fungsi pr dalam islam dan pemerintah
DESCRIPTION
menjelaskan mengenai pengertian pr(humas) dalam islam dan pemerintahTRANSCRIPT
BAB I
pendahuluan
A. latar belakang
Public Relations yang diterjemahkan menjadi hubungan masyarakat
(humas) mempunyai dua pengertian. Pertama, humas dalam artian sebagai
teknik komunikasi atau technique of communication dan kedua, humas
sebagai metode komunikasi atau method of communication . Konsep Public
Relations.
sebenarnya berkenaan dengan kegiatan penciptaan pemahaman melalui
pengetahuan, dan melalui kegiatan-kegiatan tersebut akan muncul perubahan
yang berdampak.
PR sendiri merupakan gabungan berbagai imu dan termasuk dalam
jajaran ilmu-ilmu sosial seperti halnya ilmu politik, ekonomi, sejarah,
psikologi, sosiologi, komunikasi dan lain-lain.
Dalam kurun waktu 100 tahun terakhir ini PR mengalami
perkembangan yang sangat cepat. Namun perkembangan PR dalam setiap
negara itu tak sama baik bentuk maupun kualitasnya.Proses perkembangan
PR lebih banyak ditentukan oleh situasi masyarakat yang kompleks.
Selain itu PR juga dapat dikatakan sebagai salah satu cara penyebaran
islam yang sangat efektif.
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari PR?
2. Fungsi dari pr atau humas di pemerinrahan?
3. PR dalam islam?
1
BAB II
ISI
A. Perkembangan PR
Humas kependekan dari hubungan masyarakat. Hal ini seringkali
disederhanakan sebagai sebuah terjemahan dari istilah Public Relations
(PR). Sebagai ilmu pengetahuan, PR masih relatif baru bagi masyarakat
Indonesia. PR sendiri merupakan gabungan berbagai imu dan termasuk
dalam jajaran ilmu-ilmu sosial seperti halnya ilmu politik, ekonomi,
sejarah, psikologi, sosiologi, komunikasi dan lain-lain.
Dalam kurun waktu 100 tahun terakhir ini PR mengalami
perkembangan yang sangat cepat. Namun perkembangan PR dalam
setiap negara itu tak sama baik bentuk maupun kualitasnya.Proses
perkembangan PR lebih banyak ditentukan oleh situasi masyarakat yang
kompleks.
PR merupakan pendekatan yang sangat strategis dengan
menggunakan konsep-konsep komunikasi (Kasali, 2005:1). Di masa
mendatang PR diperkiraan akan mengalami pertumbuhan yang luar
biasa. Pemerintah AS mempekerjakan 9000 karyawan di bidang
komunikasi yang ditempatkan di United States Information Agency1.
B. Perkembangan Humas di Dunia
Dalam sejarahnya istilah Public Relations sebagai sebuah teknik
menguat dengan adanya aktivitas yang dilakukan oleh pelopor Ivy
Ledbetter Lee yang tahun 1906 berhasil menanggulangi kelumpuhan
1 Abdurrachman, Oemi. 1993. Dasar-dasar Public Relations. Bandung: Citra Aditya BaktiEffendy, Onong Uchjana. 1999. Hubungan Masyarakat. Suatu Study Komunikologis.Cetakan ke lima. Bandung: Remaja Rosdakarya.
2
industri batu bara di Amerika Serikat dengan sukes. Atas upayanya ini ia
diangkat menjadi The Father of Public Relations.
Perkembangan PR sebenarnya bisa dikaitkan dengan keberadaan
manusia. Unsur-unsur memberi informasi kepada masyarakat,
membujuk masyarakat, dan mengintegrasikan masyarakat, adalah
landasan bagi masyarakat.
Tujuan, teknik, alat dan standar etika berubah-ubah sesuai dengan
berlalunya waktu. Misalnya pada masa suku primitif mereka
menggunakan kekuatan, intimidasi atau persuasi ntuk memelihara
pengawasan terhadap pengikutnya. Atau menggunakan hal-hal yang
bersifat magis, totem (benda-benda keramat), taboo (hal-hal bersifat
tabu), dan kekuatan supranatural.
