gambaran umum kawasan perencanaan

Upload: reni-carica

Post on 09-Oct-2015

96 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

gambaran umum gowa lawah

TRANSCRIPT

  • 5/19/2018 Gambaran Umum Kawasan Perencanaan

    1/32

    L A P O R A N A N T A R A BAB III - 1

    Penyusunan RANPERDA Rencana Rinci Tata Ruang

    Kawasan Strategis Daya Tarik Wisata Tegal Besar Goa Lawah

    3.1 Kawasan Perencanaan

    Kawasan Strategis Daya Tarik Wista Tegal Besar-Goa Lawah adalah salah satu

    Kawasan Strategis di Kabupaten Klungkung yang terletak di pesisir selatan KabupatenKlungkung.

    Kawasan ini terdiri dari 13 (tiga belas) desa dengan tiga (3) kecamatan yaitu

    Kecamatan Klungkung : Desa Satra, Desa Tojan, Desa Jumpai, Desa tangkas, Desa

    Gelgel dan Kampung Islam Gelgel.

    Kecamatan Dawan : Desa Kusamba, Kampung Kusamba, Desa Pesinggahan,

    Desa Dawan Kelod dan Desa Gunaksa.

    Kecamatan Banjarangkan : Desa Negari dan Takmung.

    3.2 Kondisi Fisik Dasar

    3.2.1 Geografi

    Kawasan Strategis Daya Tarik Wista Tegal Besar-Goa Lawah adalah salah satu Kawasan

    Strategis di Kabupaten Klungkung yang terletak di pesisir selatan Kabupaten Klungkung

    dengan luas kawasan 3541,24 Ha.

    Secara administrasi, lokasi Kawasan Strategis Daya Tarik Wisata Tegal Besar-Goa Lawah

    ini berbatasan :

    Sebelah Utara : Ds. Banjarangkan, Ds. Getakan, Ds. Tihingan, Kel. Semarapura

    Kelod, Kel. Semarapura Kangin, Ds.Kamasan, Ds. Sampalan Tengah,

    Ds. Sampalan Kelod, Ds. Sulang, Ds.Dawan Kaler, Ds. Pikat.

    Sebelah Timur : Kabupaten Karangasem

    Sebelah Barat : Kabupaten GianyarSebelah Selatan : Selat Badung

    BAB III

    AMBARAN UMUM

    KAWASAN PERENCANAAN

  • 5/19/2018 Gambaran Umum Kawasan Perencanaan

    2/32

    L A P O R A N A N T A R A BAB III - 2

    Penyusunan RANPERDA Rencana Rinci Tata Ruang

    Kawasan Strategis Daya Tarik Wisata Tegal Besar Goa Lawah

    Kawasan Kawasan Strategis Daya Tarik Wisata Tegal Besar-Goa Lawah terbagi atas 13

    desa seperti pada tabel 3.1.

    Kecamatan Desa/ Kampung Luas wilayah Ha) Proporsi

    Kecamatan Klungkung

    Desa Satra 190,76 5,39

    Desa Tojan 132,46 3,74

    Desa Jumpai 143,57 4,05

    Desa Tangkas 278,45 7,86

    Desa Gelgel 290 8,19

    Kampung Islam Gelgel 7 0,20

    Kecamatan Dawan

    Desa Kusamba 201 5,68

    Kampung Kusamba 10 0,28

    Desa Pesinggahan 365 10,31

    Desa Dawan Kelod 430 12,14

    Desa Gunaksa 683 19,29

    Kecamatan

    Banjarangkan

    Desa Negari 216 6,10

    Desa Takmung 594 16,77

    Total

    3541,24 100,00

    Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa desa yang terluas adalah Desa Gunaksa di

    Kecamatan Dawan, terluas kedua adalah Desa Takmung di Kecamatan Banjarangkan,

    sedangkan yang yang terkecil adalah Kampung Islam Gelgel di Kecamatan Dawan.

    3.2.2 Geologi

    Kondisi geologi kwasan perencanaan terdiri dari 3

    (tiga formasi) utama yaitu formasi Qbb (Tufa danendapan Buyan, Beratan, Batur), formasi Qva (batuan

    gunung berpai Gunung agung), dan formasi Qal(endapan aluvium). Formasi Qbb meliputi wilayah

    mulai dari sebagian Desa Negari, Desa Takmung dan

    sebagian wilayah Kusamba. Formasi Qva mencakup

    sebagian wilayah Desa Jumpai dan seluruh wilayahDesa Tangkas, Tojan dan Satra. Sedangkan formasi Qal

    meliputi wilayah pesisir Kecamatan Banjarangkan.

    Batuan tertua yang tersingkap di daerah ini adalah

    batuan-batuan dari satuan batuan yang terdiri dari lava, breksi dan tufa. Singkapanbatuan dari formasi ini terlihat jelas di sepanjang pantai, dijumpai singkapan perselingan

    Breksi Vulkanik, Tufa Pasiran dan Lava. Breksi Vulkanik memiliki fragmen yang bersudut

    berukuran 1 cm sampai dengan 10 cm, berwarna putih dan abu-abu. Tufa Pasiran tambak

    berwarna abu kecoklatan berukuran kurang dari 1 cm, batuan ini memiliki porositas yangsangat baik. Sedangkan Lava-nya tampak berwarna hitam dengan tekstur berlubang yang

    mencerminkan sejarah pembentukannya di permukaan. Disepanjang pantai ini juga

    tampak adanya bolder-bolder lava akibat terjangan gelombang laut.Satuan Batuan yang lebih muda adalah Satuan Batuan Tufa dan Endapan Lahar Buyan,

    Beratan dan Batur berumur kwarter. Daerah ini tersusun dari beberapa jenis batuan,lapisan teratas terdiri dari susunan Batu Lempung, Tufa, Batu pasir Tufaan dan

    Konglomerat dengan Fragmen Punice. Batuan gunung api yang merupakan anggota darisatuan gunung api dan endapan lahar Buyan, Beratan dan Batur.

    Tabel 3.1 Distribusi desa di Kawasan Strategis Daya Tarik Wisata Tegal Besar- Goa Lawah

    Sumber: Kecamatan Klungkung, Dawan dan Banjarangkan Dalam Angka 2013

  • 5/19/2018 Gambaran Umum Kawasan Perencanaan

    3/32

    L A P O R A N A N T A R A BAB III - 3

    Penyusunan RANPERDA Rencana Rinci Tata Ruang

    Kawasan Strategis Daya Tarik Wisata Tegal Besar Goa Lawah

    Karakteristik batuan dapat diuraikan sebagai berikut : Batu lempung berwarna abu-abutua-hijau, Klastik halus dengan porositas tinggi, namun memiliki permeabilitas sangat

    kecil. Material lapisan ini adalah hasil pelapukan batuan gunung api atau dari endapanlahar. Tufa berwarna abu-abu, Klastik dengan porositas dan permeabilitas baik, material

    penyusunnya berasal letusan gunung berapi.

    Batu pasir tufaan berwarna abu-abu bersifat klastik dengan porositas dan permeabilitasbaik, penyusunnya merupakan material hasil letusan gunung berapi. Sedangankonglomerat merupakan batuan klastik kasar dengan pragmen-pragmen berupa punice,

    batuan ini terbentuk oleh endapan lahar. Batuan-batuan dari formasi/ satuan ini untukdaerah Denpasar bagian selatan terdapat kedalaman 15-30 meter dari permukaan tanah.

    Berdasarkan sifat batuan penyusun formasi diatas, secara umum bersifat klastik dengan

    porositas dan permeabilitas baik kecuali perlapisan Batulempung dan Batulanau. Pori

    batuan yang saling berhubungan akan merupakan ruang tersimpannya air, sehinggamenurut penelitian M.M. Purboadiwidjojo tahun 1972, batuan disekitar daerah ini

    merupakan akifer yang baik dengan debit lebih kurang 10 liter/ detik, akifer ini

    merupakan akifer dangkal yang setenggah tertekan. Kualitas air pada akuifer relatif masihbaik, kecuali pada daerah-daerah pesisir atau pada daerah-daerah pengambilan yang

    sangat intensif akan terpengaruh oleh air laut.Jenis tanah yang terdapat di kawasan perencanaan sebagian besar tergolong jenis tanah

    regosol. Jenis tanah regosol (Inceptisol) mempunyai tekstur berlempung kasar hinggahalus dengan temperatur tergolong isohiperthermik. Reaksi tanah tergolong reaksi tidak

    masam sampai agak masam (pH : 5-7).

    Sebagian besar wilayah perencanaan tergolong pada ordo tanah Inceptisol dan hanya

    sebagian kecil saja yang termasuk dalam ordo Andisol (berdasarkan hasil studiLREPP/Land Resource Evaluation Planning Project oleh Pusat Penelitian Tanah dan

    Agroklimat Bogor Tahun 1994).

    3.2.3 Topografi

    Ketinggian/topografi merupakan salah satu faktor penting untuk menentukan daerah-daerah yang mana yang sesuai untuk pengembangan tanaman dengan hasil yang optimal

    disamping suhu dan curah hujan. Selain itu, ketinggian/topografi juga dapat menjadi

    faktor pembatas dalam mengusahakan lahan untuk tanaman budidaya. Gunapengembangan wilayah perencanaan nantinya, untuk kawasan yang memiliki kategori

    lereng sangat curam hingga terjal tidak dapat dimanfaatkan kecuali sebagai hutan lindung.Kelerengan kawasan perencanaan berkisar antara 0-8% dimana ketinggia 0-4% berada di

    Desa-desa yang berada di Kecamatan Klungkung dan Dawan, sedangkan 5-8% berada diDesa-desa yang terdapat di Kecamatan Banjarangkan (Negari dan Takmung).

    3.2.4 Hidrologi

    Kawasan Perencanaan memiliki temperatur/suhu udara yang bervariasi antara 32-340

    Cdengan curah hujan rata-rata berkisar antara 960 1500 mm per tahun. Kelembaban

    udara berkisar antara 84-86% dan penyinaran matahari antara 30-60%. Kecepatan angin

    rata-rata antara 3-8,2 km/jam dan evapotranspirasi tahunan antara 1700-1780 mm

    (Badan Meteorologi dan Geofisika, Denpasar). Kawasan perencanaan tergolong ke dalam

    zona agroklimat antara D3 dan E3 dengan masa tumbuh antara 6-8 bulan jika dilihat

    menurut pola curah hujan yang jatuh di kawasan perencanaan (Oldeman, et al. 1975).

