hakekat pengendalian internal serta pertimbangan auditor atas pengendalian internal

22
Hakekat Pengendalian Internal serta Pertimbangan Auditor atas Pengendalian Internal A. HAKEKAT PENGENDALIAN INTERNAL 1. Definisi Pengendalian Internal Pengendalian internal adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. keandalan pelaporan keuangan. b. efektivitas dan efisiensi operasi. c. kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. Dari definisi pengendalian tersebut terdapat beberapa konsep dasar berikut ini: Pengendalian intern merupakan suatu proses. Pengendalian intern merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan tertentu. Pengendalian intern itu sendiri bukan merupakan suatu tujuan. Pengendalian intern merupakan suatu rangkaian tindakan yang bersifat pervasif dan menjadi bagian tidak terpisahkan, bukan hanya sebagai tambahan, dari infrastrukstur entitas. Pengendalian intern dijalankan oleh orang. Pengendalian intern bukan hanya terdiri dari pedoman kebijakan dan formulir, namun dijalankan oleh orang dari setiap jenjang organisasi, yang mencakup dewan komisaris, manajemen, dan personel lain. Pengendalian intern dapat diharapkan mampu memberikan keyakinan memadai, bukan keyakinan mutlak, bagi manajemen dan dewan komisaris entitas. Keterbatasan yang melekat dalam semua sistem 1

Upload: sayrosul

Post on 31-Dec-2015

147 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hakekat Pengendalian Internal Serta Pertimbangan Auditor Atas Pengendalian Internal

Hakekat Pengendalian Internal serta Pertimbangan Auditor atas Pengendalian Internal

A. HAKEKAT PENGENDALIAN INTERNAL

1. Definisi Pengendalian Internal

Pengendalian internal adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris,

manajemen, dan personel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai

tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini:

a. keandalan pelaporan keuangan.

b. efektivitas dan efisiensi operasi.

c. kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

Dari definisi pengendalian tersebut terdapat beberapa konsep dasar berikut ini:

Pengendalian intern merupakan suatu proses. Pengendalian intern merupakan suatu

proses untuk mencapai tujuan tertentu. Pengendalian intern itu sendiri bukan

merupakan suatu tujuan. Pengendalian intern merupakan suatu rangkaian tindakan

yang bersifat pervasif dan menjadi bagian tidak terpisahkan, bukan hanya sebagai

tambahan, dari infrastrukstur entitas.

Pengendalian intern dijalankan oleh orang. Pengendalian intern bukan hanya terdiri dari

pedoman kebijakan dan formulir, namun dijalankan oleh orang dari setiap jenjang

organisasi, yang mencakup dewan komisaris, manajemen, dan personel lain.

Pengendalian intern dapat diharapkan mampu memberikan keyakinan memadai, bukan

keyakinan mutlak, bagi manajemen dan dewan komisaris entitas. Keterbatasan yang

melekat dalam semua sistem pengendalian intern dan pertimbangan manfaat dan

pengorbanan dalam pencapaian tujuan pengendalian menyebabkan pengendalian intern

tidak dapat memberikan keyakinan mutlak.

Pengendalian intern ditujukan untuk mencapai tujuan yang saling berkaitan: pelaporan

keuangan, kepatuhan, dan operasi.

2. Komponen Utama Pengendalian Internal

Pengendalian terdiri dari lima komponen yang saling terkait, antara lain:

a. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)

1

Page 2: Hakekat Pengendalian Internal Serta Pertimbangan Auditor Atas Pengendalian Internal

Lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu organisasi, mempengaruhi

kesadaran pengendalian orang-orangnya. Lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk

semua komponen pengendalian intern, menyediakan disiplin dan struktur.

b. Penilaian Risiko (Risk Assessment)

Penilaian risiko adalah identifikasi entitas dan analisis terhadap risiko yang relevan

untuk mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar untuk menentukan bagaimana risiko harus

dikelola.

c. Aktivitas Pengendalian (Control Activities)

Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu menjamin bahwa

arahan manajemen dilaksanakan.

d. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication)

Informasi dan komunikasi adalah pengidentifikasikan, penangkapan, dan pertukaran

informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan orang melaksanakan tanggung

jawab mereka.

e. Pemantauan (Monitoring)

Pemantauan adalah proses yang menentukan kualitas kinerja pengendalian intern

sepanjang waktu.

3. Limitasi Pengendalian Internal

Pengendalian intern setiap entitas memiliki keterbatasan bawaan. Pengendalian intern

hanya memberikan keyakinan memadai, bukan mutlak, kepada manajemen dan dewan

komisaris tentang pencapaian tujuan entitas. Berikut ini adalah keterbatasan bawaan yang

melekat dalam setiap pengendalian intern :

a. Kesalahan dalam pertimbangan.

