hipertensi

72
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.M DENGAN GANGGUAN SISTEM CARDIOVASKULAR HIPERTENSI DI RUANG MENGKUDU RSU Dr. RM. DJOELHAM KOTA BINJAI DI S U S U N OLEH : KATA PENGANTAR Puji syukur penulis mengucapkan kehadirat Allah SWT atas segalanya berkat limpahan rahmatnya yang mana telah memberikan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan yang berjudul “Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Sistem Kardiovascular Hipertensi di Ruang Mengkudu RSUD Dr.RM Djoelham Binjai”. Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan baik dari segi penulisan, isi dan juga penggunaan tata bahasa yang baik dalam penulisan laporan ilmiah ini. Penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, baik dalam bantuan moril maupun materil, maka pada

Upload: slamet

Post on 08-Nov-2015

14 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

IPD

TRANSCRIPT

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.M DENGANGANGGUAN SISTEM CARDIOVASKULARHIPERTENSI DI RUANG MENGKUDURSU Dr. RM. DJOELHAMKOTA BINJAIDISUSUNOLEH :

KATA PENGANTARPuji syukur penulis mengucapkan kehadirat Allah SWT atas segalanya berkat limpahan rahmatnya yang mana telah memberikan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan yang berjudul Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Sistem Kardiovascular Hipertensi di Ruang Mengkudu RSUD Dr.RM Djoelham Binjai.Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan baik dari segi penulisan, isi dan juga penggunaan tata bahasa yang baik dalam penulisan laporan ilmiah ini. Penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, baik dalam bantuan moril maupun materil, maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :1.Bapak H. Hasan Basri Nasution,SKM,M.Kes selaku Ketua Yayasan Akademi Keperawatan Sehat Binjai2.Bapak Ilham Syahputra Siregar,S.Kep selaku Direktur Akademi Keperawatan Sehat Binjai3.Bapak Dr.Mahim M.S Siregar Mars selaku Direktur RSUD RM Djoelham Kota Binjai4.Ibu Tukinem AMK selaku Kepala Ruangan Mengkudu yang banyak membantu dalam proses penyelesaian laporan kasus ini5.Ibu Rahayu Kumala Dewi,S.Kep selaku Dosen Pembimbing yang telah member pengarahan dalam menyusun laporan kasus ini6.Para staff dosen Akademi Keperawatan Sehat Binjai7.Kepada orang tua tercinta yang telah member dukungan baik itu moril maupun materil, serta selalu mendoakan penulisa dalam menjalankan pendidikan di Akademi Keperawatan Sehat Binjai8.Rekan mahasiswa/i Akper Sehat Binjai atas motivasi serta saran dan kritik sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini.Akhir dengan rendah hati dan hanya kepada Allah SWT penulis berserah diri. Semoga laporan karya tulis ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan pembaca pada umumnya, semoga Allah SWT memberi berkahnya bagi kita semua. AmiinBinjai,April 2012Tim PenulisDAFTAR ISIKATA PENGANTARDAFTAR ISIBABI:................................................................................................................PENDAHULUAN1.1.Latar Belakang1.2.Ruang Lingkup Masalah1.3.Tujuan Penulisan1.3.1.Tujuan Umum1.3.2.Tujuan Khusus1.4.Metode PenulisanBABII:................................................................................................................TINJAUAN TEORITIS2.1.............................................................................................................................Hipertensi2.1.1..Defenisi2.1.2.Anatomi Fisiologi2.1.3..Etiologi2.1.4..Patofisiologi2.1.5..Tanda dan gejala2.1.6..Komplikasi2.1.7..Penatalaksanaan2.1.8.Pencegahan2.1.9.Pengobatan2.1.10.Pemeriksaan penunjang......................................................................2.2.............................................................................................................................Asuhan Keperawatan2.2.1..Pengertian2.2.2..Diagnosa keperawatan2.2.3..Intervensi2.2.4..Implementasi2.2.5...EvaluasiBABIII.................................................................................................................:TINJAUAN KASUS3.1.....Pengkajian3.1.1...Identitas pasien...................................................................................................................................3.1.2.Keluhan utama pasien...................................................................................................................................3.1.3Riwayat kesehatan sekarang...................................................................................................................................3.1.4Riwayat kesehatan dahulu...................................................................................................................................3.1.5Riwayat kesehatan keluarga...................................................................................................................................3.1.6.Riwayat / keadaan psikososial...................................................................................................................................3.1.7.Pemeriksaan fisik...................................................................................................................................3.1.8.Pengkajian pola fungsional...................................................................................................................................3.1.9Data penunjang...................................................................................................................................3.1.10Analisa data...................................................................................................................................3.1.11Diagnosa keperawatanBABIV:................................................................................................................PEMBAHASAN4.1.............................................................................................................................Pengkajian4.2.............................................................................................................................Diagnosa keperawatan4.3..............................................................................................................................Perencanaan4.4..............................................................................................................................Pelaksanaan4.5..............................................................................................................................EvaluasiBABV:................................................................................................................KESIMPULAN DAN SARAN5.1.Kesimpulan5.2.SaranDAFTAR PUSTAKABABIPENDAHULUAN1.1Latar BelakangDi Negara industri hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan utama. Di Indonesia Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang perlu diperbaikan oleh dokter yang bekerja pada kesehatan primer, karena angka prevalensinya yang tinggi dan akibat jangka panjang yang di timbulkannya. Berdasrkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 yaitu : Hipertensi primer, yang tidak di ketahui penyebabnya atau diopatik, Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain.(Suyono, 2001, h 453)Di Indonesia banyak penderita hipertensi diperkirakan 15 juta orang, tetapi hanya 4%, yang merupaka hipertensi terkontrol. Privalensi 6-15% pada orang dewasa, 50% diantaranya tidak menyadari sebagai penderita hipertensi sehingga mereka cenderung untuk menjadi hipertensi berat karena tidak menghindari dan tidak mengetahui faktor resikonya, dan 90% merupakan hipertensi esensial. Hasil peneltian dari MONICA (multinational monitoring kardiovascular diseases), angka kejadian di Indonesia berkisar 2-18% diberbagai daerah, jadi di Indonesia saat ini kira-kira terdapat 20 juta orang penderita hipertensi.(Weblog, ririns)Perjalanan penyakit hipertensi sangatlah perlahan. Penderita hipertensi mungkin tidak menunjukan gejala selama bertahun-tahun, masa laten ini menyelubungi perkembangan penyakit, sampai terjadi kerusakan organ yang penting. Bila terdapat gejala maka biasanya bersifat non-spesifik. Misalnya sakit kepala atau pusing, apabila hipertensi tetap tidak diketahui dan tidak dirawat mengakibatkan kelemahan karena stroke atau gagal ginjal mekanis.(Sylvia Anderson, 2006 : h 583)Penyakit jantung hipertensi ditegakan bila dapat dideteksi hipertrofi ventrikel kiri sebagai akibat langsung dari peningkatan bertahap tahanan pembuluh ferifer dan beban aktif ventrikel kiri. Faktor yang menentukan hipertrofi ventrikel kiri adalah derajat dan lamanya peningkatan diastolik. Pengaruh faktor genetik disini lebih jelas.(Mansjoer, 2001 : h 441)Hipertensi biasanya dimulai diam-diam umumnya setelah usia 30 tahun atau 40 tahun. Dalam kasus-kasus pencegahan, penyakit ini bisa dimulai lebih awal. Pada tahap awal, tekanannya mungkin naik secara berkala, misalnya pada situasi stress biasanya, ketika mengendarai mobil jarak jauh, dan kembali ke normal lebih lama dari biasanya. Atau tekanannya mungkin hanya naik saat bekerja, tidak pada istirahat atau berlibur. Pada kasus-kasus seperti ini kita membicarakan hipertensi labil. Atau jika angkanya terletak diatas kesasaran normal, kita menyebutnya hipertensi perbatasan namun, jika angkanya diatas normal secara konsisten, penyakitnya telah berkembang ketahap stabil hipertensi kronis bisa memiliki berbagai bentuk. Contohnya sangat banyak, bahkan setiap rumah sakit mengetahui orang-orang muda dengan tekanan darah yang sangat tinggi, dari 200/120 samapi 250-140.(Hans p. wolf. 2006 : h 63)Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebihtinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik) angka yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik) tekanan darah kurang dari 120/80 mmHg di defenisikan sebagai normal pada tekanan darah tinggi bisanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik. Hipertensi biasanya terjadi pada tekanan darah 140/90 mmHg atau keatas, diukur kedua lengan iga dalam jangka beberapa minggu.(weblog, Wikipedia-indonesia/)1.2Ruang lingkupDalam penulisan kasus ini penulisa akan mengambil kasus yaitu Asuhan Keperawatan pada Tn.M dengan Gangguan Sistem Kardiovascular Hipertensi di Ruang Mengkudu di RSUD DR.RM Djoelham Kota Binjai.1.3Tujuan Penulisan1.3.1Tujuan UmumUntuk menerapkan dan mengetahui gambaran Asuan Keperawatan pada Tn.M dengan Gangguan Sistem Kardiovasculer Hipertensi di ruang Mengkudu RSUD Dr. RM Djoelham kota binjai.1.3.2Tujuan Khususa.Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian pada Tn.M dengan gangguan sistem Kardiovasculer Hipertensi di ruang mengkudu RSUD Dr.RM Djoelham kota Binjaib.Dapat menegakkan diagnosa keperawatan pada Tn.M dengan gangguan sistem Kardiovasculer Hipertensi di ruang mengkudu RSUD Dr.RM Djoelham kota Binjaic.Mampu menyusun perencanaan keperawatan pada Tn.M dengan gangguan sistem Kardiovasculer Hipertensi di ruang mengkudu RSUD Dr.RM Djoelham kota Binjaid.Mampu melaksanakan pelaksanaan keperawatan pada Tn.M dengan gangguan sistem Kardiovasculer Hipertensi di ruang mengkudu RSUD Dr.RM Djoelham kota Binjaie.Mampu melaksanakan evaluasi pada Tn.M dengan gangguan sistem Kardiovasculer Hipertensi di ruang mengkudu RSUD Dr.RM Djoelham kota Binjai.1.4Metode PenelitianMetode yang digunakan penulis dalam penulisan Karya Ilmiah ini adalah metode kognitif yang metode ilmiah yang bersifat menggambarkan keadaan yang sebenarnya dan metode deskriptif yang memaparkan pokok masalah yaitu dengan cara :a.Study kepustakaanYaitu dengan membacadan mempelajari buku-buku yang mengacu dan berhubungan dengan pembahasan yang dibahas pada kardiovascular hipertensib.Study kasusYaitu dengan mengadakan pengamatan langsung atau melaksanakan asuhan keperawatan langsung pada pasien melalui wawancara, observasi langsung dan dokumentasi.-WawancaraYaitu melakukan wawancara langsung pada pasien maupun pada kelurga pasien dan juga perawat yang ada diruangan tersebut untuk memperoleh keterangan yang jelas, baik subjektif maupun objektif.-DokumentasiYaitu penulisan memperoleh data dari status pasien dan medical record.BABIITINJAUAN TEORITIS2.1Hipertensi2.1.1DefinisiImu pengobatan mendefinisikan hipertensi sebagai suatu peningkatan kronis (yaitu meningkat secara berlahan-lahan, bersifat menetap) dalam tekanan darah arteri sistolik yang bisa disebabkan oleh berbagai faktor, tetapi tidak peduli apa penyebabnya, mengikuti suau pola yang khas. (Wolff.2006 : h 62)Hipertensi didefenisikan sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastoliknya sedikitnya 90 mmHg. Istilah tradisional tentang hipertensi ringan dan sedang gagal menjelaskan pengaruh utama tekanan darah tinggi pada penyakit kardiovaskular. (Anderson : 2006. h 582)Darah tinggi atau hipertensi merupakan suatu keadaan tekanan darah seseorang berada pada tingkatan diatas normal. Konsekwensi dan keadaan ini adalah timbulnya penyakit yang menggangu tubuh penderita. Dalam penyakit hipertensi merupakan masalah kesehatan dan memerlukan penanggulangan dengan baik. (Sudjaswandi : 2002. h 17)Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis dimana terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka lama) penderita yang mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi. Tekanan darah tinggi adalah salah satu resiko untuk stroke, serangan jantung, gagal jantung, dan merupakan penyebab utama gagal jantung kronis. (weblog, wikipediaindonesia)2.1.2Anatomi FisiologiSistem peredaran darah manusia terdiri atas jantung, pembuluh darah, dan saluran limfe. Jantung merupakan organ penting yang memompa darah dan memelihara peredaran melalui saluran tubuh.Arteri membawa darah dari jantungVena membawa dara ke jantungKapiler menggabungkan arteri dan vena, terentang diantaranya dan merupakan jalan lalu lintas antara makanan dan bahan buangan. Disini juga terjadi pertukaran gas dalam cairan ekstra seluler atau intershil. Saluran limfe mengumpulkan, menggiring dan menyalurkan kembali ke dalam limfenya yang dikeluarkan melalui dinaing kapiler halus untuk membersihkan jaringan. Saluran limfe ini juga dapat dianggap menjadi bagian sistem peredaran.Denyut arteri adalah suatu gelombang yang teraba pada arteri bila darah dipompa keluar jantung. Denyut ini mudah diraba ditempat arteri temporalis diatas tulang temporal atau arteri dorsalis pedis di belokan mata kaki. Kecepatan denyut jantung dalam keadaan sehat berbeda-beda, dipengaruhi penghidupan, pekerjaan, makanan, umur dan emosi. Irama dan denyut sesuai dengan siklus jantung jumlah denyut jantung 70 berarti siklus jantung 70 kali per menit.Kecepatan normal denyut nadi per menit :Pada bayi yang baru lahir

