fitokimia
DESCRIPTION
fitoTRANSCRIPT
FITOKIMIA-I
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS HALUOLEO
PRINSIP PEMISAHAN DAN KROMATOGRAFI
OLEH :
KELOMPOK IV
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2012
BAB I
NAMA NIMASRUL SANI F1F212001
ARIFA ASRIANI R. F1F212020MILA ERFINA F1F212007
YANTI ASMARANI F1F212005
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Suatu analisis kimia menjadi meragukan jika pengukuran sifat tidak
berhubungan dengan sifat spesifik senyawa terukur. Analisis meliputi
pengambilan cuplikan, pemisahan senyawa pengganggu, isolasi senyawa yang
dimaksudkan, pemekatan terlebih dahulu sebelum identifikasi dan pengukuran.
Terdapat banyak teknik pemisahan tetapi kromatografi merupakan teknik yang
paling banyak digunakan
Ada banyak teknik pemisahan tetapi kromatografi merupakan teknik
paling banyak digunakan. Kromatografi sangat diperlukan dalam kefarmasian
dalam memisahkan suatu campuran senyawa. Kromatografi merupakan metode
pemisahan yang sederhana. Dalam kromatografi, komponen-komponen
terdistribusi dalam dua fase. Salah satu fase adalah fase diam. Kromatografi
mencakup berbagai proses yang berdasarkan pada perbedaan distribusi dari
penyusunan cuplikan antara dua fasa. Satu fasa tetap tinggal pada system dan
dinamakan fasa diam. Fasa lainnya dinamakan fasa gerak menyebabkan
perbedaan migrasi dari penyusun cuplikan. Prosedur kromatografi masih dapat
digunakan, jika metode klasik tidak dapat dilakukan karena jumlah cuplikan
rendah, kompleksitas campuranyang hendak dipisahkan atau sifat berkerabat zat
yang dipisah .
Kromatografi dibagi menjadi beberapa macam, dalam makalah ini
akan dijelaskan beberapa keterangan tentang beberapa macam kromatografi,
antara lain HPLC ( High Performance Liquid Chromatography), GC (Gas
Chromatography), kromatografi kertas, kromatografi lapis tipis, penukar ion,
penyaringan gel dan elektroforesis.
BAB II
LANDASAN TEORI
II.1 Teori Pemisahan
Metode pemisahan merupakan suatu cara yang digunakan untuk
memisahkan atau memurnikan suatu senyawa atau skelompok senyawa yang
mempunyai susunan kimia yang berkaitan dari suatu bahan, baik dalam skala
laboratorium maupun skala industri. Metode pemisahan bertujuan untuk
mendapatkan zat murni atau beberapa zat murni dari suatu campuran, sering
disebut sebagai pemurnian dan juga untuk mengetahui keberadaan suatu zat
dalam suatu sampel (analisis laboratorium).
Berdasarkan tahap proses pemisahan, metode pemisahan dapat
dibedakan menjadi dua golongan, yaitu metode pemisahan sederhana dan
metode pemisahan kompleks.
1. Metode Pemisahan Sederhana
Metode pemisahan sederhana adalah metode yang menggunakan cara
satu tahap. Proses ini terbatas untuk memisahkan campuran atau larutan
yang relatif sederhana.
2. Metode Pemisahan Kompleks
Metode pemisahan kompleks memerlukan beberapa tahapan
kerja, diantaranya penambahan bahan tertentu,pengaturan proses mekanik
alat, dan reaksi-reaksi kimia yang diperlukan. Metode ini biasanya
menggabungkan dua atau lebih metode sederhana. Contohnya, pengolahan
bijih dari pertambangan memerlukan proses pemisahan kompleks. Keadaan
zat yang diinginkan dan dalam keadaan campuran harus diperhatiakn untuk
menghindari kesalahan pemilihan metode pemisahan yang akan
menimbulkan kerusakan hasil atau melainkan tidak berhasil. Beberapa
faktor yang perlu diperhatikan antara lain :
Keadaan zat yang diinginkan terhadap campuran, apakah zat ada di
dalam sel makhluk hidup, apakah bahan terikat secara kimia, dan
sebagainya.
Kadar zat yang diinginkan terhadap campurannya, apakah kadarnya
kecil atau besar.
Sifat khusus dari zat yang diinginkan dan campurannya, misalnya zat
tidak tahan panas, mudah menguap, kelarutan terhadap pelarut tertentu,
titik didih, dan sebagainya.
