituntut pidana.

b. Penanganan Penyalahgunaan Narkoba Pada Remaja dan Anak-anak Dari

Pihak Keluarga

12

Sebagai langkah pertama, para orang tua perlu memahami status

penyalahgunaan narkoba sebagai barang haram yang dilarang oleh semua agama.

Tentu ini secara terus-menerus melibatkan tokoh agama untuk ikut berkiprah.

Pernyataan bersama tokoh lintas agama pada 25 Agustus 2005, yang menyatakan

perang terhadap bahaya narkoba, bisa menjadi pegangan. Ini akan membuat orang

tua dan para remaja tak ragu lagi terhadap status barang laknat itu.

Ada hubungan positif antara faktor agama dan proses penyembuhan terhadap

pengguna narkoba. Berdasarkan data psikiater Dadang Hawari, metode

rehabilitasi kasus narkoba yang memasukkan konsep agama memiliki tingkat

kegagalan sekitar 12 persen. Sementara tingkat keberhasilan rehabilitas kasus

narkoba tanpa konsep agama hanya sekitar 43 persen.

Bagi para orang tua ada baiknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1) Anggap anak remaja seperti teman, yakin ia sebagai orang yang akan menuju

pendewasaan. Sebaiknya, orang tua tidak memperlakukannya sebagai anak

kecil

2) Hargai perbedaan pendapat dan ajak berdiskusi secara terbuka. Nasehat yang

berbentuk teguran tidak seefektif diskusi terbuka. Tidak akan yang lebih

dihargai para remaja selain sosok orang tua yang bijaksana

13

3) Tetap tegas pada nilai yang dianut walaupun anak remaja memiliki pendapat

dan nilai yang berbeda. Biarkan nilai kita menjadi jangkar yang kokoh dimana

anak bisa berpegang kembali setelah mereka membedakan dan

mempertanyakan alternatife nilai yang lain. Larangan yang kaku

menyebabkan sikap pemberontak dalam diri remaja tersebut

4) Jangan malu atau takut berbagi masa remaja dengan anak remaja. Biarkan

mereka mendengar dan belajar perkembangan diri orang tua dari pengalaman.

5) Mengerti keadaan dimana masa remaja merupakan masa yang sulit. Perubahan

mood sering terjadi dalam durasi waktu yang pendek, jadi orang tua tidak

perlu panik bila tiba-tiba anak remaja yang sedang riang berubah menjadi

murung dan menangis lalu tak lama kemudian akan kembali riang tanpa sebab

yang jelas

6) Jangan terkejut bila anak remaja melakukab suatu eksperimen, misalnya

mengecat rambutnya atau tiba-tiba bungee jumping ria. Selama hal yang

dilakukan tidak bersifat berbahaya, mereka layak dan patut mencoba hal-hal

baru tersebut

7) Kenali teman-teman maupun lingkungan sekitar anak remaja. Bertemanlah

jika hal tersebut memungkinkan. Namun waspada apabila anak remaja

14

tertutup dengan dunia remajanya. Mungkin ia kurang percaya diri atau ada

yang disembunyikannya.

c.Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Pada Remaja dan Anak-anak

Menurut BNN

Upaya pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran

prekursor narkotika dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 dengan

membentuk Badan Narkotika Nasional yang selanjutnya disebut BNN.

Menurut BNN,12 Ada tiga langkah penting yang perlu dicoba untuk

membangun remaja dan anak-anak yang bebas narkoba.

Pertama, dalam lingkungan keluarga, orang tua berkewajiban memberikan

kasih sayang yang cukup terhadap para remajanya. Mereka tidak boleh cepat

marah dan main pukul tatkala sang remaja melakukan kesalahan baik dalam tutur

kata, sikap, maupun perbuatannya, tanpa diberi kesempatan untuk membela diri.

sebaliknya, orangtua harus bersikap demokratis terhadap anaknya.

Kedua, dalam lingkungan sekolah, pihak sekolah berkewajiban

memberikan informasi yang benar dan lengkap tentang narkoba sebagai bentuk

antisipasi terhadap informasi serba sedikit namun salah tentang narkoba yang

selama ini diterima dari pihak lain. Pihak sekolah juga perlu mengembangkan

12 http://BNN Portal › Tips.htm, diakses tanggal 14 September 2012.

15

kegiatan yang berhubungan dengan penanggulangan narkoba dalam rangka

mencegah dan mengatasi meluasnya penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar.

Ketiga, dalam lingkungan masyarakat, para tokoh agama, perangkat

pemerintahan di semua tingkatan mulai dari Presiden, Gubernur, Bupati, Camat,

Lurah, hingga RT dan RW perlu bersikap tegas dan konsisten terhadap upaya

pencegahan penyalahgunaan narkoba dilingkungannya masing-masing yang

didukung penuh oleh phak keamanan dan kepolisian. Mereka perlu terus menerus

memberi penyadaran pada seluruh warga masyarakat akan bahaya mengkonsumsi

narkoba tanpa indikasi medik dan pengawasan ketat dari dokter dalam rangka

penyembuhan.

Ketiga langkah di atas adalah sebuah langkah formal dan normatif. Namun

layak untuk diimplementasikan. Karena tiga lingkungan tersebut yang menjadi

wilayah sehari-hari remaja ketika mencari jati dirinya.

d.Partisipasi Kepolisian Republik Indonesia Dalam Pemberantasan

Penyalahgunaan Narkoba

Peran dan fungsi Kepolisian RI dalam pencegahan penyalahgunaan

narkoba tidak hanya dititik beratkan kepada penegakan hukum tetapi juga kepada

pencegahan penyalahgunaan narkoba. Pencegahan penyalahgunaan narkoba

adalah seluruh usaha yang ditujukan untuk mengurangi permintaan dan kebutuhan

16

gelap narkoba. Berdasarkan prinsip dasar ekonomi tentang permintaan (demand)

dan persediaan (supply), selama permintaan itu masih ada, persediaan akan selalu

ada, dan apabila permintaan itu berhenti atau berkurang, persediaan akan

berkurang, termasuk pasarnya. Dalam konsep penegakan hukum oleh Polri

tentunya tidak terlepas dari terwujudnya keamanan dan ketertiban masyarakat.

