keperawatan maternitas

Upload: muhammad-hanafi

Post on 14-Jul-2015

74 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 5/12/2018 keperawatan maternitas

    1/7

    PROFESIONALISME PELAYANAN KEPERAWATAN MATERNITAS

    Indah WulaningsihProgram Studi IImu Keperawatan Fakultas IImu Kesehatan

    . Universitas Kristen Satya Wacana Salatigaemail: [email protected]

    ABSTRACTMaternity Nursing is the subsystem of nursing service which focuses on women who are inthe productive age and in the last productive age. It deals with reproduction system healthin the pregnancy, birth, and after birth period, newly born babies until they are 40 days oldand their family health. The professionalism of Maternity Nursing Service could be achievedthrough knowledge, skills, and nurse's good attitude. This good attitude means nurse paysattention to the nursing legality and ethics and applies five nursing service steps whendoing her nursing service. Besides, that nurse also implements the concept of maternitynursing and uses therapeutic communication when interacting with clients and their family. .Keywords: professionalism, maternity nursing, care.

    PENDAHULUANPembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan

    hidup sehat bagi setiap orang dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal sebagaisalah satu unsur kesejahteraan sebagaimana dimaksud dalam pembukaan Undang-Undang Dasar1945. Di samping itu, pembangunan kesehatan pada dasarnya menyangkut kehidupan fisik, mental,maupun sosial masyarakat. Dalam hal ini peran medis dan keperawatan sangat diperlukan untukmemenuhi kebutuhan masyarakat.

    Keperawatan adalah bentuk pelayanan profesional, merupakan bag ian integral dari upayapelayanan kesehatan dalam mewujudkan derajad kesehatan masyarakat yang optimal. Tenagakeperawatan sebagai salah satu komponen utama pemberi layanan kesehatan kepada masyarakatmemiliki peran penting karena terkait langsung dengan mutu pelayanan kesehatan sesuai dengankompetensi yang dimiliki oleh perawat.

    Perawat berada pada posisi kunci dalam pelayanan kesehatan, hal ini ditopang oleh kenyataanbahwa 40% -75% pelayanan di Rumah Sakit maupun di komunitas merupakan pelayanan keperawatan(Gillies, 1994; Swansburg & Swansburg, 1999). Oleh sebab itu kemampuan perawat dalam membinahubungan interpersonal dengan pasien/klien sangat diperlukan selain keterampilan teknik danketerampilan intelektual agar asuhan keperawatan yang komprehensif pada pasien sakit akut maupunkronis dapat terwujud.

    Keperawatan maternitas merupakan subsistem dari pelayanan kesehatan, khususnya pelayanankeperawatan. Perawat berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dalam membantu kllen dan keluargauntuk bisa beradaptasi terhadap masalah yang mungkin timbul pada masa perinatal dan paseanatal.Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia 2002-2003, angka kematian ibu (AKI) di Indonesiaadalah 307 per 100.000 kelahlran hidup. Sedangkan angka kematian bayi (AKB) tereatat 35 per 1000kelahiran hidup. Dari hasil survei (SKRT, 2001), diketahui bahwa komplikasi penyebab kematian lbuyang terbanyak adalah perdarahan, hipertensi dalam kehamilan (eklamsia), infeksi, partus lama, dankomplikasi keguguran. Angka kematian bayi baru lahir terutama disebabkan oleh, antara lain infeksidan berat bayi lahir rendah. Kondisi tersebut berkaitan erat dengan kondisi kehamilan, pertolongan

    15

    mailto:[email protected]:[email protected]
  • 5/12/2018 keperawatan maternitas

    2/7

    enquiry Vol.02 No.01, Maret 2008:15-21

    persalinan yang aman, dan perawatan bayi baru lahir. Kesejahteraan dan kesehatan perempuan diIndonesia saat ini masih perlu ditingkatkan, karena terlihat angka kernatlan ibu dan bayi yang menjadiindikator derajat kesehatan masih relatif tinggi.

