dhf

24
1. Definisi Demam Berdarah Dengue (Dengue Haemorrhagic Fever) ialah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue (arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti. (Suriadi, 2001 : 57) Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat pada anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam. DHF sejenis virus yang tergolong arbo virus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegepty (betina). 2. Klasifikasi DHF menurut WHO 1. Derajat I : Demam disertai gejala tidak khas, terdapat manifestasi perdarahan ( uji tourniquet positif ) 2. Derajat II : Derajat I ditambah gejala perdarahan spontan dikulit dan perdarahan lain. 3. Derajat III : Kegagalan sirkulasi darah, nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menurun ( 20 mmhg, kulit dingin, lembab, gelisah, hipotensi ) 4. Derajat IV : Nadi tak teraba, tekanan darah tak dapat diukur Menurut WHO beratnya DBD dikelompokkan :

Upload: adelita-dwi-aprilia

Post on 17-Dec-2015

20 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

dhf

TRANSCRIPT

1. Definisi Demam Berdarah Dengue (Dengue Haemorrhagic Fever) ialah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue (arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti. (Suriadi, 2001 : 57) Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat pada anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam. DHF sejenis virusyang tergolong arbo virus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegepty (betina).

2. Klasifikasi DHF menurut WHO1. Derajat I : Demam disertai gejala tidak khas, terdapat manifestasi perdarahan ( uji tourniquet positif )2. Derajat II : Derajat I ditambah gejala perdarahan spontan dikulit dan perdarahan lain.3. Derajat III : Kegagalan sirkulasi darah, nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menurun ( 20 mmhg, kulit dingin, lembab, gelisah, hipotensi )4. Derajat IV : Nadi tak teraba, tekanan darah tak dapat diukur

Menurut WHO beratnya DBD dikelompokkan : Derajat (grade) I : demam tanpa gejala khas + tes tourniquet (+) Derajat (grade) II : derajat I + manifestasi perdarahan spontan Derajat (grade) III : derajat II + hipotensi (SSD) Derajat (grade) IV : derajat III + syok (SSD)

3. Etiologia. Agent (virus)Virus dengue adalah anggota genus flavivirus dan famili flavividae. Virus berukuran 50 nm ini memiliki single standart RNA. Virus dengue membentuk suatu kompleks yang nyata di dalam genus flavivirus berdasarkan kepada karakteristik antigenic dan biologisnya. Terdapat empat serotipe virus yang disebut sebagai DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. terinfeksinya seseorang dengan salah satu serotype tersebut diatas, akan menyebabkan kekebalan seumur hidup terhadap serotipe virus yang bersangkutan. Meskipun keempat serotipe ini mempunyai daya antigenis yang sama namun mereka berbeda di dalam menimbulkan proteksi silang meskipun baru beberapa bulan terjadi infeksi dengan salah satu dari serotipe ini. Serotype DEN-3 merupakan serotipe yang dominant dan diasumsikan banyak yang menunjukkan manifestasi klinik yang berat. Semua ke empat serotipe virus ini dapat menyebabkan kejadian luar biasa dan menyebabkan penyakit menjadi berat dan fatal.b. HostVirus dengue menginfeksi manusia. Tubuh manusia merupakan urban reservoir yang utama bagi virus tersebut.c. EnvironmentAedes aegypti lebih menyukai beristirahat ditempat yang gelap, lembab, Tempat tersembunyi dalam rumah dan bangunan. perpipaan yang tidak selalu mengalir karena debet air kecil dan tekanan air rendah sehingga tidak mampu melayani air keseluruh pipa sehingga harus menampung air di tempat penampung air seperti drum, ember, dan bak air. Di daerah sulit air, pengambilan air dari sumber lain juga mengharuskan penduduk menampung air ditempat penampungan air besar dan kecil dimana memungkinkan menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti.Tempat penampungan air yang dibuat dari tanah liat, keramik, bak beton, drum, seng, vas bunga, pot tanaman, dan mangkok untuk menyimpan air minum burung. Tempat penampung air yang tidak baik dan terlindung dari sinar matahari dapat menjadi tempat perkembangbiakan jentik aedes aegypti. Pembuangan sampah yang tidak memenuhi persyaratan sanitasi memberi kontribusi terbentuknya perkembangbiakan nyamuk, banyak barang-barang seperti kaleng bekas,pecahan botol, ember, dan pot-pot yang berserakan, batok kelapa, ban bekas, pagar bambu, beton yang berlubang yang dapat menampung air hujan menjadi tempat perkembangbiakan jentik nyamuk.

