hubungan tumbuhan dengan air

25
HUBUNGAN TUMBUHAN DENGAN AIR TRANSPIRASI DAN EVAPORASI Hidayatul Annisa, Riska Widiyana, Novia Liza R., Andri Prima Jurusan Biologi, Fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam Universitas Andalas ABSTRAK Air merupakan salah satu komponen yang penting bagi tanaman. Jumlah air yang terkandung didalam tubuh tanaman bergantung pada jenis tanaman tersebut. Praktikum ini dilakukan untuk mengukur kadar air yang ada pada bagian tanaman, mengukur tugiditas relatif dan defisit dari jaringan tumbuhan serta menghit ung luas permukaan daun, laju evaporasi dan transpirasi dari lembaran daun. persentase air tumbuhan lebih tinggi pada tempat-tempat dimana proses fisiologis berlangsung lebih aktif, sedangkan pada tempat yang kurang aktif memiliki kadar air yang lebih rendah seperti pada batang. Kecepatan evaporasi bergantung pada luas permukaan daun, semakin besar luas permukaan maka kecepatan evaporasi juga semakin besar. Laju respirasi pada bagian kutikula Morinda citrifolia lebih rendah dibandingkan dengan bagian bawah stomata. Kata kunci : Evaporasi, relatif, stomata, turgiditas, transpirasi I. PENDAHULUAN 1.1 Hubungan tumbuhan dengan air Air merupakan komponen utama dalam tumbuhan, dimana air menyusun 60-90 % dari berat daun. Di dalam tubuh tanaman air berfungsi sebagai pelarut dan juga merupakan bagian penyusun tanaman, seperti

Upload: hidayatul-annisa

Post on 23-Jul-2015

646 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hubungan tumbuhan dengan air

HUBUNGAN TUMBUHAN DENGAN AIR

TRANSPIRASI DAN EVAPORASI

Hidayatul Annisa, Riska Widiyana, Novia Liza R., Andri Prima

Jurusan Biologi, Fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alamUniversitas Andalas

ABSTRAK

Air merupakan salah satu komponen yang penting bagi tanaman. Jumlah air yang terkandung didalam tubuh tanaman bergantung pada jenis tanaman tersebut. Praktikum ini dilakukan untuk mengukur kadar air yang ada pada bagian tanaman, mengukur tugiditas relatif dan defisit dari jaringan tumbuhan serta menghit ung luas permukaan daun, laju evaporasi dan transpirasi dari lembaran daun. persentase air tumbuhan lebih tinggi pada tempat-tempat dimana proses fisiologis berlangsung lebih aktif, sedangkan pada tempat yang kurang aktif memiliki kadar air yang lebih rendah seperti pada batang. Kecepatan evaporasi bergantung pada luas permukaan daun, semakin besar luas permukaan maka kecepatan evaporasi juga semakin besar. Laju respirasi pada bagian kutikula Morinda citrifolia lebih rendah dibandingkan dengan bagian bawah stomata.

Kata kunci : Evaporasi, relatif, stomata, turgiditas, transpirasi

I. PENDAHULUAN

1.1 Hubungan tumbuhan dengan

air

Air merupakan komponen utama

dalam tumbuhan, dimana air

menyusun 60-90 % dari berat

daun. Di dalam tubuh tanaman air

berfungsi sebagai pelarut dan juga

merupakan bagian penyusun

tanaman, seperti sitoplasma.

Jumlah air yang dikandung tiap

tanaman berbeda-beda, hal ini

tergantung habitat dan jenis

spesies tumbuhan tersebut.

Tumbuhan herba kebih banyak

mengandung air dari pada

tumbuhan perdu. Tanaman yang

termasuk sekulenta yaitu tanaman

berdaun tebal mempunyai kadar

85%-98%, dan tumbuhan mesofil

mempunyai kadar air antara 100–

300%. Air masuk dari dalam tanah

ke dalam jaringan tanaman melalui

sel-sel akar secara difusi dan

osmosis. Dengan masuknya air

Page 2: Hubungan tumbuhan dengan air

melalui sel-sel akar tentulah akar

terbawa ion-ion yang terdapat di

dalam di dalam tanah karena

larutan tanah mengandung ion-ion

yang terdapat di dalam tanah

karena larutan tanah mengandung

ion (Dwijoseputro, 1994).