Seperti tercantum dalam UU No. 2 tahun 2002 tentang Polri, Kamtibmas

didefinisikan sebagai :

“suatu kondisi dinamis masyarakat sebagai salah satu prasyarat terselenggaranya

proses pembangunan nasional dalam rangka tercapainya tujuan nasional yang

ditandai oleh terjaminnya tertib dan tegaknya hukum serta terbinanya

ketentraman, yang mengandung kemampuan membina serta mengembangkan

potensi dan kekuatan masyarakat dalam menangkal, mencegah, dan

menanggulangi segala bentuk pelanggaran hukum dan bentuk-bentuk gangguan

lainnya yang dapat meresahkan masyarakat.”

D. KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

1. Gejala dan dampak yang timbul akibat penyalahgunaan narkoba pada remaja

dan anak-anak adalah berdampak pada psikis, fisik maupun sosial kehidupan

17

para penggunaan narkoba. Dampak fisik yang timbul dari penyalahgunaan

narkoba ini terjadi ialah zat-zat berbahaya yang terkandung dalam narkoba

akan mengubah metabolisme tubuh seseorang. Hal ini diakibatkan oleh efek

ketergantungan yang ditimbulkan setelah mengkonsumsi zat-zat tersebut. Pada

dampak psikis akan terjadi lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan

gelisah. Pada dampak sosial akan terjadi pendidikan dan masa depan akan

suram.

2. Faktor yang menyebabkan penyalahgunaan narkoba pada remaja dan anak-

anak menjadi korban penyalahgunaan narkoba di Kota Medan adalah

disebabkan karena faktor keluarga, faktor lingkungan serta faktor teman.

Keluarga yang seharusnya memberikan motivasi dan memberikan perhatian

terhadap sang anak tetapi tidak semua keluarga demikian. Terkadang, orang

tua lebih memperhatikan urusan mereka dan pada akhirnya menyesal. Teman

yang setia ialah teman yang tidak menceroboskan temannya sendiri ke dalam

lubang yang salah. Terkadang teman itu sendiri yang memberikan dampak

negatif kepada diri sendiri. Lingkungan sekitar juga demikian halnya.

3. Penanganan bagi remaja dan anak-anak yang terjerumus penyalahgunaan

narkoba di Kota Medan menurut UU no.35 tahun 2009 adalah dari pihak

keluarga dan BNN serta Kepolisian yang tidak henti-hentinya bertindak dalam

18

hal pemberantasan peredaran narkoba. Agar remaja dan anak-anak tidak

terjerumus serta juga tidak menggunakan narkoba lagi, disini pihak keluarga

sangat berperan aktif dalam mengambil bagian agar mental sang remaja dan

anak-anak tersebut tidak merasa dikucilkan oleh lingkungan baru yang mereka

lalui karena pergaulan yang salah dimasa lalu. Begitu juga dengan BNN dan

POLRI yang selalu bekerja untuk memberantas peredaran narkoba agar remaja

dan anak-anak yang terjerumus dalam penyalahgunaan narkoba tidak ada lagi.

SARAN

1. Saya berharap agar para orang tua lebih memahami sifat dari anak-anaknya

serta dapat memahami perubahan fisik serta mental para remaja dan anak-anak

saat ini agar tidak terjerumus pada narkoba. Oleh karena itu dapat

mengantisipasi remaja dan anak-anak terjerumus oleh hukuman pidana

penjara melainkan rehabilitasi karena adanya laporan terlebih dahulu yang

dilakukan oleh orang tua atau wali

2. Diharapkan agar para orang tua serta para pihak agar memberikan perhatian

terhadap remaja dan anak-anaknya. Dengan adanya kasihan sayang yang

diberikan serta adanya perhatian maka akan mengurangi akan

penyalahgunaan terhadap narkoba tersebut.

19

3. Diharapkan agar semakin gencarnya para pihak yang bekerja dalam

pemberantasan narkotika di Indonesia, selain itu juga adanya pengarug orang

tua dalam mengantisipasi anak-anaknya dalam penyalahgunaan narkotika.

1. DAFTAR PUSTAKA

Buku

Associates, O.C & Kaligis, Narkoba dan Peradilannya di Indonesia, cetakan kedua, PT Alumni Bandung, 2007

Dirdjosisworo, Soedjono, Segi Hukum Tentang Narkotika di Indonesia, Penerbit

PT Karya Nusantara, Bandung, 1976 __________________, Sosio Kriminologi, Siar Baru, Bandung, 1984 Fachril, Yuanita, Narkoba Mengenal Untuk Menangkal, Sarana Penunjang

Pendidikan, Bandung, 2007 Supramono, Gatot, Hukum Acara Pengadilan Anak, Penerbit Djambatan, cetakan

pertama, Jakarta, 2000 ______________, Hukum Narkotika Indonesia, Djambatan, Jakarta, 2004 Zakiyah, Narkoba Musuh Kita Bersama, Grafitri, Bandung, 2002 Undang-Undang:

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 Tentang Narkotika

Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

20

Internet

http://BNN Portal › Tips.htm

www.kulonprogokab.go.id/