peningkatan kapasitas aparat pengawasan internal dan kebijakan
TRANSCRIPT
PENINGKATAN KAPASITAS APARAT
PENGAWAS INTERNAL & KEBIJAKAN
PENGEMBANGAN SDM KEMENRISTEKDIKTI
Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi1 SEPTEMBER 2016
WISNU SARDJONO SOENARSO
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN
PENDIDIKAN TINGGI
Riset, Teknologi
dan PendidikanTinggi Integrasi
PEMBENTUKAN KEMENTERIAN
Perpres 9/2015
Perpres 13/2015
Perubahan
Kementerian
Penataan
Organisasi
Permenristekdikti15/2015
• Untuk indikator Innovation, Indonesia masih berada di bawah Singapuradan Malaysia, diatas Thailand, danVietnam.
• Faktor penentu inovasi antara lain pembiayaan litbang swasta dankolaborasi riset universitas denganindustri
DAYA SAING INDONESIA, W E F
World Economic Forum, 2015
INOVASI DAN PRODUK NASIONAL
Hubungan Index Ekonomi Berbasis Iptek dengan GDP per Kapita (‘000)
Perbandingan KEI di Asia Pasifik
KEI GDPper kapita
• Knowledge Economy Index Indonesia (3.11) di bawah rata-rata Knowledge Economy Index Asia Pasifik (4.39)
• Faktor yang mempengaruhi KEI antara lain Pendidikan (SDM) danInovasi
KEI merupakan index yang menggambarkankesiapan suatu negara dalam menghadapipersaingan ekonomi berbasis pengetahuan.
KEI terdiri dari 4 pilar yaitu kelembagaan danekonomi, pendidikan, inovasi, dan infrastruktur ICT
KNOWLEDGE ECONOMY INDEX (KEI)
Masyarakatpertanian
(sumberdayaalam)
Masyarakatindustri
(berbasisteknologi)
Masyarakatinformasi
(berbasis network)
Masyarakatpengetahuan(berbasis inovasi)
Masyarakat pengetahuan (knowledge society)
sumberdaya alammentah
dan produkpertanian
produkindustri
produkinformasi
produkpengetahuan(inovasi, jasa)
inovasi
network
teknologi
PERUBAHAN ZAMAN MENUJU MASYARAKAT BERBASIS
IPTEK
PAPARAN PROF P.PANEN, APRIL 2016, DI CINANGKA
1800 1900
Lini Masa
2000 now
PenemuanMesin Uapmendorongmunculnyakapal uap, kereta api, dll
Penemuanlistrik danassembly lineyang meningkatkanproduksibarang
Inovasiteknologiinformasi, komersialiasipersonal computer, dll.
Revolusi Industri ke-4
Kegiatanmanufakturterintegrasimelaluipenggunaanteknologiwireless dan big data secaramasif
Fase periode Revolusi Industri membutuhkanmasa yang semakin singkat dari waktu ke waktu
TAHAP-TAHAP REVOLUSI INDUSTRI
PAPARAN PROF AINUN NA’IM, 6 JUNI 2016, DI JOGYA
PENINGKATAN
DAYA SAING
DAN
KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT
DAN BANGSA
ESCAPING FROM
MIDDLE INCOME
ECONOMY TRAP
IMPROVING COMPETITIVENESS
INDEX
FULFILLING PEOPLE
EXPECTATION
(ROLE OF
UNIVERSITY)
IMPROVING
UNIVERSITY
COMPETITIVENESS
INNOVATION
DRIVEN
ECONOMY
BOOSTING
INNOVATION
AGENT OF ECONOMIC
DEVELOPMENT
INCREASING
INTERNATIONAL
PUBLICATION
CONTRIBUTING TO
DEV OF SCI. & TECH
4 PILAR PERUBAHAN, KONTRIBUSI RISTEK DIKTI
PAPARAN PROF AINUN NA’IM, 6 JUNI 2016, DI JOGYA
Bagaimana Merespon Masa Depan
1. Komitmen peningkatan investasi di
pengembangan digital skills
2. Selalu mencoba dan menerapkan
prototype teknologi terbaru, Learn
by doing! 3. Menggali bentuk kolaborasi baru
bagi model sertifikasi ataupendidikan dalam ranah
peningkatan digital skill
4. Dilakukanny kolaborasi antara
dunia industri, akademisi, dan
masyarakat untuk mengidentifikasi
permintaan dan ketersediaan skill bagi era digital di masa depan
5. Menyusun kurikulum pendidikan
yang telah memasukkan materi
terkait human-digital skills
STRATEGI MENGHADAPI ERA DIGITAL
PAPARAN PROF AINUN NA’IM, 6 JUNI 2016, DI JOGYA
Rasio Belanja Litbang
Indonesia terhadap
PDB
0,09%(2013)
PEMBIAYAAN LITBANG SECARA NASIONAL, PEMERINTAH
DAN DUNIA USAHA
Tujuan UU No. 5/2014
melayani masyarakat
dan dunia usaha/
investasi.