Penemuan tulisan akan membuat metode persuasi berubah. Opini
publik mulai berperan. Ketika era Mesir Kuno, ulama merupakan
pembentuk opini dan pengguna persuasi. Pada saat Yunani kuno mulai
dikembangkan Olympiade untuk bertukar pendapat dan meningkatkan
hubungan dengan rakyat. Evaluasi mengenai pendapat atau opini publik
merupakan perkembangan terakhir dalam sejarah kemanusiaan.
Dasar-dasar fungsi humas ditemukan dalam revolusi Amerika.
Ketika ada gerakan yang direncanakan dan dilaksanakan.2 Pada
dasarnya, masing-masing periode perkembangan memiliki perbedaaan
dalam startegi mempengaruhi publik, menciptakan opini publik demi
perkembangan organisasinya.
2 Rachmadi. F. 1994. Public Relations dalam Teori dan Praktek. Jakarta: GramediaRumanti, Maria Assumpta. 2002. Dasar-dasar Public Relations: Teori dan Praktek.Jakarta: Gramedia Widiasarana, hal 42
3
C. Fungsi PR dalam pemerintahan
Peran Humas atau Public Relations, akhir-akhir ini mendapat
sorotan, berkaitan dengan wacana perlu tidaknya Presiden Megawati
Soekarnoputri mempunyai juru bicara. Persoalan juru bicara mencuat
ketika dinilai telah terjadi kesenjangan dan kesimpang-siuran
informasi dalam kasus-kasus ekonomi dan keamanan belakangan ini,
sehingga sempat membingungkan masyarakat. Mengapa kesenjangan
dan kesimpangan-siuran informasi terjadi? Ada sinyalemen bahwa faktor
komunikasilah yang membuat hubungan antara pers dan pemerintah
kurang harmonis. Kenyataan ini terlihat dari sejumlah pidato Presiden
Megawati Soekarnoputri yang terkesan menyudutkan pers3.
Kesenjangan dan kesimpang-siuran informasi ini sebenarnya dapat
diatasi, apabila pemerintah berkeinginan untuk mengoptimalkan
pemberdayaan Humas di lingkungan instansi pemerintah. Selama ini
pemeberdayaan Humas pemerintah terkesan sangat minim. Peran
Humas hanya terbatas pada sejumlah kegiatan saja yang dilakukan,
seperti membuat siaran pers atau mengadakan konprensi pers. Padahal,
tugas-tugas itu hanya sebagian dari tugas Humas saja, bukan totalitas
tugas dan fungsi Humas.
Mengapa tidak optimal? Salah satu faktor penyebabnya adalah
masih adanya persepsi pimpinan tentang keberadaan Humas yang keliru
atau kurang tepat. Selama ini ada anggapan bahwa tugas Humas hanya
bertugas membuat siran pers atau menyelenggarakan konperensi pers.
Persepsi yang demikian menyebabkan perhatian dan pembinaan kepada
petugas Humas kurang optimal. Mereka beranggapan, toh selama ini
tugas itu sudah berjalan.
3 Majalah komunika hal 23 vol 9. No2 , 2006
4
Untuk memahami apa peran Humas atau Public Relations, berikut
ini kutipan dari International Public Relations Association (IPRA) yang
merumuskan pedoman kerja bagi para praktisi.4 "Public Relations
merupakan fungsi penghubung manajemen dengan publiknya,
mendukung pembinaan dan memelihata komunikasi antarorganisasi
dengan publiknya, membantu manajemen memberikan penerangan dan
tanggapan dalam hubungan dengan opini publik, bertindak sebagai
sistem peringatan dini dalam mengantisipasi kecendrungan, menopang
manajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara
efektif, menetapkan tanggung jawab manajemen untuk melayani
kepentingan umum."
Dari pedoman itu, ada beberapa hal yang perlu disikapi5, yaitu:
1. Bahwa Humas sebagai fungsi manajemnn membantu memberikan
penerangan dan tanggapan dalam hubungan dengan opini publik.