Air mempunyai peranan

yang sangat penting untuk

berlangsungnya suatu proses

metabolisme didalam tubuh

tumbuhan. Disamping itu air juga

merupakan penyusun

protoplasma, sebagai pelarut dan

trasnportasi zat-zat makanan.

Fungsi lain dari air adalah menjaga

turginitas yang penting bagi

perbesaran sel dan pertumbuhan,

serta menjaga bentuk tanaman

herba. Turginitas penting dalam

membuka dan menutupnya

stomata daun, pergerakkan daun,

pergerakan korola utama dan

terutama variai struktur tanaman.

Kekurangan air dalam jumlah yang

sangat besar menyebabkan

kurangnya tekanan turgor dalam

tumbuhan vegetatif (Kramer,1980).

Air dari tanah ke xylem

melalui dua jalur, yaitu jalur

apoplas dan simplas. Bila air

masuk melalui dinding sel atau

ruang antar sel, dikatakan air

menembus jalur apoplas. Apoplas

diartikan sebagai bagian mati dari

tumbuhan. Jalur itu ditempuh dari

jaringan epidermis ke korteks. Di

dinding dalam korteks terdapat

jaringan endodermis yang

mempunyai pita Caspari yang tidak

permeable terhadap air pada

dindingnya, sehingga air harus

masuk ke dalam melintasi

membrane plasma. Kemudian

melalui plasmodesmata, air masuk

ke jaringan pembuluh. Jalur

tersebut dinamakan simplas.

Simplas mencakup sitoplasma

semua sel yang berhubungan

melalui plasmodesmata. Xylem

sendiri merupkan bagian dari

apoplas. Peristiwa menembusnya

ion ke membrane sel dari apoplas

masuk ke simplas adalah proses

aktif yang memerlukan energy

yang diperoleh dari hasil respirasi.

Akibatnya konsentrasi ion dari

apoplas masuk ke dalam sel

(simplas) yang mempunyai

konsentrasi lebih tinggi

dibandingkan dengan konsentrasi

diluar (apoplas). Karena lintasan

simplas melewati lapisan

endodermis dan aksodermis, maka

Page 3: Hubungan tumbuhan dengan air

ion bergerak secara bebas masuk

ke perisiklus dan berbagai sel

hidup dalam stilus (Lakitan,2001).

Fungsi penting air dalam

tumbuhan adalah untuk menjaga

turgiditas sel. Ada 3 macam tipe

transpirasi yaitu transpirasi

stomata, kutikula, dan lentisel.

Transpirasi stomata merupakan

bentuk paling umum dan kira-kira

90 % total transpirasi. Stomata

terdapat pada permukaan daun,

epidermis batang muda dan buah

yang muda. Lentisel terdapat pada

periderm batang berkayu dan buah

sebagai ventilator. Transpirasi

melalui lentisel hanya kurang lebih

80 % (Yusriadi, 2008).

1.2. Transpirasi dan evaporasi

Transpirasi adalah hilangnya air

melalui tumbuhan dalam bentuk

uap air dari permukaan sel-sel

hidup. Hal ini disebabkan oleh

beberapa factor, yaitu besarnya

bidang penguapan, suhu

lingkungan, serta perbedaan

tekanan udara di luar dengan

udara di dalam tubuh tanaman

(Kimball,1994).

Transpirasi dapat terjadi

melalui stomata dan kutikula.

Transpirasi melalui stomata

disebut transpirasi stomata yang

terjadi saat stomata membuka

pada siang hari. Pada malam hari

atau pada saat cuaca mendung

stomata akan tertutup atau

menutup diri. Sedangkan

transpirasi melalui kutikula disebut

transpirasi kutikula (Bidwell, 1979).

Transpirasi melalui kutikula

lebih sedikit dibandingkan dengan

transpirasi melalui stomata.

Dikatakan demikian karena pada

kutikula terjadi difusi uap air yang

langsung melibatkan air dan

terdapatnya lapisan penghalang

pada kutikula, seperti kitin, lilin,

dan lain-lain yang menghambat

proses hilangnya uap air dari

permukaan daun tersebut (Devlin,

1975).

Evaporasi adalah gabungan

antara penguapan dan transpirasi,

proses penguapan yang

tergantung kepada temperature

dan kebutuhan tumbuhan tesebut

terhadap air, tumbuhan atau

penguapan itu terjadi pada

beberapa bagian tumbuhan yaitu

daun, batang dan trentikuler dari

buah dan lain – lainya (Bidwell,

1979).

