demam

12
Demam TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Demam Demam (fever, febris) adalah kenaikan suhu tubuh di atas variasi sirkadian yang normal sebagai akibat dari perubahan pusat termoregulasi yang terletak dalam hipotalamus anterior. Suhu tubuh normal dapat dipertahankan, ada perubahan suhulingkungan, karena adanya kemampuan pada pusat termoregulasi untuk mengatur keseimbangan antara panas yang diproduksi oleh jaringan, khususnya oleh otot dan hati, dengan panas yang hilang terjadi peningkatan suhu dalam tubuh. Suhu oral normal adalah 35,8°C-37,3°C (96,5°- 99,2°F). Suhu rektal lebih tinggi sekitar 0,3–0,5°C (0,5°-1°F). (Juliana, 2008) B. Termoregulasi Saat Demam Bila demam timbul, maka mekanisme termoregulasinya mempertahankan suhu badan lebih tinggi dari normal, seolah-olah thermostat disetel ulang ke titik baru diatas 37°C. Kemudian reseptor suhu akan memberikan isyarat bahwa suhu tubuh sebenarnya berada dibawah set point dan akan mengaktifkan mekanisme peningkatan suhu sehingga terjadi demam. Suhu tubuh pada manusia adalah hasil akhir dari produksi panas oleh proses metabolik atau aktivitas obat dan kehilangan panas, dihantar oleh aliran darah ke struktur subkutan dan kutan, dan disebarkan oleh keringat. (Guyton, 2008) C. Organ Termoregulator

Upload: gatria-sonia

Post on 13-Jul-2016

12 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

review

TRANSCRIPT

Page 1: Demam

Demam

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Demam

Demam (fever, febris) adalah kenaikan suhu tubuh di atas variasi sirkadian yang

normal sebagai akibat dari perubahan pusat termoregulasi yang terletak dalam

hipotalamus anterior. Suhu tubuh normal dapat dipertahankan, ada perubahan

suhulingkungan, karena adanya kemampuan pada pusat termoregulasi untuk mengatur

keseimbangan antara panas yang diproduksi oleh jaringan, khususnya oleh otot dan

hati, dengan panas yang hilang terjadi peningkatan suhu dalam tubuh. Suhu oral

normal adalah 35,8°C-37,3°C (96,5°- 99,2°F). Suhu rektal lebih tinggi sekitar 0,3–

0,5°C (0,5°-1°F). (Juliana, 2008)

B. Termoregulasi Saat Demam

Bila demam timbul, maka mekanisme termoregulasinya mempertahankan suhu

badan lebih tinggi dari normal, seolah-olah thermostat disetel ulang ke titik baru

diatas 37°C. Kemudian reseptor suhu akan memberikan isyarat bahwa suhu tubuh

sebenarnya berada dibawah set point dan akan mengaktifkan mekanisme peningkatan

suhu sehingga terjadi demam. Suhu tubuh pada manusia adalah hasil akhir dari

produksi panas oleh proses metabolik atau aktivitas obat dan kehilangan panas,

dihantar oleh aliran darah ke struktur subkutan dan kutan, dan disebarkan oleh

keringat. (Guyton, 2008)

C. Organ Termoregulator

Suhu tubuh dikendalikan oleh hipotalamus. Neuron-neuron pada hipotalamus

anterior praoptik dan hipotalamus posterior menerima dua jenis sinyal, satu dari saraf

perifer yang mencerminkan reseptor-reseptor untuk hangat dan dingin dan lainnya

dari temperatur darah yang membasahi daerah ini. Kedua sinyal ini diintegrasikan

oleh pusat termoregulasi hipotalamus untuk mempertahankan temperatur normal.

(Juliana, 2008)

Pirogen merupakan substansi yang menyebabkan demam dan berasal baik dari

eksogen maupun endogen. Pirogen eksogen berasal dari luar hospes, sementara

pirogen endogen diproduksi oleh hospes, pirogen umumnya sebagai reseptor terhadap

stimulan awal yang biasanya timbul oleh karena infeksi atau inflamasi. Pirogen

Page 2: Demam

endogen yang dihasilkan baik secara sistemis atau lokal, berhasil memasuki sirkulasi

dan menyebabkan demam pada tingkat pusat termoregulasi di hipotalamus. (Juliana,

2008)

