gambaran tujuh vektor perkembangan mahasiswa …

36
GAMBARAN TUJUH VEKTOR PERKEMBANGAN MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI DITINJAU DARI KEIKUTSERTAAN DALAM PROGRAM LEMBAGA KEMAHASISWAAN OLEH NATASHA TRITAMA DEWI 802013041 TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2017

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: GAMBARAN TUJUH VEKTOR PERKEMBANGAN MAHASISWA …

GAMBARAN TUJUH VEKTOR PERKEMBANGAN

MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI DITINJAU DARI

KEIKUTSERTAAN DALAM PROGRAM LEMBAGA

KEMAHASISWAAN

OLEH

NATASHA TRITAMA DEWI

802013041

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan

Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2017

Page 2: GAMBARAN TUJUH VEKTOR PERKEMBANGAN MAHASISWA …
Page 3: GAMBARAN TUJUH VEKTOR PERKEMBANGAN MAHASISWA …
Page 4: GAMBARAN TUJUH VEKTOR PERKEMBANGAN MAHASISWA …
Page 5: GAMBARAN TUJUH VEKTOR PERKEMBANGAN MAHASISWA …
Page 6: GAMBARAN TUJUH VEKTOR PERKEMBANGAN MAHASISWA …
Page 7: GAMBARAN TUJUH VEKTOR PERKEMBANGAN MAHASISWA …

GAMBARAN TUJUH VEKTOR PERKEMBANGAN

MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI DITINJAU DARI

KEIKUTSERTAAN DALAM PROGRAM LEMBAGA

KEMAHASISWAAN

Natasha Tritama Dewi

Rudangta Arianti Sembiring

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2017

Page 8: GAMBARAN TUJUH VEKTOR PERKEMBANGAN MAHASISWA …

i

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara keikutsertaan

mahasiswa dalam program LK Fakultas Psikologi dan Perkembangan Mahasiswa

Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana, serta perbandingan

perkembangan mahasiswa ditinjau dari keikutsertaan mereka di dalam program

LK Fakultas Psikologi. Teori perkembangan mahasiswa yang digunakan dalam

penelitian ini yakni yang dikemukakan oleh Chickering. Total sampel dalam

penelitian ini adalah 109 mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW. Jenis penelitian

ini adalah dekriptif korelasional dan komparasi, dengan menggunakan skala

Chickering’s Seven Vectors yang terdiri dari 7 domain perkembangan dan

kuesioner keikutsertaan dalam program LK, yang keduanya dibuat oleh peneliti

sendiri. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan Spearman’s rho untuk

korelasi dan uji Kruskal Wallis untuk komparasi. Berdasarkan hasil analisa data

menggunakan SPSS seri 16.00 for windows, diperoleh nilai signifikansi lebih

besar dari 0,05 pada uji korelasi (p > 0,05) yang berarti tidak terdapat korelasi

antara keikutsertaan mahasiswa di dalam program LK dengan perkembangan

mahasiswa Fakultas Psikologi UKSW ditinjau dari Chickering’s Seven Vectors.

Hasil pengujian juga menunjukkan nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05

pada uji komparasi (p > 0,05), dengan demikian tidak terdapat perbedaan

perkembangan mahasiswa yang dilihat dari keikutsertaan mereka di dalam

program LK.

Kata Kunci: Program LK, Chickering’s Seven Vectors, Perkembangan

Mahasiswa

Page 9: GAMBARAN TUJUH VEKTOR PERKEMBANGAN MAHASISWA …

ii

ABSTRACT

The purpose of this research is to investigate the relation between student

participation in Student Council program and Development of student in Faculty

Psychology of Satya Wacana Christian University, also comparison of student

development based on their participation in those programs. The student

development theory used in this research is proposed by Chickering. Total sample

in this study is 109 students of SWCU Psychology Faculty. Type of the research

are descriptive correlational and comparative, using Chickering's Seven Vectors

scale consisting of 7 developmental domains and a participant questionnaire of

student council program, both of which are made by the researcher. Data analysis

in this study using Spearman's rho for correlation and Kruskal Wallis test for

comparation. Based on the data analysis using SPSS 16.00 for windows series,

the significance value of correlation test is greater than 0.05 (p> 0.05) which

means there is no correlation between student participation in student council’s

program with the development of Psychology student in Chickering's Seven

Vectors frame. The test results also show a significance value of comparison test

is greater than 0.05 (p> 0.05), thus there is no difference on student development.

Keywords: Student Council’s Program, Chickering’s Seven Vectors,

Student Development

Page 10: GAMBARAN TUJUH VEKTOR PERKEMBANGAN MAHASISWA …

1

PENDAHULUAN

Perguruan tinggi adalah lembaga ilmiah yang mempunyai tugas

menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran di atas perguruan tingkat

menengah berdasarkan kebudayaan kebangsaan Indonesia dengan cara ilmiah

(UU RI No. 22 tahun 1961). Di Indonesia dari hasil rekapan data yang dilakukan

oleh Dikti per tanggal 29 September 2016 mencatat jumlah perguruan tinggi yaitu

sebanyak 4.410 dengan rincian 4.028 merupakan perguruan tinggi swasta dan

sejumlah 382 merupakan perguruan tinggi negeri. Individu yang sudah berada

pada jenjang pendidikan perguruan tinggi adalah mereka yang ada di tahapan

perkembangan masa dewasa awal dengan rentang usia 18-40 tahun. Status

mahasiswa pun melekat pada individu yang tengah berproses pada jenjang

pendidikan tinggi ini.

Di masa ini individu memiliki tugas perkembangan yang berkaitan dengan

pembentukan relasi intim dengan orang lain. Selain itu, Berk (dalam

Soetjiningsih, 2012) mendeskripsikan masa dewasa awal salah satunya adalah

menyelesaikan edukasi mereka serta memikirkan perencanaan karir ke depan yang

sekaligus menjadi tugas perkembangan bagi tahapan ini. Santrock (2007)

menambahkan bahwa mahasiswa yang merupakan transisi dari perkembangan

pada masa remaja ke masa dewasa memiliki tuntutan untuk meluangkan waktu

mereka pada pendidikan sarjana atau profesional guna mempersiapkan diri dalam

menghadapi dunia kerja.

