diabetes dan hipertensi

79
Diabetes Dan Hipertensi

Upload: hafiz-ansari

Post on 11-Nov-2015

45 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Universitas Muhammadiyah Malang

TRANSCRIPT

Diabetes dan hipertensi

Diabetes Dan Hipertensi

KELOMPOK GENAP

1.DEFINISI DIABETES MELITUSDiabetes mellitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat disebabkan oleh gangguan atau defisiensi produksi insulin oleh sel-sel beta Langerhans kelenjar pankreas, atau disebabkan oleh kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin (WHO, 1999). This is a disorder of glucose metabolism that results from an absolute or relative lack of insulin and of complications that include accelerated atherosclerosis, retinopathy, nephropathy, and neuropathy. The interrelationship between the glucose intolerance and the vascular disease has not been defined clearly. ( remington halaman 1125)

2.PATOFISIOLOGI DIABETESPada diabetes tipe satu terdapat ketidakmampuan untuk menghasilkan insulin karena sel-sel beta pankreas telah dihancurkan oleh proses autoimun. Hiperglikemiaterjadi akibat produkasi glukosa yang tidak terukur oleh hati. Di samping itu glukosa yang berasal dari makanan tidak dapat disimpan dalam hati meskipun tetap berada dalam darah dan menimbulkan hiperglikemia posprandial (sesudah makan)

Jika konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi maka ginjal tidak dapat menyerap kembali semua glukosa yang tersaring keluar, akibatnya glukosa tersebut muncul dalam urin (glukosuria). Ketika glukosa yang berlebihan di ekskresikan ke dalam urin, ekskresi ini akan disertai pengeluaran cairan dan elektrolit yang berlebihan. Keadaan ini dinamakan diuresis osmotik. Sebagai akibat dari kehilangan cairan berlebihan, pasien akan mengalami peningkatan dalam berkemih (poliuria) dan rasa haus (polidipsia)

Defisiensi insulin juga akan menggangu metabolisme protein dan lemak yang menyebabkan penurunan berat badan. Pasien dapat mengalami peningkatan selera makan (polifagia), akibat menurunnya simpanan kalori. Gejala lainnya mencakup kelelahan dan kelemahan. Dalam keadaan normal insulin mengendalikan glikogenolisis (pemecahan glukosa yang disimpan) dan glukoneogenesis (pembentukan glukosa baru dari dari asam-asam amino dan substansi lain), namun pada penderita defisiensi insulin, proses ini akan terjadi tanpa hambatan dan lebih lanjut akan turut menimbulkan hiperglikemia. Disamping itu akan terjadi pemecahan lemak yang mengakibatkan peningkatan produksi badan keton yang merupakan produk samping pemecahan lemak Badan keton merupakan asam yang menggangu keseimbangan asam basa tubuh apabila jumlahnya berlebihan. Ketoasidosis yang diakibatkannya dapat menyebabkan tanda-tanda dan gejala seperti nyeri abdomen, mual, muntah, hiperventilasi, nafas berbau aseton dan bila tidak ditangani akan menimbulkan perubahan kesadaran, koma bahkan kematian.

DIABETES TIPE IIterdapat dua masalah utama yang berhubungan dengan insulin yaitu resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin. Normalnya insulin akan terikat dengan reseptor khusus pada permukaan sel. Sebagai akibat terikatnya insulin dengan resptor tersebut, terjadi suatu rangkaian reaksi dalam metabolisme glukosa di dalam sel. Resistensi insulin pada diabetes tipe II disertai dengan penurunan reaksi intrasel ini. Dengan demikian insulin menjadi tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa olehjaringan.

3.ETIOLOGI DIABETESDiabetes MelitusUmumnya diketahui karena Kekurangan insulin adalah penyebab utama dan faktor herediter memegang peranan pentingInsulin dependent diabates mellitusSering terjadi pada usia 30 tahun yang ditandai dengan adanya hiperglikemia. Faktor genetik dan lingkungan merupakan faktor pencetus IDDM. Virus dan mikroorganisme seperti coxsackie virus B dan streptococcus juga memegang peranan penting penyebab terjadinya DM.

b. Non insulin dependent diabetes mellitusFaktor herediter memainkan peran yang sangat besar. Riset melaporkan bahwa obesitas salah satu faktor determinan terjadinya NIDDM. Faktor resiko dapat dijumpai pada kelainan riwayat keluarga menderita DM adalah resiko yang besar. Pencegahan utama adalah mempertahankan berat badan ideal. Pencegahan sekundernya berupa program penurunan berat badan,olahraga, dan diet. Oleh karena DM tidak selalu dapat dicegah maka sebaiknya sudah dideteksi pada tahap awal tanda-tanda atau gejala yang ditemukan adalah kegemukan. Perasaan haus yang berlebihan, lapar, diuresis, dan kehilangan berat badan, bayi lahir lebih dari berat badan normal, memiliki riwayat keluarga DM, usia di atas 40 tahun, bila ditemukan peningkatan gula darah.