  • 5/19/2018 Gambaran Umum Kawasan Perencanaan

    4/32

    L A P O R A N A N T A R A BAB III - 4

    Penyusunan RANPERDA Rencana Rinci Tata Ruang

    Kawasan Strategis Daya Tarik Wisata Tegal Besar Goa Lawah

    No. Nama Sungai Tukad/Pangkung) Lokasi

    1. Tukad Melangit Desa Takmung, Kec. Banjarangkan

    2. Tukad Bubuh Desa Tojan, Kec. Klungkung

    3. Pangkung Lamba Desa Tojan, Kec. Klungkung

    4. Tukad Unda Desa Gelgel, Kec. Klungkung

    5. Tukad Banges Desa Kusamba, Kec. Dawan

    Sumber: Hasil Kajian RTR Kawasan Strategis Jalan Tohpati-Kusamba Tahun 2010

    3.2.5 Oceanografi

    Kawasan perencanaan sebagian besar merupakan daerah pantai karena jalan Tohpati-

    Kusamba dibangun menyisir pantai Selatan Pulau Bali. Secara oceanografis kenyamanan

    lingkungan kawasan tersebut akan dipengaruhi oleh kondisi pasang surut laut sepanjang

    daerah pesisir karena merupakan daerah pesisir. Sepanjang pesisir berpotensi untuk

    terjadi abrasi pantai karena perubahan pasang surut yang sangat besar. Kawasan-

    kawasan pesisir yang rawan terhadap adanya bahaya abrasi pantai. Selain ancaman abrasi

    pantai, kemungkinan terjadi intrusi air laut pada daerah-daerah yang terabrasi yang

    menyebabkan kualitas air menurun juga harus dipertimbangkan

    Tabel 3.2 Sungai-Sungai yang Melintas di Kawasan Perencanaan

  • 5/19/2018 Gambaran Umum Kawasan Perencanaan

    5/32

    L A P O R A N A N T A R A BAB III - 5

    Penyusunan RANPERDA Rencana Rinci Tata Ruang

    Kawasan Strategis Daya Tarik Wisata Tegal Besar Goa Lawah

    Gambar 3.1 Peta Administrasi Kawasan Strategis DTW Tegal Besar-Goa Lawah

  • 5/19/2018 Gambaran Umum Kawasan Perencanaan

    6/32

    L A P O R A N A N T A R A BAB III - 6

    Penyusunan RANPERDA Rencana Rinci Tata Ruang

    Kawasan Strategis Daya Tarik Wisata Tegal Besar Goa Lawah

    Gambar 3.2 Peta Geologi 1 Kawasan Strategis DTW Tegal Besar-Goa Lawah

  • 5/19/2018 Gambaran Umum Kawasan Perencanaan

    7/32

    L A P O R A N A N T A R A BAB III - 7

    Penyusunan RANPERDA Rencana Rinci Tata Ruang

    Kawasan Strategis Daya Tarik Wisata Tegal Besar Goa Lawah

    Gambar 3.3 Peta Geologi 2 Kawasan Strategis DTW Tegal Besar-Goa Lawah

  • 5/19/2018 Gambaran Umum Kawasan Perencanaan

    8/32

    L A P O R A N A N T A R A BAB III - 8

    Penyusunan RANPERDA Rencana Rinci Tata Ruang

    Kawasan Strategis Daya Tarik Wisata Tegal Besar Goa Lawah

    Gambar 3.4 Peta Topografi Kawasan Strategis DTW Tegal Besar-Goa Lawah

  • 5/19/2018 Gambaran Umum Kawasan Perencanaan

    9/32

    L A P O R A N A N T A R A BAB III - 9

    Penyusunan RANPERDA Rencana Rinci Tata Ruang

    Kawasan Strategis Daya Tarik Wisata Tegal Besar Goa Lawah

    Gambar 3.5 Peta Hidrogeologi Kawasan Strategis DTW Tegal Besar-Goa Lawah

  • 5/19/2018 Gambaran Umum Kawasan Perencanaan

    10/32

    L A P O R A N A N T A R A BAB III - 10

    Penyusunan RANPERDA Rencana Rinci Tata Ruang

    Kawasan Strategis Daya Tarik Wisata Tegal Besar Goa Lawah

    3.3 Pemanfaatan Ruang

    3.3.1 Penggunaan Lahan

    Berdasarkan intepretasi data BPS tahun 2013, penggunaan lahan dominan di Kawasan

    Perencanaan memiliki luas sebesar 3541,24 Ha, yang sebagian besar adalah berupa sawah

    irigasi dengan luas 1197,57 Ha (33,82%). Penggunaan lahan lain yang cukup besar

    luasannya adalah kebun dan permukiman dengan luas masing-masing 178,94 Ha dan

    307,15 Ha.

    Kecamatan Desa/ Kampung

    Luas

    Wilayah

    (Ha)

    Penggunaan Lahan (Ha)

    Sawah Tegalanperkebu

    nan

    pekarang

    an

    kubura

    nlainnya

    Kecamatan

    Klungkung

    Desa Satra 190.76 81.92 29.7 0 8.64 0.5 70

    Desa Tojan 132.46 86.85 8.97 0 16.63 0 20.01

    Desa Jumpai 143.57 80.95 16.82 0 17.89 1 26.91

    Desa Tangkas 278.45 33.43 155.57 0 25.08 0.5 63.87

    Desa Gelgel 290 9.7 0 0 24.05 1.5 19.31

    Kampung Islam

    Gelgel 7 0 0 0 4.23 0.5 0.5

    Kecamatan

    Dawan

    Desa Kusamba 201 100 38 0 50.41 1.5 11.09

    Kampung Kusamba 10 0 0 5.03 4.5 0.47 0

    Desa Pesinggahan 365 44 172 126.02 17.74 0.5 4.74

    Desa Dawan Kelod 430 145 30 4.54 32.46 1 217

    Desa Gunaksa 683 277 113 19.35 62.37 0.5 210.78

    Kecamatan

    Banjarangkan

    Desa Negari 216 95.1 66 12 25.29 0.25 17.64

    Desa Takmung 594 243.62 240 12 46.14 0.6 52.29

    Total3541.24 1187.87 870.06 178.94 307.15 6.82 694.33

    Tabel 3.3 Penggunaan Lahan di Kawasan Perencanaan Ganti pakek luasan di Peta)

    Sumber: Kecamatan Klungkung, Dawan dan Banjarangkan Dalam Angka 2013

    Gambar 3.6 Diagram Penggunaan Lahan Mengikuti luas lahan di peta)

  • 5/19/2018 Gambaran Umum Kawasan Perencanaan

    11/32

    L A P O R A N A N T A R A BAB III - 11

    Penyusunan RANPERDA Rencana Rinci Tata Ruang

    Kawasan Strategis Daya Tarik Wisata Tegal Besar Goa Lawah

    BAB III - 11

    Penyusunan RANPERDA Rencana Rinci Tata Ruang

    Kawasan Strategis Daya Tarik Wisata Tegal Besar Goa Lawah

    Gambar 3.7 Peta Penggunaan Lahan

  • 5/19/2018 Gambaran Umum Kawasan Perencanaan

    12/32

    L A P O R A N A N T A R A BAB III - 12

    Penyusunan RANPERDA Rencana Rinci Tata Ruang

    Kawasan Strategis Daya Tarik Wisata Tegal Besar Goa Lawah

    3.3.2 Tata Guna Tanah

    Secara umum ada lima jenis tanah utama yang tersebar di wilayah Provinsi Bali

    menurut Peta Tanah Tinjau Bali (1970). Kelima jenis tanah tersebut adalah :

    1.

    Aluvial, terdiri atas Aluvial Hidromorf dan Aluvial Coklat Kelabu. Luas jenis tanah ini

    adalah 27.456 ha (4,8%), tersebar di Kabupaten Jembrana, Klungkung (Kec. Dawan),

    Buleleng dan Karangasem.

    2. Regosol, terdiri atas Regosol Coklat Kelabu, Regosol Kelabu, Regosol Coklat dan

    Regosol Berhumus. Luas jenis tanah ini adalah 224.869 ha (39,9%), tersebar di

    Kabupaten Badung, Denpasar, Gianyar, dan Jembrana.

    3. Andosol Coklat Kelabu, luasnya 22.976 ha (4,1%) tersebar di Kabupaten Buleleng,

    Tabanan dan Badung.

    4.

    Latosol, terdiri atas Latosol Coklat Kekuningan, Latosal Coklat, Latosol Coklat

    Kemerahan dan Litosol. Jenis tanah ini mendominasi wilayah Bali dengan luas

    251.185 ha (44,6%) yang terdapat di Kabupaten Buleleng, Tabanan, Badung,

    Denpasar, Jembrana, dan Seluruh Wilayah di Kab.Klungkung kecuali di Nusa Penida.

    5. Mediteran, terdiri atas Mediteran Coklat dan Mediteran Coklat Merah. Luasnya

    mencapai 37.180 ha (6,6%), tersebar di Kabupaten Jembrana, Badung dan

    Klungkung.

    Berdasarkan data tersebut di atas, maka Kawasan Strategis Tegal Besar-Goa

    Lawah memiliki jenis tanah alluvial dengan bentuk tanah datar dan tanah latosol dengan

    tanah berbukit. Hal ini tentu akan mempengaruhi pengembangan wilayah di Kawasan

    Strategis Tegal Besar Goa Lawah. Dilihat dari penggunaan lahannya, mayoritas adalah

    kawasan pertanian sawah dengan tanah yang cukup subur.Untuk pengembangan wilayah

    kawasan ini dapat dijadikan sebagai lahan cadangan untuk pengembangan permukiman

    dengan limitasi wilayah yaitu berupa kawasan datar hingga berbukit.

    3.3.3 Fasilitas Kawasan Permukiman

    1. Fasilitas Perumahan

    Dalam upaya penyediaan perumahan permukiman yang layak bagi seluruh

    masyarakat, kita dihadapkan pada berbagai masalah antara lain pertambahan penduduk

    yang sangat cepat, urbanisasi yang tidak terkendali, keterbatasan lahan, pendapatan

    penduduk yang relatif rendah dan pengendalian pembangunan masih rendah.