Dalam psikologi perkembangan, manusia diperhadapkan pada

perkembangan hidup di sepanjang rentang kehidupan mereka, termasuk individu

yang menyandang status sebagai mahasiswa. Sebagaimana dijelaskan di dalam

Page 11: GAMBARAN TUJUH VEKTOR PERKEMBANGAN MAHASISWA …

2

teori perkembangan bahwa di dalam memasuki dunia pendidikan di taraf yang

lebih tinggi, mahasiswa akan mengalami masa-masa transisi. Johnson (dalam

Santrock, 2007) menerangkan bahwa transisi dari sekolah menengah atas ke

perguruan tinggi seringkali mengakibatkan perubahan dan stres. Transisi ini akan

melibatkan peralihan memasuki struktur sekolah yang lebih besar dan impersonal,

berinteraksi dengan kawan-kawan sebaya dengan latar belakang etnis serta

geografis yang berbeda, serta meningkatkan fokus pada pencapaian, performa,

dan pengukurannya.

Perkembangan dalam aras perguruan tinggi dikemukakan oleh Chickering

(1993) dengan asumsi bahwa setiap mahasiswa semasa menjalani perkuliahan

memiliki langkah-langkah yang bergerak dari titik yang rendah kepada titik yang

lebih tinggi dengan membawa kesadaran, kemampuan, kepercayaan diri,

kompleksitas, stabilitas dan integrasi. Chickering lebih lanjut menjelaskan

langkah-langkah tersebut ke dalam 7 vektor antara lain developing competence,

managing emotions, moving through autonomy toward interdependence,

developing mature interpersonal relationships, establishing identity, developing

purpose, dan developing integrity.

Mahasiswa yang memiliki keberhasilan di dalam developing competence

memiliki perubahan dari kurangnya level kompetensi dan kepercayaan akan satu

kemampuan kepada meningkatnya level dan juga rasa kepercayaan akan

kompetensi dalam setiap area. Arah perubahan mahasiswa dalam vektor

managing emotion dari kurangnya atau tidak adanya kontrol atas emosi yang

mengganggu seperti emosi negatif, kurangnya kesadaran akan perasaan yang

dialami, dan ketidakmampuan untuk mengintegrasikan perasaan dengan tindakan

Page 12: GAMBARAN TUJUH VEKTOR PERKEMBANGAN MAHASISWA …

3

sampai kepada kontrol yang bersifat fleksibel dan mengekspresikannya secara

tepat, meningkatnya kesadaran untuk menerima emosi yang dirasakan, dan

kemampuan untuk mengintegrasikan perasaan dengan tindakan secara

bertanggung jawab.

Dalam vektor moving through autonomy toward interdependence

mahasiswa mengalami perubahan dari lemahnya manajemen diri atau kemampuan

untuk menyelesaikan masalah sendiri dan ketidakmandirian menjadi memiliki

kebebasan dari kebutuhan yang berkelanjutan dan jaminan akan rasa nyaman dari

orang lain. Arah perubahan yang dialami oleh mahasiswa yang berhasil di dalam

vektor developing mature interpersonal relationships bergerak dari mereka yang

kurang dalam kesadaran akan perbedaan, tidak memiliki toleransi akan perbedaan

tersebut, memiliki relasi yang hanya berlangsung jangka pendek dan tidak sehat

sampai ke titik mereka mampu toleransi dengan adanya perbedaan dan

menghargainya serta kapasitas untuk kelekatan yang bertahan dan terjaga.

Establishing identity bergerak dari ketidaknyamanan dengan tubuh,

penampilan, gender, dan orientasi seksual, kurangnya kejelasan akan sosio-

kultural sebagai akar dari identitas. Selanjutnya, kebingungan terkait “siapa saya”

dan percobaan dengan peran dan gaya hidup serta kurangnya kejelasan tentang

evaluasi dari orang lain ke arah perubahan akan rasa nyaman dengan kondisi fisik,

penampilan. Terakhir berkaitan dengan gender dan orientasi seksual yang dimiliki

oleh mahasiswa, merasa ada di dalam konteks sosial, sejarah, dan kultural,

mendapat klarifikasi mengenai konsep diri dengan peran dan gaya hidup, sadar

dalam menanggapi umpan balik dari orang lain, adanya penerimaan diri serta

harga diri, dan memiliki stabilitas personal.

Page 13: GAMBARAN TUJUH VEKTOR PERKEMBANGAN MAHASISWA …

4

Untuk tahap developing purpose perubahan mahasiswa terjadi dari tidak

jelasnya tujuan kejuruan yang diambil menjadi jelas, minat personal yang dangkal

dan menyebar menjadi memiliki aktivitas yang lebih fokus dan bermanfaat. Tahap

ini membutuhkan perencanaan untuk aksi dan seperangkat prioritas yang

mengintegrasikan 3 elemen utama yaitu rencana pekerjaan dan aspirasi,

ketertarikan personal, dan komitmen interpersonal serta keluarga. Vektor

developing integrity mengarah pada perubahan pemikiran dualistik dan keyakinan

yang kaku menjadi memiliki nilai kemanusiaan, ketidakjelasan nilai serta

keyakinan personal menjadi mewujudkan nilai-nilai sambil menghargai keyakinan

orang lain, berfokus hanya kepada minat pribadi menjadi memiliki tanggung

jawab sosial, adanya kesenjangan antara nilai dan tindakan menjadi memiliki

integrasi dalam kedua hal tersebut.

Chickering dan Leiser (1993) mengemukakan bahwa kunci yang dapat

memengaruhi perkembangan mahasiswa salah satunya adalah program-program

dan layanan kemahasiswaan yang dirancang oleh penyelenggara perguruan tinggi

yang bersangkutan. Penelitian yang berkaitan dengan topik ini antara lain

dilakukan oleh Alexis, Casco, Martin dan Zhang (2017) mengenai efektivitas

program Study Abroad di Clemson University, program ini bertujuan untuk

membukakan perspektif global mahasiswa terkait penelitian dan pembelajaran

mengenai teknologi sains, teknik dan matematika dengan hasil yang didapatkan

bahwa program tersebut membuat kemajuan yang signifikan dalam pemahaman,

kepercayaan diri dan kesadaran mengenai aspek globalisasi serta pentingnya

perkembangan cross-cultural dalam hubungannya dengan globalisasi.

Page 14: GAMBARAN TUJUH VEKTOR PERKEMBANGAN MAHASISWA …

5

Penelitian di area program yang berbeda seperti yang dilakukan oleh

Grimit (2014) menunjukkan bahwa mahasiswa yang terlibat di dalam program

atletik menunjukkan performa yang lebih baik di kelas, mampu mengembangkan

kemampuan manajemen waktu, termotivasi untuk lulus dan menghadiri kelas,

serta mengalami transisi yang baik untuk memasuki kehidupan perkuliahan.

