keperawatan
DESCRIPTION
keperawatanTRANSCRIPT
1
A. PENDAHULUAN
Narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA) yang biasa
disebut narkoba merupakan jenis obat/zat yang diperlukan di dalam dunia
pengobatan. Akan tetapi apabila dipergunakan tanpa pembatasan dan pengawasan
yang seksama dapat menimbulkan ketergantungan serta dapat membahayakan
kesehatan bahkan jiwa pemakainya.
Narkotika adalah zat yang dipergunakan untuk kepentingan pelayanan
kesehatan dan pengembangan ilmu kesehatan. Pengguna narkotika ini harus
sepengetahuan dari dokter sebab efek setelah mengkonsumsinya bisa membuat
orang ketagihan.1
Penggunaan zat yang berlebihan ini dapat membuat seseorang ketagihan
akan zat tersebut, sehingga permintaan terhadap narkoba menjadi meningkat.
Angka kriminalitas yang ditimbulkan dari dorongan untuk mendapatkan narkoba
semakin marak dan menyebabkan angka tindak pidana narkoba semakin
meningkat pula.2
Trend perkembangan kejahatan narkoba di Indonesia akhir-akhir ini
menunjukkan peningkatan yang sangat tajam. Hasil analisis Polri atas tingginya
angka kejahatan tersebut salah satu disebakan oleh krisis ekonomi yang melanda
1 Gatot Supramono, Hukum Narkotika Indonesia, (Jakarta : Djambatan, 2004), hal. 1. 2 Ibid,.
2
hampir seluruh daerah di Indonesia. Dengan kejadian ini, para produsen,
distributor dan konsumen memanfaatkan situasi ini untuk memperbesar dan
mencari keuntungan dalam peredaran dan penyalahgunaan narkoba.3
Penyalahgunaan narkoba pada akhir tahun ini dirasakan semakin
meningkat. Dapat kita amati dari pemberitaan-pemberitaan baik di media cetak
maupun elektronika yang hampir setiap hari memberitakan tentang penangkapan
para pelaku penyalahgunaan narkoba oleh aparat keamanan. Kebanyakan
pelakunya adalah remaja belasan tahun serta anak-anak, dimana mereka pasti
sudah mengerti tentang bahaya mengkonsumsi narkoba, tapi mengapa mereka
menggunakannya.
Kalangan remaja mudah terpengaruh ke dalam pemakaian narkoba karena
masa remaja merupakan masa seorang anak mengalami perubahan cepat dalam
segala bidang, menyangkut perubahan tubuh, perasaan, kecerdasan, sikap sosial,
dan kepribadian. Mereka mudah dipengaruhi karena dalam dirinya banyak
perubahan dan tidak stabilnya emosi cenderung menimbulkan perilaku yang
nakal.4 Menurut Zakiah Daradjat walaupun dari perkembangan jasmani dan
kecerdasan telah betul-betul dewasa, dan emosinya juga sudah stabil, namun dari
3 O.C Kaligis &Associates, Narkoba dan Peradilannya di Indonesia, (Bandung : Alumni, 2007), hal. 12.
4 Gatot Supramono, Hukum Acara Pengadilan Anak, (Jakarta : Djambatan, 2000), hal 2.
3
segi kematangan agama dan ideologi masih dalam proses pemantapan.5
Pada masa ini juga remaja sedang mencari jati diri sebagai remaja. Walaupun saat
ini masih terdapat beragam interpretasi tentang definisi remaja, seperti definisi
remaja menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
bahwa seseorang dikatakan remaja yaitu antara usia 14tahun -20 tahun, namun
setidaknya kita dapat melihat standarisasi seseorang dikatakan remaja, diantaranya
ditandai dengan perkembangan fisik, psikologis dan sosial.
Perkembagan secara fisik ditandai dengan makin matangnya organ-organ
tubuh termasuk organ reproduksi. Secara sosial, perkembangan ini ditandai
dengan semakin berkurangnya ketergantungan dengan orang tuanya, sehingga
remaja biasanya akan semakin mengenal komunitas luar dengan jalan interaksi
sosial yang dilakukannya di sekolah, pergaulan dengan teman sebaya, maupun
masyarakat luas. Di sinilah mulai mucul problematika yang dihadapi remaja.
Salah satu permasalahannya ialah mengenai jati diri remaja itu sendiri.
