fix hdr

31
LAPORAN PENDAHULUAN DEPRESI I. Landasan Teori Medis A. Pengertian 1. Depresi adalah suatu jenis alam perasaan atau emosi yang di sertai komponen psikologik : rasa haus, sedih, murung, putus asa, dan tidak bahagia serta komponen somatik, anoreksia, konstipasi, kulit lembab, tekanan darah dan nadi menurun (www.ilmukeperawatan.com ) 2. Gangguan alam perasaan yang berat dan dimanifestasikan dengan gangguan fungsi social dan fungsi fisik yang hebat, lama dan menetap pada individu yang bersangkutan (www.ilmukeperawatan.com ) B. PENYEBAB Penyebab suatu kondisi depresi, meliputu : 1. Factor organ biologis karena ketidak seimbangan neurotransmitter di otak terutama serotonim 2. Factor psikoedukasi karena tekanan beban psikis, dampak pembelajaran perilaku terhadap suatu situasi social. 3. Factor social lingkungan misalnya, kehilangan pasangan hidup, kehilangan pasangan hidup, kehilangan pekerjaan, pasca bencana, dampak situasi kehidupan sehari-hari lamanya. Depresi adalah kesedihan atau duka cita yang lebih hebat dan bertahan terlalu lama. Ada berbagai penyebab depresi yaitu : 1. Peristiwa dalam kehidupan sehari-hari 2. Perubahan kimia dalam obat 3. Efek samping obat 4. Beberapa penyakit fisik C. TANDA DAN GEJALA

Upload: nur-djana-setiarini-henaulu

Post on 17-Sep-2015

225 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Keperawatan

TRANSCRIPT

LAPORAN PENDAHULUAN

DEPRESI

I. Landasan Teori Medis

A. Pengertian

1. Depresi adalah suatu jenis alam perasaan atau emosi yang di sertai komponen psikologik : rasa haus, sedih, murung, putus asa, dan tidak bahagia serta komponen somatik, anoreksia, konstipasi, kulit lembab, tekanan darah dan nadi menurun (www.ilmukeperawatan.com)

2. Gangguan alam perasaan yang berat dan dimanifestasikan dengan gangguan fungsi social dan fungsi fisik yang hebat, lama dan menetap pada individu yang bersangkutan (www.ilmukeperawatan.com)

B. PENYEBAB

Penyebab suatu kondisi depresi, meliputu :

1. Factor organ biologis karena ketidak seimbangan neurotransmitter di otak terutama serotonim

2. Factor psikoedukasi karena tekanan beban psikis, dampak pembelajaran perilaku terhadap suatu situasi social.

3. Factor social lingkungan misalnya, kehilangan pasangan hidup, kehilangan pasangan hidup, kehilangan pekerjaan, pasca bencana, dampak situasi kehidupan sehari-hari lamanya.

Depresi adalah kesedihan atau duka cita yang lebih hebat dan bertahan terlalu lama. Ada berbagai penyebab depresi yaitu :

1. Peristiwa dalam kehidupan sehari-hari

2. Perubahan kimia dalam obat

3. Efek samping obat

4. Beberapa penyakit fisik

C. TANDA DAN GEJALA1. Perasaan : sedih, tidak bahagia, tangisan (tidak pada semua depresi)

2. Pikiran negative, pesimistik terhadap masa depan, pikiran bersalah, mengucilkan diri, kehilangan minat/perhatian, kehilangan motivasi/keinginan, turun nya efisiensi dan kemampuan konsentrasi

3. Perilaku : energy hilang, lambat, adakala tidak dapat diam, penampilan tidak terpelihara

4. Jasmani : kehilangan nafsu makan dan nafsu seks, berat tubuh berkurang, susah BAB, tidak dapat tidur/terlalu banyak tidur

5. Kecemasan : rasa takut, cemas, tegang, tidak yakin dan tidak dapat mengambil keputusan D. KLASIFIKASI DEPRESI

Klasifikasi Depresi menurut DSM-IV yaitu :

