kebijakan pengendalian diabaetes pdci oktober

23
10/10/2015 1 KEBIJAKAN PENGENDALIAN DIABETES MELITUS DI INDONESIA 1 2 SITUASI EPIDEMI DIABETES

Upload: dexzal

Post on 29-Jan-2016

25 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Kebijakan Pengendalian Diabaetes Pdci Oktober

TRANSCRIPT

Page 1: Kebijakan Pengendalian Diabaetes Pdci Oktober

10/10/2015

1

KEBIJAKAN PENGENDALIAN DIABETES MELITUS DI INDONESIA

1

2

SITUASI EPIDEMI DIABETES

Page 2: Kebijakan Pengendalian Diabaetes Pdci Oktober

10/10/2015

2

BEBAN PENYAKIT DI INDONESIA

56%37%

7%

1990

CederaPenyakit

menular

Penyakit

tidak

menular

3

43%

49%

8%

2000

Penyakit

tidak menular

Cedera Penyakit

menular

33%

58%

9%

2010

Cedera Penyakit

menular

Penyakit

tidak menular

Sumber IHME: 2010

4Sumber: Laporan Riskesdas 2007

• Pemerintah & masy menghadapi beban ganda

(peny menular & peny tidak menular)

• PTM membutuhkan biaya tinggi dan teknologi tinggi

10.1

44.241.7

5.96.0

31.2

49.9

7.36.0

28.1

59.5

6.5

0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

70.0

Maternal/Pre-natal Penyakit Menular Penyakit Tidak Menular Cedera

SKRT 1995 SKRT 2001 Riskesdas 2007

Kecenderungan Penyebab Kematian1995-2007

Page 3: Kebijakan Pengendalian Diabaetes Pdci Oktober

10/10/2015

3

Proporsi Kematian Akibat PTM di Beberapa Negara SEARO

NEGARAPERSENTASE KEMATIAN AKIBAT PTM

Kardio-vaskular Diabetes Kanker Cedera Pernafasan Kronik PTM lain

Indonesia 37 6 13 7 5 10

India 26 2 7 12 13 12

Thailand 29 4 17 11 9 12

Myanmar 25 3 11 11 9 11

Nepal 22 3 8 10 13 14

Sri Lanka 40 7 10 14 8 10

Bangladesh 17 3 10 9 11 18

5Sumber: WHO, 2014

SEPULUH PENYEBAB KEMATIAN UTAMA (SEMUA UMUR) SAMPLE REGISTRATION SYSTEM (SRS)

INDONESIA, 2014

No Penyebab Kematian %1 Stroke (I60 - I69) 21.1

2 Penyakit Jantung Koroner (I20 – I25) 12.9

3 Diabetes mellitus dengan komplikasi (E10 – E14) 6.7

4 Tuberkulosis Paru (A15 – A16) 5.75 Hipertensi dengan komplikasi (I11 – I13) 5.3

6 Penyakit Paru Obstruksi Kronis (J40-J47) 4.9

7 Penyakit Hati (K70 – K76) 2.7

8 Kecelakaan lalu lintas (V01– V99) 2.69 Pneumonia (J12 – J18) 2.110 Diare dan penyakit infeksi saluran pencernaan lain (A09) 1.9