Seringkali manajemen dan personel lain dapat salah dalam mempertimbangkan

keputusan bisnis yang diambil atau dalam melaksanakan tugas rutin karena tidak memadainya

informasi, keterbatasan waktu, atau tekanan lain.

b. Gangguan.

Gangguan dalam pengendalian yang telah ditetapkan dapat terjadi karena personel

secara keliru memahami perintah atau membuat kesalahan karena kelalaian, tidak adanya

perhatian, atau kelelahan. Perubahan yang besifat sementara atau permanen dalam personel

atau dalam sistem dan prosedur dapat pula mengakibatkan gangguan.

c. Kolusi.

2

Page 3: Hakekat Pengendalian Internal Serta Pertimbangan Auditor Atas Pengendalian Internal

Tindakan bersama beberapa individu untuk tujuan kejahatan disebut dengan kolusi

(collusion). Kolusi dapat mengakibatkan bobolnya pengendalian intern yang dibangun untuk

melindungi kekayaan entitas dan tidak terungkapnya ketidakberesan atau tidak terdeteksinya

kecurangan oleh pengendalian intern yang dirancang.

d. Pengabaian oleh manajemen.

Manajemen dapat mengabaikan kebijakan atau prosedur yang telah ditetapkan untuk

tujuan yang tidak sah seperti keuntungan pribadi manajer, penyajian kondisi keuangan yang

berlebihan, atau kepatuhan semu. Contohnya adalah manajemen melaporkan laba yang lebih

tinggi dari jumlah sebenarnya untuk mendapatkan bonus lebih tinggi bagi dirinya atau untuk

menutupi ketidakpatuhannya terhadap peraturan perundangan yang berlaku.

e. Biaya lawan manfaat.

Biaya yang diperlukan untuk mengoperasikan pengendalian intern tidak boleh melebihi

manfaat yang diharapkan dari pengendalian intern tersebut. Karena pengukuran secara tepat

baik biaya maupun manfaat biasanya tidak mungkin dilakukan, manajemen harus

memperkirakan dan mempertimbangkan secara kuantitatif dan kualiatif dalam mengevaluasi

biaya dan manfaat suatu pengendalian intern.

B. PERTIMBANGAN AUDITOR ATAS PENGENDALIAN INTERNAL

1. Pemahaman Mengenai Klien dan Pengendalian Internalnya

SA 322 Standar auditing kedua mewajibkan auditor mengumpulkan informasi tentang

pengendalian intern dan menggunakan informasi tersebut sebagai dasar perencanaan audit.

Dalam memperoleh pemahaman atas pengendalian intern, auditor menggunakan tiga macam

prosedur audit berikut ini:

a. Mewawancarai karyawan perusahaan yang berkaitan dengan unsur

pengendalian.

b. Melakukan inspeksi terhadap dokumen dan catatan.

c. Melakukan pengamatan atas kegiatan perusahaan.

Informasi yang dikumpulkan oleh auditor dalam melaksanakan prosedur audit tersebut

diatas adalah:

a. Rancangan berbagai kebijakan dan prosedur dalam tiap-tiap unsur pengendalian.

b. Apakah kebijakan dan prosedur tersebut benar-benar dilaksanakan.

Pemahaman atas Lingkungan Pengendalian

3

Page 4: Hakekat Pengendalian Internal Serta Pertimbangan Auditor Atas Pengendalian Internal

Lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu organisasi dan mempengaruhi

kesadaran pengendalian orang-orangnya. Lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk

semua komponen pengendalian intern yang lain, menyediakan disiplin dan struktur. Lingkungan

pengendalian mencakup berikut ini:

a. Integritas dan nilai etika.

Efektif pengendalian tidak dapat meningkat melampaui integritas dan nilai etika orang

yang menciptakan, mengurus dan memantaunya. Integritas dan nilai etika merupakan unsur

pokok lingkungan pengendalian, yang mempengaruhi pendesainan pengurusan, dan

pemantauan komponen yang lain. Integritas dan perilaku etika merupakan produk dari standar

etika dan perilaku entitas, bagaimana hal itu dikomunikasikan, dan ditegakkan dalam praktik.

Standar tersebut mencakup tindakan manajemen untuk menghilangkan atau mengurangi

dorongan dan godaan yang mungkin menyebabkan personel melakukan tindakan tidak jujur,

melanggar hukum, atau melanggar etika. Standar tersebut juga mencakup komunikasi nilai-nilai

dan standar perilaku entitas kepada personel melalui pernyataan kebijakan dan kode etik serta

dengan contoh nyata.

b. Komitmen terhadap kompetensi.