Untuk dapat melaksanakan tugas ini, tentunya Humas harus terlibat
dalam proses pengambilan kebijakan. Akan sulit bagi Humas sendiri
untuk memberikan penerangan dan tanggapan, bila Humas sendiri
tidak mengetahui latar belakang suatu kebijakan. Sebagaimana
dikatakan oleh Joni Inman, Ketua Asosiasi Nasional Para Komunikator
Pemerintah (National Association of Government Communication) AS,
"Melibatkan seorang komunikator dalam sebuah tim strategi
sangatlah penting. Bila pejabat pemerintah punya rancangan,
sebaiknya diketahui dulu bagaimana kira-kira masyarakat
menerimanya. Maka dari itu, sebaiknya seorang komunikator sudah
terlibat dari awal sehingga hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya,
masyarakat bereaasi negatif, bisa dihindarkan."
4 Ibid 655 Soemirat. Soleh dan Elvinaro Ardianto. 2003. Dasar-dasar Public Relations. Bandung:Remaja Rosda Karya.
5
2. Bertindak sebagai sistem peringatan dini dalam mengantisipasi
kecenderungan. Fungsi ini mengharuskan bahwa Public Relations
Officer (PRO) harus bersikap proaktif. Sikap proaktif ini akan sangat
membantu untuk menyikapi kecendrungan isu yang berkembang yang
berkaitan dengan lembaga di mana humas itu berada.
Sikap proaktif ini pernah ditunjukkan oleh Dubes AS, Ralph L
Boyce, berkaitan statement-nya tentang adanya jaringan Al Qaeda di
Indonesia. Pernyataan itu telah mengundang reaksi keras kalangan
organisasi Islam di Indonesia. Ia pun kemudian mendatangan dan
melakukan dialog dengan tokoh-tokoh Islam untuk mengklarifikasi
pernyataannya. Dengan lengkah yang demikian itu, ia sudah dapat
meredam isu lewat pemberitaan di media massa yang lebih luas.
Untuk dapat melakukan tugas itu, tentunya diperlukan kemampuan
berkomunikasi dan sikap profesionalisme sebagai PRO. Sikap
profesionalisme ini hanya akan dapat terwujud, bila dilakukan
pembinaan yang intensif untuk meningkatkan kualitas PRO dalam
menjalankan tugas dan fungsinya.
Bila kita amati, timbulnya kesenjangan dan kesimpang-siuran
informasi, karena faktor komunikasi yang macet6. Mungkin dapat
dikatakan, saat ini masalah komunikasi dan sosialisasi merupakan
kelemahan besar yang dialami pemerintahan sekarang ini. Dalam
berbagai hal, bukan hanya tidak pernah dilakukan kedua hal itu, tetapi
juga tidak pernah direncanakan. Padahal, yang namanya program,
kegiatan dan juga keberhasilan harus dijual. Para praktisi di beberapa
negara, bahkan secara khusus menunjuk petugas Public Relations khusus
untuk melakukan itu. Sebab, bila tidak dilakukan, ibarat kapal yang
berlayar di tengah kegelapan. Ada kapalnya, tapi tidak ada orang yang
tahu. 6 Ibid 78
6
Di Amerika Serikat (AS), pemberdayaan Public Relations dalam
pemerintahan telah dilakukan secara optimal dan menjadi andalan untuk
keberhasilan dan memenangkan suatu program7. Seperti pernah
dilakukan Presiden George W Bush setelah pasca serangan teroris 11
September di AS tahun 2001 lalu. Untuk melakukan kampanye bahwa AS
begitu concern terhadap kehidupan umat Islam di AS, Presiden Bush
menunjuk Charlotte Beers, seorang pakar PR yang mempunyai reputasi
internasional guna memimpin kebijakan PR pemerintahnya dalam
menghadapi ancaman teror dan sekaligus menghilangkan kecurigaan,
bahwa ada maksud umtuk membendung Islam.
Dengan mengangkat Charlotte Beers sebagai Wakil Menteri Luar
Negeri urusan diplomasi publik dan hubungan masyarakat disertai
anggaran yang cukup besar, maka kita dapat melihat manifestasinya dari
berbagai kegiatan Kedutaan Besar AS di Jakarta dan seluruh Konsulat
Jenderal mereka di berbagai daerah di Indonesia maupun di seluruh
dunia. Tujuan utamanya adalah untuk menyampaikan pesan bahwa
Amerika Serikat tidak memusuhi umat Islam sambil menarik simpati
masyarakat Indonesia terhadap mereka.
