keperawatan gerontik.docx

25
KEPERAWATAN GERONTIK A. PENGERTIAN KEPERAWATAN GERONTIK a. Gerontik adalah Gerontologi + Geriatrik b. Gerontologi adalah cabang ilmu yang membahas atau menangani tentang proses penuaan dan masalah yang timbul pada orang yang berusia lanjut c. Geriatrik adalah berkaitan dengan penyakit atau kecacatan yang terjadi pada orang yang berusia lanjut. Geriatrik Nursing adalah praktek keperawatan yang berkaitan dengan penyakit pada proses menua (Kozier,1987) d. Keperawatan Gerontik adalah suatu pelayanan profesional yang berdasarkan ilmu dan kiat atau teknik keperawatan yang berbentuk bio-psiko-sosial-spiritual dan kultural yang holistik yang ditujukan pada klien lanjut usia baik sehat maupun sakit pada tingkat individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat. Ilmu yang mempelajari tentang perawatan pada lanjut usia (Kozier,1987). B. PROSES MENUA 1) Pengertian proses menua a. Aging process atau proses menua merupakan suatu proses biologis yang tidak dapat dihindarkan, yang akan dialami oleh setiap orang b. Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan (graduil) kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau menggantikan dan mempertahankan struktur fungsi secara normal, ketahanan terhadap injury termasuk adanya infeksi (Paris Constantinides, 1994)

Upload: pembajak-cinta

Post on 18-Jan-2016

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEPERAWATAN GERONTIK.docx

KEPERAWATAN GERONTIK

A. PENGERTIAN KEPERAWATAN GERONTIK

a. Gerontik adalah Gerontologi + Geriatrik

b. Gerontologi adalah cabang ilmu yang membahas atau menangani tentang proses

penuaan dan masalah yang timbul pada orang yang berusia lanjut

c. Geriatrik adalah berkaitan dengan penyakit atau kecacatan yang terjadi pada orang yang

berusia lanjut. Geriatrik Nursing adalah praktek keperawatan yang berkaitan dengan

penyakit pada proses menua (Kozier,1987)

d. Keperawatan Gerontik adalah suatu pelayanan profesional yang berdasarkan ilmu dan

kiat atau teknik keperawatan yang berbentuk bio-psiko-sosial-spiritual dan kultural

yang holistik yang ditujukan pada klien lanjut usia baik sehat maupun sakit pada tingkat

individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat. Ilmu yang mempelajari tentang

perawatan pada lanjut usia (Kozier,1987).

B. PROSES MENUA

1) Pengertian proses menua

a. Aging process atau proses menua merupakan suatu proses biologis yang tidak dapat

dihindarkan, yang akan dialami oleh setiap orang

b. Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan (graduil)

kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau menggantikan dan

mempertahankan struktur fungsi secara normal, ketahanan terhadap injury termasuk

adanya infeksi (Paris Constantinides, 1994)

c. Proses menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai dewasa, misalnya

dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan syaraf dan jaringan lain

sehingga tubuh mati sedikit demi sedikit. Pada setiap orang, fungsi fisiologis alat

tubuhnya sangat berbeda, baik dalam hal pencapaian puncak maupun saat

menurunnya. Namun umumnya fungsi fisiologis tubuh mencapai puncaknya pada

umur 20-30 tahun.

2) Teori-teori proses menua

1. Teori biologis

Teori biologis tentang penuaan dapat dibagi menjadi teori intrinsik dan ekstrinsik.

Intrinsik berarti perubahan berkaitan dengan usia timbul akibat penyebab di dalam

Page 2: KEPERAWATAN GERONTIK.docx

sel sendiri, sedangkan teori ekstrinsik menjelaskan bahwa perubahan yang terjadi

diakibatkan penngaruh lingkungan. Teori biologis dibagi dalam :

a. Teori Genetik Clock : Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetic

untuk spesies-spesies tertentu.

b. Teori Error Catastrophe (Teori Mutasi Somatik) : Menua disebabkan kesalahan

yang beruntun dalam jangka waktu yang lama dalam transkripsi dan translasi.

c. Teori Auto Imune : Didalam proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi zat

khusus. Sebagai contoh ialah tambahan kelenjar timus yang pada usia dewasa

berinvolusi dan semenjak itu terjadilah kelainan autoimun (Godteris &

Brocklehurst, 1989).

d. Teori Radikal Bebas : Radikal bebas dapat terbentuk di alam bebas, tidak

stabilnya radikal bebas (kelompok atom) mengakibatkan oksidasi oksigen bahan-

bahan organik seperti karbohidrat dan protein. Radikal ini menyebabkan sel-sel

tidak dapat beregenerasi.

e. Pemakaian dan Rusak : Kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh

lelah (rusak).

f. Teori “imunology slow virus” (imunology slow virus theory) : Sistem imune

menjadi kurang efektif dengan bertambahnya usia dan masuknya virus kedalam

tubuh dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh.

g. Teori Stres : Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh.

Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan internal,

kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah terpakai.

h. Teori Rantai Silang : Sel-sel yang tua atau usang, reaksi kimianya menyebabkan

ikatan yang kuat, khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini menyebabkan kurangnya

elastis, kekakuan dan hilangnya fungsi.

i. Teori Program : Kemampuan organinisme untuk menetapkan jumlah sel yang

membelah setelah sel-sel tersebut mati.

2. Teori kejiwaan sosial

a. Aktivitas atau kegiatan (activity theory) : Menurut Havighusrst dan Albrecht,

1953 berpendapat bahwa sangat penting bagi individu usia lanjut untuk tetap

aktivitas dan mencapai kepuasan hidup.

b. Kepribadian berkelanjutan (continuity theory) : Teori ini menyatakan bahwa

perubahan yang terjadi pada seseorang yang lanjut usia sangat dipengaruhi oleh

tipe personality yang dimiliki.

Page 3: KEPERAWATAN GERONTIK.docx

c. Teori pembebasan (disengagement theory) : Teori ini menyatakan bahwa dengan

bertambahnya usia, seseorang secara berangsur-angsur mulai melepaskan diri dari

kehidupan sosialnya.

3. Teori psikologi

Teori-teori psikologi dipengaruhi juga oleh biologi dan sosiologi salah satu teori

yang ada.

4. Teori kesalahan genetik

dr. Afgel berpendapat bahwa proses menjadi tua ditentukan oleh kesalahan sel

genetik DNA dimana sel genetik memperbanyak diri (ada yang memperbanyak diri

sebelum pembelahan sel) sehingga mengakibatkan kesalahan-kesalahan yang

berakibat pula dengan terhambatnya kesalahan-kesalahan yang berakibat pula

dengan terhambatnya pembentukan sel berikutnya sehingga mengakibatkan

kematian sel.

5. Rusaknya sistem imun tubuh

Mutasi yang terjadi secara berulang mengakibatkan kemampuan sistem imun untuk

mengenali dirinya berkurang (self recognition) menurun mengakibatkan kelainan

pada sel, dianggap sel asing sehingga dihancurkan perubahan inilah terjadinya

peristiwa auto imun.

6. Teori menua akibat metabolisme

Pada zaman tempo dulu pendapat tentang tua : botak, mudah bingung, pendengaran

sangat menurun atau menyebut mereka “budeg”, menjadi bungkuk dan sering

dijumpai kesulitan dalam menahan buang air kecil : beseran atau inkontinensia urin. 

C. MITOS-MITOS LANJUT USIA DAN REALITANYA

1) Mitos kedamaian dan ketenangan

Pada usia lanjut dapat santai menikmati hasil kerja dan jerih payahnya pada usia muda

serta dewasanya. Badai dan berbagai guncangan kehidupan seakan akan sudah dilewati.

Kenyataan sebaliknya usia lanjut penuh dengan stress karena kemiskinan dan berbagai

keluhan serta penderitaan karena penyakit.

2) Mitos konservatisme dan kemunduran pandangan

Diusia lanjut pada umumnya adalah: konservatif, tidak kreatif, menolak inovasi,

berorientasi ke masa silam, ketinggalan jaman, merindukan masa lalu, kembali ke masa

anak-anak, susah berubah, keras kepala dan bawel. Kenyataan tidak semua lansia

Page 4: KEPERAWATAN GERONTIK.docx

bersifat dan berperilaku demikian. Sebagian tetap tegar berpandangan ke depan dan

inovatif serta kreatif.

3) Mitos berpenyakitan

Pada lanjut usia dipandang sebagai masa degeneratif biologis yang disertai oleh

berbagai penderita akibat berbagai proses penyakit.kenyataannya memang proses

menua disertai dengan menurunnya daya tahan tubuh serta metabolisme sehinnga

rawan terhadap penyakit,tetapi masa sekarang banyak penyakit yang dapat dikontrol

dan diobati.

4) Mitos senilitas

Usia lanjut dipandang sebagai masa dimensia (pikun) yang disebabakan oleh kerusakan

bagian tertentu dari otak. Kenyataannya tidak semua usia lanjut dalam proses penuaan

disertai kerusakan pada otak. Mereka masih tetap sehat dan segar dan banyak cara

untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan daya ingat.