Kompetisi adalah pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menyelesikan

tugas yang dibebankan kepada individu. Komitmen terhadap kompetisi mencakup

pertimbangan manajemen atas tingkat kompetisi untuk pekerjaan tertentu dan bagaimana

tingkat tersebut diterjemahkan ke dalam persyaratan ketrampilan dan pengetahuan.

c. Partisipasi dewan komisaris atau komite audit.

Kesadaran pengendalian entitas sangat dipengaruhi oleh dewan komisaris dan komite

audit. Atribut yang berkaitan dengan dewan komisaris atau komite audit ini mencakup

independensi dewan komisaris atau komite audit dari manajemen, pengalaman dan tingginya

pengetahuan anggotanya, luasnya keterlibatan dan kegiatan pengawasan, memadainya

tindakan, tingkat sulitnya pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh dewan atau komite

4

Page 5: Hakekat Pengendalian Internal Serta Pertimbangan Auditor Atas Pengendalian Internal

tersebut kepada manajemen, dan interaksi dewan atau komite tersebut dengan auditor intern

dan ekstern.

d. Filosofi dan gaya operasi manajemen.

Falsafah dan gaya operasi manajemen menjangkau rentang karakteristik yang luas.

Karakteristik ini dapat meliputi antara lain: pendekatan manajemen dalam mengambil dan

memantau risiko usaha; sikap dan tindakan manajemen terhadap pelaporan keuangan dan

upaya manajemen untuk mencapai anggaran, laba serta tujuan bidang keuangan dan sasaran

operasi lainnya. Karakteristik ini berpengaruh sangat besar terhadap lingkungan pengendalian

terutama bila manajemen didominasi oleh satu atau beberapa orang individu, tanpa

mempertimbangkan faktor-faktor lingkungan pengendalian lainnya.

e. Struktur organisasi.

Struktur organisasi suatu entitas memberikan kerangka kerja menyeluruh bagi

perencanaan, pengarahan, dan pengendalian operasi. Suatu struktur organisasi meliputi

pertimbangan bentuk dan sifat unit-unit organisasi entitas, termasuk organiasasi pengolahan

data serta hubungan fungsi manajemen yang berkaitan dengan pelaporan. Selain itu, struktur

organiasi harus menetapkan wewenang dan tanggung jawab dan entitas dengan cara yang

semestinya.

f. Pemberian wewenang dan tanggung jawab.

Metode ini mempengaruhi pemahaman terhadap hubungan pelaporan dan tanggung

jawab yang ditetapkan dalam entitas. Metode penetapan wewenang dan tanggung jawab

meliputi pertimbangan atas:

1. Kebijakan entitas mengenai masalah seperti praktik usaha yang dapat diterima, konflik

kepentingan dan aturan perilaku.

2. Penetapan tanggung jawab dan delegasi wewenang untuk menangani masalah seperti

maksud dan tujuan organiasi, fungsi operasi dan persyaratan instansi yang berwenang.

3. Uraian tugas pegawai yang menegaskan tugas-tugas spesifik, hubungan pelaporan dan

kendala.

4. Dokumentasi sistem komputer yang menujukan prosedur untuk persetujuan transaksi

dan pengesahan perubahan sistem.

5

Page 6: Hakekat Pengendalian Internal Serta Pertimbangan Auditor Atas Pengendalian Internal

g. Kebijakan dan praktik sumber daya manusia.

Karyawan merupakan unsur penting dalam setiap pengendalian intern. Jika perusahaan

memiliki karyawan yang kompeten dan jujur, unsur pengendalian intern yang lain dapat

dikurangi sampai batas minimum, dan perusahaan tetap mampu menghasilkan

pertanggungjawaban keuangan yang dapat diandalkan. Karena pentingnya perusahaan

memiliki karyawan yang kompeten dan jujur agar tercipta lingkungan pengendalian yang baik,

maka perusahaan perlu memiliki metode yang baik dalam menerima karyawan,

mengembangkan kompetensi mereka, menilai prestasi dan memberikan kompensasi atas

prestasi mereka.

h. Kesadaran pengendalian.

Kesadaran pengendalian dapat tercermin dari reaksi yang ditunjukkan oleh manajemen

dari berbagai jenjang organisasi atas kelemahan pengendalian yang ditunjuk oleh auditor intern

atau auditor independen. Jika manajemen segera melakukan tindakan koreksi atas temuan

kelemahan pengendalian yang dikemukakan oleh auditor intern atau auditor independen, hal ini

merupakan petunjuk adanya komitmen manajemen terhadap penciptaan lingkungan

pengendalian yang baik. Auditor harus memperoleh pengetahuan memadai tentang lingkungan

pengendalian untuk memahami sikap, kesadaran, dan tindakan manajemen dan dewan

komisaris terhadap lingkungan intern, dengan mempertimbangkan baik substansi pengendalian

maupun dampaknya secara kolektif. Auditor harus memusatkan pada substansi pengendalian

daripada bentuk luarnya, karena pengendalian mungkin dibangun namun tidak dilaksanakan.