Mungkin ada pertanyaan Bagaimana meningkatkan
profesionalisme Humas? Dalam era globalisasi informasi, pemerintah
tidak cukup hanya bekerja dan menata ekonominya. Tetapi, juga dituntut
mengkomunikasikan apa yang telah dilakukan, serta mengelola
informasi tentang kondisi riil yang terjadi, supaya tidak terjadi bias di
tatanan informasi global. Untuk itulah, PRO dituntut kemampuannya
dapat mengelola informasi serta mengkomunikasikannya secara
profesional.
Kesenjangan dan kesimpang-siuran informasi yang terjadi selama
ini dapat teratasi, manakala pengelolaan informasi yang dilakukan oleh 7 Ibid 134
7
Humas pemerintah dilakukan secara profesional. Untuk meningkatkan
profesionalisme inilah diperlukan pembinaan intensif dan sistematis
terhadap petugas Humas di lingkungan instansi pemerintah. Dalam
rangka pengembangan dan pembinaan petugas Humas serta peningkatan
mutu pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan pembangunan, maka
menurut Peraturan Pemerintah Nomor 16 tahun 1994, dimungkinkan
dibentuk jabatan fungsional. Dalam konteks kegiatan Humas, maka
sebutannya "jabatan fungsional kehumasan".
Keberadaan jabatan fungsional kehumasan ini akan memberikan
dampak yang sangat positif, baik untuk petugas yang berada dalam
lingkungan Humas maupun bagi citra lembaga Humas itu sendiri. Bagi
petugas Humas akan dapat memicu dan mengaktualisasikan dirinya
dalam melaksanakan tugas dan fungsi Humas sebagai upaya memperoleh
angka kredit. Sedangkan bagi lembaga Humas, akan dapat meningkatkan
citranya. Karena, adanya jabatan fungsional ini, prestise jabatan Kepala
Humas akan meningkat.
Menurut pengamatan, di setiap instansi pemerintah, baik di pusat
maupun di daerah, terdapat Lembaga Humas. Perbedaannya hanya
terletak pada jenjang eselonisasinya dan nomenklatur yang digunakan.
D. Jabatan Fungsional
Menurut peraturan, setiap jabatan fungsional harus ada instansi
yang ditugaskan untuk melakukan pembinaan terhadap jabatan
fungsional. Instansi pembina untuk jabatan fungsional peneliti, adalah
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)8. Untuk jabatan
pustakawan, Perpustakaan Nasional Depdiknas. Sedangkan untuk
jabatan fungsional kehumasan, seyogianya Instansi/Lembaga yang
selama ini bertugas di bidang Informasi dan Komunikasi.
8 Majalah komunika, hal 31 vol 9. No2 , 2006
8
Menyongsong Undang-Undang Kebebasan Memperoleh Informasi,
jabatan fungsional kehumasan sebagai upaya meningkatkan
profesionalisme petugas Humas, sangat relevan untuk menyongsong
kehadiran Undang-Undang Kebebasan Memperoleh Informasi (KMI).
Kebebasan memperoleh informasi ini sebagai prasyarat bagi
terwujudnya suatu negara atau pemerintahan yang demokratis. Hal ini
tidak dapat dilepaskan kaitannya dengan kemerdekaan pers. Ketentuan
tentang pelaksanaan kemerdekaan pers di Indonesia telah diatur dalam
UU No 40 tahun 1999 tentang Pers. Pasal 4 ayat (3) menyatakan bahwa
untuk menjamin kemerdekaan pers, pers nasional mempunyai hak
mencari, memperoleh dan menyebarluaskan gagasan dan informasi.