1. Gangguan depresi mayor unipolar dan bipolar

2. Gangguan mood spesifik lain nya :

a) Gangguan siklotimik depresi dan hipomatik saat ini atau baru saja berlalu (secara terus menerus selama setahun)

b) Gangguan depresi atipik

c) Gangguan depresi post partum

d) Depresi menurut musim

3. Gangguan depresi akibat kondisi medic umum dan gangguan depresi akibat zat.

4. Gangguan penyesuaian dengan mood depresi. Depresi di sebabkan oleh stressor psikososial

E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI1. Kesedihan pada masa dini, yang di sebabkan oleh kurang nya kasih saying, kesedihan yang di alami pada masa kanak-kanak, secara psikologis dapat member kecenderungan kepada seseorang untuk lebih mudah terkena depresi

2. Kehilangan pada masa dini yang membuat seseorang lebih sensitive kehilangan yang biasa

3. Kecemasan yang pada masa dini di timbulkan oleh keadaan-keadaan yang mengecam keberadaan dirinya seperti kelahiran adik, perceraian orang tua.

F. PENATALAKSANAANAda dua cara untuk menangani depresi yaitu :

1. Perubahan pola hidup dengan cara :

a) Olahraga teratur

b) Berjemur pada sinar matahari

c) Konseling

d) Tidur teratur

e) Relaksasi

f) Medikasi

g) Penanganan stress

2. Obat-obatan anti depresan

Obat anti depresan pilihan, yaitu :

a) Amiparamin

b) Desiparamin

c) Amitapilin

d) Doksepin

II. Landasan Teori Keperawatan Harga Diri RendahA. PengertianHarga diri rendah adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Pencapaian ideal diri atau cita cita atau harapan langsung menghasilkan perasaan bahagia. (Budi Ana Keliat, 1998).Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan. (Budi Ana Keliat, 1999).

Jadi dapat disimpulkan bahwa perasaan negatif terhadap diri sendiri yang dapat diekspresikan secara langsung dan tak langsung.Tanda dan gejala : Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan terhadap penyakit (rambut botak karena terapi)

Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik/menyalahkan diri sendiri)

Gangguan hubungan sosial (menarik diri)

Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan)

Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai harapan yang suram, mungkin klien akan mengakiri kehidupannya ( Budi Anna Keliat, 1999).Harga diri rendah adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri (Stuart dan Sundeen, 1998 :227). Menurut Townsend (1998:189) B. Tanda dan gejala

Menurut Carpenito, L.J (1998: 352); Keliat, B.A (1994:20); perilaku yang berhubungan dengan harga diri rendah antara lain:Data subjektif:1. Mengkritik diri sendiri atau orang lain

2. Perasaan dirinya sangat penting yang berlebih-lebihan

3. Perasaan tidak mampu

4. Rasa bersalah

5. Sikap negatif pada diri sendiri

6. Sikap pesimis pada kehidupan

7. Keluhan sakit fisik

8. Pandangan hidup yang terpolarisasi

9. Menolak kemampuan diri sendiri

10. Pengurangan diri/mengejek diri sendiri

11. Perasaan cemas dan takut

12. Merasionalisasi penolakan/menjauh dari umpan balik positif

13. Mengungkapkan kegagalan pribadi

14. Ketidak mampuan menentukan tujuan

Data objektif:1. Produktivitas menurun

2. Perilaku destruktif pada diri sendiri

3. Perilaku destruktif pada orang lain

4. Penyalahgunaan zat

5. Menarik diri dari hubungan social

6. Ekspresi wajah malu dan rasa bersalah

7. Menunjukkan tanda depresi (sukar tidur dan sukar makan)

8. Tampak mudah tersinggung/mudah marah

C. PenyebabTeori penyebab :1. SituasionalYang terjadi trauma secara tiba-tiba misalnya pasca operasi, kecelakaan cerai, putus sekolah, PHK, perasaan malu karena terjadi (korban perkosaan, dipenjara, dituduh KKN) dll.2. HDR pada pasien yang dirawat disebabkan oleh : Privacy yang kurang diperhatikan, misal pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan alat yang tidak spontan (mencukur pubis pemasangan kateter). Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tecapai karena dirawat atau sakit atau penyakitnya. Kelakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai, misal berbagai pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan berbagai tindakan tanpa pemeriksaan.3. KronikPerasaan negatif terhadap diri sudah berlangsung lama yaitu sebelum sakit atau dirawat. Klien ini mempunyai cara berpikir yang negatif, kejadian sakit yang dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya.Menurut Ericson, masa balita adalah kemandirian yang ragu dan malu anak belajar mengendalikan diri dan kepercayaan diri, sebabnya bila banyak dikendalikan dari luar maka akan timbul bibit keraguan dan rasa malu yang berlebihan.