Sebagai contoh, manajemen dapat membangun aturan perilaku formal namun bertindak yang

melanggar apa yang telah ditetapkan dalam aturan tersebut.

Pemahaman atas Penaksiran Risiko

Penaksiran risiko entitas untuk tujuan pelaporan keuangan merupakan

pengidentifikasian, analisa, dan pengelolaan risiko yang relevan dengan penyusutan laporan

keuangan yang disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di

Indonesia. Sebagai contoh, penaksiran risiko dapat ditujukan ke bagaimana entitas

mempertimbangkan kemungkinan transaksi yang tidak dicatat atau mengidentifikasi dan

menganalisa estimasi signifikan yang dicatat dalam laporan keuangan.

6

Page 7: Hakekat Pengendalian Internal Serta Pertimbangan Auditor Atas Pengendalian Internal

Auditor harus memperoleh pengetahuan memadai tentang proses penaksiran risiko

entitas untuk memahami bagaimana manajemen mempertimbangkan risiko yang relevan

dengan tujuan pelaporan keuangan dan memutuskan tentang tindakan yang ditujukan ke risiko

tersebut. Pengetahuan ini mungkin mencakup pemahaman tentang bagaimana manajemen

mengidentifikasi risiko, melakukan estimasi signifikannya risiko, menaksir kemungkinan

terjadinya, dan menghubungkannya dengan pelaporan keuangan.

Pemahaman atas Aktivitas Pengendalian

Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu meyakinkan

bahwa tindakan yang diperlakukan telah dilaksanakan untuk menghadapi risiko dalam

pencapaian tujuan entitas. Aktivitas pengendalian memiliki berbagai tujuan dan diterapkan di

berbagai tingkat organisasi dan fungsi.

Auditor harus memperoleh suatu pemahaman atas aktivitas pengendalian yang relevan

untuk merencanakan audit. Pada waktu auditor memperoleh pemahaman tentang komponen

lain, ia juga mungkin memperoleh pemahaman atas aktivitas pengendalian. Sebagai contoh,

dalam memperoleh pemahaman tentang dokumen, catatan, dan tahap pengolahan dalam

sistem pelaporan keuangan yang berkaitan dengan kas, auditor mungkin menjadi sadar apakah

rekening bank telah direkonsiliasi. Auditor harus mempertimbangkan pengetahuan tentang ada

atau tidak adanya aktivitas pengendalian yang diperoleh dari pemahaman terhadap komponen

lain dalam menentukan apakah diperlukan perhatian tambahan untuk memperoleh pemahaman

atas aktivitas pengendalian dalam perencanaan audit. Biasanya, perencanaan audit tidak

mensyaratkan pemahaman atas aktivitas pengendalian yang berkaitan dengan setiap saldo

akun, golongan transaksi, dan komponen pengungkapan dalam laporan keuangan atau setiap

asersi yang relevan dengan saldo akun, transaksi, dan pengungkapan tersebut.

Pemahaman atas Informasi dan Komunikasi

Sistem informasi yang relevan dengan tujuan pelaporan keuangan, yang mencakup

sistem akuntansi, terdiri dari metode dan catatan yang dibangun untuk mencatat, mengolah,

meringkas, dan melaporkan transaksi entitas (termasuk peristiwa dan keadaan) dan untuk

menyelanggarakan akuntabilitas terhadap aktiva, utang, ekuitas yang bersangkutan. Kualitas

informasi yang dihasilkan oleh sistem berdampak kemampuan manajemen untuk mengambil

7

Page 8: Hakekat Pengendalian Internal Serta Pertimbangan Auditor Atas Pengendalian Internal

keputusan semestinya dalam mengolah dan mengendalikan aktivitas entitas dan untuk

menyusun laporan keuangan yang andal.

Auditor harus memperoleh pengetahuan memadai tentang sistem informasi yang relevan

dengan pelaporan keuangan untuk memahami :

a. Golongan transaksi dalam operasi entitas yang signifikan bagi laporan

keuangan.

b. Bagaimana transaksi tersebut dimulai.

c. Catatan akuntansi, informasi pendukung, dan akun tertentu dalam laporan

keuangan yang tercakup dalam pengolahan dan pelaporan transaksi.

d. Pengolahan akuntansi yang dicakup sejak saat transaksi dimulai sampai dengan

dimasukkan ke dalam laporan keuangan, termasuk alat elektronik (seperti

komputer dan electronic data interchange) yang digunakan untuk mengirim,

memproses, memelihara, dan mengakses informasi.