Page 4: Kebijakan Pengendalian Diabaetes Pdci Oktober

10/10/2015

4

Jumlah Kasus Biaya (Rp) Jenis Penyakit

Jumlah Kasus dan Biaya Penyakit Katastropik:Rawat Inap Januari-Juni 2014

KatastropikRanap

735,827

232,010 1,820,092,504,825

172,303 794,079,777,612

138,779 750,610,932,614

70,584 313,639,067,679

56,033 313,094,604,232

53,948 174,850,865,430

12,170 71,250,444,475

7

Jantung

Stroke

Ginjal

Diabetes

Kanker

Thalasemia

Hemofilia

896288030

66846880

25779340

11623320

9116030

9018620

7593270

7279350

7227450

7212050

RRC

India

USA

Brazil

Indonesia

Mexico

Mesir

Jerman

Turki

Jepang

2014 2035

WORLD

387 million

WORLD

592million

people living with diabetes

Middle East and North Africa 85%

South East Asia 64%

South and Central America 55%

Western Pacific 46%

North America and Caribbean 30%

Europe 33%

Africa 93%

53%

SITUASI DIABETES GLOBAL

10 Negara dengan Penduduk Diabetes Terbanyak

Indonesia menjadi NegaraUrutan Ke-5 dengan PendudukDiabetes Terbanyak di Dunia

Sumber: Atlas IDF, Sixth edition, 2014

Page 5: Kebijakan Pengendalian Diabaetes Pdci Oktober

10/10/2015

5

Obesity

GLOBAL PREVALENCE: 11% MEN

Obesity

GLOBAL PREVALENCE: 15% WOMEN

Page 6: Kebijakan Pengendalian Diabaetes Pdci Oktober

10/10/2015

6

Diabetes

GLOBAL PREVALENCE: 9%

Diabetes

GLOBAL PREVALENCE: 9%

Page 7: Kebijakan Pengendalian Diabaetes Pdci Oktober

10/10/2015

7

Beban PTM, penduduk usia >15 tahun

Note:• Cakupan hipertensi oleh nakes 36.8%• Cakupan diabetes mellitus oleh nakes 30.4%• Sekitar 2/3 penderita tidak tahu bahwa dirinya menderita PTM

[email protected]: Riskesdas 2013

Penyakit (%) (#)

Stroke 1.21 1,2 juta

Hipertensi 25.8 42,1 juta

Obesitas sentral 26.6 44,3 juta

Diabetes Mellitus 6.9 8,9 juta

Sumber : Riskesdas 2007 Sumber : Riskesdas 2013

Karakteristik DM di IndonesiaTahun 2007 - 2013

Page 8: Kebijakan Pengendalian Diabaetes Pdci Oktober

10/10/2015

8

15

PROPORSI PENDUDUK DENGAN

FAKTOR RISIKO PTM DI INDONESIA

FAKTOR RISIKO PTM 2007(%)

2013(%)

1 Merokok (usia ≥ 15 th) 34,7 36,3

2 Aktifitas fisik kurang (usia ≥ 10 th) 48,2 26,1

3 Kurang konsumsi sayur & buah (usia ≥ 10 th) 93,6 93,5

4 Konsumsi minuman beralkohol 4,6 n.a

5 Obesitas Sentral (usia ≥ 18 th) 18,8 26,6

6 Gangguan mental emosional (usia ≥ 15 th) 11,6 6,0

Sumber: Riskesdas 2007; Riskesdas 2013

Merubah perilakumerupakantantangan utamadalam pengendaliandan pencegahan PTM

16

Page 9: Kebijakan Pengendalian Diabaetes Pdci Oktober

10/10/2015

9

SEPULUH FAKTOR RESIKO TERTINGGI

17 Sepuluh Faktor Resiko Utama dengan Beban yang ditimbulkan

DALYs share

Pola makanan yang tidak baik/beresiko 10.7%

Tekanan darah tinggi 10.0%

Merokok 8.3%

Pencemaran udara dalam rumah tangga 5.9%

Kadar Glukosa Darah Puasa tinggi 4.7%

Aktifitas fisik yang tidak memadai 3.1%

Pekerjaan yang beresiko tinggi 2.9%

Index massa tubuh 2.8%

Kekurangan zat besi 2.4%

Penyalah gunaan obat 2.1%Sumber International Health Metric Evaluation, 2010

18

KEBIJAKAN, STRATEGI DAN PROGRAM PENGENDALIAN DIABETES MELITUS

Page 10: Kebijakan Pengendalian Diabaetes Pdci Oktober

10/10/2015

10

VISI DAN MISI PRESIDEN

9 AGENDA PRIORITAS (NAWA CITA)Agenda ke 5: Meningkatkan kualitas Hidup Manusia

Indonesia

TRISAKTI:Mandiri di bidang ekonomi; Berdaulat di bidang politik; Berkepribadian

dlm budaya

PROGRAM INDONESIA SEHATPROGRAM INDONESIA PINTAR PROGRAM INDONESIA KERJA

PROGRAM INDONESIA SEJAHTERA

PENGUATAN YANKESPARADIGMA SEHAT JKN

3 D

IME

NS

I P

EM

BA

NG

UN

AN

: P

EM

BA

NG

UN

AN

MA

NU

SIA

, SE

KT

OR

U

NG

GU

LA

N,

PE

ME

RA

TA

AN

DA

N K

EW

ILA

YA

HA

N NO

RM

AP

EM

BA

NG

UN

AN

KA

BIN

ET

KE

RJA

DTPK

KEBIJAKAN PENGENDALIAN DIABETES

Peningkatan upaya promotif dan preventif dengantidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.