Proses pencarian inilah yang terkadang dimanfaatkan oleh oknum tertentu
untuk menjerumuskan para remaja tersebut kedalam hal-hal negatif, dengan
keuntungan yang didapat oleh oknum tersebut yaitu materi. Salah satu hal negatif
tersebut ialah peredaran gelap dan penyalahgunaan narkoba.
5 Zakiah Daradjat, Faktor-faktor yang merupakan masalah dalam proses pembinaan
generasi muda, diselenggarakan di Jakarta, 24-26 Januari 1980.
4
Sedangkan masa anak-anak merupakan masa untuk mencoba segala hal
yang ingin diketahui dan ingin mengetahui lebih dalam tentang yang
diketahuinya. Di masa ini anak-anak masih dalam pengawasan keluarga.
Terkadang, meskipun sudah diawasi keluarga, ada faktor lain yang mempengaruhi
mereka yaitu lingkungan sekitar. Dari hal ini, anak-anak akan mencoba dan
terbiasa dengan yang namanya narkoba.
B. PERMASALAHAN 1. Untuk mengetahui gejala dan dampak yang timbul akibat penyalahgunaan
narkoba pada kalangan remaja dan anak-anak.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan penyalahgunaan narkoba
pada remaja dan anak-anak di kota Medan.
3. Untuk mengetahui penanganan bagi remaja dan anak-anak yang terjerumus
pada narkoba di kota Medan Menurut Undang-Undang No.35 Tahun 2009.
C. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah penelitian
hokum normative dan juga metode penelitian empiris, yaitu dengan melakukan
penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan
5
D. HASIL PENELITIAN
1. GEJALA DAN DAMPAK YANG TIMBUL AKIBAT
PENYALAHGUNAAN NARKOBA
aGejala Yang Timbul Akibat Penyalahgunaan Narkoba Pada Remaja
Dan Anak-anak
Menurut Pasal 1 UU Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika,
Psikotropika ialah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika,
yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat
yang menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku.
Secara umum, pengertian narkotika ialah suatu zat yang dapat
menimbulkan perubahan perasaan, suasana pengamatan atau penglihatan karena
zat yang tersebut mempengaruhi suasana syaraf pusat.
Secara fisik para pecandu narkoba umumnya menunjukkan tanda-tanda
sebagai berikut: 6 Berat badan menurun secara drastic, Mata menjadi cekung,
Wajah terlihat pucat, Bibir berubah warna menjadi kehitaman, Sulit buang air
kecil, Sembelit tanpa alasan jelas, Ada bintik-bintik merah seperti bekas gigitan
nyamuk atau bekas luka sayatan.
6 Soedjono D, Segi Hukum Tentang Narkotika Di Indonesi, (Bandung : PT.Karya
Nusantara, 1976), Hal. 150.
6
Secara emosi para pecandu narkoba umumnya menunjukkan tanda-tanda
sebagai berikut:7 Menjadi sangat sensitif, Mudah merasa bosan, Membangkang
bila dimarahi atau ditegur, Emosional dan mudah marah, Suka menyakiti diri
sendiri.
Secara perilaku para pecandu narkoba umumnya menunjukkan tanda-
tanda sebagai berikut:8 Senang menyendiri di tempat yang sepi dan gelap, Nafsu
makan menurun, Malas, Tidak bertanggung jawab, Takut air, Mengeluarkan air
mata dan keringat secara berlebihan, Sering menguap, Sering mengalami mimpi
buruk, Sering berbohong, Suka mencuri uang atau benda berharga di
lingkungannya (keluarga, sekolah, kantor), Sering batuk pilek berkepanjangan
tanpa sebab jelas. Biasanya terjadi pada saat sedang sakauw, Sering pergi tanpa
izin dan bertemu dengan orang-orang yang tak dikenal.