Pemahaman atas Pemantauan

Suatu tanggung jawab manajemen yang penting adalah membangun dan memelihara

pengendalian intern. Manajemen memantau pengendalian untuk mempertimbangkan apakah

pengendalian tersebut beroperasi sebagaimana yang diharapkan dan bahwa pengendalian

tersebut dimodifikasi sebagaimana mestinya jika perubahan kondisi menghendakinya.

Pemantauan adalah proses penentuan kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang waktu.

Pemantauan ini mencakup penentuan desain dan operasi pengendalian tepat waktu dan

pengambilan tindakan koreksi.

Proses ini dilaksanakan melalui kegiatan yang berlangsung secara terus menerus,

evaluasi secara terpisah, atau dengan berbagai kombinasi dari keduanya. Di berbagai entitas,

auditor intern atau personel yang melakukan pekerjaan serupa memberikan kontribusi dalam

memantau aktivitas entitas. Aktivitas pemantauan dapat mencakup penggunaan informasi dari

komunikasi dengan pihak luar seperti keluhan customers dan komentar dari badan pengatur

dapat memberikan petunjuk tentang masalah atau bidang yang memerlukan perbaikan.

2. Penetapan Risiko Salah Saji Material dan Desain Prosedur Audit

Salah saji yang timbul dari kecurangan dalam pelaporan keuangan adalah salah saji

atau penghilangan secara sengaja jumlah atau pengungkapan dalam laporan keuangan untuk

8

Page 9: Hakekat Pengendalian Internal Serta Pertimbangan Auditor Atas Pengendalian Internal

mengelabuhi pemakai laporan keuangan. Kecurangan dalam laporan keuangan dapat

menyangkut tindakan seperti yang disajikan berikut ini:

Manipulasi, pemalsuan, atau perubahan catatan akuntansi atau dokumen

pendukungnya yang menjadi sumber data bagi penyajian laporan keuangan.

Representasi yang salah dalam atau penghilangan dari laporan keuangan peristiwa,

transaksi, atau informasi signifikan.

Salah penerapan secara sengaja prinsip akuntansi yang berkaitan dengan jumlah,

klasifikasi, cara penyajian, atau pengungkapan.

Salah saji yang timbul dari perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva (seringkali

disebut dengan penyalahgunaan atau penggelapan) berkaitan dengan pencurian aktiva entitas

yang berakibat laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku

umum di Indonesia. Perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva entitas dapat dilakukan dengan

berbagai cara, termasuk penggelapan tanda terima barang/uang, pencurian aktiva, atau

tindakan yang menyebabkan entitas membayar harga barang atau jasa yang tidak diterima oleh

entitas. Perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva dapat disertai dengan catatan atau

dokumen palsu atau yang menyesatkan dan dapat menyangkut satu atau lebih individu di

antara manajemen, karyawan, atau pihak ketiga.

Auditor tidak dapat memperoleh keyakinan absolut bahwa salah saji material dalam

laporan keuangan akan terdeteksi. Karena aspek penyembunyian kegiatan kecurangan,

termasuk fakta bahwa kecurangan seringkali mencakup kolusi atau pemalsuan dokumentasi,

dan kebutuhan untuk menerapkan pertimbangan profesional dalam mengidentifikasi dan

mengevaluasi faktor risiko kecurangan dan kondisi lain, walaupun audit yang direncanakan dan

dilaksanakan dengan baik mungkin tidak dapat mendeteksi salah saji material yang diakibatkan

oleh kecurangan.

Penaksiran Risiko Salah Saji Material Sebagai Akibat Dari Kecurangan

Audit harus secara khusus menaksir risiko salah saji material dalam laporan keuangan

sebagai akibat dari kecurangan dan harus mempertimbangkan taksiran risiko ini dalam

mendesain prosedur audit yang akan dilaksanakan. Dalam melakukan penaksiran ini, auditor

harus mempertimbangkan faktor risiko kecurangan yang berkaitan dengan baik salah saji yang

timbul sebagai akibat kecurangan dalam pelaporan keuangan maupun salah saji yang timbul

dari perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva untuk setiap golongan yang bersangkutan.

9

Page 10: Hakekat Pengendalian Internal Serta Pertimbangan Auditor Atas Pengendalian Internal

Sebagai bagian dari penaksiran risiko, auditor juga harus meminta keterangan kepada

manajemen untuk memperoleh pemahaman dari manajemen tentang risiko kecurangan dalam

entitas dan untuk menentukan apakah manajemen memiliki pengetahuan tentang kecurangan

yang telah dilakukan terhadap atau terjadi dalam entitas. Informasi dari permintaan keterangan

ini dapat mengidentifikasi faktor-faktor risiko kecurangan yang mungkin berdampak terhadap

taksiran auditor dan tanggapan yang bersangkutan. Beberapa hal yang dapat diajukan sebagai

pertanyaan adalah apakah terdapat lokasi anak perusahaan tertentu, segmen bisnis, tipe

transaksi, saldo akun, atau golongan laporan keuangan yang di dalamnya terdapat faktor risiko

kecurangan atau memiliki kemungkinan lebih besar adanya faktor risiko tersebut dan

bagaimana manajemen menangani risiko seperti itu.