D. Mekanisme Demam

Demam disebabkan oleh zat toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu,

penyakit-penyakit bakteri, tumor otak, atau dehidrasi. Banyak hasil pemecahan

protein dan zat-zat tertentu seperti toksin lipopolisakarida yang disekresi oleh bakteri

yang dapat menyebabkan titik setel termostat hipotalamus meningkat. Zat yang

menyebabkan efek ini dinamakan pirogen. (Guyton, 2008)

Banyak agen yang menghasilkan demam pada manusia yang telah terbukti

merangsang produksi pirogen endogen oleh leukosit-leukosit manusia in vitro.Seluruh

substansi di atas menyebabkan sel-sel fagosit mononuklear-monosit, makrofag

jaringan, atau sel Kupffer-membuat pirogen endogen. (EP= endogenous pyrogen)

adalah suatu protein kecil (berat molekul 20.000) yang mirip interleukin 1, yang

merupakan suatu mediator proses imun antar sel yang penting. Pirogen endogen telah

diisolasi dari netrofil, eosinofil, monosit, sel Kupffer, makrofag alveoli dan sinovium.

Pirogen endogen menginduksi demam melalui pengaruh pada area preoptik di

hipotalamus anterior. (Juliana, 2008)

Pirogen endogen meningkatkan titik patokan termostat hipotalamus selama

demam dengan memicu pengeluaran lokal prostaglandin, yaitu zat perantara kimiawi

lokal yang bekerja langsung di hipotalamus. Hipotalamus kemudian mempertahankan

suhu di titik patokan baru bukan di suhu tubuh yang normal. Menggigil ditimbulkan

agar dengan cepat meningkatkan produksi panas (Sherwood, 2001).

e-Fase Demam

Fase-fase demam terbagi menjadi:

1. Fase Awal (Awitan)

a. Peningkatan denyut jantung

b. Peningkatan laju dan kedalaman pernapasan

Page 3: Demam

c. Menggigil akibat tegangan dan kontraksi otot

d. Kulit pucat dan dingin karena vasokonstriksi

e. Adanya sensasi dingin

f. Dasar kuku mengalami sianosis karena vasokontriksi

g. Rambut kulit berdiri

h. Peningkatan suhu tubuh

2. Fase Demam

a. Menggigil sudah lenyap

b. Tubuh terasa hangat dan panas

c. Merasa tidak panas atau dingin

d. Peningkatan nadi dan laju pernapasan

e. Dehidrasi ringan hingga berat

f. Hilang nafsu makan (demam memanjang)

g. Kelemahan, keletihan, dan nyeri ringan pada otot akibat katabolisme protein.

3. Fase Pemulihan

a. Kulit tampak merah dan hangat

b. Berkeringat

c. Menggigil ringan

d. Kemungkinan mengalami dehidrasi

(Mims, 2001)

Page 4: Demam

F. Tipe dan Jenis Demam

Beberapa tipe demam yang mungkin dijumpai antara lain:

1. Demam septik

Pada tipe demam septik, suhu badan berangsur naik ke tingkat yang tinggi

sekali pada malam hari dan turun kembali ke tingkat di atas normal pada pagi

hari. Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat. Bila demam yang tinggi

tersebut turun ke tingkat yang normal dinamakan juga demam hektik.

2. Demam remiten

Pada tipe demam remiten, suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak

pernah mencapai suhu badan normal. Perbedaan suhu yang mungkin tercatat

dapat mencapai dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat pada

demam septik.

3. Demam intermiten

Pada tipe demam intermiten, suhu badan turun ke tingkat yang normal selama

beberapa jam dalam satu hari. Bila demam seperti ini terjadi setiap dua hari sekali

disebut tersiana dan bila terjadi dua hari bebas demam di antara dua serangan

demam disebut kuartana.

4. Demam kontinyu

Pada tipe demam kontinyu variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari

satu derajat. Pada tingkat demam yang terus menerus tinggi sekali disebut

hiperpireksia.

5. Demam siklik

Pada tipe demam siklik terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari

yang diikuti oleh periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian

diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula.

