dengue haemorhagic fever.docx

Upload: agustriati-muniz

Post on 14-Jan-2016

254 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

ok

TRANSCRIPT

DENGUE HAEMORHAGIC FEVER (DHF)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DHF(DENGUE HAEMORHAGIC FEVER)

OLEH:NELLY SITANGGANGDP:Ns. FLORA SIJABAT,Skep

AKADEMI KEPERAWATANSARI MUTIARA,MEDAN2011/2012

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangSampai saat ini penyakit DHF masih menjadi masalah kesehatan masyarakat Indonesia. Angka kesakitan dan kematian DBD di berbagai Negara sangat bervariasi tergantung pada berbagai faktor, seperti: status kekebalan dari populasi, kepadatan Vektor dan frekuensi penularan (seringnya terjadi penular Venus Dengue), Prevalensi Serotype Virus Dengue dan keadaan cuaca. Penderita penyakit DHF jika tidak mendapat perawatan yang memadai dapat mengalami pendarahan yang hebat, syok dan dapat mengakibatkan kematian. Oleh karena itu semua kasus DHF sesuai dengan criteria WHO harus mendapat perawatan di tempat pelayanan kesehatan ataupun Rumah Sakit.Sebenarnya penyakit DHF dapat dicegah dengan menghindari gigitan nyamuk Aedes Aegypti atau Aedes Algopicna. Selain itu pencegahan dapat dilakukan dengan mengupayakan perbaikan lingkungan yaitu melenyapkan tempat bertelur dan beristirahatnya nyamuk, baik secara alami ataupun menggunakan insektisida.Banyak factor yang mempengaruhi kejadian penyakit DHF antara lain: factor hospes (host), lingkungan (environment) dan factor virus itu sendiri. Faktor hospes yaitu kerentanan (susceptibility) dan respon imun. Factor lingkungan (environment) yaitu kondisi geografis (ketinggian dari permukaan laut, curah hujan, angin, kelembaban, musim), kondisi demografis (kepadatan mobilitas, perilaku, adat istiadat, sosekonomi, penduduk), jenis dan kepadatan nyamuk sebagai penular penyakit.

B. Perumusan MasalahBerdasarkan latarbelakang yang telah diuraikan diatas,maka masalah yang akan dikaji adalah Asuhan keperawatan DHF yangterjadi pada anak-anak dan cara pencegahannya.

C. Tujuan Penelitian1. Untuk memahami konsep dsar mengenai DHF yang meliuti pengertian, etiologi,epidemologi, patofisiologi, manifestasi klinis serta penatalaksanaan dengan klien DHF.2.Untuk mengetahui diagnosa yang mungkin terjadi pada klien DHF.3. Untuk memahami pemberian asuhan keperawatan yang rasional pada kliendengan DHF berdasarkan diagnosa yang disusunD. Manfaat penelitian1. Bagi penelitiMemberikan informasi,pengalaman dan pengetahuan peneliti dalam melakukan penelitian.2. Bagi masyarakatUntuk menambah pengetahuan,khususnya ibu-ibu tentang penyakit DHF agar dapat dilakukan pencegahan pada anaknya

BAB IILANDASAN TEORITIS MEDISDENGUE HAEMORHAGIC FEVER (DHF)

1.1.PENGERTIANDengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (Christantie Efendy,1995 ).Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat pada anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam. DHF sejenis virus yang tergolong arbo virus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (betina) (Seoparman , 1990).DHF adalah demam khusus yang dibawa oleh aedes aegypty dan beberapa nyamuk lain yang menyebabkan terjadinya demam. Biasanya dengan cepat menyebar secara efidemik. (Sir,Patrick manson,2001).1.2.ETIOLOGIPenyakit demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini dapat menyerang semua orang dan dapat mengakibatkan kamatian, terutama pada anak serta sering menimbulkan wabah. Dalam siklus hidupnya, Aedes aegypti mengalami empat staduim yaitu telur, larva, pupa dan dewasa. Stadium telur, larva dan pupa hidup di dalam air tawar yang jernih serta tenang. Tempat perindukan nyamuk Aedes aegypti yaitu tempat dimana nyamuk Aedes aegypti meletakkan telurnya terdapat di dalam rumah (indoor) maupun diluar rumah (outdoor). Tempat perindukan yang ada di dalam rumah yang paling utama adalah tempat-tempat penampungan air. Sedangkan tempat perindukan yang ada di luar rumah (halaman) adalah kaleng bekas, botol, dll.Faktor-faktor risiko pada DHF (WHO,2004): Status imun setiap individuStrain/serotipe yang menginfeksi usia pasien.