MENCIPTAKAN
BIROKRASI
BERSIH,
KOMPETEN
DAN
MELAYANI
kompeten terhadap
tugas dan tanggung
jawab yang diemban
bersih dari KKN dan
politisasi
APARATUR SIPIL NEGARA
UU No. 5 Tahun 2014 tentang
aparatur sipil negara
……. persoalan pegawai negeri sipil (PNS) di
Indonesia lebih terkait masalah kompetensi
daripada soal jumlah. Rasio jumlah PNS dan
jumlah penduduk di Indonesia masih wajar
dan lebih baik jika dibandingkan dengan
negara lain di Asia….. (Kepala LAN, 2015)
APARATUR SIPIL NEGARA
“…. dalam penelitian kita tahun 2013, ada PNS di
Indonesia yang baru melakukan pelatihan sekali
dalam 26 tahun. Jika dibandingkan dengan PNS di
Singapura, dalam setahun, mereka punya 100 jam
untuk lakukan pelatihan," (Agus Dwiyanto, Kepala
LAN)
Kompetensi ASN Rendah?
Menurut Penilaian BKN,
mayoritas pejabat
Eselon I dan II instansi
pemerintah memiliki
kompetensi yang
rendah(Kompas, 7 April 2016)
APARATUR SIPIL NEGARA
KOMPAS 28 MEI 2016
PERUBAHAN POLA KERJA ASN
WAPRES JUSUF KALLA: terjadi
perubahan pola kerja ASN :
•Perubahan Sistem Pemerintahan
•Teknologi (e – government)
•Persaingan
Inovatif
PEMETAAN ASN TINDAK LANJUT
Kuadran I Kualifikasi &
Kompetensi
Baik PROMOSI
Kinerja Baik
Kuadran II Kualifikasi &
Kompetensi
Baik MUTASI /
PEMBINAAN
Kinerja Rendah
Kuadran III Kualifikasi &
Kompetensi
Rendah DIKLAT
Kinerja Baik
Kuadran IV Kualifikasi &
Kompetensi
Tidak Baik RASIONALISASI
Kinerja Rendah
RENCANA REVITALISASI ASN 2017-2019
KemenPAN &RB : Liputan6.com, 30 Mei 2016
RENSTRA
STRATEGI PENGEMBANGAN
KEBIJAKAN/ MANAJEMEN SDM
RUJUKAN DALAM PENGEMBANGAN SDM
BIRO SDM KEMENRISTEKDIKTI 2016
Pengembangan SDM :
1. Penentuan kebutuhanpengembangan
2. Penetapan tujuan yang bersifat umum danspesifik
3. Pemilihan metodepengembangan
4. Pemilihan media
5. Implementasi program
6. Evaluasi program
PROSES PENGEMBANGAN SDM
BIRO SDM KEMENRISTEKDIKTI 2016
HUMAN CAPITAL DEVELOPMENT
PROGRAM/HDCP
RENCANA STRATEGIS
• Pengembangan SDM dirancang untuk membantu individu,kelompok, dan organisasi secara keseluruhan, agarmenjadi lebih efektif.