4.OBAT DIABETESINSULINMekanisme kerja : insulin menurunkan kadar gula dalam darah dengan menstimulasi pengambilan glukosa perifer dan menghambat produksi glukosa hepatikIndikasi : DM Tipe 1,DM tipe 2 yang gula darahnya tidak dapat dikendalikan dengan diet dan antidiabetik oral ,DM dengan berat badan yang menurun cepat , DM dengan komplikasi akut , DM pasca bedah pankreas,ketoasidosis dan koma hiperosmolar ,DM dengan kehamilanPeringatan : kadar gula rendah dipantau Interaksi obat : sejumlah obat dapat meningkatkan atau menurunkan efek hipoglikemik , penyesuaian dosis insulin harus dilakukan jika digunakan bersamaan dengan obat dibawah ini Efek samping : hipoglikemia , reaksi alergi Sediaan beredar : actrapis HM ,Insulatard HM , penfil,monotard HM, mixtard ,protamin zinc sulfatData farmakokinetik : waktu paruh insulin pada orang normal sekitar 5- 6 menit dan memanjang pada pasien DM yang membentuk antibodi terhadap insulin . Hormon ini dimetabolisme terutama di hati ,ginjal , dan otot mengalami filtrasi di ginjal ,kemudian diserap kembali di tubulus ginjal yang juga merupakan tempat meabolismenya .gangguan fungsi ginjal yang berat lebih berpengaruh terhadap kadar insulin di darah dibandingkan gangguan fungsi hati

-Obat yang menurunkan efek hipoglikemik insulin : kontrasepsi oral, kortikosteroid,siklofosfamid,danazol ,dekstritirosin , diazokida, diltiazem,diuretika ,dobutamin ,epinefrin ,nikotin , fenotiazin ,fenitoin ,progesteron ( kontrasepsi oral) ,inhibitor protease,somatropin,terbutalin,diuretik thiazid,hormon tiroid-Obat yang meningkatkan efek hipoglikemik insulin : ACE inhibitor ,alkohol , anabolik steroid , antidibetika oral , beta bloker , kalsium ,klorokuin , klofibrat ,klonidin ,disopiramid ,fluoksetin , fibrat ,guanetidi ,lithium karbonat , MAO inhibitor ,mebendazol ,pentamidin , pentoksifilin ,fenilbutazon ,propoksifen , piridoksin ,salisilat ,analog somatostatin ,sulfin pirazon , sulfonamida tetrasiklin

Golongan SulfonilureaMekanisme kerjaSering disebut insulin secretagogues, kerjanya merangsang sekresi insulin dari granul-granul sel beta langerhans pancreas. Rangsangannya melalui interaksinya dengan ATP-sensitive K Channel pada membrane sel-sel yang menimbulkan depolarisasi membrane dan keadaan ini akan membuka kanal Ca. Dengan terbukanya kanal Ca maka ion Ca akan masuk ke sel , merangsang granula yang berisi insulin dan akan terjadi sekresi insulin dengan jumlah yang ekuivalen dengan peptide-C. Selain itu, sulfonylurea dapat mengurangi klirens insulin di hepar. 1 Pada penggunaan jangka panjang atau dosis yang besar dapat menyebabkan hipoglikemia. Nama ObatGlibenklamidKomposisiglibenclamide 2.5mgBNFDosis5 mg setiap hari setelah makan; max . 15 mg setiap hariBNFIndikasiDiabetes tipe 2BNFKontra IndikasiSulfonilurea harus dihindari jika mungkin di hati berat dan ginjal penurunan dan porfiria . Mereka tidak harus digunakan saat menyusui dan terapi insulin harus diganti selama kehamilan. Sulfonilurea yang kontra - ditunjukkan dengan adanya ketoasidosis

BNFEfek SampingEfek samping dari sulphonylureas umumnya ringan dan jarang dan termasuk gangguan gastro -intestinal seperti mual , muntah , diare dan sembelit .BNFPerhatianPerhatian bagi mereka dengan gangguan hati dan ginjal ringan sampai sedang karena bahaya hipoglikemia .BNFInteraksiObat yang dapat meningkatkan ririko hipoglikemia saat penggunaan sulfonylurea adalah insulin, alcohol, fenformin, kloramfenikol, anabolic steroid, fenfluramin dan klofibrat.BNFNamaChlorpropamidKomposisiChlorpropamid 250 mg 500 mgDosisDewasa: Dosis awal : PO 250 mg / hari dosis tunggalA to ZIndikasiTambahan untuk diet untuk menurunkan glukosa darah pada pasien dengan diabetes mellitus non -insulin-dependent ( tipe II ) yang hiperglikemia tidak dapat dikontrol oleh diet saja . Unlabeled use: Kontrol diabetes insipidus neurogenikA to ZKontra indikasiHipersensitif terhadap sulfonilurea ; diabetes rumit oleh ketoasidosis dengan atau tanpa koma ; Terapi tunggal untuk ( tipe I ) diabetes mellitus insulin - independen ; diabetes saat rumit oleh kehamilan.A to ZEfek SampingSSP : Pusing ; vertigo . Gangguan GI ( misalnya , mual , kepenuhan epigastrium , mulas )A to ZPerhatianKehamilan : Kategori C. Insulin dianjurkan untuk mempertahankan kadar glukosa darah selama kehamilanA to Zinteraksiantikoagulan, kloramfenikol, metildopa , inhibitor MAO, fenilbutazon , probenecid , salisilat , sulfonamida , antidepresan trisiklikA to ZNamaGlimepirideKomposisiGlimepiride 1-8 mgDosisDEWASA : PO 1 sampai 2 mg dengan sarapan atau makanan utama A to ZIndikasiTambahan untuk diet dan latihan dalam penderita diabetes tipe II yang hiperglikemia tidak dapat dikontrol dengan diet dan olahraga saja ; dalam kombinasi dengan insulin untuk penderita diabetes tipe II dengan kegagalan sekunder untuk sulfonilurea oral.A to ZKontra indikasiHipersensitif terhadap sulfonilurea ; ketoasidosis diabetes dengan atau tanpa komaA to ZEfek SampingGI : Mual ; muntah ; nyeri gastrointestinal ; diareA to ZPerhatianKehamilan : Kategori C. Insulin dianjurkan untuk mempertahankan kadar glukosa darah selama kehamilanA to ZInteraksiAlkohol : Menghasilkan reaksi disulfiram - seperti ( kemerahan pada wajah , sakit kepala , sesak napas ) . Kloramfenikol , clofibrate , fenfluramine , antagonis histamin H2 , miconazole , inhibitor monoamine oxidase , probenesid , salisilat , sulfinpirazon , sulfonamid , antidepresan trisiklik A to ZNamaGlipizideKomposisi2,5-20mgDosisDEWASA : PO 5 mg / hari 30 menit sebelum sarapan . Dosis harus disesuaikan secara bertahap 2,5-5 mg / hari berdasarkan respon glukosa darahA to ZIndikasiTambahan untuk diet untuk menurunkan glukosa darah pada pasien dengan diabetes mellitus non -insulin-dependent ( tipe II ) yang hiperglikemia tidak dapat dikontrol dengan diet sajaA to ZKontraindikasiHipersensitif terhadap sulfonilurea ; diabetes rumit oleh ketoasidosis , dengan atau tanpa koma ; Terapi tunggal tergantung insulin ( tipe I ) diabetes melitus ; diabetes saat rumit oleh kehamilan.A to ZEfek sampingSSP : Pusing ; vertigo . Gangguan GI ( misalnya , mual , kepenuhan epigastrium , mulas ), diareA to ZPerhatianKehamilan : Kategori C. Insulin dianjurkan untuk mempertahankan kadar glukosa darah selama kehamilanA to ZinteraksiAlkohol : Menghasilkan reaksi disulfiram - seperti ( kemerahan pada wajah , sakit kepala , sesak napas ) . Androgen , kloramfenikol , fenfluramine , flukonazol , gemfibrozil , antagonis histamin H2 , garam magnesium , metildopa, antikoagulan oral , fenilbutazon , probenecid , salisilat , sulfinpirazon , sulfonamid , antidepresan trisiklik A to Z

