kebijakan pengendalian diabaetes pdci oktober
DESCRIPTION
Kebijakan Pengendalian Diabaetes Pdci OktoberTRANSCRIPT
10/10/2015
1
KEBIJAKAN PENGENDALIAN DIABETES MELITUS DI INDONESIA
1
2
SITUASI EPIDEMI DIABETES
10/10/2015
2
BEBAN PENYAKIT DI INDONESIA
56%37%
7%
1990
CederaPenyakit
menular
Penyakit
tidak
menular
3
43%
49%
8%
2000
Penyakit
tidak menular
Cedera Penyakit
menular
33%
58%
9%
2010
Cedera Penyakit
menular
Penyakit
tidak menular
Sumber IHME: 2010
4Sumber: Laporan Riskesdas 2007
• Pemerintah & masy menghadapi beban ganda
(peny menular & peny tidak menular)
• PTM membutuhkan biaya tinggi dan teknologi tinggi
10.1
44.241.7
5.96.0
31.2
49.9
7.36.0
28.1
59.5
6.5
0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
Maternal/Pre-natal Penyakit Menular Penyakit Tidak Menular Cedera
SKRT 1995 SKRT 2001 Riskesdas 2007
Kecenderungan Penyebab Kematian1995-2007
10/10/2015
3
Proporsi Kematian Akibat PTM di Beberapa Negara SEARO
NEGARAPERSENTASE KEMATIAN AKIBAT PTM
Kardio-vaskular Diabetes Kanker Cedera Pernafasan Kronik PTM lain
Indonesia 37 6 13 7 5 10
India 26 2 7 12 13 12
Thailand 29 4 17 11 9 12
Myanmar 25 3 11 11 9 11
Nepal 22 3 8 10 13 14
Sri Lanka 40 7 10 14 8 10
Bangladesh 17 3 10 9 11 18
5Sumber: WHO, 2014
SEPULUH PENYEBAB KEMATIAN UTAMA (SEMUA UMUR) SAMPLE REGISTRATION SYSTEM (SRS)
INDONESIA, 2014
No Penyebab Kematian %1 Stroke (I60 - I69) 21.1
2 Penyakit Jantung Koroner (I20 – I25) 12.9
3 Diabetes mellitus dengan komplikasi (E10 – E14) 6.7
4 Tuberkulosis Paru (A15 – A16) 5.75 Hipertensi dengan komplikasi (I11 – I13) 5.3
6 Penyakit Paru Obstruksi Kronis (J40-J47) 4.9
7 Penyakit Hati (K70 – K76) 2.7
8 Kecelakaan lalu lintas (V01– V99) 2.69 Pneumonia (J12 – J18) 2.110 Diare dan penyakit infeksi saluran pencernaan lain (A09) 1.9
10/10/2015
4
Jumlah Kasus Biaya (Rp) Jenis Penyakit
Jumlah Kasus dan Biaya Penyakit Katastropik:Rawat Inap Januari-Juni 2014
KatastropikRanap
735,827
232,010 1,820,092,504,825
172,303 794,079,777,612
138,779 750,610,932,614
70,584 313,639,067,679
56,033 313,094,604,232
53,948 174,850,865,430
12,170 71,250,444,475
7
Jantung
Stroke
Ginjal
Diabetes
Kanker
Thalasemia
Hemofilia
896288030
66846880
25779340
11623320
9116030
9018620
7593270
7279350
7227450
7212050
RRC
India
USA
Brazil
Indonesia
Mexico
Mesir
Jerman
Turki
Jepang
2014 2035
WORLD
387 million
WORLD
592million
people living with diabetes
Middle East and North Africa 85%
South East Asia 64%
South and Central America 55%
Western Pacific 46%
North America and Caribbean 30%
Europe 33%
Africa 93%