Partisipasi dan pemberdayaan masyarakat melaluipenyelenggaraan Posbindu PTM.

Peningkatan peran multidisiplin dan lintas sektoralmelalui mekanisme kemitraan dan jejaring kerja

Penguatan peran pemerintah khususnya pemerintahdaerah sesuai dengan kearifan lokal/karakteristiksetempat dalam semangat otonomi daerah.

Pendekatan berjenjang dari masyarakat hingga kepelayanan kesehatan tersier dengan rujuk balik(continuum of care ) dengan pendekatan berdasar siklus kehidupan.

Dukungan ketersediaan infrastruktur pelayanankesehatan yang memadai dengan kendali mutudengan tenaga kesehatan yang profesional padasetiap tatanan.

20

Program Indonesia Sehat

Advokasi, Kemitraan,

Kepimpinan danManajemen

Penguatan sistimkesehatan untuk

diagnosis dinidan tatalaksanaPTM dan faktor

risikonya

PromosiKesehatan dan

PenurunanFaktor Risiko

Penguatan Riset, Surveilans dan

Monev program pengendalian

diabetes melitus

STRATEGI

Page 11: Kebijakan Pengendalian Diabaetes Pdci Oktober

10/10/2015

11

UPAYA DETEKSI DINI BERBASIS SIKLUS KEHIDUPAN SPM KAB/KOTA(Continuum of Care)

Pemeriksaan Kehamilan

Persalinan, nifas & neonatal

Pelayanan bagi bayi

Pelayanan bagi balita

Pelayanan bagi anak SD

Pelayanan bagi anak SMP/A & remaja

• Pemeriksaan Tekanan Darah, Gula Darah, IMT, Riwayat Penyakit PTM, Lingkar Perut

Pelayanan PUS & WUS

Lansia

• Pemeriksaan Tekanan Darah, Gula Darah, IMT, Riwayat Penyakit PTM

• Pemeriksaan Tekanan Darah, Gula Darah, IMT, Riwayat Penyakit PTM,

Lingkar Perut

• Pemeriksaan Tekanan Darah, Gula Darah, IMT, Riwayat Penyakit PTM, Lingkar Perut

• BBL > 4 kg• Tau BBL <2,5kg

• Obesitas sesuai Tumbuh Kembang bayi pada KMS

• Obesitas sesuai Tumbuh Kembang balita pada KMS

• IMT dan Obesitas sesuai Tumbuh Kembang Anak SD pada raport Kes siswa

SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS

22

Page 12: Kebijakan Pengendalian Diabaetes Pdci Oktober

10/10/2015

12

PenurunanPolusiRumahTangga

50%

Ketersediaan PengobatanEsensial dan

TeknologiPTM 80%

CakupanTerapi

Farmakologisdan

Konseling

50%

PeningkatanDiabetes/Obesitas

0%

PenurunanTekanan

DarahTinggi

25%

PenurunanKonsumsiTembakau

30%

PenurunanAsupanGaram

30%

PenurunanKurangaktifitas

Fisik 10%

PenurunanKonsumsi

Alkohol

10%

Target Global PTM

25% Penurunan

Kematian Akibat PTM

hingga tahun 2025

Faktor RisikoSistem Respon NasionalTarget Regional

Angka nasional26,1

Angka nasional 25,8%

*Angka Prev DM 6,9% *Angka obesitas 15,4%

*Obat essensial PTM sudahmasuk Fornas & E Catalog*Masalah terkaitketersediaan

ParadigmaSehat

Program• Pengarusutamaan

kesehatan dalam pembangunan

• Promotif - Preventif sebagai pilar utama upaya kesehatan

• Pemberdayaan masyarakat

Penguatan Yankes

Program• Peningkatan Akses terutama pd

FKTP• Optimalisasi Sistem Rujukan• Peningkatan Mutu

JKN

Program• Benefit• Sistem pembiayaan:

asuransi – azas gotong royong

• Kendali Mutu & Kendali Biaya

• Sasaran: PBI & Non PBI

Tanda kepesertaan KIS

PROGRAM INDONESIA SEHAT

Penerapan pendekatan

continuum of care

Intervensi berbasis resiko

kesehatan (health risk)