Page 4: Hubungan tumbuhan dengan air

Evaporasi dapat dipandang

sebagai suatu proses pertukaran

energi pada permukaan evaporasi,

difusi molekuler melalui suatu

lapisan batas udara yang tipis

didekat permukaan, atau difusi

turbulen pada udara bebas. Dalam

beberapa hal hubungan yang

normal biasanya melibatkan

kondisi kombinasi dari pengalihan

energi (Wilkins, 1989).

Perbedaan antara

transpirasi dengan evaporasi

adalah : pada tranpirasi 1). proses

fisiologis atau fisika yang

termodifikasi 2.) diatur bukaan

stomata 3.) diatur beberapa

macam tekanan 4.) terjadi di

jaringan hidup 5.) permukaan sel

basah, pada evaporasi 1.) proses

fisika murni 2.) tidak diatur bukaan

stomata 3.) tidak diatur oleh

tekanan 4.) tidak terbatas pada

jaringan hidup 5.) permukaan yang

menjalankannya menjadi

kering.Sebagian besar air yang

diserap tanaman ditranspirasikan.

Misal: tanaman jagung, dari 100%

air yang diserap: 0,09% untuk

menyusun tubuh, 0,01% untuk

pereaksi, 98,9% untuk

ditranspirasikan (Salisbury,1995).

II. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

II.1Waktu dan Tempat

Praktikum fisiologi tumbuhan

mengenai hubungan tumbuhan

dengan air serta transpirasi dan

evaporasi dilaksanakan pada hari

Rabu tanggal 12 Maret 2014 pukul

08.00-11.00 WIB di Laboratorium

Teaching 4 Jurusan Biologi

Fakultas Matematika dan Ilmi

Pengetahuan Alam Universitas

Andalas, Padang.

II.2 Alat dan Bahan

2.2.1 Hubungan tumbuhan dengan

air

Alat yang digunakan pada

praktikum ini adalah kotak karton,

timbangan, oven, cork borer,

petridish, kertas saring sedangkan

bahan yang di gunakan adalah

daun dan ranting Mimosop elengi,

daun Zea mays.

2.2.2 Transpirasi dan evaporasi

Alat yang digunakan pada

praktikum ini adalah timbanagn

analitik, selotip, gunting, kertas,

jepitan kertas, mikroskop , kaca

objek, cover glass sedangkan

bahan yang digunaklan adalah

Morinda citrifolia, larutan sukrosa,

NaCl 1 M.

Page 5: Hubungan tumbuhan dengan air

II.3 Cara Kerja

2.3.1 Hubungan tumbuhan dengan

air

2.3.1.1 Pengukuran kadar air

jaringan tumbuhan

Ditimbang ranting dan daun dari

Mimosop elengi seberat 10 gr dan

dibuat sebanyak tiga sample,

masing-masing sample dibungkus

dengan kertas dan dimasukkan ke

dalam kotak karton dan di oven

pada suhu 800C selama 48 jam,

kemudian dicatat berat sample

yang telah di oven, dihitung kadar

air tumbuhan dengan rumus :

atau

2.3.1.2 Pengukuran turgiditas

relatif jaringan tumbuhan

Dibuat potongan daun Zea mays

dengan cork borer sebanyak 10

potongan baik dari tanaman yang

tanahnya basah dan tanah yang

kering (3 hari belum disiram).

Ditimbang berat dari masing-

masing 10 potongan daun,

kemudian dua jenis potongan daun

dimasukkan ke dalam Petri dish

berbeda yang telah diisi aquadest

dan diletakkan di bawah lampu

neon, ditunggu selama 3 jam,

ditimbang lagi beratnya ini dsebut

sebagai berat turgid. Setelah itu

dimasukkan ke oven, dan

ditimbang lagi beratnya sebagai

berat kering, lalu dihitung besarnya

turgiditas relatif dan defisit air

dengan rumus :

TR = dan

WD =

2.3.2 Transportasi dan Evaporasi

2.3.2.1 Perhitungan luas

permukaan daun, perkiraan laju

evaporasi dan transpirasi dari

lembaran daun

a. Menghitung luas daun

Diambil lembaran daun dari

Morinda citrifolia. Lalu ditempelkan

pada selembar kertas yang telah

diketahui luas dan beratnya.