Salah satu penyebab dari harga diri rendah yaitu berduka disfungsional. Berduka disfungsional merupakan pemanjangan atau tidak sukses dalam menggunakan respon intelektual dan emosional oleh individu dalam melalui proses modifikasi konsep diri berdasarkan persepsi kehilangan.

Tanda dan gejala : Rasa bersalah

Adanya penolakan

Marah, sedih dan menangis

Perubahan pola makan, tidur, mimpi, konsentrasi dan aktivitas

Mengungkapkan tidak berdaya

Harga diri rendah sering disebabkan karena adanya koping individu yang tidak efektif akibat adanya kurang umpan balik positif, kurangnya system pendukung, kemunduran perkembangan ego, pengulangan umpan balik yang negatif, disfungsi system keluarga serta terfiksasi pada tahap perkembangan awal (Townsend, M.C, 1998: 366). Menurut Carpenito, L.J (1998: 82) koping individu tidak efektif adalah keadaan dimana seorang individu mengalami atau berisiko mengalami suatu ketidakmampuan dalam menangani stressor internal atau lingkungan dengan adekuat karena ketidakadekuatan sumber-sumber (fisik, psikologis, perilaku atau kognitif). Sedangkan menurut Townsend, M.C (1998: 312) koping individu tidak efektif merupakan kelainan perilaku adaptif dan kemampuan memecahkan masalah seseorang dalam memenuhi tuntunan kehidupan dan peran.

Dari pendapat-pendapat di atas dapat dibuat kesimpulan, individu yang mempunyai koping individu tidak efektif akan menunjukkan ketidakmampuan dalam menyesuaikan diri atau tidak dapat memecahkan masalah terhadap tututan hidup serta peran yang dihadapi. Adanya koping individu tidak efektif sering ditunjukkan dengan perilaku (Carpenito, L.J, 1998:83; Townsend, M.C, 1998:313) sebagai berikut:

Data subjektif :

1. Mengungkapkan ketidakmampuan untuk mengatasi masalah atau meminta bantuan

2. Mengungkapkan perasaan khawatir dan cemas yang berkepanjangan

3. Mengungkapkan ketidakmampuan menjalankan peran

Data Objektif :

1. Perubahan partisipasi dalam masyarakat

2. Peningkatan ketergantungan

3. Memanipulasi orang lain disekitarnya untuk tujuan-tujuan memenuhi keinginan sendiri

4. Menolak mengikuti aturan-aturan yang berlaku

5. Perilaku destruktif yang diarahkan pada diri sendiri dan orang lain:

6. Memanipulasi verbal/perubahan dalam pola komunikasi

7. Ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar

8. Penyalahgunaan obat terlarang

D. AkibatHarga diri rendah dapat beresiko terjadinya isolasi sosial : menarik diri. Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Rawlins,1993).Tanda dan gejala : Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul

Menghindar dari orang lain (menyendiri)

Komunikasi kurang/tidak ada. Klien tidak tampak bercakap-cakap dengan klien lain/perawat

Tidak ada kontak mata, klien sering menunduk

Berdiam diri di kamar/klien kurang mobilitas

Menolak berhubungan dengan orang lain, klien memutuskan percakapan atau pergi jika diajak bercakap-cakap

Tidak/ jarang melakukan kegiatan sehari-hari. (Budi Anna Keliat, 1998)

E. Pohon masalahResiko perilaku Kekerasan

Isolasi sosial : menarik diri (efek)

Core Problem

Koping individu tidak efektif (causal)ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH

DENGAN DIAGNOSA MEDIS DEPRESI

I. Identitas Klien

a. Inisial Klien

: Nn. Ab. Umur

: 25 tahun

c. Jenis Kelamin

: Perempuan d. Tanggal Masuk RS : 24-03-2015 / pukul 10.00 WITe. Tanggal Pengkajian: 03-04-2015 / pukul 08.00 WIT

f. Diagnosa Medis: Depresi g. No. RM

: 01-56-65h. Ruangan

: Bangsal wanitai. Penanggung Jawab: Keluarga klien

II. Alasan Masuk Rumah Sakit

Klien di bawa ke RSJ oleh keluarganya akibat klien sering bertingkah aneh di rumah. Pasien cenderung diam dan mengurung diri di kamarnya, tidak mau makan, sering menjerat-jerit serta melempar barang-barang yang ada di kamarnya.