bDampak yang Timbul Akibat Penyalahgunaan Narkoba
Penyalahgunaan narkoba bisa mengakibatkan berbagai macam masalah
pada kehidupan penggunanya. Setidaknya terdapat dua kerugian yang ditimbulkan
secara langsung akibat penyalahgunaan barang terlarang ini, yaitu kerugian pada
diri pemakainya dan kerugian pada lingkungan sosialnya. Dampak
penyalahgunaan narkoba pada seseorang sangat tergantung pada jenis narkoba
7 Ibid, 8 Ibid,
7
yang dipakai, kepribadian pemakai dan situasi atau kondisi pemakai. Secara
umum, dampak kecanduan narkoba dapat terlihat pada fisik, psikis maupun sosial
seseorang.9
1)Kerugian pada diri pemakai
a)Akibat pada fisik
b)Akibat psikis
2)Kerugian pada lingkungan sosial
a)Pengaruh pada keluarga
b)Pengaruh pada lingkungan
cHasil Penelitian Terhadap Korban Penyalahgunaan Narkoba di
Panti Rehabilitasi Narkoba Sibolangit Centre Sumatera Utara
Korban pertama atas kasus penyalahgunaan narkoba yang penulis
wawancara bernama Ruli (nama samaran). Ruli yang berusia 17 tahun sudah
berada di pusat rehabilitasi selama hampir 10 bulan. Ruli berdomisili dari Percut
mengatakan bahwa dia mempergunakan narkoba untuk pertama kali di lingkungan
rumahnya. Lingkungan rumahnya merupakan salah satu kawasan bandar narkoba,
tidak hanya memakai, tetapi juga melakukan transaksi jual beli. Selain Ruli,
ternyata warga sekitar rumah Ruli juga mempergunakan narkoba. Ruli yang saat
9 www.kulonprogokab.go.id/.../getfile.php?...narkoba...dampak, diakses tanggal 12
September 2012.
8
ini sedang menjalani pemulihan, merasakan dampak yang lebih baik dari
sebelumnya. Ia sudah mulai terbiasa untuk tidak mempergunakan narkoba.
2. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PENYALAHGUNAAN NARKOBA
PADA REMAJA DAN ANAK-ANAK DI KOTA MEDAN
a. Faktor-faktor Penyebab Penyalahgunaan Narkoba Secara Umum
Secara umum penyebab penyalahgunaan narkoba merupakan suatu fenomena
yang terjadi, karena beberapa faktor yang secara kebetulan telah terjalin menjadi
satu, sehingga berakibat demikian. Faktor-faktor itu dapat dibagi menjadi dua
bagian besar, yaitu :10
1)Faktor Individu
a)Adanya gangguan, yaitu :
*Gangguan Kepribadian
*Gangguan cara berpikir
*Gangguan emosi
*Gangguan kehendak dan Perilaku
2). Faktor usia
10 Yuanita Fachril, Narkoba Mengenal Untuk Menangkal, Sarana Penunjang Pendidikan,
Bandung,2007, hal. 37.
9
a). Pandangan atau keyakinan yang keliru
b). Religiusitas yang rendah
*Faktor Keluarga
*Faktor Lingkungan Tempat Tinggal
*Keadaan Di Sekolah
*Pengaruh Teman Sebaya
*Keadaan Masyarakat Pada Umumnya
b. Faktor-faktor Penyebab Penyalahgunaan Narkoba Pada Remaja dan
Anak-anak Di Kota Medan
Seorang remaja tidak begitu saja mendapatkan dan menyalahgunakan
narkoba, tentunya ada faktor-faktor yang mempengaruhi remaja sehingga remaja
tersebut berhadapan dengan narkoba. Setelah dilakukan wawancara terhadap
beberapa responden yang terdiri dari remaja dan anak-anak yang melakukan
penyalahgunaan narkoba di kota Medan maka dapat disimpulkan bahwa adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi dapat bersal dari internal maupun eksternal.
1) Faktor internal, yang terdiri dari :
a) Kontrol diri yang buruk
b) Pengambilan keputusan yang tidak tepat
c) Prinsip kesenangan semata
10
d) Lemahnya pemahaman agama
2) Faktor eksternal :