• Program ini diperlukan karena manusia, pekerjaan, danorganisasi selalu berubah. Untuk itu setiap manusianyaharus terus belajar, bahkan organisasinya pun harus terusbelajar (learning organization) agar tetap eksis.
PENGEMBANGAN SDM
BIRO SDM KEMENRISTEKDIKTI 2016
1. Pasal 21: PNS berhak memperoleh pengembangan
kompetensi
2. Pasal 70 ayat 2: Pengembangan kompetensi
antara lain melalui pendidikan dan pelatihan,
seminar, kursus, dan penataran.
3. Dalam mengembangkan kompetensi ASN, setiap
Instansi Pemerintah wajib menyusun rencana
pengembangan kompetensi tahunan yang
tertuang dalam rencana kerja anggaran tahunan
instansi masing-masing
4. Dalam RPP pengembangan kompetensi
disebutkan ASN wajib mendapat minimal 80 JP
setahun
UU NO. 5 TAHUN 2014 TENTANG ASN
1. Ketersediaan Anggaran
2. Komposisi SDM versus Regulasi
3. Kesinambungan program pembangunan(pendidikan jangka panjang)
4. Penempatan kembali pasca Pendidikan dan Pelatihan
5. Labor Turn Over,
- Kondisi/lingkungan kerja
- Sistem Remunerasi/penggajian/fasilitas
- Generasi Y
- Generasi Z
- dll.
TANTANGAN PENGEMBANGAN SDM PADA INSTANSI
PEMERINTAH
BIRO SDM KEMENRISTEKDIKTI 2016
STRATEGI PENGEMBANGAN SDM
JANGKA PANJANG
JANGKA MENENGAH
JANGKA PENDEK
PENDIDIKAN FORMAL (GELAR)
• PENDIDIKAN FORMAL (GELAR)
• PELATIHAN (NON GELAR)
• FORMAL (GELAR) KESINAMBUNGAN PROGRAM
• PELATIHAN (NON GELAR)
BIRO SDM KEMENRISTEKDIKTI 2016
Penentuan secara tepat kebutuhan pengembangan SDM :1. Analisis Organisasi2. Analisis Tugas3. Analisis personil/orang
Ke 3 analisis diatas menjawab 3 pertanyaan :
1. Pada bagian mana dalam organisasi diperlukan programpengembangan (training need analysis, budaya oragnisasi,lingkungan eksternal)
2. Apa yang harus dipelajari oleh peserta agar dapatmelaksanakan pekerjaan secara efektif
3. Siapa yang perlu dilatih atau dididik atau dikembangkan, danlatihan pendidikan dan pengembangan apa yang perludiberikan kepada mereka
PENGEMBANGAN SDM
BIRO SDM KEMENRISTEKDIKTI 2016
DATA PEGAWAI BERDASARKAN TINGKAT DAN BIDANG PENDIDIKAN
RENCANA REKRUITMEN SDM
POLA KARIER
DATA PEGAWAI BERDASARKAN KELOMPOK USIA DAN RENCANA PENSIUN
BIRO SDM KEMENRISTEKDIKTI 2016
HUMAN CAPITAL DEVELOPMENT PROGRAM
HUMAN CAPITAL DEVELOPMENT PROGRAM
PROFIL ASN : PENDIDIKAN,
JENIS KELAMIN
PROFIL ASN: BIDANG STUDI
(S1,S2,S3)
RENCANA PENDIDIKAN NON GELAR
RENCANA KEBUTUHAN ASN (BIDANG
STUDI)
RENCANA PELAKSANAAN DIKLAT GELAR
S2, S3, DN
RENCANA PELAKSANAAN DIKLAT GELAR
S2, S3, LN
RENCANA PELAKSANAAN DIKLAT GELAR
S3 DN
RENCANA PELAKSANAAN DIKLAT GELAR
S3 LN
2016
2017- 2023
PROGRAM PELATIHAN
PP 101/2000 DIKLAT JABATAN PNS
PRAJABATAN
•K1 & K2
•Gol. II dan III
KEPEMIMPINAN
•Pim Tk I
•Pim Tk II
•Pim Tk III
•Pim Tk IV
TEKNIS
•Umum, AdmManajemen
•Substantif
FUNGSIONAL
•Jenjang pertama
•Jenjang muda
•Jenjang madya
•Jenjang utama
•Fungsional teknis
DIKLAT DALAM JABATANDIKLAT PRA JABATAN
INSTANSI PEMBINA (LAN)INSTANSI PEMBINAPEMBINA TEKNIS
INSTANSI PEMBINAPEMBINA JABFUNG
PENYELENGGARA DIKLAT PNS: LEMBAGA DIKLAT TERAKREDITASI
KOMPETENSI: KOGNITIF, AFEKTIF, PSIKOMOTORIK
DIKLAT BAGI ASN / PNS
• Dilakukan dalam rangka mengurangi/menutup
“GAP” antara kompetensi
(kecakapan/kemampuan) pegawai dengan
persyaratan (permintaan) jabatan.
• Dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas
kerja pegawai dalam mencapai sasaran kerja
pegawai yang telah ditetapkan
KENAPA HARUS ADA PELATIHAN
BIRO SDM KEMENRISTEKDIKTI 2016
URAIAN DIKLAT BIMTEK
Struktural Fungsional Teknis
Substansi KompetensiDasar
KompetensiDasar
Kompetensi Bidang
Masalah/kasus Manajemen PNS
Metode Andragogi Andragogi Andragogi Tatap Muka/ Ceramah
Tenaga Pengajar
Widyaiswara Widyaiswara Widyaiswara Narasumber
Pelaksana Pusdiklat Pusdiklat Pusdiklat Unit Kerja/Satker
Kurikulum Berbasis Kompetensi
Berbasis Kompetensi
BerbasisKompetensi
Tidak ada ygbaku
Peserta Pejabat
Struktural
Pejabat
Fungsional
Pejabat
Struktural dan Fungsional
Tidak ada
batasan
Tujuan PeningkatanKompetensi(K-S-A)
PeningkatanKompetensi(K-S-A)
PeningkatanKompetensi(K-S-A)
Penyelesaianmasalah
Durasi/waktu Tidak adabatasan namunada min JP
Tidak adabatasan namunada min JP
Tidak adabatasan namunada min JP
Biasanya tidaklebih dari 3 hari
PERBEDAAN ANTARA PELATIHAN DAN BIMBINGAN TEKNIS
No. Jenis Kegiatan Tujuan LamaWaktu
JumlahPeserta
1. Rapat Kerja Menyelesaikanpermasalahan pekerjaanbiasanya melaluimusyawarah/ voting
1 s.d 2 hari Bergantungkebutuhanrapat
2. Rapat Kordinasi Upaya untuk mencapaikeselarasan, keserasian danketerpaduan baikperencanaan maupunpelaksanaan tugas sertakegiatan semua instansiterkait
1 s.d 3 hari Bergantungpadakebutuhanrakor
3. Sosialisasi Proses penanaman atautransfer kebiasaan maupunkebijakan, dan atau nilaiserta aturan
1 hari 30 s.d 100 orang
4. Workshop Pertukaran informasi, interaksi antar peserta, dan pembahasan yang sering bersifat tutorial dan cenderung teknis.
