hubungan merokok dengan saliva_new
DESCRIPTION
Pengaruh Merokok terhadap Kesehatan Gigi dan Rongga MulutPenelitian terdahulu membuktikan bahwa merokok dapat memberikan pengaruh langsung terhadap jaringan periodontal. Perokok memiliki peluang lebih besar menderita penyakit periodontal seperti kehilangan tulang alveolar, peningkatan kedalaman saku gigi serta kehilangan gigi, dibandingkan dengan yang bukan perokok.Skor plak juga terbukti lebih tinggi pada perokok, dibanding bukan perokok.Munculnya berbagai kondisi patologis sistemik maupun lokaldalam rongga mulut, disebabkankarena terjadinya penurunan fungsi molekul, termasuk saliva. Kerusakan komponen antioksidan saliva, diikuti dengan penurunan fungsinya, ditemukan pada beberapa kelainan di rongga mulut.Pengaruh Rokok terhadap pH SalivaMerokok dapat mempengaruhi fisiologis dari rongga mulut. Dalam jangka waktu yang lama hal tersebut akan menyebabkan kurangnya sensitivitas dan perubahan reseptor indra perasa dan lama-kelamaan akan menyebabkan supresi pada refleks saliva. Orang dengan kebiasaan merokok mengalami perubahan nilai derajat keasaman (pH) saliva. Sebuah penelitian menyatakan bahwa merokok dapat menyebabkan pH saliva menjadi lebih asam.Pengaruh Rokok terhadap Buffer SalivaKapasitas buffersaliva juga merupakan faktor penting dalam pemeliharaan pH saliva dan remineralisasi gigi. Penelitian lain menunjukkan bahwa terdapat perebedaan kapasitasbufferingsaliva pada perokok dan bukan perokok, yang juga berkaitan dengan resiko terjadinya karies.Resiko terjadinya kehilangan gigi pada perokok, tiga kali lebih tinggi dibanding pada bukan perokok.Kapasitas buffersaliva pada dasarnya tergantung pada konsentrasi bikarbonat yang berkorelasi dengan laju aliran saliva karena jika terjadi penurunan laju aliran saliva maka kapasitas bufferakan menurun juga (Palomares et al., 2004).Pengaruh Rokok terhadap Laju Aliran SalivaTeori yang dibuat oleh Ghulam Jillani Khan, et al.(2010) menyatakan bahwa asaprokok yang menyebar ke seluruh bagian rongga mulut dan reseptor rasa terkena paparan terus-menerus. Jika hal tersebut berlangsung dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan kurangnya sensitivitas dan perubahan reseptor dari indra perasa dan lama-kelamaan akan menyebabkan supresi pada refleks saliva. Perubahan respon reseptor rasa dapat berdampak pada perubahan laju aliran saliva.Laju aliran saliva sangat berpengaruh pada nilai pH saliva. Penurunan laju aliran saliva akan menyebabkan komponen anorganik juga akan menurun sehingga mengakibatkan turunnya pH saliva (Almeidaet al., 2008). Perubahan pHsaliva dapat mempengaruhi fungsi dari saliva itu sendiri. Fungsi saliva yang paling berpengaruh yaitu fungsinya dalam kebersihan rongga mulut dan sebagai antimikroba (Guyton dan Hall, 2006). Sumber :Dwiastuti, Nimas. 2012. Naskah Publikasi : Perbedaan pH Salivaantara PerokokdanBukan Perokok padaMahasiswa Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta.TRANSCRIPT
![Page 1: Hubungan Merokok Dengan Saliva_new](https://reader036.vdokumen.net/reader036/viewer/2022082412/577c78c01a28abe05490af9d/html5/thumbnails/1.jpg)
Pengaruh Merokok terhadap Kesehatan Gigi dan Rongga Mulut
Penelitian terdahulu membuktikan bahwa merokok dapat memberikan pengaruh
langsung terhadap jaringan periodontal. Perokok memiliki peluang lebih besar menderita
penyakit periodontal seperti kehilangan tulang alveolar, peningkatan kedalaman saku gigi
serta kehilangan gigi, dibandingkan dengan yang bukan perokok. Skor plak juga terbukti
lebih tinggi pada perokok, dibanding bukan perokok.
Munculnya berbagai kondisi patologis sistemik maupun lokal dalam rongga mulut,
disebabkan karena terjadinya penurunan fungsi molekul, termasuk saliva. Kerusakan
komponen antioksidan saliva, diikuti dengan penurunan fungsinya, ditemukan pada beberapa
kelainan di rongga mulut.
Pengaruh Rokok terhadap pH Saliva
Merokok dapat mempengaruhi fisiologis dari rongga mulut. Dalam jangka waktu yang
lama hal tersebut akan menyebabkan kurangnya sensitivitas dan perubahan reseptor indra
perasa dan lama-kelamaan akan menyebabkan supresi pada refleks saliva. Orang dengan
kebiasaan merokok mengalami perubahan nilai derajat keasaman (pH) saliva. Sebuah
penelitian menyatakan bahwa merokok dapat menyebabkan pH saliva menjadi lebih asam.
Pengaruh Rokok terhadap Buffer Saliva
Kapasitas buffer saliva juga merupakan faktor penting dalam pemeliharaan pH saliva
dan remineralisasi gigi. Penelitian lain menunjukkan bahwa terdapat perebedaan kapasitas
buffering saliva pada perokok dan bukan perokok, yang juga berkaitan dengan resiko
terjadinya karies. Resiko terjadinya kehilangan gigi pada perokok, tiga kali lebih tinggi
dibanding pada bukan perokok. Kapasitas buffer saliva pada dasarnya tergantung pada
konsentrasi bikarbonat yang berkorelasi dengan laju aliran saliva karena jika terjadi
penurunan laju aliran saliva maka kapasitas buffer akan menurun juga (Palomares et al.,
2004).
Pengaruh Rokok terhadap Laju Aliran Saliva
Teori yang dibuat oleh Ghulam Jillani Khan, et al. (2010) menyatakan bahwa asap
rokok yang menyebar ke seluruh bagian rongga mulut dan reseptor rasa terkena paparan
![Page 2: Hubungan Merokok Dengan Saliva_new](https://reader036.vdokumen.net/reader036/viewer/2022082412/577c78c01a28abe05490af9d/html5/thumbnails/2.jpg)
terus-menerus. Jika hal tersebut berlangsung dalam jangka waktu yang lama akan
menyebabkan kurangnya sensitivitas dan perubahan reseptor dari indra perasa dan lama-
kelamaan akan menyebabkan supresi pada refleks saliva. Perubahan respon reseptor rasa
dapat berdampak pada perubahan laju aliran saliva.
Laju aliran saliva sangat berpengaruh pada nilai pH saliva. Penurunan laju aliran saliva
akan menyebabkan komponen anorganik juga akan menurun sehingga mengakibatkan
turunnya pH saliva (Almeida et al., 2008). Perubahan pH saliva dapat mempengaruhi fungsi
dari saliva itu sendiri. Fungsi saliva yang paling berpengaruh yaitu fungsinya dalam
kebersihan rongga mulut dan sebagai antimikroba (Guyton dan Hall, 2006).
Sumber :
Dwiastuti, Nimas. 2012. Naskah Publikasi : Perbedaan pH Saliva antara Perokok dan Bukan Perokok pada Mahasiswa Teknik Mesin
Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Surakarta.