Golongan BiguanidaDerivat biguanid mempunyai mekanisme kerja yang berlainan dengan derivat sulfonilurea, obat-obat golongan ini bekerja dengan cara mengurangi retensi insulin, sehingga glukosa dapat memasuki sel-sel hati, otot dan organ tubuh lainnya. Obat-obat yang termasuk golongan biguanid adalah Metformin, Phenformin dan Buformin (Silva, 2004).NamaMetforminKomposisiMetformin 500 mgISO vol 46 hal 269DosisDEWASA : Dosis awal : PO 500 mg bid , meningkat 500 mg q wk ( max , 2500 mg / hari dalam dosis terbagi)IndikasiTambahan untuk diet untuk menurunkan glukosa darah pada pasien dengan diabetes mellitus tipe 2 yang hiperglikemia tidak dapat dikontrol dengan diet sajaEfek samping GI : Diare ; mual ; muntah ; perut kembung ; perut kembung ; anoreksiaPerhatianKehamilan : Kategori B. Insulin dianjurkan untuk mempertahankan kadar glukosa darah selama kehamilan . Laktasi : UndeterminedKontra indikasiPenyakit ginjal atau disfungsi seperti yang disarankan oleh serum kreatinin > 1,5 mg / dL pada laki-laki atau > 1,4 mg / dL pada wanita atau abnormalInteraksialkohol mempotensiasi efek metformin pada metabolisme laktat . Obat kationik ( misalnya , amilorid , Digoxin , Quinidine ) Dapat meningkatkan konsentrasi serum metformin dengan bersaing untuk sekresi tubular . cimetidine Meningkatkan konsentrasi metformin serum . furosemide Dapat meningkatkan konsentrasi serum metformin ; metformin dapat mengurangi konsentrasi serum furosemide . Iodinasi Kontras Material Dapat menyebabkan gagal ginjal akut dan telah dikaitkan dengan asidosis laktat pada pasien yang menerima metformin . nifedipine Meningkatkan konsentrasi metformin serum

