dhf laily

16
LAPORAN PENDAHULUAN DHF (DENGUE HAEMORHAGIC FEVER) A. Konsep Dasar 1. Definisi DHF (Dengue Haemorhagic Fever) adalah penyakit yang terdapat pada anak dan orang dewasa dengan gejala utama deman, nyeri otot dan sendi yang biasanya memburuk setelah dua hari pertama dan apabila timbul renjatan (flek) angka kematian akan cukup tinggi. 2. Etiologi Virus dengue dibawah oleh nyamuk Aedes Agypty (Betina) sebagai vektor ketubuh manusia melalui gigitan nyamuk tersebut. Infeksi yang pertama kali dapat memberi gejala sebagai dengue fever dengan gejala utama demam, nyeri otot / sendi. 3. Anatomi Virus dengue dibawah oleh nyamuk Aedes Agypti dan Aedes albopictus sebagai vektor ke tubuh manusia melalui gigitan nyamuk tersebut. Infeksi pertama kali dapat memberikan gejala Dengue fever, apabila orang tersebut mendapat infeksi yang berulang maka akan menimbulkan reaksi yang berbeda. DHF dapat terjadi bila seseorang yang terinfeksi dengue pertama kali, mendapat infeksi berulang virus dengue lainnya. Virus akan menyebar ke jaringan terutama pada kulit melalui darah. Tubuh akan membentuk kompleks virus anti bodi dalam sirkulasi darah

Upload: ibnu-fadirul-wahed

Post on 19-Dec-2015

233 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: DHF laily

LAPORAN PENDAHULUAN

DHF (DENGUE HAEMORHAGIC FEVER)

A. Konsep Dasar

1. Definisi

DHF (Dengue Haemorhagic Fever) adalah penyakit yang terdapat pada

anak dan orang dewasa dengan gejala utama deman, nyeri otot dan sendi yang

biasanya memburuk setelah dua hari pertama dan apabila timbul renjatan

(flek) angka kematian akan cukup tinggi.

2. Etiologi

Virus dengue dibawah oleh nyamuk Aedes Agypty (Betina) sebagai

vektor ketubuh manusia melalui gigitan nyamuk tersebut. Infeksi yang

pertama kali dapat memberi gejala sebagai dengue fever dengan gejala utama

demam, nyeri otot / sendi.

3. Anatomi

Virus dengue dibawah oleh nyamuk Aedes Agypti dan Aedes albopictus

sebagai vektor ke tubuh manusia melalui gigitan nyamuk tersebut. Infeksi

pertama kali dapat memberikan gejala Dengue fever, apabila orang tersebut

mendapat infeksi yang berulang maka akan menimbulkan reaksi yang

berbeda. DHF dapat terjadi bila seseorang yang terinfeksi dengue pertama

kali, mendapat infeksi berulang virus dengue lainnya. Virus akan menyebar

ke jaringan terutama pada kulit melalui darah. Tubuh akan membentuk

kompleks virus anti bodi dalam sirkulasi darah sehingga akan mengaktivasi

sistem komplemen yang berakibat dilepaskannya anafilatoksin, sehingga

permiabilitas dinding pembuluh darah meningkat.

Page 2: DHF laily

4. Patofisiologi

5. Manifestasi Klinis

Demam tinggi selama 5-7 hari

Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit, ptechie, ekhimosis,

hematoma.

Epistaksis, hematemesis, melena, hematuri.

Mual, muntah, tidak ada nafsu makan,diare, konstipasi.

Nyeri otot, tulang sendi, abdomen, dan ulu hati.

Sakit kepala,

Pembengkakan sekitar mata.

Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening.

Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dinding, tekanan darah

menurun, gelisah, capillary refill dari dua detik, nadi cepat dan lemah).

Infeksi Virus Dengue

Masuk ketubuh manusia

Melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti

Mengalami penyebaran kedalah tubuh

Sistem Gastrointestinal

Hematomegali

Mual-muntah

Anorexia

Gangguan kebut.