Masalah keperawatan : Resiko perilaku kekerasan terhadap diri sendiri, orang lain dan lingkungan III. Faktor Predisposisi

Klien baru pertama kali mengalami depresi, karena klien merasa kecewa (merasa kehilangan), karena kekasih nya menikah dengan orang lain. Hal ini membuat klien tidak mau berkomunikasi dan mengurung diri di kamar kurang lebih 5 bulan yang lalu sebelum masuk RSJ. Masalah Keperawatan : Isolasi Sosial Menarik DiriIV. Faktor Presipitasi

Klien merasa kecewa karena ditinggalkan oleh pacarnya, sehingga menyebabkan klien merasa dirinya terlihat buruk sehingga membuat klien selalu mengurung diri di kamar, dan tidak mau berkomunikasi dengan orang lain.

Masalah Keperawatan : Isolasi Sosial Menarik Diri

V. Keadaan Fisik

Tanda-tanda vital

Tanggal : 03-04-2015

Tekanan Darah : 110/70 mmhg

Respirasi

: 20 x/m

Nadi

: 80 x/m

Suhu

: 36 0CPada klien tidak terlihat adanya gangguan fisik

Masalah Keperawatan : tidak ada VI. Psikososial

Genogram pasien tidak diketahui, saat dianamnese pasien hanya diam

GENOGRAM 3 GENERASI

Keterangan :

=laki-laki

=perempuan

X=meninggal

- - - - -=tinggal serumah

=pasien

?=tidak mengetahui usianya

Dalam keluarga tidak ada yang mengalami penyakit yang sama dengan klien a. Konsep diri

1) Gambaran diri

Pasien merasa anggota tubunya tidak lagi berguna, dan merasa dirinya tidak cantik2) Identitas diri

Pasien mengatakan namanya anita, senang di panggil ani mempunyai keluarga yang bertempat tinggal di Galunggung.3) Peran diri

Pasien mengatakan dia membantu orang tua (menjaga kios)

4) Ideal diri

Pasien mengatakan ingin segera pulang dan dapat berkumpul dengan keluarga 5) Harga diri

Pasien tidak mau berkomunikasi dengan teman-teman nya, pasien lebih banyak diam dan sulit memulai pembicaraan kecuali di ajak atau ditanya oleh perawat.

Masalah Keperawatan : gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah

b. Hubungan social

Pasien jarang berinteraksi dengan teman-temannya , pasien kurang bicara dengan orang lain.

Masalah keperawatan : gangguan konsep diri : Harga Diri Rendahc. Spiritual

1) Nilai keyakinan

Pasien mengatakan dia beragama islam, bisa berdoa dan bisa mengucapkan dua kalimat syahadat.

2) Kegiatan ibadah

Waktu di rumah pasien rajin beribadah (solat lima waktu), tetapi selama masuk RS tidak pernah solat hanya pasien selalu berdoa sebelum dan sesudah makan. Masalah keperawatan : tidak adaVII. Status Mental

a. Penampilan

Penampilan pasien sehari-hari rapi dan bersih, kuku tangan dan kaki pendek,dan menggunakan alas kakib. Pembicaraan

Pasien tidak mampu memulai pembicaraan kecuali di ajak atau di tanya, dan pembicaraan pasien kadang nyambung, kadang tidak serta mampu menjawab pertanyaan yang di ajukan.c. Aktivitas motorik

Pasien sering nonton TV, jalan-jalan di taman, dan dapat melakukan kegiatan olahraga (main Volly).d. Suasana perasaan (emosi afek)Ekpresi pasien terlihat sedih dan murung. e. Interaksi selama wawancara

Kontak mata kurang, terkadang mengalihkan perhatian

f. Proses pikir

Kemampuan berfikir pada saat menjawab pertanyaan dari perawat dapat di jawab dengan baik g. Tingkat kesadaran

Pasien dapat menyebutkan nama dan tempat tinggalnya dengan jelas.h. Memori

Memory jangka panjang : pasien dapat mengingat bahwa dulu ia pernah sekolah di SMPN 2 Ambon Jangka pendek : pasien dapat mengingat menu makanan yang tadi makannya.i. Tingkat konsentrasi dan berhitung