Alpha glucoside inhibitorObat ini termasuk kelompok obat baru, yang berdasarkan pada persaingan inhibisi enzim alpha-glukosidase di mukosa, duodenum sehingga penguraian polisakarida menjadi monosakarida menjadi terhambat. Dengan demmikian, glukosa dilepaskan lebih lambat dan absorpsinya kedalam darah juga kurang cepat, lebih rendah dan merata, sehingga memuncaknya kadar gula dalam darah dihindarkan. Kerja ini mirip dengan efek makanan yang kaya akan serat gizi. Tidak ada kemungkinan hipoglikemia dan terutama berguna pada penderita kegemukan, kombinasi dengan obat-obat lain memperkuat efeknya (Tjay, 2002).Mekanisme KerjaObat golongan inhibitor alfa glukosidase (Acarbose) mempunyai mekanisme kerja menghambat kerja enzim alfa glukosidase yang terdapat pada brush border dipermukaan membran usus halus. Enzim alfa glukosidase berfungsi sebagai enzim pemecah karbohidrat menjadi glukosa diusus halus. Dengan pemberian acarbose maka pemecahan karbohidrat menjadi glukosa di usus akan menjadi berkurang, dengan sendirinya kadar glukosa darah akan berkurang (Adam, JMF. 1997).FarmakokinetikMekanisme aksi dari a-Glukosidase inhibitor hanya terbatas dalam saluran cerna beberapa metabolit acarbose diabsorpsi secara sistemik dan diekskresikan melalui renal. Sedangkan sebagian besar miglitol tidak mengalami metabolisme.NamaAcarboseKomposisiAcarbose 60-300 mgDosis25 mg tid dengan dimulainya setiap makan . Meningkat 25 mg / dosis pada 4 sampai 8 minggu interval sesuai dengan respon sampai max berdasarkan respon glukosa darah ( max : 150 / hari jika < 60 kg ; 300 mg / hari jika > 60 kg ) .A to ZIndikasiPasien dengan NIDDM yang gagal terapi diet . Dapat digunakan sendiri atau dalam kombinasi dengan sulfonilureaA to ZKontra indikasiKetoasidosis diabetik ; sirosis ; penyakit radang usus ; ulserasi kolon ; Gangguan usus pencernaan atau penyerapan ; parsial atau kecenderungan untuk obstruksi usus ; kondisi yang mungkin memburuk sebagai akibat dari peningkatan produksi gas ususA to ZEfek sampingGI : Nyeri perut ; diare ; perut kembung . HEPA : Peningkatan transaminase serum jarang berhubungan dengan penyakit kuning.A to ZPerhatianKehamilan : Kategori B. Insulin dianjurkan untuk mempertahankan kadar glukosa darah selama kehamilan . Laktasi : UndeterminedA to ZinteraksiAbsorben usus ( misalnya , arang ) ; enzim pencernaan : Semoga menurunkan khasiat acarbose . Obat-obatan yang menghasilkan hiperglikemia ( misalnya , kortikosteroid , diuretik , persiapan tiroid )A to ZTiazolidindionSenyawa golongan tiazolidindion bekerja meningkatkan kepekaan tubuh terhadap insulin dengan jalan berikatan dengan PPAR (peroxisome proliferator activated receptor-gamma) di otot, jaringan lemak, dan hati untuk menurunkan resistensi insulin. Senyawa-senyawa TZD juga menurunkan kecepatan glikoneogenesisNamarosiglitazonKomposisiRosiglitazon 4-8 mgDosisDEWASA : PO Memulai terapi pada 4 mg sehari , diberikan sebagai dosis tunggal atau 2 dosis terbagi . Untuk pasien yang tidak merespon secara memadai , dosis dapat ditingkatkan sampai 8 mg sehari setelah 8 sampai 12 minggu terapiA to ZIndikasiMeningkatkan kontrol glikemik diabetes mellitus tipe 2 sebagai monoterapi sebagai tambahan untuk diet dan olahraga ; dalam kombinasi dengan metformin saat diet, olahraga , dan baik agen saja tidak menghasilkan kontrol glikemik yang memadai pada pasien dengan diabetes mellitus tipe 2A to ZKontraindikasiPertimbangan standarA to ZEfek sampingMeningkatkan berat badan akibat retensi airA to ZPerhatianKehamilan : Kategori C. Laktasi : belum ditentukan . Anak-anak : Keamanan dan kemanjuran tidak didirikan A to ZinteraksiSSP : Sakit kepala ; kelelahan . EENT : Sinusitis . GI : Diare . HEMA : Anemia ; menurun hematokrit ; menurun hemoglobin . Asam lemak bebas menurun ; : META hiperglikemia ; hipoglikemia ; peningkatan kolesterol total , LDL , dan HDLA to ZGOLONGAN SULFONIL UREASulfonilurea bekerja merangsang sekresi insulin pada pankreas sehingga hanya efektif bila sel beta pankreas masih dapat bereproduksi Contoh obat sulfonilurea :-klorpropamidIndikasi : NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes Militus ) ringan sedangKontraindikasi : wanita menyusui , profuria , dan ketoasidosisPeringatan :Penggunaanya harus hati-hati pada pasien usia lanjut ,gangguan fungsi hati dan ginjal Efek samping : Gejala saluran cerna dan sakit kepala .Gejala hematologik termasuk trombositopenia ,agranulotosis dan anemia aplastik dapat terjadi walau jarang sekali. Klorpropamid dapat meningkatkan anti diuretik hormon (ADH) dan dengan frekuensi sangat jarang dapat menyebabkan hiponatremia dan fotosensitivitas .hipoglikemia dapat terjadi bila dosis tidak tepat atau diet terlalu ketat.Sediaan beredar:diabenese pfizer ,tesmel phyto kemo agung-glikazidaIndikasi : NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes Militus )ringan sedangKontraindikasi ,peringatan ,interaksi ,dan efek samping :lihat klorpropamidSediaan beredar : diamicon senvier darya varia , glibet dankos ,GLICAB temp scan pacific,zumadiac prima hexal-glibenklamidSinonim :gliburidIndikasi : NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes Militus) ringan- sedangKontraindikasi , peringatan , interaksi ,dan efek samping : lihat klorpropamidSediaan beredar : abenon heroic,clamega emba megafarma,condiabet armoxindo , daonil aventis diacella rocella , eglucon boehringer manheimpharos,fimediab first medipharma.-Glipizid Inidikasi : NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes Militus) ringan sedang Kontraindikasi , peringatan , efek samping:lihat klorpropamidSediaan beredar : aldiab merk , glucotrol pfizer ,glyzid sunthi sepuri -glikuidon Indikasi : NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes Militus) ringan sedang Kontraindikasi , peringatan , efek samping:lihat klorpropamid Sediaan beredar : glunerim boehringer ingelheim-glimepiridInidikasi : NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes Militus) ringan sedangKontraindikasi , peringatan , efek samping:lihat klorpropamidSediaan beredar : amaryl aventis-tolbutamidInidikasi : NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes Militus) ringan sedangKontraindikasi , peringatan , efek samping:lihat klorpropamidSediaan beredar : recodiabet globalObat AOBAT BEfek yang terjadi DeskripsiAndrogen,antikoagulan,antifungi azol,kloramfenikol,klofibrat ,fenfluramin,flukonazol,gemfibrosil,antagonis histamin H2,garam magnesium,metildopa,inhibitor MAO , probenesid ,salisilat , sulfin pirazon ,sulfonamida,antidepresan trisiklik , pengasaman urin Betabloker,pemblok kanal kalsium,kolestiramin,kortikosteroi,diazoksid,estrogen,hidantoin,isoniazid ,asam nikotinat ,kontrasepsi oral ,fenotiazid , rifampisin, simpatomimetik ,diuretik thiazid ,agen tiroid , pembasa urinKarbon aktif