(Nelwan, 2007)

Jenis-jenis demam terdiri dari:

1. Demam Fisiologi, demam ini cenderung normal dan sebagai penyesuaian terhadap

fisiologis tubuh, misalnya pada orang yang mengalami dehidrasi dan tingginya

aktivitas tubuh (olahraga). (Sherwood, 2001)

Page 5: Demam

2. Demam Patologis, demam ini tidak lagi dikatakan sebagai demam yang normal.

Demam yang terjadi sebagai tanda dari suatu penyakit. Demam patologis terbagi

lagi menjadi dua sebagai berikut:

a. Demam Infeksi yang suhunya bisa mencapai lebih dari 38°C. Penyebabnya

beragam, yakni infeksi virus (flu, cacar, campak, SARS, flu burung, dan lain-

lain), jamur, dan bakteri (tifus, radang tenggorokan, dan lain-lain).

b. Demam Non Infeksi, seperti kanker, tumor, atau adanya penyakit autoimun

seseorang (rematik, lupus, dan lain-lain).

(Samuelson, 2007)

G. Penyebab Demam

Secara umum, penyebab demam adalah adanya infeksi. Akan tetapi, demam

mempunyai daftar penyebab lain yang cukup panjang, termasuk racun, kanker,

penyakit autoimun, dan lain-lain. Berikut sebagian kecil contoh penyebab demam:

a. Adanya infeksi seperti saluran kemih (sering buang air besar atau kecil disertai rasa

pegal), infeksi streptokokus pada tenggorokan, dan abses gigi.

b. Infeksi mononukleosis disertai pegal.

c. Kelelahan karena perubahan suhu lingkungan yang terlalu panas.

(Mims, 2001)

H. Penatalaksanaan

1. Kompres hangat

Kompres dapat menyebabkan vasodilatasi perifer, sehingga panas tubuh dapat

keluar melalui pori-pori kulit, baik dalam bentuk uap maupun keringat. Adanya

pengeluaran panas ini diharapkan suhu tubuh dapat diminimalisir. (Davis dan

Phair, 2004)

2. Terapi Antimikroba

Page 6: Demam

Pasien-pasien yang mempunyai gejala klinis infeksi dapat dimulai dengan terapi

antibiotik. Antibiotik spectrum luas juga diindikasikan pada pasien demam dengan

potensi infeksi serius, sebelum bukti infeksius didokumentasikan.(Tierney, 2002)

3. Pengobatan dengan antipiretik, bekerja dengan cara menghambat produksi

prostaglandin E2 di hipotalamus anterior. Contohnya adalah parasetamol, aspirin

dan obat anti inflamasi non steroid (ibuprofen).(Davis dan Phair, 2004)

BAB III

PEMBAHASAN

Pada scenario 3 blok Premedical Science in Pathological Setting ini akan membahas tentang

demam, terkait mekanisme, penyebab serta penatalaksanaanya. Pada scenario disebutkan

bahwa pada suatu pagi Dea, mahasiswi kedokteran semester satu, mengeluh demam dan

menggigil. Demam merupakan suatu tanda penyakit tertua dan universal yang terjadi tidak

hanya pada mamalia, tetapi juga dialami oleh burung, reptilia, amfibi, dan ikan.

Demam (fever, febris) adalah kenaikan suhu tubuh di atas variasi sirkadian yang

normal sebagai akibat dari perubahan pusat termoregulasi yang terletak dalam hipotalamus

anterior. Suhu tubuh normal dapat dipertahankan, ada perubahan suhulingkungan, karena

adanya kemampuan pada pusat termoregulasi untuk mengatur keseimbangan antara panas

yang diproduksi oleh jaringan, khususnya oleh otot dan hati, dengan panas yang hilang terjadi

peningkatan suhu dalam tubuh. Suhu oral normal adalah 35,8°C-37,3°C (96,5°- 99,2°F).

Suhu rektal lebih tinggi sekitar 0,3–0,5°C (0,5°-1°F).

Penyebab demam bermacam-macam, tetapi secara umum demam disebabkan adanya

infeksi, sedangkan yang lainnya dapat disebabkan oleh racun, kanker, penyakit autoimun, dan

lain-lain. Demam infeksi ini disebabkan masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh, seperti

jamur, bakteri,dan virus. Mikroorganisme ini masuk ke dalam tubuh umumnya memiliki

suatu zat toksin yang dikenal dengan pirogen eksogen. Dengan masuknya mikroorganisme

tersebut, tubuh akan berusaha melawan dan mencegahnya dengan sistem imun berupa

leukosit, makrofag, dan limfosit untuk memakannya (fagositosis). Adanya fagositosis ini,

sistem imun akan mengeluarkan zat kimia yang dikenal sebagai pirogen endogen (khususnya