Standar kemurnian yang diinginkan. Kemurnian 100% memerlukan
tahap yang berbeda dengan 96%.
Zat pencemar dan campurannya yang mengotori beserta sifatnya.
Nilai guna zat yang diinginkan, harga, dan biaya proses pemisahan.
II.1.1 Dasar-Dasar Metode Pemisahan
Suatu zat dapat dipisahkan dari campurannya karena
mempunyai perbedaan sifat. Hal ini dinamakan dasr pemisahan.
Beberapa dasar pemisahan campuran antara lain sebagai berikut :
1. Ukuran partikel, bila ukuran partikel zat yang diinginkan berbeda
dengan zat yang tidak diinginkan (zat pencmpur) dapat dipisahkan
dengan metode filtrasi (penyaringan). jika partikel zat hasil lebih
kecil daripada zat pencampurnya, maka dapat dipilih penyring atau
media berpori yang sesuai dengan ukuran partikel zat yang
diinginkan. Partikel zat hasil akan melewati penyaring dan zat
pencampurnya akan terhalang.
2. Titik didih, bila antara zat hasil dan zat pencampur memiliki titik
didih yang jauh berbeda dapat dipishkan dengan metode destilasi.
Apabila titik didih zat hasil lebih rendah daripada zat pencampur,
maka bahan dipanaskan antara suhu didih zat hasil dan di bawah
suhu didih zat pencampur. Zat hasil akan lebih cepat menguap,
sedangkan zat pencampur tetap dalam keadaan cair dan sedikit
menguap ketika titik didihnya terlewati. Proses pemisahan dengan
dasar perbedaan titik didih ini bila dilakukan dengan kontrol suhu
yang ketat akan dapat memisahkan suatu zat dari campuranya
dengan baik, karena suhu selalu dikontrol untuk tidak melewati titik
didih campuran.
3. Kelarutan, suatu zat selalu memiliki spesifikasi kelarutan yang
berbeda, artinya suatu zat selalu memiliki spesifikasi kelarutan yang
berbeda, artinya suatu zat mungkin larut dalam pelarut A tetapi
tidak larut dalam pelarut B, atau sebaliknya. Secara umum pelarut
dibagi menjadi dua, yaitu pelarut polar, misalnya air, dan pelarut
nonpolar (disebut juga pelarut organik) seperti alkohol, aseton,
methanol, petrolium eter, kloroform, dan eter. Dengan melihat
kelarutan suatu zat yang berbeda dengan zat-zat lain dalam
campurannya, maka kita dapat memisahkan zat yang diinginkan
tersebut dengan menggunakan pelarut tertentu.
4. Pengendapan, suatu zat akan memiliki kecepatan mengendap yang
berbeda dalam suatu campuran atau larutan tertentu. Zat-zat dengan
berat jenis yng lebih besar daripada pelarutnya akan segera
mengendap. Jika dalam suatu campuran mengandung satu atau
beberapa zat dengan kecepatan pengendapan yang berbeda dan kita
hanya menginginkan salah satu zat, maka dapat dipisahkan dengan
metode sedimentsi tau sentrifugsi. Namun jika dalm campuran
mengandung lebih dari satu zat yang akan kita inginkan, maka
digunakan metode presipitasi. Metode presipitasi biasanya
dikombinasi dengan metode filtrasi.
5. Difusi, dua macm zat berwujud cair atau gas bila dicampur dapat
berdifusi (bergerak mengalir dan bercampur) satu sama lain. Gerak
partikel dapat dipengaruhi oleh muatan listrik. Listrik yang diatur
sedemikian rupa (baik besarnya tegangan maupun kuat arusnya)
akan menarik partikel zat hasil ke arah tertentu sehingga diperoleh
zat yang murni. Metode pemisahan zat dengan menggunakan
bantuan arus listrik disebut elektrodialisis. Selain itu kita mengenal
juga istilah elektroforesis, yaitu pemisahan zat berdasarkan
banyaknya nukleotida (satuan penyusun DNA) dapat dilakukan
dengan elektroforesis menggunakan suatu media agar yang disebut
gel agarosa.
6. Adsorbsi, merupakan penarikan suatu zat oleh bahan pengadsorbsi
secara kuat sehingga menempel pada permukaan dari bahan
pengadsorbsi. Penggunaan metode ini diterapkan pada pemurnian
air dan kotoran renik atau organisme.