    Untuk kawasan permukiman pedesaan umumnya berada di pusat-pusat desa atau

    menyebarmengikuti sarana dan prasarana penunjang, misalnya penyebaran permukiman

    mengikuti jalan raya, pelabuhan/dermaga, dan lain-lain.

    2. Fasilitas Pendidikan

    Pendidikan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan kecerdasan dan

    keterampilan manusia, sehingga kualitas sumber daya manusia sangat tergantung dari

    kualitas pendidikan. Upaya memperluas pemerataan pendidikan di tingkat sekolah dasar

    telah berhasil diwujudkan dengan dibangunnya sarana dan prasarana belajar dalam

    jumlah memadai, dan persebarannya sampai ke desa, dusun serta dekat dengan lokasi

    pemukiman penduduk. Ketersediaan fasilitas pendidikan baik sarana dan prasarana akan

    sangat menunjang dalam meningkatkan pendidikan.

    Jumlah fasilitas pendidikan di Kawasan Strategis Tegal Besar Goa Lawah adalah

    TK 18 buah, SD 28 buah, SLTP4 buah dan SLTA 3 buah. Fasilitas pendidikan berupa TK

  • 5/19/2018 Gambaran Umum Kawasan Perencanaan

    13/32

    L A P O R A N A N T A R A BAB III - 13

    Penyusunan RANPERDA Rencana Rinci Tata Ruang

    Kawasan Strategis Daya Tarik Wisata Tegal Besar Goa Lawah

    tersebar di semua desa dengan perbandingan antara jumlah guru dan siswa yaitu 1 : 9,

    sedangkan fasilitas pendidikan terbanyak yaitu SD dengan jumlah total siswa SD di

    Kawasan Tegal Besar-Goa Lawah adalah 4.010 siswa dan guru sebanyak 189 orang.

    Fasilitas SLTP terdapat di 4 desa pada kawasan perencanaan yaitu Desa Gelgel, Desa

    Dawan Kelod, Desa Gunaksa dan Desa Takmung dengan jumlah siswa 2.162 orang dan

    guru sebanyak 163 orang. Fasilitas SLTA terdapat di 3 desa pada kawasan perencanaan

    yaitu di Desa Dawan Kelod, Desa Gunaksa dan Desa Negari dengan siswa sebanyak 1.218

    orang dan guru sebanyak 144 orang.

    Desa/Kelurahan

    TK SD SLTP SLTA

    Jml

    Sekolah

    Jml

    Guru

    Jml

    Siswa

    Jml

    Sekolah

    Jml

    Guru

    Jml

    Siswa

    Jml

    Sekolah

    Jml

    Guru

    Jml

    Siswa

    Jml

    Sekolah

    Jml

    Guru

    Jml

    Siswa

    Desa Satra - - - - - - - - - - - -

    Desa Tojan 3 15 49 3 24 344 - - - - - -

    Desa Jumpai - - - 1 8 187 - - - - - -

    Desa Tangkas 1 6 29 2 16 296 - - - - - -

    Desa Gelgel 1 5 26 2 14 322 1 71 1040 - - -

    Kampung Islam

    Gelgel1 7 52 1 11 223 - - - - - -

    Desa Kusamba 2 7 160 4 35 676 - - - - - -

    Kampung Kusamba 1 4 17 - - - - - - - - -

    Desa Pesinggahan 1 4 77 3 28 444 - - - - - -

    Desa Dawan Kelod 1 4 100 2 22 295 1 48 533 1 51 534

    Desa Gunaksa 2 8 163 3 31 511 1 44 551 1 63 684

    Desa Negari 2 - 79 3 - 246 - - - 1 - -

    Desa Takmung 3 - 125 4 - 466 1 - 38 - - -

    Total 18 60 877 28 189 4010 4 163 2162 3 144 1218

    3. Fasilitas Peribadatan

    Bagi umat Hindu pembangunan tempat peribadatan (Pura) sangat memerlukan

    pertimbangan adat setempat, sedang bagi umat lainnya tergantung jumlah penduduk

    pendukung dan persetujuan desa adat setempat.

    Berdasarkan data tahun 2013 di Kawasan Strategis Tegal Besar-Goa Lawah untuk

    fasilitas pribadatan berupa pura sebanyak 218 buah. Sedangkan sarana ibadah yang lain

    yaitu Masjid sebanyak 3 buah yaitu di Kampung Islam Gelgel dan Kampung Kusamba.

    Tabel 3.4 Fasilitas Pendidikan di Kawasan Perencanaan Tahun 2012

    Sumber: Kecamatan Klungkung, Dawan dan Banjarangkan Dalam Angka 2013

  • 5/19/2018 Gambaran Umum Kawasan Perencanaan

    14/32

    L A P O R A N A N T A R A BAB III - 14

    Penyusunan RANPERDA Rencana Rinci Tata Ruang

    Kawasan Strategis Daya Tarik Wisata Tegal Besar Goa Lawah

    Desa/KelurahanMesjid

    LanggarMushola

    Gereja PuraKlenteng

    Vihara

    Desa Satra - - 3 -

    Desa Tojan - - 4 -

    Desa Jumpai - - 8 -

    Desa Tangkas - - 5 -

    Desa Gelgel - - 6 -

    Kampung Islam Gelgel 1 - - -

    Desa Kusamba - - 53 -

    Kampung Kusamba 2 - -

    Desa Pesinggahan - - 33 -

    Desa Dawan Kelod - - 45 -

    Desa Gunaksa - - 41 -

    Desa Negari - - 6 -

    Desa Takmung - - 14 -

    Tahun 2012 3 - 218 -

    4. Fasilitas Kesehatan

    Kesehatan merupakan salah satu faktor yang menunjang kualitas SDM. Kesehatan

    masyarakat terus ditingkatkan melalui peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan

    hidup sehat setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal. Fasilitas

    kesehatan yang tersedia di Kawasan Strategis Tegal Besar-Goa Lawah diantaranya

    puskesmas pembantu, pos KB, tenaga medis berupa dokter, bidan, perawat, adanya dukun

    dan sarana kesehatan laiannya seperti dokter praktek. Secara umum fasilitas kesehatan

    yang tersedia ini melayani dari kebutuhan pelayanan di tingkat desa/kelurahan hingga ke

    tingkat pelayanan regional (rumah sakit).

    Untuk puskesmas pembantu yang ada yaitu sebanyak 14 buah yang hamper

    tersebar di semua kawasan perencanaan terkecuali Desa Tojan, Kampung Islam Gelgel

    dan Kampung Kusamba Sedangkan untuk Pos KB tersebar di semua kawasan

    perencanaan terkecuali Desa Tojan, Kampung Islam Gelgel, Desa Negari dan Desa

    Takmung. Belum adanya pelayanan puskesmas pembantu pada 3 desa menunjukkan

    bahwa belum meratanya sarana kesehatan di tingkat desa serta belum adanya pelayanan

    yang memadai bagi penduduk yang bermukim di desa tersebut. Hanya terdapat tenaga

    medis berupa dokter, bidan dan perawat dengan jumlah 92 buah serta masih adanya

    kepercayaan pada sarana kesehatan seperti dukun dengan jumlah 20 buah yang hamper

    tersebar di semua kawasan perencanaan.

    Tabel 3.5 Jumlah Sarana Peribadatan di Kawasan Perencanaan Tahun 2012

    Sumber: Kecamatan Klungkung, Dawan dan Banjarangkan Dalam Angka 2013

  • 5/19/2018 Gambaran Umum Kawasan Perencanaan

    15/32

    L A P O R A N A N T A R A BAB III - 15

    Penyusunan RANPERDA Rencana Rinci Tata Ruang

    Kawasan Strategis Daya Tarik Wisata Tegal Besar Goa Lawah

    Desa/KelurahanPuskesmasPembantu

    Pos KBTenaga Medis

    Dukun LainnyaDokter Bidan Perawat

    Desa Satra 1 1 - 1 1 - -

    Desa Tojan - - 2 1 4 3 -

    Desa Jumpai 1 1 - 1 1 - -

    Desa Tangkas 1 1 - 1 1 - -

    Desa Gelgel 1 1 5 6 16 2 -

    Kampung IslamGelgel

    - - 1 - 4 - -

    Desa Kusamba 2 2 1 5 3 4 2

    Kampung Kusamba - 1 1 1 - 3 -

    Desa Pesinggahan 1 1 - 2 4 6 2

    Desa Dawan Kelod 1 1 1 3 2 1 -

    Desa Gunaksa 2 1 1 2 7 - -

    Desa Negari 1 - - 1 3 1 -

    Desa Takmung 3 - 4 3 3 - 1

    Total 14 10 16 27 49 20 5

    5. Fasilitas Perdagangan dan Jasa

    Pusat kegiatan perdagangan dan jasa adalah pasar, dimana Kawasan Strategis

    Tegal Besar-Goa Lawah memiliki 6 pasar umum di 6 desa pada kawasan perencanaan.

    Sedangkan untuk jenis pertokoan berupa kios, los, pedagang, rumah makan/restaurant,warung dan artshop. Jumlah sarana perdagangan dan jasa terbanyak yaitu warung

    berjumlah 832 buah dan toko pedagang berjumlah 361 buah. Terdapatnya Kios berjumlah

    22 buah, los berjumlah 9 buah, rumah makan berjumlah 33 buah dan artshop hanya

    terdapat di Desa Pesinggahan yang berjumlah 3 buah.

    Tabel 3.6 Jumlah Sarana Kesehatan di Kawasan Perencanaan Tahun 2012

    Sumber: Kecamatan Klungkung, Dawan dan Banjarangkan Dalam Angka 2013

  • 5/19/2018 Gambaran Umum Kawasan Perencanaan

    16/32

    L A P O R A N A N T A R A BAB III - 16

    Penyusunan RANPERDA Rencana Rinci Tata Ruang

    Kawasan Strategis Daya Tarik Wisata Tegal Besar Goa Lawah

    Desa/KelurahanPasar

    Umum

    Jenis Pertokoan

    Kios Los PedagangRumah

    Makan/Restoran Warung Artshop

    Desa Satra 1 - - - - 13 -

    Desa Tojan - - - - 1 36 -

    Desa Jumpai - - - - - 33 -

    Desa Tangkas - - - - - 25 -

    Desa Gelgel - 4 1 74 - 35 -

    Kampung Islam

    Gelgel- - - - 1 41 -

    Desa Kusamba 1 13 5 166 2 176 -

    Kampung Kusamba - - - - - 41 -

    Desa Pesinggahan - - - - 8 136 3

    Desa Dawan Kelod 1 2 1 14 - 31 -

    Desa Gunaksa 1 2 2 74 4 105 -

    Desa Negari - - - - 5 50 -

    Desa Takmung 2 5 1 33 12 110 -

    Total 6 22 9 361 33 832 3

    6. Fasilitas Perkantoran

    Fasilitas perkantoran yang ada di Kawasan Strategis Tegal Besar-Goa Lawah

    diantaranya adalah kantor pemerintahan desa dan kantor pos. Kantor pemerintahan desa

    berada di setiap pusat desa.