24

Page 13: Kebijakan Pengendalian Diabaetes Pdci Oktober

10/10/2015

13

Paradigma Sehat: ditarik ke hulu

5 Level of prevention (Level and Clark):

1. Health promotion

2. Spesific protection

3. Early Diagnosis & Prompt Treatment

4. Disability limitation

5. Rehabilitation

UKP UKM

Sehat (70%*) Mengeluh Sakit (30%*)

FKTP

80 %

*Sumber : Susenas 2010

PERAN FASKES TINGKAT PERTAMA MEWUJUDKAN PARADIGMA SEHAT

FKRTL

20%

KIE, Self care

Promosi Kesehatan

SEHAT ADALAH HARTAKUYANG HARUS KUJAGA DAN

KUPELIHARA

Yang Sehat Tetap Sehat

Yang sehat Tidak Sakit

sehat / rujuk

balik

sakit

meninggal

UKBM( Posyandu, Posyandu Lansia, Posbindu PTM, Polindes, Poskesdes,

Desa Siaga)

5

Page 14: Kebijakan Pengendalian Diabaetes Pdci Oktober

10/10/2015

14

PROGRAM PRIORITAS 2015-2019

27

2015

2016

2017

20182019

KELUARGA SEHAT

NUSANTARA SEHAT• INTERVENSI BERBASIS-TIMdi layanan kesehatan primer

• 15 Provinsi, 44 Kabupaten, 120 Puskesmas

•PENYELAMATAN 1000 HPK• 27 Provinsi, 64 Kabupaten, 3.525 Puskesmas

470 PUSKESMAS,9 Prov 64 Kab

2238 PUSKESMAS,9 Prov 64 Kab

5085 PUSKESMAS,

9 Prov 203 Kab

3525 PUSKESMAS

27 Prov 149 Kab

960 NAKES120PUSKESMAS15 Prov 44 kab

1.280 NAKESPUSKESMAS

20 Prov 69 kab1.200 NAKES150 PUSKESMAS19 Prov 64 kab

1.120 NAKES140 PUSKESMAS18 Prov 59 kab

1.040 NAKES130 PUSKESMAS17 Prov 54 kab

DTPKDTPK

149 KAB/ KOTA

Faktor Risiko PTM

Faktor Risiko Yang Tidak Dapat Dimodifikasi

Umur, Jenis Kelamin, Genetik

Faktor Risiko Perilaku

Aktivitas Fisik, Merokok, Pola Makan, Alkohol

Kondisi Lingkungan dan Sosial Ekonomi

Polusi, Perubahan Iklim, Akses Air Minum dan Sanitasi, Perumahan, Kemiskinan, Pendidikan, Budaya

Kondisi Antara:

Penyakit:

Penyakit Kardiovaskular

Diabetes

Penyakit Paru Obstruktif Kronik

Kanker

Status Gizi 1000 HPK

Status Gizi Remaja Puteri, Ibu Hamil, Bayi dan Baduta

Hipertensi

Hiperlipidemia

Overweight/Obesitas

Pra-Diabetes

28Fokus Gernas

Page 15: Kebijakan Pengendalian Diabaetes Pdci Oktober

10/10/2015

15

No. INDIKATORTARGET

Baseline 2019

1 Prevalensi tek darah tinggi pada pddk usia

≥ 18 tahun (%)

25,8 (2013) 23,4

2 Proporsi obesitas pada penduduk usia ≥ 18

tahun (%)

15,4 (2013) 15,4

3 Prevalensi merokok penduduk usia ≤ 18

tahun. (%)

7,2 (2013) 5,4

Indikator dan Target PP-PTMRPJMN 2015-2019

29

No. INDIKATORTARGET

Baseline 2019

Morbiditas and Mortalitas

1 Proporsi kematian akibat penyakit kardiovaskuler, kanker, diabetes, & pernafasan

kronis (%)59,5 (2007)