Selama tahun pertama

Selama tahun kedua

Pada umur 5 tahun

Pada umur 10 tahun

Pada orang dewasa140

120

110

96-100

80-90

60-80

(Pearce. 2009 : h 151)Tekanan DarahTekanan darah sangat penting dalam sirkulasi darah dan selalu diperlukan untuk daya dorong yang mengalirkan darah didalam arteri, arteriola, kapiler dan sistem vena sehingga darah didalam arteri, arteriola, kapiler dan sistem vena sehingga terbentuk aliran darah yang menetap. Jantung bekerja sebagai pemompa darah dapat memindahkan darah dari pembuluh vena ke pembuluh arteri. Pada sirkulasi tertutup aktivitas pompa jantug berlangsung dengan cara mengadakan kontraksi dan relaksasi sehingga menimbulkan perubahan tekanan darah dan sirkulasi darah. Pada tekanan darah didalam arteri kenaikan arteri pada puncaknya sekitar 120 mmHg tekanan ini disebut tekanan stroke. Kenaikan ini menyebabkan aorta mengalami distensi sehingga tekanan didalamnya turun sedikit. Pada saat diastole ventrikel, tekanan aorta cenderung menurun sampai dengan 80mmHg. Tekanan ini dalam pemeriksaan disebut dengan tekanan diastole.Kecepatan TekananKecepatan aliran darah bergantung pada ukuran palung dari pembuluh darah. Darah dalam aorta bergerak cepat, dalam arteri kecepatan berkurang dan sangat lambat pada kapiler, dalam arteri kecepatan berkurang dan sangat lambat pada kapiler. Faktor lain yang membantu aliran darah kejantung maupun gerakan otot kerangka mengeluarkan tekanan diatas vena, gerakkan yang dihasilkan pernafasandengan naik turunnya diafragma yang bekerja sebagai pemopa, isapan yang dikeluarkan oleh atrium yang kosong sewaktu diastole menarik darah dari vena dan tekanan darah arterial mendorong darah maju. Perubahan tekanan nadi pengaruhi oleh faktor yang mempengaruhi tekanan darah, misalnya pengaruh usia dan penyakit arteriosklerosis. Pada keadaan arteriosklorosis, olasitias pembuluh darah kurang bahkan menghilang sama sekali, sehingga tekanan nadi meningkat.Kecepatan aliran darah dibagian tengah dan pada bagian tepi (ferifer) yang dekat dengan permukaan bagian dalam dinding arteri adalah sama, aliran bersifat sejajar yang konsentris dengan arah yang sama jika dijumpai suatu aliran darah dalam arteri yang mengarah kesegala jurusan sehingga memberikan gambaran aliran yang yang tidak lancer. Keadaan dapat terjadi pada darah yang mengatur melalui bagian pembuluh darah yang mengalami sumbatan atau vasokonstriksi. (Drs_H.Syaifuddin. 2006 : h 130)2.1.3EtiologiHipertensi merupakan masalah kesehatan global yang memerlukan penanggulangan yang baik. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi prevalensi hipertensi seperti umur, obesitas, asupan garam yang tinggi adanya riwayat hipertensi dalam keluarga.Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua golongan, yaitu :1.Hipertensiesensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya disebut juga hipertensi idiopatik. Terdapat sekitar 95% kasus banyak faktor yang mempengaruhi seperti genetik, lingkungan hiperaktivitas susunan saraf simpatis. Dalam defekekstesi Na peningkatan Na dan Ca intra selular dan faktor-faktor yang meningkatkan resiko seperti obesitas, alkohol, merokok, serta polisitemia.2.Hipertensi sekunder atau hipertensi renal terdapat sekitar 5% kasus. Penyebab spesifiknya diketahui seperti penggunaan esterogen, penyakit ginjal. Hipertensi vascular renal dan hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan dan lain-lain. (Arif Manjoer. 2001 : h 518)Penyebab hipertensi lainnya adalah feokromositoma, yaitu tumor pada kalenjar adrenal yang menghasilkan hormone edinefrin (adrenalim) atau noredinefrin (noradrenalin) kegemukan (obesitas), gaya hidup yang tidak aktif (malas), stress, alkohol, atau garam dalam makanan bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang-orang yang memiliki kenaikan yang diturunkan stress cenderung menyebabkan kenaikan tekanan darah untuk sementara waktu. Jika stress berlalu, maka tekanan darah biasanya akan kembali normal. (Weblog, Wikipedia indonesia)2.1.4PatofisiologiPada stadium permulaan hipertensi hipertrofi yang terjadi adalah difusi (konsentik). Pada masa dan volume akhir diastolik ventrikel kiri. Pada stadium selanjutnya, karena penyakit berlanjut terus, hipertrofi menjadi tak teratur dan akhirnya akibat terbatasnya aliran darah koroner menjadi eksentrik, berkurangnya rasio antara masa dan volume jantung akibat peningkatan volume diastolik akhir adalah khas pada jantung dengan hipertrofi eksentrik. Hal ini diperlihatkan sebagai penurunan secara menyeluruh fungsi pompa (penurunan fraksieleksi) penigkatan tegangan dinding ventrikel pada saat sistolik peningkatan konsumsi oksigen ke otot jantung serta penurunan efek-efek mekanik pompa jantung. Diperburuk lagi bila disertai dengAn penyakit dalam jantung koroner.Walaupun tekanan perkusi koroner meningkat, tahanan pembumluh darah koroner juga meningkat sehingga cadangan aliran darah koroner berkurang. Perubahan hemodinamik sirkulasi koroner pada hipertensi berhubungan erat dengan derajat hipertrofi otot jantung.Ada 2 faktor utama penyebab penurunan cadangan aliran darah koroner yaitu :1.Penebalan arteriol koroner, yaitu bagian dari hipertrofi otot polar dalam resitensi seluruh badan. Kemudian terjadi valensi garam dan air mengakibatkan berkurangnya compliance pembuluh ini dan meningkatnya tahanan perifer.2.Peningkatan hipertrofi mengakibatkan berkurangnya kepadatan kapiler per unit otot jantung bila timbul hipertrofi menjadi faktor utama pada stadium lanjut dan gambaran hemodinamik iniJadi faktor koroner pada hipertensi berkembang menjadi akibat penyakit meskipun tampak sebagai penyebab patologis yang utama dari gangguan aktivitas mekanik ventrikel kiri. (Arif Manjoer. 