    7. Fasilitas Perbankan

    Fasilitas perkantoran yang ada di Kawasan Strategis Tegal Besar-Goa Lawah

    diantaranya adalah kantor bank, lembaga perkreditan desa (LPD) dan KUD serta koprasi

    yang tersebar di kawasan perencanaan. Terdapatnya fasilitas bank berjumlah 6 buah

    terdapat di Desa Gelgel, Desa Kusamba, Kampung Kusamba, Desa Pesinggahan dan Desa

    Takmung. Fasilitas LPD hamper tersebar pada desa di kawasan perencanaan yaitu

    berjumlah 21 buah dan KUD berjumlah 3 buah.

    Tabel 3.7 Jumlah Sarana Perdagangan dan Jasa di Kawasan Perencanaan Tahun 2012

    Sumber: Kecamatan Klungkung, Dawan dan Banjarangkan Dalam Angka 2013

  • 5/19/2018 Gambaran Umum Kawasan Perencanaan

    17/32

    L A P O R A N A N T A R A BAB III - 17

    Penyusunan RANPERDA Rencana Rinci Tata Ruang

    Kawasan Strategis Daya Tarik Wisata Tegal Besar Goa Lawah

    Desa/Kelurahan Bank

    Lembaga

    Perkreditan

    Desa (LPD)

    KUD

    Desa Satra - 1 -

    Desa Tojan - - 1

    Desa Jumpai - 1 -

    Desa Tangkas - 1 -

    Desa Gelgel 1 1 -

    Kampung Islam Gelgel - - -

    Desa Kusamba 1 7 -

    Kampung Kusamba 1 - -

    Desa Pesinggahan 1 2 -

    Desa Dawan Kelod - 1 1

    Desa Gunaksa - 1 -

    Desa Negari - 2 -

    Desa Takmung 2 4 1

    Total 6 21 3

    8. Fasilitas Pariwisata

    Seiring dengan terus meningkatnya sektor pariwisata, Kawasan strategis TegalBesar-Goa Lawah mengalami perkembangan pembangunan fasilitas penunjang pariwisata

    yang cukup pesat. Alih fungsi lahan merupakan hal yang tidak dapat dihindarkan

    terutama lahan-lahan di kawasan pesisir pantai yang memiliki daya tarik khusus.

    Perkembangan fasilitas penunjang pariwisata yang berupa akomodasi pariwisata

    diantaranya terdiri dari hotel, villa, caf hingga pondok wisata.

    3.4 Kependudukan

    3.4.1 Jumlah, Sebaran dan Kepadatan Penduduk

    Kependudukan merupakan salah satu faktor penunjang keberhasilan

    pembangunan dan menjadi parameter kesejahteraan d daam suatu wilayah. Pertumbuhanjumlah penduduk menjadi acuan perkembangan suatu wilayah dan merupakan komponen

    inti dalam upaya perencanaan pembangunan di suatu wilayah perencanaan.

    Berdasarkan data BPS tahun 2013, jumlah penduduk di Kawasan Tegal Besar-Goa

    Lawah berjumlah 44.368 jiwa dengan kepadatan penduduk adalah 13 jiwa/hektar.

    Berikut data kependudukan di Kawasan Tegal Besar-Goa Lawah.

    Tabel 3.8 Jumlah Fasilitas Perbankan di Kawasan Perencanaan Tahun 2012

    Sumber: Kecamatan Klungkung, Dawan dan Banjarangkan Dalam Angka 2013

  • 5/19/2018 Gambaran Umum Kawasan Perencanaan

    18/32

    L A P O R A N A N T A R A BAB III - 18

    Penyusunan RANPERDA Rencana Rinci Tata Ruang

    Kawasan Strategis Daya Tarik Wisata Tegal Besar Goa Lawah

    Kecamatan Desa/KelurahanLuas

    (Ha)

    Luas Lahan

    Pekarangan

    (Ha)

    Penduduk

    Th. 2012

    (Jiwa)

    Kepadatan

    Bruto

    (Jiwa/Ha)

    Kepadatan

    Netto

    (Jiwa/Ha)

    Kecamatan

    Klungkung

    Desa Satra 190.76 8.6 1254 7 146

    Desa Tojan 132.46 16.6 2427 18 146

    Desa Jumpai 143.57 17.9 1972 14 110

    Desa Tangkas 278.45 25.1 3219 12 128

    Desa Gelgel 290 24.05 7893 27 328

    Kampung Islam

    Gelgel7 4.23 1046 149 247

    KecamatanDawan

    Desa Kusamba 201 50.4 6449 32 128

    Kampung Kusamba 10 4.5 658 66 146

    Desa Pesinggahan 365 17.7 4405 12 249

    Desa Dawan Kelod 430 32.5 2425 6 75

    Desa Gunaksa 683 62.4 5680 8 91

    Kecamatan

    Banjarangkan

    Desa Negari 216 25.3 2622 12 104

    Desa Takmung 594 46.1 4318 7 94

    Total 3541.24 335.38 44368 13 132

    3.4.2 Struktur Penduduk

    Berdasarkan data penduduk menurut jenis kelamin Tahun 2013 di Kawasan Tegal

    Besar-Goa Lawah yang dikeluarkan oleh BPS, jumlah penduduk perempuan lebih besar

    daripada jumlah penduduk laki-laki. Jumlah penduduk laki-laki sebesar 23.133 jiwa dan

    penduduk perempuan sebesar 21.235 jiwa dengan rasio jenis kelamin sebesar 1,09 %.

    Untuk lebih jelasnya mengenai struktur penduduk di Kawasan Tegal Besar-Goa Lawah

    berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada tabel berikut.

    Tabel 3.9 Jumlah , Sebaran dan Kepadatan Penduduk Kawasan Perencanaan Tahun 2012

    Sumber : Hasil Wawancara Kepala Desa dan hasil analisis tim, 2014

  • 5/19/2018 Gambaran Umum Kawasan Perencanaan

    19/32

    L A P O R A N A N T A R A BAB III - 19

    Penyusunan RANPERDA Rencana Rinci Tata Ruang

    Kawasan Strategis Daya Tarik Wisata Tegal Besar Goa Lawah

    Kecamatan Desa/Kelurahan

    Jumlah Penduduk Tahun 2012Sex Ratio

    (%)Laki-Laki Perempuan Jumlah

    Kecamatan

    Klungkung

    Desa Satra 653 601 1254 1.09

    Desa Tojan 1157 1270 2427 0.91

    Desa Jumpai 961 1011 1972 0.95

    Desa Tangkas 1621 1598 3219 1.01

    Desa Gelgel 5234 2659 7893 1.97

    Kampung Islam Gelgel 517 529 1046 0.98

    Kecamatan

    Dawan

    Desa Kusamba 3157 3292 6449 0.96

    Kampung Kusamba 318 340 658 0.94

    Desa Pesinggahan 2156 2249 4405 0.96

    Desa Dawan Kelod 1168 1257 2425 0.93Desa Gunaksa 2784 2896 5680 0.96

    Kecamatan

    Banjarangkan

    Desa Negari 1281 1341 2622 0.96

    Desa Takmung 2126 2192 4318 0.97

    Total 23133 21235 44368 1.09

    3.5 Kondisi Sosial Budaya

    3.5.1 Sistem Tata Nilai dan Budaya Kawasan

    Setiap pembangunan sebuah kawasan yang berada di lingkungan daerah Bali

    sudah semestinya memperhatikan tatanan nilai budaya Bali yang sudah menjadi tradisi

    masyarakat sekitarnya. Apabila pembangunan dilakukan tanpa memperhatikan norma

    budaya yang telah ada maka nantinya akan berakibat dapat merugikan masyarakat itu

    sendiri baik secara materiil maupun spriritual. Demikian halnya dengan pembangunan

    jalan arteri Tohpati-Kusamba, aspek sosial budaya merupakan hal yang sangat penting

    diperhatikan agar pemanfaatan jalan tersebut berguna sesuai dengan tujuan semula.

    Kebudayaan Bali yang berlandaskan atau dijiwai oleh ajaran agama Hindu telah

    mengakar dalam setiap aktivitas masyarakat Bali baik secara individu maupun

    kelompok/organisasi. Landasan budaya Bali pada dasarnya bersumberkan dari kitab suci

    Weda dan sebagai kerangka dasar ajaran Weda digariskan dalam Tri Kerangka Agama

    Hindu yaitu Sradha, Susila dan Acara.

    Sradha memberikan petunjuk keyakinan tentang Tuhan berdasarkan konsepsi

    filosofi ke-Tuhanan. Susila memuat pedoman yang baik untuk berpikir, berkata, dan

    berbuta sesuai dengan tuntunan Dharma. Sedangkan acara menuntun umat untuk

    melakukan tradisi keagamaan dengan tulus munurut Swadharmanya/kewajibannya

    sehingga mampu secara harmonis berhubungan dengan Tuhan, manusia, alam dan

    lingkungannya.