5) Mitos ketidakproduktifan

Pada usia lanjut dipandang sebagai usia yang tidak produktif. Kenyataan tidak

demikian,masih banyak usia lanjut yang mencapai kematangan dari produktivitas

mental dan materialnya yang tinggi.

D. PERUBAHAN-PERUBAHAN YANG TERJADI PADA LANSIA

1) Perubahan kondisi fisik

Meliputi perubahan dari tingkat sel sampai ke semua sistem organ tubuh, diantaranya

sistem pernafasan, pendengaran, penglihatan, kardiovaskuler, sistem pengaturan tubuh,

muskuloskeletal, gastrointestinal, genito urinaria, endokrin, dan integuman, dan

masalah-masalah fisik sehari-hari yanng sering ditemukan pada lansia adalah sebagai

berikut :

a. Mudah jatuh

b. Mudah lelah

c. Kekacauan mental akut

d. Nyeri pada dada, berdebar-debar

e. Sesak nafas pada saat melakukan aktivitas kerja fisik

f. Pembengkakan pada kaki bawah

g. Nyeri pinggang atau punggung dan sendi pinggul

h. Sulit tidur dan sering pusing-pusing

i. Berat badan menurun

Page 5: KEPERAWATAN GERONTIK.docx

j. Gangguan pada fungsi penglihatan, pendengaran, dan sukar menahan air kencing

2) Perubahan kondisi mental

Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan kondisi mental :

a. Pertama-tama perubahan fisik, khususnya organ perasa

b. Kesehatan umum

c. Tingkat pendidikan

d. Keturunan (hereditas)

e. Lingkungan

f. Gangguan syaraf panca indera, timbul kebutaan dan ketulian

g. Gangguan konsep diri akibat kehilangan jabatan

h. Rangkaian dari kehilangan, yaitu kehilangan hubungan dengan teman atau famili

i. Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik, perubahan terhadap gambaran diri,

perubahan konsep diri.

3) Perubahan psikososial

Perubahan mendadak dalam kehidupan rutin barang tentu membuat mereka merasa

kurang melakukan kegiatan yang berguna antara lain :

a. Minat

Pada umumnya diakui bahwa minat seseorang berubah dalam kuantitas maupun

kualitas pada masa lanjut usia. Lazimnya minat dalam aktivitas fisik cenderung

menurun dengan bertambahnya usia.

b. Isolasi kesepian

Makin menurunnya kualitas organ indera yang mengakibatka ketulian, penglihatan

yang makin kabur, dan sebagainya. Selanjutnya membuat orang lanjut usia merasa

terputus dari hubungan dengan orang-orang lain. Dengan makin lanjutnya usia,

kemampuan mengendalikan perasaan dengan akal melemah dan orang cenderung

kurang dapat mengekang dari dalam perilakunya.

c. Peranan iman

Namun demikian, hampir tidak dapat disangkal lagi bahwa iman yang teguh adalah

senjata yanng paling ampuh untuk melawan rasa takut terhadap kematian. Usia

lanjut memang merupakan masa dimana kesadaran religius dibangkitkan dan

diperkuat.

Page 6: KEPERAWATAN GERONTIK.docx

4) Perubahan kognitif

a. Kemunduran umumnya terjadi pada tugas-tugas yang membutuhkan kecepatan dan

tugas yang memerlukan memori jangka pendek.

b. Kemampuan intelektual tidak mengalami kemunduran.

c. Kemampuan verbal dalam bidang vokabular (kosakata) akan menetap bila tidak ada

penyakit.

5) Perubahan spiritual

a. Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupannya (Maslow,1970)

b. Lanjut usia makin matur dalam kehidupan keagamaannya, hal ini terlihat dalam

berfikir dan bertindak dalam sehari-hari (Murray dan Zentner,1970)

c. Perkembangan spiritual pada usia 70 tahun menurut Fowler : Universalizing,

perkembangan yang dicapai pada tingkat ini adalah berfikir dan bertindak dengan

cara memberikan contoh cara mencintai dan keadilan.

E. PERUBAHAN KOGNITIF PADA MANULA ”SEHAT”

Perubahan intelek, memori dan variable psikologi lainnya sudah banyak diteliti pada

manula yang “normal”. Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan didapatkan beberapa

hal :

1) Kinerja intelektual sebagaimana yang diukur dengan tes kemampuan verbal dalam

bidang vokabular (kosa kata), informasi dan komprehensi mencapai puncaknya pada

usia 20-30 tahun dan kemudian menetap sepanjang  hidup, setidak-tidaknya sampai

usia pertengahan 80-an tahun, bila tidak ada penyakit.