Spirofloksasin

Etanol KlorpropamidGliburidSulfonilurea Sulfonilurea

Sulfonilurea

SulfonilureaGliburidSulfonilureabarbiturat antikoagulanGlikosida digitalisPeningkatan efek sulfonilurea

Penurunan efek sulfonilurea

Penurunan efek sulfonilurea

Peningkatan efek sulfonilurea

Efek bervariasi

Peningkatan efek sulfonilurea

Peningkatan atau penurunan efek sulfonil urea

Peningkatan efek sulfonilurea Efek hipoglisemik berbagai mekanisme seperti penurunan metabolik hepatik , hambatan ekskresi renal,pengusiran dari ikatan protein,penurunan glukosa darah,perunahan metabolisme karbohidratEfek hipoglisemik menurun akibat berbagai mekanisme yaitu peningkatan ,metabolisme hepatik ,penurunan pelepasan insulin ,peningkatan ekskresi urin Karbon aktif mereduksi absorbsi sulfonilureaTerjadi poensiasi efek hipoglikemik

Etanol memperpanjang lama penurunan glukosa darah oleh glipizid Efek barbiturat diperpanjang pada uji dengan hewan Laporan menunjukkan bahwa efek kumarin dapat meningkat atau menurun jika bersamaan dengan gliburidKadar serum glikosida digitalis meningkat

Interaksi obat golongan sulfonilurea 29GOLONGAN BIGUANIDAMekanisme kerja : biguanida bekerja menghambat glukoneogenesis dan meningkatkan penggunaan glukosa di jaringandata farmakokinetik : bioavaibilitas absolut metformin IR 500 mg yang diberikan dalam kondisi puasa adalah sekitar 50-60%. Makanan menghambat metabolisme hepatik atau ekskresi melalui kantong empedu . waktu paruh eliminasi sekitar 17,6 jamcontoh obat : -Metformin hidroklorida Indikasi : NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes Militus) yang gagal dikendalikan dengan diet sulfonilurea, terutama pada pasien gemuk Kontraindikasi : gangguan fungsi ginjal atau hati ,predisposisi asidosis laktat , gagal jantung ,infeksi atau trauma berat ,dehidrasi ,alkoholisme , wanita hamil ,wanita menyusui Peringatan : Penggunaanya harus hati-hati pada pasien usia lanjut ,gangguan fungsi hati dan ginjal Efek samping : mual , muntah, anoreksia , dan diare yang selintas , asidosis laktat ,gangguan penyerapan vitamin b12Sediaan beredar : benofomis bernofarm , bestab yekatria ,diabex combhipar , eraphage guradian,formell alpharma .GOLONGAN TIZOLIDINDIONMekanisme kerja : meningkatkan sensitivitas insulin pada otot dan jaringan adiposa dan menghambat glukoneogenesis hepatik Contoh obat : -Pioglitazon Indikasi : hiperglikemia Kontraindikasi:hipersensitivitas terhadap pioglitazon Peringatan : hentikan terapi jika ditemukan gangguan hati ,gangguan jantung , kehamilanInteraksi obat : atovastatin dan ketokonazol mempengaruhi pioglitazon dan pioglitazon mempengaruhi atorvostatin . midazolam ,nifedipin , ,kontrasepsi oral Efek samping : udem , sakit kepala ,hipoglikemia ,mialgia , faringitis ,sinusitis ,gangguan gigi , infeksi saluran pernapasan atas Sediaan beredar : actos takeda pharmaceutical-rosiglitazonIndikasi : hiperglikemia Kontraindikasi: hipersensitif terhadap rosiglitazon Peringatan : hentikan terapi jika ditemukan gangguan hati , gangguan jantung , kehamilan Efe samping : nyeri punggung , sakit kepala , hiperglikemia,luka,sinusitis anemia ketika digunakan bersamaan dengan metformin ,udem ketika digunakan bersamaan insulinSediaan beredar : avandia glaxo smith klineGOLONGAN PENGHAMBAT ALFA GLUKOSIDASE Mekanisme kerja : akarbose bekerja menghambat alfa glukosidase sehingga mencegah penguraian sukrosa dan karbohidrat kompleks dalam usus halus , dengan demikian , agen ini akan memperlambat dan menghambat penyerapan karbohidratData farmakokinetik : konsentrasi plasma puncak akan bertahan 14-24 jam setelah konsumsi obat , sedangkan konsentrasi plasma puncak dari zat akif akan bertahan sekitar 1 jam . akarbose dimetabolisme di saluran cerna oleh bakteri intestinal dan enzim percenaan , fraksi metabolit ini diabsorbsi (34 % dari dosis) dan diekskresikan melalui urin .Contoh obat : -akarbose Indikasi :sebagai tambahan terhadap sulfonilurea atau biguanid pada DM yang tidak dapat dikendalikan dengan obat dan dietKontraindikasi : anak usia di bawah 12 tahun , wanita hamil ,wanita menyusui kolitis ulse-ratif obstruksi usus,gangguan fungsi hati , gangguan fungsi ginjal ,hernia ,riwayat transaminase hati perlu dimonitor Efek samping : flatulensi , diare ,perut kembung ,hepatitisSediaan beredar : glucobay bayer indonesia-miglitolIndikasi , kontraindikasi , efek samping : lihat akaboseSediaan beredar ; glyset(diindonesia belum ada )5.DEFINISI HIPERTENSIHipertensi adalah keadaan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg (Wilson L.M, 1995)Hypertension is defined as a systolic blood pressure (SBP) of greater than 140 or a diastolic blood pressure (DBP) of greater than 90 mmHg: an elevation of either SBP or DBP defines the presence of hypertension. (remington halaman 1101)