1.3.PATOFISIOLOGIInfeksi virus dengue

Kompleks virus antibodiDepresi sumsun tulangAktivasi komplemenPerdarahan trombositopeniaPelepasan antihistaminPermeabilitas membran meningkatKebocoran plasmaHipokalemiRenjatan hipokalemia, hipotensiAsidosis metabolik(Suriadi, S.Kp, 2001; 58)Virus akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypty dan kemudian akan bereaksi dengan antibody dan terbentuklah kompleks virus-antibody. Dalam sirkulasi akan mengaktivasi system komplemen. Akibat aktivasi C3 dan C5 akan dilepas C3a dan C5a,dua peptida yang berdaya untuk melepaskan histamine dan merupakan mediator kuat sebagai factor meningkatnya permeabilitas dinding pembuluh darah dan menghilangkan plasma melalui endotel dinding itu.Terjadinya trobositopenia, menurunnya fungsi trombosit dan menurunnya faktor koagulasi (protombin dan fibrinogen) merupakan factor penyebab terjadinya perdarahan hebat , terutama perdarahan saluran gastrointestinal pada DHF.Yang menentukan beratnya penyakit adalah meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah , menurunnya volume plasma , terjadinya hipotensi , trombositopenia dan diathesis hemorrhagic , renjatan terjadi secara akut.Nilai hematokrit meningkat bersamaan dengan hilangnya plasma melalui endotel dinding pembuluh darah. Dan dengan hilangnya plasma klien mengalami hipovolemik. Apabila tidak diatasi bisa terjadi anoxia jaringan, acidosis metabolic dan kematian.1.4.TANDA DAN GEJALA

Demam tinggi selama 5 7 hariMual, muntah, tidak ada nafsu makan, diare, konstipasi.Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit, ptechie, echymosis, hematoma.Epistaksis, hematemisis, melena, hematuri.Nyeri otot, tulang sendi, abdoment, dan ulu hati.Sakit kepala.Pembengkakan sekitar mata.Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening.Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darahmenurun, gelisah, capillary refill lebih dari dua detik, nadi cepat dan lemah).1.5.KLASIFIKASIa.Kriteria klinis DHF menurut WHO 1986:Demam akut, yang tetap tinggi selama 2 7 hari kemudian turun secara lisis. Demam disertai gejala yang tidak spesifik mis: anoreksia, malaise, nyeri pada punggung, tulang persendian dan kepalaManifestasi pendarahan mis: uji torniket (+), petekie, ekimosis, epitaksis, pendarahan gusi, hematemesis, melenaPembesaran hati dan nyeri tekan pada ikterusDengan / tanpa renjatanrenjatan yang terjadi pada saat demam biasanya mempunyai prognosis yang burukKenaikan nilai hemotokrit (hemokosenirasi) sedicirnya 20%.(Arief Mansjoer, dkk, 2001; 429)b.Derajat beratnya DHF secara klinis dibagi sebagai berikut:Derajat I (ringan) terdapat demam mendadak selama 2 7 hari disertai gejala klinis lain dengan manifestasi pendarahan teringan yang uji turniket (+) (cara uji turniket ialah pasang manset tensimeter pada elngan atas dan pompa sampai air raksa mencapai pertengahan tekanan sistolik dan diastolik, biarkan selama 5 menit. Bila setelah manset dibuka terdapat lebih dari 20 petekia pada daerah lengan bawah dengan diameter 2,8 cm dinyatakan positif)Derejat II (sedang) ditemukan pendarahan akut dan manifestasi pendarahan lainDerajat III ditemukan tanda-tanda renjatanDerajat IV terdapat dengue shock syndrome dengan nadi dan TD yang tidak terukur(Ngastiyah, 2005; 343)