2) Kemampuan melaksanakan tugas yang diberi batas waktu, yang terkait waktu, yang

membutuhkan kecepatan, misalnya kecepatan mengolah informasi, mencapai

puncaknya pada usia sekitar 20 tahun, kemudian menurun lambat laun sepanjang hidup.

Walaupun sebagaian dari penurunan kecepatan ini diakibatkan oleh perubahan dalam

bidang motorik dan kemampuan persepsi, didapat bukti bahwa kecepatan pemrosesan di

pusat saraf menurun dengan meningkatnya usia. Perubahan ini dialami oleh hamper semua

orang yang mencapai usia 70-an. Namun didapatkan juga penyimpangan, yaitu beberapa

orang usia 70 tahun melaksanakannya lebih baik daripada yang berusia 20 tahun.

Kemunduran terdapat pada performance terutama pada tugas yang membutuhkan

kecepatan dan juga pada tugas yang memerlukan memori jangka pendek.

Page 7: KEPERAWATAN GERONTIK.docx

F. MEMORI (DAYA INGAT, INGATAN)

Pelupa merupakan keluhan yang sering dikemukakan oleh manula. Keluhan ini dianggap

lumrah dan biasa oleh masyarakat disekitarnya. Keluhan ini didasarkan atas fakta. Dari

penelitian “cross-sectional” dan longitudinal didapatkan bahwa kebanyakan-namun tidak

semua-individu mengalami gangguan memori dan belajar dengan melanjutnya usia,

terutama setelah usia 70 tahun.

Namun, kemunduran daripada sub-sistem yang membangun proses memori dan belajar,

tidak serupa tingkat kemundurannya. Memori merupakan proses yang rumit. Memori

menghubungkan masa lalu dengan masa kini. Banyak jenis memori yang diketahui,

misalnya memori jangka pendek dan jangka panjang, memori verbal dan visuospatial;

memori olfaktoar, auditoar, taktil dan kinestetik.

1) Proses memori

Proses perekaman dan pemanggilan informasi yang diingat dapat disederhanakan

sebagai berikut : Input informasi registrasi enkoding storage (penyimpanan)

pemanggilan (retrieval) output informasi.

2) Encoding

Agar suatu informasi dapat disimpan perlu diperhatikan,di registrasi. Ini merupakan

tingkat pertama. Informasi ini kemudian ditransfer kedalam memori, disebut encoding.

Kondisi encoding ikut mempengaruhi daya atau tingkatan penyimpanan, misalnya :

encoding semantic (menyimpan menurut makna, arti) biasanya memberikan memori

yang lebih mantap daripada encoding fonologis (menyimpan menurut bunyi).

3) Penyimpanan (storage)

“storage” merupakan prosses dimana informasi dipertahankan dalam memori. Ini bukan

merupakan penyimpanan informasi yang statis. Jaringan informasi ini ditata kembali

secar aktif. Informasi akan lebih kuat tersimpan bila digunakan berkali-kali, suatu

proses yang disebut konsodilasi. Penyimpanan berbagai informasi ini berbeda-beda,

misalnya memori semantic, memori episodic, memori deklaratif, memori procedural.

Contoh :

a. Mengetahui apa yang saya makan waktu sarapan pagi, ini adalah memori episodic.

b. Mengetahui arti kata sarapan, yaitu makan pagi, merupakan kemampuan sematik.

Kedua jenis memori ini dapat pula disebut memori deklaratif (memori dari fakta-fakta).

Page 8: KEPERAWATAN GERONTIK.docx

Memori procedural ialah memori suatu skill dan rutin. Misalnya mengetahui bagaimana

menyetir mobil merupaakan memori procedural. Mengetahui bagaimana mesin mobil

bekerja merupakan memori deklaratif.

4) Retrieval (memanggil kembali, recall)

Retrieval merupakan proses dimana informasi dipanggil kembali dari memori. Memori

dapat pula dibagi dari segi waktu, yaitu : memori seketika, jangka pendek, baru dan

jangka panjang. Pada memori seketika (immediate) subyek memanggil kembali

stimulus yang diberikan padanya beberapa menit sebelumnya. Fungsi memori ini

terganggu pada derilium. Memori jangka pendek (short term) mencakup kejadian

selama 30 menit terakhir. Memori ini terganggu pada sindrom amnesia. Memori baru

(recent) mencakup kejadian antara 30 menit sebelumnya sampai beberapa minggu.

Memori ini dapat terganggu pada berbagai keadaan, misalnya delirium, sindrom

amnesia dan demensia. Memori jangka panjang (remote) mencakup kejadian yang lebih

lama dari beberapa minggu lalu.

G. KEMAMPUAN INTELEKTUAL PADA LANSIA

Dari penelitian diketahui bahwa hidup maksimal yang dapat dicapai manusia adalah 116-

120 tahun. Tiap kemunduran intelektual sebelum usia 50 tahun adalah abnormal atau

patologis.