53,6

Faktor Risiko Biologis

2 Prev. tek darah tinggi pada pddk usia ≥ 18 tahun (%) *) 25,8 (2013) 23,4

3 Proporsi obesitas pada penduduk usia ≥ 18 tahun (%) *) 15,4 (2013) 15,4

4 Prev. pddk usia ≥ 15 th dgn gula darah tinggi (%) 6,9 (2013) 6,27

Faktor Risiko Perilaku

5 Prev. merokok penduduk usia ≤ 18 tahun. (%) *) 7,2 (2013) 5,4

6 Proporsi penduduk ≥ 15 th yg mengkonsumsi alkohol (%) 4,6 (2007) 4.51

7 Proporsi pddk usia ≥ 10 thn dgn aktivitas fisik kurang (%) 26,1 (2013) 24,8

8 Proporsi pddk usia ≥ 10 th dg konsumsi buah & sayur kurang (%) 93,5 (2013) 88,8

Indikator dan Target RAN PP-PTM2015-2019

30*) Indikator 2, 3 dan 5 tercantum pada RPJMN 2015-2019

Page 16: Kebijakan Pengendalian Diabaetes Pdci Oktober

10/10/2015

16

Advokasi : Health in All Policy

Penegakan Peraturan Kawasan Tanpa

Rokok

Pengembangan Posbindu PTM di

Masyarakat Umum dan Kelompok Khusus

Integrasi CERDIK di Sekolah dengan

UKS

Revitalisasi Jejaring Kerja Nasional

PPTM

Kampanye Nasional :

a. Gizi seimbang

b. Konsumsi buah dan sayur

c. Aktifitas Fisik menuju sehat dan bugar

d. Turunkan berat badan dapatkan hidup

Sehat

Promosi Kesehatan / KIE(Spesific Promotion)

31

Preventif(Treatment as Prevention &

Spesific Protection)

Peningkatan monitoring, Deteksi &

Tindak Lanjuti Dini Faktor Risiko melalui

kegiatan POSBINDU PTM

Pencegahan Kaki Diabetes Berbasis

Masyarakat

Program Skrining dan Diagnostik

Diabetes di Fasyankes Primer (Standar

Pelayanan Minimal Kab/Kota di bidang

Kesehatan dan dukungan JKN)

PATUH PTM untuk yang sudah berisiko

dan penyandang PTM agar rajin kontrol,

minum obat dan mengendalikan faktor

risiko untuk mencegah komplikasi dan

kematian dini

Rehabilitatif/Paliatif

Integrasi Perawatan kaki DM

dengan Kaki Kusta

Surveilans:

Surveilans faktor risiko PTM

Registri PTM

Registri penyebab kematian

Post MDGs-2015 Terkait Kesehatan Ensure healthy lives

Kuratif

Pendekatan faktor risiko PTM

terintegrasi di fasilitas pelayanan primer

(PANDU PTM)

Peningkatan Tatalaksana FR dan PTM

(PATUH PTM)

Pengelolaan Kolaboratif DM-TB Paru

Peningkatan Respons cepat

kegawatdaruratan PTM di masyarakat

dan fasilitas pelayanan kesehatan dasar

Peningkatan Pelayanan kesehatan

rujukan ke Rumah Sakit

PTM dengan Common Risk Factors

32

Risk Factors CancersCardio

vascular Diabetes

Chronic Respi-ratory Injuries

Physical inactivity X X X X

Unhealthy diet X X X

Tobacco use X X X X

Alcohol use X X X

Environmental pollutants X X X

Deaths % 12.9 29.0 1.9 6.9 9.8

% of DALYs 5.2 9.9 1.3 3.9 12.3

Sumber: Framework on Community Based Intervention to control NCDs risk factors, APEC, 2014

Page 17: Kebijakan Pengendalian Diabaetes Pdci Oktober

10/10/2015

17

PROPORSI PENDUDUK DENGAN FAKTOR RISIKO PTM

FAKTOR RISIKO PTM2007(%)

2013(%)

1 Merokok (usia ≥ 15 th) 34,7 36,3

2 Aktifitas fisik kurang (usia ≥ 10 th) 48,2 26,1

3 Kurang konsumsi sayur & buah (usia ≥ 10 th) 93,6 93,5

4 Konsumsi minuman beralkohol 4,6 n.a

Konsumsi minuman beralkohol berbahaya 0,3 n.a

5 Obesitas sentral (usia ≥ 18 th) 18,8 26,6

33Sumber: Riskesdas 2007; Riskesdas 2013

Ke

giatan B

ind

u P

TM

Rumah Tangga

Sekolah

Tempat Kerja

KBIH

PO Bus /Terminal

Dimana ? Kegiatan ? Selanjutnya ?