    Menyadari masalah kesehatan perempuan yang semakin kompleks dan menuntut penyelesaianyang komprehensif serta membutuhkan penatalaksanaan perawat yang kompeten di bidangnya, penulistertarik untuk membahas tentang perawat niaternitas yang profesional yang mampu berespons dengantepat terhadap permasalahan kesehatan maternitas.L1NGKUP PELAYANAN KEPERAWATAN MATERNITAS

    Keperawatan maternitas merupakan pelayanan yang holistik mencakup faktor biologis,psikologis, soslal, dan spiritual dari klien. Fokus asuhan keperawatan maternitas adalah perempuansepanjang usia subur sampai periode kesuburan berakhir yang berkaitan dengan kesehatan sistemreproduksi, perempuan masa kehamilan, persalinan dan nifas, serta bayi baru lahir sarnpal usia 40hari beserta keluarganya, yang berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar dalam melakukan adaptasifisik dan psikososial dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.KONSEP PELAYANAN KEPERAWATAN MATERNITAS

    Menurut Asosiasi Perempuan dalam Kesehatan Kandungan dan Neonatal (2002) adalah sepertiyang akan dibahas berikut.Sikap Caring Perawat

    Caring merupakan pengetahuan kemanusiaan, inti dari praktik keperawatan yang bersifat etikdan filosofikal. Caring bukan semata-mata perilaku, caring adalah cara yang memiliki makna danmemotivasi tindakan (Marriner-Tomey, 1994). Oari definisi di atas sudahjelas bahwa dalam melaksanakanasuhan keperawatan maternitas, perawat harus menerapkan caring dalam mengimplementasikantindakan. Artinya ketika perawat melakukan asuhan keperawatan melalui tahapan proses keperawatan,yang dimulai dari pengkajian, menegakkan diagnosa keperawatan, menyusun rencana tindakan,mengimplementasikan tindakan serta evaluasi dari tindakan keperawatan, sikap caring harus dilakukan.Asuhan keperawatan maternitas bermutu yang diberikan oleh perawat maternitas dapat dicapai apabiJaperawat dapat memperlihatkan sikap caring kepada klien. Sikap ini diberikan melalui kejujuran,kepercayaan, dan niat baik. Dalarn rnemberikan asuhan keperawatan, perawat menggunakan keahlian,kata-kata yang lemah lembut, sentuhan, memberikan harapan, selalu berada di samping klien, dan bersikapcaring sebagai media pemberi asuhan keperawatan. Oleh karenanya, setiap perawat maternitas dapatmemperlihatkan cara yang berbeda ketika memberikan asuhan keperawatan klien, misalnya saatmemberikan perawatan pada ibu ketika masih hamil (antenatal care), pemberian perawatan kepada ibuketika menghadapi proses kelahiran sampai melahirkan (intranatal care), dan pemberian perawatankepada ibu setelah melahirkan (postnatal care), dll, Karena perilaku caring ini menolong klien meningkatkanperubahan positif dalam aspek fisik, psikologis, spiritual, dan sosial.Family Centered Care

    Merupakan salah satu esensi dari keperawatan maternitas. Oi mana dalam memberi asuhankeperawatan, perawat maternitas mampu mengimplementasikan tindakan keperawatan untukperawatan keluarga, wan ita sepanjang usia subur, wanita hamil dan wan ita bersalin, serta bayi barulahir sampai umur 40 hari dan keluarganya.

    16

  • 5/12/2018 keperawatan maternitas

    3/7

    Profesionalisme Pelayanan Keperawatan Maternitas (Indah Wulaningsih)

    Konsep Adaptasi Intra Ekstra UterinePerkembangan janin merupakan keajaiban alam ciptaan Tuhan. Perkembangan jan in dimulai

    dan dilihat dari usia gestasi (usia perkembangan janin dari saat pembuahan sampai lahir) yaitu lamanyaamen are (tidak haid), dihitung dari hari pertama haid terakhir, suatu periode sebelumterjadi konsepsi,yaitu kira-kira 2 minggu sebelum ovulasi dan fertilisasi, atau 3 minggu sebelum implantasi blastokis(penempelan blastokis). Lamanya kehamilan rata-rata lalah 280 hari atau 40 minggu (91/3 bulan=10x28 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir tersebut sampai bayi lahir. Salah satu tujuanutama perawatan antenatal adalah untuk mengidentifikasi ibu hamil yang berisiko tinggi terjadinyagangguan pada buah kehamilannya. Di sinilah peran perawat maternitas dalam pelayanannya untukmemantau kondisijanin dalam uterus, apakahjanin dapattumbuh berkembang dan beradaptasi denganbaik di lingkungan uterus. Kemudian perawat maternitas juga merespon dengan baik setiap tindakanpersalinan yang dilakukan, baik itu tindakan mandiri ataupun tindakan kolaborasi dengan medis terhadapkondisi ibu dan bayi baru lahirBonding Attachment