Mudah dialihkan : perhatian pasien mudah beralih

Kemampuan berhitung : pasien mampu menghitung jumlah tempat tidur di ruangan nya, jumlahnya ada 10 buah.j. Daya tilik diri

Pasien menganggap bahwa dirinya tidak berada di RSJ, tetapi berada di tempat lain.Masalah keperawatan : Gangguan konsep diri Harga Diri RendahVIII. Mekanisme Koping

a. Adaptif

Dapat berkenalan dengan orang lain

Pasien masih bisa menyesuaikan diri dan bisa berbaur dengan teman-temannya saat makan

b. Maladaptif

Sering berdiri disisi tempat tidur, dan berbicara jika diajak atau ditanya.Masalah keperawatan : koping individu tidak efektifIX. Aspek Medik

Diagnosa medis pasien : Skizofrenia AfektifTerapi medis :a. Nodiril = 2 mg 2x1 tab

b. Nudep = 20 mg 1x1 tab

c. Diazepam = 5 mg 1x1 tab (malam)

X. Daftar Masalah Keperawatan

a. Resiko Perilaku kekerasanb. Isolasi Sosial : Menarik Diri

c. Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah

d. Koping individu tidak efektifXI. Klasifikasi data

Ds : pasien mengatakan

Pasien di tinggal menikah oleh pacarnya

Pasien merasa anggota tubunya tidak lagi berguna, dan merasa dirinya tidak cantikDo : Pasien tidak mau berkomunikasi dengan teman-teman nya, pasien lebih banyak diam dan sulit memulai pembicaraan kecuali di ajak atau ditanya oleh perawat. Pasien jarang berinteraksi dengan teman-temannya , pasien kurang bicara dengan orang lain.

Pasien tidak mampu memulai pembicaraan kecuali di ajak atau di tanya, dan pembicaraan pasien kadang nyambung, kadang tidak serta mampu menjawab pertanyaan yang di ajukan Ekpresi pasien terlihat sedih dan murung.

Kontak mata kurang, terkadang mengalihkan perhatian Pasien menganggap bahwa dirinya tidak berada di RSJ, tetapi berada di tempat lain. Sering berdiri disisi tempat tidur, dan berbicara jika diajak atau ditanya.

XII. Analisa Data

NoDataMasalah Keperawatan

1. DS : Pasien mengatakan

Pasien merasa anggota tubunya tidak lagi berguna, dan merasa dirinya tidak cantik

DO :

Pasien tidak mau berkomunikasi dengan teman-teman nya, pasien lebih banyak diam dan sulit memulai pembicaraan kecuali di ajak atau ditanya oleh perawat.

Ekpresi pasien terlihat sedih dan murung.

kontak mata kurang

Sering berdiri disisi tempat tidur, dan berbicara jika diajak atau ditanya.

sering mengalihkan perhatian bila ditanya Gangguan konsep diri Harga Diri Rendah

2.DS : Pasien mengatakan Pasien di tinggal menikah oleh pacarnya

DO :

Pasien tidak mau berkomunikasi dengan teman-teman nya, pasien lebih banyak diam dan sulit memulai pembicaraan kecuali di ajak atau ditanya oleh perawat. Pasien jarang berinteraksi dengan teman-temannya , pasien kurang bicara dengan orang lain.

Pasien tidak mampu memulai pembicaraan kecuali di ajak atau di tanya, dan pembicaraan pasien kadang nyambung, kadang tidak serta mampu menjawab pertanyaan yang di ajukan Kontak mata kurang, terkadang mengalihkan perhatian

Isolasi social : Menarik diri

3.DS : Pasien mengatakan

Pasien merasa anggota tubunya tidak lagi berguna, dan merasa dirinya tidak cantikDO :

Pasien menganggap bahwa dirinya tidak berada di RSJ, tetapi berada di tempat lain. Sering berdiri disisi tempat tidur, dan berbicara jika diajak atau ditanya.