II.1.2 Jenis-Jenis Metode Pemisahan
1. Filtrasi
Filtrasi atau penyaringan merupakan metode pemisahan untuk
memisahkan zat padat dari cairannya dengan menggunakan alat
berpori (penyaring). Dasar pemisahan metode ini adalah perbedaan
ukuran partikel antara pelarut dan zat terlarutnya. Penyaring akan
menahan zat padat yang mempunyai ukuran partikel lebih besar dari
pori saringan dan meneruskan pelarut. Proses filtrasi yang
dilakukan adalah bahan harus dibuat dalam bentuk larutan atau
berwujud cair kemudian disaring. Hasil penyaringan disebut filtrat
sedangkan sisa yang tertinggal dipenyaring disebut residu. (ampas).
Metode ini dimanfaatkan untuk membersihkan air dari sampah pada
pengolahan air, menjernihkan preparat kimia di laboratorium,
menghilangkan pirogen (pengotor) pada air suntik injeksi dan obat-
obat injeksi, dan membersihkan sirup dari kotoran yang ada pada
gula. Penyaringan di laboratorium dapat menggunakan kertas saring
dan penyaring buchner. Penyaring buchner adalah penyaring yang
terbuat dari bahan kaca yang kuat dilengkapi dengan alat penghisap.
2. Sublimasi
Sublimasi merupakan metode pemisahan campuran dengan
menguapkan zat padat tanpa melalui fasa cair terlebih dahulu
sehingga kotoran yang tidak menyublim akan tertinggal. bahan-
bahan yang menggunakan metode ini adalah bahan yang mudah
menyublim, seperti kamfer dan iod.
3. Kristalisasi
merupakan metode pemisahan untuk memperoleh zat padat yang
terlarut dalam suatu larutan. Dasar metode ini adalah kelarutan
bahan dalam suatu pelarut dan perbedaan titik beku. Kristalisasi ada
dua car yaitu kristalisasi penguapan dan kristalisasi pendinginan.
Contoh proses kristalisasi dalam kehidupan sehari-hari adalah
pembuatan garam dapur dari air laut. Mula-mula air laut ditampung
dalam suatu tambak, kemudian dengan bantuan sinar matahari
dibiarkan menguap. Setelah proses penguapan, dihasilkan garam
dalam bentuk kasar dan masih bercampur dengan pengotornya,
sehingga untuk mendapatkan garam yang bersih diperlukan proses
rekristalisasi (pengkristalan kembali) Contoh lain adalah pembuatan
gula putih dari tebu. Batang tebu dihancurkan dan diperas untuk
diambil sarinya, kemudian diuapkan dengan penguap hampa udara
sehingga air tebu tersebut menjadi kental, lewat jenuh, dan terjadi
pengkristalan gula. Kristal ini kemudian dikeringkan sehingga
diperoleh gula putih atau gula pasir.
4. Destilasi
Destilasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh suatu
bahan yang berwujud cair yang terkotori oleh zat padat atau bahan
lain yang mempunyai titik didih yang berbeda. Dasar pemisahan
adalah titik didih yang berbeda. Bahan yang dipisahkan dengan
metode ini adalah bentuk larutan atau cair, tahan terhadap
pemanasan, dan perbedaan titik didihnya tidak terlalu dekat. Proses
pemisahan yang dilakukan adalah bahan campuran dipanaskan pada
suhu diantara titik didih bahan yang diinginkan. Pelarut bahan yang
diinginkan akan menguap, uap dilewatkan pada tabung pengembun
(kondensor). Uap yang mencair ditampung dalam wadah. Bahan
hasil pada proses ini disebut destilat, sedangkan sisanya disebut
residu. Contoh destilasi adalah proses penyulingan minyak bumi,
pembuatan minyak kayu putih, dan memurnikan air minum.
5. Ekstraksi
Ekstraksi merupakan metode pemisahan dengan melarutkan bahan
campuran dalam pelarut yang sesuai. Dasar metode pemisahan ini
adalah kelarutan bahan dalam pelarut tertentu.
6. Adsorbsi
Adsorbsi merupakan metode pemisahan untuk membersihkan suatu
bahan dari pengotornya dengan cara penarikan bahan pengadsorbsi
secara kuat sehingga menempel pada permukaan bahan
pengadsorbsi. Penggunaan metode ini dipakai untuk memurnikan
air dari kotoran renik atau mikroorganisme, memutihkan gula yang
berwarna coklat karena terdapat kotoran.
7. Kromatografi
Kromatografi adalah cara pemisahan berdasarkan perbedaan
kecepatan perambatan pelarut pada suatu lapisan zat tertentu. Dasar
pemisahan metode ini adalah kelarutan dalam pelarut tertentu, daya
absorbsi oleh bahan penyerap, dan volatilitas (daya penguapan).
Contoh proses kromatografi sederhana adalah kromatografi kertas
untuk memisahkan tinta.
II.2 Kromatografi
II.2.1 Pengertian Kromatografi
Kromatografi merupakan istilah yang berasal dari bahasa
Yunani yang berarti penulisan dengan warna, walaupun sekarang istilah
tersebut dapat juga dipisahkan dari senyawa-senyawa yang tidak
berwarna. (Muhaimin. 2008)
Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran didasarkan
atas perbedaan distribusi dari komponen-komponen campuran tersebut
diantara dua fase, yaitu fase diam (padat atau cair) dan fase gerak (cair
atau gas). Pemisahan yang terjadi dalam kromatografi dilaksanakan
dengan memanipulasi sifat-sifat dari senyawa, yaitu :
1) kecenderungan suatu molekul untuk larut dalam cairan (kelarutan)
2) Kecenderungan suatu molekul untuk bertaut dengan suatu serbuk
padat (absorbsi)
3) Kecenderungan suatu molekul untuk menguap
II.2.2 Macam-macam Kromatografi
Keterangan
GLC = Gas Liquid Chromatography
GSC = Gas Solid Chromatography
LLC = Liquid Liquid Chromatography
LSC = Liquid Solid Chromatography
PC = Paper Chromatography
TLC = Thin Layer Chromatography
GP = Gel Permeation
GF = Gel Filtration
HPLC = High Performance Liguid Chromatography
a. Liquid Liquid Chromatography (LLC)
LLC adalah kromatografi pembagian dimana partisi terjadi
antara fase gerak dan fase diam yang kedua-duanya zat cair. Dalam hal ini
fase diam tidak boleh larut dalam fase gerak.
Umumnya sebagai fase diam digunakan air dan sebagai fase
gerak adalah pelarut organik. Misalnya pada kromatografi kertas, sebagai
fase diam adalah air yang terserap pada serat selulosa dari kertas.
b. Liquid Solid Chromatography (LSC)
LSC adalah kromatografi penyerapan. Sebagai adsorben
digunakan silika gel, alumina, penyaring molekul atau gelas berpori dipak
dalam sebuah kolom dimana komponen-komponen campuran dipisahkan
dengan adanya fase gerak.
Kromatografi kolom dan kromatografi lapis tipis (TLC)
merupakan teknik pemisahan yang masuk golongan ini.
c. on-exchange chromatography
Teknik ini menggunakan zeolitas, resin organik atau anorganik
sebagai penukar ion. Senyawaan yang mempunyai ion-ion dengan afinitas
yang berbeda terhadap resin yang digunakan dapat dipisahkan.
Analisa asam-asam amino adalah yang umum dilakukan
dengan cara ini. Contoh lain adalah asam-asam nukleat dan analisis garam-
garam anorganik.
d. E xclusion chromatography
Dalam teknik ini, gel nonionik berpori banyak dengan ukuran
yang sama digunakan untuk memisahkan campuran berdasarkan perbedaan
ukuran molekulnya (BM).
Molekul-molekul yang kecil akan memasuki pori-pori dari gel
sedangkan molekul besar akan melewati sela-sela gel lebih cepat bila
dibandingkan dengan molekul yang melewati pori-porinya. Jadi urutan
elusi mula-mula adalah molekul yang lebih besar, molekul sedang, dan
terakhir molekul yang paling kecil. Bila sebagai penyaring digunakan gel
yang hidrofil (Sephadex) maka teknik ini disebut gel filtration
chromatography dan bila digunakan gel yang hidrofob (polystyrene-
divinylbenzene) disebut gel permeation chromatography.
e. HPLC ( High Performance Liquid Chromatography) atau KCKT
(Kromatografi Cair Kinerja Tinggi).
Dalam beberapa tahun ini teknologi HPLC dan pemakaiannya
sangat berkembang dan walaupun nisbi mahal, HPLC telah menjadi
metode analisis rutin dan bahkan preparative pada banyak laboratorium.\
Alat HPLC niaga terdiri atas system pencampur pelarut yang
sangat canggih yang mampu menghasilkan campuran landaian yang
mengandung sampai empat linarut yang berbeda, pompa yang mampu
menghasilkan tekanan sampai 6000psi atau 10.000 psi, kolom yang
mengandung fase diam (atau lebih tepat penyangga), dan system pendeteki
sinambung yang bermacam-macam jenisnya. Yang paling sering
ditemukan, seluruh radas itu dipimpin dan dikendalikan oleh ikroprosesor.