2001 : h 441)2.1.5Tanda dan GejalaPemeriksaan yang paling sederhana adalah palpasi hipertensi karateristik lama, untuk bertambah bila terjadi dibatasi ventrikel kiri iktusikordis bergerak kiri bawah, pada kultasi Pasien dengan hipertensi konsentri dapat ditemukan 5 bila sudah terjadi jantung didapatkan tanda-tanda rusiensi mitra velature. (Arif Mansjoer. 2001 : h 442)Pada stadium ini hipertensi, tampak tanda-tanda rangsangan sipatis yang diakibatkan peningkatan aktivitas system neohormonal disertai hipertomia pada stadium, selanjutnya mekanisme kopensasi pada otot jantung berupa hiperpeuti. (Arir Mansjoer. 2001 : h 442)Gambaran klinis seperti sakit kepala adalah serta gejala gangguan fungsi distolik dan peningkatan tekanan pengsien ventrikel walaupun fungsi distolik masih normal, bila berkembang terus terjadi hipertensi eksentri dan akhirnya menjadi dilarasi ventrikel kemudian gejal banyak datang. Stadium ini kadang kala disertai dengan sirkulasi ada cadangan aliran darah ovoner dan makin membentuk kelaianan fungsi mekanik/pompa jantung yang selektif. (Mansjor, 2001 : h 442)2.1.6KomplikasiOrgan-organ tubuh sering terserang akibat hipertensi antara lain masa berupa pendarahan vetria, bahkan gangguan pada penglihatan sampai kebutahan, gagal jantung, pecahnya darah otak. (Arif Mansjoer, 2001)2.1.7PenatalaksanaanPengbobatan dirujukan untuk menurunkan tekanan darah menjadi normal, pengobatan jantung karena hipertensi, mengurangi morbilitas dan moralitas terhadap penyakit kardiovascular dan menurunkan faktor resiko terhadap penyakit kardiovascular semaksimal mungkin.Untuk menurunkan tekanan darah, dapat ditujukan 3 faktor fisiologis yaitu : menurunkan isi cairan intravascular dan non darah dengan neolistik menurunkan aktivitas susunan saraf simpatis dan respon kardiovascular terhadap rangsangan tahanan prifer dengan obat vasediator. (Arif Manjoer, 2001)2.1.8Pencegahan1.Berhenti merokok secara total dan tidak mengkonsumsi alkohol2.Melakukan antisipasi fisik secara teratur atau berolaraga secara teratur dapat mengurangi ketegangan pikiran (strees) membantu menurunkan berat badan, dapat membakar lemak yang berlebihan.3.Diet rendah garam atau makanan, kegemukan (kelebihan berat badan harus segera di kurangi)4.Latihan ohlaraga yang dapat seperti senam aerobic, jalan cepat, dan bersepeda paling sedikit 7 kali dalam seminggu.5.Memperbanyak minum air putih, minum 8- 10 gelas/ hari.6.Memeriksakan tekanan darah secara normal / berkala terutama bagi seseorabg yang memiliki riwayat penderita hipertensi.7.Menjalani gaya hidup yang wajar mempelejari cara yang tepat untuk mengendalikan stress.(Bambang Sadewo, 2004)2.1.9PengobatanJenis-jenis pengobatan1.Arti hipertensi non FarmokologisTindakan pengobatan supparat, sesuai anjuran dari natural cammitoe dictation evalution treatmori of high blood preasurea.Tumpukan berat badan obesitasb.Konsumsi garam dapurc.Kurangi alkohold.Menghentikan merokoke.Olaraga teraturf.Diet rendah lemak penuhg.Pemberian kalium dalam bentuk makanan sayur dan buah2.Obat anti hipertensia.Dioverika, pelancar kencing yang diterapkan kurangin volume inputb.Penyakit beta (B.Blocker)c.Antoganis kalsiumd.Lanbi ACE (Anti Canvertity Enzyine)e.Obat anti hipertensi santral (simpatokolim)f.Obat penyekar beng.Vasodilatov(Arif Mansjoer, 2001, 522)3.Perubahan gaya hidupDilain pihak gaya hidup yang baik untuk menghindari terjangkitnya penyakit hipertensi dan berbagai penyakit digeneratif lainnya.Mengkurangi konsumsi garamMelakukan olaraga secara teratur dan dinamikMembiasakan bersikap dinamik seperti memilih menggunakan tangga dari pada limfaMenghentikan kebiasaan merokokMenjaga kestabilan BBMenjauhkan dan menghindari stress dengan pendalaman angka sebagai salah satu upayahnya.2.1.10Pemeriksaan penunjangPemeriksaan laboratorium rutin yang dilakukan sebelum melakukan terapi bertujuan menentukan adanya kerusakan organ dan faktor lain atau mencari penyebab hipertensi, biasanya diperiksa unaralis darah perifer lengkap kemih darah (kalium, natrium, kreatinin, gula darah puasa, kolestrol total, kolestrol HDI, dan EKG).Sebagai tambahan dapat dilakukan pemeriksaan lain seperti klirens kreatinin protein urine 24 jam, asam urat, kolestrol LDL, TSH dan ekokardiografi.(Mansjoer Arif,2000 : 49)2.2Asuhan KeperawatanAsuhan keperawatan adalah metode dimana suatu konsep diterapkan dalam praktek keperawatan. Hal ini biasanya disebut sebagai suatu pendekatan problem solving yang memerlukan ilmu teknik dan keterampilan interversional dan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan klien.(Iyert el, al, 1996)2.2.1PengkajianPengkajian adalah langkah pertama dari proses keperawatan melalui kegiatan pengumpulan data atau perolehan data yang akurat dapat pasien guna mengetahui berbagai permasalahan yang ada.(Aziz Alimul. 