a)Faktor keluarga
b)Faktor lingkungan
*Masyarakat sekitar
*Pergaulan
c)Faktor pendidikan
3. PENANGANAN BAGI REMAJA DAN ANAK-ANAK YANG
TERJERUMUS PADA PENYALAHGUNAAN NARKOBA MENURUT
UNDANG-UNDANG NO.35 TAHUN 2009
a. Penggunaan Sanksi Pidana bagi Remaja dan Anak-anak yang
Terjerumus pada Penyalahgunaan Narkoba
Permasalahan kejahatan di Indonesia menjadi perhatian sejak puluhan
tahun yang lalu, terutama pada tahun 1970 terjadinya tingkat kejahatan yang
begitu menggejolak. Hal ini menuntut Pemerintahan untuk mengeluarkan
peraturan yang dapat mengatasinya yaitu dengan dikeluarkannya Peraturan
Presiden RI nomor 67 tahun 1971.11 Peraturan tersebut tentang penanggulangan
masalah nasional yaitu kenakalan remaja, penyalahgunaan narkotika, uang palsu,
11 Soedjono Dirjosisworo, Sosio Kriminologi, (Bandung : Sinar Baru, 1984), hal. 169.
11
penyeludupan, subersif, pengemasan terhadap orang asing. Peningkatan jumlah
kejahatan yang dilakukan oleh setiap anggota masyarakat dipandang para ahli
sebagai hal yang alami.
Menurut Pasal 55 ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 : Orang
tua atau wali dari pecandu Narkotika yang belum cukup umur wajib melaporkan
kepada pusat kesehatan masyarakat, rumah sakit, dan/lembaga rehabilitasi medis
dan rehabilitasi sosial yang ditunjuk oleh Pemerintah untuk mendapatkan
pengobatan dan/atau perawatan melalui rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial.
Menurut Pasal 128 ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009:
Orang tua atau Wali dari pecandu yang belum cukur umur, sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 55 ayat (1) yang sengaja tidak melapor, dipidana dengan
pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau pidana denda paling banyak
Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah). Sedangkan
Menurut pasal 128 ayat (2) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 :
Pecandu Narkotika yang belum cukup umur dan telah dilaporkan oleh orang tua
atau walinya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 ayat (1) tidak dituntut pidana.
b. Penanganan Penyalahgunaan Narkoba Pada Remaja dan Anak-anak Dari
Pihak Keluarga
12
Sebagai langkah pertama, para orang tua perlu memahami status
penyalahgunaan narkoba sebagai barang haram yang dilarang oleh semua agama.
Tentu ini secara terus-menerus melibatkan tokoh agama untuk ikut berkiprah.
Pernyataan bersama tokoh lintas agama pada 25 Agustus 2005, yang menyatakan
perang terhadap bahaya narkoba, bisa menjadi pegangan. Ini akan membuat orang
tua dan para remaja tak ragu lagi terhadap status barang laknat itu.
Ada hubungan positif antara faktor agama dan proses penyembuhan terhadap
pengguna narkoba. Berdasarkan data psikiater Dadang Hawari, metode
rehabilitasi kasus narkoba yang memasukkan konsep agama memiliki tingkat
kegagalan sekitar 12 persen. Sementara tingkat keberhasilan rehabilitas kasus
narkoba tanpa konsep agama hanya sekitar 43 persen.
Bagi para orang tua ada baiknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1) Anggap anak remaja seperti teman, yakin ia sebagai orang yang akan menuju
pendewasaan. Sebaiknya, orang tua tidak memperlakukannya sebagai anak
kecil
2) Hargai perbedaan pendapat dan ajak berdiskusi secara terbuka. Nasehat yang
berbentuk teguran tidak seefektif diskusi terbuka. Tidak akan yang lebih
dihargai para remaja selain sosok orang tua yang bijaksana
13
3) Tetap tegas pada nilai yang dianut walaupun anak remaja memiliki pendapat
dan nilai yang berbeda. Biarkan nilai kita menjadi jangkar yang kokoh dimana
anak bisa berpegang kembali setelah mereka membedakan dan
mempertanyakan alternatife nilai yang lain. Larangan yang kaku
menyebabkan sikap pemberontak dalam diri remaja tersebut
4) Jangan malu atau takut berbagi masa remaja dengan anak remaja. Biarkan
mereka mendengar dan belajar perkembangan diri orang tua dari pengalaman.