4. Faktor ResikoFaktor Resiko Terjadi Demam Berdarah Denguea. Status imunologi seseorangSeseorang yang memiliki system kekebalan tubuh kurang maka dengan mudah terserang penyakit termasuk penyakit yang disebabkan virus khususnya virus dengue.b. Strain virus/serotype virus yang menginfeksiVirus dengue juga merupakan factor penyebab resiko timbulnya demam berdarah dengue namun tidak semua virus memiliki potensi menimbulkan wabah/KLB.c. UsiaMeskipun demam berdarah dengue mampu dan terbukti menyerang tubuh manusia dewasa, namun lebih banyak kasus ditemukan pada pasien anak-anak yang berusia kurang dari 15 tahun. Hal ini disebakan karena system kekebalan tubuh pada anak-anak masih kurang sehingga rentan terhadap penyakit dan aktivitas anak-anak lebih banyak diluar rumah pada siang hari, sedangkan nyamuk aedes aegypti biasanya menggigit pada siang hari.

5. Epidemiologi Penyakit demam berdarah dengue atau dengue hemorrhagic fever (DHF) merupakan penyakit akibat infeksi virus Dengue yang masih menjadi problem kesehatan masyarakat. Penyakit ini ditemukan nyaris di seluruh belahan dunia terutama di negara-negara tropik dan subtropik baik sebagai penyakit endemik maupun epidemik. Hasil study epidemiologik menunjukkan bahwa DBD terutama menyerang kelompok umur balita sampai dengan umur sekitar 15 tahun serta tidak di temukan perbedaan signifikan dalam hal kerentanan terhadap serangan dengue antar gender.Outbreak (kejadian luar biasa) dengue biasanya terjadi di daerah endemik dan dengan datangnnya musim penghujan. Hal tersebut sejalan dengan peningkatan aktivitas vektor dengue yang justru terjadi pada musim penghujan. Penularan penyakit DBD antar manusia terutama berlangsung melalui vektor nyamuk Aedes aegypti. Sehubungan dengan morbiditas dan mortalitasnya,DBD disebut sebagai the most mosquito transmitted disease. a. Distribusi geografis.Penyakit akibat infeksi virus Dengue di temukan tersebar luas di berbagai negara terutama di negara tropik dan subtropik yang terletak antara 300 Lintang Utara 400 Lintang Selatan seperti Asia Tenggara, Pasifik Barat dan Carribean dengan estimasi kejadian sekitar 50-100 juta kasus setiap tahunnya. Penyakit yang di laporkan pertama kali oleh Benyamin Rush pada Tahun 1789 ini muncul dalam literatur Inggris berupa outbreak suatu penyakit yang terjadi sepanjang tahun 1827-1829 di Carribean.Berdasarkan data yang di laporkan ke Word Health Organization(WHO) antara Tahun 1991-1995, Indonesia menempati peringkat ke tiga (110.043 kasus). Dalam hal insidensi infeksi virus Dengue dengan jumlah kematian menempati peringkat pertama (2.861 kasus) dan angka kematian tersebut menempati peringkat ke empat (2,6%) di antara negara-negara seperti Vietnam, Thailand,India, Mnyanmar, Amerika, Kampuchea, Malaysia, Singapore, Philippines, Sri Lanka, Laos, dan negara-negara di kepulauan Pasifik. Laporan WHO pada tahun 2000 menunjukkan bahwa DBD telah menyerang seluruh negara di Asia Selatan, Asia Tenggara, Australia, Amerika Utara, Tengah dan Selatan, Kepulauan Pasifik, Carribean, Cuba, Venuzuela, Brazil dan Afrika. Meskipun angka kematian akibat DBD di Indonesia menunjukan kecenderungan menurun selama periode tahun 1968-1988, namun insidensi DBD menunjukan kecenderunganmeningkat dengan angka kejadian yang tinggi pada tahun 1998. Pada dekade belakangan ini, infeksi virus Dengue dilaporkan endemik di 112 negara.b. Umur dan jenis kelamin.Meskipun semua umur termasuk neonatus dapat terserang DBD , pada saat outbreak DBD pertama di Thailand di temukan bahwa penyakit tersebut menyerang terutama anak-anak berumur antara 5-9 tahun. Pada tahun-tahun awal epidemi DBD di Indonesia, penyakit ini juga menyerang terutama anak-anak berumur antara 5-9 tahun.Selama tahun 1968-1973 sebesar kurang lebih 95% kasus DBD adalah anak di 15 tahun.Tahun 1999-2009 kelompok umur terbesar kasus DBD cenderung pada kelompok umur > 15 tahun (Depkes, 2010).Anak berumur lebih dewasa umumnya terhindar dari DBD meskipun di jumpai laporan adanya DBD pada bayi berumur 2 bulan dan pada orang dewasa. Hal ini nampaknya berkaitan dengan aktifitas kelompok umur yang relatif terhindar dari DBD mengingat peluang terinfeksi virus Dengue berlangsung melalui gigitan nyamuk.Sejauh ini tidak di temukan perbedaan kerentanan terhadap serangan DBD di kaitkan dengan perbedaan jenis kelamin (gender).c. MusimDi negara-negara dengan 4 musim, epidemi DBD berlangsung terutama pada musim panas meskipun di temukan kasus-kasus DBD sporadis pada musim dingin. Di negara-negara di Asia Tenggara, epidemi DBD terutama terjadi pada musim penghujan. Di Indonesia, Thailand, Malaysia, dan Philippines epidemi DBD terjadi beberapa minggu setelah datangnya musim penghujan. Epidemi mencapai angka tertinggi pada sebulan setelah curah hujan mencapai puncak tertinggi untuk kemudian menurun sejalan dengan menurunnya curah hujan. Di Malaysia di laporkan peningkatan insidensi DBD sebesar 120% ketika curah hujan perbulan sekitar 300 mm atau lebih. Di Indonesia di laporkan bahwa puncak oubreakumumnya terjadi antara bulan Oktober sampai dengan April, kecuali outbreak pada tahun 1974 yang justru terjadi pada bulan Juli.Periode epidemi yang terutama berlangsung selama musim penghujan erat kaitannya dengan kelembaban tinggi pada musim penghujan yang memberikan lingkungan optimal bagi masa inkubasi (mempersingkat masa inkubasi) dan peningkatan aktivitas vektor dalam menggigit. Kedua vektor tersebut meningkatkan aktifitas vektor dalam mentransmisikan infeksi virus Dengue. Itulah sebabnya di daerah tropik pola kejadian DBD umumnya sejalan dengan pola musim penghujan.

6. Patofisiologi DHF (Dengue Hemorhagic Fever)

Resiko syok (hipovolemik)Asidosis metabolikResiko perdarahanTrombositopeniKetidakefektifan pola nafasEfusi PleuraParu-paruNyeri akutPenekanan intraabdomenHepatomegaliHeparKetidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuhMual,muntahAscitesAbdomenKe ekstravaskulerMengaktifkan sistem komplemenKebocoran plasmaRenjatan hipovolemik dan hipotensiResiko syok hipovolemikPermeabilitas membran meningkatInfeksi virus dengue (viremia)Hipoksia jaringanResiko perfusi jaringan tidak efektifPerdarahanDICMerangsang dan mengaktivasi faktor pembekuanKerusakan endotel pembuluh darahAgregrasi trombositPeningkatan reabsorbsi Na+ dan H2OHipertermiMembentuk & melepaskan zat C3a, C5aBeredar dalam aliran darahArbovirus (melalui nyamuk aedes aegypti)PGE2 Hipothalamus

Kekurangan volume cairan

7. Manifestasi KlinisManifestasi klinis infeksi virus Dengue pada manusia sangat bervariasi. Gejala utama DHF dapat dikategorikan menjadi empat yaitu demam tinggi, fenomena perdarahan, hepatomegali, dan kegagalan sirkulasi. Gejala klinis DHF diawali dengan demam mendadak disertai dengan muka kemerahan dan gejala klinis lain yang tidak khas seperti anoreksia, muntah, nyeri kepala dan nyeri pada otot dan sendi. Gejala lain yang dapat ditemukan yaitu perasaan tidak enak di daerah epigastrium. Keempat gejala utama DHF adalah sebagai berikut :a. DemamPenyakit ini didahului oleh Demam tinggi yang mendadak, tanpa sebab jelas, berlangsung terus menerus selama 2-7 hari, naik turun tidak mempan dengan obat antipiretik. Biasanya pada hari ke 3,4,5 demam turun dan ini merupakan fase kritis yang harus dicermati pada hari ke 6 karena dapat terjadi syok.b. Tanda-tanda perdarahanJenis perdarahan terbanyak adalah perdarahan kulit seperti uji tornikuet (+), petekie, perdarahan konjungtiva. Perdarahan lain dapat berupa perdarahan gusi, mimisan, melena, hematemesis, atau hematuria. Hasil uji tornikuet dikatakan positif jika terdapat lebih dari 10 petekie dalam diameter 2,8 cm di lengan bawah bagian depan termasuk lipatan siku.c. Hepatomegalid. SyokSyok terjadi setelah demam turun dengan disertai keluarnya keringat, perubahan pada denyut nadi dan tekanan darah, akral extremitas teraba dingin. Perubahan ini memperlihatkan gejala gangguan sirkulasi sebagai akibat dari perembesan plasma.

8. Pemeriksaan DiagnostikUntuk menegakkan diagnostik DHF perlu dilakukan berbagai pemeriksaan penunjang, diantaranya adalah pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan radiologi, (Hadinegoro, 2006: 17).A. Pemeriksaan laboratorium1. Pemeriksaan darahPada pemeriksaan darah pasien DHF akan dijumpai : IgG dengue positif (dengue blood) Trombositipenia Hemoglobin meningkat >20% Hemokonsentrasi (hematokrit meningkat) Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan hipoproteinema, hiponatremia, hipokalemia SGOT dan SGPT mungkin meningkat Ureum dan pH darah mungkin meningkat Waktu perdarahan memanjang Pada analisa gas darah arteri menunjukkan asidois metabolik PCO2