IL-1) yang berfungsi sebagai anti infeksi. Pirogen endogen yang keluar, selanjutnya akan

merangsang sel-sel endotel hipotalamus (sel penyusun hipotalamus) untuk mengeluarkan

Page 7: Demam

substansi asam arakhinodat yang dibantu oleh enzim fosfolipase A2. Asam arakhinodat akan

memicu pengeluaran prostaglandin E2 dengan campur tangan dari enzim siklooksigenase

(COX). Prostglandin selanjutnya akan mempengaruhi kerja dari hipotalamus karena

hipotalamus yang berperan sebagai termostat (pengatur suhu). Hipotalamus yang akan

mengetahui berapa suhu tubuh yang seharusnya dan akan mengirim pesan ke tubuh untuk

menjaga suhu tetap stabil dan senantiasa berada dalam batas normal. Di hipotalamus terdapat

dua pusat pengaturan suhu, yaitu regio anterior diaktifkan oleh rasa hangat, sedangkan regio

posterior diaktifkan oleh rasa dingin. Adanya gangguan pirogen endogen yang mengacaukan

fungsi hipotalamus, menyebabkan hipotalamus akan meningkatkan titik patokan suhu tubuh

di atas normal sekitar di atas 37°C.

Demam yang dialami Dea adalah demam yang terus-menerus, tidak mengalami

penurunan meski sudak diberikan penanganan berupa kompres dan obat. Berdasarkan

tinjauan pustaka yang telah kita bahas pada bab sebelumnya demam Dea ini termasuk dalam

tipe demam kontinyu. Dalam penanganan yang telah dilakukan oleh Dea sebenarnya sudah

tepat yaitu dengan kompres serta pemberian obat. Tetapi lebih baiknya kompres dengan air

hangat. Fungsi kompres ini adalah menyebabkan vasodilatasi perifer, sehingga panas tubuh

dapat keluar melalui pori-pori kulit, baik dalam bentuk uap maupun keringat. Adanya

pengeluaran panas ini diharapkan suhu tubuh dapat diminimalisir. Obat yang paling tepat

diberikan yaitu antipiretik, antara lain parasetamol, aspirin, ibufroten dan lain-lain. Tapi pada

kenyataannya demam Dea tidak kunjung reda, hal ini mungkin disebabkan karena

penanganan yang kurang tepat, seperti kompres yang diberikan berupa kompres dingin atau

bias juga karena obat yang diminum tidak berupa obat antipiretik seperti yang dianjurkan

untuk penanganan demam.

Pada saat Dea mengeluh demam dan menggigil, kakak tingkatnya diperiksa suhu tubuhnya menggunakan thermometer pada axillanya. Pengukuran suhu tubuh pada umumnya dapat dilakukan pada tiga tempat, yaitu oral, rectal dan axilla. Untuk orang dewasa pada umunya menggunakan pemeriksaan suhu axilla yang memiliki selisih 0,6 derajat Celcius lebih rendah daripada suhu oral. Hasil pemeriksaan yang didapat yaitu 39 derajat Celsius. Berdasarkan hasil tinjuan pustaka, suhu pada derajat ini termasuk dalam derajat demam, yang harus diberikan penanganan. Namun apabila penanganan yang telah dilakukan seperti yang telah dilakukan Dea tidak kunjung memberikan penurunan suhu, sebaiknya segera berobat ke dokter agar diberikan penanganan medis yang tepat sesuai prosedur yang telah ditetapkan.

Page 8: Demam

DAFTAR PUSTAKA

Davis, A.T dan Phair, J.P., 2004. The Biologic and Clinical Basis of Infectious by Shulman,

Phai, Sommer. 4th ed. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Guyton & Hall. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC

Juliana, D. 2008. Uji Efek Antipiretik Infusa Daun Asam Jawa (Tamrindus indica ) pada

Kelinci Putih Jantan Galur New Zealand. Surakarta : FF UMS

Mims, C.A., 2001. The Pathogenesis of Infectious Disease. 4th ed. Jakarta: Salemba Medika.

Price dan Wilson. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Ed: Ke-6.

Jakarta: EGC.

Samuelson, J. 2007. Buku Ajar Patologi oleh Kumar V., Cotran R.S., Robbins S.L. vol. 1. 7th

ed. Jakarta: EGC.

Sheerwood, L. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Edisi 2. Jakarta : EGC

Nelwan. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : FKUI