1 s.d 3 hari 30 s.d 40 orang
BENTUK PENGEMBANGAN KAPASITAS YANG LAIN
PELATIHAN PERSONIL KEMENRISTEKDIKTI
1. DIKLAT TEKNIS : • PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN,• PERBENDAHARAAN, BENDAHARA PENERIMAAN, BENDAHARA
PENGELUARAN• PENGADAAN BARANG DAN JASA, • PENGELOLAAN KEUANGAN, • ARSIP DINAMIS, • PROTOKOL, • KEAMANAN, • SEKRETARIS,• PENGELOLAAN STP,• MANAJEMEN INOVASI
2. DIKLAT FUNGSIONAL : PRANATA LABORATORIUM PENDIDIKAN, DLL
RENCANA STRATEGIS
KEMENTERIAN
RISTEKDIKTI
Visi :
Terwujudnya Pendidikan Tinggi yang bermutu serta
kemampuan Iptek dan Inovasi untuk mendukung daya
saing bangsa
Misi:
(1) Meningkatkan akses, relevansi, dan mutu pendidikan
tinggi untuk menghasilkan SDM yang berkualitas
(2) Meningkatkan kemampuan Iptek dan Inovasi untuk
menghasilkan nilai tambah produk inovasi
VISI, MISI, KEMENRISTEKDIKTI
5 ISU POKOK PEMBANGUNAN RISTEK dan DIKTI
TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS KEMENRISTEKDIKTI
2015-2019TUJUAN :
Meningkatnya relevansi, kuantitas dan kualitas
sumber daya manusia berpendidikan
tinggi, serta kemampuan Iptek dan inovasi untuk
keunggulan daya saing bangsa
SASARAN
1. Meningkatnya kualitas pembelajaran dan kemahasiswaan
pendidikan tinggi
2. Meningkatnya kualitas kelembagaan iptek dan dikti
3. Meningkatnya relevansi, kualitas dan kuantitas sumber daya iptek
dan dikti
4. Meningkatnya relevansi dan produktivitas riset dan
pengembangan
5. Menguatnya kapasitas inovasi
KEBIJAKAN Meningkatkan tenaga terdidik dan terampil berpendidikan tinggi
STR
ATE
GI Meningkatkan angka partisipasi kasar serta jumlah mahasiswa yang berwirausaha, lulusan
bersertifikat kompetensi, prodi terakreditasi unggul, mahasiswa peraih emas tingkat nasional dan internasional, lulusan yang langsung bekarja, LPTK yang meningkat mutu
penyelenggaraan pendidikan akademiknya, dan calon pendidik dalam mengikuti pendidikan profesi guru
No Indikator ProgramTarget
2015 2016 2019
1 Angka Partisipasi Kasar (APK) Perguruan Tinggi (Nominal) 26,86% 28.16% 32.56%
2 Jumlah mahasiswa yang berwirausaha (Nominal) 2.000 2.500 4.000
3 Prosentase lulusan bersertifikat kompetensi (Nominal) 55% 60% 75%
4 Jumlah Prodi terakreditasi unggul (Kumulatif) 10.800 12.000 15.000
5 Jumlah mahasiswa peraih emas tingkat nasional dan internasional (Nominal) 380 390 420
6 Prosentase lulusan yang langsung bekerja (Nominal) 50% 60% 90%
7 Jumlah LPTK yang meningkat mutu penyelenggaraan pendidikan akademik
(Nominal)
17 46 46
8 Jumlah calon pendidik yang mengikuti pendidikan profesi guru (Nominal) 4.458 5.458 12.000
PROGRAM Penguatan Pembelajaran dan Kemahasiswaan
KEBIJAKAN, STRATEGI, PROGRAM, INDIKATOR, DAN TARGET
(1)
Meningkatkan Kualitas Pendidikan Tinggi dan Lembaga Litbang
• Meningkatkan jumlah perguruan tinggi masuk dalam ranking 500 top dunia,
perguruan tinggi berakreditasi A
• Mengembangkan jumlah Taman Sains dan Teknologi yang dibangun, Taman
Sains dan Teknologi yang mature, Pusat Unggulan Iptek
No Indikator ProgramTarget