    Penduduk yang bermukim di kawasan sepanjang jalan arteri Tohpati-Kusamba

    sebagian besar masyarakat Bali yang beragama Hindu dengan keragaman budaya dan

    sistem kemasyarakatan yang terbentuk menurut adat yang berlaku seperti pekurenan

    (keluarga), kelompok dadia (keturunan) sebagai akibat adanya perkawinan. Hal ini

    dicirikan dengan sebaran elemen bangunan atau penempatan bentuk bangunan budaya

    Tabel 3.10 Struktur Penduduk Kawasan Perencanaan Tahun 2012

    Sumber : Hasil Wawancara Kepala Desa dan hasil analisis tim, 2014

  • 5/19/2018 Gambaran Umum Kawasan Perencanaan

    20/32

    L A P O R A N A N T A R A BAB III - 20

    Penyusunan RANPERDA Rencana Rinci Tata Ruang

    Kawasan Strategis Daya Tarik Wisata Tegal Besar Goa Lawah

    Bali, seperti bangunan Pura atau tempat suci, balai banjar dan kawasan suci seperti

    Perempatan Agung. Masyarakat kawasan jalur jalan arteri Tohpati-Kusamba dalam

    menginterpretasikan konsep-konsep ruang tidak jauh berbeda dengan masyarakat di

    daerah lainnya di Bali. Falsafah Tri Hita Karana yang tertuang pada setiap aturan-aturan

    hukum atau Awig-Awig Desa Adat dimanifestasikan di dalam konsep tata ruang di

    wilayah perencanaan baik secara makro maupun mikro.

    Kelembagaan yang hidup pada masyarakat Bali pada umumnya serta masyarakat

    pada kawasan perencanaan pada khususnya secara garis besar ada beberapa lembaga

    yaitu Banjar, Subak, Subak Abian, dan Sekehe yang berfungsi sebagai motivator dan

    katalisator pembangunan. Keberadaan lembaga-lembaga adat di kawasan perencanaan

    pada saat ini masih tetap eksis yang diatur dengan awig-awig adat untuk mengatur

    wilayah dan anggota (krama) sehingga tidak bertentangan dengan aturan hukum.

    3.5.2 Landasan Struktural

    Kebudayaan Bali bermula, tumbuh dan bekembang dijiwai oleh ajaran agama

    Hindu. Filosofi ajaran agama Hindu tercermin dari kehidupan bermasyarakat di Bali.

    Perilaku budaya masyarakat sehari-hari secara dominan berpedoman pada etika religius

    yaitu karma. Berpedoman dari karma inilah maka masyarakat Bali dalam prilakunya

    percaya kepada Tuhan, Atma/Roh Leluhur, Samsara dan Moksa. Kepercayaan masyarakat

    diwujudkan melalui kegiatan ritual keagamaan seperti pembangunan tempat suci mulai

    dari tingkat keluarga sampai Kahyangan Jagat. Dalam konsep keagamaan ini menyatu

    antara konsep agama dengan adat-istiadat sebagai unsur kebuadayaan masyarakat Bali.

    Masyarakat Bali menanamkan pengertian mengenai ajaran mengharmoniskan hubungan

    antara manusia dengan Tuhan (Pahrayangan), antara sesama manusia (Pawongan), dan

    antara manusia dengan lingkungannya (Pelemahan). Ajaran yang dikenal dengan nama

    Tri Hita Karana tidak hanya terbatas pada pemahaman konsep semata, melainkan

    diwujudkan dengan aktivitas/pelaksanaan dalam kehidupan sehari-hari.

    Pembangunan jalan arteri Tohpati Kusamba termasuk di dalam salah satu

    pembangunan Palemahan yang nantinya tidak bisa dipisahkan dengan pembangunan

    Pahrayangan serta Pawongan di wilayah tersebut. Sehingga landasan struktural

    kebudayaan Bali di sekitar kawasan perencanaan bersumber dari Kitab Suci Weda yaitu

    Sradha dan Bakti dan berpusat dari Karma, serta dilandasi oleh filosofi Tri Hita Karana

    yang tertata di dalam wadah desa adat secara berkesinambungan.

    Kondisi eksisiting di lapangan, pembangunan jalan arteri Tohpati-Kusamba akan

    melintasi kawasan Tri Hita Karana seperti :

    1.

    Pahrayangan : di bagian utara dan selatan jalan banyak terdapat tempat-tempat suci

    /pura baik yang berstatus pura keluarga, Kahyangan Tiga dan Dang Kahyangan.

    2. Pawongan : di sepanjang wilayah perencanaan khususnya jalur jalan arteri -

    Tohpati Kusamba banyak melalui permukiman penduduk dan setra.

    3. Palemahan : di sepanjang wilayah perencanaan yang dilalui oleh jalan arteri

    Tohpati-Kusamba terdapat banyak kebun, sawah, jurang, sungai dan sebagainya yang

    merupakan bagian wikayah desa sebagai tempat mengusahakan kehidupannya.

  • 5/19/2018 Gambaran Umum Kawasan Perencanaan

    21/32

    L A P O R A N A N T A R A BAB III - 21

    Penyusunan RANPERDA Rencana Rinci Tata Ruang

    Kawasan Strategis Daya Tarik Wisata Tegal Besar Goa Lawah

    3.5.3 Konsep dan Pola Permukiman

    Konsep budaya setempat yang terkait dengan tata ruang wilayah kabupaten yaitu

    konsep keseimbangan alam, rwa bhineda, harmonisasi dengan lingkungan dan orientasi.

    1.

    Keseimbangan Alam

    a.

    Keseimbangan 9 (sembilan) arah mata angin merupakan pengejewantahan

    konsepsi Dewata Nawa Sanga dalam tata ruang diekspresikan dengan pola Sanga

    Mandala.

    b. Keseimbangan empat arah merupakan pengejewantahan konsepsi Catur Loka Pala

    dalam tata ruang diekspresikan dengan pola catuspatha.

    c. Keseimbangan tiga alam yaitu alam bhuta, alam manusia, dan alam dewa

    merupakan pengejewantahan konsepsi Tri Loka dalam tata ruang diekspresikan

    dengan pola Tri Mandala.

    2.

    Rwa Bhineda

    Wujud wujud pasangan linier dalam tata ruang adalah hulu-teben, luhur-sor, akasa-

    pretiwi, sakral-profan. Kawasan-kawasan hulu dialokasikan untuk fungsi-fungsi dan

    wujud-wujud yang utama atau yang disakralkan sedangkan kawasan teben untuk

    fungsi-fungsi dan wujud yang sebaliknya. Luhur-sor merupakan wujud penataan

    vertikal yang mengambil paralelisme hulu-teben yang horisontal. Konsep perpaduan

    akasa-pratiwi (langit-bumi) diejawantahkan dalam bentuk halaman tengah atau

    natah.

    3. Harmonisasi dengan lingkungan

    Konsep harmonisasi dengan lingkungan dilandasi oleh falsafah Tri Hita Karana.

    Wilayah Kabupaten merupakan miniatur makrokosmos (alam raya). Tata ruang

    wilayah Kabupaten harmonis dengan tatanan alam (kosmos). Penataan secara

    horizontal harus harmonis dengan struktur horizontal alam. Demikian pula susunan

    vertikal secara prinsip harus harmonis dengan susunan vertikal alam.

    4.

    Orientasi

    Konsep orientasi arah utama (hulu) wilayah Kabupaten pada dasarnya ditentukan

    oleh posisi gunung atau pegunungan, sedangkan arah nista(teben) adalah arah yang

    berlawanan umumnya laut. Orientasi gunung laut membentuk pola-pola yang linier

    seperti pola TriMandala dengan utama mandaladi arah ke gunung, madya mandaladi

    tengah, dan nista mandala ke arah laut. Tempat terbitnya matahari (timur)

    merupakan faktor penentu yang kedua untuk menentukan arah utama. Orientasi

    terbit- tenggelamnya matahari membentuk sumbu linier timur barat. Arah ke

    gunung adalah arah ke-adia disebut kaja, dan arah sebaliknya atau ke laut disebut

    kelod.

    Pola permukiman perdesaan pada dasarnya berpola linier yang dikombinasi

    dengan catuspatha sebagai puser-puser desa. Dalam satuan desa adat/pekraman

    terdapat fasilitas-fasilitas peribadatan Tri Kahyangandan pasar desa. Di beberapa desa

    pada puser-nya terdapat puri dan/atau pasar. Permukiman yang pada dasarnya linier

    tetapi dikombinasi dengan catuspatha dapat diketemukan antara lain di Desa Nyalian,

    Tihingan, Kamasan, dan Kusamba.

  • 5/19/2018 Gambaran Umum Kawasan Perencanaan

    22/32

    L A P O R A N A N T A R A BAB III - 22

    Penyusunan RANPERDA Rencana Rinci Tata Ruang

    Kawasan Strategis Daya Tarik Wisata Tegal Besar Goa Lawah

    3.5.4 Kegiatan Budaya dan Sebaran Tempat Suci Dalam Kawasan Perencanaan

    Di sepanjang jalan arteri Tohpati-Kusamba dipergunakan sebagai obyek wisata

    kegiatan untuk menunjang kegiatan sehari-hari seperti di bidang ekonomi, pertanian,

    nelayan dan pariwisata serta kegiatan upacara keagamaan yang dilaksanakan oleh

    masyarakat sekitar. Lokasi yang digunakan oleh umat Hindu dalam melaksanakan

    kegiatan upacara keagamaan yaitu Pantai Kesiut, Pantai Negari, Pantai Lepang, dan Pantai

    Klotok. Khusus untuk Pantai Klotok selain dipakai untuk kegiatan upacara keagamaan

    bagi masyarakat adat sekitarnya juga merupakan tempat prosesi upacara Dewa Yadnya

    bagi seluruh umat Hindu Bali dan Indonesia, yang berkaitan dengan rangkaian upacara

    yang diselenggarakan di Pura Besakih.

    Pura-pura yang terdapat di sepanjang pesisir pantai di kawasan perencanaan

    yaitu Pura Er Jeruk di Pantai Purnama, Pura Sukaluwih di Pantai Saba, Pura Masceti di

    Pantai Masceti, Pura Candi di Pantai Lebih, Pura Segara dan Pura Desa di Pantai

    Negari/Tegal Besar, serta Pura Watu Klotok di Pantai Klotok.

    Kegiatan upacara yang dilakukan di lokasi-lokasi pura tersebut dilakukan secara

    berkala sesuai dengan tingkatan dan jenis Yadnya yang dilaksanakan seperti:

    1.

    Di Pantai Kesiut dilakukan kegiatan melasti dalam rangkaian dengan upacara Nyepi

    yang pelaksanaannya 3 (tiga) hari sebelum Nyepi dan dipergunakan sebagai tempat

    Nganyut dalam upacara Pitra Yadnya oleh masyarakat Desa Tulikup.

    2. Di Pantai Lepang dipergunakan sebagai tempat melasti pada setiap upacara di Pura

    Kahyangan Tiga Desa Adat Losan.

    3.