53%
SITUASI DIABETES GLOBAL
10 Negara dengan Penduduk Diabetes Terbanyak
Indonesia menjadi NegaraUrutan Ke-5 dengan PendudukDiabetes Terbanyak di Dunia
Sumber: Atlas IDF, Sixth edition, 2014
10/10/2015
5
Obesity
GLOBAL PREVALENCE: 11% MEN
Obesity
GLOBAL PREVALENCE: 15% WOMEN
10/10/2015
6
Diabetes
GLOBAL PREVALENCE: 9%
Diabetes
GLOBAL PREVALENCE: 9%
10/10/2015
7
Beban PTM, penduduk usia >15 tahun
Note:• Cakupan hipertensi oleh nakes 36.8%• Cakupan diabetes mellitus oleh nakes 30.4%• Sekitar 2/3 penderita tidak tahu bahwa dirinya menderita PTM
[email protected]: Riskesdas 2013
Penyakit (%) (#)
Stroke 1.21 1,2 juta
Hipertensi 25.8 42,1 juta
Obesitas sentral 26.6 44,3 juta
Diabetes Mellitus 6.9 8,9 juta
Sumber : Riskesdas 2007 Sumber : Riskesdas 2013
Karakteristik DM di IndonesiaTahun 2007 - 2013
10/10/2015
8
15
PROPORSI PENDUDUK DENGAN
FAKTOR RISIKO PTM DI INDONESIA
FAKTOR RISIKO PTM 2007(%)
2013(%)
1 Merokok (usia ≥ 15 th) 34,7 36,3
2 Aktifitas fisik kurang (usia ≥ 10 th) 48,2 26,1
3 Kurang konsumsi sayur & buah (usia ≥ 10 th) 93,6 93,5
4 Konsumsi minuman beralkohol 4,6 n.a
5 Obesitas Sentral (usia ≥ 18 th) 18,8 26,6
6 Gangguan mental emosional (usia ≥ 15 th) 11,6 6,0
Sumber: Riskesdas 2007; Riskesdas 2013
Merubah perilakumerupakantantangan utamadalam pengendaliandan pencegahan PTM
16
10/10/2015
9
SEPULUH FAKTOR RESIKO TERTINGGI
17 Sepuluh Faktor Resiko Utama dengan Beban yang ditimbulkan
DALYs share
Pola makanan yang tidak baik/beresiko 10.7%
Tekanan darah tinggi 10.0%
Merokok 8.3%
Pencemaran udara dalam rumah tangga 5.9%
Kadar Glukosa Darah Puasa tinggi 4.7%
Aktifitas fisik yang tidak memadai 3.1%
Pekerjaan yang beresiko tinggi 2.9%
Index massa tubuh 2.8%
Kekurangan zat besi 2.4%
Penyalah gunaan obat 2.1%Sumber International Health Metric Evaluation, 2010
18
KEBIJAKAN, STRATEGI DAN PROGRAM PENGENDALIAN DIABETES MELITUS
10/10/2015
10
VISI DAN MISI PRESIDEN
9 AGENDA PRIORITAS (NAWA CITA)Agenda ke 5: Meningkatkan kualitas Hidup Manusia
Indonesia
TRISAKTI:Mandiri di bidang ekonomi; Berdaulat di bidang politik; Berkepribadian
dlm budaya
PROGRAM INDONESIA SEHATPROGRAM INDONESIA PINTAR PROGRAM INDONESIA KERJA
PROGRAM INDONESIA SEJAHTERA
PENGUATAN YANKESPARADIGMA SEHAT JKN
3 D
IME
NS
I P
EM
BA
NG
UN
AN
: P
EM
BA
NG
UN
AN
MA
NU
SIA
, SE
KT
OR
U
NG
GU
LA
N,
PE
ME
RA
TA
AN
DA
N K
EW
ILA
YA
HA
N NO
RM
AP
EM
BA
NG
UN
AN
KA
BIN
ET
KE
RJA
DTPK
KEBIJAKAN PENGENDALIAN DIABETES
Peningkatan upaya promotif dan preventif dengantidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.