Nutrisi

Sistem Muskuloskeletal

Viremia

Nyeri sendi / otot

Gangguan rasa aman dan nyaman

Mengaktivasi sistem komponen

Melepaskan histamin

Permeabilitas membran meningkat

Kebocoran plasma

Hipovolemia

Renjatan hipocolemi dan hipotensi

Kekurangan vol. Cairan

Sistem Kardiovaskuler

Pengeluaran zat Anafilatoksin

Peningkatan permeabilitas

vaskuler

Kebocoran plasma

Perdarahan ekstra vaskular

Anemi

Lemah

Keterbatasan

Aktivitas

Inkubasi Virus Dengue

Temoregulasi

Demam

Peningkatan suhu tubuh (hipertermi)

Gangguan pemenuhan

kebut. Istirahat & tidur

Sistem Repirasi

Kebocoran sel darah merah

Kerja Jantung bertambah

Gangguan sirkulasi

Page 3: DHF laily

6. Klasifikasi DHF

1. Derajat I

Demam disertai gejala klinis lain atau perdarahan spontan. Uji turniket

positif, trombositopeni dan hemokonsentrasi.

2. Derajat II

Derajat I disertai perdarahan spontan dan di kulit dan atau perdarahan

lain.

3. Derajat III

Kegagalan sirkulasi : nadi cepat dan lemah, hipotensu, kulit dingin,

lembab, gelisah.

4. Derajat IV

Renjatan berat, denyut nadi dan tekanan darah tidak dapat diukur.

7. Pemeriksaan Penunjang

1). Pada kasus DHF yang dijadikann pemeriksaan penunjang yaitu

menggunakan darah atau disebut lab serial yang terdiri dari Hemoglobin,

PCV, dan trombosit. Pemeriksaan menunjukkan adanya tropositopenia

(100.000 / ml atau kurang) dan hemotoksit sebanyak 20% atau lebih

dibandingkan dengan nilai hematolsit pada masa konvaselen.

2). Air seni, mungkin ditemukan albuminuria ringan.

3). Sumsum tulang pada awal sakit biasanya hiposeluler, kemudian menjadi

hiperseluler pada hari ke 5 dengan gangguan maturasi dan pada hari ke 10

sudah kembali normal untuk semua sistem.

8. Penatalaksanaan

a). Penatalaksanaan DHF tanpa penyakit yaitu :

1. Tirah baring

2. Makanan lunak dan bila belum nafsu makan diberi mimum 1,5-2 l

dalam 24 jam (susu, air dengan gula atau sirup) atau air tawar

ditambah garam.

3. Medikametora yang bersifat simtomatis. Untuk hiperpireksia dapat

diberikan kompres, antibiotik golongan asetaminofen, eukimin atau di

peron dan jangan diberikan asetoral karena bahaya perdarahan.

Page 4: DHF laily

4. Antibiotik diberikan bila terdapat kemungkinan terjadi infeksi

sekunfer.

b). Pada pasien dengan tanda renjatan dilakukan.

1. Pemasangan infus dan dipertahankan selama 12-48 jam setelah

renjatan di atasi.

2. Observasi keadaan umum, nadi, tekanan darah, suhu dan pernafasan

tiap jam, serta HB dan HT tiap 4-6 jam pada hari pertama selanjutnya

tiap 24 jam.

ASUHAN KEPERAWATAN

1). Pengkajian

Page 5: DHF laily

a). Pengumpulan Data

1). Identitas

- Nama :

- Umur :

- Nomor register :

- Pekerjaan :

- Pendidikan :

- Alamat :

- Tanggal MRS :

- Diagnosa medis :

2). Keluhan utama

Terjadinya DHF pada anak disertai gejala mual, muntah, nyeri pada ulu

hati dan kenaikan suhu tubuh bintik-bintik merah pada tangan pasien.

3). Riwayat penyakit sekarang

Riwayat penyakit DHF terjadi pada 2-7 hari pertama dengan disertai

demam tinggi disertai gejala seperti anoreksia, malase, nyeri pada

punggung, tulang persendian dan kepala.

4). Riwayat penyakit dahulu

Belum pernah mengalami penyakit yang seperti diderita sekarang.

5). Riwayat penyakit keluarga.

Adakah dari keluarga yang pernah mengalami sakit yang serupa.

6). Pola-pola fungsi kesehatan

a. Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat.

Bagaimana dan berapa kali pasien mandi, menggosok gigi, bagaimana

tindakan pasien apabila pasien sakit.

b. Pola nutrisi dan metabolisme.

Bagaimana makanya, berapa banyak, kombinasi makannya.

c. Pola eliminasi.

Bagaimana frekuensi BAB dan BAKnya, berapa kali sehari.

d. Pola istirahat dan tidur.

Berapa jam pasien tidur, mulai jam berapa, bagaimana tidurnya.

e. Pola aktifitas dan latihan.

Apa kegiatan pasien sehari-hari sebelum dan setelah MRS.

f. Pola persepsi dan konsep diri.

Biasanya terjadi kecemasan terhadap keadaan penyakitnya dan

ketakutan merupakan dampak psikologik kx. Bagaimana konsep diri

Page 6: DHF laily

kx, al : body image,ideal diri, harga diri,peran dan identitas apakah

ada perubahan atau tidak.

g. Pola sensori dan kognitif

Meliputi : body image, self sistem, kekacauan identitas,

depersonalisasi dan bagaimana pengetahuan ibu tentang penyakit

klien.

h. Pola reproduksi.

Merupakan anak keberapa dari beberapa bersaudara, jenis kelamin.

i. Pola hubungan peran.

Bagaimana peran pasien dalam keluarga, apakah terganggu atau tidak.

j. Pola penanggulangan.

Kepada siapa biasanya klien mengatakan keluhan (sakit)nya.

k. Pola tata nilai dan kepercayaan.

Bagaimana pasien dalam menjalankan agamanya sebelum dan setelah

MRS apakah ada kepercayaan lain yang diyakini pasien.

2). Diagnosa Keperawatan

1. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses penyakitnya.

2. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan sehubungan dengan

mual, muntah, sakit menelan.

3. Gangguan kebutuhan tidur (istirahat) sehubungan dengan mekanisme koping

yang tidak adekuat.

4. Kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya sehubungan dengan informasi

tentang penyakitnya.

3). Rencana Keperawatan

1. Diagnosa I : Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses

penyakitnya.

- Tujuan : - Suhu tubuh normal (36 – 37oC)

- Pasien tidak demam.

- KH : Menunjukkan suhu tubuh dalam batas normal.

- Intervensi :

1. Monitor TTV tiap 4 jam sekali

R / Peningkatan TTV menunjukkan adanya peningkatan suhu tubuh.

2. Jaga temperatur tubuh (< 38oC)

R/ Gunakan pakaian yang tipis dan ringan.

Page 7: DHF laily

R/ Untuk mengetahui adanya komplikasi dan menemukan penanganan

yang tepat.

3. Monitor tanda dan gejala tiap 4 jam sekali

R/ Mengetahui adanya komplikasi dan mementukan penanganan yang

tepat.

4. Berikan kompres dingin pada akila, dab lipatan tangan

R/ Untuk menurunkan suhu tubuh dan memberikan kenyamanan

5. Berikan antibiotik dan anti piretik sesuai indikasi

R/ Antipiretik berfungsi untuk menurunkan demam sedang antibiotik

untuk proses penyembuhan infeksi.

2. Diagnosa II : Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan

sehubungan dengan mual, muntah, sakit menelan.

- Tujuan : - Dalam waktu 3 x 24 jam kebutuhan nutrisi terpenuhi

- KH : - Pasien tidak mengeluh mual-mual dan muntah

- Nafsu makan meningkat dan pasien tambah segar.

Intervensi :

1. Berikan makanan sesuai dengan dietnya.

R / Untuk memberikan rangsangan atau keinginan untuk makan diit yang

diberikan.

2. Monitor intake dan output jumlah kalori tiap hari

R/ Untuk mengetahui keseimbangan kalori

3. Berikan makanan dalam porsi kecil tapi sering dan makanan utama pada

pagi hari.

R/ Makan banyak sulit untuk mengatur bila anorexia, anorexia juga

paling buruk selama siang hari.

4. Berikan makanan tinggi karbohidrat rendah dan masukkan vitamin

R/ Membantu memperbaiki proses penyembuhan

5. Berikan obat untuk mual

R/ Diberikan ½ jam sebelum makan, karena dapat menurunkanmual,

muntah dan meningkatkan toleransi terhadap makanan.

3. Diagnosa III : Gangguan kebutuhan tidur (istirahat) sehubungan dengan

mekanisme koping yang tidak adekuat..

- Tujuan : - Kebutuhan tidur terpenuhi

- Suhu tubuh normal

- KH : - Suhu tubuh kembali normal

Page 8: DHF laily

- Tampak segar

Intervensi :

1. Ciptakan lingkungan yang aman dan tenang.

R / Agar klien dapat nyaman dalam istirahatnya.

2. Berikan kompres dingin di aksila.

R/ Menurunkan suhu tubuh dan menberikan kenyamanan.

3. Berikan pakaian yang tipis.

R/ Untuk menyerap keringat.

4. Berikan penjelasan pentingnya istirahat yang cukup 6-8 jam untuk

menunjang proses penyembuhan.

R/ Memenuhi kebutuhan istirahat.

4. Diagnosa IV : Kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya sehubungan

dengan informasi tentang penyakitnya.

- Tujuan : - Ibu klien mengetahui penyakit yang diderita anaknya

- KH : - Ibu klien setidaknya mengetahui bagaimana memberikan

pertolongan pertama jika anaknya mengalami gejala-gejala

yang mengarah pada penyakit tersebut.

Intervensi :

1. Memberikan penjelasan kepada ibu tentang penyakit yang diderita

anaknya.

R / Agar mengetahui seberapa penting untuk mengurangi atau mencegah

penyakit pada anaknya.

2. Memberikan penjelasan tentang kebersihan lingkungan di luar dan

didalam rumah, cara membuang sampah dan membasmi jentik-jentik

nyamuk.

R/ Agar nyamuk tidak bersarang di sembarang tempat.

3. Anjurkan tidur pakai kelambu.

R/ Untuk mengurangi atau melindungi dari gigitan nyamuk.

4. Jelaskan cara meningkatkan daya tahan tubuh.

R/ Untuk mempertahankan daya tahan tubuh.

4). Pelaksanaan

Pelaksanaan adalah realita dari tindakan yang telah ditentukan dan diuraikan

sesuai dengan prioritas masalah.

Hal ini disesuaikan dengan kondisi, kebutuhan, sumber daya, fasilitas yang ada

pada saat dilakukan tindakan keperawatan.

Page 9: DHF laily

5). Evaluasi

Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan sebagai

pengukuran dari keberhasilan rencana tindakan keperawatan.

Evaluasi dikatakan berhasil jika pasien menunjukkan perubahan sesuai dengan

standar yang telah ditetapkan.

Hasil evaluasi dapat berupa :

a. Tujuan tercapai

Jika pasien menunjukkan perubahan sesuai dengan standart yang telah

ditetapkan.

b. Tujuan tercapai sebagian

Jika pasien menunjukkan perubahan sebagian dari standart dan kriteria yang

telah ditetapkan.

c. Tujuan tidak tercapai

Pasien tidak menunjukkan perubahan dan kemajuan sama sekali bahkan

timbul masalah baru.

DAFTAR PUSTAKA

Page 10: DHF laily

Arif Mansjoer. Dkk (2001). Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta, Media Aes CV

Laprus FKUI.

Marlyn E. Doenges, (2001)., Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta, EGC.

Nasrul Effendi (1995), Pengantar Proses Keperawatan, Jakarta, EGC.

Syaifudin (1997), Anatomi Fisiologi.

Sylfia A. Price (1995), Patofisiologi, Jakarta, EGC.

Page 11: DHF laily

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. I DENGAN DIAGNOSA

MEDIS PRE DAN POST MYOMA UTERI DI RUANG OK

RS. BHAYANGKARA SURABAYA

Oleh :

MURNIATI NINGSIH

04.112.032

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

2006