Coping individu tidak evektif (causal)

XIII. Pohon MasalahIsolasi sosial : Menarik diri (efek)Gangguan konsep diri : harga diri rendah (CP)Coping individu tidak evektif (causal)XIV. Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan konsep diri Harga Diri Rendah Yang ditandai dengan :

DS : Pasien mengatakan

Pasien merasa anggota tubunya tidak lagi berguna, dan merasa dirinya tidak cantik

DO :

Pasien tidak mau berkomunikasi dengan teman-teman nya, pasien lebih banyak diam dan sulit memulai pembicaraan kecuali di ajak atau ditanya oleh perawat.

Ekpresi pasien terlihat sedih dan murung.

kontak mata kurang

Sering berdiri disisi tempat tidur, dan berbicara jika diajak atau ditanya. sering mengalihkan perhatian bila ditanya2. Isolasi social : Menarik diri Yang ditandai dengan :

DS : Pasien mengatakan Pasien di tinggal menikah oleh pacarnya

DO :

Pasien tidak mau berkomunikasi dengan teman-teman nya, pasien lebih banyak diam dan sulit memulai pembicaraan kecuali di ajak atau ditanya oleh perawat. Pasien jarang berinteraksi dengan teman-temannya , pasien kurang bicara dengan orang lain.

Pasien tidak mampu memulai pembicaraan kecuali di ajak atau di tanya, dan pembicaraan pasien kadang nyambung, kadang tidak serta mampu menjawab pertanyaan yang di ajukan Kontak mata kurang, terkadang mengalihkan perhatian.3. Coping individu tidak evektif (causal) Yang ditandai dengan :DS : Pasien mengatakan

Pasien merasa anggota tubunya tidak lagi berguna, dan merasa dirinya tidak cantikDO :

Pasien menganggap bahwa dirinya tidak berada di RSJ, tetapi berada di tempat lain. Sering berdiri disisi tempat tidur, dan berbicara jika diajak atau ditanya.

XV. Prioritas Masalah

1. Gangguan Konsep Diri Harga Diri Rendah

RENCANA KEPERAWATAN JIWA

Nama pasien: Nn. A

No. RM

: 01-56-65

Jenis kelamin: Perempuan

Diagnose medis: Depresi Ruangan : Bangsal wanita

NoHari/ TanggalDiagnosa KeperawatanPerencanaan

TujuanTindakan Keperawatan

1.

Jumat,03-04-2015Sabtu,04-04-2015Senin, 06-04-2015

Gangguan Konsep Diri Harga Diri Rendah.

1. klien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal.2. Menilai kemampuan klien yang masih dapat digunakan 3. Melatih kemampuan keduaSP I P : Bina hubungan saling percaya dengan cara:

a Sikap terbuka dan empati

b Terima pasien apa adanya

c Tepati janji

d Jelaskan tujuan pertemuan

e Pertahankan kontak mata selama berkomunikasi

SP II P : Nilai kemampuan klien yang masih dapat digunakan :a Identifikasi kemampuan dan aspek positif yang di miliki klien.b Bantu klien menilai kemampuan klien yang masih dapat digunakan.

c Bantu klien memilih kegiatan yang akan di latih sesuai dengan kemampuan klien.

d Latih klien sesuai kemampuan yang dipilih.

e Berikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan klien.

f Anjurkan klien memasukkan kedalam jdwal kegiatan harian.

SP III.P : Latih kemampuan kedua :a Evaluasi kegiatan harian klien.b Latih kemampuan kedua.

c Anjurkan klien memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian

NoHari/ TanggalDiagnosa KeperawatanPerencanaan

TujuanTindakan Keperawatan Keluarga

2.

Senin,06-04-2015

Gangguan Konsep Diri Harga Diri Rendah.

Perawat dapat membina hubungan saling percaya dengan keluarga Bina Hubungan Saling Percaya dengan cara :a. Berkenalan dengan keluarga (ibu pasien)b. Jelaskan tujuan kedatangan

SP I K :a. Mendiskusikan masalah yang di rasakan keluarga dalam merawat klienb. Menjelaskan pengertian,tanda dan gejala HDR yang di alami klien beserta proses terjadinyac. Menjelaskan tentang cara cara merawat klien harga diri rendah

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (SP I P)

Hari Pertama : Jumat, 03-04-2015Pukul 08.30 Wit

1. Strategi Komunikasi

a. Fase awal / Perkenalan

1) Salam teraupetik

Perawat : selamat pagi kakak.

2) Evaluasi/ validasi

Perawat : bagaimana perasaan kakak hari ini?