2009 : h 85)Adapun pengkajian pada pasien hipertensi menurut Doengoes, et al (2001) adalah1.Aktivitas istirahatGejala:Kelelahan umum, kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidupTanda:-Frekuensi jantung meningkat-Perubahan trauma jantung (takipnea)2.SirkulasiGejala:Riwayat hipertensi ateros klerosis, penyakit jantung koroner / katup dan penyakit screbiovakuolar, episode palpitasi, perpirasi.Tanda:-Kenaikan TD(pengukuran serial dan kenaikan TDdiperlukan untuk menaikkan diagnosis-Hipotensi postural (mungkin berhubungan dengan regimen otak)-Nada denyutan jelas dari karotis, juguralis, radialis-Denyut apical : Pm, kemungkinan bergeser dan sangat kuat-Frekuensi/irama : Tarikardia berbagai distrimia-Bunyi, jantung terdengar S2pada dasar S3(CHFdini) S4(pengerasan vertikel kiri / hipertrofi vertical kiri).3.Integritas egoGejala:Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi eufuria atau jarah kronis (dapat mengidentifikasi kerusakan serebral ) faktor-faktor inulhfel, hubungan keuangan yang berkaitan dengan pekerjaan.Tanda:Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontiniu perhatian, tangisan yang meledak, gerak tangan empeti otot muka tegang (khususnya sekitar mata) gerakkan fisik cepat, pernafasan mengelam peningkatan pola bicara.4.EliminasiGejala:Gangguan ginjal sakit ini atau yang lalu5.Makanan/CairanGejala:Makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi garam, tinggi lemak, tinggi kolestrol, mual, muntah, perubahan berat badan (meningkatkan/menurun) riwayat pengguna diuretik.Tanda:-Berat badan normal atau obesitas-Adanya edema (mungkin umum atau tertentu)-Kongestiva-Glikosuria (hampir 10% hipertensi adalah diabetik).6.NeurosensoriGejala:-Keluhan pening/pusing-Berdenyut, sakit kepala suboksipital (terjadi saat bangun dan menghilang secara spontan setelah beberapa jam)-Episode kebas dan kelemahan pada satu sisi tubuh-Gangguan penglihatan-Episode epistaksisTanda:-Status mental perubahan keterjagaan orientasi, pola isi bicara, efek, proses fikir atau memori.7.Nyeri/Ketidak nyamananGejala:-Angma (penyakit arteri koroner/keterlibatan jantung)-Nyeri hilang timbul pada tungkai/klaudikasi-Sakit kepala oksipital berat seperti yang pernah terjadi sebelumnya-Nyeri abdomen / massa8.PernapasanGejala:-Dispenea yang berkaitan dengan aktivitas kerja-Riwayat merokok, batuk dengan / tanpa seputumTanda:-Distres respirasi-Bunyi nafas tambahan-Sianosis9.KeamananGejala:-Gangguan koordinas / cara berjalan-Hipotesia pasturalTanda:-Frekuensi jantung meningkat-Perubahan trauma jantung (takipnea)10.Pembelajaran/PenyebabGejala:Faktor resiko keluarga : hipertensi, aterosporosis, penyakit jantung, DM2.2.2Diagnosa KeperawatanDiagnosa keperawatan merupakan keputusan klinis mengenai seseorang, keluarga atau masyarakat sebagai akibat dari masalah kesehatan atau proses kehidupan yang aktual atau potensial. (Aziz Alimul, 2009 : h 92)Nanda menyatakan bahwa diagnosa keperawatan adalah keputusan klinik tentang respon individu. Keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan aktual atau potensial. Sebagai dasar seleksi intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan sesuai dengan kewenangan perawat. Semua diagnosa keperawatan harus didukung oleh data. Dimana menurut Nanda diartikan sebagai defensial arakteristik definisi karakteristik tersebut dinamakan tanda dan gejala suatu yang dapat diobservasi dan gejala sesuai yang dirasakan oleh klien.Menurut Doengoes, et al (2001), diagnosa keperawatan yang mungkin ditemukan pada pasien dengan hipertensi adalah :1. Curah jantung, penurunan, resiko tinggi terhadap b/d peningkatan afterload, vasokontriksi, iskemia miokardia, hipertrofi d/d tidak dapat diterapkan adanya tanda-tanda dan gejala yang menetapkan diagnosis aktual2. Nyeri (akut), sakit kepala b/d peningkatan tekanan vaskuler selebral d/d melaporkan tentang nyeri berdenyut yang terletak pada regiu suboksipital. Terjadi pada saat bangun dan hilang secara spontan setelah beberapa waktu3. Intoleran aktivitas b/d kelemahan umum d/d laporan verbal tentang kelebihan atau kelemahan4. Nutrisi, perubahan lebih dari kebutuhan tubuh b/d masukan berlebihan dengan kebutuhan merabolik d/d berat badan 10%-20% lebih dari ideal untuk tinggi dan bentuk tubuh5. Koping, individual, infektif b/d krisis situasional/maturasional, perubahan hidup beragam d/d menyatakan ketidak mampuan untuk mengatasi atau meminta bantuan6. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi rencana pengobatan b/d kurang pengetahuan / daya ingat d/d menyatakan masalah, meminta informasi.2.2.3PerencanaanPerencanaan adalah proses penyusunan berbagai intervensi keperawatan yang dibutuhkan untuk mencegah, menghilangkan atau mengurangi masalah pasien.(Aziz Alimul. 2009 : h 106)Perencanaan keperawatan pada pasien dengan hipertensi menurut dongoes et al (2000) adalah :Diagnosa keperawatan ICurah jantung, penurunan, resiko tinggi terhadap b/d peningkatan afterload, vasokontruksi, iskemia miorkadia, hipertrofi b/d tidak dapat diterapkan adanya tanda-tanda dan gejala yang menetapkan diagnosis actual.Intervensi :Pantau TDCatat keberadaanAukultasi tonus jantung dan bunyi nafasBerikan lingkungan yang tenang, nyaman, kurang aktivitas/keributan lingkunganKolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapiRasionalisasiPerbandingan dari tekanan memberi gambaran yang lebih lengkap tentang keterlibatan/bidang masalah kaskulerMencerminkan efek dari kosakontraksi (peningkatan SVR 0 dan kongesti vena)Dapat mengidentifikasi kongesti paru sekunder terhadap terjadinya atau gagal jantung kronikAdanya pucat, dingin, kulit, lembab