Menurut david Wechsler dalam Desmita (2008) kemunduran kemampuan mental

merupakan bagian dari proses penuaan organisme sacara umum, hampir sebagian besar

penelitian menunjukan bahwa setelah mencapai puncak pada usia antara 45-55 tahun,

kebanyakan kemampuan seseorang secara terus menerus mengalami penurunan, hal ini

juga berlaku pada seorang lansia.

Dari penelitian diketahui bahwa ada fungsi otak yang sedikit saja mengalami perubahan

atau tidak mengalami perubahan dengan melanjutnya usia, misalnya dalam menyimpan

(storage) informasi. Namun dengan melanjutnya usia didapatkan penurunan yang kontinyu

daripada kecepatan belajar, kecepatan memproses informasi baru dan kecepatan bereaksi

terhadap stimulus sederhana atau kompleks.

Ketika lansia memperlihatkan kemunduran intelektualiatas yang mulai menurun,

kemunduran tersebut juga cenderung mempengaruhi keterbatasan memori tertentu.

Misalnya seseorang yang memasuki masa pensiun, yang tidak menghadapi tantangan-

tantangan penyesuaian intelektual sehubungan dengan masalah pekerjaan, dan di

mungkinkan lebih sedikit menggunakan memori atau bahkan kurang termotivasi untuk

Page 9: KEPERAWATAN GERONTIK.docx

mengingat beberpa hal, jelas akan mengalami kemunduran memorinya. Kemerosotan

intelektual lansia ini pada umumnya merupakan sesuatau yang tidak dapat dihindarkan,

disebabkan berbagai faktor, seperti penyakit, kecemasan atau depresi.

1) Gangguan Intelektual

Gangguan intelektual yang berlangsung progresif disebut demensia, muncul secara

perlahan tetapi progresif (biasanya selang bulanan hingga tahunan). Demensia

merupakan kelainan yang paling ditakuti dikalangan lansia, meskipun kelainan ini tidak

tampak keberadaannya. Usia jompo sendiri bukanlah penyebab langsung demensia,

tetapi demensia merupakan gangguan penyerta akibat perubahan-perubahan yang

berlangsung pada system saraf pusat. Selanjutnya gangguan depresi juga merupakan

factor penyebab kemunduran intelektual yang cukup sering ditemukan, namun sering

kali terabaikan. Kejadian depresi ini terdapat pada 5-10% lansia dalam suatu

komunitas. Timbulnya depresi disebabkan oleh adanya suasana hati yang bersifat

depresi yang berlangsung sekurang-kurangnya dua minggu yang disertai keluhan-

keluhan vegetative (berupa gangguan tidur, penurunan minat, perasaan bersalah,

merasa tidak bertenaga, kurang konsentrasi hilangnya nafsu makan, gejala psikomotor,

hingga keinginan bunuh diri).

2) Upaya mengatasi kekurangan mental dan memperlambat perburukan pada menua

yang normal

Kita mengetahui bahwa beberapa kemampuan mental menurun dengan melanjutkan

usia, misalnya memori jangka pendek dan kecepatan melakukan tugas-tugas tertentu.

Upaya apakah yang dapat menetralisir keadaan ini. Ada beberapa upaya yang dapat

dilakukan :

a. Membawa catatan kecil,untuk menulis janji yang harus ditepati, nomer telepon yang

penting dan sebagainya.

b. Menyusun informasi yang akan diingat. Waktu kita di bangku sekolah atau di

fakultas, pelajaran yang kita harus hafal kita buat ringkasannya, kita atur dan susun

agar mudah mengingatnya. Kita ciptakan kaitan-kaitan atau singkatan-singkatan.

Contoh : gejala lumpuh ferifer ialah 3A (Atrofi, Atoni, Arefleksia), di hari tua,

teknik ini dapat digunakan.

c. Memakai imajinasi visual, mengaitkan dengan objek yang sudah di kenal. Bila kita

harus mengingat nama kota madras, kita kaitkan dengan kata madrassah, kita

bayangkan madrasah kemudian kita masukkan ke ingatan kita.

Page 10: KEPERAWATAN GERONTIK.docx

d. Meningkat kan kemampuan konsentrasi dan memusatkan perhatian. Bila kita kurang

konsentrasi dan kurang memusatkan perhatian tentulah apa yang di dengar dan

dilihat lebih mudah terlupakan.

e. Menempatkan benda di tempat tertentu, sehingga mudah di ingat. Misalnya : kita

sering lupa dimana kita menaruh kunci mobil atau kaca mata. Begitu banyak waktu

terbuang untuk mencari nya karena lupa dimana diletakkan. Hal ini dapat diatasi bila

kita membuat kebiasaan untuk menempatkan kunci mobil atau kacamata di satu

tempat.