6.PATOFISIOLOGI HIPERTENSIMekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di pusat vasomotor, pada medula di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medula spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen.Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokontriktor. Individu dengan hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.

SELANJUTNYA..Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi. Medula adrenal mengsekresi epinefrin yang menyebabkan vasokontriksi. Korteks adrenal mengsekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapt memperkuat respon vasokontriktor pembuluh darah.Vasokontriksi yang mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal, menyebabkan pelepasan renin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal.Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intravaskuler. Semua faktor tersebut cenderung mencetus keadaan hipertensi. (Smeltzer, Bare, 2002)

ManulaPerubahan struktural dan fungsional pada sistem pembuluh darah perifer bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada lanjut usia. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat, dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup), mengakibatkan penurunan curah jantung dan peningkatan tahanan perifer (Smeltzer, Bare, 2002)

vasomotorImpuls ke ganglia simpatis neuron preganglion melepaskan asetilkolin merangsang pelepasan norepinefrin kontriksi pembuluh darah Vasokontriksimedula adrenal sekresi epinefrin sekresi kortisol dan steroid saraf simpatis merangsang respon emosi dan kelenjar adrenal renin lepasangiotensin 1angiotensin 2sekresi aldosteron retensi natrium dan airVol intra vaskuler

7.ETIOLOGI HIPERTENSIHipertensi merupakan suatu penyakit dengan kondisi medis yang beragam. Pada kebanyakan pasien etiologi patofisiologi-nya tidak diketahui (essensial atau hipertensi primer). Hipertensi primer ini tidak dapat disembuhkan tetapi dapat di kontrol. Kelompok lain dari populasi dengan persentase rendah mempunyai penyebab yang khusus, dikenal sebagai hipertensi sekunder. Banyak penyebab hipertensi sekunder; endogen maupun eksogen. Bila penyebab hipertensi sekunder dapat diidentifikasi, hipertensi pada pasien-pasien ini dapat disembuhkan secara potensial.

Hipertensi primer (essensial)Beberapa mekanisme yang mungkin berkontribusi untuk terjadinya hipertensi telah diidentifikasi, namun belum satupun teori yang tegas menyatakan patogenesis hipertensi primer ini. Hipertensi sering turun temurun dalam suatu keluarga, hal ini setidaknya menunjukan bahwa faktor genetik memegang peranan penting pada patogenesis hipertensi primer. Bila ditemukan gambaran bentuk disregulasi tekanan darah yang monogenik dan poligenik mempunyai kecenderungan timbulnya hipertensi essensial. Banyak karakteristik genetik dari gen-gen ini yang mempengaruhi keseimbangan natrium, tetapi juga di dokumentasikan adanya mutasi-mutasi genetik yang merubah ekskresi kallikrein urine, pelepasan nitric oxide, ekskresi aldosteron, steroid adrenal, dan angiotensinogen.

Hipertensi SekunderKurang dari 10% penderita hipertensi merupakan sekunder dari penyakit komorbid atau obat-obat tertentu yang dapat meningkatkan tekanan darah. Pada kebanyakan kasus, disfungsi renal akibat penyakit ginjal kronis atau penyakit renovaskular adalah penyebab sekunder yang paling sering. Obat-obat tertentu, baik secara langsung ataupun tidak, dapat menyebabkan hipertensi atau memperberat hipertensi dengan menaikkan tekanan darah.

8.OBAT HIPERTENSIACE-inhibitor-BlokerARBDeuretikAntagonis kalsium

Literatur obat yang digunakan DIH dan A to Z

8.1ACE inhibitorMekanisme kerja:Menghambat perubahan AI manjadi AII sehingga terjadi vasodilatasi dan penurunan sekresi aldosteron.Efek amping: batuk kering, hiperkalemia dllContoh obat: Kaptopril,Benazepril dll

KaptropilIndikasi :hipertensi; pengobatan gagal jantung, disfungsi ventrikel kiri setelah infark miokard, nefropati diabetik

Mekanisme kerjaMenghambat pembentukan AT I menjadi AT II, suatu vasokonstriktor kuat yang juga merangsang sekresi aldosteron. Hasil penurunan BP, retensi kalium, dan mengurangi reabsorpsi natrium.

Lteratur DIH & A to Z46DosisHipertensi: Oral: Awal: 12,5-25 mg 2-3 kali / hari; mungkin meningkat 12,5-25 mg / pada interval 1 sampai 2 minggu dengan dosis 50 mg 3 kali / hari. Maksimum: 150 mg 3 kali / hari. Tambahkan diuretik sebelum dosis dinaikan lebih lanjut.Biasa rentang dosis (JNC 7): 25-100 mg / hari dalam 2 dosis terbagiDiabetes nefropati: Oral: 25 mg 3 kali / hari. Dapat digunakan dengan terapi antihipertensi lain jika diperlukan untuk lebih menurunkan tekanan darah.