1.6.PENATALAKSANAAN1.DBD tanpa renjatan :a.Tirah baringb.Makanan lunak ditambah banyak minum 1,5-2 Ltr dalam 24 jamc.Medika mentosa yang bersifat symptomatis, kompres dingin + alkohol 70%d.Antibiotik (jika terjadi infeksi sekunder)e.Antikejang2.DBD dengan tanda renjatan :a.Pemasangan infus : RL 10-20 ml/Kg kurang dari 20 menit, diulangi jika perlu. Jika membaik diganti menjadi 10 ml/Kg per jam. Jika tidak membaik diberikan O2dan segera cek Ht. Jika Ht meninggi berikan cairan plasma 20-30ml/Kg kemudian 10-20ml/Kg per jam membaik dan vital sign sudah mulai teraba.b.Transfusi darah pada Pasien dengan pendarahan gastrointestinal.c.Observasi keadaan umum : nadi, TD, suhu dan pernafasan tiap jamd.Pada pasien dengan renjatan berat dan berulang perlu dirawat di ruang ICU dan dipasang Central venous pressure (CVP) untuk mengukur vena sentral.

1.7.KOMPLIKASIAdapun komplikasi dari penyakit demam berdarah diantaranya :a. Perdarahan luas.b. Shock atau renjatan.c. Effuse pleurad. Penurunan kesadaran

BAB IIILANDASAN TEORITIS KEPERATANDENGUE HAEMORHAGIC FEVER (DHF)

2.1. PENGKAJIAN2.1.1. ANAMNESE a)Identitas b)Keluhan utama c)Riwayat penyakit sekarang d)Riwayat penyakit terdahulu e)Riwayat penyakit keluarga f)Riwayat psikososial(lihat pada format pengkajian)2.1.2. PEMERIKSAAN FISIKTenggorokanGastrointestinal-Mual-MuntahDenyut jantungKonjungtivaKelenjar limfeKulitPada hari apakah ada nyeri tekan di epigastrium

2.1.3. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIKc.Pemeriksaan darahPada DHF terdapat trombositopenia dan hemokosentrasi (kenaikan nilai hemotokrit). Masa pembekuan masih normal, masa pendarahan biasanya memanjang. Pada pemeriksaan kimia adalah tampak SGOT, SGPT, mungkin meningkat.d.Air seniMungkin ditemukan albuminuria ringan.e.Uji serologiUji serologi memakai serum ganda, yaitu serum yang diambil pada masa akut dan konvateran yaitu uji peningkatan komplemen (PK) uji netralisasi (NI) dan uji dengue blat. Pada uji ini dicari kenaikan antibodi anti dengue sebanyak minimal 4 kaliUji serologi memakai serum tunggal, yaitu uji dengue blot yang mengukur antibodi antidengue tanpa memandang kelas antibosinya. Uji Ig M anti dengue yang mengukur hanya antibodi antidengue dari kelasIg M. Pada uji ini yang dicari adalah ada tidaknya / antibodi antidenguef.Isolasi virusYang diperiksa adalah darah pasien dan jaringan.

2.2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.Hipertermi B/D proses infeksi, virus Dengue2.Kekurangan volume cairan B/D peningkatan permeabilitas kapiler,muntah dan demam.3.Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan yang menurun.4.Kurang pengetahuan keluarga tentang proses penyakit B/D kurangnya informasi.

2.3. PERENNCANAAN

1.Hipertermi B/D proses infeksi, virus DengueTujuan: Hipertermi dapat teratasi.Kriteria hasil: Suhu tubuh kembali normal.intervensi :

Intervensirasional

Beri komres air kran

Berika / anjurkan pasien untuk banyak minum 1500-2000 cc/hari ( sesuai toleransi )

Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang tipis dan mudah menyerap keringat

Observasi intake dan output, tanda vital ( suhu, nadi, tekanan darah ) tiap 3 jam sekali atau lebih sering.

Kolaborasi : pemberian cairan intravena dan pemberian obat sesuai program.

Kompres dingin akan terjadi pemindahan panas secara konduksi

Untuk mengganti cairan tubuh yang hilang akibat evaporasi.

Memberikan rasa nyaman dan pakaian yang tipis mudah menyerap keringat dan tidak merangsang peningkatan suhu tubuh.

Mendeteksi dini kekurangan cairan serta mengetahui keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh. Tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien.

Pemberian cairan sangat penting bagi pasien dengan suhu tubuh yang tinggi. Obat khususnyauntuk menurunkan suhu tubuh pasien.