2015 2016 2019
1 Jumlah Perguruan Tinggi masuk top 500 dunia (Kumulatif) 2 3 5
2 Jumlah Perguruan Tinggi berakreditasi A (Unggul) (Kumulatif) 29 39 194
3Jumlah Taman Sains dan Teknologi (TST) yang dibangun
(Kumulatif)77 100 100
4 Jumlah Taman dan Teknologi yang mature (Kumulatif) 6 14 58
5 Pusat Unggulan Iptek (Kumulatif) 12 15 30
Penguatan Kelembagaan
KEBIJAKAN, STRATEGI, PROGRAM, INDIKATOR, DAN TARGET
(2)
KEBIJAKAN
STR
ATE
GI
PROGRAM
Meningkatkan Sumber Daya Litbang dan Pendidikan Tinggi
yang berkualitas
• Meningkatkan jumlah dosen berkualifikasi S3, jumlah SDM Dikti yang meningkat kompetensinya, jumlah pendidik yang mengikuti sertifikasi dosen
• Meningkatkan jumlah SDM litbang berkualifikasi master dan doktor, jumlah SDM Iptek yang meningkat kompetensinya, jumlah sarpras Iptek dan Dikti yang direvitalisasi
No Indikator ProgramTarget
2015 2016 2019
1 Jumlah Dosen Berkualifikasi S3 (Kumulatif) 23.500 28.000 41.500
2Jumlah SDM Dikti yang meningkat kompetensinya – perubahan
(Nominal)2.000 2.000 2.000
3 Jumlah pendidik mengikuti sertifikasi dosen – komulatif (Nominal) 8.000 10.000 10.000
4 Jumlah SDM Litbang Berkualifikasi Master dan Doktor (Kumulatif) 3.350 3.700 5.450
5 Jumlah SDM iptek yang meningkat kompetensinya (Nominal) 95 161 205
6 Jumlah Sarpras Lemlitbang dan PTN yang direvitalisasi (Nominal) 126 142 153
Penguatan Sumber Daya
KEBIJAKAN, STRATEGI, PROGRAM, INDIKATOR, DAN TARGET
(3)
KEBIJAKAN
STR
ATE
GI
PROGRAM
Meningkatkan produktivitas penelitian dan pengembangan
Meningkatkan jumlah HKI didaftarkan, publikasi internasional dan prototipe hasil
litbang
No Indikator ProgramTarget
2015 2016 2019
1 Jumlah HKI yang didaftarkan (Kumulatif) 1.580 1.735 2.305
2 Jumlah publikasi internasional (Nominal) 5.008 6.229 12.089
3 Jumlah prototipe R & D (Nominal) 530 632 1.081
4 Jumlah prototipe laik industri (Nominal) 15 15 15
Penguatan Riset dan Pengembangan
KEBIJAKAN, STRATEGI, PROGRAM, INDIKATOR, DAN TARGET
(4)
KEBIJAKAN
STR
ATE
GI
PROGRAM
Meningkatkan inovasi
Meningkatkan jumlah produk inovasi
No Indikator ProgramTarget
2015 2016 2019
1 Jumlah produk inovasi (Nominal) 10 15 30
Penguatan Inovasi
39
KEBIJAKAN, STRATEGI, PROGRAM, INDIKATOR, DAN TARGET
(5)
KEBIJAKAN
STR
ATE
GI
PROGRAM
REFORMASI BIROKRASI
PERMASALAHAN BIROKRASI
Tumpang tindih Peraturan perundang-undangan di
bidang\ aparatur negara, tidak sesuai dengan kondisi
saat ini
Pola pikir (mind-set) dan budaya kerja (culture-set)
birokrasi belum sepenuhnya mendukung birokrasi yang
profesional
Praktik manajemen SDM Belum optimal
meningkatkan profesionalisme
Distribusi PNS belum merata dan
proporsional secara geografis
Fungsi dan kewenangan antar instansi pemerintah
tumpang tindih, berbenturan, terlalu besar
Sistem pengawasan internal belum mampu
berperan sebagai quality assurance
Kualitas pelayanan publik masih belum
memenuhi harapan publik
Sistem monitoring, evaluasi, dan penilaian
belum dibangun dengan baik
REFORMASI BIROKRASI
Mengapa Harus
Reformasi Birokrasi?