Kolom yang tersedia mempunyai banyak sekali pelat teori (lebih dari
100.000 untuk kolom 100cm), dan kromatografi dilakukan dalam kondisi
yang mendekati kondisi ideal demikian rupa sehingga dapat diperoleh
pemisahan yang sangat baik; seringkali, hasil dapat diperoleh dalam
beberapa menit dan ditafsirkan secara kuantitatif dengan ketepatan yang
lumayan. Cuplikan dapat dipisahkan secara preparative. Metode dalam
kromatografi cair dibagi atas dua macam :
dua macam :
Kromatografi Cair Retensif
Pemisahan dicapai melalui interaksi antara zat terlarut
dengan fase diam. Tipe ini mencakup fase normal, fase terbalik, dan
kromatografi ion.
Kromatografi Cair Non-retensif
Pemisahan yang dicapai tergantung kepada perbedaan
besar molekul zat terlarut dimana terjadi interaksi antara zat terlarut
dengan pori yang terdapat di permukaan fase diam. Tipe ini dikenal
sebagai kromatografi ekslusi.
Teknik kromatografi yang umum digunakan dibidang farmasi
yaitu kromatografi kolom, kromatografi kertas, kromatografi lapis
tipis, kromatografi penukar ion, kromatografi penyaringan gel, dan
elektroforesis.
Kromatografi Lapis Tipis.
Kromatografi Lapis Tipis.yaitu kromatografi yang menggunakan
lempeng gelas atau alumunium yang dilapisi dengan lapisan tipis
alumina, silika gel, atau bahan serbuk lainnya. Kromatografi lapis tipis
pada umumnya dijadikan metode pilihan pertama pada pemisahan
dengan kromatografi.
Kromatografi Penukar Ion
Merupakan bidang khusus kromatografi cairan-cairan. Seperti
namanya, system ini khusus digunakan untuk spesies ion. Penemuan
resinsintetik dengan sifat penukar ion sebelum perang Dunia II telah
dapat mengatasi pemisahan rumit dari logam tanah jarang dan asam
amino.
Kromatografi Penyaringan Gel
Merupakan proses pemisahan dengan gel yang terdiri dari modifikasi
dekstran-molekul polisakarida linier yang mempunyai ikatan silang.
Bahan ini dapat menyerap air dan membentuk susunan seperti saringan
yang dapat memisahkan molekul-molekul berdasarkan ukurannya.
Molekul dengan berat antara 100 sampai beberapa juta dapat
dipekatkan dan dipisahkan. Kromatografi permeasi gel merupakan
teknik serupa yang menggunakan polistirena yang berguna untuk
pemisahan polimer.
Elektroforesis
Merupakan kromatografi yang diberi medan listrik disisinya dan tegak
lurus aliran fasa gerak. Senyawa bermuatan positif akan menuju ke
katode dan anion menuju ke anoda. Sedangkan kecepatan gerak
tergantung pada besarnya muatan\
Kromatografi kertas
Merupakan kromatografi cairan-cairan dimana sebagai fasa diam
adalah lapisan tipis air yang diserap dari lembab udara oleh kertas jenis
fasa cair lainnya dapat digunakan. Teknik ini sangat sederhana. Prinsip
dasar kromatografi kertas adalah partisi multiplikatif suatu senyawa
antara dua cairan yang saling tidak bercampur. Jadi partisi suatu
senyawa terjadi antara kompleks selulosa-air dan fasa mobil yang
melewatinya berupa pelarut organik yang sudah dijenuhkan dengan air
atau campuran pelarut.
Cara melakukannya, ciplikan yang mengandung campuran
yang akan dipisahkan diteteskan/diletakkan pada daerah yang diberi
tanda di atas sepotong kertas saring dimana ia akan meluas membentuk
noda yang bulat. Bila noda telah kering kertas dimasukkan dalam
bejana tertutup yang sesuai dengan satu ujung, dimana tetesan cuplikan
ditempatkan, tercelup dalam pelarut yang dipilih sebagai fasa bergerak
(jangan sampai noda tercelup karena berarti senyawa yang akan
dipisahkan akan terlarut dari kertas). Pelarut bergerak melalui serat
dari kertas oleh gaya kapiler dan menggerakkan komponen dari
campuran cuplikan pada perbedaan jarak dalam arah aliran pelarut.
Bila permukaan pelarut telah bergerak sampai jarak yang cukup
jauhnya atau setelah waktu yang telah ditentukan, kertas diambil dari
bejana dan kedudukan dari permukaan pelarut diberi tanda dan
lembaran kertas dibiarkan kering. Jika senyawa-senyawa berwarna
maka mereka akan terlihat sebagai pita atau nodayang terpisah. Jika
senyawa tidak berwarna harus dideteksi dengan cara fisika dan kimia.
Yaitu dengan menggunakan suatu pereaksi-pereaksiyang memberikan
sebuah warna terhadap beberapa atau semua dari senyawa-senyawa.
Bila daerah dari noda yang terpisah telah dideteksi, maka perlu
mengidentifikasi tiap individu dari senyawa. Metoda identifikasi yang
paling mudah adalah berdasarkan pada kedudukan dari noda relatif
terhadap permukaan pelarut, menggunakan harga Rf.
Harga RF
Mmerupakan parameter karakteristik kromatografi kertas dan
kromatografi lapis tipis. Harga ini merupakan ukuran kecepatan
migrasi suatu senyawa pada kromatogram dan pada kondisi konstan
merupakan besaran karakteristik dan reprodusibel.
Harga Rf didefinisikan sebagai perbandingan antara jarak senyawa dari
titik awal dan jarak tepi muka pelarut dari titik awal.
Rf = Jarak titik tengah noda dari titik awal
Jarak tepi muka pelarut dari titik awal Ada beberapa faktor
yang menentukan harga Rf yaitu:
1. Pelarut, disebabkan pentingnya koefisien partisi, maka perubahan-
perubahan yang sangat kecil dalam komposisi pelarut dapat
menyebabkan perubahan-perubahan harga RF Suhu, perubahan dalam
suhu merubah koefisien partisi dan juga kecepatan aliran.
2. Ukuran dari bejana, volume dari bejana mempengaruhi homogenitasm
dari atmosfer jadi mempengaruhi kecepatan penguapan dari omponen-
komponen pelarut dari kertas. Jika bejana besar digunakan, ada
tendensi perambatan lebih lama, seperti perubahan komposisi pelarut
sepanjang kertas, maka koefisien partisi akan berubah juga. Dua
faktor yaitu penguapan dan kompisisi mempengaruhi harga Rf.
Kertas, pengaruh utama kertas pada harga R f timbul dari perubahan
ion dan serapan, yang berbeda untuk macam-macam kertas. Kertas
mempengaruhi kecepatan aliran juga mempengaruhi kesetimbangan
partisi.
3. Sifat dari campuran, berbagai senyawa mengalami partisi diantara
volume-volume yang sama dari fasa tetap dan bergerak. Mereka
hampir selalu mempengaruhi karakteristik dari kelarutan satu terhadap
lainnya hingga terhadap harga Rf mereka.
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran didasarkan atas
perbedaan distribusi dari komponen-komponen campuran tersebut
diantara dua fase, yaitu fase diam (padat atau cair) dan fase gerak (cair
atau gas).
2. Jenis-jenis kromatografi ialah
Liquid Liquid Chromatography (LLC)
Liquid Solid Chromatography (LSC)
Ion-exchange chromatography
Exclusion chromatography
HPLC ( High Performance Liquid Chromatography) atau KCKT
(Kromatografi Cair Kinerja Tinggi).
Kromatografi Cair Retensif
Kromatografi Cair Non-retensif
3. Teknik kromatografi yang umum digunakan dibidang farmasi yaitu
kromatografi kolom, kromatografi kertas, kromatografi lapis tipis,
kromatografi penukar ion, kromatografi penyaringan gel, dan
elektroforesis
III.2 Saran
1. .Untuk pengamat selanjutnya, hendaknya mengembangkan hasil
pengamatan lebih baik lagi agar diperoleh hasil yang baik pula.
2. Untuk pengamat selanjtutnya, agar melakukan bahasan lebih lanjut
mengenai kromatografi
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1995. Farmakope Indonesia Ed. IV.Depkes RI. Jakarta.
Khopkar, S.M. 2002. Konsep Dasar Kimia Analitik . UI-Press. Jakarta.
Muhaimin. 2008. Kromatografi, (Online), (http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-
tugas-makalah/tugas-kuliah-lainnya/kromatografi, diakses 23 oktober 2012)
Underwood. 1999. Analisis Kimia Kuantitatif . Erlangga. Jakarta.