2.Kekurangan volume cairan B/D peningkatan permeabilitas kapiler,muntah dan demam.Tujuan: Tidak terjadi devisit voume cairanKriteria: Input dan output seimbangVital sign dalam batas normalTidak ada tanda presyokAkral hangatIntervensirasional

a.Awasi vital sign tiap 3 jam/lebih sering

b.Observasi intake dan output. Catat warna urine / konsentrasi

c.Anjurkan untuk minum 1500-2000 ml /hari ( sesuai toleransi)

d.Kolaborasi : Pemberian cairan intravena

Rasional : Vital sign membantu mengidentifikasi fluktuasi cairan intravaskulerRasional : Penurunan haluaran urine pekat dengan peningkatan BJ diduga dehidrasi.

Rasional : Untuk memenuhi kabutuhan cairan tubuh peroral

Rasional : Dapat meningkatkan jumlah cairan tubuh, untuk mencegah terjadinya hipovolemic syok.

3.Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan yang menurun.Tujuan: Tidak terjadi gangguan kebutuhan nutrisiKriteria: Tidak ada tanda-tanda malnutrisiMenunjukkan berat badan yang seimbang.

Intervensirasional

a.Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang disukaib.Observasi dan catat masukan makanan pasien

c.Timbang BB tiap hari (bila memungkinkan )d.Berikan makanan sedikit namun sering dan atau makan diantara waktu makane.Berikan dan Bantu oral hygiene.f.Hindari makanan yang merangsang dan mengandung gas.Rasional: Mengidentifikasi defisiensi, menduga kemungkinan intervensiRasional: Mengawasi masukan kalori/kualitas kekurangan konsumsi makananRasional: Mengawasi penurunan BB / mengawasi efektifitas intervensi.Rasional: Makanan sedikit dapat menurunkan kelemahan dan meningkatkan masukan juga mencegah distensi gaster.Rasional: Meningkatkan nafsu makan dan masukan peroralRasional: Menurunkan distensi dan iritasi gaster.

4.Kurang pengetahuan keluarga tentang proses penyakit B/D kurangnya informasi.Tujuan : Pengetahuan keluarga tentang proses penyakit meningkat.Kriteria hasil: Klien mengerti tentang proses penyakit DHF.Intervensi :Intervenirasional

-Kaji tingkat pendidikan pasien.

-Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang proses penyakit DHF melalui penkes.

-Beri kesempatan pada keluarga untuk bertanya yang belum di mengerti atau di ketahuinya.

-Libatkan keluarga dalam setiap tindakan yang dilakukan pada klien.

R/untuk mengetahui seberapa besar pengetahuan pasien tentang penyakit yang dialaminya

R/berikan penke kepada keluarga pasien tentang penyakit yang dialami pasien

R/untuk menambah pengetahuan keluarga tentang penyakit pasien

R/memberitahu kepada pasien tentang tindakan yang dilakukan oleh perawat

BAB IVTINJAUAN KASUS3.1Pengkajian3.1.2Identitas anakNama:Anak ke:Jenis kelamin: laki-lakiUmur: 12 tahunTempat lahir: Medan,22 september 2000Tgl masuk RS: 4 juli 2012Tgl pengkajian: 5 juli 2012Diagnos medis: DHF3.1.2 Identitasorang tuaNama ayah/ibu: Hn/Scumur: 42 thn/36 thnpekerjaan: wiraswata/IRTPendidikan terahir: SMA/SMASuku/bangsa: jawa/IndonesiaAlamat:jl.tuasan n0.101,medan3.1.3 Kedudukan anak dalam keluarga dan kedudukan anak sekarangKehamilanAbortusLahir matiLahir hidupJenis kelaminKeadaan sekarang

SakitMatiSebab mati

123---------PerempuanLaki-lakiLaki-laki-Sakit-------

3.1.4 Alasan di rawat1.keluhan utama:demam naik turun2.penyebab: virus3.resume: orang tua klien mengatakan demam naik turun selama 2 hari disertaidengan batuk dan lemas.3.1.5 Genogram

Keterangan:= Laki-laki=perempuan=klien/laki-laki

3.1.6 Riwayat masa lampau1.Riwayat yang pernah diderita: tidak ada riwayat penyakit yang diderita2.Alergi: Tidak ada riwayat alergi3.Kecelakaan: Tidak pernah mengalami kecelakaan4.Imunisasi: lengkap5.Tindakan yang di lakukan: Tidak ada tindakan yang dilakukan6.Pernah di rawat: Tidak pernah di rawat di RS ( tetapi berobat kedokter)7.Lama di rawat: Tidak ada dirawat3.1.7Riwayat sosial1.Yang mengasuh: Ayah dan ibu2.Hubungan dengan keluarga: Harmonis3.Hubungan dgn teman sebaya: Tidak pernah berhubungan dgn sebayanya4.Hubungan dgn ayah: Baik5.Hubungan dgn ibu: Baik6.Tingkah laku anak di RS : pendiam7.Lingkungan rumah: rumah jauh dari tempat pembuangan sampah,dan jauh dari jalan raya.3.1.8 Riwayat kesehatan keluarga1.Orang tua: Sehat2.Saudara kandung: sehat3.Penyakit keturunan: Tidak ada penyakit keturunan4.Anggota yang meninggal: Tidak ada anggota keluarga yang meninggal

3.1.9 Pola kebiasaan sehari-hariKebutuhan dasarNOJenis kebutuhanSebelum masuk RSSetelah masuk RS

1NUTRISIa.Makanan yang di sukaib.Makanan yang tidak di sukaic.Makanan pantangand.Nafsu makan

e.Porsi makan yg di habiskanf.Alat makan yang di pakaibaksoTidak ada

Tidak adaBaik

habis

Pakai sendokMIITidak ada

Tidak adaSelera makan kurang

Porsi makan habis 1porsi

Pakai sendok

2MINUMANa.Jumlah minuman dalam seharib.Minuman kesukaan

c.Hal-hal yang menghambat dalam pemenuhan cairan1700cc/hari

Jus terong blanda

Tidak ada1000cc/hari

Tidak ada

Anakmual

3POLA TIDURa.Tidur siangb.Tidur malamc.Kebiasaan tidur1-2 Jam1-8jam1-3 jam1-6 jam

4KEBERSIHAN DIRIa.MandiMandi ..x/hari

Peralatan mandi yang di pakaiDi bantu oleh /mandiri

b.RambutCuci rambutPakai shampooc.Sikat gigiBerapa x/hariMemakai odold.Mengganti pakaianBarapa kali /hari

2x/hari

Sabun

Mandi sendiri

1x/hariSampo

3x sehariya

2x/hari (pakaian)

1x/hari (hanya di lap)

Sabun

Di bantu oleh ibu&saudara

Tidak adaTidak pakai sampo

Tidak adaTidak ada

1x/hari

5ELIMINASIA.BAB.x/hari

WarnaKonsistensiBau

B.BAK.x/hariWarna bakbau

1-2x sehari

Kuning pekatLembekBau khas

3x sehariKuning jernihBau khas

1x sehari

KuningpadatBau khas

2-3x/hariKuning jernihBau khas

6POLA AKTIVITASA BERMAINBermain dengan temanTidak ada permainan berhubung karena kondisi di rumah sakit

7PSIKOLOGI PERKEMBANGAN(D.D.S.T)Motorik halus

Motorik kasar

Social

Bahasa

Berjalan dan melakukan aktivitas

Bermain bola dengan teman sebaya

Emosi positif(,marah,menangis)

Sempurna dalam berbahasa

Menggerakkan tangan dan kaki dan kadang duduk

Meringis kesakitan saat obat akan diinjeksikan

-

-

8PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG KESEHATANMasih minimMasih minim

9KEADAAN SAAT INIDiagnosa medisStatus nutrisiStatus cairanStatus kebersihan

DHFcukupcukupBersih

10

DATA PENUNJANG DIAGNOSTIKLaboratorium

RadiologiDll

Ht 33,5Trombo 70.000Leuko 4100PLT 33Dilakukan pemeriksaan darah rutinTidak dilakukan foto

11TERAPI/OBAT-OBATANPemberian cairan infuse RL 20gtt/iv(mac),cefotaxim 1gr/12jam,ranitidin A/8 jam,norages A/prn.

3.1.10 Pemeriksaan fisikPemeriksaan umum1.TB/BB: 142cm/38kg2.KEPALAa.Bentuk: Simetris,b.Rambut: Hitam3.MATAa.Pupil: normalb.Sclera: tidak ada ikterusc.konjungtiva: pucatd.ketajaman penglihatan:baike.reflex cahaya:adaf.pemakaian alat bantu: tidak ada

4.HIDUNGa.Polip: tidak adab.Perdarahan: tidak adac.Penciuman: baikd.Peradangan: tidak ada5.MULUTa.Mukosa gigi: baikb.Bau: tidak bauc.Peradangan: tidak adad.Gigi: masih dalam pertumbuhane.Perdarahan: tidak adaf.Kebersihan: bersihg.Fungsi pengecapan: baikh.Kemampuan menelan: baik

6.GIGIa.Jumlah: 24 (12 bawah,12 atas)b.Gigi berlubang: tidak adac.Carries: tidak ada7.TONSILa.Peradangan: tidak ada peradanganb.Lidah: tidak ada stomatitisc.Bibir: kering8.TELINGAa.Serumen: tidak ada serumenb.Cairan: tidak adac.Peradangan: tidak ada9.JANTUNGa.Bunyi jantung: Duplupb.Irama jantung: teraturc.Nyeri dada: tidak ada10.LEHERa.Kelenjar getah bening: tidak ada pembengkakanb.Kelenjar tiroid: tidak ada pembengkakanc.Vena jugularis: tidak ada masalah11.PARU-PARUa.Bentuk paru: simetrisb.Bunyi napas: vesikulerc.Irama pernafasan: teraturd.Kembangkan: -12.ABDOMENa.Inspeksi: simetrisb.Palpasi: ada pembengkakan ( perut kembung)c.Perkusi: pekad.Auskultasi: peristaltic meningkat13.GENITALIA: Bersih14.KULIT: Tidak ada kelainan,jika di tekankembali dengan cepat15.EKSTREMITASa.Bentuk kekuatan: normalb.Rentang gerak: normalc.Reflex: normal

16.TANDA-TANDA VITALSuhu: 38,50cPols:84x/iRR:28x/iTekanan darah:110/60mmHg

17.KEPANDAIAN ANAK SEKARANGIkut dalam persatuan sepak bola disekolahnya.18.TINGKAT KESADARANCompos medis19.KEADAAN UMUMLemahSesak

3.1.11 Analisa DataNoDataEtiologiMasalah

1.DS: *klienmengatakan demam.DO :*suhu tubuh klien= 38,50c

Suhu tubuh naik turunhipertermi

2

3DS :* klien mengatakan klien kurang selera makan karena selalumual jika makan.DO:*makanan yang disediakan tidak habis*keadaan umum klien lemah.DS:*klien mengatakan pahit jika minum dan mualDO:*minuman yang disediakan hanya dihabiskan sedikitMual

Minum tersa pahit dan mualGangguan kebutuhan nutrisi

Gangguan kebutuhan cairan

3.2Diagnosa KeperawatanNoDiagnosa KeperawatanTanggalDitemukanTanggal Teratasi

1Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan sekunder terhadap diare.4 juli 2012Belum teratasi

2Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d mual4 juli 2012Belum teratasi

3Hipertermi B/D proses infeksi, virus Dengue

5 julii 2012Belum teratasi

3.3Asuhan KeperawatanNoDiagnosa keperawatanRencana keperawatanParaf

TujuanIntervensiRasional

1.-Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan sekunder terhadap diare.kebutuhan cairan adekuat

a)Awasi vital sign tiap 3 jam/lebih sering

b)Observasi intake dan output. Catat warna urine / konsentrasic)Anjurkan untuk minum 1500-2000 ml /hari ( sesuai toleransi)

d)Kolaborasi : Pemberian cairan intravena

Rasional: Vital sign membantu mengidentifikasi fluktuasi cairan intravaskulerRasional: Penurunan haluaran urine pekat dengan peningkatan BJ diduga dehidrasi.Rasional: Untuk memenuhi kabutuhan cairan tubuh peroral

Rasional: Dapat meningkatkan jumlah cairan tubuh, untuk mencegah terjadinya hipovolemic syok.

2

Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/dmual- Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi teratasia)Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang disukaib)Observasi dan catat masukan makanan pasien

c)Timbang BB tiap hari (bila memungkinkan )

d)Berikan makanan sedikit namun sering dan atau makan diantara waktu makan

e)Berikan dan Bantu oral hygiene.

f)Hindari makanan yang merangsang dan mengandung gas.Rasional: Mengidentifikasi defisiensi, menduga kemungkinan intervensiRasional: Mengawasi masukan kalori/kualitas kekurangan konsumsi makananRasional: Mengawasi penurunan BB / mengawasi efektifitas intervensi.Rasional: Makanan sedikit dapat menurunkan kelemahan dan meningkatkan masukan juga mencegah distensi gaster.Rasional: Meningkatkan nafsu makan dan masukan peroralRasional: Menurunkan distensi dan iritasi gaster.

3Hipertermi B/D proses infeksi, virus Dengue

Suhu tubuh normal

Beri komres air kran

Berika / anjurkan pasien untuk banyak minum 1500-2000 cc/hari ( sesuai toleransi )

Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang tipis dan mudah menyerap keringat

Observasi intake dan output, tanda vital ( suhu, nadi, tekanan darah ) tiap 3 jam sekali atau lebih sering.

Kolaborasi : pemberian cairan intravena dan pemberian obat sesuai program.

Kompres dingin akan terjadi pemindahan panas secara konduksi

Untuk mengganti cairan tubuh yang hilang akibat evaporasi.

Memberikan rasa nyaman dan pakaian yang tipis mudah menyerap keringat dan tidak merangsang peningkatan suhu tubuh.

Mendeteksi dini kekurangan cairan serta mengetahui keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh. Tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien.Pemberian cairan sangat penting bagi pasien dengan suhu tubuh yang tinggi. Obat khususnyauntuk menurunkan suhu tubuh pasien.

3.4Implementasi / PelaksanaanNoJamPelaksanaanEvaluasiParaf

1

2

3

4

09.00 WIB(4juli 2012)

09.00WIB

14.00WIB

5 juli 2012

09.00wibMemberitahukanmasukancairansetiap hariminimal 1500cc/hari dan pemberian kompres

Kolaborasi dengan pemberian cairan secara IV.

Menimbang berat badan klien danmengkaji factorpenyebab gangguanpemenuhan nutrisi.

Memberikan dietdalam kondisi hangat dan porsi kecil tapi sering& Kolaborasi dengan tim gizi dalam penentuan diet klien.

S:- kliendemamO: -klien tampak lemahA: masalah belum teratasiP: intervensi di lanjutkan

S: Ibu Klien berkata klien masih demam.O:suhu tubuh klien 38,50CA: masalah belum teratasiP :intervensi di lanjutkan.

S :klien tidak nafsu makan karena mual.O: klien lemahA:masalah belum teratasiP: intervensi di lanjutkan.

S :klien berkatatidak nafsu makan.O :nafsu makan klien berkurangA :masalah belum teratasiP :intervensi dilanjutkan.

PEMBAHASAN

Setelah saya selesai melakukan dan menetapkanAsuhan Keperawatan Pada klien a/nByDengankasus DHFdi Aster5RS SARI MUTIARA Medan, yang diobservasi selama 2 hari, maka saya akan membahas beberapa hal yang mendorong atau menghambat atau mencapai tujuan yang harus diterapkan serta ada atau tidaknya kesenjangan yang dijumpai pada asuhan keperawatan secara konsep teori dengan kasus.Dalam hal ini saya akan membahas melalui tahapan-tahapan proses perawatan yang penulis lakukan.4.1.Tahap PengkajianSelama melakukan pengkajian atau wawancara dengan keluarga/pasien, saya tidak menemukan kesalahan ataupun hambatan-hambatan karenakeluarga maupun klien dapat diajak komunikasi dalam mengungkapkan keluhan-keluhan yang dirasakan pasien.Pengkajian yang dilakukan pada klien a/nBydenganDHFadalah : klien datang dengan keluhan lemas, mual, demam2 hari sebelum di bawa ke rumah sakit. Tanda tanda vital klien RR :26x/menit, HR :78x/menit, Temp : 38,5OC.Kesenjangan yang diperoleh antara teori tentang pengkajian dengan pengkajian yang saya lakukanpada klien tidak terdapat perbedaan. Setiap keluhan yang dirasakan klien terdapat pada pengkajian yang ada di teori, termasuk tanda-tanda vital dan pemeriksaan fisik yang secara langsung saya lakukan.