Pascarella dan Terezini (dalam Chickering, 1993) mengungkapkan bahwa salah

satu faktor lingkungan yang membantu dalam meningkatkan ketekunan dan

pencapaian prestasi di dalam menjalani proses perkuliahan antara lain dengan

secara berkala mengikuti program kegiatan yang disediakan oleh lembaga

pendidikan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa semakin sering

mahasiswa mengikuti program kegiatan yang disediakan oleh lembaga pendidikan

dengan orientasi tujuan yang jelas, maka akan semakin memengaruhi

perkembangan yang dimiliki oleh mahasiswa tersebut.

Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) sebagai institusi penyedia

pendidikan dalam aras perguruan tinggi juga berperan dalam memberikan wadah

program-program pengembangan kemahasiswaan yang dalam hal ini dikelola oleh

Lembaga Kemahasiswaan. Lembaga kemahasiswaan (LK) berperan dalam

merancang, melaksanakan, mengontrol, serta mengevaluasi program tahunan

kemahasiswaan baik di aras Universitas maupun Fakultas. Program-program LK

meliputi pengembangan hard skills maupun soft skills pada diri mahasiswa.

Perbedaan utama pada perancangan dan pelaksanaan program kemahasiswaan

oleh LK di kedua aras tersebut terletak pada fokus utama pengembangan soft

skills atau sering dikenal dengan istilah humanistic skills di aras universitas,

Page 15: GAMBARAN TUJUH VEKTOR PERKEMBANGAN MAHASISWA …

6

sedangkan untuk pengembangan hard skills atau professional skills menjadi fokus

utama di aras fakultas.

Di LK Fakultas Psikologi sendiri, program-program bermuatan soft skills

yang dirancang LK terdiri dari 11 Kelompok Bakat Minat (KBM), Persekutuan

Fakultas, dan juga Latihan Dasar Kepemimpinan Mahasiswa (LDKM).

Sedangkan program kegiatan yang menjadi fokus utama LK di aras fakultas yaitu

hard skills di Fakultas Psikologi meliputi seminar-seminar terkait bidang

keilmuan, program keilmuan yang dikemas dalam kegiatan-kegiatan

pengembangan bakat minat yang menarik di luar jam perkuliahan serta terdapat

juga perlombaan yang membantu dalam pengembangan keilmuan yang dimiliki

oleh mahasiswa.

Kegiatan KBM yang dinaungi oleh LK Fakultas Psikologi pada umumnya

memiliki tujuan yang sama yakni mengembangkan minat dan bakat yang dimiliki

setiap mahasiswa baik KBM yang memuat kegiatan olahraga, seni ataupun

kegiatan soft skills lainnya. Tujuan setiap program tersebut dimuat di dalam tujuan

umum dan tujuan khusus dari setiap proposal pengajuan maupun laporan

pertanggungjawaban (LPJ) kegiatan yang dikumpulkan pada akhir periode.

Tujuan program LK Fakultas Psikologi memiliki kemiripan dengan beberapa

muatan dalam vektor yang dicetuskan oleh Chickering yakni pengembangan

kompetensi fisik seperti yang terlihat di beberapa KBM olahraga dan

pengembangan komptensi intelektual yang dapat di lihat dari kegiatan keilmuan di

luar kelas.

Vektor lainnya dalam teori Chickering yang memiliki kemiripan ialah

developing purpose yang bisa dilihat pada salah satu KBM yang bernaung di

Page 16: GAMBARAN TUJUH VEKTOR PERKEMBANGAN MAHASISWA …

7

program kegiatan hard (professional) skills yaitu KBM Trainer’s Club (TC)

dimana pematangan konsep karir sebagai seorang trainer menjadi sasaran KBM

tersebut. Selain itu, sasaran dari program kegiatan seperti Latihan Dasar

Kepemimpinan Mahasiswa (LDKM) yang diselenggarakan LK Fakultas dalam

ranah soft (humanistic) skills juga memiliki hal yang serupa dengan salah satu

vektor Chickering yakni pembinaan diri mahasiswa untuk menyadari tugas dan

tanggung jawab mereka serta menjadi pribadi yang memiliki integritas.

LK sebagaimana dijelaskan sebelumnya sebagai wadah untuk

mengembangkan soft dan hard skills melalui program yang dirancang dalam

memberikan kontribusi guna pengembangan profil lulusan UKSW tentunya ikut

serta dalam memberikan sumbangsih terhadap perkembangan mahasiswa yang

dirumuskan oleh Chickering (1993). Lembaga Kemahasiswaan Fakultas di

Fakultas Psikologi sendiri mengambil porsi dalam membantu perkembangan

mahasiswa ke arah tujuan akademis maupun dalam mencapai self-improvement.

Hal ini sejalan dengan asumsi dasar dari teori perkembangan mahasiswa dimana

layanan kemahasiswaan merupakan salah satu faktor kunci yang memengaruhi

perkembangan mahasiswa (Chickering & Leiser, 1993).

Berangkat dari asumsi bahwa keaktifan mahasiswa dalam mengikuti

program kegiatan yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan dengan

orientasi pengembangan yang jelas memiliki pengaruh dalam perkembangan

mahasiswa, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian deskriptif korelasional

dan komparasi berkaitan dengan perkembangan mahasiswa Fakultas Psikologi

dan keikutsertaan mahasiswa di dalam program LK. Ketertarikan peneliti

Page 17: GAMBARAN TUJUH VEKTOR PERKEMBANGAN MAHASISWA …

8

kemudian diperkuat dengan minimnya penelitian dengan topik terkait yang telah

dilakukan, terutama di Indonesia.

METODE PENELITIAN

Partisipan

Dalam penelitian ini partisipan dipilih dengan menggunakan teknik

incidental purpossive sampling, yang memiliki kriteria sebagai mahasiswa aktif

Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana angkatan tahun akademik

2013, 2014, 2015, dan 2016 serta telah mengikuti minimal satu program kegiatan

di LK Fakultas Psikologi. Total partisipan adalah 109 mahasiswa, dengan

penjabaran sejumlah 42 mahasiswa angkatan 2013, 24 mahasiswa angkatan 2014,

23 mahasiswa angkatan 2015, dan 20 mahasiswa angkatan 2016. Pengambilan

data pada penelitian ini dilaksanakan selama 5 hari yaitu dari tanggal 3 sampai 7

Mei 2017.