Partisipasi dan pemberdayaan masyarakat melaluipenyelenggaraan Posbindu PTM.
Peningkatan peran multidisiplin dan lintas sektoralmelalui mekanisme kemitraan dan jejaring kerja
Penguatan peran pemerintah khususnya pemerintahdaerah sesuai dengan kearifan lokal/karakteristiksetempat dalam semangat otonomi daerah.
Pendekatan berjenjang dari masyarakat hingga kepelayanan kesehatan tersier dengan rujuk balik(continuum of care ) dengan pendekatan berdasar siklus kehidupan.
Dukungan ketersediaan infrastruktur pelayanankesehatan yang memadai dengan kendali mutudengan tenaga kesehatan yang profesional padasetiap tatanan.
20
Program Indonesia Sehat
Advokasi, Kemitraan,
Kepimpinan danManajemen
Penguatan sistimkesehatan untuk
diagnosis dinidan tatalaksanaPTM dan faktor
risikonya
PromosiKesehatan dan
PenurunanFaktor Risiko
Penguatan Riset, Surveilans dan
Monev program pengendalian
diabetes melitus
STRATEGI
10/10/2015
11
UPAYA DETEKSI DINI BERBASIS SIKLUS KEHIDUPAN SPM KAB/KOTA(Continuum of Care)
Pemeriksaan Kehamilan
Persalinan, nifas & neonatal
Pelayanan bagi bayi
Pelayanan bagi balita
Pelayanan bagi anak SD
Pelayanan bagi anak SMP/A & remaja
• Pemeriksaan Tekanan Darah, Gula Darah, IMT, Riwayat Penyakit PTM, Lingkar Perut
Pelayanan PUS & WUS
Lansia
• Pemeriksaan Tekanan Darah, Gula Darah, IMT, Riwayat Penyakit PTM
• Pemeriksaan Tekanan Darah, Gula Darah, IMT, Riwayat Penyakit PTM,
Lingkar Perut
• Pemeriksaan Tekanan Darah, Gula Darah, IMT, Riwayat Penyakit PTM, Lingkar Perut
• BBL > 4 kg• Tau BBL <2,5kg
• Obesitas sesuai Tumbuh Kembang bayi pada KMS
• Obesitas sesuai Tumbuh Kembang balita pada KMS
• IMT dan Obesitas sesuai Tumbuh Kembang Anak SD pada raport Kes siswa
SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS
22
10/10/2015
12
PenurunanPolusiRumahTangga
50%
Ketersediaan PengobatanEsensial dan
TeknologiPTM 80%
CakupanTerapi
Farmakologisdan
Konseling
50%
PeningkatanDiabetes/Obesitas
0%
PenurunanTekanan
DarahTinggi
25%
PenurunanKonsumsiTembakau
30%
PenurunanAsupanGaram
30%
PenurunanKurangaktifitas
Fisik 10%
PenurunanKonsumsi
Alkohol
10%
Target Global PTM
25% Penurunan
Kematian Akibat PTM
hingga tahun 2025
Faktor RisikoSistem Respon NasionalTarget Regional
Angka nasional26,1
Angka nasional 25,8%
*Angka Prev DM 6,9% *Angka obesitas 15,4%
*Obat essensial PTM sudahmasuk Fornas & E Catalog*Masalah terkaitketersediaan
ParadigmaSehat
Program• Pengarusutamaan
kesehatan dalam pembangunan
• Promotif - Preventif sebagai pilar utama upaya kesehatan
• Pemberdayaan masyarakat
Penguatan Yankes
Program• Peningkatan Akses terutama pd
FKTP• Optimalisasi Sistem Rujukan• Peningkatan Mutu
JKN
Program• Benefit• Sistem pembiayaan:
asuransi – azas gotong royong
• Kendali Mutu & Kendali Biaya