3) Mengupayakan agar kemampuan memori dan kognitif dapat dipertahan kan dan

tidak merosot

Penelitian mengenai hal ini belum banyak. Namun banyak ahli mendapat kesan bahwa

bila kita latih otak kita, kita sibukkan otak kita, maka kemunduran mental dapat

diperlambat. Kita kenal ungkapan-ungkapan seperti: “train your brain” use it, or you

loose it”!

Manula umumnya masih dapat melakukan lebih bnyak dari pada biasanya diharapkan

dari mereka. Bila mereka ingin memelihara kemampuan nya, kemampuan ini harus

selalu di gunakan. Sering tugas yang dilakukan nya belum menggunakan kemampuan

nya secara optimal. Latihan-latihan dapat membantu keadaan ini. Menua secara normal

bukan lah berarti terjadinya degenerasi kepribadian, namun, inaktifitas dan menganggur

terus menerus mengandung bahaya yang dapat mengakibatkan desintegrasi

kepribadian. Kemampuan memori dapat ditingkatkan melalui latihan misalnya :

a. Konsentrasi

b. Melatih memori jangka pendek

c. Mereproduksi

d. Memformulasi

e. Asosiasi

f. Mengenal

g. Mengisi teka teki silang

h. Megikuti kuis yang ditayangkan di televise

i. Jangan lupa memelihara kesehatan.

H. AKTIVITAS MENTAL

Aktivitas mental juga sama pentingnya dengan aktivitas fisikdalam mencapai penuaan

yang sukses. Banyak aktivitas yang banyak dilakukan oleh lansia akan menolong pikiran

Page 11: KEPERAWATAN GERONTIK.docx

mereka untuk tetap aktif dan membantu merekamengembangkan intelektualnya lebih jauh

lagi. Bahkan, bukti menunjukkan bahwa lansia yang mendapatkan lebih banyak edukasi

dan stimulasi mental memiliki kemungkinan lebih kecil untuk menderita demensia type

Alzheimer, atau setidaknya perkembangan demensia dapat ditunda.

Lansia yang aktif dan sehat dapat terus belajar dan dapat dimotivasi untuk menyelesaikan

pendidikan tinggi atau memulai pendidikan yang baru. Dengan adanya peningkatan

rentang usia mahasiswa setiap tahun, mahasiswa yang berusia 50-60, atau 70 tahun tidak

akan merasa terasing dari dunia kampus. Beberapa universitas menawarkan pengurangan

biaya kuliah untuk mahasiswa yang berusia 55 tahun keatas. Program untuk lansia pada

pendidikan tinggi dan universitas menawarkan pendidikan selama musim panas dan

kursus singkat dengan biaya minimal untuk lansia yang senang bepergian ke daerah-

daerah lain selama musim panas.

Tren yang lain adalah berbagai karir seumur hidup. Seseorang dapat berhenti dari suatu

karir pada usia 40 tahun setelah bekerja 20 tahun dan pensiun dari karir yang kedua pada

usia 60 tahun setelah 20 tahun bekerja. Orang ini dapat dengan mudah menghabiskan 20

tahun lagi pada karir yang ke-3. Lansia yang lain lebih senang untuk menghabiskan waktu

dengan membaca buku-buku baru, belajar bahasa asing, atau mengambil pelajaran musik.

Mempelajari ketrampilan-ketrampilan tekhnis ini pada usia 70 tahun mungkin tidak

semudah belajar seperti pada usia 10 tahun, tetapi hal ini mungkin terjadi pada lansia yang

aktif dan memiliki motivasi tinggi.

I. FUNGSI KOGNITIF LEBIH TINGGI

Wawancara harus diawali dengan pertanyaan yang berkenaan dengan kepentingan pasien.

Cara pengawalan seperti ini membantu pewawancara mengetahui kemampuan ingatan

pasien dan menghilangkan ansietas. Pertanyaan-pertanyaan pengenalan yang

mengekspresikan minat  terhadap pasien selaku seorang manusia, seperti pertanyaan

mengenai jabatan, anak-anak, cucu, dan hobi, seringkali mendorong timbulnya respons-

respons yang mengindikasikan tingkat fungsi mental dan fungsi sosial pasien saat ini serta

tingkat fungsi terdahulunya. Penampilan menyeluruh dan cara berpakaian, postur, prilaku,

wicara, dan pilihan kata dan memberikan masukan bagi pengamat secara seksama.