Faktor Risiko Yang Berkaitan Dengan Salah Saji Yang Timbul Dari Kecurangan Dalam

Pelaporan Keuangan

Faktor risiko yang berkaitan dengan salah saji yang timbul dari kecurangan dalam pelaporan

keuangan dapat dikelompokkan ke dalam tiga golongan :

a. Karakteristik dan pengaruh manajemen atas lingkungan pengendalian.

Faktor risiko ini berkaitan dengan kemampuan, tekanan, gaya, dan sikap manajemen

atas pengendalian intern dan proses pelaporan keuangan.

b. Kondisi industri.

Faktor risiko ini mencakup lingkungan ekonomi dan peraturan dalam industri yang

menjadi tempat beroperasinya entitas.

c. Karakteristik operasi dan stabilitas keuangan.

Faktor risiko ini berkaitan dengan sifat dan kekompleksan entitas dan transaksinya,

keadaan keuangan entitas, dan kemampuan entitas dalam menghasilkan laba.

Berikut ini adalah contoh faktor-faktor risiko yang berkaitan dengan salah saji sebagai

akibat kecurangan dalam pelaporan keuangan untuk setiap golongan risiko tersebut di atas :

A. Faktor-faktor risiko yang berkaitan dengan karakteristik dan pengaruh manajemen

terhadap lingkungan pengendalian.

Contoh-contoh meliputi:

1. Suatu dorongan bagi manajemen untuk melakukan kecurangan dalam pelaporan

keuangan.Indikator khusus dapat mencakup :

10

Page 11: Hakekat Pengendalian Internal Serta Pertimbangan Auditor Atas Pengendalian Internal

Bagian signifikan kompensasi manajemen diwujudkan dalam bonus, stock option, atau

insentif lain, yang nilainya tergantung pada kemampuan entitas dalam mencapai target

yang terlalu agresif dalam hasil operasi, posisi keuangan, atau arus kas

Kepentingan berlebihan manajemen dalam mempertahankan atau meningkatkan harga

saham atau trend laba entitas melalui penggunaan praktik-praktik akuntansi yang agresif

Praktik oleh manajemen dalam memberikan komitmen kepada analis, kreditur, dan

pihak ketiga yang lain untuk mencapai prakiraan yang tampak terlalu agresif atau secara

jelas tidak realistik

Kepentingan manajemen dalam menempuh cara yang tidak semestinya untuk

meminimumkan laba yang dilaporkan berdasarkan alasan pajak

2) Kegagalan manajemen untuk menyajikan dan mengomunikasikan sikap yang

semestinya tentang pengendalian intern dan proses pelaporan keuangan. Indikator

khusus dapat mencakup

Cara yang tidak efektif untuk mengomunikasikan dan mendukung nilai dan etika entitas,

atau pengomunikasian nilai atau etika yang tidak semestinya.

Dominasi manajemen oleh seorang individu atau kelompok kecil, tanpa adanya

pengendalian yang mengompensasi kondisi tersebut seperti pengawasan oleh dewan

komisaris atau komite audit.

Pemantauan yang tidak mencukupi terhadap pengendalian signifikan.

Kegagalan manajemen dalam membetulkan pada waktu yang tepat kondisi yang

dilaporkan dan yang sudah diketahui.

Penetapan target dan harapan keuangan yang terlalu agresif oleh manajemen terhadap

personel operasi.

Ketidakpedulian signifikan terhadap pihak pengatur yang diperlihatkan oleh manajemen.

Pemekerjaan secara terus menerus staf akuntansi, teknologi informasi, auditor intern

yang tidak efektif.

3) Partisipasi dan fokus belebihan manajemen nonkeuangan terhadap pemilihan prinsip

akuntansi atau penentuan estimasi signifikan.

4) Tingkat perputaran yang tinggi anggota manajemen senior, penasihat, atau dewan

komisaris.

5) Hubungan tegang antara manajemen dengan auditor sekarang atau auditor pendahulu.

Indikator khusus dapat mencakup :

11

Page 12: Hakekat Pengendalian Internal Serta Pertimbangan Auditor Atas Pengendalian Internal

Perbedaan pendapat yang sering terjadi dengan auditor sekarang atau auditor

pendahulu tentang akuntansi, auditing, dan pelaporan.