Lembaran daun dijiplakkan pada

kertas tersebut. Kemudian jiplakan

gambar daun digunting dan

ditimbang. Dengan demikian luas

daun dapat dihitung dengan

menggunakan rumus:

Page 6: Hubungan tumbuhan dengan air

Luas daun = berat guntingan

gambar daun xluas kerta

berat kertas

b. Mengukur kecepatan evaporasi

daun

Diambil lembaran daun yang telah

diketahui luas permukaannya tadi,

kemudian ditimbang dan digantung

dengan jepitan kertas didalam

ruangan atau sinar matahari

langsung. Dalam interval waktu

tertentu 30 menit dilakukan

penimbangan terhadap daun

tersebut. Penimbangan ini

dilakukan setiap sekali 20 menit

selama 3 kali penimbangan. Dibuat

daftar penimbangan pengurangan

berat daun selama evaporasi.

Untuk mengukur kecepatan

evaporasi dapat digunakan rumus:

Kecepatan evaporasi =

besar penguapan : waktu

Luas permukaan daun

c. Laju transpirasi pada daun

dorsiventral

Dua lembar daun Morinda citrifolia

ditimbang, kemudian direndam

dalam air, ditimbang. Daun

pertama diolesi pada permukaan

daun dengan menggunakan

vasellin, dan pada bagian

bawahnya juga diolesi dengan

vasellin. Kemudian daun tersebut

ditimbang kembali satu persatu.

Setelah itu daun tersebut di jemur

di bawah cahaya matahari selama

60 menit tetapi setiap 20 menit

sekali dilakukan penimbangan,jadi

penimbangan tersebut dilakukan

sebanyak tiga kali penimbangan.

Kemudian bandingkan hasil antara

tarnspirasi kutikula dari permukaan

atas dan transpirasi stomata dari

permukaan bawah.

2.3.2.2 Struktur Stomata dan

Aktifitas Membuka-Menutup

Stomata

Diteteskan aquadest diatas kaca

objek,dibuat sayatan tipis

permukaan epidermis atas dan

bawah lembaran daun Morinda

citrifolia kemudian dilitakkan

doatas kaca objek, ditentukan

epidermis atas atau bawahnya

sayatan.Dititup dengan cover glass

dan diamati dibawah

Page 7: Hubungan tumbuhan dengan air

mikroskop.Ditetesi bagian dengan

sukrosa, amati dan catat waktu

yang diperlukan untuk proses

terjadi. Kemudian ditetesi dengan

aquadest dan diamati yang terjadi.

Diamati apakah stomata membuka

atau menutup. Kemudian ditetesi

dengan NaCI, dan dicatat

perubahan stomata. Kembali

ditetesi dengan aquadest untuk

melihat respon dari stomata dan

diamaati kembali perubahan

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III.1 Hasil

Dari hasil pengamatan pada objek

hubungan tumbuhan dengan air

untuk mengukur kadar air,

turgiditas relatif dan defisit air dari

jaringan tumbuhan didapatkan

hasil yang disajikan pada tabel

berikut:

Tabel 1. Pengukuran Kadar air Jaringan Tumbuhan

No Tanaman Mimosop

elengi

BB (g) BK(g) %BB

1 Daun 1 10 4,8751,3

2 Daun 2 10 5,19 48,1

3 Daun 3 10 4,58 54,2

4 Ranting 1 10 3,37 66,3

5 Ranting 2 10 5,42 45,8

6 Ranting 3 10 4,10 59

Keterangan : BB (Berat basah), BK (Berat kering)

%BB =

Page 8: Hubungan tumbuhan dengan air

%BB Daun 1 = 10 g – 4,87 g x 100 % = 51,3 %

10 g

% BB Daun 2 = 10 g – 5,19 g x 100 % = 48,1 %

10 g

% BB Daun 3 = 10 g – 4,58 g x 100 % = 54,2 %

10 g

% BB Ranting 1 = 10 g – 3,37 g x 100 % = 66,3 %

10 g

% BB Ranting 2 = 10 g – 5,42 g x 100 % = 45,8 %

10 g

% BB Ranting 3 = 10 g – 4,10 g x 100 % = 59 %

10 g

Tabel 2. Pengukuran Turgiditas Relatif Jaringan Tumbuhan

Tumbuhan Perlakuan BS (g) BT (g) BK (g) TR (%) WD (%)