Pemeriksa harus selalu sadar akan kemungkinan terjadinya penurunan kemampuan

pendengaran dan penglihatan, yang menandakan terjadinya gangguan kognitif.

Seorang pasien lansia pada saat pertama kali bertemu seorang dokter atau perawat

mungkin akan merasa cemas mengenai hasil pertemuan yang negatif. Pasien mungkin

Page 12: KEPERAWATAN GERONTIK.docx

akan datang untuk diwawancarai dengan rasa enggan atau mungkin malah dipaksa oleh

keluarga atau tetangga. Pasien mungkin kuatir bila nantinya dokter atau perawat akan

menentukan bahwa dia “gila”. Bahkan dalam lingkungan yang bebas ancaman pun,

wawancara tersebut dapat menyebabkan ansietas, mengakibatkan terjadinya kebingungan

yang jelas terekam, ketidakakuratan atau ketidaklengkapan laporan informasi, dan kinerja

yang buruk saat pengujian. Terciptanya rasa takut akan terjadinya kesalahan, dan pasien

mungkin akan enggan untuk melakukan tugas-tugas yang diminta. Gangguan-gangguan

ingatan dan intelegensia yang terjadi selama pemeriksaan mungkin cenderung merupakan

suatu refleksi stres fisik dan depresi dan bukan akibat atau gejala terjadinnya demensia.

Tabel: Fungsi-Fungsi Kognitif Yang Lebih Tinggi

Lokasi Pengkajian

Lobus frontal Acungkan jari setiap kali pemeriksa mengepalkan tangan dan

kepalkan tangan setiap kali pemeriksa mengacungkan jarinya.

Lobus temporal Dominan: Pengetesan standar untuk kasus afasia (wicara

spontan, pengulangan, pengertian menyeluruh, menulis, dan

menyebutkan nama-nama objek yang diperlihatkan).

Nondominan: Menginterpretasikan afek (menyatakan afek yang

terlihat dalam foto-foto wajah atau efek yang terkandung dalam

suara pemeriksa).

Lobus parietal Dominan: Menyebutkan nama masing-masing jari tangan,

mengetahui sebelah kiri dan sebelah kanan, melakukan

penghitungan di atas kertas, atau membaca.

Nondominan: mengkonstruksi ulang gambar-gambar batang-

batang diagram yang dibuat oleh pemeriksa.

Lobus oksipital Mencocokkan warna atau objek bila tidak dapat menyebutkan

nama-namanya.

Pengkajian mengenai kesadaran diri (insight) dan penilaian memiliki implikasi yang

penting untuk pengkajian ketrampilan mengemudi dan kebebasan. Kecelakaan dan luka

Page 13: KEPERAWATAN GERONTIK.docx

bakar lazim terjadi pada orang-orang yang mengalami gangguan kognitif dengan insight

dan penilaian yang buruk. Observasi respons-respons pasien terhadap pengujian status

mental dan juga terhadap percakapan untuk mencatat apakah pernyataan-pernyataan yang

diberikan, salah menandakan adanya kekurangan sampai pada defisit insight.

Pengujian peribahasa dan kemiripan dapat memberikan keterangan berkenaan dengan

kemampuan pasien dalam memberi alasan, keadaan intelegensia, dan pemilaian pasien

terhadap sesuatu. Pemeriksa harus cermat terhadap kenyataan bahwa pasien hanya

mengulang peribahasa, mengandalkan ingatannya dan bukan memberikan suatu alasan

mengenai apa interpretasi abstrak dari peribahasa yang dilontarkan tersebut.

J. PROSES ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

1) Teknik pengkajian pada lansia

1. Pengumpulan data

a. Riwayat Kesehatan

Perawat melakukan pengkajian pada klien dengan cara menanyakan pada klien

tentang riwayat kesehatan yang ada padanya. Tanyakan bagaimana riwayat

kesehatan masa lalu, apakah pernah mengalami sakit, sakit apa, berobat kemana,

apa pernah masuk rumah sakit, dapat obat apa saja, pengobatannya tuntas atau

tidak. Sedangkan untuk riwayat kesehatan saat ini tanyakan bagaimana kondisi

klien saat ini, apa ada yang dikeluhkan, dan bagaimana status kesehatannya

secara umum. Perawat melakukan pengkajian kepada klien, sehingga

memperoleh gambaran tentang apa yang dialami klien pada masa lalu

dibandingkan kondisi saat ini.

b. Aspek Pengkajian

a) Fisik dan biologis : Wawancara riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik

b) Psikologis : Dilakukan saat berkomunikasi dengan klien, untuk mengetahui

fungsi kognitif, termasuk daya ingat, proses pikir, alam perasaan, orientasi

terhadap realitas, dan kemampuan dalam menyelesaikan masalah serta

perubahan-perubahan umum yang terjadi antara lain :

- Penurunan daya ingat

- Proses pikir lambat

- Adanya perasaan sedih

- Merasa kurang perhatian

Page 14: KEPERAWATAN GERONTIK.docx

c) Sosial ekonomi

- Bagaimana lansia membina keakraban dengan teman sebaya maupun

dengan lingkungannya dan bagaimana keterlibatan lansia dalam organisasi

sosial.