dan masa pengisian kapiler lambat mungkin keterkaitan dengan kosokentreksi atau mencerminkan kekomposisi/penurunan curah jantungDapat mengidentifikasi gagal jantung, kerusakan ginjal atau vaskulerMembantu untuk menurunkan rangsang simpatis meningkatkan relaksasiMenurunkan stress dan ketegangan yang mempengaruhi TP dan perjalanan penyakit hipertensiDapat menurunkan rangsangan yang menimbulkan stress, membuat efek tenang sehingga tak menurunkan TDKarena efek samping obat tersebut maka penting untuk menggunakan obat dalam jumlah penting sedikit dan dosis paling rendah.Diagnosa Keperawatan IINyeri (akut), sakit kepala b/d peningkatan tekanan vaskuler selebral d/d melaporkan tentang nyeri berdenyut yang terletak pada regium suboksipital. Terjadi pada saat bangun dan hilang secara spontan setelah beberapa waktu.Intervensi :Kajirespon pasien terhadap aktivitasBerikan dorongan untuk melakukan aktivitasInstruksikan pasien terhadap teknik penghematan energiRasionalisasi :Tekhnik menghemat energy, mengurangi penggunaan energy, membantu keseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigenKemajuan aktifitas berharap mencegah peningkatan kerja jantung tiba-tibaDiagnosa keperawatan IIIIntoleran aktivitas b/d kelemahan umum b/d laporan verbal tentang kelebihan atau kelemahan.Intervensi :Bicarakan pentingnya menurunkan masukan kalori dan batasi masukan lemak, garam dan gula sesuai indikasiTetapkan keinginan pasien menurunkan berat badanKaji ulang masukan kalori harian dan pilihan dietRasionalisasi :Meminimalkan stimulus / meningkatkan relaksasiTindakan yang menurunkan tekanan vaskuler serebral dan yang memperlambat / memblok respon simpatis efektif dalam menghilangkan sakit kepala dan komlikasinyaAktifitas yang meningkatkan vasokontriksi menyebabkan sakit kepala adanya peningkatan tekanan vaskuler serebralPusing dan penglihatan kabur sehingga b/d sakit kepalaMenurunkan / mengontrol nyeri dan menurunkan rangsang system saraf simfatisDapat mengurangi tegangan dan ketidak nyamanan yang diperberat.Diagnosa IVNutrisi perubahan lebih dari kebutuhan tubuh b/d masukan berlebihan dengan kebutuhan merabolik d/d berat badan 10%-20% lebih dari ideal untuk tinggi dan bentuk tubuh.Intervensi :Kaji keefektifan strategi koping dengan mengobservasi prilakuSaraf laporan gangguan tidurBantu pasien untuk mengidentifikasi sresor spesifik dan kemungkinan startegi untuk mengatasinyaDorong pasien untuk mengevaluasi prioitas tubuh.Rasionalisasi :Kegemukan adalah resiko tambahan pada tekanan darah tinggi karena disproporsi antara kapasitas aorta dan peningkatan curah jantung berkaitan dengan peningkatan masa tubuhKesalahan kebiasaan makanan menunjang terjadinya ateroskelrosis dan kegemukan yang merupakan preposisi untuk hipertensi dan komlikasinyaMotivasi untuk penurunan berat badan adalah internal, individu harus berkeinginan untuk menurunkan berat badan, bila tidak maka program sama sekali tidak berhasilMengindikasikan kekuatan/kelemahan dalam menentukan kebutuhan individu untuk penyesuaian / penyuluhanPenurunan masukan kalori seseorang sebanyak 50 kalori per hari secara teori dapat menurunkan BB 0,5 kg/hariMembantu untuk memfokuskan perhatian pada faktor mana pasien telah/dapat mengontrol perubahanPenting untuk mencegah perkembangan heterogenesisMemberikan konseling dan bantuan dengan memenuhi kebutuhan diet individual.Diagnosa VKoping, individual, infektif b/d krisis situasional / maturasional, perubahan hidup beragam d/d menyatakan ketidak mampuan untuk mengatasi atau meminta bantuan.Intervensi :Kaji kesiapan dan hambatan dalam belajarTetapkan dan nyatakan batas Hd normalBantu pasien untuk mengidentifikasi faktor-faktor resiko kardiovaskularBahan pentingnya menghentikan merokokRasionalisasi :Mekanisme adaptif perlu untuk mengubah pola hidup seseorang mengatasi hipertensi klanik menginterasikan tetapi yang diharuskan ke dalam kehidupan sehari-hariManifestasi mekanisme koping maladaftif mungkin merupakan indicator yang ditekan dan diketahui telah menjadi penentu utama TD distolikFokus perhatian pasien pada realitas situasi yang ada relative terhadap pandangan pasien tentang apa yang diinginkanPerubahan yang perlu harus diprioritaskan secara realistik untuk menghindari rasa yang tidak menentu dan tidak berdaya.Diagnosa keperawatan IVKurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi rencana pengobatan b/d pengetahuan / daya ingat d/d menyatakan masalah, menerima informasiIntervensi :Bela penguatan pentingnya kerjasama dalam regimen pengobatan dan mempertahankan perjanjian tindak lanjutJelaskan tentang obat yang diresep bersamaan dengan rasionalSarankan untuk sering mengubah posisi, olaraga kaki saat baringRasionalisasi :Bila pasien tidak menerima realities bahwa membutuhkan pengobatan kontinyu, maka perubahan perilaku tidak akan dipertahanakanPemahaman bahwa TD tinggi dapat terjadi tanpa gejala adalah ini untuk memungkinkan pasien melanjutkan pengobatan meskipun ketidak merasa sehatFaktor-faktor ini telah menunjukkan hubungan dalam menunjang hipertensi dan penyakit kardiovaskularNikotin meningkatakan pelepasan katekolomamin, mengakibatkan peningkatan frekwensi jantung, TD fasokontriksi, mengurangi oksigenasi jaringan dan meningkatkan beban kerja miokardium.(Doengoes et al, 2001 : 41-49)2.2.4ImplementasiImplementasi adalah proses keperawatan dengan melaksanakan berbagai strategis keperawatan (tindakan keperawatan) yaitu telah direncanakan. (Aziz Alimuml. 