• Sasaran: PBI & Non PBI
Tanda kepesertaan KIS
PROGRAM INDONESIA SEHAT
Penerapan pendekatan
continuum of care
Intervensi berbasis resiko
kesehatan (health risk)
24
10/10/2015
13
Paradigma Sehat: ditarik ke hulu
5 Level of prevention (Level and Clark):
1. Health promotion
2. Spesific protection
3. Early Diagnosis & Prompt Treatment
4. Disability limitation
5. Rehabilitation
UKP UKM
Sehat (70%*) Mengeluh Sakit (30%*)
FKTP
80 %
*Sumber : Susenas 2010
PERAN FASKES TINGKAT PERTAMA MEWUJUDKAN PARADIGMA SEHAT
FKRTL
20%
KIE, Self care
Promosi Kesehatan
SEHAT ADALAH HARTAKUYANG HARUS KUJAGA DAN
KUPELIHARA
Yang Sehat Tetap Sehat
Yang sehat Tidak Sakit
sehat / rujuk
balik
sakit
meninggal
UKBM( Posyandu, Posyandu Lansia, Posbindu PTM, Polindes, Poskesdes,
Desa Siaga)
5
10/10/2015
14
PROGRAM PRIORITAS 2015-2019
27
2015
2016
2017
20182019
KELUARGA SEHAT
NUSANTARA SEHAT• INTERVENSI BERBASIS-TIMdi layanan kesehatan primer
• 15 Provinsi, 44 Kabupaten, 120 Puskesmas
•
•PENYELAMATAN 1000 HPK• 27 Provinsi, 64 Kabupaten, 3.525 Puskesmas
470 PUSKESMAS,9 Prov 64 Kab
2238 PUSKESMAS,9 Prov 64 Kab
5085 PUSKESMAS,
9 Prov 203 Kab
3525 PUSKESMAS
27 Prov 149 Kab
960 NAKES120PUSKESMAS15 Prov 44 kab
1.280 NAKESPUSKESMAS
20 Prov 69 kab1.200 NAKES150 PUSKESMAS19 Prov 64 kab
1.120 NAKES140 PUSKESMAS18 Prov 59 kab
1.040 NAKES130 PUSKESMAS17 Prov 54 kab
DTPKDTPK
149 KAB/ KOTA
Faktor Risiko PTM
Faktor Risiko Yang Tidak Dapat Dimodifikasi
Umur, Jenis Kelamin, Genetik
Faktor Risiko Perilaku
Aktivitas Fisik, Merokok, Pola Makan, Alkohol
Kondisi Lingkungan dan Sosial Ekonomi
Polusi, Perubahan Iklim, Akses Air Minum dan Sanitasi, Perumahan, Kemiskinan, Pendidikan, Budaya
Kondisi Antara:
Penyakit:
Penyakit Kardiovaskular
Diabetes
Penyakit Paru Obstruktif Kronik
Kanker
Status Gizi 1000 HPK
Status Gizi Remaja Puteri, Ibu Hamil, Bayi dan Baduta
Hipertensi
Hiperlipidemia
Overweight/Obesitas
Pra-Diabetes
28Fokus Gernas
10/10/2015
15
No. INDIKATORTARGET
Baseline 2019
1 Prevalensi tek darah tinggi pada pddk usia
≥ 18 tahun (%)
25,8 (2013) 23,4
2 Proporsi obesitas pada penduduk usia ≥ 18
tahun (%)
15,4 (2013) 15,4
3 Prevalensi merokok penduduk usia ≤ 18
tahun. (%)
7,2 (2013) 5,4
Indikator dan Target PP-PTMRPJMN 2015-2019
29
No. INDIKATORTARGET
Baseline 2019
Morbiditas and Mortalitas
1 Proporsi kematian akibat penyakit kardiovaskuler, kanker, diabetes, & pernafasan
kronis (%)59,5 (2007)
53,6
Faktor Risiko Biologis
2 Prev. tek darah tinggi pada pddk usia ≥ 18 tahun (%) *) 25,8 (2013) 23,4
3 Proporsi obesitas pada penduduk usia ≥ 18 tahun (%) *) 15,4 (2013) 15,4
4 Prev. pddk usia ≥ 15 th dgn gula darah tinggi (%) 6,9 (2013) 6,27
Faktor Risiko Perilaku
5 Prev. merokok penduduk usia ≤ 18 tahun. (%) *) 7,2 (2013) 5,4