Monitoring :

• Obesitas

• Hipertensi

• Hiperglikemi

• Hiperkolesterol

• Uji Fungs paru sederhana

• Amfetamin

• Pem.Klinis Payudara

• IVA

Konseling :

• Stop merokok

• Diet,

• Stress

• Self Care

• CERDIK

• PATUH

Monitoring :

• Merokok

• Makan buah sayur

• Aktivitas Fisik

• Alkohol

• Riwayat penyakit keluarga

Penyuluhan /KIE

Olah raga / Aktivitas fisik

Simulasi / Demo

Deteksi dini dan Konseling / edukasi kesehatan

melalui pemantauan faktor risiko PTM terintegrasi

dan dilakukan secara rutin dan periodik

Tidak

Berisiko

Pemantauan FR.

PTM rutin

Berisiko

Rujuk ke Fasyankes

Primer

Tempat Umum / Mall

Page 18: Kebijakan Pengendalian Diabaetes Pdci Oktober

10/10/2015

18

CERDIK DI SEKOLAH

Enyahkan asap rokok

Rajin beraktivitas fisikDiet seimbangIstirahat cukupKelola stress

Cek kesehatan secara berkala

36

CARTA WHO/ISH

PENDEKATAN FAKTOR RISIKO PTM TERINTEGRASI DI

PUSKESMAS

(PANDU PTM)

Peningkatan Tatalaksana Faktor Risiko Utama (Konseling berhenti merokok, konsumsi alkohol, Hipertensi, Dislipidemia, Obesitas, dan lainya) di Fasilitas pelayanan dasar (Puskesmas, dokter keluarga, praktek swasta)

Sepuluh (10) persen penduduk usia >15 th diwilah kerja Puskesmas mengikuti kegiatan Posbindu PTM

Tatalaksana Terintegrasi Hipertensi dan Diabetes melalui pendekatan Faktor Risiko

Prediksi berisiko penyakit jantung dan stroke dengan Charta WHO PEN

PEN WHO

Page 19: Kebijakan Pengendalian Diabaetes Pdci Oktober

10/10/2015

19

Konsep Penyediaan Obat DM dalam JKN

37

Dalam Kondisi tertentu Dokter FKTPdapat melakukan Penyesuaian DosisInsulin hingga 20 IU/hari

Akses Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan

Indikator CapaianKondisi 2019 yang

diharapkan

Jumlah tempat tidur rawat inap per 10.000

penduduk

12,6 25

Jumlah admission per 100 penduduk 1,9 5.0

Rata-rata bed occupancy rate 65% 80%

Kesiapan pelayanan umum di puskesmas 71% 100%

Kesiapan pelayanan PONED di puskesmas 62% 100%

Kesiapan pelayanan penyakit tidak menular di

puskesmas

77% 100%

Kesiapan pelayanan PONEK di RS pemerintah 86% 25

Kesiapan Pelayanan Kesehatan

Sumber: World Bank berdasarkan data Rifaskes, 2011

Indeks General Services Readiness Puskesmas, 2011

Fasilitas pelayanan kesehatan belum sepenuhnya siap bila ditinjau dari ketersediaan fasilitas, begitu pula kelengkapan sarana, obat,

alat kesehatan, tenaga kesehatan, serta kualitas pelayanan

Akses terhadap pelayanan kesehatan primer, sekunder, dan tersier masih terbatas terutama pada daerah tertinggal, perbatasan, dan kepulauan (DTPK).

Kendala geografis menyebabkan keterbatasan akses pelayanan kesehatan di banyak provinsi di Indonesia.