    Di Pantai Klotok digunakan sebagai tempat melasti ketika upacara Panca Wali Krama

    karena Pura Klotok berkaitan dengan Pura Penataran Agung Besakih, Upacara di Pura

    Dasar Gelgel setiap Purnama Kapat, Upacara di Pura Dalem Tapmwagan Bangli setahun

    sekali, upacara Nyepi yang dilaksanakan setiap setahun sekali mulai dari 5 (lima) hari

    sebelum Nyepi oleh masyarakat Kabupaten Klungkung, upacara nganyut dalam rangka

    upacara Pitra Yadnya oleh masyarakat Klungkung.

    3.5.5 Sistem Kelembagaan

    Lembaga yang hidup di masyarakat pada Kawasan Strategis Tegal Besar-Goa Lawah

    yaitu : Banjar, Subak, Subak Abian dan Sekaa yang berfungsi sebagai motivator dan

    katalisator pembangunan.

    Gambar 3.8 Arah Orientasi Ruang Budaya Bali Gambar 3.9 Pola Desa Kusamba

  • 5/19/2018 Gambaran Umum Kawasan Perencanaan

    23/32

    L A P O R A N A N T A R A BAB III - 23

    Penyusunan RANPERDA Rencana Rinci Tata Ruang

    Kawasan Strategis Daya Tarik Wisata Tegal Besar Goa Lawah

    1. Banjar

    Banjar merupakan komunitas di bawah Desa Pakraman yang memiliki unsur unsur

    warga (krama), teretorial, bale dan pura, awig (peraturan), dan pengurus. Di dalam

    banjar ini terpadu peranan seseorang anggota banjar sebagai anggota sebuah desa

    adat dan desa dinas.

    2. Subak

    Subak adalah organisasi pengairan bersumber dari 1 sumber air untuk mengairi

    satu kesatuan areal persawahan yang bersifat sosio-agraris-religius, yang terdiri

    atas para petani penggarap pada arela subak tersebut.

    Subak mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

    Subak merupakan organisasi petani yang megelola irigasi untuk anggota-

    anggotanya. Sebagai suatu organisasi subak mempunyai aturan-aturan

    keorganisasian (awig-awig), baik secara tertulis maupun tidak tertulis;

    Subak mempunyai sumber air bersama, sumber air ini dapat berupa bendung

    (empelan) di sungai, mata air, air tanah ataupun saluran utama sistem irigasi;

    Subak mempunyai areal persawahan;

    Subak mempunyai otonomi baik internal maupun eksternal; dan

    Subak mempunyai satu atau lebih Pura Bedugul (atau Pura yang berhubungan

    dengan persubakan).

    3. Subak Abian

    Bercocok tanam di ladang (lahan kering) lebih dahulu dikenal dibandingkan dengan

    pertanian lahan basah. Munculnya kedua sistem itu adalah secara alami sebab suatu

    sistem pertanian itu diterapkan sesuai dengan situasi dan kondisi lahan pertanian

    itu sendiri. Pertanian pada lahan kering di Bali disebut Abian (kebun). Ada dua

    macam sistem pada kebun yaitu :

    Kebun dengan sistem tanaman keras (tahunan) seperti kopi, jeruk cengkeh,

    rambutan, mangga, kelapa dan lain sebagainya; dan

    Kebun dengan tanaman semusim yang berumur pendek seperti sayur-sayuran,

    bunga-bungaan, kacang-kacangan, kentang, bawang, jagung dan sebagainya.

    Subak abian itu secara khusus mengkoordinir pertanian lahan kering

    (perkebunan).

    Lembaga subak ini bersifat permanen dengan keorganisasian mantap dan

    mempunyai nama sendiri-sendiri, serta mempunyai anggaran dasar dan anggaran

    rumah tangga yang disebut awig-awig subak.

    4. Sekaa

    Sekaa dibentuk berdasarkan asas sukarela berdasarkan atas tujuan-tujuan tertentu

    yang sangat khusus sesuai dengan bidang-bidang yang ada dalam kehidupan

    masyarakat. Keberadaan sekaa dapat dibagi dua yaitu :

    Ada sekaa yang berbentuk permanen yang berlangsung terus menerus (dari

    generasi ke generasi); dan

    Ada sekaa yang dibentuk secara temporal.

    Sekaa yang berbentuk permanen misalnya : Sekaa teruna-teruni, sekaa pemangku,

    sekaa patus, sekaa dadia, sekaa gong dan lain-lain. Sedangkan sekaa yang bersifat

    sementara seperti : sekaa manyi, sekaa semal, sekaa mamuia, sekaa kopi dan lain-

    lain.

  • 5/19/2018 Gambaran Umum Kawasan Perencanaan

    24/32

    L A P O R A N A N T A R A BAB III - 24

    Penyusunan RANPERDA Rencana Rinci Tata Ruang

    Kawasan Strategis Daya Tarik Wisata Tegal Besar Goa Lawah

    A. Upacara Agama dan Upacara Adat

    Landasan upacara agama dan upacara adat di kawasan perencanaan selain

    berlandaskan ajaran Agama Hindu juga dilandaskan oleh dresta (tradisi) yang telah ada

    dan dianggap benar, upacara agama dan upacara adat yang membutuhkan ruang sesuai

    dengan pelaksanaan Panca Maha Yadnya yaitu : Dewa Yadnya, Rsi Yadnya, Pitra Yadnya,

    Manusia Yadnya dan Bhuta Yadnya.

    1. Kebutuhan ruang dalam pelaksanaan Dewa Yadnya antara lain tempat suci (pura),

    kawasan suci, dan lintasan suci seperti jalan-jalan, yang dipakai prosesi ritual.

    2.

    Kebutuhan ruang dalam pelaksanaan Rsi Yadnya biasanya kebutuhan ruangnya

    sama dengan upacara Manusia Yadnya yaitu terbatas pada ruang permukiman.

    Namun juga ada dipergunakannya ruas-ruas jalan untuk prosesi tersebut.

    3. Kebutuhan ruang untuk kebutuhan Upacara Pitra Yadnya selain permukiman

    (rumah duka) juga dipakainya ruas jalan pempatan agung dan setra (kuburan)

    dalam prosesi upacaranya.

    4.

    Upacara bhuta yadnya yang dilaksanakan di wilayah perencanaan, yang paling

    utama membutuhkan ruang adalah Bhuta Yadnya yang dilakukan secara berkala

    seperti : Tawur Kesanga (akhir tahun/saka) yang umumnya dilakukan di

    Catuspatha Kabupaten/Kecamatan /Desa, dan di Bale Banjar.

    Dengan kegiatan-kegiatan upacara diatas sudah pasti akan menemukan

    permasalahan dari pemanfaatan ruangnya sehingga perlu mendapatkan perhatian

    untuk membangun, memperbaiki dan menata sarana dan prasarana upacara tersebut

    dengan tetap mempertahankan daerah-daerah peruntukan kegiatan upacara dimaksud,

    baik dari nilai estetika maupun radius kesuciannya.

    B. Tempat Suci dan Kawasan Suci

    Tempat suci adalah tempat yang disakralkan untuk pemujaan Hyang Widhi atau

    manifestasinya. Sedangkan kawasan suci adalah suatu wilayah yang disakralkan oleh

    umat hindu di kawasan perencanaan seperti : gunung, mata air, sungai, campuhan

    (pertemuan sungai) danau, pantai dan laut, setra, subak, dan catuspatha.

    Tempat suci atau sering disebut pura atau kahyangan, berisi bangunan-bangunan

    suci/pelinggih. Tempat tempat suci atau pura di kawasan perencanaan dapat

    diklasifikasikan sebagai berikut :

    1. Pura Keluarga : sanggah/pemerajan, panti, paibon, dadia, batur, pedarman

    2. Pura Swagina : Bedugul, Ulunsari, Segara. Melanting, dan pura/merajan di instansi-

    instansi

    3. Kahyangan Jagat : Sad Kahyangan dan Dang Kahyangan

    4. Tri Kahyangan Desa : Puseh, Desa, Dalem

    Kawasan - kawasan suci dan radius kesucian pura memiliki makna-makna ekologis,

    konservatif, religius, dan ekonomi, untuk kawasan suci dan radius kesucian perlu

    pengaturan sempadan, perlakuan, dan pengelolaan untuk mempertahankan kesucian,

    keberlanjutan sumber daya alam, sumber daya budaya, dan sumber perekonomian.

    Tempat suci umumnya berada pada kawasan suci dan diamankan dengan radius

    kesucian pura sesuai dengan jiwa yang termuat dalam Bhisama Parisada Hindu Dharma

    Indonesia mengenai radius kesucian pura melalui surat keputusan PHDI Pusat No.

    11/Kep./I/PHDIP/1994 tertanggal 25 januari 1994.

  • 5/19/2018 Gambaran Umum Kawasan Perencanaan

    25/32

    L A P O R A N A N T A R A BAB III - 25

    Penyusunan RANPERDA Rencana Rinci Tata Ruang

    Kawasan Strategis Daya Tarik Wisata Tegal Besar Goa Lawah

    Menurut Bhisama tersebut radius kesucian pura Sad Kahyangan adalah apeneleng

    agungyang setara dengan minimal 5000 m dan Dang kahyanganadalah apeneleng alit

    yang setara dengan 2000 m. Sedangkan untuk Tri Kahyangan adalah apenimpug yang

    setara dengan 50 m atau apenyengker setara dengan telajakan pura atau pelaba yang

    ada disekitar pura.

    Dalam radius kesucian pura ini perlu diatur kegiatan/bangunan yang diperbolehkan

    berkaitan dengan penyelenggaraan wali, perawatan/pengawasan, perumahan mangku,

    desa pengemong, dan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan dalam kegiatan wali maupun

    perbaikan pura seperti parkir, warung makan/minum, budi daya pertanian dan

    kawasan berfungsi lindung.

    Tempat suci dan kawasan suci salah satu fungsinya sebagai tempat dilaksanakannya

    upacara agama. Maka di kawasan perencanaan upacara agama sesuai dengan

    prosesinya yang paling banyak memanfaatkan ruang antara lain :

    a. Upacara Tawur Agung pada akhir sasih kesanga yang dilaksanakan di Catus Pata

    Desa Adat dan di tiap Kecamatan pada kawasan perencanaan

    b.