6 Proporsi penduduk ≥ 15 th yg mengkonsumsi alkohol (%) 4,6 (2007) 4.51
7 Proporsi pddk usia ≥ 10 thn dgn aktivitas fisik kurang (%) 26,1 (2013) 24,8
8 Proporsi pddk usia ≥ 10 th dg konsumsi buah & sayur kurang (%) 93,5 (2013) 88,8
Indikator dan Target RAN PP-PTM2015-2019
30*) Indikator 2, 3 dan 5 tercantum pada RPJMN 2015-2019
10/10/2015
16
Advokasi : Health in All Policy
Penegakan Peraturan Kawasan Tanpa
Rokok
Pengembangan Posbindu PTM di
Masyarakat Umum dan Kelompok Khusus
Integrasi CERDIK di Sekolah dengan
UKS
Revitalisasi Jejaring Kerja Nasional
PPTM
Kampanye Nasional :
a. Gizi seimbang
b. Konsumsi buah dan sayur
c. Aktifitas Fisik menuju sehat dan bugar
d. Turunkan berat badan dapatkan hidup
Sehat
Promosi Kesehatan / KIE(Spesific Promotion)
31
Preventif(Treatment as Prevention &
Spesific Protection)
Peningkatan monitoring, Deteksi &
Tindak Lanjuti Dini Faktor Risiko melalui
kegiatan POSBINDU PTM
Pencegahan Kaki Diabetes Berbasis
Masyarakat
Program Skrining dan Diagnostik
Diabetes di Fasyankes Primer (Standar
Pelayanan Minimal Kab/Kota di bidang
Kesehatan dan dukungan JKN)
PATUH PTM untuk yang sudah berisiko
dan penyandang PTM agar rajin kontrol,
minum obat dan mengendalikan faktor
risiko untuk mencegah komplikasi dan
kematian dini
Rehabilitatif/Paliatif
Integrasi Perawatan kaki DM
dengan Kaki Kusta
Surveilans:
Surveilans faktor risiko PTM
Registri PTM
Registri penyebab kematian
Post MDGs-2015 Terkait Kesehatan Ensure healthy lives
Kuratif
Pendekatan faktor risiko PTM
terintegrasi di fasilitas pelayanan primer
(PANDU PTM)
Peningkatan Tatalaksana FR dan PTM
(PATUH PTM)
Pengelolaan Kolaboratif DM-TB Paru
Peningkatan Respons cepat
kegawatdaruratan PTM di masyarakat
dan fasilitas pelayanan kesehatan dasar
Peningkatan Pelayanan kesehatan
rujukan ke Rumah Sakit
PTM dengan Common Risk Factors
32
Risk Factors CancersCardio
vascular Diabetes
Chronic Respi-ratory Injuries
Physical inactivity X X X X
Unhealthy diet X X X
Tobacco use X X X X
Alcohol use X X X
Environmental pollutants X X X
Deaths % 12.9 29.0 1.9 6.9 9.8
% of DALYs 5.2 9.9 1.3 3.9 12.3
Sumber: Framework on Community Based Intervention to control NCDs risk factors, APEC, 2014
10/10/2015
17
PROPORSI PENDUDUK DENGAN FAKTOR RISIKO PTM
FAKTOR RISIKO PTM2007(%)
2013(%)
1 Merokok (usia ≥ 15 th) 34,7 36,3
2 Aktifitas fisik kurang (usia ≥ 10 th) 48,2 26,1
3 Kurang konsumsi sayur & buah (usia ≥ 10 th) 93,6 93,5
4 Konsumsi minuman beralkohol 4,6 n.a
Konsumsi minuman beralkohol berbahaya 0,3 n.a
5 Obesitas sentral (usia ≥ 18 th) 18,8 26,6
33Sumber: Riskesdas 2007; Riskesdas 2013
Ke
giatan B
ind
u P
TM
Rumah Tangga
Sekolah
Tempat Kerja
KBIH
PO Bus /Terminal
Dimana ? Kegiatan ? Selanjutnya ?
Monitoring :
• Obesitas
• Hipertensi
• Hiperglikemi
• Hiperkolesterol
• Uji Fungs paru sederhana
• Amfetamin
• Pem.Klinis Payudara
• IVA
Konseling :
• Stop merokok
• Diet,
• Stress
• Self Care
• CERDIK
• PATUH
Monitoring :
• Merokok
• Makan buah sayur
• Aktivitas Fisik
• Alkohol
• Riwayat penyakit keluarga
Penyuluhan /KIE
Olah raga / Aktivitas fisik
Simulasi / Demo
Deteksi dini dan Konseling / edukasi kesehatan
melalui pemantauan faktor risiko PTM terintegrasi
dan dilakukan secara rutin dan periodik
Tidak
Berisiko
Pemantauan FR.
PTM rutin
Berisiko
Rujuk ke Fasyankes
Primer
Tempat Umum / Mall
10/10/2015
18
CERDIK DI SEKOLAH
Enyahkan asap rokok
Rajin beraktivitas fisikDiet seimbangIstirahat cukupKelola stress
Cek kesehatan secara berkala
36
CARTA WHO/ISH
PENDEKATAN FAKTOR RISIKO PTM TERINTEGRASI DI
PUSKESMAS
(PANDU PTM)
Peningkatan Tatalaksana Faktor Risiko Utama (Konseling berhenti merokok, konsumsi alkohol, Hipertensi, Dislipidemia, Obesitas, dan lainya) di Fasilitas pelayanan dasar (Puskesmas, dokter keluarga, praktek swasta)
Sepuluh (10) persen penduduk usia >15 th diwilah kerja Puskesmas mengikuti kegiatan Posbindu PTM
Tatalaksana Terintegrasi Hipertensi dan Diabetes melalui pendekatan Faktor Risiko
Prediksi berisiko penyakit jantung dan stroke dengan Charta WHO PEN
PEN WHO
10/10/2015
19
Konsep Penyediaan Obat DM dalam JKN
37
Dalam Kondisi tertentu Dokter FKTPdapat melakukan Penyesuaian DosisInsulin hingga 20 IU/hari
Akses Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan
Indikator CapaianKondisi 2019 yang
diharapkan
Jumlah tempat tidur rawat inap per 10.000
penduduk
12,6 25
Jumlah admission per 100 penduduk 1,9 5.0
Rata-rata bed occupancy rate 65% 80%
Kesiapan pelayanan umum di puskesmas 71% 100%
Kesiapan pelayanan PONED di puskesmas 62% 100%
Kesiapan pelayanan penyakit tidak menular di
puskesmas
77% 100%
Kesiapan pelayanan PONEK di RS pemerintah 86% 25
Kesiapan Pelayanan Kesehatan
Sumber: World Bank berdasarkan data Rifaskes, 2011
Indeks General Services Readiness Puskesmas, 2011
Fasilitas pelayanan kesehatan belum sepenuhnya siap bila ditinjau dari ketersediaan fasilitas, begitu pula kelengkapan sarana, obat,
alat kesehatan, tenaga kesehatan, serta kualitas pelayanan
Akses terhadap pelayanan kesehatan primer, sekunder, dan tersier masih terbatas terutama pada daerah tertinggal, perbatasan, dan kepulauan (DTPK).
Kendala geografis menyebabkan keterbatasan akses pelayanan kesehatan di banyak provinsi di Indonesia.