5) Mengerti keadaan dimana masa remaja merupakan masa yang sulit. Perubahan
mood sering terjadi dalam durasi waktu yang pendek, jadi orang tua tidak
perlu panik bila tiba-tiba anak remaja yang sedang riang berubah menjadi
murung dan menangis lalu tak lama kemudian akan kembali riang tanpa sebab
yang jelas
6) Jangan terkejut bila anak remaja melakukab suatu eksperimen, misalnya
mengecat rambutnya atau tiba-tiba bungee jumping ria. Selama hal yang
dilakukan tidak bersifat berbahaya, mereka layak dan patut mencoba hal-hal
baru tersebut
7) Kenali teman-teman maupun lingkungan sekitar anak remaja. Bertemanlah
jika hal tersebut memungkinkan. Namun waspada apabila anak remaja
14
tertutup dengan dunia remajanya. Mungkin ia kurang percaya diri atau ada
yang disembunyikannya.
c.Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Pada Remaja dan Anak-anak
Menurut BNN
Upaya pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran
prekursor narkotika dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 dengan
membentuk Badan Narkotika Nasional yang selanjutnya disebut BNN.
Menurut BNN,12 Ada tiga langkah penting yang perlu dicoba untuk
membangun remaja dan anak-anak yang bebas narkoba.
Pertama, dalam lingkungan keluarga, orang tua berkewajiban memberikan
kasih sayang yang cukup terhadap para remajanya. Mereka tidak boleh cepat
marah dan main pukul tatkala sang remaja melakukan kesalahan baik dalam tutur
kata, sikap, maupun perbuatannya, tanpa diberi kesempatan untuk membela diri.
sebaliknya, orangtua harus bersikap demokratis terhadap anaknya.
Kedua, dalam lingkungan sekolah, pihak sekolah berkewajiban
memberikan informasi yang benar dan lengkap tentang narkoba sebagai bentuk
antisipasi terhadap informasi serba sedikit namun salah tentang narkoba yang
selama ini diterima dari pihak lain. Pihak sekolah juga perlu mengembangkan
12 http://BNN Portal › Tips.htm, diakses tanggal 14 September 2012.
15
kegiatan yang berhubungan dengan penanggulangan narkoba dalam rangka
mencegah dan mengatasi meluasnya penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar.
Ketiga, dalam lingkungan masyarakat, para tokoh agama, perangkat
pemerintahan di semua tingkatan mulai dari Presiden, Gubernur, Bupati, Camat,
Lurah, hingga RT dan RW perlu bersikap tegas dan konsisten terhadap upaya
pencegahan penyalahgunaan narkoba dilingkungannya masing-masing yang
didukung penuh oleh phak keamanan dan kepolisian. Mereka perlu terus menerus
memberi penyadaran pada seluruh warga masyarakat akan bahaya mengkonsumsi
narkoba tanpa indikasi medik dan pengawasan ketat dari dokter dalam rangka
penyembuhan.
Ketiga langkah di atas adalah sebuah langkah formal dan normatif. Namun
layak untuk diimplementasikan. Karena tiga lingkungan tersebut yang menjadi
wilayah sehari-hari remaja ketika mencari jati dirinya.
d.Partisipasi Kepolisian Republik Indonesia Dalam Pemberantasan
Penyalahgunaan Narkoba
Peran dan fungsi Kepolisian RI dalam pencegahan penyalahgunaan
narkoba tidak hanya dititik beratkan kepada penegakan hukum tetapi juga kepada
pencegahan penyalahgunaan narkoba. Pencegahan penyalahgunaan narkoba
adalah seluruh usaha yang ditujukan untuk mengurangi permintaan dan kebutuhan
16
gelap narkoba. Berdasarkan prinsip dasar ekonomi tentang permintaan (demand)
dan persediaan (supply), selama permintaan itu masih ada, persediaan akan selalu
ada, dan apabila permintaan itu berhenti atau berkurang, persediaan akan
berkurang, termasuk pasarnya. Dalam konsep penegakan hukum oleh Polri
tentunya tidak terlepas dari terwujudnya keamanan dan ketertiban masyarakat.
Seperti tercantum dalam UU No. 2 tahun 2002 tentang Polri, Kamtibmas
didefinisikan sebagai :
“suatu kondisi dinamis masyarakat sebagai salah satu prasyarat terselenggaranya
proses pembangunan nasional dalam rangka tercapainya tujuan nasional yang
ditandai oleh terjaminnya tertib dan tegaknya hukum serta terbinanya
ketentraman, yang mengandung kemampuan membina serta mengembangkan
potensi dan kekuatan masyarakat dalam menangkal, mencegah, dan
menanggulangi segala bentuk pelanggaran hukum dan bentuk-bentuk gangguan
lainnya yang dapat meresahkan masyarakat.”
D. KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
1. Gejala dan dampak yang timbul akibat penyalahgunaan narkoba pada remaja
dan anak-anak adalah berdampak pada psikis, fisik maupun sosial kehidupan
17
para penggunaan narkoba. Dampak fisik yang timbul dari penyalahgunaan
narkoba ini terjadi ialah zat-zat berbahaya yang terkandung dalam narkoba
akan mengubah metabolisme tubuh seseorang. Hal ini diakibatkan oleh efek
ketergantungan yang ditimbulkan setelah mengkonsumsi zat-zat tersebut. Pada
dampak psikis akan terjadi lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan
gelisah. Pada dampak sosial akan terjadi pendidikan dan masa depan akan
suram.
2. Faktor yang menyebabkan penyalahgunaan narkoba pada remaja dan anak-
anak menjadi korban penyalahgunaan narkoba di Kota Medan adalah
disebabkan karena faktor keluarga, faktor lingkungan serta faktor teman.
Keluarga yang seharusnya memberikan motivasi dan memberikan perhatian
terhadap sang anak tetapi tidak semua keluarga demikian. Terkadang, orang
tua lebih memperhatikan urusan mereka dan pada akhirnya menyesal. Teman
yang setia ialah teman yang tidak menceroboskan temannya sendiri ke dalam
lubang yang salah. Terkadang teman itu sendiri yang memberikan dampak
negatif kepada diri sendiri. Lingkungan sekitar juga demikian halnya.
3. Penanganan bagi remaja dan anak-anak yang terjerumus penyalahgunaan
narkoba di Kota Medan menurut UU no.35 tahun 2009 adalah dari pihak
keluarga dan BNN serta Kepolisian yang tidak henti-hentinya bertindak dalam
18
hal pemberantasan peredaran narkoba. Agar remaja dan anak-anak tidak
terjerumus serta juga tidak menggunakan narkoba lagi, disini pihak keluarga
sangat berperan aktif dalam mengambil bagian agar mental sang remaja dan
anak-anak tersebut tidak merasa dikucilkan oleh lingkungan baru yang mereka
lalui karena pergaulan yang salah dimasa lalu. Begitu juga dengan BNN dan
POLRI yang selalu bekerja untuk memberantas peredaran narkoba agar remaja
dan anak-anak yang terjerumus dalam penyalahgunaan narkoba tidak ada lagi.
SARAN
1. Saya berharap agar para orang tua lebih memahami sifat dari anak-anaknya
serta dapat memahami perubahan fisik serta mental para remaja dan anak-anak
saat ini agar tidak terjerumus pada narkoba. Oleh karena itu dapat
mengantisipasi remaja dan anak-anak terjerumus oleh hukuman pidana
penjara melainkan rehabilitasi karena adanya laporan terlebih dahulu yang
dilakukan oleh orang tua atau wali
2. Diharapkan agar para orang tua serta para pihak agar memberikan perhatian
terhadap remaja dan anak-anaknya. Dengan adanya kasihan sayang yang
diberikan serta adanya perhatian maka akan mengurangi akan
penyalahgunaan terhadap narkoba tersebut.
19
3. Diharapkan agar semakin gencarnya para pihak yang bekerja dalam
pemberantasan narkotika di Indonesia, selain itu juga adanya pengarug orang
tua dalam mengantisipasi anak-anaknya dalam penyalahgunaan narkotika.
1. DAFTAR PUSTAKA
Buku
Associates, O.C & Kaligis, Narkoba dan Peradilannya di Indonesia, cetakan kedua, PT Alumni Bandung, 2007
Dirdjosisworo, Soedjono, Segi Hukum Tentang Narkotika di Indonesia, Penerbit
PT Karya Nusantara, Bandung, 1976 __________________, Sosio Kriminologi, Siar Baru, Bandung, 1984 Fachril, Yuanita, Narkoba Mengenal Untuk Menangkal, Sarana Penunjang
Pendidikan, Bandung, 2007 Supramono, Gatot, Hukum Acara Pengadilan Anak, Penerbit Djambatan, cetakan
pertama, Jakarta, 2000 ______________, Hukum Narkotika Indonesia, Djambatan, Jakarta, 2004 Zakiyah, Narkoba Musuh Kita Bersama, Grafitri, Bandung, 2002 Undang-Undang:
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 Tentang Narkotika
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana