fitokimia

33
FITOKIMIA-I PROGRAM STUDI S1 FARMASI FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS HALUOLEO PRINSIP PEMISAHAN DAN KROMATOGRAFI OLEH : KELOMPOK IV NAMA NIM ASRUL SANI F1F212001 ARIFA ASRIANI R. F1F212020 MILA ERFINA F1F212007 YANTI ASMARANI F1F212005 PROGRAM STUDI S1 FARMASI

Upload: accung-buccu

Post on 07-Dec-2015

229 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

fito

TRANSCRIPT

FITOKIMIA-I

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

FAKULTAS MIPA

UNIVERSITAS HALUOLEO

PRINSIP PEMISAHAN DAN KROMATOGRAFI

OLEH :

KELOMPOK IV

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2012

BAB I

NAMA NIMASRUL SANI F1F212001

ARIFA ASRIANI R. F1F212020MILA ERFINA F1F212007

YANTI ASMARANI F1F212005

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Suatu analisis kimia menjadi meragukan jika pengukuran sifat tidak

berhubungan dengan sifat spesifik senyawa terukur. Analisis meliputi

pengambilan cuplikan, pemisahan senyawa pengganggu, isolasi senyawa yang

dimaksudkan, pemekatan terlebih dahulu sebelum identifikasi dan pengukuran.

Terdapat banyak teknik pemisahan tetapi kromatografi merupakan teknik yang

paling banyak digunakan

Ada banyak teknik pemisahan tetapi kromatografi merupakan teknik

paling banyak digunakan. Kromatografi sangat diperlukan dalam kefarmasian

dalam memisahkan suatu campuran senyawa. Kromatografi merupakan metode

pemisahan yang sederhana. Dalam kromatografi, komponen-komponen

terdistribusi dalam dua fase. Salah satu fase adalah fase diam. Kromatografi

mencakup berbagai proses yang berdasarkan pada perbedaan distribusi dari

penyusunan cuplikan antara dua fasa. Satu fasa tetap tinggal pada system dan

dinamakan fasa diam. Fasa lainnya dinamakan fasa gerak menyebabkan

perbedaan migrasi dari penyusun cuplikan. Prosedur kromatografi masih dapat

digunakan, jika metode klasik tidak dapat dilakukan karena jumlah cuplikan

rendah, kompleksitas campuranyang hendak dipisahkan atau sifat berkerabat zat

yang dipisah .

Kromatografi dibagi menjadi beberapa macam, dalam makalah ini

akan dijelaskan beberapa keterangan tentang beberapa macam kromatografi,

antara lain HPLC ( High Performance Liquid Chromatography), GC (Gas

Chromatography), kromatografi kertas, kromatografi lapis tipis, penukar ion,

penyaringan gel dan elektroforesis.

BAB II

LANDASAN TEORI

II.1 Teori Pemisahan

Metode pemisahan merupakan suatu cara yang digunakan untuk

memisahkan atau memurnikan suatu senyawa atau skelompok senyawa yang

mempunyai susunan kimia yang berkaitan dari suatu bahan, baik dalam skala

laboratorium maupun skala industri. Metode pemisahan bertujuan untuk

mendapatkan zat murni atau beberapa zat murni dari suatu campuran, sering

disebut sebagai pemurnian dan juga untuk mengetahui keberadaan suatu zat

dalam suatu sampel (analisis laboratorium).

Berdasarkan tahap proses pemisahan, metode pemisahan dapat

dibedakan menjadi dua golongan, yaitu metode pemisahan sederhana dan

metode pemisahan kompleks.

1. Metode Pemisahan Sederhana

Metode pemisahan sederhana adalah metode yang menggunakan cara

satu tahap. Proses ini terbatas untuk memisahkan campuran atau larutan

yang relatif sederhana.

2. Metode Pemisahan Kompleks

Metode pemisahan kompleks memerlukan beberapa tahapan

kerja, diantaranya penambahan bahan tertentu,pengaturan proses mekanik

alat, dan reaksi-reaksi kimia yang diperlukan. Metode ini biasanya

menggabungkan dua atau lebih metode sederhana. Contohnya, pengolahan

bijih dari pertambangan memerlukan proses pemisahan kompleks. Keadaan

zat yang diinginkan dan dalam keadaan campuran harus diperhatiakn untuk

menghindari kesalahan pemilihan metode pemisahan yang akan

menimbulkan kerusakan hasil atau melainkan tidak berhasil. Beberapa

faktor yang perlu diperhatikan antara lain :

Keadaan zat yang diinginkan terhadap campuran, apakah zat ada di

dalam sel makhluk hidup, apakah bahan terikat secara kimia, dan

sebagainya.

Kadar zat yang diinginkan terhadap campurannya, apakah kadarnya

kecil atau besar.

Sifat khusus dari zat yang diinginkan dan campurannya, misalnya zat

tidak tahan panas, mudah menguap, kelarutan terhadap pelarut tertentu,

titik didih, dan sebagainya.

Standar kemurnian yang diinginkan. Kemurnian 100% memerlukan

tahap yang berbeda dengan 96%.

Zat pencemar dan campurannya yang mengotori beserta sifatnya.

Nilai guna zat yang diinginkan, harga, dan biaya proses pemisahan.

II.1.1 Dasar-Dasar Metode Pemisahan

Suatu zat dapat dipisahkan dari campurannya karena

mempunyai perbedaan sifat. Hal ini dinamakan dasr pemisahan.

Beberapa dasar pemisahan campuran antara lain sebagai berikut :

1. Ukuran partikel, bila ukuran partikel zat yang diinginkan berbeda

dengan zat yang tidak diinginkan (zat pencmpur) dapat dipisahkan

dengan metode filtrasi (penyaringan). jika partikel zat hasil lebih

kecil daripada zat pencampurnya, maka dapat dipilih penyring atau

media berpori yang sesuai dengan ukuran partikel zat yang

diinginkan. Partikel zat hasil akan melewati penyaring dan zat

pencampurnya akan terhalang.

2. Titik didih, bila antara zat hasil dan zat pencampur memiliki titik

didih yang jauh berbeda dapat dipishkan dengan metode destilasi.

Apabila titik didih zat hasil lebih rendah daripada zat pencampur,

maka bahan dipanaskan antara suhu didih zat hasil dan di bawah

suhu didih zat pencampur. Zat hasil akan lebih cepat menguap,

sedangkan zat pencampur tetap dalam keadaan cair dan sedikit

menguap ketika titik didihnya terlewati. Proses pemisahan dengan

dasar perbedaan titik didih ini bila dilakukan dengan kontrol suhu

yang ketat akan dapat memisahkan suatu zat dari campuranya

dengan baik, karena suhu selalu dikontrol untuk tidak melewati titik

didih campuran.

3. Kelarutan, suatu zat selalu memiliki spesifikasi kelarutan yang

berbeda, artinya suatu zat selalu memiliki spesifikasi kelarutan yang

berbeda, artinya suatu zat mungkin larut dalam pelarut A tetapi

tidak larut dalam pelarut B, atau sebaliknya. Secara umum pelarut

dibagi menjadi dua, yaitu pelarut polar, misalnya air, dan pelarut

nonpolar (disebut juga pelarut organik) seperti alkohol, aseton,

methanol, petrolium eter, kloroform, dan eter. Dengan melihat

kelarutan suatu zat yang berbeda dengan zat-zat lain dalam

campurannya, maka kita dapat memisahkan zat yang diinginkan

tersebut dengan menggunakan pelarut tertentu.

4. Pengendapan, suatu zat akan memiliki kecepatan mengendap yang

berbeda dalam suatu campuran atau larutan tertentu. Zat-zat dengan

berat jenis yng lebih besar daripada pelarutnya akan segera

mengendap. Jika dalam suatu campuran mengandung satu atau

beberapa zat dengan kecepatan pengendapan yang berbeda dan kita

hanya menginginkan salah satu zat, maka dapat dipisahkan dengan

metode sedimentsi tau sentrifugsi. Namun jika dalm campuran

mengandung lebih dari satu zat yang akan kita inginkan, maka

digunakan metode presipitasi. Metode presipitasi biasanya

dikombinasi dengan metode filtrasi.

5. Difusi, dua macm zat berwujud cair atau gas bila dicampur dapat

berdifusi (bergerak mengalir dan bercampur) satu sama lain. Gerak

partikel dapat dipengaruhi oleh muatan listrik. Listrik yang diatur

sedemikian rupa (baik besarnya tegangan maupun kuat arusnya)

akan menarik partikel zat hasil ke arah tertentu sehingga diperoleh

zat yang murni. Metode pemisahan zat dengan menggunakan

bantuan arus listrik disebut elektrodialisis. Selain itu kita mengenal

juga istilah elektroforesis, yaitu pemisahan zat berdasarkan

banyaknya nukleotida (satuan penyusun DNA) dapat dilakukan

dengan elektroforesis menggunakan suatu media agar yang disebut

gel agarosa.

6. Adsorbsi, merupakan penarikan suatu zat oleh bahan pengadsorbsi

secara kuat sehingga menempel pada permukaan dari bahan

pengadsorbsi. Penggunaan metode ini diterapkan pada pemurnian

air dan kotoran renik atau organisme.

II.1.2 Jenis-Jenis Metode Pemisahan

1. Filtrasi

Filtrasi atau penyaringan merupakan metode pemisahan untuk

memisahkan zat padat dari cairannya dengan menggunakan alat

berpori (penyaring). Dasar pemisahan metode ini adalah perbedaan

ukuran partikel antara pelarut dan zat terlarutnya. Penyaring akan

menahan zat padat yang mempunyai ukuran partikel lebih besar dari

pori saringan dan meneruskan pelarut. Proses filtrasi yang

dilakukan adalah bahan harus dibuat dalam bentuk larutan atau

berwujud cair kemudian disaring. Hasil penyaringan disebut filtrat

sedangkan sisa yang tertinggal dipenyaring disebut residu. (ampas).

Metode ini dimanfaatkan untuk membersihkan air dari sampah pada

pengolahan air, menjernihkan preparat kimia di laboratorium,

menghilangkan pirogen (pengotor) pada air suntik injeksi dan obat-

obat injeksi, dan membersihkan sirup dari kotoran yang ada pada

gula. Penyaringan di laboratorium dapat menggunakan kertas saring

dan penyaring buchner. Penyaring buchner adalah penyaring yang

terbuat dari bahan kaca yang kuat dilengkapi dengan alat penghisap.

2. Sublimasi

Sublimasi merupakan metode pemisahan campuran dengan

menguapkan zat padat tanpa melalui fasa cair terlebih dahulu

sehingga kotoran yang tidak menyublim akan tertinggal. bahan-

bahan yang menggunakan metode ini adalah bahan yang mudah

menyublim, seperti kamfer dan iod.

3. Kristalisasi

merupakan metode pemisahan untuk memperoleh zat padat yang

terlarut dalam suatu larutan. Dasar metode ini adalah kelarutan

bahan dalam suatu pelarut dan perbedaan titik beku. Kristalisasi ada

dua car yaitu kristalisasi penguapan dan kristalisasi pendinginan.

Contoh proses kristalisasi dalam kehidupan sehari-hari adalah

pembuatan garam dapur dari air laut. Mula-mula air laut ditampung

dalam suatu tambak, kemudian dengan bantuan sinar matahari

dibiarkan menguap. Setelah proses penguapan, dihasilkan garam

dalam bentuk kasar dan masih bercampur dengan pengotornya,

sehingga untuk mendapatkan garam yang bersih diperlukan proses

rekristalisasi (pengkristalan kembali) Contoh lain adalah pembuatan

gula putih dari tebu. Batang tebu dihancurkan dan diperas untuk

diambil sarinya, kemudian diuapkan dengan penguap hampa udara

sehingga air tebu tersebut menjadi kental, lewat jenuh, dan terjadi

pengkristalan gula. Kristal ini kemudian dikeringkan sehingga

diperoleh gula putih atau gula pasir.

4. Destilasi

Destilasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh suatu

bahan yang berwujud cair yang terkotori oleh zat padat atau bahan

lain yang mempunyai titik didih yang berbeda. Dasar pemisahan

adalah titik didih yang berbeda. Bahan yang dipisahkan dengan

metode ini adalah bentuk larutan atau cair, tahan terhadap

pemanasan, dan perbedaan titik didihnya tidak terlalu dekat. Proses

pemisahan yang dilakukan adalah bahan campuran dipanaskan pada

suhu diantara titik didih bahan yang diinginkan. Pelarut bahan yang

diinginkan akan menguap, uap dilewatkan pada tabung pengembun

(kondensor). Uap yang mencair ditampung dalam wadah. Bahan

hasil pada proses ini disebut destilat, sedangkan sisanya disebut

residu. Contoh destilasi adalah proses penyulingan minyak bumi,

pembuatan minyak kayu putih, dan memurnikan air minum.

5. Ekstraksi

Ekstraksi merupakan metode pemisahan dengan melarutkan bahan

campuran dalam pelarut yang sesuai. Dasar metode pemisahan ini

adalah kelarutan bahan dalam pelarut tertentu.

6. Adsorbsi

Adsorbsi merupakan metode pemisahan untuk membersihkan suatu

bahan dari pengotornya dengan cara penarikan bahan pengadsorbsi

secara kuat sehingga menempel pada permukaan bahan

pengadsorbsi. Penggunaan metode ini dipakai untuk memurnikan

air dari kotoran renik atau mikroorganisme, memutihkan gula yang

berwarna coklat karena terdapat kotoran.

7. Kromatografi

Kromatografi adalah cara pemisahan berdasarkan perbedaan

kecepatan perambatan pelarut pada suatu lapisan zat tertentu. Dasar

pemisahan metode ini adalah kelarutan dalam pelarut tertentu, daya

absorbsi oleh bahan penyerap, dan volatilitas (daya penguapan).

Contoh proses kromatografi sederhana adalah kromatografi kertas

untuk memisahkan tinta.

II.2 Kromatografi

II.2.1 Pengertian Kromatografi

Kromatografi merupakan istilah yang berasal dari bahasa

Yunani yang berarti penulisan dengan warna, walaupun sekarang istilah

tersebut dapat juga dipisahkan dari senyawa-senyawa yang tidak

berwarna. (Muhaimin. 2008)

Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran didasarkan

atas perbedaan distribusi dari komponen-komponen campuran tersebut

diantara dua fase, yaitu fase diam (padat atau cair) dan fase gerak (cair

atau gas). Pemisahan yang terjadi dalam kromatografi dilaksanakan

dengan memanipulasi sifat-sifat dari senyawa, yaitu :

1) kecenderungan suatu molekul untuk larut dalam cairan (kelarutan)

2) Kecenderungan suatu molekul untuk bertaut dengan suatu serbuk

padat (absorbsi)

3) Kecenderungan suatu molekul untuk menguap

II.2.2 Macam-macam Kromatografi

Keterangan

GLC = Gas Liquid Chromatography

GSC = Gas Solid Chromatography

LLC = Liquid Liquid Chromatography

LSC = Liquid Solid Chromatography

PC = Paper Chromatography

TLC = Thin Layer Chromatography

GP = Gel Permeation

GF = Gel Filtration

HPLC = High Performance Liguid Chromatography

a. Liquid Liquid Chromatography (LLC)

LLC adalah kromatografi pembagian dimana partisi terjadi

antara fase gerak dan fase diam yang kedua-duanya zat cair. Dalam hal ini

fase diam tidak boleh larut dalam fase gerak.

Umumnya sebagai fase diam digunakan air dan sebagai fase

gerak adalah pelarut organik. Misalnya pada kromatografi kertas, sebagai

fase diam adalah air yang terserap pada serat selulosa dari kertas.

b. Liquid Solid Chromatography (LSC)

LSC adalah kromatografi penyerapan. Sebagai adsorben

digunakan silika gel, alumina, penyaring molekul atau gelas berpori dipak

dalam sebuah kolom dimana komponen-komponen campuran dipisahkan

dengan adanya fase gerak.

Kromatografi kolom dan kromatografi lapis tipis (TLC)

merupakan teknik pemisahan yang masuk golongan ini.

c. on-exchange chromatography

Teknik ini menggunakan zeolitas, resin organik atau anorganik

sebagai penukar ion. Senyawaan yang mempunyai ion-ion dengan afinitas

yang berbeda terhadap resin yang digunakan dapat dipisahkan.

Analisa asam-asam amino adalah yang umum dilakukan

dengan cara ini. Contoh lain adalah asam-asam nukleat dan analisis garam-

garam anorganik.

d. E xclusion chromatography

Dalam teknik ini, gel nonionik berpori banyak dengan ukuran

yang sama digunakan untuk memisahkan campuran berdasarkan perbedaan

ukuran molekulnya (BM).

Molekul-molekul yang kecil akan memasuki pori-pori dari gel

sedangkan molekul besar akan melewati sela-sela gel lebih cepat bila

dibandingkan dengan molekul yang melewati pori-porinya. Jadi urutan

elusi mula-mula adalah molekul yang lebih besar, molekul sedang, dan

terakhir molekul yang paling kecil. Bila sebagai penyaring digunakan gel

yang hidrofil (Sephadex) maka teknik ini disebut gel filtration

chromatography dan bila digunakan gel yang hidrofob (polystyrene-

divinylbenzene) disebut gel permeation chromatography.

e. HPLC ( High Performance Liquid Chromatography) atau KCKT

(Kromatografi Cair Kinerja Tinggi).

Dalam beberapa tahun ini teknologi HPLC dan pemakaiannya

sangat berkembang dan walaupun nisbi mahal, HPLC telah menjadi

metode analisis rutin dan bahkan preparative pada banyak laboratorium.\

Alat HPLC niaga terdiri atas system pencampur pelarut yang

sangat canggih yang mampu menghasilkan campuran landaian yang

mengandung sampai empat linarut yang berbeda, pompa yang mampu

menghasilkan tekanan sampai 6000psi atau 10.000 psi, kolom yang

mengandung fase diam (atau lebih tepat penyangga), dan system pendeteki

sinambung yang bermacam-macam jenisnya. Yang paling sering

ditemukan, seluruh radas itu dipimpin dan dikendalikan oleh ikroprosesor.

Kolom yang tersedia mempunyai banyak sekali pelat teori (lebih dari

100.000 untuk kolom 100cm), dan kromatografi dilakukan dalam kondisi

yang mendekati kondisi ideal demikian rupa sehingga dapat diperoleh

pemisahan yang sangat baik; seringkali, hasil dapat diperoleh dalam

beberapa menit dan ditafsirkan secara kuantitatif dengan ketepatan yang

lumayan. Cuplikan dapat dipisahkan secara preparative. Metode dalam

kromatografi cair dibagi atas dua macam :

dua macam :

Kromatografi Cair Retensif

Pemisahan dicapai melalui interaksi antara zat terlarut

dengan fase diam. Tipe ini mencakup fase normal, fase terbalik, dan

kromatografi ion.

Kromatografi Cair Non-retensif

Pemisahan yang dicapai tergantung kepada perbedaan

besar molekul zat terlarut dimana terjadi interaksi antara zat terlarut

dengan pori yang terdapat di permukaan fase diam. Tipe ini dikenal

sebagai kromatografi ekslusi.