Humas pemerintah sebagai badan publik, berkewajiban
menyediakan informasi yang berorientasi pada informasi yang
dibutuhkan publik untuk memenuhi kepentingan publik. Penyediaan
informasi ini merupakan ekspresi dari upaya memenuhi hak atau
kebebasan masyarakat untuk memperoleh informasi (public's right to
know). Di samping itu, Humas mempunyai kewajiban menyebar-luaskan
informasi tentang kebijakan nasional yang mempunyai dampak luas
kepada masyarakat dan harus segera diketahui oleh masyarakat. Hal ini
merupakan ekspresi dari kewajiban bagi setiap badan publik (obligation
to tell)9.
Untuk mendukung pelaksaan kebebasan memperoleh informasi itu,
maka kesiapan sumber daya manusia (SDM) bidang kehumasan yang
profesional sangat diperlukan. Ini penting sebagai jaminan akses
informasi publik apabila nanti telah diatur dalam undang-undang. Oleh
karena itu, Humas pemerintah harus dapat meningkatkan sistem
pelayanan informasi publik yang terintegrasi dan mampu menumbuh-
kembangkan kemampuan masyarakat untuk berwawasan informasi.
9 Ibid 87
9
E. PR dalam islam
PR dalam islam dapat dikatakan sebagai dakwah pengenalan islam.
Dakwah ini berfungsi sebagai pengenalan islam kepada masyarakat.
Seoerang pendakwah atau orang yang mensosialisaikan islam pada
masyarakat yang paling sukses adalah nabi Muhammad saw.
Allah berfirman yang bermaksud:
"Siapakah yang terlebih baik perkataannya daripada orang yang
Menyeru kepada Allah dan beramal soleh seraya
berkata:"Sesungguhnya saya salah seorang Muslim." (Fussshilat ayat
33)10
Perkataan ataupun ucapan menyeru manusia ke jalan Allah adalah
suatu amalan yang terbaik dan mulia. Tugas suci ini telah dilaksanakan
oleh Rasul-Rasul Allah semenjak mula manusia diciptakan, yang telah
ditunaikan oleh ramai utusan Allah S.W.T. antara lain Adam a.s., Noah a.s,
Hud a.s, Ibrahim a.s (Abraham), Ismail a.s, .Ishak a.s.(Isaac), Ya'qub a.s.
(Yacob), Yusuf a.s.(Joseph), Musa a.s(Moses), Daud a.s.(David), Sulaiman
a.s.(Solomon), Isa a.s. (Jesus) dan hingga ke akhir Rasulullah Muhammad
s.a.w11.
Semua mereka menyeru ke jalan Allah, jalan yang benar dan
melarang manusia dari perbuatan yang keji dan jahat.
Semua utusan Allah itu telah melaksanakan tugas mereka dengan
baik dengan tidak mengharapkan apa-apa upah, malah mereka telah
mengorbankan harta benda malah ramai pula diantara mereka yang
10 Departemen Agama RI., Alquran dan Terjemahnya, (Semarang: Toha Putra,
1989), hal. 546.
11 Mohd. Yusof Hussain, et.al., Dua Puluh Lima Soal Jawab Mengenai Komunikasi Islam, (Jabatan Komunikasi Pembangunan, Pusat Pengembangan dan Pendidikan Lanjutan, University Pertanian Malaysia, 1990), hal. 1.
10
dikejaar-kejar dan ingin dibunuh, seperti apa yang telah dialami oleh
Nabi Musa a.s., Nabi Isa a.s. dan juga apa yang telah dialami oleh Nabi
Muhammad s.a.w. 12
Rasulullah s.a.w.mengajak manusia ke jalan Allah dengan lemah
lembut dan kasih sayang sesuai dengan Firman Allah yang maksudnya:
"Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah
(kebijaksanaan) dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka
dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang
lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dijalan-Nya dan
Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk."(Annahl:125)13
Usaha menyeru manusia ke jalan Allah bukanlah pekerjaan yang
mudah, ia memerlukan pengorbanan segalanya, baik tenaga, harta benda
jika diperlukan nyawa sekalipun. Usaha yang mulia ini akan berhadapan
dengan banyak halangan dan rintangan yang datangnya dari berbagai
penjuru. Jika kita tabah menghadapinya Insya-Allah usaha dakwah kita
akan berjaya..