Literatur DIH47hipertensiDEWASA: PO: Dosis awal: 25 mg ; kemudian secara bertahap meningkatkan 1 sampai 2 minggu jika efek yang memuaskan tidak tercapai. Dosis umum: 25-150 mg. Dosis umum tidak melebihi 50 mg 3 kali sehari. Max dosis harian 450 mg.Hipertensi parahANAK: PO : 0,01-0,5 mg / kg / hari.Gagal JantungDEWASA: Dosis awal: PO 6,25-12,5 mg; kemudian titrasi dengan dosis harian yang biasa dalam beberapa hari ke depan. Genereally untuk digunakan dalam hubungannya dengan diuretik dan digitalis.Disfungsi ventrikel kiri setelah MIDEWASA: PO 6,25 mg 3 hari setelah MI; kemudian 12,5 mg tid dan 25 mg tid selama beberapa hari ke depan. Dosis Target: 50 mg tid selama beberapa minggu ke depan.

Literatur A to Z48Interaksi :Makanan: konsentrasi serum Captopril dapat menurun jika dikonsumsi dengan makanan. Penggunaan jangka panjang dari kaptopril dapat mengakibatkan kekurangan zinc yang dapat mengakibatkan penurunan persepsi rasa.Allopurinol: ACE Inhibitor dapat meningkatkan potensi reaksi alergi atau hipersensitivitas terhadap Allopurinol.Angiotensin II Receptor Blockers: Meningkatkan efek merugikan / efek toksik dari ACE Inhibitor. Risiko C: dilakukan pemantauan terapi.Antasida: Menurunkan konsentrasi serum ACE Inhibitor. Risiko C: dilakukan pemantauan terapi.

Literatur DIH49Efek samping :Yang sering terjadi hilangnya rasa ( kadang-kadang penciuman ), batuk kering dan exanthemaKontraindikasi :Hipersensitif terhadap kaptopril, dan semua golongan ACE inhibitor lain, atau komponen dari formulasi; angioedema yang berhubungan dengan pengobatan sebelumnya berinteraksi dengan ACE inhibitor.Perhatian :Operasi: Gunakan dengan hati-hati sebelum, selama, atau setelah operasi besar. Cardiopulmonary bypass, kehilangan darah intraoperatif atau vasodilatasi anestesi meningkatkan pelepasan endogen renin. Penggunaan ACE inhibitor perioperatif akan menumpulkan formasi angiotensin II dan dapat menyebabkan hipotensi.Kehamilan: ACEidapat menyebabkan cedera dan kematian bagi perkembangan janin bila digunakan pada trimester kedua dan ketiga. ACEi harus dihentikan sesegera mungkin setelah kehamilan terdeteksi.

Literatur DIH50Enalapril maleatIndikasi : Indikasi Pengobatan hipertensi dan CHF gejala dalam kombinasi dengan diuretik dan digitalis dan disfungsi ventrikel kiri asimtomatik setelah MI. Penggunaan berlabel (s): Pengobatan nefropati diabetik, hipertensi anak, dan hipertensi terkait dengan scleroderma krisis ginjal.Mekanisme kerja :menghambat angiotensin I-converting enzyme, mencegah konversi angiotensin I menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat. Konsekuensi klinis termasuk penurunan natrium dan retensi cairan, penurunan BP, dan peningkatan diuresis.

Literatur A to Z51Dosis :HipertensiDEWASA: PO dosis awal: 2,5-5 mg / hari. Biasa dosis pemeliharaan: 10 sampai 40 mg / hari dalam dosis tunggal atau dua kali sehari.Fungsi Penurunan ginjalDEWASA: PO Titrasi dosis ke atas sampai tekanan darah terkendali atau sampai dosis maksimum 40 mg / hari tercapai. Gunakan dosis awal 5 mg / hari jika fungsi ginjal normal dan gangguan ringan (Ccr> 30 ml / menit); 2,5 mg / hari pada gangguan ginjal sedang sampai berat (Ccr> 30 ml / menit); dan 2,5 mg pada hari dialisis pada pasien dialisis (menyesuaikan dosis pada hari-hari nondialysis berdasarkan respon tekanan darah).

Literatur A to Z52Gagal JantungDEWASA: PO dosis awal: bid 2,5 mg. Dosis umum: 2.5 sampai 20 mg / hari dalam 2 dosis terbagi (max 40 mg / hari). Titrasi dosis ke atas sebagai ditoleransi selama beberapa hari. Dosis harian max adalah 40 mg dalam dosis terbagi.Pasien Berisiko TinggiDEWASA: pasien hipertensi PO berisiko (misalnya, orang-orang dengan gagal jantung, hiponatremia, terapi diuretik dosis tinggi, diureses intensif baru atau peningkatan dosis diuretik, dialisis ginjal, atau volume berat atau penipisan garam etiologi ada) memiliki potensi untuk sangat hipotensi respon. Memulai terapi di bawah pengawasan medis sangat dekat. Dosis awal harus 0,625 mg diberikan IV selama periode 5 minuts dan perferably lagi (hingga 1 jam).Disfungsi ventrikel kiriDEWASA: PO dosis awal: bid 2,5 mg. Titrasi untuk target dosis harian 20 mg dalam dosis terbagi.