    Merupakan rawat gabung/rawat bersama ibu dan bayi baru lahir. Seharusnya, segera setelahbayi lahir dilakukan bonding attachment. Kecuali ada indikasi lain yang mengharuskan bayi dirawat diruang tersendiri. Mengapa harus bonding attachment? Bonding attachment merupakan proses lanjutandari ketika bayi baru lahir ada/ditaruh dalam dekapan ibu untuk langsung disusui. Tindakan ini dilakukansupaya terdapat trust antara ibu dan anak dan secara psikologis, untaian kasih sayang bayi dan ibuyang kedua kali terbentuk dengan hal ini (kasih sayang ibu dan bayi pertama kali terbentuk ketika bayimasih dalam rahim, yaitu dengan sentuhan lembut di perut ibu, sapaan lembut sambil perut ibu dielus)EkskJusive Breast Feeding

    Beberapa kebijakan tentang pemberian makan pada bayi: (1) memberikan air susu ibu (ASI)segera setelah lahir-dalam waktu 1 jam pertama; (2) memberikan hanya ASI saja atau ASI eksklusifsejak bayi lahir sampai umur 6 bulan. Mengapa harus eksklusif breast feeding? Karena ASI mengandungberbagai jenis antibodi yang melindungi bayi dari serangan kuman penyebab infeksi. Antibodi tersebutmulai dari Immunoglobulin A (lgA), IgG, IgM, IgD, dan IgE. Antibodi dalam ASI inilah yang sampai saatini belum terdapat dalam susu formula. Ada beberapa kondisi yang harus diperhatikan dalam pemberianASI eksklusif yaitu: (1) perawatan ibu nifas; (2) rangsum makanan tambahan; (3) air minum untukibumenyusui; (4) tenaga yang terampil dalam konseling menyusui. Ketiga kondisi ini berpengaruh terhadapkuantitas dan kualitas ASI dari ibu. Oleh sebab itu ASI eksklusif harus diberikan bagi bayi.Self Care

    Self Care diberikan kepada wanita usia subur, ibu hamil dan janin, ibu masa nifas, dan bayibaru lahir. Asumsi perawat maternitas memberikan self care adalah supaya tercapai derajat kesehatanbagi wanita, ibu hamil, ibu nifas, bayi baru lahir, serta keluarga secara optimal.Hospitalisasi

    Merupakan proses yang dilalui seseorang individu dalam kondisi sakit harus dilakukanperawatan di rumah saklt dan merupakan keadaan berpisahnya individu tersebut dengan lingkunganyang dicintai, keluarga, dan kelompok sosial. Reaksi yang timbul akibat hopitalisasi bersifat individualdan sangat tergantung dari pengalaman yang dimiliki. Pada umumnya, reaksi hospitalisasi yang dialami oleh ibu adalah kecemasan karena perpisahan dengan bayi dan keluarga, serta kehilanganakan bayi dan keluarganya. Hal inilah yang menyebabkan ibu kehilangan kontrol. Padahal, kehilangan

    17.s -

  • 5/12/2018 keperawatan maternitas

    4/7

    enquiry Vol.02 No.01. Maret 2008:15-21

    kontrol akan berdampak pada perubahan.peran dalam keluarga, kehilangan kelompok sosial, perasaantakut mati, dan kelemahan fisikoUntuk mengatasi reaksi ini diperlukan peran perawat maternitas supayaibu tidak kehilangan kontrol.Proses Kehilangan

    Gangguan tali kasih antara keluarga dan bayinya dapat timbul apabila bayi dirawat inap. Responkehilangan dapat timbul pada orang tua, saudara kandung, maupun anak/bayi yang sakit. Hal yangsama juga dapat terjadi bila bayi meninggal. Reaksi berduka dapat diobservasi dari perubahan fisiologisdan psikologis yang dialami keluarga termasuk ibu. Kemampuan keluarga untuk mengatasi prosesberduka karena kehilangan ini dipengaruhi oleh kepribadian, latar belakang sosial budaya serta sistempendukung. Perawat pada umumnya, khususnya perawat maternitas dapat mendukung keluarga denganmemberikan asuhan keperawatan yang difokuskan pada bantuan terhadap keluarga dalam menghadapiproses kehilangan dan berduka seeara optimal.