- Penghasilan yang diperoleh

- Perasaan sejahtera dalam kaitannya dengan sosial ekonomi.

d) Spiritual

Berkaitan dengan keyakinan agama yang dimiliki dan sejauh mana keyakinan

tersebut dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

e) Kognitif

Mengkaji kondisi kognitif lansia, apa daya ingat lansia mempengaruhi

penurunan, mudah lupa, masih mengingat hal-hal yang terjadi di masa lalu,

dan lain-lain.

f) Status mental

Mengkaji kondisi status mental lansia, apakah lansia mudah tersinggung,

emosi lansia labil/stabil.

2. Analisa data

Setelah dilakukan pengumpulan data melalui kegiatan wawancara dan pemeriksaan

fisik, kemudian dilakukan analisis data. Analisis data adalah kemampuan untuk

mengaitkan data dan menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang

dimiliki, sehingga dapat diketahui kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh

lansia. Tujuan analisis data diantaranya :

a. Menetapkan kebutuhan lansia

b. Menetapkan kekuatan

c. Mengidentifikasikan pola respon lansia

d. Mengidentifikasikan kecenderungan penggunaan layanan kesehatan.

Penentuan masalah atau perumusan masalah : Berdasarkan analisa data, dapat

diketahui masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat.

Selanjutnya dengan masalah tersebut perawat dapat menyusun rencana asuhan

keperawatan yang selanjutnya dapat dilakukan intervensi.

2) Intervensi keperawatan                 

Intervensi keperawatan pada gangguan fungsi kognitif

Page 15: KEPERAWATAN GERONTIK.docx

1. Cara-cara meningkatkan kemampuan mengingat dapat diuraikan berikut ini :

Peningkatan memori (daya ingat) dapat dilakukan dengan cara seperti mencatat

sesuatu pada daftar, kalender, atau buku catatan, serta memakai alarm sebagai

pengingat selain menggunakan cara-cara tradisional seperti senantiasa meletakkan

sesuatu selalu ditempat tertentu.

Terdapat pula cara atau teknik pelatihan yang ditujukan khusus untuk meningkatkan

daya ingat dan aspek kognitif secara umum, yang tergolong ketrampilan khusus.

2. Meningkatkan hubungan personal dan komunikasi

a. Masalah yang sering ditemukan adalah penurunan daya ingat, pikun, depresi,

mudah marah dan tersinggung, serta curiga. Hal ini dapat terjadi karena hubungan

interpersonal yang tidak adekuat.

b. Berikut ini upaya yang dapat dilakukan perawat untuk meningkatkan hubungan

personal dan komunikasi dengan lansia :

- Ada kontak mata ketika berkomunikasi

- Memberikan stimulus/mengingatkan lansia terhadap kegiatan yang akan

dilakukan

- Menyediakan waktu untuk berbincang-bincang dengan lansia

- Memberikan kesempatan kepada lansia untuk mengekspresikan terhadap

respon non verbal lansia

- Menghargai pendapat lansia

- Melibatkan lansia dalam kegiatan sehari-hari sesuai dengan kemampuan yang

dimiliki.

DAFTAR PUSTAKA

Page 16: KEPERAWATAN GERONTIK.docx

Iqbal Mubarak. Wahit, SKM. dkk. 2006. Buku Ajar Keperawatan Komunitas 2. Jakarta :

Penerbit Sagung Seto.

Iqbal Mubarak. Wahit, SKM, Adi Santoso Bambang. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas

Konsep dan Aplikasi. Jakarta : Penerbit Salemba Medika.

Joseph J. Gallo, dkk. 1998. Buku Saku Gerontologi. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC

Prof. Dr. dr. SM Lumbantobing. 2006. Kecerdasan Lansia Pada Usia Lanjut Dan Dimensia.

Jakarta : Balai Penerbit FKUI.

Stanley. Mickey, dkk. 2006. Buku Ajar Keperawatan Gerontik Edisi 2. Jakarta : Penerbit

Buku Kedokteran EGC

Tamher-Noorkasiani S. 2008. Kesehatan Usia Lanjut Dengan Pendekatan Asuhan

Keperawatan. Jakarta : Penerbit Salemba Medika.