3) Kontrak

Topik : kakak, bagaimana kalau kita berbincang-bincang sebentar.

Waktu : kakak mau berapa lama kita bercerita? Bagaimana kalau 15 menit ??

Tempat : Dimana tempat yang cocok menurut kakak untuk kita bercerita, bagaimana kalau di ruangan ini saja ?

Apa kakak setuju ?

b. Fase kerja

Kakak, perkenalkan nama saya suster Nhana, saya biasa dipanggil Nha. Saya mahasisiwi Akper Kesdam XVI/Pattimura yang praktek disini selama 4hari, suster akan mencoba membantu memecahkan masalah-masalah yang kakak hadapi, tapi sebelumnya suster boleh tahu nama kakak siapa? (Anita) Senangnya dipanggil siapa? (Ani).

c. Fase terminasi

1) Evaluasi

Evaluasi subjektif

Pasien menyapa dan memperkenalkan dirinya kepada perawat

Evaluasi objektif

Pasien mau berjabat tangan dan menyebutkan nama, kontak mata dengan perawat kurang.

2) Rencana Tindakan

suster harap kakak Ani dapat mengingat nama suster dan kita dapat melanjutkan pembicaraan kita lagi.

3) Kontrak yang akan datang.

Topik : Ani, bagaimana kalau besok kita bertemu lagi dan melanjutkan percakapan kita tentang masalah yang dihadapi Ani.

Waktu :bagaimana kalau besok, jam 09.00-09.30wit kita lanjutkan lagi pembicaraan kita, Apakah Ani setuju?

Tempat :bagaimana kalau besok kita berbincan-bincang di tempat ini lagi?

Strategi Pelaksana Tindakan Keperawata (SP II P)

Hari kedua : Sabtu 04-04-2015Pukul 09.00 Wit1. Strategi komunikasi dalam keperawatan

a. Fase orientasi

Salam teraupetik

Perawat : selamat pagi Ani. (pagi juga)

b. Fase evaluasi / validasi

Bagaimana perasaan Ani hari ini?

Ani masih ingat dengan suster dan apa yang kita bicarakan kemarin tidak?

c. Kontrak

a. Topik : seperti yang saya katakan kemarin kalau hari ini suster akan mengajukan beberapa pertanyaan untuk Ani agar suster dapat menilai kemampuan Ani.

b. Waktu : kita berdua dapat berbicara berapa lama? Bagaimana kalau 30menit

c. Tempat : bagaimana kalau kita berbicara disini saja?

d. Fase kerja

1) Ani tahu tidak kenapa Ani bisa berada di sini?

2) Ani biasa suka melakukan aktivitas apa?

3) Karena Ani sudah bisa melakukan aktivitas seperti mengambil makan dan minum sendiri di dapur maka itu merupakan suatu kemampuan Ani yang baik kalau bisa aktivitas yang lain juga harus Ani lakukan seperti habis makan Ani mencuci piring.

4) Kegiatan yang Ani lakukan sehari-hari harus dapat Ani lakukan dengan senang hati dan bukan itu saja tapi bangun pagi langsung merapikan tempat tidur, mandi, makan dan minum obat secara teratur karena itu merupakan hal yang dapat menunjang kesembuhan Ani, bagaimana Ani apakah bias dipahami?

5) Bagus Ani, kalau memang Ani dapat melakukan kegiatan tersebut

6) Dan jangan lupa kegiatan tersebut bisa Ani terapkan dalam kegiatan Ani setiap hari.

7) Ani mungkin pembicaraan kita hari ini sampai disini dulu.

semoga Ani tidak melupakan apa yang tadi kita bicarakan tadi.

8) Kalau begitu, Ani bias berstirahat.. trima kasih atas waktunya!!

e. Fase Terminasi

1) Evaluasi

Evaluasi subjektif

Pasien dapat menjawab dan mengulang apa yang di bicarakan perawat Evaluasi objektif

Pasien mampu melakukan aktivitas dengan baik.

2) Tindak lanjut

suster berharap Ani masih ingat dengan apa yang tadi dibicarakan oleh suster3) Kontrak yang akan datang

Ani besok suster akan kembali lagi untuk berbicara dengan Ani tepat jam 10 pagi di tempat ini lagi.

topik yang akan kita bicarakan tentang kemampuan Ani yang lain, bisa tidak?