Sejak Adam a.s. hingga hari kiamat syaitan bekerja keras untuk
menyesatkan Adam a.s. dan anak cucunya. Bila syaitan menjelma
menjadi manusia, maka syaitan manusia ini akan berusaha keras untuk
menghalang segala pekerjaan yang baik, terutama sekali dakwah ke jalan
Allah, menyeru kepada yang baik dan melarang daripada yang mungkar.
Mereka akan bekerjasama menghalang dakwah dengan berbagai cara
dan daripada mereka ini kita tidak dapat mengharapkan apa-apa
pertolongan. Kita perlu berusaha sendiri. Insya Allah dengan usaha yang
12 Zulkiple Abd. Ghani, op.cit., hal. 6
13 Departemen Agama RI., Alquran dan Terjemahnya, (Semarang: Toha Putra,
1989), hal. 546.
11
tidak mengenal putus asa dan dengan pertolongan Allah Nabi s.a.w.telah
mencapai kejayaan.
Kita teringat betapa susahnya Nabi berdakwah dalam
menyampaikan seruan Allah. Nabi s.a.w. dihina, difitnah, dituduh orang
gila, dikejar-kejar malah mau dibunuh. Baginda pergi ke Taif untuk
menyampaikan dakwahnya. Di sana beliau telah disambut dengan
cercaan dan makian. Malah mereka menyuruh budak kecil melempari
Nabi s.a.w. dengan batu kayu dan sebagainya, sehingga tubuhnya penuh
dengan luka dan kakinya berdarah. Dalam keadaan seperti itu Rasulallah
s.a.w. hanya berdo'a: "Ya Allah tunjukilah kaumku, sesungguhnya mereka
tidak mengetahuinya."14
Kaum jahiliyah Quraisy terus sahaja berusaha untuk menghalang
perjuangan Nabi s.a.w. Tidak cukup dengan cacian dan makian,
melemparkan kotoran ke tubuh Baginda, meletakkan duri di depan
rumah Baginda, malah Rasulallah s.a.w. dan kaumnya bani Hasyim dan
bani Muthalib dipulaukan hingga hampir tiga tahun lamanya.
Mereka dibiarkan di sebuah lembah yang kering kontang, dan tidak
dibenarkan siapapun untuk memberikan apa-apa pertolongan.Tidak
cukup dengan berbagai penganiaayaan dan kezaliman malah mereka
telah membuat pakatan untuk membunuh Nabi s.a.w. Akhirnya
Rasulallah s.a.w. diperintahkan Hijrah ke Yathrib15 (Madinah).
Di Madinah dakwah Nabi s.a.w.mendapat sambutan diluar dugaan.
Di Madinah Nabi s.a.w. disamping mendirikan masjid Rasulullah s.a.w.,
telah mempersaudarakan kaum Muslimin yang datang dari Makkah
(Muhajirin) dengan kaum Muslimin di Madinah (Ansor). Disamping itu
Nabi telah berjaya menyatupadukan semua pendudukan Madinah yang
terdiri daripada berbilang kaum dan agama, dengan membuat perjajian
yang terkenal dengan Piagam Madinah.
14 Mutiara hadis qudsi: jalan menuju kemulyaan dan kesucian hati, diterjemahkan dari FI’ shuhbah al- ahadits al-qudsiyyah karya ahmad abdul iwad, hal 4515 Nurul yakin, jilid 3. Hal 23
12
Alhamdulillah berkat usaha yang gigih dan tak pernah mengenal
putus asa yang berlandaskan niat yang ikhlas menyeru manusia kejalan
Allah, jalan yang menyelamatkan manusia daripada kesesatan dan
kehancuran, akhirnya Nabi sa.w, dengan pertolongan Allah s.w.t. dan
bantuan daripada semua sahabat yang setia dalam perjuangan Rasulullah
s.a.w. telah memperoleh kejayaan. Kemudian usaha yang mulia dan suci
ini telah dilanjutkan oleh para alim-ulama dan cerdik pandai Islam
lainnya. Dengan bantuan daripada semua pihak terutama daripada para
hartawan dan dermawan, akhirnya usaha yang mulia ini telah mendapat
pengikut sehingga seperlima daripada penduduk dunia.