38

Page 20: Kebijakan Pengendalian Diabaetes Pdci Oktober

10/10/2015

20

(Pasal 3)

KLINIK(Berlaku 3 Tahun)

TEMPAT PRAKTIK DOKTER-DOKTER GIGI

(Berlaku 5 Tahun)

PUSKESMAS(Berlaku 3 Tahun)

GRPS

RUBRIK

SASARAN AKREDITASI

39

12

PERMENKES NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG AKREDITASI PUSKESMAS, KLINIK PRATAMA, TEMPAT PRAKTIK MANDIRI DOKTER DAN TEMPAT PRAKTIK MANDIRI DOKTER GIGI

Permenkes No. 30 Tahun 2013

Pencantuman Informasi Kandungan Gula, Garam dan Lemak serta Pesan Kesehatan

pada Pangan Olahan dan Siap Saji

Pesan kesehatan :“Konsumsi Gula lebih dari 50 gr, Natrium lebih dari 2000 mg, atau Lemak total lebih dari 67 gr per orang per hari berisiko

hipertensi, stroke, diabetes dan serangan jantung”

Page 21: Kebijakan Pengendalian Diabaetes Pdci Oktober

10/10/2015

21

Sistem Informasi PPTMSebagai basis data untuk pengambilan

keputusan

Sebagai indikator kesehatan masyarakat dalam

satu wilayah

Sebagai wadah untuk informasi kesehatan untuk menghindari

faktor risiko PTM

Tindaklanjut Gateway

Surveilans PTM FKTPPortal Web PTM

Surveilans Posbindu PTM

Web GIS

Sebagai tempat menyimpan informasi kesehatan warga

masyarakat

Sebagai sarana komunikasi masyarakat dalam menjaga

kesehatan Sebagai alat monitoring dan

evaluasi penyakit tidak

menular

Monev PTM ElKes

DUKUNGAN KEBIJAKAN• Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 no 116, Tambahan

Lembaran negara no 4431)

• Undang-undang RI Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2009 no 153, Tambahan Lembaran negara no 5072)

• Undang-undang Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2009 no 144, Tambahan Lembaran negara no 5063)

• Perpres no 2 tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015 – 2019

• Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2015 tentang Kedudukan, Organisasi dan Tata Kerja Kementerian dan Lembaga Negara

• Permenkes no 75/2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat

• Permenkes no 59/2014 tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan

• Permenkes no 5 tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klini Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer

• Rancangan Standard Pelayanan Minimal Kabupaten/ Kota tahun 2015

• Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no 853/MENKES/SK/IX/2009 tanggal 25 September 2009 tentang Tim Jejearing Kerja Nasional Pengendalian Penyakit Tidak menular (Tim JKN PPTM)

42

Page 22: Kebijakan Pengendalian Diabaetes Pdci Oktober

10/10/2015

22

FRAMEWORK OF SUGAR CONTROL- IDF 2015• The introduction of clear, unambiguous, colour-coded front of pack labelling which gives total sugar content, including all types

of sugar, including those with alternative names (such as high fructose corn syrup. )

• A ban on advertising of sugar-sweetened beverages and high sugar foods to children and adolescents.

• Revision of healthy eating guidelines to reduce consumption of foods with naturally high sugar content (eg certain fruits and fruit juices).

• A ban on sponsorship of sporting events by manufacturers of sugar-sweetened beverages or high sugar foods.

• A ban on selling sugar-sweetened beverages and high sugar foods in canteens and vending machines in schools and policies to restrict access in workplaces.

• An obligation to make clean drinking water freely available in all schools, places of employment and in public open spaces.

• Government incentives (including taxes) to reduce consumption of sugar-sweetened beverages and high sugar foods

• Government incentives to promote production of leafy vegetables and fruit in preference to sugar

• Government incentives to increase availability and affordability of fresh vegetables, fresh fruit and clean drinking water.

• A regulatory framework for reformulation of processed foods to reduce sugar content.

• Public health campaigns to educate people about the health risks associated with excess sugar intake.

• Further research to be undertaken to establish links between sugar intake and diabetes.

43

DIABETES MENJADI TEMA

HARI KESEHATAN SEDUNIA 2016

44

Page 23: Kebijakan Pengendalian Diabaetes Pdci Oktober

10/10/2015

23

Ending Style