    Safety and Injury PreventionSalah satu tugas perawat maternitas adalah memberikan rasa nyaman dan tindakan pencegahan

    terhadap eedera (injury) kepada wanita usia subur, ibu harnil, ibu nifas. dan bayi baru lahir.ASPEK LEGAL PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL

    Praktik keperawatan adalah tindakan rnandlri perawat professional melalui kerjasama bersifatkolaboratif dengan kllen dan tenaga kesehatan lainnya dalam memberikan asuhan keperawatan sesuailingkup wewenang dan tanggung jawabnya pada berbagai tatanan pelayanan, termasuk praktikkeperawatan individual dan kelompok.

    Praktik keperawatan sebagai tindakan keperawatan professional menggunakan pengetahuanteoritik yang mantap dan kokoh dari berbagai ilmu dasar (bioloql, flsika, biomedika, perilaku sosial)dan ilmu keperawatan.

    Di dalarn Kep.Menkes No. 1239/Menkesl SKl2001 tentang registrasi dan praktik keperawatan,dapat diuraikan bahwa praktik keperawatan meneakup: (a). melaksanakan asuhan keperawatan yangmeliputi pengkajian, penerapan diagnose keperawatan, perencanaan, melaksanakan tindakankeperawatan dan evaluasi keperawatan; (b). Tindakan keperawatan sebagaimana dimaksud padapoin (a) rneliputi: intervensi keperawatan. pendidikan. dan konsellng kesehatan; (e). Oalammelaksanakan asuhan keperawatan sebagaimana dimaksud pada poin (a) dan (b) harus sesuai denganstandar asuhan keperawatan yang telah ditetapkan oleh organisasi profesi; (d). Pelayanan tindakanmedik hanya dilakukan berdasarkan permintaan tertulis dari dokter; (e). Oalam melaksanakan praktikkeperawatan, perawat harus senantiasa meningkatkan mutu pelayanan profesinya, dengan mengikutiperkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui pendidikan dan pelatihan sesuai dengan bidangdan tugasnya, baik diselenggarakan oleh pemerintah maupun organisasi profesi; dan (f). Dalam keadaandarurat yang menganeam jiwa seseorang/pasien, perawat berwenang melakukan pelayanan kesehatanyang ditujukan untuk penyelamatan jiwa.KODE ETIK KEPERAWATAN INDONESIA

    Menurut Persatuan Perawat Nasionallndonesia/PPNI (2005). kode etik keperawatan adalahsebagai berikut. Sebagai profesi yang turut serta mengusahakan tercapainya kesejahteraan fisik,material. dan spiritual untuk makhluk insani dalam wilayah Republik Indonesia maka kehidupan profesikeperawatan di Indonesia selalu berpedoman kepada sumber asalnya yaitu kebutuhan masyarakatIndonesia akan pelayanan keperawatan. .

    18

  • 5/12/2018 keperawatan maternitas

    5/7

    Profesionalisme Pelayanan Keperawatan Maternitas (Indah Wulaningsih)

    Warga keperawatan di Indonesia menyadari bahwa kebutuhan akan keperawatan bersifatuniversal bagi klien (individu, keluarqa, kelompok, dan masyarakat). Oleh karenanya pelayanan yangdiberikan oleh perawat selalu berdasarkan pada cita-clta yang luhur, niat yang rnurni untuk keselamatandan kesejahteraan umat tanpa membedakan kebangsaan, kesukuan, wama kulit, umur, jenis kelamin,aliran politik, dan agama yang dianut serta kedudukan sosial. Dalam melaksanakan tugas pelayanankeperawatan kepada klien, eakupan tanggung jawab perawat Indonesia adalah meningkatkan derajatkesehatan, meneegah terjadinya penyakit, mengurangi dan menghilangkan penderitaan, sertamemulihkan kesehatan dilaksanakan atas dasar pelayanan paripurna.