38
10/10/2015
20
(Pasal 3)
KLINIK(Berlaku 3 Tahun)
TEMPAT PRAKTIK DOKTER-DOKTER GIGI
(Berlaku 5 Tahun)
PUSKESMAS(Berlaku 3 Tahun)
GRPS
RUBRIK
SASARAN AKREDITASI
39
12
PERMENKES NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG AKREDITASI PUSKESMAS, KLINIK PRATAMA, TEMPAT PRAKTIK MANDIRI DOKTER DAN TEMPAT PRAKTIK MANDIRI DOKTER GIGI
Permenkes No. 30 Tahun 2013
Pencantuman Informasi Kandungan Gula, Garam dan Lemak serta Pesan Kesehatan
pada Pangan Olahan dan Siap Saji
Pesan kesehatan :“Konsumsi Gula lebih dari 50 gr, Natrium lebih dari 2000 mg, atau Lemak total lebih dari 67 gr per orang per hari berisiko
hipertensi, stroke, diabetes dan serangan jantung”
10/10/2015
21
Sistem Informasi PPTMSebagai basis data untuk pengambilan
keputusan
Sebagai indikator kesehatan masyarakat dalam
satu wilayah
Sebagai wadah untuk informasi kesehatan untuk menghindari
faktor risiko PTM
Tindaklanjut Gateway
Surveilans PTM FKTPPortal Web PTM
Surveilans Posbindu PTM
Web GIS
Sebagai tempat menyimpan informasi kesehatan warga
masyarakat
Sebagai sarana komunikasi masyarakat dalam menjaga
kesehatan Sebagai alat monitoring dan
evaluasi penyakit tidak
menular
Monev PTM ElKes
DUKUNGAN KEBIJAKAN• Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 no 116, Tambahan
Lembaran negara no 4431)
• Undang-undang RI Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2009 no 153, Tambahan Lembaran negara no 5072)
• Undang-undang Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2009 no 144, Tambahan Lembaran negara no 5063)
• Perpres no 2 tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015 – 2019
• Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2015 tentang Kedudukan, Organisasi dan Tata Kerja Kementerian dan Lembaga Negara
• Permenkes no 75/2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
• Permenkes no 59/2014 tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan
• Permenkes no 5 tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klini Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
• Rancangan Standard Pelayanan Minimal Kabupaten/ Kota tahun 2015
• Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no 853/MENKES/SK/IX/2009 tanggal 25 September 2009 tentang Tim Jejearing Kerja Nasional Pengendalian Penyakit Tidak menular (Tim JKN PPTM)
42
10/10/2015
22
FRAMEWORK OF SUGAR CONTROL- IDF 2015• The introduction of clear, unambiguous, colour-coded front of pack labelling which gives total sugar content, including all types
of sugar, including those with alternative names (such as high fructose corn syrup. )
• A ban on advertising of sugar-sweetened beverages and high sugar foods to children and adolescents.
• Revision of healthy eating guidelines to reduce consumption of foods with naturally high sugar content (eg certain fruits and fruit juices).
• A ban on sponsorship of sporting events by manufacturers of sugar-sweetened beverages or high sugar foods.
• A ban on selling sugar-sweetened beverages and high sugar foods in canteens and vending machines in schools and policies to restrict access in workplaces.
• An obligation to make clean drinking water freely available in all schools, places of employment and in public open spaces.
• Government incentives (including taxes) to reduce consumption of sugar-sweetened beverages and high sugar foods
• Government incentives to promote production of leafy vegetables and fruit in preference to sugar
• Government incentives to increase availability and affordability of fresh vegetables, fresh fruit and clean drinking water.
• A regulatory framework for reformulation of processed foods to reduce sugar content.
• Public health campaigns to educate people about the health risks associated with excess sugar intake.
• Further research to be undertaken to establish links between sugar intake and diabetes.
43
DIABETES MENJADI TEMA
HARI KESEHATAN SEDUNIA 2016
44
10/10/2015
23
Ending Style