Sebelum pengambilan data, peneliti melakukan tryout lebih dulu pada

salah satu instrumen penelitian yakni skala Perkembangan Mahasiswa kepada 300

mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana yang bukan merupakan partisipan

di dalam penelitian (mahasiswa non-psikologi). Tryout tersebut dilaksanakan pada

bulan Oktober dan November 2016, kemudian dilanjutkan pada bulan April 2017.

Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan 2 instrumen penelitian berupa kuesioner dan

skala psikologi. Kuesioner digunakan untuk mengukur frekuensi keikutsertaan

mahasiswa di dalam program LK Fakultas Psikologi. Kuesioner tersebut dibuat

Page 18: GAMBARAN TUJUH VEKTOR PERKEMBANGAN MAHASISWA …

9

sendiri oleh peneliti berdasarkan jumlah program kegiatan yang terdapat di dalam

rancangan LK Fakultas Psikologi selama satu periode berjalan. Di dalam

kuesioner, terdapat nama-nama program kegiatan yang dapat diisi sesuai dengan

keikutsertaan mahasiswa di dalamnya.

Instrumen lainnya ialah skala psikologi yang bertujuan untuk mengukur

Perkembangan Mahasiswa. Skala psikologi ini juga dibuat oleh peneliti sendiri

yang terdiri dari 45 item untuk mengukur ketujuh vektor yakni developing

competence, managing emotions, moving through autonomy toward

interdependence, developing mature interpersonal relationships, establishing

identity, developing purpose, dan developing integrity. Skala psikologi

Perkembangan Mahasiswa terdiri atas empat pilihan jawaban yaitu Sangat Sesuai

(SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS) dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Reliabilitas

masing-masing vektor pada skala psikologi ini antara lain adalah Developing

competence = 0,600, Managing Emotions = 0,493, Moving Through Autonomy

Toward Interdependence = 0,510, Developing Mature Interpersonal Relationship

= 0,181, Establishing Identity = 0,653, Developing Purpose = 0,451, dan

Developing Integrity = 0,483.

HASIL ANALISIS DATA

Analisis Deskriptif

Untuk keperluan analisis deskriptif variabel keikutsertaan dalam program

LKF dan Perkembangan Mahasiswa, maka total skor jawaban partisipan

dikategorikan berdasarkan nilai mean dan standar deviasi (SD) sebagai berikut:

Page 19: GAMBARAN TUJUH VEKTOR PERKEMBANGAN MAHASISWA …

10

Tabel 1

Norma Statistika Deskriptif

Tinggi (X) > Mean + 0,75SD

Sedang Mean - 0,75SD ≤ X ≤ Mean + 0,75SD

Rendah (X) < Mean - 0,75SD

Menurut Riwidikdo (dalam Ritonga, 1997), aturan normatif yang

menggunakan mean dan standar deviasi di atas hanya berlaku untuk kategorisasi

tiga kelas norma. Di bawah ini adalah penjabaran analisa deskriptif untuk masing-

masing variabel yang digunakan di dalam penelitian :

1. Keikutsertaan dalam Program LKF

Dari hasil penelitian diperoleh kategorisasi data untuk mengukur frekuensi

keikutsertaan mahasiswa dalam program LKF sebagai berikut:

Tabel 2

Frekuensi Keikutsertaan dalam Program LKF

Interval Kategori N Persentase Mean SD

X > 5,37 Sering 25 22,93%

3,94

1,91 2,5 ≤ X ≤ 5,37 Kadang-

kadang

56 51,38%

X < 2,5 Jarang 28 25,69%

Tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas partisipan memiliki keikutsertaan

dalam program LKF pada kategori sedang yaitu sejumlah 56 orang (51,38%).

Sementara partisipan yang memiliki keikutsertaan dalam program LKF rendah

sebanyak 28 (25,69%) dan sebanyak 25 orang (22,93%) pada kategori tinggi.

Page 20: GAMBARAN TUJUH VEKTOR PERKEMBANGAN MAHASISWA …

11

Ketiga kategori tersebut selanjutnya dijadikan sebagai acuan kategorisasi data

yang akan digunakan untuk uji komparasi.

2. Perkembangan Mahasiswa

Dari hasil penelitian, kategorisasi data untuk variabel Perkembangan

Mahasiswa dijabarkan menurut ketujuh vektor menurut Chickering. Hal ini

dimaksudkan untuk melihat penyebaran kategorisasi data partisipan pada setiap

vektor.

Berdasarkan kategorisasi yang dilakukan diperoleh mayoritas partisipan

berada pada kategori sedang untuk setiap domain variabel Perkembangan

Mahasiswa, dengan rincian yang dapat dilihat pada digaram di bawah ini :

Diagram 1

Kategorisasi Perkembangan Mahasiswa Per Domain

Page 21: GAMBARAN TUJUH VEKTOR PERKEMBANGAN MAHASISWA …

12

Tabel 3

Kategorisasi Pengukuran Variabel Chickering’s Seven Vectors

Domain Interval Kategori N Presentase Mean SD

Developing

Competence

X > 25,72 Tinggi 15 13,76%

23,87

2,47

22,02 ≤ X≤ 25,72 Sedang 79 72,48%

X < 22,02 Rendah 15 13,76%

Managing

Emotion

X > 9,14 Tinggi 15 13,76%

7,95

1,59 6,76 ≤ X ≤ 9,14 Sedang 73 66,97%

X < 6,76 Rendah 21 19,27%

Moving Trough

Autonomy

Toward

Interdependence

X > 20,95 Tinggi 15 13,76%

19,34

2,15 17,73≤ X ≤20,95 Sedang 77 70,64%

X < 17,73 Rendah 17 15,60%

Developing

Mature

Interpersonal

Relationship

X > 14,90 Tinggi 16 14,68%

13,83

1,43 112,76 ≤ X ≤ 14,90 Sedang 71 65,14%

X < 12,76 Rendah 22 20,18%

Establishing

Identity

X > 46,27 Tinggi 20 18,35%

43,28

3,99 40,29 ≤ X ≤46,27 Sedang 71 65,14%

X < 40,29 Rendah 18 16,51%

Developing

Purpose

X > 13,47 Tinggi 10 9,18%

12,13

1,79 110,79 ≤ X ≤ 13,47 Sedang 85 77,98%

X < 10,79 Rendah 14 12,84%

Developing

Integrity

X > 20,39 Tinggi 14 12,84%

18,92

1,97 117,44 ≤ X ≤ 20,39 Sedang 89 81,65%

X < 17,44 Rendah 6 5,51%

Page 22: GAMBARAN TUJUH VEKTOR PERKEMBANGAN MAHASISWA …

13

Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas pada ketujuh domain dalam skala Perkembangan