    Dalam melaksanakan tugas professional yang berdaya guna dan berhasil guna, para perawatmampu dan ikhlas memberikan pelayanan yang bermutu dengan memelihara dan meninqkatkanintegritas pribadi yang luhur dengan ilmu dan keterampilan yang memenuhi standar serta kesadaranbahwa pelayanan yang diberikan merupakan bag ian dari upaya kesehatan seeara menyeluruh.PERAN PERAWAT MATERNITAS

    Peran perawat merupakan tingkah laku yanq diharapkan oleh klien dan atau keluarga terhadapseseorang sesuai dengan kedudukan dalam sistem, di mana dapat dlpenqaruhi oleh keadaan sosial.Peran perawat menu rut konsorsium ilmu kesehatan tahun 1989 terdiri dari peran sebagai pemberiasuhan keperawatan, advokat pasien, pendidik, koordinator, kolaborator, konsultan, dan peneliti yangdigambarkan sebagai berikut:

    rl Pemberi asuhan keperawatan IH Advokat klien IH Edukator IPeran I Koordinator Ierawat IH IolaboratorH Konsultan IH Peneliti/ Pembaharu IGambar 1. Peran Perawat Menurut CHS tahun 1989

    Peran perawat maternitas tidak berbeda dengan peran perawat secara umum. Pada prinsipnyaperan perawat maternitas adalah memberikan asuhan keperawatan, sebagai advokat pasien, sebagaipendidik, sebagai koordinator, sebagai kolaborator. sebagai konsultan, dan sebagai peneliti kepadawanita usia subur, wanita hamil, wanita melahirkan, ibu nifas, bayi baru lahir sampai usia 40 hari, dankeluarga. Apabila perawat maternitas dapat melaksanakan perannya dengan baik, maka kualitasasuhan keperawatan yang diberikan kepada klien akan baik pula.PELAYANAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS

    Pelayanan dan asuhan keperawatan yang diberikan kepada kllen merupakan bentuk pelayananprofesional yang bertujuan untuk membantu klien dalam pemulihan dan peningkatan kemampuan

    19

  • 5/12/2018 keperawatan maternitas

    6/7

    enquiry Vol.02 No.01, Maret 2008: 15-21

    dirinya melalui tindakan pemenuhan kebutuhan klien secara komprehensif dan berkesinambungansampai klien mampu untuk melakukan kegiatan rutinitasnya tanpa bantuan. Sentuk pelayanan yangdiberikan kepada perempuan sepanjang usia subur, ibu hamil, ibu nifas, bayi baru lahir, dan keluargaseyogyanya diberikan oleh perawat maternitas yang memiliki kemampuan serta sikap dan kepribadianyang sesuai dengari tuntutan profesi keperawatan. Untuk itu tenaga keperawatan ini harus dipersiapkandan ditingkatkan secara teratur, terencana, dan kontinyu untuk mencapai tingkat pelayanan yang opti-mal.KOMUNIK ASI TERA PEUTIK D ALAM PELA YANAN K EPERAWATAN

    Sepanjang daur kehidupannya, manusia sesungguhnya melakukan komunikasi dari mulai janin,lalu dilahirkan, sampai menjelang meninggal. Karena itu komunikasi tidak bisa dipisahkan dari setiapindividu yang hid up. Komunikasi juga merupakan hal yang penting bagi individu dalam melakukaninteraksi. Kadangkala individu merasa komunikasi menjadi tidak efektif karen a kesalahan dalammenafsirkan pesan yang diterimanya.

    Komunikasi merupakan proses yang sangat khusus dan berarti dalam dalam hubungan antarrnanusia. Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan,dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan klien, Pada profesi keperawatan, komunikasi terapeutikmenjadi lebih bermakna karena merupakan metoda utama dalam mengimplementasikan proseskeperawatan. Komunikasi juga merupakan tolok ukur dalam menjamin mutu pelayanan keperawatan.Sehingga perawat memerlukan kemampuan khusus dan kepedulian sosial yang mencakup keterampilanintelektual, technical, dan interpersonal yang tercermin dalam perilaku caring dalam berkomunikasidengan orang lain (Johnson, 1989).

    Perawat yang memiliki keterampilan berkomunikasi secara terapeutik tidak saja akan mudahmenjalin trustlhubungan rasa percaya dengan klien, mencegah terjadinya masalah legal. memberikankepuasan profesional dalam pelayanan keperawatan termasuk pelayanan keperawatan maternitas,dan meningkatkan citra prafesi keperawatan. Keperawatan maternitas merupakan sub dari keperawatanklinik yang lain. oleh sebab itu sebagai perawat maternitas dituntut untuk mampu berkomunikasi secaraterapeutik.KUALITA S PROFESIONALISME PERAWAT MATERN ITA S