Permintaan yang tidak masuk akal kepada auditor, termasuk batasan waktu yang tidak

masuk akal untuk menyelesaikan audit atau penerbitan laporan auditor.

Pembatasan resmi atau tidak resmi terhadap auditor yang membatasi secara tidak

semestinya akses auditor ke orang atau informasi atau atas kemampuan auditor untuk

melakukan komunikasi secara efektif dengan dewan komisaris atau komite audit.

Dominasi perilaku manajemen dalam berhubungan dengan auditor, terutama yang

menyangkut usaha untuk mempengaruhi lingkup pekerjaan auditor.

6) Riwayat yang diketahui tentang pelanggaran peraturan sekuritas atau tuntutan kepada

entitas atau manajemen seniornya yang dituduh melakukan kecurangan atau

pelanggaran undang-undang sekuritas.

B. Faktor risiko yang berkaitan dengan kondisi industri.

Contohnya mencakup :

1) Akuntansi baru, undang-undang, atau persyaratan peraturan yang dapat

menghancurkan stabilitas keuangan atau profitabilitas entitas.

2) Tingginya tingkat kompetisi atau kejenuhan pasar, yang disertai dengan menurunnya

laba.

3) Menurunnya industri dengan meningkatnya kegagalan bisnis dan menurunnya

permintaan customers.

4) Perubahan pesat dalam industri, seperti kerentanan terhadap perubahan cepat teknologi

atau keusangan produk yang cepat.

C. Faktor risiko yang berkaitan dengan karakteristik operasi dan stabilitas keuangan.

Contohnya mencakup :

1) Ketidakmampuan untuk menghasilkan arus kas dari operasi, sementara itu

perusahaan dilaporkan laba dan labanya mengalami pertumbuhan.

2) Tekanan signifikan untuk memperoleh modal yang diperlukan untuk

mempertahankan daya saing dengan mempertimbangkan posisi keuangan

entitas-termasuk kebutuhan dana untuk membelanjai pengeluaran riset dan

pengembangan atau pengeluaran modal.

12

Page 13: Hakekat Pengendalian Internal Serta Pertimbangan Auditor Atas Pengendalian Internal

3) Transaksi signifikan antarpihak yang memiliki hubungan istimewa yang tidak

dalam kegiatan bisnis normal atau dengan entitas yang memiliki hubungan

istimewa yang tidak diaudit atau diaudit oleh kantor akuntan publik lain.

4) Struktur organisasi yang sangat kompleks yang terdiri dari entitas legal, garis

wewenang manajerial, atau perjanjian kontrak yang berbagai macam dan tidak

biasa, tanpa tujuan bisnis yang nyata.

5) Kesulitan dalam penentuan organisasi atau individu yang mengendalikan entitas.

6) Pertumbuhan atau profitabilitas yang sangat pesat, terutama dibandingkan

dengan perusahaan lain dalam industri yang sama.

7) Sangat tergantung terhadap utang atau kemampuan rendah untuk memenuhi

persyaratan pembayaran kembali utang; perjanjian penarikan utang yang sulit

untuk dipenuhi.

8) Ancaman kebangkrutan atau penyitaan yang akan terjadi segera atau

pengambilalihan perusahaan secara paksa (hostile takeover).

9) Posisi keuangan yang buruk atau menurun bila manajemen memiliki utang

entitas dalam jumlah yang signifikan yang dijamin secara pribadi.

Faktor Risiko Yang Berkaitan Dengan Salah Saji Yang Disebabkan Oleh Perlakuan Tidak

Semestinya Terhadap Aktiva

Faktor risiko yang berkaitan dengan salah saji yang disebabkan oleh perlakuan tidak

semestinya terhadap aktiva dapat dikelompokkan ke dalam dua golongan berikut ini :

A. Tingkat kecurigaan tentang terjadinya perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva. Hal

ini berkaitan dengan sifat aktiva entitas dan tingkat kerentanan aktiva dari pencurian.

B. Pengendalian. Hal ini berkaitan dengan kurangnya pengendalian yang dirancang untuk

mencegah atau mendeteksi terjadinya perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva.

Berikut ini adalah contoh faktor risiko yang berkaitan dengan salah saji yang disebabkan

oleh perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva untuk setiap golongan faktor risiko

sebagaimana diuraikan di atas.

a) Tingkat kecurigaan tentang terjadinya perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva.

1. Jumlah kas atau kas dalam proses yang sangat besar

2. Karakteristik sediaan, seperti ukuran kecil, nilai tinggi, atau permintaan tinggi

13

Page 14: Hakekat Pengendalian Internal Serta Pertimbangan Auditor Atas Pengendalian Internal

3. Aktiva yang mudah diubah, seperti obligasi atas unjuk (bearer bond), berlian,

atau computer chip

4. Karakteristik aktiva tetap, seperti ukuran kecil, mudah dijual, atau tidak adanya

identifikasi kepemilikan

b) Faktor risiko yang berkaitan dengan pengendalian.