Mahasiswa menghasilkan reliabilitas yang masing-masing dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

Tabel 4

Reliabilitas Skala Perkembangan Mahasiswa

Domain Alpha Cronbach Item

Developing Competence 0,600 7 butir

Managing Emotion 0,493 2 butir

Moving Trough Autonomy Toward

Interdependence

0,510 6 butir

Developing Mature Interpersonal

Relationships

0,181 1 butir

Establishing Identity 0,653 10 butir

Developing Purpose 0,451 3 butir

Developing Integrity 0,483 3 butir

Pengujian reliabilitas pada skala perkembangan mahasiswa dalam

Chickering’s Seven Vectors menyisakan 32 item dengan menggunakan kategori

daya beda item tabel r 0,146 ( df =178). Dari 45 item, sejumlah 13 item gugur,

sehingga tersisa 32 item yang memenuhi kategori daya beda item.

Guilford (dalam Sugiyono, 2007) juga mengklasifikasikan koefisien

reliabilitas sebagai berikut :

Page 23: GAMBARAN TUJUH VEKTOR PERKEMBANGAN MAHASISWA …

14

Tabel 5

Klasifikasi Koefisien Reliabilitas

Kriteria Koefisien Reliabilitas α

Sangat Reliabel > 0,900

Reliabel 0,700-0,900

Cukup Reliabel 0,400-0,700

Kurang Reliabel 0,200-0,400

Tidak Reliabel < 0,200

Di antara ketujuh domain yang ada, terdapat satu domain yang termasuk

ke dalam klasifikasi tidak reliabel yaitu domain Developing mature interpersonal

relationships dengan nilai reliabilitas 0,181. Tidak reliabelnya domain tersebut

menjadi alasan peneliti untuk tidak melakukan pengujian komparasi maupun

korelasi pada domain terkait.

Koefisien reliabilitas yang hanya ada di taraf cukup ini dirasa oleh peneliti

berkaitan dengan ambiguitas pernyataan-pernyataan yang terdapat di dalam skala

dan minimnya pendampingan pada saat pengisian skala di proses tryout awal guna

memfasilitasi partisipan untuk bertanya secara langsung sebelum mengisi skala.

Uji Korelasi

Pemilihan subjek pada penelitian ini menggunakan teknik incidental

purposive sampling (non-random), sehingga uji korelasi yang digunakan adalah

non-parametric test. Siegel (dalam Purwanto, 2011) mengungkapkan beberapa

cara yang dapat digunakan pada statistika nonparametrik dalam penelitan korelasi

salah satunya adalah Spearman-rho dengan hasil sebagai berikut:

Page 24: GAMBARAN TUJUH VEKTOR PERKEMBANGAN MAHASISWA …

15

Tabel 6

Hasil Uji Korelasi Keikutsertaan dalam Program LKF dan per domain Chickering’s

Seven Vectors

Variabel

r

Signifikansi

N X Y

Keikutsertaan

dalam

Program

LKF

Developing Competence 0,033 0,730

109

Managing Emotion 0,064 0,507

Moving Trough Autonomy

Toward Interdependence

0,135 0,162

Establishing Identity -0,036 0,711

Developing Purpose 0,000 0,999

Developing Integrity -0,089 0,357

Berdasarkan rangkuman hasil data di atas, dapat disimpulkan bahwa tidak

terdapat korelasi antara keikutsertaan mahasiswa dalam program LKF dengan

perkembangan mahasiswa.

Uji Komparasi

Uji komparasi dalam penelitian ini dilakukan pada data yang sudah

dikategorisasikan berdasarkan frekuensi keikutsertaan mahasiswa dalam program

LKF, acuannya adalah kategorisasi data variabel keikutsertaan mahasiswa dalam

program LKF. Adapun frekuensi tersebut dibahasakan dengan tingkatan kategori

sering, kadang-kadang, dan jarang. Dalam penelitian ini, partisipan yang masuk

ke dalam kategori sering sejumlah 25 orang (22,93%). Sementara partisipan yang

memiliki keikutsertaan dalam program LKF dengan kategori kadang-kadang

Page 25: GAMBARAN TUJUH VEKTOR PERKEMBANGAN MAHASISWA …

16

sebanyak 56 orang (51,38%) dan sebanyak 28 (25,69%) masuk ke dalam kategori

jarang.

Uji komparasi dalam penelitian ini menggunakan Kruskal Wallis yang

dilakukan untuk melihat perbedaan perkembangan mahasiswa Fakultas Psikologi

yang ditinjau dari keikutsertaannya dalam program LKF pada tiap vektornya.

Penggunaan uji Kruskal Wallis didasari pada teknik pengambilan data non-

random dalam penelitian ini sehingga uji statistika yang digunakan adalah uji non

parametrik (Purwanto, 2011). Adapun hasil dari pengujian komparasi terangkum

pada tabel di bawah ini :

Tabel 7:

Rangkuman Hasil Kruskal Wallis Variabel Perkembangan Mahasiswa dan Keikutsertaan

dalam Program LKF

Berdasarkan rangkuman hasil data yang diuji menggunakan Kruskal

Wallis di atas, tidak ditemukan adanya perbedaan perkembangan mahasiswa

ditinjau dari keikutsertaan dalam program LKF.

Variabel

N = 109

H

Signifikansi Tinggi Sedang Rendah

Developing

Competence

25 56 28 0,688 0,709

Managing Emotion 25 56 28 0,884 0,643

Moving Trough

Autonomy Toward

Interdependence

25 56 28 2,032 0,362

Establishing Identity 25 56 28 0,693 0,707

Developing Purpose 25 56 28 1,102 0,576

Developing Integrity 25 56 28 1,644 0,440

Page 26: GAMBARAN TUJUH VEKTOR PERKEMBANGAN MAHASISWA …

17

PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian mengenai korelasi antara keikutsertaan dalam

program LKF dengan perkembangan mahasiswa menunjukkan hasil tidak adanya

korelasi antara keikutsertaan dalam program LKF dengan perkembangan

mahasiswa di setiap domainnya. Hal ini dapat diartikan bahwa keikutsertaan

mahasiswa dalam program kegiatan yang disediakan oleh LKF Psikologi tidak

memberikan sumbangsih pada perkembangan mahasiswa yang ditinjau dari teori

perkembangan Chickering. Hipotesa lainnya pada penelitan ini terkait perbedaan

perkembangan mahasiswa ditinjau dari frekuensi keikutsertaan dalam program

LKF, dinyatakan tidak terbukti yang berarti tidak ada perbedaan pada

perkembangan mahasiswa. Dengan kata lain bahwa perkembangan mahasiswa di

Fakultas Psikologi setara, sekalipun terdapat perbedaan frekuensi keterlibatan

mereka di dalam program LKF.