Zea mays Basah 0,04 0,06 0,02 50 50

Kering 0,02 0,05 0,01 0,5 75

Keterangan: BS (Berat segar), BT (Berat turgid), BK (Berat kering), TR

(Turgiditas relatif), WD (Water defisit)

TR Basah =

Page 9: Hubungan tumbuhan dengan air

= 0,04 - 0,02 x 100 %

0,06 – 0,02

= 50 %

TR Kering = 0,02 - 0,01 x 100 %

0,05 – 0,01

= 5 %

WD Basah =

= 0,06 – 0,04 x 100 %

0,06 – 0,02

= 50 %

WD Kering =

= 0,05 – 0,02 x 100 %

0,05 – 0,01

= 75 %

Hasil peritungan luas permukaan daun , perkiraan laju evaporasi dan transpirasi permukaan

dorsoventral daun disajikan pada tabel berikut :

Tabel 3. Mengitung luas daun

No Lembaran Daun

Berat guntingan gambar daun

Berat kertas

Luas kertas(Pxl)

Luas daun

1 Daun 1 1,31 gr 4,57 gr 630 cm 103,492 Daun 2 1,17 gr 4,46 gr 630 cm 165,26793 Daun 3 1,14 gr 5,57 gr 630 cm 157,1535

Page 10: Hubungan tumbuhan dengan air

luas daun 1 = berat guntingan gambar daun X luas kertas

berat kertas

= 1,31 gr x 630 cm = 103,49

4,57 gr

Luas daun 2 = 1,17 gr x 630 cm = 165,2679

4,46 gr

Luas daun 3 = 1,14 gr x 630 cm = 157,1535

5,57 gr

Tabel 4. Perkiraan kecepatan evaporasi daun

No Lembaran daun

Berat segar

Berat kering Luas permukaan

daun

Kecepatan evaporasi

1 Daun 1 5,51 gr 5,31 gr 103,49 0,00006

2 Daun 2 5,37 gr 5,17 gr 165,2679 0,00004

3 Daun 3 4,67 gr 4,27 gr 157,1535 0,00017

Kecepatan evaporasi daun 1 = besar penguapan : waktu

Luas permukaan daun

= 5,51 gr – 5,31 gr : 30 menit

103,49

= 0,00006

Kecepatan evaporasi daun 2 = 5,37 gr – 5,17 gr : 30 menit

165, 2679

= 0,00004

Kecepatan evaporasi daun 3 = 4,67 gr – 4,27 gr : 30 menit

157,1535

= 0,00017

Tabel 5. Perkiraan laju respirasi daun permukaan dorsoventral

No Permukaan daun

Sebelum diolesi vaselin

Setelah diolesi vaselin

Selisih

Page 11: Hubungan tumbuhan dengan air

1 Permukaan atas (Kutikula)

4,27 3,56 0,71

2 Permukaan bawah (Stomata)

5,17 4,40 0,77

Tabel 6. Proses membuka dan menutupnya stomata pada Morinda citrifolia

No Perlakuan Membuka Menutup

1 Aquadest Membuka -

2 Sukrosa Membuka -

3 Aquadest Membuka -

4 NaCl - Menutup

5 Aquadest Hancur Hancur

Dari tabel 1 di atas dapat

diketahui, bahwa jumlah air

berkurang setelah tumbuhan di

oven. Pada daun pertama berat

daun setelah dioven beratnya

menjadi 4,87 g, berat daun ke dua

adalah 5,19 g dan berat daun ke

tiga adalah 4,58 g. Pada bagian

ranting juga dapat dilhat bahwa

setelah dioven beratnya

berkurang. Pada sampel pertama

beratnya 3,37 g, pada sampel

kedua 5,42 g, pada sampel ketiga

4,10 g. Dari sini dapat kita lihat

perbandingan yang terdapat pada

berat air di dalam ranting dan di

dalam daun. Pada daun banyak

terdapat kandungan air karena

pada daun air sangat berperan

penting dalam melakukan proses

fotosintesis. Dimana fotosistesis ini

dilakakukan pada zat hijau daun,

sedangkan zat hijau daun ini

berada palaing banyak di daun

dari tumbuhan itu.