Membangun profil dan perilaku aparatur negara yang memiliki
integritas, produktivitas, dan bertanggungjawab serta memiliki
kemampuan memberikan pelayanan yang prima melalui
perubahan pola pikir (mind-set) dan budaya kerja (culture-set)
dalam sistem manajemen pemerintahan
Pelaksanaan 8 area perubahan reformasi
birokrasi
REFORMASI BIROKRASI
Untuk memberikan arah
kebijakan pelaksanaan
reformasi birokrasi selama
kurun waktu 2010-2025
agar pelaksanaan
reformasi birokrasi di K/L
dapat berjalan secara
efektif, efisien, terukur,
konsisten, terintegrasi,
melembaga dan
berkelanjutan.
TUJUAN
GRAND DESIGN REFORMASI BIROKRASI
Ag
en
da
Re
form
asi
Bir
ok
rasi
4. PENGUATAN TATALAKSANA
2. PENGUATAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
7. PENGUATAN AKUNTABILITAS KINERJA
3 PENGUATAN KELEMBAGAAN
6. PENGUATAN SISTEM
PENGAWASAN
1. MANAJEMEN PERUBAHAN
5. PENGUATAN SISTEM
MANAJEMEN SDM APARATUR
8. PENINGKATAN KUALITAS
PELAYANAN PUBLIKa. Penguatan Layanan Mahasiswa
b. Penguatan Layanan Pendidik dan
Tenaga Kependidikan
c. Penguatan Layanan Riset dan
Pengembangan
Ha
sil y
an
g D
iha
rap
ka
n
Mendorong efisiensi penyelenggaraanpemerintahan dan pelayanan,sekaligusjuga untuk mengubah mental aparatur
Sistem peraturan perundang-undangan
yang lebih efektif dan menyentuh
kebutuhan masyarakat
Birokrasi lebih berkinerja dan mampumempertanggungjawabkan kinerjanyasesuai dengan segala sumber-sumberyang dipergunakannya
Terciptanya budaya/perilaku yang lebihkondusif dalam upaya mewujudkanbirokrasi yang efektif dan efisien
Meningkatnya penyelenggaraanbirokrasi yang bersih & bebas KKN
Terciptanya budaya kerja positif yang
kondusif bagi terciptanya birokrasi yang
bersih dan akuntabel, efektif, dan efisien
serta mampu memberikan pelayanan
yang berkualitas
Sistem manajemen SDM yang mampu
menghasilkan pegawai yang profesional
mendorong perubahan
profesionalisme para penyedia
pelayanan serta peningkatkan
kualitas pelayanan
PROGRAM AREA PERUBAHAN REFORMASI BIROKRASI 2015-
2019
Reformasi Birokrasi Kementerian Riset,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Reformasi Birokrasi Internal(8 Area Perubahan + Quick Wins)
Reformasi Pelayanan PublikReformasi Layanan
Riset &
Pengembangan
Reformasi Layanan
PTK
Reformasi Layanan
Mahasiswa
Reformasi Layanan
Kelembagaan
Reformasi birokrasi di lingkungan
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan
Tinggi ditujukan untuk mewujudkan
pemerintahan yang bersih dan akuntabel,
efektif dan efisien, dan memiliki pelayanan
publik berkualitas. Dalam pelaksanaan
reformasi birokrasi tahun 2015-2019, terdapat
dua fokus utama pembenahan, yaitu:
Reformasi Birokrasi Internal Kementerian
Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.
Reformasi Pelayanan Publik, yang terdiri
dari:
a.Reformasi Layanan Mahasiswa
b.Reformasi Layanan Pendidik dan
Tenaga Kependidikan
c.Reformasi Layanan Riset dan
Pengembangan
d.Reformasi Layanan Kelembagaan
e.Quick Wins: Unit Layanan Terpadu
Quick Wins
SKEMA REFORMASI BIROKRASI KEMENRISTEKDIKTI
Terima KasihKEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
Gedung BPPT 2, Lantai 18Jl. MH Thamrin No 8, Jakarta 10340