Program pengembangan mahasiswa (student service) merupakan salah

satu kunci untuk membantu mahasiswa agar dapat berkembang secara maksimal

sesuai arah yang perlu dicapai dalam konsep Chickering (Chickering, 1993).

Dengan demikian, jika berdasarkan hasil penelitian ini tidak ada kaitan antara

keikutsertaan mahasiswa dalam program kemahasiswaan, dan tidak terdapat

perbedaan perkembangan ditinjau dari frekuensi keikutsertaan, maka peneliti

memiliki dugaan kuat berkaitan dengan hasil tersebut. Dugaan yang dimaksud

bahwa muatan program kemahasiswaan yang dibuat dan dijalankan oleh Lembaga

Kemahasiswaan Fakultas Psikologi turut memengaruhi hasil penelitian, di

samping adanya poin lain yaitu keterbatasan instrumen penelitian yang akan

dibahas selanjutnya.

Page 27: GAMBARAN TUJUH VEKTOR PERKEMBANGAN MAHASISWA …

18

Konsep program kemahasiswaan yang searah dengan peta pengembangan

ketujuh vektor Chickering adalah landasan pemikiran bahwa kehidupan

mahasiswa pada umumnya dapat dibagi menjadi tiga tahap. Tahap pertama yaitu

moving in yang merupakan masa ketika seseorang sedang mempertimbangkan

untuk masuk ke perguruan tinggi dan juga ketika mahasiswa baru berusaha

beradaptasi dengan lingkungan baru. Selanjutnya yaitu moving through yaitu saat

mahasiswa berusaha untuk menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Tahap

terakhir yakni moving on yang mengharuskan individu untuk mulai beradaptasi

dengan kehidupan setelah perguruan tinggi (Chickering dalam Arianti, 2004).

Chickering (1993) menjelaskan bahwa terdapat 3 program layanan bagi

mahasiswa yang terdiri dari entering services yang diperuntukkan bagi mahasiswa

baru dengan tujuan membantu perkembangan mahasiswa di masa-masa transisi

mereka (moving in), inti program dapat berupa pemberian wawasan mengenai

institusi yang dimasuki di masa depan ketika mereka lulus dan asesmen mengenai

gambaran komprehensif diri. Yang kedua adalah supporting services yang

menjadi program penunjang mahasiswa selama menjalani proses perkuliahan,

seperti program yang mampu memberikan keterampilan tentang cara belajar yang

paling tepat bagi dirinya, cara mengelola waktu, dan kemampuan integrasi teori di

kelas dengan pengalaman sehari-hari, serta relasi sosial. Program layanan terakhir

ialah culminating services dimana mahasiswa difasilitasi oleh universitas maupun

fakultas untuk mempersiapkan diri menghadapi dunia setelah perkuliahan yaitu

dunia kerja.

Berkaitan dengan konsep dan bentuk program yang didasarkan pada

landasan teori Chickering di atas, fakta di lapangan LK Fakultas Psikologi sendiri

Page 28: GAMBARAN TUJUH VEKTOR PERKEMBANGAN MAHASISWA …

19

menyediakan program kegiatan bagi mahasiswa dengan memuat konten-konten

yang setara untuk seluruh angkatan. Tidak ada pembedaan atau spesifikasi

program bagi mahasiswa di ketiga tahap seperti yang sudah dijelaskan. Di sisi

lain, program kemahasiswaan di lingkungan LKF memiliki landasan yang berbeda

dengan apa yang disampaikan oleh Chickering dalam ketujuh vektornya. Program

LK baik di aras Fakultas maupun Universitas dirancang berdasarkan kompetensi

Skenario Pola Pengembangan Mahasiswa (SPPM), yang merupakan landasan dan

gambaran berbagai kompetensi serta cara-cara untuk mencapainya dalam rangka

menciptakan lulusan yang berciri khas UKSW. Di dalam SPPM (2012) sendiri

dijabarkan sepuluh kompetensi yang dibentuk dan diupayakan sehingga dapat

dimiliki oleh setiap mahasiswa sebagai calon lulusan.

Kesepuluh kompetensi tersebut tidak sepenuhnya dapat terlihat di dalam

ketujuh vektor Chickering seperti contohnya kompetensi civic literacy yang

berkaitan dengan kesadaran serta upaya dalam memperjuangkan hak dan

kewajiban konstitusional dan environmental consciousness yang dibutuhkan

untuk menyadari arti penting lingkungan hidup serta kritisnya fungsi manusia

dalam proses konservasi dan preservasi lingkungan. Di lain sisi, dari ketujuh

domain yang ada, terdapat 2 domain yang nampak memiliki kesamaan arah

pengembangan dengan beberapa kompetensi SPPM yakni cross-cultural

understanding berkaitan dengan komunikasi lintas budaya dan penerimaan serta

penghargaan pada perbedaan dan juga kompetensi international awareness yang

penting untuk penyesuaian diri dalam globalisasi dunia, keduanya memiliki

keserupaan dengan domain developing mature relationship.

Page 29: GAMBARAN TUJUH VEKTOR PERKEMBANGAN MAHASISWA …

20

Selain itu, kompetensi critical thinking yang berfokus pada gagasan kreatif

realistis, academic expertise yang diperlukan untuk pemanfaatan pengetahuan dan

keterampilan di dalam pelaksanaan tugas, dan media, information, and technology

(MIT) literacy, dimana ketiganya memiliki kesesuaian dengan domain developing

competence. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa landasan pengembangan

program kemahasiswaan di LK Fakultas Psikologi tidak sepenuhnya dapat

menjawab arah pengembangan kompetensi-kompetensi dalam kerangka

pemikiran vektor perkembangan sebagaimana diungkapkan oleh Chickering.