    Khusus Tawur Agung di Ibukota Kabupaten Klungkung mempunyai ketentuan Pada

    saat kesepuluh kali kembali mekar/Padma mekar dibarengi dengan Panca Bali

    Krama di Besakih dan Batu Klotok yang berada pada kawasan perencanaan.

    Adapun sebaran tempat suci dan kawasan suci dalam kawasan perencanaan yaitu

    No. Nama Pura Tingkatan

    Lokasi

    Desa Kecamatan

    1. Goa Lawah Kahyangan Jagat Pesinggahan Dawan

    2. Batu Klotok Kahyangan Jagat Gelgel Klungkung

    3. Dasar Gelgel Kahyangan Jagat Gelgel Klungkung

    4. Kentel Gumi Kahyangan Jagat Banjarangkan Banjarangkan

    Sumber : PHDI Kabupaten Klungkung Dalam MATEK RTRW Kabupaten Klungkung Tahun 2013-2033

    No. Nama Pura Fungsi

    Lokasi

    Desa Kecamatan

    4. Pantai Nagari Melasti dan Penganyutan Desa Negari Banjarangkan

    5. Pantai Lipang Melasti dan Penganyutan Desa Takmung Banjarangkan

    6. Batu Klotok Melasti dan Penganyutan Desa Takmung Klungkung

    7. Pantai Kusamba Melasti dan Penganyutan Desa Tojan Dawan8. Pantai Goa Lawah Meajar-ajar Desa Kusamba Dawan

    Sumber : PHDI Kabupaten Klungkung Dalam MATEK RTRW Kabupaten Klungkung Tahun 2013-2033

    3.6 Kondisi Perekonomian

    3.6.1 Produk/Pendapatan Domestik Regional Bruto PDRB)

    Salah satu alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja ekonomi di

    suatu wilayah adalah Produk Domestik Regional Bruto. PDRB dibedakan menjadi dua

    yaitu PDRB sektoral yang merupakan nilai tambah yang tercipta dalam setiap sektor

    usaha di suatu wilayah pada periode waktu tertentu dan PDRB penggunaan atau

    konsumsi yang merupakan pengeluaran akhir berbagai produk barang dan jasa untuk

    mengkonsumsi akhir, investasi fisik dan ekspor neto di suatu wilayah pada periode waktu

    tertentu.

    Tabel 3.11 Sebaran Tempat Suci Pura) di Kawasan Perencanaan

    Tabel 3.12 Sebaran Kawasan Suci di Kawasan Perencanaan

  • 5/19/2018 Gambaran Umum Kawasan Perencanaan

    26/32

    L A P O R A N A N T A R A BAB III - 26

    Penyusunan RANPERDA Rencana Rinci Tata Ruang

    Kawasan Strategis Daya Tarik Wisata Tegal Besar Goa Lawah

    PDRB Kabupaten Buleleng atas dasar harga berlaku tahun 2011 besarnrya 8.288.239,22

    juta rupiah dan 3.668.884,04 juta rupiah atas dasar harga konstan. Secara nominal nilai

    PDRG tahun 2011 baik atas dasar harga konstan maupun atas dasar harga berlaku

    menunjukkan peningkatan dibanding tahun sebelumnya.

    Dari tahun ke tahun sektor pertanian masih merupakan sektor yang paling dominan

    dalam kontribusinya terhadap pembentukan PDRB di Kabupaten Buleleng. Kontribusi

    sektor ini mencapai 29,52 persen. Sektor perdagangan, hotel dan restoran menjadi sektor

    penting setelah pertanian yang kontribusinya mencapai 25,97 persen. Kegiatan pariwisata

    mempunyai mempunyai peranan penting dalam perkembangan sektor ini.

    Dan tercatat laju pertumbuhan PDRB tahun 2011 di Kabupaten Buleleng adalah sebesar

    6,11 persen. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan PDRB

    tahun sebelumnya yang mencapai 5,85 persen. Secara umum naiknya laju pertumbuhan

    ekonomi di Kabupaten Buleleng sangat dipengaruhi oleh peningkatan kinerja sektor

    pertanian, terlebih sektor ini mempunyai kontribusi paling besar dalam pembentukan

    PDRB di Kabupaten Buleleng. Turut pula memberi andil pada peningkatan laju

    pertumbuhan ekonomi yaitu tumbuhnya nilai tambah sektor perdagangan, hotel, dan

    restoran serta sektor jasa-jasa.

    3.6.2 Mata Pencaharian Penduduk

    3.6.3 Potensi Perekonomian Kawasan Perencanaan

    3.7 Kondisi Kepariwisataan

    3.7.1 Destinasi Wisata Kawasan Perencanaan

    Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang

    Kepariwisataan yang dimaksud dengan Destinasi Pariwisata adalah kawasan geografis

    yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat daya

    tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang

    saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan. Berdasarkan pengertian di

    atas, unsur-unsur pembentuk destinasi pariwisata meliputi : daya tarik wisata,

    aksesibilitas, prasarana dan fasilitas umum, fasilitas pariwisata.

    Daya Tarik Wisata (DTW) merupakan pusat-pusat kegiatan baik berupa titik

    lokasi, sekitar bangunan tertentu, kawasan, hamparan maupun wilayah desa yang

    memiliki potensi sebagai daya tarik wisata. Daya tarik wisata di kawasan perencanaan

    terdiri dari:

    a. Wisata Pantai meliputi:1.

    Pantai Tegal Besar dan Pantai Negari, di Kecamatan Banjarangkan;2.

    Pantai Goa Lawah di Desa Pesinggahan, Kecamatan Dawan; dan

    b. Wisata Spiritual meliputi:

    1. Kawasan Pura Goa Lawah;

    2. Kawasan Pura Kentel Gumi;

    3. Kawasan Pura Penataran Ped;4. Kawasan Pura Puncak Bukit Mundi; dan

  • 5/19/2018 Gambaran Umum Kawasan Perencanaan

    27/32

    L A P O R A N A N T A R A BAB III - 27

    Penyusunan RANPERDA Rencana Rinci Tata Ruang

    Kawasan Strategis Daya Tarik Wisata Tegal Besar Goa Lawah

    5. Kawasan Pura Goa Giri Putri.

    c. Desa Wisata meliputi: Desa Gelgel;

    d Wisata Petualangan meliputi: Tukad Unda (arung jeram).

    e. Wisata Remaja meliputi: Wisata Tirta (kolam renang) di Desa Gelgel.

    f. Pengembangan Daya Tarik Wisata Terpadu di Rencana Pengembangan Kawasan

    Exs Pertambangan Bahan Galian Golongan C.

    3.8 Sistem Jaringan Transportasi

    Transportasi jalan merupakan moda transportasi utama yang berperan penting

    dalam mendukung pembangunan serta mempunyai kontribusi terbesar dalam melayani

    mobilitas manusia maupun distribusi komoditi perdagangan dan industri. Transportasi

    jalan semakin diperlukan untuk menjembatani kesenjangan dan mendorong pemerataan

    pembangunan antar wilayah, antar perkotaan dan antar pedesaan serta untuk

    mempercepat pengembangan wilayah. Tujuan pembangunan transportasi jalan adalah

    meningkatkan pelayanan jasa transportasi secara efisien, handal, berkualitas, aman, harga

    terjangkau dan mewujudkan sistem transportasi secara intermoda dan terpadu dengan

    pembangunan wilayah dan menjadi bagian dari suatu sistem distribusi yang mampu

    memberikan pelayanan dan manfaat bagi masyarakat luas, termasuk meningkatkan

    jaringan desa-kota yang memadai. Dalam upaya pembangunan transportasi jalan,

    diperlukan untuk mengkaji kinerja jalan dengan mengevaluasi kondisi lalu lintas pada

    jaringan jalan.

    1. Hirarki dan Fungsi Jaringan Jalan

    Jaringan jalan eksisting di wilayah perencanaan merupakan satu kesatuan sistem yang

    terdiri dari sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringan jalan sekunder. Di wilayah

    perencanaan sistem jaringan primer lebih menonjol karena kondisi kawasan non

    perkotaan dan hanya di beberapa tempat yang berhubungan dengan sistem jaringan jalan

    sekunder.

    1. Jaringan jalan arteri primer: yang berfungsi dalam melayani pergerakan orang, dan

    barang antar pulau (Jawa-Bali-Lombok) antar kota/kabupaten serta antar kawasan

    pariwisata di Bali. Yang termasuk jaringan arteri primer adalah jalur jalan Denpasar-

    Gianyar - Klungkung dan segmen dari ruas jalan Tohpati - Kusamba.

    2. Jaringan jalan lokal primer: merupakan jaringan jalan lokal pedesaan yang fungsinya

    sebagai jalan penghubung antar ibukota kecamatan dengan desa di dalam kawasan

    perencanaan, sebagai jalan penghubung antar desa di dalam wilayah perencanaan

    serta sebagai jalan penghubung antar obyek wisata dalam wilayah perencanaan.

    3.

    Jaringan jalan lokal lingkungan: merupakan jaringan jalan yang berfungsi sebagai

    jalan penghubung antar lingkungan permukiman di dalam wilayah perencanaan,

    antara pusat lingkungan di ke jalan lokal primer dan ke pusat pelayanan lainnya,

    antar obyek wisata dalam wilayah perencanaan.

    2. Pola Pergerakan

    Pola pergerakan yang terdapat di kawasan perencanaan yaitu :

    1. Pergerakan antar pulau yaitu Pulau Jawa Bali Lombok yang melintasi Jalan Arteri

    Tohpati-Kusamba.

    2. Pergerakan regional yaitu pergerakan antar kabupaten, kecamatan dan kota dan

    antar salah satu kawasan pariwisata di Bali seperti ruas jalan DenpasarSukawati-

    Gianyar-Klungkung-Karangasem, atau Lajur Jalan Tohpati-Kusamba.

  • 5/19/2018 Gambaran Umum Kawasan Perencanaan

    28/32

    L A P O R A N A N T A R A BAB III - 28

    Penyusunan RANPERDA Rencana Rinci Tata Ruang

    Kawasan Strategis Daya Tarik Wisata Tegal Besar Goa Lawah

    Pola pergerakan lokal menyangkut pergerakan antar desa dan antar pegerakan fungsional

    dan antar obyek wisata dalam kawasan perencanaan. Pergerakan ini terjadi karena

    adanya aktivitas penduduk di wilayah perencanaan untuk memenuhi kebutuhan hidup

    sehari-hari didukung oleh jaringan jalan lokal dan lingkungan.