    Kualitas profesionalisme perawat maternitas ditentukan oleh pengetahuan, sikap, danketerampilan. Pengetahuan dan keterampilan cenderung lebih mudah, sedang sikap lebih sullt, MenurutNursalam (2002) standart keperawatan adalah norma atau penegasan tentang mutu pekerjaan seorangperawat yang dianggap balk, tepat dan benar yang dirumuskan sebagai pedoman pemberian asuhankeperawatan serta merupakan tolok ukur dalam penilaian penampilan kerja seorang perawat. Kualitaspelayanan keperawatan adalah sikap profesional perawat yang memberikan perasaan nyaman,terlindungi pada diri setiap pasien yang sedang menlalanl proses penyembuhan di mana sikap inimerupakan kompensasi sebagai pemberi layanan dan diharapkan menimbulkan perasaan puas padadiri pasien. Berikut adalah beberapa tindakan dalam rangka pemberian dan pengelolaan asuhankeperawatan yang mendukung kualitas profeslonallsme perawat maternitas: (a) Meningkatkankesehatan keluarga yang berfokus pada kondisi ibu saat ini dan Keluarga Berencana; (b) Memberikanpelayanan antenatal yang efektif pada ibu hamil melalui kunjungan antenatal; (c) Memberikan dukunganfisik dan psikologis selama masa persalinan; (d) Memberikan pelayanan keperawatan yangkomprehensif pada bayi, ibu dan keluarga pada masa post partum; (e) Memberikan pelayanankeperawatan pada bayi sampai usia 40 hari; (f) Memberikan pelayanan yang komprehensif kepadaperempuan di luar mas a perinatal (remaja, perempuan diantara dua kehamilan, perempuan pada saatklimakterium, perempuan dengan masalah ginekologi dan keganasan, serta perempuan yang

    20

  • 5/12/2018 keperawatan maternitas

    7/7

    Profesionalisme Pelayanan Keperawatan Maternitas (Indah Wulaningsih)

    mengalami tindak kekerasan dan penganiayaan); dan (g) Menggunakan proses pemecahan rnasalahyang sistematis dalam rnelaksanakanasuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, perencanaan,implementasi dan evaluasi.

    Perawat maternitas dituntut untuk memperoleh pengetahuan keperawatan maternitas setinggi-tingginya, mampu menggunakan keterampilan/skillnya untuk tindakan keperawatan khususnya tindakankeperawatan maternitas dan dalam melakukan tindakan keperawatan menggunakan sikap yang balk,Supaya kualitas profesionalisme perawat maternitas dapat tercapai,KESIMPULAN

    Perkembangan keperawatan sebagai suatu profesi harus diikuti dengan upaya pemenuhankarakteristik profesi termasuk akontabel terhadap praktik keperawatan dan bekerja sesuai denganstandar profesi dan kode etik yang telah ditetapkan.

    Keperawatan maternitas yang merupakan bag ian integral dari pelayanan kesehatanmembutuhkan perawat yang berdedikasi tinggi untuk rnelaksanakan asuhan keperawatan. Tidak hanyaitu saja, peran dan komunikasi terapeutik dari perawat maternitas dalam melaksanakan asuhankeperawatan serta perawat yang peka dan mampu berespon akan masalah keperawatan maternitasakan menjamin terlaksananya profesionalisme pelayanan keperawatan maternitasDAFTAR PUSTAKAAssociation of Women's Health Obstetric and Neonatal Nurses, 2002, Standards for Proffesional Peri-

    natal Nursing Practice and Certification in Canada.Bobak, Lawdermik, Jensen, 2004, Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC.Leifer, Gloria. 2005. Maternity Nursing: An Introductory Text. Philadhelpia USA.Hidayat, A. AzizAlimul. 2007. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan.Jakarta: Salemba Medika.Mestecky, Jiri. 1991. Imunology ot Milk and The Neonate, Advance in Experimental Medicine and

    Biology.Persatuan Perawat Indonesia Jawa Tengah, Pengurus Propinsi. 2005. Kade Etik Keperawatan:

    Lambang, Panji PPNI, dan Ikrar Keperawatan.Persatuan Perawat Indonesia Jawa Tengah, Pengurus Prapinsi. 2004. Modul: Praktik Keperawatan

    Protesianal Berdasarkan Kampelensi.The Nurses' Association of the American Callege of Obstreticians and Gynecologist. 1991. Standars far

    the Nursing Care of Women and Newborn (4hted). Washington DC: NAACOG.

    21