1. Kurangnya pengendalian oleh manajemen (sebagai contoh, lokasi jauh yang

kurang diawasi atau dipantau)

2. Kurangnya prosedur penyaringan pelamar pekerjaan untuk karyawan yang

memiliki akses ke aktiva yang dicurigai rentan terhadap perlakuan tidak

semestinya

3. Tidak memadainya penyelenggaraan catatan untuk aktiva yang dicurigai rentan

terhadap perlakuan tidak semestinya

4. Kurangnya pemisahan tugas atau pengecekan secara independen

5. Kurangnya sistem otorisasi dan pengesahan transaksi (sebagai contoh, dalam

pembelian)

6. Penjagaan fisik yang buruk terhadap kas, investasi, sediaan, atau aktiva tetap

7. Kurangnya pendokumentasian semestinya dan tepat waktu terhadap transaksi

(sebagai contoh, pengkreditan atas retur barang dagangan)

8. Kurangnya pengambilan liburan wajib bagi karyawan yang melaksanakan fungsi

pengendalian kunci.

3. Pelaksanaan Prosedur Audit - Pengujian Pengendalian

Pengujian pengendalian adalah prosedur audit yang dilaksanakan untuk menentukan

efektifitas desain dan/atau operasi pengendalian intern. Karena kebijakan dan prosedur akan

efektif bila diterapkan semestinya secara konsisten oleh orang yang berwenang, pengujian

pengendalian yang berkaitan dengan efektifitas operasi difokuskan ketiga pertanyaan :

a) Bagaimana pengendalian tersebut dilakukan?

b) Apakah pengendalian tersebut diterapkan secara konsisten?

c) Oleh siapa pengendalian tersebut diterapkan?

Pengujian Pengendalian Bersamaan ( Concurrent Tests of Controls )

14

Page 15: Hakekat Pengendalian Internal Serta Pertimbangan Auditor Atas Pengendalian Internal

Pengujian pengendalian bersamaan dilaksanakan oleh auditor bersamaan waktunya

dengan usaha pemerolehan pemahaman atas pengendalian intern. Pengujian ini dilakukan oleh

auditor, baik dalam strategi pendekatan terutama substantif maupun dalam pendekatan risiko

pengendalian rendah.

Pengujian Pengendalian Tambahan atau Pengujian Pengendalian yang Direncanakan

Pengujian pengendalian dilakukan oleh auditor dalam pekerjaan lapangan. Pengujian

pengendalian ini dapat memberikan bukti tentang penerapan semestinya kebijakan dan

prosedur pengendalian secara konsisten sepanjang tahun yang diaudit.

Jenis Pengujian Pengendalian

Jenis pengujian pengendalian yang dapat dipilih auditor dalam pelaksanaan pengujian

pengendalian adalah :

a. Permintaan keterangan.

Permintaan keterangan didesain untuk menentukan pemahaman personel

terhadap tugas-tugasnya, pelaksanaan pekerjaan mereka secara individual,

frekuensi, penyebab, dan penyelesaian penyimpangan yang terjadi.

b. Pengamatan.

Secara ideal, prosedur pengamatan dilaksanakan tanpa sepengetahuan

personel yang diamati dan bersifat mendadak. Prosedur permintaan keterangan

dan pengamatan merupakan prosedur yang khusus bermanfaat untuk

memperoleh bukti tentang unsur pemisahan tugas dalam pengendalian intern.

c. Inspeksi.

Inspeksi dilakukan terhadap dokumen dan laporan yang menunjukan kinerja

pengendalian. Pelaksanaan kembali (reperforming) dilakukan oleh auditor

dengan melaksanakan kembali prosedur tertentu.

d. Pelaksanaan kembali.

Prosedur pelaksanaan kembali (reperforming) tidak digunakan oleh auditor

dalam pemerolehan pemahaman atas pengendalian intern, namun digunakan

untuk menilai efektifitas pengendalian intern.

15

Page 16: Hakekat Pengendalian Internal Serta Pertimbangan Auditor Atas Pengendalian Internal

Waktu Pelaksanaan Pengujian Pengendalian

Waktu pelaksanaan pengujian pengendalian berkaitan dengan kapan prosedur tersebut

dilaksanakan dan bagian periode akuntansi dimana prosedur tersebut berhubungan. Pengujian

pengendalian tambahan dilaksanakan dalam pekerjaan interim, yang dapat dalam jangka waktu

beberapa bulan sebelum akhir tahun yang diaudit.

16