    3. Kondisi Jalan di Kawasan Perencanaan

    Berdasarkan data statistik tahun 2013 bahwa jenis jalan yang terdapat dalam kawasan

    perencanaan pada umumnya sudah berasal pada dan kondisi baik.

    Desa/KelurahanJenis Jalan (Km)

    JembatanAspal Diperkeras Tanah

    Desa Satra 4,60 - - 1

    Desa Tojan 8,50 - - 3

    Desa Jumpai 2,80 - - 1

    Desa Tangkas 5,20 - - 1

    Desa Gelgel 11,50 - - 1

    Kampung Islam

    Gelgel0,70

    - - 1

    Desa Kusamba 7,00 - - 4

    Kampung Kusamba 1,00 - -

    Desa Pesinggahan 7,50 - - 2

    Desa Dawan Kelod 3,40 - - 3

    Desa Gunaksa 8,00 - - 4

    Desa Negari 5,8 - - 2

    Desa Takmung 9,1 - - 4

    Total 75,1 - - 27

    4. Terdapatnya Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Transportasi Darat

    (1)

    Sistem Jaringan Jalan berupa jaringan jalan bebas hambatan merupakan jaringan

    jalan nasional untuk lalu lintas menerus dengan pengendalian jalan masuk secara

    penuh dan tanpa adanya persimpangan sebidang serta dilengkapi dengan pagar

    ruang milik jalan, meliputi rencana pengembangan:

    a.

    ruas jalan Tohpati Kusamba Padangbai;

    (2) Jaringan jalan kolektor primer 3 merupakan jaringan jalan provinsi yang berfungsi

    melayani pergerakan antar PKW dengan PKL (Pusat Kegiatan Lokal) atau antar

    PKL/PKW dengan PPK (Pusat Pelayanan Kawasan) yang telah ada meliputi:

    a. ruas jalan Klungkung Gelgel;

    b.

    ruas jalan Takmung Satra;

    c.

    rencana jalan ke Pelabuhan Penyberangan Gunaksa.

    (3) Jaringan jalan sekunder (jalan kabupaten), meliputi ruas jalan:Negari Angantaka.

    Tabel 3. Struktur Jaringan Jlan di Kawasan Perencanaan

    Sumber: Kecamatan Klungkung, Dawan dan Banjarangkan Dalam Angka 2013

  • 5/19/2018 Gambaran Umum Kawasan Perencanaan

    29/32

    L A P O R A N A N T A R A BAB III - 29

    Penyusunan RANPERDA Rencana Rinci Tata Ruang

    Kawasan Strategis Daya Tarik Wisata Tegal Besar Goa Lawah

    5. Terdapatnya Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Transportasi Laut

    Sistem pelayanan transportasi laut di Kawasan Sepanjang Jalur Jalan Tohpati Kusamba

    meliputi:

    (1)

    Pelabuhan Penyeberangan Gunaksa di Desa Gunaksa Kecamatan Dawan sebagai

    pasangan Pelabuhan Penyeberangan Mentigi di Kecamatan Nusa Penida untuk

    pelayanan kapal penyeberangan dalam Provinsi atau dalam Kabupaten;

    (2) Pelabuhan Tribuana, Kusamba untuk pelayanan kapal pelayaran rakyat angkutan

    penumpang dan barang, di Desa Kusamba;

    (3)

    Pelabuhan Pariwisata yaitu pengembangan pelabuhan kapal pesiar sejenis cruise

    dan yacht di Kawasan Eks Galian C Gunaksa secara terpadu dgn DTW lainnya.

    3.9 Prasarana Dasar Wilayah

    3.9.1 Prasarana Energi dan Kelistrikan

    Prasarana jaringan listrik merupakan salah satu prasarana penting dalam menjaga

    stabilitas pembangunan wilayah. Penggunaan listrik di Kawasan Strategis Tegal Besar-Goa

    Lawah umumnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga serta untuk

    kegiatan sosial dan industri. Pemakaian listrik di Kawasan Strategis Tegal Besar-Goa

    Lawah semakin tahun cenderung terus meningkat akibat dari adanya pertambahan

    jumlah penduduk dan meningkatnya perkembangan sektor pariwisata.

    Jaringan listrik telah menjangkau seluruh desa-desa di dalam kawasan

    perencanaan. Fasilitas ini mutlak diperlukan karena sangat mempengaruhi pola hidup

    masyarakat di kawasan tersebut. Dengan adanya listrik berarti banyak aktivitas yang

    dapat berkembang seperti untuk penerangan, industri, perdagangan, yang pada akhirnya

    membantu perkembangan ekonomi Kawasan Strategis Tegal Besar-Goa Lawah. Dalam

    menggunakan energi listrik ini tentunya disesuaikan dengan keperluan dan kemampuan

    ekonomi masing-masing warga.

    3.9.2 Energi Telekomunikasi

    Fasilitas telepon yang ada saat ini, disamping pesawat telepon yang menggunakan

    jaringan kabel juga telah berkembang penggunaan telepon genggam atau telepon selular.

    Dalam pembahasan sistem telekomunikasi di Kabupaten Klungkung lebih lanjut hanya

    akan dibahas sistem telepon yang menggunakan jaringan kabel.

    Jaringan telepon di Kabupaten Klungkung tersebar dengan cukup merata. Dari

    data jumlah sambungan telepon yang diperoleh, Kecamatan Klungkung merupakan

    kecamatan dengan sebaran konsentrasi sambungan telepon terbesar di Kabupaten

    Klungkung yaitu sebanyak 3.265 sambungan telepon atau 56,14% pada Tahun 2009.

    3.9.3 Prasarana Persampahan

    Pembuangan sampah di wilayah perencanaan pada umumnya dilakukan secara

    individu dengan cara dibakar, ditanam, atau dibuang ketempat terbuka (tegalan). Namun

    saat ini sistem pengelolaan sampah sudah mulai dikelola oleh Dinas Kebersihan dan

    Pertamanan (DKP). Adapaun sistem pengelolaan sampah meliputi tahap-tahap sebagai

    berikut:

    1. Pengumpulan

    Pengumpulan sampah di kawasan perencanaan masih menggunakan cara konvensional

    yaitu sampah dari sumber-sumber dikumpulkan di tempat penampungan.

  • 5/19/2018 Gambaran Umum Kawasan Perencanaan

    30/32

    L A P O R A N A N T A R A BAB III - 30

    Penyusunan RANPERDA Rencana Rinci Tata Ruang

    Kawasan Strategis Daya Tarik Wisata Tegal Besar Goa Lawah

    2. Pemindahan

    Pemindahan sampah terjadi di transfer depo, dimana sampah hasil pengumpulan oleh

    gerobak dipindahkan langsung ke back truckuntuk dibawa ke TPA.

    3.

    Pengangkutan

    Pengangkutan sampah di kawasan perencanaan didukung oleh sarana operasional seperti

    truck biasa, dump truckdan truck with crane.

    4. Tempat Pembuangan Akhir (TPA)

    Sampah-sampah di tempat pembuangan sementara (TPS) diangkut ke tempat

    pembuangan akhir (TPA)

    3.9.4 Prasarana Air Minum

    Sumber air bersih di Kawasan Perencanaan berasal dari PAM, sumur, mata air,

    sungai dan sumber lainnya. Namun sebagian besar pelayanan air bersih di wilayah

    perencanaan dikelola dan dibina oleh PDAM Kabupaten Klungkung. Pelayanan yang

    dikelola oleh PDAM terdiri dari Sambungan Rumah (SR), Kran Umum (KU), Hidran Umum

    (HU), dan Tangki Air (TA), sedangkan yang dikelola oleh non PDAM dilayani dari sumur,

    pompa air, sungai dan mata air.Sumber air baku PDAM Kabupaten Klungkung sebagian

    besar dari mata air.

    3.9.5 Prasarana Drainase

    Prasarana drainase buatan yang ada di Kawasan Tegal Besar-Goa Lawah, hanya

    berupa drainase sepanjang jalan. Belum terdapat sistem drainase yang terstruktur dan

    teritegrasi dengan daerah-daerah tangkapan air (catchment area). Morfologi kawasan

    yang sebagian merupakan perbukitan dan bergelombang, sangat memungkinkan

    pengembangan sistem drainase makro maupun mikro yang terintegrasi dengan saluran

    primer yang melintas di Kawasan Perencanaan.

    Sejalan dengan perkembangan Kawasan Perencanaan sebagai pusat aktivitas

    pariwisata, ke depan diperkirakan akan terjadi peningkatan volume limbah yang sangat

    besar sehingga diperlukan pemisahan antara saluran drainase dengan limbah.

    Produksi limbah cair dalam volume yang cukup besar tersebut sangat potensial

    sebagai sumber pencemar air bawah tanah dan lingkungan serta sumber

    berkembangbiaknya berbagai penyakit. Kondisi saat ini belum dirasakan dampaknya

    langsung mengingat limbah cair dibuang langsung ke saluran drainase atau melalui

    pengeringan pada lahan-lahan kosong. Sistem pengolahan dengan siptictank rentan

    dengan kebocoran sehingga kemungkinan merembesnya air limbah cair ke sumber-

    sumber air baku dapat menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan. Konsep penanganan

    limbah yang dapat diterapkan yakni membuat sistem pengolahan secara komunal,

    memisahkan antara saluran drainase dengan limbah serta membangun jaringan dan

    instalasi pengolahan limbah secara terpusat.

    3.10 Potensi Bencana Alam

    3.10.1 Rawan Angin Kencang

  • 5/19/2018 Gambaran Umum Kawasan Perencanaan

    31/32

    L A P O R A N A N T A R A BAB III - 31

    Penyusunan RANPERDA Rencana Rinci Tata Ruang

    Kawasan Strategis Daya Tarik Wisata Tegal Besar Goa Lawah

    3.10.2 Rawan Bencana Longsor

    3.10.3 Tsunami

    3.10.4 Daerah Banjir

    3.10.5 Kegempaan

    3.10.6 Abrasi

  • 5/19/2018 Gambaran Umum Kawasan Perencanaan

    32/32

    L A P O R A N A N T A R A BAB III - 32

    Penyusunan RANPERDA Rencana Rinci Tata Ruang

    Kawasan Strategis Daya Tarik Wisata Tegal Besar Goa Lawah