2001 : h 11)Tujuan dari pelaksanaan adalah membantu klien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang mencakup peningkatan kesehatan pencegahan penyakit. Pemulihan kesehatan dan mempasilitas koping perencanaan tindakan keperawatan akan dapat dilaksanakan dengan baik. Jika klien mempunyai keinginan untuk berpatisipasi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan selama tahap pelaksanaan perawat terus melakukan pengumpulan data dan memilih tindakan perawatan yang paling sesuai dengan kebutuhan klien tindakan.Adapun implementasi pada pasien hipertensi adalah :Diagnosa keperawatan I :Memantau TDMencatat keberadaanAukultasi tonus jantung dan bunyi nafasMemberikan lingkungan yang tenang, nyaman, kurang aktivitas / keributan lingkunganBerkolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapiDiagnosa keperawatan II :Mengkaji respon pasien terhadap aktivitasMemberikan dorongan untuk melakukan aktivitasMengintruksikan pasien terhadap teknik penghematan energyDiagnosa keperawatan III :Membicarakan pentingnya menurunkan masukan kalori dan batasi masukan lemak, garam dan gula sesuai indikasiMenetapkan keinginan pasien menurunkan berat badanMengkaji ulang masukkan kalori harian dan pilihan dietDiagnosa keperawatan IVMengkaji keefektifan strategi koping dengan mengobservasi prilakuMencatat laporan gangguan tidurMembantu pasien untuk mengidentifikasi stesor spesifik dan kemungkinan strategi untuk mengatasinyaMendorong pasien untuk mengevaluasi prioritas tubuhDiagnosa keperawatan VMengkaji kesiapan dan hambatan dalam belajarMenetapkan dan nyatakan batas Hd normalMembantu pasien untuk mengidentifikasi faktor-faktor resiko kardiovaskulerMembahas pentingnya menghentikan merokokDiagnosa keperawatan VI :Memberi penguatan pentingnya kerjasama dalam regimen pengobatan dan mempertahankan perjanjian tindak lanjutMenjelaskan tentang obat yang diresep bersamaan dengan rasionalMenyarankan untuk sering mengubah posisi, olaraga kaki saat baring2.2.5EvaluasiEvaluasi adalah tahap terakhir proses keperawatan dengan cara menilai sejauh mana tujuan diri rencana keperawatan tercapai atau tidak. (Aziz Alimul. 2009 : hi 12)Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan. Hal ini dapat dilaksanakan dengan mengadakan hubungan dengan klien berdasarkan respon klien terhadap tindakan keperawatan yang diberikan sehingga perawat dapat mengambil keputusan:1.Mengakhiri tindakan keperawatan (klien telah mencapai tujuan yang ditetapkan)2.Memodifikasi rencana tindakan keperawatan (klien memerlukan waktu yang lebih lama untuk mencapai tujuan)(lyer, at al, 1996)Adapun evaluasi keperawatan pada pasien dengan hipertensi adalah :Diagnosa IBerpatisipasi dalam aktivitas yang menurunkan Td beban kerja jantungMempertahankan Td dalam rentang individu yang dapat diterimaMemperlihatkan irama dan frekuensi jantung stabil dalam rentang normal pasienDiagnosa IIBerpatisipasi dalam aktivitas yang diinginkan/diperlukanMelaporkan tindakan dalam toleransi aktivitas yang dapat diukurMenunjukkan penurunan dalam tanda intoleransi fisiologiDiagnosa IIIMelaporkan nyeri / ketidak nyamanan hilang / terkontrolMengungkan metode yang memberikan penguranganMengikuti reqman farmokologi yang diresepkanDiagnosa IVMengidentifikasi hubungan antara hipertensi dan kegemukanMenunjukkan perubahan pola makanMelakukan / mempertahankan program olaraga yang tepat seacar individualDiagnosa VMengidentifikasi prilaku koping efektif konsekuensinyaMendemontrasikan penggunaan keterampilan / metode koping efektifDiagnosa VIMenyatakan pemahaman tentang proses penyakit dan regimenMempertahankan Td dalam perimeter normalBABIIITINJAUAN KASUS3.1Pengkajian3.1.1Identitas Pasiena.Identitas PengkajianNama:Tn.MJenis Kelamin:Laki-lakiUmur:60 TahunStatus Perkawinan:KawinAgama:IslamPendidikan:SMAPekerjaan:PensiunAlamat:Jln.Sederhana Gg.Sempurna Kec.Binjai SelatanTanggal Masuk:16 April 2012No.Register:06-46-47Ruangan/Kamar:Mengkudu (K2B2)Golongan Darah:OTanggal Pengkajian:17 April 2012Tanggal Operasi:-Diagnosa Keperawatan:Hipertensib.Penanggung JawabNama:Tn.DHubungan dengan Pasien:anakPekerjaan:PNSUmur:25 TahunAlamat:Jln.Sederhana Gg.Sempurna Kec.Binjai Selatan3.1.2Keluhan UtamaPasien datang kerumah sakit, mengatakan kapala pusing, nyeri pada tungkai, sakit kepala disertai leher terasa tegang dan kaku.3.1.3Riwayat Kesehatan SekarangPasien dirawat dirumah sakit umum Dr.Rm Djoelham di ruangn mengkudu dengan keluhan kepala pusing, nyeri pada ulu hati, leher dan tengkuk terasa tegang, pasien mengatakan sulit beraktivitas.3.1.4Riwayat Masa LaluPasien pernah dirawat dirumah sakit selama 4 hari pada tahun 1987 dengan kasus yang sama, pasien dirawat dan diberi obat untuk proses penyembuhan3.1.5Riwayat Kesehatan KeluargaRiwayat kesehatan dari keluarga bahwa penyakit hipertensi yang diderita pasien adalah faktor keturunan dari ibu karena sebelum pasien menderita hipertensi ibu pasien juga pernah menderita hipertensi, ibu pasien meninggal dengan riwayat penyakit hipertensi.3.1.6Riwayat Keadaan PsikososialPasien mempergunakan bahasa Indonesia, presepsi terhadap penyakitnya, pasien sangat optimis untuk cepat sembuh dan pasien selalu berharap dan berdoa kepada Allah SWT, pasien memilki hubungan yang sangat baik dengan keluarga dan saudara.Genogram