Kalau begitu terima kasih, permisi.

Strategi Pelaksana Tindakan Keperawata (SP III P)

Hari kedua : Senin 06-04-2015Pukul 10.00 Wit1 Strategi komunikasi dalam keperawatan

a. Orientasi

Salam terapeutik

Perawat : selamat pagi Ani ? (pagi juga)

b. Evaluasi/ validasi

Bagaimana perasaan Ani hari ini?

c. Kontrak

1) Topic : seperti yang kita bicarakan kemarin kalau hari ini kita akan membahas bagaimana kemampuan Ani yang lain

2) Waktu : kira-kira kita bisa berbicara berapa lama? Bagaimana kalau 15menit saja.

3) Tempat : bagaimana kalau kita berbicara di sini saja!!

d. Fase kerja

1) Ani selain mengambil makanan dan minuman di dapur, kemampuan apa lagi yang Ani miliki?

2) Bagus, kalau Ani sudah mampu melakukan kegiatan tersebut dengan baik.

3) Dan kalau bisa kegiatan tersebut dilakukan secara rutin

4) Bagus Ani, suster percaya Ani pasti bisa.

5) Ani, suster berharap semoga apa yang suster ajarkan dapat dimengerti dan kerjakan, suster akan datang mengontrol Ani setiap hari, terima kasih, selamat siang.

e. Fase Terminasi

1) Evaluasi

Evaluasi subjektif

Pasian dapat mengambil makanan dan minuman didapur

Evaluasi objektif

Pasien mamapu melakukan aktivitas lain dengan baik.

2) Tindak lanjut

Suster harap Ani masih mengingat apa yang kita bicarakan hari ini. Ani harus mampu melakukan aktivitas setiap hari.

3) Kontrak yang akan dating

Ani, suster akan selalu datang mengontrol keadaan Ani.

Terima kasih, selamat siang !!!!!Strategi Pelaksana Tindakan Keperawata (SP I K)

Hari pertama : Senin 06-04-2015Pukul 13.30 Wit1.Strategi Komunikasi

a. Fase awal / Perkenalan1) Salam teraupetik

Perawat : selamat siang ibu.2) Perkenalan Ibu, perkenalkan nama saya suster Nhana, saya biasa dipanggil Nha, kalau saya suster Nova,dan ini teman saya suster Meylisa kami mahasisiwi Akper Kesdam XVI/Pattimura, bagaimana kalau kita berkenalan? Nama Ibu siapa? senangnya dipanggil apa? Bagaimana perasaan ibu hari ini? Adakah yang Ibu pikirkan? Bagaiman kalau kita bercakap-cakap tentang perasaan/masalah yang Ibu hadapi? 3) Evaluasi/ validasi

Perawat : bagaimana keadaan ibu hari ini?4) Kontrak

Topic : Ibu bagaimana kalau hari ini kita akan bercakap-cakap tentang masalah yang di rasakan keluarga dalam merawat anak ibu?

Waktu : kira-kira kita bisa berbicara berapa lama? Bagaimana kalau 30 menit saja?

Tempat : bagaimana kalau kita berbicara di sini saja!!b. Fase kerjaa Bagaimana perasaan ibu dengan melihat kondisi anak ibu saat ini?

b Apakah yang ibu harapkan saat ini?

c Adakah harapan atau keinginan ibu yang belum tercapai?

d Sejauh ini apa yang ibu rasakan jika harapan atau keinginan ibu belum tercapai?

e Bagaimana pandangan orang lain dalam menilai masalah yang ibu hadapi?

f Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala HDR yang di alami klien beserta proses terjadinya g Menjelaskan tentang cara-cara merawat klien HDR.

h Mengakhiri pertemuanc. Fase terminasi1) Evaluasi Evaluasi subjektifKeluarga (ibu) dapat mengungkapkan masalah-masalah dari kondisi anaknya saat ini Evaluasi objektif

Bila anak nya menimbulkan gejala-gejala yang mengarah pada harga diri rendah misalnya murung, suka mengurung diri dan tidak mau berinteraksi dengan lingkungan, keluarga (ibu) dapat memberikan motivasi dan dukungan kepada anaknya.

X

X

X

45

43

25

23

18

16

X

50

46

X

?

41

X

38

Gangguan konsep diri : Harga diri rendah

X

X

40