Teknik kromatografi yang umum digunakan dibidang farmasi

yaitu kromatografi kolom, kromatografi kertas, kromatografi lapis

tipis, kromatografi penukar ion, kromatografi penyaringan gel, dan

elektroforesis.

Kromatografi Lapis Tipis.

Kromatografi Lapis Tipis.yaitu kromatografi yang menggunakan

lempeng gelas atau alumunium yang dilapisi dengan lapisan tipis

alumina, silika gel, atau bahan serbuk lainnya. Kromatografi lapis tipis

pada umumnya dijadikan metode pilihan pertama pada pemisahan

dengan kromatografi.

Kromatografi Penukar Ion

Merupakan bidang khusus kromatografi cairan-cairan. Seperti

namanya, system ini khusus digunakan untuk spesies ion. Penemuan

resinsintetik dengan sifat penukar ion sebelum perang Dunia II telah

dapat mengatasi pemisahan rumit dari logam tanah jarang dan asam

amino.

Kromatografi Penyaringan Gel

Merupakan proses pemisahan dengan gel yang terdiri dari modifikasi

dekstran-molekul polisakarida linier yang mempunyai ikatan silang.

Bahan ini dapat menyerap air dan membentuk susunan seperti saringan

yang dapat memisahkan molekul-molekul berdasarkan ukurannya.

Molekul dengan berat antara 100 sampai beberapa juta dapat

dipekatkan dan dipisahkan. Kromatografi permeasi gel merupakan

teknik serupa yang menggunakan polistirena yang berguna untuk

pemisahan polimer.

Elektroforesis

Merupakan kromatografi yang diberi medan listrik disisinya dan tegak

lurus aliran fasa gerak. Senyawa bermuatan positif akan menuju ke

katode dan anion menuju ke anoda. Sedangkan kecepatan gerak

tergantung pada besarnya muatan\

Kromatografi kertas

Merupakan kromatografi cairan-cairan dimana sebagai fasa diam

adalah lapisan tipis air yang diserap dari lembab udara oleh kertas jenis

fasa cair lainnya dapat digunakan. Teknik ini sangat sederhana. Prinsip

dasar kromatografi kertas adalah partisi multiplikatif suatu senyawa

antara dua cairan yang saling tidak bercampur. Jadi partisi suatu

senyawa terjadi antara kompleks selulosa-air dan fasa mobil yang

melewatinya berupa pelarut organik yang sudah dijenuhkan dengan air

atau campuran pelarut.

Cara melakukannya, ciplikan yang mengandung campuran

yang akan dipisahkan diteteskan/diletakkan pada daerah yang diberi

tanda di atas sepotong kertas saring dimana ia akan meluas membentuk

noda yang bulat. Bila noda telah kering kertas dimasukkan dalam

bejana tertutup yang sesuai dengan satu ujung, dimana tetesan cuplikan

ditempatkan, tercelup dalam pelarut yang dipilih sebagai fasa bergerak

(jangan sampai noda tercelup karena berarti senyawa yang akan

dipisahkan akan terlarut dari kertas). Pelarut bergerak melalui serat

dari kertas oleh gaya kapiler dan menggerakkan komponen dari

campuran cuplikan pada perbedaan jarak dalam arah aliran pelarut.

Bila permukaan pelarut telah bergerak sampai jarak yang cukup

jauhnya atau setelah waktu yang telah ditentukan, kertas diambil dari

bejana dan kedudukan dari permukaan pelarut diberi tanda dan

lembaran kertas dibiarkan kering. Jika senyawa-senyawa berwarna

maka mereka akan terlihat sebagai pita atau nodayang terpisah. Jika

senyawa tidak berwarna harus dideteksi dengan cara fisika dan kimia.