Bagian daun tumbuhan

mengandung banyak air daripada

bagian rantingnya. Menurut Bidwell

(1979) menyatakan sel-sel mesofil

daun yang tidak tersusun rapat

mengandung ruang udara yang

jenuh terhadap air. Air yang

diserap oleh bulu-bulu akar akan

disebarkan oleh jaringan

pengangkut ke seluruh organ

tumbuhan untuk digunakan sesuai

kebutuhan dari organ tersebut.

Misalnya, di bagian daun untuk

Page 12: Hubungan tumbuhan dengan air

melakukan proses fotosintesis, dan

penguapan untuk menjaga

kestabilan suhu tumbuhan.

Air yang terkandung di

dalam ranting juga memiliki peran

penting di dalam kehidupan tubuh

tumbuhan ini yaitu untuk

mengalirkan zat mineral dan

unsur-unsur hara yang dibutuhkan

oleh tumbuhan, merupakam

pelarut yang membawa nutrisi

mineral dari tanah ke dalam

tumbuhan, merupakan medium

bagi reaksi-reaksi metabolisme,

merupakan peraksi penting dalam

fotosintesis dan proses-proses

hidrolitik dan air penting umtuk

turgiditas, pertumbuhan sel,

mempertahankan bentuk daun,

operasi stomata dan pergerakan

struktur tumbuhan (Kimball, 2000).

Pada tabel 2 mengenai

pengukuran turgiditas relatif

jaringan tumbuhan dan

menentukan nilai defisit air

didapatkan hasil bahwa nilai

turgiditas relatif untuk tanaman

basah sebesar 50 % dan untuk

kondisi tanaman yang kering 5 %.

Sedangkan nilai defisit air untuk

keadaan basah sebesar 50 % dan

untuk tanaman yang kondisinya

kering sebesar 75 %. Dari data

tersebut dapat diketahui bahwa

keadaan turgiditas relatif pada

keadaan basah lebih besar

dibandingkan dengan keadaan

kering. Dari hasil ini dapat

diketahui bahwa ternyata

tumbuhan yang tumbuh pada

tanah atau lahan yang basah

mempunyai kemampuan untuk

mempertahankan kandungan air di

dalam jaringannya lebih besar, hal

ini berarti kecendrungan untuk

turunnya kuantitas air dalam

jaringan tumbuhan lebih sedkit

dibandingkan dengan tumbuhan

yang hidup pada tanah atau lahan

yang kering yang cenderung

mudah mengalami penurunan

kuantitas airnya.

Prawinata (1981)

menyatakan bahwa ketersediaan

air sangat mempengaruhi tugor sel

pada setiap sel-sel tumbuhan,

sehingga apabila ada kekurangan

air maka metabolisme tumbuhan

akan terganggu. Tumbuhan Zea

mays yang biasanya hidup pada

laha kering pada percobaan ini

mempunyai turgiditas yang cukup

tinggi karena kadar air yang

terdapat di lahan tumbuhnya

Page 13: Hubungan tumbuhan dengan air

sedikit. Tapi tanaman ini tidak

mengalami kekurangan air

dikarenakan tumbuhan ini masih

mampu untuk mempertahankan

kandungan air di dalam

jaringannya. Hal ini berarti

tumbuhan Zea mays yang

digunakan yang tumbuh pada

lahan kering disini tidak terlihat

layu seperti tumbuhan yang

mengalami kekurangan air, namun

lebih kecil dibandingkan dengan

Zea mays yang tumbuh pada

lahan basah.

Bidwell (1980) menyatakan

bahwa bila persediaan air dalam

tanah hanya sedikit yang tersedia,

maka air yang diserap oleh

tumbuhan akan sedikit juga karena

tidak mampu untuk mencukupi

kebutuhannya. Jika persediaan air

tanah makin berkurang, maka

tumbuhan tersebut akan

mengalami kelayuan. Hal ini dapat

diartikan bahwa air merupakan

faktor utama pertahanan bagi

tumbuhan.

Hasil yang didapatkan pada

percobaan menentukan luas daun

pada masing-masing daun

Morinda citrifolia berbeda-beda.

Pada tabel 3 dapat dilihat luas

daun 1 adalah 103,49 cm2, luas

daun ke 2 adalah 165,2679 cm2

sedangkan luas daun ke 3 adalah

157,1535 cm2.