Tanggung jawab menyeru ke jalan Allah adalah menjadi tanggung
jawab semua pihak, mereka yang tak boleh berdakawah dengan lisan,
boleh berdakwah dengan harta benda. Ataupun sekurangg-kurangnya
berdakwah dengan contoh teladan yang baik, semoga dengan demikian
Insya-Allah usaha yang mulia ini diberkati dan akan memperoleh
kejayaan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Public Relations yang diterjemahkan menjadi hubungan masyarakat
(humas) mempunyai dua pengertian. Pertama, humas dalam artian sebagai
teknik komunikasi atau technique of communication dan kedua, humas
sebagai metode komunikasi atau method of communication . Konsep Public
Relations.
13
sebenarnya berkenaan dengan kegiatan penciptaan pemahaman melalui
pengetahuan, dan melalui kegiatan-kegiatan tersebut akan muncul perubahan
yang berdampak.
PR sendiri merupakan gabungan berbagai imu dan termasuk dalam
jajaran ilmu-ilmu sosial seperti halnya ilmu politik, ekonomi, sejarah,
psikologi, sosiologi, komunikasi dan lain-lain.
Selain itu humas memiliki banyak fungsi yang sangat membantu
pemerintah di antaranya.
1. Bahwa Humas sebagai fungsi manajemnn membantu memberikan
penerangan dan tanggapan dalam hubungan dengan opini publik.
Untuk dapat melaksanakan tugas ini, tentunya Humas harus
terlibat dalam proses pengambilan kebijakan. Akan sulit bagi
Humas sendiri untuk memberikan penerangan dan tanggapan, bila
Humas sendiri tidak mengetahui latar belakang suatu kebijakan.
Sebagaimana dikatakan oleh Joni Inman, Ketua Asosiasi Nasional
Para Komunikator Pemerintah (National Association of
Government Communication) AS, "Melibatkan seorang
komunikator dalam sebuah tim strategi sangatlah penting. Bila
pejabat pemerintah punya rancangan, sebaiknya diketahui dulu
bagaimana kira-kira masyarakat menerimanya. Maka dari itu,
sebaiknya seorang komunikator sudah terlibat dari awal sehingga
hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya, masyarakat bereaasi
negatif, bisa dihindarkan."
2. Bertindak sebagai sistem peringatan dini dalam mengantisipasi
kecenderungan. Fungsi ini mengharuskan bahwa Public Relations
Officer (PRO) harus bersikap proaktif. Sikap proaktif ini akan
sangat membantu untuk menyikapi kecendrungan isu yang
berkembang yang berkaitan dengan lembaga di mana humas itu
berada.
14
Selain itu PR juga dapat dikatakan sebagai dakwah dalam ajaran islam
yang berfungsi sebagai salah satu cara penyebaran islam yang sangat
efektif.
Daftar pustaka
- Abdurrachman, Oemi. 1993. Dasar-dasar Public Relations. Bandung: Citra Aditya
Bakti Effendy, Onong Uchjana. 1999. Hubungan Masyarakat. Suatu Study
Komunikologis. Cetakan ke lima. Bandung: Remaja Rosdakarya.
- Jefkins, Frank dan Daniel Yadin. 1996. Public Relations. Edisi Kelima. Jakarta:
Erlangga.
- Kasali, Rhenald. 2005. Manajemen Public Relations. Jakarta: Grafiti
Moore, Frazier. 2004. Humas, Membangun Citra dengan Komunikasi. Bandung:
Rosda.
15
- Rachmadi. F. 1994. Public Relations dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Gramedia
Rumanti, Maria Assumpta. 2002. Dasar-dasar Public Relations: Teori dan
Praktek. Jakarta: Gramedia Widiasarana
- Soemirat. Soleh dan Elvinaro Ardianto. 2003. Dasar-dasar Public Relations.
Bandung: Remaja Rosda Karya.
- Nurul yakin
- Iwadh, ahmad aduh. Mutiara hadis qudsi: jalan menuju kemulyaan dan
kesucian hati. Bandung: PT mizan pustaka
- Majalah komunika,vol 9, no2, 2006, yayasan obor indonesia
16