Keterangan:

:Laki-laki

:Perempuan

:Laki-laki exit (meninggal)

:Perempuan exit (meninggal)

:Tinggal satu rumah

:Hubungan / pertalian keluarga

:Penderita / pasienDari keterangan genogram diatas orangtua pasien keduanya sudah meninggal, orang tua laki-laki pasien meninggal karena terserang penyakit kanker hati, sedangkan ibu pasien meninggal karena penyakit hipertensi, dari hasil perkawinan ke-2 orangtua pasien terdapat 10 jumlah saudara pasien, dari kesepuluh jumlah saudara kandung pasien tersebut dirinci sebagai beriku : anak pertama perempuan, dan anak kedua perempuan, kedua anak perempuan tersebut meninggal karena menderita penyakit kanker rahim. Kemudian anak ketiga laki-laki adalah pasien yang menderita penyakit hipertensi yang dirawat dirumah sakit umum Dr.RM.Djoelham. Anak keempat perempuan, anak kelima adalah laki-laki dan meninggal karena penyakit stroke, anak keenam laki-laki, anak ketujuh laki-laki, anak kedelapan laki-laki, anak kesembilan laki-laki dan anak kesepuluh perempuan. Anak kesepuluh ini meninggal karena menderita penyakit stroke.Pasien menikah dan mempunyai tiga orang anak, yang pertama laki-laki yang sudah menikah, anak kedua perempuan dan anak ketiga perempuan, mereka tinggal dalam satu rumah terkecuali anak pertama yang sudah berumah tangga. Sementara riwayat sang istri pasien, kedua orang tuanya itu sudah meninggal dan orang tua laki-laki dari istri meninggal dikarenakan menderita penyakit kanker hati. Jumlah saudara istri pasien ada delapan, belum ada yang meninggal dari delapan saudara pasien tersebut.3.1.7Pemeriksaan FisikTD:170/100 mmHgPols:90 x/iRR:22 x/iTemp:350cKeadaan umum:LemahPenampilan:Pasien kurang rapi dan bersihKesadaran:Compos mentis (conscious) yaitu kesadaran normal (dengan prevalensi 15) sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua pertanyaan tentang keadaannyaTB:178 cmBB:94 KgCiri Tubuh:Gemuk3.1.8Pengkajian Pola Fungsionala.KepalaBentuk kepala bulat, rambut hitam lurus kulit kepala bersih tidak terdapat ketombeb.PenglihatanBaik, tidak ada ikterus, konjungtiva tidak anemis pupil isokor dan slekta baik tidak dijumpaic.PenciumanBentuk dan posisi, anatomis tidak dijumpai kelainan dapat membedakan bau-bauand.PendengaranPendengaran baik serumen ada dalam batas normal tidak ada dijumpai adanya peradangan dan pendarahane.MulutTidak ada masalah pada rongga mulut, gigi bersih, tidak ada pendarahan maupun peradanganf.PernafasanTidak ada masalah pada frekuensi dan irama pernafasang.JantungFrekwensi denyut jantung dibawah normal 100x/i, bunyi jantung berirama, tidak adanya dijumpai nyeri pada dadah.AbdomenPada abdomen tidak dijumpai kelainan begitu juga pada palpasi hepari.Ekstremilasipasien mengatakan susah menggerakkan kedua kakinya dan pasien sulit beraktivitas, semua aktivitas pasien dibantu oleh keluarga dan perawatj.Pola Kebiasaan1.NutrisiSebelum masuk Rumah Sakit pola makan biasa3 x 1 hari, makanan kesukaanyang berlemak, sedangkan makanan pantangan tidak ada.Sesudah masuk Rumah Sakit pola makan 3 x 1 hari. Porsi yang disajikan habis 1/3 porsi dengan diet M2, pasien dilarang makan makanan yang banyak mengandung minyak dan lemak.2.EliminasiBAB:Sebelum masuk Rumah Sakit BAB 2 x 1 hari dengan konsistensi lembekSesudah masuk Rumah Sakit BAB 1 x 1 hari dengan konsistensi lembekBAK:Sebelum masuk Rumah Sakit BAK 5-6 x sehariSesudah masuk Rumah Sakit BAK 4-5 x sehari3.Pola IstirahatSebelum masuk Rumah Sakit pasientidur malam+8 jam dan tidur siang+1-2 jam,Sesudah masuk Rumah Sakit tidur malam hanya+2 jam pada siang hari pasientidak bisa tidur karena suasana yang tidak tenang, kurang nyaman, sehingga klien tampak kusam dan pucat.4.Pola AktivitasPada aktivitas sebagai kepala rumah tangga yang tiap waktu sedikit dirumah dan jumlah jam kerja yang tiada henti, istirahat yang hanya sebentar adanya hospitalisasi suasana dirumah sakit tidak terlaksana optimal karena badrest5.Personal HygineSebelum masuk Rumah Sakit pasienmandi 3 x sehari, cuci rambut 2 hari sekali kulit kepala bersih, sikat gigi 2 x sehari.6.TherapyInfus RL: 20 gtt/iFurosemide: 1 amp/12 jamAmlodepine: 2 x 10 mgDulculax syrp: 3 x 1Cotrimoxazole: 3x4 80 mgB.Laxadine: 3x1Ludios: 2x1Sohobion: 2x13.1.9Data PenunjangAdapun data penunjang dapat dilihat dari hasil laboratoriun sebagai berikut :NoKimia DarahHasilNormalUnit

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11Bil.total

Bil.Direk

SGOT

SGPT

Ureum

Kreatinim

Uric acid

Cholesterol total

Mglyceride

HDL

LDL1,35

0,59

30,5

38,4

27,2

1,08

7,8129

93

38

72