Berdasarkan data penelitian dari kuesioner program, diperoleh adanya

penyebaran jumlah jawaban subjek yang tidak merata, yakni banyak berfokus

hanya kepada kegiatan-kegiatan yang berada dalam kategori kompetensi seperti

cross-cultural understanding dan academic expertise. Jika dilihat dari skor item

pada skala psikologi untuk mengukur perkembangan, terdapat skor tinggi pada

domain developing integrity dimana menunjukkan bahwa mahasiswa Fakultas

Psikologi memiliki pemahaman terkait nilai-nilai kemanusiaan dan tanggung

jawab sosial serta toleransi akan adanya perbedaan di sekitar mereka dengan

cukup baik. Berkebalikan dengan domain tersebut, mahasiswa Fakultas Psikologi

kurang mampu mengendalikan emosi negatif dalam segala aspek kehidupan

mereka, ditunjukkan dengan domain managing emotions yang memiliki skor

terendah pada data penelitian.

Dalam tulisan Chickering (2003) mengenai pemahaman tentang jiwa

institusi perguruan tinggi, ia mengatakan bahwa dalam upaya menegaskan

kembali tentang jiwa institusi pendidikan perguruan tinggi, kegiatan di luar

kurikulum formal harus diupayakan memiliki integrasi dengan capaian akademik

Page 30: GAMBARAN TUJUH VEKTOR PERKEMBANGAN MAHASISWA …

21

dalam kelas. Integrasi pembelajaran akademik dengan program kemahasiswaan

selanjutnya menurut Chickering dan Kytle (1999) merupakan salah satu langkah

yang dapat diambil untuk menjawab tantangan terkini yang dihadapi oleh institusi

pendidikan berkaitan dengan kebutuhan di masyarakat atau dunia real yang makin

kompleks. Penelitian yang dilakukan oleh Wong dan Buckner (2008)

merumuskan hasil yang mengarah kepada pentingnya program layanan

kemahasiswaan yang mencakup pemahaman dan eksplorasi multikultural

sehingga mahasiswa mampu mengembangkan keterampilan dalam hubungan

interpersonal.

Semua aktivitas di luar kelas tidak boleh terlepas dari dorongan dan

keterlibatan staf profesional dari institusi untuk memperlihatkan dukungan pada

perkembangan mahasiswa. Tidak lupa selain dukungan, harus ada evaluasi untuk

melihat efektivitas kegiatan-kegiatan tersebut dalam menjawab tujuan yang

hendak dicapai. Jika hasil evaluasi menunjukkan belum adanya hasil yang

signifikan dalam waktu singkat, institusi harus kembali mengupayakan integrasi

bagi mahasiswa antara pembelajaran akademik dan pengalaman lapangannya.

Dalam poin ini pun, pada proses perencanaan dan pelaksanaannya sejauh ini di

dalam program kemahasiswaan LK Fakultas Psikologi, keikutsertaan staf

pengajar dan institusi dalam hal ini fakultas masih dinilai minim, sehingga belum

terlihat integrasi antara kegiatan akademik yang disiapkan dan dijalankan oleh

fakultas dalam konteks kurikulum pendidikan dan kegiatan pengembangan

mahasiswa (student service).

Sekalipun dapat diduga bahwa salah satu faktor yang memengaruhi hasil

di dalam penelitian ini adalah kesesuaian program LK Fakultas Psikologi dengan

Page 31: GAMBARAN TUJUH VEKTOR PERKEMBANGAN MAHASISWA …

22

teori perkembangan Chickering, namun berdasarkan penilaian peneliti sendiri

sebagai bentuk kekurangan penelitian yang juga berkontribusi besar pada hasil

yang sudah ditampilkan adalah sumbangsih keterbatasan instrumen penelitian

yang digunakan. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner program

LK yang menyediakan sejumlah nama program yang harus dipilih oleh partisipan

sesuai keikutsertaannya, serta skala perkembangan mahasiswa yang disusun

berdasarkan ketujuh domain dalam teori perkembangan menurut Chickering.

Kedua instrumen ini disusun dan dikembangkan oleh peneliti sendiri.

Dalam kuesioner program, pilihan hanya terbatas pada sejumlah program

yang dijalankan oleh LK. Walaupun peneliti menyediakan kolom bagi partisipan

untuk menuliskan kegiatan lain yang diikuti oleh partisipan, baik itu di tingkat

universitas maupun di luar perkuliahan, seperti kegiatan kelompok etnis,

keikutsertaan dalam pelayanan di tempat ibadah dan lainnya, namun hal tersebut

dinilai kurang memadai dalam menambah kelengkapan data yang dibutuhkan.

Poin lainnya yang patut menjadi fokus pada butir kuesioner antara lain durasi dan

jabatan yang dimiliki dalam keikusertaan partisipan pada kegiatan yang dimaksud.

Durasi atau lama waktu yang dihabiskan untuk berpartisipasi dalam kegiatan,

dapat memengaruhi pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman individu

berkenaan dengan kompetensi spesifik sebagai hasil dari kegiatan. Posisi atau

jabatan individu dalam kegiatan yang diikuti berkenaan dengan beban kerja atau

tanggung jawab yang dikerjakannya, sehingga dapat berkontribusi pada besarnya

hasil yang didapatkan secara individual.

Skala yang dipakai untuk mengukur variabel perkembangan mahasiswa,

sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya mengenai proses tryout menunjukkan

Page 32: GAMBARAN TUJUH VEKTOR PERKEMBANGAN MAHASISWA …

23

hasil berupa reliabilitas keenam domain yang masuk dalam kategori cukup

reliabel dan sebuah domain yang tidak reliabel. Berkaitan dengan hal tersebut,

maka konsistensi instrumen terkait yang dipakai di penelitian mendatang masih

dinilai kurang mengingat bahwa rata-rata domain yang diukur masih berada pada

kategori cukup malah ada domain yang tidak reliabel. Jika hasil sebuah penelitian

kurang reliabel, maka konsistensinya di penelitian-penelitian selanjutnya belum

dapat dipastikan.