4.2. Tahap Diagnosa KeperawatanDiagnosa keperawatan yang dijumpai pada pasien denganDHFsecara teori ada beberapa diagnosa yaitu :1.Hipertermi B/D proses infeksi, virus Dengue2.Kekurangan volume cairan B/D peningkatan permeabilitas kapiler,muntah dan demam.3.Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan yang menurun.4.Kurang pengetahuan keluarga tentang proses penyakit B/D kurangnya informasi.Sedangkan diagnosa keperawatan yang kelompok temukan pada klien a/n N sebagai berikut:1.Hipertermi B/D proses infeksi, virus Dengue2.Kekurangan volume cairan B/D peningkatan permeabilitas kapiler,muntah dan demam.3.Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan yang menurun.Diagnosa keperawatanyang ditemukan pada klienN,ada3diagnosa keperawatansedangkan didalam teori terdapat 4 diagnosa keperawatan. Diagnosa yang tidak di temukan oleh kelompok sesuai denganteoriadalah:1.Kurang pengetahuan keluarga tentang proses penyakit B/D kurangnya informasi.4.3 Tahap Rencana Tindakan KeperawatanPada tahap perencanaan intervensi, diagnosa yang ditemukan pada kasus seluruhnya di laksanakan olehperawat.4.4 Tahap ImplementasiPada tahap pelaksanaan perawat melaksanakan tindakan keperawatan sesuai rencana yang telah disusun untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Selama pelaksanaan penulismenemukan beberapa faktor pendukung dalam pelaksanaan tindakan keperawatan yaitu adanya kerja sama keluarga dalam menerapkan tindakan keperawatan,kerjasama seluruh anggota kelompok dan kerja sama antara kelompok dengan perawat ruangan dalam melanjutkan perawatan pada pasien dan tidak ada factor pennghambat.4.5Tahap EvaluasiSetelahpenulismelakukan perawatan selama2hari,masalah yang ditemukan pada kasusseluruhnyabelum teratasi.Kelompok menemukan pada kasus3masalah keperawatanyaitu kekurangan volume cairan belum teratasi,pemenuhan kebutuhan nutrisi juga belum teratasi karena porsi yang di berikan belum dapat dihabiskan, hipertermi karena pasien kadang masih demam. Setelah hari ke 2 klien masih dirawat diruang Aster 5 sehingga eveluasi seluruh masalah yang belum teratasi masih dilakukan perawatan.BAB VPENUTUP5.1.KESIMPULANDengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat pada anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam. DHF sejenis virus yang tergolong arbo virus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (betina).Penyakit demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini dapat menyerang semua orang dan dapat mengakibatkan kamatian.5.2.SARANUntuk mencegah agar tidak terjadinya penyakit DHF terutama pada anak dapat dilakukan hal berikut:Mengusahakan pemberantasan vektor dipusat daerah penyebaran yaitu : Sekolah, RS, termasuk pula daerah penyangga sekitarnya.Mengusahakan pemberantasan vektor di sebuah daerah berpotensi penularan tinggi.Ada 2 macam pemberantasan vektor antara lain :Menggunakan insektisidayang lazim digunakan Malathion untuk membunuh nyamuk dewasa dan themepos (abate) untuk membunuh jentik.Cara penggunaan Malathion ialah dengan pengasapan atau pengabotan (fogging).Tanpa insektisidaa.Menguras bak mandi dan tempat penampungan air minimal 1 kali seminggu (perkembangan telur nyamuk lamanya 7-10 hari)b.Menutup tempat penampungan air rapat-rapatc.Mengubur barang-barang bekas yang dapat memberi tempat atau memungkinkan nyamuk bersarang.

DAFTAR PUSTAKA

Effendi, Christantie, S.Kp, 1995. Perawataan pasien DHF. Jakarta : EGCStaf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI.1985.Buku Kuliah 2 Kesehatan Anak.Jakarta:Infomedika.Soegijanto, S. (2004).Demam Berdarah Dengue. Surabaya :Airlangga University Press.Doenges E. Marilynn, 1999,Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.Suriadi, 2001,Pengkajian Keperawatan Pada Anak, Edisi 1, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.http:\\www.google.com