Wilkins (1984) menyatakan

bahwa luas suatu permukaan daun

dapat dihitung berdasarkan

perbandingan berat replika daun

dengan berat total kertas. Metoda

ini dipilih didasarkan pada teknis

dan prinsipnya yang sederhana.

Luas daun sangat

mempengaruhi terjadinya proses

transpirasi. Semakin lebar suatu

daun maka semakin cepat

terjadinya transpirasi, dan

sebaliknya semakin sempitnya

daun maka semakin lambat

terjadinya transpirasi (Salisbury

and Ross,1997) dan Bower (1961)

menyatakan bahwa luas daun

dipengaruhi oleh ketersediaan

tanah, tempat ia tumbuh dan

nutrisinya. Factor lingkungan juga

mempengaruhi luas daun dan

besar kecilnya daun.

Pada tabel 4 mengenai

perkiraan kecepatan evaporasi

daun didapatkan hasil bahwa

kecepatan evaporasi daun ke 3

memiliki nilai yang paling tinggi

yaitu sebesar 0,0017

Page 14: Hubungan tumbuhan dengan air

(gr/cm2/menit) dengan luas

permukaan daun sebesar

157,1535 cm2 . Seharusnya daun

dengan luas permukaan yang lebih

besar akan memiliki nilai

kecepatan evaporasi lebih tinggi

yaitu pada daun ke 2 dengan luas

permukaan 165,267 tetapi daun ini

memiliki nilai kecepatan evaporasi

paling rendah yaitu 0,0004

(gr/cm2/menit). Menurut

Dwidjosaputro (1994) bahwa

besarnya evaporasi ini dipengaruhi

oleh luas daun. Semakin luas

permukaan daun maka kecepatan

evaporasi akan semakin

tinggi,ketebalan daun juga

mempengaruhi kecepatan

evaporasi. Teori ini berbeda

dengan hasil praktikum karena

pada luas permukaan daun yang

lebih besar, kecepatan

evaporasinya kecil. Sedangkan

hasil luas permukaan daun kecil,

kecepatan evaporasinya tinggi. hal

ini mungkin karena faktor

lingkungan dan waktu.

Pada percobaan untuk

menghitung laju respirasi pada

permukaan dorsoventral daun

digunakan vaselin yang diolesi

pada bagian atas permukaan daun

dan bagian bawah daun. Dari tabel

itu dilihat bahwa selisih berat daun

Morinda citrifolia yang diolesi

vaselin pada bagian permukaan

atasnya lebih ringan yaitu sebesar

0,71 gr daripada yang diberi

vaselin pada bagian bawahnya

yaitu sebesar 0,77 gr. Hal ini

menunjukkan bahwa semakin kecil

selisih maka laju respirasi semakin

rendah. Berarti laju respirasi pada

bagian atas (kutikula) lebih rendah

dibandingkan dengan bagian

bawah (stomata).

Berdasarkan literatur,

bahwa transpirasi lebih besar

terjadi pada bagian bawah daun

daripada pada bagian atas daun.

Menurut Dwijoseputro (1985)

bahwa transpirasi melalui stomata

lebih aktif karena jaringan ini

terdapat jaringan bunga karang

yang susunannya longgar. Lapisan

kutikula yang tebal dari lapisan lilin

merupakan lapisan pelengkap

untuk mengurangi penguapan

yang terlalu besar pada

permukaan daun dan juga

berfungsi dalam bekerjanya

stomata dan mengubah

permeabilitas plasma.

Page 15: Hubungan tumbuhan dengan air

Menurut Noggle (1979),

bahwa kutikula secara relatif tidak

tembus air, yang pada sebagian

tanaman transpirasi kutikula hanya

10% dari seluruh jumlah

penguapan. Makin banyak jumlah

stomata kemungkinan hilangnya

uap air cukup besar, sehingga

mempengaruhi besarnya laju

transpirasi.

Transpirasi yang melalui

kutikula lebih sedikit dibandingkan

dengan stomata, karena pada

kutikula terjadi difusi uap air

dengan langsung mengakibatkan

uap air dan terdapat lapisan

penghalang pada kutikula seperti

zat kutin, lilin dan yang lain yang

akan memperlambat proses

hilangnya air dari permukaan daun

tersebut (Delvin,1975).

Pada percobaan terakhir

mengenai aktifitas membuka dan

menutupnya stomata tidak

didapatkan hasil yang sesuai

dengan literature. Berdasarkan

praktikum yang telah dilaksanakan

sayatan daun Morinda citrifolia

yang diberikan aquadest akan

membuka dan memperjelas bentuk

stomata. Saat ditetesi dengan

sukrosa kemudian ditetesi

aquadest stomata tetap membuka.

Saat sayatn daun ditetesi dengan

NaCl stomata menutup. Hal ini

tidak sesuai dengan literature.

Salisbury dan Ross (1995)

menyatakan bahwa hal ini terjadi

karena adanya perbedaan

konsentrasi antara lingkungan

yaitu larutan sukrosa dengan

dalam sel epidermis. Ketika

konsentrasi lingkungan lebih tinggi

daripada konsentrasi didalam

jaringan, maka stomata akan

menutup untuk mencegah

terjadinya pengeluaran air.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Dari hasil percobaan yang

didapatkan, dapat disimpulkan

bahwa :

1.Persentase berat basah (% BB)

pada masing-masing daun dan

ranting berbeda-beda. Daun

memiliki kadar aiar lebih tinggi bila

dibandingkan dengan ranting.

2. Turgiditas relatif pada keadaan

basah lebih besar dibandingkan

dengan keadaan kering yaitu 50%

nilai turgiditas relative pada

Page 16: Hubungan tumbuhan dengan air

keadaan basah dan 5 % turgiditas

relative pada keadaan kering.

3. Luas daun terbesar adalah pada

daun ke dua yaitu sebesar

165,2679 cm2 sedangkan luas

daun terkecil adalah pada daun

pertama yaitu sebesar 103,49 cm2.

4. Luas daun sangat

mempengaruhi terjadinya proses

transpirasi. Semakin lebar suatu

daun maka semakin cepat

terjadinya transpirasi, dan

sebaliknya semakin sempitnya

daun maka semakin lambat

ter.jadinya transpirasi. Daun ke 3

memiliki kecepatan evaporasi

tinggi dengan nilai 0,0017

(gr/cm2/menit).

5. Laju respirasi pada bagian atas

(kutikula) lebih rendah

dibandingkan dengan bagian

bawah (stomata).

6. Stomata akan membuka ketika

diberi perlakuan aquadest dan

NaCl dan menutup bila diberi

perlakuan larutan sukrosa .

4.2 Saran

Dalam melakukan percobaan ini

praktikan harus benar-benar

memahami cara kerja setiap

percobaan dan harus lebih teliti

dalam mengamati setiap

perlakuan. Sebelum melakukan

percobaan, sebaiknya praktikan

membaca penuntun dan literatur-

literatur yang berhubungan dengan

percobaan.

DAFTAR PUSTAKA

Bidwell, S.P. 1980. Plant Physiology Second Edition. Mac Milan Publishing Co. New York.

Bower, F.O.196. Botany of The Living Plant. Mc.Milan and Co. Ltd. St Martin Press :London

Devlin, R.M. 1975. Plant

Physiology Third Edition.

Nostrand Company. New

York.

Dwijoseputro, D. 1994. Dasar-

Dasar Ilmu Tanaman.

Gramedia. Jakarta.

Dwijoseputro.1985. Pengantar

Fisiologi Tumbuhan. PT.

Gramedia :Jakarta

Kramer, J.P. 1980. Plant and Soil Water Relation Ship a Modern Syntesis. Tata MC Graw Hill Publishing co. Itd. New York.

Kimball,J.W. 1994. Biologi Jilid 1

Edisi V. Erlangga : Jakarta.

Page 17: Hubungan tumbuhan dengan air

Lakitan, Benyamin. 2001. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. PT Grafindo Persada. Jakarta.

Noggle and Fritz.1979. Introduction Plant Physiology. Practise Hall of India, Private Limited India :New Delhi.

Prawinata, Harran dan Tjondronegoro.1981. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan Jilid I. IPB : Bogor.

Salisbury, J.W. dan Ross. 1995.

Fisiologi Tumbuhan Jilid I. ITB.

Bandung

Salisbury,B.Frank and Cleon W Ross.1997. Fisiologi Tumbuhan Jilid I. ITB Press :Bandung.

Wilkins, M. 1984. Advanced Plant

Physiology. British Pittman

Press. London

Yusriadi. 2008. Evaporasi dan

Transpirasi. 18 Februari

2012

Page 18: Hubungan tumbuhan dengan air