Kekurangan lainnya dari instrumen penelitian ini yang memengaruhi hasil

berkenaan dengan daya diskriminasi item. Daya diskriminasi item merupakan

ukuran penting yang memperlihatkan indikator keselerasan atau konsistensi fungsi

item dengan fungsi skala secara keseluruhan, yang dikenal dengan istilah

konsistensi item-total (Azwar, 2012). Sebagai kriteria pemilihan item berdasar

korelasi item-total, biasanya digunakan batasan rx ≥ 0,30. Semua item yang

mencapai koefisien tersebut dianggap memiliki daya beda yang memuaskan, dan

sebaliknya jika kurang dari koefisien yang ditetapkan, dapat diinterpretasikan

bahwa item tersebut memiliki daya beda rendah. Namun di dalam penelitian ini,

daya beda item yang dipakai berasal dari tabel r dengan alasan rendahnya angka

daya beda yang ada pada item-item di skala terkait. Dengan demikian, dapat

dikatakan bahwa fungsi item untuk menunjukkan pengukuran terkait

perkembangan mahasiswa sebagaimana fungsi skala juga berada di dalam

kategori rendah.

Page 33: GAMBARAN TUJUH VEKTOR PERKEMBANGAN MAHASISWA …

24

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai hubungan

antara keikutsertaan mahasiswa di dalam program LK dengan perkembangan

mahasiswa, didapatkan kesimpulan bahwa tidak ada korelasi antara keikutsertaan

mahasiswa di dalam program LK dengan perkembangan mahasiswa yang ditinjau

dari teori Chickering’s seven vectors yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi

lebih besar dari 0,05 (p >0,05). Selain itu, hasil pengujian komparasi

keikutsertaan mahasiswa di dalam program LK pada perkembangan mahasiswa

juga diperoleh kesimpulan tidak adanya perbedaan dengan nilai signifikansi lebih

besar dari 0,05 (p >0,05).

Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dibuat, peneliti

mengajukan beberapa saran terkait penelitian mendatang, sebagai berikut :

1. Berkaitan dengan keterbatasan peneliti dalam hal instrumen penelitian

yang digunakan yaitu reliabilitas, validitas, dan daya beda item, peneliti

menyarankan adanya perbaikan terlebih dahulu pada kedua instrumen

penelitian baik untuk skala psikologi maupun kuesioner bagi penelitian

mendatang.

2. Lembaga Kemahasiswaan (LK) sebagai perpanjangan tangan dari

Universitas selaku penyelenggara pendidikan memiliki peran penting di

dalam membantu perkembangan mahasiswa selama menjalani masa

perkuliahannya. Sebagaimana sudah dijelaskan pada pembahasan

penelitian ini, LK dirasa perlu untuk merancang dan mengembangkan

Page 34: GAMBARAN TUJUH VEKTOR PERKEMBANGAN MAHASISWA …

25

program layanan kemahasiswaan yang dapat membantu pengembangan

kompetensi-kompetensi yang spesifik pada diri mahasiswa di dalam setiap

tahap perkembangannya sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh

Chickering ataupun teori perkembangan lainnya. Selain itu, hubungan

kerja sama dengan pihak fakultas juga dirasa penting guna

mengintegrasikan usaha keduanya dalam perkembangan mahasiswa.

3. Sebagaimana diketahui bahwa acuan utama dalam penelitian ini yaitu teori

Chickering, merupakan teori perkembangan yang sudah cukup lama,

sehingga peneliti memberikan saran untuk penelitian selanjutnya dapat

mencari teori perkembangan yang lebih update agar referensi pendukung

terkait teori dapat dijumpai dengan lebih mudah dan bervariasi.

4. Keikutsertaan mahasiswa di dalam program LK bukanlah satu-satunya

faktor yang dapat memengaruhi perkembangan mereka. Peneliti

selanjutnya diharapkan dapat mengeksplorasi faktor lainnya dalam

kerangka Chikering seperti faktor institusional, hubungan lingkup fakultas

dan mahasiswa, kurikulum, dan pengajaran secara lebih dalam dengan

populasi subjek yang lebih bervariasi guna memperkaya penelitian

mendatang.

Page 35: GAMBARAN TUJUH VEKTOR PERKEMBANGAN MAHASISWA …

26

DAFTAR PUSTAKA

Alexis, F, M. Casco, J. Martin & G. Zhang. (2017) “Cross-cultural and global

interdependency development in STEM undergraduate students: results

from Singapore study abroad program.”Education, 137(3), 249-256(8).

Arianti, R. (2004). “Meningkatkan daya saing lulusan perguruan tinggi dengan

mengembangkan mahasiswa berdasarkan tujuh vektor dari Chickering.”

Jurnal Psiko Wacana, 3(2), 120-132. ISSN: 14129167.

Azwar, S. (2012). Penyusunan skala psikologi. (Cetakan Kedua). Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Chickering, A. W. (2003). “Reclaiming our soul : democracy and higher

education”. Article of Change, 39-44.

Chickering, A. W. & J. Kytle. (1999). New directions for higher education.

California: Jossey-Bass Publishers.

Chickering, A. W. & L. Reisser. (1993). (ed.). Education and identity. California:

Jossey-Bass Inc,.

Grimmit, N. (2014) “Effects of student athletics on academic performance.”The

Journal of Undergraduate Research, 12(5).

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. (2016, September 29).

Pangkalan data pendidikan tinggi. Retrieved September 29, 2016 from

http://forlap.ristekdikti.go.id/\

Ritonga, R. (1997). Statistika untuk penelitian psikologi dan penelitian. Jakarta:

Lembaga.

Purwanto. (2011). Statistika untuk penelitian. (Cetakan Pertama). Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Santrock, J. W. (2012). Life-span development, perkembangan masa-hidup. (Terj.

B. Widyasinta; Ed.Novita J.Sallama). (Cetakan Ketigabelas). Jakarta:

Penerbit Erlangga.

Scholl, M. B. & D. M. Schmitt. (2009). “Using motivational interviewing to

address college client alcohol abuse.” Journal of College Counceling, 12.

Page 36: GAMBARAN TUJUH VEKTOR PERKEMBANGAN MAHASISWA …

27

Schuh, J. H. (1989). “A student development theory to practice workshop.”

Journal of Counceling and Development, 67.

Soetjiningsih, C.H. (2012). Perkembangan Anak : Sejak Pembuahan sampai

dengan Kanak-kanak Akhir. Jakarta: Prenada.

Sugiyono. (2007). Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif

dan R & D. Bandung: ALFABETA.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1961. Perguruan Tinggi. 4

Desember 1961. Jakarta.

Universitas Kristen Satya Wacana. (2012). Skenario Pola Pembinaan Mahasiswa.

Salatiga: UKSW. ISBN: 978-979-1098-23-7.

Wong, M. P. A. & J. Buckner. (2008). Multiracial student services come of age:

the state of multiracial student services in higher education in the united

states. California: John Willey & Sons, Inc. Doi: 10.1002/ss