Literatur A to z53Efek samping :CV: Nyeri dada; infark miokard; hipotensi; angina; hipotensi ortostatik; takikardia. SSP: Sakit kepala; vertigo; pusing; kelelahan; asthenia. Derm: Ruam; fotosensitifitas. GI: Mual; sakit perut; muntah; diare. Infeksi saluran kemih. Interaksi :Allopurinol: risiko lebih besar dari hipersensitivitas mungkin dengan pemberian bersamaan. Antasida: bioavailabilitas Enalapril mungkin akan menurun. Pisahkan kali pemberian dengan 1 sampai 2 jam.

Literatur A to Z54Perhatian:Kehamilan: Kategori D (trimester kedua dan ketiga); Kategori C (trimester pertama). Laktasi: diekskresikan dalam ASI. Angioedema: Dapat terjadi. Gunakan obat dengan sangat hati-hati pada pasien dengan angioedema herediter. Batuk: batuk kering kronis dapat terjadi selama pengobatan; insiden yang lebih tinggi pada wanita.

Literatur A to Z558.2- blokerMekanisme kerja:Menurunkan frekuansi denyut jantung dan kontraktilitas miolard sehingga menurunkan curah jantungHambatan sekresi reninMempengaruhi aktifitas saraf simpatis, perubahan pada sensitifitas baroreseptor, perubahan aktifitas neuro adrenergik perifer dan peningkatan biosintesis prostasiklin

Efek sampingBradikardiBlokade AVHambatatan nodus SAMenurunkan kekuatan kontraksi miokard

Contoh Obat: Atenolol, Asebutolol dll

Acebutolol HCLIndikasi :Manajemen hipertensi dan prematur kontraksi ventrikel.Mekanisme kerja :Reseptor beta bloker, terutama yang mempengaruhi jantung (memperlambat laju), otot-otot pembuluh darah (menurunkan BP) dan paru-paru (mengurangi fungsi).Dosis :hipertensiDEWASA: PO 400 mg awalnya dalam dosis tunggal atau terbagi; Kisaran respon yang biasa adalah 200-1200 mg / hari. PENDERITA LANSIA : Mungkin memerlukan dosis pemeliharaan yang lebih rendah. Jangan melebihi 800 mg qd.ventrikel AritmiaDEWASA: PO 400 mg (200 mg bid); dapat dititrasi sampai 1200 mg qd.

Literatur A to Z58Efek samping :CV: Hipotensi; bradikardia; CHF; ekstremitas dingin; blok jantung. RESP: Bronkospasme; dyspnea; mengi. SSP: Insomnia; kelelahan; pusing; depresi; kelesuan; mengantuk; kelupaan. EENT: mata kering; penglihatan kabur; tinnitus; bicara cadel; sakit tenggorokan. GI: Mual; muntah; diare; mulut kering. GU: Impotensi; menyakitkan, sulit atau sering buang air kecil. LAINNYA pembengkakan wajah; kelemahan otot.

Literatur A to Z59InteraksiClonidine: Dapat meningkatkan atau membalikkan acebutolol Ini efek antihipertensi; berpotensi situasi yang mengancam jiwa dapat terjadi, terutama pada penarikan. NSAID: Beberapa agen dapat mengganggu efek antihipertensi. Prazosin: Dapat menyebabkan peningkatan hipotensi ortostatik. Verapamil: Pengaruh kedua obat dapat ditingkatkan.Perhatian :Kehamilan: Kategori B. Laktasi: diekskresikan dalam ASI. Anafilaksis: Reaksi serius dapat terjadi; Terapi agresif mungkin diperlukan. CHF: Berikan hati-hati pada pasien yang memakai digitalis dan diuretik untuk CHF. Diabetes: Acebutolol dapat menutupi tanda-tanda hipoglikemia (misalnya, takikardia, perubahan BP). Dapat mempotensiasi hipoglikemia insulin-induced.

Literatur A to Z608.3.DiuretikMekanisme Kerja: Bekerja dengan meningkatkan ekskresi natrium, air dan Cl sehingga menurunkan volume darah dan cairan ekstraseluler, akibatnya terjadi penirunan curah jantung dan tekanan darah. Beberapa deuretik menurunkan resistensi perifer sehingga menambah efek hypotensinya.

Golongan diuretikDeuretik TiazidHidroklorotiazid,klortalidon,indapamid,Metolazon, dllDeuretik KuatFurosemid, Torsemid, Bumetanid, As etakrinatDeuretik Hemat KaliumAmilorid, Spironolakton, Triamteren

FurosemidIndikas :Pengobatan edema yang berhubungan dengan CHF, sirosis hati, dan penyakit ginjal; hipertensi.Mekanisme kerja :Menghambat reabsorpsi natrium dan klorida di tubulus proksimal, distal dan lengkung Henle.Dosis :hipertensiDEWASA: PO 40 mg. Dosis maksimum: 6 mg / kg.KontraindikasiHipersensitif terhadap sulfonilurea; anuria.

Literatur A to Z63Interaksi :Aminoglikosida: Dapat meningkatkan toksisitas pendengaran. Glikosida Digitalis: gangguan elektrolit mungkin predisposisi aritmia digitalis diinduksi. Obat anti-inflamasi: Semoga mengurangi efek dari furosemide. Fenitoin: Dapat mengurangi efek diuretik furosemide. Salisilat: Dapat merusak respon diuretik pada pasien dengan sirosis dan ascites. Diuretik thiazide: efek sinergis yang dapat mengakibatkan diuresis yang mendalam dan kelainan elektrolit yang serius. Tidak kompatibel: Gentamisin, milrinone, atau netilmisin di D5W atau salin normal: Jangan menambah solusi furosemide; bentuk endapan. Solusi yang sangat asam pH