Yaitu dengan menggunakan suatu pereaksi-pereaksiyang memberikan

sebuah warna terhadap beberapa atau semua dari senyawa-senyawa.

Bila daerah dari noda yang terpisah telah dideteksi, maka perlu

mengidentifikasi tiap individu dari senyawa. Metoda identifikasi yang

paling mudah adalah berdasarkan pada kedudukan dari noda relatif

terhadap permukaan pelarut, menggunakan harga Rf.

Harga RF

Mmerupakan parameter karakteristik kromatografi kertas dan

kromatografi lapis tipis. Harga ini merupakan ukuran kecepatan

migrasi suatu senyawa pada kromatogram dan pada kondisi konstan

merupakan besaran karakteristik dan reprodusibel.

Harga Rf didefinisikan sebagai perbandingan antara jarak senyawa dari

titik awal dan jarak tepi muka pelarut dari titik awal.

Rf = Jarak titik tengah noda dari titik awal

Jarak tepi muka pelarut dari titik awal Ada beberapa faktor

yang menentukan harga Rf yaitu:

1. Pelarut, disebabkan pentingnya koefisien partisi, maka perubahan-

perubahan yang sangat kecil dalam komposisi pelarut dapat

menyebabkan perubahan-perubahan harga RF Suhu, perubahan dalam

suhu merubah koefisien partisi dan juga kecepatan aliran.

2. Ukuran dari bejana, volume dari bejana mempengaruhi homogenitasm

dari atmosfer jadi mempengaruhi kecepatan penguapan dari omponen-

komponen pelarut dari kertas. Jika bejana besar digunakan, ada

tendensi perambatan lebih lama, seperti perubahan komposisi pelarut

sepanjang kertas, maka koefisien partisi akan berubah juga. Dua

faktor yaitu penguapan dan kompisisi mempengaruhi harga Rf.

Kertas, pengaruh utama kertas pada harga R f timbul dari perubahan

ion dan serapan, yang berbeda untuk macam-macam kertas. Kertas

mempengaruhi kecepatan aliran juga mempengaruhi kesetimbangan

partisi.

3. Sifat dari campuran, berbagai senyawa mengalami partisi diantara

volume-volume yang sama dari fasa tetap dan bergerak. Mereka

hampir selalu mempengaruhi karakteristik dari kelarutan satu terhadap

lainnya hingga terhadap harga Rf mereka.

BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dalam makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran didasarkan atas

perbedaan distribusi dari komponen-komponen campuran tersebut

diantara dua fase, yaitu fase diam (padat atau cair) dan fase gerak (cair

atau gas).

2. Jenis-jenis kromatografi ialah

Liquid Liquid Chromatography (LLC)

Liquid Solid Chromatography (LSC)

Ion-exchange chromatography

Exclusion chromatography

HPLC ( High Performance Liquid Chromatography) atau KCKT

(Kromatografi Cair Kinerja Tinggi).

Kromatografi Cair Retensif

Kromatografi Cair Non-retensif

3. Teknik kromatografi yang umum digunakan dibidang farmasi yaitu

kromatografi kolom, kromatografi kertas, kromatografi lapis tipis,

kromatografi penukar ion, kromatografi penyaringan gel, dan

elektroforesis

III.2 Saran

1. .Untuk pengamat selanjutnya, hendaknya mengembangkan hasil

pengamatan lebih baik lagi agar diperoleh hasil yang baik pula.

2. Untuk pengamat selanjtutnya, agar melakukan bahasan lebih lanjut

mengenai kromatografi

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1995. Farmakope Indonesia Ed. IV.Depkes RI. Jakarta.

Khopkar, S.M. 2002. Konsep Dasar Kimia Analitik . UI-Press. Jakarta.

Muhaimin. 2008. Kromatografi, (Online), (http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-

tugas-makalah/tugas-kuliah-lainnya/kromatografi, diakses 23 oktober 2012)

Underwood. 1999. Analisis Kimia Kuantitatif . Erlangga. Jakarta.